1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Studi Awal Ada beberapa metode

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Studi Awal
Ada beberapa metode mengukur konduktivitas listrik pada suatu material. namun
demikian, pengukuran yang paling popular adalah menggunakan metode four-point probe
measurement (Bowler, J.R. and Bowler, N., 2007; Bowler, N. and Huang, Y., 2005; Panta,
G.P. and Subedi, D.P., 2012; Tehrani, S.Z., et al., 2012). Metode tersebut dianggap paling
baik karena mempunyai ketelitian yang sangat tinggi terutama pada material semikonduktor
(Bergman, T.L., et al., 2011; Fergus, J.W., 2012; Ohtaki, M., 2010). Bahan semikonduktor
memiliki konduktivitas listrik yang rendah karena memiliki hambatan (resistivity) yang tinggi
yaitu sekitar 108 Ω/cm (Li, J.C., et al., 2012). Penelitian tentang pengukuran konduktivitas
dan resistivity semikonduktor menggunakan metode four-point probe sudah banyak
dilakukan. Namun demikian, pengukuran konduktivitas listrik temperatur tinggi mencapai
677˚C seperti pada material Co1-xPdxSb3/Co1-xNixSb3 (Alleno, E., et al., 2013) dan
material Sr0.29CoO2 pada suhu 500°C (Liu, J., et al., 2013) masih belum banyak diteliti.
Karena material semikonduktor yang biasa digunakan untuk termoelektrik mempunyai suhu
operasi yang rendah antara lain Mg2Si1−xSnx suhu 380˚C (Song, R.B., et al., 2007), Ag-PbSe-Te suhu 400°C, (Min, Z., et al., 2007), (Bi,Sb)2(Te,Se)3 temperature ruang (Navone, C.,
et al., 2010), dan WO3/CoSb3 suhu 377°C (Zhao, D., et al., 2013).
Pembawa muatan dalam material semikonduktor termoelektrik akan bergerak ketika
ada perbedaan suhu antara sisi yang satu dengan yang lainnnya. Pembawa muatan dalam
semikonduktor tipe-p membawa muatan positif dari sisi yang panas ke sisi yang dingin
sedangkan semikonduktor tipe-n membawa muatan negatif (Hilaal, A. and Seeram, R., 2012;
Kasap, S.O., 2001). Hal ini berpengaruh pada nilai koefisien Seebeck dari material
semikonduktor tersebut yaitu untuk tipe-p bernilai positif dan tipe-n bernilai negatif.
Koefisien Seebeck yang dihasilkan merupakan besarnya perbedaan tegangan yang berbanding
lurus terhadap perubahan temperatur (Chena, Z.-G., et al., 2012).
1
2
Setiawan, I., et al. (2009) membahas tentang pengukuran konduktivitas listrik dengan
menggunakan metode induksi dan penabiran magnet. Metode ini dilakukan karena pengukuran
material konduktor yang baik jika menggunakan metode four-point probe kemungkinan akan
terjadi hubungan arus pendek yang menjadikan nilainya tidak akurat. Pengukuran konduktivitas
listrik konduktor logam dengan menggunakan spesimen uji aluminium dan kuningan dan
didapatkan nilai yang kurang dari 9% dari nilai referensi.
Panta, G.P. and Subedi, D.P. (2012) melakukan pengujian terhadap aluminium film tipis
dengan ketebalan 0.1483 µm sd 0.224 µm yang dihasilkan dari proses kimia menggunakan
vacuum box coater BC 300 yang diendapkan di permukaan kaca. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan metode four-point probe dan dihasilkan nilai resistivity dan conductivity pada
ketebalan 0.1483 µm adalah 83.42x10−8 ± 11x10−8 Ωm dan 1.20x106 ± 0.14x106 σ(mho/m)
dan pada ketebalan 0.224 µm adalah sebesar 31.28x10−8 ± 4.0x10−8 Ωm dan 3.20x106 ±
0.82x106 σ(mho/m) yang menunjukkan semakin tebal material sampel nilai konduktivitas
listriknya akan mengalami kenaikan.
Bowler, N. and Huang, Y. (2005) membahas tentang pengukuran plat metal menggunakan
metode eddy current dan four-point probe dengan hasil bahwa kedua teknik ini menimbulkan
error yang lebih kecil dalam pengukuran konduktivitas (2% untuk kuningan dan stainless steel)
dan tanpa perlu kalibrasi pada spesimen. Selain itu, pengukuran four-point probe untuk
permeabilitas magnetik dengan karakteristik frekuensi tertentu dan dapat digunakan untuk
mengukur konduktivitas logam besi. Sebagai contoh, konduktivitas pelat baja.
1.2 Dasar Teori
Hukum ohm
Besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar atau konduktor akan berbanding
lurus dengan beda potensial / tegangan yang diterapkan kepadanya dan berbanding terbalik
dengan hambatan. Secara matematis dari peryataan hukum Ohm tersebut dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Persamaan Error! No text of specified
style in document..1 Hukum Ohm
3
V adalah besarnya tegangan dengan satuan Volt, I adalah besarnya arus dengan satuan Ampere
dan R adalah besarnya hambatan dengan satuan Ohm.
Karakteristik material
Material alami maupun buatan yang terdapat di alam dibagi menjadi material konduktor,
isolator dan semikonduktor. Ketiga material tersebut mempunyai nilai konduktivitas listrik yang
berbeda dan nilai dari konduktivitas listrik dari material tersebut dapat dilihat dari Gambar
Error! No text of specified style in document..1.
Gambar Error! No text of specified style in document..1 Spektrum konduktivitas listrik dan
Resistivitas
Material konduktor mempunyai nilai konduktivitas listrik antara (106 − 103 ) material
semikonduktor antara (10−8 − 103 ) dan material isolator antara (10−9 − 10−15 ). Resistansi
suatu material bergantung pada panjang, luas penampang lintang, tipe material dan temperature
(Irzaman, et al., 2010).
a) Konduktor.
Konduktor adalah material yang mempunyai konduktivitas listrik yang sangat baik,
dikarenakan mempunyai karakteristik pita energi yang tidak stabil. Pada Gambar Error! No text
of specified style in document..2 menunjukan diagram pita energi material Na dengan
konfigurasi atom Na adalah 1𝑠 2 , 2𝑠 2 , 2𝑝6 , 3𝑠1 .
4
Gambar Error! No text of specified style in document..2 Diagram pita energi padatan Na
Pada atom Na orbital 3𝑠1 yang seharusnya dapat memuat 2 elektron hanya terisi 1 elektron;
inilah elektron valensi atom Na. Oleh karena itu pita energi 3𝑠1 pada padatan Na hanya setengah
terisi, dan disebut pita valensi. Orbital berikutnya 3𝑠1
tidak terisi elektron (kosong). Pada
temperatur kamar elektron di sekitar tingkat energi Fermi mendapat tambahan energi dan mampu
naik ke orbital di atasnya yang masih kosong. Elektron yang naik ini relatif bebas sehingga
medan listrik dari luar akan menyebabkan elektron bergerak dan terjadilah arus listrik. Oleh
karena itu material dengan struktur pita energi seperti ini, di mana pita energi yang tertinggi tidak
terisi penuh, merupakan konduktor yang baik
b) Isolator.
Kebalikan dengan konduktor, isolator merupakan material yang tidak mudah menghantarkan
arus listrik. dilihat dari diagram pita energi pada isolator Gambar Error! No text of specified
style in document..3 menujukan bahwa pita valensi paling luar terisi penuh sehingga
mempunyai sifat yang stabil.
.
Gambar Error! No text of specified style in document..3 Diagram pita energi material isolator
Karena pita valensi terisi penuh maka elektron dalam pita ini tidak dapat berganti status. Satusatunya cara untuk berganti status adalah dengan melompati celah energi dan masuk ke pita
konduksi. Namun jika celah energi cukup lebar, beberapa eV, perpindahan ini hampir tidak
mungkin terjadi kecuali ditambahkan energi yang cukup besar misalnya dengan pemanasan.
5
Material yang memiliki diagram pita energi seperti ini tidak mudah menghantarkan arus listrik;
mereka termasuk dalam kelompok material isolator seperti misalnya intan, quartz, dan
kebanyakan padatan dengan ikatan kovalen dan ikatan ion.
c) Semikonduktor.
Diagram pita energi untuk material semikonduktor mirip dengan material isolator akan
tetapi berbeda pada lebar celah energi-nya. Celah energi pada semikonduktor hanya sekitar 1 eV.
Germanium dan silikon adalah material semikonduktor. Konfigurasi atom Ge [Ar] 3𝑑10 4𝑠 2 4𝑝2
dan Si [Ne] 3𝑠 2 3𝑝2 kedua macam atom ini memiliki 4 elektron di tingkat energy terluarnya.
Gambar Error! No text of specified style in document..4 Diagram pita energi semikonduktor.
Karena celah energi sempit maka jika temperatur naik, sebagian elektron di pita valensi naik ke
pita konduksi dengan meninggalkan tempat kosong (hole) di pita valensi. Keadaan ini
digambarkan pada Gambar Error! No text of specified style in document..4 baik elektron yang
telah berada di pita konduksi maupun hole di pita valensi akan bertindak sebagai pembawa
muatan untuk terjadinya arus listrik. Konduktivitas listrik naik dengan cepat dengan naiknya
temperatur. Konduktivitas listrik tersebut di atas disebut konduktivitas intrinsik. Konduktivitas
material semikonduktor juga dapat ditingkatkan dengan penambahan atom asing tertentu
(pengotoran, impuriti) atau disebut donor.
6
Standar pengujian konduktivitas listrik
Standar pengujian konduktivitas listrik yang digunakan adalah American Society for Testing
Materials (B193-87, A., 2004). Penerapan standar digunakan untuk material konduktor.
Hambatan material logam akan meningkat secara linier searah dengan kenaikan temperatur,
berbanding terbalik dengan bahan semikonduktor. Perubahan hambatan dapat dihitung dengan
koefisien suhu resistivitas material menggunakan persamaan berikut:
0
( −
0)
1
Persamaan Error! No text of specified
style in document..2
Dimana T adalah temperatur,
hambatan pada temperatur
0,
0
adalah temperatur referensi (temperatur ruang),
dan
0
adalah
koefisien temperatur. Sedangkan nilai resistivity material
logam dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut:
( )
Persamaan Error! No text of specified
style in document..3
Dimana
adalah resistivity dengan satuan Ω.cmil/ft atau Ω.𝑚𝑚2 /m, A adalah luas penampang
dengan satuan cmil atau 𝑚𝑚2 , L adalah panjang dengan satuan m dan R adalah hambatan
dengan satuan Ω. Persamaan 2.3 didapatkan pada pengukuran suatu poros konduktor Gambar
Error! No text of specified style in document..5 a sama halnya hambatan, maka nilai resistivity
material konduktor juga meningkat dengan meningkatnya temperatur Gambar Error! No text of
specified style in document..1 b.
a. Resistivity material konduktor
b.Resistivity vs Temperatur konduktor
Gambar Error! No text of specified style in document..5 Karakteristik Konduktor
7
Four-point probe method.
Untuk mengukur konduktivitas listrik material dengan ukuran yang sangat besar ( d >> s )
dan sampel yang sangat tipis ( t << s ) dimana d adalah diameter sampel dan t adalah tebal
sampel serta s adalah jarak antar probe. Nilai resistivity dapat dicari dengan persamaan berikut:
(2)
( )
4.5324
Persamaan Error! No text of specified
( )
style in document..4
Sehingga untuk sampel dengan ukuran yang sangat besar dan mengabaikan ketebalan sample
persamaan tersebut dapat digunakan akan tetapi correction factor tetap digunakan sehingga
didapatkan persamaan berikut (Smith, F.M., 1957):
(2)
( )
1 2
4.5324
( )
Persamaan Error! No text of specified
1 2
style in document..5
Untuk ukuran sampel yang terbatas dengan ketebalan tertentu maka digunakan persamaan yang
berbeda dengan tetap menggunakan correction factor (Yilmaz, S., 2015):
2 𝑠( )
Persamaan Error! No text of specified
1 2
style in document..6
Dimana  adalah resistivity listrik (/m), V adalah beda potensial listrik (volt), I adalah kuat arus
(A),
1
adalah correction factor 1 dan
2
adalah correction factor 2. Nilai dari correction factor
yang pertama dilihat dari aspek penempatan sample uji dengan alas yang bersifat konduktif atau
non-konduktif. Nilai
1
1 untuk alas non-konduktif dengan t << s. Sedangkan untuk alas
konduktif dengan persamaan berikut:
1
8
𝑠2
(2) ( 2 )
3
Persamaan Error! No text of specified
style in document..7
Jika t >> s maka untuk alas konduktif dan non-konduktif dapat dicari dengan persamaan berikut:
𝑠
Persamaan Error! No text of specified
2 (2) ( )
1
style in document..8
Cara pengukuran correction factor berikutnya adalah dengan cara melihat grafik Gambar Error!
No text of specified style in document..6 (Smith, F.M., 1957). Pengukuran dilakukan dengan
cara menarik garis lurus secara horizontal hingga menyentuh garis bagian atas kemudian
8
menentukan nilai dengan menarik garis kearah samping kanan atau kiri. Garis lengkung pada
grafik terbagi atas dua kategori yaitu t >>s atau t << s.
Gambar Error! No text of specified style in document..6 Grafik correction factor 1
Correction factor yang kedua adalah untuk luas area terbatas, berbentuk lingkaran atau kotak
gambar 2.7 (Smith, F.M., 1957). Dimana d adalah diameter pada bentuk lingkaran dan s adalah
jarak antar probe maka jika d/s >> 1 nilai dari corection factor≈ 1.
a.
Sampel kotak
b. Sampel lingkaran
Gambar Error! No text of specified style in document..7 4-Point Probe Method
9
Untuk menentukan besarnya correction factor ada dua cara, dengan menggunakan Tabel Error!
No text of specified style in document..1 geometri factor kotak, Tabel Error! No text of
specified style in document..2 untuk lingkaran atau dengan menggunakan grafik pada Gambar
Error! No text of specified style in document..8. Penggunaan grafik dilakukan dengan cara
menarik garis lurus secara horizontal pada nilai (d/s) untuk lingkaran atau nilai (a/d, d/s) untuk
sampel kotak sampai menyentuh garis lengkung bagian atas. Nilai correction factor didapatkan
dengan menarik garis kearah samping kanan maupun kiri.
Tabel Error! No text of specified style in document..1 Geometri factor 4-point probe kotak
(Smith, F.M., 1957)
No
d/s
a/d =1
a/d=2
a/d=3
a/d≥4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1
1,25
1.5
1,75
2
2,5
3
4
5
7,5
10
15
20
40
∞
2,4575
3,1137
3,5098
4,0095
4,2209
4,3882
4,4516
4,512
4,5324
1,4788
1,7196
1,9454
2,3532
2,7
3,2246
3,5749
4,0361
4,2357
4,3947
4,4553
4,5129
4,5324
0,9988
1,2467
1,4893
1,7238
1,9475
2,3541
2,7005
3,2248
3,575
4,0362
4,2357
4,3947
4,4553
4,5129
4,5325
0,9994
1,2248
1,4893
1,7238
1,9475
2,3541
2,7005
3,2248
3,575
3,0362
4,2357
4,3947
4,4553
4,5129
4,5324
Tabel Error! No text of specified style in document..2 Geometri factor 4-point probe
Lingkaran (Smith, F.M., 1957)
No
1
2
3
4
5
6
7
d/s
3
3,448
4
5
6,061
7,5
8,696
Faktor
0,5
0,5734
0,6462
0,7419
0,8089
0,8665
0,8972
No
9
10
11
12
13
14
15
d/s
12,5
15
20
28,57
40
100
Infinite
Faktor
0,9475
0,9628
0,9788
0,9895
0,9945
0,9991
1
10
8
10
0,9675
16
Tabel Error! No text of specified style in document..2 adalah nilai dari geometry factor untuk
spesimen uji berbentuk lingkaran, dimana d adalah diameter sample (mm) dan s adalah jarak
antar probe (mm). Sebagai contoh sebuah sampel mempunyai diameter 10 mm dengan jarak
antar probe 1 mm maka correction factor yang digunakan bernilai 0.9204. Pengukuran untuk
spesimen dengan ukuran 100 x s dilakukan pada pusat spesimen menghasilkan nilai 0.1% lebih
besar. Sedangkan untuk spesimen dengan diameter 40 x s didapatkan nilai yang lebih sebesar
1%.
Gambar Error! No text of specified style in document..8 Grafik correction factor 2
11
Konduktivitas listrik
Sifat konduktivitas listrik material dipengaruhi oleh nilainya resistivity material tersebut.
Nilai dari resistivity berbanding terbalik dengan konduktivitas listrik nya (Snyder, G.J. and
Tobrer, E.S., 2008):
1
Persamaan Error! No text of specified
style in document..9
σ adalah konduktivitas listrik dengan satuan Siemen/m, ρ adalah resistivity dari material
semikonduktor dengan satuan Ω/m. Semakin besar nilai resistivity suatu material maka semakin
kecil nilai konduktivitas listriknya
Penelitian tentang pengaruh temperatur terhadap resistivity dengan material stainless steel
301L dilakukan. Dan didapatkan bahwa nilai resistivity berbanding lurus dengan naiknya
temperatur (Saint-Sulpice, L., et al., 2014).
Analisa ketidakpastian
Suatu alat ukur mempunyai nilai kepresisian yang berbeda semakin presisi alat ukur tersebut
maka hasilnya akan jauh lebih baik. Hasil pengukuran dengan menggunakan alat uji
konduktivitas listrik menggunakan nanovoltmeter dengan nilai kepresisian 0,02% dan multimeter
digital dengan kepresisian 2%. Penggunaan persamaan pada pencarian nilai resisitivity ( )
adalah sebagai berikut:
2 𝑠( )
Dari persamaan 2.10 dapat kita lihat bahwa ada tiga variable yang memungkinkan terjadinya
kesalahan dalam pengukuran, yaitu jarak antar probe (S), besarnya tegangan (V) dan besarnya
arus yang terukur (I). Sehingga ketidakpastian dapat diukur sebagai berikut:
2 𝑠
Persamaan 1:
2 𝑠
𝑠
2
𝑠
12
Persamaan 2:
2 𝑠
2 𝑠
Persamaan 3:
2 𝑠
2 𝑠
2
Kemudian diperoleh:
𝑠
𝑠
2
𝑠
2 𝑠
2
2 𝑠
2
2 𝑠
𝑠
−
2 𝑠
2
Sehingga, dimasukkan persamaan:
2 𝑠
2
𝑠
2 𝑠
2 𝑠
1
𝑠
𝑠
1
−
2 𝑠
2
2 𝑠
1
(− )
Maka, ketidakpastian dari resistivity didapatkan dengan persamaan sebagai berikut:
√(
𝑠 2
)
𝑠
2
(
)
2
(
)
Persamaan Error! No text of specified
style in document..10
Pembuatan Alat uji konduktivitas
a) Furnace
Raharjo, W.P. and Kusharjanta, B. (2013) meneliti rancang bangun pemanas induksi
berkapasitas 600 W untuk proses perlakuan panas material baja (steel). Hasilnya menunjukkan
13
bahwa temperatur maksimum pada permukaan spesimen yang dipanaskan mencapai 743˚C
dengan pemanasan selama 5 menit. Pemanas induksi dirancang dengan beberapa komponen yang
dirangkai menjadi satu, yang dapat dibagi atas bagian power supply, pembangkit arus bolak-balik
dan kumparan kerja.
b) Thermocouple
Thermocouple adalah instrumen yang terdiri dari dua konduktor yang berbeda (biasanya
paduan logam) yang menghasilkan tegangan, sebanding dengan perbedaan suhu, antara kedua
ujung dua konduktor. Penggunaan paduan logam yang berbeda menghasilkan kemampuan
pembacaan suhu yang berbeda, beberapa tipe dari termokopel dengan jenis materialnya dapat
dilihat pada Tabel Error! No text of specified style in document..3.
Tabel Error! No text of specified style in document..3 Jenis Thermokopel
STANDARD COLOR
CODE
METAL
IDENTIVICATION
MAX. USEFULL
RANGE
TYPES
POSITIVE
NEGATIVE
POSITIVE
NEGATIVE
Pt(30%Rh)
Pt(6%Rh)
GREY
RED
CHROMEL
CONSTATN
VIOLET
RED
IRON
CONSTATN
WHITE
RED
MAGNETIC
LEAD
STIFFEN
LEAD
TEMP(°C)
Emf(Mv)
"+VE
0-1700
0-12.4
-200 to
900
-8.8 to
68.8
B (OXIDES)
E (NONMAGNETIC)
J
"+VE
0-750
0-42.3
-270 to
1300
-4.3 to
47.5
-200 to
1250
-6.0 to
50.6
N
NICROSIL
NISIL
ORANGE
RED
K
CHROMEL
ALLUMEL
YELLOW
RED
R
Pt(13%Rh)
Pt
BLACK
RED
"+VE
0-1450
0-16.7
S
Pt(10%Rh)
Pt
BLACK
RED
"+VE
0-1450
0-15.0
T
CU
CONSTATN
BLUE
RED
-200 to
350
-5.6 to
17.8
C
W(5%Re)
W(26%Re)
WHITE
RED
0-2320
0-38.6
"-VE
c) Resistance Thermometer Detector
Resistance thermometer detector (RTD) adalah sensor suhu yang pengukuranya
menggunakan prinsip perubahan resistansi atau hambatan listrik logam yang dipengaruhi oleh
perubahan suhu. Kebanyakan RTD elemen terdiri dari panjang halus kawat melingkar yang
14
dibungkus di sekitar inti keramik atau kaca. Elemen ini biasanya relatif rapuh, sehingga
umumnya dipasang dalam selubung untuk melindunginya. Ada beberapa macam RTD Tabel
Error! No text of specified style in document..4 seperti: Platinum (Paling popular dan akurat),
Nikel, Tembaga, Balco (Jarang), Tungsten (Jarang).
Tabel Error! No text of specified style in document..4 Berbagai jenis RTD
METAL
RESISTIVITY ohm/cmf
Cmf = Circular Mil Foot
Gold (Au)
Silver (Ag)
Copper (Cu)
Platinum (Pt)
Tungsten (W)
Nickel (Ni)
13
8,8
9,26
59
30
36
RTD adalah salah satu yang paling akurat untuk sensor suhu. Sehingga tidak hanya memberikan
akurasi yang baik, tetapi juga menyediakan excellent stabilitas dan pengulangan. RTDs relatif
kebal terhadap kebisingan listrik dan karena itu cocok untuk pengukuran suhu di lingkungan
industri, terutama di sekitar motor, generator dan peralatan tegangan tinggi lainnya.
Tabel Error! No text of specified style in document..5 Perbedaan Thermocouple dan RTD
ATTRIBUTES OF THE TEMPERATURE SENSOR
PARAMETER/CRITERIA
THERMOCOUPLE
RTD
Typical Measurement
Range
Interchangeability
Long-term Stability
Accuracy
Repeatability
Sensitivity (output)
Response
Linearity
Self-Heating
Tip (end) Sensitivity
Lead Effect
Size/Packaging
-450 °F (-267 °C) to
+4200 °F (2316 °C)
Good
Poor to Fair
Medium
Poor to Fair
Low
Medium to Fast
Fair
No
Excellent
High
small to Large
-400 °F (-240 °C) to
+1200 °F (649 °C)
Excellent
Excellent
High
Excellent
Good
Good
Good
Low
Fair
Medium
Medium to Small
15
d) Isolator
Untuk menjaga suhu di dalam pemanas tidak keluar dibutuhkan bahan isolator yang mampu
menahan temperatur yang tinggi atau dengan nilai konduktivitas termal yang kecil seperti;
material calcium silicate, bata merah, kaca, atau keramik.
Calcium silicate digunakan sebagai bahan isolasi pada temperatur tinggi karena mempunyai
konduktivitas thermal 0,0846 𝑀−1 𝐾 −1 . Penelitian dilakukan dengan cara mengukur
konduktivitas thermal material calcium silicate antara suhu 300K – 1100K didapatkan nilai
konduktivitas termal yang semakin menurun Tabel Error! No text of specified style in
document..6 (Ebert, H.-P. and Hamburger, F., 2011).
Tabel Error! No text of specified style in document..6 Effective total thermal conductivity
TEMPERATURE (K)
EFFECTIVE TOTAL THERMAL
CONDUCTIVITY (W 𝑀−1 𝐾 −1 )
300
400
500
600
700
800
900
1000
1100
0,0846 ± 0,0030
0,0919 ± 0,0038
0,101 ± 0,005
0,110 ± 0,005
0,122 ± 0,006
0,133 ± 0,006
0,146 ± 0,008
0,157 ± 0,009
0,173 ± 0,012
Halauddin (2006) melakukan penelitian pengukuran konduktivitas termal bata merah pejal
yang berasal dari daerah yang berada di provinsi Bengkulu. Dari penelitian tersebut didapatkan
nilai konduktivitas termal paling tinggi dari daerah Nakau 0,380 JK dan paling rendah didapat
dari daerah Pekik nyaring 0.15 JK. Dari nilai yang didapatkan mengindikasikan bahwa bata
merah pejal sangat layak dijadikan bahan isolator pada temperatur tinggi.
Download