Vektor Besaran skalar dan vektor 1.1 Besaran skalar adalah besaran-besaran fisika atau kimia yang hanya memiliki harga mutlak (harga absolut) dan tidak memiliki arah tertentu. Contoh besaran skalar adalah : 1. Waktu (t) 2. Temperatur (T) 3. Volume (V) 4. Resistansi (R) 5. Kapasitansi (C) Besaran vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan arah dalam ruang. Contohnya adalah : 1.Gaya (F) 2.Kecepatan (v) 3.Percepatan.(a) Kemudian, dalam besaran skalar dan besaran vektor terdapat medan skalar dan medan vektor. Sebuah medan (skalar atau vektor) dapat didefinisikan secara matematis sebagai fungsi dari vektor yang menghubungkan titik asal dengan titik sembarang dalam ruang .Contoh medan skalar adalah temperatur dalam semangkuk sup. Sedangan contoh dari medan vektor adalah medan gravitasi dan medan magnetik bumi. Nilai besaran medan pada umumnya berubah terhadap waktu dan kedudukan dalam ruang. 1.2 Aljabar vektor Aljabar vektor terdiri dari perkalian antara besaran skalar dengan besaran vektor penjumlahan atau pengurangan dua atau lebih besaran vektor, perkalian titik atau perkalian skalar antara dua besaran vektor, dan perkalian vektor antara dua atau lebih vektor. Perkalian bilangan skalar dengan vektor Perkalian bilangan skalar dengan suatu besaran vektor akan menghasilkan sebuah vektor baru, yang arahnya tidak berubah tetapi harga absolut vektor baru tersebut adalah harga vektor sebelumnya dikalikan dengan bilangan skalar tadi. Perkalian bilangan skalar dengan besaran vektor mengikuti hukum-hukum berikut ini: Hukum Asosiatif : (k + l)(A + B) = k(A + B) + l(A + B), k dan l adalah bilangan skalar. Hukum Distributif : (k + l)(A + B) = kA + kB + lA + lB Pejumlahan dua vektor atau lebih Penjumlahan sembarang vektor A dan sembarang vektor B akan menghasilkan vektor baru C yang mengikuti hukum-hukum berikut ini : Hukum komutatif A+B=B+A=C Secara grafik vektor C adalah diagonal dari jajaran genjang yang sisi-sisinya adalah vektor A dan vektor B. Dengan demikian, harga absolut vektor C ditentukan oleh harga absolut vektor A, harga absolut vektor B, dan sudut antara vektor A dan vektor B, dengan demikian harga absolut vektor C akan mengikuti aturan cosinus berikut ini : C = (A2 + B2 + 2AB cos )1/2 Hukum Asosiatif : (A + B) + C = A + (B + C) = (A + C) + B Perkalian titik antara dua vektor Perkalian titik antara sembarang vektor A dengan sembarang vektor B akan menghasilkan besaran skalar . Sifat perkalian titik ini mengikuti hukum komutatif : A.B=B.A=C = |A| |B| cos Dimana adalah sudut yang dibentuk oleh vektor A dan B. Perkalian titik antara sembarang vektor A dengan sembarang vektor B dalam sistem koordinat kartesian tiga dimensi adalah : A.B ( Ax a x A y a y Az a z )( B x a x B y a y B z a z ) Ax B x A y B y Az B z ( A 2 x A 2 y A 2 z ) . ( B 2 x B 2 y B 2 z ) cos Sehingga sudut antara sembarang vektor A dan sembarang vektor B adalah : Ax B x Ay B y Az B z AB cos 1 Produk Titik antara Vektor Satuan Sistem Koordinat Karesian dengan Sistem Koordinasi Silinder : ax.a = cos , ax.a = - sin , ax. az = 0 ay.a = sin , ay.a = cos , ay. az = 0 az.a = 0, ay.a = 0, az. az = 1 Produk Titik antara Vektor Satuan Sistem Koordinat Kartesian dengan Sistem Koordinasi Bola ax . ar = sin cos , ax.a = cos cos , ax . a = - sin ay . ar = sin sin , ay.a = cos cos , ay . a = cos az . ar = cos , az.a = - sin , az . a = 0 Perkalian Silang antara Dua Vektor Perkalian Silang (cross product) antara dua vektor yang berlainan jenis besaran fisiknya akan menghasilkan vektor baru yang jenis besaran fisiknya juga berbeda. Sebagai contoh, perkalian silang antara vektor momen magnetik m dengan vektor rapat fluks magnetik B akan menghasilkan vektor energi torsi magnetik T. Jika vektor m memiliki satuan ampere meter2 dan vektor rapat fluks magnetik B meiliki satuan tesla (T), maka vektor torsi magnetik memiliki satuan Joule T = m X B Joule Perkalian silang antara vektor kecepatan v dari muatan titik Q dengan vektor rapat fluks magnetik B yang serbasama (homogen) menghasilkan vektor gaya Lorenz persatuan muatan. Perkalian silang antara vektor arus listrik I yang mengalir pada kawat lurus sepanjang l dengan vektor rapat fluks B yang serbasama disekitar kawat lurus yang dialiri arus I akan mnghasilkan vektor gaya per satuan panjang, yang juag sering disebut vektor gaya Lorenz persatuan panjang. Vektor momen torsi mekanik T adalah perkalian silang antara vektor jarak r dengan vektor gaya F. Demikian juga, vektor poynting P adalah produk silang antara vektor kuat medan listrik E dengan Vektor kuat medan Magnetik H. P = E x H Wm-2 Secara umum, perkalian silang antara sembarang vector A dengan sembarang vector B akan menghasilkan vector C, namun perkalian ini tidak bersifat komutatif, karena : A x B = -B x A = C.Dimana vector C tegak lurus dengan vector A dan juga tegak lurus vector B . C A dan C B .Harga absolute vector C adalah C = A B sin dimana adalah sudut antara vector A dan vector B . 1.3. Vektor Jarak Vektor jarak dari sebuah titik ke titik lain atau vektor jarak dari sebuah titik ke sebuah bidang tertentu penting dipelajari karena kita akan membutuhkannya dalam pemecahan persoalan-persoalan tertentu. Vektor Jarak dari titik ke titik Vektor jarak dari sembarang titik A (xA, yA, zA) ke sembarang titik B (xB, yB ,zB ) adalah rAB = (xB-xA)ax + (yB-yA)ay + (zB-zA)az Sedangkan vektor jarak dari sembarang titik B (xB, yB ,zB ) ke sembarang titik A (xA, yA, zA) adalah rBA = (xA-xB)ax + (yA-yB)ay + (zA-zB)az Vektor Jarak dari Titik ke Bidang Misalkan kita ingin mengetahui vektor jarak dari sembarang titik P (xp,yp,zp) ke sembarang bidang u: Ax+By+Cz =D, kita memerlukan titik-titik potong antara bidang u dengan sumbu –x, sumbu –y, dan sumbu –z yang secara berturut-turut adalah : D/A, y =D/B, dan z = D/C. Ambil jarak titik asal O ke bidang u = a, cos = a A/D; cos = a B/D; cos = a C/D. Vektor satuan normal u a N cos a x cos a y cos a z Aa x D Ba y D aCa z D Vektor garis normal N disepanjang aN’, atau vektor jarak bidang u ke titik asal O adalah ruo Aa x D Ba y D aCa z D Bidang yang melalui titik ( xp, yp, zp) dan sejajar bidang u adalah bidang w. Ax + By +Cz = Axp + Byp + Czp = D’ Vektor garis normal N disepanjang aN’, atau vektor jarak bidang u ke titik asal O adalah ruo Aa x D Ba y D aCa z D Bidang yang melalui titik ( xp, yp, zp) dan sejajar bidang u adalah bidang w. Ax + By +Cz = Axp + Byp + Czp = D’ Dari persamaan(1.4) diperoleh a N = cos2 + cos2 + cos2 = 1 Maka 2 2 2 aA aB aC 1 D D D Atau D2 a 2 A B2 C 2 1/ 2 Kita misalkan a ' adalah jarak dari bidang w ke titik asal O, maka a' A D' 2 B2 C 2 1/ 2 Ax p Bx p Cy p A 2 B2 C 2 1/ 2 Jadi scalar dari titk P ke bidang u adalah jarak dari bidang w ke bidang u, yaitu d = a'a atau d Ax p By p Cy p D A2 B 2 C 2 Vektor jarak dari titik P ke bidang u adalah rpu = dan’ maka Ax p By p Cy z D Aa aBa y aCa z x r pu D 2 2 2 D D A B C Aa x Ba y Ca z d A2 B 2 C 2