SOME ANOMALOUS EVIDENCE REGARDING MARKET EFFICIENCY By Michael C. Jensen (1978) 1. Why a special issue on market efficiency ? Jensen yakin bahwa tidak ada proposisi lain dalam ekonomi yang memiliki bukti empiris yang lebih solid daripada hipotesis pasar efisien. Hipotesis tersebut telah diuji dan, dengan sangat sedikit pengecualian, dan ditemukan bahwa hipotesis tersebut konsisten dengan data yang digunakan pada pasar yang beraneka ragam seperti : the New York and American Stock Exchanges, Australia, Inggris, dan pasar saham Jerman, beraneka ragam pasar komoditi future , pasar OTC, pasar obligasi perusahaan dan pemerintah, pasar option, dan pasar untuk seats on the New York Stock Exchange. Thomas Kuhn dalam bukunya yang berjudul “The Structure of Scientific Revolutions” mengatakan bahwa bermunculan bukti yang bertentangan dan tidak konsisten dengan teori hipotesis pasar efisien. Semenjak data yang lebih baik mulai tersedia (contohnya: data harga saham harian), dan semenjak pengetahuan mengenai ekonometri meningkat, kita mulai menemukan ketidakkonsistenan antara data mentah dan teknik yang digunakan di masa lalu. Tujuan dari isu khusus pada Journal of Financial Economics adalah untuk menyatukan bukti-bukti yang menyimpang berkaitan dengan pasar efisien. Harapan Jensen dengan menyatukan study-study ini di dalam satu tempat yaitu pada volume jurnal tersebut akan membantu menyoroti dan mempercepat perkembangan dari apa yang dia percaya sebagai revolusi mini pada bidang tersebut. Pada banyak kasus di dalam pengujian atas pasar efisiensi, tentu saja, pengujian dari hipotesis bersama, yaitu: pasar efisien dan, dalam pengujian yang lebih terkini, dua parameter model equilibrium dari penentuan harga asset. Pengujian ini bisa saja gagal jika salah satu dari kedua hipotesis keliru atau karena kedua hipotesis tersebut keliru. Bagian dari bukti yang terdapat pada isu ini adalah ketertarikan pada studi bersama ini dan kritikan terhadap model pehargaan asset. Resolusi akhir dari anomali ini akan menghasilkan teori efisiensi pasar yang lebih tepat dan lebih general, dan model equilibrium dari penentuan harga asset lebih pasti. 2. The efficient market hypothesis Hipotesis pasar efisien adalah konsep yang sangat penting, dan hipotesis ini diterima secara luas sejak akhir tahun 1950an dan awal tahun 1960an pada rubrik dari “theory of random walk” dalam finance literature dan rubrik “rational expectations theory” dalam mainstream economics literature. Perkembangan hipotesis pasar efisien berasal dari keingintahuan yang serius dari beberapa ilmuwan ekonomi dan keuangan, Pada literature keuangan, akuntansi, dan ketidakpastian ekonomi pada saat itu, hipotesis pasar efisien diterima sebagai suatu kenyataan hidup. Hipotesis pasar efisien adalah dasar suatu perluasan atas kondisi zero profit competitive equilibrium dari kepastian dunia atas teori harga klasik terhadap perilaku harga yang dinamik pada pasar yang spekulatif dengan kondisi yang tidak pasti. Jensen menyatakan bahwa cara yang lebih sederhana dan umum untuk mengekspresikan hipotesis pasar efisien adalah sebagai berikut : Pasar adalah efisien berkenaan dengan information set θt, jika mampu menghasilkan keuntungan ekonomi dengan bertransaksi pada basis information set θt. Aplikasi dari kondisi zero profit untuk menspekulasi pasar di bawah asumsi zero storage costs dan zero transactions cost memberikan hasil bahwa harga asset akan bereaksi sebagai martingale yang berkenaan dengan information set θt. Beberapa versi dari hipotesis pasar efisien telah didiskusikan secara luas dan telah diuji dalam literature. Perbedaan terutama berkisar seputar definisi dari information set θt yang digunakan dalam pengujian. Tiga kategori dari hipotesis yang dikembangkan adalah sebagai berikut : (1) Weak form dari hipotesis pasar efisien, dimana information set θt diambil menjadi informasi yang semata-mata berisi past price history dari pasar pada saat waktu t. (2) Semi-Strong Form dari hipotesis pasar efisien, dimana θt keliru dijadikan semua informasi yang tersedia secara umum pada saat waktu t. (3) Strong form dari hipotesis pasar efisien, dimana θt dijadikan sebagai informasi yang diketahui oleh setiap orang pada saat t. Versi yang ke-3, yaitu strong form dari hipotesis pasar efisien adalah suatu form yang ekstrim dimana hanya sedikit orang yang pernah diperlakukan sebagai sesuatu daripada suatu penyelesaian yang logis dari seperangkat hipotesis yang mungkin. Meskipun ada bukti yang tidak konsisten dengan strong form dari hipotesis pasar efisien, jika ada sesuatu yang mengejutkan mengenai hal tersebut, itu adalah fakta bahwa bukti yang tidak konsisten itu sangat jarang terjadi. Versi ke-2 yaitu Semi-strong form dari hipotesis pasar efisien , mewakili paradigma yang diterima dan yang secara umum berarti melalui referensi yang unqualified pada literature hipotesis pasar efisien. Pada pengujian yang spesifik, definisi biasanya dibuat secara jelas, tetapi sebenarnya keterbatasan yang berada pada pengertian umum adalah sesuatu yang secara menguntungkan akan menerima lebih banyak perhatian di masa mendatang. 3. The content of the issue Beberapa bukti anomali yang disajikan dalam tulisan Jensen berasal dari 7 tulisan sebagai berikut: 1. Ball (1978) dalam tulisannya ‘Anomalies in Relationships Between Securities’ Yields and Yield-Surrogates’ menguji bukti-bukti dari 20 penelitian sebelumnya tentang reaksi harga saham terhadap pengumuman earning. Ball menemukan bahwa risk adjusted risk of return pasca pengumuman earning secara sistematik tidak nol. Hal tersebut tidak konsisten dengan konsep pasar yang efisien. Ball berargumen bahwa abnormal return yang tidak nol tersebut disebabkan karena ketidakcukupan dalam dua parameter model penentuan harga asset yang digunakan untuk menyesuaikan dengan perbedaan-perbedaan resiko dan bukan karena inefisienai dalam harga saham. Selanjutnya Ball memberikan beberapa saran langkah-langkah untuk mengurangi bias estimasi karena ketidakcukupan dalam model penentuan harga asset. 2. Watts (1978) dalam tulisannya ‘Systematic ‘Abnormal’ Returns After Quarterly Earnings Announcements’ menemukan abnormal return yang signifikan secara statistik setelah melakukan semua langkah yang disarankan oleh Ball. Watts kemudian melakukan pengujian untuk menentukan apakah abnormal return tersebut disebabkan karena inefisiensi pasar atau karena ketidakcukupan dalam model penentuan harga asset. Watts menyimpulkan bahwa abnormal return terjadi karena ketidakefisienan pasar, dan hanya terjadi pada periode tahun 1962-1965. Namun demikian, setelah mempertimbangkan biaya transaksi, hanya broker yang dapat memperoleh economic profits dalam periode 1962-1965 tersebut. 3. Thompson (1978) dalam penelitiannya tentang ‘The Information Content of Discounts and Premiums on Closed-End Fund Shares’ menemukan bahwa aturan perdagangan yang relative simple (berdasarkan discound for closed-end funds) menghasilkan abnormal return sekitar 4% yang signifikan secara statistik. Thompson berargumen bahwa abnormal return disebabkan karena ketidakcukupan dalam model penentuan harga asset dan bukan karena inefisiensi pasar. 4. Galai (1978) dalam tulisannya ‘Empirical Tests of Boundary Conditions for CBOE Options’ menguji: (a) apakah harga saham-saham di NYSE dan harga call-option masing-masing pada Chicago Board Option Exchange berperilaku sebagai pasar tunggal yang sinkron dan (b) apakah profit dapat diperoleh melalui aturan call option pada CBOE dan saham-saham di NYSE. Galai menemukan bahwa kedua pasar tidak berperilaku sebagai pasar tunggal yang sinkron. Galai juga menemukan bahwa profit positif (mengabaikan perbedaan resiko) dapat diperoleh dari aturan perdagangan (yaitu berdasarkan pada penyimpangan-penyimpangan terhadap kondisi batas bawah dari harga option). Namun demikian, rata-rata profit ternyata relatif kecil terhadap penyebaran hasil. Dan sebagian besar akan terhapus oleh biaya transaksi untuk yang bukan anggota bursa. 5. Chiras and Manaster (1978) dalam penelitiannya ‘The Information Content of Option Prices and a Test of Market Efficiency’ menggunakan the Black-ScholesMerton option pricing model dan actual option prices untuk menghitung perbedaan yang tersirat (implied variances) atas return saham mendatang. Variances tersebut menjadi alat prediksi yang lebih baik atas varian return saham mendatang dibandingkan dengan apa yang diperoleh dari data harga saham historis. Selain itu, strategi perdagangan yang menggunakan informasi yang berisi implied variances menghasilkan return yang lebih tinggi dan return tersebut cukup tinggi untuk menghasilkan profit bahkan untuk bukan anggota bursa. Chiras dan Manaster menyimpulkan bahwa dalam periode yang mereka teliti (Juni 1973-April 1975) harga option pada CBOE memberikan kemungkinan diperolehnya economics profit, sehingga pasar CBOE tidak efisien. 6. Long (1978) dalam tulisannya ‘The Market Valuation of Cash Dividends: A Case to Consider’, menguji sejarah harga relatif 2 kelompok saham dari the Citizens Utilities Company. Kedua kelompok saham tersebut identik, kecuali dalam pembayaran deviden. Kelompok yang satu membayar dividen dalam bentuk saham sedangkan kelompok yang lain membayar deviden secara tunai. Deviden dalam bentuk saham tidak dikenakan pajak seperti atas penghasilan. Bukti menunjukkan bahwa harga pasar asset/saham lebih tinggi untuk yang membayar deviden secara tunai. Selain itu, semua pemegang saham yang dividennya dibayar tunai memperoleh return setelah pajak yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang dibayar dengan saham. Perbedaan harga antara 2 kelompok saham ini berlawanan dengan yang diprediksikan atas pengaruh pajak. Hal ini berarti ada dua kemungkinan yaitu (a) pasar tidak efisien atau (b) dua parameter penentuan harga tidak cukup karena tidak mempertimbangkan permintaan yang tinggi atas deviden tunai. 7. Charest (1978) dalam dua seri penelitiannya terhadap ‘Split [and Dividend] Information, Stock Returns and Market Efficiency’, menguji berbagai metodologi berkait dengan teknik estimasi abnormal returns. Ia menerapkan teknik-teknik tersebut untuk pengajuan, persetujuan dan realisasi stock splits dan untuk pengumuman perubahan cash dividend pada saham di NYSE selama periode tahun 1947-1967. Bukti menunjukkan adanya abnormal return yang tidak nol, tetapi hal tersebut sensitif terhadap teknik estimasi yang tepat yang digunakan dan interval waktu yang diuji. Charest menyimpulkan bahwa penyesuaian harga pasar karena stock split pada umumnya konsisten dengan efisiensi pasar. Namun berbeda dengan stock split, reaksi harga pasar atas perubahan dalam cash deviden menunjukkan adanya abnormal return pada bulan setelah adanya perubahan deviden. Ketidaknormalan tersebut tidak sensitif terhadap prosedur estimasi tertentu yang digunakan. Charest tidak dapat menentukan apa penyebab abnormal return tersebut. 4. Conclusion Dari ketujuh tulisan tersebut, Jensen menyatakan bahwa ketujuh penulis tersebut menyajikan bukti-bukti adanya anomali, namun ketujuh penulis menyatakan kesetiaannya kepada Efficient Market Hypothesis (meskipun pada tingkatan yang berbeda-beda) dan enggan untuk menolak market efficiency. Dengan menyajikan data anomali secara keseluruhan, tulisan Jensen tersebut diharapkan dapat menjadi pendorong yang kuat untuk melihat ketidakcukupan pengetahuan yang dimiliki, tidak untuk mengabaikan teori efisiensi pasar dan model penentuan harga yang ada.