hasil dan pembahasan

advertisement
16
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Kulit di daerah bahu beruk ditutupi oleh rambut yang relatif panjang dan
berwarna abu-abu kekuningan dengan bagian medial berwarna gelap. Morfologi
tubuh beruk daerah bahu ditunjukkan pada Gambar 3.
Gambar 3 Struktur eksterior tubuh beruk daerah bahu.
Setelah kulit bagian bahu dan lengan atas dikuakkan, akan terlihat otot kulit
yang menutupi otot-otot superfisial daerah tersebut, yaitu m. panniculus carnosus.
Otot ini merupakan otot kulit yang terbentang dari daerah toraks sampai ke daerah
gluteal (Gambar 4), berorigo pada fascia glutea sampai ke fascia lumbodorsalis.
Sedangkan insersio otot ini berada pada crista tuberculi majoris dari os humerus
bersama-sama dengan insersio m. pectoralis transversus. Setelah m. panniculus
carnosus dikuakkan, maka akan ditemukan otot-otot superfisial daerah bahu, yaitu
m. trapezius, m. latissimus dorsi, m. teres major, dan m. deltoideus (Gambar 5).
17
Gambar 4
Otot-otot beruk daerah bahu bagian superfisial setelah kulit dikuakkan.
1. m. platysma, 2. m. trapezius (a. pars cervicalis, b. pars thoracica),
3. m. deltoideus (a. pars scapularis, b. pars acromialis), 4. m. triceps brachii
(a. caput laterale, b. caput longum, c. caput accessorium), 5. m. infraspinatus,
6. m. teres major, 7. m. latissimus dorsi, 8. m. pectoralis transversus,
9. m. brachialis, 10. m. brachioradialis, 11. m. extensor carpi radialis longus,
12. m. extensor digitorum, 13. m. extensor carpi radialis brevis, 14. m. extensor
digiti minimi, 15. m. pectoralis descendens, 16. m. obliquus externus abdominis,
17. m. panniculus carnosus.
18
Musculus trapezius pada beruk berbentuk segitiga dan hampir menutupi
seluruh bagian os scapula. Otot ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu m. trapezius
pars cervicalis dan pars thoracica. Musculus trapezius pars cervicalis relatif
lebih tebal dibandingkan dengan bagian m. trapezius pars thoracica. Musculus
trapezius pars cervicalis pada beruk berorigo pada protuberantia occipitalis
externa, ligamentum nuchae, processus spinosus ossa vertebrae cervicales I-VII,
serta berinsersio pada ujung lateral os clavicula, acromion, dan spina scapulae
sisi kranial. Sedangkan m. trapezius pars thoracica berorigo pada processus
spinosus ossa vertebrae thoracicae I-VIII dan fascia lumbodorsalis, serta
berinsersio pada 4/5 bagian proximal spina scapulae sisi kaudal.
Musculus latissimus dorsi pada beruk berbentuk seperti kipas yang
terbentang dari kaudal os scapula sampai ke fascia lumbodorsalis. Musculus
latissimus dorsi ini berorigo pada processus spinosus vertebrae thoracicae VI-X,
dan bertaut pada fascia lumbodorsalis. Sedangkan insersio m. latissimus dorsi
di dorsal bergabung dengan m. teres major dan di ventral bersama m. pectoralis
transversus berinsersio pada crista humeri dari os humerus.
Musculus teres major pada beruk berada di kaudal m. infraspinatus.
Musculus teres major ini berorigo pada angulus caudalis os scapula. Sedangkan
insersio m. teres major pada tuberositas teres major os humerus.
Musculus
deltoideus pada beruk dapat dibedakan menjadi tiga bagian menurut letak
origonya, yaitu m. deltoideus pars clavicularis, pars acromialis, dan pars
scapularis. Origo musculus deltoideus pars clavicularis berada pada 2/3 distal
os clavicula, pars acromialis pada acromion, dan pars scapularis pada 1/2 distal
spina scapulae.
Sedangkan insersio m. deltoideus berada pada tuberositas
deltoidea os humerus.
Setelah m. trapezius dan m. latissimus dorsi dikuakkan, maka akan terlihat
otot-otot profundal daerah bahu, yaitu m. serratus ventralis cervicis,
m. rhomboideus, m. supraspinatus, m. infraspinatus, dan m. serratus ventralis
thoracis (Gambar 6). Selain itu, otot profundal daerah bahu lain dapat ditemukan
dengan menguakkan m. deltoideus pars scapularis, yaitu m. teres minor (Gambar
7).
19
Gambar 5
Otot-otot beruk daerah bahu bagian superfisial setelah m. panniculus
carnosus dikuakkan.
1. m. trapezius (a. pars cervicalis, b. pars thoracica), 2. m. deltoideus (a. pars
scapularis, b. pars acromialis), 3. m. infraspinatus, 4. m. teres major,
5. m. latissimus dorsi, 6. m. triceps brachii (a. caput longum, b. caput laterale,
c. caput accessorium), 7.
m. pectoralis transversus, 8. m. brachialis,
9. m. brachioradialis, 10. m. extensor carpi radialis longus, 11. m. extensor
digitorum, 12. m. extensor carpi radialis brevis, 13. m. extensor digiti minimi,
14. m. pectoralis descendens, 15. m. obliquus externus abdominis, 16. fascia
lumbodorsalis
20
Gambar 6
Otot-otot beruk daerah bahu bagian profundal setelah m. trapezius dan
m. latissimus dorsi dikuakkan.
1. m. platysma, 2. m. trapezius (a. pars cervicalis, b. pars thoracica),
3. m. atlantoscapularis (a. pars cranialis, b. pars caudalis), 4. m. rhomboideus
(a. pars capitis, b. pars cervicis, c. pars thoracis), 5. m. supraspinatus,
6. m. infraspinatus, 7. m. teres major, 8. m. deltoideus (a. pars scapularis, b. pars
acromialis), 9. m. triceps brachii (a. caput longum, b. caput laterale, c. caput
accessorium), 10. m. latissimus dorsi, 11. m. serratus ventralis thoracis,
12. m. longissimus thoracis, 13. m. spinalis thoracis, 14. m. multifidus,
15. m. serratus dorsalis cranialis,
16. m. obliquus externus abdominis,
17. m. pectoralis descendens.
21
Gambar 7
Otot-otot beruk daerah bahu bagian profundal setelah m. deltoideus
dikuakkan.
1. m. trapezius (a. pars cervicalis, b. pars thoracica), 2. m. deltoideus (a. pars
scapularis, b. pars acromialis), 3.
m. infraspinatus, 4. m. teres minor,
5. os humerus, 6. m. triceps brachii (a. caput longum, b. caput laterale, c. caput
accessorium), 7. m. pectoralis transversus, 8. m. brachialis, 9. m. brachioradialis,
10. m. extensor carpi radialis longus, 11. m. teres major, 12. m. latissimus dorsi,
13. m. obliquus externus abdominis.
22
Musculus serratus ventralis cervicis pada beruk dibedakan menjadi pars
cranialis dan pars caudalis berdasarkan pada letak insersio otot ini. Musculus
serratus ventralis cervicis berorigo pada os vertebrae cervicalis I.
Insersio
m. serratus ventralis cervicis pars cranialis berada pada distal spina scapulae
sampai ke acromion, sedangkan pars caudalis berinsersio pada angulus cranialis
os scapula.
Musculus rhomboideus pada beruk dapat dibedakan menjadi pars capitis
yang berorigo pada protuberantia occipitalis externa, pars cervicis yang berorigo
pada ligamentum nuchae dan processus spinosus os vertebrae cervicales I-VII,
dan pars thoracis yang berorigo pada processus spinosus os vertebrae thoracicae
I-VI. Sedangkan insersio m. rhomboideus berada pada margo dorsalis os scapula.
Musculus supraspinatus pada beruk berorigo pada fossa supraspinata,
margo cranialis os scapula, dan spina scapulae.
Sedangkan insersio
m. supraspinatus berada pada tuberculum majus os humerus.
Musculus
infraspinatus pada beruk berorigo pada fossa infraspinata, margo caudalis
os scapula, dan spina scapulae. Letak insersio m. infraspinatus ini berlokasi
sama seperti insersio m. supraspinatus, yaitu pada tuberculum majus os humerus.
Musculus serratus ventralis thoracis pada beruk terletak di profundal
m. latissimus dorsi. Musculus serratus dorsalis berorigo pada os costale III-X.
Insersio m. serratus dorsalis ini berada pada margo dorsalis os scapula.
Musculus teres minor pada beruk berorigo pada 1/3 distal margo caudalis
os scapula. Sedangkan insersio m. teres minor berada pada tuberculum majus
os humerus. Musculus subscapularis pada beruk berada di ventral os scapula.
Otot ini berorigo pada fossa subscapularis os scapula.
Sedangkan insersio
m. subscapularis berada pada tuberculum minus os humerus.
Kelompok otot superfisial daerah lengan atas yang ditemukan pada beruk
yaitu m. biceps brachii, m. brachialis, dan m. triceps brachii. Setelah m. triceps
brachii caput lateral dikuakkan, akan terlihat letak otot profundal daerah lengan
atas, yaitu m. coracobrachialis (Gambar 8).
Musculus biceps brachii pada beruk dibagi menjadi dua menurut letak
origonya, yaitu m. biceps brachii caput brevis dan caput longum. Musculus
biceps brachii caput brevis berorigo pada processus coracoideus os scapula,
23
sedangkan untuk caput longum berorigo pada tuberculum supraglenoidale
os scapula.
Letak insersio m. biceps brachii berada pada tuberositas radii
os radius.
Musculus brachialis pada beruk berorigo pada sepertiga proximal corpus
humeri. Sedangkan insersio m. brachialis berada pada tuberositas radii os radius
dan processus coronoideus os ulna.
Musculus coracobrachialis pada beruk
berorigo pada processus coracoideus. Sedangkan insersio m. coracobrachialis
berada pada 1/3 distal corpus humeri.
Musculus triceps brachii pada beruk dibagi menjadi tiga menurut letak
origonya, yaitu m. biceps brachii caput laterale, caput mediale, dan caput
longum. Musculus triceps brachii caput laterale berorigo pada 1/3 proximal
facies caudalis os humerus, caput mediale berorigo pada 1/2 distal facies caudalis
os humerus, sedangkan untuk caput longum berorigo pada tuberculum
infraglenoidale dan sepertiga margo caudalis os scapula. Sedangkan insersio
m. triceps brachii berada pada olecranon os ulna. Selain ketiga otot tersebut,
pada beruk juga terdapat m. triceps brachii caput accessorium yang terletak
di kaudal ketiga otot lainnya.
Musculus triceps brachii caput accessorium
mempunyai origo yang bersatu dengan insersio m. latissimus dorsi. Sedangkan
insersio m. triceps brachii caput accessorium berada pada olecranon dan
epicondylus humeri.
Daerah leher ventral dan sebagian dada beruk ditutupi oleh m. platysma.
Otot-otot superfisial daerah dada adalah mm. pectorales superficialis yang terdiri
atas m. pectoralis transversus dan m. pectoralis descendens (Gambar 9).
Musculus pectoralis transversus pada beruk berbentuk segitiga dan menutupi
daerah toraks bagian ventral.
Otot ini berorigo pada sepertiga proximal
os clavicula, os sternum, dan membentuk aponeurosis dengan m. rectus
abdominis.
Sedangkan insersio m. pectoralis transversus berada pada crista
tuberculi majoris os humerus.
Musculus pectoralis descendens pada beruk
terletak di kaudal m. pectoralis transversus. Otot ini berorigo pada aponeurosis
yang terbentuk dengan m. rectus abdominis. Sedangkan insersio m. pectoralis
descendens berada pada sepertiga proximal corpus humeri.
24
Gambar 8
Otot-otot beruk daerah lengan atas bagian profundal setelah m. triceps
brachii caput laterale dikuakkan.
1. m. trapezius pars cervicalis, 2. m. deltoideus (a. pars acromialis, b. pars
scapularis), 3. m. infraspinatus, 4. m. teres major, 5. m. latissimus dorsi,
6. m. triceps brachii (a. caput longum, b. caput laterale, c. caput mediale, d. caput
accessorium), 7. m. obliquus externus abdominis, 8. m. pectoralis transversus,
9. m. brachialis, 10. m. biceps brachii caput longum, 11. m. brachioradialis,
12. m. extensor carpi radialis longus, 13. m. extensor digitorum, 14. m. extensor
carpi radialis brevis, 15. m. extensor digiti minimi, 16. m. extensor carpi ulnaris.
25
Setelah m. pectoralis transversus dikuakkan, maka akan terlihat otot-otot
profundal daerah dada.
Kelompok otot profundal daerah dada terdiri atas
m. subclavius dan m. pectoralis ascendens atau m. pectoralis profundus (Gambar
10).
Musculus subclavius berada di profundal os clavicula. Pada beruk otot ini
berorigo pada sambungan costochondro os costae I.
Sedangkan insersio
m. subclavius berada pada 1/3 bagian lateral margo inferior os clavicula.
Musculus pectoralis ascendens pada beruk terletak di profundal m. pectoralis
major. Musculus pectoralis ascendens berorigo pada os sternum dari os costale
I-IV. Sedangkan insersio m. pectoralis ascendens berada pada aponeurosis otot
yang membungkus tulang persendian bahu.
Selain otot-otot daerah bahu dan lengan atas tersebut, ditemukan juga otot
daerah lengan bawah yang berorigo pada os humerus beruk. Pada os humerus
bagian lateral terdapat origo dari m. brachioradialis, m. extensor carpi radialis
longus, m. extensor digitorum lateralis, m. extensor carpi radialis brevis,
m. extensor digiti, dan m. extensor carpi ulnaris. Sedangkan pada bagian medial
os humerus terdapat origo dari m. pronator teres dan m. flexor carpi ulnaris.
26
Gambar 9
Otot-otot beruk daerah pektoral bagian superfisial setelah platysma
dikuakkan.
1. m. platysma, 2. m. sternothyrohyoideus, 3. m. sternocleidomastoideus,
4. m. trapezius pars cervicalis, 5. m. deltoideus (a. pars clavicularis, b. pars
acromialis), 6. m. pectoralis transversus, 7. m. pectoralis descendens, 8. m. rectus
abdominis, 9. linea alba, 10. m. obliquus externus abdominis, 11. m. latissimus
dorsi, 12. m. triceps brachii (a. caput accessorium, b. caput medial), 13. m. biceps
brachii (a. caput longum, b. caput brevis), 14. m. brachioradialis, 15. m. pronator
teres, 16. m. flexor carpi ulnaris.
27
Gambar 10 Otot-otot beruk daerah pektoral bagian profundal setelah m. pectoralis major
dikuakkan.
1.
m. platysma, 2.
m. sternothyrohyoideus, 3.
m. sternomastoideus,
4. m. cleidomastoideus,5. m. trapezius pars cervicalis, 6. m. deltoideus pars
clavicularis, 7. m. pectoralis transversus, 8. m. subclavicularis, 9. m. pectoralis
ascendens, 10. m. pectoralis descendens, 11. m. serratus ventralis thoracis,
12. m. obliquus externus abdominis, 13. m. rectus abdominis, 14. m. latissimus
dorsi, 15. m. triceps brachii (a. caput accessorium, b. caput mediale),
16. m. biceps brachii (a. caput brevis, b. caput longum), 17. m. brachioradialis,
18. m. pronator teres, 19. m. flexor carpi ulnaris.
28
Pembahasan
Secara umum, anatomi otot daerah bahu dan lengan atas beruk lebih mirip
pada MEP dibandingkan dengan simpanse (Lampiran 1 Tabel 1). Hal ini diduga
berhubungan dengan perilaku beruk yang mirip dengan perilaku MEP. Beruk
merupakan jenis Macaca yang hidup secara terestrial semi-arboreal, sedangkan
MEP merupakan Macaca dengan sifat arboreal semi-terestrial.
Namun pada
ketiga jenis primata ini terdapat beberapa perbedaan, yaitu kecepatan gerak
lokomosi yang diduga dipengaruhi oleh fleksibilitas pergerakan os scapula dan
dan kekuatan gerakan lengan atasnya (Ankel-Simons 2007; Schmidt dan Krause
2011). Fleksibilitas pergerakan os scapula pada beruk diduga dipengaruhi oleh
m. trapezius, m. rhomboideus, m. serratus ventralis cervicis, dan m. serratus
ventralis thoracis. Kekuatan gerakan lengan atas beruk diduga dipengaruhi oleh
m. pectoralis transversus, m. pectoralis descendens, m. pectoralis ascendens,
m. deltoideus,
m. biceps brachii, m. brachialis,
m. triceps brachii,
m. coracobrachialis, m. teres major, dan m. latissimus dorsi.
Stabilitas
persendian bahu diduga dipengaruhi oleh m. teres minor, m. supraspinatus,
m. infraspinatus, dan m. subscapularis.
Pada beruk, otot kulit yang dominan di daerah bahu dan punggung beruk
adalah m. panniculus carnosus. Otot ini berorigo pada fascia glutea dan fascia
lumbodorsalis.
Sedangkan insersio otot ini pada beruk bersama dengan
m. pectoralis transversus berada pada crista tuberculi majoris os humerus. Otot
ini pada beruk mirip seperti pada MEP (Kurniawan 2000), tetapi tidak ditemukan
pada simpanse (Champneys 2011). Otot ini berfungsi sebagai penggerak kulit
daerah punggung saat menyingkirkan kotoran dan serangga yang menggigit.
Struktur musculus trapezius pada beruk mirip seperti pada MEP dan
simpanse, kecuali origo yang berada di os vertebrae thoracicae (pars thoracica).
Otot ini berorigo di protuberantia occipitalis externa, ligamentum nuchae, dan
processus spinosus os vertebrae cervicales (pars cervicis). Origo otot ini pada
beruk sampai ke os vertebrae thoracicae VIII, pada MEP sampai ke os vertebrae
thoracicae X, sedangkan pada simpanse sampai ke os vertebrae thoracicae
terakhir. Sedangkan insersionya berada pada ujung lateral os clavicula, acromion,
29
dan spina scapulae (Kurniawan 2000; Champneys 2011). Otot ini berfungsi
sebagai protraktor, retraktor, dan aduktor os scapula (Stone dan Stone 2008).
Musculus rhomboideus pada beruk mirip pada MEP, namun berbeda pada
simpanse. Pada beruk dan MEP, otot ini berorigo di protuberatia occipitalis
externa dan ligamentum nuchae (pars capitis), processus spinosus os vertebrae
cervicales (pars cervicis), dan processus spinosus os vertebrae thoracicae I-VI
(pars thoracis), serta berinsersio di margo dorsalis os scapula (Kurniawan 2000).
Pada simpanse, otot ini berorigo di ligamentum nuchae (minor) dan processus
spinosus os vertebrae thoracicae II-V (major), sedangkan insersionya berada pada
angulus caudalis os scapula (Champneys 2011).
Otot ini berfungsi sebagai
elevator margo dorsalis os scapula (Stone dan Stone 2008).
Musculus serratus ventralis cervicis pada beruk mirip seperti pada MEP,
namun berbeda pada simpanse.
Pada beruk dan MEP, otot ini berorigo di
os vertebrae cervicalis I, serta berinsersio pada angulus cranialis os scapula (pars
caudalis) dan pada distal spina scapulae sampai di acromion (pars cranialis)
(Kurniawan 2000). Pada simpanse, otot ini hanya terdiri atas satu otot yang
berorigo di os vertebrae cervicalis I-IV dan berinsersio pada angulus cranialis
os scapula (Champneys 2011). Otot ini berfungsi sebagai elevator os scapula
(Stone dan Stone 2008).
Musculus serratus ventralis thoracis pada beruk mirip seperti pada MEP,
yaitu berorigo di ossa costales III-X dan berinsersio di margo dorsalis os scapula
(Kurniawan 2000). Sedangkan pada simpanse, otot ini berorigo di ossa costales
I-X dan berinsersio di angulus caudalis os scapula dan bersatu dengan m. serratus
ventralis cervicis (Champneys 2011).
Otot ini berfungsi sebagai stabilitator
pergerakan os scapula (Stone dan Stone 2008).
Perbedaan struktur m. trapezius, m. rhomboideus, m. serratus ventralis
cervicis, dan m. serratus ventralis thoracis pada beruk dan simpanse diduga
membuat stabilitas os scapula pada dinding toraks beruk menjadi lebih kecil,
tetapi mempunyai fleksibilitas gerak os scapula yang besar dibandingkan dengan
simpanse. Selain itu, perbedaan struktur m. trapezius pada beruk dan MEP diduga
menyebabkan fleksibilitas gerak os scapula beruk lebih besar dibandingkan pada
MEP. Fleksibilitas gerak os scapula beruk yang lebih besar diduga menjadi
30
penyebab pergerakan lokomosi beruk yang lebih cepat pada saat berjalan di atas
tanah maupun saat memanjat pohon dibandingkan dengan MEP dan simpanse.
Musculus pectoralis
transversus memengaruhi
fungsi
lengan saat
melakukan aduksi dan menekan pada saat memanjat pohon (Aversi-Ferreira et al.
2007; Stone dan Stone 2008). Pada beruk, otot ini berorigo di sepertiga proksimal
os clavicula, sepanjang os sternum, dan membentuk aponeurosis dengan m. rectus
abdominis, serta berinsersio di crista tuberculi majoris os humerus. Otot ini pada
MEP hanya berorigo di seperempat os clavicula dan setengah os sternum serta
berinsersio pada crista tuberculi majoris os humerus (Kurniawan 2000).
Sedangkan pada simpanse, otot ini berorigo di setengah os clavicula dan
os sternum serta berinsersio pada aponeurosis dengan otot lengan atas
(Champneys 2011).
Musculus pectoralis descendens pada beruk mirip seperti pada MEP, yaitu
mempunyai origo yang bersatu dengan aponeurosis dari m. rectus abdominis dan
berinsersio di sepertiga proksimal corpus humeri (Kurniawan 2000).
simpanse, otot ini tidak ditemukan (Champneys 2011).
Pada
Otot ini berfungsi
membantu kerja dan menambah kekuatan m. pectoralis transversus saat memanjat
pohon (Kurniawan 2000).
Struktur m. pectoralis ascendens pada beruk mirip pada MEP, tetapi
berbeda dengan pada simpanse. Origo otot ini pada beruk dan MEP terletak pada
os sternum dari os costale I-VI, sedangkan insersionya terletak pada aponeurosis
yang membungkus sendi bahu (Kurniawan 2000).
Pada simpanse, otot ini
berorigo di os costale I-IV dan berinsersio di processus coracoideus sampai
sulcus intertubercularis dan bersatu dengan insersio
m. supraspinatus
(Champneys 2011). Otot ini memengaruhi gerakan aduktor lengan atas (AversiFerreira et al. 2007).
Musculus deltoideus pada beruk mirip dengan pada MEP, yaitu berorigo di
2/3 distal os clavicula (pars clavicularis), acromion (pars acromion), dan
setengah distal spina scapulae (pars scapularis), serta berinsersio di tuberositas
deltoidea (Kurniawan 2000). Pada simpanse, otot ini mirip dengan pada beruk,
kecuali m. deltoideus pars clavicula. Otot ini berorigo pada sepertiga distal
os clavicula (Champneys 2011). Stone dan Stone (2008) menjelaskan bahwa
31
m. deltoideus pars clavicularis berfungsi sebagai flexor dan rotator lengan ke arah
medial, m. deltoideus pars acromialis sebagai abduktor lengan, dan m. deltoideus
pars scapularis sebagai ekstensor dan rotator lengan ke arah lateral.
Struktur m. biceps brachii pada beruk mirip pada MEP dan simpanse
(Kurniawan 2000; Champneys 2011). Otot ini pada beruk berorigo di processus
coracoideus (caput brevis) dan tuberculum supraglenoidale (caput longum).
Sedangkan insersio otot ini pada beruk berada pada tuberositas radii os radius.
Otot ini dapat melakukan gerakan fleksi persendian siku dan gerakan supinasi
terhadap lengan secara keseluruhan. Dua gerakan ini tidak berhubungan dengan
kemampuan lokomosi lengan primata, karena kondisinya mirip pada semua
primata (Aversi-Ferreira et al. 2007).
Struktur m. brachialis pada beruk mempunyai origo dan insersio yang
berbeda pada MEP dan simpanse. Otot ini pada beruk berorigo di sepertiga
proksimal corpus humeri dan berinsersio di processus coronoideus dan
tuberositas radii. Pada MEP, origo otot ini berada pada corpus humeri dan
berinsersio di processus coronoideus (Kurniawan 2000). Pada simpanse, otot ini
berorigo di setengah distal corpus humeri dan berinsersio di processus
coronoideus dan tuberositas ulna (Champneys 2011). Otot ini berfungsi sebagai
fleksor persendian siku (Stone dan Stone 2008).
Musculus triceps brachii pada beruk mirip pada MEP, yaitu memiliki empat
caput yang terdiri dari caput longum, laterale, mediale dan caput accessorium.
Pada beruk dan MEP, otot ini berorigo di tuberculum infraglenoidale os scapula
dan sepertiga lateral margo caudalis os scapula (caput longum), sepertiga
proksimal margo caudalis os humerus (caput laterale), 2/3 distal margo caudalis
os humerus (caput mediale), dan bersatu dengan insersio m. latissimus dorsi
(caput accessorium).
Insersio otot ini pada beruk dan MEP berada pada
olecranon, serta satu tempat insersio tambahan untuk caput accessorium yang
berada pada epicondylus medialis humeri (Kurniawan 2000). Struktur origo pada
tiga caput yang ada pada simpanse berbeda pada beruk, tetapi mempunyai insersio
yang sama.
Pada simpanse, otot ini berorigo di tuberculum infraglenoidale
os scapula (caput longum), setengah proksimal margo caudalis os humerus (caput
lateral), dan setengah distal margo caudalis os humerus (caput medial)
32
(Champneys 2011).
Otot ini berfungsi sebagai fleksor persendian bahu dan
ekstensor persendian siku (Stone dan Stone 2008).
Struktur m. coracobrachialis pada beruk mirip dengan pada MEP, yaitu
berorigo di processus coracoideus dan berinsersio di sepertiga distal dorsomedial
corpus humeri (Kurniawan 2000). Berbeda dengan beruk, otot ini pada simpanse
mempunyai insersio di seperlima distal bidang medial corpus humeri dan bagian
dalam dari sulcus intertubercularis (Champneys 2011). Otot ini berfungsi sebagai
aduktor lengan atas dan fleksor persendian bahu (Stone dan Stone 2008).
Struktur musculus teres major pada beruk berbeda pada MEP dan simpanse.
Pada beruk, otot ini berorigo di angulus caudalis os scapula dan berinsersio
di tuberositas teres major os humerus. Pada MEP, origo otot ini sama seperti
pada beruk, tetapi berinsersio di sulcus intertubercularis os humerus (Kurniawan
2000). Otot ini pada simpanse berorigo di angulus caudalis os scapula dan
tuberculum infraglenoidale, serta berinsersio pada sulcus intertubercularis
(Champneys 2011). Otot ini berfungsi sebagai aduktor dan rotator ke medial dari
lengan atas (Stone dan Stone 2008).
Musculus latissimus dorsi berfungsi sebagai flexor sendi bahu, aduktor
lengan atas (Aversi-Ferreira et al. 2007), dan retraktor lengan atas (Stone dan
Stone 2008). Pada beruk, otot ini memiliki origo yang sama seperti pada MEP,
yaitu di processus spinosus os vertebrae thoracicae VI-X dan fascia glutea. Pada
beruk, otot ini berinsersio pada crista tuberculi majoris os humerus bersatu
dengan insersio m. pectoralis transversus dan bersatu dengan insersio m. teres
major. Sedangkan pada MEP, otot ini berinsersio di tuberositas teres (Kurniawan
2000). Pada simpanse, otot ini berorigo dari processus spinosus os vertebrae
thoracicae IX-lumbales IV, os costale X-XIII, dan bergabung dengan m. obliquus
externus abdominis.
Insersio otot ini pada simpanse berada pada sulcus
intertubercularis os humerus dan bersatu dengan insersio m. teres major
(Champneys 2011).
Perbedaan struktur m. pectoralis transversus, m. pectoralis descendens,
m. pectoralis ascendens, m. deltoideus, m. coracobrachialis, m. teres major, dan
m. latissimus dorsi pada beruk, MEP, dan simpanse diduga menyebabkan beruk
mempunyai kekuatan lengan atas yang lebih besar dibandingkan dengan MEP dan
33
simpanse.
Hal tersebut berpengaruh terhadap kecepatan gerakan beruk saat
memanjat pohon. Sedangkan kekuatan gerakan beruk saat berjalan di atas tanah
yang lebih besar dibandingkan dengan MEP dan simpanse diduga dipengaruhi
oleh perbedaan struktur m. biceps brachii, m. brachialis, m. triceps brachii, dan
m. latissimus dorsi pada ketiga primata tersebut.
Stabilitas persendian bahu selama beruk bergerak dipengaruhi oleh m. teres
minor, m. supraspinatus, m. infraspinatus, dan m. subscapularis.
Struktur
keempat otot ini pada beruk mirip dengan pada MEP dan simpanse. Musculus
teres minor berorigo pada margo caudalis os scapula, origo m. supraspinatus
berada pada fossa supraspinata, dan origo m. infraspinatus berada pada fossa
infraspinata. Insersio m. teres minor, m. supraspinatus, dan m. infraspinatus
berada pada tuberculum majus os humerus.
Sedangkan m. subscapularis
mempunyai origo pada fossa subscapularis dan berinsersio pada tuberculum
minus os humerus (Kurniawan 2000; Champneys 2011).
Download