e-Journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 ) PENGARUH PELATIHAN SINGLE LEG HOPS TERHADAP KEKUATAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI I Nym Budiarsa, I Nym Kanca, Ni Putu Dewi Sri Wahyuni Jurusan Ilmu Keolahragaan FOK Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja-Bali e-mail: ([email protected], [email protected], [email protected]) @undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan single leg hops terhadap kekuatan dan daya ledak otot tungkai siswa putra kelas VII SMP Negeri 3 Petang tahun pelajaran 2013/2014. Jenis penelitian adalah eksperimen semu dengan rancangan “the pre-test post-test control group design”. Subjek penelitian siswa putra kelas VII SMP Negeri 3 Petang dengan jumlah 40 orang. Pelatihan dilakukan 3 kali dalam seminggu atau 12 kali pertemuan selama satu bulan. Subjek dibagi menjadi 2 kelompok, yakni: kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini tes leg dynamometer untuk kekuatan otot tungkai dan tes standing broad jump untuk daya ledak otot tungkai. Data dianalisis dengan uji-t independent pada taraf signifikansi () 0,05 dengan bantuan program SPSS 16.0. Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan uji-t independent untuk data kekuatan otot tungkai diperoleh nilai signifikansi hitung lebih kecil dari nilai α (Sig < 0,05) yaitu sebesar 0,003. Sedangkan untuk daya ledak otot tungkai diperoleh nilai signifikansi hitung lebih kecil dari nilai α (Sig < 0,05) yaitu sebesar 0,032. Disimpulkan bahwa pelatihan single leg hops berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan dan daya ledak otot tungkai siswa putra kelas VII SMP Negeri 3 Petang tahun pelajaran 2013/2014. Kata-kata Kunci: pelatihan single leg hops, kekuatan dan daya ledak otot tungkai Abstract This study aims to determine the effect of training single leg hops on strength and explosive power limb muscle class VII student son SMP Negeri 3 Petang academic year 2013/2014. This type of research is a quasi experimental design to „‟the pre-test post-test control group design‟‟. Son grade students study subjects SMP Negeri 3 Petang with the number 40. Training is done 3 times a week or 12 sessions for one month. Subjects were divided into 2 groups, namely: the treatment group and the control group. The instrument used in this study leg dynamometer tests for leg muscle strength and standing broad jump tests for leg muscle explosive power. Data were analyzed by independent t-test at significance level (α) 0.05 with SPSS 16.0. Based on the results of data analysis using independent t-test for leg muscle strength data obtained significance count value is smaller than the value of α (Sig < 0.05) is equal to 0.003. As for the leg muscle explosive power calculated significance value smaller than the value of α (Sig < 0.05) is equal to 0.032. It was concluded that the single leg hops training effect on improvement of muscle strength and explosive power leg sons class VII student of SMP Negeri 3 Petang academic year 2013/2014. Key words: traning single leg hops, strength, power limb muscle e-Journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 ) PENDAHULUAN Olahraga memiliki peran yang penting dan strategis di dalam kehidupan era global yang penuh perubahan, persaingan, dan kompleksifitas. Hal tersebut menyangkut pembentukan watak dan kepribadian serta upaya pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berkesinambungan. Dilihat dari prestasi olahraga yang dimiliki di SMP N 3 Petang mengalami penurunan yang sangat signifikan. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya: latihan yang tidak efektif, kurangnya latihan dalam bidang tertentu, minimnya fasilitas, sehingga para siswa yang mempunyai potensi tidak dapat mengembangkan bakat di bidang olahraga tertentu. Kekuatan otot adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk melakukan satu kali kontraksi secara maksimal melawan tahanan atau beban (Widiastuti. 2011: 26). Sedangkan daya ledak dan kekuatan otot tungkai merupakan unsur kondisi fisik yang sangat penting diperlukan dalam olahraga tertentu. Daya ledak merupakan gabungan antara kekuatan dan kecepatan atau pengerah gaya otot maksimum (Widiastuti 2011: 16). Pelatihan plyometrics membantu para atlet dalam berbagai cabang olahraga, seperti bola voly, bola basket, angkat berat, renang, baseboll, dan lain-lain. Setiap ketrampilan olahraga yang menuntut power, yaitu kombinasi atau perpaduan antara kekuatan dan kecepatan, dapat memperoleh manfaat dari latihan plyometrics (Furqon dan Doewes, 2002: 5). Bertolak dari hal di atas, peneliti merasa tertarik mengembangkan lebih jauh penelitian ini dengan judul “Pengaruh Pelatihan Plyometrics Single leg hops Terhadap Kekuatan dan Daya Ledak Otot Tungkai pada Siswa Putra Kelas VII SMP N 3 Petang Tahun Pelajaran 2013/2014” Pelatihan fisik adalah suatu proses latihan fisik yang terprogram secara sistematis, dilakukan secara berulang-ulang dengan beban semakin bertambah secara bertahap, serta mempersiapkan atlet pada tingkat tertinggi penampilannya (Kanca I Nyoman, 2004: 49). Single leg hops merupakan pelatihan yang dilakukan secara berkala dengan tahap-tahap sebagai berikut, pertama-tama posisi siap yang berdiri dengan satu kaki. Kemudian melompat ke depan dengan satu kaki yang dijadikan sebagai tumpuan di sertai dengan dorongan, lompatan dilakukan dengan kuat agar jarak lompatan semakin jauh lompatan dilakukan sampai jarak 10-25 meter, saat melakukan lompatan tumit menarik kearah pantat selama melompat. Latihan ini melibatkan anatomi fungsional jumping meliputi: (3) fleksi paha, melibatkan otot-otot sartorius, iliacus, dan grasilis; (2) ekstensi lutut, melibatkan otototot vastus lateralis, medialis, intermedius, dan rectus femoris; (3) ekstensi tungkai, melibatkan otot-otot biceps femoris, semitendinosus, dan semimembranosus; dan (4) aduksi paha, melibatkan otot-otot gluteus medius dan minimus, dan adductor longus, brevis, magnus, minimus, dan hallucis. Daya ledak menyangkut kekuatan dan kecepatan kontraksi otot yang dinamis dan eksplosif serta melibatkan pengeluaran kekuatan otot yang maksimal dalam waktu yang secepat-cepatnya (Ismaryati, 2008:59). Menurut Widiastuti (2011:16) daya ledak otot merupakan gabungan antara kekuatan dan kecepatan atau pengerah gaya otot maksimum. Daya ledak (power) juga dapat diartikan sebagai kemampuan otot untuk berkontraksi dengan kekuatan yang optimal dengan waktu yang singkat dalam mengatasi beban yang diterima. Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan yang maksimal dalam waktu yang sangat cepat (Yoda, 2006: 27). Kekuatan merupakan komponen yang paling penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Hal ini disebabkan karena: 3) kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik, 2) kekuatan memegang peranan penting dalam melindungi atlet dari kemungkinan cidera, 3) dengan kekuatan pula dapat membantu lebih kuat stabilitas sendi-sendi (Yoda, 2006:25). Sistem energi yang digunakan adalah sistem energi anaerob asam laktat, e-Journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 ) plyometrics single leg hops, dan Kelompok 2 : pelatihan konvesional. Setelah program pelatihan selesai, maka kedua kelompok diberikan post-test yang sama dengan test awal (pre-test). Teknik analisis data untuk uji normalitas data menggunakan instrumen uji Lilliefors Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program SPSS 16,0 pada taraf signifikansi () 0,05. Untuk uji homogenitas data menggunakan analisis uji Levene dengan bantuan SPSS 16,0 pada taraf signifikansi (α) 0,05. Sedangkan untuk uji hipotesis diuji dengan uji-t independent dengan bantuan program SPSS 16,0 pada taraf signifikansi (α) 0,05. Tempat pelaksanaan dalam penelitian ini adalah Lapangan sekolah SMP N Petang. Penelitian dilaksanakan selama 4 minggu dengan frekuensi latihannya adalah 3 kali pertemuan dalam seminggu. pelatihan dilaksanakan selama 3 kali dalam seminggu, yang bertujuan untuk memberikan kesempatan tubuh beradaptasi terhadap beban yang diberikan dalam pelatihan ini. HASIL Data hasil penelitian kekuatan dan daya ledak otot tungkai terdiri dari data pretest dan post-test. Data pre-test diambil pada awal kegiatan penelitian yaitu sebelum subjek penelitian diberikan perlakuan, sedangkan data post-test diambil pada akhir kegiatan penelitian yaitu setelah subjek penelitian diberikan perlakuan selama 32 kali pelatihan. karenawaktu pelatihan dibutuhkan per repetisinya tidak lebih dari 320 detik. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas VII SMP N 3 Petang tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 40 orang siswa. Subjek penelitian ini diberikan pelatihan plyometrics single leg hops dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar pelatihan, sistematika pelatihan dan komponen-komponen pelatihan, dengan lama pelatian 4 minggu dengan frekuensi 3 kali per minggu, dengan intensitas 75%85% dari denyut nadi optimal, dan repetisi 4 kali dengan peningkat set dari 6-8 kali per minggunya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh pelatihan single leg hops terhadap kekuatan dan daya ledak otot tungkai pada siswa putra kelas VII SMP N 3 Petang tahun pelajaran 2013/2014. METODE Dalam penelitian ini menggunakan kelompok eksperimen sungguhan, dengan rancangan Penelitian “The pre-test post-test control group design” (Kanca I Nyoman, 2006: 42). Subjek penelitian ini adalah siswa putra kelas VII SMP N 3 Petang tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 40 orang, kemudian diberikan pre-test untuk mengukur kekuatan otot tungkai dengan menggunakan tes leg dynamometer dan mengukur daya ledak otot tungkai dengan tes standing broad jump, berdasarkan hasil tes, subjek dibagi menjadi dua kelompok dengan tehnik ordinal pairing yaitu Kelompok 1: pelatihan Tabel 1. Data Hasil Penelitian Kekuatan Otot Tungkai Post-Test Kontrol Pre-Test Kontrol No Varibel Data 1 Jumlah subjek 20 20 20 20 2 3 4 5 6 7 8 Mean Median Variance Standar deviation Minimum Maximum Range 60,25 59 321,776 17,398 34 99 65 47 44 376 19,391 19 89 70 45,50 43 439,737 20,970 17 92 75 47,85 45,50 389,818 19,744 19 88 69 Perlakuan Perlakuan e-Journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 ) Tabel 2. Data Hasil Penelitian Daya Ledak Otot Tungkai No Varibel Data 1 2 3 4 5 6 7 8 Jumlah subjek Mean Median Variance Standar deviation Minimum Maximum Range Post-Test Perlakuan Kontrol 20 20 97,80 80,70 95 83 322,800 330,432 17,967 18,178 74 54 127 110 53 56 Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah penyimpangan yang terjadi dalam pengukuran terhadap subjek masih berada dalam batas kewajaran. Uji normalitas data dilakukan pada post-test data daya ledak dan kekuatan otot tungkai. Dari hasil uji normalitas dengan instrumen Perlakuan 20 82,10 82 453,568 21,297 45 119 74 Pre-Test Kontrol 20 82 83 351,684 18,753 51 111 60 uji Lilliefors Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program SPSS 16,0 pada taraf signifikansi () 0,05 diperoleh nilai signifikansi hitung untuk semua data yang diuji lebih besar dari α (sig > 0,05), dengan demikian semua data berdistribusi normal. Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Data dengan Instrument Uji Lilliefors Kolmogorov-Smirnov Program SPSS 16,0 Sumber Data Kekuatan Tungkai Otot Kontrol Perlakuan Daya Ledak Otot Kontrol Tungkai Perlakuan Kolmogorov-Smirnova Statistic df Sig. Keterangan 0,173 20 0,117 Data berdistribusi normal 0,124 20 0,200 Data berdistribusi normal 0,134 20 0,200 Data berdistribusi normal 0,168 20 0,142 Data berdistribusi normal Dari hasil uji normalitas data dengan Instrumen Uji Lilliefors Kolmogorof- Smirnov program SPSS 16,0 diperoleh hasil untuk variabel daya ledak otot tungkai kelompok perlakuan 0,168 dengan signifikansi 0,142, sedangkan variabel daya ledak otot tungkai kelompok kontrol 0,134 dengan signifikansi 0,200. Hasil untuk variabel kekuatan otot tungkai kelompok perlakuan 0,200 dengan signifikansi 0,200, sedangkan variabel kekuatan otot tungkai kelompok kontrol 0,173 dengan signifikansi 0,940. Pada taraf signifikansi α = 0,05 signifikansi thitung variabel daya ledak dan variabel kekuatan otot tungkai lebih besar dari pada α (sig > 0,05) sehingga data yang diuji merupakan data yang berdistribusi normal. Selanjutnya pengujian homogenitas data dilakukan terhadap data post-test daya ledak dan kekuatan otot tungkai. Dari hasil analisis uji Levene dengan bantuan SPSS 16,0 pada taraf signifikansi (α) 0,05, didapatkan nilai signifikansi hitung untuk kedua data tersebut lebih besar dari pada α (sig >0,05). Untuk variabel daya ledak otot tungkai memperoleh signifikansi 0,063, sedangkan untuk variabel kekuatan otot tungkai memperoleh signifikansi 0,558. Dengan demikian data yang diuji berasal dari data dengan variansi yang homogen. e-Journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 ) Tabel 4. Data Hasil Uji Homogenitas Menggunakan Instrumen Uji Levene dengan Bantuan Program SPSS 16,0 Sumber Data Kekuatan Tungkai Daya Ledak Tungkai Otot Otot Levene Statistic df1 df2 sig. Keterangan 0,379 1 38 0,542 Homogen 0,074 1 38 0,787 Homogen Hipotesis pelatihan plyometrics single leg hops berpengaruh terhadap peningkatan daya ledak diuji dengan uji-t independent dengan bantuan program SPSS 16,0 pada taraf signifikansi (α) 0,05. Hipotesis penelitian diterima apabila nilai uji-t memiliki signifikansi lebih kecil dari α (Sig < 0,05). Sedangkan apabila nilai signifikansi hitung lebih besar dari α (Sig > 0,05), hipotesis penelitian ditolak. Tabel 5. Hasil Uji-t Independent Data Kekuatan Otot Tungkai Independent Subjects Test t-test for Equality of Means Sig. (2-tailed) t df Sumber Data Kekuatan Tungkai Otot 2.243 Dari hasil uji-t independent didapat nilai thitung variabel kekuatan otot tungkai sebesar 2,243 dengan signifikansi thitung = 0,031. Pada taraf signifikansi α = 0,05 signifikansi thitung variabel daya ledak otot tungkai = 0,005 lebih kecil dari nilai α (Sig < 0,05), sehingga hipotesis penelitian pelatihan plyometrics single leg hops variabel daya ledak otot tungkai diterima. 38 .031 Hipotesis pelatihan plyometrics single leg hops berpengaruh terhadap kekuatan otot tungkai diuji dengan uji-t independent dengan bantuan program SPSS 16,0 pada taraf signifikansi (α) 0,05. Hipotesis penelitian diterima apabila nilai uji-t memiliki signifikansi lebih kecil dari α (Sig < 0,05). Sedangkan apabila nilai signifikansi hitung lebih besar dari α (Sig > 0,05), hipotesis penelitian ditolak. Tabel 6. Hasil Uji-t Independent Data Daya Ledak Otot Tungkai Independent Subjects Test Sumber data Daya Ledak Tungkai t-test for Equality of Means Otot t df sig. (2-tailed) 2,992 38 .005 Dari hasil uji-t independent didapat nilai thitung variabel daya ledak otot tungkai 2,992 dengan signifikansi thitung = 0,005. Pada taraf signifikansi α = 0,05 signifikansi thitung variabel daya ledak otot tungkai = 0,005 lebih kecil dari nilai α (Sig < 0,05), sehingga hipotesis penelitian pelatihan overhead clear drill terhadap kekuatan otot lengan diterima. e-Journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 ) PEMBAHASAN Analisis data hasil penelitian untuk variabel terikat penelitian menunjukan adanya peningkatan nilai rata-rata (mean) untuk masing-masing variabel. Dari deskripsi data variabel kekuatan otot tungkai pada tabel 1. terlihat kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan mengalami peningkatan nilai rata-rata. Begitu juga dengan variabel daya ledak otot tungkai seperti terlihat pada tabel 2. juga mengalami peningkatan rata-rata baik pada kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan. Jika dilihat peningkatan yang dicapai oleh kelompok perlakuan akibat dari pemberian pelatihan single leg hops. Dari deskripsi di atas, terlihat adanya peningkatan nilai variabel kekuatan dan daya ledak otot tungkai pada kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan, dengan peningkatan rata-rata kelompok perlakuan yang lebih tinggi dari pada kelompok kontrol untuk kedua variabel penelitian. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh dari pelatihan yang diberikan terhadap peningkatan kekuatan dan daya ledak otot tungkai terhadap subjek penelitian. Peningkatan pada kelompok perlakuan diakibatkan oleh pemberian pelatihan single leg hops selama 4 minggu atau 12 kali pelatihan. Sedangkan peningkatan pada kelompok kontrol lebih diakibatkan oleh adanya peningkatan aktivitas olahraga yang dilakukan oleh seluruh subjek penelitian selama kegiatan berlangsung. Hal ini dapat dijelaskan melalui hasil uji hipotesis penelitian berikut. Kekuatan (Strength) Kekuatan otot adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap sesuatu tahanan, orang yang bisa mengangkat suatu beban yang beratnya 50 kg adalah orang yang mempunyai kekuatan 2 kali lebih dari orang yang hanya bisa mengangkat 25 kg ( Yoda, 2006: 24). Menurut Ismaryati (2002: 111) kekuatan merupakan tenaga kontraksi otot yang dicapai dalam sekali usaha maksimal. Usaha maksimal ini dilakukan oleh otot atau sekelompok otot untuk mengatasi suatu tahanan. Secara fisiologis kekuatan otot adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk melakukan satu kali kontraksi secara maksimal melawan tahanan atau beban. Secara mekanis kekuatan otot didefinisikan sebagai gaya (force) yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot dalam satu kontraksi maksimal (Widiastuti, 2011: 15). Jadi dapat disimpulkan bahwa kekuatan otot tungkai merupakan kemampuan otot tungkai untuk melakukan satu kali kontraksi dengan maksimal dan mengatasi suatu tahanan. Daya Ledak Otot Daya Ledak adalah kemampuan otot untuk mengatasi tahanan dengan kontraksi yang sangat cepat. Dalam daya ledak ada dua hal yang penting yaitu: (1) kekuatan otot, (2) kecepatan otot dalam mengarahkan tenaga maksimal untuk mengatasi tahanan.Oleh karena itu latihan daya ledakdalam weight training tidak boleh hanya menekankan pada beban, tetapi harus pula pada kecepatan mengangkat, mendorong, atau menarik beban. Daya ledak menyangkut kekuatan dan kecepatan kontraksi otot yang dinamis dan eksplosit serta melibatkan pengeluaran kekuatan otot yang maksimal dalam waktu yang secepat-cepatnya (Yoda, 2006: 27). Otot Tungkai Otot merupakan salah satu jaringan yang ada di dalam tubuh manusia. Tungkai adalah bagian bawah tubuh manusia yang berfungsi untuk menggerakkan tubuh seperti berjalan, berlari dan melompat. Otot tungkai juga merupakan merupakan bagian dari anggota gerak bawah (ekstrimitas inferior) yang memungkinkan terjadinya gerakan berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Otot-otot anggota gerak bawah dapat dibedakan atas otot pangkal paha, otot tungkai atas, otot tungkai bawah dan otot kaki. Otot-otot pangkal paha dan tungkai atas terdiri dari otot bagian depan antara lain m. sartorius, m. rectus femoris, m. vastus lateralis, m. vastus medialis, m. adductor longus. Sedangkan, pada bagian belakang terdapat m. gluteus maximus, m. adductor magnus, m. biceps femoris, m. semitendinosus dan m. e-Journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 ) semimembranosus. Beberapa otot tungkai bawah antara lain m.peroneus longus, m.tibialis anterior, m.gastrocnemius, m.soleus, m. extensor digitorum longus. Besar kecilnya daya ledak dan kekuatan dipengaruhi oleh otot yang melekat pada tungkai tersebut. Dalam peningkatan kekuatan untuk menghasilkan lompatan yang baik, diperlukan kualitas otot yang baik pula.Selain itu, faktor kecepatan tidak boleh diabaikan dalam hal ini, karena untuk mendapatkan daya ledak otot tungkai yang baik dibutuhkan kecepatan yang tinggi guna menghasilkan gerakan yang eksplosif. Dengan demikian, daya ledak otot tungkai adalah kemampuan otot tungkai untuk mengerahkan kekuatan yang maksimal dengan kontraksi yang sangat cepat atau singkat untuk dapat mengatasi beban yang di dapat atau diberikan, sedangkan kekuatan merupakan kemampuan otot tungkai untuk melakukan kontraksi otot yang dicapai dalam sekali usaha maksimal. Pelatihan Single Leg Hops Terhadap Kekuatan dan Daya Ledak Otot Tungkai Berdasarkan hasil uji-t independent untuk variabel kekuatan otot tungkai, antara post-test kelompok kontrol dan perlakuan didapatkan nilai t hitung = 2,243 dengan nilai signifikansi = 0,031 pada taraf signifikansi 0,05, dan untuk variabel daya ledak otot tungkai antara post-test kelompok kontrol dan perlakuan didapatkan nilai thitung = 2,992 dengan nilai signifikansi = 0,005 pada taraf signifikansi 0,05. Nilai signifikansi hitung lebih kecil dari nilai α (Sig < 0,05), dengan demikian hipotesis penelitian “pelatihan single leg hops berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan dan daya ledak otot tungkai“ diterima. Pelatihan single leg hops ini merupakan suatu pelatihan yang menggunakan sistem energi predominan anaerob yang memiliki ciri khusus, yaitu kontraksi otot yang sangat kuat yang merupakan respon dari pembebanan dinamis yang cepat dari otot-otot yang terlibat. Dengan adanya pembebanan pada otot-otot tungkai, maka akan mengakibatkan terjadinya peningkatan tonus otot tungkai, masa otot, dan serabut otot tungkai yang dapat meningkatkan daya ledak otot tungkai. Selain itu, akan terjadi peningkatan komponen biomotor kekuatan juga merupakan salah satu komponen yang dapat dengan cepat ditingkatkan. Selain meningkatkan komponen biomotor kekuatan, latihan kekuatan akan terjadi peningkatan kemampuan dan respons fisiologis, yang antara lain adalah: adaptasi persyarafan, hypertropy (pembesaran) otot, adaptasi sel-sel, daya tahan otot, dan adaptasi kardiovaskuler (Sukadiyanto, 2005:90). Berdasarkan hal tersebut pelatihan ini cocok diberikan pada subjek yang memiliki kekuatan dan daya ledak otot tungkai rendah karena selama mengikuti pelatihan dimana beban kerja yang diberikan pada otot tungkai akan menyebabkan otot tungkai beradaptasi terhadap beban kerja tersebut sehingga memberikan perubahan pada kekuatan dan daya ledak otot tungkai. Dengan memberikan pelatihan ini, maka akan dapat memberikan efek yang positif pada anatomi dan fisiologi otot-otot tungkai bawah. Pelatihan single leg hops dilaksanakan selama 4 minggu atau 12 kali pertemuan dengan frekuensi 3 kali per minggu. Pelatihan single leg hops dengan menggunakan program pelatihan yang telah di tentukan ini secara langsung akan berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan dan daya ledak otot tungkai pada siswa putra kelas VII SMP N 3 Petang tahun pelajaran 2013/2014. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa : 1) Pelatihan single leg hops berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan dan daya ledak otot tungkai siswa putra kelas VII SMP N 3 Petang tahun pelajaran 2013/2014. SARAN Berdasarkan hasil penelitian ini, hal-hal yang dapat disarankan sebagai berikut: 1) Bagi para pelaku olahraga, disarankan dapat menggunakan pelatihan single leg hops sebagai salah satu alternatif untuk e-Journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 ) meningkatkan kebugaran jasmani khususnya kekuatan dan daya ledak otot tungkai. 2) Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis diharapkan pula adanya penelitian lanjutan dengan jumlah subjek yang lebih banyak, waktu yang lebih lama dan pada kelompok usia lain untuk mendapat generalisasi. DAFTAR PUSTAKA Candiasa, I Made. 2004. Statistik Multivariat Disertai Aplikasi dengan SPSS. Singaraja: IKIP Negeri Singaraja Donald A. Chu, 1992 Jumping Into Plyometrics. United States of America: Human Kinetiks Publisers. Ismaryati. 2008. Tes & Pengukuran Olahraga. Surakarta. Kanca, I Nyoman. 2006. Metode Penelitian Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Singaraja. Universitas Pendidikan Ganesha. Kanca, I Nyoman. 2010. Metode Penelitian Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Singaraja. Universitas Pendidikan Ganesha. Sukadiyanto. 2005. Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik.Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta. Widiastuti. 2011. Tes dan Pengukuran Olahraga. Jakarta: PT Bumi Timur Jaya Yoda. 2006. Peningkatan Kondisi Fisik. Singaraja. Universitas Pendidikan Ganesha. e-Journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )