135 EFEKTIVITAS PELATIHAN PLYOMETRICS DAN WEIGHT TRAINING DALAM PENINGKATAN STRENGTH DAN POWER OTOT TUNGKAI (Studi Pada Kelompok Umur 15-19 Tahun di Cabang Olahraga Bulutangkis Atletpusdiklat CitraRaya UNESA) Ainur Rasyid (Dosen Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi STKIP PGRI Sumenep) Email: [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pelatihan plyometrics dan weight training terhadap peningkatan strength dan power otot tungkai pada cabang olahraga bulutangkis. Seorang pemain bulutangkis bila sedang melakukan jump smash harus melompat dengan ketinggian maksimal, sehingga diperlukan metode latihan untuk mendapatkan kekuatan dan power otot tungkai. Sasaran penelitian ini adalah atlet putra bulutangkis Pusdiklat CitraRaya UNESA umur 15-19 tahun yang berjumlah sebanyak 15 atlet dan terbagi menjadi 3 kelompok (plyometric, weight training, dan kontrol) dengan jumlah masing-masing kelompok sebanyak 5 atlet. Analisa dalam penelitian ini menggunakan metode statistik komparatif dengan uji Multivariate Analysis of Varians (Manova), sedangkan proses pengambilan data dilakukan dengan melakukan tes pengukuran strength dan power otot tungkai sebelum dan sesudah perlakuan (treatment). Kata Kunci: Plyometrics, Weight Training, Strength, Power, Otot Tungkai, Bulutangkis Abstract In mathematics learning, This study is intended to reveal the effectiveness of plyometrics and weight training in improving strength and power of leg muscle of badminton athlete. When a badminton player is permforming a jump smash, he/she must jump up to maximum height therefore, it needs a certain method of training to get strength and power of leg muscle. The object of this study were male badminton athletes of Citra Raya UNESA Training Centre at the age category 15 19 years old. There were fifteen athletes who were grouped into 3 (plyometric, weight training, and control). Each group consiststed of 5 athletes. The analysis of this study was in the form of comparative statistic method through Multivariate Analysis of Varians (Manova) experiment, whereas the process of data collection was done by measuring the strength and power of leg muscle after and before treatment. Key Words: Plyometrics, Weight Training, Strength, Power, Leg Muscle, Badminton A. Pendahuluan Olahraga yang paling populer di Indonesia dan sering membawa nama harum Indoneisa di kancah International adalah olahraga bulutangkis. Permainan bulutangkis serat dengan berbagai kemampuan dan keterampilan gerak yang komplek. Sepintas lalu diamati bahwa pemain harus melakukan gerakangerakan seperti lari cepat, gerak melompat, menjangkau, memutar badan dengan cepat, melakukan langkah lebar tanpa pernah kehilangan keseimbangan tubuh (PBSI, 2001- 2005:46). Sistem penghitungan rally point pada permainan bulutangkis mencegah pemain agar tidak ceroboh. Dengan sistem ini pula, pemain yang berkarakter menyerang umumnya lebih diuntungkan dibandingkan dengan yang berkarakter bertahan. Selain itu juga, Dinata dan Tarigan (2004: 19) menyatakan bahwa “latihan fisik bulutangkis ditekankan kepada unsur-unsur agilitas, power, daya tahan otot, dan kecepatan”. Sugiarto juga menyatakan bahwa komponen fisik meliputi unsur-unsur kekuatan, Volume 6, Nomor 2, Juni 2014 136 EFEKTIVITAS PELATIHAN PLYOMETRICS kecepatan, waktu reaksi, daya tahan, kelincahan, koordinasi, power, kelentukan, keseimbangan dan sebagainya (Sugiharto, 2004:17). Jadi dapat diketahui dari beberapa pendapat di atas bahwa latihan atau kondisi fisik yang dibutuhkan dalam olahraga bulutangkis lebih ditekankan pada kekuatan otot, agilitas, kecepatan, dan power. Olahraga bulutangkis merupakan aktivitas yang dinamis, pergerakan anggota tubuh banyak tergantung pada mobilitas otot-otot tungkai dan lengan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini unsur daya ledak dan kecepatan otot yang dilatih adalah pada otot tungkai. Bowers & Fox (1992) menyatakan bahwa urutan bagian otot yang dilatih lebih dahulu, diawali dari otot-otot tungkai seperti otot (musculus): biceps femoris, rectus femoris, sartorius, vastus lateralis, gracialis, quadriceps, gastrocnemeus. Otot-otot lengan seperti musculus deltoideus, biceps brachii, triceps brachii, brachialis, flexsor digitorum superfisialis, otot-otot punggung seperti trapezius, lastisimus dorsi, dan terakhir otot-otot dada seperti musculus pectoralis mayor. Bentuk pelatihan untuk meningkatkan explosive power dalam penelitian ini, berupa plyometrics dan weight training. Menurut Nossek (1982:15) pelatihan untuk meningkatkan daya ledak, kekuatan dan daya tahan otot tidak harus selalu berupa beban luar yang menggunakan peralatan seperti: barbell, katrol, rompi. Tetapi dapat pula berupa berat badan sendiri, terutama yang dilatih atlet pemula. (Power, Dodd & Jackson, 2011) berpendapat bahwa dalam penelitian olahraga prestasi, kondisi fisik perlu dipertimbangkan, karena manfaatnya dapat menghasilkan tingkat kebugaraan yang lebih baik. Bentuk pelatihan ketahanan yang umumnya berbentuk pelatihan beban dapat memperbaiki dan meningkatkan kekuatan otot dan unsur penunjang keterampilan seperti daya ledak otot. Kedua bentuk pelatihan plyometrics dan weight training tersebut di atas sama-sama sebagai bentuk latihan explosive power dan yang membedakan adalah bentuk latihannya. Jurnal Pelopor Pendidikan Sehingga pelatihan tersebut diestimasi mempunyai efek terhadap peningkatan strength dan power otot tungkai. Hal ini diperlukan pengkajian terhadap bentuk pelatihan yang terkait dengan komponen kondisi fisik yang dilatih. B. Metode Penelitian 1. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh pelatihan plyometrics dan weight training terhadap efektivitas peningkatan strength dan power otot tungkai pada cabang olahraga bulutangkis atlet Pusdiklat CitraRaya UNESA pada usia 15-19 tahun putra. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen, desain eksperimen adalah suatu rancangan percobaan dengan tiap langkah tindakan yang betul-betul terdefinisikan sehingga informasi yang berhubungan dengan atau diperlukan untuk persoalan yang sedang diteliti dapat dikumpulkan (Sudjana, 1994:1). Rancangan penelitian ini disebut Matchingonly design. Tabel : Rancangan Penelitian K elo mpo k Eks pe rime n 1 M K elo mpo k Eks pe rime n 2 K elo mpo k K ont rol Keterangan : T11 X1 T21 T12 X2 T22 T13 ~ T23 P : Pre Test M : Matching T11 : Kelompok eksperimen 1, kekuatan dandaya ledak otot tungkai. T22 : Post-test kelompok eksperimen 1, kekuatan dan daya ledak otot tungkai. T12 : Kelompok eksperimen 2, kekuatan dandaya ledak otot tungkai. T22 : Post-test kelompok eksperimen 2, kekuatan dan daya ledak otot tungkai. T13 : Kelompok kontrol tanpa perlakuan. T23 : Post-test kelompok kontrol tanpa perlakuan. X1 : Perlakuaan plyometrics X2 : Perlakuan weight training kinesis(Maksum, 2012:100) Ainur Rasyid Alur proses pelaksanakan penelitian dalam rancangan Matching-only design tersebut adalah diawali dengan identifikasi subyek penelitian pada atlet putra Pusdiklat CitraRaya UNESA yang berjumlah 15 orang. 1. Populasi dan sampel Mengacu pada desain penelitian tersebut, subjek populasi akan dijadikan anggota sample secara keseluruhan. Dengan kata lain, penelitian ini merupakan penelitian populasi. Proses pengambilan anggota populasi ke dalam tiga kelompok dilakukan secara match subject design. Adapun pembentukan grup dalam penelitian ini akan membuat tiga kelompok, ialah kelompok eksperimen 1, eksperimen 2, dan kelompok kontrol. Maka, pairing yang digunakan ialah ordinal pairing yang didasarkan atas kriterium ordinal. Secara keseluruhan pola yang digunakan dalam penelitian ini adalah Match Subject Ordinal Pairing (Sutrisno Hadi, 1990:484-485). Langkah-langkah yang diambil dalam pembentukan kelompok adalah: 1) Kepada sampel diberikan tes awal. 2) Sampel diurutkan dari yang hasil tesnya terbesar sampai yang terkecil( diranking ) 3) Kemudian diberi kode dari yang terbesar sampai yang terkecil. Karena akan dijadikan tiga kelompok, maka kode juga hanya ada dua macam misalnya A, B, dan C. Dalam hal ini peneliti menggunakan kode A, B, dan C. 4) Agar terdapat kelompok yang seimbang, maka dilakukan penyusuan kode adalah: nomor pertama diberi kode A, urutan kedua diberi kode B, urutan ketiga diberi kode C, urutan keempat diberi kode C, urutan keempat diberi kode A dan seterusnya, pemberian nomor kode dengan urutan atau cara yang sama. Cara ini oleh banyak peneliti sering digunakan dandikenal dengan rumus A-B-C-C-A (Sutrisno Hadi, 1990:484-486). Dari hasil pemasangan maka diperoleh tiga kelompok, kemudian ditentukan kelompok eksperimen 1, kelompok eksperimen 2, dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen 1 diberi perlakukan latihan plyometrics, kelompok eksperimen 2 diberi perlakuan latihan weight training, dan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan tetapi berdasarkan program latihan yang ada. 1. Proses Pengumpulan Data Pengumpulan data dari variabel bebas (independent variabel)dengan menggunakan pelatihan plyometrics dan weight training terhadap peningkatan strength dan power otot tungkai, menggunakan teknik pengukuran berupa pengukuran fisik (Preedy, 2012:829). Teknik pengukuran digunakan untuk memperoleh data variabel terikat (dependent variabel) berupa strength dan power otot tungkai. Sample di bagi terdiri menjadi beberapa kelompok, yaitu kelompok eksperimen 1, eksperimen 2, dan kontrol. Setelah selesai dilakukan pembagian kelompok, barulah dilakukan pretest dan posttest terhadap pelatihan plyometrics dan weight training tentang pengukuran strength otot tungkai pengukurannya menggunakan back and leg dynamometer dan power otot tungkai pengukurannya menggunakan force plate. Setelah itu barulah sampel diberikan perlakuan selama 8 minggu setiap 3x dalam seminggu. 2. Teknik Analisis Data Deskripsi data ini membahas tentang ratarata (Mean), persentase peningkatan strength dan power otot tungkai dari kedua jenis pelatihan yang diberikan pada masing-masing kelompok, yaitu kelompok 1: mendapat pelatihan plyometrics, kelompok 2: mendapat pelatihan weight training. Kemudian hasil tes tersebut akan dicatat dan dihitung berdasarkan kelompok dan jenis yang diterapkan. Deskripsi data menggunakan program aplikasi Statistical Product and Service Solution (SPSS) 17.0. Volume 6, Nomor 2, Juni 2014 137 138 EFEKTIVITAS PELATIHAN PLYOMETRICS C. Diskusi Hasil Penelitian Analisis Uji Persyaratan Terkait dengan adanya persyaratan yang diperlukan dalam teknik analisis data Manova, berikut ini terlebih dahulu dikemukakan diskusi hasil analisis uji persyaratan yang diperlukan dalam analisis data. 1. Hasil Analisis Normalitas Data Uji distribusi normal atau uji normalitas adalah uji untuk mengukur apakah data kita memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik (statistik inferensial). Cara yang biasa dipakai untuk menghitung masalah ini adalah Chi Square. Tapi karena tes ini memiliki kelemahan, maka yang dipakai pada penelitian ini adalah KolmogorovSmirnov. Dasar analisis yang digunakan dalam mengambil keputusan apakah distribusi data mengikuti distribusi normal atau tidak yaitu jika nilai signifikansi lebih besar dari 5%(0,05) maka data tersebut berdistribusi normal. Berdasar hasil analisis uji normalitas pada Bab IV halaman 74-77 dengan menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov, pada waktu tes awal dan tes akhir data dari kelompok I, II, dan III pada variable terikatnya strength dan power, secara keseluruhan ditentukan nilai signifikansi lebih besar dari 5% (0,05), sehingga hipotesis kerja ditolak dan hipotesis nihil diterima. Berarti data dari masing-masing kelompok I, II, dan III yang terkumpul dari masing-masing kelompok pada pretest dan posttest menunjukkan berdistribusi normal. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa data yang diperoleh pada waktu pretest dan posttest pada kelompok I pelatihan plyometrics, II pelatihan weight training, dan III control terhadap varibel strength dan power menunjukkan berdistribusi normal, sehingga analisis data teknik Manova dapat dikerjakan. Jurnal Pelopor Pendidikan 2. Hasil Analisis Uji Homogenitas Varian Persyaratan analisis teknik Manova selain normalitas data, juga diperlukan persyaratan homogenitas varian populasi dalam kelompok. Uji homogenitas yang dianalisis meliputi homogenitas antar kelompok pelatihan menggunakan teknik Levene Statistic. Berdasarkan hasil analisis uji homogentias antar kelompok masingmasing kelompok variabel I plyometrics, II weight training, dan III kontrol pada waktu pretest dan postest yang telah disajikan pada Bab IV halaman 77-78, menunjukkan sig F > á 0,05, sehingga hipotesis kerja ditolak dan hipotesi nihil diterima. Berarti secara keseluruhan data dari masingmasing kelompok I plyometrics, II weight training, III kontrol antar kelompok pelatihan yang terkumpul pada pretest dan postest menunjukkan homogen. Prosedur uji homogenitas melalui analisis multivariate (Manova) Box’s Test of Equality of Covariance Matrices, hasil analisis ditemukan koefesien F = 7,548 dan nilai F test sebesar 0,953 dengan tingkat Sig sebesar 0,456 > 0,05 sehingga hipotesis nol yang menyatakan matrik variance/ covariance dari variabel tergantung, yaitu strength dan power pada otot tungkai menunjukkan tidak ada perbedaan dengan kata lain varian populasi menunjukkan homogen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data yang terkumpul dari variabel plyometrics, weight training dan kontrol pada waktu pretest dan postest antar kelompok perlakuan menunjukkan homogeny, sehingga analisis data teknik Manova dapat dikerjakan. Dengan demikian tuntutan persyaratan/asumsi yang diperlukan dalam analisis teknik Manovatelah terpenuhi, sehingga analisis Manova dapat dikerjakan. D. Hasil Latihan Plyometrics Pelatihan plyometrics merupakanpelatihan yang didasarkan pada adanya kontraksi otot secara maksimal akan meningkat ketika otot Ainur Rasyid aktif diregangkan secara tepat dan adanya lentingan-lentingan yang terus menerus (continue). Seperti halnya seorang pemain bulutangkis bila sedang melakukan jump smash seorang pemain harus melompat dengan ketinggian maksimal. Mengingat pentingnya faktorstrength dan powerotot tungkai dalam permainan bolabulutangkis, maka diperlukan upaya mencari beberapa metode latihan yang mampu meningkatkan strength dan power otot tungkai tersebut. Ada beberapa bentuk latihan yang dapat diterapkan, di antaranya plyometrics dan weight training. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh hasil pelatihan plyometrics dan weight training terhadap peningkatan Strength dan Power Otot Tungkai pada atlet bulutangkis Pusdiklat CitraRaya UNESA.Hasil penelitian menunjukan bahwa: Latihan plyometrics menghasilkan peningkatan rata-rata strength otot tungkai sebesar 18,28% dan peningkatan power otot tungkai sebesar 26,35% pada atlet bulutangkis Pusdiklat CitraRaya UNESA. Hasil uji piared sample t test menunjukan (P<0,05) berati ada pengaruh signifikan latihan plyometrics terhadap peningkatan strength dan power otot tungkai. Hasil tersebut sependapat dengan Chu (1998 : 1-3) bahwa latihan plyometrics adalah latihan yang memungkinkan otot untuk mencapai kekuatan maksimal dalam waktu yang sesingkat mungkin. Artinya pemberian perlakuan terhadap kelompok pelatihan plyometrics memberikan pengaruh terhadap pencapaian kekuatan dan kekuatan maksimal otot tungkai. E. Hasil Latihan Weight Training Dalam melakukan latihan weight training yang paling terpenting yaitu pelaksanaan dan penerapan weight training haruslah dilakukan dengan tepat dan memenuhi prinsip-prinsip dan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan, agar objectives atau tujuan-tujuan weight training benar-benar tercapai (Harsono, 1988:186) Ada 4 prinsip yang akan mendasari program mengangkat beban yaitu: 1. Prinsip beban lebih 2. Prinsip beban meningkat 3. Prinsip beban pengaturan 4. Prinsip pengkhususan Menurut Bompa (1999:22) program latihan mengangkat beban direncanakan sesuai dengan jenis kontraksi otot (isotonik, isometrik, dan isokinetik). Pelatihan weight training pada penelitian ini menggunakan alat terbaru yaitu Kinesis Station. Alat Kinesis dibuat untuk latihan yang efektif, diantaranya menstabilkan otot-otot selama gerakan masing-masing dan bisa meningkatkan keseimbangan, fleksibilitas, dan kekuatan. Kinesis Station terdiri dari beberapa gerakan: langkah / jongkok, overhead press, menekan, pokok, tinggi dan rendah mendorong. hal ini menambah berbagai macam peralatan untuk berlatih menggunakan alat kinesis: sirkuit, kelompok, satu/pribadi. Latihan weight training dengan menggunakan kinesis station menghasilkan peningkatan rata-rata strength otot tungkai sebesar 17,53% dan peningkatan power otot tungkai sebesar 15,07% pada atlet bulutangkis Pusdiklat CitraRaya UNESA.Hasil uji piared sample t test menunjukan (P<0,05) berarti ada pengaruh signifikan latihan weight training terhadap peningkatan strength, dan kurang efektiv untuk peningkatan power jika dibandingkan dengan kelompok plyometrics. F. Hasil Latihan Kelompok Kontrol Latihan kelompok kontrol menghasilkan peningkatan rata-rata strength otot tungkai sebesar 4,24% dan peningkatan power otot tungkai sebesar 1,57% pada atlet bulutangkis Pusdiklat CitraRaya UNESA.Hasil uji piared sample t testmenunjukan (P>0,05) berarti tidak ada pengaruh signifikan latihan kelompok kontrol terhadap peningkatan strenght dan power otot tungkai. G. Hasil Analisa Multivariate (Manova) Hasil uji analisa multivariate test didapatkan nilai F sebesar 19,845 dan Sig = 0,000 Volume 6, Nomor 2, Juni 2014 139 140 EFEKTIVITAS PELATIHAN PLYOMETRICS < á = 0,05menunjukan bahwa ada peningkatan variabel strength dan powerotot tungkai secara bersama-sama akibat jenis pelatihan (plyometrics dan weight training). Artinya, jenis latihan (plyometrics dan weight training) memberikan pengaruh terhadap peningkatan variabel strength dan power otot tungkai secara bersama-sama. HasilTest of Between Subject Effects1 untuk hasil perubahan Strength Otot Tungkai didapatkan nilai F sebesar 11,515 dan Sig = 0,002 < á = 0,05, berarti ada perbedaan yang signifikan antara hasil pelatihan kelompok plyometrics, weight training, dan kontrol terhadap peningkatan strength otot tungkai atlet bulutangkis. Jadi ketiga kelompok latihan tersebut (plometrics, weight training, dan kontrol) memberikan pengaruh yang berbeda terhadap besarnya peningkatan strength otot tungkai. Hasil Post Hoct menunjukan bahwa dari ketiga jenis kelompok latihan tersebut, ternyata hasil latihan plyometrics dan weight training tidak berbeda secara signifikan, tetapi keduanya berbeda secara signifikan dengan kelompok kontrol. Hal ini berarti bahwa pelatihan plyometrics dan weight training memberikan pengaruh yang sama terhadap peningkatan strength otot tungkai atlet bulutangkis CitraRaya UNESA. Hasil Test of Between Subject Effects2 untuk hasil perubahan Power Otot Tungkai didapatkan nilai F sebesar 15,965 dan Sig = 0,000< á = 0,05, berarti ada perbedaan yang signifikan antara hasil pelatihan kelompok plyometrics, weight training, dan kontrol terhadap peningkatan power otot tungkaiatlet bulutangkis. Jadi, ketiga kelompok latihan tersebut (plometrics, weight training, dan kontrol) memberikan pengaruh yang berbeda terhadap besarnya peningkatan power otot tungkai. Hasil Post Hoct menunjukan bahwa dari ketiga jenis kelompok latihan tersebut, ternyata hasil latihan plyometrics dan weight training berbeda secara signifikan dengan perbedaan perubahan power otot tungkai sebesar 10,48 watt, hasil latihan plyometrics dan kontrol berbeda secara signifikan dengan Jurnal Pelopor Pendidikan perbedaan perubahan power otot tungkai sebesar 21,90 watt, hasil latihan weight training dan kontrol berbeda secara signifikan dengan perbedaan perubahan power otot tungkai sebesar 11,42 watt. Hal ini berarti bahwa pelatihan plyometrics memberikan hasil yang lebih efektif daripada latihan weight training terhadap peningkatan power otot tungkai atlet bulutangkis CitraRaya UNESA. Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukan bahwa latihan plyometric memberikan pengaruh yang lebih efektif daripada latihan weight training terhadap peningkatan power tungkai, tetapi memberikan pengaruh yang sama terhadap peningkatan strength otot tungkai. Program latihan yang menggunakan latihan plyometrics telah terbukti secara positif mempengaruhi kinerja dalam gerakan berhubungan dengan power seperti jumping (melompat) dan speed. Selama gerakan plyometrics, otot mengalami sebuah peralihan yang sangat cepat dari fase eksentrik ke fase konsentris. Siklus stretch-shortening ini mengurangi waktu dari fase amortisasi yang pada gilirannya memungkinkan untuk memproduksi power lebih besar dari normalnya. Penyimpanan energy otot elastis dan respon reflekx regangan pada dasarnya dimanfaatkan (diekploitasi) dengan cara ini, memungkinkan lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan oleh otot selama gerakan fase konsentris. Pada akhirnya, penelitian ini menggambarkan program latihan Plyometrics secara signifikan lebih efektif meningkatkan komponen power pada otot tungkai, seperti yang telah diukur mengunakan force plate, daripada program latihan weight training. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian terdahulu olehB Sarkamani dkk (2012) yang menyatakan bahwa ada peningkatan yang lebih berarti pada power anaerobik dan kekuatan otot untuk atlet yang terlatih dengan metode latihan plyometrics daripada latihan weight training. Ada peningkatan yang lebih berarti pada kinerja tinggi vertical jump, 50 yard dash, dan penampilan 1RM squat dalam kelompok plyometrics dan Ainur Rasyid weight training daripada kelompok latihan beban saja. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa latihan plyometrics lebih efektif dalam meningkatkan kinerja vertical jump, 50 yard dash, dan 1RM squat pada atlet daripada latihan beban saja. Daftar Pustaka: Asdep PTPK, Kemenegpora. 2008. Pedoman dan Materi Pelatihan Pelatih Tingkat Dasar. Jakarta: Kemenegpora. ________________________. 2007. Pelatihan Pelatih Fisik Level 1. Jakarta: Kemenegpora. Bompa, T.O. 1999. Periodezation Theory and H. Penutup Methodology of Training. United State: Hasil penelitian tentang pengaruh peHuman Kinetics. latihan plyometrics dan weight training ter- Bowers, R.W. and Fox, E.L. 1992. Sport hadap efektivitas peningkatan strength dan Physiology. Third Edition. Dubuque: power otot tungkai pada atlet bulutangkis Wm. C. Brown Publisher. Pusdiklat CitraRaya UNESAumur 15-19 tahun, Brown, L.E. 2007. Strength Training: National maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Strength and Conditioning Association. 1. Pelatihan plyometricsberpengaruh United States. Human Kinetics. signifikan terhadap efektivitas pe- Chu, Donald A. 1998. Jumping Into Plyometrics. ningkatan strength dan power otot Second Edition. Champaign, Illonis: tungkai pada cabang olahraga buluLeisure Press. tangkis. Latihan plyometrics meng- ____________. 1992. Jumping Into Plyometrics. hasilkan peningkatan rata-rata strenght Champaign, Illonis:Leisure Press. otot tungkai sebesar 29,1 kg (18,28%) Corbin, C.B., Welk, G.J., and Corbin, W.R. 2009. dan peningkatan power otot tungkai Concepts of Fitness and Wellness. sebesar 23,3 watt (26,35%). Toronto: McGraw Hill. Companies. 2. Pelatihan weight training berpengaruh Dinata, M. Dan Tarigan, H. 2004. Bulutangkis. signifikan terhadap efektivitas peCiputat: Cerdas Jaya. ningkatan strength dan power otot Depdikbud. 1989. Kamus Besar Bahasa tungkai pada cabang olahraga buluIndonesia. Jakarta: Balai Pustaka. tangkis. Latihan weight training meng- Guyton, A.C.,and Hall, J.E. 2006. Textbook of hasilkan peningkatan rata-rata strength Medical Physiology.Eleventh Edition. otot tungkai sebesar 23,1 kg (17,53%) Philadelpia: Includes Bibliographical dan peningkatan power otot tungkai References And Index. sebesar 12,82 watt (15,07%). Harsono. 2001. Latihan Kondisi Fisik. Jakarta: 3. Latihan plyometrics memberikan peDepdikbud Dirjen Dikti PPLTK. ngaruh yang lebih efektif daripada ________. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek latihan weight training terhadap pePsikologis dalam Coaching. Jakarta: ningkatan powerotot tungkai (beda Depdikbud Dirjen Dikti PPLTK. peningkatan sebesar 10,48 watt), Hyellegard, R., Mood, D.P., and Morrow, J.R. tetapi memberikan pengaruh yang 1996. Interpreting Research in Sport sama terhadap peningkatan strength and Excercise Science. Philadelpia: otot tungkai(beda peningkatan sebesar Mosby. 6 kg).[] Jackson, S.L. 2011. Research Methods: A Modular Approach, Second Edition. Canada: Nelson Education, Ltd. Maksum, A. 2008. Metodologi Penelitian. UNESA University Press. Volume 6, Nomor 2, Juni 2014 141 142 EFEKTIVITAS PELATIHAN PLYOMETRICS Menegpora. 2005. Panduan Penetapan Parameter Tes Pada Pusat Pendidikan Dan Pusat Pelatihan Pelajar Dan Sekolah Khusus Olahragawan. Jakarta: Deputi peningkatan prestasi dan iptek olahraga. Neporent, L. Schlosberg, S and Archer,S.J. 2006. Weight Training For Dummies 3rd Edition. Canada: Wiley Publishing, Inc. Nossek, J. 1982. General Theory of Training. Lagos: Pan African Press National. Nieman, D. 2011. Exercise Testing and Prescription. A Health-Related Approch. Seven Edition. Toronto: McGraw Hill Companies. Powers, S.K., Dodd, S.L. and Jackson, E.M. 2011. Total Fitness and Wellness Media Up Date. Brief Edition. San Fransisco: Benjamin Cummings Pearson. Preedy. V ictor.R.,2012. Handbook of Anthropometry. Physical Measures of Human Form in Health and Disease. London : Springer Science Business Media. Radcliffe, J.C., Farentinos, R. C. 1999. Plyometrics: High Powered. Champaign, Illionis : Human kinetics Publiser. Inc. ___________________________. 1985. Plyometrics: Explosive Power Training. Champaign, Illionis: Human kinetics Publiser. Inc. Ratamess, N.A. 2012.ACSM’s Foundations Of Strength Training And Conditioning. American College of Sports Medicine : Department of Health and Exercise Science. Sugiharto, I. 2004. Total Badminton. Solo: CV. Setyaki Eka Anugerah. Setijono, Matuankotta, dan Hasan, 2001. Instruktur Fitness. UNESA University Press. Sukadiyanto. 2011. Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. Yogyakarta: CV. Lubuk Agung. Sajoto. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta: Depdikbud Dirjen PTPLPTP. Jurnal Pelopor Pendidikan Suntoda, S.A.2009. Tes, Pengukuran, Dan Evaluasi Dalam Cabang Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Sandler, D. 2005. Sports Power. United States: Human Kinetics. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Wismanadi, H. 2010. “pengembangan program pelatihan fisik bayangan rancang gerak bulutangkis dan pengurangan masa istirahat untuk peningkatan power, kecepatan reaksi dan recovery”. Disertasi Doktor, Universitas Negeri Surabaya. Yessis, M. 2009. Explosive Plyometrics. New York: Ultimate Athlete Concepts; 1ST edition.