ARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DI KELAS SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI OLEH: 1. INTRATI AYUNING TRYAS (RRA1C309021) 2. Drs. M. HIDAYAT, M.Pd 3. HAERUL PATHONI, S.Pd, M.PFis FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI JULI, 2014 1 Upaya Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning di Kelas SMA Negeri 8 Kota Jambi OLEH: 1. INTRATI AYUNING TRYAS (RRA1C309021) 2. Drs. M. HIDAYAT, M.Pd 3. HAERUL PATHONI, S.Pd, M.PFis ABSTRAK Kata kunci: Sikap ilmiah, hasil belajar, model pembelajaran Problem Based Learning Penelitian ini dilatar-belakangi oleh rendahnya sikap ilmiah siswa di kelas X E SMA Negeri 8 Kota Jambi, yang disebabkan oleh kurang menariknya penyampaian guru dan juga monoton sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar dan menyebabkan siswa kurang terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Sikap ilmiah sangat penting dikembangkan khususnya dalam pendidikan Sains yang menekankan pada keterampilan proses dikarenakan berpengaruh pada perkembangan sikap secara keseluruhan. Hal ini secara tidak langsung dapat mempengaruhi hasil belajar dikarenakan siswa kurang bisa memantapkan atau mempertahankan ilmu yang telah diajarkan serta malas berpartisipasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan sebuah upaya penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dimana masalah dapat diperoleh dari lapangan atau pengalaman dari siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bertujuan untuk meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar siswa. Penelitian ini dilakukan sebanyak tiga siklus dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dalam proses belajar mengajar. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas SMA Negeri 8 Kota Jambi, dengan jumlah siswa sebanyak 38 orang yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 28 siswa perempuan. Waktu pelaksanaan adalah pada semester 2 tahun ajaran 2013/2014 dengan materi suhu dan kalor. Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah observasi dan evaluasi. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan sikap ilmiah dan hasil belajar fisika siswa pada tiap siklus. Peningkatan sikap ilmiah siswa terlihat dari rata-rata persentase sikap ilmiah siswa pada siklus I adalah 56,64% meningkat pada siklus II menjadi 64,11% dan meningkat lagi pada siklus III menjadi 81,5%. Sedangkan hasil belajar siswa pada siklus I 5,44 meningkat pada siklus II menjadi 6,43 dan meningkat lagi pada siklus III menjadi 8,7. Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar fisika siswa di kelas SMA Negeri 8 Kota Jambi. Intrati Ayuning Tryas : S1 Pendidikan Fisika 2 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sikap ilmiah sangat penting dikembangkan khususnya dalam pendidikan Sains yang menekankan pada keterampilan proses dikarenakan berpengaruh pada perkembangan sikap secara keseluruhan. Hal ini secara tidak langsung dapat mempengaruhi hasil belajar dikarenakan siswa kurang bisa memantapkan atau mempertahankan ilmu yang telah diajarkan serta malas berpartisipasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan sebuah upaya penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dimana masalah dapat diperoleh dari lapangan atau pengalaman dari siswa. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul : “Upaya Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning di Kelas SMA Negeri 8 Kota Jambi” 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah penelitian sebagai berikut “Apakah dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Suhu dan Kalor di Kelas SMA Negeri 8 Kota Jambi?” 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Model pembelajaran Problem Based Learning dikhususkan pada pelajaran fisika dengan pokok bahasan Suhu dan Kalor di kelas SMA Negeri 8 Kota Jambi. 2. Hasil belajar yang dinilai adalah penilaian hasil berupa aspek kognitif yaitu tes hasil belajar yang dilakukan di akhir setiap siklus. 3. Dalam penelitian ini aktivitas siswa dan guru juga diamati dengan menggunakan lembar observasi. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada pokok bahasan Suhu dan Kalor di Kelas SMA Negeri 8 Kota Jambi. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Sebagai bekal pengetahuan bagi penulis 2. Sebagai bahan masukan bagi guru fisika dalam rangka mencari alternatif pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran 1.6 Definisi Istilah/Operasional Untuk menghindari berbagai penafsiran, maka penulis terlebih dahulu menjelaskan beberapa istilah yang terdapat di dalam proposal ini, yaitu sebagai berikut : 1. Sikap Ilmiah adalah suatu sikap yang dimiliki seseorang untuk bertindak atau berprilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah. 2. Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Intrati Ayuning Tryas : S1 Pendidikan Fisika 3 3. Model Problem Based Learning adalah model pembelajaran dengan berbasis masalah. Dalam model pembelajaran ini masalah dapat diperoleh dari lapangan atau pengalaman dari siswa, selain itu masalah juga bisa didapatkan dari ketidaktahuan siswa akan kompetensi yang akan diajarkan. Setelah masalah diperoleh, selanjutnya melakukan perumusan masalah, dari masalah-masalah tersebut kemudian dipecahkan secara bersama-sama dengan didiskusikan. (evaluasi). II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Pembelajaran Menurut Slameto (2010), “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”. Sedangkan Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya (Hamalik, 2013). 2.2 Sikap Ilmiah Siswa Sikap ilmiah merupakan sikap yang dibentuk oleh orang yang berkecimpung dalam ilmu alamiah dan bersifat ilmiah. Salah satu aspek tujuan dalam mempelajari ilmu alamiah adalah pembentukan sikap ilmiah. Sikap ilmiah siswa dalam proses pembelajaran matematika sangat di perlukan. Terutama dalam penyelesaian masalah-masalah matematika yang memerlukan pembuktian dan langkah-langkah terstrukur (Putra, 2010). 2.3 Hasil Belajar Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa seteleh menerima pengalaman belajar (Hamalik, 2013). 2.4 Model Pembelajaran Problem Based Learning Barrows dan Kelson dalam Amir (2009) mengemukakan, “Problem Based Learning (PBL) adalah kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang masalahmasalah yang menuntut mahasiswa mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam karir dan kehidupan sehari-hari”. 2.5 Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Problem Based Learning Nurhadi dalam Putra (2013), “Problem Based Learning merupakan suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pembelajaran”. Dan menurut Woods dalam Amir (2009), “Problem Based Learning (PBL) lebih dari sekadar lingkungan yang efektif untuk mempelajari pengetahuan tertentu. Ia dapat membantu pemelajar membangun kecakapan sepanjang hidupnya dalam memecahkan masalah, kerja sama tim, dan berkomunikasi”. Intrati Ayuning Tryas : S1 Pendidikan Fisika 4 2.6 Kajian Materi 2.6.1 Suhu dan Kesetimbangan Termal Benda yang terasa panas memiliki suhu lebih tinggi daripada benda serupa yang dingin. Untuk menggunakan suhu sebagai ukuran panas atau dingin, kita memerlukan skala. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan sistem yang sifatnya dipengaruhi suhu. Sifatsifat yang bergantung pada suhu disebut termometrik, sedangkan benda atau materi yang memiliki sifat termometrik disebut zat termometrik. Zat termometrik digunakan sebagai pedoman skala dalam alat pengukur suhu atau termometer (Ruwanto, 2012). 2.6.2 Pemuaian Umumnya zat akan memuai jika dipanaskan dan menyusut jika didinginkan. Pemuaian dapat dialami oleh zat padat, cair, maupun gas. Pada zat padat, pemuaian yang terjadi dapat berupa pemuaian panjang, luas, atau volume. A. Pemuaian Panjang (1) B. Pemuaian Luas (2) C. Pemuaian Volume (3) 2.6.3 Kuantitas Kalor Kita dapat mendefinisikan satuan kuantitas kalor berdasarkan perubahan suhu pada suatu bahan. Satu kalori (disingkat 1 kal) didefinisikan sebagai jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu satu gram air dari 14,5 menjadi 15,5 . Karena kalor adalah energi yang berpindah, harus ada hubungan antara satuan kuantitas kalor dan satuan energi mekanik, misalnya joule. 2.6.4 Perubahan Wujud Kalor kita anggap bernilai positif jika diterima dan kita anggap negatif jika dilepaskan. Oleh karena itu, kita dapat menuliskan rumus umum (4) 2.6.5 (4) Perpindahan Kalor A. Konduksi B. Konveksi C. Radiasi III. METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus yang terdiri dari siklus I, siklus II, dan siklus III. Dalam penelitian ini peneliti bekerjasama dengan guru bidang studi fisika yang mengajar di kelas tersebut. Dalam hal ini peneliti ikut dalam setiap kegiatan belajar mengajar yang berlangsung untuk mengamati jalannya proses pembelajaran. Pada setiap siklus memiliki tahapan-tahapan tertentu sesuai dengan tahapan dalam tindakan kelas yang dikemukakan oleh Kunandar (2008) yaitu: 1) penyusunan rencana, 2) pelaksanaan tindakan, 3) observasi, 4) refleksi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas 2013/2014. , semester II SMA Negeri 8 Kota Jambi TA Intrati Ayuning Tryas : S1 Pendidikan Fisika 5 3.3 Instrumen Penelitian Data tentang hasil belajar siswa diambil melalui tes (ulangan formatif) yang diadakan setiap akhir siklus pembelajaran. Sebelum soal tes digunakan dalam penelitian perlu dilakukan uji coba dan analisa untuk memperoleh validitas, tingkat kesukaran tiap soal, daya pembeda, dan reliabilitas yang memenuhi kriteria tertentu. Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut: 3.4.1 Validitas tes Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat ketepatan/kesahihan suatu instrumen. Dalam menyusun instrumen, peneliti berpedoman pada validitas isi karena dapat mengukur ketercapaian indikator sesuai dengan materi yang diberikan (Arikunto, 2006). 3.4.2 Tingkat Kesukaran 3.4.3 Daya Pembeda 3.4.4 Reliabilitas Untuk menentukan reliabilitas digunakan rumus Kuder Richarson 21 yang disingkat K-R 21, sebagai berikut: dengan dan 3.4 Pengumpulan Data 3.4.1 Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas , semester II SMA Negeri 8 Kota Jambi tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 38 orang, terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 28 siswa perempuan. 3.4.2 Jenis Data Jenis data yang diambil dalam penelitian ini berupa: 1. Data kualitatif, Data kualitatif yaitu data tentang aktivitas siswa dan guru dalam primer belajar mengajar. 2. Data kuantitatif, yaitu data tentang peningkatan pemahaman konsep siswa 3.4.3 setiap akhir siklus. Cara Pengambilan Data Pengambilan data kualitatif dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan aktivitas siswa dan lembar pengamatan aktivitas guru selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Data tentang hasil belajar siswa diambil melalui tes (ulangan formatif) yang diadakan di setiap akhir siklus pembelajaran.. 3.5 Analisis Data Untuk menganalisis data digunakan rumus yang dikemukakan oleh Arikunto (2010). Intrati Ayuning Tryas : S1 Pendidikan Fisika 6 Untuk menganalisis hasil observasi aktivitas belajar siswa digunakan rumus yang dikemukakan oleh Purwanto (2008), yaitu sebagai berikut: A= Na N x 100% 3.6 Indikator Keberhasilan a. Persentase siswa yang berhasil dalam belajar diharapkan sebesar 75 persen, dengan nilai minimal 75 (merupakan nilai minimum ketuntasan belajar yang ditetapkan sekolah). b. Persentase rata-rata hasil observasi sikap ilmiah siswa diharapkan sebesar 75% dengan kriteria aktif. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Belajar Rincian mengenai peningkatan pemahaman siswa pada aspek kognitif yang diperoleh dari penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini: Tabel 4.1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus N No 1 2 3 4 4.1.2 Jumlah atau persentase Variabel yang diamati Jumlah siswa peserta tes Nilai rata-rata siswa Jumlah siswa yang telah berhasil dalam belajar Jumlah siswa yang belum berhasil dalam belajar 4 Siklus I Siklus II Siklus III 38 5,44 8 30 38 6,43 20 18 38 8,7 32 6 Sikap Ilmiah Gambaran mengenai peningkatan Sikap ilmiah siswa pada setiap siklus dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini: No 1 2 3 4 4.1.3 Tabel 4.2 Peningkatan Sikap Ilmiah Siswa Saat Proses Belajar Mengajar Jumlah atau persentase Variabel yang diamati Siklus I Siklus II Siklus III Jumlah siswa peserta tes 38 38 38 Nilai rata-rata siswa 5,44 6,43 8,7 Jumlah siswa yang telah berhasil dalam belajar 8 20 32 Jumlah siswa yang belum berhasil dalam belajar 30 18 6 4 Aktivitas Guru Tabel 4.3 Peningkatan aktivitas guru pada saat proses belajar mengajar Intrati Ayuning Tryas : S1 Pendidikan Fisika 7 Siklus I No 1 I II III Siklus II Siklus III Aktivitas Guru Pendahuluan 1. Guru memasuki kelas tepat waktu. 2. Guru memberikan salam 3. Guru memeriksa kehadiran siswa untuk belajar 4. Guru memotivasi siswa untuk belajar 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Kegiatan Inti 6. Guru membagi siswa menjadi 7 kelompok 7. Guru mengarahkan siswa ke kelompok masingmasing 8. Guru mengorientasikan siswa pada masalah (fase 1) 9. Guru memotivasi siswa dengan cara memberikan penghargaan dan penguatan dengan memberikan nilai plus pada siswa 10. Guru mengorganisasikan siswa agar belajar (Fase 2) 11. Guru memandu menyelediki secara mandiri atau kelompk (Fase 3) 12. Guru membimbing siswa untuk mengembangkan dan menyajikan hasil kerja (Fase 4) 13. Guru memusatkan perhatian siswa pada saat temannya menpresentasikan materi dengan cara menegur siswa yang ribut Penutup 14. Guru bersama siswa menganalis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah (Fase 5) 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Intrati Ayuning Tryas : S1 Pendidikan Fisika 4 8 15. Guru menginformasikan kepada siswa tentang materi pelajaran untuk pertemuan selanjutnya √ √ √ 4.2 Pembahasan Dapat dilihat dengan jelas bahwa telah terjadi peningkatan yang signifikan pada sikap ilmiad dan hasil belajar siswa tiap siklusnya. Dengan meningkatnya sikap ilmiah siswa maka hasil belajar siswa pun turut meningkat. Hasil ini membuktikan bahwa penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning tipe 5E dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar siswa di kelas SMA Negeri 8 Kota Jambi pada materi suhu dan kalor. V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan sikap Ilmiah dan hasil belajar fisika siswa pada materi suhu dan kalor di kelas XE SMA Negeri 8 Kota Jambi dengan rata-rata persentase sikap ilmiah siswa pada siklus I 56,64%, siklus II 64,11% dan siklus III 81,5%. Sedangkan rata-rata nilai hasil belajar siswa pada siklus I 5,44, siklus II 6,43 dan siklus III 8,7. 5.2 Saran-saran 1. Diharapkan guru fisika dapat menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning pada materi suhu dan kalor. 2. Diharapkan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dapat dilakukan pada konsep fisika lainnya. DAFTAR PUSTAKA Amir, Muhammad Taufiq. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana Anggreini, Juhantika. 2012. Upaya Meningkatkan Sikap Ilmiah Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Inquiri Terbimbing Pada Mata Pelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 78 Sidoarjo. Skripsi, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Surabaya Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara Arikunto, Suharsimi. 2010. Metode Penelitian Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta Dasta, Rafhy. 2012. Penilaian Sikap Ilmiah. Staf Mengajar Jurusan Pendidikan Agama Islam STAI AL -Amanah Jeneponto, Sulawesi Selatan Hamalik, Oemar. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Intrati Ayuning Tryas : S1 Pendidikan Fisika 9 Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada Medriati. 2013. Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa pada Konsep Cahaya Kelas Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Berbasis Laboratorium di SMPN 14 Bengkulu. Skripsi, Jurusan Fisika Universitas Bengkulu Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar Putra, Muhammad. 2010. Pengaruh Sikap Ilmiah Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XII IPA SMA Negeri 9 Kota Jambi. Skripsi, Jurusan PMIPA Universitas Jambi Putra, Sitiatava Rizema. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Jogjakarta: DIVA Press Rahmaningrum, Larasati Tiara. 2013. Penerapan Model Problem Based Learning untuk Menigkatkan Keterampilan Proses Sains pada Mata Pelajaran Fisika Siswa Kelas 8 E SMP Negeri 2 Malang. Skripsi, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang Rafiudin. 2012. Penilaian Sikap Ilmiah Terhadap ketrampilan Proses Pada Pembelajaran Sains SD. Staf Mengajar Jurusan Pendidikan Agama Islam STAI AL -Amanah Jeneponto, Sulawesi Selatan Ruwanto, Bambang. 2012. Asas-asas Fisika SMA kelas X Semester 2. Bogor: Yudhistira Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Tim Pengembang MKDP. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada Yusuf, LN, Syamsu dan M. Sughandi, Nani. 2013. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada Zaelani, Ahmad, dkk. 2006. 1700 Bank Soal Bimbingan Pemantapan Fisika untuk SMA/MA. Bandung: Yrama Widya. Intrati Ayuning Tryas : S1 Pendidikan Fisika