artikel ilmiah upaya meningkatkan sikap ilmiah dan hasil

advertisement
ARTIKEL ILMIAH
UPAYA MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL
BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
LEARNING DI KELAS
SMA
NEGERI 8 KOTA JAMBI
OLEH:
1. INTRATI AYUNING TRYAS (RRA1C309021)
2. Drs. M. HIDAYAT, M.Pd
3. HAERUL PATHONI, S.Pd, M.PFis
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
JULI, 2014
1
Upaya Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Siswa dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning
di Kelas
SMA Negeri 8 Kota Jambi
OLEH:
1. INTRATI AYUNING TRYAS (RRA1C309021)
2. Drs. M. HIDAYAT, M.Pd
3. HAERUL PATHONI, S.Pd, M.PFis
ABSTRAK
Kata kunci: Sikap ilmiah, hasil belajar, model pembelajaran Problem Based
Learning
Penelitian ini dilatar-belakangi oleh rendahnya sikap ilmiah siswa di kelas X E SMA
Negeri 8 Kota Jambi, yang disebabkan oleh kurang menariknya penyampaian guru dan juga
monoton sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar dan menyebabkan siswa kurang
terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Sikap ilmiah sangat penting dikembangkan
khususnya dalam pendidikan Sains yang menekankan pada keterampilan proses dikarenakan
berpengaruh pada perkembangan sikap secara keseluruhan. Hal ini secara tidak langsung
dapat mempengaruhi hasil belajar dikarenakan siswa kurang bisa memantapkan atau
mempertahankan ilmu yang telah diajarkan serta malas berpartisipasi selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan sebuah upaya
penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dimana
masalah dapat diperoleh dari lapangan atau pengalaman dari siswa.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research)
yang bertujuan untuk meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar siswa. Penelitian ini
dilakukan sebanyak tiga siklus dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning dalam proses belajar mengajar. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas
SMA
Negeri 8 Kota Jambi, dengan jumlah siswa sebanyak 38 orang yang terdiri dari 10 siswa
laki-laki dan 28 siswa perempuan. Waktu pelaksanaan adalah pada semester 2 tahun ajaran
2013/2014 dengan materi suhu dan kalor. Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan
data adalah observasi dan evaluasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan sikap ilmiah dan hasil belajar
fisika siswa pada tiap siklus. Peningkatan sikap ilmiah siswa terlihat dari rata-rata persentase
sikap ilmiah siswa pada siklus I adalah 56,64% meningkat pada siklus II menjadi 64,11%
dan meningkat lagi pada siklus III menjadi 81,5%. Sedangkan hasil belajar siswa pada siklus
I 5,44 meningkat pada siklus II menjadi 6,43 dan meningkat lagi pada siklus III menjadi 8,7.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan
sikap ilmiah dan hasil belajar fisika siswa di kelas
SMA Negeri 8 Kota Jambi.
Intrati Ayuning Tryas : S1 Pendidikan Fisika
2
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sikap ilmiah sangat penting dikembangkan khususnya dalam pendidikan
Sains yang menekankan pada keterampilan proses dikarenakan berpengaruh pada
perkembangan sikap secara keseluruhan. Hal ini secara tidak langsung dapat
mempengaruhi hasil belajar dikarenakan siswa kurang bisa memantapkan atau
mempertahankan ilmu yang telah diajarkan serta malas berpartisipasi selama
kegiatan pembelajaran berlangsung. Untuk mengatasi permasalahan tersebut
dilakukan sebuah upaya penelitian dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning dimana masalah dapat diperoleh dari lapangan atau
pengalaman dari siswa.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
mengambil judul : “Upaya Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Siswa
dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning di Kelas
SMA Negeri 8 Kota Jambi”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah
penelitian sebagai berikut “Apakah dengan menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning dapat meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar siswa pada pokok
bahasan Suhu dan Kalor di Kelas
SMA Negeri 8 Kota Jambi?”
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Model pembelajaran Problem Based Learning dikhususkan pada pelajaran fisika dengan
pokok bahasan Suhu dan Kalor di kelas
SMA Negeri 8 Kota Jambi.
2. Hasil belajar yang dinilai adalah penilaian hasil berupa aspek kognitif yaitu tes hasil
belajar yang dilakukan di akhir setiap siklus.
3. Dalam penelitian ini aktivitas siswa dan guru juga diamati dengan menggunakan lembar
observasi.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning pada pokok bahasan Suhu dan Kalor di Kelas
SMA Negeri 8 Kota Jambi.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Sebagai bekal pengetahuan bagi penulis
2. Sebagai bahan masukan bagi guru fisika dalam rangka mencari alternatif pembelajaran
yang digunakan dalam pembelajaran
1.6 Definisi Istilah/Operasional
Untuk menghindari berbagai penafsiran, maka penulis terlebih dahulu menjelaskan
beberapa istilah yang terdapat di dalam proposal ini, yaitu sebagai berikut :
1. Sikap Ilmiah adalah suatu sikap yang dimiliki seseorang untuk bertindak atau berprilaku
dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah.
2. Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan
yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Intrati Ayuning Tryas : S1 Pendidikan Fisika
3
3. Model Problem Based Learning adalah model pembelajaran dengan berbasis masalah.
Dalam model pembelajaran ini masalah dapat diperoleh dari lapangan atau pengalaman
dari siswa, selain itu masalah juga bisa didapatkan dari ketidaktahuan siswa akan
kompetensi yang akan diajarkan. Setelah masalah diperoleh, selanjutnya melakukan
perumusan masalah, dari masalah-masalah tersebut kemudian dipecahkan secara
bersama-sama dengan didiskusikan. (evaluasi).
II.
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Belajar dan Pembelajaran
Menurut Slameto (2010), “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”. Sedangkan Pembelajaran
adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan, dan prosedur yang mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia
terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga
laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur, fotografi, slide dan film,
audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan
audio visual, juga komputer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi,
praktik, belajar, ujian dan sebagainya (Hamalik, 2013).
2.2 Sikap Ilmiah Siswa
Sikap ilmiah merupakan sikap yang dibentuk oleh orang yang berkecimpung dalam
ilmu alamiah dan bersifat ilmiah. Salah satu aspek tujuan dalam mempelajari ilmu alamiah
adalah pembentukan sikap ilmiah. Sikap ilmiah siswa dalam proses pembelajaran
matematika sangat di perlukan. Terutama dalam penyelesaian masalah-masalah matematika
yang memerlukan pembuktian dan langkah-langkah terstrukur (Putra, 2010).
2.3 Hasil Belajar
Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa,
yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan
keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan
pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya. Hasil belajar
adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa seteleh menerima pengalaman belajar
(Hamalik, 2013).
2.4 Model Pembelajaran Problem Based Learning
Barrows dan Kelson dalam Amir (2009) mengemukakan, “Problem Based Learning
(PBL) adalah kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang masalahmasalah yang menuntut mahasiswa mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat
mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta
memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses
pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau
menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam karir dan kehidupan sehari-hari”.
2.5 Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Problem Based Learning
Nurhadi dalam Putra (2013), “Problem Based Learning merupakan suatu model
pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa
untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk
memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pembelajaran”. Dan menurut
Woods dalam Amir (2009), “Problem Based Learning (PBL) lebih dari sekadar lingkungan
yang efektif untuk mempelajari pengetahuan tertentu. Ia dapat membantu pemelajar
membangun kecakapan sepanjang hidupnya dalam memecahkan masalah, kerja sama tim,
dan berkomunikasi”.
Intrati Ayuning Tryas : S1 Pendidikan Fisika
4
2.6 Kajian Materi
2.6.1 Suhu dan Kesetimbangan Termal
Benda yang terasa panas memiliki suhu lebih tinggi daripada benda serupa yang
dingin. Untuk menggunakan suhu sebagai ukuran panas atau dingin, kita memerlukan skala.
Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan sistem yang sifatnya dipengaruhi suhu. Sifatsifat yang bergantung pada suhu disebut termometrik, sedangkan benda atau materi yang
memiliki sifat termometrik disebut zat termometrik. Zat termometrik digunakan sebagai
pedoman skala dalam alat pengukur suhu atau termometer (Ruwanto, 2012).
2.6.2
Pemuaian
Umumnya zat akan memuai jika dipanaskan dan menyusut jika didinginkan.
Pemuaian dapat dialami oleh zat padat, cair, maupun gas. Pada zat padat, pemuaian yang
terjadi dapat berupa pemuaian panjang, luas, atau volume.
A. Pemuaian Panjang
(1)
B. Pemuaian Luas
(2)
C. Pemuaian Volume
(3)
2.6.3
Kuantitas Kalor
Kita dapat mendefinisikan satuan kuantitas kalor berdasarkan perubahan suhu pada
suatu bahan. Satu kalori (disingkat 1 kal) didefinisikan sebagai jumlah kalor yang diperlukan
untuk menaikkan suhu satu gram air dari 14,5 menjadi 15,5 . Karena kalor adalah energi
yang berpindah, harus ada hubungan antara satuan kuantitas kalor dan satuan energi mekanik,
misalnya joule.
2.6.4
Perubahan Wujud
Kalor kita anggap bernilai positif jika diterima dan kita anggap negatif jika
dilepaskan. Oleh karena itu, kita dapat menuliskan rumus umum
(4)
2.6.5
(4)
Perpindahan Kalor
A. Konduksi
B. Konveksi
C. Radiasi
III.
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus yang terdiri dari siklus I, siklus II, dan
siklus III. Dalam penelitian ini peneliti bekerjasama dengan guru bidang studi fisika yang
mengajar di kelas tersebut. Dalam hal ini peneliti ikut dalam setiap kegiatan belajar mengajar
yang berlangsung untuk mengamati jalannya proses pembelajaran. Pada setiap siklus
memiliki tahapan-tahapan tertentu sesuai dengan tahapan dalam tindakan kelas yang
dikemukakan oleh Kunandar (2008) yaitu: 1) penyusunan rencana, 2) pelaksanaan tindakan,
3) observasi, 4) refleksi.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas
2013/2014.
, semester II SMA Negeri 8 Kota Jambi TA
Intrati Ayuning Tryas : S1 Pendidikan Fisika
5
3.3 Instrumen Penelitian
Data tentang hasil belajar siswa diambil melalui tes (ulangan formatif) yang
diadakan setiap akhir siklus pembelajaran. Sebelum soal tes digunakan dalam
penelitian perlu dilakukan uji coba dan analisa untuk memperoleh validitas, tingkat
kesukaran tiap soal, daya pembeda, dan reliabilitas yang memenuhi kriteria tertentu.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:
3.4.1 Validitas tes
Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat ketepatan/kesahihan suatu
instrumen. Dalam menyusun instrumen, peneliti berpedoman pada validitas isi
karena dapat mengukur ketercapaian indikator sesuai dengan materi yang diberikan
(Arikunto, 2006).
3.4.2 Tingkat Kesukaran
3.4.3
Daya Pembeda
3.4.4
Reliabilitas
Untuk menentukan reliabilitas digunakan rumus Kuder Richarson 21 yang disingkat
K-R 21, sebagai berikut:
dengan
dan
3.4 Pengumpulan Data
3.4.1 Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas , semester II SMA Negeri 8
Kota Jambi tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 38 orang, terdiri dari 10
siswa laki-laki dan 28 siswa perempuan.
3.4.2 Jenis Data
Jenis data yang diambil dalam penelitian ini berupa:
1. Data kualitatif, Data kualitatif yaitu data tentang aktivitas siswa dan guru dalam
primer belajar mengajar.
2. Data kuantitatif, yaitu data tentang peningkatan pemahaman konsep siswa
3.4.3
setiap akhir siklus.
Cara Pengambilan Data
Pengambilan data kualitatif dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan
aktivitas siswa dan lembar pengamatan aktivitas guru selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung. Data tentang hasil belajar siswa diambil melalui tes (ulangan formatif) yang
diadakan di setiap akhir siklus pembelajaran..
3.5 Analisis Data
Untuk menganalisis data digunakan rumus yang dikemukakan oleh Arikunto (2010).
Intrati Ayuning Tryas : S1 Pendidikan Fisika
6
Untuk menganalisis hasil observasi aktivitas belajar siswa digunakan rumus yang
dikemukakan oleh Purwanto (2008), yaitu sebagai berikut:
A=
Na
N
x 100%
3.6 Indikator Keberhasilan
a. Persentase siswa yang berhasil dalam belajar diharapkan sebesar 75 persen,
dengan nilai minimal 75 (merupakan nilai minimum ketuntasan belajar yang
ditetapkan sekolah).
b. Persentase rata-rata hasil observasi sikap ilmiah siswa diharapkan sebesar 75%
dengan kriteria aktif.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Hasil Belajar
Rincian mengenai peningkatan pemahaman siswa pada aspek kognitif yang
diperoleh dari penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat dilihat
pada tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus
N
No
1
2
3
4
4.1.2
Jumlah atau persentase
Variabel yang diamati
Jumlah siswa peserta tes
Nilai rata-rata siswa
Jumlah siswa yang telah berhasil dalam belajar
Jumlah siswa yang belum berhasil dalam belajar
4
Siklus I
Siklus II
Siklus III
38
5,44
8
30
38
6,43
20
18
38
8,7
32
6
Sikap Ilmiah
Gambaran mengenai peningkatan Sikap ilmiah siswa pada setiap siklus dapat dilihat
pada tabel 4.2 di bawah ini:
No
1
2
3
4
4.1.3
Tabel 4.2 Peningkatan Sikap Ilmiah Siswa Saat Proses Belajar Mengajar
Jumlah atau persentase
Variabel yang diamati
Siklus I Siklus II Siklus III
Jumlah siswa peserta tes
38
38
38
Nilai rata-rata siswa
5,44
6,43
8,7
Jumlah siswa yang telah berhasil dalam belajar
8
20
32
Jumlah siswa yang belum berhasil dalam belajar
30
18
6
4
Aktivitas Guru
Tabel 4.3 Peningkatan aktivitas guru pada saat proses belajar mengajar
Intrati Ayuning Tryas : S1 Pendidikan Fisika
7
Siklus I
No
1
I
II
III
Siklus II
Siklus III
Aktivitas Guru
Pendahuluan
1. Guru memasuki kelas
tepat waktu.
2. Guru memberikan salam
3. Guru memeriksa
kehadiran siswa untuk
belajar
4. Guru memotivasi siswa
untuk belajar
5. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
6. Guru membagi siswa
menjadi 7 kelompok
7. Guru mengarahkan siswa
ke kelompok masingmasing
8. Guru mengorientasikan
siswa pada masalah (fase
1)
9. Guru memotivasi siswa
dengan cara memberikan
penghargaan
dan
penguatan
dengan
memberikan nilai plus
pada siswa
10. Guru mengorganisasikan
siswa agar belajar (Fase
2)
11. Guru
memandu
menyelediki
secara
mandiri atau kelompk
(Fase 3)
12. Guru membimbing siswa
untuk mengembangkan
dan menyajikan hasil
kerja (Fase 4)
13. Guru
memusatkan
perhatian siswa pada saat
temannya
menpresentasikan materi
dengan cara menegur
siswa yang ribut
Penutup
14. Guru bersama siswa
menganalis dan
mengevaluasi hasil
pemecahan masalah
(Fase 5)
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Intrati Ayuning Tryas : S1 Pendidikan Fisika
4
8
15. Guru menginformasikan
kepada siswa tentang
materi pelajaran untuk
pertemuan selanjutnya
√
√
√
4.2 Pembahasan
Dapat dilihat dengan jelas bahwa telah terjadi peningkatan yang signifikan pada
sikap ilmiad dan hasil belajar siswa tiap siklusnya. Dengan meningkatnya sikap ilmiah
siswa maka hasil belajar siswa pun turut meningkat. Hasil ini membuktikan bahwa
penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning tipe 5E dalam proses belajar
mengajar dapat meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar siswa di kelas SMA
Negeri 8 Kota Jambi pada materi suhu dan kalor.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
dapat meningkatkan sikap Ilmiah dan hasil belajar fisika siswa pada materi suhu dan kalor di
kelas XE SMA Negeri 8 Kota Jambi dengan rata-rata persentase sikap ilmiah siswa pada
siklus I 56,64%, siklus II 64,11% dan siklus III 81,5%. Sedangkan rata-rata nilai hasil belajar
siswa pada siklus I 5,44, siklus II 6,43 dan siklus III 8,7.
5.2 Saran-saran
1. Diharapkan guru fisika dapat menerapkan model pembelajaran Problem Based
Learning pada materi suhu dan kalor.
2. Diharapkan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning dapat dilakukan pada konsep fisika lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Amir, Muhammad Taufiq. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning.
Jakarta: Kencana
Anggreini, Juhantika. 2012. Upaya Meningkatkan Sikap Ilmiah Siswa dengan Menggunakan
Model Pembelajaran Inquiri Terbimbing Pada Mata Pelajaran Biologi Siswa Kelas
X SMA Negeri 78 Sidoarjo. Skripsi, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Surabaya
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. 2010. Metode Penelitian Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Dasta, Rafhy. 2012. Penilaian Sikap Ilmiah. Staf Mengajar Jurusan Pendidikan Agama Islam
STAI AL -Amanah Jeneponto, Sulawesi Selatan
Hamalik, Oemar. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Intrati Ayuning Tryas : S1 Pendidikan Fisika
9
Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai pengembangan
Profesi Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada
Medriati. 2013. Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa pada Konsep Cahaya Kelas
Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Berbasis
Laboratorium di SMPN 14 Bengkulu. Skripsi, Jurusan Fisika Universitas Bengkulu
Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Putra, Muhammad. 2010. Pengaruh Sikap Ilmiah Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika
Siswa Kelas XII IPA SMA Negeri 9 Kota Jambi. Skripsi, Jurusan PMIPA Universitas
Jambi
Putra, Sitiatava Rizema. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Jogjakarta:
DIVA Press
Rahmaningrum, Larasati Tiara. 2013. Penerapan Model Problem Based Learning untuk
Menigkatkan Keterampilan Proses Sains pada Mata Pelajaran Fisika Siswa Kelas 8
E SMP Negeri 2 Malang. Skripsi, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang
Rafiudin. 2012. Penilaian Sikap Ilmiah Terhadap ketrampilan Proses Pada Pembelajaran
Sains SD. Staf Mengajar Jurusan Pendidikan Agama Islam STAI AL -Amanah
Jeneponto, Sulawesi Selatan
Ruwanto, Bambang. 2012. Asas-asas Fisika SMA kelas X Semester 2. Bogor: Yudhistira
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Tim Pengembang MKDP. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada
Yusuf, LN, Syamsu dan M. Sughandi, Nani. 2013. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada
Zaelani, Ahmad, dkk. 2006. 1700 Bank Soal Bimbingan Pemantapan Fisika untuk SMA/MA.
Bandung: Yrama Widya.
Intrati Ayuning Tryas : S1 Pendidikan Fisika
Download