Laporan Bulanan SYAMINA XVIII/Maret-April 2015 DAFTAR ISI ————————— YAMAN, MENANTI UPPERCUT LENGAN KANAN — 1 A. Syiah Al-Hautsi — 2 B. Dari Failed State ke arah Collapsed State? — 5 C. Perspektif Barat terhadap Yaman — 14 D. Al-Qaidah in the Arabian Peninsula (AQAP) — 14 E. Sinergi Dua Lengan — 15 DI AMBANG PERANG DINGIN II — 17 Kilas Balik dan Latar Belakang — 17 Ahli Militer dan Analis Politik Satu Suara — 18 Rusia Siap Menghadapi Konflik — 18 Bagaimana Sikap Negara-Negara Besar Lainnya? — 19 Perang Sanksi Ekonomi — 20 Politik Sumber Daya Alam — 20 Provokasi Kekuatan Militer Rusia — 22 Perang Propaganda — 24 Penutup — 24 AL-WALA’ WAL BARA’, Prinsip Dasar Islam yang Hendak Dihapus — 25 Pengantar — 25 Definisi — 25 Argumentasi dari Al-Qur`an dan Hadits — 26 Kedudukan Al-Wala’ dan Al-Bara’ dalam Islam — 27 Konsekuensi Wala’ wal Bara’ — 28 Perbedaan al-Wala’ dan Berinteraksi dengan Baik (Mu’amalah bil Husna) — 33 Pembagian Manusia Berdasarkan Prinsip Al-Wala` wal Bara` — 34 Penutup — 34 YAMAN Menanti Uppercut Lengan Kanan ABOUT US ————————— Laporan ini merupakan sebuah publikasi dari Lembaga Kajian SYAMINA (LKS). LKS merupakan sebuah lembaga kajian independen yang bekerja dalam rangka membantu masyarakat untuk mencegah segala bentuk kezaliman. Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan dan dapat diakses oleh semua elemen masyarakat. Laporan yang terbit sejak tahun 2013 ini merupakan salah satu dari sekian banyak media yang mengajak segenap elemen umat untuk bekerja mencegah kezaliman. Media ini berusaha untuk menjadi corong kebenaran yang ditujukan kepada segenap lapisan dan tokoh masyarakat agar sadar realitas dan peduli terhadap hajat akan keadilan. Isinya mengemukakan gagasan ilmiah dan menitik-beratkan pada metode analisis dengan uraian yang lugas dan tujuan yang legal. Pandangan yang tertuang dalam laporan ini merupakan pendapat yang diekspresikan oleh masing-masing penulis. Untuk komentar atau pertanyaan tentang publikasi kami, kirimkan e-mail ke: [email protected]. Seluruh laporan kami bisa diunduh di website: www. syamina.org Y aman merupakan satu unsur penting yang membentuk bangunan peradaban Islam sejak awal mula kedatangan agama ini. Penduduk Yaman mulai memeluk Islam secara massal sejak masa Nabi Muhammad. Sejak saat itu pula, partisipasi mereka dalam futuhat (ekspansi pembebasan) Islam sangat signifikan. Hingga kini, di masa ketika Islam mengalami masa-masa surut dalam platform politik dunia, kaum jihadi sebagai representasi utama pejuang Muslim, memperlihatkan eksistensi mereka di Yaman sebagai lokasi yang memiliki nilai ‘sakral’ bagi dunia Islam. Rangkaian pergolakan Arab Springs yang pecah Desember 2010 lalu telah menyeret Yaman ke dalam pusarannya sejak Januari 2011. Konflik yang melibatkan kekuatan-kekuatan dominan (key players) di Yaman sangat menentukan terjadinya 1 Laporan Bulanan SYAMINA eskalasi ketegangan. Kekuatan Muslim Sunni di Selatan, Syiah Al-Hautsi di utara dan rezim pemerintah di ibukota terlibat konflik bersenjata dan perebutan pengaruh sejak saat itu. Sementara itu, unsur-unsur Gerakan Yaman Selatan, sukusuku lokal, kepentingan regional dan internasional dari negara-negara berpengaruh juga turut hadir di Yaman dalam ranah politik yang cukup rumit. Keyakinan ini sekaligus menjadi pembeda antara mereka dengan Sunni. Al-Hautsi kerapkali dituduh—bahkan oleh antar-sesama Zaidi sendiri— bahwa secara rahasia telah berubah haluan menjadi pengikut sekte Syiah Imamiyah, yang menjadi agama resmi negara sekutu mereka, Iran.2 Sebagai sebuah catatan penting, Syiah Zaidiyah dahulu memang dinilai dekat dengan Ahlussunnah atau Sunni. Namun kini, banyak kalangan menilai bahwa sekte ini sudah banyak menyimpang dari generasi awalnya. Kalangan Zaidiyah tidak memiliki kaidah baku. Kadang mereka mencela sebagian Sahabat Nabi Muhammad, seperti Abu Hurairah, ketika ia meriwayatkan hadits yang tidak sesuai hawa nafsu mereka. Namun, saat sesuai nafsu mereka, maka mereka akan menerimanya. Kini, situasi chaos mendera Yaman menyusul pengepungan istana dan pelengseran pemerintah yang dilakukan oleh militan Syiah Al-Hautsi. Kekacauan yang terjadi ini, oleh sebagian pejuang Sunni dipandang sebagai ‘rahmat’ yang membuka jalan menuju perubahan mendasar. Situasi ini merupakan momen penting yang selama ini ditunggu-tunggu oleh para jihadis untuk memuluskan proyek besar menegakkan khilafah. Namun, tentunya bukan hal ringan bermain di tengah situasi amat pelik semacam ini. Terlebih lagi, sekarang ini, Syiah Zaidiyah semakin merapat kepada Syiah Imamiyah Iran. Kedekatan mereka dengan Iran mulai kentara sejak Revolusi Syiah Iran tahun 1979. Apalagi hari ini, fakta-fakta bahwa Iran menyokong pemberontakan Syiah Al-Hautsi yang menisbatkan diri sebagai Syiah Zaidiyah, sudah menjadi rahasia umum. A. Syiah Al-Hautsi Salah satu unsur penting dalam persoalan Yaman ialah kelompok Syiah Al-Hautsi. Kelompok bersenjata Al-Hautsi, yang lebih familiar dengan nama Ansar Allah di kalangan internal mereka, memiliki basis wilayah di provinsi Sa’ada, yang berjarak sekitar 240 km arah utara ibukota Shan’a. Provinsi ini berbatasan langsung dengan wilayah kerajaan Arab Saudi. Kelompok Al-Hautsi ini merupakan pengikut sekte Zaidiyah. Sebuah sekte Syiah yang dinisbatkan kepada nama Zaid bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Thalib (wafat 122 H).1 Dari kalangan ulama Indonesia, paling tidak, kita dapati K.H. Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdhatul Ulama, mengingatkan tentang kesesatan Syiah. Bahkan secara spesifik menyebut Syiah Zaidiyah dalam tulisannya, Risalah fie Ta’akkudi al-Akhdzi bi al-Madzahib al-Arba’ah (Risalah tentang Penekanan untuk Mengambil Madzhab Empat Imam) sebagai ahli bid’ah. Ditulisnya, “Bukanlah yang disebut madzhab pada masa-masa sekarang ini dengan sifat yang demikian, melainkan Madzahib Arba’ah (Madzhab Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad bin Hambal). Selain daripada itu, seperti Syiah Imamiyah dan Syiah Zaidiyah, mereka adalah ahli bid’ah (heretik) yang pendapat-pendapatnya tidak boleh dipegangi (oleh umat Islam).”3 Zaidiyah merupakan salah satu sekte Syiah yang secara eksklusif eksis di Yaman. Kelompok ini memiliki andil dalam kekuasaan dalam waktu yang sangat lama, lebih dari beberapa abad, dan mereka tetap memimpin Yaman hingga tahun 1962 ketika terjadi revolusi Yaman. Perlu digarisbawahi bahwa penilaian tersebut mengambil standar minimal: Syiah Zaidiyah adalah sesat dan menyimpang. Dengan begitu, bisa disimpulkan bahwa jika Syiah yang dulunya dianggap paling “mirip” dengan Sunni saja sudah Zaidiyah dinilai sebagai sekte Syiah yang paling banyak memiliki kemiripan dengan Sunni. Namun demikian, Zaidiyah meyakini konsep imamah sebagai unsur esensial dalam agama mereka. Mereka membatasi imamah hanya boleh dipegang oleh keturunan Fathimah, putri Nabi Muhammad. 1 XVIII/Maret-April 2015 2http://en.wikipedia.org/wiki/Houthis. 3 Teks aslinya yang berbahasa Arab dicantumkan oleh Tim Penulis MUI Pusat dalam buku “Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia”, hlm. 34-35. Jarrod J.H. Gillam dan James E. Moran, “The United States and Yemen: Coin in the Absence of a Legitimate Government”, Desember 2011, Naval Post Graduate School, Monterey, California. 2 Laporan Bulanan SYAMINA dianggap sesat, lalu bagaimana dengan yang tidak “mirip”? Untuk perkembangan selanjutnya, apakah Zaidiyah sudah keluar dari Islam secara total atau belum, maka dibutuhkan penelitian lebih jauh dan ruang pembahasan lebih luas. Namun yang pasti, kini kelompok minoritas Syiah Al-Hautsi memiliki hubungan erat dengan Syiah Imamiyah (Itsna Asyariah: yang percaya kepada dua belas imam) yang mayoritas terdapat di Irak, Lebanon dan terutama Iran. XVIII/Maret-April 2015 Badruddin Al-Hautsi menentang keras fatwa ini. Terlebih, dirinya berasal dari kelompok Jarudiyah, salah satu kelompok Zaidiyah yang relatif memiliki kesamaan dengan pemikiran-pemikiran Syiah Itsa Asyariyah. Bahkan, ia menulis sebuah buku berjudul Az-Zaidiyah fil Yaman. Dalam buku itu, ia memaparkan sisi kesamaan antara Zaidiyah dengan Itsna Asyariyah. Karena adanya arus penentangan yang cukup hebat terhadap pemikirannya yang menyimpang tentang Zaidiyah, Badruddin terpaksa pindah ke Teheran, Iran. Ia tinggal selama beberapa tahun di sana. Syiah Zaidiyah saat ini berkembang hanya di sebagian wilayah Yaman dan beberapa daerah di sekitarnya. Namun, itu pun dalam jumlah yang sangat kecil. Di Yaman sendiri, gerakan Al-Hautsi mengangkat nama aliran Syiah Zaidiyah ini yang sejatinya mulai tergerus oleh corak dominan Syiah Iran. Al-Hautsi dinilai sebagai kran pembuka pengaruh Syiah Itsna Asyariyah di Yaman. Sebab, sebelumnya tidak pernah ada eksistensi Syiah Itsna Asyariyah di sepanjang sejarah Yaman. Meski telah pergi dari Yaman, namun pemikiran Itsna Asyariyah yang ditinggalkan Badruddin AlHautsi mulai menyebar, khususnya di kawasan Sa’ada dan sekitarnya. Itu terjadi pada sekitar tahun 1997. Pada saat yang sama, Husain AlHautsi mengundurkan diri dari Hizb Al-Haqq dan membentuk kelompok tersendiri. Pada mulanya hanya berupa kelompok kajian ilmu pengetahuan agama dan pemikiran. Bahkan, kelompok ini menjalin kerjasama dengan pemerintah untuk melawan kekuatan Islam Sunni yang diwakili oleh Partai Persatuan dan Reformasi Yaman. Namun di kemudian hari berangsur berbalik menentang pemerintah dimulai sejak 2002. Kisah tentang Al-Hautsi, jika dirunut ke belakang, bermula di Sa’ada sebagai titik konsentrasi umumnya kaum Zaidiyah. Pada tahun 1986, terbentuklah lembaga Persatuan Pemuda (Ittihad Asy-Syabab). Lembaga ini bertujuan untuk mengajarkan paham Zaidiyah bagi para pemeluknya. Badruddin AlHautsi, salah satu ulama Zaidiyah saat itu, termasuk salah satu pengajar di lembaga tersebut. Husain Al-Hautsi mampu menciptakan jaringan yang kuat dari pengikut setianya di utara Yaman, dimana kedudukan Zaidiyah masih tetap kuat meskipun pernah terjadi penggulingan Imamah Zaidiyah Yaman pada tahun 1962, sebagian karena liberalisasi politik yang disertai penyatuan Yaman pada tahun 1990 serta krisis dalam tubuh Zaidiyah sendiri yang dipicu oleh munculnya pengaruh Salafi di wilayah tersebut. Menyusul terjadinya penyatuan Yaman Utara dan Yaman Selatan pada tahun 1990, situasi politik berubah. Kesempatan multi partai terbuka lebar. Untuk itu, Ittihad Asy-Syabab menjelma menjadi Hizb Al-Haqq (Partai Kebenaran) yang merepresentasikan kepentingan kaum Zaidiyah. Husain Al-Hautsi— putra Badruddin Al-Hautsi—muncul ke permukaan sebagai tokoh terkemuka di partai ini. Seiring dengan semua peristiwa itu, terjadi perselisihan besar antara Badruddin Al-Hautsi dengan ulama Zaidiyah lain di Yaman seputar fatwa historis yang disepakati ulama Zaidiyah Yaman. Khususnya, ulama yang menjadi rujukan bagi kalangan Zaidiyah, Majduddin Al-Mu’ayyadi, yang menyatakan bahwa syarat nasab keturunan Hasyim untuk menjadi pemimpin sudah tidak lagi diterima saat ini. Rakyat boleh memilih siapa saja yang layak untuk berkuasa tanpa syarat harus berasal dari keturunan Al-Hasan atau Al-Husain. Pengaruh Al-Hautsi yang tumbuh di akhir 1990an itu diiringi oleh perilaku semakin kontroversial pada sebagian pengikutnya, yang pada gilirannya mendorong pemerintah mengambil tindakan tegas dalam rangka merespon perubahan dinamika internasional. Perburuan pemerintah yang pada akhirnya berhasil membunuh Husain Al-Hautsi, telah melepaskan spiral kekerasan yang dimulai pada tahun 2004 yang dikenal sebagai enam rangkaian “Perang Sa`ada”. Kelompok ini kemudian berubah dari jaringan revivalis Zaidi akar rumput di bawah kepemimpinan Husain Al-Hautsi menjadi 3 Laporan Bulanan SYAMINA kekuatan tempur pemberontak yang kuat di bawah kepemimpinan saudara seayah Husain, Abdul Malik Al-Hautsi.4 Inilah prinsip yang tidak ada dalam pemikiran Syiah Zaidiyah. Selain itu, Iran juga memberi bantuan politik, ekonomi, dan militer bagi kelompok pemberontak ini. Bukti kuatnya adalah adopsi media-media massa Syiah Iran yang terefleksikan dalam berbagai kanal udara, seperti Al-Alam, Al-Kautsar dan lainnya, untuk mendukung propaganda Al-Hautsi. Faktor Kekuatan Al-Hautsi Melihat Al-Hautsi yang sudah sangat mengakar di Yaman, Dr. Raghib As-Sirjani5 memberikan penilaian mengenai faktor-faktor penopang kekuatan AlHautsi yang membuat mereka mampu bertahan dan menunjukkan eksistensi mereka dalam rentang waktu yang panjang di negara itu. Al-Hautsi juga pernah meminta mediasi kepada ulama referensi Syiah tertinggi Irak, Ayatullah As-Sistani, yang juga berpaham Itsna Asyariyah. Hal tersebut semakin menegaskan paham pembangkangan yang dianut oleh kelompok AlHautsi. Pertama, tidak mungkin bagi kelompok kecil di salah satu provinsi kecil di Yaman bisa bertahan dalam jangka panjang tanpa bantuan luar secara kontinyu. Dapat diketahui bahwa satu-satunya negara yang diuntungkan dengan semakin meningkatnya kekuatan pemberontak Al-Hautsi adalah Iran. Kedua, faktor simpati rakyat setempat terhadap gerakan pemberontakan, bahkan meski sebenarnya mereka tidak tertarik pada pemikiran sesat kelompok Al-Hautsi. Titik tekan masyarakat sebentulnya adalah karena situasi perekonomian dan sosial yang sangat buruk di kawasan tersebut. Kondisi kemiskinan di kawasan utara lebih parah dari yang lain. Di sana kurang mendapat perhatian pemerintah, berbeda dengan kota-kota besar Yaman. Iran adalah negara Syiah Itsna Asyariyah yang berusaha dengan segala cara untuk menyebarkan pahamnya. Jika negara ini mampu mendorong kekuatan Al-Hautsi untuk menguasai pemerintahan Yaman, tentu akan menjadi sebuah kemenangan besar baginya. Khususnya, Iran akan mengepung salah satu benteng besar yang memusuhinya, yakni Arab Saudi. Sehingga, Saudi akan terkepung oleh Irak di utara, Kuwait dan Bahrain dari timur, dan Yaman dari selatan. Situasi ini tentu akan memberikan kekuatan bagi Iran untuk menekan, baik dalam hubungannya dengan dunia Islam Sunni, maupun dengan Amerika. Secara umum dapat dimengerti bahwa bangsa manapun yang hidup terpinggirkan dan terabaikan akan cenderung melakukan tindakan pembangkangan, bahkan meski harus dilakukan bersama dengan kalangan yang tidak sepaham dan berbeda secara prinsip. Ketiga, faktor kesukuan yang mendominasi Yaman. Berbagai suku dan klan hidup di Yaman. Hubungan antar-suku adalah persoalan yang amat riskan di Yaman. Sebab, pengaruh dan kekuatan masing-masing suku memiliki perimbangan yang cukup signifikan. Banyak sumber menyebutkan, para pemberontak Syiah Al-Hautsi mendapat bantuan dana dari berbagai kabilah yang menentang kekuasaan pemerintah pusat karena adanya gejolak antara mereka dengan pemerintah, tanpa memandang agama atau pun paham yang mereka anut. Asumsi ini bukan teori, tapi nyata dan banyak buktinya. Di antaranya pergeseran pemikiran Badruddin Al-Hautsi yang tadinya menganut Zaidiyah ke arah Itsna Asyariyah. Padahal, lingkungan Yaman belum pernah mengenal pemikiran Itsna Asyariyah di seluruh fase sejarahnya. Iran merangkul Badruddin Al-Hautsi dengan sekuat tenaga. Bahkan menjamunya di Teheran selama beberapa tahun. Badruddin mengadopsi pemikiran “kewalian faqih” yang disampaikan oleh Khomeini sebagai solusi tepat untuk naik ke tampuk kekuasaan, meski ia bukan keturunan Fathimah. 4 5 XVIII/Maret-April 2015 Keempat, faktor alam pegunungan Yaman yang menyulitkan pasukan pemerintah untuk mengatasi gejolak yang terjadi. Kondisi geografis yang demikian merupakan hambatan tersendiri bagi pergerakan pasukan pemerintah untuk mengontrol wilayah tersebut. Disamping itu, terdapat banyak pula Lucas Winter, “Yemen’s Huthi Movement in the Wake of the Arab Spring”, CTC Sentinel, Agustus 2012, Vol. 5, Issue 8. Dalam buku Asy-Syî’ah Nidhâl am Dhalâl, bisa diakses melalui http://ketab4pdf.blogspot.com/2015/01/pdf-books-Shiites-struggleastray-book.html. 4 Laporan Bulanan SYAMINA goa-goa dan tempat persembunyian, ditambah lagi dengan tidak adanya alat-alat canggih untuk memantau pergerakan secara detail. XVIII/Maret-April 2015 lebih dari enam rangkaian konflik (six rounds) itu, AlHautsi berhasil mendapatkan kontrol atas provinsi Sa’ada sepanjang waktu tersebut, dan bahkan merambah batas sebagian wilayah provinsi-provinsi tetangganya seperti Al-Jauf, Amran dan Hajjah. Pada Februari 2010, kelompok ini menandatangani perjanjian gencatan senjata dengan pemerintah.6 Kelima, faktor terbelahnya konsentrasi pemerintah untuk mengurusi persoalan tuntutan Yaman selatan untuk memisahkan diri dari Yaman utara. Hal ini melemahkan kondisi pasukan dan intelijen pemerintah untuk mengendalikan kelompok Al-Hautsi. Pasca meletusnya revolusi Yaman sejak Januari 2011, dalam rangkaian Arab Spring, kondisi Yaman secara umum menjadi semakin tak terkendali. Dinamika perpolitikan, konflik, dan keamanan berputar begitu cepat. Menyusul aksi bentrok, demonstrasi rakyat tak berkesudahan, membuat Presiden Ali Abdullah Saleh meletakkan jabatan dan digantikan oleh Abdu Rabbu Mansour Hadi sejak 2012. Keenam, ada sebuah analisa yang menjelaskan bahwa keberlangsungan aksi pemberontakan memang sengaja dibiarkan karena pemerintah menginginkan situasi ini terjadi! Alasannya, gerakan pemberontakan ini dinilai sebagai ‘berkas penting’ yang dipegang pemerintah untuk mencari keuntungan-keuntungan internasional. Dengan lemahnya pemerintahan baru, diperparah oleh konflik berkepanjangan dan keruwetan negara yang tak terkendali, akhirnya berakhir pula pemerintahan Hadi. Sehingga, di Yaman tidak ada lagi pemerintah, tidak juga presiden (vacuum of power). Pada tanggal 22 Januari 2015 lalu, setelah milisi Syiah Zaidi, Al-Hautsi, yang berbasis di provinsi Sa’ada bagian utara Yaman mengepung istana presiden di Shan’a, baik Presiden Abdu Rabbu Mansour Hadi maupun Perdana Menteri Khaled Bahah (yang mendapat kepercayaan parlemen sejak Desember 2014), mengundurkan diri. Yang paling penting adalah kerjasama dengan Amerika dalam proyek perang melawan terorisme. Amerika mengisyaratkan adanya hubungan antara AlHautsi dengan Al-Qaidah. Meskipun, kemungkinan sangat jauh sekali. Sebab, antara Al-Hautsi dan Al-Qaidah perbedaan prinsip mereka jelas sangat diametral. Namun apapun dalihnya, Amerika selalu ingin tampil di semua wilayah dunia Islam. Yaman ingin memanfaatkan hubungan baik ini untuk menopang sisi politik dan ekonomi, atau minimal Barat tidak membuka dan memperkarakan lembaran-lembaran pelanggaran hak-hak asasi manusia, diktatrisme, dan lembaran-lembaran hitam lainnya melibatkan pemerintah Yaman. Washington telah menutup kedutaan besarnya di Yaman. Begitu pula negara-negara lainnya, Barat dan non-Barat, telah melakukan hal serupa. Namun, empat gubernur di kawasan selatan, termasuk dari Aden dan Abyan, yang menjadi pusat kampanye pesawat tak berawak (drone) AS terhadap AQAP, menolak untuk mengundurkan diri.7 Selain itu Yaman juga memanfaatkan hubungan dengan Arab Saudi, karena Saudi berusaha mendukung Yaman secara politik, militer, dan ekonomi untuk membendung proyek Syiah Al-Hautsi yang semakin merapat kepada Iran. Berlarutnya isu Al-Hautsi akan terus mendatangkan bantuan internasional bagi Yaman. Bantuan juga sangat mungkin datang dari negara-negara Teluk yang juga merasa terancam dengan eksistensi Syiah. Kedutaan besar AS di Yaman dalam website resminya tertanggal 8 Februari 2015, mengeluarkan pesan darurat (emergency message) kepada warga AS yang masih berada di Yaman. Rilis tersebut menyebutkan, “Karena masalah keamanan di Yaman, kedutaan besar AS di Shan’a telah menghentikan semua layanan konsuler hingga ada pemberitahuan lebih lanjut. Untuk saat ini, kami meminta warga AS yang membutuhkan bantuan darurat untuk B. Dari Failed State ke arah Collapsed State? Gerakan Al-Hautsi bangkit dengan mengusung isu untuk mendapatkan otonomi kekuasaan dari pemerintah Yaman dan memperbaiki kerusakan tatanan sosio-ekonomi dan marjinalisasi historis atas kelompok mereka. Melalui berbagai pemberontakan melawan angkatan bersenjata Yaman sejak 2004 dan 6 Jarrod J.H. Gillam dan James E. Moran, “The United States and Yemen: Coin in the Absence of a Legitimate Government”, Desember 2011, Naval Post Graduate School, Monterey, California. 7http://www.geopoliticalmonitor.com/yemen-worlds-newest-failedstate/. 5 Laporan Bulanan SYAMINA menghubungi konsulat atau kedutaan besar AS di negara tetangga. Kedutaan besar AS di Shan’a terus memantau kondisi keamanan di Yaman; silakan cek website ini untuk perkembangan informasi terbaru.”8 XVIII/Maret-April 2015 diri.12 Gamal mengatakan, sebenarnya fenomena pengangkatan Hadi sebagai presiden cukup unik dalam kaitannya bahwa Hadi merupakan kandidat presiden yang dipilih melalui konsensus, dan naiknya Hadi ke tampuk kepemimpinan didukung baik oleh partai berkuasa, the General People’s Congress (GPC) maupun the Joint Meeting Parties—komite yang memayungi partai-partai oposisi yang terdiri dari unsur Islamis, Sosialis dan Nasionalis Arab Yaman. Rilis tersebut juga mengimbau warga AS di Yaman untuk selalu memeriksa website biro urusan konsuler, bahkan juga melalui akun twitter dan facebook-nya. Negara-negara Barat lainnya seperti Inggris, Prancis, Jerman, Italia, juga negara tetangga Arab Saudi dan Uni Emirat Arab menyusul kemudian untuk menutup kedutaan besar mereka. Sebelum dipilih sebagai presiden, Hadi telah menjabat sebagai wakil presiden mendampingi Saleh selama 16 tahun. Pemilihan Hadi sebagai presiden pengganti tidak lepas dari transaksi politik yang diajukan oleh GCC untuk membantu menghindarkan Yaman dari perang sipil secara total. Transaksi tersebut menetapkan suatu periode transisi dimana di dalamnya akan digelar dialog nasional yang melibatkan seluruh aktor politik Yaman, yang nantinya akan menyusun outline konstitusi dan sistem politik Yaman untuk masa mendatang. Setelah penutupan beberapa kedutaan besar negara-negara Barat di Shan’a, pemimpin pemberontak Syiah Al-Hautsi, Abdul Malik AlHautsi, muncul dalam siaran televisi (10 Februari 2015) membantah ketakutan Barat terhadap situasi keamanan Yaman dengan mengatakan bahwa ketakutan mereka itu “tidak beralasan”.9 Namun pernyataan ini tentu hanya retorika belaka di tengah adanya konflik-konflik antar-faksi bersenjata yang sedemikian jelasnya. Pada Kamis (13 Februari 2015) Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, mengatakan, “Yaman telah mulai kolaps di hadapan mata-kepala kita dan semakin dekat ke arah perang sipil (total chaos).”10 Hasil penting lainnya yaitu kekebalan hukum bagi Saleh dari semua tuntutan politik masa depan, yang dengan lihainya ia gunakan untuk menggerogoti keseluruhan proses tersebut. Dialog nasional itu menghasilkan putusan berupa solusi-solusi damai untuk mengatasi permasalahan-permasalahan politik, ekonomi dan keamanan Yaman yang cukup kronis. Rumusan-rumusan itu dipuji-puji sebagai sebuah model resolusi damai untuk mengatasi konflik serupa di negara-negara Arab Spring lainnya. Masa transisi yang dilalui Yaman sejak lengsernya Ali Abdullah Saleh—dengan ditandatanganinya pernyataan pengalihan kekuasaan ke tangan Abdu Rabbu Mansour Hadi pada tanggal 23 November 2011 yang dimediasi oleh the Gulf Cooperation Council (GCC)11—pada akhirnya menempatkan Yaman sebagai sebuah failed state. Sebab, pemerintahan Abdu Rabbu Mansour Hadi dipandang lemah dan tidak mampu mengontrol situasi keamanan, gejolak politik, serta berbagai rivalitas antar-suku, faksi agama, dan militan bersenjata. Selain itu korupsi, kemiskinan, kesenjangan sosial dan buruknya infrastruktur, yang memang sejak lama sudah terjadi di Yaman, turut memperlemah pemerintahan Hadi. Namun demikian, memang saat itu tak banyak pengamat yang menilai, bahwa negara tersebut sedang bergerak ke arah transisi yang benar-benar demokratis. Lalu, bagaimana transisi demokratis yang cukup menjanjikan harapan itu bisa berubah menjadi sebuah negara yang gagal (failed state), atau menjadi Irak kedua di kawasan Timur Tengah? Dalam pandangan Gasim, pertanyaan ini bisa dijawab, salah satunya, dengan menelaah pemerintahan Hadi. Meskipun dia memulai masa kepresidenannya dengan berusaha untuk ‘menjadi dirinya sendiri’ dan menggali dukungannya sendiri, namun dia tidak bisa mewujudkannya. Ironi strategi yang diterapkan Hadi adalah bahwa langkahlangkahnya tampak sekali berusaha mengeliminasi Gamal Gasim, profesor ilmu politik dari Yaman, menuliskan pandangan analitisnya mengenai lemah dan gagalnya pemerintahan Hadi, yang dirilis beberapa hari setelah presiden Hadi mengundurkan 8 http://yemen.usembassy.gov/em2815.html. 9 http://www.bbc.com/news/world-middle-east-31411284. 10http://www.reuters.com/article/2015/02/13/us-yemen-securityidUSKBN0LH16U20150213. 11 Nadwa Al-Dawsari, Tribal Governance and Instability in Yemen, Carnegie Endowment for International Peace, April 2012. 12 6 Dimuat oleh www.aljazeera.com pada 25 Januari 2015. Laporan Bulanan SYAMINA XVIII/Maret-April 2015 atau mereduksi kekuasaan politik dari para aktor yang telah mengantarnya naik ke tampuk kekuasaan. melakukan perhitungan stategi yang cukup fatal yang justru memberikan keuntungan di pihak Al-Hautsi. Hadi berusaha menduplikasi strategi “menari di atas kepala ular” yang diterapkan Saleh dalam mengendalikan aktor-aktor politik Yaman dengan mengadu mereka satu sama lain. Namun, Hadi tidak memiliki kelihaian sosial dan intelijensi politik secerdik Saleh. Partai Al-Islah dan Partai Sosialis Yaman tidak memiliki strategi yang terkoordinasi dengan jelas untuk menyetir roda perubahan di Yaman secara efektif. Fokus utama mereka justru melakukan rekrutmen dan menempatkan anggota-anggota mereka di dalam posisi utama pemerintahan dan jabatan sipil, bukannya mencari solusi untuk mengatasi permasalah politik dan ekonomi yang sedang tertatih-tatih. Pertama, Hadi tergesa-gesa merestruksturisasi militer dengan menyingkirkan putra-putra dan keponakan Saleh, juga Jendral Ali Mohsen— pemimpin militer paling kuat di negara tersebut. Dampaknya adalah bencana besar baginya. Militer terpecah-belah sedemikian rupa dan bahkan terpuruk hingga level profesionalisme paling rendah. Misalnya, pemerintah transisi gagal memecahkan masalah gangguan listrik dan kelangkaan gas. Elemen kecil suku yang tak terjangkau hukum di provinsi Marib terus menerus melakukan serangan atas jalur yang memasok listrik ke ibukota, tanpa adanya konfrontasi serius dengan pemerintahan koalisi. Kedua, Hadi tidak menerapkan strategi yang efektif untuk menangani kelompok-kelompok militan, seperti Al-Hautsi, yang mulai berupaya menancapkan pengaruh lebih luas di berbagai elemen negara itu. Sementara Hadi tidak terlalu peduli kepada para petinggi militer yang propemberontakan, para loyalis Saleh di tubuh militer memberikan kontribusi signikan terhadap Al-Hautsi untuk merebut kontrol atas beberapa provinsi di Yaman—termasuk kontrol militer yang tak terduga sebelumnya atas ibukota Shan’a, pada 21 September 2014. Dengan dikontrolnya Shan’a oleh militan Syiah Al-Hautsi, pertanyaannya adalah akankah Saleh maupun Al-Hautsi mampu mempertahankan aliansi mereka dan mengembalikan stabilitas di Yaman. Meskipun sangat mungkin antara Saleh dan AlHautsi memiliki komitmen kuat untuk bekerja sama dan berbagi posisi dalam pemerintahan, dan mereka mungkin juga dapat meyakinkan dunia internasional akan legitimasi mereka yang sebenarnya goyah— khususnya dengan memerangi elemen Al-Qaidah sebagai alat utamanya—tetapi tampaknya mereka akan tetap kesulitan untuk memenangkan hati dan pikiran (winning the hearts and minds) mayoritas rakyat Yaman. Kekalahan cepat yang dialami militer Yaman dalam berbagai pertempuran melawan Al-Hautsi, yang diduga juga menerima bantuan teknis dan militer dari Iran, lebih jauh telah menggerogoti legitimasi Hadi dan membuatnya membayar mahal dengan kehilangan dukungan dari Partai Al-Islah dan Jendral Mohsen. Kebanyakan penduduk Yaman meyakini bahwa mereka baru saja selesai menyaksikan drama panjang yang jelek dan membosankan yang disutradarai bersama oleh Saleh dan Al-Hautsi, dimana serial kelanjutannya diprediksi akan lebih buruk lagi. Disamping itu, malangnya Hadi juga telah gagal dalam menjalankan strateginya untuk mengendalikan GPC dan menyetirnya menjauh dari kepemimpinan dan pengaruh Saleh. Faktanya, Hadi disingkirkan dari partai tersebut setelah komite sanksi Dewan Keamanan PBB mengeluarkan putusan untuk mengenakan pembekuan aset dan larangan melakukan perjalanan (travel ban) atas Saleh dan dua orang pemimipin Al-Hautsi pada November 2014. Kunci dari stabilitas Yaman secara keseluruhan tidak hanya terletak pada apa yang akan dilakukan oleh aktor-aktor politik lain selanjutnya, namun juga terletak pada peran apa yang dimainkan oleh unitunit militer yang masih ada.13 Setelah gagal melakukan negosiasi selama dua pekan, pemberontak Syiah Al-Hautsi mengeluarkan pengumuman bahwa mereka akan memetakan masa depan politik Yaman. Perundingan yang disponsori Di luar kesalahan-kesalahan langkah tersebut, Hadi tidak sepenuhnya dilimpahi beban tanggung jawab atas gagalnya transisi demokratis di Yaman. Aktor-aktor politik utama lainnya juga telah salah 13 7 http://www.aljazeera.com/indepth/features/2015/01/analysis-wrongyemen-150125054816307.html. Laporan Bulanan SYAMINA oleh PBB itu bertujuan untuk menemukan jalan keluar yang dapat diterima oleh semua pihak, termasuk AlHautsi. Namun, komunike yang dikeluarkan oleh Al-Hautsi pada Jumat (6 Februari 2015) menegaskan tidak tercapainya kesepakatan yang diharapkan. Al-Hautsi sekarang ini bisa saja merubah Yaman menjadi sebuah pseudo-monarki di bawah kontrol kaum Zaidi dan keluarga Sayyid atas jabatanjabatan penting di pemerintahan, yang mana konsisten dengan kepentingan Arab Saudi untuk menjauhkan Yaman yang demokratik. Selama AlHautsi mendukung pengerahan pasukan untuk mengeliminasi Al-Qaidah dari Yaman, AS akan mengabaikan retorika anti-politik dan slogan-slogan berbunyi “Matilah Amerika” dan “Matilah Israel” yang dipinjam dari Hezbullah dan Iran. Dengan asumsi slogan bernada sentimen itu hanya ditujukan untuk konsumsi dalam negeri untuk mendapat legitimasi terhadap sebuah pemerintahan Yaman yang dipimpin oleh Al-Hautsi. Dalam komunike militer pertama mereka itu, AlHautsi mengumumkan bahwa Komite Revolusioner Al-Hautsi akan bertindak sebagai otoritas pengawas tertinggi di Yaman. Komite tersebut akan difungsikan dengan membentuk Dewan Transisi Nasional yang beranggotakan 551 orang untuk menggantikan parlemen Yaman. Badan tersebut, sesuai komunike itu, kemudian akan memilih lima orang sebagai anggota Dewan Kepresidenan, yang akan memimpin negara selama masa transisi dua tahun ke depan.14 Dengan demikian, Abdul Malik Al-Hautsi menjadi pemimpin de facto bagi Yaman.15 2. Ditangguhkannya pengakuan pemerintahan Al-Hautsi atas Skenario kedua yang optimis untuk terwujud yaitu PBB, AS dan the Gulf Cooperation Council (GCC) akan menangguhkan pengakuan terhadap pemerintahan Al-Hautsi dan meningkatkan tekanan politik atas Al-Hautsi dan Saleh agar berusaha mendapatkan persetujuan bulat dari aktor-aktor politik lainnya, seperti oposisi yang tergabung dalam the Joint Meeting Parties (JMPs), demi menghindari adanya isolasi dan konfrontasi secara total dengan masyarakat internasional. Keadaan ekonomi yang memburuk di Yaman dan ketidakmampuan Iran untuk menyokong Yaman secara finansial akan mendorong GCC, khususnya Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, untuk berusaha meningkatkan pengaruh di Yaman. Melihat perkembangan tersebut Gamal Gasim memperkirakan, paling tidak, ada empat skenario yang mungkin bakal terjadi di Yaman. 1. Stabilitas politik Pertama, dari perspektif Al-Hautsi, skenario paling optimis yaitu meyakinkan masyarakat internasional—dengan bantuan Saleh and GPCnya—bahwa mereka mampu mengantarkan Yaman menuju stabilitas politik. Dua premis utama sangat penting dalam skenario ini: yaitu (1) bahwa Saleh dan Al-Hautsi akan mempertahankan aliansi mereka dan merancang rencana strategis yang jelas untuk berbagi peran dalam pemerintahan, dan (2) bahwa oposisi politik Al-Hautsi akan tetap lemah dan terpecahbelah, sehingga memberi jalan bagi Al-Hautsi untuk mengontrol Yaman. Kesuksesan skenario ini bergantung pada kemampuan para aktivis muda Yaman untuk kembali bangkit, dengan dukungan dari JMPs, dan membentuk koalisi dalam negeri yang lebih luas untuk mengusung transisi demokratis. Skenario ini akan menyuntikkan kehidupan baru kepada prakarsa GCC untuk persatuan nasional, dengan roadmap yang lebih jelas. Dalam skenario ini, perbedaan ideologi antara Al-Hautsi dan Arab Saudi menjadi tidak relevan, khususnya mengingat dukungan Arab Saudi kepada kaum Imam Syiah Zaidi terakhir selama perang sipil tahun 1960-an antara kaum Royalis (Pendukung Monarki) Zaidi dan kaum Republikan Yaman. Isu penting bagi Arab Saudi saat itu adalah pelestarian monarki Yaman dan kekalahan republikanisme dan nasionalisme Arab. 14 15 XVIII/Maret-April 2015 3. Bubarnya aliansi Saleh-Hutsi Kemungkinan skenario ketiga yaitu runtuhnya koalisi Al-Hautsi dan Saleh, yang tampaknya akan menimbulkan konfrontasi militer antara kedua faksi tersebut, yang eskalasi potensinya bergantung pada Lihat: http://edition.cnn.com/2015/02/06/middleeast/yemen-unrest/. http://www.aljazeera.com/news/2015/02/yemencoup-150207075330173.html. 8 Laporan Bulanan SYAMINA respon yang diperlihatkan oleh aktor-aktor politik lainnya. XVIII/Maret-April 2015 Iran di Yaman, secara otomatis akan membuka kran keterusikan negara-negara Teluk. Arab Saudi berusaha keras untuk membendung arus pengaruh Iran di Yaman. Dalam merespon pemberontakan Al-Hautsi yang mengakibatkan kekacauan Yaman, yang juga akan mengancam stabilitas keamanan Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya, maka pada tanggal 26 Maret 2015 Arab Saudi memimpin serangan udara atas posisi-posisi Al-Hautsi di Yaman. 4. Perang sipil Skenario keempat, sekaligus yang terburuk, yaitu terjadi perang sipil yang ganas di Yaman dan adanya perpecah-belahan yang tak terhindarkan atau bahkan adanya sebagian wilayah Yaman yang lepas dan membentuk negara sendiri (separatis). Premis utama dari skenario ini adalah bahwa suku-suku di Marib, bersama dengan para pemimpin suku anti-Hutsi dan pasukan perang seperti Al-Hirak (Gerakan Yaman Selatan) menarget dan menentang kontrol Al-Hautsi di Shan’a. Koalisi internasional di bawah pimpinan Arab Saudi ini bertujuan mengembalikan pemerintahan Hadi. Masuknya peran militer negara-negara Arab dan Teluk ke dalam pusaran konflik Yaman memantik eskalasi risiko bahwa krisis Yaman akan berubah menjadi perang regional. Skenario ini tergantung pada dukungan finansial kepada suku-suku tersebut dan aktor politik lainnya yang diberikan oleh aktor-aktor politik anti-Iran seperti raja Arab Saudi yang baru, yang sangat khawatir dengan meningkatnya pengaruh Iran di Yaman. Meskipun nantinya skenario ini berpotensi membuat Yaman menjadi bernasib sama seperti Irak, namun masih ada harapan bahwa kearifan Yaman akan mampu menghindarkan dan mencegah negara tersebut dari keruntuhan total (total collapse).16 Pasukan koalisi ini terdiri dari angkatan bersenjata dari Uni Emirat Arab, Yordania, Qatar, Bahrain, Kuwait, Maroko, Sudan dan Mesir. Pakistan menyatakan akan melindungi integritas wilayah Arab Saudi, namun tidak akan terjun langsung dari konflik yang “akan berdampak pada perpecahan di dunia Islam”. Sementara itu, AS memberikan dukungan logistik dan intelijen untuk operasi “Decisive Storm” yang dipimpin Arab Saudi itu. Gedung putih mengatakan bahwa AS memberikan dukungan intelijen dan logistik kepada pasukan koalisi tersebut untuk mencegah pemberontak Al-Hautsi mengambil alih Yaman dan mempertahankan “pemerintah Yaman yang sah”.18 Dalam perkembangannya, situasi yang terjadi di Yaman selanjutnya ialah pemberontak Al-Hautsi memberlakukan tahanan rumah kepada Mansour Hadi. Namun setelah beberapa minggu kemudian, pada 21 Februari 2015 Hadi dikabarkan berhasil meloloskan diri dan terbang ke Aden. Dari kota pelabuhan di Yaman selatan itu, Hadi mengumumkan re-eksistensi pemerintahannya dengan dukungan orang-orang setianya di kawasan selatan. Pihaknya menilai bahwa segala aksi yang dilakukan AlHautsi merupakan ilegal. Dia masih menganggap dirinya sebagai presiden sah Yaman. Menurutnya, pengunduran dirinya semata dilakukan atas tekanan kuat dari Al-Hautsi. Infografis rilisan situs Al-Jazeera berikut ini memperlihatkan siapa kawan dan siapa lawan dalam operasi militer yang menarget kantong-kantong AlHautsi di bawah pimpinan Arab Saudi.19 Dari Aden—yang ia jadikan sebagai ibukota de facto Yaman—pula ia meminta Al-Hautsi menghentikan ‘penyanderaan’ terhadap Shan’a dan mengajak diadakannya dialog untuk mencari solusi.17 Keberhasilan Al-Hautsi menduduki ibukota Shan’a berbuntut panjang. Dengan keterlibatan 16 h t t p : / / w w w . a l j a z e e r a . c o m / n e w s / 2 0 1 5 / 0 2 / y e m e n coup-150207075330173.html. 17http://www.criticalthreats.org/yemen/yemen-crisis-situation-reportsfebruary-23-2015. 18 19 9 http://www.memri.org/report/en/0/0/0/0/0/0/8529.htm. http://www.aljazeera.com/indepth/interactive/2015/03/militaryaction-yemen-150326143748798.html. Laporan Bulanan SYAMINA XVIII/Maret-April 2015 Aksi militer di Yaman: Siapa lawan siapa?20 Keterlibatan Arab Saudi dan negara-negara Sunni lainnya pada konflik Yaman melawan Syiah Al-Hautsi sangat mungkin akan memicu konflik sektarian di kawasan tersebut. Perang melawan AlHautsi ini cukup dapat mengalihkan fokus perang terhadap AQAP, dan juga sekarang ada ISIS, yang mungkin akan mencuri peluang keuntungan dari kondisi keamanan yang tidak menentu.21 Peta berikut ini menyuguhkan wilayah pengaruh Al-Hautsi di Yaman, yang mereka mulai dari basis mereka di Sa’ada hingga mampu menguasai Shan’a.23 Setelah hampir satu bulan operasi terhadap Al-Hautsi dilancarkan, pada 21 April 2015, Arab Saudi beserta anggota koalisi operasi Decisive Storm mengumumkan berakhirnya misi tersebut dan sekaligus permulaan operasi Restoring Hope di Yaman yang menandai telah tercapainya tujuan awal operasi tersebut.22 20 21 22 http://www.aljazeera.com/indepth/interactive/2015/03/militaryaction-yemen-150326143748798.html. http://www.memri.org/report/en/0/0/0/0/0/0/8529.htm. http://www.criticalthreats.org/yemen/yemen-crisis-situation-reportsapril-21-2015. 10 23 http://www.criticalthreats.org/yemen/al-houthi-areas-influence. Laporan Bulanan SYAMINA Area pengaruh Al-Hautsi di Yaman, per 17 November 2014 Area pengaruh Al-Hautsi di Yaman, per 15 Januari 2015 11 XVIII/Maret-April 2015 Laporan Bulanan SYAMINA Area pengaruh Al-Hautsi di Yaman, per 20 Maret 2015 Area pengaruh Al-Hautsi, per 17 April 2015 12 XVIII/Maret-April 2015 Laporan Bulanan SYAMINA Dalam arena konflik Yaman ini, peran aktif Iran dalam memberikan support kepada AlHautsi semakin kentara. Berbagai media massa membeberkan informasi yang berasal dari para juru bicara resmi Iran tentang keterlibatan total Iran dalam berbagai aspeknya untuk mendukung gerakan pemberontak Al-Hautsi; hubungan baik antara gerakan Al-Hautsi dan Pasukan Quds dari Korps Garda Revolusi Iran; dan bantuan militer, dukungan politik dan ekonomi, ditambah lagi dukungan moral berupa statemen-statemen anti-Saudi dan anti-AS yang dikeluarkan Iran.24 spare part dan pelayanan reparasi untuk fasilitas gas alam Marib…”26 Perwakilan Khamenei di tubuh Pasukan Quds, Ali Shirazi, mengatakan bahwa Ansar Allah di Yaman merupakan kopian dari Hizbullah Lebanon. Dalam sebuah wawancara pada 24 Januari 2015, Shirazi mengungkapkan, “Ansar Allah adalah hasil duplikasi Hizbullah Lebanon. Pasukan sukarelawan Basij di Irak dan Syria juga merupakan duplikat Hizbullah dan Ansar Allah. Di setiap negara di mana musuhmusuh kita hadir untuk menghantam Islam, maka penentangnya pun siaga—yaitu, Basij dan pasukan pertahanan nasional bangkit…Ke depan, seluruh kelompok ini akan memasuki arena tempur melawan musuh-musuh Islam dan kaum Muslim.”27 Dukungan politik Iran salah satunya disampaikan oleh Mehdi Taeb. Pada 2 Maret 2015, pemimpin lembaga think tank Ammar Headquarters penyuplai informasi dan saran untuk pemimpin tertinggi Syiah Khamenei dan sekaligus saudara Hossein Taeb— kepala biro intelijen Garda Republik—menyeru rakyat Iran untuk mengencangkan ikat pinggang demi mendukung Al-Hautsi, yang merupakan bagian dari poros perlawanan mereka, “Rakyat Iran harus mengerti bahwa jika perlu, mereka harus merelakan jatah roti sore mereka untuk mendukung para pejuang di Syria, Irak, Lebanon, dan Yaman. Rezim Ansar Allah di Yaman, yang memainkan peran penting mempertahankan status strategis selat Bab el-Mandeb yang sangat sensitif, dalam masa pergantian raja di Arab Saudi, dan peperangan di Syria dan Irak, gejolak dunia, dan musuh memandang Iran sebagai penyebab ketidakstabilan ini—karena tanpa Iran dipastikan tidak akan ada perang di Syria dan Ansar Allah tidak akan pernah muncul.”25 Tampaknya, bukan kebetulan pula jika emblem milii Ansar Allah Yaman, Hizbullah Lebanon dan Pasukan Garda Revolusi Iran memiliki kemiripan yang sangat dominan. Kesamaan emblem: (dari kiri) Ansar Allah (Al-Hautsi), Hizbullah Lebabon, dan Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Iran. Saleh Al-Samad, ketua komite politik Ansar Allah dan penasehat Abdul Malik Al-Hautsi membeberkan detail perjanjian dengan Iran pada 14 Maret 2015. Dia mengatakan, “Iran akan memperluas pelabuhan AlHodeida—yang telah dikontrol Al-Hautsi—di barat Yaman. Pelabuhan ini merupakan yang terdekat dengan selat Bab el-Mandeb, dan satu-satunya titik yang menghubungkan Laut Merah dan perairan internasional.” Beberapa waktu lalu, Mohsen Rezaei, mantan komandan senior Korps Garda Revolusi Iran, memuji pemimpin Al-Hautsi, Abdul Malik Al-Hautsi, dalam sebuah surat terbuka yang dirilis tanggal 28 Maret 2015. Di awal surat tersebut, Rezaei menulis, “Saudaraku Abdul Malik Al-Hautsi, pemimpin terhormat Yaman…Saya ucapkan selamat kepada Anda, perlawanan heroik orang-orang Anda dan kemenangan besar kalian putra-putra Islam terhadap kekuatan koalisi penjajah pimpinan Saudi yang melancarkan operasi militer atas restu Setan Besar Amerika dan Israel…Dengan perlawanan di medan tempur, maka meja-meja diplomasi akan Dia melanjutkan, “Iran akan menyokong Yaman dengan mengirim ekspor minyaknya ke sana selama satu tahun. Iran akan membangun dan mengoperasikan pembangkit listrik berkekuatan 165-megawatt di Yaman. Iran akan menyediakan 24 25 XVIII/Maret-April 2015 http://www.memri.org/report/en/0/0/0/0/0/0/8529.htm. http://www.memri.org/report/en/0/0/0/0/0/0/8529.htm. 26 27 13 Ibid. Ibid. Laporan Bulanan SYAMINA segera aktif menyambut. Jelas terlihat mereka berusaha mengundang kalian untuk duduk di meja runding—setelah gencarnya serangan udara mereka—untuk membelah Yaman menjadi Yaman Utara dan Yaman Selatan. Tentu, kalian sadar bahwa kepentingan kalian lebih besar dari kepentingan siapapun, namun kesuksesan diplomasi esok hari sangat bergantung pada resistansi kalian di medan tempur hari ini.”28 Obama telah banyak memfokuskan pemerintahannya untuk menyokong transisi politik yang dirancang untuk mengembalikan kestabilan situasi di Yaman dan untuk membatasi iklim sektarianisme yang membuat AQAP mampu bertahan sejauh ini. Washington juga telah menyodorkan serangkaian pelatihan kontra-terorisme kepada pemerintah Yaman di ibukota Shan’a dan juga mengkampanyekan operasi-operasi drone untuk menarget tokoh-tokoh penting AQAP. Bahkan, meskipun kedutaan besar AS di Shan’a telah dinonaktifkan pun, serangan-serangan drone AS masih tetap dilakukan dan berhasil membunuh dua tokoh penting AQAP, Harits bin Ghazi An-Nazhari di akhir Maret dan Ibrahim Ar-Rubaish, juru bicara AQAP, pada pertengahan April lalu.30 C. Perspektif Barat terhadap Yaman Barat, dalam hal ini AS yang selalu ingin berperan sebagai globocop, sangat berkepentingan untuk menancapkan pengaruh di Yaman. Dan faktanya, AS sudah lama bermain di sana. Situasi Yaman yang chaos membuat AS sangat khawatir. Kepentingankepentingan AS di Yaman secara khusus dan lebih luas di lingkup regional Timur Tengah jelas dalam kondisi terancam. Bahkan, proyek-proyek strategis mereka untuk menghegemoni kawasan tersebut dipastikan akan terganjal. D. Al-Qaidah in the Arabian Peninsula (AQAP) Al-Qaidah di Jazirah Arab (AQAP) adalah sebuah kelompok jihadi yang dibentuk pada Januari 2009 menyusul penggabungan antara Al-Qaidah Yaman dan Al-Qaidah Arab Saudi, yang kemudian berpusat di Yaman. AQAP dinilai merupakan cabang AlQaidah yang paling mematikan serta memainkan peran vital dalam konflik-konflik yang terjadi di Yaman. Yaman adalah sekutu vital bagi AS di Timur Tengah dalam strategi perang global anti-terorisme yang dikobarkan presiden Barrack Obama sebagai pelanjut dari para pendahulunya. Selain itu, letak Yaman berbatasan dengan Laut Merah dan Teluk Aden—yang merupakan rute transit utama minyak— sekaligus bersebelahan dengan sekutu utama AS di Timur Tengah: Arab Saudi dan Oman. Status sebagai negara chaos yang disandang oleh Yaman merupakan lahan subur yang memungkinkan pesatnya perkembangan Al-Qaidah in the Arabian Peninsula (AQAP), yang selama ini dinilai sebagai cabang Al-Qaidah paling mematikan di seluruh dunia yang sangat merepotkan gerak laju AS. Pada bulan Mei 2011, setelah gencarnya pertempuran melawan pasukan pemerintah Yaman, Al-Qaidah bersama dengan kelompok militan lokal asli Yaman yang dikenal dengan sebutan Anshar Asy-Syariah mampu menguasai provinsi Abyan di selatan Yaman.31 Sejak saat itu, AQAP terus berusaha melakukan perluasan pengaruh di tengah masyarakat Yaman. Rezim berkuasa yang dianggap oleh rakyat hanya sebagai boneka kepanjangan tangan imperialisme Barat tidak begitu dominan mengontrol wilayah negara miskin di jazirah Arab tersebut. Ketidakpercayaan publik atas pemerintahan Yaman dilampiaskan dalam berbagai aksi protes yang berujung pada masuknya Yaman ke dalam pusaran Arab Spring. Untuk melancarkan program perang antiterorisme, AS membutuhkan keberadaan pemerintah lokal yang berjalan normal dan kondisi keamanan yang stabil. Dinamika perbedaan sektarian29 dan kesukuan yang penuh intrik dan pengkhianatan sangat merepotkan usaha-usaha AS dalam memformulasikan frame kebijakan antiterorisme yang koheren. 28 29 XVIII/Maret-April 2015 http://www.criticalthreats.org/yemen/moarefian-mohsen-rezaeiwrites-letter-to-abdul-malik-al-houthi-march-30-2015. Barat mempersepsikan perbedaan antara Sunni dengan Syiah sebatas perbedaan sekte dalam satu agama. Padahal, kenyataannya Syiah merupakan agama tersendiri yang berbeda secara diametral dengan ajaran Sunni (Islam) ditinjau dari berbagai aspeknya. 30 31 14 http://mobile.nytimes.com/2015/04/15/world/middleeast/us-dronekills-a-top-figure-in-al-qaedas-yemen-branch.html. UN – Security Council, Report of the Secretary-General on children and armed conflict in Yemen, 28 June 2013. Laporan Bulanan SYAMINA Sementara pemerintahan Saleh terdelegitimasi di mata rakyat, sumber daya air dan minyak bumi terhambur-hambur dan tidak terkelola. Kondisi yang tak terkendali oleh pemerintahan pusat ini dimanfaatkan dengan baik oleh AQAP untuk melakukan rekrutmen, menyiapkan perangkat, melatih dan melaksanakan berbagai operasi serangan. Narasi utama mereka ialah mendapatkan sambutan audiens di wilayah-wilayah kesukuan (tribal areas) Yaman dan mendapatkan basis perlindungan. Hal ini membuktikan kelemahan dan kegagalan pemerintah. Dalam catatan tersebut, Abdullah bin Muhammad mengusulkan kepada Al-Qaidah bahwa strategi umum gerakan jihad secara global— dengan dimotori oleh Al-Qaidah khususnya— harus bertumpu pada mobilisasi dan pemusatan kekuatan-kekuatan jihad di dua wilayah, Syam dan Yaman. Juga dibarengi dengan mengubah frontfront lainnya menjadi pusat-pusat pendukung dan penyedia sumber daya manusia dan teknis bagi dua wilayah yang dijadikan proyek tersebut. Pada saat yang sama, front-front tersebut juga melakukan aktivitas untuk mengganggu musuh yang ada di frontnya sendiri. Atau, mengganggu jalur-jalur vital yang digunakan musuh untuk aktivitas militer. Amerika Serikat telah memfokuskan diri untuk memerangi AQAP sejak awal perang global melawan terorisme (the Global War on Terrorism) mereka lancarkan. Dalam kampanye perang kontrapemberontakan (counterinsurgensy) melawan AQAP, Amerika Serikat benar-benar fokus bekerja sama dengan pemerintah Yaman.32 Abdullah bin Muhammad membagi aktivitas proyek khilafah ini di dua wilayah, bukan hanya di satu wilayah, dengan maksud memperbesar peluang sukses. Di sisi lain, agar kedua front dan kedua wilayah tersebut bekerja seperti dua lengan yang bisa saling melengkapi satu sama lain, dan mencegah pemusatan tekanan militer dalam bentuk apa pun yang menarget salah satu front. Dan ini sesuai dengan medan operasional yang terbentang antara Syam dan Yaman. Di tengah kecamuk Arab Spring, AQAP ‘menggeser’ paradigma lama tentang Al-Qaidah yang ‘keras’. Mereka berhasil memulai misi mereka dalam perang winning minds and hearts yang diwujudkan dengan mengelola daerah-daerah yang mereka kuasai. Mereka mulai menjalankan fungsi-fungsi negara dengan menyediakan berbagai program layanan publik bagi rakyat. Meski demikian, mereka memandang belum saatnya memproklamirkan bendirinya daulah. Hal tersebut mereka lakukan setelah mengambil pelajaran dari pengalaman pahit Al-Qaidah dalam upaya mendasar mereka dalam membangun negara, salah satunya di Irak.33 Jadi, bisa dikatakan bahwa kesuksesan di wilayah Syam tergantung pada tekanan terhadap musuh yang dilakukan di wilayah Yaman, dan begitu pula sebaliknya. Dan hal ini melibatkan front-front lainnya di samping kepentingan-kepentingan lainnya dalam memberikan dukungan teknis, personal, dan informasi. Metode bekerja dengan dua lengan ini diusulkan untuk dilakukan selama fase pertama, karena ia yakin bahwa musuh akan membentuk sebuah aliansi militer, dengan misi mengeliminasi kehadiran para jihadis di Syam yang bisa menjadi ancaman langsung bagi Israel. Atau aliansi musuh yang akan mengeliminasi para jihadis di Yaman yang mengancam sumur minyak dan jalur laut yang penting. Sebaiknya, para jihadis beroperasi di dua front, Syam dan Yaman yang didukung oleh sederatan front parsial di Irak, Semenanjung Arab, Mesir, Libya, Somalia, Afrika Utara, dan lainnya. Sebab, untuk memecah setiap usaha dari aliansi militer musuh diperlukan banyak lokasi yang saling bergantian dalam memberikan tekanan dan melindungi satu sama lain. E. Sinergi Dua Lengan Dalam konteks berita kenabian, Yaman diposisikan sebagai wilayah pemasok dukungan personel bagi api peperangan Islam yang berkobar di Syam. Dua lokasi strategis ini, sebagaimana pernah ditulis oleh Abdullah bin Muhammad dalam catatan-catatan strategis yang rencananya akan dikirim kepada Usamah bin Ladin sebelum wafatnya, menjadi wilayah bidikan utama untuk proyek penegakan khilafah di masa mendatang. 32 33 XVIII/Maret-April 2015 The United States and Yemen: COIN in the Absence of a Legitimate Government, Jarrod J.H. Gillam dan James E. Moran, Desember 2011, Naval Post Graduate School, Monterey, California. Lebih lengkapnya, lihat laporan K. Mustarom dalam Lembaga Kajian SYAMINA edisi IV/Agustus 2013, Al-Qaeda 3.0: Memenangkan Hati dan Pikiran. Bisa diakses melalui http://syamina.org/syamina15-ALQAEDA-3-0-MEMENANGKAN-HATI-DAN-PIKIRAN.html. 15 Laporan Bulanan SYAMINA Tampaknya, cara itulah yang paling sesuai untuk diterapkan di Syam dan Yaman, karena lokasinya sangat sesuai dengan kondisi masyarakat setempat. Yaman akan mengambil keuntungan dari kemampuan jihadis di daerah Teluk Arab, Somalia, dan Sudan karena daratan dan lautan yang terhubung. Sedangkan Syam akan mengambil keuntungan dari logistik dan persediaan senjata dari Irak, Turki, Mesir, dan semenanjung Arab bagian utara. Dinamika ini tinggal membutuhkan situasi chaos di berbagai wilayah untuk bisa memulai pekerjaan.34 XVIII/Maret-April 2015 negara Teluk, atau Barat, sebab pihak mana pun yang menang pada akhirnya—Hadi, Saleh ataukah Al-Hautsi—AQAP akan tetap eksis di sana. Bahkan mereka akan berkembang lebih besar, lebih kuat, dan lebih baik.36 Diprediksikan pula bahwa kondisi ini akan semakin menyuburkan potensi Yaman sebagai alternatif spot baru bagi persemaian ideologi jihad Islam transnasional.* (H. Setiabudi) Dalam teori dua lengan Abdullah bin Muhammad ini, jika Syam kita asumsikan sebagai lengan kiri, maka saat ini publik sedang menanti uppercut yang akan dilancarkan oleh lengan kanan dari Yaman sebagai bentuk sinergi kerja kedua lengan tersebut untuk memberikan pukulan telak kepada lawan. Seiring dengan program-program yang dijalankan Al-Qaidah di Yaman, sebagai salah satu lokasi strategis bagi dunia Islam, negara tersebut juga dinilai merupakan magnet baru bagi para aktifis jihadi internasional. Al-Qaidah memiliki kans besar untuk bisa ‘menguasai’ arena Yaman. Martin Reardon, wakil presiden senior pada The Soufan Group, sebuah lembaga konsultan intelijen dan keamanan strategis yang berbasis di New York, menulis bahwa AQAP tampaknya berada pada posisi paling diuntungkan dari gejolak di Yaman, tanpa harus membuang-buang waktu untuk mengeksploitasi situasi ini. Sementara Al-Hautsi dan loyalis Saleh bertarung total melawan pasukan Hadi di selatan, AQAP berdiri di posisi menyerang kedua kubu tersebut. Lebih baik bertarung melawan musuh yang terpecah belah daripada musuah yang bersatu padu.35 Lebih lanjut, Reardon mengatakan bahwa saat ini, AQAP, yang oleh banyak pakar kontraterorisme dipandang sebagai organisasi teroris paling berbahaya di dunia dalam kapabilitas dan tujuan mereka untuk melakukan serangan-serangan transnasional, tampaknya memiliki keleluasaan lebih banyak untuk beroperasi di Yaman. Hal ini tentunya tidak menguntungkan bagi Yaman, negara34 35 Lihat: Abdullah bin Muhammad alias Abdullah Al-Hajj dalam AlJam’u Al-Qayyim li Silsilah Al-Mudzakkarah Al-Istiratijiyyah. http://www.aljazeera.com/indepth/opinion/2015/03/yemenedge-150324052332887.html. 36 16 Ibid. Laporan Bulanan SYAMINA XVIII/Maret-April 2015 DI AMBANG PERANG DINGIN II A neksasi Krimea oleh Rusia pasca krisis politik di Ukraina telah membuat banyak pihak mengkhawatirkan munculkan persaingan baru Rusia dengan Amerika Serikat dalam Perang Dingin jilid II. Amerika Serikat beserta sekutunya langsung mengenakan sanksi ekonomi terhadap Rusia. Konflik di bagian timur Ukraina antara gerilyawan pro-Rusia dengan pasukan pemerintah sampai saat ini telah menewaskan lebih dari 4.000 orang. Rusia menuding Barat sebagai akar pertumpahan darah itu, namun di sisi lain NATO berbalik mengatakan bahwa Rusia secara tidak langsung telah membantu kelompok gerilyawan dalam konflik di Ukraina. Di lain pihak Rusia pun tidak gentar. Sanksi ekonomi ini malah dimanfaatkan untuk semakin memperkuat kemandirian ekonominya, mulai dari menaikkan harga gas ke konsumen Eropa, membuat kartu ‘visa’ sendiri bahkan sampai balik memberi sanksi kepada individu-individu di negara-negara lawan. Sementara itu, Gorbachev yang kini telah berusia 83 tahun, mengkritik Eropa karena pengaruhnya yang terus menurun di kancah politik internasional. “Alihalih menjadi pemimpin perubahan dunia, Eopa kini menjadi arena pergolakan politik, ajang kompetisi berebut pengaruh, dan pada akhirnya menjadi medan pertempuran militer,” kata Gorbachev. “Konsekuensi tak terhindarkan selanjutnya adalah melemahnya Eropa di saat kekuatan-kekuatan dunia lain mendapatkan momentum. Jika hal ini terus berlanjut, Eropa akan kehilangan pengaruhnya di tingkat global dan kemudian menjadi pemain yang tidak penting,” kata dia. Kilas Balik dan Latar Belakang Sebuah pertemuan di Malta 25 tahun lalu, Pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev dan Presiden Amerika Serikat George Bush, Sr. mengumumkan akhir Perang Dingin. Kini, seperempat abad kemudian, para politisi dan ahli Rusia memperingatkan tak lama lagi dunia mungkin kembali menghadapi Perang Dingin jilid II. Berbagai pernyataan peringatan ini semakin gencar terdengar. Di sisi lain, Gorbachev juga mengatakan bahwa negara-negara Barat telah mengeksploitasi kelemahan Rusia setelah Uni Soviet pecah pada 1991. “Dengan mengambil keuntungan dari melemahnya Rusia dan absennya kekuatan penyeimbang, negaranegara Barat mengklaim monopoli kepemimpinan dan mendominasi dunia dan di saat bersamaan mengabaikan peringatan untuk berhati-hati,” tutur Gorbachev. Gorbachev juga mengatakan bahwa Barat mengambil langkah salah saat memperluas keanggotaan NATO--dan juga aksi militer di Yugoslavia, Irak, Libya, dan Suriah-- yang kemudian memancing reaksi dari keras Rusia, demikian seperti dikutip dari Reuters.1 Gorbachev, sosok yang dinilai berjasa besar bagi pemulihan hubungan dengan Barat, yang kemudian berdampak pada runtuhnya rezim komunis di Eropa Timur--juga menuduh Amerika Serikat tidak memenuhi janji pasca-runtuhnya tembok Berlin yang merupakan simbol dari berakhirnya Perang Dingin. “Dunia kini di ambang Perang Dingin baru. Beberapa orang bahkan mengatakan periode itu telah dimulai,” kata Gorbachev yang diundang ke Jerman untuk memperingati peristiwa runtuhnya tembok Berlin pada 9 November 1989. “Dan meski demikian, sementara situasi terus memanas, kita tidak menyaksikan organisasi internasional, terutama Dewan Keamanan PBB, bertindak untuk mencegahnya,” kata dia. Sementara itu Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan, “Saya belum siap untuk menyatakan apakah ini edisi Perang Dunia yang baru atau berapa lama periode ini akan berlangsung.” Ia menyampaikan pendapatnya dalam kapasitas sebagai 1http://www.reuters.com/article/2014/11/08/us-ukraine-crisisgorbachev-idUSKBN0IS0QC20141108 17 Laporan Bulanan SYAMINA XVIII/Maret-April 2015 kemerosotan kemampuan militer Angkatan Bersenjata Rusia, serta hilangnya penahanan diri pada negara-negara yang memiliki senjata nuklir. salah satu pengawas kebijakan Amerika Serikat saat rapat dengar pendapat parlemen di Majelis Rusia. Topik pertemuan itu ialah “Rusia-AS: Gejolak Amarah Sesaat atau Perang Dingin Baru?” Para analis politik juga menyuarakan prediksi pesimis yang serupa. “Hubungan antara Barat dan Rusia berada pada titik terburuk dalam 30 tahun terakhir,” ucap Sergei Rogov, Direktur Institut Studi AS dan Kanada di Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia. Menurut Rogov, kini telah muncul situasi yang bisa membangkitkan Perang Dingin. “Situasi saat ini hanyalah kedamaian yang dingin,” kata Rogov dalam sebuah pertemuan presidium Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia. “Tetapi, tidak mungkin ada pengulangan Perang Dingin yang persis sama. Ini bukanlah bentrokan antara dua sistem, tidak ada kubu sosialis lagi. Terlebih, tidak ada lagi bipolaritas,” tambah Rogov. “Tapi, perlu waktu bertahun-tahun untuk bangkit dari situasi akibat sanksi Amerika,” lanjut Ryabkov. Menurut Ryabkov, hubungan Rusia-AS mulai naik-turun jauh sebelum Ukraina dan bukan karena kesalahan Rusia, “Selama ini, keinginan untuk mencabik negara CIS (Persemakmuran Negaranegara Merdeka) dari Rusia selalu menjadi prioritas kebijakan luar negeri AS. Kini, tujuan membentuk kondisi sosial-ekonomi untuk perubahan rezim di Rusia praktis tidak disembunyikan di balik tujuan terbuka memaksa kita mengubah posisi kita mengenai Ukraina,” kata Ryabkov. Berdasarkan pernyataan terakhir Ryabkov, bisa disimpulkan bahwa Moskow memandang sanksi anti-Rusia dari Amerika sebagai tindakan agresif. Sang wamenlu mungkin menggunakan frase yang lebih diplomatis demi menghindari istilah “Perang Dingin”, yang mengandung konotasi berbahaya. Sebab bagaimanapun, kali ini keadaan sedikit berbeda dari sudut militer. Rusia Siap Menghadapi Konflik Para wakil Majelis Rusia lebih yakin terhadap situasi ini. “Memang menyedihkan, tapi kita telah memasuki era Perang Dingin baru,” ujar Leonid Kalashnikov, Wakil Pertama Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Majelis Rusia. Menurut Kalashnikov, Perang Dingin abad ke-20 berakar dari sebuah konfrontasi ideologi yang tak bisa didamaikan antara AS dan Uni Soviet. Kali ini, masalahnya bukan ideologi. Masalah saat ini berakar dari konfrontasi geopolitik, penilaian yang berlawanan mengenai peran AS di panggung dunia, serta komitmen untuk liberalisme di AS dan konservatisme di Rusia, bukan dalam hal ekonomi, melainkan dalam hal keluarga dan agama. “Dunia telah menjadi kurang stabil dibanding masa Perang Dunia,” ujar Kalashnikov. Ahli Militer dan Analis Politik Satu Suara “Perang Dingin antara Rusia dan AS belum usai,” ujar Jenderal Besar Yury Baluevsky, mantan panglima Angkata Bersenjata Rusia, dalam sebuah pertemuan para pakar. “Perang Dingin pernah, sedang, dan akan berlanjut. Hal yang berubah hanyalah cara perang ini berlangsung. Kini, perang berlangsung lebih canggih,” terang sang ahli militer. Pernyataan Baluevsky tampak meramalkan konflik militer antara dua negara adidaya tersebut. Menurut Ryabkov, resolusi yang baru-baru ini digolkan oleh parlemen AS terkait Rusia telah memberi alasan untuk merasa khawatir. “Saya tidak akan mengesampingkan apapun. Situasi bisa menjadi lebih rumit. Kami akan melakukan segala cara untuk menstabilkan hubungan dengan AS dan mencari dasar yang masuk akal untuk mempertahankan hubungan tersebut. Sayangnya, resolusi yang diadopsi Dewan Perwakilan Rakyat (Kongres) AS adalah sejenis barometer sentimen yang sama sekali berbeda di AS,” kata Ryabkov. “Kini, pasukan bersenjata AS dan NATO umumnya ‘diasah’ untuk melawan Rusia. Esok dan di masa mendatang, mereka akan fokus melawan Tiongkok. Mereka tidak melihat musuh lain. Apakah konflik bersenjata dengan Rusia mungkin terjadi saat ini? Sayangnya, menurut pandangan saya, ya, mungkin. Mungkin hal itu terjadi jika beberapa kondisi terpenuhi,” ujar Baluevsky. Ia menambahkan bahwa kondisi tersebut mencakup krisis ekonomi besar-besaran dalam Rusia, kekuatan vertikal yang melemah, pertumbuhan sentimen antipemerintah dan ketidaksepakatan lain di dalam masyarakat, Pemerintah Rusia sendiri telah mempersiapkan rencana untuk menjatuhkan sanksi balasan 18 Laporan Bulanan SYAMINA XVIII/Maret-April 2015 terhadap Amerika Serikat (AS). Rencana sanksi balasan itu, disampaikan Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev. ”Tentu saja, ada rencana tindakan, tergantung pada bagaimana situasi yang akan berkembang, “ kata Medvedev dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Bloomberg. Para pejabat Uni Eropa kepada Reuters, bahwa sudah ada selusin pakar komunikasi yang mulai bekerja pada akhir Maret di Brussels. Uni Eropa akan melawan informasi yang salah yang disengaja diatur Kremlin atas peran Rusia dalam setiap masalah, terutama terkait perang di Ukraina timur. AS telah menjatuhkan sanksi terhadap para petinggi Moskow, dan tokoh-tokoh pro-separatis di Ukraina timur. Sanksi itu sebagai respons AS yang menganggap Rusia terlalu intervensi atas krisis di Ukraina. Namun, Rusia tak tinggal diam dengan sanksi yang dijatuhkan AS itu. K “ alau kita bicara skenario buruk, meskipun fakta bahwa kami keberatan dengan sanksi,” ujar Medvedev, seperti dilansir Itar-Tass, Selasa (20/5/2014). “Paket kami (berupa) tindakan balasan tidak hanya mencakup langkah-langkah menuju perbaikan bertahap dari situasi di perekonomian kita, tetapi juga langkahlangkah yang mungkin menargetkan negara-negara tertentu,” lanjut Medvedev.2 Uni Eropa menerima informasi bahwa Rusia menggelontorkan dana besar untuk para penyiar berita pro-pemerintah Rusia. Dana itu lebih besar dari yang diterima stasiun televisi lokal yang berbasis pada tayangan hiburan. Selain AS, Uni Eropa juga menjatuhkan sanksi terhadap para petinggi Moskow. Bahkan jaksa fenomenal Krimea Natalya Poklonskaya, juga masuk dalam daftar tokoh yang terkena sanksi. ”Menekankan perlunya untuk menantang kampanye disinformasi yang sedang berlangsung Rusia,” bunyi pernyataan tertulis yang beredar di kalangan pejabat Uni Eropa yang dilihat Reuters, Jumat (20/3/2015). “Tugas baru yang mendesak untuk dilakukan Unit Brussels (Uni Eropa) adalah mengoreksi dan memeriksa fakta informasi yang salah dan mengembangkan narasi Uni Eropa melalui pesan kunci, artikel, lembaran fakta, infografis, termasuk materi dalam bahasa Rusia,” lanjut pernyataan itu. Para pemimpin Uni Eropa, terutama di negaranegara Baltik, telah khawatir dengan cara Rusia yang memanfaatkan media untuk mendapatkan dukungan dalam menjalankan kebijakan Kremlin. Selain bersiap untuk perang propaganda, Uni Eropa juga telah sepakat untuk memperpanjang sanksi ekonomi. Tujuannya agar Rusia menghormati dan menjalankan kesepakatan damai Ukraina yang ditandatangani di Minsk, Belarusia. Data terbaru menyebut sekitar 61 orang, baik tokoh Rusia maupun Ukraina timur telah masuk daftar yang terkena sanksi Uni Eropa. Sebanyak 61 tokoh itu termasuk para tokoh baru, yakni tiga pejabat Rusia, empat pejabat Krimea, dan enam pendukung Federalisasi Ukraina. Sumber-sumber diplomatik mengatakan, minimal 10 dari 28 negara Uni Eropa menjadi negara terlarang bagi tokoh-tokoh yang dikenai sanksi. Negara-negara yang dimaksud antara lain, Austria, Bulgaria, Siprus, Finlandia, Yunani, Hungaria, Luksemburg, Malta, Portugal, dan Spanyol. Rusia belum merspons soal kebijakan terbaru dari Uni Eropa ini, termasuk soal keputusan untuk memperpanjang sanksi ekonomi. Sikap Rusia yang termasuk dalam kelompok BRIC (Brazil, Rusia, India dan Cina) ini dinilai tidak akan begitu saja didukung oleh tiga negara di dalamnya. Bagaimana Sikap Negara-Negara Besar Lainnya? Dalam artikel ‘Russia vs west: Is a new non-aligned group emerging?’ Indrani Bagchi dari TNN dikutip dari Times of India mengatakan bahwa Gerakan Non Blok (GNB) atau gerakan serupa dalam bentuk baru masih relevan untuk menyelesaikan kemelut ini. Dia berargumen, ekonomi Cina, Brazil dan India sangat terkoneksi dengan ekonomi Barat dan tidak akan dengan mudah mengikuti langkah Rusia. Uni Eropa menabuh genderang perang propaganda baru dengan Rusia. Uni Eropa sudah sepakat untuk melawan perang propaganda yang telah diluncurkan Kremlin baik dalam kisruh Ukraina maupun krisis lain di Eropa melalui pemberitaan media-media Rusia. Para pemimpin Uni Eropa telah memberikan persetujuan formal untuk kampanye perang propaganda dengan Rusia pada pertemuan puncak pada hari Kamis kemarin. Menurutnya, persaingan politik dan ekonomi Rusia dan AS beserta sekutunya telah menambah dilema bagi negara-negara berkembang, termasuk 2http://indonesia.rbth.com/politics/2014/12/16/apakah_dunia_di_ ambang_perang_dingin_ii_26305.html 19 Laporan Bulanan SYAMINA bagi Cina dan India yang mempunyai kemandirian yang kuat. “India dan Cina mempunyai kedaulatan dan integritas teritorial di masa lalu dan tidak segansegan berseberangan dengan AS dalam kasus Libia, Suriah dan lain-lain. Dengan Rusia juga melakukan hal yang sama, dilema di negara-negara berkembang menjadi lebih akut,” tulisnya. XVIII/Maret-April 2015 saja ini akan mengancam pemasokan (minyak) ke Eropa, kepada rekan-rekan Eropa.” Politik Sumber Daya Alam Sumber daya alam Rusia merupakan senjata pamungkas negaranya. Pasalnya, lima negara di timur Uni Eropa bergantung penuh terhadap pasokan minyak dari Rusia. Tahun 2014 lalu, Eropa menerima 147 miliar meter kubik dari gas Rusia dan 40 persen di antaranya didistribusikan melalui Ukraina. Perang Sanksi Ekonomi Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengancam akan menghentikan pasokan minyak ke Eropa dalam tempo beberapa hari. Pernyataan ini dilontarkan sebagai ancaman baru terhadap Ukraina. Sebelumnya, Uni Eropa memasang target 28 negara anggotanya akan memiliki tiga sumber gas alam dan bisa mentransfer daya listrik mereka ke negara-negara tetangga pada 2020. Untuk mencapai target, diperlukan ikatan kuat. Untuk itu, Uni Eropa berencana membangun dua pusat gas alam baru— satu di wilayah Mediterania dan satu di Eropa Tengah—dan membangun saluran “koridor selatan” untuk membawa pasokan gas dari Asia Tengah melalui Turki. Politik ancaman sumber energi kerap digunakan Putin untuk menekan Eropa maupun Ukraina terkait kisruh yang terjadi di kawasan tersebut. Seperti dilansir The Times, Kamis (26/2), ultimatum ancaman ini diluncurkan Putin setelah Uni Eropa mengumumkan rencana ambisius membentuk serikat energi dalam rangka menghentikan kekuasaan Rusia atas minyak di benua tersebut. 3 Situasi terbaru memanas kembali sejak militer Ukraina menuding Rusia mengirim tank dan tentara ke Ukraina Timur meski gencatan senjata yang ditengahi Perancis dan Jerman, mulai berlaku pada hari Minggu (15/2). Terkait keluhan Eropa atas ancaman itu, Amerika Serikat (AS) dan sekutunya telah membicarakan kemungkinan menambah penerapan sanksi terhadap Rusia sejak Sabtu (21/2). Pada Desember 2014 lalu, Putin membatalkan pembangunan pipa di selatan Rusia karena Uni Eropa dituduh menyabotase proyek sambungan yang dirancang untuk mengurangi masalah aliran pasokan. Brussels menawarkan diri untuk hadir dalam perundingan pasokan minyak pemerintah demi menjaga kontrak antara kedua negara. Sebelumnya, Hungaria juga melakukan hal serupa, tapi menolak untuk menjabarkan apa hasil kesepakatannya. Di sisi lain, Putin yang mencoba membela diri, balik menuding bahwa Ukraina telah menghentikan pasokan minyak ke bagian timur negaranya, di mana separatis pro-Rusia bersarang. “Bayangkan bagaimana nasib orang-orang ini tanpa minyak selama musim dingin. Bukan hanya terjadi kelaparan, ini tercium seperti genosida,” tutur Putin. Jerman juga sangat bergantung pada pasokan minyak Rusia. Setelah tak menjabat sebagai konselor Jerman, Gerhard Schroder, bergabung dengan perusahaan Gazprom. Sementara itu, divisi minyak Gazprom pada Rabu (25/2), mengumumkan bahwa mereka akan memindahkan operasi perdagangan dari Austria kembali ke Rusia. Akhirnya, Putin meminta Ukraina untuk segera membayar uang muka jika menginginkan pasokan minyak terus mengalir selama musim dingin. “Ukraina baru membayar minyak yang hanya cukup untuk tiga hingga empat hari. Sebelum Ukraina membayar uang muka, Gazprom (kilang minyak raksasa Kremlin) akan menghentikan pasokan,” ucap Putin, “Tentu Seorang sumber mengatakan bahwa pihaknya ingin melindungi pendapatan dari keterpurukan. “Tantangan politik selama beberapa bulan terakhir menunjukkan bahwa perbedaan sumber energi, pemasik, dan rute (pemasokan) sangat krusial untuk menjamin keamanan dan keluaran pasokan energi,” kata Komisi Eropa dalam proposal Uni Energi, hari itu juga. Sektor energi merupakan sektor paling penting bagi Rusia, yang bersama AS dan Arab Saudi merupakan produsen minyak terbesar dunia, dan 3 The WorldNews (WN) Network, http://article.wn.com/ view/2015/02/16/Rusia_masuki_resesi_berkepanjangan_ pada_2015/ 20 Laporan Bulanan SYAMINA sektor ini menjadi sasaran utama sanksi negaranegara Barat terkait peran Moskow dalam konflik di Ukraina. Di sisi lain, Amerika Serikat dinilai akan kesulitan mewujudkan ancaman sanksi lebih banyak terhadap sektor energi Rusia karena Eropa khawatir dengan dampak negatif terhadap perekonomian wilayah mereka, sehingga pemerintah Barack Obama tidak memiliki banyak opsi. XVIII/Maret-April 2015 menghalangi perusahaan-perusahaan energi AS untuk bekerjasama dengan Rusia, sehingga akhirnya diambil oleh perusahaan Eropa. Sanksi negara-negara Barat yang dijatuhkan pada akhir tahun lalu memaksa perusahaan minyak AS Exxon Mobil keluar dari wilayah Kutub Utara Rusia, dan mengakhiri kerjasama dengan perusahaan minyak negara Rusia Rosneft bernilai US$3,2 miliar untuk mengembangkan wilayah itu yang ditandatangani pada 2011. Namun, sanksi yang sekarang diberlakukan telah memukul sasaran paling mudah, yaitu proyek-proyek teknologi tinggi Rusia di Kutub Utara dan Siberia. Dengan demikian AS hanya memiliki opsi lain yang tidak mudah, yaitu mencoba mensasar ekspor minyak negara itu seperti yang dilakukan terhadap Iran. Presiden Dewan Eropa Donald Tusk mengatakan pada Jumat (20/3) bahwa semakin sulit mempertahankan suara bulat dari blok 28 negara ini terkait sanksi untuk Rusia. Para pejabat Uni Eropa yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan setengah atau lebih negara-negara anggota kelompok ini menginginkan agar sanksi dikendorkan. Meski harga minyak global turun hingga setengah dari harga tahun lalu, sekutu AS di Eropa masih khawatir atas kemungkinan dampak negatif pasok energi, Rusia bisa membalas sanksi energi dengan menghentikan ekspor gas yang sangat diperlukan oleh Eropa. “Jika Anda mulai bermain dengan harga minyak, Rusia akan membalas dengan gas, dan tidak mungkin Eropa akan menyetujui langkah itu,” ujar Carlos Pascual, mantan diplomat senior Departemen Luar Negeri AS. Sejauh ini, sanksi Barat menutup investasi dan transfer teknologi di proyek-proyek pengeboran minyak, mensasar aliran modal ke Rusia dan juga pembekuan aset dan larangan bepergian bagi rekanrekan dekat Putin. Langkah ini, ditambah penurunan harga minyak, telah memukul perekonomian Rusia di mana nilai tukar rubel turun 40 persen terhadap dolar sejak pertengahan 2014. Negara ini pun mengarah ke resesi. Tetapi, tidak satu pun yang bisa mengendorkan genggaman Putin di Krimea yang dicaplok Rusia seteahun lalu, meski Rusia bulan lalu menyepakati gencatan senjata dengan Ukraina. Sementara popularitas Putin di dalam negeri terus naik sejak sanksi itu dijatuhkan. Tetapi, Amos Hochstein, pejabat tertinggi masalah energi AS, mengatakan Washington masih belum kehabisan opsi sanksi jike Presiden Rusia Vladimir Putin memperluas perang di Ukraina. Sementara Menteri Keuangan Jack Lew mengatakan minggu lalu bahwa pemerintah siap “meningkatkan biaya” soal Rusia jika negara itu melanggar persyaratan gencatan senjata. Negara-negara Barat bisa mengambil langkah lebih jauh untuk menghentikan investasi di pengeboran minyak di batuan induknya atau shale oil drilling, yang terus dilakukan oleh Moskow sebagai langkah antisipasi penurunan produksi di sumursumur minyak tradisionalnya. Tetapi, dampak sanksi di bidang ini lebih lambat dalam perekonomian Rusia karena investasi di bidang ini memerlukan waktu tiga sampai 10 tahun sebelum mulai menghasilkan produk yang signifikan. Hochstein, utusan khusus dan koordinator masalah internasional Departemen Luar Negeri AS, mengatakan kepada Reuters bahwa Washington kemungkinan tidak akan menerapkan sanksi yang mensasar produksi minyak Rusia saat ini, meski dia menolak mengatakan opsi ini bukan pilihan. “Kami ingin melihat apa yang bisa berdampak pada Rusia, situasi saat ini dan situasi setahun lalu sangat berbeda karena situasi pasar minyak pun berbeda,” kata Hochstein. “Rusia bisa dan harus menjadi pelaku pasar, tetapi negara itu harus mengikuti aturan main.” Hal ini menggarisbawahi bahwa Barat tidak memiliki opsi lain untuk memukul bisnis energi Rusia dalam jangka panjang, dan berpengaruh pada strategi negara itu di Ukraina. “Opsi-opsi itu bisa memukul dalam jangka panjang, tetapi kerentanan di Ukraina sangat tinggi sehingga menyulitkan Barat dalam Sementara itu, dukungan Eropa untuk menjatuhkan sanksi tambahan mulai tidak bulat. Dan menjatuhkan sanksi sendirian bukan opsi masuk akal bagi Washington karena langkah ini akan 21 Laporan Bulanan SYAMINA mencapai tujuan itu,” ujar Andrew Weiss, pakar soal Rusia di dua pemerintahan AS. XVIII/Maret-April 2015 “Praktik pemeriksaan adalah hal yang biasa dan bermanfaat untuk meningkatkan mekanisme kontrol dan operasi dari angkatan bersenjata. Ini adalah proses yang lumrah dalam latihan atau operasi sekaligus mengecek kesiapan hingga pengembangan angkatan bersenjata Rusia,” tutur Peskov. Alat sanksi paling tajam adalah menutup Rusia mempergunakan sistem perbankan elektronik global atau SWIFT, yang diterapkan oleh Barat ke Iran. Para bankir dan pejabat Rusia menggambarkan hal ini sebagai opsi nuklir yang bisa menyebabkan perang ekonomi secara terbuka. Di luar teknologi energi, AS dan Eropa tidak memiliki banyak sumber yang dibutuhkan Rusia. “Selain modal, teknologi, dan akses ke pasar tertentu, yang sebagian telah masuk dalam sanksi sebelumnya, tidak banyak barang yang dibutuhkan Rusia,” ujar Marik String, mantan penasehat Komite Hubungan Internasional Senat AS.4 Rumor yang beredar, latihan ini juga dilakukan untuk mengantispasi hal yang tidak diinginkan menyusul latihan perang yang dilakukan Amerika Serikat beserta sekutunya di kawasan Timur Laut, Rusia. Sebelumnya, Putin sempat mengatakan bahwa dirinya berjanji akan menggelontorkan lebih dari US$ 340 miliar pada akhir dekade ini untuk merombak dan menambah kekuatan pasukan tempur Rusia. Provokasi Kekuatan Militer Rusia Latihan itu telah membuat gusar negara-negara NATO di sekitarnya, termasuk Latvia, di mana pasukan AS beserta semua perlengkapan mereka tiba di tempat itu untuk pelatihan NATO. Mereka juga mengkhawatirkan langkah selanjutnya dari Presiden Rusia, Vladimir Putin. Rusia diduga mengincar negara-negara bekas Soviet lainnya, seperti Latvia dan Lithuania. Lebih dari 38.000 tentara beserta 110 jet tempur, 41 kapal laut, dan 15 kapal selam Rusia dikerahkan dalam latihan militer di kawasan Arktik Utara, Senin (16/3). Menteri Pertahanan Rusia, Jenderal Sergey Shoigu mengatakan latihan perang ini dilakukan menyusul kesiapan negaranya dalam menghadapi segala ancaman jika sewaktu-waktu mendapat dari serangan musuh. Negara-negara tetangga Rusia ini pun mulai menerapkan latihan militer untuk para pemuda, menyusul kekhawatiran invasi seperti yang terjadi pada Krimea di Ukraina. Diberitakan Sputnik (25/3), Kementerian Pertahanan Latvia akan mengadakan latihan militer sukarela untuk pertama kalinya bagi para pemuda. Di masa mendatang, Latvia merencanakan latihan ini wajib diikuti oleh para pemuda. Latihan ini akan melibatkan para sukarelawan dan militer profesional. Isinya adalah pembekalan ilmu militer dasar untuk para pemuda. “Tantangan dan ancaman keamanan militer saat ini telah menuntut Kami untuk meningkatkan kemampuan militer melalui angkatan bersenjata yang ada. Perhatian khusus saat ini adalah bagaimana menggabungkan strategi dengan negara-negara di utara untuk memberikan keamananan militer Federasi Rusia,” ujar Shoigu seperti dilansir CNN dari kantor berita pemerintah Rusia, Sputnik, Selasa (17/3).5 Berdasarkan informasi yang diperoleh, latihan militer yang digelar hingga Jumat (20/3) itu difokuskan pada beberapa materi meliputi penyapuan ranjau yang dilakukan kapal selam Rusia di Laut Barents melalui teknik magnetik dan akustik. Menurut Juru Bicara Pemerintah Rusia, Dmitry Peskov, dalam latihan ini Presiden Vladimir Putin menyempatkan diri untuk melakukan inspeksi guna melihat kesiapan pasukan. Menteri Pertahanan Latvia Raimonds Vejonis mengatakan bahwa program ini akan dilakukan menyusul ancaman militer Rusia terhadap wilayah mereka. “Inovasi ini akan diambil sebagai respon terhadap krisis Ukraina, yang kami anggap sebagai ancaman militer dari negara tetangga Rusia,” ujar Raimonds. Gagasan ini mendapatkan dukungan dari kampus-kampus dan mahasiswa di negara tersebut. Namun, masih banyak pertanyaan soal rincian latihan yang dimaksud. Sementara Lithuania juga tengah mempertimbangkan menerapkan wajib militer. 4http://www.dw.de/konflik-ukraina-seret-rusia-ke-jurangresesi/a-18222540 5 h t t p : / / w w w . c n n i n d o n e s i a . c o m / internasional/20150317030229-134-39581/rusia-kerahkan-38ribu-tentara-pada-latihan-militer-di-utara/ Rusia yang telah mencaplok Krimea dituduh mengirim pasukan dan ikut campur dalam konflik 22 Laporan Bulanan SYAMINA internal di Ukraina. Rusia menuai hujan sanksi dari negara-negara Barat soal itu. Presiden Rusia Vladimir Putin disebut berambisi untuk menyatukan negara-negara bekas Uni Soviet.6 Sementara, pada Rabu (18/3), Putin ikut serta dalam selebrasi setahun pencaplokan Krimea oleh Rusia di Lapangan Merah, Moskow. NATO menganggap pencaplokan Rusia itu ilegal, namun Putin mengatakan bahwa rakyat Krimea secara sukarela memutuskan untuk bergabung dengan Rusia lewat referendum. XVIII/Maret-April 2015 tersebut menambah daftar panjang upaya London mempertahankan wilayah udara dari armada tempur Moskow. Juru bicara Kementerian Pertahanan Inggris pada Kamis (19/2) mengatakan, dua jet tempur Typhoon berhasil mengintersepsi dan mengusir jet Rusia di perairan dekat Cornwall, wilayah barat daya Rusia. “Jet Rusia dikawal oleh armada RAF sampai mereka keluar dari wilayah Inggris,” ujar juru bicara Kemhan Inggris, dikutip CNN.9 Namun, Kemhan Inggris tidak menyebutkan secara rinci tipe pesawat Rusia dalam insiden tersebut. Dalam tiga bulan terakhir, telah terjadi sejumlah insiden yang melibatkan kekuatan udara Rusia dan NATO. Di antaranya, pesawat jet NATO sempat mengintersepsi pesawat militer Rusia saat mendekati wilayah udara Latvia. Sementara Radar Estonia mendeteksi pesawat Rusia itu di atas Laut Baltik pada Selasa (17/3) malam, kata pejabat NATO. NATO lalu mengirimkan jet untuk mengidentifikasi pesawat dan jet itu melaporkan bahwa pesawat itu terbang menuju wilayah udara Rusia. 7 NATO tidak mengatakan berapa pesawat Rusia yang terlibat. Insiden ini terjadi saat Angkatan Laut di wilayah barat laut Rusia menempatkan pasukan untuk melakukan pelatihan yang melibatkan sekitar 40 ribu pasukan dan 50 kapal perang. Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan, tahun lalu mereka sudah lebih dari 100 kali mengintersepsi jet Rusia. Sementara, Jaringan Pemimpin Eropa, ELN, mencatat lebih dari 40 insiden militer yang hampir pecah antara Rusia dan Barat dalam delapan bulan di bulan Maret dan Oktober tahun lalu. Tiga di antaranya masuk dalam kategori “berisiko tinggi” yang bisa berujung pada konfrontasi militer Rusia dan Barat. Salah satunya adalah saat jet tempur Rusia dan pesawat penumpang Swedia yang membawa 132 orang hampir bertabrakan. November lalu, NATO mengatakan telah mengintersepsi jet Moskow yang mencoba memasuki wilayah negara anggota mereka lebih dari 400 kali pada 2014, jumlah ini meningkat 50 persen dibanding tahun sebelumnya. Menurut Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg saat itu, tindakan ini persis seperti yang dilakukan Rusia di era Perang Dingin. Tahun 2014 lalu, NATO melakukan penyadapan terhadap lebih dari 100 pesawat Rusia, sekitar tiga kali lebih banyak dari 2013, di tengah meningkatnya ketegangan antara Barat dan Moskow terkait krisis Ukraina. Sebelumnya, jet tempur Typhoon Inggris mengintersepsi dua pesawat pengebom Bear Rusia yang terbang di wilayah udara Ingris. Pesawatpesawat Rusia itu terdeteksi terbang di atas Channel, selatan Inggris, pada Rabu (28/1) dan Typhoon yang diluncurkan dari Angkatan Udara Kerajaan Inggris (RAF) yang berbasis di Lossiemouth di Skotlandia dan Coningsby di Inggris timur. Kementerian Pertahanan Inggris (MoD) menginformasikan hal ini pada Kamis (29/1). “Pesawat-pesawat Rusia dikawal oleh RAF sampai mereka keluar dari wilayah Inggris. Dalam waktu yang sangat singkat setelah pesawat Rusia masuk ke wilayah Inggris,” kata jubir mereka dalam sebuah pernyataan.8 Elizabeth Quintana, seorang peneliti senior di lembaga think-tank pertahanan Royal United Services Institute mengatakan, insiden pada Rabu itu tidak biasa dan bisa dikaitkan dengan dimulainya penyelidikan terhadap kematian kritikus Kremlin dan mantan mata-mata KGB Alexander Litvinenko sembilan tahun yang lalu di London. “Biasanya pesawat Bear Rusia datang melewati Norwegia dan ke bawah Laut Utara,” katanya kepada surat kabar Daily Mail. “Penerbangan setiap pesawat militer di atau dekat wilayah udara negara lain bisa memberikan Kurang dari dua bulan kemudian, dua jet tempur RAF kembali mengintersepsi dua jet tempur Rusia yang mencoba memasuki wilayah mereka. Peristiwa 6 h t t p : / / w w w . c n n i n d o n e s i a . c o m / internasional/20150325191254-106-41908/antisipasi-invasi-rusiapemuda-latvia-dilatih-militer/ 7 h t t p : / / w w w . c n n i n d o n e s i a . c o m / internasional/20150319110257-134-40266/nato-intersepsipesawat-rusia/ 8 h t t p : / / w w w . c n n i n d o n e s i a . c o m / internasional/20150129162335-134-28349/jet-tempur-inggrisintersepsi-pesawat-pengebom-rusia/ 9 h t t p : / / w w w . c n n i n d o n e s i a . c o m / internasional/20150220063915-134-33454/jet-inggris-intersepsiarmada-tempur-rusia/ 23 Laporan Bulanan SYAMINA sinyal ketidaksenangan atau yang terburuk, agresi,” kata Quintana. XVIII/Maret-April 2015 melalui pesan, artikel, opini, data, infografis yang juga meliputi materi dalam bahasa Rusia”. Staff unit ini akan terdiri dari pegawai badan-badan Uni Eropa dan ditambah sejumlah pakar dari 28 negara anggotanya. Perang Propaganda Uni Eropa sudah sejak lama memberi bantuan pada media di wilayah itu, seperti bantuan dana dan teknis untuk mendukung program-program keragaman budaya dan liputan masalah-masalah Uni Eropa. Kini, badan itu berupaya menyatukan bantuan itu dengan upaya melawan pengaruh Rusia. “Kami mungkin akan meminta balasan yang lebih besar dari investasi kami itu,” ujar seorang pejabat Uni Eropa yang terlibat dalam persiapan rencana perang propaganda itu. Saat ini Uni Eropa mulai melancarkan operasi pertama propaganda perang baru dengan Rusia setelah para pemimpin kelompok ini menyetujui rencana perang propaganda dalam pertemuan puncak mereka. Para pejabat mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa selusin pakar hubungan masyarakat dan komunikasi akan mulai bekerja pada akhir Maret di Brussels, dengan tugas utama melawan perilaku yang dianggap Uni Eropa sebagai penyebaran informasi yang salah terkait peran Moskow dan tujuan negara itu di Ukraina dan wilayah Eropa lain. Dana Abadi Eropa bagi Demokrasi, EED, yang mempromosikan perkembangan demokrasi di wilayah dekat Uni Eropa akan mengajukan usulan terkait masalah-masalah media dalam pertemuan puncak di Latvia pada 21-22 Mei, ketika para pemimpin Uni Eropa bertemu dengan pemimpin Ukraina dan sejumlah negara bekas Uni Soviet. Ketua Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Frederica Mogherini menginginkan tahap pertama perang propaganda ini selesai pada Juni, dan akan meliputi upaya memproduksi dan menyebarkan programprogram penyiaran berbahasa Rusia, terutama untuk warga keturunan Rusia yang tinggal di bekas negaranegara Uni Soviet. Masyarakat keturunan Rusia ini sekarang sangat tergantung pada media penyiaran milik pemerintah Rusia yang memiliki anggaran produksi lebih besar dibandingkan stasiun televisi setempat. Direktur EED Jerzy Pomianowski mengatakan satu opsi yang sedang dipelajari adalah “integrasi dan kerjasama lebih besar” di antara media-media berbahasa Rusia di negara-negara yang berbatasan dengan Rusia untuk berbagi berita yang bisa berkompetisi dengan berita-berita yang didanai Moskow.10 Para pemimpin Uni Eropa, terutama dari negara-negara Balkan khawatir dengan cara Moskow mempergunakan media untuk mendapat dukungan atas pandangan dan kebijakan mereka. Propaganda pemerintah Rusia ini menurut para pejabat Uni Eropa memiliki anggaran yang jauh lebih besar dari anggaran perang propaganda yang disediakan oleh Uni Eropa. Penutup Melihat dinamika di atas, tidak mengherankan jika banyak pengamat yang melihat konflik Krimea sebagai bom waktu yang siap meledak. Bagaimana konflik regional bisa berpotensi menjadi konflik global yang bisa menyeret berbagai kekuatan politik, ekonomi, dan militer global; Rusia di satu sisi dan kubu NATO di sisi lain. Jika sampai terjadi konflik secara terbuka, dikhawatirkan bisa menyeret kepada Perang Dunia. (F. Irawan) Pada Kamis (19/3), para pemimpin Uni Eropa sepakat untuk memperluas sanksi ekonomi untuk memaksa Rusia menghormati kesepakatan damai Ukraina. Pernyataan tertulis yang dikeluarkan dalam pertemuan puncak ini menyebutkan bahwa mereka “menekankan perlunya melawan kampanye informasi salah yang dilancarkan Rusia”, dan menugaskan Mogherini untuk menyusun rencana yang lebih rinci pada Juni mendatang. Tugas utama unit baru Brussels ini adalah “membenarkan dan memeriksa informasi yang salah” dan mengembangkan satu pandangan Uni Eropa 10 24 http://www.euractiv.com/sections/global-europe/eu-launchesoperation-counter-russian-propaganda-313099 Laporan Bulanan SYAMINA XVIII/Maret-April 2015 Al-Wala’ wal Bara’ Prinsip Dasar Islam yang Hendak Dihapus Pengantar kesetiaan. Adapun al-bara’ adalah kebalikan dari keduanya. Salah satu konsep yang diperbincangkan dalam ranah ilmiah mengenai kajian keislaman adalah al-wala’ wal bara’. Sebagian menegasikan bahwa konsep al-wala’ wal bara’ ada dalam tradisi Islam, sedang sebagian lagi terlalu ektrim dalam memahami konsep tersebut. Tulisan ini mencoba untuk menampilkan konsep al-wala’ wal bara’ sebagaimana yang dipahami oleh para ulama yang memiliki kapabelitas dalam tema ini. Secara terminologi, menurut Muhammad bin Sa’id Al-Qahthani al-wala’ adalah mendekatkan diri pada sesuatu dan menampakkan kecintaan serta kasih sayang kepadanya baik dengan perkataan, perbuatan maupun dengan niat (hati).6 Pendapat lain menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan al-wala` adalah keselarasan (muwafaqah) antara keinginan seorang hamba dengan Rabbnya terhadap segala sesuatu yang dicintai-Nya dan diridaiNya, baik objek kecintaan dan keredaan tersebut berupa ucapan, perbuatan, keyakinan, dan suatu zat tertentu7. Sementara al-bara’ adalah menjauh, berlepas diri dan timbul rasa permusuhan setelah dilakukan upaya al-i’dzar (memberikan penjelasan dengan argumentasi) dan al-indzar (peringatan)8. Dalam ungkapan lain, al-bara’ secara istilah dapat didefinisikan sebagai keselarasan (muwafaqah) antara keinginan seorang hamba dengan Rabbnya terhadap segala sesuatu yang dimurkai-Nya, dibenci-Nya, dan tidak diredai-Nya, baik sesuatu yang dimurkai, dibenci, dan tidak diredai tersebut berupa ucapan, perbuatan, keyakinan, dan person atau benda tertentu9. Definisi Al-wala’ wal bara’ berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk mashdar dan dibentuk dari dua kata yaitu al-wala` dan al-bara’. Al-wala’ secara etimologi mengandung beberapa arti, diantaranya yaitu: al-mahabbah (mencintai), annushrah (pertolongan), al-ittiba’ (mengikuti), dan al-qurb wad-dunuww (kedekatan)1. Jika arti-arti kebahasaan itu direnungkan, maka arti kebahasaan itu semuanya akan kembali pada an-nushrah wal mahabbah (pertolongan dan kecintaan)2. Pendapat lain menyebutkan bahwa arti dasar dari al-wala’ adalah al-mahabbah (kecintaan) dan al-qurb (kedekatan)3. Adapun al-bara’ mengandung arti attalakhkhush (membebaskan atau melepaskan), attanazzuh (suci atau bersih), at-taba’ud (menjauhi), dan a’dzara (mengajukan alasan), serta andzara (memperingatkan)4. Arti al-bara’ pada dasarnya adalah kembali pada makna al-bughdhu (kebencian) dan al-bu’du (menjauhi).5 Singkatnya, para ulama cenderung memaknai al-wala’ secara bahasa dengan kecintaan dan pertolongan atau sikap loyalitas dan 1 2 3 4 5 Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa prinsip al-wala’ wal bara’ adalah keselarasan (muwafaqah) antara keinginan seorang hamba dengan Rabbnya terhadap segala sesuatu; baik yang dicintai-Nya dan diredai-Nya atau pun yang dimurkai-Nya dan dibenci-Nya; baik sesuatu tersebut berupa ucapan, perbuatan, keyakinan, dan terhadap person atau benda tertentu. Oleh itu, ada empat hal yang dijadikan objek dalam pembahasan al-wala’ wal bara’, yaitu: Lihat Ibnu Manzhur Muhammad bin Mukarram, Lisanul ‘Arab, (Beirut: Dar Shadir, 1414 H), jld. 15, hlm. 407-411. Lihat Al-Qahthani Muhammad bin Sa’id, Al-Wala’ wal Bara’ fil Islam, (Kairo: Al-Fathu lil I’lamil ‘Arabi, 1417 H), hlm. 87. Lihat Ibnu Taimiyah Ahmad bin Abdul Halim, Al-Furqan Baina Auliya`ur Rahman wa Auliya`usy Syaithan, (Damaskus: Maktabah Darul Bayan, 1985), hlm. 9. Lihat Ibnu Manzhur, Lisanul ‘Arab, jld. , hlm. 33. Ibnu Taimiyah, Al-Furqan Baina Auliya`ur Rahman wa Auliya`usy Syaithan, hlm. 9. 6 7 8 9 25 Lihat Al-Qahthani, Al-Wala’ wal Bara’ fil Islam, hlm. 90. Menukil dari Nu’aim Yasin, Kitabul Iman, hlm. 145 Lihat Al-Buraikan Ibrahim bin Muhammad, Al-Madkhal li Dirasatil ‘Aqidah Al-Islamiyyah ‘Ala Madzhabi Ahlis Sunnah wal Jama’ah, (Riyadh: Dar Ibnul Qayyim, 2003), hlm. 224. Lihat Al-Qahthani, Al-Wala’ wal Bara’ fil Islam, hlm. 90. Lihat Al-Buraikan, Al-Madkhal li Dirasatil ‘Aqidah Al-Islamiyyah ‘Ala Madzhabi Ahlis Sunnah wal Jama’ah, hlm. 225. Laporan Bulanan SYAMINA 1. Ucapan, seperti dzikir yang merupakan ucapan yang dicintai Allah, dan laknat yang merupakan kebalikannya. “Wahai orang-orang beriman! Janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin-pemimpin –auliya`-(mu); sebagian mereka adalah adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barang siapa diantara kamu yang mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.”13 2. Perbuatan, seperti shalat, zakat, shaum sebagai sesuatu yang dicintai Allah, dan perbuatan riba, zina, meminum khamar dan sebagainya sebagai sesuatu yang dimurkai-Nya. 3. Keyakinan, seperti iman dan tauhid sebagai sesuatu yang diredai Allah, dan syirik dan kekufuran sebagai sesuatu yang sebaliknya. Ayat ini merupakan larangan untuk berwala’ pada Ahli Kitab secara khusus dan juga larangan untuk berwala’ pada orang-orang kafir secara khusus.14 4. Person tertentu, seperti orang beriman dan bertauhid sebagai orang yang dicintai Allah, dan orang kafir, musyrik, dan munafik sebagai person yang dimurkai-Nya.10 Bahkan Allah melarang orang-orang beriman untuk berwala’ kepada orang-orang kafir meskipun mereka adalah orang yang paling dekat nasabnya15. Allah k berfirman, Argumentasi dari Al-Qur`an dan Hadits ‘Isham bin Abdullah As-Sanani -salah seorang profesor di Fakultas Syariah dan Ushuluddin di Universitas Al-Qushaim, Saudi Arabia- menyebutkan bahwa diantara prinsip keyakinan akidah Islam yaitu wajibnya seorang Muslim yang konsisten terhadap kalimat tauhid untuk berwala’ pada sesama orangorang yang bertauhid, dan memusuhi orang-orang yang memusuhi tauhid tersebut. Hal ini merupakan diantara inti ajaran yang disampaikan oleh Nabi Ibrahim yang diperintahkan Allah untuk diikuti dan dijadikan teladan bagi setiap Muslim11. Sebagaimana yang tercantum dalam firman Allah k, “Wahai orang-orang beriman! Janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudarmu pemimpin-pemimpin –auliya`- mu, jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan, dan siapa diantara kamu yang menjadikan mereka pemimpin-pemimpin –auliya`- mu, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”16 Sebagaimana Allah k melarang (mengharamkan) seorang Muslim untuk berwala` pada orang-orang kafir, sebaliknya Allah k memerintahkan dan mewajibkan kepada mereka untuk berwala’ kepada orang-orang beriman, serta mencintai, nenolong, dan membela mereka17. Allah berfirman, “Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya; ketika mereka berkata kepada kaum mereka, ‘Sesungguhnyakami berlepas diri dari kamu dan dari dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja’...”12 “Sesungguhnya penolong –wali- kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat seraya mereka tunduk (kepada Allah).”18 “Sesungguhnya suadara orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman.”19 Prinsip al-wala’ wal bara’ juga merupakan ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad n dan diperintahkan Allah k untuk umatnya, sebagaimana yang tercantum dalam firman-Nya, Selain argumentasi dari Al-Qur`an, al-wala’ wal bara’ juga didasarkan pada argumentasi AsSunnah, antara lain sabda Nabi n, “Sesungguhnya cabang keimanan yang paling pokok adalah kamu 13 QS. Al-Ma`idah: 51 14 As-Sanani ‘Isham bin Abdullah, Muktashar Haqiqatul Wala’ wal Bara’ fil Kitabi was Sunnah, hlm. 9. http://www.saaid.net/book/ open.php?cat=1&book=5788 15Ibid. 16 QS. At-Taubah: 23 17Ibid. 18 QS. Al-Maidah: 55. 19 QS. Al-Hujurat: 10. 10Ibid. 11 As-Sanani ‘Isham bin Abdullah, Muktashar Haqiqatul Wala’ wal Bara’ fil Kitabi was Sunnah, hlm. 8. http://www.saaid.net/ 12 XVIII/Maret-April 2015 book/open.php?cat=1&book=5788 QS. Al-Mumtahanah: 4 26 Laporan Bulanan SYAMINA XVIII/Maret-April 2015 mencintai sesuatu karena Allah k dan membenci juga karena Allah k.”20 oleh Allah, sebagaimana ia membenci jika dilemparkan ke dalam neraka.”25 Rasulullah n juga bersabda, “Janganlah kalian tinggal bersama orang-orang musyrik, jangan pula bergabung dengan mereka. Barang siapa tinggal dan bergabung bersama mereka, dia bagian dari mereka.”21 4. Al-wala` wal bara` merupakan dasar jalinan interaksi dalam masyarakat Muslim. Rasulullah n bersabda, “Tidak sempurna keimanan salah seorang diantara kalian hingga ia mencintai (suatu kebaikan) untuk saudaranya, sebagaimana ia mencintai (suatu kebaikan) untuk dirinya.26” Dan firman Allah k, “Sesungguhnya saudara orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman.”27 Kedudukan Al-Wala’ dan Al-Bara’ dalam Islam Akidah al-wala’ wal bara’ dalam Islam berhubungan dengan wujud keislaman. Al-wala’ wal bara’ merupakan akidah, keyakinan, bahkan tuntutan dari kalimat tauhid La ilaha illallah. Akidah al-wala’ wal bara’ mempunyai kedudukan tinggi yang terkait dengan dasar-dasar keimanan. Kadudukan al-wala` wal bara` yang penting tersebut dapat dijelaskan dalam poin-poin berikut22: 5. Mencintai karena Allah akan mendapatkan pahala yang besar. Rasulullah n bersabda, “Orang-orang yang saling mencintai (karena Allah) akan berada di mimbar-mimbar dari cahaya di bawah naungan ‘Arsy pada hari tidak ada naungan selain naungan-Nya.”28 Dan juga sabda beliau, “Ada tujuh kelompok manusia yang akan dinaungi Allah pada hari tidak naungan kecuali naungan-Nya” diantaranya yaitu “Dua orang yang saling mencitai kerana Allah; keduanya bertemu karena-Nya dan berpisah juga karena-Nya.”29 1. Al-wala wal bara’ merupakan bagian dari makna syahadat ‘La ilaha illallah.’ Makna ‘La ilaha illallah’ adalah bentuk al-bara’ (berlepas diri) dari setiap yang diibadahi selain Allah. Allah k berfirman, “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), ‘Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah taghut... .”23 Makna thaghut adalah setiap yang disembah selain Allah k. 6. Syariat memerintahkan untuk mendahulukan ikatan al-wala` wal bara` bahkan atas ikatan nasab. Allah berfirman, “Katakanlah, ‘Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri kamu, keluarga-keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiaannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.’ Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.”30 2. Al-wala` wal bara` merupakan ikatan keimanan yang paling kokoh. Hal ini ditegaskan oleh sabda Rasulullah n, “Sungguh katan keimanan yang paling kokoh adalah kamu mencintai karena Allah dan membenci karena Allah.”24 3. Mengamalkan al-wala’ wal bara’ merupakan sebab seorang Muslim mendapatkan kemanisan iman dan keteguhan keyakinan di dalam hatinya. Sebagaimana yang disabdakan Rasulullah n, “Ada tiga perkara yang jika seseorang dapatkan (dalam dirinya) maka ia akan mendapatkan kemanisan iman: (1) lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya dibanding (kecintaan) kepada selainnya, (2) mencintai seseorang hanya kerena Allah, dan (3) membenci kembali kepada kekafiran (murtad) setelah diselamatkan 7. Dengan merealisasikan akidah al-wala` wal bara` seorang Muslim akan mendapat derajat sebagai wali Allah (walayatullah). Hal ini sebagaimana pendapat Ibnu ‘Abbas a, “Barang siapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan berwala`(berteman) karena 25 20HR. HR. Ahmad no. 17793. 21 HR. al-Hakim 2/141-142, dari Samurah bin Jundub a 22 Lihat Al-Buraikan, Al-Madkhal li Dirasatil ‘Aqidah Al-Islamiyyah ‘Ala Madzhabi Ahlis Sunnah wal Jama’ah, hlm. 225-227. 23 Qs. An-Nahl: 36. 24 HR Ahmad, no. 18524, 26 27 28 29 30 27 HR. Al-Bukhari, no. 16, 21, 6941, dan Muslim no. 43, dari sahabat Anas bin Malik. HR. Al-Bukhari, no. 13 dan Muslim, no. 45. QS. Al-Hujurat: 10. HR. Ahmad, no. 22064. HR. Al-Bukhari, no. 660 , 1423, dan 6806, dan Muslim, no. 1031. QS At-Taubah: 24. Laporan Bulanan SYAMINA Allah, serta bermusuhan karena Allah, maka sungguh walayatullah (menjadi wali Allah) hanya dapat diperoleh dengan hal itu.”31 XVIII/Maret-April 2015 pada dasar adalah cinta, sementara al-bara’ adalah benci, yang keduanya merupakan suatu yang berada di dalam hati. Namun kemudian dari hati tersebut lahirlah perbuatan-perbuatan konkrit yang berperan dalam mengimplementasikan kebenaran cinta atau mendustakaannya, dan menguatkan al-bara` atau malah membatalkan klaimnya. 8. Akidah al-wala` wal bara` merupakan hubungan abadi antara manusia, bahkan hingga hari kiamat. Allah k berfirman, “(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti berlepas tangan dari orang-orang yang mengikuti, dan mereka melihat azab, dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus.”32 Ibnu Abbas a menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan ‘segala hubungan antara mereka terputus’ adalah hubungan yang didasarkan pada kecintaan. Muhammad bin Sa’id Al-Qahthani menyebutkan beberapa konsekuensi dari al-wala` wal bara- yang merupakan bentuk riil dari cinta dan benci karena Allah tersebut.34 a. Hak Sesama Musim Kecintaan karena Allah adalah jalinan agung yang mempertemukan seluruh orang-orang yang beriman. Di atas jalinan dan hubungan inilah terbangun hak antar sesama Muslim. Hak-hak itu berjumlah sangat banyak, yang terpenting diantaranya adalah : al-mawaddah (kasih sayang), an-nushrah (pertolongan). 9. Al-wala` wal bara` merupakan salah satu syarat keabsaahan ikrar syahadat seorang Muslim saat ia memeluk Islam. Ini karena diantara syarat keabsahan ikrar syahadat adalah mencintai kalimat syahadat tersebut dan juga mencintai makna dan konsekuensi dari syahadat, yaitu mencintai orang-orang yang mengikrarkannya dan mendoakan kebaikan untuk mereka, serta membenci segala sesuatu yang berlawanan dengan makna dan konsekuensi syahadat. Al-Mawaddah (kasih sayang) adalah hak yang harus diberikan hanya kepada orang-orang yang beriman. Hak ini tidak boleh diberikan kepada orangorang kafir, munafik, dan fasik. Diantara bentuk kasih sayang tersebuk adalah hendaklah seorang Muslim mencintai saudara Muslimnya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. 10. Seorang Muslim yang mencintai selain Allah dan selain agama yang telah diredai-Nya (Islam), membenci Allah, agama-Nya, dan pemeluk agama-Nya, maka dia telah kafir, keluar dari Islam. Demikian juga dengan an-nushrah. An-Nushrah (menolong atau pertolongan) adalah konsekuensi persaudaraan seiman atas seorang Muslim kepada Muslim lainnya, apa pun jenisnya, di mana pun tempat tinggalnya, dan apa pun warna kulitnya. Seorang Muslim harus menolong saudaranya dengan jiwa dan hartanya, serta melindungi kehormatannya. Oleh karena itu, terdapat ancaman kepada siapa saja yang meninggalkannya padahal ia mampu melaksanakannya. 11. Al-wala` wal bara` merupakan diantara penyempurna keimanan seorang Muslim. Dalam sebuah hadits dijelaskan, “Barang siapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah, tidak memberi karena Allah, maka sungguh iman (nya) telah sempurna.”33 Konsekuensi Wala’ wal Bara’ Rasulullah n bersabda, “Tidaklah seorang menelantarkan seorang Muslim lainnya di suatu tempat yang kehormatannya dilanggar dan haknya dirampas, melainkan Allah akan menelantarkannya di suatu tempat yang Allah menyukai untuk menolongnya. Dan tidaklah seseorang menolong Muslim lainnya di suatu tempat yang kehormatannya dilanggar dan haknya dirampas, kecuali Allah akan Pada dasarnya prinsip al-wala’ wal bara’ merupakan keyakinan yang berada di dalam hati setiap Muslim, yaitu memberikan wala’nya hanya kepada Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang beriman, dan memberikan bara’nya kepada kekufuran, kemunafikan, kefasikan dan kemaksiaan. Al-wala` 31 Abdullah bin Mubarak, Az-Zuhdu war Raqa`iq, (Beirut: Darul Kutub Al-‘Ilmiyyah, tt ), jld. 1, hlm. 120. 32 Qs. Al-Baqarah: 166 33 HR. Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jamul Ausath, (Kairo: Darul Haramain, tt), jld. 9, hlm. 41. 34 28 Lihat Al-Qahthani, Al-Wala’ wal Bara’ fil Islam, hlm. 261-345. Laporan Bulanan SYAMINA XVIII/Maret-April 2015 zz Tinggal di Negeri Kafir menolongnya di suatu tempat yang mana Allah suka menolongnya.”35 Mengingat Islam adalah agama yang mulia dan agama yang kuat, Islam tidak menginginkan pemeluknya tunduk kepada orang-orang kafir. Oleh karena itu, Islam melarang umat Islam tinggal di tengah-tengah masyarakat non-Muslim. Sebab, tinggal bersama mereka akan mengesankan persatuan dengan mereka; mengindikasikan kelemahan; menjadikan jiwa lemah; menurunkan moral; dan menyebabkan seseorang bersikap yang pada akhirnya mengikuti agama mereka. Dalam masyarakat Islam, setiap Muslim adalah anggota dari masyarakat tersebut. Ia bekerja dan berperan layaknya anggota dari berbagai anggota badan. Bilamana ada salah satu anggota badan yang sakit atau tidak bisa beraktivitas, maka yang lainnya akan terpengaruhi olehnya. Hal ini sebagaimana yang digambarkan oleh Nabi n, “Orang Mukmin bagi Mukmin lainnya laiknya satu bangunan, sebagiannya menguatkan sebagian lainnya.”36 Terwujudnya pertolongan ini bisa melalui berbagai hal, seperti: membela saudara se-Islam, mengalahkan kekuatan orang-orang yang zalim, memberikan harta kepadanya untuk menjadikannya mulia dan tercukupi kebutuhannya, mencegah orang-orang jahat yang hendak menghina kehormatan dan kemuliaan umat Islam, mendoakan saudara Muslim tanpa sepengetahuannya agar mendapatkan pertolongan dan perlindungan serta tetap lurus langkahnya, mengikuti berita-berita umat Islam di berbagai belahan dunia dan mencermati kondisi mereka, lalu berusaha membantu dan menguatkan mereka semampunya. Semua perkara di atas akan bisa mewujudkan al-wala`seseorang kepada suadara-saudaranya se-Islam, dan akan menjadikannya sebagai anggota masyarakat yang aktif dan saleh dalam komunitas masyarakat Islam. Islam menginginkan diri seorang Muslim selalu dipenuhi kemuliaaan dan kekuatan, dan menjadi orang yang diikuti bukan mengikuti. Islam juga menginginkan seorang Muslim memiliki kekuasaan yang di atasnya tidak ada lagi kekuasaan selain kekuasaan Allah. Oleh sebab itu, Islam mengharamkan seorang Muslim tinggal di negeri yang tidak dikuasai oleh Islam, kecuali jika ia mampu menampakkan keislamannya dan bisa beramal sesuai dengan tuntutan akidah tanpa mengkhawatirkan dirinya terkena fitnah. Jika tidak mampu, maka ia harus hijrah, meninggalkan negeri itu ke negeri yang dikuasai oleh Islam. Jika ia tidak mau melakukan itu maka Islam berlepas diri darinya selagi ia mampu untuk berhijrah. b. Hijrah Pertama, tinggal bersama mereka karena keinginan dan pilihannya untuk berteman dengan orang-orang kafir. Bahkan ia rela dengan agama mereka, menyanjung-nyanjung mereka, rela bila mereka mencela kaum Muslimin, atau malah membantu mereka dalam mengalahkan kaum Muslimin dengan jiwa, harta dan lisannya. Hukum orang seperti ini adalah kafir. Ulama membagi orang-orang yang tinggal di negeri kafir menjadi tiga golongan.37 Hijrah sangat erat kaitannya dengan al-wala` wal bara`, bahkan merupakan tuntutan dan konsekuensi al-wala` wal bara` yang terpenting. Sementara pembahasan yang paling mendasar pada tema hijrah adalah persoalan menetap dan tinggal di negeri kafir, dan hijrah dari negeri kafir ke negeri Islam. Negeri kafir (darul kufr) yaitu negeri yang dikuasai oleh orang-orang kafir, hukum yang berlaku di dalamnya adalah hukum kafir dan pelaksana hukumnya juga orang kafir. Sebaliknya, negeri Islam (darul islam) adalah negeri yang dikuasai oleh orang-orang Islam, hukum ynag diberlakukan adalah hukum Islam dan pelaksana hukumnya adalah juga orang-orang Islam, meskipun kebanyakan penduduknya adalah orang-orang kafir. 35 36 Kedua, tinggal bersama-sama mereka demi mempertahankan harta, anak keturunan, atau negeri tempat tinggal. Sementara itu, dia tidak mau menampakkan agamanya padahal ia mampu hijrah. Di sisi lain, ia tidak membantu mereka dalam memerangi umat Islam, baik dengan jiwa, harta, dan lisan. Ia juga tidak berwala` kepada mereka, baik dengan hati maupun lisannya. Orang seperti ini tidak dihukum kafir hanya kerena mereka tinggal bersama-sama orang kafir, namun para HR. Abu Daud, no. 4884. HR. Al-Bukhari, no. 6026, dan Muslim, no. 2585. 37 29 Lihat Al-Qahthani, Al-Wala’ wal Bara’ fil Islam, hlm. 273-280. Laporan Bulanan SYAMINA ulama berpendapat bahwa orang seperti itu telah melakukan kemaksiatan kerena tidak mau berhijrah meskipun batin mereka membenci orang-orang kafir. XVIII/Maret-April 2015 3. Keluar dari daerah yang dipenuhi barang-barang haram. Mengingat mencari barang yang halal adalah wajib atas setiap Muslim. 4. Lari menghindar dari penyiksaan fisik. Hal ini merupakan rukhshah (keringanan) dari Allah. Artinya, jika seseorang mengkhawatirkan dirinya di suatu tempat, maka Allah mengizinkannya untuk keluar dari daerah tersebut untuk menyelamatkan diri dari bahaya yang tengah mengancamnya. Ketiga, tinggal di tengah-tengah orang kafir, namun mereka bisa menampakkan agamanya dan bara`nya terhadap orang-orang kafir dan perbuatannya, juga menyatakan dengan terangterangan bara’nya terhadap mereka dan menyatakan bahwa mereka tidak berada di atas kebenaran, tetapi di atas kebatilan. Atau tinggal bersama-sama mereka karena kondisi lemah (tertindas). Mereka tersebut diperbolehkan dan tidak berdosa tinggal bersamasama orang kafir serta tidak diwajibkan untuk berhijrah. 5. Takut terjangkit penyakit karena tidak cocok tinggal di suatu daerah (negara) yang cuacanya tidak sehat. Keluar dari daerah seperti ini ke daerah yang lebih bersih, hukumnya boleh. Namun tidak termasuk dalam kategori ini, keluar dari daerah yang terserang tha’un (wabah), sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Nabi n. zz Hijrah dari Negeri Kafir ke Negeri Islam Hijrah memiliki kedudkan yang sangat agung dan merupakan perkara yang amat besar. Kerena hijrah adalah cabang dari al-wala` wal bara`. Hijrah bahkan merupakan tugas dan konsekuensi al-wala` wal bara` yang paling nyata. 6. Meninggalkan suatu wilayah karena khawatir hartanya akan di rampas. Karena kehormatan harta seorang Muslim itu sama dengan kehormatan darahnya, demikian juga keluarganya, atau bahkan itu lebih kuat lagi. Dalam konsep Islam, hijrah memiliki pengertian yang universal, tidak sebatas perpindahan dari negeri kafir ke negeri Islam atau hijrah jasmani saja, tetapi juga mencakup hijrah kepada Allah dan Rasul-Nya. Maksud dari berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya adalah seseorang berhijrah (berpindah) dengan hatinya dari mencintai selain Allah ke mencintai Allah saja; dari beribadah kepada selainNya ke ibadah kepada Allah semata; dari rasa takut, mengharap dan bertawakal kepada selain Allah, ke rasa takut, mengharap dan tawakal kepada Allah; dari berdoa, memohon, tunduk dan merendahkan diri kepada selain Allah, ke berdoa, memohon, tunduk dan merendahkan diri hanya kepada Allah. c. Jihad Fi Sabilillah Jihad fi sabillah termasuk tuntutan al-wala` wal bara` yang paling penting, karena ia berperan sebagai pembeda antara kebenaran dan kebatilan, dan antara hizbullah dan hizbusy syaithan. Secara etimologi, jihad bermaksa masyaqqah (kesulitan dan kepayahan). Adapun makna jihad menurut terminologi syariat adalah mengerahkan kesungguhan dalam memerangi orang kafir. Kata ini juga digunakan untuk bermujahadah dalam memerangi nafsu, setan, dan orang-orang fasik. Dalam biografi Nabi n dapat ditemukan bahwa jihad merupakan langkah lanjutan setelah hijrah, yang menunjukkan urgensinya dalam agama. Dan menyambut panggilan jihad fi sabilillah merupakan bentuk pengorbanan di jalan Allah. Adapun berkaitan dengan hijrah jasmani (anggota badan), maka hijrah dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu: 1. Hijrah dari negeri kafir yang memberangi Islam (darul harbi) ke negeri Islam. Hijrah jenis ini telah diwajibkan sejak masa Nabi n dan akan tetap wajib hukumnya hingga hari kiamat. Islam memerintahkan umatnya berdakwah kepada segenap manusia untuk menauhidkan Allah. Jika mereka menerima seruan ini, maka inilah maksud di utusnya para Nabi n dan disampaikannya risalah Islam. Namun, jika mereka menolak, maka jihad melawan mereka harus ditegakkan. 2. Keluar dari daerah bid’ah. Imam Malik berkata, “Seorang Muslim tidak halal tinggal di suatu daerah yang di dalamnya orang-orang salaf di cela.” 30 Laporan Bulanan SYAMINA Islam memulai langkah dari dakwah kepada manusia dan ber-mujadalah (adu argumentasi) dengan mereka melalui cara yang terbaik. Apabila hujah (argumentasi) telah disampaikan kepada mereka namun mereka tetap menolak dakwah tersebut atau bahkan memusuhinya, maka mereka wajib diperangi. Dan bila di sana ada kekuasaan dan para taghut yang menolak tersampaikannya Islam kepada manusia, maka para thaghut ini wajib ditumpas supaya dakwah Islam tersampaikan pada manusia, dan inilah prinsip ‘la ikraha fid din’ (tidak ada paksaan dalam agama). tumbuhnya kebenaran eksistensi mereka. XVIII/Maret-April 2015 itu akan mengancam Oleh sebab itu, jihad merupakan suatu keharusan. Harus ada jihad dalam segala bentuknya. Harus ada yang memulainya dari alam hati nurani, lalu lahir dan menjelma dalam alam nyata. Harus ada yang menghadapi kejahatan yang bersenjata dengan kebaikan yang bersenjata. Harus ada yang menghadapi kebatilan yang berperisaikan jumlah pasukan dengan kebenaran yang menyandang senjata. Jika semua itu tidak dilakukan, maka perkaranya akan mengenaskan dan tidak seharusnya terjadi pada orang-orang beriman. Perlu ada pengorbanan harta dan nyawa sebagaimana yang Allah minta kepada orang-orang yang beriman. Maksudnya, bilamana umat Islam telah menguasai suatu wilayah, maka mereka tidak boleh memaksa pemeluk agama lain memeluk Islam, tetapi mereka wajib tunduk kepada kekuasaan Islam. Apabila mereka memeluk Islam, maka mereka mendapatkan hak sebagaimana hak orang-orang Islam. Jika mereka tetap memeluk agama mereka dan ingin tetap menetap di wilayah tersebut, maka mereka harus membayar jizyah kepada penguasa Islam. Jika tidak, maka pedanglah yang berbicara antara mereka dan umat Islam. d. Memboikot Ahli Bid’ah dan Hawa Nafsu Termasuk konsekuensi al-wala` wal bara` adalah memboikot (hajr) ahli bid’ah dan hawa nafsu dan berlepas diri dari keyakinan-keyakinan mereka yang rusak serta sekte mereka yang batil. Karena titik tolak perkara ini adalah cinta kepada Allah dan cinta kepada segala yang Dia cintai, dan membenci apa yang Dia benci, atau orang yang melakukan apa yang Dia benci. Rusaknya keagamaan seseorang itu disebabkan oleh salah satu faktor atau dua faktor sekaligus; yaitu karena terjerumus ke dalam keyakinan yang batil dan larut di dalamnya, atau terjerumus ke dalam amal yang menyimpang dari kebenaran dan menikmatinya. Pertama adalah bid’ah, sementara yang kedua adalah mengikuti hawa nafsu. Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa tujuan-tujuan jihad dalam Islam merupakan tujuantujuan yang tinggi lagi mulia, yaitu: 1. Menetapkan kebebasan berkeyakinan. 2. Menetapkan kebebasan dakwah Islam. 3. Menegakkan sistem Islam di bumi dan merealisasikan kebebasan manusia. Hal ini terwujud tatkala peribadatan hanya ditetapkan bagi Allah semata, dan semua peribadatan dan ketundukan mutlak pada manusia dengan berbagai bentuknya dimusnahkan dari muka bumi. Ada perkataan menarik dari ulama terdahulu berkaitan hal ini. Mereka berkata, “Waspadalah terhadap fitnah orang alim yang fajir dan ahli ibadah yang bodoh, karena keduanya merupakan fitnah bagi semua orang. Sebab, yang pertama menyerupai orang-orang yang dimurkai Allah, karena mengetahui kebenaran namun tidak mengikutinya, dan yang kedua menyerupai orang-orang yang tersesat, yang beramal tanpa dasar ilmu.” Allah Mahatahu bahwa Islam ini dibenci oleh para thaghut. Dia Mahatahu bahwa para penguasa akan memeranginya karena jalan Islam bukan jalan mereka. Hal itu terjadi tidak hanya pada zaman dahulu tetapi juga sekarang dan besok, di setiap jengkal bumi dan lintas generasi. Allah Mahatahu bahwa kejahatan akan berlaku congkak dan tidak adil. Ia tidak akan membiarkan kebaikan tumbuh bersemi, kendatipun kebaikan ini meniti jalannya yang benar dan lurus. Sebab, tumbuhnya kebaikan itu berdampak buruk pada kejahatan, dan karena Sikap seorang Msulim terhadap ahlu bid’ah dan pengikut hawa nafsu itu berbeda-beda, sesuai dengan tingkat bid’ah yang mereka lakukan. Bila bid’ah yang dilakukan merupakan kekufuran dan kesyirikan, maka ia mendapatkan al-bara` dan pemboikotan yang total, dan tidak berhak mendapatkan al-wala` sama sekali. Bahkan ia 31 Laporan Bulanan SYAMINA XVIII/Maret-April 2015 keistimewaannya dan syariatnya yang agung. Bahkan dia hendaknya memutus segala aspek yang dapat menjatuhkan atau menjerumuskan dirinya menjadi tidak komitmen dalam beragama atau kemunafikan. Oleh karena itu, Islam memutus hubungan pernikahan dari lelaki kafir, agar ia tidak memiliki kekuasaan atas wanita Muslimah. Sebab, Islam adalah agama yang tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi darinya. mendapatkan al-bara` sebagaimana sikap al-bara` terhadap orang kafir dan orang musyrik asli. Jika bid’ah yang dilakukan hanya berupa kemaksiatan, bukan kekufuran dan kesyirikan, maka hendaknya seorang Muslim membencinya karena keburukan yang ada padanya dan mencintainya karena kebaikan yang ada padanya. Seorang Muslim tidak boleh membencinya karena keburukan yang ada padanya saja kemudian memutuskan untuk tidak mencintainya sama sekali. Tetapi jika kebenciannya terhadap pelaku kemaksiatan itu bisa membuat mereka atau orang yang seperti mereka jera dan berhenti dari kemaksiatannya, maka pemboikotan dan kebencian itu dilakukan padanya. Islam juga memutus hubungan pernikahan dengan wanita kafir, jika ia merupakan sebab berbahaya yang akan membawa seorang suami pada kekufuuran serta anak-anak keduanya akan terdidik di atas prinsip-prinsip kekufuran dan kesyirikan. Tujuan Islam memutus hak waris-mewarisi antara Muslim dan kafir adalah agar seorang Muslim terjaga dari harta yang haram, karena pemilik harta tersebut rela terhadap harta yang haram dan meninggalkan syariat Islam yang halal. Bila pelaku kemaksiatan itu tidak jera dan tidak mau berhenti dari perbuatannya, maka dalam kondisi seperti ini sikap yang paling membawa kemaslahatanlah yang diambil. Karena Nabi n hanya memboikot orang-orang yang mengetahui bahwa pemboikotan itu efektif dan membuatnya berhenti dari perbuatan maksiat. Beliau membiarkan orang yang mengetahui bahwa pemboikotan itu tidak berhasil sama sekali baginya dan beliau menyerahkan urusan hatinya kepada Allah. Selama sikap tolong-menolong dan saling memberikan al-wala` antara Muslim dan kafir dalam ruang lingkup iman telah terputus, maka hubungan nikah dan hak saling mewarisi merupakan perkara yang lebih patut untuk diputus. Supaya jiwa seorang Muslim hanya menjadi milik Allah, dan supaya hidup serta matinya seluruhnya berdiri di atas konsep dan syariat Allah yang lurus lagi bijaksana. e. Terputusnya Hak Waris dan Nikah antara Muslim dan Kafir Di antara perhatian Islam dalam membedakan seorang Muslim dan memutus hubungan-hubungan yang tidak dikehendaki Allah adalah dengan memutus hak saling mewarisi antara orang Islam dan kerabatnya yang kafir. Hal ini termasuk dalam tuntutan dan konsekuensi al-wala` wal bara` dalam konsep Islam. f. Larangan Tasyabuh (Meniru) Orang-Orang Kafir Agam Islam tidak hanya berusaha membedakan orang-orang Islam dengan lainnya secara batin saja, tapi juga dalam penampilan lahiriah secara umum, baik individu maupun masyarakat Islam secara umum. Oleh karena itu, larangan tasyabuh kepada orang kafir merupakan salah satu kewajiban dan dimaksudkan dalam Islam. sebab, tasyabuh kepada orang kafir secara lahiriah dapat mewariskan tasyabuh kepada mereka dalam masalah keyakinan, membangkitkan kecintaan kepada mereka atau menapaki jalan mereka dan menyesuaikan diri dengan hawa nafsu mereka yang menjadikan kehidupan seorang Muslim larut dalam mengikuti setiap tingkah laku dan budaya mereka. Padahal, Allah menginginkan kemuliaan dan kehormatan bagi kaum Muslimin. Larangan seorang wanita Muslimah untuk menikah dengan orang kafir diturunkan setelah Nabi n diperintahkan untuk berjihad, yaitu tepatnya setelah peristiwa Perjanjian Hudaibiyah. Sejak itu, tibalah waktunya pemisahan secara sempurna dan hendaknya diyakini oleh Muslim dan Muslimah bahwa tidak ada ikatan kecuali ikatan iman dan tidak ada jalinan kecuali jalinan akidah serta tidak ada pertalian kecuali melainkan pertalian dengan orangorang yang terikat dengan Allah. Islam adalah agama kemuliaan, kehormatan dan kekuatan yang mengangkat derajat seorang Muslim agar dirinya tidak bergantung kepada keserakahan yang tidak selaras dengan prinsip-prinsip Islam, Jika diperhatikan metode Islam dalam penanaman akidah pada generasi awalnya, maka 32 Laporan Bulanan SYAMINA XVIII/Maret-April 2015 akan ditemukan bahwa Islam mendidik para pemeluknya di atas akidah dan keyakinan yang benar dalam rentang waktu yang panjang sebelum turunnya berbagai kewajiban. Setelah akar-akar akidah ini menghunjam kuat dalam jiwa, barulah kewajiban-kewajiban diperintahkan satu-persatu. Sehingga, orang Islam dapat menapaki anak-anak tangga pendidikan iman ini sampai ke puncak. menyebabkan kekafiran secara sembunyi-sembunyi. Hukum yang sama juga berlaku untuk sesuatu yang membawa pada kekufuran secara global, padahal tidak ada ada alasan penting yang mengharuskannya untuk melakukan itu. Dari sinilah datangnya larangan tasyabuh kepada orang kafir pada periode Madinah setelah turunnya perintah jihad demi menjaga dan melindungi masyarakat Islam dari setiap infiltrasi dan demi menciptakan generasi Islam yang unik. Sebagaimana kandungan keyakinan dan akidah Islam ini unik, maka bentuk lahiriah dan penampilannya pun juga unik. Oleh karena itu, pemilik keyakinan dan akidah ini seharusnya menjadi orang yang berbeda. Perlu diperhatikan di sini adalah adanya perbedaan al-wala’ wal bara’ dengan berinteraksi (mu’amalah) dengan orang kafir. Muhammad bin Sa’id al-Qahthani menyebutkan bahwa al-wala’ adalah suatu persoalan dan berinteraksi dengan baik terhadap orang kafir adalah persoalan lain yang berbeda.38 Perbedaan ini ditegaskan dalam firman Allah k, Perbedaan al-Wala’ dan Berinteraksi dengan Baik (Mu’amalah bil Husna) “Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.”39 Sebuah peradaban bukanlah sebuah bentuk yang kosong, tapi ia adalah sebuah aktivitas yang hidup. Pada saat seseorang mulai masuk dan menerima bentuknya, maka ia akan mulai mengalirkan pemikiran-pemikiran dasarnya serta pengaruh-pengaruhnya pada seseorang, kemudian ia akan melepas pemahaman seseorang tersebut secara total dengan pelan-pelan tanpa disadari. Ath-Thabari menyebutkan bahwa interpretasi yang paling tepat dari ayat di atas adalah bahwa Allah k tidak melarang umat Islam untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangi umat Islam lantaran agama mereka, apa pun agama dan kepercayaan mereka.40 Apabila seorang Muslim mengikuti Barat dalam berpakaian, tradisi, dan gaya hidup misalnya, maka sesungguhnya ia telah memaksakan dirinya untuk terpengaruh dengan peradaban Barat, apa pun alasan yang ia kemukakan. Sebab, secara praktis sangat mustahil mengikuti suatu peradaban asing dalam tujuan penalaran dan karyanya, tanpa disertai rasa kekaguman terhadap ruh peradaban tersebut. Terlebih lagi jika seseorang sudah terkagum dengan ruh peradaban yang bertentangan dengan agamanya, sementara dirinya akan tetap mempertahankan dirinya sebagai seorang Muslim yang benar. Sesungguhnya, kecenderungan pada peradaban asing itu timbul dari perasaan kurang percaya diri. Tidak ada alasan lainnya. Hal ini juga diperkuat dengan kisah Asma’ binti Abi Bakr yang dikunjungi ibunya yang pada saat itu masih musyrik. Asma’ lantas meminta pendapat Rasulullah n apakah dia harus tetap berbakti dan berbuat baik pada ibunya tersebut. Rasulullah n pun menyuruhnya untuk tetap berbakti dan berbuat baik pada ibunya.41 Al-Khithabi menyebutkan bahwa hubungan dengan kerabat yang kafir tetap terjalin dalam urusan harta atau lainnya, sebagaimana dijalinnya hubungan dengan kerabat yang muslim. Hal ini juga senada dengan pendapat Ibnu Hajar yang menyatakan bahwa perbuatan baik dan menjalin hubungan (kekerabatan) tidak mengharuskan Tasyabuh pada umumnya menyebabkan pada kemaksiatan atau bahkan kekufuran, atau membawa pada keduanya secara total. Jika sesuatu yang mengantarkan pada kekufuran dan kemaksiatan hukumnya haram, maka tasyabuh hukumnya haram. Sebab, syariat telah menegaskan bahwa sesuatu yang menyebabkan kekufuran secara terang-terangan hukumnya haram, dan demikian juga dengan yang 38 Lihat Muhammad bin Sa’id Al-Qahthani, Al-Wala’ wal Bara’ fil Islam, h. 352. 39 QS. Al-Mumtahanah: 8. 40 Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Jami’ al-Bayan fi Ta`wil Ayy alQur`an, 41 HR. Al-Bukhari, jld. 5, h. 233, no hadits. 2620, dan Muslim, jld. 2, h. 696, no hadits. 1003. 33 Laporan Bulanan SYAMINA XVIII/Maret-April 2015 adanya rasa saling mencintai dan saling menyayangi yang dilarang Allah.42 lakukan, dan dibenci lantaran kemaksiatan yang dia kerjakan. Perlu ditegaskan di sini adalaah bahwa bersikap al-bara` (berlepas diri) terhadap orang-orang kafir bukanlah berarti menyakiti atau berbuat buruk kepada mereka, baik dengan ucapan maupun perbuatan. Seorang Muslim bahkan diwajibkan Islam untuk tetap berbakti kepada kedua orang tuanya yang masih kafir. Dan kebencian terhadap mereka tidak menghalangi seorang suami yang Muslim untuk bergaul dengan istrinya yang masih memeluk agama Yahudi atau Nasrani dengan cara yang baik. Sebagaimana hal itu tidak menghalangi seorang Muslim untuk menunaikan sesuatu yang menjadi hak mereka, menerima persaksian sebagian mereka atas sebagian yang lain, dan berinteraksi yang baik dengan mereka. Perlu digarisbawahi bahwa hukumhukum yang tersebut di atas hanya berlaku bagi orang-orang yang kafir yang tidak memerangi Islam (musta`man dan mu’ahid), bukan terhadap mereka yang memerangi Islam.43 Ketiga, orang yang dibenci atau diberikan albara` secara penuh. Mereka adalah setiap orang yang ingkar pada Allah, Malaikat-Nya, Kitab-Nya, RasulNya, hari akhir, serta tidak beriman pada qada` dan qadar. Mengingkari kebangkitan setelah kematian, atau meninggalkan salah satu rukun Islam yang lima, atau menyekutukan Allah dengan selain-Nya dan memalingkan ibadah-ibadah kepada selainNya, seperti doa, khauf, raja`, tawakkal, isti’anah, isti’adzah, istighatsah, dll, serta mengingkari asma` dan sifat-Nya. Mengikuti selain jalan orang-orang Mukmin, dan mengikuti keyakinan para ahli bid’ah dan pengikut hawa nafsu yang sesat. Demikian juga dengan setiap orang yang melakukan sepuluh pembatal keislaman atau salah satunya.44 Penutup Islam telah menawarkan dan memberikan jalan yang lurus bagi umat manusia menuju kebahagian dan kedamaian yang hakiki. Namun, untuk menempuh jalan yang lurus tersebut, diperlukan kekonsistenan dan keteguhan yang tidak menyebabkan seseorang menoleh ke kiri atau ke kanan untuk melihat jalan yang lain. Kehidupan Islami yang sempurna dan murni tidak akan pernah terwujud kecuali tegak di atas pilar-pilar pengakuan terhadap tauhid dan akidah dalam seluruh aspek kehidupan manusia, baik personal maupun kemasyarakatan. Dan pilar utama tauhid dan akidah tersebut adalah cinta kepada Allah. Mencintai apa yang dicintai-Nya dan membenci apa yang dibenciNya. Dan hal itu terwujud dalam prinsip al-wala` wal bara` yang benar. [Ali Sadikin] Pembagian Manusia Berdasarkan Prinsip Al-Wala` wal Bara` Sebagaimana disinggung sebelumnya bahwa prinsip al-wala` wal bara` tegak di atas dasar cinta dan benci, maka manusia dapat klasifikasikan berdasarkan prinsip ini menjadi tiga kelompok: Pertama, orang yang dicintai atau mendapat alwala` secara penuh. Mereka tersebut adalah setiap orang yang beriman pada Allah dan Rasul-Nya, dan menjalankan kewajiban-kewajiban dan pilarpilar yang telah ditetapkan Islam. Mengikhlaskan seluruh amal, perbuatan, dan ucapannya hanya untuk Allah, tunduk pada perintah-perintahNya dan meninggalkan larangan-larangan-Nya, mencintai dan membenci karena Allah, serta lebih mendahulukan perkataan Rasulullah n dibanding perkataan dan pendapat siapa pun. Kedua, orang yang berhak untuk dicintai pada satu sisi, namun juga berhak untuk dibenci pada sisi yang lain. Mereka adalah setiap Muslim yang mencampuradukkan antara ketaatan dan kemaksiatan. Dia dicintai karena ketaatan yang dia 42 Ibnu Hajar, Fathul Bari Syarhu Shahih Al-Bukhari, (Beirut: Darul Ma’rifah, 1379 H), jld. 5, hlm. 234. 43Al-Buraikan, Al-Madkhal li Dirasatil ‘Aqidah Al-Islamiyyah ‘Ala Madzhabi Ahlis Sunnah wal Jama’ah, hlm.246. 44 34 Lihat Al-Qahthani, Al-Wala` wal Bara` fil Islam, hlm. 135-136.