YAMAN Menanti Uppercut Lengan Kanan

advertisement
Laporan Bulanan
SYAMINA
XVIII/Maret-April 2015
DAFTAR ISI —————————
YAMAN, MENANTI UPPERCUT LENGAN KANAN — 1
A. Syiah Al-Hautsi — 2
B. Dari Failed State ke arah Collapsed State? — 5
C. Perspektif Barat terhadap Yaman — 14
D. Al-Qaidah in the Arabian Peninsula (AQAP) — 14
E. Sinergi Dua Lengan — 15
DI AMBANG PERANG DINGIN II — 17
Kilas Balik dan Latar Belakang — 17
Ahli Militer dan Analis Politik Satu Suara — 18
Rusia Siap Menghadapi Konflik — 18
Bagaimana Sikap Negara-Negara Besar Lainnya? — 19
Perang Sanksi Ekonomi — 20
Politik Sumber Daya Alam — 20
Provokasi Kekuatan Militer Rusia — 22
Perang Propaganda — 24
Penutup — 24
AL-WALA’ WAL BARA’, Prinsip Dasar Islam yang Hendak Dihapus
— 25
Pengantar — 25
Definisi — 25
Argumentasi dari Al-Qur`an dan Hadits — 26
Kedudukan Al-Wala’ dan Al-Bara’ dalam Islam — 27
Konsekuensi Wala’ wal Bara’ — 28
Perbedaan al-Wala’ dan Berinteraksi dengan Baik (Mu’amalah
bil Husna) — 33
Pembagian Manusia Berdasarkan Prinsip Al-Wala` wal Bara`
— 34
Penutup — 34
YAMAN
Menanti Uppercut Lengan Kanan
ABOUT US —————————
Laporan ini merupakan sebuah publikasi dari
Lembaga Kajian SYAMINA (LKS). LKS merupakan
sebuah lembaga kajian independen yang bekerja
dalam rangka membantu masyarakat untuk
mencegah segala bentuk kezaliman.
Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil
kebijakan dan dapat diakses oleh semua elemen
masyarakat. Laporan yang terbit sejak tahun 2013
ini merupakan salah satu dari sekian banyak media
yang mengajak segenap elemen umat untuk bekerja
mencegah kezaliman.
Media ini berusaha untuk menjadi corong kebenaran
yang ditujukan kepada segenap lapisan dan tokoh
masyarakat agar sadar realitas dan peduli terhadap
hajat akan keadilan. Isinya mengemukakan gagasan
ilmiah dan menitik-beratkan pada metode analisis
dengan uraian yang lugas dan tujuan yang legal.
Pandangan yang tertuang dalam laporan ini
merupakan pendapat yang diekspresikan oleh
masing-masing penulis. Untuk komentar atau
pertanyaan tentang publikasi kami, kirimkan e-mail
ke: [email protected].
Seluruh laporan kami bisa diunduh di website: www.
syamina.org
Y
aman merupakan satu unsur penting yang membentuk
bangunan peradaban Islam sejak awal mula kedatangan
agama ini. Penduduk Yaman mulai memeluk Islam
secara massal sejak masa Nabi Muhammad. Sejak saat itu pula,
partisipasi mereka dalam futuhat (ekspansi pembebasan) Islam
sangat signifikan. Hingga kini, di masa ketika Islam mengalami
masa-masa surut dalam platform politik dunia, kaum jihadi
sebagai representasi utama pejuang Muslim, memperlihatkan
eksistensi mereka di Yaman sebagai lokasi yang memiliki nilai
‘sakral’ bagi dunia Islam.
Rangkaian pergolakan Arab Springs yang pecah Desember
2010 lalu telah menyeret Yaman ke dalam pusarannya sejak
Januari 2011. Konflik yang melibatkan kekuatan-kekuatan
dominan (key players) di Yaman sangat menentukan terjadinya
1
Laporan Bulanan
SYAMINA
eskalasi ketegangan. Kekuatan Muslim Sunni
di Selatan, Syiah Al-Hautsi di utara dan rezim
pemerintah di ibukota terlibat konflik bersenjata
dan perebutan pengaruh sejak saat itu. Sementara
itu, unsur-unsur Gerakan Yaman Selatan, sukusuku lokal, kepentingan regional dan internasional
dari negara-negara berpengaruh juga turut hadir di
Yaman dalam ranah politik yang cukup rumit.
Keyakinan ini sekaligus menjadi pembeda antara
mereka dengan Sunni. Al-Hautsi kerapkali
dituduh—bahkan oleh antar-sesama Zaidi sendiri—
bahwa secara rahasia telah berubah haluan menjadi
pengikut sekte Syiah Imamiyah, yang menjadi agama
resmi negara sekutu mereka, Iran.2
Sebagai sebuah catatan penting, Syiah Zaidiyah
dahulu memang dinilai dekat dengan Ahlussunnah
atau Sunni. Namun kini, banyak kalangan menilai
bahwa sekte ini sudah banyak menyimpang dari
generasi awalnya. Kalangan Zaidiyah tidak memiliki
kaidah baku. Kadang mereka mencela sebagian
Sahabat Nabi Muhammad, seperti Abu Hurairah,
ketika ia meriwayatkan hadits yang tidak sesuai hawa
nafsu mereka. Namun, saat sesuai nafsu mereka,
maka mereka akan menerimanya.
Kini, situasi chaos mendera Yaman menyusul
pengepungan istana dan pelengseran pemerintah
yang dilakukan oleh militan Syiah Al-Hautsi.
Kekacauan yang terjadi ini, oleh sebagian pejuang
Sunni dipandang sebagai ‘rahmat’ yang membuka
jalan menuju perubahan mendasar. Situasi
ini merupakan momen penting yang selama
ini ditunggu-tunggu oleh para jihadis untuk
memuluskan proyek besar menegakkan khilafah.
Namun, tentunya bukan hal ringan bermain di
tengah situasi amat pelik semacam ini.
Terlebih lagi, sekarang ini, Syiah Zaidiyah
semakin merapat kepada Syiah Imamiyah Iran.
Kedekatan mereka dengan Iran mulai kentara sejak
Revolusi Syiah Iran tahun 1979. Apalagi hari ini,
fakta-fakta bahwa Iran menyokong pemberontakan
Syiah Al-Hautsi yang menisbatkan diri sebagai Syiah
Zaidiyah, sudah menjadi rahasia umum.
A. Syiah Al-Hautsi
Salah satu unsur penting dalam persoalan
Yaman ialah kelompok Syiah Al-Hautsi. Kelompok
bersenjata Al-Hautsi, yang lebih familiar dengan
nama Ansar Allah di kalangan internal mereka,
memiliki basis wilayah di provinsi Sa’ada, yang
berjarak sekitar 240 km arah utara ibukota Shan’a.
Provinsi ini berbatasan langsung dengan wilayah
kerajaan Arab Saudi. Kelompok Al-Hautsi ini
merupakan pengikut sekte Zaidiyah. Sebuah sekte
Syiah yang dinisbatkan kepada nama Zaid bin Ali
Zainal Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Thalib
(wafat 122 H).1
Dari kalangan ulama Indonesia, paling tidak,
kita dapati K.H. Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdhatul
Ulama, mengingatkan tentang kesesatan Syiah.
Bahkan secara spesifik menyebut Syiah Zaidiyah
dalam tulisannya, Risalah fie Ta’akkudi al-Akhdzi bi
al-Madzahib al-Arba’ah (Risalah tentang Penekanan
untuk Mengambil Madzhab Empat Imam) sebagai
ahli bid’ah. Ditulisnya, “Bukanlah yang disebut
madzhab pada masa-masa sekarang ini dengan
sifat yang demikian, melainkan Madzahib Arba’ah
(Madzhab Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam
Syafi’i dan Imam Ahmad bin Hambal). Selain
daripada itu, seperti Syiah Imamiyah dan Syiah
Zaidiyah, mereka adalah ahli bid’ah (heretik) yang
pendapat-pendapatnya tidak boleh dipegangi (oleh
umat Islam).”3
Zaidiyah merupakan salah satu sekte Syiah
yang secara eksklusif eksis di Yaman. Kelompok ini
memiliki andil dalam kekuasaan dalam waktu yang
sangat lama, lebih dari beberapa abad, dan mereka
tetap memimpin Yaman hingga tahun 1962 ketika
terjadi revolusi Yaman.
Perlu digarisbawahi bahwa penilaian tersebut
mengambil standar minimal: Syiah Zaidiyah
adalah sesat dan menyimpang. Dengan begitu,
bisa disimpulkan bahwa jika Syiah yang dulunya
dianggap paling “mirip” dengan Sunni saja sudah
Zaidiyah dinilai sebagai sekte Syiah yang paling
banyak memiliki kemiripan dengan Sunni. Namun
demikian, Zaidiyah meyakini konsep imamah
sebagai unsur esensial dalam agama mereka.
Mereka membatasi imamah hanya boleh dipegang
oleh keturunan Fathimah, putri Nabi Muhammad.
1
XVIII/Maret-April 2015
2http://en.wikipedia.org/wiki/Houthis.
3 Teks aslinya yang berbahasa Arab dicantumkan oleh Tim Penulis
MUI Pusat dalam buku “Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan
Syiah di Indonesia”, hlm. 34-35.
Jarrod J.H. Gillam dan James E. Moran, “The United States and
Yemen: Coin in the Absence of a Legitimate Government”, Desember
2011, Naval Post Graduate School, Monterey, California.
2
Laporan Bulanan
SYAMINA
dianggap sesat, lalu bagaimana dengan yang tidak
“mirip”? Untuk perkembangan selanjutnya, apakah
Zaidiyah sudah keluar dari Islam secara total atau
belum, maka dibutuhkan penelitian lebih jauh dan
ruang pembahasan lebih luas. Namun yang pasti,
kini kelompok minoritas Syiah Al-Hautsi memiliki
hubungan erat dengan Syiah Imamiyah (Itsna
Asyariah: yang percaya kepada dua belas imam) yang
mayoritas terdapat di Irak, Lebanon dan terutama
Iran.
XVIII/Maret-April 2015
Badruddin Al-Hautsi menentang keras fatwa ini.
Terlebih, dirinya berasal dari kelompok Jarudiyah,
salah satu kelompok Zaidiyah yang relatif memiliki
kesamaan dengan pemikiran-pemikiran Syiah
Itsa Asyariyah. Bahkan, ia menulis sebuah buku
berjudul Az-Zaidiyah fil Yaman. Dalam buku itu, ia
memaparkan sisi kesamaan antara Zaidiyah dengan
Itsna Asyariyah.
Karena adanya arus penentangan yang cukup
hebat terhadap pemikirannya yang menyimpang
tentang Zaidiyah, Badruddin terpaksa pindah ke
Teheran, Iran. Ia tinggal selama beberapa tahun di
sana.
Syiah Zaidiyah saat ini berkembang hanya di
sebagian wilayah Yaman dan beberapa daerah di
sekitarnya. Namun, itu pun dalam jumlah yang
sangat kecil. Di Yaman sendiri, gerakan Al-Hautsi
mengangkat nama aliran Syiah Zaidiyah ini yang
sejatinya mulai tergerus oleh corak dominan Syiah
Iran. Al-Hautsi dinilai sebagai kran pembuka
pengaruh Syiah Itsna Asyariyah di Yaman. Sebab,
sebelumnya tidak pernah ada eksistensi Syiah Itsna
Asyariyah di sepanjang sejarah Yaman.
Meski telah pergi dari Yaman, namun pemikiran
Itsna Asyariyah yang ditinggalkan Badruddin AlHautsi mulai menyebar, khususnya di kawasan
Sa’ada dan sekitarnya. Itu terjadi pada sekitar
tahun 1997. Pada saat yang sama, Husain AlHautsi mengundurkan diri dari Hizb Al-Haqq dan
membentuk kelompok tersendiri. Pada mulanya
hanya berupa kelompok kajian ilmu pengetahuan
agama dan pemikiran. Bahkan, kelompok ini
menjalin kerjasama dengan pemerintah untuk
melawan kekuatan Islam Sunni yang diwakili oleh
Partai Persatuan dan Reformasi Yaman. Namun
di kemudian hari berangsur berbalik menentang
pemerintah dimulai sejak 2002.
Kisah tentang Al-Hautsi, jika dirunut ke belakang,
bermula di Sa’ada sebagai titik konsentrasi umumnya
kaum Zaidiyah. Pada tahun 1986, terbentuklah
lembaga Persatuan Pemuda (Ittihad Asy-Syabab).
Lembaga ini bertujuan untuk mengajarkan paham
Zaidiyah bagi para pemeluknya. Badruddin AlHautsi, salah satu ulama Zaidiyah saat itu, termasuk
salah satu pengajar di lembaga tersebut.
Husain Al-Hautsi mampu menciptakan jaringan
yang kuat dari pengikut setianya di utara Yaman,
dimana kedudukan Zaidiyah masih tetap kuat
meskipun pernah terjadi penggulingan Imamah
Zaidiyah Yaman pada tahun 1962, sebagian karena
liberalisasi politik yang disertai penyatuan Yaman
pada tahun 1990 serta krisis dalam tubuh Zaidiyah
sendiri yang dipicu oleh munculnya pengaruh Salafi
di wilayah tersebut.
Menyusul terjadinya penyatuan Yaman Utara
dan Yaman Selatan pada tahun 1990, situasi politik
berubah. Kesempatan multi partai terbuka lebar.
Untuk itu, Ittihad Asy-Syabab menjelma menjadi Hizb
Al-Haqq (Partai Kebenaran) yang merepresentasikan
kepentingan kaum Zaidiyah. Husain Al-Hautsi—
putra Badruddin Al-Hautsi—muncul ke permukaan
sebagai tokoh terkemuka di partai ini.
Seiring dengan semua peristiwa itu, terjadi
perselisihan besar antara Badruddin Al-Hautsi
dengan ulama Zaidiyah lain di Yaman seputar fatwa
historis yang disepakati ulama Zaidiyah Yaman.
Khususnya, ulama yang menjadi rujukan bagi
kalangan Zaidiyah, Majduddin Al-Mu’ayyadi, yang
menyatakan bahwa syarat nasab keturunan Hasyim
untuk menjadi pemimpin sudah tidak lagi diterima
saat ini. Rakyat boleh memilih siapa saja yang layak
untuk berkuasa tanpa syarat harus berasal dari
keturunan Al-Hasan atau Al-Husain.
Pengaruh Al-Hautsi yang tumbuh di akhir 1990an itu diiringi oleh perilaku semakin kontroversial
pada sebagian pengikutnya, yang pada gilirannya
mendorong pemerintah mengambil tindakan tegas
dalam rangka merespon perubahan dinamika
internasional. Perburuan pemerintah yang pada
akhirnya berhasil membunuh Husain Al-Hautsi,
telah melepaskan spiral kekerasan yang dimulai
pada tahun 2004 yang dikenal sebagai enam
rangkaian “Perang Sa`ada”. Kelompok ini kemudian
berubah dari jaringan revivalis Zaidi akar rumput di
bawah kepemimpinan Husain Al-Hautsi menjadi
3
Laporan Bulanan
SYAMINA
kekuatan tempur pemberontak yang kuat di bawah
kepemimpinan saudara seayah Husain, Abdul Malik
Al-Hautsi.4
Inilah prinsip yang tidak ada dalam pemikiran Syiah
Zaidiyah.
Selain itu, Iran juga memberi bantuan politik,
ekonomi, dan militer bagi kelompok pemberontak
ini. Bukti kuatnya adalah adopsi media-media massa
Syiah Iran yang terefleksikan dalam berbagai kanal
udara, seperti Al-Alam, Al-Kautsar dan lainnya, untuk
mendukung propaganda Al-Hautsi.
Faktor Kekuatan Al-Hautsi
Melihat Al-Hautsi yang sudah sangat mengakar di
Yaman, Dr. Raghib As-Sirjani5 memberikan penilaian
mengenai faktor-faktor penopang kekuatan AlHautsi yang membuat mereka mampu bertahan
dan menunjukkan eksistensi mereka dalam rentang
waktu yang panjang di negara itu.
Al-Hautsi juga pernah meminta mediasi kepada
ulama referensi Syiah tertinggi Irak, Ayatullah
As-Sistani, yang juga berpaham Itsna Asyariyah.
Hal tersebut semakin menegaskan paham
pembangkangan yang dianut oleh kelompok AlHautsi.
Pertama, tidak mungkin bagi kelompok kecil
di salah satu provinsi kecil di Yaman bisa bertahan
dalam jangka panjang tanpa bantuan luar secara
kontinyu. Dapat diketahui bahwa satu-satunya negara
yang diuntungkan dengan semakin meningkatnya
kekuatan pemberontak Al-Hautsi adalah Iran.
Kedua, faktor simpati rakyat setempat terhadap
gerakan pemberontakan, bahkan meski sebenarnya
mereka tidak tertarik pada pemikiran sesat kelompok
Al-Hautsi. Titik tekan masyarakat sebentulnya adalah
karena situasi perekonomian dan sosial yang sangat
buruk di kawasan tersebut. Kondisi kemiskinan di
kawasan utara lebih parah dari yang lain. Di sana
kurang mendapat perhatian pemerintah, berbeda
dengan kota-kota besar Yaman.
Iran adalah negara Syiah Itsna Asyariyah yang
berusaha dengan segala cara untuk menyebarkan
pahamnya. Jika negara ini mampu mendorong
kekuatan Al-Hautsi untuk menguasai pemerintahan
Yaman, tentu akan menjadi sebuah kemenangan
besar baginya. Khususnya, Iran akan mengepung
salah satu benteng besar yang memusuhinya, yakni
Arab Saudi. Sehingga, Saudi akan terkepung oleh Irak
di utara, Kuwait dan Bahrain dari timur, dan Yaman
dari selatan. Situasi ini tentu akan memberikan
kekuatan bagi Iran untuk menekan, baik dalam
hubungannya dengan dunia Islam Sunni, maupun
dengan Amerika.
Secara umum dapat dimengerti bahwa
bangsa manapun yang hidup terpinggirkan dan
terabaikan akan cenderung melakukan tindakan
pembangkangan, bahkan meski harus dilakukan
bersama dengan kalangan yang tidak sepaham dan
berbeda secara prinsip.
Ketiga, faktor kesukuan yang mendominasi
Yaman. Berbagai suku dan klan hidup di Yaman.
Hubungan antar-suku adalah persoalan yang amat
riskan di Yaman. Sebab, pengaruh dan kekuatan
masing-masing suku memiliki perimbangan yang
cukup signifikan. Banyak sumber menyebutkan,
para pemberontak Syiah Al-Hautsi mendapat
bantuan dana dari berbagai kabilah yang menentang
kekuasaan pemerintah pusat karena adanya
gejolak antara mereka dengan pemerintah, tanpa
memandang agama atau pun paham yang mereka
anut.
Asumsi ini bukan teori, tapi nyata dan banyak
buktinya. Di antaranya pergeseran pemikiran
Badruddin Al-Hautsi yang tadinya menganut Zaidiyah
ke arah Itsna Asyariyah. Padahal, lingkungan Yaman
belum pernah mengenal pemikiran Itsna Asyariyah
di seluruh fase sejarahnya.
Iran merangkul Badruddin Al-Hautsi dengan
sekuat tenaga. Bahkan menjamunya di Teheran
selama beberapa tahun. Badruddin mengadopsi
pemikiran “kewalian faqih” yang disampaikan oleh
Khomeini sebagai solusi tepat untuk naik ke tampuk
kekuasaan, meski ia bukan keturunan Fathimah.
4
5
XVIII/Maret-April 2015
Keempat, faktor alam pegunungan Yaman yang
menyulitkan pasukan pemerintah untuk mengatasi
gejolak yang terjadi. Kondisi geografis yang demikian
merupakan hambatan tersendiri bagi pergerakan
pasukan pemerintah untuk mengontrol wilayah
tersebut. Disamping itu, terdapat banyak pula
Lucas Winter, “Yemen’s Huthi Movement in the Wake of the Arab
Spring”, CTC Sentinel, Agustus 2012, Vol. 5, Issue 8.
Dalam buku Asy-Syî’ah Nidhâl am Dhalâl, bisa diakses melalui
http://ketab4pdf.blogspot.com/2015/01/pdf-books-Shiites-struggleastray-book.html.
4
Laporan Bulanan
SYAMINA
goa-goa dan tempat persembunyian, ditambah
lagi dengan tidak adanya alat-alat canggih untuk
memantau pergerakan secara detail.
XVIII/Maret-April 2015
lebih dari enam rangkaian konflik (six rounds) itu, AlHautsi berhasil mendapatkan kontrol atas provinsi
Sa’ada sepanjang waktu tersebut, dan bahkan
merambah batas sebagian wilayah provinsi-provinsi
tetangganya seperti Al-Jauf, Amran dan Hajjah.
Pada Februari 2010, kelompok ini menandatangani
perjanjian gencatan senjata dengan pemerintah.6
Kelima,
faktor
terbelahnya
konsentrasi
pemerintah untuk mengurusi persoalan tuntutan
Yaman selatan untuk memisahkan diri dari Yaman
utara. Hal ini melemahkan kondisi pasukan dan
intelijen pemerintah untuk mengendalikan kelompok
Al-Hautsi.
Pasca meletusnya revolusi Yaman sejak Januari
2011, dalam rangkaian Arab Spring, kondisi Yaman
secara umum menjadi semakin tak terkendali.
Dinamika perpolitikan, konflik, dan keamanan
berputar begitu cepat. Menyusul aksi bentrok,
demonstrasi rakyat tak berkesudahan, membuat
Presiden Ali Abdullah Saleh meletakkan jabatan dan
digantikan oleh Abdu Rabbu Mansour Hadi sejak
2012.
Keenam, ada sebuah analisa yang menjelaskan
bahwa keberlangsungan aksi pemberontakan
memang sengaja dibiarkan karena pemerintah
menginginkan situasi ini terjadi! Alasannya,
gerakan pemberontakan ini dinilai sebagai ‘berkas
penting’ yang dipegang pemerintah untuk mencari
keuntungan-keuntungan internasional.
Dengan
lemahnya
pemerintahan
baru,
diperparah oleh konflik berkepanjangan dan
keruwetan negara yang tak terkendali, akhirnya
berakhir pula pemerintahan Hadi. Sehingga, di
Yaman tidak ada lagi pemerintah, tidak juga presiden
(vacuum of power). Pada tanggal 22 Januari 2015 lalu,
setelah milisi Syiah Zaidi, Al-Hautsi, yang berbasis
di provinsi Sa’ada bagian utara Yaman mengepung
istana presiden di Shan’a, baik Presiden Abdu Rabbu
Mansour Hadi maupun Perdana Menteri Khaled
Bahah (yang mendapat kepercayaan parlemen sejak
Desember 2014), mengundurkan diri.
Yang paling penting adalah kerjasama dengan
Amerika dalam proyek perang melawan terorisme.
Amerika mengisyaratkan adanya hubungan antara AlHautsi dengan Al-Qaidah. Meskipun, kemungkinan
sangat jauh sekali. Sebab, antara Al-Hautsi dan
Al-Qaidah perbedaan prinsip mereka jelas sangat
diametral. Namun apapun dalihnya, Amerika selalu
ingin tampil di semua wilayah dunia Islam.
Yaman ingin memanfaatkan hubungan baik
ini untuk menopang sisi politik dan ekonomi, atau
minimal Barat tidak membuka dan memperkarakan
lembaran-lembaran pelanggaran hak-hak asasi
manusia, diktatrisme, dan lembaran-lembaran hitam
lainnya melibatkan pemerintah Yaman.
Washington telah menutup kedutaan besarnya
di Yaman. Begitu pula negara-negara lainnya, Barat
dan non-Barat, telah melakukan hal serupa. Namun,
empat gubernur di kawasan selatan, termasuk dari
Aden dan Abyan, yang menjadi pusat kampanye
pesawat tak berawak (drone) AS terhadap AQAP,
menolak untuk mengundurkan diri.7
Selain itu Yaman juga memanfaatkan hubungan
dengan Arab Saudi, karena Saudi berusaha
mendukung Yaman secara politik, militer, dan
ekonomi untuk membendung proyek Syiah Al-Hautsi
yang semakin merapat kepada Iran. Berlarutnya
isu Al-Hautsi akan terus mendatangkan bantuan
internasional bagi Yaman. Bantuan juga sangat
mungkin datang dari negara-negara Teluk yang juga
merasa terancam dengan eksistensi Syiah.
Kedutaan besar AS di Yaman dalam website
resminya tertanggal 8 Februari 2015, mengeluarkan
pesan darurat (emergency message) kepada warga
AS yang masih berada di Yaman. Rilis tersebut
menyebutkan, “Karena masalah keamanan di Yaman,
kedutaan besar AS di Shan’a telah menghentikan
semua layanan konsuler hingga ada pemberitahuan
lebih lanjut. Untuk saat ini, kami meminta warga
AS yang membutuhkan bantuan darurat untuk
B. Dari Failed State ke arah Collapsed State?
Gerakan Al-Hautsi bangkit dengan mengusung
isu untuk mendapatkan otonomi kekuasaan dari
pemerintah Yaman dan memperbaiki kerusakan
tatanan sosio-ekonomi dan marjinalisasi historis atas
kelompok mereka. Melalui berbagai pemberontakan
melawan angkatan bersenjata Yaman sejak 2004 dan
6
Jarrod J.H. Gillam dan James E. Moran, “The United States and
Yemen: Coin in the Absence of a Legitimate Government”, Desember
2011, Naval Post Graduate School, Monterey, California.
7http://www.geopoliticalmonitor.com/yemen-worlds-newest-failedstate/.
5
Laporan Bulanan
SYAMINA
menghubungi konsulat atau kedutaan besar AS di
negara tetangga. Kedutaan besar AS di Shan’a terus
memantau kondisi keamanan di Yaman; silakan cek
website ini untuk perkembangan informasi terbaru.”8
XVIII/Maret-April 2015
diri.12 Gamal mengatakan, sebenarnya fenomena
pengangkatan Hadi sebagai presiden cukup unik
dalam kaitannya bahwa Hadi merupakan kandidat
presiden yang dipilih melalui konsensus, dan naiknya
Hadi ke tampuk kepemimpinan didukung baik oleh
partai berkuasa, the General People’s Congress (GPC)
maupun the Joint Meeting Parties—komite yang
memayungi partai-partai oposisi yang terdiri dari
unsur Islamis, Sosialis dan Nasionalis Arab Yaman.
Rilis tersebut juga mengimbau warga AS di
Yaman untuk selalu memeriksa website biro urusan
konsuler, bahkan juga melalui akun twitter dan
facebook-nya. Negara-negara Barat lainnya seperti
Inggris, Prancis, Jerman, Italia, juga negara tetangga
Arab Saudi dan Uni Emirat Arab menyusul kemudian
untuk menutup kedutaan besar mereka.
Sebelum dipilih sebagai presiden, Hadi telah
menjabat sebagai wakil presiden mendampingi
Saleh selama 16 tahun. Pemilihan Hadi sebagai
presiden pengganti tidak lepas dari transaksi
politik yang diajukan oleh GCC untuk membantu
menghindarkan Yaman dari perang sipil secara total.
Transaksi tersebut menetapkan suatu periode transisi
dimana di dalamnya akan digelar dialog nasional
yang melibatkan seluruh aktor politik Yaman, yang
nantinya akan menyusun outline konstitusi dan
sistem politik Yaman untuk masa mendatang.
Setelah
penutupan
beberapa
kedutaan
besar negara-negara Barat di Shan’a, pemimpin
pemberontak Syiah Al-Hautsi, Abdul Malik AlHautsi, muncul dalam siaran televisi (10 Februari
2015) membantah ketakutan Barat terhadap situasi
keamanan Yaman dengan mengatakan bahwa
ketakutan mereka itu “tidak beralasan”.9 Namun
pernyataan ini tentu hanya retorika belaka di tengah
adanya konflik-konflik antar-faksi bersenjata yang
sedemikian jelasnya. Pada Kamis (13 Februari 2015)
Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, mengatakan,
“Yaman telah mulai kolaps di hadapan mata-kepala
kita dan semakin dekat ke arah perang sipil (total
chaos).”10
Hasil penting lainnya yaitu kekebalan hukum
bagi Saleh dari semua tuntutan politik masa depan,
yang dengan lihainya ia gunakan untuk menggerogoti
keseluruhan proses tersebut. Dialog nasional itu
menghasilkan putusan berupa solusi-solusi damai
untuk
mengatasi
permasalahan-permasalahan
politik, ekonomi dan keamanan Yaman yang cukup
kronis. Rumusan-rumusan itu dipuji-puji sebagai
sebuah model resolusi damai untuk mengatasi
konflik serupa di negara-negara Arab Spring lainnya.
Masa transisi yang dilalui Yaman sejak lengsernya
Ali Abdullah Saleh—dengan ditandatanganinya
pernyataan pengalihan kekuasaan ke tangan Abdu
Rabbu Mansour Hadi pada tanggal 23 November 2011
yang dimediasi oleh the Gulf Cooperation Council
(GCC)11—pada akhirnya menempatkan Yaman
sebagai sebuah failed state. Sebab, pemerintahan
Abdu Rabbu Mansour Hadi dipandang lemah dan
tidak mampu mengontrol situasi keamanan, gejolak
politik, serta berbagai rivalitas antar-suku, faksi
agama, dan militan bersenjata. Selain itu korupsi,
kemiskinan, kesenjangan sosial dan buruknya
infrastruktur, yang memang sejak lama sudah terjadi
di Yaman, turut memperlemah pemerintahan Hadi.
Namun demikian, memang saat itu tak banyak
pengamat yang menilai, bahwa negara tersebut
sedang bergerak ke arah transisi yang benar-benar
demokratis. Lalu, bagaimana transisi demokratis
yang cukup menjanjikan harapan itu bisa berubah
menjadi sebuah negara yang gagal (failed state), atau
menjadi Irak kedua di kawasan Timur Tengah?
Dalam pandangan Gasim, pertanyaan ini
bisa dijawab, salah satunya, dengan menelaah
pemerintahan Hadi. Meskipun dia memulai masa
kepresidenannya dengan berusaha untuk ‘menjadi
dirinya sendiri’ dan menggali dukungannya sendiri,
namun dia tidak bisa mewujudkannya. Ironi strategi
yang diterapkan Hadi adalah bahwa langkahlangkahnya tampak sekali berusaha mengeliminasi
Gamal Gasim, profesor ilmu politik dari Yaman,
menuliskan pandangan analitisnya mengenai
lemah dan gagalnya pemerintahan Hadi, yang dirilis
beberapa hari setelah presiden Hadi mengundurkan
8
http://yemen.usembassy.gov/em2815.html.
9
http://www.bbc.com/news/world-middle-east-31411284.
10http://www.reuters.com/article/2015/02/13/us-yemen-securityidUSKBN0LH16U20150213.
11 Nadwa Al-Dawsari, Tribal Governance and Instability in Yemen,
Carnegie Endowment for International Peace, April 2012.
12
6
Dimuat oleh www.aljazeera.com pada 25 Januari 2015.
Laporan Bulanan
SYAMINA
XVIII/Maret-April 2015
atau mereduksi kekuasaan politik dari para aktor
yang telah mengantarnya naik ke tampuk kekuasaan.
melakukan perhitungan stategi yang cukup fatal yang
justru memberikan keuntungan di pihak Al-Hautsi.
Hadi berusaha menduplikasi strategi “menari
di atas kepala ular” yang diterapkan Saleh dalam
mengendalikan aktor-aktor politik Yaman dengan
mengadu mereka satu sama lain. Namun, Hadi
tidak memiliki kelihaian sosial dan intelijensi politik
secerdik Saleh.
Partai Al-Islah dan Partai Sosialis Yaman tidak
memiliki strategi yang terkoordinasi dengan jelas
untuk menyetir roda perubahan di Yaman secara
efektif. Fokus utama mereka justru melakukan
rekrutmen dan menempatkan anggota-anggota
mereka di dalam posisi utama pemerintahan dan
jabatan sipil, bukannya mencari solusi untuk
mengatasi permasalah politik dan ekonomi yang
sedang tertatih-tatih.
Pertama, Hadi tergesa-gesa merestruksturisasi
militer dengan menyingkirkan putra-putra dan
keponakan Saleh, juga Jendral Ali Mohsen—
pemimpin militer paling kuat di negara tersebut.
Dampaknya adalah bencana besar baginya. Militer
terpecah-belah sedemikian rupa dan bahkan
terpuruk hingga level profesionalisme paling rendah.
Misalnya, pemerintah transisi gagal memecahkan
masalah gangguan listrik dan kelangkaan gas. Elemen
kecil suku yang tak terjangkau hukum di provinsi
Marib terus menerus melakukan serangan atas jalur
yang memasok listrik ke ibukota, tanpa adanya
konfrontasi serius dengan pemerintahan koalisi.
Kedua, Hadi tidak menerapkan strategi yang
efektif untuk menangani kelompok-kelompok
militan, seperti Al-Hautsi, yang mulai berupaya
menancapkan pengaruh lebih luas di berbagai
elemen negara itu. Sementara Hadi tidak terlalu
peduli kepada para petinggi militer yang propemberontakan, para loyalis Saleh di tubuh militer
memberikan kontribusi signikan terhadap Al-Hautsi
untuk merebut kontrol atas beberapa provinsi di
Yaman—termasuk kontrol militer yang tak terduga
sebelumnya atas ibukota Shan’a, pada 21 September
2014.
Dengan dikontrolnya Shan’a oleh militan Syiah
Al-Hautsi, pertanyaannya adalah akankah Saleh
maupun Al-Hautsi mampu mempertahankan aliansi
mereka dan mengembalikan stabilitas di Yaman.
Meskipun sangat mungkin antara Saleh dan AlHautsi memiliki komitmen kuat untuk bekerja sama
dan berbagi posisi dalam pemerintahan, dan mereka
mungkin juga dapat meyakinkan dunia internasional
akan legitimasi mereka yang sebenarnya goyah—
khususnya dengan memerangi elemen Al-Qaidah
sebagai alat utamanya—tetapi tampaknya mereka
akan tetap kesulitan untuk memenangkan hati dan
pikiran (winning the hearts and minds) mayoritas
rakyat Yaman.
Kekalahan cepat yang dialami militer Yaman
dalam berbagai pertempuran melawan Al-Hautsi,
yang diduga juga menerima bantuan teknis dan
militer dari Iran, lebih jauh telah menggerogoti
legitimasi Hadi dan membuatnya membayar mahal
dengan kehilangan dukungan dari Partai Al-Islah dan
Jendral Mohsen.
Kebanyakan penduduk Yaman meyakini bahwa
mereka baru saja selesai menyaksikan drama panjang
yang jelek dan membosankan yang disutradarai
bersama oleh Saleh dan Al-Hautsi, dimana serial
kelanjutannya diprediksi akan lebih buruk lagi.
Disamping itu, malangnya Hadi juga telah
gagal dalam menjalankan strateginya untuk
mengendalikan GPC dan menyetirnya menjauh
dari kepemimpinan dan pengaruh Saleh. Faktanya,
Hadi disingkirkan dari partai tersebut setelah komite
sanksi Dewan Keamanan PBB mengeluarkan putusan
untuk mengenakan pembekuan aset dan larangan
melakukan perjalanan (travel ban) atas Saleh dan dua
orang pemimipin Al-Hautsi pada November 2014.
Kunci dari stabilitas Yaman secara keseluruhan
tidak hanya terletak pada apa yang akan dilakukan
oleh aktor-aktor politik lain selanjutnya, namun juga
terletak pada peran apa yang dimainkan oleh unitunit militer yang masih ada.13
Setelah gagal melakukan negosiasi selama dua
pekan, pemberontak Syiah Al-Hautsi mengeluarkan
pengumuman bahwa mereka akan memetakan masa
depan politik Yaman. Perundingan yang disponsori
Di luar kesalahan-kesalahan langkah tersebut,
Hadi tidak sepenuhnya dilimpahi beban tanggung
jawab atas gagalnya transisi demokratis di Yaman.
Aktor-aktor politik utama lainnya juga telah salah
13
7
http://www.aljazeera.com/indepth/features/2015/01/analysis-wrongyemen-150125054816307.html.
Laporan Bulanan
SYAMINA
oleh PBB itu bertujuan untuk menemukan jalan keluar
yang dapat diterima oleh semua pihak, termasuk AlHautsi. Namun, komunike yang dikeluarkan oleh
Al-Hautsi pada Jumat (6 Februari 2015) menegaskan
tidak tercapainya kesepakatan yang diharapkan.
Al-Hautsi sekarang ini bisa saja merubah Yaman
menjadi sebuah pseudo-monarki di bawah kontrol
kaum Zaidi dan keluarga Sayyid atas jabatanjabatan penting di pemerintahan, yang mana
konsisten dengan kepentingan Arab Saudi untuk
menjauhkan Yaman yang demokratik. Selama AlHautsi mendukung pengerahan pasukan untuk
mengeliminasi Al-Qaidah dari Yaman, AS akan
mengabaikan retorika anti-politik dan slogan-slogan
berbunyi “Matilah Amerika” dan “Matilah Israel”
yang dipinjam dari Hezbullah dan Iran. Dengan
asumsi slogan bernada sentimen itu hanya ditujukan
untuk konsumsi dalam negeri untuk mendapat
legitimasi terhadap sebuah pemerintahan Yaman
yang dipimpin oleh Al-Hautsi.
Dalam komunike militer pertama mereka itu, AlHautsi mengumumkan bahwa Komite Revolusioner
Al-Hautsi akan bertindak sebagai otoritas pengawas
tertinggi di Yaman. Komite tersebut akan difungsikan
dengan membentuk Dewan Transisi Nasional yang
beranggotakan 551 orang untuk menggantikan
parlemen Yaman.
Badan tersebut, sesuai komunike itu, kemudian
akan memilih lima orang sebagai anggota Dewan
Kepresidenan, yang akan memimpin negara
selama masa transisi dua tahun ke depan.14 Dengan
demikian, Abdul Malik Al-Hautsi menjadi pemimpin
de facto bagi Yaman.15
2. Ditangguhkannya
pengakuan
pemerintahan Al-Hautsi
atas
Skenario kedua yang optimis untuk terwujud
yaitu PBB, AS dan the Gulf Cooperation Council
(GCC) akan menangguhkan pengakuan terhadap
pemerintahan Al-Hautsi dan meningkatkan tekanan
politik atas Al-Hautsi dan Saleh agar berusaha
mendapatkan persetujuan bulat dari aktor-aktor
politik lainnya, seperti oposisi yang tergabung dalam
the Joint Meeting Parties (JMPs), demi menghindari
adanya isolasi dan konfrontasi secara total dengan
masyarakat internasional. Keadaan ekonomi yang
memburuk di Yaman dan ketidakmampuan Iran
untuk menyokong Yaman secara finansial akan
mendorong GCC, khususnya Arab Saudi dan
Uni Emirat Arab, untuk berusaha meningkatkan
pengaruh di Yaman.
Melihat perkembangan tersebut Gamal Gasim
memperkirakan, paling tidak, ada empat skenario
yang mungkin bakal terjadi di Yaman.
1. Stabilitas politik
Pertama, dari perspektif Al-Hautsi, skenario
paling optimis yaitu meyakinkan masyarakat
internasional—dengan bantuan Saleh and GPCnya—bahwa mereka mampu mengantarkan Yaman
menuju stabilitas politik. Dua premis utama sangat
penting dalam skenario ini: yaitu (1) bahwa Saleh dan
Al-Hautsi akan mempertahankan aliansi mereka dan
merancang rencana strategis yang jelas untuk berbagi
peran dalam pemerintahan, dan (2) bahwa oposisi
politik Al-Hautsi akan tetap lemah dan terpecahbelah, sehingga memberi jalan bagi Al-Hautsi untuk
mengontrol Yaman.
Kesuksesan skenario ini bergantung pada
kemampuan para aktivis muda Yaman untuk
kembali bangkit, dengan dukungan dari JMPs, dan
membentuk koalisi dalam negeri yang lebih luas
untuk mengusung transisi demokratis. Skenario ini
akan menyuntikkan kehidupan baru kepada prakarsa
GCC untuk persatuan nasional, dengan roadmap
yang lebih jelas.
Dalam skenario ini, perbedaan ideologi antara
Al-Hautsi dan Arab Saudi menjadi tidak relevan,
khususnya mengingat dukungan Arab Saudi kepada
kaum Imam Syiah Zaidi terakhir selama perang sipil
tahun 1960-an antara kaum Royalis (Pendukung
Monarki) Zaidi dan kaum Republikan Yaman. Isu
penting bagi Arab Saudi saat itu adalah pelestarian
monarki Yaman dan kekalahan republikanisme dan
nasionalisme Arab.
14
15
XVIII/Maret-April 2015
3. Bubarnya aliansi Saleh-Hutsi
Kemungkinan skenario ketiga yaitu runtuhnya
koalisi Al-Hautsi dan Saleh, yang tampaknya akan
menimbulkan konfrontasi militer antara kedua faksi
tersebut, yang eskalasi potensinya bergantung pada
Lihat: http://edition.cnn.com/2015/02/06/middleeast/yemen-unrest/.
http://www.aljazeera.com/news/2015/02/yemencoup-150207075330173.html.
8
Laporan Bulanan
SYAMINA
respon yang diperlihatkan oleh aktor-aktor politik
lainnya.
XVIII/Maret-April 2015
Iran di Yaman, secara otomatis akan membuka
kran keterusikan negara-negara Teluk. Arab Saudi
berusaha keras untuk membendung arus pengaruh
Iran di Yaman. Dalam merespon pemberontakan
Al-Hautsi yang mengakibatkan kekacauan Yaman,
yang juga akan mengancam stabilitas keamanan
Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya, maka
pada tanggal 26 Maret 2015 Arab Saudi memimpin
serangan udara atas posisi-posisi Al-Hautsi di Yaman.
4. Perang sipil
Skenario keempat, sekaligus yang terburuk, yaitu
terjadi perang sipil yang ganas di Yaman dan adanya
perpecah-belahan yang tak terhindarkan atau
bahkan adanya sebagian wilayah Yaman yang lepas
dan membentuk negara sendiri (separatis).
Premis utama dari skenario ini adalah bahwa
suku-suku di Marib, bersama dengan para pemimpin
suku anti-Hutsi dan pasukan perang seperti Al-Hirak
(Gerakan Yaman Selatan) menarget dan menentang
kontrol Al-Hautsi di Shan’a.
Koalisi internasional di bawah pimpinan Arab
Saudi ini bertujuan mengembalikan pemerintahan
Hadi. Masuknya peran militer negara-negara Arab
dan Teluk ke dalam pusaran konflik Yaman memantik
eskalasi risiko bahwa krisis Yaman akan berubah
menjadi perang regional.
Skenario ini tergantung pada dukungan finansial
kepada suku-suku tersebut dan aktor politik lainnya
yang diberikan oleh aktor-aktor politik anti-Iran
seperti raja Arab Saudi yang baru, yang sangat
khawatir dengan meningkatnya pengaruh Iran di
Yaman. Meskipun nantinya skenario ini berpotensi
membuat Yaman menjadi bernasib sama seperti Irak,
namun masih ada harapan bahwa kearifan Yaman
akan mampu menghindarkan dan mencegah negara
tersebut dari keruntuhan total (total collapse).16
Pasukan koalisi ini terdiri dari angkatan
bersenjata dari Uni Emirat Arab, Yordania, Qatar,
Bahrain, Kuwait, Maroko, Sudan dan Mesir. Pakistan
menyatakan akan melindungi integritas wilayah Arab
Saudi, namun tidak akan terjun langsung dari konflik
yang “akan berdampak pada perpecahan di dunia
Islam”. Sementara itu, AS memberikan dukungan
logistik dan intelijen untuk operasi “Decisive
Storm” yang dipimpin Arab Saudi itu. Gedung putih
mengatakan bahwa AS memberikan dukungan
intelijen dan logistik kepada pasukan koalisi tersebut
untuk mencegah pemberontak Al-Hautsi mengambil
alih Yaman dan mempertahankan “pemerintah
Yaman yang sah”.18
Dalam perkembangannya, situasi yang terjadi
di Yaman selanjutnya ialah pemberontak Al-Hautsi
memberlakukan tahanan rumah kepada Mansour
Hadi. Namun setelah beberapa minggu kemudian,
pada 21 Februari 2015 Hadi dikabarkan berhasil
meloloskan diri dan terbang ke Aden. Dari kota
pelabuhan di Yaman selatan itu, Hadi mengumumkan
re-eksistensi pemerintahannya dengan dukungan
orang-orang setianya di kawasan selatan. Pihaknya
menilai bahwa segala aksi yang dilakukan AlHautsi merupakan ilegal. Dia masih menganggap
dirinya sebagai presiden sah Yaman. Menurutnya,
pengunduran dirinya semata dilakukan atas tekanan
kuat dari Al-Hautsi.
Infografis rilisan situs Al-Jazeera berikut ini
memperlihatkan siapa kawan dan siapa lawan dalam
operasi militer yang menarget kantong-kantong AlHautsi di bawah pimpinan Arab Saudi.19
Dari Aden—yang ia jadikan sebagai ibukota
de facto Yaman—pula ia meminta Al-Hautsi
menghentikan ‘penyanderaan’ terhadap Shan’a dan
mengajak diadakannya dialog untuk mencari solusi.17
Keberhasilan Al-Hautsi menduduki ibukota
Shan’a berbuntut panjang. Dengan keterlibatan
16 h t t p : / / w w w . a l j a z e e r a . c o m / n e w s / 2 0 1 5 / 0 2 / y e m e n coup-150207075330173.html.
17http://www.criticalthreats.org/yemen/yemen-crisis-situation-reportsfebruary-23-2015.
18
19
9
http://www.memri.org/report/en/0/0/0/0/0/0/8529.htm.
http://www.aljazeera.com/indepth/interactive/2015/03/militaryaction-yemen-150326143748798.html.
Laporan Bulanan
SYAMINA
XVIII/Maret-April 2015
Aksi militer di Yaman: Siapa lawan siapa?20
Keterlibatan Arab Saudi dan negara-negara
Sunni lainnya pada konflik Yaman melawan Syiah
Al-Hautsi sangat mungkin akan memicu konflik
sektarian di kawasan tersebut. Perang melawan AlHautsi ini cukup dapat mengalihkan fokus perang
terhadap AQAP, dan juga sekarang ada ISIS, yang
mungkin akan mencuri peluang keuntungan dari
kondisi keamanan yang tidak menentu.21
Peta berikut ini menyuguhkan wilayah pengaruh
Al-Hautsi di Yaman, yang mereka mulai dari basis
mereka di Sa’ada hingga mampu menguasai Shan’a.23
Setelah hampir satu bulan operasi terhadap
Al-Hautsi dilancarkan, pada 21 April 2015, Arab
Saudi beserta anggota koalisi operasi Decisive
Storm mengumumkan berakhirnya misi tersebut
dan sekaligus permulaan operasi Restoring Hope di
Yaman yang menandai telah tercapainya tujuan awal
operasi tersebut.22
20
21
22
http://www.aljazeera.com/indepth/interactive/2015/03/militaryaction-yemen-150326143748798.html.
http://www.memri.org/report/en/0/0/0/0/0/0/8529.htm.
http://www.criticalthreats.org/yemen/yemen-crisis-situation-reportsapril-21-2015.
10
23
http://www.criticalthreats.org/yemen/al-houthi-areas-influence.
Laporan Bulanan
SYAMINA
Area pengaruh Al-Hautsi di Yaman, per 17 November 2014
Area pengaruh Al-Hautsi di Yaman, per 15 Januari 2015
11
XVIII/Maret-April 2015
Laporan Bulanan
SYAMINA
Area pengaruh Al-Hautsi di Yaman, per 20 Maret 2015
Area pengaruh Al-Hautsi, per 17 April 2015
12
XVIII/Maret-April 2015
Laporan Bulanan
SYAMINA
Dalam arena konflik Yaman ini, peran aktif
Iran dalam memberikan support kepada AlHautsi semakin kentara. Berbagai media massa
membeberkan informasi yang berasal dari para juru
bicara resmi Iran tentang keterlibatan total Iran
dalam berbagai aspeknya untuk mendukung gerakan
pemberontak Al-Hautsi; hubungan baik antara
gerakan Al-Hautsi dan Pasukan Quds dari Korps
Garda Revolusi Iran; dan bantuan militer, dukungan
politik dan ekonomi, ditambah lagi dukungan moral
berupa statemen-statemen anti-Saudi dan anti-AS
yang dikeluarkan Iran.24
spare part dan pelayanan reparasi untuk fasilitas gas
alam Marib…”26
Perwakilan Khamenei di tubuh Pasukan Quds,
Ali Shirazi, mengatakan bahwa Ansar Allah di Yaman
merupakan kopian dari Hizbullah Lebanon. Dalam
sebuah wawancara pada 24 Januari 2015, Shirazi
mengungkapkan, “Ansar Allah adalah hasil duplikasi
Hizbullah Lebanon. Pasukan sukarelawan Basij di
Irak dan Syria juga merupakan duplikat Hizbullah
dan Ansar Allah. Di setiap negara di mana musuhmusuh kita hadir untuk menghantam Islam, maka
penentangnya pun siaga—yaitu, Basij dan pasukan
pertahanan nasional bangkit…Ke depan, seluruh
kelompok ini akan memasuki arena tempur melawan
musuh-musuh Islam dan kaum Muslim.”27
Dukungan politik Iran salah satunya disampaikan
oleh Mehdi Taeb. Pada 2 Maret 2015, pemimpin
lembaga think tank Ammar Headquarters penyuplai
informasi dan saran untuk pemimpin tertinggi Syiah
Khamenei dan sekaligus saudara Hossein Taeb—
kepala biro intelijen Garda Republik—menyeru
rakyat Iran untuk mengencangkan ikat pinggang
demi mendukung Al-Hautsi, yang merupakan
bagian dari poros perlawanan mereka, “Rakyat Iran
harus mengerti bahwa jika perlu, mereka harus
merelakan jatah roti sore mereka untuk mendukung
para pejuang di Syria, Irak, Lebanon, dan Yaman.
Rezim Ansar Allah di Yaman, yang memainkan peran
penting mempertahankan status strategis selat
Bab el-Mandeb yang sangat sensitif, dalam masa
pergantian raja di Arab Saudi, dan peperangan di
Syria dan Irak, gejolak dunia, dan musuh memandang
Iran sebagai penyebab ketidakstabilan ini—karena
tanpa Iran dipastikan tidak akan ada perang di Syria
dan Ansar Allah tidak akan pernah muncul.”25
Tampaknya, bukan kebetulan pula jika emblem
milii Ansar Allah Yaman, Hizbullah Lebanon dan
Pasukan Garda Revolusi Iran memiliki kemiripan
yang sangat dominan.
Kesamaan emblem: (dari kiri) Ansar Allah (Al-Hautsi),
Hizbullah Lebabon, dan Pasukan Quds Korps Garda
Revolusi Iran.
Saleh Al-Samad, ketua komite politik Ansar Allah
dan penasehat Abdul Malik Al-Hautsi membeberkan
detail perjanjian dengan Iran pada 14 Maret 2015. Dia
mengatakan, “Iran akan memperluas pelabuhan AlHodeida—yang telah dikontrol Al-Hautsi—di barat
Yaman. Pelabuhan ini merupakan yang terdekat
dengan selat Bab el-Mandeb, dan satu-satunya titik
yang menghubungkan Laut Merah dan perairan
internasional.”
Beberapa waktu lalu, Mohsen Rezaei, mantan
komandan senior Korps Garda Revolusi Iran,
memuji pemimpin Al-Hautsi, Abdul Malik Al-Hautsi,
dalam sebuah surat terbuka yang dirilis tanggal 28
Maret 2015. Di awal surat tersebut, Rezaei menulis,
“Saudaraku Abdul Malik Al-Hautsi, pemimpin
terhormat Yaman…Saya ucapkan selamat kepada
Anda, perlawanan heroik orang-orang Anda dan
kemenangan besar kalian putra-putra Islam
terhadap kekuatan koalisi penjajah pimpinan Saudi
yang melancarkan operasi militer atas restu Setan
Besar Amerika dan Israel…Dengan perlawanan di
medan tempur, maka meja-meja diplomasi akan
Dia melanjutkan, “Iran akan menyokong
Yaman dengan mengirim ekspor minyaknya ke
sana selama satu tahun. Iran akan membangun dan
mengoperasikan pembangkit listrik berkekuatan
165-megawatt di Yaman. Iran akan menyediakan
24
25
XVIII/Maret-April 2015
http://www.memri.org/report/en/0/0/0/0/0/0/8529.htm.
http://www.memri.org/report/en/0/0/0/0/0/0/8529.htm.
26
27
13
Ibid.
Ibid.
Laporan Bulanan
SYAMINA
segera aktif menyambut. Jelas terlihat mereka
berusaha mengundang kalian untuk duduk di
meja runding—setelah gencarnya serangan udara
mereka—untuk membelah Yaman menjadi Yaman
Utara dan Yaman Selatan. Tentu, kalian sadar bahwa
kepentingan kalian lebih besar dari kepentingan
siapapun, namun kesuksesan diplomasi esok hari
sangat bergantung pada resistansi kalian di medan
tempur hari ini.”28
Obama
telah
banyak
memfokuskan
pemerintahannya untuk menyokong transisi
politik yang dirancang untuk mengembalikan
kestabilan situasi di Yaman dan untuk membatasi
iklim sektarianisme yang membuat AQAP mampu
bertahan sejauh ini.
Washington
juga
telah
menyodorkan
serangkaian pelatihan kontra-terorisme kepada
pemerintah Yaman di ibukota Shan’a dan juga
mengkampanyekan operasi-operasi drone untuk
menarget tokoh-tokoh penting AQAP. Bahkan,
meskipun kedutaan besar AS di Shan’a telah
dinonaktifkan pun, serangan-serangan drone AS
masih tetap dilakukan dan berhasil membunuh dua
tokoh penting AQAP, Harits bin Ghazi An-Nazhari
di akhir Maret dan Ibrahim Ar-Rubaish, juru bicara
AQAP, pada pertengahan April lalu.30
C. Perspektif Barat terhadap Yaman
Barat, dalam hal ini AS yang selalu ingin berperan
sebagai globocop, sangat berkepentingan untuk
menancapkan pengaruh di Yaman. Dan faktanya,
AS sudah lama bermain di sana. Situasi Yaman yang
chaos membuat AS sangat khawatir. Kepentingankepentingan AS di Yaman secara khusus dan lebih
luas di lingkup regional Timur Tengah jelas dalam
kondisi terancam. Bahkan, proyek-proyek strategis
mereka untuk menghegemoni kawasan tersebut
dipastikan akan terganjal.
D. Al-Qaidah in the Arabian Peninsula (AQAP)
Al-Qaidah di Jazirah Arab (AQAP) adalah sebuah
kelompok jihadi yang dibentuk pada Januari 2009
menyusul penggabungan antara Al-Qaidah Yaman
dan Al-Qaidah Arab Saudi, yang kemudian berpusat
di Yaman. AQAP dinilai merupakan cabang AlQaidah yang paling mematikan serta memainkan
peran vital dalam konflik-konflik yang terjadi di
Yaman.
Yaman adalah sekutu vital bagi AS di Timur
Tengah dalam strategi perang global anti-terorisme
yang dikobarkan presiden Barrack Obama sebagai
pelanjut dari para pendahulunya. Selain itu, letak
Yaman berbatasan dengan Laut Merah dan Teluk
Aden—yang merupakan rute transit utama minyak—
sekaligus bersebelahan dengan sekutu utama AS
di Timur Tengah: Arab Saudi dan Oman. Status
sebagai negara chaos yang disandang oleh Yaman
merupakan lahan subur yang memungkinkan
pesatnya perkembangan Al-Qaidah in the Arabian
Peninsula (AQAP), yang selama ini dinilai sebagai
cabang Al-Qaidah paling mematikan di seluruh
dunia yang sangat merepotkan gerak laju AS.
Pada bulan Mei 2011, setelah gencarnya
pertempuran melawan pasukan pemerintah Yaman,
Al-Qaidah bersama dengan kelompok militan lokal
asli Yaman yang dikenal dengan sebutan Anshar
Asy-Syariah mampu menguasai provinsi Abyan di
selatan Yaman.31
Sejak saat itu, AQAP terus berusaha melakukan
perluasan pengaruh di tengah masyarakat Yaman.
Rezim berkuasa yang dianggap oleh rakyat hanya
sebagai boneka kepanjangan tangan imperialisme
Barat
tidak
begitu
dominan
mengontrol
wilayah negara miskin di jazirah Arab tersebut.
Ketidakpercayaan publik atas pemerintahan Yaman
dilampiaskan dalam berbagai aksi protes yang
berujung pada masuknya Yaman ke dalam pusaran
Arab Spring.
Untuk melancarkan program perang antiterorisme,
AS
membutuhkan
keberadaan
pemerintah lokal yang berjalan normal dan kondisi
keamanan yang stabil. Dinamika perbedaan
sektarian29 dan kesukuan yang penuh intrik dan
pengkhianatan sangat merepotkan usaha-usaha
AS dalam memformulasikan frame kebijakan antiterorisme yang koheren.
28
29
XVIII/Maret-April 2015
http://www.criticalthreats.org/yemen/moarefian-mohsen-rezaeiwrites-letter-to-abdul-malik-al-houthi-march-30-2015.
Barat mempersepsikan perbedaan antara Sunni dengan Syiah
sebatas perbedaan sekte dalam satu agama. Padahal, kenyataannya
Syiah merupakan agama tersendiri yang berbeda secara diametral
dengan ajaran Sunni (Islam) ditinjau dari berbagai aspeknya.
30
31
14
http://mobile.nytimes.com/2015/04/15/world/middleeast/us-dronekills-a-top-figure-in-al-qaedas-yemen-branch.html.
UN – Security Council, Report of the Secretary-General on children
and armed conflict in Yemen, 28 June 2013.
Laporan Bulanan
SYAMINA
Sementara pemerintahan Saleh terdelegitimasi
di mata rakyat, sumber daya air dan minyak bumi
terhambur-hambur dan tidak terkelola. Kondisi
yang tak terkendali oleh pemerintahan pusat
ini dimanfaatkan dengan baik oleh AQAP untuk
melakukan rekrutmen, menyiapkan perangkat,
melatih dan melaksanakan berbagai operasi
serangan. Narasi utama mereka ialah mendapatkan
sambutan audiens di wilayah-wilayah kesukuan
(tribal areas) Yaman dan mendapatkan basis
perlindungan. Hal ini membuktikan kelemahan dan
kegagalan pemerintah.
Dalam catatan tersebut, Abdullah bin
Muhammad mengusulkan kepada Al-Qaidah
bahwa strategi umum gerakan jihad secara global—
dengan dimotori oleh Al-Qaidah khususnya—
harus bertumpu pada mobilisasi dan pemusatan
kekuatan-kekuatan jihad di dua wilayah, Syam dan
Yaman. Juga dibarengi dengan mengubah frontfront lainnya menjadi pusat-pusat pendukung dan
penyedia sumber daya manusia dan teknis bagi dua
wilayah yang dijadikan proyek tersebut. Pada saat
yang sama, front-front tersebut juga melakukan
aktivitas untuk mengganggu musuh yang ada di
frontnya sendiri. Atau, mengganggu jalur-jalur vital
yang digunakan musuh untuk aktivitas militer.
Amerika Serikat telah memfokuskan diri
untuk memerangi AQAP sejak awal perang global
melawan terorisme (the Global War on Terrorism)
mereka lancarkan. Dalam kampanye perang kontrapemberontakan
(counterinsurgensy)
melawan
AQAP, Amerika Serikat benar-benar fokus bekerja
sama dengan pemerintah Yaman.32
Abdullah bin Muhammad membagi aktivitas
proyek khilafah ini di dua wilayah, bukan hanya
di satu wilayah, dengan maksud memperbesar
peluang sukses. Di sisi lain, agar kedua front dan
kedua wilayah tersebut bekerja seperti dua lengan
yang bisa saling melengkapi satu sama lain, dan
mencegah pemusatan tekanan militer dalam bentuk
apa pun yang menarget salah satu front. Dan ini
sesuai dengan medan operasional yang terbentang
antara Syam dan Yaman.
Di tengah kecamuk Arab Spring, AQAP
‘menggeser’ paradigma lama tentang Al-Qaidah yang
‘keras’. Mereka berhasil memulai misi mereka dalam
perang winning minds and hearts yang diwujudkan
dengan mengelola daerah-daerah yang mereka
kuasai. Mereka mulai menjalankan fungsi-fungsi
negara dengan menyediakan berbagai program
layanan publik bagi rakyat. Meski demikian, mereka
memandang belum saatnya memproklamirkan
bendirinya daulah. Hal tersebut mereka lakukan
setelah mengambil pelajaran dari pengalaman pahit
Al-Qaidah dalam upaya mendasar mereka dalam
membangun negara, salah satunya di Irak.33
Jadi, bisa dikatakan bahwa kesuksesan di
wilayah Syam tergantung pada tekanan terhadap
musuh yang dilakukan di wilayah Yaman, dan begitu
pula sebaliknya. Dan hal ini melibatkan front-front
lainnya di samping kepentingan-kepentingan
lainnya dalam memberikan dukungan teknis,
personal, dan informasi.
Metode bekerja dengan dua lengan ini
diusulkan untuk dilakukan selama fase pertama,
karena ia yakin bahwa musuh akan membentuk
sebuah aliansi militer, dengan misi mengeliminasi
kehadiran para jihadis di Syam yang bisa menjadi
ancaman langsung bagi Israel. Atau aliansi musuh
yang akan mengeliminasi para jihadis di Yaman
yang mengancam sumur minyak dan jalur laut
yang penting. Sebaiknya, para jihadis beroperasi
di dua front, Syam dan Yaman yang didukung oleh
sederatan front parsial di Irak, Semenanjung Arab,
Mesir, Libya, Somalia, Afrika Utara, dan lainnya.
Sebab, untuk memecah setiap usaha dari aliansi
militer musuh diperlukan banyak lokasi yang
saling bergantian dalam memberikan tekanan dan
melindungi satu sama lain.
E. Sinergi Dua Lengan
Dalam konteks berita kenabian, Yaman
diposisikan sebagai wilayah pemasok dukungan
personel bagi api peperangan Islam yang berkobar
di Syam. Dua lokasi strategis ini, sebagaimana
pernah ditulis oleh Abdullah bin Muhammad
dalam catatan-catatan strategis yang rencananya
akan dikirim kepada Usamah bin Ladin sebelum
wafatnya, menjadi wilayah bidikan utama untuk
proyek penegakan khilafah di masa mendatang.
32
33
XVIII/Maret-April 2015
The United States and Yemen: COIN in the Absence of a Legitimate
Government, Jarrod J.H. Gillam dan James E. Moran, Desember
2011, Naval Post Graduate School, Monterey, California.
Lebih lengkapnya, lihat laporan K. Mustarom dalam Lembaga Kajian
SYAMINA edisi IV/Agustus 2013, Al-Qaeda 3.0: Memenangkan Hati
dan Pikiran. Bisa diakses melalui http://syamina.org/syamina15-ALQAEDA-3-0-MEMENANGKAN-HATI-DAN-PIKIRAN.html.
15
Laporan Bulanan
SYAMINA
Tampaknya, cara itulah yang paling sesuai
untuk diterapkan di Syam dan Yaman, karena
lokasinya sangat sesuai dengan kondisi masyarakat
setempat. Yaman akan mengambil keuntungan
dari kemampuan jihadis di daerah Teluk Arab,
Somalia, dan Sudan karena daratan dan lautan
yang terhubung. Sedangkan Syam akan mengambil
keuntungan dari logistik dan persediaan senjata dari
Irak, Turki, Mesir, dan semenanjung Arab bagian
utara. Dinamika ini tinggal membutuhkan situasi
chaos di berbagai wilayah untuk bisa memulai
pekerjaan.34
XVIII/Maret-April 2015
negara Teluk, atau Barat, sebab pihak mana pun
yang menang pada akhirnya—Hadi, Saleh ataukah
Al-Hautsi—AQAP akan tetap eksis di sana. Bahkan
mereka akan berkembang lebih besar, lebih kuat,
dan lebih baik.36 Diprediksikan pula bahwa kondisi
ini akan semakin menyuburkan potensi Yaman
sebagai alternatif spot baru bagi persemaian ideologi
jihad Islam transnasional.* (H. Setiabudi)
Dalam teori dua lengan Abdullah bin Muhammad
ini, jika Syam kita asumsikan sebagai lengan kiri,
maka saat ini publik sedang menanti uppercut yang
akan dilancarkan oleh lengan kanan dari Yaman
sebagai bentuk sinergi kerja kedua lengan tersebut
untuk memberikan pukulan telak kepada lawan.
Seiring
dengan
program-program
yang
dijalankan Al-Qaidah di Yaman, sebagai salah satu
lokasi strategis bagi dunia Islam, negara tersebut
juga dinilai merupakan magnet baru bagi para aktifis
jihadi internasional. Al-Qaidah memiliki kans besar
untuk bisa ‘menguasai’ arena Yaman.
Martin Reardon, wakil presiden senior pada
The Soufan Group, sebuah lembaga konsultan
intelijen dan keamanan strategis yang berbasis di
New York, menulis bahwa AQAP tampaknya berada
pada posisi paling diuntungkan dari gejolak di
Yaman, tanpa harus membuang-buang waktu untuk
mengeksploitasi situasi ini. Sementara Al-Hautsi
dan loyalis Saleh bertarung total melawan pasukan
Hadi di selatan, AQAP berdiri di posisi menyerang
kedua kubu tersebut. Lebih baik bertarung melawan
musuh yang terpecah belah daripada musuah yang
bersatu padu.35
Lebih lanjut, Reardon mengatakan bahwa
saat ini, AQAP, yang oleh banyak pakar kontraterorisme dipandang sebagai organisasi teroris
paling berbahaya di dunia dalam kapabilitas dan
tujuan mereka untuk melakukan serangan-serangan
transnasional, tampaknya memiliki keleluasaan
lebih banyak untuk beroperasi di Yaman. Hal ini
tentunya tidak menguntungkan bagi Yaman, negara34
35
Lihat: Abdullah bin Muhammad alias Abdullah Al-Hajj dalam AlJam’u Al-Qayyim li Silsilah Al-Mudzakkarah Al-Istiratijiyyah.
http://www.aljazeera.com/indepth/opinion/2015/03/yemenedge-150324052332887.html.
36
16
Ibid.
Laporan Bulanan
SYAMINA
XVIII/Maret-April 2015
DI AMBANG PERANG DINGIN II
A
neksasi Krimea oleh Rusia pasca krisis politik
di Ukraina telah membuat banyak pihak
mengkhawatirkan munculkan persaingan
baru Rusia dengan Amerika Serikat dalam Perang
Dingin jilid II. Amerika Serikat beserta sekutunya
langsung mengenakan sanksi ekonomi terhadap
Rusia.
Konflik di bagian timur Ukraina antara gerilyawan
pro-Rusia dengan pasukan pemerintah sampai saat
ini telah menewaskan lebih dari 4.000 orang. Rusia
menuding Barat sebagai akar pertumpahan darah
itu, namun di sisi lain NATO berbalik mengatakan
bahwa Rusia secara tidak langsung telah membantu
kelompok gerilyawan dalam konflik di Ukraina.
Di lain pihak Rusia pun tidak gentar. Sanksi
ekonomi ini malah dimanfaatkan untuk semakin
memperkuat kemandirian ekonominya, mulai dari
menaikkan harga gas ke konsumen Eropa, membuat
kartu ‘visa’ sendiri bahkan sampai balik memberi
sanksi kepada individu-individu di negara-negara
lawan.
Sementara itu, Gorbachev yang kini telah berusia
83 tahun, mengkritik Eropa karena pengaruhnya yang
terus menurun di kancah politik internasional. “Alihalih menjadi pemimpin perubahan dunia, Eopa kini
menjadi arena pergolakan politik, ajang kompetisi
berebut pengaruh, dan pada akhirnya menjadi medan
pertempuran militer,” kata Gorbachev. “Konsekuensi
tak terhindarkan selanjutnya adalah melemahnya
Eropa di saat kekuatan-kekuatan dunia lain
mendapatkan momentum. Jika hal ini terus berlanjut,
Eropa akan kehilangan pengaruhnya di tingkat global
dan kemudian menjadi pemain yang tidak penting,”
kata dia.
Kilas Balik dan Latar Belakang
Sebuah pertemuan di Malta 25 tahun lalu,
Pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev dan Presiden
Amerika Serikat George Bush, Sr. mengumumkan
akhir Perang Dingin. Kini, seperempat abad kemudian,
para politisi dan ahli Rusia memperingatkan tak lama
lagi dunia mungkin kembali menghadapi Perang
Dingin jilid II. Berbagai pernyataan peringatan ini
semakin gencar terdengar. Di sisi lain, Gorbachev juga mengatakan
bahwa negara-negara Barat telah mengeksploitasi
kelemahan Rusia setelah Uni Soviet pecah pada 1991.
“Dengan mengambil keuntungan dari melemahnya
Rusia dan absennya kekuatan penyeimbang, negaranegara Barat mengklaim monopoli kepemimpinan
dan mendominasi dunia dan di saat bersamaan
mengabaikan peringatan untuk berhati-hati,” tutur
Gorbachev. Gorbachev juga mengatakan bahwa
Barat mengambil langkah salah saat memperluas
keanggotaan NATO--dan juga aksi militer di
Yugoslavia, Irak, Libya, dan Suriah-- yang kemudian
memancing reaksi dari keras Rusia, demikian seperti
dikutip dari Reuters.1
Gorbachev, sosok yang dinilai berjasa besar bagi
pemulihan hubungan dengan Barat, yang kemudian
berdampak pada runtuhnya rezim komunis di
Eropa Timur--juga menuduh Amerika Serikat tidak
memenuhi janji pasca-runtuhnya tembok Berlin
yang merupakan simbol dari berakhirnya Perang
Dingin. “Dunia kini di ambang Perang Dingin baru.
Beberapa orang bahkan mengatakan periode itu
telah dimulai,” kata Gorbachev yang diundang ke
Jerman untuk memperingati peristiwa runtuhnya
tembok Berlin pada 9 November 1989. “Dan meski
demikian, sementara situasi terus memanas,
kita tidak menyaksikan organisasi internasional,
terutama Dewan Keamanan PBB, bertindak untuk
mencegahnya,” kata dia.
Sementara itu Wakil Menteri Luar Negeri Rusia
Sergei Ryabkov mengatakan, “Saya belum siap untuk
menyatakan apakah ini edisi Perang Dunia yang baru
atau berapa lama periode ini akan berlangsung.” Ia
menyampaikan pendapatnya dalam kapasitas sebagai
1http://www.reuters.com/article/2014/11/08/us-ukraine-crisisgorbachev-idUSKBN0IS0QC20141108
17
Laporan Bulanan
SYAMINA
XVIII/Maret-April 2015
kemerosotan
kemampuan
militer
Angkatan
Bersenjata Rusia, serta hilangnya penahanan diri
pada negara-negara yang memiliki senjata nuklir.
salah satu pengawas kebijakan Amerika Serikat saat
rapat dengar pendapat parlemen di Majelis Rusia.
Topik pertemuan itu ialah “Rusia-AS: Gejolak Amarah
Sesaat atau Perang Dingin Baru?”
Para analis politik juga menyuarakan prediksi
pesimis yang serupa. “Hubungan antara Barat dan
Rusia berada pada titik terburuk dalam 30 tahun
terakhir,” ucap Sergei Rogov, Direktur Institut Studi
AS dan Kanada di Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia.
Menurut Rogov, kini telah muncul situasi yang
bisa membangkitkan Perang Dingin. “Situasi saat
ini hanyalah kedamaian yang dingin,” kata Rogov
dalam sebuah pertemuan presidium Akademi Ilmu
Pengetahuan Rusia. “Tetapi, tidak mungkin ada
pengulangan Perang Dingin yang persis sama. Ini
bukanlah bentrokan antara dua sistem, tidak ada
kubu sosialis lagi. Terlebih, tidak ada lagi bipolaritas,”
tambah Rogov.
“Tapi, perlu waktu bertahun-tahun untuk
bangkit dari situasi akibat sanksi Amerika,” lanjut
Ryabkov. Menurut Ryabkov, hubungan Rusia-AS
mulai naik-turun jauh sebelum Ukraina dan bukan
karena kesalahan Rusia, “Selama ini, keinginan untuk
mencabik negara CIS (Persemakmuran Negaranegara Merdeka) dari Rusia selalu menjadi prioritas
kebijakan luar negeri AS. Kini, tujuan membentuk
kondisi sosial-ekonomi untuk perubahan rezim di
Rusia praktis tidak disembunyikan di balik tujuan
terbuka memaksa kita mengubah posisi kita mengenai
Ukraina,” kata Ryabkov.
Berdasarkan pernyataan terakhir Ryabkov, bisa
disimpulkan bahwa Moskow memandang sanksi
anti-Rusia dari Amerika sebagai tindakan agresif.
Sang wamenlu mungkin menggunakan frase yang
lebih diplomatis demi menghindari istilah “Perang
Dingin”, yang mengandung konotasi berbahaya.
Sebab bagaimanapun, kali ini keadaan sedikit berbeda
dari sudut militer.
Rusia Siap Menghadapi Konflik
Para wakil Majelis Rusia lebih yakin terhadap
situasi ini. “Memang menyedihkan, tapi kita telah
memasuki era Perang Dingin baru,” ujar Leonid
Kalashnikov, Wakil Pertama Ketua Komite Hubungan
Luar Negeri Majelis Rusia. Menurut Kalashnikov,
Perang Dingin abad ke-20 berakar dari sebuah
konfrontasi ideologi yang tak bisa didamaikan antara
AS dan Uni Soviet. Kali ini, masalahnya bukan ideologi.
Masalah saat ini berakar dari konfrontasi geopolitik,
penilaian yang berlawanan mengenai peran AS di
panggung dunia, serta komitmen untuk liberalisme
di AS dan konservatisme di Rusia, bukan dalam hal
ekonomi, melainkan dalam hal keluarga dan agama.
“Dunia telah menjadi kurang stabil dibanding masa
Perang Dunia,” ujar Kalashnikov.
Ahli Militer dan Analis Politik Satu Suara
“Perang Dingin antara Rusia dan AS belum usai,”
ujar Jenderal Besar Yury Baluevsky, mantan panglima
Angkata Bersenjata Rusia, dalam sebuah pertemuan
para pakar. “Perang Dingin pernah, sedang, dan
akan berlanjut. Hal yang berubah hanyalah cara
perang ini berlangsung. Kini, perang berlangsung
lebih canggih,” terang sang ahli militer. Pernyataan
Baluevsky tampak meramalkan konflik militer antara
dua negara adidaya tersebut.
Menurut Ryabkov, resolusi yang baru-baru
ini digolkan oleh parlemen AS terkait Rusia telah
memberi alasan untuk merasa khawatir. “Saya tidak
akan mengesampingkan apapun. Situasi bisa menjadi
lebih rumit. Kami akan melakukan segala cara untuk
menstabilkan hubungan dengan AS dan mencari
dasar yang masuk akal untuk mempertahankan
hubungan tersebut. Sayangnya, resolusi yang diadopsi
Dewan Perwakilan Rakyat (Kongres) AS adalah sejenis
barometer sentimen yang sama sekali berbeda di AS,”
kata Ryabkov.
“Kini, pasukan bersenjata AS dan NATO
umumnya ‘diasah’ untuk melawan Rusia. Esok dan
di masa mendatang, mereka akan fokus melawan
Tiongkok. Mereka tidak melihat musuh lain. Apakah
konflik bersenjata dengan Rusia mungkin terjadi
saat ini? Sayangnya, menurut pandangan saya, ya,
mungkin. Mungkin hal itu terjadi jika beberapa
kondisi terpenuhi,” ujar Baluevsky. Ia menambahkan
bahwa kondisi tersebut mencakup krisis ekonomi
besar-besaran dalam Rusia, kekuatan vertikal yang
melemah, pertumbuhan sentimen antipemerintah
dan ketidaksepakatan lain di dalam masyarakat,
Pemerintah Rusia sendiri telah mempersiapkan
rencana untuk menjatuhkan sanksi balasan
18
Laporan Bulanan
SYAMINA
XVIII/Maret-April 2015
terhadap Amerika Serikat (AS). Rencana sanksi
balasan itu, disampaikan Perdana Menteri Rusia,
Dmitry Medvedev. ”Tentu saja, ada rencana
tindakan, tergantung pada bagaimana situasi yang
akan berkembang, “ kata Medvedev dalam sebuah
wawancara dengan stasiun televisi Bloomberg. Para pejabat Uni Eropa kepada Reuters, bahwa
sudah ada selusin pakar komunikasi yang mulai
bekerja pada akhir Maret di Brussels. Uni Eropa akan
melawan informasi yang salah yang disengaja diatur
Kremlin atas peran Rusia dalam setiap masalah,
terutama terkait perang di Ukraina timur.
AS telah menjatuhkan sanksi terhadap para
petinggi Moskow, dan tokoh-tokoh pro-separatis
di Ukraina timur. Sanksi itu sebagai respons AS
yang menganggap Rusia terlalu intervensi atas
krisis di Ukraina. Namun, Rusia tak tinggal diam
dengan sanksi yang dijatuhkan AS itu. K
“ alau kita
bicara skenario buruk, meskipun fakta bahwa kami
keberatan dengan sanksi,” ujar Medvedev, seperti
dilansir Itar-Tass, Selasa (20/5/2014). “Paket kami
(berupa) tindakan balasan tidak hanya mencakup
langkah-langkah menuju perbaikan bertahap dari
situasi di perekonomian kita, tetapi juga langkahlangkah yang mungkin menargetkan negara-negara
tertentu,” lanjut Medvedev.2
Uni Eropa menerima informasi bahwa Rusia
menggelontorkan dana besar untuk para penyiar
berita pro-pemerintah Rusia. Dana itu lebih besar
dari yang diterima stasiun televisi lokal yang berbasis
pada tayangan hiburan.
Selain AS, Uni Eropa juga menjatuhkan sanksi
terhadap para petinggi Moskow. Bahkan jaksa
fenomenal Krimea Natalya Poklonskaya, juga masuk
dalam daftar tokoh yang terkena sanksi. ”Menekankan perlunya untuk menantang
kampanye disinformasi yang sedang berlangsung
Rusia,” bunyi pernyataan tertulis yang beredar di
kalangan pejabat Uni Eropa yang dilihat Reuters,
Jumat (20/3/2015). “Tugas baru yang mendesak
untuk dilakukan Unit Brussels (Uni Eropa) adalah
mengoreksi dan memeriksa fakta informasi yang salah
dan mengembangkan narasi Uni Eropa melalui pesan
kunci, artikel, lembaran fakta, infografis, termasuk
materi dalam bahasa Rusia,” lanjut pernyataan itu.
Para pemimpin Uni Eropa, terutama di negaranegara Baltik, telah khawatir dengan cara Rusia
yang memanfaatkan media untuk mendapatkan
dukungan dalam menjalankan kebijakan Kremlin.
Selain bersiap untuk perang propaganda, Uni Eropa
juga telah sepakat untuk memperpanjang sanksi
ekonomi. Tujuannya agar Rusia menghormati dan
menjalankan kesepakatan damai Ukraina yang
ditandatangani di Minsk, Belarusia. Data terbaru menyebut sekitar 61 orang, baik
tokoh Rusia maupun Ukraina timur telah masuk
daftar yang terkena sanksi Uni Eropa. Sebanyak 61
tokoh itu termasuk para tokoh baru, yakni tiga pejabat
Rusia, empat pejabat Krimea, dan enam pendukung
Federalisasi Ukraina. Sumber-sumber diplomatik
mengatakan, minimal 10 dari 28 negara Uni Eropa
menjadi negara terlarang bagi tokoh-tokoh yang
dikenai sanksi. Negara-negara yang dimaksud antara
lain, Austria, Bulgaria, Siprus, Finlandia, Yunani,
Hungaria, Luksemburg, Malta, Portugal, dan Spanyol.
Rusia belum merspons soal kebijakan terbaru
dari Uni Eropa ini, termasuk soal keputusan untuk
memperpanjang sanksi ekonomi. Sikap Rusia yang
termasuk dalam kelompok BRIC (Brazil, Rusia, India
dan Cina) ini dinilai tidak akan begitu saja didukung
oleh tiga negara di dalamnya.
Bagaimana Sikap Negara-Negara Besar Lainnya?
Dalam artikel ‘Russia vs west: Is a new non-aligned
group emerging?’ Indrani Bagchi dari TNN dikutip
dari Times of India mengatakan bahwa Gerakan Non
Blok (GNB) atau gerakan serupa dalam bentuk baru
masih relevan untuk menyelesaikan kemelut ini. Dia
berargumen, ekonomi Cina, Brazil dan India sangat
terkoneksi dengan ekonomi Barat dan tidak akan
dengan mudah mengikuti langkah Rusia.
Uni Eropa menabuh genderang perang
propaganda baru dengan Rusia. Uni Eropa sudah
sepakat untuk melawan perang propaganda yang
telah diluncurkan Kremlin baik dalam kisruh Ukraina
maupun krisis lain di Eropa melalui pemberitaan
media-media Rusia. Para pemimpin Uni Eropa telah
memberikan persetujuan formal untuk kampanye
perang propaganda dengan Rusia pada pertemuan
puncak pada hari Kamis kemarin.
Menurutnya, persaingan politik dan ekonomi
Rusia dan AS beserta sekutunya telah menambah
dilema bagi negara-negara berkembang, termasuk
2http://indonesia.rbth.com/politics/2014/12/16/apakah_dunia_di_
ambang_perang_dingin_ii_26305.html
19
Laporan Bulanan
SYAMINA
bagi Cina dan India yang mempunyai kemandirian
yang kuat. “India dan Cina mempunyai kedaulatan
dan integritas teritorial di masa lalu dan tidak segansegan berseberangan dengan AS dalam kasus Libia,
Suriah dan lain-lain. Dengan Rusia juga melakukan
hal yang sama, dilema di negara-negara berkembang
menjadi lebih akut,” tulisnya.
XVIII/Maret-April 2015
saja ini akan mengancam pemasokan (minyak) ke
Eropa, kepada rekan-rekan Eropa.”
Politik Sumber Daya Alam
Sumber daya alam Rusia merupakan senjata
pamungkas negaranya. Pasalnya, lima negara di
timur Uni Eropa bergantung penuh terhadap pasokan
minyak dari Rusia. Tahun 2014 lalu, Eropa menerima
147 miliar meter kubik dari gas Rusia dan 40 persen di
antaranya didistribusikan melalui Ukraina.
Perang Sanksi Ekonomi
Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengancam
akan menghentikan pasokan minyak ke Eropa dalam
tempo beberapa hari. Pernyataan ini dilontarkan
sebagai ancaman baru terhadap Ukraina.
Sebelumnya, Uni Eropa memasang target 28
negara anggotanya akan memiliki tiga sumber gas
alam dan bisa mentransfer daya listrik mereka ke
negara-negara tetangga pada 2020. Untuk mencapai
target, diperlukan ikatan kuat. Untuk itu, Uni Eropa
berencana membangun dua pusat gas alam baru—
satu di wilayah Mediterania dan satu di Eropa
Tengah—dan membangun saluran “koridor selatan”
untuk membawa pasokan gas dari Asia Tengah
melalui Turki.
Politik ancaman sumber energi kerap digunakan
Putin untuk menekan Eropa maupun Ukraina terkait
kisruh yang terjadi di kawasan tersebut. Seperti dilansir
The Times, Kamis (26/2), ultimatum ancaman ini
diluncurkan Putin setelah Uni Eropa mengumumkan
rencana ambisius membentuk serikat energi dalam
rangka menghentikan kekuasaan Rusia atas minyak
di benua tersebut. 3
Situasi terbaru memanas kembali sejak militer
Ukraina menuding Rusia mengirim tank dan tentara
ke Ukraina Timur meski gencatan senjata yang
ditengahi Perancis dan Jerman, mulai berlaku pada
hari Minggu (15/2). Terkait keluhan Eropa atas
ancaman itu, Amerika Serikat (AS) dan sekutunya
telah membicarakan kemungkinan menambah
penerapan sanksi terhadap Rusia sejak Sabtu (21/2).
Pada Desember 2014 lalu, Putin membatalkan
pembangunan pipa di selatan Rusia karena Uni
Eropa dituduh menyabotase proyek sambungan
yang dirancang untuk mengurangi masalah aliran
pasokan. Brussels menawarkan diri untuk hadir dalam
perundingan pasokan minyak pemerintah demi
menjaga kontrak antara kedua negara. Sebelumnya,
Hungaria juga melakukan hal serupa, tapi menolak
untuk menjabarkan apa hasil kesepakatannya.
Di sisi lain, Putin yang mencoba membela diri,
balik menuding bahwa Ukraina telah menghentikan
pasokan minyak ke bagian timur negaranya, di
mana separatis pro-Rusia bersarang. “Bayangkan
bagaimana nasib orang-orang ini tanpa minyak
selama musim dingin. Bukan hanya terjadi kelaparan,
ini tercium seperti genosida,” tutur Putin.
Jerman juga sangat bergantung pada pasokan
minyak Rusia. Setelah tak menjabat sebagai konselor
Jerman, Gerhard Schroder, bergabung dengan
perusahaan Gazprom. Sementara itu, divisi minyak
Gazprom pada Rabu (25/2), mengumumkan bahwa
mereka akan memindahkan operasi perdagangan
dari Austria kembali ke Rusia.
Akhirnya, Putin meminta Ukraina untuk segera
membayar uang muka jika menginginkan pasokan
minyak terus mengalir selama musim dingin. “Ukraina
baru membayar minyak yang hanya cukup untuk tiga
hingga empat hari. Sebelum Ukraina membayar uang
muka, Gazprom (kilang minyak raksasa Kremlin) akan menghentikan pasokan,” ucap Putin, “Tentu
Seorang sumber mengatakan bahwa pihaknya
ingin melindungi pendapatan dari keterpurukan.
“Tantangan politik selama beberapa bulan terakhir
menunjukkan bahwa perbedaan sumber energi,
pemasik, dan rute (pemasokan) sangat krusial untuk
menjamin keamanan dan keluaran pasokan energi,”
kata Komisi Eropa dalam proposal Uni Energi, hari itu
juga.
Sektor energi merupakan sektor paling penting
bagi Rusia, yang bersama AS dan Arab Saudi
merupakan produsen minyak terbesar dunia, dan
3 The
WorldNews
(WN)
Network,
http://article.wn.com/
view/2015/02/16/Rusia_masuki_resesi_berkepanjangan_
pada_2015/
20
Laporan Bulanan
SYAMINA
sektor ini menjadi sasaran utama sanksi negaranegara Barat terkait peran Moskow dalam konflik
di Ukraina. Di sisi lain, Amerika Serikat dinilai akan
kesulitan mewujudkan ancaman sanksi lebih banyak
terhadap sektor energi Rusia karena Eropa khawatir
dengan dampak negatif terhadap perekonomian
wilayah mereka, sehingga pemerintah Barack Obama
tidak memiliki banyak opsi.
XVIII/Maret-April 2015
menghalangi perusahaan-perusahaan energi AS
untuk bekerjasama dengan Rusia, sehingga akhirnya
diambil oleh perusahaan Eropa.
Sanksi negara-negara Barat yang dijatuhkan
pada akhir tahun lalu memaksa perusahaan minyak
AS Exxon Mobil keluar dari wilayah Kutub Utara
Rusia, dan mengakhiri kerjasama dengan perusahaan
minyak negara Rusia Rosneft bernilai US$3,2
miliar untuk mengembangkan wilayah itu yang
ditandatangani pada 2011.
Namun, sanksi yang sekarang diberlakukan telah
memukul sasaran paling mudah, yaitu proyek-proyek
teknologi tinggi Rusia di Kutub Utara dan Siberia.
Dengan demikian AS hanya memiliki opsi lain yang
tidak mudah, yaitu mencoba mensasar ekspor minyak
negara itu seperti yang dilakukan terhadap Iran.
Presiden
Dewan
Eropa
Donald
Tusk
mengatakan pada Jumat (20/3) bahwa semakin sulit
mempertahankan suara bulat dari blok 28 negara ini
terkait sanksi untuk Rusia. Para pejabat Uni Eropa
yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan
setengah atau lebih negara-negara anggota kelompok
ini menginginkan agar sanksi dikendorkan.
Meski harga minyak global turun hingga setengah
dari harga tahun lalu, sekutu AS di Eropa masih
khawatir atas kemungkinan dampak negatif pasok
energi, Rusia bisa membalas sanksi energi dengan
menghentikan ekspor gas yang sangat diperlukan
oleh Eropa. “Jika Anda mulai bermain dengan harga
minyak, Rusia akan membalas dengan gas, dan tidak
mungkin Eropa akan menyetujui langkah itu,” ujar
Carlos Pascual, mantan diplomat senior Departemen
Luar Negeri AS.
Sejauh ini, sanksi Barat menutup investasi dan
transfer teknologi di proyek-proyek pengeboran
minyak, mensasar aliran modal ke Rusia dan juga
pembekuan aset dan larangan bepergian bagi rekanrekan dekat Putin. Langkah ini, ditambah penurunan
harga minyak, telah memukul perekonomian Rusia
di mana nilai tukar rubel turun 40 persen terhadap
dolar sejak pertengahan 2014. Negara ini pun
mengarah ke resesi. Tetapi, tidak satu pun yang bisa
mengendorkan genggaman Putin di Krimea yang
dicaplok Rusia seteahun lalu, meski Rusia bulan
lalu menyepakati gencatan senjata dengan Ukraina.
Sementara popularitas Putin di dalam negeri terus
naik sejak sanksi itu dijatuhkan.
Tetapi, Amos Hochstein, pejabat tertinggi masalah
energi AS, mengatakan Washington masih belum
kehabisan opsi sanksi jike Presiden Rusia Vladimir
Putin memperluas perang di Ukraina. Sementara
Menteri Keuangan Jack Lew mengatakan minggu lalu
bahwa pemerintah siap “meningkatkan biaya” soal
Rusia jika negara itu melanggar persyaratan gencatan
senjata.
Negara-negara Barat bisa mengambil langkah
lebih jauh untuk menghentikan investasi di
pengeboran minyak di batuan induknya atau shale oil
drilling, yang terus dilakukan oleh Moskow sebagai
langkah antisipasi penurunan produksi di sumursumur minyak tradisionalnya. Tetapi, dampak sanksi
di bidang ini lebih lambat dalam perekonomian Rusia
karena investasi di bidang ini memerlukan waktu
tiga sampai 10 tahun sebelum mulai menghasilkan
produk yang signifikan.
Hochstein, utusan khusus dan koordinator
masalah internasional Departemen Luar Negeri AS,
mengatakan kepada Reuters bahwa Washington
kemungkinan tidak akan menerapkan sanksi yang
mensasar produksi minyak Rusia saat ini, meski dia
menolak mengatakan opsi ini bukan pilihan. “Kami
ingin melihat apa yang bisa berdampak pada Rusia,
situasi saat ini dan situasi setahun lalu sangat berbeda
karena situasi pasar minyak pun berbeda,” kata
Hochstein. “Rusia bisa dan harus menjadi pelaku
pasar, tetapi negara itu harus mengikuti aturan main.”
Hal ini menggarisbawahi bahwa Barat tidak
memiliki opsi lain untuk memukul bisnis energi Rusia
dalam jangka panjang, dan berpengaruh pada strategi
negara itu di Ukraina. “Opsi-opsi itu bisa memukul
dalam jangka panjang, tetapi kerentanan di Ukraina
sangat tinggi sehingga menyulitkan Barat dalam
Sementara itu, dukungan Eropa untuk
menjatuhkan sanksi tambahan mulai tidak bulat.
Dan menjatuhkan sanksi sendirian bukan opsi
masuk akal bagi Washington karena langkah ini akan
21
Laporan Bulanan
SYAMINA
mencapai tujuan itu,” ujar Andrew Weiss, pakar soal
Rusia di dua pemerintahan AS.
XVIII/Maret-April 2015
“Praktik pemeriksaan adalah hal yang
biasa
dan bermanfaat
untuk
meningkatkan
mekanisme
kontrol
dan
operasi
dari
angkatan bersenjata. Ini adalah proses yang
lumrah dalam
latihan
atau
operasi sekaligus
mengecek kesiapan hingga pengembangan angkatan
bersenjata Rusia,” tutur Peskov.
Alat sanksi paling tajam adalah menutup Rusia
mempergunakan sistem perbankan elektronik global
atau SWIFT, yang diterapkan oleh Barat ke Iran. Para
bankir dan pejabat Rusia menggambarkan hal ini
sebagai opsi nuklir yang bisa menyebabkan perang
ekonomi secara terbuka. Di luar teknologi energi,
AS dan Eropa tidak memiliki banyak sumber yang
dibutuhkan Rusia. “Selain modal, teknologi, dan
akses ke pasar tertentu, yang sebagian telah masuk
dalam sanksi sebelumnya, tidak banyak barang
yang dibutuhkan Rusia,” ujar Marik String, mantan
penasehat Komite Hubungan Internasional Senat AS.4
Rumor yang beredar, latihan ini juga dilakukan
untuk mengantispasi hal yang tidak diinginkan
menyusul latihan perang yang dilakukan Amerika
Serikat beserta sekutunya di kawasan Timur Laut,
Rusia. Sebelumnya, Putin sempat mengatakan bahwa
dirinya berjanji akan menggelontorkan lebih dari US$
340 miliar pada akhir dekade ini untuk merombak
dan menambah kekuatan pasukan tempur Rusia.
Provokasi Kekuatan Militer Rusia
Latihan itu telah membuat gusar negara-negara
NATO di sekitarnya, termasuk Latvia, di mana
pasukan AS beserta semua perlengkapan mereka tiba
di tempat itu untuk pelatihan NATO. Mereka juga
mengkhawatirkan langkah selanjutnya dari Presiden
Rusia, Vladimir Putin. Rusia diduga mengincar
negara-negara bekas Soviet lainnya, seperti Latvia
dan Lithuania.
Lebih dari 38.000 tentara beserta 110 jet tempur,
41 kapal laut, dan 15 kapal selam Rusia dikerahkan
dalam latihan militer di kawasan Arktik Utara, Senin
(16/3). Menteri Pertahanan Rusia, Jenderal Sergey
Shoigu mengatakan latihan perang ini dilakukan
menyusul kesiapan negaranya dalam menghadapi
segala ancaman jika sewaktu-waktu mendapat
dari serangan musuh. Negara-negara tetangga Rusia ini pun mulai
menerapkan latihan militer untuk para pemuda,
menyusul kekhawatiran invasi seperti yang terjadi
pada Krimea di Ukraina. Diberitakan Sputnik
(25/3), Kementerian Pertahanan Latvia akan
mengadakan latihan militer sukarela untuk pertama
kalinya bagi para pemuda. Di masa mendatang,
Latvia merencanakan latihan ini wajib diikuti oleh
para pemuda. Latihan ini akan melibatkan para
sukarelawan dan militer profesional. Isinya adalah
pembekalan ilmu militer dasar untuk para pemuda.
“Tantangan dan ancaman keamanan militer
saat ini telah menuntut Kami untuk meningkatkan
kemampuan militer melalui angkatan bersenjata
yang ada. Perhatian khusus saat ini adalah bagaimana
menggabungkan strategi dengan negara-negara
di utara untuk memberikan keamananan militer
Federasi Rusia,” ujar Shoigu seperti dilansir CNN
dari kantor berita pemerintah Rusia, Sputnik, Selasa
(17/3).5
Berdasarkan
informasi
yang
diperoleh,
latihan militer yang digelar hingga Jumat (20/3)
itu difokuskan pada beberapa materi meliputi
penyapuan ranjau yang dilakukan kapal selam Rusia
di Laut Barents melalui teknik magnetik dan akustik.
Menurut Juru Bicara Pemerintah Rusia, Dmitry
Peskov, dalam latihan ini Presiden Vladimir Putin
menyempatkan diri untuk melakukan inspeksi guna
melihat kesiapan pasukan.
Menteri Pertahanan Latvia Raimonds Vejonis
mengatakan bahwa program ini akan dilakukan
menyusul ancaman militer Rusia terhadap wilayah
mereka. “Inovasi ini akan diambil sebagai respon
terhadap krisis Ukraina, yang kami anggap sebagai
ancaman militer dari negara tetangga Rusia,” ujar
Raimonds. Gagasan ini mendapatkan dukungan dari
kampus-kampus dan mahasiswa di negara tersebut.
Namun, masih banyak pertanyaan soal rincian latihan
yang dimaksud. Sementara Lithuania juga tengah
mempertimbangkan menerapkan wajib militer.
4http://www.dw.de/konflik-ukraina-seret-rusia-ke-jurangresesi/a-18222540
5 h t t p : / / w w w . c n n i n d o n e s i a . c o m /
internasional/20150317030229-134-39581/rusia-kerahkan-38ribu-tentara-pada-latihan-militer-di-utara/
Rusia yang telah mencaplok Krimea dituduh
mengirim pasukan dan ikut campur dalam konflik
22
Laporan Bulanan
SYAMINA
internal di Ukraina. Rusia menuai hujan sanksi
dari negara-negara Barat soal itu. Presiden Rusia
Vladimir Putin disebut berambisi untuk menyatukan
negara-negara bekas Uni Soviet.6 Sementara, pada
Rabu (18/3), Putin ikut serta dalam selebrasi setahun
pencaplokan Krimea oleh Rusia di Lapangan Merah,
Moskow. NATO menganggap pencaplokan Rusia itu
ilegal, namun Putin mengatakan bahwa rakyat Krimea
secara sukarela memutuskan untuk bergabung
dengan Rusia lewat referendum.
XVIII/Maret-April 2015
tersebut menambah daftar panjang upaya London
mempertahankan wilayah udara dari armada tempur
Moskow. Juru bicara Kementerian Pertahanan Inggris
pada Kamis (19/2) mengatakan, dua jet tempur
Typhoon berhasil mengintersepsi dan mengusir jet
Rusia di perairan dekat Cornwall, wilayah barat daya
Rusia. “Jet Rusia dikawal oleh armada RAF sampai
mereka keluar dari wilayah Inggris,” ujar juru bicara
Kemhan Inggris, dikutip CNN.9 Namun, Kemhan
Inggris tidak menyebutkan secara rinci tipe pesawat
Rusia dalam insiden tersebut.
Dalam tiga bulan terakhir, telah terjadi sejumlah
insiden yang melibatkan kekuatan udara Rusia dan
NATO. Di antaranya, pesawat jet NATO sempat
mengintersepsi pesawat militer Rusia saat mendekati
wilayah udara Latvia. Sementara Radar Estonia
mendeteksi pesawat Rusia itu di atas Laut Baltik pada
Selasa (17/3) malam, kata pejabat NATO. NATO lalu
mengirimkan jet untuk mengidentifikasi pesawat dan
jet itu melaporkan bahwa pesawat itu terbang menuju
wilayah udara Rusia. 7 NATO tidak mengatakan
berapa pesawat Rusia yang terlibat. Insiden ini
terjadi saat Angkatan Laut di wilayah barat laut Rusia
menempatkan pasukan untuk melakukan pelatihan
yang melibatkan sekitar 40 ribu pasukan dan 50 kapal
perang.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan,
tahun lalu mereka sudah lebih dari 100 kali
mengintersepsi jet Rusia. Sementara, Jaringan
Pemimpin Eropa, ELN, mencatat lebih dari 40 insiden
militer yang hampir pecah antara Rusia dan Barat
dalam delapan bulan di bulan Maret dan Oktober
tahun lalu. Tiga di antaranya masuk dalam kategori
“berisiko tinggi” yang bisa berujung pada konfrontasi
militer Rusia dan Barat. Salah satunya adalah saat jet
tempur Rusia dan pesawat penumpang Swedia yang
membawa 132 orang hampir bertabrakan.
November lalu, NATO mengatakan telah
mengintersepsi jet Moskow yang mencoba memasuki
wilayah negara anggota mereka lebih dari 400 kali
pada 2014, jumlah ini meningkat 50 persen dibanding
tahun sebelumnya. Menurut Sekretaris Jenderal
NATO Jens Stoltenberg saat itu, tindakan ini persis
seperti yang dilakukan Rusia di era Perang Dingin.
Tahun 2014 lalu, NATO melakukan penyadapan
terhadap lebih dari 100 pesawat Rusia, sekitar tiga
kali lebih banyak dari 2013, di tengah meningkatnya
ketegangan antara Barat dan Moskow terkait krisis
Ukraina.
Sebelumnya, jet tempur Typhoon Inggris
mengintersepsi dua pesawat pengebom Bear Rusia
yang terbang di wilayah udara Ingris. Pesawatpesawat Rusia itu terdeteksi terbang di atas Channel,
selatan Inggris, pada Rabu (28/1) dan Typhoon yang
diluncurkan dari Angkatan Udara Kerajaan Inggris
(RAF) yang berbasis di Lossiemouth di Skotlandia dan
Coningsby di Inggris timur. Kementerian Pertahanan
Inggris (MoD) menginformasikan hal ini pada Kamis
(29/1). “Pesawat-pesawat Rusia dikawal oleh RAF
sampai mereka keluar dari wilayah Inggris. Dalam
waktu yang sangat singkat setelah pesawat Rusia
masuk ke wilayah Inggris,” kata jubir mereka dalam
sebuah pernyataan.8
Elizabeth Quintana, seorang peneliti senior
di lembaga think-tank pertahanan Royal United
Services Institute mengatakan, insiden pada Rabu
itu tidak biasa dan bisa dikaitkan dengan dimulainya
penyelidikan terhadap kematian kritikus Kremlin
dan mantan mata-mata KGB Alexander Litvinenko
sembilan tahun yang lalu di London. “Biasanya
pesawat Bear Rusia datang melewati Norwegia dan ke
bawah Laut Utara,” katanya kepada surat kabar Daily
Mail. “Penerbangan setiap pesawat militer di atau
dekat wilayah udara negara lain bisa memberikan
Kurang dari dua bulan kemudian, dua jet tempur
RAF kembali mengintersepsi dua jet tempur Rusia
yang mencoba memasuki wilayah mereka. Peristiwa
6 h t t p : / / w w w . c n n i n d o n e s i a . c o m /
internasional/20150325191254-106-41908/antisipasi-invasi-rusiapemuda-latvia-dilatih-militer/
7 h t t p : / / w w w . c n n i n d o n e s i a . c o m /
internasional/20150319110257-134-40266/nato-intersepsipesawat-rusia/
8 h t t p : / / w w w . c n n i n d o n e s i a . c o m /
internasional/20150129162335-134-28349/jet-tempur-inggrisintersepsi-pesawat-pengebom-rusia/
9 h t t p : / / w w w . c n n i n d o n e s i a . c o m /
internasional/20150220063915-134-33454/jet-inggris-intersepsiarmada-tempur-rusia/
23
Laporan Bulanan
SYAMINA
sinyal ketidaksenangan atau yang terburuk, agresi,”
kata Quintana.
XVIII/Maret-April 2015
melalui pesan, artikel, opini, data, infografis yang juga
meliputi materi dalam bahasa Rusia”. Staff unit ini
akan terdiri dari pegawai badan-badan Uni Eropa dan
ditambah sejumlah pakar dari 28 negara anggotanya.
Perang Propaganda
Uni Eropa sudah sejak lama memberi bantuan
pada media di wilayah itu, seperti bantuan dana
dan teknis untuk mendukung program-program
keragaman budaya dan liputan masalah-masalah Uni
Eropa. Kini, badan itu berupaya menyatukan bantuan
itu dengan upaya melawan pengaruh Rusia. “Kami
mungkin akan meminta balasan yang lebih besar
dari investasi kami itu,” ujar seorang pejabat Uni
Eropa yang terlibat dalam persiapan rencana perang
propaganda itu.
Saat ini Uni Eropa mulai melancarkan operasi
pertama propaganda perang baru dengan Rusia
setelah para pemimpin kelompok ini menyetujui
rencana perang propaganda dalam pertemuan
puncak mereka. Para pejabat mengatakan kepada kantor berita
Reuters bahwa selusin pakar hubungan masyarakat
dan komunikasi akan mulai bekerja pada akhir Maret
di Brussels, dengan tugas utama melawan perilaku
yang dianggap Uni Eropa sebagai penyebaran
informasi yang salah terkait peran Moskow dan tujuan
negara itu di Ukraina dan wilayah Eropa lain.
Dana Abadi Eropa bagi Demokrasi, EED, yang
mempromosikan perkembangan demokrasi di
wilayah dekat Uni Eropa akan mengajukan usulan
terkait masalah-masalah media dalam pertemuan
puncak di Latvia pada 21-22 Mei, ketika para
pemimpin Uni Eropa bertemu dengan pemimpin
Ukraina dan sejumlah negara bekas Uni Soviet.
Ketua Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Frederica
Mogherini menginginkan tahap pertama perang
propaganda ini selesai pada Juni, dan akan meliputi
upaya memproduksi dan menyebarkan programprogram penyiaran berbahasa Rusia, terutama untuk
warga keturunan Rusia yang tinggal di bekas negaranegara Uni Soviet. Masyarakat keturunan Rusia ini
sekarang sangat tergantung pada media penyiaran
milik pemerintah Rusia yang memiliki anggaran
produksi lebih besar dibandingkan stasiun televisi
setempat.
Direktur EED Jerzy Pomianowski mengatakan
satu opsi yang sedang dipelajari adalah “integrasi
dan kerjasama lebih besar” di antara media-media
berbahasa Rusia di negara-negara yang berbatasan
dengan Rusia untuk berbagi berita yang bisa
berkompetisi dengan berita-berita yang didanai
Moskow.10
Para pemimpin Uni Eropa, terutama dari
negara-negara Balkan khawatir dengan cara Moskow
mempergunakan media untuk mendapat dukungan
atas pandangan dan kebijakan mereka. Propaganda
pemerintah Rusia ini menurut para pejabat Uni
Eropa memiliki anggaran yang jauh lebih besar dari
anggaran perang propaganda yang disediakan oleh
Uni Eropa.
Penutup
Melihat dinamika di atas, tidak mengherankan
jika banyak pengamat yang melihat konflik Krimea
sebagai bom waktu yang siap meledak. Bagaimana
konflik regional bisa berpotensi menjadi konflik
global yang bisa menyeret berbagai kekuatan politik,
ekonomi, dan militer global; Rusia di satu sisi dan
kubu NATO di sisi lain. Jika sampai terjadi konflik
secara terbuka, dikhawatirkan bisa menyeret kepada
Perang Dunia. (F. Irawan)
Pada Kamis (19/3), para pemimpin Uni Eropa
sepakat untuk memperluas sanksi ekonomi untuk
memaksa Rusia menghormati kesepakatan damai
Ukraina. Pernyataan tertulis yang dikeluarkan dalam
pertemuan puncak ini menyebutkan bahwa mereka
“menekankan perlunya melawan kampanye informasi
salah yang dilancarkan Rusia”, dan menugaskan
Mogherini untuk menyusun rencana yang lebih rinci
pada Juni mendatang.
Tugas utama unit baru Brussels ini adalah
“membenarkan dan memeriksa informasi yang salah”
dan mengembangkan satu pandangan Uni Eropa
10
24
http://www.euractiv.com/sections/global-europe/eu-launchesoperation-counter-russian-propaganda-313099
Laporan Bulanan
SYAMINA
XVIII/Maret-April 2015
Al-Wala’ wal Bara’
Prinsip Dasar Islam yang Hendak Dihapus
Pengantar
kesetiaan. Adapun al-bara’ adalah kebalikan dari
keduanya.
Salah satu konsep yang diperbincangkan
dalam ranah ilmiah mengenai kajian keislaman
adalah al-wala’ wal bara’. Sebagian menegasikan
bahwa konsep al-wala’ wal bara’ ada dalam tradisi
Islam, sedang sebagian lagi terlalu ektrim dalam
memahami konsep tersebut. Tulisan ini mencoba
untuk menampilkan konsep al-wala’ wal bara’
sebagaimana yang dipahami oleh para ulama yang
memiliki kapabelitas dalam tema ini.
Secara terminologi, menurut Muhammad bin
Sa’id Al-Qahthani al-wala’ adalah mendekatkan diri
pada sesuatu dan menampakkan kecintaan serta
kasih sayang kepadanya baik dengan perkataan,
perbuatan maupun dengan niat (hati).6 Pendapat
lain menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan
al-wala` adalah keselarasan (muwafaqah) antara
keinginan seorang hamba dengan Rabbnya terhadap
segala sesuatu yang dicintai-Nya dan diridaiNya, baik objek kecintaan dan keredaan tersebut
berupa ucapan, perbuatan, keyakinan, dan suatu
zat tertentu7. Sementara al-bara’ adalah menjauh,
berlepas diri dan timbul rasa permusuhan setelah
dilakukan upaya al-i’dzar (memberikan penjelasan
dengan argumentasi) dan al-indzar (peringatan)8.
Dalam ungkapan lain, al-bara’ secara istilah dapat
didefinisikan sebagai keselarasan (muwafaqah)
antara keinginan seorang hamba dengan Rabbnya
terhadap segala sesuatu yang dimurkai-Nya,
dibenci-Nya, dan tidak diredai-Nya, baik sesuatu
yang dimurkai, dibenci, dan tidak diredai tersebut
berupa ucapan, perbuatan, keyakinan, dan person
atau benda tertentu9.
Definisi
Al-wala’ wal bara’ berasal dari bahasa Arab
yang merupakan bentuk mashdar dan dibentuk
dari dua kata yaitu al-wala` dan al-bara’. Al-wala’
secara etimologi mengandung beberapa arti,
diantaranya yaitu: al-mahabbah (mencintai), annushrah (pertolongan), al-ittiba’ (mengikuti), dan
al-qurb wad-dunuww (kedekatan)1. Jika arti-arti
kebahasaan itu direnungkan, maka arti kebahasaan
itu semuanya akan kembali pada an-nushrah wal
mahabbah (pertolongan dan kecintaan)2. Pendapat
lain menyebutkan bahwa arti dasar dari al-wala’
adalah al-mahabbah (kecintaan) dan al-qurb
(kedekatan)3. Adapun al-bara’ mengandung arti attalakhkhush (membebaskan atau melepaskan), attanazzuh (suci atau bersih), at-taba’ud (menjauhi),
dan a’dzara (mengajukan alasan), serta andzara
(memperingatkan)4. Arti al-bara’ pada dasarnya
adalah kembali pada makna al-bughdhu (kebencian)
dan al-bu’du (menjauhi).5 Singkatnya, para ulama
cenderung memaknai al-wala’ secara bahasa dengan
kecintaan dan pertolongan atau sikap loyalitas dan
1
2
3
4
5
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan
bahwa prinsip al-wala’ wal bara’ adalah keselarasan
(muwafaqah) antara keinginan seorang hamba
dengan Rabbnya terhadap segala sesuatu; baik
yang dicintai-Nya dan diredai-Nya atau pun yang
dimurkai-Nya dan dibenci-Nya; baik sesuatu
tersebut berupa ucapan, perbuatan, keyakinan, dan
terhadap person atau benda tertentu. Oleh itu, ada
empat hal yang dijadikan objek dalam pembahasan
al-wala’ wal bara’, yaitu:
Lihat Ibnu Manzhur Muhammad bin Mukarram, Lisanul ‘Arab,
(Beirut: Dar Shadir, 1414 H), jld. 15, hlm. 407-411.
Lihat Al-Qahthani Muhammad bin Sa’id, Al-Wala’ wal Bara’ fil
Islam, (Kairo: Al-Fathu lil I’lamil ‘Arabi, 1417 H), hlm. 87.
Lihat Ibnu Taimiyah Ahmad bin Abdul Halim, Al-Furqan Baina
Auliya`ur Rahman wa Auliya`usy Syaithan, (Damaskus: Maktabah
Darul Bayan, 1985), hlm. 9.
Lihat Ibnu Manzhur, Lisanul ‘Arab, jld. , hlm. 33.
Ibnu Taimiyah, Al-Furqan Baina Auliya`ur Rahman wa Auliya`usy
Syaithan, hlm. 9.
6
7
8
9
25
Lihat Al-Qahthani, Al-Wala’ wal Bara’ fil Islam, hlm. 90. Menukil
dari Nu’aim Yasin, Kitabul Iman, hlm. 145
Lihat Al-Buraikan Ibrahim bin Muhammad, Al-Madkhal li Dirasatil
‘Aqidah Al-Islamiyyah ‘Ala Madzhabi Ahlis Sunnah wal Jama’ah,
(Riyadh: Dar Ibnul Qayyim, 2003), hlm. 224.
Lihat Al-Qahthani, Al-Wala’ wal Bara’ fil Islam, hlm. 90.
Lihat Al-Buraikan, Al-Madkhal li Dirasatil ‘Aqidah Al-Islamiyyah
‘Ala Madzhabi Ahlis Sunnah wal Jama’ah, hlm. 225.
Laporan Bulanan
SYAMINA
1. Ucapan, seperti dzikir yang merupakan ucapan
yang dicintai Allah, dan laknat yang merupakan
kebalikannya.
“Wahai orang-orang beriman! Janganlah kamu
mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani
sebagai
pemimpin-pemimpin
–auliya`-(mu);
sebagian mereka adalah adalah pemimpin bagi
sebagian yang lain. Barang siapa diantara kamu
yang mengambil mereka menjadi pemimpin, maka
sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.
Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang zalim.”13
2. Perbuatan, seperti shalat, zakat, shaum sebagai
sesuatu yang dicintai Allah, dan perbuatan riba,
zina, meminum khamar dan sebagainya sebagai
sesuatu yang dimurkai-Nya.
3. Keyakinan, seperti iman dan tauhid sebagai
sesuatu yang diredai Allah, dan syirik dan
kekufuran sebagai sesuatu yang sebaliknya.
Ayat ini merupakan larangan untuk berwala’
pada Ahli Kitab secara khusus dan juga larangan
untuk berwala’ pada orang-orang kafir secara
khusus.14
4. Person tertentu, seperti orang beriman dan
bertauhid sebagai orang yang dicintai Allah,
dan orang kafir, musyrik, dan munafik sebagai
person yang dimurkai-Nya.10
Bahkan Allah melarang orang-orang beriman
untuk berwala’ kepada orang-orang kafir meskipun
mereka adalah orang yang paling dekat nasabnya15.
Allah k berfirman,
Argumentasi dari Al-Qur`an dan Hadits
‘Isham bin Abdullah As-Sanani -salah seorang
profesor di Fakultas Syariah dan Ushuluddin di
Universitas Al-Qushaim, Saudi Arabia- menyebutkan
bahwa diantara prinsip keyakinan akidah Islam yaitu
wajibnya seorang Muslim yang konsisten terhadap
kalimat tauhid untuk berwala’ pada sesama orangorang yang bertauhid, dan memusuhi orang-orang
yang memusuhi tauhid tersebut. Hal ini merupakan
diantara inti ajaran yang disampaikan oleh Nabi
Ibrahim yang diperintahkan Allah untuk diikuti dan
dijadikan teladan bagi setiap Muslim11. Sebagaimana
yang tercantum dalam firman Allah k,
“Wahai orang-orang beriman! Janganlah kamu
jadikan bapak-bapak dan saudara-saudarmu
pemimpin-pemimpin –auliya`- mu, jika mereka
lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan,
dan siapa diantara kamu yang menjadikan mereka
pemimpin-pemimpin –auliya`- mu, maka mereka
itulah orang-orang yang zalim.”16
Sebagaimana
Allah
k
melarang
(mengharamkan) seorang Muslim untuk berwala`
pada orang-orang kafir, sebaliknya Allah k
memerintahkan dan mewajibkan kepada mereka
untuk berwala’ kepada orang-orang beriman, serta
mencintai, nenolong, dan membela mereka17. Allah
berfirman,
“Sesungguhnya telah ada suri teladan yang
baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang
bersama dengannya; ketika mereka berkata kepada
kaum mereka, ‘Sesungguhnyakami berlepas diri
dari kamu dan dari dari apa yang kamu sembah
selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah
nyata antara kami dan kamu permusuhan dan
kebencian buat selama-lamanya sampai kamu
beriman kepada Allah saja’...”12
“Sesungguhnya penolong –wali- kamu hanyalah
Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang beriman, yang
mendirikan shalat dan menunaikan zakat seraya
mereka tunduk (kepada Allah).”18
“Sesungguhnya suadara orang-orang yang
beriman hanyalah orang-orang yang beriman.”19
Prinsip al-wala’ wal bara’ juga merupakan
ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad n
dan diperintahkan Allah k untuk umatnya,
sebagaimana yang tercantum dalam firman-Nya,
Selain argumentasi dari Al-Qur`an, al-wala’
wal bara’ juga didasarkan pada argumentasi AsSunnah, antara lain sabda Nabi n, “Sesungguhnya
cabang keimanan yang paling pokok adalah kamu
13 QS. Al-Ma`idah: 51
14 As-Sanani ‘Isham bin Abdullah, Muktashar Haqiqatul Wala’ wal
Bara’ fil Kitabi was Sunnah, hlm. 9. http://www.saaid.net/book/
open.php?cat=1&book=5788
15Ibid.
16 QS. At-Taubah: 23
17Ibid.
18 QS. Al-Maidah: 55.
19 QS. Al-Hujurat: 10.
10Ibid.
11 As-Sanani ‘Isham bin Abdullah, Muktashar Haqiqatul Wala’ wal
Bara’ fil Kitabi was Sunnah, hlm. 8. http://www.saaid.net/
12
XVIII/Maret-April 2015
book/open.php?cat=1&book=5788
QS. Al-Mumtahanah: 4
26
Laporan Bulanan
SYAMINA
XVIII/Maret-April 2015
mencintai sesuatu karena Allah k dan membenci
juga karena Allah k.”20
oleh Allah, sebagaimana ia membenci jika
dilemparkan ke dalam neraka.”25
Rasulullah n juga bersabda, “Janganlah kalian
tinggal bersama orang-orang musyrik, jangan pula
bergabung dengan mereka. Barang siapa tinggal
dan bergabung bersama mereka, dia bagian dari
mereka.”21
4. Al-wala` wal bara` merupakan dasar jalinan
interaksi dalam masyarakat Muslim. Rasulullah
n bersabda, “Tidak sempurna keimanan
salah seorang diantara kalian hingga ia
mencintai (suatu kebaikan) untuk saudaranya,
sebagaimana ia mencintai (suatu kebaikan)
untuk dirinya.26” Dan firman Allah k,
“Sesungguhnya saudara orang-orang yang
beriman hanyalah orang-orang yang beriman.”27
Kedudukan Al-Wala’ dan Al-Bara’ dalam Islam
Akidah al-wala’ wal bara’ dalam Islam
berhubungan dengan wujud keislaman. Al-wala’
wal bara’ merupakan akidah, keyakinan, bahkan
tuntutan dari kalimat tauhid La ilaha illallah.
Akidah al-wala’ wal bara’ mempunyai kedudukan
tinggi yang terkait dengan dasar-dasar keimanan.
Kadudukan al-wala` wal bara` yang penting tersebut
dapat dijelaskan dalam poin-poin berikut22:
5. Mencintai karena Allah akan mendapatkan
pahala yang besar. Rasulullah n bersabda,
“Orang-orang yang saling mencintai (karena
Allah) akan berada di mimbar-mimbar dari
cahaya di bawah naungan ‘Arsy pada hari tidak
ada naungan selain naungan-Nya.”28 Dan juga
sabda beliau, “Ada tujuh kelompok manusia
yang akan dinaungi Allah pada hari tidak
naungan kecuali naungan-Nya” diantaranya
yaitu “Dua orang yang saling mencitai kerana
Allah; keduanya bertemu karena-Nya dan
berpisah juga karena-Nya.”29
1. Al-wala wal bara’ merupakan bagian dari makna
syahadat ‘La ilaha illallah.’ Makna ‘La ilaha
illallah’ adalah bentuk al-bara’ (berlepas diri)
dari setiap yang diibadahi selain Allah. Allah
k berfirman, “Dan sesungguhnya Kami telah
mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan), ‘Sembahlah Allah (saja), dan
jauhilah taghut... .”23 Makna thaghut adalah
setiap yang disembah selain Allah k.
6. Syariat memerintahkan untuk mendahulukan
ikatan al-wala` wal bara` bahkan atas ikatan
nasab. Allah berfirman, “Katakanlah, ‘Jika
bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara,
istri-istri kamu, keluarga-keluargamu, harta
kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan
yang kamu khawatirkan kerugiaannya, dan
rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai
adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan
Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya,
maka tunggulah sampai Allah mendatangkan
keputusan-Nya.’ Dan Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang fasik.”30
2. Al-wala` wal bara` merupakan ikatan keimanan
yang paling kokoh. Hal ini ditegaskan oleh sabda
Rasulullah n, “Sungguh katan keimanan yang
paling kokoh adalah kamu mencintai karena
Allah dan membenci karena Allah.”24
3. Mengamalkan al-wala’ wal bara’ merupakan
sebab seorang Muslim mendapatkan kemanisan
iman dan keteguhan keyakinan di dalam hatinya.
Sebagaimana yang disabdakan Rasulullah n,
“Ada tiga perkara yang jika seseorang dapatkan
(dalam dirinya) maka ia akan mendapatkan
kemanisan iman: (1) lebih mencintai Allah
dan Rasul-Nya dibanding (kecintaan) kepada
selainnya, (2) mencintai seseorang hanya
kerena Allah, dan (3) membenci kembali kepada
kekafiran (murtad) setelah diselamatkan
7. Dengan merealisasikan akidah al-wala` wal
bara` seorang Muslim akan mendapat derajat
sebagai wali Allah (walayatullah). Hal ini
sebagaimana pendapat Ibnu ‘Abbas a, “Barang
siapa yang mencintai karena Allah, membenci
karena Allah, dan berwala`(berteman) karena
25
20HR. HR. Ahmad no. 17793.
21 HR. al-Hakim 2/141-142, dari Samurah bin Jundub a
22 Lihat Al-Buraikan, Al-Madkhal li Dirasatil ‘Aqidah Al-Islamiyyah
‘Ala Madzhabi Ahlis Sunnah wal Jama’ah, hlm. 225-227.
23 Qs. An-Nahl: 36.
24 HR Ahmad, no. 18524,
26
27
28
29
30
27
HR. Al-Bukhari, no. 16, 21, 6941, dan Muslim no. 43, dari sahabat
Anas bin Malik.
HR. Al-Bukhari, no. 13 dan Muslim, no. 45.
QS. Al-Hujurat: 10.
HR. Ahmad, no. 22064.
HR. Al-Bukhari, no. 660 , 1423, dan 6806, dan Muslim, no. 1031.
QS At-Taubah: 24.
Laporan Bulanan
SYAMINA
Allah, serta bermusuhan karena Allah, maka
sungguh walayatullah (menjadi wali Allah)
hanya dapat diperoleh dengan hal itu.”31
XVIII/Maret-April 2015
pada dasar adalah cinta, sementara al-bara’ adalah
benci, yang keduanya merupakan suatu yang berada
di dalam hati. Namun kemudian dari hati tersebut
lahirlah perbuatan-perbuatan konkrit yang berperan
dalam mengimplementasikan kebenaran cinta atau
mendustakaannya, dan menguatkan al-bara` atau
malah membatalkan klaimnya.
8. Akidah al-wala` wal bara` merupakan
hubungan abadi antara manusia, bahkan hingga
hari kiamat. Allah k berfirman, “(Yaitu) ketika
orang-orang yang diikuti berlepas tangan dari
orang-orang yang mengikuti, dan mereka melihat
azab, dan (ketika) segala hubungan antara
mereka terputus.”32 Ibnu Abbas a menjelaskan
bahwa yang dimaksud dengan ‘segala hubungan
antara mereka terputus’ adalah hubungan yang
didasarkan pada kecintaan.
Muhammad bin Sa’id Al-Qahthani menyebutkan
beberapa konsekuensi dari al-wala` wal bara- yang
merupakan bentuk riil dari cinta dan benci karena
Allah tersebut.34
a. Hak Sesama Musim
Kecintaan karena Allah adalah jalinan agung
yang mempertemukan seluruh orang-orang yang
beriman. Di atas jalinan dan hubungan inilah
terbangun hak antar sesama Muslim. Hak-hak
itu berjumlah sangat banyak, yang terpenting
diantaranya adalah : al-mawaddah (kasih sayang),
an-nushrah (pertolongan).
9. Al-wala` wal bara` merupakan salah satu syarat
keabsaahan ikrar syahadat seorang Muslim saat
ia memeluk Islam. Ini karena diantara syarat
keabsahan ikrar syahadat adalah mencintai
kalimat syahadat tersebut dan juga mencintai
makna dan konsekuensi dari syahadat, yaitu
mencintai orang-orang yang mengikrarkannya
dan mendoakan kebaikan untuk mereka, serta
membenci segala sesuatu yang berlawanan
dengan makna dan konsekuensi syahadat.
Al-Mawaddah (kasih sayang) adalah hak yang
harus diberikan hanya kepada orang-orang yang
beriman. Hak ini tidak boleh diberikan kepada orangorang kafir, munafik, dan fasik. Diantara bentuk
kasih sayang tersebuk adalah hendaklah seorang
Muslim mencintai saudara Muslimnya sebagaimana
ia mencintai dirinya sendiri.
10. Seorang Muslim yang mencintai selain Allah dan
selain agama yang telah diredai-Nya (Islam),
membenci Allah, agama-Nya, dan pemeluk
agama-Nya, maka dia telah kafir, keluar dari
Islam.
Demikian juga dengan an-nushrah. An-Nushrah
(menolong atau pertolongan) adalah konsekuensi
persaudaraan seiman atas seorang Muslim kepada
Muslim lainnya, apa pun jenisnya, di mana pun
tempat tinggalnya, dan apa pun warna kulitnya.
Seorang Muslim harus menolong saudaranya
dengan jiwa dan hartanya, serta melindungi
kehormatannya. Oleh karena itu, terdapat ancaman
kepada siapa saja yang meninggalkannya padahal ia
mampu melaksanakannya.
11. Al-wala` wal bara` merupakan diantara
penyempurna keimanan seorang Muslim.
Dalam sebuah hadits dijelaskan, “Barang siapa
yang mencintai karena Allah, membenci karena
Allah, memberi karena Allah, tidak memberi
karena Allah, maka sungguh iman (nya) telah
sempurna.”33
Konsekuensi Wala’ wal Bara’
Rasulullah n bersabda, “Tidaklah seorang
menelantarkan seorang Muslim lainnya di suatu
tempat yang kehormatannya dilanggar dan haknya
dirampas, melainkan Allah akan menelantarkannya
di suatu tempat yang Allah menyukai untuk
menolongnya. Dan tidaklah seseorang menolong
Muslim lainnya di suatu tempat yang kehormatannya
dilanggar dan haknya dirampas, kecuali Allah akan
Pada dasarnya prinsip al-wala’ wal bara’
merupakan keyakinan yang berada di dalam hati
setiap Muslim, yaitu memberikan wala’nya hanya
kepada Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang beriman,
dan memberikan bara’nya kepada kekufuran,
kemunafikan, kefasikan dan kemaksiaan. Al-wala`
31
Abdullah bin Mubarak, Az-Zuhdu war Raqa`iq, (Beirut: Darul Kutub
Al-‘Ilmiyyah, tt ), jld. 1, hlm. 120.
32 Qs. Al-Baqarah: 166
33 HR. Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jamul Ausath, (Kairo: Darul
Haramain, tt), jld. 9, hlm. 41.
34
28
Lihat Al-Qahthani, Al-Wala’ wal Bara’ fil Islam, hlm. 261-345.
Laporan Bulanan
SYAMINA
XVIII/Maret-April 2015
zz Tinggal di Negeri Kafir
menolongnya di suatu tempat yang mana Allah suka
menolongnya.”35
Mengingat Islam adalah agama yang mulia
dan agama yang kuat, Islam tidak menginginkan
pemeluknya tunduk kepada orang-orang kafir.
Oleh karena itu, Islam melarang umat Islam
tinggal di tengah-tengah masyarakat non-Muslim.
Sebab, tinggal bersama mereka akan mengesankan
persatuan dengan mereka; mengindikasikan
kelemahan; menjadikan jiwa lemah; menurunkan
moral; dan menyebabkan seseorang bersikap yang
pada akhirnya mengikuti agama mereka.
Dalam masyarakat Islam, setiap Muslim adalah
anggota dari masyarakat tersebut. Ia bekerja dan
berperan layaknya anggota dari berbagai anggota
badan. Bilamana ada salah satu anggota badan yang
sakit atau tidak bisa beraktivitas, maka yang lainnya
akan terpengaruhi olehnya. Hal ini sebagaimana
yang digambarkan oleh Nabi n, “Orang Mukmin
bagi Mukmin lainnya laiknya satu bangunan,
sebagiannya menguatkan sebagian lainnya.”36
Terwujudnya pertolongan ini bisa melalui
berbagai hal, seperti: membela saudara se-Islam,
mengalahkan kekuatan orang-orang yang zalim,
memberikan harta kepadanya untuk menjadikannya
mulia dan tercukupi kebutuhannya, mencegah
orang-orang jahat yang hendak menghina
kehormatan dan kemuliaan umat Islam, mendoakan
saudara Muslim tanpa sepengetahuannya agar
mendapatkan pertolongan dan perlindungan serta
tetap lurus langkahnya, mengikuti berita-berita umat
Islam di berbagai belahan dunia dan mencermati
kondisi mereka, lalu berusaha membantu dan
menguatkan mereka semampunya. Semua perkara
di atas akan bisa mewujudkan al-wala`seseorang
kepada suadara-saudaranya se-Islam, dan akan
menjadikannya sebagai anggota masyarakat yang
aktif dan saleh dalam komunitas masyarakat Islam.
Islam menginginkan diri seorang Muslim
selalu dipenuhi kemuliaaan dan kekuatan, dan
menjadi orang yang diikuti bukan mengikuti. Islam
juga menginginkan seorang Muslim memiliki
kekuasaan yang di atasnya tidak ada lagi kekuasaan
selain kekuasaan Allah. Oleh sebab itu, Islam
mengharamkan seorang Muslim tinggal di negeri
yang tidak dikuasai oleh Islam, kecuali jika ia
mampu menampakkan keislamannya dan bisa
beramal sesuai dengan tuntutan akidah tanpa
mengkhawatirkan dirinya terkena fitnah. Jika tidak
mampu, maka ia harus hijrah, meninggalkan negeri
itu ke negeri yang dikuasai oleh Islam. Jika ia tidak
mau melakukan itu maka Islam berlepas diri darinya
selagi ia mampu untuk berhijrah.
b. Hijrah
Pertama, tinggal bersama mereka karena
keinginan dan pilihannya untuk berteman dengan
orang-orang kafir. Bahkan ia rela dengan agama
mereka, menyanjung-nyanjung mereka, rela bila
mereka mencela kaum Muslimin, atau malah
membantu mereka dalam mengalahkan kaum
Muslimin dengan jiwa, harta dan lisannya. Hukum
orang seperti ini adalah kafir.
Ulama membagi orang-orang yang tinggal di
negeri kafir menjadi tiga golongan.37
Hijrah sangat erat kaitannya dengan al-wala` wal
bara`, bahkan merupakan tuntutan dan konsekuensi
al-wala` wal bara` yang terpenting. Sementara
pembahasan yang paling mendasar pada tema hijrah
adalah persoalan menetap dan tinggal di negeri kafir,
dan hijrah dari negeri kafir ke negeri Islam. Negeri
kafir (darul kufr) yaitu negeri yang dikuasai oleh
orang-orang kafir, hukum yang berlaku di dalamnya
adalah hukum kafir dan pelaksana hukumnya juga
orang kafir. Sebaliknya, negeri Islam (darul islam)
adalah negeri yang dikuasai oleh orang-orang Islam,
hukum ynag diberlakukan adalah hukum Islam
dan pelaksana hukumnya adalah juga orang-orang
Islam, meskipun kebanyakan penduduknya adalah
orang-orang kafir.
35
36
Kedua, tinggal bersama-sama mereka demi
mempertahankan harta, anak keturunan, atau
negeri tempat tinggal. Sementara itu, dia tidak
mau menampakkan agamanya padahal ia mampu
hijrah. Di sisi lain, ia tidak membantu mereka dalam
memerangi umat Islam, baik dengan jiwa, harta,
dan lisan. Ia juga tidak berwala` kepada mereka,
baik dengan hati maupun lisannya. Orang seperti
ini tidak dihukum kafir hanya kerena mereka
tinggal bersama-sama orang kafir, namun para
HR. Abu Daud, no. 4884.
HR. Al-Bukhari, no. 6026, dan Muslim, no. 2585.
37
29
Lihat Al-Qahthani, Al-Wala’ wal Bara’ fil Islam, hlm. 273-280.
Laporan Bulanan
SYAMINA
ulama berpendapat bahwa orang seperti itu telah
melakukan kemaksiatan kerena tidak mau berhijrah
meskipun batin mereka membenci orang-orang
kafir.
XVIII/Maret-April 2015
3. Keluar dari daerah yang dipenuhi barang-barang
haram. Mengingat mencari barang yang halal
adalah wajib atas setiap Muslim.
4. Lari menghindar dari penyiksaan fisik. Hal ini
merupakan rukhshah (keringanan) dari Allah.
Artinya, jika seseorang mengkhawatirkan dirinya
di suatu tempat, maka Allah mengizinkannya
untuk keluar dari daerah tersebut untuk
menyelamatkan diri dari bahaya yang tengah
mengancamnya.
Ketiga, tinggal di tengah-tengah orang kafir,
namun mereka bisa menampakkan agamanya
dan bara`nya terhadap orang-orang kafir dan
perbuatannya, juga menyatakan dengan terangterangan bara’nya terhadap mereka dan menyatakan
bahwa mereka tidak berada di atas kebenaran, tetapi
di atas kebatilan. Atau tinggal bersama-sama mereka
karena kondisi lemah (tertindas). Mereka tersebut
diperbolehkan dan tidak berdosa tinggal bersamasama orang kafir serta tidak diwajibkan untuk
berhijrah.
5. Takut terjangkit penyakit karena tidak cocok
tinggal di suatu daerah (negara) yang cuacanya
tidak sehat. Keluar dari daerah seperti ini ke
daerah yang lebih bersih, hukumnya boleh.
Namun tidak termasuk dalam kategori ini, keluar
dari daerah yang terserang tha’un (wabah),
sebagaimana yang disebutkan dalam hadits
Nabi n.
zz Hijrah dari Negeri Kafir ke Negeri Islam
Hijrah memiliki kedudkan yang sangat agung
dan merupakan perkara yang amat besar. Kerena
hijrah adalah cabang dari al-wala` wal bara`. Hijrah
bahkan merupakan tugas dan konsekuensi al-wala`
wal bara` yang paling nyata.
6. Meninggalkan
suatu
wilayah
karena
khawatir hartanya akan di rampas. Karena
kehormatan harta seorang Muslim itu sama
dengan kehormatan darahnya, demikian juga
keluarganya, atau bahkan itu lebih kuat lagi.
Dalam konsep Islam, hijrah memiliki pengertian
yang universal, tidak sebatas perpindahan dari
negeri kafir ke negeri Islam atau hijrah jasmani
saja, tetapi juga mencakup hijrah kepada Allah dan
Rasul-Nya. Maksud dari berhijrah kepada Allah dan
Rasul-Nya adalah seseorang berhijrah (berpindah)
dengan hatinya dari mencintai selain Allah ke
mencintai Allah saja; dari beribadah kepada selainNya ke ibadah kepada Allah semata; dari rasa takut,
mengharap dan bertawakal kepada selain Allah, ke
rasa takut, mengharap dan tawakal kepada Allah;
dari berdoa, memohon, tunduk dan merendahkan
diri kepada selain Allah, ke berdoa, memohon,
tunduk dan merendahkan diri hanya kepada Allah.
c. Jihad Fi Sabilillah
Jihad fi sabillah termasuk tuntutan al-wala`
wal bara` yang paling penting, karena ia berperan
sebagai pembeda antara kebenaran dan kebatilan,
dan antara hizbullah dan hizbusy syaithan.
Secara etimologi, jihad bermaksa masyaqqah
(kesulitan dan kepayahan). Adapun makna jihad
menurut terminologi syariat adalah mengerahkan
kesungguhan dalam memerangi orang kafir. Kata
ini juga digunakan untuk bermujahadah dalam
memerangi nafsu, setan, dan orang-orang fasik.
Dalam biografi Nabi n dapat ditemukan bahwa
jihad merupakan langkah lanjutan setelah hijrah,
yang menunjukkan urgensinya dalam agama. Dan
menyambut panggilan jihad fi sabilillah merupakan
bentuk pengorbanan di jalan Allah.
Adapun berkaitan dengan hijrah jasmani
(anggota badan), maka hijrah dapat dibagi menjadi
beberapa macam, yaitu:
1. Hijrah dari negeri kafir yang memberangi Islam
(darul harbi) ke negeri Islam. Hijrah jenis ini
telah diwajibkan sejak masa Nabi n dan akan
tetap wajib hukumnya hingga hari kiamat.
Islam memerintahkan umatnya berdakwah
kepada segenap manusia untuk menauhidkan
Allah. Jika mereka menerima seruan ini, maka inilah
maksud di utusnya para Nabi n dan disampaikannya
risalah Islam. Namun, jika mereka menolak, maka
jihad melawan mereka harus ditegakkan.
2. Keluar dari daerah bid’ah. Imam Malik berkata,
“Seorang Muslim tidak halal tinggal di suatu
daerah yang di dalamnya orang-orang salaf di
cela.”
30
Laporan Bulanan
SYAMINA
Islam memulai langkah dari dakwah kepada
manusia dan ber-mujadalah (adu argumentasi)
dengan mereka melalui cara yang terbaik. Apabila
hujah (argumentasi) telah disampaikan kepada
mereka namun mereka tetap menolak dakwah
tersebut atau bahkan memusuhinya, maka mereka
wajib diperangi. Dan bila di sana ada kekuasaan
dan para taghut yang menolak tersampaikannya
Islam kepada manusia, maka para thaghut ini wajib
ditumpas supaya dakwah Islam tersampaikan pada
manusia, dan inilah prinsip ‘la ikraha fid din’ (tidak
ada paksaan dalam agama).
tumbuhnya kebenaran
eksistensi mereka.
XVIII/Maret-April 2015
itu
akan
mengancam
Oleh sebab itu, jihad merupakan suatu
keharusan. Harus ada jihad dalam segala bentuknya.
Harus ada yang memulainya dari alam hati nurani,
lalu lahir dan menjelma dalam alam nyata. Harus
ada yang menghadapi kejahatan yang bersenjata
dengan kebaikan yang bersenjata. Harus ada yang
menghadapi kebatilan yang berperisaikan jumlah
pasukan dengan kebenaran yang menyandang
senjata. Jika semua itu tidak dilakukan, maka
perkaranya akan mengenaskan dan tidak seharusnya
terjadi pada orang-orang beriman. Perlu ada
pengorbanan harta dan nyawa sebagaimana yang
Allah minta kepada orang-orang yang beriman.
Maksudnya, bilamana umat Islam telah
menguasai suatu wilayah, maka mereka tidak boleh
memaksa pemeluk agama lain memeluk Islam,
tetapi mereka wajib tunduk kepada kekuasaan
Islam. Apabila mereka memeluk Islam, maka mereka
mendapatkan hak sebagaimana hak orang-orang
Islam. Jika mereka tetap memeluk agama mereka
dan ingin tetap menetap di wilayah tersebut, maka
mereka harus membayar jizyah kepada penguasa
Islam. Jika tidak, maka pedanglah yang berbicara
antara mereka dan umat Islam.
d. Memboikot Ahli Bid’ah dan Hawa Nafsu
Termasuk konsekuensi al-wala` wal bara`
adalah memboikot (hajr) ahli bid’ah dan hawa nafsu
dan berlepas diri dari keyakinan-keyakinan mereka
yang rusak serta sekte mereka yang batil. Karena
titik tolak perkara ini adalah cinta kepada Allah dan
cinta kepada segala yang Dia cintai, dan membenci
apa yang Dia benci, atau orang yang melakukan apa
yang Dia benci. Rusaknya keagamaan seseorang
itu disebabkan oleh salah satu faktor atau dua
faktor sekaligus; yaitu karena terjerumus ke dalam
keyakinan yang batil dan larut di dalamnya, atau
terjerumus ke dalam amal yang menyimpang dari
kebenaran dan menikmatinya. Pertama adalah
bid’ah, sementara yang kedua adalah mengikuti
hawa nafsu.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa
tujuan-tujuan jihad dalam Islam merupakan tujuantujuan yang tinggi lagi mulia, yaitu:
1. Menetapkan kebebasan berkeyakinan.
2. Menetapkan kebebasan dakwah Islam.
3. Menegakkan sistem Islam di bumi dan
merealisasikan kebebasan manusia. Hal ini
terwujud tatkala peribadatan hanya ditetapkan
bagi Allah semata, dan semua peribadatan
dan ketundukan mutlak pada manusia dengan
berbagai bentuknya dimusnahkan dari muka
bumi.
Ada perkataan menarik dari ulama terdahulu
berkaitan hal ini. Mereka berkata, “Waspadalah
terhadap fitnah orang alim yang fajir dan ahli ibadah
yang bodoh, karena keduanya merupakan fitnah
bagi semua orang. Sebab, yang pertama menyerupai
orang-orang yang dimurkai Allah, karena mengetahui
kebenaran namun tidak mengikutinya, dan yang
kedua menyerupai orang-orang yang tersesat, yang
beramal tanpa dasar ilmu.”
Allah Mahatahu bahwa Islam ini dibenci oleh
para thaghut. Dia Mahatahu bahwa para penguasa
akan memeranginya karena jalan Islam bukan jalan
mereka. Hal itu terjadi tidak hanya pada zaman
dahulu tetapi juga sekarang dan besok, di setiap
jengkal bumi dan lintas generasi. Allah Mahatahu
bahwa kejahatan akan berlaku congkak dan tidak
adil. Ia tidak akan membiarkan kebaikan tumbuh
bersemi, kendatipun kebaikan ini meniti jalannya
yang benar dan lurus. Sebab, tumbuhnya kebaikan
itu berdampak buruk pada kejahatan, dan karena
Sikap seorang Msulim terhadap ahlu bid’ah
dan pengikut hawa nafsu itu berbeda-beda, sesuai
dengan tingkat bid’ah yang mereka lakukan. Bila
bid’ah yang dilakukan merupakan kekufuran
dan kesyirikan, maka ia mendapatkan al-bara`
dan pemboikotan yang total, dan tidak berhak
mendapatkan al-wala` sama sekali. Bahkan ia
31
Laporan Bulanan
SYAMINA
XVIII/Maret-April 2015
keistimewaannya dan syariatnya yang agung.
Bahkan dia hendaknya memutus segala aspek yang
dapat menjatuhkan atau menjerumuskan dirinya
menjadi tidak komitmen dalam beragama atau
kemunafikan. Oleh karena itu, Islam memutus
hubungan pernikahan dari lelaki kafir, agar ia tidak
memiliki kekuasaan atas wanita Muslimah. Sebab,
Islam adalah agama yang tinggi dan tidak ada yang
lebih tinggi darinya.
mendapatkan al-bara` sebagaimana sikap al-bara`
terhadap orang kafir dan orang musyrik asli. Jika
bid’ah yang dilakukan hanya berupa kemaksiatan,
bukan kekufuran dan kesyirikan, maka hendaknya
seorang Muslim membencinya karena keburukan
yang ada padanya dan mencintainya karena
kebaikan yang ada padanya. Seorang Muslim tidak
boleh membencinya karena keburukan yang ada
padanya saja kemudian memutuskan untuk tidak
mencintainya sama sekali. Tetapi jika kebenciannya
terhadap pelaku kemaksiatan itu bisa membuat
mereka atau orang yang seperti mereka jera dan
berhenti dari kemaksiatannya, maka pemboikotan
dan kebencian itu dilakukan padanya.
Islam juga memutus hubungan pernikahan
dengan wanita kafir, jika ia merupakan sebab
berbahaya yang akan membawa seorang suami pada
kekufuuran serta anak-anak keduanya akan terdidik
di atas prinsip-prinsip kekufuran dan kesyirikan.
Tujuan Islam memutus hak waris-mewarisi antara
Muslim dan kafir adalah agar seorang Muslim terjaga
dari harta yang haram, karena pemilik harta tersebut
rela terhadap harta yang haram dan meninggalkan
syariat Islam yang halal.
Bila pelaku kemaksiatan itu tidak jera dan tidak
mau berhenti dari perbuatannya, maka dalam
kondisi seperti ini sikap yang paling membawa
kemaslahatanlah yang diambil. Karena Nabi n
hanya memboikot orang-orang yang mengetahui
bahwa pemboikotan itu efektif dan membuatnya
berhenti dari perbuatan maksiat. Beliau membiarkan
orang yang mengetahui bahwa pemboikotan itu
tidak berhasil sama sekali baginya dan beliau
menyerahkan urusan hatinya kepada Allah.
Selama sikap tolong-menolong dan saling
memberikan al-wala` antara Muslim dan kafir dalam
ruang lingkup iman telah terputus, maka hubungan
nikah dan hak saling mewarisi merupakan perkara
yang lebih patut untuk diputus. Supaya jiwa seorang
Muslim hanya menjadi milik Allah, dan supaya hidup
serta matinya seluruhnya berdiri di atas konsep dan
syariat Allah yang lurus lagi bijaksana.
e. Terputusnya Hak Waris dan Nikah antara
Muslim dan Kafir
Di antara perhatian Islam dalam membedakan
seorang Muslim dan memutus hubungan-hubungan
yang tidak dikehendaki Allah adalah dengan
memutus hak saling mewarisi antara orang Islam
dan kerabatnya yang kafir. Hal ini termasuk dalam
tuntutan dan konsekuensi al-wala` wal bara` dalam
konsep Islam.
f.
Larangan Tasyabuh (Meniru) Orang-Orang
Kafir
Agam Islam tidak hanya berusaha membedakan
orang-orang Islam dengan lainnya secara batin
saja, tapi juga dalam penampilan lahiriah secara
umum, baik individu maupun masyarakat Islam
secara umum. Oleh karena itu, larangan tasyabuh
kepada orang kafir merupakan salah satu kewajiban
dan dimaksudkan dalam Islam. sebab, tasyabuh
kepada orang kafir secara lahiriah dapat mewariskan
tasyabuh kepada mereka dalam masalah keyakinan,
membangkitkan kecintaan kepada mereka atau
menapaki jalan mereka dan menyesuaikan diri
dengan hawa nafsu mereka yang menjadikan
kehidupan seorang Muslim larut dalam mengikuti
setiap tingkah laku dan budaya mereka. Padahal,
Allah menginginkan kemuliaan dan kehormatan
bagi kaum Muslimin.
Larangan seorang wanita Muslimah untuk
menikah dengan orang kafir diturunkan setelah Nabi
n diperintahkan untuk berjihad, yaitu tepatnya
setelah peristiwa Perjanjian Hudaibiyah. Sejak itu,
tibalah waktunya pemisahan secara sempurna dan
hendaknya diyakini oleh Muslim dan Muslimah
bahwa tidak ada ikatan kecuali ikatan iman dan tidak
ada jalinan kecuali jalinan akidah serta tidak ada
pertalian kecuali melainkan pertalian dengan orangorang yang terikat dengan Allah.
Islam adalah agama kemuliaan, kehormatan dan
kekuatan yang mengangkat derajat seorang Muslim
agar dirinya tidak bergantung kepada keserakahan
yang tidak selaras dengan prinsip-prinsip Islam,
Jika diperhatikan metode Islam dalam
penanaman akidah pada generasi awalnya, maka
32
Laporan Bulanan
SYAMINA
XVIII/Maret-April 2015
akan ditemukan bahwa Islam mendidik para
pemeluknya di atas akidah dan keyakinan yang
benar dalam rentang waktu yang panjang sebelum
turunnya berbagai kewajiban. Setelah akar-akar
akidah ini menghunjam kuat dalam jiwa, barulah
kewajiban-kewajiban diperintahkan satu-persatu.
Sehingga, orang Islam dapat menapaki anak-anak
tangga pendidikan iman ini sampai ke puncak.
menyebabkan kekafiran secara sembunyi-sembunyi.
Hukum yang sama juga berlaku untuk sesuatu yang
membawa pada kekufuran secara global, padahal
tidak ada ada alasan penting yang mengharuskannya
untuk melakukan itu.
Dari sinilah datangnya larangan tasyabuh kepada
orang kafir pada periode Madinah setelah turunnya
perintah jihad demi menjaga dan melindungi
masyarakat Islam dari setiap infiltrasi dan demi
menciptakan generasi Islam yang unik. Sebagaimana
kandungan keyakinan dan akidah Islam ini unik,
maka bentuk lahiriah dan penampilannya pun juga
unik. Oleh karena itu, pemilik keyakinan dan akidah
ini seharusnya menjadi orang yang berbeda.
Perlu diperhatikan di sini adalah adanya
perbedaan al-wala’ wal bara’ dengan berinteraksi
(mu’amalah) dengan orang kafir. Muhammad bin
Sa’id al-Qahthani menyebutkan bahwa al-wala’
adalah suatu persoalan dan berinteraksi dengan
baik terhadap orang kafir adalah persoalan lain yang
berbeda.38 Perbedaan ini ditegaskan dalam firman
Allah k,
Perbedaan al-Wala’ dan Berinteraksi dengan Baik
(Mu’amalah bil Husna)
“Allah tidak melarang kamu berbuat baik
dan berlaku adil terhadap orang-orang yang
tidak memerangimu dalam urusan agama dan
tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu.
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang
berlaku adil.”39
Sebuah peradaban bukanlah sebuah bentuk
yang kosong, tapi ia adalah sebuah aktivitas
yang hidup. Pada saat seseorang mulai masuk
dan menerima bentuknya, maka ia akan mulai
mengalirkan pemikiran-pemikiran dasarnya serta
pengaruh-pengaruhnya pada seseorang, kemudian
ia akan melepas pemahaman seseorang tersebut
secara total dengan pelan-pelan tanpa disadari.
Ath-Thabari menyebutkan bahwa interpretasi
yang paling tepat dari ayat di atas adalah bahwa Allah
k tidak melarang umat Islam untuk berbuat baik
dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak
memerangi umat Islam lantaran agama mereka, apa
pun agama dan kepercayaan mereka.40
Apabila seorang Muslim mengikuti Barat dalam
berpakaian, tradisi, dan gaya hidup misalnya, maka
sesungguhnya ia telah memaksakan dirinya untuk
terpengaruh dengan peradaban Barat, apa pun
alasan yang ia kemukakan. Sebab, secara praktis
sangat mustahil mengikuti suatu peradaban asing
dalam tujuan penalaran dan karyanya, tanpa
disertai rasa kekaguman terhadap ruh peradaban
tersebut. Terlebih lagi jika seseorang sudah
terkagum dengan ruh peradaban yang bertentangan
dengan agamanya, sementara dirinya akan tetap
mempertahankan dirinya sebagai seorang Muslim
yang benar. Sesungguhnya, kecenderungan pada
peradaban asing itu timbul dari perasaan kurang
percaya diri. Tidak ada alasan lainnya.
Hal ini juga diperkuat dengan kisah Asma’ binti
Abi Bakr yang dikunjungi ibunya yang pada saat itu
masih musyrik. Asma’ lantas meminta pendapat
Rasulullah n apakah dia harus tetap berbakti dan
berbuat baik pada ibunya tersebut. Rasulullah n
pun menyuruhnya untuk tetap berbakti dan berbuat
baik pada ibunya.41
Al-Khithabi menyebutkan bahwa hubungan
dengan kerabat yang kafir tetap terjalin dalam
urusan harta atau lainnya, sebagaimana dijalinnya
hubungan dengan kerabat yang muslim. Hal ini
juga senada dengan pendapat Ibnu Hajar yang
menyatakan bahwa perbuatan baik dan menjalin
hubungan (kekerabatan) tidak mengharuskan
Tasyabuh pada umumnya menyebabkan pada
kemaksiatan atau bahkan kekufuran, atau membawa
pada keduanya secara total. Jika sesuatu yang
mengantarkan pada kekufuran dan kemaksiatan
hukumnya haram, maka tasyabuh hukumnya haram.
Sebab, syariat telah menegaskan bahwa sesuatu yang
menyebabkan kekufuran secara terang-terangan
hukumnya haram, dan demikian juga dengan yang
38 Lihat Muhammad bin Sa’id Al-Qahthani, Al-Wala’ wal Bara’ fil
Islam, h. 352.
39 QS. Al-Mumtahanah: 8.
40 Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Jami’ al-Bayan fi Ta`wil Ayy alQur`an,
41 HR. Al-Bukhari, jld. 5, h. 233, no hadits. 2620, dan Muslim, jld. 2,
h. 696, no hadits. 1003.
33
Laporan Bulanan
SYAMINA
XVIII/Maret-April 2015
adanya rasa saling mencintai dan saling menyayangi
yang dilarang Allah.42
lakukan, dan dibenci lantaran kemaksiatan yang dia
kerjakan.
Perlu ditegaskan di sini adalaah bahwa bersikap
al-bara` (berlepas diri) terhadap orang-orang kafir
bukanlah berarti menyakiti atau berbuat buruk
kepada mereka, baik dengan ucapan maupun
perbuatan. Seorang Muslim bahkan diwajibkan Islam
untuk tetap berbakti kepada kedua orang tuanya
yang masih kafir. Dan kebencian terhadap mereka
tidak menghalangi seorang suami yang Muslim
untuk bergaul dengan istrinya yang masih memeluk
agama Yahudi atau Nasrani dengan cara yang baik.
Sebagaimana hal itu tidak menghalangi seorang
Muslim untuk menunaikan sesuatu yang menjadi
hak mereka, menerima persaksian sebagian mereka
atas sebagian yang lain, dan berinteraksi yang baik
dengan mereka. Perlu digarisbawahi bahwa hukumhukum yang tersebut di atas hanya berlaku bagi
orang-orang yang kafir yang tidak memerangi Islam
(musta`man dan mu’ahid), bukan terhadap mereka
yang memerangi Islam.43
Ketiga, orang yang dibenci atau diberikan albara` secara penuh. Mereka adalah setiap orang yang
ingkar pada Allah, Malaikat-Nya, Kitab-Nya, RasulNya, hari akhir, serta tidak beriman pada qada` dan
qadar. Mengingkari kebangkitan setelah kematian,
atau meninggalkan salah satu rukun Islam yang
lima, atau menyekutukan Allah dengan selain-Nya
dan memalingkan ibadah-ibadah kepada selainNya, seperti doa, khauf, raja`, tawakkal, isti’anah,
isti’adzah, istighatsah, dll, serta mengingkari asma`
dan sifat-Nya. Mengikuti selain jalan orang-orang
Mukmin, dan mengikuti keyakinan para ahli bid’ah
dan pengikut hawa nafsu yang sesat. Demikian
juga dengan setiap orang yang melakukan sepuluh
pembatal keislaman atau salah satunya.44
Penutup
Islam telah menawarkan dan memberikan
jalan yang lurus bagi umat manusia menuju
kebahagian dan kedamaian yang hakiki. Namun,
untuk menempuh jalan yang lurus tersebut,
diperlukan kekonsistenan dan keteguhan yang
tidak menyebabkan seseorang menoleh ke kiri atau
ke kanan untuk melihat jalan yang lain. Kehidupan
Islami yang sempurna dan murni tidak akan pernah
terwujud kecuali tegak di atas pilar-pilar pengakuan
terhadap tauhid dan akidah dalam seluruh aspek
kehidupan manusia, baik personal maupun
kemasyarakatan. Dan pilar utama tauhid dan akidah
tersebut adalah cinta kepada Allah. Mencintai apa
yang dicintai-Nya dan membenci apa yang dibenciNya. Dan hal itu terwujud dalam prinsip al-wala`
wal bara` yang benar. [Ali Sadikin]
Pembagian Manusia Berdasarkan Prinsip Al-Wala` wal
Bara`
Sebagaimana disinggung sebelumnya bahwa
prinsip al-wala` wal bara` tegak di atas dasar cinta
dan benci, maka manusia dapat klasifikasikan
berdasarkan prinsip ini menjadi tiga kelompok:
Pertama, orang yang dicintai atau mendapat alwala` secara penuh. Mereka tersebut adalah setiap
orang yang beriman pada Allah dan Rasul-Nya,
dan menjalankan kewajiban-kewajiban dan pilarpilar yang telah ditetapkan Islam. Mengikhlaskan
seluruh amal, perbuatan, dan ucapannya hanya
untuk Allah, tunduk pada perintah-perintahNya dan meninggalkan larangan-larangan-Nya,
mencintai dan membenci karena Allah, serta lebih
mendahulukan perkataan Rasulullah n dibanding
perkataan dan pendapat siapa pun.
Kedua, orang yang berhak untuk dicintai
pada satu sisi, namun juga berhak untuk dibenci
pada sisi yang lain. Mereka adalah setiap Muslim
yang mencampuradukkan antara ketaatan dan
kemaksiatan. Dia dicintai karena ketaatan yang dia
42 Ibnu Hajar, Fathul Bari Syarhu Shahih Al-Bukhari, (Beirut: Darul
Ma’rifah, 1379 H), jld. 5, hlm. 234.
43Al-Buraikan, Al-Madkhal li Dirasatil ‘Aqidah Al-Islamiyyah ‘Ala
Madzhabi Ahlis Sunnah wal Jama’ah, hlm.246.
44
34
Lihat Al-Qahthani, Al-Wala` wal Bara` fil Islam, hlm. 135-136.
Download