BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profitabilitas

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Profitabilitas
Tujuan utama perusahaan ialah untuk memperoleh laba guna menjamin
kelangsungan hidup perusahaan.
Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya
dilihat dari seberapa besar laba yang dihasilkan oleh perusahaan, melainkan hal
tersebut harus dihubungkan dengan jumlah modal yang digunakan untuk
memperoleh laba yang diinginkan.
Bagi
perusahaan,
masalah
profitabilitas
dianggap
lebih
penting
dibandingkan dengan persoalan dalam menghasilkan laba, karena dengan laba
yang besar belum merupakan ukuran bahwa perusahaan telah bekerja secara
efisien.
Efisiensi itu sendiri baru dapat diketahui dan dapat dilihat dengan
membandingkan laba yang diperoleh, untuk dapat menghitung tingkat
profitabilitasnya. Dalam hal ini, yang harus diperhatikan oleh perusahaan ialah
tidak hanya bagaimana usaha dalam memperbesar laba, tetapi yang lebih penting
yaitu usaha dalam meningkatkan profitabilitasnya.
Sehubungan dengan hal
tersebut, maka perusahaan harus mengarahkan usahanya ke arus yang benar,
untuk mendapatkan titik profitabilitas yang maksimal daripada laba maksimal.
Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat profitabilitas yang dihasilkan perusahaan,
maka hal tersebut mencerminkan bahwa semakin tinggi pula efisiensi di
perusahaan tersebut.
12
13
Untuk lebih jelas, maka Riyanto (2001:35) memberikan pengertian
mengenai profitabilitas sebagai berikut: “profitabilitas perusahaan menunjukkan
perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba
tersebut. Dengan kata lain, profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan
untuk menghasilkan laba pada periode tertentu.”
Sedangkan Harahap (2011:304) dalam bukunya yang berjudul Analisis
Kritis atas Laporan Keuangan mengatakan : “profitabilitas atau disebut juga
rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui
semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjulan, kas, modal,
jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya.”
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah suatu
prestasi yang dicapai oleh perusahaan pada periode tertentu yang diperoleh
dengan menggunakan semua kemampuan, baik modal perusahaan atau aktiva
yang dimiliki oleh perusahaan itu sendiri. Cara untuk menilai profitabilitas itu
sendiri ialah tergantung kepada laba dan aktiva ataupun modal, yang mana hal
tersebut akan diperbandingkan satu dengan yang lainnya.
a) Jenis Profitabilitas
Dari pembahasan mengenai profitabilitas, maka ada beberapa jenis
profitabilitas yang sering digunakan, dan akan dibahas satu persatu, yaitu sebagai
berikut:
14
1.
Return on Assets (ROA)
ROA sering disebut sebagai nilai rentabilitas ekonomis yang
merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan
semua nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan (Sutrisno, 2000:266). ROA
sendiri dapat memberikan informasi seberapa efisien suatu perusahaan dalam
melakukan kegiatan usahanya. Rasio ROA menunujukkan kemampuan dari
jumlah modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan nilai aktiva untuk
menghasilkan keuntungan bagi semua investor (Riyanto, 2001).
Semakin
tinggi nilai ROA yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, maka akan semakin
tinggi kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Dan semakin
tinggi keuntungan yang dihasilkan perusahaan tentu akan menjadikan investor
tertarik akan nilai saham.
ROA dihitung dengan menggunakan Rumus sebagai berikut:
𝑅𝑂𝐴 =
2.
Return on Equity (ROE)
Laba Bersih
x 100%
Total Asset
Merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki, sehingga ROE dapat
dikatakan sebagai rentabilitas modal sendiri (Sutrisno, 2009:267).
ROE
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan berdasarkan modal tertentu. Semakin besar nilai ROE, maka akan
15
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang
tinggi bagi pemegang saham.
ROE dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
𝑅𝑂𝐸 =
3.
Laba Bersih
x 100%
Total Ekuitas
Net Profit Margin (NPM)
NPM menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan
laba bersih pada setiap penjualan yang dilakukan.
Karena adanya unsur
pendapatan dan biaya non-operasional maka rasio ini tidak menggambarkan
besarnya presentase keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan untuk
setiap penjualan. Rasio ini dapat diukur dengan rumus:
𝑁𝑃𝑀 =
Laba Bersih
x 100%
Penjualan
NPM yang tinggi menandakan kemampuan suatu perusahaan
menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tersebut. NPM yang
rendah menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya
tertentu.
Secara umum rasio rendah bisa menunjukkan ketidakefisienan
manajemen.
16
2.2 Pengertian Leverage
Dalam kegiatan bisnis, perusahaan sering dihadapkan dengan pengeluaran
biaya yang sifatnya tetap, yang tentu saja mengandung risiko. Berkaitan dengan
hal tersebut, pihak manajemen harus tahu mengenai leverage. Dimana Leverage
mengandung biaya tetap dalam usaha yang menghasilkan keuntungan.
Untuk lebih jelasnya, berikut pengertian leverage yang dikemukakan oleh
Riyanto (2008) adalah “Leverage dapat didefenisikan sebagai penggunaan aktiva
atau dana dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup biaya
tetap atau membayar beban tetap”.
Sedangkan Niswatin (2010) mengatakan bahwa Pembelanjaan bagi suatu
perusahaan tentunya memegang peranan yang sangat penting karena dari bidang
inilah yang akan mengelola segala masalah yang berkaitan dengan keuangan suatu
perusahaan, baik dari segi perolehannya ataupun dari segi pemanfaatan dana yang
diperoleh baik secara efektif dan efisien.
Perusahaan
dalam
keputusan
pembelanjaannya
biasanya
dapat
menggunakan sumber dana yang berupa hutang ataupun modal sendiri.
Penggunaan dari masing-masing sumber dana tersebut tentunya harus disesuaikan
dengan kebutuhan investasi, baik yang sifatnya jangka panjang maupun yang
bersifat jangka pendek.
Perencanaan atas penggunaan dana yang tepat tentunya akan dapat
dijadikan sebagai landasan bagi perusahaan untuk memperoleh keuntungan.
Karena, keuntungan disini merupakan salah satu indikator terpenting bagi
17
perusahaan sebagai satu unit ekonomi yang mampu bertanding dalam menghadapi
persaingan guna mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Perencanaan yang tepat untuk pemanfaatan modal pinjaman dari pihak
luar perusahaan itu sendiri tentunya akan membawa konsekuensi positif kepada
perusahaan dengan mempertimbangkan segala manfaat yang diperoleh dari
penggunaan modal tersebut.
Pengukuran hutang dengan menggunakan analisis financial leverage
dihitung dengan mempertimbangkan seberapa besar jumlah yang kita pinjam dari
para kreditur. Niswatin (2010), mengatakan bahwa
Jumlah hutang dalam neraca tentunya akan menunjukkan seberapa
besar modal pinjaman yang sudah digunakan dalam operasi
perusahaan. Modal pinjaman ini biasanya dapat berupa hutang
jangka pendek maupun hutang jangka panjang, tetapi karena pada
umumnya pinjaman jangka panjang ini jauh lebih besar
dibandingkan dengan hutang jangka pendek, maka perhatian atas
analisis keuangan biasanya lebih menekankan pada hutang ini saja.
Konsekuensi yang akan diterima dari modal pinjaman ialah kewajiban
untuk membayar bunga kepada pihak kreditur atas pinjaman modal, tentunya
harus didahulukan, sebelum laba dibagikan kepada para pemegang saham.
Hal
ini sudah pasti menyebabkan pihak dari para pemegang saham dan kreditur akan
memberikan perhatian utamanya kepada jumlah pinjaman perusahaan serta
kemampuan perusahaan dalam membayar pokok pinjaman dan membayar bunga
atas pinjaman, karena semakin besar pinjaman yang diperoleh, maka semakin
besar pula tingkat risiko yang akan diterima perusahaan karena tuidak mampu
untuk membayar bunga serta pinjaman pokoknya.
18
a. Pembagian Leverage
Dalam manajemen keuangan, dikenal dua macam leverage, yaitu
leverage operasi dan leverage keuangan. Penggunaan keduanya memiliki
tujuan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar dari biaya aset dan
sumber dananya. Dengan demikian, penggunaan leverage yang tepat tentu
akan meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham.
leverage juga dapat menimbulkan risiko kerugian.
Sebaliknya,
Jika perusahaan
mendapatkan keuntungan yang lebih rendah dibandingkan dengan biaya
tetapnnya maka penggunaan leverage tentu akan menurunkan keuntungan
bagi para pemegang saham.
1. Leverage Operasi (Operating leverage)
Leverage operasi yang digunakan atas penggunaan aktiva dengan
perolehan biaya tetap mempunyai harapan bahwa pendapatan atau
penerimaan yang dihasilkan oleh penggunaan atas aktiva akan cukup
untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap itu sendiri
misalnya, beban penyusutan gedung dan peralatan kantor, biaya asuransi
dan biaya-biaya lain yang muncul dari penggunaan fasilitas manajemen.
2. Leverage Keuangan (Financial leverage)
Yaitu penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan
harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar
daripada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang
tersedia bagi pemegang saham.
19
Financial leverage yang besar menunjukkan tingginya risiko
kegagalan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman sehingga investor
akan memandang hal tersebut sebagai risiko yang dapat menyebabkan
turunnya harga saham.
b. Sumber-sumber Leverage
Sumber dana leverage dapat berasal dari sumber dana internal
yaitu berupa perolehan laba ditahan dari perusahaan, dan sumber dana
ekternal yang berasal dari modal asing yaitu dapat berupa hutang kepada
supplier, hutang kepada pegawai, hutang kepada perusahaan lain, hutang
pada bank dan hutang pada investor yang berbentuk obligasi. Dan ada
juga dana yang berasal dari modal sendiri, yaitu dalam bentuk saham
preferen.
Riyanto (2008:227) mendefinisikan modal asing sebagai berikut:
Modal asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan dan sifatnya
sementara bekerja di dalam perusahaan, dan bagi perusahaan yang
bersangkutan, modal tersebut merupakan hutang, yang pada saatnya harus
dibayar kembali.
Riyanto (2008:227) juga membagi modal asing atau hutang ke
dalam tiga golongan, yaitu:
1.
Modal asing/utang jangka pendek (Short-term Debt)
Yaitu hutang yang jangka waktunya pendek (kurang
dari satu tahun). Meliputi kredit rekening koran, kredit
dari penjual, kredit dari pembeli, dan kredit wesel.
20
2.
3.
Modal asing/hutang jangka menengah (Intermediateterm Debt) Yaitu hutang yang jangka waktunya antara
satu sampai sepuluh tahun. Meliputi term loan dan lease
financing.
Modal asing/hutang jangka panjang (Long-term Debt)
Yaitu utang yang jangka waktunya lebih dari sepuluh
tahun. Meliputi pinjaman obligasi dan pinjaman hipotik.
Penggunaan dana yang berasal dari modal asing biasanya
mengharuskan perusahaan untuk membayar beban tetap yaitu berupa
bunga, dan jika perusahaan menggunakan dana yang berasal dari modal
sendiri yaitu yang berasal dari saham preferen, maka perusahaan akan
mengeluarkan beban tetap berupa dividen.
c. Ukuran Leverage
Ukuran dalam leverage ialah Degree of Financial Leverage (DFL).
DFL digunakan untuk mengukur laba operasi yang dihasilkan oleh
perusahaan kemudian akan dibandingkan dengan beban tetap (biaya
bunga) yang harus dibayar perusahaan karena adanya penggunaan hutang
(financial leverage). Lukas (2008:236), meghitung DFL sebagai berikut:
𝐷𝐹𝐿 =
𝐸𝐡𝐼𝑇
EBIT − biaya bunga
Sartono (2001:267) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki
proporsi utang dan saham preferen relatif lebih besar dalam struktur
modalnya, maka akan memiliki biaya modal tetap yang besar sehingga
Degree of Financial Leverage akan tinggi dan begitu juga sebaliknya.
21
2.3 Ukuran Perusahaan
Semakin besar ukuran dari suatu perusahaan, maka profitabilitas yang
dimiliki juga akan semakin meningkat, tetapi pada saat tertentu, ukuran
perusahaan mungkin juga akan membuat penurunan laba pada perusahaan.
Selain itu, sumber daya yang besar yang dimiliki oleh perusahaan, tentunya akan
memberikan nilai investasi yang baik untuk aktiva lancar maupun aktiva tetap
dalam memenuhi permintaan produk dari pelanggan. Hal ini justru akan
memperluas pangsa pasar. Oleh karena itu, dengan adanya sistem penjualan yang
meningkat, perusahaan tentu dapat menutup biaya yang keluar pada saat proses
produksi sedang berlangsung. Dengan begitu, laba yang dihasilkan juga akan ikut
meningkat.
2.4 Total Asset Turnover (TATO)
Ukuran terpenting dalam mengukur perputaran aset yang dimiliki suatu
perusahaan dan untuk mengukur seberapa besar jumlah penjualan yang dihasilkan
dari tiap aset yang dimiliki yaitu dengan menggunakan rasio perputaran aset atau
total asset turnover.
Total asset turnover merupakan rasio yang digunakan untuk menilai
sejauh mana efektivitas dan intensitas aset dalam menghasilkan penjualan.
Total asset turnover dapat diukur dengan membandingkan jumlah atau total
penjualan yang dihasilkan perusahaan dengan total aset perusahaan. Semakin
22
besar nilai yang dihasilkan, maka dapat dikatakan bahwa kinerja perusahaan
akan semakin baik. Semakin baik kinerja yang dihasilkan perusahaan, maka
semakin besar juga keinginan para investor atau para penanam modal untuk
memiliki saham perusahaan, ehingga memberikan pengaruh yang positif
terhadap harga saham yang ada di pasar. Ini artinya perputaran aset akan
menaikkan nilai suatu perusahaan.
2.5 Tinjauan Peneliti Terdahulu
Penelitian terhadap leverage keuangan telah dilakukan oleh beberapa
peneliti sebelumnya. Dari penelitian tersebut, terdapat beberapa hal penting dari
hasil penelitian sebelumnya yang akan menjadi dasar dalam penelitian ini.
Berikut akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu mengenai leverage
keuangan.
Penelitian Nurchanifia (2012) menguji analisis pengaruh financial
leverage terhadap nilai perusahaan pada industri makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
financial leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan pada
industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Yahya (2011) dalam penelitiannya tentang analisis pengaruh leverage
keuangan terhadap profitabilitas pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan Leverage Keuangan
(DAR)
mempunyai hubungan yang cukup kuat terhadap profitabilitas
perusahaan–perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di BEI.
23
Silaen (2010) dalam penelitiannya tentang analisis pengaruh size
perusahaan, tipe industri, basis perusahaan, profitabilitas, leverage dan likuiditas
terhadap tingkat pengungkapan sosial pada perusahaan yang go public di Bursa
Efek Indonesia.
Penelitian ini memberikan hasil bahwa secara simultan size
perusahaan, tipe industri, basis perusahaan, profitabilitas, leverage dan likuiditas
mempengaruhi pengungkapan sosial perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tingkat kepercayaan 95%, sedangkan dalam uji parsial, variabel
size perusahaan dan profitabilitas memperlihatkan pengaruh positif terhadap
pengungkapan sosial perusahaan, sedangkan variabel tipe industri, basis
perusahaan, leverage dan likuiditas tidak mempengaruhi pengungkapan sosial
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Hastuti (2010) dalam penelitiannya tentang analisis pengaruh periode
perputaran persediaan, periode perputaran hutang dagang, rasio lancar, leverage,
pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan terhadap profitabilitas perusahaan
(studi pada: perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2006-2008).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Variabel periode perputaran persediaan,
periode perputaran hutang dagang, rasio lancar, leverage, pertumbuhan penjualan
dan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel ROA. Berdasarkan hasil uji t, variabel periode perputaran persediaan,
periode perputaran hutang dagang, rasio lancar dan leverage memiliki koefisien
regresi yang negatif. Sedangkan pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan
memiliki koefisien regresi yang positif.
24
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Peneliti
Judul
Variabel
Hasil Penelitian
Penelitian
Siti
Analisis
Variabel
Hasil penelitian menunjukkan
Nurchanifiah
Pengaruh
Dependen:
bahwa
(2012)
Financial
Financial Leverage
berpengaruh
Leverage
Variabel
signifikan
terhadap Nilai
Independen: Nilai
perusahaan
Perusahaan
Perusahaan
makanan dan minuman yang
financial
pada Industri
terdaftar
Makanan dan
Indonesia.
leverage
negatif
terhadap
pada
di
nilai
industri
Bursa
Efek
Minuman yang
Terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia
Syarief
Analisis
Varibel Dependen:
Hasil penelitian menunjukkan
Dienan
Pengaruh
Leverage Keuangan
bahwa
Yahya
Leverage
Variabel
keuangan
(2011)
Keuangan
Independen:
beberapa sampel perusahaan
terhadap
Profitabilitas
mengalami fluktuasi. Dalam
Profitabilitas
tingkat
dan
Leverage
profitabilitas
analisis regresi sederhana yang
25
pada
dilakukan
diperoleh
Perusahaan
bahwa terdapat pengaruh yang
Telekomunikasi
positif
yang Terdaftar
keuangan
di Bursa Efek
profitabilitas perusahaan. Dan
antara
hasil
Leverage
terhadap
berdasarkan hasil perhitungan
Indonesia
uji
hipotesis
kesimpulan
Leverage
diperoleh
bahwa
tingkat
keuangan
(DAR)
pada
Perusahaan
telekomunikasi yang terdaftar
di BEI berpengaruh positif dan
signifikan
terhadap
peningkatan profitabilitasnya.
Bobi
Analisis
Variabel
Penelitian
ini
memberikan
Monatoni
Pengaruh Size
Dependen:
hasil bahwa secara simultan
Silaen
Perusahaan,
Jumlah Informasi
size perusahaan, tipe industri,
(2010)
Tipe Industri,
yang Diungkapkan
basis
Basis
Variabel
profitabilitas, leverage dan
Perusahaan,
Independen:
likuiditas
Profitabilitas,
Size Perusahaan,
pengungkapan
Leverage dan
Tipe Industri, Basis
perusahaan yang terdaftar di
Likuiditas
Perusahaan,
Bursa Efek Indonesia pada
perusahaan,
mempengaruhi
sosial
26
terhadap
Profitabilitas,
tingkat
kepercayaan
95%,
Tingkat
Leverage dan
sedangkan dalam uji parsial,
Pengungkapan
Likuiditas
variabel size perusahaan dan
Sosial pada
profitabilitas memperlihatkan
Perusahaan
pengaruh
yang Go Public
pengungkapan
di Bursa Efek
perusahaan,
Indonesia
variabel tipe industri, basis
positif
perusahaan,
terhadap
sosial
sedangkan
leverage
dan
likuiditas tidak mempengaruhi
pengungkapan
sosial
perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
Niken
Analisis
Variabel
Hasil penelitian menunjukkan
Hastuti
Pengaruh
Dependen:
bahwa
(2010)
periode
Periode perputaran
perputaran
perputaran
persediaan, periode
periode
persediaan,
peerputaran hutang
dagang, rasio lancar, leverage,
periode
dagang, rasio lancar,
pertumbuhan penjualan dan
perputaran
leverage,
ukuran
hutang dagang,
pertumbuhan
mempunyai pengaruh secara
rasio lancar,
penjualan, dan
bersama-sama
leverage,
ukuran perusahaan.
variabel ROA. Berdasarkan
Variabel
periode
persediaan,
perputaran
hutang
perusahaan
terhadap
27
pertumbuhan
Variabel
hasil uji t, variabel periode
penjualan dan
Independen:
perputaran
ukuran
Profitabilitas
periode
perputaran hutang
perusahaan
dagang,
rasio
terhadap
leverage memiliki koefisien
profitabilitas
regresi
perusahaan
Sedangkan
persediaan,
penjualan
perusahaan
lancar
yang
dan
negatif.
pertumbuhan
dan
ukuran
memiliki
koefisien regresi yang positif.
28
2.6 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual yang dapat digambarkan dalam penelitian ini
berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan pustaka adalah sebagai berikut:
Leverage
H1
(X1)
Ukuran Perusahaan
H2
(X2)
Kinerja Perusahaan
(Y)
Total Asset Turnover
(TATO)
H3
(X3)
H4
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual tersebut menjelaskan pengaruh antara variabel
independen terhadap variabel dependen baik secara parsial maupun secara
simultan terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan nonkeuangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada penelitian ini ada dua variabel yang
digunakan, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel
Independen terdiri dari leverage, ukuran perusahaan, dan total asset turnover.
29
Sedangkan variabel dependennya yaitu kinerja perusahaan yang terdapat pada
perusahaan nonkeuangan.
Leverage menggambarkan sejauh mana hutang ataupun dana pinjaman
dapat ditutupi oleh aktiva. Jika biaya yang ditimbulkan oleh hutang lebih kecil
daripada biaya modal sendiri, maka sumber dana yang berasal dari pinjaman atau
hutang akan lebih efektif dalam mengahasilkan laba (meningkatkan ROE);
demikian juga sebaliknya (Brigham, 2006). Semakin tinggi tingkat leverage,
menunjukkan semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar, hal ini
kemungkinan akan menurunkan profitabilitas perusahaan, karena tingkat
ketergantungan dengan pihak luar semakin tinggi. Maka pengaruh antara
Leverage dengan ROE adalah negatif, (Brigham dan Houston, 2001).
Menurut Hadri kusuma (2005) menyebutkan bahwa menurut teori critical,
semakin besar skala perusahaan maka profitabilitas juga akan meningkat, tetapi
pada titik atau jumlah tertentu ukuran perusahaan akhirnya akan menurunkan laba
(profit) perusahaan. Teori critical menekankan pada pengendalian oleh pemilik
perusahaan terhadap sumber daya perusahaan seperti aset, teknologi, kekayaan
intelektual sebagai faktor-faktor yang menentukan ukuran perusahaan.
Ukuran Perusahaan merupakan ukuran besar kecilnya suatu perusahaan
yang dapat dilihat dari besarnya tingkat aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.
Ukuran perusahaan akan berpengaruh terhadap profitabilitas, ini dapat dilihat
bahwa semakin besar suatu perusahaan, maka akan semakin tinggi pula tingkat
pertumbuhannya.
30
Total Asset turnover mengukur sejauh mana perputaran seluruh aset
perusahaan dapat diukur dari volume penjualan.
Semakin besar rasio yang
dihasilkan, maka akan semakin baik bagi perusahaan, hal ini karena aktiva atau
aset dapat lebih cepat berputar untuk meraih laba.
Total asset turnover dapat mempengaruhi ROA karena menggambarkan
efektifitas penggunaan seluruh aset perusahaan dalam rangka menghasilkan
penjualan yang dapat meningkatkan laba. Aktivitas perusahaan yang rendah pada
tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besar kelebihan dana
yang tertanam pada aktiva tersebut.
Kelebihan dana tersebut lebih baik
ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif. Sebaliknya semakin tinggi
tingkat aktivitas semakin baiklah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba
dan akan meningkatkan profitabilitas pada perusahaan tersebut.
2.7 Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji
secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara
dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi yang dapat diuji secara empiris
(Erlina, 2008:49). Berdasarkan tinjauan teoritis, rumusan masalah dan kerangka
konseptual yang dijelaskan diatas maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
H1 :
Leverage berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perusahaan pada
perusahaan nonkeuangan
31
H2 :
Ukuran Perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
perusahaan pada perusahaan nonkeuangan
H3 :
Total Asset Turnover berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
perusahaan pada perusahaan nonkeuangan
H4 :
Leverage, Ukuran Perusahaan, dan Total Asset Turnover berpengaruh
secara
simultan
terhadap
kinerja
perusahaan
nonkeuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
pada
perusahaan
Download