LAPORAN HASIL DISKUSI BLOK 4 PEMICU 7 Kelompok 4 Fasilitator : Endang Asmaningsih, dr, MKes Ketua : Sri Nurul Laila (0810740051) Sekertaris : Dyah Ayu Larasati (0810740037) Peserta Diskusi : Agatha Rufina P (0810740003) Charisman Arie (0810740011) Ditta Ika P (0810740017) Nimas Anissa P D (0810740037) Nuzulya Puspasari (0810740040) Petter Tedjo (0810740042) Pinta Ayu Abdilah (0810740043) Sri Nurul Laila (0810740051) Regina Lintang S (0810743015) Trisianto N H (0810743017) PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MEI 2009 DEFINISI EPIDEMIOLOGI Banyak definisi tentang Epidemiologi, beberapa diantaranya : a. W.H. Welch Suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, perjalanan, dan pencegahan penyakit, terutama penyakit infeksi menular. Dalam perkembangannya, masalah yang dihadapi penduduk tidak hanya penyakit menular saja, melainkan juga penyakit tidak menular, penyakit degenaratif, kanker, penyakit jiwa, kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya. Oleh karena batasan epidemiologi menjadi lebih berkembang. b. Mausner dan Kramer Studi tentang distribusi dan determinan dari penyakit dan kecelakaan pada populasi manusia. c. Last Studi tentang distribusi dan determinan tentang keadaan atau kejadian yang berkaitan dengan kesehatan pada populasi tertentu dan aplikasi studi untuk menanggulangi masalah kesehatan. d. Mac Mahon dan Pugh Epidemiologi adalah sebagai cabang ilmu yang mempelajari penyebaran penyakit dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada manusia. e. Omran Epidemiologi adalah suatu studi mengenai terjadinya distribusi keadaan kesehatan, penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya dan akibat-akibat yang terjadi pada kelompok penduduk. f. W.H. Frost Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, distribusi, dan jenis penyakit pada manusia menurut waktu dan tempat. g. Azrul Azwar Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan. - Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Epi = pada, Demos = penduduk, logos = ilmu. Sehingga epidemiologi berarti ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat. - Epidemiologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara factor-faktor yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit dalam populasi dengan factor-faktor lingkungan dan gaya hidup populasi. - Jika ditinjau dari asal kata ( Bahasa Yunani ) Epidemiologi berarti Ilmu yang mempelajari tentang penduduk { EPI = pada/tentang ; DEMOS = penduduk ; LOGOS = ilmu }. Sedangkan dalam pengertian modern pada saat ini EPIDEMIOLOGI adalah : “ Ilmu yang mempelajari tentang Frekwensi dan Distribusi (Penyebaran) masalah kesehatan pada sekelompok orang/masyarakat serta Determinannya (Faktor – factor yang Mempengaruhinya). Dari definisi tersebut di atas, dapat dilihat bahwa dalam pengertian epidemiologi terdapat 3 hal Pokok yaitu : 1. Frekwensi masalah kesehatan Frekwensi yang dimaksudkan disini menunjuk pada besarnya masalah kesehatan yang terdapat pada sekelompok manusia/masyarakat. Untuk dapat mengetahui frekwensi suatu masalah kesehatan dengan tepat, ada 2 hal yang harus dilakukan yaitu : a. Menemukan masalah kesehatan yang dimaksud. b. Melakukan pengukuran atas masalah kesehatan yang ditemukan tersebut. 2. Distribusi ( Penyebaran ) masalah kesehatan. Yang dimaksud dengan Penyebaran / Distribusi masalah kesehatan disini adalah menunjuk kepada pengelompokan masalah kesehatan menurut suatu keadaan tertentu. Keadaan tertentu yang dimaksudkan dalam epidemiologi adalah : a. Menurut Ciri – ciri Manusia ( MAN ) b. Menurut Tempat ( PLACE ) c. Menurut Waktu ( TIME ) 3. Determinan ( Faktor – factor yang mempengaruhi ) Yang dimaksud disini adalah menunjuk kepada factor penyebab dari suatu penyakit / masalah kesehatan baik yang menjelaskan Frekwensi, penyebaran ataupun yang menerangkan penyebab munculnya masalah kesehatan itu sendiri. Dalam hal ini ada 3 langkah yang lazim dilakukan yaitu : a. Merumuskan Hipotesa tentang penyebab yang dimaksud. b. Melakukan pengujian terhadap rumusan Hipotesa yang telah disusun. c. Menarik kesimpulan. BATASAN EPIDEMIOLOGI Di dalam batasan epidemiologi ini sekurang-kurangnya mencakup 3 elemen, yakni : a. Mencakup semua penyakit Epidemiologi mempelajari semua penyakit, baik penyakit infeksi maupun penyakit non infeksi, seperti kanker, penyakit kekurangan gizi (malnutrisi), kecelakaan lalu lintas maupun kecelakaan kerja, sakit jiwa dan sebagainya. Bahkan di negara-negara maju, epidemiologi ini mencakup juga kegiatan pelayanan kesehatan. b. Populasi Apabila kedokteran klinik berorientasi pada gambaran-gambaran dari penyakit-penyakit individu maka epidemiologi ini memusatkan perhatiannya pada distribusi penyakit pada populasi (masyarakat) atau kelompok. c. Pendekatan ekologi Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan lingkungan manusia baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Hal inilah yang dimaksud pendekatan ekologis. Terjadinya penyakit pada seseorang dikaji dari manusia dan total lingkungannya. KEGUNAAN/MANFAAT EPIDEMIOLOGI Apabila Epidemiologi dapat dipahami dan diterapkan dengan baik, akan diperoleh berbagai manfaat yang jika disederhanakan adalah sebagai berikut : 1. Membantu Pekerjaan Administrasi Kesehatan. Yaitu membantu pekerjaan dalam Perencanaan ( Planning ) dari pelayanan kesehatan, Pemantauan ( Monitoring ) dan Penilaian ( Evaluation ) suatu upaya kesehatan. Data yang diperoleh dari pekerjaan epidemiologi akan dapat dimanfaatkan untuk melihat apakah upaya yang dilakukan telah sesuai dengan rencana atau tidak (Pemantauan) dan ataukah tujuan yang ditetapkan telah tercapai atau tidak (Penilaian). 2. Dapat Menerangkan Penyebab Suatu Masalah Kesehatan. Dengan diketahuinya penyebab suatu masalah kesehatan, maka dapat disusun langkah – langkah penaggulangan selanjutnya, baik yang bersifat pencegahan ataupun yang bersifat pengobatan. 3. Dapat Menerangkan Perkembangan Alamiah Suatu Penyakit. Salah satu masalah kesehatan yang sangat penting adalah tentang penyakit. Dengan menggunakan metode Epidemiologi dapatlah diterangkan Riwayat Alamiah Perkembangan Suatu Penyakit ( Natural History of Disease ). Pengetahuan tentang perkembangan alamiah ini amat penting dalam menggambarkan perjalanan suatu penyakit. Dengan pengetahuan tersebut dapat dilakukan berbagai upaya untuk menghentikan perjalanan penyakit sedemikian rupa sehingga penyakit tidak sampai berkelanjutan. Manfaat / peranan Epidemiologi dalam menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit adalah melalui pemanfaatan keterangan tentang frekwensi dan penyebaran penyakit terutama penyebaran penyakit menurut waktu. Dengan diketahuinya waktu muncul dan berakhirnya suatu penyakit, maka dapatlah diperkirakan perkembangan penyakit tersebut. 4. Dapat Menerangkan Keadaan Suatu Masalah Kesehatan. Karena Epidemiologi mempelajari tentang frekwensi dan penyebaran masalah kesehatan, maka akan diperoleh keterangan tentang keadaan masalah kesehatan tersebut. Keadaan yang dimaksud di sini merupakan perpaduan dari keterangan menurut ciri – ciri manusia, tempat dan waktu. Perpaduan ciri ini pada akhirnya menghasilkan 4 ( empat ) Keadaan Masalah Kesehatan yaitu : a. EPIDEMI Adalah : Keadaan dimana suatu masalah kesehatan ( umumnya penyakit ) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat berada dalam frekwensi yang meningkat. b. PANDEMI Adalah : Suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan ( umumnya penyakit ) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat memperlihatkan peningkatan yang amat tinggi serta penyebarannya telah mencakup suatu wilayah yang amat luas. c. ENDEMI Adalah : suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan ( umumnya penyakit ) yang frekwensinya pada suatu wilayah tertentu menetap dalam waktu yang lama. d. SPORADIK Adalah : suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan ( umumnya penyakit ) yang ada di suatu wilayah tertentu frekwensinya berubah – ubah menurut perubahan waktu. TAMBAHAN PENDEKATAN Dalam pustaka kedokteran gigi ada 2, yaitu: 1. Studi prospektif - Studi prospektif merupakan studi yang rencana seluruh studi dilaksanakan sebelum data dikumpulkan. - Ex: jika studi itu bertujuan untuk menemukan pengaruh pasta gigi yang diberi fluor dalam mengurangi insidensi karies gigi, misalnya studi prospektif dirancang secara khusus, yaitu dipilih kelompok anak-anak yang sama, tetapi hanya 1 kelompok yang diberi pasta gigi selama penelitian. 2. Studi Retrospektif - Studi retrospektif adalah studi yang rencana studinya dilakukan setelah data dikumpulkan. - Ex: jika peneliti mengharapkan untuk menemukan macam pelayanan apa yang telah diberikan kepada pasien-pasien selama 1 tahun, maka salah 1 cara untuk mengumpulkan informasi ialah dengan mengambil data dari catatan klinik dalam praktek. TUJUAN EPIDEMIOLOGI 1. Meningkatkan pengetahuan tentang proses penyakit, mis:menentukan factor resiko/menentukan penyakit hingga bias mengembangkan metode untuk mengontrol dan pencegahan 2. Mengetahui dan menentukan populasi dalam pembagian resiko tinggi atau rendah 3. Menentukan problem yang spesifik selama pemeriksaan 4. Menentukan pola penyakit yang terjadi TUJUAN EPIDEMIOLOGI (tambahan) 1. Menggambarkan: Frekuensi, distribusi, pola,kecenderungan kejadian penyakit & Status kesehatan 2. Menjelaskan kejadian penyakit/ masalah kesehatan melalui identifikasi "sebab" atau determinan 3. Memprediksi jumlah & distribusi kejadian penyakit/ masalah kesehatan pd populasi tertentu 4. Mengendalikan kejadian penyakit/ masalah kesehatan dengan melalui berbagai level pencegahan KEGUNAAN EPIDEMIOLOGI 1. Untuk mengetahui distribusi dan factor-faktor penyebab masalah kesehatan 2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya penyakit atau masalah kesehatan dalam masyarakat 3. Menyediakan data yang diperlukan untuk perencanaan kesehatan dan mengambil keputusan 4. Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang atau telah dilakukan 5. Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit dalam upaya untuk mengatasi atau menanggulanginya 6. Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi masalah yang perlu dipecahkan Ruang lingkup Epidemiologi a. Masalah kesehatan sebagai subjek dan objek epidemiologi Epidemiologi tidak hanya sekedar mempelajari masalah-masalah penyakit-penyakit saja, tetapi juga mencakup masalah kesehatan yang sangat luas ditemukan di masyarakat. Diantaranya masalah keluarga berencana, masalah kesehatan lingkungan, pengadaan tenaga kesehatan, pengadaan sarana kesehatan dan sebagainya. Dengan demikian, subjek dan objek epidemiologi berkaitan dengan masalah kesehatan secara keseluruhan. b. Masalah kesehatan pada sekelompok manusia Pekerjaan epidemiologi dalam mempelajari masalah kesehatan, akan memanfaatkan data dari hasil pengkajian terhadap sekelompok manusia, apakah itu menyangkut masalah penyakit, keluarga berencana atau kesehatan lingkungan. Setelah dianalisis dan diketahui penyebabnya dilakukan upaya-upaya penanggulangan sebagai tindak lanjutnya. c. Pemanfaatan data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan. Pekerjaan epidemiologi akan dapat mengetahui banyak hal tentang masalah kesehatan dan penyebab dari masalah tersebut dengan cara menganalisis data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan yang terjadi pada sekelompok manusia atau masyarakat. Dengan memanfaatkan perbedaan yang kemudian dilakukan uji statistik, maka dapat dirumuskan penyebab timbulnya masalah kesehatan. STUDI EPIDEMIOLOGI 1. Studi pengamatan a. Studi deskriptif b. Studi analitik Studi kasus Studi ekologik Studi kohort Studi cross-sectional 2. Studi eksperimen a. Uji terkendali acak b. Uji lapangan c. Uji komunitas Epidemiologi deskriptif a. Orang/ manusia (who) i. Umur ii. Golongan etnik iii. Status perkawinan iv. Pekerjaan v. Struktur keluarga vi. Status sosial ekonomi b. Tempat (where) i. Keadaan khusus yang merupakan karakteristik tempat: 1. Keadaan geografis 2. Keadaan demografis 3. Keadaan pelayanan kesehatan ii. Berdasar luas penyebaran 1. Lokal 2. Beberapa wilayah 3. Nasional 4. Regional 5. Internasional c. Waktu (when) i. Faktor yang mempengaruhi 1. Sifat penyakit a. Patogenesitas b. Virulensi c. Antigenitas d. Infektifitas 2. Keadaan tempat terjadinya penyakit 3. Keadaan penduduk 4. Keadaan pelayanan kesehatan ii. Macamnya: 1. Penyebaran satu saat a. Point source epidemic/ common source epidemic i. Timbul hilangnya penyakit cepat ii. Muncul pada waktu tertentu b. Contagious disease epidemic/ propagated epidemic i. Timbul hilangnya lambat ii. Waktu munculnya tidak jelas 2. Penyebaran satu kurun waktu 3. Penyebaran siklis 4. Penyebaran sekular EPIDEMIOLOGI ANALITIK Epidemiologi Analitik terdiri dari : a) Non-eksperimental Studi kohort/follow up/incidence/longitudinal/prospektif studi Kohor diartikan sebagai sekelompok orang.Tujuan studi mencari akibat (penyakitnya) Studi kasus control/case control study/study retrospektif tujuannya adalah mencari factor penyebab penyakit Studi ekologik studi ini memakai sumber etiologi sebagai bahan untuk penyelidikan secara empiris factor resiko atau karakteristik yang berada dalam keadaan konstan di masyarakat.Misalnya polusi udara akibat sisa pembakaran BBM yang terjadi di kota-kota besar. b) Eksperimental Eksperimental. Dimana penelitian dapat melakukan manipulasi/mengontrol faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil penelitian dan dinyatakan sebagai tes yang paling baik untuk menentukan cause and effect relationship serta tes yang berhubungan dengan etiologi, kontrol, terhadap penyakit maupun untuk menjawab pertanyaan masalah ilmiah lainnya. Studi eksperimen dibagi menjadi 2 (dua) yaitu : 1) Clinical Trial. Contoh : a) Pemberian obat hipertensi pada orang dengan tekanan darah tinggi untuk mencegah terjadinya stroke. b) Pemberian Tetanus Toxoid pada ibu hamil untuk menurunkan frekuensi Tetanus Neonatorum. 2) Community Trial. Contoh : Studi Pemberian zat flourida pada air minum STRATEGI EPIDEMIOLOGI Utk mencapai tujuan epid diperlukan strategi yg tepat. Strategi epidemiologi adalah kegiatan & tahapan studi epidemiologi untuk mencapai tujuan epidemioli. Strategi epidemiologi dibedakan dlm 3 langkahpokok: - Deskripsi distribusi kejadian/ masalah kesehatan - Pengembangan model teoritis dan formulasi hipotesis - Pengujian hipotesis dan analisisnya melalui eksperimentasi dan pengamatan (observasi) DESKRIPSI DISTRIBUSI KEJADIAN - Dilakukan dg memprediksi/ menghitung frekuensi penyakit/ masalah kesehatan - Distribusikan kasus penyakit/ masalah kesehatan berdasar variable epidemiologi:orang, tempat & waktu - Kembangkan pola tertentu yg dapat dijadikan dasar utk formulasikan hipotesis. FORMULASI HIPOTESIS Formulasi hipotesis adalah: - Rumusan sementara tentang masalah kesehatan yg diamati yg masih harus diuji - Prediksi hubungan antara masalah kesehatan penyakit p y & faktor yg diduga berpengaruh Contoh: - Di Indonesia, peran keluarga mendukung perawatan pasien AIDS di kota lebih besar daripada di desa. - Di Indonesia, peran keluarga mendukung perawatan pasien AIDS berhubungan dg tipologi daerah asal. Pentingnya formulasi hipotesis yang baik: - Hipotesis baru yg dikembangkan secara meyakinkan dapat sangat mempengaruhi arah riset pada masa mendatang. - Keberhasilan riset seringkali bergantung kepada kualias hipotesis tersebut METODE FORMULASI HIPOTESIS ETIOLOGI PENYAKIT Metode perbedaan (method of difference) Jika frek penyakit berbeda mencolok pd dua keadaan terpisah. Suatu atau beberapa factor dapat diidentifikasi pd satu keadaan sementara pada keadaan lain tidak ada, maka penyakit tersebut mungkin diakibatkan satu atau beberapa faktor tersebut. Contoh: Incidens rate kanker lambung di US & Jepang berbeda. Faktor genetik atau gaya hidup atau lingkungan? Metode persetujuan (method of agreement) Adanya suatu faktor yg secara umum ditemukan pd berbagai keadaan berbeda yg berhubungan dg keberadaan penyakit tertentu, mungkin faktor tsb merupakan penyebab penyakit Contoh: Prevalence HIV tinggi pd penerima donor darah, pengguna obat bius suntik, penderita hemofilia. Penularan lewat darah merupakan factor penyebab tingginya prevalensi di kelompok tersebut? Metode variasi cocok/ beriringan (method of concomittant variation) Frekuensi atau kekuatan faktor tertentu yg bervariasi seiring dengan frekuensi penyakit tertentu mungkin faktor tsb merupakan penyebab. Contoh: Mortality rate penyakit jantung koroner (PJK) meningkat sejalan dengan peningkatan tingkat konsumsi rokok rata‐rata per kapita. Rokok penyebab PJK? Variasi konsentrasi Fluor pada air minum beriringan dg variasi prevalensi carries dentis. Defisiensi fluor penyebab carries? Metode analogi (method of analogy) Kemiripan distribusi suatu peny dg peny lain yg telah dikenal sebelumnya, mungkin penyebab sama. Contoh: Kemiripan distribusi geografis lymphoma Burkit di Afrika dg malaria & demam kuning (yellow fever), tampilkan dugaan serangga pengaruh thd lymphoma. Catatan: analogi yg salah dapat timbulkan kesalahan fatal dlm formulasi hipotesa. Misal: Anggap TB penyakit genetik karena sering terkonsentrasi pd keluarga. UJI HIPOTESIS Uji hipotesis dilakukan dg pendekatan statistik terhadap data‐data studi epidemio yg diperoleh dg desain studi eksperimental & observasional. Uraian lebih lanjut ujian hipotesis & desain studi epid dijelaskan pd topik‐topik statistik & desain epidemiologi. Empat tipe faktor-faktor yang memegang peranan penting sebagai penyebab penyakit, yaitu : a. Faktor predisposisi, misalnya umur, jenis kelamin, dan penyakit terakhir yang diidap. Mungkin dapat saja menciptakan sebuah keadaan yang rentan terhadap sebuah penyakit. b. Faktor yang memungkinkan, misalkan pendapatan rendah, gizi buruk, perumahan yang kumuh, dan perawatan medis yang tidak edukat mungkin saja mendorong kearah terjadinya pengembangan penyakit. c. Faktor-faktor pencetus, misalkan papaparan terhadap agent penyakit yang spesifik atau agent beracun yang mungkin berasosiasi dengan terjadinya penyakit atau keadaan tertentu. d. Faktor-faktor pemberat, misalkan pengulangan paparan dan kerja keras yang tidak beraturan mungkin dapat mendorong kearah terjadinya sebuah penyakit yang tertentu atau keadaan yang tertentu pula. TERJADINYA SUATU PENYAKIT SECARA EPIDEMIOLOGI ADA 3: 1. Hostorang, hewan 2. Agenvirus, baktreri, fungi, jamur, dsb 3. Environmentlingkungan dimana kedua factor di atas berada Bila tidak ada salah satu hal di atas penyakittidak terjadi Host Agent interaksi Environment PENYEBAB PENYAKIT GOLONGAN ENDOGEN Terdapat di dalam tubuh manusia yang dapat menyerang perorangan dan masyarakat. Biasanya yang mengidap bawaan lahir mudah terserang penyakit. Terdiri dari: 1. habitus (perawakan) 2. penyakit turunan 3. factor usia Upaya pencegahan dan ukuran frekuensi penyakit. Dalam kesehatan masyarakat ada 5 (lima) tingkat pencegahan penyakit menurut Leavell and Clark. Pada point 1 dan 2 dilakukan pada masa sebelum sakit dan point 3, 4, 5 dilakukan pada masa sakit. 1. Peningkatan kesehatan (health promotion) a. Penyediaan makanan sehat dan cukup (kualitas maupun kuantitas) b. Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, misalnya penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan tinja dan limbah. c. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Misal untuk kalangan menengah ke atas di negara berkembang terhadap resiko jantung koroner. d. Olahraga secara teratur sesuai kemampuan individu. e. Kesempatan memperoleh hiburan demi perkembangan mental dan sosial. f. Nasihat perkawinan dan pendidikan seks yang bertanggung jawab. 2. Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu (general and specific protection) a. Memberikan immunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah penyakit b. Isolasi terhadap penderita penyakit menular, misal yang terkena flu burung. c. Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat umum maupun tempat kerja. d. Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahan-bahan racun maupun alergi. e. Pengendalian sumber-sumber pencemaran. 3. Penegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat (early diagnosis and prompt treatment) a. Mencari kasus sedini mungkin. b. Mencari penderita dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan . Misalnya pemeriksaan darah, rontgent paru. c. Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular (contact person) untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan. d. Meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap penderita. e. Pemberian pengobatan yang tepat pada setiap permulaan kasus. 4. Pembatasan kecacatan (dissability limitation) a. Pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh dan tak terjadi komplikasi. b. Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan. c. Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk dimungkinkan pengobatan dan perawatan yang lebih intensif. 5. Pemulihan kesehatan (rehabilitation) a. Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan mengikutsertakan masyarakat. b. Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk bertahan. c. Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita yang telah cacat mampu mempertahankan diri. d. Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit. TINGKAT PENCEGAHAN PENYAKIT 1. pencegahan primer, dilakukan pada fase kepekaan (sebelum sakit) 2. pencegahan sekunder, dilakukan pada fase pre klinik dan klinik (saat sakit) 3. pencegahan tersier, dilakukan pada fase yang sudah lanjut atau cacat PENCEGAHAN PENYAKIT GIGI DAN MULUT A. Penyakit gigi dan mulut dan kelainan yang sering terjadi pada siswa SD / MI 0). Penyakit Gigi dan mulut : Penyakit gigi yang terjadi dalam rongga mulut, penyakit yang sering dijumpai pada siswa SD adalah gigi berlubang atau karies, dan gusi berdarah. 0). Penyebab penyakit Gigi dan mulut : - Makanan bergula - Plak : Lapisan tipis yang terdapat sekumpulan bakteri dan menempel erat pada gigi serta tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. 0). Kebiasaan jelek yang dapat menyebabkan kelaian Gigi dan mulut : 1. Kebiasaan menghisap jari, bibir bawah dapat menyebabkan gigi depan atas tongos. 2. Menggigit benang, membuka tutup botol dengan gigi bisa menyebabkan gigi patah. 0). Kelainan dalam rongga mulut : - Gigi berjejal - Sariawan B. Pencegahan penyakit gigi dan mulut 0). Fungsi Gigi : - Memotong, mencabik, dan menghaluskan makanan. - Mengucapkan kata –kata dengan jelas. - Mendorong pertumbuhan rahang sehingga bentuk wajah menjadi harmonis. 0). Cara menyikat gigi dengan benar - Bagian gigi menghadap bibir : dengan cara ke atas ke bawah. - Bagian gigi menghadap pipi : dengan cara memutar membentuk sudut 450 - Bagian gigi untuk mengunyah : dengan cara maju mundur - Bagian gigi yang menghadap langit-langit / lidah : dengan cara mencongkel 0). Pencegahan penyakit Gigi dan mulut 1. Hilangkan plak dari permukaan gigi dengan cara menyikatnya secara benar. 2. Pakailah zat pewarna plak untuk melihat apakah gigi sudah bersih dapat dipakai sumba kue yang dicairkan dengan air matang teteskan pada lidah, oleskan dengan lidah pada seluruh permukaan gigi. Periksa mulut dengan cermin, permukaan kotor akan tampak berwarna merah. 3. Pakailah pasta gigi yang mengandung fluor 4. Gosok gigi 2 x sehari sesudah makan pagi dan sebelum tidur malam. 5. Pilihlah sikat gigi yang berbulu halus, permukaan datar kepala sikat kecil. 6. Hindari kebiasaan makan yang merusak gigi (permen, kue, cokelat, dsb), biasakan makanan yang berserat. 7. Bila mulai ada rasa linu, gusi berdarah segeralah periksa ke dokter gigi. 8. Periksakan kesehatan gigi setiap 6 bulan sekali. 9. Hindari kebiasaan menggigit jari, pensil, bibir, benang, membuka tutup botol dengan gigi, dsb. TINGKATAN PENCEGAHAN PENYAKIT SECARA UMUM 1. Pencegahan Primordial (pada pre-patogenesis) Tujuan : untuk menghindari kemunculan adanya factor resiko memerlukan peraturan yang tegas dari yang berwenang tidak melakukan hal-hal yang beresiko timbulnya penyakit-penyakit tertentu contoh : larangan menebang pohon banjir diare 2. Pencegahan Tingkat Pertama (primary prevention) sasaran : factor penyebab,lingkungan dan pejamu penyebab menurunkan pengaruh serendah mungkin (desinfeksi,pasteurisasi,sterilisasi,penyemprotan insektisida) memutus rantai penularan lingkungan perbaikan lingkungan fisik air bersih,sanitasi lingkungan dan perumahan,dll. pejamu perbaikan status gizi,status kesehatan,pemberian imunisasi. 3. Pencegahan Tingkat Kedua (secondary prevention) sasaran : pada penderita/dianggap menderita (suspect) dan terancam menderita tujuan : diagnosis dini dan pengobatan tepat (mencegah meluasnya penyakit /timbulnya wabah dan proses penyakit lebih lanjut /akibat samping dan komplikasi) usaha : pencarian penderita,pemeriksaan CPN,pemberian chemoprophylaxis (prepatogenesis/patogenesis penyakit tertentu) 4. Pencegahan Tingkat Ketiga (tertiary prevention) sasaran : penderita penyakit tertentu tujuan :mencegah jangan sampai mengalami cacat dan bertambah parahnya penyakit juga kematian dan rehabilitasi (pengembalian kondisi fisik/medis,mental psikologis dan social) PROGRAM KESEHATAN GIGI DAN MULUT A. DEFINISI PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN (PKG) Perencanaan program penyuluhan/PKG adalah suatu rangkaian kegiatan yang disusun secara sistematik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan/diputuskan bersama untuk mengubah perilaku masyarakat kea rah perilaku sehat. B. CIRI-CIRI PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN (PKG) Suatu perencanaan yang baik harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Dapat dilakukan secara terus-menerus. 2. Berorientasi ke masa depan. 3. Dapat menyelesaikan suatu masalah. 4. Mempunyai tujuan. C. UNSUR-UNSUR PKG - Pimpinan pelaksana program kesehatan - Petugas pelatihan dan penelitian - Petugas penyuluh - Masyarakat D. SYARAT-SYARAT PERENCANAAN YANG DIBUAT 1. Harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat 2. Praktis 3. Dapat dilaksanakan sesuai situasi setempat 4. Sesuai program yang ditunjang 5. Didukung kebijaksanaan E. LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN (PKG) 1. Analisis Situasi (wilayah, masalah, dan keadaan masyarakat) Analisis situasi merupakan suatu kegiatan dalam mengumpulkan data tentang keadaan wilayanh, masalah-masalah, dan masyarakat sehingga diperoleh informasi yang akurat tentang masalah yang sedang dihadapi. a. Jenis data yang dikumpulkan dalam melakukan analisis situasi: Menurut Blum (1976), apabila sumber daya terbatas, jenis data yang dikumpulkan cukup mengacu kepada factor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan, yakni lingkungan, perilaku, keturunan, dan pelayanan kesehatan. Jenis data yang dikumpulkan dapat dibagi menjadi. 1. Data Umum: a. Wilayah b. Demografi c. Social budaya d. Social ekonomi e. Transportasi dan komunikasi 2. Data Khusus tentang kesehatan: a. Fasilitas kesehatan b. Keadaan sakit penyakit c. Institusi pendidikan kesehatan d. Anggaran yang tersedia untuk kesehatan e. Tenaga kesehatan. 3. Data tentang Perilaku b. Cara pengumpulan data Melalui metode wawancara, pemeriksaan, pengamatan, dan peran serta. c. Pengolahan data Pengolahan data ialah penyusunan data yang sudah terkumpul sedemikian rupa sehingga jelas sifat yang dimiliki oleh tiap-tiap data. d. Penyajian data Biasanya penyajian data dilakukan di dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh seluruh staf kesehatan, staf dari program lain yang terkait, misalnya dari pihak pertanian, tokoh masyarakat, kader, dan seluruh masyarakat, sehingga mereka akan mengetahui permasalahan yang dihadapi. 2. Penentuan Prioritas Masalah Prioritas masalah adalah urutan masalah dari masalah yang dianggap paling penting sampai dengan urutan yang kurang penting. Penentuan prioritas masalah dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode, antara lain dengan cara pembobotan. 3. Penentuan Tujuan Tujuan penyuluhan/PKG adalah mengubah perilaku masyarakat ke arah perilaku sehat sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hasil yang diharapkan dari penyuluhan/PKG, tujuan: - Jangka pendek: tercapainya perubahan pengetahuan dari masyarakat. - Jangka menengah: adanya peningkatan pengertian, sikap, dan keterampilan yang akan mengubah perilaku masyarakat ke arah perilaku sehat. - Jangka panjang: masyarakat dapat menjalankan perilaku sehat dalam kehidupan sehari-harinya. 4. Penentuan Sasaran Sasaran untuk penyuluhan/PKG secara umum dapat dibedakan menjadi: a. Masyarakat umum dengan orientasi masyarakat pedesaan sesuai dengan orientasi kebijakan pembangunan. b. Masyarakat sekolah, sebagai masyarakat yang mudah dicapai, meliputi sekolah umum, sekolah kejuruan terutama yang menghasilkan tenaga yang kelas bertugas dalam pembinaan masyarakat. c. Kelompok masyarakat tertentu, misalnya kader membantu menggerakkan dan menyebarkan informasi. kesehatan yang 5. Penentuan pesan Pesan adalah informasi yang akan kita sampaikan kepada sasaran. Pesan yang disusun harus disesuaikan dengan sasaran yang akan diberikan penyuluhan/PKG. Supaya dapat diterima oleh masyarakat, pesan harus memenuhi syarat berikut - Pesan harus jelas dan tidak rumit - Bahasa yang digunakan mudah dipahami - Pesan harus singkat - Pesan dapat diterima, artinya tidak bertentangan dengan norma, adat istiadat, agama - Pesan tersebut mudah dilaksanakan - Pesan diberikan sesuai dengan kebutuhan. 6. Penentuan Metode Pemilihan metode biasanya mengacu kepada penentuan tujuan yang ingin dicapai, apakah pengubahan pada tingkat kognitif, afektif, atau psikomotorik. a. Kognitif (pengetahuan): ceramah/diskusi secara lisan penyampaiannya. b. Afektif (sikap): menyaksikan secara langsung melalui film, pengubahan sikap melalui simulasi. c. Psikomotor (keterampilan): demostrasi/pertunjukan yang melibatkan peserta di dalamnya. 7. Penentuan Media Media merupakan sarana untuk menyampaikan pesan penyuluhan/PKG kepada sasaran sehingga mudah dimengerti oleh sasaran/pihak yang dituju. Jenis media yang dapat digunakan untuk memberikan/PKG, dikelompokkan dalam dua bentuk, yaitu: 1. Media cetak jenis buku, misalnya buku pedoman 2. Media cetak bukan jenis buku, misalnya, poster dan leaflet. dapat F. Penentuan Rencana Penilaian Untuk mengetahui berhasil/tidaknya pendidikan kesehatan gigi yang telah dilaksanakan, diperlukan penilaian. Materi yang perlu disusun untuk merencanakan penilaian meliputi: - Penentuan tujuan penilaian. - Penentuan bagian apa dari program yang akan dinilai. - Penentuan tolak ukur yang akan digunakan untuk penilaian. - Penentuan instrument apa yang akan digunakan, G. Penyusunan Jadwal Kegiatan Rencana kegiatan, yang biasa dibuat untuk kurun waktu 1-3 tahun, merupakan langkah terakhir dalam perencanaan penyuluhan/PKG yang bias disebut operasional atau plan of action. Rencana kegiatan disusun berdasarkan langkah-langkah yang telah dikumpulkan dari semua potensi serta sumber daya yang ada dan dari maslah-masalah yang telah ditemukan. Dengan adanya rencana kegiatan, dapat ditentukan apa yang akan dikerjakan, siapa yang akan mengerjakan, dan siapa yang akan bertanggung jawab. Pengukuran epidemiologi 1. Incidence Rate Incidence rate dari suatu penyakit tertentu adalah jumlah kasus baru yang terjadi di kalangan penduduk selama periode waktu tertentu. Incidence Rate = Jumlah kasus baru suatu penyakit selama periode tertentu x 1000 Populasi yang mempunyai resiko 2. Attack Rate Attack Rate = Jumlah kasus selama epidemic Populasi yang mempunyai resiko x 1000 3. Prevalence Rate Prevalence rate mengukur jumlah orang di kalangan penduduk yang menderita suatu penyakit pada suatu titik tertentu. Prevalence Rate = Jumlah kasus-kasus penyakit yang ada pada suatu titik tertentu x 1000 Jumlah penduduk seluruhnya 4. Period Prevalensi Period Prevalence = Jumlah kasus penyakit yang selama periode x 1000 Penduduk rata-rata dari periode tersebut 5. Crude Death Rate (CDR) CDR = Jumlah kematian di kalangan penduduk di suatu daerah dalam satu tahun x 1000 Jumlah penduduk rata-rata (pertengahan tahun di daerah dan tahun yang sama) 6. Age Specific Death Race (Angka Kematian pada Umur Tertentu) Death Rate Age Spesific = Jumlah kematian antara umur 20 - 30 tahun di suatu daerah dalam waktu satu tahun x 1000 Jumlah penduduk berumur 20- 30 tahun Pada daerah dan tahun yang sama 7. Cause Disease Spesific Death Rate (Angka Kematian Akibat Penyakit Tertentu) Cause (TB) Specific Death Rate = Jumlah kematian Karen TBC di satu daerah dalam waktu satu tahun Jumlah penduduk rata-rata (pertengahan tahun) pada daerah dan tahun yang sama x 1000 REFERENCE Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2003. Dewanto, Harkati. 1993. Aspek – Aspek Epidemiologi Maloklusi. Yogyakarta : Gajah Mada University Press Drg. Eliza Herijulianti, drg. Tati Svasti Indriani, dan drg. Sri Artini. 2001. Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta: EGC http://www.ipin4u.esmartstudent.com/mapres.htm