3. Etika Penyusun dan Penilai Amdal – Dr. Herri YH

advertisement
ETIKA PENYUSUN DAN
PENILAI AMDAL
REFF : IAIA
OLEH :
HERRI Y. HADIKUSUMAH
PPSDAL LPPM UNPAD
7 – 10 OKTOBER 2014
ETIKA PENILAI AMDAL
Pengertian
etika:
 Pertama secara etimologis, etika berasal dari kata
Yunani yaitu “Ethos” yang berarti adat istiadat
atau kebiasaan. Dalam arti ini, etika berkaiatan
dengan kebiasaan hidup yang baik, tata cara hidup
yang baik, baik pada diri seseorang atau
masyarakat. Kebiasaan hidup yang baik ini dianut
dan diwariskan dari satu generasi ke generasi lain.
Etika sering dipahami sebagai ajaran yang
berisikan perintah dan larangan tentang baikburuknya perilaku manusia, yaitu perintah yang
harusdipatuhi dan larangan yang harus dihindari.
 Kedua, etika dipahami juga dalam pengertian yang
berbeda dengan moralitas. Dalam pengertian ini,
etika dimengerti sebagai refleksi kritis tentang
bagaimana manusia harus hidup dan bertindak
dalam situasi konkret tertentu. Refleksi kritis ini
menyangkut tiga hal yaitu:



refleksi kritis tentang norma dan nilai yang kita anut selama
ini.
refleksi kritis tentang situasi khusus yang kita hadapi
dengan segala keunikan dan kompleksitasnya.
Rekleksi kritis tentang berbagai paham yang dianut oleh
manusia atau kelompok masyarakat tentang apa saja.
Pengertian
Kode Etik:
 Berdasarkan Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer
(Peter Solihin, Yenny Salim): Kode : tanda yang
disetujui untuk menyatakan maksud-maksud tertentu;
Etik=Etika : berkenan dengan etika atau moral. Etik :
adalah aturan-aturan, asas atau nilai-nilai yang
berkenaan dengan akhlak atau sopan santun yang
menjadi pedoman bagi kelompok tertentu
 Kode Etik (G. Wursanto), merupakan aturan-aturan
susila atau sikap akhlak yang ditetapkan bersama dan
ditaati bersama oleh para anggota yang tergabung
dalam suatu organisasi profesi. Jadi, kode etik
sebenarnya berupa suatu ikatan, tatanan,
kaidah/norma yang harus diindahkan yang berisi
petunjuk tentang apa yang boleh dan apa yang tidak
boleh diperbuat oleh mereka (masyarakat profesi)
dalam menjalankan profesinya dan pelanggarannya
membawa akibat/konsekuensi tertentu.
 Kode etik merupakan norma moral, tidak memiliki
kekuatan memaksa (enforcement) baik berupa
denda ataupun hukuman penjara. Sanksinya juga
lebih bersifat sanksi moral, al. dikucilkan dari
organisasinya, dicemooh masyarakat, tidak
dipercaya. Namun dapat diberikan sanksi
administrasi oleh organisasinya, misal: diberi
Surat Peringatan, dicabut keanggotaannya,
diusulkan kepada induk organisasinya
/instansinya untuk tidak boleh melakukan
penyidikan atau tindakan tertentu atau diproses
lebih lanjut sesuai pelanggarannya berdasarkan
peraturan perundangan yang berlaku. Bila ada
kode etik yang memiliki sangsi yang agak berat,
maka masuk dalam kategori norma hukum.

Nilai-nilai Moral
 Nilai-nilai moral yang ada di
masyarakat bersifat universal
seperti:

















Bersih dan jujur
Bertanggung jawab
Profesional dan tuntas
Sopan dan santun
Mempunyai komitmen
Berakhlak baik
Mengedepankan penyelamatan
lingkungan
Tulus dan berani
Adil
Arif dan bijaksana
Disiplin
Peduli
Menghargai
Tegas
Efektif
Memiliki legalitas
















Berani menegakkan keadilan
Terampil
Konsekuen
Tidak menerima suap
Mengawasi diri sendiri
Menjaga harmoni
Tidak menerima gratifikasi
Punya integritas
Punya komitmen lingkungan
Terbuka dan transparan
Kepentingan bersama (Common
Good)
Keterbukaan (Transparancy)
Akuntablitas (Accountability)
Partisipasi
Kebersamaan dan Koordinasi
Tanggung jawab
Kode
Etik Penilai Amdal
 Kode etik penilai Amdal dapat diartikan sebagai




pedoman etis atau sebagai pedoman berperilaku dalam
melakukan proses penilaian dokumen Amdal pada
komisi penilai Amdal. Oleh karena kode etik
merupakan norma moral, maka beberapa nilai moral
yang ada di atas dapat dijadikan sebagai kode etik
penilai Amdal.
Menurut Barry Sadler (1996) core values Amdal
adalah:
Integrity: proses amdal harus sesuai dengan standarstandar yg telah disepakati/berlaku;
Utility: proses Amdal harus dapat memberikan
informasi yg seimbang dan kredibel untuk
pengambilan keputusan;
Sustainability: proses Amdal harus dapat
menghasilkan perlidungan terhadap lingkungan.
 Seseorang yang sedang melakukan penilaian dokumen





Amdal dapat dikatakan tidak etis jika, misal:
“memaksakan kehendak” atau dengan kata lain
“pokoknya”;
berkata kurang sopan dengan kalimat –kalimat yang
seakan-akan pemrakarsa /konsultan seperti
“pesakitan”;
menyalahkan tanpa membaca dengan baik dokumen
yang dinilai;
tidak bersifat terbuka terhadap perkembangan
teknologi, sehingga ada dokumen dengan
menggunakan metode yang berbeda dengan yang biasa
seorang penilai pahami diarahkan untuk mengikuti
dengan metode yang penilai pahami.
Dll.
 Sebagai contoh, Code of Conduct dari anggota yang




tergabung dalam International Association for Impact
Assesment (IAIA) adalah sebagai berikut:
“As a self-ascribed professional member of IAIA, the
information and services that I provide must be of the
highest quality and reliability. I consequently commit
myself:
To conduct my professional activities with integrity,
honesty, and free from any misrepresentation or
deliberate bias.
To conduct my professional activities only in subject
areas in which I have competence through education,
training, or experience. I will engage, or participate
with, other professionals in subject areas where I am
less competent.
To take care that my professional activities promote
sustainable and equitable actions as well as a holistic
approach to impact assessment.
 To check that all policies, plans, activities, or projects with





which I am involved are consistent with all applicable
laws, regulations, policies and guidelines.
To refuse to provide professional services whenever the
professional is required to bias the analysis or omit or
distort facts in order to arrive at a predetermined finding
or result.
To disclose to employers and clients and in all written
reports, any personal or financial interest that could
reasonably raise concerns as to a possible conflict of
interest.
To strive to continually improve my professional
knowledge and skills and to stay current with new
developments in impact assessment and my associated
fields of competence.
To acknowledge the sources I have used in my analysis and
the preparation of reports.
To accept that my name will be removed from the list of
self-ascribed professional members of IAIA should I be
found to be in breach of this code by a disciplinary taskgroup constituted by the IAIA Board of Directors”
 Secara umum, seorang penilai Amdal
harus memiliki kode etik:
 Sebagai seorang profesional:
 Integritas
 Kejujuran
 Konsisten
 Keterbukaan
 Selalu mengikuti perkembangan IPTEK
 Dalam pengambilan keputusan
 Sikap
hormat terhadap alam (respect for
nature)
 Prinsip tanggung jawab (moral
responsibility for nature)
 Solidaritas kosmis (cosmic solidarity)
 Prinsip kasih sayang dan kepedulian
terhadap alam (caring for nature)
 Prinsip “No Harm”
 Prinsip hidup sederhana dan selaras dengan
alam
 Prinsip keadilan
 Prinsip demokrasi
ETIKA PENYUSUN
AMDAL
 1. Tanggung-Jawab Publik dan Hukum bagi
Penyusun Dokumen AMDAL: Pekerjaan
sebagai penyusun AMDAL, pada hakekatnya
merupakan pekerjaan publik yang selain
dipertanggung-jawabkan kepada Pemerintah juga
secara langsung dipertanggung-jawabkan kepada
masyarakat. Pertanggung-jawaban ini berkaitan
dengan aspek keselamatan dan keamanan
lingkungan, baik dalam kawasan sempit maupun
luas. Aspek keselamatan ini juga berkaitan dengan
aspek kesehatan dan kesejahteraan masyarakat di
sekitar usaha dan atau kegiatan.
 Mengingat ruang-lingkup tanggung-
jawabnya, maka tenaga ahli penyusun
AMDAL harus dapat menghadapi tuntutan
publik dan juga tuntutan hukum.

Untuk menjawab tuntutan ini, maka untuk
setiap tenaga ahli penyusun dokumen
AMDAL perlu disepakati adanya sarana
yang berupa norma-norma kerja, antara
lain sebagai berikut:
 KODE ETIK TENAGA AHLI PENYUSUN AMDAL
 Sebagai seorang tenaga ahli penyusun AMDAL, informasi
dan pelayanan yang saya berikan harus berkualitas dan
dapat dipercaya. Saya konsekuen dan berkomitmen sebagai
berikut :
 Menjalankan aktifitas ketenaga-ahlian dengan integritas,
kejujuran dan bebas dari konflik kepentingan atau
kesalahan yang disengaja.
 Menjalankan aktifitas ketenaga-ahlian hanya dalam bidang
yang saya kuasai saja yang didapat dari pendidikan,
pelatihan, atau pengalaman.Menjalankan aktifitas
ketenaga-ahlian dengan mengedepankan keseimbangan
dan keutuhan dalam upaya mengambil pendekatan yang
holistik dalam memperkirakan dampak.
 Memastikan bahwa semua kebijakan, perencanaan,
aktifitas / kegiatan, atau proyek yang dikerjakan adalah
konsiten dengan hukum, regulasi, dan Undang-undang
yang berlaku.
 Menolak memberikan pelayanan ketenaga-ahlian
jika diminta untuk membiaskan analisis, dengan
menghilangkan, atau mengubah fakta sehingga
mempengaruhi hasil.
 Mengutamakan keterbukaan kepada pemberi kerja
atau rekanan pada setiap laporan tertulis baik
pribadi maupun finansial untuk menghindari
terjadinya konflik kepentingan.
 Berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan ketenaga-ahlian dan terus mengikuti
perkembangan dalam kajian dampak dan
kompetensi yang relevan.
 Mencantumkan sumber yang digunakan dalam
melakukan analisis dan penyusunan laporan.
 b.
Pedoman-pedoman Kerja Penyusun
DokumenAMDAL.
Sebagai tenaga ahli bersertifikat yang harus
mempertanggung-jawabkan pekerjaannya, setiap
tenaga ahli wajib memiliki norma-norma kerja yang
merupakan panutan bersama Untuk penyusunan
dokumen-dokumen ini, pertimbangan pertama yang
ditempuh adalah mengacu norma-norma yang ada,
khususnya
yang
telah
dikembangkan
oleh
International Association of Impact Assesment
(IAIA). Dokumen-dokumen ini perlu dikaji bersama
dan dirumuskan bersama untuk menjadi norma
bersama yang disepakati oleh stake-holder
penyusunan AMDAL. Dokumen yang dimaksud
menjadi
acuan,
adalah
sebagai
berikut:
 Sistem Mutu:
 Pada tahap pertama, jawaban terhadap
tantangan ini adalah bagaimana
merancang kelembagaan dan fungsinya
dalam melaksanakan kegiatan sertifikasi.
Rancangan kelembagaan ini diwujudkan
dalam bentuk sistem manajemen mutu,
 Standar Kompetensi:
 Untuk dapat mengoperasikan sistem
mutu guna pelaksanaan sertifikasi
kompetensi, pihak Kementerian
Lingkungan Hidup telah menyediakan
standar kompetensi
SEKIAN
TERIMA KASIH
ATAS PERHATIANNYA
SEMOGA BERMANFAAT
Download