Penerapan Model Pembelajaran Langsung PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DENGAN TEMA PERISTIWA PADA SISWA KELAS I Siti Ulifah PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya ([email protected]) Supriyono PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya Abstrak Berdasarkan data penelitian yang diperoleh pada observasi awal, kreteria ketuntasan minimal(KKM) mata pelajaran IPS pada tema peristiwa dikelas I SDN Candiharjo I Mojokerto pada semester 1 tahun pelajaran 2014–2015, nilai rata–ratanya yaitu 68% padahal kreteria ketuntasan minima l(KKM) mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia adalah 70. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Prosedur penelitian ini adalah penelitian awal dan pelaksanaan tindakan. Pada pelaksanaan tindakan terhadap 3 tahapan yang harus dilakukan yaitu (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan dan pengamatan dan evaluasi, (3) analisis dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas I SDN Candiharjo I Mojokerto yang berjumlah 25 siswa.Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi aktivita sguru dan siswa, dan tes hasil belajar. Teknik Analisis data yang dilakukan siswa sedangkan hasil belajar dilakukan dengan memberikan latihan soal. Kegiatan pembelajaran aktivitas gurud an si s wa mengalamipeningkatandarisiklusIdansiklusII.Aktivitas guru mengalami peningkatan sebesar 20,8 % yaitu dari 68,1 % pada siklus I menjadi 88,9% pada siklus II. Sedangkan peningkatan aktivitas siswa sebesar 21,4% yaitu dari 66,1% pada siklus I menjadi 87,5% pada siklus II. Data hasil tes siswa pada siklus I mencapai 52%, dan siklus II mencapai 88%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkanbahwapenerapan model pembelajaran langsung dapat meningkatkan hasil belajar tematik pada siswa kelas I SDN Candiharjo I Mojokerto. Kata Kunci: Model pembelajaran langsung, IPS dan hasil belajar Abstract Based on researchdata obtained in the initial observation, minimum completeness criteria (KKM) social studies on the theme of the events in the first grade of SDN Candiharjo I Mojokerto in the 1st half of the school year 2014-2015, the average value - means are at 68% whereas the minimum completeness criteria (KKM) science subjects and Indonesian was 70. This research is a class act. The procedure of this study is preliminary research and the implementation of the action. In the implementation of the action against the three steps that must be done: (1) planning actions, (2) implementation of the action and observation and evaluation, (3) analysis and reflection. Subjects in this study were students of class I SDN Candiharjo I Mojokerto, amounting to 25 students. Data collection techniques using the method of observation activities of teachers and students, and the achievement test. Data analysis technique is to analyze the results of observations of the activity of the teacher and student activities while learning outcomes done by giving exercises. Learning activities the teacher and student activity increased from the first cycle and cycle II. Teacher activity increased by 20.8% from 68.1% in the first cycle to 88.9% in the second cycle. While the increase in student activity by 21.4% from 66.1% in the first cycle to 87.5% in the second cycle. Test data of students in the first cycle reaches 52%, and the second cycle reaches 88%. From these results it can be concluded that the application of direct learning model can improve student learning outcomes thematic class I SDN Candiharjo I Mojokerto. Keywords: model application directly,scienceandlearningoutcomes mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar timbal balikyang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.Dalam proses pembelajarandisekolah,guru harus lebih mengutamakan siswa sebagai objek mengajar sehingga kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa.Melalui pembelajaran PENDAHULUAN Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh tingkah laku yang baru secara keseluruhan,sebagai hasil pengalamannya dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto,2010 :2).Pembelajaran merupakan proses yang 651 Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015, dan pengembangan potensi diri pada pembelajaran disekolah dasar,siswa dengan memperoleh bekal pengetahuan,keterampilan dan menyesuaikan diri terhadap fenomena dan perubahan yang terjadi dilingkungan sekitar. Pembelajaran tematik di sekolah dasar (SD) merupakan hal yang relatif baru sehingga dalam implementasinya belum sebagaimana yang diharapkan .Masih banyak guru yang merasa sulit meninggalkan kebiasaan kegiatan pembelajaran yang penyajiannya berdasarkan mata pelajaran atau bidang studi.Pendekatan pembelajaran tematik sudah dilakukan oleh beberapa sekolah tetapi hasil yang dicapai belum optimal. Pengamatan awal di SDN CandiharjoI terkait model pembelajaran kelas I,II dan III untuk setiap mata pelajaran masih dilakukan model pembelajaran konvensional dan dilakukan secara terpisah belum diterapkannya model pembelajaran tematik misalnya mata pelajaran IPS dilakukan dua jam,Bahasa Indonesia dua jam dan matematika dua jam. Menurut tim pustaka Yustisia (2007:251) pembelajaran yang menyajikan mata pelajaran secara terpisah akan menyebabkan kurang mengembangkan anak kurang berfikir holistik (suatu kebutuhan) dan membuat kesulitan bagi peserta didik.Oleh karena itu pada saat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung,terlihat beberapa atau sebagian besar peserta didik belum mampu mengikuti proses pembelajaran secara optimal.Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang terjadi didalam kelas selama ini masih menggunakan proses pembelajaran konvensional,belum mengarah kepada pembelajaran yang tepat melalui pendekatan tematik.Pembelajaran ini dilakukan sehingga nilainya tidak mencapai KKM yang diharapkan.Hal ini menarik perhatian peneliti untuk mengadakan penelitian tindakan kelas tentang penerapan model pembelajaran langsung dengan pendekatan tematik di SDN Candiharjo I Mojokerto.Untuk itu beberapa teori yang dapat mendukung diterapkannya model pembelajaran langsung dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam pendekatan pembelajaran tematik Model pembelajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang, diajarkan dengan pola bertahap,selangkah demi selangkah.Julianto dkk,2011:6) Menurut hasil pengamatan yang diperoleh pada observasi awal, kreteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran IPStema peristiwa di kelas I SDN Candiharjo I Mojokerto pada semester 1 tahun pelajaran 2014 – 2015, nilai rata – ratanya yaitu 68,8dengan prosentase ketuntasan 68%, padahal kreteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia adalah 70. Oleh karena itu penulis mengajukan solusi untuk mengatasi hal tersebut dengan menggunakan model pembelajaran langsung dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar siswa lebih aktif, dengan suasana belajar sebagai berikut : (1) mendeskripsikan aktivitas guru dalam penerapan model pembelajaran langsung tema peristiwa kelas I SDN Candiharjo I 652 Mojokerto (2) mendeskripsikan aktivitas belajar siswa dalam penerapan modelpembelajaran langsung tema peristiwa siswakelas I SDN Candiharjo I Mojokerto(3) mendeskripsikan adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam penerapan model pembelajaran langsung tema peristiwa kelas I SDN Candiharjo I Mojokerto METODE Berdasarkan judul penelitian penerapan model pembelajaran langsung pada tema peristiwa untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas I SDN Candiharjo I Mojokerto. Maka Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (eksperimen research). Menurut Wardani (2003: 04) menjelaskan bahwa “Penelitian tindakan kelas adalah peneliti yang dilakukan di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri,dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai seorang guru,sehingga belajar peserta didik lebih meningkat.Upaya perbaikan ini dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan tugas sehari-hari diruang kelas. Subjek penelitiannya adalah seluruh peserta didik kelas I SDN Candiharjo IMojokerto yang berjumlah 25 terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan yang dilakukan ketika proses belajar mengajar berlangsung. Penelitian dilaksanakan diruang kelas I SDN Candiharjo I Mojokerto.Alasan peneliti ini karena sekolah masih menggunakan pembelajaran konvensional. Alasan lain peneliti memilih lokasi ini karena peserta didik kelas I SDN Candiharjo I Mojokerto pada tema peristiwa mata pelajaran IPS dan Bahasa Indonesia masih dibawah KKM. Prosespelaksanaantindakandilakukansecarabertah apsampai penelitian iniberhasil.Prosedur tindakan dimulai dari 1. Perencanaan Tindakan 2. Pelaksana Tindakan 3.Pengamatan danEvaluasi4. Analisisdan Refleksi (Muslich,2009:40) Tahap Perencanaan Pada tahap ini penulis melakukan perencanaan tindakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) menganalisis kurikulum untuk mengetahui standar kompetensi kompetensi dasar. (2) menyusunperencanaan pembelajaran yaitu guru membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)dengan model pembelajaran langsung dan menganalisis materi pelajaran IPS dan Bahasa Indonesia kelas I. (3) merancang prosedur kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran langsung serta mempersiapkan materi pelajaran.(4) menyusun lembar kerja siswa, (5) merancang lembar observasi yang akan digunakan untuk mengobservasi kegiatan peserta didik dalam pembelajaran dan merancang lembar observasi kegiatan untuk guru. (6) menyusun alat evaluasi pembelajaran yaitu evaluasi tertulis. Tahap pelaksanaan tindakan Pada tahap ini melakasanakan kegiatan pembelajaran sebagaimana yang telah dirancang. Pelaksanaan penelitian ini mengikuti tahap- tahap penelitian kelas yang terdiri dari berbagai siklus.Setiap siklus terdiri atas tahap perencanaan tindakan, pemberian tindakan,observasi,dan refleksi.Tahap-tahap penelitian Penerapan Model Pembelajaran Langsung dalam masing-masing tindakan terjadi secara berulang .Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan 2 siklus da setiap siklusnya dilaksanakan selama I kali pertemuan, waktu untuk setiap pertemuan adalah 2 x 35 menit. Observasi (Pengamatan) Tahap pengamatan yang diamati aktivitas peserta didik dan aktivitas guru di dalam kelas pada saat pembelajaran berlangsung.Penelitian membawa instrumen penelitian dan teman sejawat mengamati penelitian dalam mengunakan pembelajaran langsung.Pengamatan ini dilakukan ini dari proses awal sampai akhir pembelajaran.Selanjutnya mendokumantasikan dan mengumpulkan data-data tersebut karenadiperlukan dalam proses perbaikan untuk siklus berikutnya. Tahap refleksi Dalam tahap refleksi ini dilakukan pada setiap akhir siklus yaitu pada saat presentasi siswa berakhir.Dalam melakukan refleksi dari guru tetap berperan sebagai moderator. Dan hasil refleksi terbebut akan memberi kesempatan peserta didik dalam langkah memperbaiki belajar peserta didik berikutnya Hasil refleksi pada siklusI disimpulkan bahwa,apabilabelum berhasil maka penelitimengulang kembali di siklus II.Hasil siklus I dapat dijadikan pijakan untuk pelaksanaan siklus berikutnya yang merupakan perencanaan yang sudah direfisi dari siklus I,kemudian dijadikan pijakan untuk melaksanakan tindakan pada siklus II.Bila hasil belajar pada siklus II belum berhasil maka dilakukan refisi pafa siklus berikutnya akan tetapi apabila hasilbelajar sudah mencapai hasil yang diinginkan maka tidak perlu diulang kembali. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :(a) hasil pengamatan tentang aktifitas guru dan aktifitas peserta didik dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran langsung. (b) data hasil belajar peserts didik selama penerapan model pembelajaran langsung pada tema Peristwa khususnya pada pembelajaran IPS. Instrumen Penelitian Intrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,lebih cermat,lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto,2008:127) Peneliti menggunakan lembar observasi sebagai alat pengumpulan data kegiatan guru dan peserta didik serta pengumpilan data nilai siswa.Lembar observasi ini berupa tabel kegiatan dan siswaselamaprosespembelajaran,sedangkan tes ini berupa tes tertuis yang dibuatoleh peneliti. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian adalah metode observasi tes Teknik observasi Observasi adalah cara menghimpun bahanbahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan (Sudijono,2006:76) Untuk memudahkan pengumpulan data aktivitas guru dan peserta didik maka penulis menggunakan lembar observasi. Lembar observasi dibuat dengan kompinen-komponen kegiatan gurudan peserta didik dalam pross pembelajaran dari awal sampai akhir pembelajaran. Dalam pelaksanaan observasi dikelas, penulis meminta bantuan teman sejawat untuk mengawasi guru dan peserta didik dalam belajar mengajar di ruang kelas dengan membawa lembar observasi yang sudah disediakan Dalam observasi ini penulismembuat lembar penelitian yang terdiri dari beberapa item yang telah direncanakan. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui keaktifan guru dan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar serta situasi dan kondisi pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Teknik Tes Tes adalah sederetan pernyataan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu (Arikunto,2010:193).Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar peserta didik yangdilaksanakan setelah proses pembelajaran yang menngunakan model pembelajaran langsung. Pengumpulan data hasil belajar peserta didik dalam penelitian ini menggunakam lembar soal tertulis.Tes tulis berupa tes evaluasi individu.Tes tertulis dilakukan dengan memberikan butiran soal yaitu 10 butir pilihan ganda 5 butir isian dan 5 essay.Tes tertulis diberikan dengan tujuan untuk memperoleh data berupa nilai hasil belajarpeserta didik secara individu. Untuk menganalisis data yang diperoleh dari observasi aktifitas guru dan observasi aktifitas peserta didik,penulis menggunakan rumus persentase sebagai berikut : Keterangan: P : Presentase f : Jumlah siswa yang tuntas P= N : Jumlah seluruh siswa (Aqib,2009:41) Analisis Hasil Tes Untuk mengetahui ketuntasan klasikal belajar peserta didikpada pembelajaran tematik dengan menngunakanmodel pembelajaran langsung dihitung dengan menggunakan rumus : Keterangan: P : Presentase f :Jumlah siswa yang tuntas P= N : Jumlah seluruh siswa (Aqib,2009:41) Setelah dihitung presentase yang ada, data ditafsirkan dengan pedoman sebagai berikut: 80 % - 100% =baik sekali 66 % - 79% = baik 56 % - 65% =cukup 40 % - 55% =kurang Kurang dari 40 % =gagal (Arikunto,2007:245) 653 Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015, Indikator keberhasilan merupakan kriteria penerimaan ataupun penolakan hipotesis penelitian (tindakan ) yang telah dirumuskan dibagian awal penelitian. Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini ditentukan sebagai berikut : (a) Penerapan Model Pebelajaran Langsung untuk mencapaikeberhasilan dengan tema Peristiwa dikelas I SDN Candiharjo I Mojokerto jika aktifitas guru dan peserta didik mencapai 80 %. (b) ketentuan hasil belajar peserta didik secar klasikal mencapai keberhasilan, jika 85 %peserts didik dalam satu kelas memperoleh hasil belajar mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk pembelajaran Tematik IPS dan Bahasa Indonesia. Yang ditetapkan oleh guru yaitu 70. (c) respon peserts didik tehadap kegiatan pembelajaran mencapai keberhasilan, jika presentasi skor yang diperpleh dari jawaban seluruh peserts didik dalam angket mencapai 80% dari skor ideal. Hasil Pelaksanaan Siklus I Tahapan-tahapan dalam setiap siklus yaitu : Sebelum melaksanakan tahap perencanaan tindakan pada siklus I, peneliti terlebih dahulu melaksanakan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam pembelajaran tematik tema peristiwa di kelas I SDN Candiharjo I Mojokerto. Observasi awal dilaksanakan pada Selasa, 23 Maret 2015. Hasil yang diperoleh dari observasi awal, dalam proses pembelajaran guru cenderung menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi pembelajaran. Hal ini berakibat aktivitas siswa pada kegiatan pembelajaran menjadi pasif. Selain itu hasil belajar yang diperoleh siswa belum optimal mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu sebesar 70. Peneliti menganalisis kurikulum untuk menentukan indikator, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, dan materi pokok yang akan disampaikan. Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran IPS dan Bahasa Indonesia dalam tema peristiwa dengan menggunakan model pembelajaran langsung ( Instruction Direct) untuk meningkatkan hasil belajar. Analisis yang dilaksanakan mengacu pada Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP) dengan 8 Standar Kompetensi. Hasil analisis kurikulum tersebut kemudian dikembangkan menjadi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Komponen-komponen yang terdapat dalam RPP mencakup satuan pendidikan, tema, mata pelajaran, kelas, semester, alokasi waktu, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pokok, model dan metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, media dan sumber belajar, serta penilaian. Proses pembelajaran pada siklus I direncanakan pada kamis tanggal 30 Maret 2015 dengan alokasi waktu masing-masing 4 x 35 menit. Media yang digunakan berkaitan dengan materi berupa gambar-gambar tentang peristiwa penting yang ada dilingkungan keluarga. Model pembelajaran langsung ini digunakan untuk memudahkan guru memberikan pemahaman materi kepada siswa selama pembelajaran. Peneliti menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) yang digunakan pada saat pembelajaran berlangsung. Komponen-komponen dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) meliputi identitas siswa, judul, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, alat dan bahan, langkah-langkah, analisis, dan simpulan. Evaluasi pembelajaran yang akan dilakukan meliputi evaluasi proses dan hasil belajar siswa. Evaluasi proses digunakan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa pada aspek afektif dan aspek psikomotor selama proses pembelajaran dengan mengggunakan lembar pengamatan. Sedangkan evaluasi hasil digunakan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa pada aspek kognitif dengan menggunakan lembar penilaian dan dilaksanakan di akhir pembelajaran yang dikerjakan secara individu. Soal evaluasi terdiri dari 10 butir pilihan ganda dan 5 butir soal isian serta 5 essay. Peneliti menyusun instrumen penilaian yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian, meliputi : a) Lembar observasi aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran langsung (Direct Instroduction) untuk meningkatkan hasil belajar. b) Lembar observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran mencakup dua aspek yaitu aspek afektif dan aspek psikomotor. Pelaksanaan siklus I pada kamis, 23 Maret 2015 pukul 07.00 – 09.00 wib. Pada siklus ini, melaksanakan proses pembelajaran tematik dengan tema peristiwa sesuai dengan RPP yang disusun dan menerapkan model pembelajaran langsung (Direct Instroduction). Alokasi waktu pembelajaran adalah 4 x 35 menit. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan adalah antara lain : Pada kegiatan awal guru mengecek kesiapan belajar siswa, ruang kelas, dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran, selanjutnya guru mengucapkan salam pembuka. Guru mengecek kehadiran siswa. Guru melakukan apersepsi dengan cara memotivasi siswa bersama-sama menyanyikan lagu “Bila Kuingat” dan bertanya jawab tentang lagu tersebut. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran tentang rasa suka atau tidak suka terhadap peristiwa. Kegiatan Inti antara lain : Guru memajang media gambar tentang peristiwa penting dalam lingkungan keluarga. Guru mendemonstrasikan mengelompokkan peristiwa sesuai dengan kesukaan dan ketidaksukaan pada peristiwa. Guru menunjuk salah satu siswa untuk melanjutkan pengelompokkan kesukaan atau ketidaksukaan terhadap peristiwa penting. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang penjelasan guru. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Guru meminta sala satu siswa, dari salah satu siswa menuliskan atau mempresentasikan hasil pengamatan dari kelompok lain memberi tanggapan. Guru membagikan dan meminta siswa untuk mengerjakan LKS secara kelompok. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan LKS. Guru memberikan umpan baik terhadap hasil kerja siswa. Guru mengomentari cerita yang disampaikan oleh siswa dan memberikan pujian. Guru memberikan LP kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa 654 Penerapan Model Pembelajaran Langsung terhadap materi yang sudah jelas. Guru memberikan kesempatan kepada siswa LP. Siswa mengumpulkan hasil kerjanya. Kegiatan akhir terdiri dari : Guru dan siswa menyimpulkan materi pembelajaran. Guru memberi tugas di rumah. Pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan oleh dua orang observer, yaitu Drs. H. Laib selaku wali kelas II sebagai observer 1 dan Mariana Tati, S.Pd selaku teman sejawat sebagai observer 2. Ada dua hal yang diamati oleh pangamat yaitu aktivitas guru dan aktivitas siswa dengan menggunakan panduan lembar observasi yang telah disiapkan. Aktivitas Guru Kemampuan guru (peneliti) dalam melaksanakan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran langsung dapat diukur dengan mengggunakan lembar observasi aktivitas guru. Hasil pengamatan aktivitas guru pada siklus I dapat dideskripsikan aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran langsung pada pembelajaran tematik mata pelajaran IPS adalah memotivasi siswa/memberi apersepsi mendapat skor 3,5 dengan kriteria baik. Guru mengajak siswa bernyanyi “Bila Kuingat”, selanjutnya guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan lagu yang telah dinyanyikan. Pada pembelajaran ini guru tidak mengarahkan perhatian siswa agar focus sehingga ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan aktivitas ini bahkan ramai sendiri, menyampaikan tujuan pembelajaran mendapat skor 2 dengan kriteria cukup baik. Pada saat menyampaikan tujuan pembelajaran guru menginformasikan secara singkat materi pokok dan menyampaikan tujuan pembelajaran, menyajikan materi mendapat skor 2,5 dengan kriteria cukup baik. Guru menyampaikan pokok-pokok materi secara sekilas dengan menggunakan media pembelajaran, mendemonstrasikan pengetahuan mendapat skor 4 dengan kriteria baik. Demonstrasi dilakukan secara bertahap, menyeluruh tetapi hanya sedikit keterlibatan siswa dalam pendemonstrasian tersebut, membimbing pelatihan mendapat skor 2 dengan kriteria cukup baik. Guru membimbing siswa secara bertahap, pembimbingan dilakukan pada beberapa siswa, walaupun hanya beberapa siswa guru tetap memantau aktivitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung, mengecek pemahaman siswa dan memberikan umpan balik (pertanyaan) mendapat skor 2 kriteria cukup baik. Guru memberikan pertanyaan tertulis Soal yang diajukan sebanyak 15 soal, memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan mendapat skor 2,5 dengan kriteria cukup baik. Dalam pelatihan lanjutan guru menggunakan media pembelajaran dan melibatkan siswa dalam pembelajaran. Tetapi siswa yang terlibat kurang dari 16 siswa, melakukan evaluasi mendapat skor 4 dengan kriteria sangat baik. Guru memberikan latihan soal sebanyak 10 soal. Guru mengawasi siswa dalam mengerjakan latihan soal, tetapi guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada soal yang belum/tidak dimengerti, menyimpulkan evaluasi pelajaran / refleksi mendapat skor 3 dengan kriteria baik. Guru membimbing siswa dalam menyimpulkan materi, pembimbingan dilakukan secara bertahap. Tetapi hasil penyimpulan tidak ditulis di papan tulis. Dari seluruh aspek aktivitas guru tenyata 68,1% dari seluruh indikator aktivitasnya sudah terlaksana dengan kriteria baik, namun masih belum mencapai indikator yang ditetapkan yaitu 80%. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan pada siklus II. Aktivitas Siswa Selama proses pembelajaran berlangsung menggunakan gambar peristiwa penting dilingkungan keluarga dengan penerapan model pembelajaran langsung, aktivitas siswa penting untuk diamati dengan menggunakan lembar aktivitas siswa. Pengamatan dilaksanakan sejak awal hingga akhir pembelajaran pada siklus I. Hasil pengamatan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran langsung pada siklus I secara keseluruhan persentase aktivitas siswa dalam pembelajaran pada siklus I, maka dapat dideskripsikan aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran langsung pada tema peristiwa khususnya mata pelajaran IPS adalah memperhatikan penjelasan guru mendapat skor 2 dengan kriteria cukup baik. Siswa menyimak penjelasan guru, tetapi hanya beberapa siswa yang bertanya/menjawab pertanyaan dari guru, menjawab pertanyaan guru mendapat skor 2 dengan kriteria cukup baik. Siswa menjawab dengan suara lantang tetapi banyak jawaban siswa yang salah, memperhatikan demonstrasi guru mendapat skor 3 dengan kriteria baik. Siswa memperhatikan demonstrasi guru dengan sikap disiplin dan tidak ramai. Tetapi keterlibatan siswa dalam pendemonstrasian kurang. Siswa yang memperhatikan demonstrasi guru kurang dari 20 siswa, mendemonstrasikan dengan menggunakan media pembelajaran mendapat skor 3 dengan kriteria baik. Siswa mendemonstrasikan pembelajaran rasa suka dan tidak suka terhadap peristiwa penting dilingkungan keluarga dengan berani tetapi suaranya kurang lantang, memperhatikan bimbingan guru mendapat skor 2 dengan kriteria cukup baik. Pada saat guru melakukan pembimbingan pada siswa, siswa mengikuti dengan tertib dan akan tetapi apabila tidak mengerti bertanya tanpa mengangkat tangan terlebih dahulu, menyimpulkan materi mendapat skor 2,5 dengan kriteria cukup baik. Dalam membuat kesimpulan dominan siswa memperhatikan bimbingan guru tetapi diam saja tidak memberikan masukan dan sedikit yang memberikan masukan dalam membuat kesimpulan, mengerjakan evaluasi mendapat skor 4 dengan kriteria sangat baik. Siswa mengerjakan evaluasi soal secara mandiri tetapi ada beberapa siswa yang tidak tepat waktu dalam mengumpulkan lembar evaluasi. Dari seluruh aspek aktivitas siswa pada siklus I di atas mencapai 66,1% dengan kriteria cukup baik dan belum mencapai indikator yang telah ditetapkan yaitu 80%, maka dari itu perlu dilakukan perbaikan pada siklus II. Setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan Model pembelajaran langsung, diakhir 655 Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015, pembelajaran siklus I dilakukan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan lembar penilaian. Hasil belajar siswa secara klasikal mencapai ketuntasan sebesar 66,1%. Sekitar 13 siswa yang mendapat nilai lebih atau sama dengan KKM yaitu 70. Sedangkan yang memperoleh nilai di bawah 70 sebanyak 12 siswa dengan persentase 48%. Ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus I hanya mencapai persentase sebesar 6 6 , 1 %. Hal ini menandakan bahwa pembelajaran siklus I belum mampu mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 80%, untuk itu perlu diadakan siklus selanjutnya. Refleksi Siklus I Berdasarkan hasil aktivitas guru, hasil aktivitas siswa dan hasil evaluasi siswa pada siklus I ada beberapa hal yang perlu direfleksi sebagai acuan dalam proses pelaksanaan pembelajaran pada siklus selanjutnya. Kelebihan pada siklus I antara lain : Dapat diketahui kegiatan siswa sudah baik. Siswa menyimak dan memperhatikan penjelasan guru pada waktu pembelajaran, Pada saat guru memberikan pertanyaan, siswa menjawab dengan suara lantang, Pada saat guru menampilkan demonstrasi, siswa memperhatikan demonstrasi guru dengan sikap disiplin dan tidak ramai. Siswa mengerjakan evaluasi soal secara mandiri. Kelemahannya antara lain : Dapat diketahui kegiatan guru masih belum maksimal. Guru harus meningkatkan kemampuan dalam memahami sintak/fase model pembelajaran langsung. Guru harus meningkatkan pemberian motivasi kepada siswa agar siswa lebih berani dan percaya diri dalam menjawab pertanyaan guru, mengajukan pertanyaan, dan mempresentasikan hasil pengamatan di depan kelas, Dalam proses pembelajaran menggunakan Model pembelajaran langsung, kegiatan siswa melakukan pengamatan dianggap belum maksimal. Siswa cenderung masih pasif. Untuk mengatasi hal tersebut hendaknya guru lebih telaten dan sabar dalam membimbing siswa agar suasana pembelajaran di kelas melalui pengamatan sederhana yang menggunakan Model pembelajaran langsung lebih aktif, atraktif, menyenangkan, dan pengalaman belajar yang diperoleh siswa lebih bermakna, Pada akhir pembelajaran guru membagikan lembar penilaian untuk mengetahui kemampuan siswa. Dari hasil evaluasi yang diperoleh, tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan pada siklus I dinyatakan belum berhasil karena belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu ≥ 80 %, Proses pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I baik aktivitas guru, aktivitas siswa, maupun hasil belajar siswa belum mencapai persentase indikator keberhasilan. Maka pembelajaran akan dilanjutkan pada siklus II. Hasil Pelaksanaan Siklus II Pada tahap ini, peneliti melakukan persiapan untuk melaksanakan proses pembelajaran pada siklus II. Perencanaan dilakukan dengan memberikan pengembangan sebagai upaya perbaikan dari siklus sebelumnya yang dilaksankan pada tanggal 30 Maret 2015. Kegiatan pada tahap perencanaan tindakan siklus II diawali dengan Menganalisa Kurikulum, Peneliti menganalisis kurikulum untuk menentukan indikator, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, dan materi pokok yang akan disampaikan. Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran IPS dan Bahasa Indonesia dalam tema peristiwa dengan menggunakan model pembelajaran langsung ( Instruction Direct). Analisis yang dilaksanakan mengacu pada Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP) dengan 8 Standar Kompetensi. Kemudian, Merancang dan mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang lebih baik dari siklus sebelumnya. Komponen-komponen yang terdapat dalam RPP mencakup satuan pendidikan, tema, mata pelajaran, kelas, semester, alokasi waktu, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pokok, model dan metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, media dan sumber belajar, serta penilaian. Proses pembelajaran pada siklus II direncanakan pada 6 April 2015 dengan alokasi waktu 4 x 35 menit, Mempersiapkan Media dan Sumber Belajar, Media yang digunakan berkaitan dengan materi berupa media gambar yang ada di lingkungan sekitar diperbanyak. Model pembelajaran langsung digunakan untuk memudahkan guru memberikan pemahaman materi kepada siswa selama pembelajaran. Model pembelajaran langsung tersebut antara lain gambar peristiwa penting dilingkungan keluarga. Penambahan model pembelajaran langsung siklus II berupa gambar gambar peristiwa yang lebih menarik, Peneliti menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) yang digunakan pada saat pembelajaran berlangsung. Komponen-komponen dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) meliputi identitas siswa, judul, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, alat dan bahan, langkah-langkah, tabel hasil pengamatan, analisis hasil pengamatan, dan simpulan,. Evaluasi pembelajaran yang akan dilakukan meliputi evaluasi proses dan hasil belajar siswa. Evaluasi proses digunakan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa pada aspek afektif dan aspek psikomotor selama proses pembelajaran dengan mengggunakan lembar pengamatan. Sedangkan evaluasi hasil digunakan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa pada aspek kognitif dengan menggunakan lembar penilaian dan dilaksanakan diakhir pembelajaran yang dikerjakan secara individu. Soal evaluasi terdiri dari 10 butir soal pilihan ganda dan 10 butir soal isian dan 10 essay. Peneliti menyusun instrumen penilaian yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian, meliputi : Lembar observasi aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran langsung (Direct Instroduction), Lembar observasi aktivtas siswa dalam proses pembelajaran mencakup dua aspek yaitu aspek afektif dan aspek psikomotor. Pelaksanaan siklus II pada Senin, 6 April 2015 pukul 07.00 – 09.00 wib. Pada siklus ini, melaksanakan proses pembelajaran tematik dengan tema peristiwa sesuai dengan RPP yang disusun dan menerapkan model pembelajaran langsung (Direct Instroduction). Alokasi waktu pembelajaran adalah 4 x 35 menit. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan adalah sebagai berikut : 656 Penerapan Model Pembelajaran Langsung Pada Kegiatan Awal, Guru mengecek kesiapan belajar siswa, teras kelas dan halaman serta media yang akan digunakan dalam pembelajaran, selanjutnya guru mengucapkan salam pembuka, Guru mengecek kehadiran siswa, Guru melakukan apersepsi dengan cara memotivasi siswa bersama-sama menyanyikan lagu “Pelangi Pelangi” dan bertanya jawab tentang lagu tersebut, Guru menyampaikan tujuan pembelajaran tentang peristiwa penting dilingkungan kluarga. Kegiatan Inti , Guru bercerita tentang p eristi wa sesuai dengan gambar . Guru bertanya tentang cerita tersebut yang berkaitan dengan materi, misalnya : apa yang dirasakan jika melihat pelangi ? apa yang dirasakan jika mendapat sakit ? Guru menjelaskan tentang peristiwa yang terjadi dilingkungan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang penjelasan guru. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Guru meminta sala satu siswa, dari salah satu siswa menuliskan atau mempresentasikan hasil pengamatan dari kelompok lain memberi tanggapan. Guru membagikan dan meminta siswa untuk mengerjakan LKS secara kelompok. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan LKS. Guru memberikan umpan baik terhadap hasil kerja siswa. Guru mengomentari cerita yang disampaikan oleh siswa dan memberikan pujian. Guru memberikan LP kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang sudah jelas. Guru memberikan kesempatan kepada siswa LP. Siswa mengumpulkan hasil kerjanya. Kegiatan Akhir Kegiatan Awal. Guru dan siswa menyimpulkan materi pembelajaran. Guru memberi tugas di rumah. Pengamatan Siklus II Aktivitas Guru Kemampuan guru (peneliti) dalam melaksanakan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran langsung dapat diukur dengan mengggunakan lembar observasi aktivitas guru. Secara keseluruhan persentase aktivitas guru dalam pembelajaran pada siklus II dapat dideskripsikan aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran langsung pada pembelajaran tematik mata pelajaran IPS adalah sebagai berikut : Memotivasi siswa/memberi apersepsi mendapat skor 4 dengan kriteria sangat baik. Guru memotivasi siswa dengan melakukan Tanya jawab dengan mengatikan materi yang diajarkan dan mengarahkan perhatian siswa agar fokus. Menyampaikan tujuan pembelajaran mendapat skor 3 dengan kriteria baik. Guru menginformasikan secara lengkap materi pokok dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Menyajikan materi mendapat skor 3 dengan kriteria baik. Guru menyampaikan pokok-pokok materi secara sistematis dengan menggunakan media gambar sebagai media pembelajaran. Mendemonstrasikan pengetahuan mendapat skor 4 dengan kriteria sangat baik. Demonstrasi dilakukan secara bertahap, menyeluruh dan melibatkan siswa dalam pendemonstrasian. Membimbing pelatihan mendapat skor 3,5 dengan kriteria baik. Pembimbingan dilakukan secara bertahap, menyeluruh dan memantau aktivitas siswa pada saat pembelajaran. Mengecek pemahaman siswa dan memberikan umpan balik (pertanyaan) mendapat skor 3,5 dengan kriteria baik. Guru memberikan pertanyaan secara lisan kepada hampir seluruh siswa kelas 1. Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan mendapat skor 4 dengan kriteria baik. Dalam pelatihan lanjutan guru menggunakan media slide dan melibatkan siswa dalam pembelajaran. Siswa yang terlibat lebih dari 18 siswa. Tetapi tidak seluruh siswa terlibat. Melakukan evaluasi mendapat skor 3,5 dengan kriteria baik. Guru memberikan latihan soal, mengawasi siswa dalam mengerjakan soal, memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya. Menyimpulkan evaluasi pelajaran/refleksi mendapat skor 3,5 dengan kriteria baik. Guru membimbing siswa dalam menyimpulkan materi, bertahap, dan menuliskan hasil penyimpulan di papan tulis. Dari seluruh aspek aktivitas guru tenyata 88,9% dari seluruh indikator aktivitasnya sudah terlaksana dengan kriteria sangat baik dan sudah mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan yaitu > 80%. Aktivitas Siswa . Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Siklus II dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Hasil Pengamatan aktivitas siswa Siklus II No . Aspek yang diamati P1 P2 1. Memperhatikan penjelasan guru (Menyampaikan tujuan dan materi) 3 3 6 3 2. Menjawab pertanyaan yang diajukan guru 3 3 6 3 4 4 8 4 4 4 8 4 3. Memperhatikan demonstrasi guru Mendemonstrasikan pelatihan 4.. dengan menggunakan media 5. Memperhatikan bimbingan dari guru pada saat pembelajaran 3 3 6 3 6. Menyimpulkan materi 3 4 7 3,5 7. Mengerjakan evaluasi 4 4 8 4 24 25 49 24,5 Jumlah 657 Jm Rata l 2 Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015, Selama proses pembelajaran berlangsung menggunakan model pembelajaran langsung untuk meningkatkan hasil belajar siswa, aktivitas siswa dapat diamati menggunakan lembar aktivitas siswa. Pengamatan dilaksanakan sejak awal hingga akhir pembelajaran pada siklus II. Dari tabel 1 tersebut dapat dideskripsikan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan media gambar dan model pembelajaran langsung pada mata pelajaran IPS antara lain : Memperhatikan penjelasan guru mendapat skor 3 dengan kriteria baik. Siswa menyimak, dan lebih dari separuh siswa bertanya atau menjawab pertanyaan guru. Menjawab pertanyaan guru mendapat skor 3 dengan kriteria baik. Siswa menjawab dengan suara kurang lantang tetapi banyak jawaban siswa yang benar. Memperhatikan demonstrasi guru mendapat skor 4 dengan kriteria sangat baik. Siswa memperhatikan demonstrasi guru dengan tertib dan hampir seluruh siswa yang mengikuti demonstrasi guru. Mendemonstrasikan dengan menggunakan media mendapat skor 4 dengan kriteria sangat baik. Siswa mendemonstrasikan pembelajaran memberikan pendapat suka dan tidak suka dengan peristiwa dengan berani dan suara lantang. Memperhatikan bimbingan guru mendapat skor 3 dengan kriteria baik. Pada saat guru melakukan pembimbingan pada siswa, siswa mengikuti dengan tertib, memperhatikan bimbingan guru dan sebagaian bertanya bila tidak mengerti. Menyimpulkan materi mendapat skor 3,5 dengan kriteria baik. Siswa tidak memperhatikan guru dalam melakukan pembimbingan membuat kesimpulan tetapi sebagian masih kurang berani mengutarakan ide. Mengerjakan evaluasi mendapat skor 4 dengan kriteria sangat baik. Siswa mengerjakan evaluasi soal secara mandiri dan tepat waktu. Dari seluruh aspek aktivitas siswa pada siklus II di atas mencapai 87,5% dengan kriteria sangat baik dan mencapai indikator yang telah ditetapkan yaitu 80%. Tabel 2 Hasil Evaluasi Siklus II No. Nama 2 ABI 3 AMA 4 ANP 5 ANF 6 AZF 7 BAP 8 CAN 9 DIN 10 DIV 11 EVI 12 FIS 13 FAR 14 GAL 15 HEN 16 JEC 17 KIA 18 LUN 19 MEI 20 NAI 21 NAN 22 NUR 23 QOM 24 RAH 25 ZAH Jumlah Tuntas Jumlah Tidak Tuntas Rata-rata nilai KKM Nilai 68,5 75,0 76,0 66,5 77,5 70,5 77,5 70,5 70,5 80,5 70,5 77,5 71,5 73,0 70,5 67,5 72,5 77,5 73,5 72,5 74,5 70,5 74,5 74,5 22 3 73,0 70 Ket. TT T T TT T T T T T T T T T T T TT T T T T T T T T 88% 12% Refleksi Siklus II Pelaksanaan kegiatan pembelajaran penerapan model pembelajaran langsung tema peristiwa siklus I dengan siklus II sedikit berbeda ditinjau dari segi penerapan model, kemampuan guru dalam pengelolaan ruang belajar, dan buku sumber yang digunakan. model pembelajaran langsung yang digunakan pada siklus II lebih banyak dan beragam. Tempat yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dialihkan, yang semula pada siklus I pembelajaran dilaksanakan di dalam ruang kelas pada siklus II kegiatan pembelajaran berada di halaman sekolah. Tujuannya agar pembelajaran bagi siswa tidak membosankan dan lebih menyenangkan. Buku sumber yang mendukung materi pembelajaran lebih bervariasi. Berdasarkan seluruh data yang diperoleh pada pelaksanaan siklus II, dapat diketahui bahwa pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II telah mencapai persentase yang telah ditetapkan yaitu 80% pada indikator keberhasilan, baik hasil aktivitas guru, hasil aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Dengan demikian penelitian penerapan model pembelajaran langsung tema peristiwa di kelas I telah tuntas. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran langsung, diakhir pembelajaran siklus II dilakukan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan lembar penilaian. Data yang diperoleh sesuai tabel 2 sebagai berikut : Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa mencapai ketuntasan sebesar 88%, sekitar 22 siswa yang yang mendapat nilai lebih atau sama dengan KKM yaitu 70. Sedangkan yang memperoleh nilai di bawah 70 sebanyak 3 siswa dengan persentase 12%. 658 Penerapan Model Pembelajaran Langsung tersebut mendorong guru untuk melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran dan mencari solusi dari permasalahan-permasalahan yang ditemukan pada siklus I. Perbandingan aktivitas siswa siklus I dan siklus II dapat dilihat pada diagram 4.2 berikut ini : PEMBAHASAN Dalam pembahasan ini akan dipaparkan perkembangan pelaksanaan penerapan model pembelajaran langsung tema peristiwa. Keberhasilan penelitian ini dapat dijelaskan berdasarkan ketercapaian setiap indikator dalam penelitian. Perbandingan ketercapaian indikator siklus I dan siklus II pada aktivitas guru, aktivitas siswa, hasil belajar siswa secara keseluruhan, dan hasil belajar siswa aspek psikomotor maupun aspek afektif tersaji dalam diagram sebagai berikut : Aktivitas Guru Berdasarkan data observasi aktivitas guru pada siklus I sebesar 68,1% dan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 88,9%. Jika ditinjau dari tingkat keberhasilan aktivitas guru telah mengalami kenaikan sebesar 20,8%. Dengan melaksanakan refleksi pada siklus I guru memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada dengan melakukan perbaikan terhadap kinerja guru. Maka diperoleh peningkatan hasil pada siklus II. Perbandingan aktivitas guru pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada diagram 4.1 berikut ini: Diagram 2. Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II Berdasarkan diagram 2 terlihat hasil aktivitas siswa mengalami peningkatan pada siklus II. Hasil aktivitas siswa pada siklus I mencapai persentase sebesar 66,1 % dan pencapaian persentase pada siklus II sebesar 87,5 %. Dengan demikian aktivitas siswa mengalami peningkatan sebesar 21,4%. Berdasarkan hasil tersebut aktivitas siswa dalam penerapan model pembelajaran langsung telah berhasil dan melebihi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 80 %. Hasil Belajar Siswa Keberhasilan penelitian ini dapat dijelaskan berdasarkan ketercapaian setiap indikator dalam penelitian, terutama pada ketuntasan hasil belajar siswa. Ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal pada Diagram 1. Aktivitas Guru pada Siklus I dan Siklus II Berdasarkan diagram 1, dapat dilihat persentase ketuntasan aktivitas guru pada siklus 1 dan siklus II yang mengalami peningkatan dari setiap siklus kegiatan pembelajaran. Pada siklus I terlihat pada diagram di atas dengan persentase sebesar 68,1% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 88,9 %. Dengan demikian aktivitas guru selama siklus I-II selalu mengalami peningkatan. Ini menunjukkan pencapaian persentase keberhasilan ini juga sudah menjadi indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu 80% dan telah dikatakan berhasil. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas guru pada siklus II dengan menerapkan model pembelajaran langsung kelas I di SDN Candiharjo I Mojokerto sudah mengalami peningkatan yang lebih baik. Aktivitas Siswa Selain aktivitas guru, aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran juga memberikan pengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran. Keberhasilan dalam suatu pelaksanaan pembelajaran, siswa merupakan konsentrasi terpenting selain guru. Pengelolaan pembelajaran yang dilakukan guru juga mempengaruhi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Pada siklus I dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa masih tergolong rendah karena masih dibawah indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu 80%, hal setiap siklus dapat diamati pada diagram 3 berikut : Diagram 3 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa siklus I dan Siklus II Berdasarkan diagram 3 terbukti bahwa ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 36% dari siklus I. Ketuntasan hasil belajar siswa siklus I menunjukkan persentase sebesar 66,1%, sedangkan pada siklus II menunjukkan persentase sebesar 88%. Dengan demikian ketuntasan hasil belajar siswa telah tercapai dan melebihi indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu sebesar 85 %. Secara keseluruhan, penerapan model pembelajaran langsung tema peristiwa pada setiap siklus menunjukkan adanya peningkatan kualitas. Aktivitas guru, aktivitas siswa, ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal, serta perkembangan hasil belajar siswa mengalami peningkatan hingga mencapai 659 Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015, persentase yang ditetapkan pada indikator keberhasilan. Dengan demikian penerapan model pembelajaran langsung tema peristiwa bagi siswa kelas I sudah efektif. Dalam hal ini peran guru adalah sebagai fasilitator dan motivator yang menuntun dan membimbing siswa agar dapat berpikir lebih kritis dalam menyelesaikan suatu masalah. Siswa dapat membuat hubungan antara hasil belajar yang diperoleh dengan kehidupan sehari-hari mereka, sehingga pengetahuan siswa lebih bermakna. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dideskripsikan pada bab IV, diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan model pembelajaran langsung tema peristiwa dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas I di SDN Candiharjo I Mojokerto,hal tersebut dibuktikan dengan : Aktivitas guru selama penggunaan tema peristiwa dengan menerapkan model pembelajaran langsung (Direct Instruction) mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan persentase aktivitas guru pada siklus I dan siklus II. Aktivitas guru mengalami peningkatan sebesar 20,8 % yaitu dari 68,1 % pada siklus I menjadi 88,9% pada siklus II. Pengamatan aktivitas guru dalam penggunaan model pembelajaran langsung tema peristiwa berjalan dengan baik dan mencapai keberhasilan. Aktivitas siswa selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung yang menggunakan model pembelajaran langsung pada tema peristiwa dengan penerapan model pembelajaran langsung juga mengalami peningkatan. Hal ini dengan dibuktikan adanya peningkatan persentase aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II. Peningkatan aktivitas siswa sebesar 21,4% yaitu dari 66,1% pada siklus I menjadi 87,5% pada siklus II. Pengamatan aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran langsung berjalan dengan baik dan lancar serta mencapai keberhasilan. Hasil belajar yang diperoleh siswa kelas I di SDN Candiharjo I Mojokerto dengan penggunaan model pembelajaran langsung tema peristiwa mengalami peningkatan. Ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal mengalami peningkatan sebesar 36 %, yaitu dari II. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran langsung telah mencapai keberhasilan. diperlakukan sebagai peserta yang aktif selama proses pembelajaran. Proses pembelajaran lebih aktraktif dan tidak membosankan bagi siswa akan menumbuhkan serta meningkatkan semangat belajar siswa. Selain itu siswa akan memperoleh pengalaman belajar yang bermakna dan tahan lama tersimpan dalam dirinya. Dengan demikian aktivitas siswa mengalami peningkatan sesuai dengan indikator keberhasilan yang sudah ditentukan. Hasil belajar siswa yang diperlukan dalam rangka meningkatkan pembelajaran di Sekolah Dasar dapat mengalami peningkatan, maka perlu ditunjang dengan peran aktif dan kreatifitas serta kejelian guru dalam memilih media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi ajar. Kesesuaian penggunaan model pembelajaran langsung tema peristiwa dengan materi yang akan disampaikan kepada siswa, dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan juga dapat tercapai dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Agung. Leo. Sutoyo Sulasih. 2009. IPS 1 untuk SD/MI Kelas 1. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional. BSE Amri, Sofyan. 2010. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif. Jakarta : PT. Prestasi Pustakaraya. Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas . Rineka Cipta Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Ekawarna. 2009. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Gaung Persada (GP Press). Darsiman.Moh.dkk. 2006. Mari Indonesia 1. Jakarta.Yudistira Belajar Bahasa Indrastutik.dkk.2007.Buana Ilmu Pengetahuan Sosial 1.Bogor. Yudistira Iskandar.Sukini. 2009. Bahasa Indonesia 1 untuk SD/MI Kelas 1. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional. BSE Julianto, dkk. 2011. Teori dan Implementasi Model – ModelPembelajaran Inovatif. Surabaya: Unesa University Press Muslich, SARAN Berdasarkan hasil penilitian yang diperoleh, maka peneliti menyampaikan beberapa saran antara lain : Aktivitas guru menjadi lebih baik dan berkualitas, maka guru perlu meningkatkan kinerjanya dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan media benda konkret yang meliputi kemampuan mengelola kelas, kemampuan memotivasi dan memfasilitasi siswa dalam aktivitas belajar, kemampuan menggunakan media pembelajaran dengan tepat, dan kemampuan mengelola sumber belajar. Dengan demikian indikator keberhasilan aktivitas guru dapat tercapai. Agar aktivitas siswa selama melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan media benda konkret mengalami peningkatan, maka perlu ditunjang oleh peran aktif guru. Siswa hendaknya Pedoman Guru Antara.Ilmu Surabaya. MIA Pengetahuan Trianto, 2007.Model-model Pembelajaran berorientasiKonstruktivistik.Jakarta : Pustaka Sosial. Inovatif Prestasi Trianto, 2009.Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : Bumi Aksara. Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu, KTSP. Jakarta: bumi Aksara Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT.Remaja Ros 660