BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Candida 2.1.1 Definisi Candida Kandida adalah tanaman yang termasuk ke dalam kelompok jamur. Menurut Berkhout (1923), kalsifikasi ilmiah kandida adalah : Kingdom : Fungi Filum : Ascomycota Subfilum : Saccharomycotina Class : Saccharomycetes Ordo : Saccharomycetales Famili : Saccharomycetaceae Genus : Candida Candida sp merupakan jenis jamur sebagai flora normal pada manusia yang dapat dijumpai pada mulut, vagina, kulit, kuku, saluran cerna, dan saluran genitourinaria. Bahkan, jamur ini kadang-kadang dijumpai pada saluran pernapasan. Candida merupakan jamur dismorfik, yang bentuknya tergantung lingkungannya. Bentuk miselium atau bentuk hifa ditemukan pada penyakit, karenanya bentuk ini dianggap bentuk patogen, sedangkan bentuk ragi atau klamidospora merupakan bentuk istirahat yaitu sebagai saprofit.5, 6, 11 2.1.2 Morfologi dan identifikasi Candida sp. tumbuh sebagai sel ragi (blastospora) yang berbentuk berbentuk bulat, lonjong atau bulat lonjong dengan ukuran 2-5 µ x 3-6 µ hingga 25,5 µ x 5-28 µ.13 Candida sp. juga membentuk pseudohifa ketika tunas-tunasnya terus bertumbuh, tetapi gagal melepaskan diri sehingga menghasilkan rantai-rantai sel panjang yang bertakik atau menyempit pada lokasi penyekatan di antara sel.7 Universitas Sumatera Utara Tidak seperti spesies kandida yang lain, Candida albicans merupakan jamur dimorfik karena kemampuannya untuk tumbuh dalam dua bentuk yang berbeda yaitu sebagai sel tunas yang akan berkembang menjadi blastospora dan menghasilkan kecambah yang akan membentuk hifa semu.13 Candida albicans dapat tumbuh baik pada media agar Saboroud, tetapi dapat juga tumbuh pada media kultur biasa. Setelah proses inkubasi, pada media agar terlihat koloni Candida albicans berbentuk bulat, berwarna putih dengan permukaan koloni yang terlihat agak kasar.8 Berikut gambaran mikroskopis spesies candida : A B Gambar 2.1. Candida albicans. : A. Bentuk klamidospora pada cornmeal agar. B. Biakan muda berbentuk tabung setelah diinkubasi pada serum selama 3 jam.14 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2. Mikroskopis dari Candida krusei pada agar cornmeal 14 Gambar 2.3. Mikroskopis dari Candida keyfr pada agar cornmeal ditemukan blastospora dan pseudohifa 14 Gambar 2.4. Mikroskopis dari Candida parapsilosis pada agar cornmeal 14 Gambar 2.5. Mikroskopis dari Candida tropicalis pada agar cornmeal 14 2.2 Kandidiasis Interdigitalis Pedis 2.2.1. Definisi Kandidiasis Interdigitalis Pedis adalah infeksi jamur pada sela-sela jari kaki yang disebabkan spesies Candida albicans dan jamur jenis lain dari spesies Candida. 2.2.2. Etiologi Penyebab tersering kandidiasis adalah Candida albicans tapi ada beberapa yang spesies candida yang menjadi penyebab kandidiasis yaitu C. parapsilosis, C. guillermondii, C. Kruzei.7 2.2.3. Faktor predisposisi Infeksi kandida dapat terjadi, apabila ada faktor predisposisi baik endogen maupun eksogen.6 Faktor endogen 1. Perubahan fisiologik : a. Obesitas b. Debilitas c. Endokrinopati, gangguan gula darah kulit d. Penyakit kronik : tuberkulosis, lupus eritematous dengan keadaan umum yang buruk 2. Umur : orang tua dan bayi lebih mudah terkena infeksi karena status imunologiknya tidak sempurna 3. Imunologik : penyakit genetik Faktor eksogen 1. Suhu panas, dan kelembaban menyebabkan perspirasi meningkat. 2. Kebersihan kulit. 3. Kebiasaan berendam kaki dalam air yang terlalu lama menimbulkan maserasi dan memudahkan masuknya jamur 4. Kontak dengan penderita, misalnya pada thrush, balanopostitis 2.2.4. Patogenesis Timbulnya penyakit dan bagaimana mekanisme pertahanan tuan rumah terhadap kandida belum sepenuhnya dipaparkan dengan jelas, namun, pada dasarnya terdapat 2 mekanisme terjadinya kandidiasis, yaitu : 1. Mekanisme non-imun, meliputi: adanya interaksi antara kandida dengan flora normal kulit lainnya akan mengakibatkan persaingan dalam mendapatkan nutrisi seperti glukosa. Ada beberapa mikroorganisme yang diduga mengeluarkan zat bersifat toksik terhadap pertumbuhan kandida, belum ada yang berhasil mengisolasi mikroorganisme tersebut. Universitas Sumatera Utara 2. Mekanisme imun selular dan humoral, adalah: pertama kali timbulnya kandidiasis kulit dan mukosa yaitu terlihat menempelnya kandida pada sel epitel yang disebabkan adanya interaksi antara glikoprotein permukaan kandida dengan sel epitel. Kandida mempunyai zat keratinolitik (fospolipase) yang dapat menghidrolisis fosfolipid membran sel epitel. Kandida dengan bentuk pseudohifa akan mempermudah invasi jamur ke jaringan. Kandida juga mempunyai faktor kemotaktik neutrophil yang akan menimbulkan reaksi radang akut. Pada lapisan luar kandida mengandung mannoprotein yang bersifat antigenik sehingga mengaktivasi komplemen dan merangsang terbentuknya imunoglobulin. Pada kasus ini peranan antibodi sebagai mekanisme pertahanan tubuh tidak jelas fungsinya. Terbentuknya kompleks antigen-antibodi di permukaan sel kandida karena immunoglobulin, sehingga melindungi kandida dari fungsi imunitas tuan rumah. Terbentuk zat yang bersifat toksik terhadap neutrofil dan fagosit lainnya yang dikeluarkan oleh kandida.11 Infeksi kandida diperburuk dengan mengkonsumsi antibiotik dalam jangkau yang lama, higienitas yang buruk. Dan pengobatan dengan agen sitotoksik (methotrexate, cyclophosphamide) untuk kondisi rematik dan dermatologik atau kemoterapi agresif untuk keganasan pada pasien usia lanjut memberikan resiko yang tinggi. 2.2.5. Gejala Klinis Gejala klinis dapat muncul berupa bercak yang berbatas tegas, bersisik, basah, dan eritematosa. Lesi tersebut dikelilingi oleh satelit berupa vesikel-vesikel dan pustul-pustul kecil atau bula yang bila dipecah meninggalkan daerah yang erosif, dengan pinggir yang kasar dan berkembang seperti lesi primer.6 Universitas Sumatera Utara 2.2.6. Diagnosis Diagnosis harus berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaaan laboratorium. Berikut pemeriksaan laboratorium secara langsung maupun dengan pembiakan terlebih dahulu : 1. Pemeriksaan langsung Kerokan kulit atau usapan mukokutan diperiksa dengan larutan KOH 10% atau dengan pewarnaan Gram, terlihat sel ragi, blastospora, atau hifa semu. 2. Pemeriksaan biakan Bahan yang diperiksa ditanam dalam agar dektrosa glukosa Sabouraud, dapat ditambahi antibiotik (kloramfenikol) untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Pembenihan disimpan dalam suhu kamar atau lemari suhu 37oC, koloni tumbuh setelah 24-48 jam berupa koloni ragi. Identifikasi Candida dapat albicans dilakukan dengan cara menanamkan kembali koloni yang telah tumbuh pada agar cornmeal. Sesudah 24 jam ditanamkan dapat dilihat adanya klamidospora.6 2.2.7. Pengobatan Pengobatan kandidiasis sebagai berikut : 1. Menghindari atau menghilangkan faktor predisposisi. 2. Topikal, yaitu: larutan ungu gentian 1-2% untuk kulit dioleskan sehari 2 kali selama 3 hari, nistatin (berupa krim, salap, emulsi),amfoterisin B, Mikonazol 2% (berupa krim atau bedak), Klotromazol 1% (berupa bedak, larutan, dan krim), Tiokonazol,bufonazol,isokonazol. 3. Sistemik yaitu tablet nistatin (untuk menghilangkan infeksi lokal dalam saluran cerna, obat ini tidak diserap oleh usus), Amfoterisin B (diberikan intravena untuk kandidosis sistemik).6 Universitas Sumatera Utara 2.2.8. Prognosis Pada umumnya prognosis kasus kandidiasis adalah baik, tapi tingkat berat dan ringan keparahan kandidiasis bergantung pada faktor predisposisinya. 2.2.9. Diagnosa banding Diagnosa banding kandidiasis interdigitalis pedis adalah tinea pedis (Athlete’s foot).6 2.2.9.1. Tinea pedis (Athlete’s foot) Tinea pedis ialah penyakit kulit pada kaki yang disebabkkan oleh golongan jamur dermatofita (Microsporum, Trichopyhton, Epidermophyton). Orang awam biasa menyebutnya dengan kutu air.6 Tinea pedis yang tersering dilihat di sela-sela jari kaki IV dan V terlihat fisura yang dilingkari sisik halus dan tipis. Aspek klinis berupa kulit putih dan rapuh.Bila bagian kulit yang mati ini dibersihkan, maka aka terlihat kulit baru. 6 Tinea sering dialami pada orang yang bekerja pada tempat basah, lembab dan pada orang yang sering menggunakan sepatu. Penegakkan diagnosis ditemukan gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium. Pada pemeriksaan laboratorium diperlukan bahan klinis berupa kerokan kulit, rambut, dan kuku.6 Pemeriksaan langsung sediaan basah dilakukan dengan mikroskop, mulamula dengan pembesaran 10x10, kemudian dengan pembesaran 10x45. Sediaan bahas dibuat dengan meletakkan bahan diatas gelas alas,kemudian ditambahkan 1-2 tetes larutah KOH (10% untuk kulit, 20 % untuk kulit dan kuku). Setelah sediaan dicampur dengan larutan KOH, ditunggu 15-20 menit hal ini diperlukan untuk melarutkan jaringan.6 Pemeriksaan dengan pembiakan diperlukan untuk menyokong pemeriksaan langsung sediaan basah dan untuk menentukan spesies jamur. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menanamkan bahan klinis pada media agar dekstrosa Sabouraud. Pada agar Sabouraud dapat ditambahkan antibiotik (kloramfenikol) atau ditambah pula klorheksimid. Kedua zat tersebut diperlukan untuk menghindarknan kontaminasi bakterial maupun jamur kontaminan. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.6. Mikroskopis Microsporum gypseum.14 Gambar 2.7. Mikroskopis Tricophyton.14 2.2.9.2 Dermatitis Kontak Iritan Dermatitis kontak iritan adalah suatu bentuk reaksi peradangan kulit yang disebabkan oleh paparan senyawa iritan yang menyebabkan rusaknya kulit secara kimiawi.17 Penyebabnya berupa alkali, asam, pelarut,sabun, deterjen, dan berbagai bahan kimia yang terdapat di rumah dan tempat kerja yang merusak kulit setelah kontak berulang. Senyawa iritan tersebut dapat menghilangkan kelembapan dan merusak lapisan luar kulit.17,18 Universitas Sumatera Utara Gejala berupa kulit memerah dan kering, bersisik, terdapat rasa gatal. Gejala dapat ditemui pada daerah kaki atau tangan. Bentuk lesi kadang dijumpai vesikel dan bula. Lesi yang dibiarkan dapat mengalami erosi dan membentuk ulkus. Warnanya lesi seperti warna daging dan papul atau pustul dapat menduga infeksi primer atau sekunder dermatitis popok oleh Candida albicans.17, 18 Pengobatan lini pertama adalah salep seng oksida misalnya Balmex, Desitin, dan A+D Ointment dapat dioleskan tebal-tebal. Krim atau salep steroid hidrokortison 1% atau 0,05% dapat juga digunakan. Anti histamin untuk mengontrol rasa gatal. Jika tidak ada perbaikan setelah beberapa hari, dapat dicurigai disebabkan oleh Candida albicans, maka dapat diberi antijamur topikal misalnya mikonazol OTC (Micatin) atau Mikonazol 0,25% dikombinasikan dengan seng oksida adalah pilihan yang tersedia hanya dengan resep.17, 18 2.2.9.3. Dermatitis Kontak Alergik Dermatitis kontak alergik adalah suatu reaksi alergik yang disebabkan reaksi hipersensitifitas tipe lambat (tipe IV) akibat kontak kulit dengan senyawa alergik yang menyebabkan radang kulit dalam 48 jam setelah paparan terjadi. Penyebabnya antara lain parfum, kosmetik, perhiasan, logam, obat topikal, senyawa karet, tumbuhan.Penyakit jarang dijumpai pada anak, usia lanjut, dan orang Amerika-Afrika.17, 18 Bentuk ruam berupa erupsi yang terdiri dari papul eritematosa, vesikel,dan lepuh membentuk garis linier dan sangat gatal. Ruam akan muncul setelah 2 hari hingga 1 minggu terpapar dengan alergen.18 Penatalaksanaan dengan mandi air dingin, kortikosteroid topikal (krim klobetasol 0,05%) dua atau tiga kali sehari, antihistamin oral terutama pada malam hari. Pada kasus kasus berat dapat diberi prednison dengan dosis awal 1 mg/kg dan diturunkan secara bertahap 5 mg setiap 2 hari selama paling sedikit 2 minggu dan paling lama 3 minggu. Universitas Sumatera Utara