RERANGKA PRINSIP AKUNTANSI KEPEMERINTAHAN YANG BERTERIMA UMUM DI INDONESIA. Disajikan : Jan Hoesada-Anggota Komite Standar. PENDAHULUAN. Makalah ini disusun khusus untuk keperluan intern Komite, diajukan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun hirarki rujukan bagi penyusun LK entitas kepemerintahan. Asumsi yang mendasari adalah; bahwa SAP dan interpretasi SAP layak diduga tak akan mampu mengakomodasi semua bentuk transaksi akuntansi dimasa depan, sehingga penyusun LK perlu mencari rujukan diluar dua sumber resmi tersebut. Beberapa isu yang mendasari penyusunan Rerangka Prinsip Akuntansi Pemerintah Berterima Umum adalah : 1. Pada saat penyusun LK menemukan bahwa sesuatu perlakuan akuntansi ttt belum diatur oleh SAP Resmi, rujukan lain apa saja yang harus digunakan ?. Bagaimana urutan legitimasi rujukan tersebut ?. 2. Pada saat LK yang merujuk pada sesuatu sumber diluar SAP, interpretasi dan buletin teknis, kepada siapa (atau dengan sarana apa) penyusun LK harus berlindung dari kritik dan ketidak setujuan para pengguna LK termasuk Auditor ?. 3. Isu lain adalah komparabilitas perlakuan akuntansi yang tidak diatur SAP dan interpretasi SAP diharapkan menjadi seragam dalam banyak hal, apabila urutan rujukan disepakati secara nasional. 4. Isu lain yang paling penting adalah Auditor menganggap suatu rujukan (yang digunakan penyusun LK) diluar SAP dan Interpretasi SAP adalah kurang tepat, dan auditor berpendapat bahwa suatu sumber rujukan lainlah yang lebih tepat.Maka Auditor akan menyatakan kualifikasi tertentu LK atau tidak memberi opini audit. Isu ini berkembang, bahwa setiap auditor juga mempunyai pandangan yang berbeda-beda, sehingga koreksi audit suatu tahun buku karena basis rujukan diubah auditor, akan berubah pada tahun berikutnya karena berganti auditor dengan pendapat akan rujukan yang berbeda. Maka LK akan mengalami inkonsistensi perlakuan akuntansi ttt karena perubahan terus-menerus basis rujukan. Oleh karena itulah, konvensi tentang “the house of GAAP Kepemerintahan “ perlu disepakati secara nasional. SUMBER RUJUKAN YANG DIPERTANDINGKAN SEBELUM DIRUJUK OLEH PENYUSUN LK ENTITAS KEPEMERINTAHAN. Karena waktu penyusunan makalah ini terbatas, saya langsung mengusulkan urutan rujukan berlaku umum : 1. SAP dan interpretasi. Rearangka Prinsip -Pak Jan 1 2. Buletin teknis resmi terkait SAP yang diterbitkan oleh penerbit SAP. 3. Kerangka Dasar SAP. 4. Statutory financial reporting, statutory accounting treatment yang diwajibkan oleh lembaga diatas entitas LK, asosiasi entitas sejenis yang berspesialisasi dalam akuntansi. 5. Perundang-undangan RI; yaitu UUD, UU, PP setara derajat dengan PP Standar Akuntansi Kepemerintahan, Surat Keputusan / surat edaran / pengumuman resmi atau semacamnya dari Menteri, Dirjen, Direktur dalam lembaga kepemerintahan. 6. Standar internasional tentang SAP yang telah berterima global (misalnya suatu Standar Internasional yang diakui PBB, badan-badan pengatur LK Kepemerintahan antar negara). 7. SAP suatu negara yang layak dirujuk oleh penyusun LK. 8. Praktik berkualitas & lazim berterima umum, konvensi tak tertulis, paradigma praktisi LK yang umum dan berkembang didunia akuntansi kepemerintahan. Praktik dan konvensi yang buruk dari sudut pandang teknologi akuntansi umumnya, apalagi bertentangan dengan azas-azas hakiki dari akuntansi kepemerintahan khususnya, lebih khusus lagi bertentangan dengan suatu isu dalam SAP-RI tentu saja tak layak diakomodasi sebagai rujukan diluar SAP/interpretasi SAP. Praktik juga digambarkan oleh panduan-panduan penyusunan LK yang disusun oleh masing-masing entitas kepemrintahan, dan ternyata perlakuan akuntansi tertentu yang dipermasalahkan itu diatur secara seragam atau mirip diantara sebagian besar buku panduan intern LK entitas-entitas, tanpa kolusi-intensi-kesepakatan diam-diam yang bermaksud menggiring suatu perlaukan kesuatu arah yang diinginkan. Hasil studi empirik tentang suatu kondisi berlaku umum didalam praktik merupakan basis yang amat baik untuk mendeteksi praktik sehat dan baik, yang berlaku umum. 9. Buku teks tentang teori akuntansi yang memperoleh pengakuan internasional, pengarang buku teks diakui reputasi-kalibernya, dihormati oleh pakar-pakar akuntansi kepemerintahan terkemuka dunia. Sebagai suatu karakterisitik, suatu buku teks perguruan tinggi yang lazim digunakan secara global sebagai basis mata ajaran akuntansi pemerintahan, mungkin menjadi tanda konsep danteori seorang pakar berterima umum dunia. Harus diwaspadai, banyak sekali buku teks, sarana belajarmengajar akuntansi, artikel yang buruk mutu, tentu saja tak dapat dirujuk sebagai acuan RI. 10. Hasil studi empirik tentang suatu kondisi berlaku umum didalam praktik merupakan basis yang amat baik untuk mendeteksi praktik sehat dan baik, yang berlaku umum, telah disebut pada butir 8 diatas. Butir 10 ini mengakomodasi rekomendasi perlakuan akuntansi yang disimpulkan-diusulkan oleh periset tersebut, sepanjang usulan tersebut masuk akal dan diramalkan akan berterima umum. Rerangka ini terutama disusun untuk para penyusun Laporan Keuangan dan para auditor. Rearangka Prinsip -Pak Jan 2 BASIS ENTITAS KHUSUS PENGGUNA RUJUKAN. Usulan hirarki rujukan bagi penyusun LK dan Auditor tersebut diatas mempunyai banyak masalah bawaan. Berikut ini diupayakan membongkar masalah tersebut dengan usulan tambahan. Entitas Khusus : Dalam SAK Komersial lazim ditemukan perlakuan akuntansi bagi industri khusus, yang merupakan lex-specialist dari SAK berlaku umum. Artinya, industri khusus tersebut wajib merujuk SAK industri terkait dahulu dan mengabaikan pengaturan SAK umum yang bertentangan atau tidak sejalan dengan SAK khusus. Berikut ini adalah usulan urutan rujukan bagi Entitas Khusus Kepemerintahan, apabila diatur oleh SAP khusus suatu hari nanti : 1. SAP Khusus. Pada waktu menyusun LK, penyusun LK pertama kali meneliti apakah ada suatu standar khusus yang mengatur jenis entitasnya. Apabila ada, maka Standar Khusus Akuntansi Pemerintahan itulah yang dirujuk oleh entitas tertentu tersebut. Sebagai perumpamaan, bila SAP mengatur standar khusus untuk LK Daerah Istimewa atau Entitas Pemerintah Berumur Terbatas, maka DIJ Yogyakarta akan mengikuti Standar Daerah Istimewa, dn BPPN mengikuti standar Entitas pemerintah Berumur Terbatas. Semua nomor SAP yang berlaku umum dan tidak bertentangan dengan SAP Khusus tersebut tetap berlaku bagi entitas khusus tersebut. 2. Tafsir SAP Khusus.Apabila SAP khusus tertentu mempunyai Tafsir SAP Khusus. ( yaitu interpretasi untuk no PSAP tertentu tersebut), maka interpretasi merupakan rujukan kedua bagi entitas khusus tersebut, mengingat interpretasi suatu SAP sederajat tingkatnya dengan SAP yang diterangkan, ditafsir dan dielaborasi. Tafsir/interpretasi kira-kira setara Penjelasan UU dalam kaidah hukum RI. 3. Bagaimana apabila ada sesuatu transaksi Entitas Khusus yang tak diatur khusus perlakuan akuntansinya dalam SAP Khusus dan Tafsir (Interpretasi) SAP Khusus?. Entitas khusus dapat : 3.1.Buletin teknis RI apabila ada. 3.2.Mempertimbangkan perlakuan transaksi tersebut dalam PSAP Internasional atau PSAP negara lain tentang Entitas Khusus tersebut, apabila ada. 3.3.Mempertimbangkan perlakuan akuntansi transaksi sejenis pada entitas lain dalam lingkungan pemerintahan. 4. Apabila entitas penyusun LK tak diatur secara khusus oleh SAP, maka semua nomor SAP Umum berlaku baginya, sepanjang relevan dengan kegiatan entitas. Rearangka Prinsip -Pak Jan 3 Entitas Umum: Bagi entitas umum yang tidak diatur dalam SAP khusus, maka urutan rujukan seperti terurai diatas. MENGAPA PERUNDANG-UNDANGAN DIATAS PP DISUBORDINASIKAN URUTANNYA OLEH PENGGUNA SAP ?. The house of GAAP Kepemerintahan, apabila digambar dalam bagan memang akan selalu mengundang pertanyaan, kritik bahkan kemarahan berbagai stakeholder dalam RI. Urutan rujukan bukan urutan harkat, pangkat atau urutan penting. UUD tentu saja lebih tinggi dari UU, dan semua UU lebih tinggi legitimasinya dari PP tentang SAP. PP SAP adalah lex-specialist yang diturunkan sebagai amar suatu UU, dengan demikian disusun dalam harmoni dan dengan penuh kepatuhan kepada UU sumber PP SAP itu. Karna itulah SAP menjadi rujukan utama bagi para penyusun LK dan auditor. Demikian pada hemat saya. Dengan ingatan tulus disajikan untuk bahan rapat KSAP. Milenium Hotel 28 April 2004. Salam takzim dari Jan Hoesada. Rearangka Prinsip -Pak Jan 4