pengujian unjuk kerja variabel speed drive vf

advertisement
1
PENGUJIAN UNJUK KERJA VARIABEL SPEED DRIVE VF-S9
DENGAN BEBAN MOTOR INDUKSI
3 FASA 1 HP
THE TESTING OF PERFORMANCE VF-S9 VARIABLE SPEED
DRIVE WITH INDUCTION MOTOR
THREE FASA 1 HP
DENI NURUL HUDA (121321010)
Program Studi D-3 Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Bandung
Jl. Gegerkalong Hilir, Ds. Ciwaruga Kotak pos 6468 BDCD, Bandung
(022) 2012045
e-mail : [email protected]
ABSTRAK
Variabel speed drive adalat alat yang digunakan untuk mengubah tegangan AC menjadi tegangan
DC, kemudian tegangan DC tersebut diubah lagi menjadi tegangan AC dengan frekuensi yang
diinginkan dengan tujuan untuk mengatur kecepatan motor induksi. Kecepatan motor induksi dapat
diubah dengan cara mengubah nilai frekuensi, sehingga variabel speed drive disebut juga variabel
frekuensi drive. Tugas akhir ini, penulis akan menjelaskan cara kerja variabel speed, dan menguji
unjuk kerja variabel speed drive. Variabel speed drive yang digunakan adalah variabel speed drive
VF- S9 dengan daya 1 HP dengan beban motor induksi 3 fasa denga daya 1 HP. Hasil uji
membuktikan bahwa putaran motor induksi dapat diatur dengan mengubah frekuensi. Perubahan
frekuensi sebanding dengan perubahan tegangan atau dengan kata lain V/F konstan. Selain itu torsi
motor induksi bernilai konstan dengan mengatur arus yang masuk ke kumparan stator pada nilai
konstan.
Kata kunci : Variabel speed drive, Motor induksi, Frekuensi dan Torsi
ABSTRAK
Variable speed drive is equipment used to convert AC voltage into DC voltage and then convert
again DC voltage into AC voltage with frequency depend needed induction motor speed rotation.
Induction motor speed changed by changing the frequency, so that the variable speed drive is also
called a variable frequency drive. This final project, the author will explain the workings of the
variable speed control motor speed and the testing performances of variable speed drive. The
variable speed drive used is a variable speed drive VF- S9 1 HP with 3-phase induction motor load
1 HP. The test result determine that the induction motor rotation can be adjusted by changing the
frequency. Frequency changes in proportion to changes in voltage or in other words V/F constant.
In addition, the induction motor torque is constant by adjusting the current into the stator coils at a
constant value.
Keyword : Variable speed drive, Induction motor, frequency and torque
1. PENDAHULUAN
Motor induksi tiga fasa adalah motor listrik
arus bolak- balik yang paling banyak
digunakan. Motor induksi banyak digunakan
karena memiliki beberapa keuntungan,
diantaranya yaitu kontruksi-nya kompak,
harga-nya murah dan perawatannya mudah.
Selain beberapa keuntungan tadi, terdapat
kelemahan pada motor induksi tiga fasa, yaitu
sulitnya mengendalikan kecepatan. Motor
induksi tiga fasa berputar pada kecepatan
konstan,
padahal
industri
biasanya
menghendaki motor listrik yang bisa diatur
kecepatan sesuai dengan keinginan.
Langkah yang dapat dilakukan untuk
mengatur kecepatan motor induksi yaitu
dilakukan dengan mengubah frekuensi yang
masuk pada motor induksi. Belakangan ini
berkembang alat elektronika daya yang
digunakan untuk mengatur kecepatan motor
induksi dengan merubah frekuensi. Alat ini
dinamakan dengan variabel speed drive.
Banyaknya penggunaan variabel speed drive
untuk mengatur kecepatan motor induksi,
2
membuat penulis tertarik mengambil topik
tugas akhir tentang “Pengujian variabel
speed drive VF-S9 dengan beban motor
induksi tiga fasa 1 HP“.
3) Tegangan DC kemudian diumpankan ke
rangkaian inverter untuk dijadikan AC
kembali dengan frekuensi sesuai
kebutuhan. Jadi dari tegangan DC diubah
kembali ke tegangan AC 3 fasa.
komponen
switching-nya
adalah
semikonduktor aktif seperti IGBT atau
mosfet.
2. LANDASAN TEORI
2.1 Variabel Speed Drive
Variabel speed drive atau variabel frekuensi
drive adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengendalikan kecepatan motor listrik (AC)
dengan mengontrol frekuensi daya listrik
yang dipasok ke motor. Variabel frekuensi
drive
semakin
popular
karena
kemampuannya untuk mengontrol kecepatan
motor induksi. VSD mengontrol kecepatan
motor induksid engan mengubah frekuensi
dari grid untuk nilai disesuaikan pada sisi
mesin sehingga memungkinkan motor listrik
dengan cepat dan mudah menyesuaikan
kecepatan dengan nilai yang diinginkan. Dua
fungsi utama dari variabel frekuensi drive
adalah untuk melakukan konversi listrik dari
satu frekuensi ke yang lain, dan untuk
mengontrol frekuensi keluaran. Aplikasi
VSD digunakan dari mulai peralatan kecil
sampai peralatan besar, yaitu pengaturan
pabrik tambang, kompresor dan sistem
ventilasi untuk bangunan besar. Selain itu
VSD juga digunakan pada pompa, konveyor
dan alat pengendali mesin. Penggunaan
variabel frekuensi drive pada motor dapat
menghemat energi sehingga mengurangi
biaya listrik.
Tegangan keluaran dari VSD berupa
tegangan dan frekuensi yang bisa diatur
sehingga disebut VVVF (variabel voltage
variabel frekuensi).
2.1.1 Prinsip kerja variabel speed drive
Prinsip kerja dari variabel speed drive yang
sedehana adalah sebagai berikut:
M
VVVF
AC 3 Fasa
konstan
MOTOR
RECTIFIER
DC LINK
INVERTER
Gambar II.1 Blok diagram variabel speed drive 3
fasa
Gambar II.1 merupakan blok diagram yang
menunjukkan cara kerja variabel speed drive.
1) Tegangan yang masuk dari jala- jala
220/380 volt dan frekuensi 50 hz
merupakan tegangan arus bolak- balik
(AC) dengan nilai tegangan dan frekuensi
yang konstan. Kemudian dialirkan ke
board Rectifier/ penyearah DC. Jadi dari
AC di jadikan DC. Jika penyearah yang
digunakan adalah penyearah terkendali,
maka tegangan DC nya bisa diatur
(variabel).
2) Untuk meratakan tegangan DC, maka
tegangan dimasukkan ke DC link.
Komponen yang terdapat pada DC link
berupa kapasitor atau induktor.
2.1.2 Operasi variabel speed drive
Variabel speed drive mempertahankan nilai
tegangan keluaran ke- frekuensi (V/F)
dengan nilai rasio konstan pada semua
kecepatan untuk alasan yang berikut.
Tegangan fasa (V), frekuensi (F) dan fluks
magnetik (Φ) motor terkait dengan
persamaan:
V
= 4,444 f NΦm
(2.1)
V/f
= 4.444NΦm
(2.2)
Dimana :
N = jumlah lilitan stator berubah per fase.
Φm = fluks magnetik
Jika tegangan yang sama diterapkan pada
frekuensi yang berkurang, maka fluks
magnetik akan meningkat dan menjenuhkan
inti magnetik, secara signifikan mendistorsi
kinerja motor sehingga bekerja pada daerah
yang tidak sesuai dengan perancangannya.
Saturasi magnetik dapat dihindari dengan
menjaga konstan Φm sesuai dengan
perancangannya sebagaimana rumus 2.2.
Selain itu, torsi motor dihasilkan dari fluks
stator dan arus rotor. Untukmempertahankan
nilai torsi, maka harus menjaga rating nilai
pada fluks, yang dilakukan dengan menjaga
tegangan ke- frekuensi (V/F) rasio konstan.
Untuk itu dibutuhkan penurunan dari
tegangan motor dalam proporsi yang sama
dengan frekuensi untuk menghindari
kejenuhan magnetik. Pengendalian VSD
dengan metode kendali volt/ hertz konstan
kontrol ini menggunakan sistem loop terbuka
dengan bentuk yang sederhana mengambil
perintah referensi dari sumber luar yaitu dari
potensiometer. Prinsip kerjanya adalah ketika
fluks stator dijaga konstan, torsi yang
dihasilkan tidak bergantung pada suplai
frekuensi. Atau dalam kata lain kecepatan
motor sangat bergantung pada frekuensi.
Untuk menjaga fluks dalam kondisi konstan,
bekerja pada rating level tertentu. Tegangan
stator harus dapat diatur secara proporsional
terhadap suplai frekuensi. Pada operasi
kecepatan rendah, tegangan jatuh pada
resistansi stator harus dimasukkan dalam
hitungan fluks konstan, dan tegangan stator
3
harus dinaikkan secara tepat. Jika motor
diputar dengan frekuensi yang lebih tinggi
daripada frekuensi dasarnya, mengakibatkan
pengurangan terhadap torsi yang dihasilkan,
sehingga menyebabkan arus magnetisasi
berkurang dan mengakibatkan melemahnya
medan magnet
2.2 Motor Induksi
Motor induksi merupakan motor listrik arus
bolak-balik (ac) yang paling banyak
digunakan. Motor induksi tiga fasa
beroperasi pada sistem tiga fasa, dan banyak
digunakan dalam berbagai bidang industri
dengan kapasitas yang besar. Bentuk
gambaran motor induksi tiga fasa
diperlihatkan oleh gambar II.2
mengikuti medan putar stator. Perbedaan
relatif antara stator dan rotor dinamakan slip.
Bertambahnya beban, akan memperbesar
kopel motor yang oleh karenanya akan
memperbesar pula arus induksi pada rotor,
sehingga slip antara medan putar stator dan
putaran rotor pun akan bertambah besar. Jadi,
bila beban motor bertambah, putaran rotor
cenderung menurun.
Besarnya kecepatan medan putar stator dapat
dihitung dengan rumus berikut:
120.𝑓
Ns =
(2.3)
𝑃
dimana,
ns = kecepatan sinkron/ medan putar (rpm)
f = frekuensi sumber daya (Hz)
P = jumlah kutub motor induksi
2.2.2 Torsi Motor Induksi
Torsi berhubungan dengan kemampuan
motor untuk mensuplai beban mekanik. Oleh
karena itu (T) secara umum dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Gambar II.2 Motor induksi tiga fasa
Penamaan motor induksi berasal dari
kenyataan bahwa motor ini bekerja
berdasarkan induksi medan magnet stator ke
rotornya, dimana arus rotor motor ini bukan
diperoleh dari sumber tertentu, tetapi
merupakan arus yang terinduksi sebagai
akibat adanya perbedaan relatif antara
putaran rotor dengan medan putar (rotating
magnetic field) yang dihasilkan oleh arus
stator.
T=
𝑃
(2.4)
𝑟
Dimana:
T = Torsi
P = Daya
𝑟 = kecepatan sudut (mekanik) dari rotor.
Hubungan torsi dengan perubahan frekuensi,
perubahan beban ditunjukkan pada gambar
II.3
Torsi elektomagnetik untuk
300
%delta f: 10 Hz
f base: 50 Hz
250
Total developed torque, N-m
2.2.1 Prinsip kerja motor induksi tiga fasa
Motor induksi tiga fasa bekerja berdasarkan
induksi elektromagnetik dari kumparan stator
kepada kumparan rotornya. Pada saat
terminal tiga fasa stator motor induksi diberi
suplai tegangan tiga, maka kumparan stator
akan menghasilkan medan magnet yang
berputar. Garis- garis gaya fluks yang
diinduksikan dari kumparan stator akan
memotong kumparan rotornya sehingga
timbul emf (GGL) atau tegangan induksi dan
mengalir- lah arus pada kumparan rotor
karena penghantar (kumparan) rotor
merupakan rangkaian tertutup. Penghantar
(kumparan) rotor yang dialiri arus ini berada
dalam garis gaya fluks yang berasal dari
kumparan stator sehingga kumparan rotor
akan mengalami gaya lorentz yang
menimbulkan
torsi
yang
cenderung
menggerakkan
rotor
sesuai
dengan
pergerakan medan induksi stator.
Medan putar stator tersebut akan memotong
konduktor- konduktor pada rotor, sehingga
terinduksi arus; dan sesuai dengan Hukum
Lentz, rotor pun akan turut berputar
200
150
100
 Nominal
Beban Torsi Konstan
50
0
Beban fan
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
Speed, rpm
Gambar II.3 Kurva hubungan torsi dengan
variabel frekuensi
Pada gambar II.3 dapat dilihat sebuah grafik
yang menunjukkan pengaturan motor induksi
bahwa:
1) Dengan merubah frekuensi, maka
kecepatan motor induksi-pun berubah.
Semakin besar nilai frekuensi, semakin
cepat putarannya.
2) Pada frekuensi nominal dan frekuensi
dibawah nominalnya-nya, nilai torsi akan
konstan walaupun bebannya berubah.
4
Tetapi frekuensi diatas nominal-nya,
maka nilai torsi akan turun.
2.3 Harmonisa
Komponen yang terkandung pada Variabel
speed drive termasuk beban non linier. Pada
beban non linear, beban tidak lagi
menggambarkan bentuk gelombang arus dan
tegangan sinusoidal yang tidak murni.
Akibatnya akan terbentuk gelombang
sinusoidal yang terdistorsi yang akan
menghasilkan harmonisa sehingga akan
menurunkan kualitas sistem tenaga listrik
yang dapat menyebabkan kerusakan pada
peralatan- peralatan listrik.
Tabel II.1 dan II.2 adalah standar IEC 10003-2, menyarankan nilai-nilai berikut sebagai
batas
maksimum
harmonisa
yang
direkomendasikan. Tabel II.1 merupakan
batasan standar harmonisa arus kelas D,
dimana VSD termasuk kedalamnya.
3 KOMPONEN DAN METODE UJI
Pada tugas akhir ini akan dilakukan
pengujian variable speeed drive VF-S9.
Pengujian dilakukan untuk mengetahui unjuk
kerja variabel speed drive VF-S9. Gambar
III.1 menunjukkan blok diagram pengujian
variabel speed drive.
Sumber 3
Fasa
VSD
Pengukuran
V, I, THD,
Gelombang out
Motor
Pengukuran
N (RPM)
Generator
Pengukuran
V, I
Beban
Gambar III.1 Diagram blok pengujian
Pada pengujian ini nilai keluaran variabel
speed yang diuji yaitu besar tegangan, arus
dan harmonisa serta bentuk gelombang
tegangan, arus dan harmonisa yang diukur
menggunakan power quality analyser.
rangkaian pengawatan pemasangan VSD.
Tabel II.1 Standard IEC 1000-3-2 kelas D
mengenai harmonisa arus
Orde
Harmonisa
3
5
7
9
11
13
15  n  39
Batas
Harmonisa
Relatif mA
(rms/ watt)
3,4
1,9
1
0,5
0,35
0,296
3,85/n
Arus
Harmonisa
Maksimum
yang
diijinkan (A)
2,3
1,14
0,77
0,4
0,33
0,21
2,25/n
Sedangkan untuk batasan harmonisa
tegangan yang diizinkan, ditunjukkan pada
tabel II.2
.
Gambar III.2 Pengawatan pengujian
3.1 Komponen pengujian
Variabel speed drive yang diuji adalah
variabel speed drive VF- S9. Gambar III.3
menunjukkan variabel speed drive yang diuji:
Tabel II.2 Standard IEC 1000-3-2 mengenai
harmonisa tegangan
Bus
Voltage at
PCC
Individual
Voltage
Distortion
(%)
Total
Voltage
Distortion
Gambar III.3 VSD VF-S9
THD (%)
69 Kv
and below
69,001 kv
through 161
kv
161,001 kv
and above
1,5
2,5
1
1,5
15  n  39
3,85/n
2,25/n
P
3
5
Spesifikasi dari VSD VF-S9 yaitu:
Tabel III.1 Spesifikasi VSD VF-S9
Parameter
Input
Output
V
380/500 V
380/500 V
f
50/60 Hz
0.5/60 Hz
I
3.5/5 A
2.3 A
1 HP
5
3.1.1 Beban
Beban yang digunakan dalam pengujian
variabel speed drive yaitu:
1) Motor Induksi
8)
Atur frekuensi ke nilai 0 hz, sehingga
motor berhenti berputar.
9) Tekan tombol stop pada VSD
10) Matikan saklar sumber 3 fasa.
Tabel III.2 Spesifikasi Motor Induksi
PARAMETER
TYPE
NO
P
V
I
N
F
NILAI
C SO B-4 IP44 S1
4950198
1 HP
220/380 V
3.5/ 2 A
1380 RPM
50 HZ
3.3 Pengujian VSD berbeban
Pada pengujian ini dilakukan dua tahap,
yaitu pengujian vsd dihubungkan ke motor
dan pengujian nilai torsi.
3.3.1 Pengujian VSD dihubung ke motor
Sumber 3
Fasa
Motor Induksi
3 Fasa
VSD
Tachometer
2) Generator
Generator digunakan untuk membebani
motor.
3) Lampu beban
Lampu beban 35 watt sebanyak 9 buah.
3.1.2 Alat ukur
Alat ukur yang digunakan dalam pengujian
variabel speed drive yaitu:
1) Power Quality Analyzer Q4 Plus
2) Tachometer
3) Voltmeter
4) Amperemeter
3.2 Pengujian VSD tanpa beban
Sumber 3
Fasa
VSD
Power
Quality
Gambar III.4 Rangkaian pengukuran variabel
speed drive
Berikut merupakan prosedur dan langkahlangkah pengujian tanpa beban:
1) Hubungkan variabel speed drive dengan
sumber 3 fasa
2) Tekan tombol run pada variabel speed
drive.
3) Hidupkan power quality analyzer
dengan menekan tombol on.
4) Pasangkan probe tegangan dan probe
arus power quality analyzer ke terminal
keluaran variabel speed drive .
5) Buka menu measurement pada power
quality analyzer.
6) Atur frekuensi pada variabel speed
drive dari 10 hz sampai 60 hz
7) Catat nilai tegangan, arus, THD I, dan
THD U yang terbaca pada meenu
measurement di power quality analyzer.
Power
Quality
Laptop
Gambar III.5 Rangkaian pengukuran vsd
dengan motor
Berikut merupakan prosedur pengujian
berbeban:
1) Rangkai hubungan motor induksi
dengan hubungan bintang.
2) Hubungkan motor induksi dengan
variabel speed drive.
3) Masukkan sumber tegangan AC 3 pasa
ke variabel speed drive sehingga
rangkaian terhubung seperti gambar 3.5
4) Tekan tombol Run pada VSD .
5) Atur frekuensi VSD pada frekuensi 10
hz sampai 60 hz.
6) Ukur nilai kecepatan (Nr) pada motor
induksi setiap perubahan frekuensi
menggunakan tachometer
7) Hidupkan power quality analyzer
dengan menekan tombol on.
8) Pasangkan probe tegangan dan arus
power quality analyzer ke terminal
keluaran variabel speed drive .
9) Buka software metrel power view
sehingga parameter tegangan,arus,
frekuensi, THD bisa terbaca di PC.
10) Salin nilai dan bentuk gelombang
tegangan serta THD tegangan setiap
perubahan frekuensi yang terbaca di
software power view ke microsoft
excel.
11) Simpan file microsoft excel di dokumen
PC.
12) Atur frekuensi ke nilai 0 hz, sehingga
motor berhenti berputar.
13) Tekan tombol stop pada VSD
14) Matikan saklar sumber 3 fasa.
3.3.2 Pengujian nilai torsi
Pengujian dilakukan untuk mengetahui nilai
torsi pada beban motor induksi yang berubah,
tapi dengan menjaga arus yang masuk ke
6
motor induksi bernilai konstan. Caranya
dengan mengatur frekuensi setting pada
variabel speed drive.
18)
Catat besarnya nilai frekuensi,
kecepatan motor, daya beban, tegangan
dan arus keluaran vsd.
Lakukan pengukuran lagi sampai nilai
beban terkecil dan lakukan hal serupa
seperti langkah 16, 17 dan 18.
Atur frekuensi ke nilai 0 hz, sehingga
motor berhenti berputar.
Tekan tombol stop pada VSD
Matikan saklar sumber power suply.
19)
Sumber 3
Fasa
Motor Induksi
3 Fasa
VSD
Generator
20)
V
A
21)
22)
Tachometer
Beban
Laptop
4. HASIL PENGUJIAN VSD
Tabel IV.1 Hasil pengujian VSD tanpa beban
Gambar III.6 Rangkaian pengujian VSD berbeban
Berikut merupakan prosedur pengujian nilai
torsi:
1) Hubungkan motor induksi dengan
generator.
2) Rangkai hubungan motor induksi dengan
hubungan bintang.
3) Hubungkan motor induksi dengan
variabel speed drive.
4) Masukkan sumber tegangan AC 3 pasa
ke variabel speed drive
5) Tekan tombol Run pada VSD.
6) Atur frekuensi VSD sehingga motor bisa
menyuplai generator hingga beban
maksimum generator.
7) Generator dibebani sampai beban
maksimum.
8) Catat arus pada variabel speed drive saat
beban maksimum.
9) Catat arus dan tegangan di beban saat
beban maksimum.
10) Ukur nilai kecepatan (Nr) pada motor
induksi pada beban maksimum.
11) Hidupkan power quality analyzer
dengan menekan tombol on.
12) Pasangkan probe tegangan dan arus
power quality analyzer ke terminal
keluaran variabel speed drive .
13) Buka software power view sehingga
parameter tegangan,arus, frekuensi,
bisa terbaca di PC.
14) Salin nilai frekuensi, tegangan sumber,
arus sumber pada setiap perubahan
beban yang terbaca di software power
view ke microsoft excel.
15) Simpan file microsoft excel di dokumen
PC.
16) Kurangi nilai beban sehingga daya- nya
berubah.
17) Atur arus keluaran variabel speed drive
pada nilai yang sama dengan arus pada
saat generator dibebani maksimum
dengan cara menurunkan besarnya nilai
frekuensi.
No
1
F (Hz)
V fasa
(volt)
THD U
10
158,2
291,4
2
20
162
41,7
3
30
193
29,2
4
40
218,9
83,3
5
50
238,1
18,9
6
60
258,9
11,5
Tabel IV.2 Hasil pengujian VSD dihubungkan ke motor
F
(Hz)
VLN
(Volt)
I fasa
(A)
N
(RPM)
10
VL-L
(Volt)
219,9
127
0,65
297
20
261,6
151
0,66
597
30
317,5
183,3
0,71
896
40
364,1
210,23
0,73
1197
50
402,2
232,2
0,68
1498
60
441,2
254,7
0,67
1794
Dari tabel hasil pengujian variabel speed
drive dihubungkan ke motor, dapat
dibuatkan
beberapa
grafik yang
ditunjukkan pada gambar dibawah ini:
2000
Kecepatan (Nr)
Power
Quality
1500
1000
500
0
0
20
40
60
Frekuensi (hz)
Gambar IV.1 Frekuensi terhadap kecepatan
7
2
Tegangan (Volt)
Torsi (N-M)
300
250
200
150
100
50
0
1,5
1
0,5
0
70
10
30
50
Frekuensi (hz)
120
170
220
Beban (Watt)
Gambar IV.3 Frekuensi terhadap tegangan
Gambar IV.5 Torsi konstan dengan beban berubah
Arus (Ampere)
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
10
30
50
Frekuensi (hz)
Gambar IV.4 Frekuensi terhadap arus
Gambar IV.6 Gelombang keluaran U1 pada frekuensi
50 hz
Tabel IV.3 Hasil pengujian nilai torsi
F
(Hz)
I
(A)
N
(Rpm)
Pout
(Watt)
52,8
1,04
1534
216,82
36,42
1,04
1049
149,76
35
1,04
1006
145,75
27
1,04
819
111,15
18,97
1,04
505
69,3
Dengan melakukan perhitungan tabel IV.3,
maka didapatkan tabel berikut
Gambar IV.7 Gelombang keluaran I1 pada frekuensi
50 hz
Tabel IV.4 Hasil pengujian nilai torsi (lanjutan)
F
(Hz)

(Rad/s)
P out total
(Watt)
Torsi
(N-M)
52,8
160,64
232,88
1,44
36,42
109,85
160,74
1,46
35
105,34
156,28
1,48
27
85,76
119,72
1,39
18,97
52,88
74,58
1,41
Dengan melihat torsi pada tabel IV.4,
maka dapat dibuatkan grafik pada
gambar IV.5
Gambar IV.8 Sprektum harmonisa tegangan pada
frekuensi 50 hz
8
Gambar III.4 Frekuensi terhadap kecepatan
Gambar IV.9 Sprektum harmonisa arus pada frekuensi
50 hz
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian dan analisa,
maka dapat ditarik kesimpulan:
1) Setiap perubahan 1 hz, kecepatan putaran
motor berubah secara linier dengan
kisaran sebesar 30 rpm atau dengan kata
lain N/F = 30 rpm.
2) Nilai V/F pada variabel speed drive yang
diuji bernilai konstan yaitu pada kisaran
sebesar 2,4 volt/ hz sampai 2,7 volt/ hz.
3) Torsi pada motor induksi dapat dijaga
konstan dengan cara menjaga konstan
arus yang masuk ke kumparan stator pada
motor induksi, walaupun beban-nya
berubah.
4) Harmonisa tegangan yang terkandung
pada variabel speed drive melebihi
batasan yang diizinkan, sedangkan
batasan arus pada variabel speed drive
masih dalam batasan normal.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Nasution, S “Analisis kerja inverter
untuk merubah kecepatan motor induksi”,
September 2012, Jurnal ilmiah elite
elektro, Vol.3, No.2
[2]. Djatmiko, IW & Kustono “performansi
parameter motor induksi tiga fasa
dengan frekuensi variabel”, Maret 2009,
Jurnal edukasi vol.5, No.1
[3]. Hamid, MA “Penghematan energi pada
penggunaan inverter untuk motor
Induksi”, Maret 2008, Jurnal edukasi
Vol.2, No.3
[4]. Isdiyarto “Dampak Perubahan Putaran
Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3
Phasa Jenis Rotor Sangkar“, Mei 2010,
Jurnal kompetensi Vol, No.2
[5]. Aditya, T “Research to study variable
frequency drive and its energy savings”,
June 2013, International journal of
science and research Vol. 2, Issue 6
[6].Singh,
R
&
Choudhary,
N
“Commissioning of a VFD controller for
the performance analysis of a 2 pole
induction motor”, November 2012,
International journal of application in
engineering management Vol. 1 Issue 3
[7]. Anthony, Z “Pengaruh perubahan
frekuensi dalam sistem pengendalian
kecepatan motor induksi 3- fasa terhadap
efisiensi motor”, Januari 2011, Jurnal
Teknik Elektro ITP Vol. 1 No.1
[8]. Zulkarnaini “Pengaruh harmonik akibat
penggunaan variable speed drive terhadap
piranti Bridge crane PLTU Teluk sirih
(2x112MW)”, Juli 2013, Jurnal Teknik
Elektro ITP Vol. 2 No.2
[9]. Enemuoh, F & Okafor, E “Modelling,
Simulation and performance Analysis of
A Variable Frequency Drive in Speed
Control Of Induction Motor”, December
2013,
International
Journal
of
Engineering Inventions Vol. 3 Issue 5
Download