habis kanker terbitlah harapan

advertisement
INFO
TEMPO
HABIS KANKER
TERBITLAH HARAPAN
K
anker itu mengubah
segalanya. Mulai dari
kebiasaan hidup seseorang,
kegiatan sehari-hari,
hobi, hingga makanan
favorit. Bahkan tak hanya
gaya hidup penderita kanker saja yang
berubah, seluruh anggota keluarga
pun bisa mengalaminya. Bahkan tidak
jarang pula, ada anggota keluarga
yang menunda untuk melanjutkan
sekolahnya, demi mengejar biaya
pengobatan.
Salah satu yang berat dilalui oleh
pengidap kanker adalah hilangnya
kendali atas diri sendiri. Setiap orang
selalu ingin mengontrol hidupnya.
Tetapi sejatinya kita tidak pernah bisa
mengontrolnya. “Bahkan saya sebagai
seorang dokter juga tak mampu
mengontrolnya. Hanya satu yang
memiliki kuasa itu yaitu Dia yang di
atas,” kata Dr Ang Peng Tiam, Direktur
dan Konsultan Senior Parkway Cancer
Centre (PCC), Singapura.
Kanker itu ada yang berpotensi untuk
sembuh namun ada juga yang memang
tak akan bisa disembuhkan. Keberanian
melihat kenyataan itulah yang biasanya
sulit dilakukan. Sampai detik ini tidak
diketahui apa penyebabnya. Apa yang
membuat sebuah sel memberontak dan
tumbuh tak terkendali tidak diketahui
asal muasalnya.
Sekalipun terlihat suram dan abuabu kalau bicara kanker, ada satu yang
diyakini Dr Ang Peng Tiam, yaitu
harapan itu selalu ada. Sekecil apapun
selalu ada harapan. 
R U B R I K I N I D I P E R S E M B A H K A N ATA S K E R J A S A M A PA R K WAY C A N C E R C E N T E R D A N T I M I N F O T E M P O
INFO
TEMPO
L
angit yang biru, bisa saja
tampak abu-abu dan
mendung. Hari-hari yang
biasanya terasa ringan,
berubah sekejap terasa
berat dan menyesakkan.
Selanjutnya kesedihan, putus asa, dan
kadang kemarahan menaungi setiap
hari. Biasanya, inilah rasa saat seseorang
datang ke dokter lalu mendapat kabar,
dirinya mengidap kanker. Sebuah
penyakit yang sampai hari ini masih
dicari oleh kalangan dunia kedokteran
untuk bisa diatasi setuntas-tuntasnya.
Suasana murung seperti inilah yang
biasanya mengisi hari-hari penderita
kanker. Hati yang pesimis memang
masuk akal mengingat statistik kanker
juga menegaskan hal ini. Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) mencatat
7,6 juta orang meninggal pada 2008
di seluruh dunia. Jumlah itu kira-kira
13 persen total kematian di dunia. Dan
lebih mencengangkan lagi, sekitar 70
persen kasus kanker di dunia, terjadi
di negara dengan penghasilan sedang
dan rendah. Kanker memang telah
begitu luas menerpa semua penghuni
bumi ini.
“Penting saya sampaikan di sini,
bahwa memiliki kanker bukan berarti
hukuman mati. Selalu ada harapan bagi
penderita kanker. Sekecil apapun itu,
selalu ada,” kata Dr Ang Peng Tiam,
Direktur Medis Parkway Cancer Center
(PCC), Singapura. Dr Ang menjelaskan
lebih lanjut, penelitian terhadap kanker
terus berkembang. Dibandingkan
25 tahun lalu, kini rumah sakit telah
lebih mengembangkan lagi teknologi
screening. Teknologi semacam ini
sangat berpengaruh besar pada tingkat
kesembuhan.
Dr Ang mengatakan kalau tadinya
pasien yang datang ke rumah sakit 8090 persen sudah berada di kanker tahap
lanjut (stadium empat). Dengan metode
dan teknologi screening yang lebih teliti,
pasien bisa lebih awal dideteksi. Paling
tidak 50 persen pasien kini datang dan
dirawat saat kanker berada di stadium
awal. Penentuan tahapan kanker
sangat berpengaruh besar pada tingkat
kesembuhan. Makin dini tentunya makin
besar peluang untuk kembali sehat.
“Tidak semua pasien kanker memang
bisa sembuh, terutama kanker tahap
lanjut, tidak banyak yang bisa dilakukan
dunia kedokteran. Namun kini yang
berkembang di dunia kedokteran yaitu
peluang untuk bertahan hidup lebih
KALA KANKER
MENYAPA
Tidak semua pasien kanker
bisa sembuh, terutama
kanker tahap lanjut. Makin
dini terdeteksi, makin besar
peluang pulihnya.
panjang,” kata Dr Ang. Dulu pasien
kanker stadium lanjut peluangnya hanya
dalam hitungan bulan. Kini, bisa lebih
panjang yaitu antara dua sampai dengan
15 tahun. “Dalam memperpanjang
usia dan meningkatkan kualitas hidup
pengidap kanker stadium lanjut, dunia
kedokteran telah berkembang pesat,”
ujarnya.
Salah satu yang bisa dilakukan
untuk pasien kanker yang berada di
tahap lanjut (stadium keempat) adalah
meningkatkan kualitas hidup. Hal ini
berarti, dokter membantu agar hidup
yang tersisa bisa sepanjang mungkin dan
Dr Ang Peng Tiam
rasa sakit yang timbul akibat penyakit
ataupun perawatan bisa dikendalikan.
PCC telah mengembangkan layanan
paliatif untuk tujuan tersebut.
Harapan jadi kata kunci pasien kanker.
“Keyakinan inilah yang patut dipegang
oleh pasien,” kata Dr Ang. Kesedihan
yang berlarut-larut hanya menambah
derita yang sudah ada. Harapan ini juga
berdasar. Saat ini dunia kedokteran
dan farmasi telah mengembangkan
keilmuannya. Sekitar 24 tahun yang
lampau dunia kedokteran hanya berkutat
pada perawatan yang sifatnya suportif.
Saat ini, berkat ketelitian dalam
penentuan tahapan dan tipe-tipe kanker,
perawatan jadi lebih tepat sasaran dan
lebih berdampak positif.
Salah satu bentuk perkembangan
penanganan kanker yang perlu diketahui
masyarakat luas yaitu penemuan
obat-obat baru dan beragam alat yang
makin meningkat akurasinya dalam
pemberantasan sel kanker. Pengobatan
yang sekarang dikembangkan tidak
lagi hantam kromo. Kalau misalnya sel
paru-paru saja yang kena kanker, obat
yang diberikan khusus menyasar sel
yang kena kanker di paru-paru saja.
Bukan seluruh sel yang ada di paru-paru
terkena obat.
Obat tak lagi serupa nuklir yang
membombardir satu kota. Namun
obat berfungsi membidik sel-sel jahat
sekaligus mengisolasi kawasan supaya
tidak ada suplai makanan ke dalamnya.
Dengan tak ada makanan, sel kanker
yang dibidik bisa mati karena tak
berkembang. ”Beragam temuan hasil
riset panjang semacam ini tentunya jadi
kabar bagus,” kata Dr Ang.
Paduan teknologi, pengalaman, dan
tentu komitmen dunia kedokteran dan
farmasi membawa banyak kemajuan
bagi penanganan pasien kanker.
Salah satu perkembangan teknologi
pengobatan kanker yaitu alat radioterapi
yang tertarget. Kanker yang letaknya
tersembunyi, entah karena berada di
balik organ penting atau terselip, kini
bisa secara presisi ditembak dengan alat
radioterapi yang ada. Artinya sel yang
sehat tidak terpapar dengan perawatan
dan pengobatan yang tidak perlu.
Kanker limfoma misalnya. Dulu
penyakit ini momok bagi banyak orang.
Namun dengan berkembangnya ilmu
patologi, ada beberapa tipe kanker
limfoma yang kini bisa ditangani secara
tuntas. Selain patologi, kemajuan lain
penanganan penyakit ini ada pada
penggunaan Rituxan. Penggunaan
obat ini bisa meningkatkan tingkat
kesembuhan pasien tumor limfoma.
Memang membahas penyakit
kanker selalu memicu orang mencari
tahu penyebabnya. Masyarakat perlu
memahami bahwa penyebab langsung
kanker sampai sekarang memang
belum dipastikan. Sampai sekarang
baru bisa dideteksi apa saja yang bisa
meningkatkan risiko terjangkiti kanker.
Artinya semua orang memiliki bakat
untuk terkena kanker, nah apakah
seseorang lantas terkena kanker atau
tidak itu banyak faktor penyebabnya.
Pada dasarnya kanker adalah
pembelahan sel yang terjadi tanpa
kendali. Sel-sel dalam tubuh manusia
memang sudah selayaknya berganti. Sel
yang lama dan uzur mati dan terbuang,
lalu datang yang baru. Namun, entah
apa sebabnya, sel yang lama belum mati,
namun ada satu sel yang tumbuh. Sel
baru itu tumbuh tak terkendali. Bahkan
mulai menggusur peran sel-sel normal
yang ada. Itulah kanker. Kanker bisa
Dr Lim Hong Liang
tumbuh dimana saja, dan pada tubuh
mana pun. Tak hanya organ yang padat,
tetapi bagian tubuh yang cair seperti
darah, dan kelenjar limfa juga bisa
terjangkiti kanker.
Kanker memang telah berjalan
beriringan dengan hidup seseorang.
Kanker yang menyerang paru-paru,
perut, hati, usus, payudara merupakan
pembunuh manusia terbanyak. Paling
tidak menurut catatan WHO, sejumlah
1, 37 juta orang meninggal akibat kanker
paru-paru, 736 ribu kanker perut, 695
ribu kanker hati, 608 ribu kanker usus,
458 ribu kanker payudara, dan 275 ribu
karena kanker rahim.
Melihat angka tersebut tentunya
mencengangkan. Kanker memang
bisa datang kapan saja dan pada siapa
saja. Tak peduli kaya, miskin, kelas
terpandang ataupun masyarakat biasa.
Semuanya bisa terkena kanker.
Lalu apa yang bisa dilakukan orang
melihat kenyataan itu. Salah satunya
memeriksakan diri secara berkala.
Pemeriksaan dini penting karena banyak
sekali kanker yang tidak menimbulkan
rasa sakit atau menunjukkan gejala yang
mencolok. Kanker paru-paru misalnya.
Gejalanya mirip dengan tuberkulosa
(TBC). “Batuk tak sembuh-sembuh dan
sesekali ada bercak darah salah satu
gejala umumnya,” kata Dr Lim Hong
Liang, Konsultan Senior Onkologi
Medis. Gejalanya tampak umum,
sehingga mudah terabaikan. Nah, begitu
diperiksa secara teliti baru terlihat
bahwa kanker paru-paru lah penyebab
batuk itu.
Biasanya, pasien datang ketika sudah
berada di kondisi stadium lanjut. Hal
ini menyebabkan makin menurunnya
peluang untuk pulih. Kanker yang
lainnya demikian adanya. Makin dini
terdeteksi makin besar peluang sembuh.
Bahkan ada yang bisa 100 persen
peluang sembuhnya.
Di luar perkembangan itu semua,
pepatah lama sekali lagi masih sangat
ampuh, yaitu mencegah lebih baik
daripada mengobati. Caranya mengubah
gaya hidup yang menjauhkan diri dari
beragam pemicu kanker. Risiko terkena
kanker jauh lebih tinggi bagi mereka
yang kurang olahraga, makan secara
serampangan, terlalu banyak merokok
dan minuman beralkohol. Sekalipun
bukan jaminan bahwa gaya hidup
tersebut membebaskan dari kanker,
namun setidaknya peluang terkena
kanker mengecil. 
DIPRODUKSI OLEH TIM INFO TEMPO
INFO
TEMPO
Kanker Darah
pada Si Buyung
MENGEJAR
YANG MENGALIR
Saat ini, kanker darah memang bukan lagi penyakit langka.
S
alah satu keunikan
penanganan kanker darah,
yaitu tak dapat dioperasi.
Darah itu cair jadi bisa
mengalir kemana saja.
Kalau kanker yang lainnya
bisa dengan tepat dideteksi bentuk dan
posisinya. Setelah itu bisa dilakukan
beragam perawatan seperti pengangkatan,
kemoterapi, dan radioterapi.
Sedangkan darah tentu tak mungkin
dioperasi karena bentuknya cair. Tak
hanya itu, kanker yang jadi target juga
bisa berpindah tempat karena mengikuti
aliran darah yang tersebar. “Saat ini, kanker
darah memang bukan lagi penyakit langka.
Untungnya dunia kedokteran juga telah
berkembang pesat,” kata Dr Teo Cheng
Peng, Konsultan Senior Hematologi,
Parkway Cancer Center, Singapura.
Secara umum, kanker darah memiliki
dua karakter. Pertama, kanker darah
yang akut. Sejak terdeteksi kanker ini
berkembang dengan cepat. Penderita
langsung merasakan sakit. Karakter
kedua yaitu kanker darah yang kronis.
Jenis ini bergerak lambat. Hampir tidak
terasa hingga beberapa tahun. Kanker
darah kronis biasanya menyerang orang
dewasa bukan anak-anak. Sedangkan
kanker darah akut bisa diidap anak-anak.
Dr Teo Cheng Peng
Dr Teo menjelaskan bertambah
telitinya bagian patologis menentukan
tipe kanker darah, makin tinggi juga
kemungkinan sembuh. Kanker darah
bukan lah hukuman mati. “Saya banyak
melihat pasien yang mendapatkan
perawatan dengan tepat bisa bertahan
hidup,” kata Dr Teo.
Secara umum gejala kanker darah
mudah dikenali. “Beberapa gejala umum
yaitu timbulnya rasa lelah, muncul memar
di beberapa tempat, dan mudah terserang
flu,” kata Dr Teo. Rasa lelah muncul karena
kadar hemoglobin yang rendah sehingga
oksigen tidak tersebar merata. Begitu
pula mudahnya sakit flu karena jumlah
sel darah putih yang bertugas menghalau
penyakit menurun. 
SAMPAI sekarang dunia kedokteran
belum bisa mengetahui apa yang
menyebabkan anak-anak mengidap
kanker. Kalau dilihat dari gaya hidupnya,
tentu mereka masih jauh dari asupanasupan polutan. Genetika pun tak
menjelaskan secara gamblang apakah
kanker pada anak terkait dengan
keturunan atau bukan.
Meskipun tidak bisa dipastikan
penyebabnya, kanker pada anak-anak
memiliki tingkat kesembuhan tinggi.
Bahkan bisa pulih dan tak kembali lagi.
“Salah satunya karena anak-anak sedang
berada di masa pertumbuhan,” kata
Dr Anselm Lee, Konsultan Pediatrik
Hematologi dan Onkologi, Parkway
Cancer Center, Singapura. Kanker pada
anak juga perlu mendapat perlakuan
sangat berbeda daripada kanker pada
dewasa.
Berdasarkan pengalaman, Dr Anselm
mengatakan kanker anak memiliki
peluang sembuh sekitar 75 persen.
“Paling tidak tiga dari empat pasien
kanker pada anak-anak bisa pulih dan
hidup seperti anak-anak sehat lainnya,”
kata Dr Anselm.
Salah satu jenis perawatan yang
sering didengar yaitu Haematopoietic
Stem Cell Transplantation (HSCT).
Kebanyakan anak penderita kanker tidak
membutuhkan perawatan ini. Karena
HSCT hanya diperlukan untuk merawat
kanker berisiko tinggi dan leukemia,
seperti kanker darah, leukemia, anemia,
kelainan sistem kekebalan tubuh dan
kelainan bawaan metabolisme.
Ada beberapa informasi menarik
terkait HSTC. Anak yang menderita
talasemia dan sickle cell anaemia yang
mendapatkan HSTC di bawah usia
10 tahun, memiliki peluang sembuh
hingga 90 persen. HSTC memang bisa
meningkatkan peluang kalau diterapkan
secara tepat dan sesuai kebutuhan
pasien. HSTC juga meningkatkan
peluang sembuh daripada kemoterapi
pada beberapa penyakit. Salah
satunya HSTC punya efek positif
pada medulloblastoma tingkat lanjut.
Peluangnya naik dari 20-40 persen
dibandingkan dengan kemoterapi biasa
yang hanya mencapai 10 persen.
Kunci penting kesembuhan anak
penderita kanker ada di penentuan
perawatan medis yang sesuai dan tepat.
Karena anak memiliki kondisi yang
berbeda dari orang dewasa. 
D
ari sepuluh jenis kanker yang
mendera kaum hawa, di
Singapura, kanker ginekologi
(kandungan) seperti rahim,
leher rahim, ovarium,
menduduki urutan ke empat,
lima, dan enam. Kabar ini tentu jadi
alarm khusus bagi para wanita. Apalagi
penduduk Singapura dan Indonesia
memiliki banyak kesamaan dalam hal
genetika. Itulah mengapa kaum hawa
dianjurkan untuk memeriksakan diri
secara rutin dan sedini mungkin.
Kalau kanker ginekologi menduduki
ranking empat ke atas, lalu apa yang
nomer satu? Jawabannya kanker
payudara. Kanker ini paling umum
ditemui di Singapura. Di tingkat dunia,
kanker payudara menyebabkan 458
ribu meninggal di 2008. Sekalipun
menduduki peringkat kelima sebagai
penyebab kematian, tentu angka ini tidak
Dr See Hui Ti
bisa diabaikan begitu saja karena populasi
yang diserang bukan seluruhnya,
sebagian besar hanya perempuan.
Pertanyaan lebih jauh yaitu,
bagaimana menyikapi kenyataan ini.
Kalau masih segar bugar, tentu sikap
terbaik yaitu menghindar sejauh
mungkin. Selain menghindar, langkah
penting lainnya yaitu deteksi dini.
Karena faktor pemicu kanker jenis ini
masih belum diketahui, maka semua
orange mempunyai risiko. Terutama
bagi yang berusia 40 tahun ke atas.
Pemeriksaan dini melaui pemeriksaan
payurdara secara rutin sangat
dianjurkan, dan bagi yang berusia 40
tahun ke atas, disarankan secara rutin
melakukan pemeriksaan mammogram.
Kanker payudara lebih mudah dikenali
karena tandanya terlihat, yaitu benjolan
tak wajar di payudara, bagian tertentu di
payudara kulitnya kasar dan berbeda dari
bagian lainnya, puting tertarik ke dalam,
dan sesekali keluar darah atau nanah
dari puting susu.
MENANGKAL KANKER
PENYERANG KAUM HAWA
Deteksi dini amat penting untuk berbagai keluhan pada
wanita. Pap smear salah satunya.
Risiko terkena kanker jauh lebih tinggi
bila usia di atas 50 tahun atau sudah
menopause. Baik itu kanker payudara
maupun kanker yang menyerang organ
kewanitaan. Untuk itu, pemeriksaan dini
jadi lebih mendesak untuk perempuan
di usia tersebut.
“Salah satu dampak terbesar dari
kanker payudara yaitu efek psikologis
pasien saat menghadapi kenyataan
payudaranya harus diangkat. Untuk
menjawab itu, saat ini rekonstruksi
payudara dibuat beriringan dengan
pengangkatan payudara,” kata Dr Khoo
Kei Siong, Deputi Direktur Medis dan
Konsultan Senior Onkologi Medis,
Parkway Cancer Center, Singapura.
Langkah ini membuat banyak
perempuan lebih percaya diri dan secara
emosional lebih sehat.
Selain rekonstruksi, beragam kemajuan
juga dicapai, salah satunya dengan
meringankan efek samping pengangkatan.
Biasanya pasien merasakan kekakuan
dan sakit di pangkal lengan setelah
payudaranya diangkat. Ini dilakukan
karena kelenjar getah bening di pangkal
lengan juga diangkat semuanya. “Nah,
sekarang sudah ada cara agar hanya
jaringan getah bening yang terjangkiti
kanker saja yang diangkat. Bukan
semua,” kata Dr Khoo. Langkah ini sangat
membantu pasien menjalani kehidupan
mendatang dengan lebih nyaman.
Kunci keberhasilan seluruh penanganan
kanker sekali lagi pada deteksi dini dan
penentuan tipe kankernya. Makin dini
terdeteksi makin mudah disembuhkan,
dan penentuan tipe yang akurat
berpengaruh pada jenis obat yang tepat.
”Kanker mulut rahim (serviks)
misalnya, langkah pertama yaitu pap
smear. Pemeriksaan ini amat berguna,”
ucap Dr See Hui Ti, Konsultan Senior
Onkologi Medis, Parkway Cancer Center,
Singapura. Paling tidak setiap 50-60 juta
perempuan yang menjalani pap smear,
hanya 10 ribu saja yang ditemukan
mengidap kanker. Jadi tidak perlu
khawatir dengan pemeriksaan semacam
ini. Dr See menjelaskan lebih lanjut
bahwa kanker stadium dini biasanya
tidak langsung terlihat dan terasa oleh
orang. Begitu terasa ada keanehan seperti
pendarahan tak wajar, rasa sakit di
pinggang atau selama buang air kecil itu
artinya kanker sudah mulai menyebar ke
saluran kencing. Nah, ketika menyebar
artinya kanker masuki stadium lanjut.
Sekalipun sudah memasuki tahap
lanjut, atau stadium tiga, kanker yang
menyerang organ kewanitaan masih
memiliki peluang untuk sembuh antara
40-50 persen. Memang tidak sebesar
peluang saat kanker masih di tahap
satu yang mencapa 85-95 persen. Itulah
pentingnya pemeriksaan dini. 
Dr Khoo Kei Siong
DIPRODUKSI OLEH TIM INFO TEMPO
INFO
TEMPO
K
anker paru-paru berhak
menyandang sebutan
pembunuh senyap.
Datangnya biasanya tidak
terduga. Celakanya, saat
keberadaannya terendus,
cengkeramannya sudah meluas alias
memasuki stadium lanjut. Mengapa bisa
demikian? Orang yang terkena paru-paru
pada stadium dini masih tampil segar
bugar. Seperti orang normal lainnya.
Masuk akal bukan, orang yang merasa
sehat pasti tak ingin memeriksakan diri.
Saat dokter memeriksa memang
tidak langsung didiagnosis kanker paruparu berdasarkan gejala itu. Penyakit
tuberculosa (TBC) memiliki gejala yang
sama. “Ada serangkaian tes untuk
memastikannya, yaitu pemeriksaan fisik,
rontgen dada, dan CT Scan, “kata Dr Lim
Hong Liang, Konsultan Senior Onkologi
Medis, Parkway Cancer Center, Singapura.
Lim menjelaskan tahap pemeriksaan
lanjutan lebih detail lainnya yaitu
memeriksa cairan atau lendir yang
K
BERKELIT DARI SERGAPAN
KANKER PARU-PARU
Kemoterapi untuk
mengendalikan bibit sel
yang mungkin masih ada
bisa dibasmi tuntas.
yaitu beragam obat mulai secara
efisien membasmi sel kanker tanpa
membahayakan sel yang sehat.
Dr Patricia Kho
ada di rongga dada. Supaya lengkap
diagnosisnya, biasanya diambil jaringan
yang telah terkena kanker untuk diperiksa
oleh ahli patologi.
Pemeriksaan awal yang detail penting.
Memang biasanya pasien yang datang
selalu berada di tahap lanjut . “Penderita
kanker paru-paru di stadium empat hanya
memiliki peluang bertahan hidup kurang
dari lima persen,” kata Dr Lim. Harapan
paling realistis penderita kanker paru -paru
yaitu peluang bertahan hidup sampai
dengan lima tahun. Itu pun jika ditemukan
sangat dini. Setelah masuk stadium satu
peluangnya tinggal 50-80 pesen.
Umumnya, perawatannya pembedahan,
kemoterapi, radioterapi atau kombinasi
ketiganya. “Kalau stadium satu, langkahnya
pengangkatan lewat pembedahan, lalu
kemoterapi,” kata Lim. Kemoterapi untuk
mengendalikan bibit sel yang barangkali
masih ada supaya ikut terbasmi. Salah
satu kabar penting diketahui masyarakat,
Perhatikan Makanan, Selamatkan
Hati dan Usus
Kanker usus besar dan rektum
bisa menyerang siapa saja. Jumlah
pengidapnya nomor tiga teratas.
Sampai sekarang tak seorang pun bisa
memastikan apa penyebab kanker yang
menyerang usus ini. Hampir sama
dengan kanker lainnya, penyebabnya
masih abu-abu dan tak bisa dipastikan.
Namun, saat kanker datang, langkah
terbaik yaitu mengobatinya karena
keberadaannya membahayakan nyawa.
Bagaimana mengobati kanker usus
besar ini? Prinsipnya tidak berbeda jauh
dengan kanker lainnya, yaitu metodenya
pembedahan, kemoterapi, radioterapi,
atau terapi biologi. Masing-masing bisa
didapatkan atau kombinasi keempatnya.
“Perbedaan perawatan terjadi karena
mengacu pada jenis kanker, dan
stadiumnya,“ kata Dr Patricia Kho,
Konsultan Onkologi Medis, Parkway
Cancer Center, Singapura.
Lalu bagaimana mengenali kehadiran
kanker ini sedini mungkin. Sebagai
panduan, ada beberapa keadaan yang
berpotensi besar menjelma menjadi
kanker. Beberapa diantaranya yaitu
ditemukannya polip usus besar. Polip
memang belum berarti kanker. Namun
polip bisa menjelma jadi kanker. “Polip
atau pertumbuhan jaringan pada dinding
usus atau dubur itu perlu diperiksa lebih
teliti, kalau perlu diangkat,” kata Patricia.
Kanker hati juga tidak berbeda jauh
penanganannya. Kali ini, kedokteran
berhasil membuat diagnosis yang lebih
akurat dalam menyisir sel-sel kanker
di hati. “Ketelitian ini penting karena
sel yang kena kanker saja yang dibidik.
Tidak perlu merusak sel yang sehat,”
kata Dr Foo Kian Fong, Konsultan Senior
Onkologi Medis PCC.
Lebih jauh lagi Dr Foo menegaskan
stadium satu kanker hati masih punya
peluang sembuh, sekitar 50 persen.
Dr Foo Kian Fong
Namun kalau sudah stadium empat,
kemungkinan sembuh nol persen.
Kanker memang berbahay. Salah
satu yang bisa dilakukan yaitu menjaga
perilaku. Perilaku yang berpotensi
meningkatkan risiko terkena kanker
yaitu, gaya hidup yang serampangan
dalam hal makan. Selanjutnya kenali
tanda-tandanya. Tanda paling gampang
mendeteksi kehadiran kanker usus yaitu
perubahan kebiasaan buang air besar,
sering kembung atau kram perut, berat
badan berkurang tanpa sebab, cepat
lelah, sering mual. Inilah serangkaian
alarm awal itu. 
anker itu bisa dikategorikan
menjadi dua yaitu pertama
berpotensi sembuh dan
kedua berpotensi tak
tersembuhkan. Keduanya
ini adalah fakta yang
perlu dipahami sungguh-sungguh
oleh masyarakat luas. Beragam
langkah medis juga dilakukan untuk
memperbesar peluang sembuh atau
sebaliknya membantu pasien hidup
secara lebih berkualitas bila menghadapi
kanker yang tidak tersembuhkan.
”Prinsipnya, pasien perlu dibantu
untuk menjalani hidupnya secara lebih
nyaman, sebebas mungkin dari rasa
sakit, serta mempersiapkan diri baik
emosional maupun fisik pada akhir
hidupnya,” kata Dr Kok Jaan Yang,
Konsultan Pengobatan Paliatif Parkway
Cancer Center, Singapura. Keberadaan
tenaga medis yang siap sedia untuk
membantu pasien menurut pengalaman
Dr Kok pasti banyak membantu.
Apa yang dilakukan oleh Dr Kok dan
timnya disebut penanganan paliatif. Pada
dasarnya penaganan paliatif mendampingi
pasien untuk menjalani hidupnya
bersama kanker. Minimal pasien tidak
tersiksa dengan rasa sakit yang mungkin
timbul karena penyakitnya. Untuk
PCC misalnya, tim paliatif melayani
pasien hingga kunjungan ke rumah.
Kunjungan ke rumah pasien bertujuan
untuk memudahkan. “Terkadang pasien
memang tidak bisa lagi pergi ke rumah sakit
karena keterbatasan fisik,” kata Dr Kok.
Penanganan paliatif merupakan
perawatan yang terintegrasi dengan
pengobatan yang dilakukan oleh para
spesialis kanker. Beragam pengobatan
paliatif memang bersinergi dengan
perawatan yang dijalani. “Setiap hari,
tiga atau empat kunjungan ke pasien di
rumah-rumah,” kata Dr Kok.
Orang yang mengidap kanker
biasanya cenderung sensitif dengan
semua gejala yang dirasakannya. Rasa
sakit meskipun kecil selalu meresahkan
pasien. Tentunya kalau ada orang yang
berkompeten untuk menjawab segala
pertanyaan tentang kesehatan akan
melegakan hati pasien. Itulah salah satu
yang diinginkan oleh tim paliatif.
Selain membantu di bidang medis,
beberapa bantuan dalam bidang
MENIKMATI
SENJA ITU TIBA
Saat kanker tak tersembuhkan, usaha selanjutnya menjadikan
hidup lebih berkualitas dan bebas dari kesakitan.
asupan gizi juga penting dilakukan.
Kanker adalah penyakit ganas yang
membutuhkan penanganan hati-hati.
Salah satunya yaitu mengendalikan
asupan makanan yang masuk ke dalam
tubuh seseorang. Untuk itu pemilihan
jenis makanan harus dilakukan.
“Makanan yang dihindari yaitu
makanan mentah,” kata Fahma Sunarja,
Konsultan Diet Senior, ADS (Singapura),
CanHOPE PCC. Fahma menjelaskan,
pasien kanker biasanya memiliki daya
tahan tubuh yang lemah. Makanan yang
mentah biasanya masih membawa
beragam bakteri dan organisme yang bisa
menimbulkan sakit. Kalau kondisi tubuh
sedang fit, tentunya bisa segala bakteri
tersebut tidak berpengaruh. Kalau sedang
dalam perawatan, banyak pagar di
dalam tubuh yang sedang rapuh. Mudah
ditembus. Diare karena salah makan pada
orang sehat bisa sembuh kurang dari
tiga hari, tapi pada pasien kanker bisa
berlarut-larut.
Fahma juga menyarankan pada pasien
yang mengalami hilang nafsu makan
sebaiknya makan dalam porsi yang
kecil. Paling tidak enam kali makan
dalam porsi kecil selama sehari. Lalu
cobalah beragam menu, supaya pasien
mengenali mana yang ternyata bisa
menggugah selera mana yang tidak.
Sedangkan pasien yang mengalami
mual justru harus menghindari
makanan yang panas dan pedas.
Jangan berbaring setelah makan untuk
menghindari muntah. “Duduk atau
bersandar saja setelah makan selama
satu atau dua jam cukup mengurangi
rasa mual dan muntah,” katanya.
Kanker memang mengubah seluruh
hidup seseorang, tak hanya makanan.
Tak cuma pasien tetapi seluruh
kerabat dan orang dekat pun berubah.
Memahami dan menyesuaikan
diri dengan perubahan itulah
yang membuat pasien dan kerabat
membutuhkan tempat bertanya. Bagi
yang membutuhkan bisa mengakses
www.canhope.org. 
TIM PRODUKSI
PENANGGUNG JAWAB Gabriel Sugahetty, Prasidiono Listiaji PELAKSANA PRODUKSI S. Dian Andryanto, Kemas M. Ridwan, Rifwan H. LIPUTAN DAN PENULISAN
V. Nara Patrianila MANAGER MARKETING INTERNATIONAL Melly Rasyid RISET FOTO Lourentius E.P DESAIN Juned Aryo S. TRAFFIC Muh. Assad Islamie
DIPRODUKSI OLEH TIM INFO TEMPO
IKLAN DISPLAY
Download