INFO TEMPO HABIS KANKER TERBITLAH HARAPAN K anker itu mengubah segalanya. Mulai dari kebiasaan hidup seseorang, kegiatan sehari-hari, hobi, hingga makanan favorit. Bahkan tak hanya gaya hidup penderita kanker saja yang berubah, seluruh anggota keluarga pun bisa mengalaminya. Bahkan tidak jarang pula, ada anggota keluarga yang menunda untuk melanjutkan sekolahnya, demi mengejar biaya pengobatan. Salah satu yang berat dilalui oleh pengidap kanker adalah hilangnya kendali atas diri sendiri. Setiap orang selalu ingin mengontrol hidupnya. Tetapi sejatinya kita tidak pernah bisa mengontrolnya. “Bahkan saya sebagai seorang dokter juga tak mampu mengontrolnya. Hanya satu yang memiliki kuasa itu yaitu Dia yang di atas,” kata Dr Ang Peng Tiam, Direktur dan Konsultan Senior Parkway Cancer Centre (PCC), Singapura. Kanker itu ada yang berpotensi untuk sembuh namun ada juga yang memang tak akan bisa disembuhkan. Keberanian melihat kenyataan itulah yang biasanya sulit dilakukan. Sampai detik ini tidak diketahui apa penyebabnya. Apa yang membuat sebuah sel memberontak dan tumbuh tak terkendali tidak diketahui asal muasalnya. Sekalipun terlihat suram dan abuabu kalau bicara kanker, ada satu yang diyakini Dr Ang Peng Tiam, yaitu harapan itu selalu ada. Sekecil apapun selalu ada harapan. R U B R I K I N I D I P E R S E M B A H K A N ATA S K E R J A S A M A PA R K WAY C A N C E R C E N T E R D A N T I M I N F O T E M P O INFO TEMPO L angit yang biru, bisa saja tampak abu-abu dan mendung. Hari-hari yang biasanya terasa ringan, berubah sekejap terasa berat dan menyesakkan. Selanjutnya kesedihan, putus asa, dan kadang kemarahan menaungi setiap hari. Biasanya, inilah rasa saat seseorang datang ke dokter lalu mendapat kabar, dirinya mengidap kanker. Sebuah penyakit yang sampai hari ini masih dicari oleh kalangan dunia kedokteran untuk bisa diatasi setuntas-tuntasnya. Suasana murung seperti inilah yang biasanya mengisi hari-hari penderita kanker. Hati yang pesimis memang masuk akal mengingat statistik kanker juga menegaskan hal ini. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat 7,6 juta orang meninggal pada 2008 di seluruh dunia. Jumlah itu kira-kira 13 persen total kematian di dunia. Dan lebih mencengangkan lagi, sekitar 70 persen kasus kanker di dunia, terjadi di negara dengan penghasilan sedang dan rendah. Kanker memang telah begitu luas menerpa semua penghuni bumi ini. “Penting saya sampaikan di sini, bahwa memiliki kanker bukan berarti hukuman mati. Selalu ada harapan bagi penderita kanker. Sekecil apapun itu, selalu ada,” kata Dr Ang Peng Tiam, Direktur Medis Parkway Cancer Center (PCC), Singapura. Dr Ang menjelaskan lebih lanjut, penelitian terhadap kanker terus berkembang. Dibandingkan 25 tahun lalu, kini rumah sakit telah lebih mengembangkan lagi teknologi screening. Teknologi semacam ini sangat berpengaruh besar pada tingkat kesembuhan. Dr Ang mengatakan kalau tadinya pasien yang datang ke rumah sakit 8090 persen sudah berada di kanker tahap lanjut (stadium empat). Dengan metode dan teknologi screening yang lebih teliti, pasien bisa lebih awal dideteksi. Paling tidak 50 persen pasien kini datang dan dirawat saat kanker berada di stadium awal. Penentuan tahapan kanker sangat berpengaruh besar pada tingkat kesembuhan. Makin dini tentunya makin besar peluang untuk kembali sehat. “Tidak semua pasien kanker memang bisa sembuh, terutama kanker tahap lanjut, tidak banyak yang bisa dilakukan dunia kedokteran. Namun kini yang berkembang di dunia kedokteran yaitu peluang untuk bertahan hidup lebih KALA KANKER MENYAPA Tidak semua pasien kanker bisa sembuh, terutama kanker tahap lanjut. Makin dini terdeteksi, makin besar peluang pulihnya. panjang,” kata Dr Ang. Dulu pasien kanker stadium lanjut peluangnya hanya dalam hitungan bulan. Kini, bisa lebih panjang yaitu antara dua sampai dengan 15 tahun. “Dalam memperpanjang usia dan meningkatkan kualitas hidup pengidap kanker stadium lanjut, dunia kedokteran telah berkembang pesat,” ujarnya. Salah satu yang bisa dilakukan untuk pasien kanker yang berada di tahap lanjut (stadium keempat) adalah meningkatkan kualitas hidup. Hal ini berarti, dokter membantu agar hidup yang tersisa bisa sepanjang mungkin dan Dr Ang Peng Tiam rasa sakit yang timbul akibat penyakit ataupun perawatan bisa dikendalikan. PCC telah mengembangkan layanan paliatif untuk tujuan tersebut. Harapan jadi kata kunci pasien kanker. “Keyakinan inilah yang patut dipegang oleh pasien,” kata Dr Ang. Kesedihan yang berlarut-larut hanya menambah derita yang sudah ada. Harapan ini juga berdasar. Saat ini dunia kedokteran dan farmasi telah mengembangkan keilmuannya. Sekitar 24 tahun yang lampau dunia kedokteran hanya berkutat pada perawatan yang sifatnya suportif. Saat ini, berkat ketelitian dalam penentuan tahapan dan tipe-tipe kanker, perawatan jadi lebih tepat sasaran dan lebih berdampak positif. Salah satu bentuk perkembangan penanganan kanker yang perlu diketahui masyarakat luas yaitu penemuan obat-obat baru dan beragam alat yang makin meningkat akurasinya dalam pemberantasan sel kanker. Pengobatan yang sekarang dikembangkan tidak lagi hantam kromo. Kalau misalnya sel paru-paru saja yang kena kanker, obat yang diberikan khusus menyasar sel yang kena kanker di paru-paru saja. Bukan seluruh sel yang ada di paru-paru terkena obat. Obat tak lagi serupa nuklir yang membombardir satu kota. Namun obat berfungsi membidik sel-sel jahat sekaligus mengisolasi kawasan supaya tidak ada suplai makanan ke dalamnya. Dengan tak ada makanan, sel kanker yang dibidik bisa mati karena tak berkembang. ”Beragam temuan hasil riset panjang semacam ini tentunya jadi kabar bagus,” kata Dr Ang. Paduan teknologi, pengalaman, dan tentu komitmen dunia kedokteran dan farmasi membawa banyak kemajuan bagi penanganan pasien kanker. Salah satu perkembangan teknologi pengobatan kanker yaitu alat radioterapi yang tertarget. Kanker yang letaknya tersembunyi, entah karena berada di balik organ penting atau terselip, kini bisa secara presisi ditembak dengan alat radioterapi yang ada. Artinya sel yang sehat tidak terpapar dengan perawatan dan pengobatan yang tidak perlu. Kanker limfoma misalnya. Dulu penyakit ini momok bagi banyak orang. Namun dengan berkembangnya ilmu patologi, ada beberapa tipe kanker limfoma yang kini bisa ditangani secara tuntas. Selain patologi, kemajuan lain penanganan penyakit ini ada pada penggunaan Rituxan. Penggunaan obat ini bisa meningkatkan tingkat kesembuhan pasien tumor limfoma. Memang membahas penyakit kanker selalu memicu orang mencari tahu penyebabnya. Masyarakat perlu memahami bahwa penyebab langsung kanker sampai sekarang memang belum dipastikan. Sampai sekarang baru bisa dideteksi apa saja yang bisa meningkatkan risiko terjangkiti kanker. Artinya semua orang memiliki bakat untuk terkena kanker, nah apakah seseorang lantas terkena kanker atau tidak itu banyak faktor penyebabnya. Pada dasarnya kanker adalah pembelahan sel yang terjadi tanpa kendali. Sel-sel dalam tubuh manusia memang sudah selayaknya berganti. Sel yang lama dan uzur mati dan terbuang, lalu datang yang baru. Namun, entah apa sebabnya, sel yang lama belum mati, namun ada satu sel yang tumbuh. Sel baru itu tumbuh tak terkendali. Bahkan mulai menggusur peran sel-sel normal yang ada. Itulah kanker. Kanker bisa Dr Lim Hong Liang tumbuh dimana saja, dan pada tubuh mana pun. Tak hanya organ yang padat, tetapi bagian tubuh yang cair seperti darah, dan kelenjar limfa juga bisa terjangkiti kanker. Kanker memang telah berjalan beriringan dengan hidup seseorang. Kanker yang menyerang paru-paru, perut, hati, usus, payudara merupakan pembunuh manusia terbanyak. Paling tidak menurut catatan WHO, sejumlah 1, 37 juta orang meninggal akibat kanker paru-paru, 736 ribu kanker perut, 695 ribu kanker hati, 608 ribu kanker usus, 458 ribu kanker payudara, dan 275 ribu karena kanker rahim. Melihat angka tersebut tentunya mencengangkan. Kanker memang bisa datang kapan saja dan pada siapa saja. Tak peduli kaya, miskin, kelas terpandang ataupun masyarakat biasa. Semuanya bisa terkena kanker. Lalu apa yang bisa dilakukan orang melihat kenyataan itu. Salah satunya memeriksakan diri secara berkala. Pemeriksaan dini penting karena banyak sekali kanker yang tidak menimbulkan rasa sakit atau menunjukkan gejala yang mencolok. Kanker paru-paru misalnya. Gejalanya mirip dengan tuberkulosa (TBC). “Batuk tak sembuh-sembuh dan sesekali ada bercak darah salah satu gejala umumnya,” kata Dr Lim Hong Liang, Konsultan Senior Onkologi Medis. Gejalanya tampak umum, sehingga mudah terabaikan. Nah, begitu diperiksa secara teliti baru terlihat bahwa kanker paru-paru lah penyebab batuk itu. Biasanya, pasien datang ketika sudah berada di kondisi stadium lanjut. Hal ini menyebabkan makin menurunnya peluang untuk pulih. Kanker yang lainnya demikian adanya. Makin dini terdeteksi makin besar peluang sembuh. Bahkan ada yang bisa 100 persen peluang sembuhnya. Di luar perkembangan itu semua, pepatah lama sekali lagi masih sangat ampuh, yaitu mencegah lebih baik daripada mengobati. Caranya mengubah gaya hidup yang menjauhkan diri dari beragam pemicu kanker. Risiko terkena kanker jauh lebih tinggi bagi mereka yang kurang olahraga, makan secara serampangan, terlalu banyak merokok dan minuman beralkohol. Sekalipun bukan jaminan bahwa gaya hidup tersebut membebaskan dari kanker, namun setidaknya peluang terkena kanker mengecil. DIPRODUKSI OLEH TIM INFO TEMPO INFO TEMPO Kanker Darah pada Si Buyung MENGEJAR YANG MENGALIR Saat ini, kanker darah memang bukan lagi penyakit langka. S alah satu keunikan penanganan kanker darah, yaitu tak dapat dioperasi. Darah itu cair jadi bisa mengalir kemana saja. Kalau kanker yang lainnya bisa dengan tepat dideteksi bentuk dan posisinya. Setelah itu bisa dilakukan beragam perawatan seperti pengangkatan, kemoterapi, dan radioterapi. Sedangkan darah tentu tak mungkin dioperasi karena bentuknya cair. Tak hanya itu, kanker yang jadi target juga bisa berpindah tempat karena mengikuti aliran darah yang tersebar. “Saat ini, kanker darah memang bukan lagi penyakit langka. Untungnya dunia kedokteran juga telah berkembang pesat,” kata Dr Teo Cheng Peng, Konsultan Senior Hematologi, Parkway Cancer Center, Singapura. Secara umum, kanker darah memiliki dua karakter. Pertama, kanker darah yang akut. Sejak terdeteksi kanker ini berkembang dengan cepat. Penderita langsung merasakan sakit. Karakter kedua yaitu kanker darah yang kronis. Jenis ini bergerak lambat. Hampir tidak terasa hingga beberapa tahun. Kanker darah kronis biasanya menyerang orang dewasa bukan anak-anak. Sedangkan kanker darah akut bisa diidap anak-anak. Dr Teo Cheng Peng Dr Teo menjelaskan bertambah telitinya bagian patologis menentukan tipe kanker darah, makin tinggi juga kemungkinan sembuh. Kanker darah bukan lah hukuman mati. “Saya banyak melihat pasien yang mendapatkan perawatan dengan tepat bisa bertahan hidup,” kata Dr Teo. Secara umum gejala kanker darah mudah dikenali. “Beberapa gejala umum yaitu timbulnya rasa lelah, muncul memar di beberapa tempat, dan mudah terserang flu,” kata Dr Teo. Rasa lelah muncul karena kadar hemoglobin yang rendah sehingga oksigen tidak tersebar merata. Begitu pula mudahnya sakit flu karena jumlah sel darah putih yang bertugas menghalau penyakit menurun. SAMPAI sekarang dunia kedokteran belum bisa mengetahui apa yang menyebabkan anak-anak mengidap kanker. Kalau dilihat dari gaya hidupnya, tentu mereka masih jauh dari asupanasupan polutan. Genetika pun tak menjelaskan secara gamblang apakah kanker pada anak terkait dengan keturunan atau bukan. Meskipun tidak bisa dipastikan penyebabnya, kanker pada anak-anak memiliki tingkat kesembuhan tinggi. Bahkan bisa pulih dan tak kembali lagi. “Salah satunya karena anak-anak sedang berada di masa pertumbuhan,” kata Dr Anselm Lee, Konsultan Pediatrik Hematologi dan Onkologi, Parkway Cancer Center, Singapura. Kanker pada anak juga perlu mendapat perlakuan sangat berbeda daripada kanker pada dewasa. Berdasarkan pengalaman, Dr Anselm mengatakan kanker anak memiliki peluang sembuh sekitar 75 persen. “Paling tidak tiga dari empat pasien kanker pada anak-anak bisa pulih dan hidup seperti anak-anak sehat lainnya,” kata Dr Anselm. Salah satu jenis perawatan yang sering didengar yaitu Haematopoietic Stem Cell Transplantation (HSCT). Kebanyakan anak penderita kanker tidak membutuhkan perawatan ini. Karena HSCT hanya diperlukan untuk merawat kanker berisiko tinggi dan leukemia, seperti kanker darah, leukemia, anemia, kelainan sistem kekebalan tubuh dan kelainan bawaan metabolisme. Ada beberapa informasi menarik terkait HSTC. Anak yang menderita talasemia dan sickle cell anaemia yang mendapatkan HSTC di bawah usia 10 tahun, memiliki peluang sembuh hingga 90 persen. HSTC memang bisa meningkatkan peluang kalau diterapkan secara tepat dan sesuai kebutuhan pasien. HSTC juga meningkatkan peluang sembuh daripada kemoterapi pada beberapa penyakit. Salah satunya HSTC punya efek positif pada medulloblastoma tingkat lanjut. Peluangnya naik dari 20-40 persen dibandingkan dengan kemoterapi biasa yang hanya mencapai 10 persen. Kunci penting kesembuhan anak penderita kanker ada di penentuan perawatan medis yang sesuai dan tepat. Karena anak memiliki kondisi yang berbeda dari orang dewasa. D ari sepuluh jenis kanker yang mendera kaum hawa, di Singapura, kanker ginekologi (kandungan) seperti rahim, leher rahim, ovarium, menduduki urutan ke empat, lima, dan enam. Kabar ini tentu jadi alarm khusus bagi para wanita. Apalagi penduduk Singapura dan Indonesia memiliki banyak kesamaan dalam hal genetika. Itulah mengapa kaum hawa dianjurkan untuk memeriksakan diri secara rutin dan sedini mungkin. Kalau kanker ginekologi menduduki ranking empat ke atas, lalu apa yang nomer satu? Jawabannya kanker payudara. Kanker ini paling umum ditemui di Singapura. Di tingkat dunia, kanker payudara menyebabkan 458 ribu meninggal di 2008. Sekalipun menduduki peringkat kelima sebagai penyebab kematian, tentu angka ini tidak Dr See Hui Ti bisa diabaikan begitu saja karena populasi yang diserang bukan seluruhnya, sebagian besar hanya perempuan. Pertanyaan lebih jauh yaitu, bagaimana menyikapi kenyataan ini. Kalau masih segar bugar, tentu sikap terbaik yaitu menghindar sejauh mungkin. Selain menghindar, langkah penting lainnya yaitu deteksi dini. Karena faktor pemicu kanker jenis ini masih belum diketahui, maka semua orange mempunyai risiko. Terutama bagi yang berusia 40 tahun ke atas. Pemeriksaan dini melaui pemeriksaan payurdara secara rutin sangat dianjurkan, dan bagi yang berusia 40 tahun ke atas, disarankan secara rutin melakukan pemeriksaan mammogram. Kanker payudara lebih mudah dikenali karena tandanya terlihat, yaitu benjolan tak wajar di payudara, bagian tertentu di payudara kulitnya kasar dan berbeda dari bagian lainnya, puting tertarik ke dalam, dan sesekali keluar darah atau nanah dari puting susu. MENANGKAL KANKER PENYERANG KAUM HAWA Deteksi dini amat penting untuk berbagai keluhan pada wanita. Pap smear salah satunya. Risiko terkena kanker jauh lebih tinggi bila usia di atas 50 tahun atau sudah menopause. Baik itu kanker payudara maupun kanker yang menyerang organ kewanitaan. Untuk itu, pemeriksaan dini jadi lebih mendesak untuk perempuan di usia tersebut. “Salah satu dampak terbesar dari kanker payudara yaitu efek psikologis pasien saat menghadapi kenyataan payudaranya harus diangkat. Untuk menjawab itu, saat ini rekonstruksi payudara dibuat beriringan dengan pengangkatan payudara,” kata Dr Khoo Kei Siong, Deputi Direktur Medis dan Konsultan Senior Onkologi Medis, Parkway Cancer Center, Singapura. Langkah ini membuat banyak perempuan lebih percaya diri dan secara emosional lebih sehat. Selain rekonstruksi, beragam kemajuan juga dicapai, salah satunya dengan meringankan efek samping pengangkatan. Biasanya pasien merasakan kekakuan dan sakit di pangkal lengan setelah payudaranya diangkat. Ini dilakukan karena kelenjar getah bening di pangkal lengan juga diangkat semuanya. “Nah, sekarang sudah ada cara agar hanya jaringan getah bening yang terjangkiti kanker saja yang diangkat. Bukan semua,” kata Dr Khoo. Langkah ini sangat membantu pasien menjalani kehidupan mendatang dengan lebih nyaman. Kunci keberhasilan seluruh penanganan kanker sekali lagi pada deteksi dini dan penentuan tipe kankernya. Makin dini terdeteksi makin mudah disembuhkan, dan penentuan tipe yang akurat berpengaruh pada jenis obat yang tepat. ”Kanker mulut rahim (serviks) misalnya, langkah pertama yaitu pap smear. Pemeriksaan ini amat berguna,” ucap Dr See Hui Ti, Konsultan Senior Onkologi Medis, Parkway Cancer Center, Singapura. Paling tidak setiap 50-60 juta perempuan yang menjalani pap smear, hanya 10 ribu saja yang ditemukan mengidap kanker. Jadi tidak perlu khawatir dengan pemeriksaan semacam ini. Dr See menjelaskan lebih lanjut bahwa kanker stadium dini biasanya tidak langsung terlihat dan terasa oleh orang. Begitu terasa ada keanehan seperti pendarahan tak wajar, rasa sakit di pinggang atau selama buang air kecil itu artinya kanker sudah mulai menyebar ke saluran kencing. Nah, ketika menyebar artinya kanker masuki stadium lanjut. Sekalipun sudah memasuki tahap lanjut, atau stadium tiga, kanker yang menyerang organ kewanitaan masih memiliki peluang untuk sembuh antara 40-50 persen. Memang tidak sebesar peluang saat kanker masih di tahap satu yang mencapa 85-95 persen. Itulah pentingnya pemeriksaan dini. Dr Khoo Kei Siong DIPRODUKSI OLEH TIM INFO TEMPO INFO TEMPO K anker paru-paru berhak menyandang sebutan pembunuh senyap. Datangnya biasanya tidak terduga. Celakanya, saat keberadaannya terendus, cengkeramannya sudah meluas alias memasuki stadium lanjut. Mengapa bisa demikian? Orang yang terkena paru-paru pada stadium dini masih tampil segar bugar. Seperti orang normal lainnya. Masuk akal bukan, orang yang merasa sehat pasti tak ingin memeriksakan diri. Saat dokter memeriksa memang tidak langsung didiagnosis kanker paruparu berdasarkan gejala itu. Penyakit tuberculosa (TBC) memiliki gejala yang sama. “Ada serangkaian tes untuk memastikannya, yaitu pemeriksaan fisik, rontgen dada, dan CT Scan, “kata Dr Lim Hong Liang, Konsultan Senior Onkologi Medis, Parkway Cancer Center, Singapura. Lim menjelaskan tahap pemeriksaan lanjutan lebih detail lainnya yaitu memeriksa cairan atau lendir yang K BERKELIT DARI SERGAPAN KANKER PARU-PARU Kemoterapi untuk mengendalikan bibit sel yang mungkin masih ada bisa dibasmi tuntas. yaitu beragam obat mulai secara efisien membasmi sel kanker tanpa membahayakan sel yang sehat. Dr Patricia Kho ada di rongga dada. Supaya lengkap diagnosisnya, biasanya diambil jaringan yang telah terkena kanker untuk diperiksa oleh ahli patologi. Pemeriksaan awal yang detail penting. Memang biasanya pasien yang datang selalu berada di tahap lanjut . “Penderita kanker paru-paru di stadium empat hanya memiliki peluang bertahan hidup kurang dari lima persen,” kata Dr Lim. Harapan paling realistis penderita kanker paru -paru yaitu peluang bertahan hidup sampai dengan lima tahun. Itu pun jika ditemukan sangat dini. Setelah masuk stadium satu peluangnya tinggal 50-80 pesen. Umumnya, perawatannya pembedahan, kemoterapi, radioterapi atau kombinasi ketiganya. “Kalau stadium satu, langkahnya pengangkatan lewat pembedahan, lalu kemoterapi,” kata Lim. Kemoterapi untuk mengendalikan bibit sel yang barangkali masih ada supaya ikut terbasmi. Salah satu kabar penting diketahui masyarakat, Perhatikan Makanan, Selamatkan Hati dan Usus Kanker usus besar dan rektum bisa menyerang siapa saja. Jumlah pengidapnya nomor tiga teratas. Sampai sekarang tak seorang pun bisa memastikan apa penyebab kanker yang menyerang usus ini. Hampir sama dengan kanker lainnya, penyebabnya masih abu-abu dan tak bisa dipastikan. Namun, saat kanker datang, langkah terbaik yaitu mengobatinya karena keberadaannya membahayakan nyawa. Bagaimana mengobati kanker usus besar ini? Prinsipnya tidak berbeda jauh dengan kanker lainnya, yaitu metodenya pembedahan, kemoterapi, radioterapi, atau terapi biologi. Masing-masing bisa didapatkan atau kombinasi keempatnya. “Perbedaan perawatan terjadi karena mengacu pada jenis kanker, dan stadiumnya,“ kata Dr Patricia Kho, Konsultan Onkologi Medis, Parkway Cancer Center, Singapura. Lalu bagaimana mengenali kehadiran kanker ini sedini mungkin. Sebagai panduan, ada beberapa keadaan yang berpotensi besar menjelma menjadi kanker. Beberapa diantaranya yaitu ditemukannya polip usus besar. Polip memang belum berarti kanker. Namun polip bisa menjelma jadi kanker. “Polip atau pertumbuhan jaringan pada dinding usus atau dubur itu perlu diperiksa lebih teliti, kalau perlu diangkat,” kata Patricia. Kanker hati juga tidak berbeda jauh penanganannya. Kali ini, kedokteran berhasil membuat diagnosis yang lebih akurat dalam menyisir sel-sel kanker di hati. “Ketelitian ini penting karena sel yang kena kanker saja yang dibidik. Tidak perlu merusak sel yang sehat,” kata Dr Foo Kian Fong, Konsultan Senior Onkologi Medis PCC. Lebih jauh lagi Dr Foo menegaskan stadium satu kanker hati masih punya peluang sembuh, sekitar 50 persen. Dr Foo Kian Fong Namun kalau sudah stadium empat, kemungkinan sembuh nol persen. Kanker memang berbahay. Salah satu yang bisa dilakukan yaitu menjaga perilaku. Perilaku yang berpotensi meningkatkan risiko terkena kanker yaitu, gaya hidup yang serampangan dalam hal makan. Selanjutnya kenali tanda-tandanya. Tanda paling gampang mendeteksi kehadiran kanker usus yaitu perubahan kebiasaan buang air besar, sering kembung atau kram perut, berat badan berkurang tanpa sebab, cepat lelah, sering mual. Inilah serangkaian alarm awal itu. anker itu bisa dikategorikan menjadi dua yaitu pertama berpotensi sembuh dan kedua berpotensi tak tersembuhkan. Keduanya ini adalah fakta yang perlu dipahami sungguh-sungguh oleh masyarakat luas. Beragam langkah medis juga dilakukan untuk memperbesar peluang sembuh atau sebaliknya membantu pasien hidup secara lebih berkualitas bila menghadapi kanker yang tidak tersembuhkan. ”Prinsipnya, pasien perlu dibantu untuk menjalani hidupnya secara lebih nyaman, sebebas mungkin dari rasa sakit, serta mempersiapkan diri baik emosional maupun fisik pada akhir hidupnya,” kata Dr Kok Jaan Yang, Konsultan Pengobatan Paliatif Parkway Cancer Center, Singapura. Keberadaan tenaga medis yang siap sedia untuk membantu pasien menurut pengalaman Dr Kok pasti banyak membantu. Apa yang dilakukan oleh Dr Kok dan timnya disebut penanganan paliatif. Pada dasarnya penaganan paliatif mendampingi pasien untuk menjalani hidupnya bersama kanker. Minimal pasien tidak tersiksa dengan rasa sakit yang mungkin timbul karena penyakitnya. Untuk PCC misalnya, tim paliatif melayani pasien hingga kunjungan ke rumah. Kunjungan ke rumah pasien bertujuan untuk memudahkan. “Terkadang pasien memang tidak bisa lagi pergi ke rumah sakit karena keterbatasan fisik,” kata Dr Kok. Penanganan paliatif merupakan perawatan yang terintegrasi dengan pengobatan yang dilakukan oleh para spesialis kanker. Beragam pengobatan paliatif memang bersinergi dengan perawatan yang dijalani. “Setiap hari, tiga atau empat kunjungan ke pasien di rumah-rumah,” kata Dr Kok. Orang yang mengidap kanker biasanya cenderung sensitif dengan semua gejala yang dirasakannya. Rasa sakit meskipun kecil selalu meresahkan pasien. Tentunya kalau ada orang yang berkompeten untuk menjawab segala pertanyaan tentang kesehatan akan melegakan hati pasien. Itulah salah satu yang diinginkan oleh tim paliatif. Selain membantu di bidang medis, beberapa bantuan dalam bidang MENIKMATI SENJA ITU TIBA Saat kanker tak tersembuhkan, usaha selanjutnya menjadikan hidup lebih berkualitas dan bebas dari kesakitan. asupan gizi juga penting dilakukan. Kanker adalah penyakit ganas yang membutuhkan penanganan hati-hati. Salah satunya yaitu mengendalikan asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh seseorang. Untuk itu pemilihan jenis makanan harus dilakukan. “Makanan yang dihindari yaitu makanan mentah,” kata Fahma Sunarja, Konsultan Diet Senior, ADS (Singapura), CanHOPE PCC. Fahma menjelaskan, pasien kanker biasanya memiliki daya tahan tubuh yang lemah. Makanan yang mentah biasanya masih membawa beragam bakteri dan organisme yang bisa menimbulkan sakit. Kalau kondisi tubuh sedang fit, tentunya bisa segala bakteri tersebut tidak berpengaruh. Kalau sedang dalam perawatan, banyak pagar di dalam tubuh yang sedang rapuh. Mudah ditembus. Diare karena salah makan pada orang sehat bisa sembuh kurang dari tiga hari, tapi pada pasien kanker bisa berlarut-larut. Fahma juga menyarankan pada pasien yang mengalami hilang nafsu makan sebaiknya makan dalam porsi yang kecil. Paling tidak enam kali makan dalam porsi kecil selama sehari. Lalu cobalah beragam menu, supaya pasien mengenali mana yang ternyata bisa menggugah selera mana yang tidak. Sedangkan pasien yang mengalami mual justru harus menghindari makanan yang panas dan pedas. Jangan berbaring setelah makan untuk menghindari muntah. “Duduk atau bersandar saja setelah makan selama satu atau dua jam cukup mengurangi rasa mual dan muntah,” katanya. Kanker memang mengubah seluruh hidup seseorang, tak hanya makanan. Tak cuma pasien tetapi seluruh kerabat dan orang dekat pun berubah. Memahami dan menyesuaikan diri dengan perubahan itulah yang membuat pasien dan kerabat membutuhkan tempat bertanya. Bagi yang membutuhkan bisa mengakses www.canhope.org. TIM PRODUKSI PENANGGUNG JAWAB Gabriel Sugahetty, Prasidiono Listiaji PELAKSANA PRODUKSI S. Dian Andryanto, Kemas M. Ridwan, Rifwan H. LIPUTAN DAN PENULISAN V. Nara Patrianila MANAGER MARKETING INTERNATIONAL Melly Rasyid RISET FOTO Lourentius E.P DESAIN Juned Aryo S. TRAFFIC Muh. Assad Islamie DIPRODUKSI OLEH TIM INFO TEMPO IKLAN DISPLAY