KETIDAKSESUAIAN BAHASA PERANCIS BAKU DALAM NOVEL “LE NÈGRE POTEMKINE” OLEH BLAISE N‟DJEHOYA Delviana Azari Agustiarni 1805 1007 0044 KARYA ILMIAH UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS ILMU BUDAYA JURUSAN SASTRA PERANCIS JATINANGOR 2012 ABSTRAK Pada skripsi dengan judul “Ketidaksesuaian Bahasa Perancis baku dalam Novel Le Nègre Potemkine oleh Blaise N‟Djehoya” ini, objek yang diteliti adalah unsur-unsur dalam dialog yang mengandung interferensi. Karya tulis ini membahas mengenai penyimpangan dari kata, frasa, klausa atau kalimat bahasa Perancis standard yang digunakan oleh para penutur dari kelompok usia dan tingkat intelektual yg berbeda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan teori sosiolinguistik dan meninjau pengacauan di bidang fonologi, morfologi, serta sintaksis. Penelitian ini memperlihatkan bahwa masyarakat Afrika menggunakan bahasa Perancis non standard akibat pengaruh sistem bahasa pertama yang mereka kuasai meliputi penyimpangan dalam pengucapan dan penulisan, pembentukan kata serta struktur kalimat. PENDAHULUAN Novel Le Nègre Potemkine yang ditulis oleh Blaise N‟Djehoya menceritakan tentang kehidupan masyarakat di benua Afrika. Para tokohnya adalah masyarakat Afrika yang berbicara bahasa Perancis dengan tingkatan bahasa yang berbeda-beda karena mereka berasal dari koloni Perancis atau negara-negara yang pernah dijajah oleh negara Perancis. Setiap negara di benua ini mempunyai bahasa dengan karakteristik masing-masing. Para penutur juga berasal dari kelompok usia dan tingkat intelektual yang berbeda sehingga karakteristik bahasa yang digunakan berbeda sesuai dengan latar belakang sosial penutur misalnya tidak menerapkan tata bahasa Perancis yang baik dan benar yang menimbulkan penyimpangan bahasa Perancis standard. Penulis menemukan beberapa ketidaksesuaian dan kejanggalan dalam penggunaan bahasa Perancis yang dapat dilihat dalam dialog antar penutur. Di novel ini sering ditemukan kata-kata asing yang mirip dengan bahasa kreol atau kata-kata yang ditulis mirip dengan cara pengucapannya. Misalnya, kata n‟est-ce pas „bukankah begitu?‟ ditulis naspas, kata bonjour madame, monsieur „selamat pagi Tuan, Nyonya‟ ditulis menjadi „Jour m‟sieur dame, kemudian kalimat moi vouloir seulement chanson française „saya hanya ingin lagu Perancis‟ kata kerja vouloir tidak dikonjugasikan. Dalam bahasa Perancis dikenal la norme „norma‟ yaitu aturan memakai kata-kata dengan baik yaitu yang menurut bon usage yang dicerminkan oleh kelompok sosial yang biasanya dominan. Sedangkan l‟usage „pemakaian‟ yaitu penggunaan kata-kata yang sudah terlanjur lekat dalam konsep pemikiran tetapi belum tentu benar dan sesuai dengan tata bahasa Perancis standard. Di dalam buku ini terdapat banyak kata-kata yang tidak sesuai dengan peraturan bahasa Perancis baku, misalnya kata yang diucapkan sesuai dengan penulisan dan kata yang mengalami perubahan eliptis atau penghilangan suku kata atau huruf serta pengabaian konjugasi. Penulis tertarik untuk meneliti ketidaksesuaian berupa kesalahan dan keanehan penulisan dalam suatu kata, frasa, klausa atau kalimat bahasa Perancis standard dan menelitinya dalam penelitian yang berjudul “KETIDAKSESUAIAN BAHASA PERANCIS BAKU DALAM NOVEL “LE NÈGRE POTEMKINE” OLEH BLAISE N‟DJEHOYA”. PEMBAHASAN Sosiolinguistik Sosiolinguistik merupakan kajian bahasa dalam pemakaian, dan tujuannya untuk menunjukkan kesepakatan-kesepakatan atau kaidah-kaidah penggunaan bahasa yang disepakati oleh masyarakat dan dikaitkan dengan aspek-aspek kebudayaan dalam masyarakat itu. Sosiolinguistik juga menyoroti keseluruhan masalah yang berhubungan dengan organisasi sosial perilaku bahasa, tidak hanya mencakup pemakaian bahasa saja, melainkan juga sikap bahasa, perilaku terhadap pemakai bahasa. Interferensi Menurut pendapat Chaer (1998:159) interferensi pertama kali digunakan oleh Weinrich untuk menyebut adanya perubahan sistem suatu bahasa sehubungan dengan adanya persentuhan bahasa tersebut dengan unsur-unsur bahasa lain yang dilakukan oleh penutur yang bilingual. Interferensi mengacu pada adanya penyimpangan dalam menggunakan suatu bahasa dengan memasukkan sistem bahasa lain. Serpihan-serpihan klausa dari bahasa lain dalam suatu kalimat bahasa lain juga dapat dianggap sebagai peristiwa interferensi. Secara umum, interferensi terbagi menjadi lima macam, yaitu 1. Interferensi kultural dapat tercermin melalui bahasa yang digunakan oleh dwibahasawan. Dalam tuturan dwibahasawan tersebut muncul unsur-unsur asing sebagai akibat usaha penutur untuk menyatakan fenomena atau pengalaman baru. 2. Interferensi semantik adalah interferensi yang terjadi dalam penggunaan kata yang mempunyai variabel dalam suatu bahasa. 3. Interferensi leksikal, harus dibedakan dengan kata pinjaman. Kata pinjaman atau integrasi telah menyatu dengan bahasa kedua, sedangkan interferensi belum dapat diterima sebagai bagian bahasa kedua. Masuknya unsur leksikal bahasa pertama atau bahasa asing ke dalam bahasa kedua itu bersifat mengganggu. 4. Interferensi fonologis mencakup intonasi, irama penjedaan dan artikulasi. 5. Interferensi gramatikal meliputi interferensi morfologis, fraseologis dan sintaksis. Fonologi Fonologi adalah cabang ilmu linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya. Fonetik yaitu cabang kajian yang mengkaji bagaimana bunyi-bunyi fonem sebuah bahasa direalisasikan atau dilafalkan. Fonetik juga memelajari cara kerja organ tubuh manusia terutama yang berhubungan dengan penggunaan bahasa. Proses terjadinya bunyi bahasa terbagi menjadi tiga jenis, yaitu: fonetik artikulatoris, fonetik akustik, fonetik auditoris Morfologi Morfologi adalah cabang ilmu linguistik yang mengidentifikasi satuansatuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal, dan memelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Morfem adalah bagian terkecil dari morfologi yang menggabungkan makna dan bentuk. Terdapat dua bentuk dari morfem yaitu leksikal dan gramatikal. Sintaksis Beberapa kata dikombinasikan untuk membentuk beberapa kesatuan linguistik yang lebih besar yaitu sintagme dan kalimat. Sintaksis adalah ilmu yang memelajari tata cara penyusunan kata. Susunan ini dapat terlihat sebagai karakteristik dari sebuah bahasa. Oleh karena itu terdapat klasifikasi bahasa yang melebur dalam karakteristik tersebut. Berikut ini, bahasa Perancis termasuk dalam kelas bahasa yang berstruktur S – V – O. Contoh: Pierre (S) aime (V) Marie (O). (Dumarest, Marie Hélène; Le Chemin de Mot, 2004) Penulis menganalisis data-data berdasarkan kategorinya dengan tahapan sebagai berikut: menampilkan data dari setiap klasifikasi, membuat tinjauan secara sosiolinguistik, menentukan jenis penyimpangan dalam dialog, dan menganalisisnya dengan cara menjabarkan proses pembentukan kata serta menemukan faktor-faktor penunjang terjadinya penyimpangan dengan analisis sosiolinguistik. Interferensi Fonologis “Ah, sirtou, pas dé ça. Ti vé ma photo? Pourquoi? Ti pé pas me regarder seulement sans faire copie” Transkripsi Bahasa Perancis Standard Data sirtou....dé....ti vé....ti pé.... Transkripsi fonetik dari data [sirtu....de....tive....tipe] Penulisan asli dari data surtout....de....tu veux....tu peux.... Transkripsi fonetik yang benar [syrtu....dǝ....tyvø...typø....] Analisis Sosiolonguistik Dari data pertama terlihat adanya proses pentransferan unsur bahasa pertama ke dalam bahasa kedua. Penutur mentransfer unsur dialek bahasa Afrika ke dalam bahasa Perancis dan hal ini menyebabkan adanya perubahan fungsi dan kategori yang disebabkan oleh pemindahan tersebut. Penutur tidak terlalu menguasai bahasa kedua yaitu bahasa Perancis dan kemampuan bahasa Perancis Sarakhollé tidak sama baiknya dengan kemampuan bahasa Afrikanya yang merupakan bahasa ibunya. Penutur cenderung membiasakan menggunakan pengucapan bahasa pertamanya yaitu bahasa Afrika ketika menggunakan bahasa Perancis. Tinjauan Secara Fonologis Kata sirtou berasal dari kata surtout yang ditulis sama dengan pengucapannya terapi mereka menggantinya huruf “u” dengan huruf “i”. Pada kata dé, pengucapannya dipengaruhi oleh dialek bahasa daerah di Afrika yang tidak terbiasa mengucapkan fonem /ə/. Pada kata veux, fonem /ø/ diganti dengan fonem /é/ yang bunyinya tidak jauh berbeda dengan /ø/. Dalam pengucapan bahasa perancis [–eux] dibaca seperti “e”. Interferensi Morfologis “‟Jour m’sieur ‘dame, vive la France” Bentuk Bahasa Perancis Standard „Jour m‟sieur „dame .... data asli [bon]jour m[on]sieur [ma]dame .... pengurangan bunyi Bonjour, monsieur, madame .... bentuk yang benar Analisis Sosiolinguistik Kalimat yang diucapkan oleh Samba Samb berikut ini termasuk dalam bentuk bahasa Perancis familier atau bahasa lisan yang di dalamnya terdapat pengurangan bunyi dari sebuah kata. Interferensi muncul karena gaya bahasa dan prestise penutur, atau pembuktian bahwa penutur telah menguasai dengan baik bahasa keduanya. Penutur dalam kalimat ini yaitu Samba Samb, seorang pejuang tua yang menggunakan bahasa Perancis sebagai bahasa kedua yang berbicara dengan lawan bicara atau petutur dalam kalimat ini adalah Monsieur dan Madame Ikonos yang merupakan orang Perancis dan sama-sama berusia lanjut. Tinjauan Secara Morfologis Dari data ini terdapat beberapa kesalahan atau penyimpangan pembentukan kata dalam bentuk pengurangan bunyi atau suku kata. Pada setiap kata „Jour m‟sieur „dame terjadi penyimpangan dalam pengurangan bunyi yang digantikan dengan apostrof [„] sehingga yang dibaca hanya suku kata terakhir. Dapat disimpulkan bahwa data ini mengalami penyimpangan morfologis yang terjadi akibat gaya berbicara bahasa perancis yang semakin lama semakin berkembang. Dalam bidang sosiolinguistik penyimpangan ini disebut interferensi morfologis. Interferensi Sintaksis “Moi partir en France faire la guerre comme ça, en Normandie, en Bretagne, Provence, Alpes-Maritimes” Penjabaran Struktur P = GN + GV GN = moi Je GV = partir (1ere personne singulier) je pars faire (1ere personne singulier) je fais Struktur Kalimat yang Benar: Je pars en France et fais la guerre ..... Analisis Sosiolinguistik Dilihat dari segi sosiolinguistik, penutur tunggal yaitu Boris Nivakhine merupakan seorang bilingual yang berkemampuan bahasa majemuk. Dapat dilihat dari cara ia membuat kalimat yang menyimpang dari struktur bahasa Perancis yang benar. Penyimpangan ini dipengaruhi oleh bahasa pertama yang ia kuasai yaitu bahasa Afrika. Dalam bahasa Afrika tidak dikenal kata kerja yang dikonjugasi sedangkan dalam bahasa Perancis kata kerja dalam sebuah kalimat harus dikonjugasikan. Penyimpangan ini dinamakan interferensi gramatikal atau interferensi dalam bidang tata kalimat karena bentuk kalimatnya dalam bahasa Perancis, tetapi susunannya dipengaruhi oleh unsur dan struktur bahasa pertama. Analisis Sintaksis Pada kalimat ini ditemukan penyimpangan gramatikal atau struktur kalimat. Terdapat kata kerja yang tidak dikonjugasikan yaitu partir dan faire. Dalam bahasa Perancis standard, suatu kalimat harus memiliki sebuah kata kerja yang dikonjugasikan, tetapi jika kata kerja itu tidak dikonjugasi, maka kalimat tersebut tidak benar. Struktur kalimat dalam bahasa Perancis terdiri dari P = GN + GV (dikonjugasikan); P (phrase/kalimat, GN (groupe de nom/subjek), dan GV (groupe de verbe/kata kerja). Pada data ini tidak ditemukan subjek yang jelas tetapi terdapat pronom tonique untuk orang pertama yaitu moi. Bentuk yang benar seharusnya kata moi diganti dengan pronom sujet orang pertama yaitu je. SIMPULAN Setelah menganalisis kalimat yang mengandung ketidaksesuaian, barulah dapat dimengerti pesan utama yang ingin disampaikan karena telah mengetahui bentuk kalimat yang sebenarnya yaitu yang sesuai dengan bahasa Perancis standard. Ketidaksesuaian dari kalimat-kalimat tersebut dianalisis dengan menggunakan teori sosiolinguistik jadi dapat ditarik benang merah dari setiap informasi atau kata-kata yang mengalami pengacauan. Dari analisis sosiolinguistik, kita dapat melihat makna yang dimaksud dari kata-kata tersebut dan faktor pendorong terjadinya ketidaksesuaian. Ketidaksesuaian yang dilakukan oleh penutur bilingual sering terjadi karena kemampuan bahasa penutur yang terbatas, usia, latar belakang sosial, dan tingkat intelektual penutur tersebut. DAFTAR SUMBER Calvet, Louis-Jean. 1993. Que sais-je: La Sociolinguistique. Paris. Presses Chaer, Abdul dan Leoni Agustina. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Dumarest, Danielle et Morsel, Marie Hélène. 2004. Le Chemin des Mots, Grenoble Nababan, P.W.J. 1984. Sosiolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia Jakarta: Rineka Cipta. Siouffi, Gilles, 100 fiches pour comprendre la linguistique, Rosny, Bréal, 1999. PUG, 2004