Laporan Tugas Akhir I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

advertisement
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanaman kelapa sawit dalam bahasa latin dinamakan Elaeis guineensis Jacq. Kata
Elaeis berasal dari kata Elaion dari bahasa Yunani yang berarti minyak dan kata
guineensis berasal dari kata Guinea yaitu merupakan nama suatu daerah di Pantai
Barat Afrika, sedangkan kata Jacq adalah singkatan dari Jacquin seorang botanis
dari Amerika yang pertama membuat susunan taksonomi dari tanaman ini.
Tanaman kelapa sawit di Indonesia pertama kali diperkenalkan oleh pemerintah
kolonial Belanda dan ditanam di Kebun Raya Bogor (Pahan, 2011).
Indonesia merupakan negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar di
dunia.Kebutuhan minyak sawit di Indonesia juga telah menjadi penghasil minyak
nabati.Persentase kebutuhan minyak kelapa sawit mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun dibandingkan dengan minyak nabati jenis lainnya.Pada tahun 1993
– 1997, konsumsi minyak nabati dunia sebesar 92,03 juta ton dan 14,9 % dari
konsumsi tersebut merupakan pangsa konsumsi minyak sawit. Jumlah konsumsi
minyak kelapa sawit meningkat menjadi 18% dari konsumsi minyak nabati dunia
sebesar 117,88 juta ton pada tahun 2003 – 2007. Pada tahun 2020 mendatang,
kebutuhan minyak nabati dunia diproyeksikan melonjak menjadi 180 juta ton,
dimana 68 juta ton atau 38% (Andoko dan Widodoro, 2013).
Di perkebunan kelapa sawit, gulma merupakan salah satu faktor
penghambat pertumbuhan tanamankelapa sawit.Dalam arti luas gulma adalah
semua jenis tumbuhan yang pertumbuhan dan perkembangannya tidak
dikehendaki dalam pengelolaan perkebunan. Jika gulma tidak dikendalikan maka
Laporan Tugas Akhir
1
gulma dan tanaman kelapa sawit akan bersaing mendapatkan unsur hara, selain itu
tempat berkembangbiaknya hama dan penyakit(Shari, 2010).
Gulma adalah suatu tumbuhan lain yang tumbuh pada lahan tanaman
budidaya, tumbuhan yang tumbuh di sekitar tanaman pokok (tanaman yang
sengaja ditanam) atau semua tumbuhan yang tumbuh pada tempat (area) yang
tidak diinginkan oleh si penanam sehingga kehadirannya dapat merugikan
tanaman lain yang ada di dekat atau di sekitar tanaman pokok tersebut. Pengertian
gulma yang lain adalah tumbuhan yang belum diketahui manfaatnya secara pasti
sehingga
kebanyakan
orang
menganggap
bahwa
gulma
mempunyai
nilai negatif yang lebih besar daripada nilai ekonomisnya (Shari, 2010).
Gulma dapat mengakibatkan kerusakan tanaman atau penurunan produksi
pertanian. Pada umumnya memiliki hubunganyang searah dengan populasi gulma
itu sendiri.Dalam hal ini faktor yang paling nampak adalah perebutan penguasaan
sarana tumbuh, ruang gerak dan nutrisi antara tanaman dan gulma.Untuk
itu pengendalian gulma penting dilakukan dalam penyelamatan produksi
tanaman.Sebabsebagian besar gulma mampu berkembang dengan cepat dan
mendominasi lahan.Apabila penguasaan sarana tumbuh dimenangkan oleh gulma,
maka
pada
umumnya
tanaman
akan
mengalami
gangguan
fisiologis
yang berakibat pada penurunan produksi atau bahkan kematian tanaman itu
sendiri. Kematian tersebut selain karena kesulitan mendapatkan nutrisi, ada jenis
gulma tertentu yang mampu mengeluarkan enzim akar yang mampu merusak atau
meracuni tanaman. Kerusakan yang ditimbulkan gulma akan menentukan apakah
gulma tersebut merupakan gulma penting atau bukan. Kerusakan tersebut
umumnya
memiliki
Laporan Tugas Akhir
hubungan
dengan
ambang
ekonomi
pertanian
2
yang berbeda pada setiap tanaman berdasarkan nilai ekonominya (Shari, 2010).
Gulma menjadi salah satu masalah penting dalam setiap perkebunan, tak
terkecuali perkebunan kelapa sawit. Gulma merupakan tumbuhan pengganggu
tanaman
perkebunan
sehingga
perlu
dilakukan
tindakan
pengendalian.
Keberadaan gulma di sekitar tanaman dapat menimbulkan kerugian yang besar,
walaupun berlangsung secara perlahan – lahan. Persaingan antara tanaman dan
gulma terjadi baik diatas permukaan tanah yang berupa persaingan dalam
mendapatkan cahaya matahari, CO2 dan ruang tumbuh, persaingan mendapatkan
air dan unsur hara. Faktor persaingan tersebut menyebabkan perkembangan dan
pertumbuhan tanaman budidaya menjadi terhambat dan dapat mengurangi jumlah
produksi tanaman budidaya. Oleh karena itu, perlu adanya tindakan pengendalian
untuk menekan perkembangan gulma di areal pertanaman (Adi, 2014).
Sehubungan dengan pentingnya masalah pengendalian gulma bagi tanaman
maka penulis merasa tertarik untuk lebih mendalami bagaimana pelaksanaan
kegiatan tersebut berjalan terutama menyangkut aspek manajemennya.Oleh
karena itu, pada Laporan Tugas Akhirini penulis mengambil judul“Manajemen
Pengendalian Gulma Kelapa Sawit (Elaeisguineensis Jacq.) Tanaman
Menghasilkan Di PT. Agra Masang Perkasa Plantation Unit-II (AMP-II)
Tapian Kandis, Kecamatan. Palembayan, Kabupaten Agam, Provinsi
Sumatera Barat ”.
Laporan Tugas Akhir
3
1.2. Tujuan
A. Tujuan Umum
Kegiatan ini bertujuan agar penulis memperoleh pengalaman dan kondisi
nyata pengelolaan perkebunan kelapa sawit sebagai bekal untuk mempersiapkan
diri memasuki dunia kerja.
B. Tujuan Khusus
Tujuan Intruksional Khusus (TIK) dari tugas akhir ini diharapakan penulis
mampu :
1.) Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dalam hal manajemen
pengendalian gulma pada tanaman kelapa sawit menghasilkan di PT. Agra
Masang Perkasa Plantation Unit-II (AMP-II).
2.) Mengetahui jenis gulma yang dominan tumbuh di PT. Agra Masang
Perkasa Plantation Unit-II (AMP-II).
3.) Mengetahui berbagai metode pengendalian gulma yang dilakukan di PT.
Agra Masang Perkasa Plantation Unit-II (AMP-II).
4.) Dapat menganalisa kebutuhan biaya, alat dan tenaga kerja yang
dikeluarkan dan prestasi kerja dalam pengendalian gulma pada budidaya
tanaman kelapa sawit menghasilkan di PT. Agra Masang Perkasa
Plantation Unit-II (AMP-II).
1.3. Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari kegiatan tugas-tugas akhir mahasiswa,
yaitu :
Laporan Tugas Akhir
4
1.) Menambah wawasan dan keterampilan mahasiswa tentang manajemen dan
tehnik pengendalian gulma sebagai bekal untuk bekerja di perusahaaan
perkebunan kelapa sawit.
2.) Meningkatkan rasa kepercayaan diri mahasiswa untuk siap bekerja di
perusahaaan perkebunan kelapa sawit.
Laporan Tugas Akhir
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Botani Kelapa Sawit
Menurut Adi. P (2011), tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai
berikut :
Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Kelas
: Monocotyledonae
Ordo
: Palmales
Family
: Palmaceae
Sub family
: Cocoideae
Genus
: Elaeis
Spesies
: Elaeis guineensis, Jacq.
Kelapa sawit (Elaeis guineensisJacq.) menurut Fauzi, Yustina, Imam dan
Hartono (2008) memiliki varietas yang cukup banyak dan diklasifikasikan dalam
berbagai hal. Misalnya dibedakan atas ketebalan tempurung dan daging buah,
bentuk luar ( warna kulit buah) dan lain-lain.
A. Berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah, Pahan (2011)
membedakan beberapa varietas kelapa sawit yaitu:
1.) Dura: varietas ini memiliki tempurung yang cukup tebal yaitu antara
2mm- 5mm.Daging buah relatif tipis yaitu 35% –50% terhadap buah,
kernel (daging biji) lebih besar dengan kandungan minyak 15% - 17%.
Laporan Tugas Akhir
6
2.) Pisifera: varietas ini memiliki ketebalan tempurung sangat tipis, bahkan
hampir tidak ada, daging buah tebal lebih tebal dari daging buah Dura dan
daging bijinya sangat tipis. Varietas ini tidak dapat diperbanyak tanpa
menyilangkan dengan jenis lain dan dipakai sebagai pohon induk jantan.
3.) Tenera: sebagai faktor homozygote tunggal yaitu Dura bercangkang tebal
jika
dikawinkan
dengan
Pisifera
bercangkang
tipis
maka
akan
menghasilkan varietas baru yaitu Tenera.Tenera memiliki cangkang agak
tipis (1mm – 2,5mm), daging buah tebal, dan rendemen minyak 21-23%.
4.) Marco carya: varietas ini memiliki ketebalan tempurung sekitar 5 mm dan
daging buah yang sangat tipis.
5.) Diwika-Wakka: varietas ini mempunyai ciri khas dengan adanya dua
lapisan daging buah.
Perbedaan ketebalan daging buah kelapa sawit
menyebabkan perbedaan persentase atau rendemen minyak yand
dikandungnya.
B. Berdasarkan warna kulit buah dari species Elaeis guineensis Jacq.dikenal
varietas (Pahan, 2011) yaitu:
1.) Nigrescens: buahnya berwarna violet sampai hitam pada waktu muda dan
berubah menjadi orange setelah buah matang.
2.) Virescens: buah berwarna hijau waktu muda dan setelah matang berwarna
orange.
3.) Albescens: waktu muda buah berwarna kuning pucat dan tembus cahaya
karena mengandung sedikit karoten, waktu matang berwarna merah.
Laporan Tugas Akhir
7
2.2. Morfologi Tanaman Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu bagian
vegetatif dan bagian generatif.
Bagian vegetatif kelapa sawit meliputi akar,
batang dan daun, sedangkan bagian generatif terdiri dari bunga dan buah (Pahan,
2011).
1.) Bagian Vegetatif Tanaman
a) Akar (radix)
Tanaman kelapa sawit termasuk kedalam tanaman berbiji satu (monokotil)
yang memiliki akar serabut.Saat awal perkecambahan, akar pertama muncul dari
biji yang berkecambah (radikula).Setelah itu, radikula akan mati dan membentuk
akar utama atau primer.Selanjutnya, akar primer akan membentuk akar sekunder,
tertier, dan kuarter.
Perakaran kelapa sawit yang telah membentuk sempurna umumnya
memiliki akar primer dengan diameter 6 – 10 mm, akar sekunder berdiameter 2 –
4 mm, akar tersier berdiameter 0,7 – 1,2 mm, dan akar kuarter berdiameter 0,1 –
0,3 mm. Akar yang paling aktif menyerap air dan unsur hara adalah akar tersier
dan kuarter yang berada dikedalaman 5 – 35cm dengan jarak 2 – 3 m dari pangkal
pohon (Pahan, 2011). Untuk lebih jelasnya perakaran kelapa sawit dapat dilihat
pada gambar 1 berikut:
Laporan Tugas Akhir
8
Gambar 1. Perakaran tanaman kelapa sawit (Pahan, 2011)
b) Batang (caulis)
Kelapa sawit memiliki batang yang tidak mempunyai kambium dan tidak
bercabang dan berbentuk silinder. Batang tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai
struktur yang mendukung daun, bunga, dan buah, sebagai sistem pembuluh yang
mengangkut air dan hara mineral dari akar ke atas serta hasil fotosintesis
(fotosintat) dari daun ke bawah serta kemungkinan juga berfungsi sebagai organ
penimbun zat makanan. Pada pertumbuhan awal setelah fase muda, terjadi
pembentukan batang yang melebar tanpa terjadi pemanjangan internodia (ruas)
dengan diameter 20 cm–75 cm, batangnya tidak terlihat karena tertutup oleh
pelepah daun.Pertambahan batang tanaman kelapa sawit terlihat jelas setelah
tanaman berumur empat tahun.
Pada tanaman dewasa diameternya dapat mencapai 40 cm–60 cm, bagian
bawah batangnya lebih gemuk disebut bongkol bawah (bowl). Kecepatan tumbuh
berkisar35 cm–75 cm/tahun. Sampai tanaman berumur 3 tahun batang belum
terlihat karena masih terbungkus pelepah yang belum ditunas.Karena sifatnya
yang Phototropi dan Heliotropi (menuju cahaya dan arah matahari) maka
Laporan Tugas Akhir
9
padakeadaan terlindung, tumbuhnya akan lebih cepat tetapi diameter (tebal)
batang lebih kecil (Lubis dan Widanarko,2012).
c) Daun (Folium)
Tanaman kelapa sawit memiliki daun yang bentuk memanjang dan memiliki
helaian anak daun.Daun kelapa sawit terdiri dari beberapa bagian yaitu :

Kumpulan anak daun (leaflets) yang mempunyai helaian (lamina) dan
tulang anak daun (midrib)

Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat.

Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang.

Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup
dan memberi kekuatan pada batang.
Pada gambar 2 disajikan bentuk daun tanaman kelapa sawit.
Gambar 2.Bagian- bagiandaun kelapa sawit (Pahan, 2011)
Laporan Tugas Akhir
10
Phylotaksis atau pola susunan kedudukan daun-daun pada batang tanaman
kelapa sawit dapat diamati dengan jelas.
Pada umumnya primordia daun
dihasilkan dalam pola spiral ke kiri atau ke kanan dari titik tumbuh (Pahan, 2011).
Kelapa sawit dewasa mempunyai 30-40 pelepah daun, kadang hingga 48
pelepah daun (Sunarko, 2009). Susunan atau letak pelepah bagian kelapa sawit
dapat dilihat pada gambar 3 berikut.
Gambar 3.Rumus kedudukan daun (phylotaxis) kelapa sawit dengan rumus 3/8
(Fauzi et al, 2008)
Kedudukan pelepah daun memiliki rumus rumus 3/8 artinya 8 buah pelepah
daun berurutan terdapat pada 3 lingkaran spiral dimana daun kesembilan akan
segaris dengan pelepah daun pertama.Pelepah daun pertama adalah pelepah daun
termuda dengan kondisi yang telah membuka sempurna. Adapun tujuan
Pengenalan ini untuk mengetahui letak daun ke-9, ke-17 dan sebagai standar
pengukuran pertumbuhan maupun pengambilan contoh daun dan pengamatan
lainnya (Fauzi, et al., 2008).
Laporan Tugas Akhir
11
Kelapa sawit dewasa mempunyai 30 -40 pelepah daun, kadang hingga 48
pelepah daun Produksi daun rata-rata 24 - 30 pelepah/tahun, dihitung mulai dari
pelepah yang telah membuka. Kemudian akan berkurang sesuai dengan umur
tanaman menjadi 18 - 25 (Sunarko, 2009). Panjang pelepah daun dari pangkalnya
mencapai 9 meter pada tanaman dewasa.
Panjang pelepah dapat bervariasi
tergantung pada tipe varitas dan kesuburan tanahnya. Jumlah anak daun pada
setiap sisinya dapat mencapai 125 - 200. Anak daun pada tengah pelepah dapat
mencapai 1,2 meter. Berat satu pelepah mencapai 4,5 kg berat kering. Pada satu
pohon dijumpai 40 - 50 pelepah. Luas permukaan daun dapat mencapai 10 - 15 m2
pada tanaman dewasa yang berumur 10 tahun atau lebih. Luas permukaan daun
yang optimal adalah 11 m2 bergantung kepada varietasnya (Fauzi, et al., 2008).
2.) Bagian Generatif Tanaman
a) Bunga (Flos)
Kelapa sawit merupakan tanaman berumah satu (monoecious), artinya
bunga jantan dan bunga betina terdapat dalam satu tanaman dan masing-masing
terangkai dalam satu tandan. Rangkaian bunga jantan terpisah dengan bunga
betina. Setiap rangkian bunga muncul dari pangkal pelepah daun. Sebelum
bunga mekar dan masih diselubungi seludang, bunga dapat dibedakan antara
bunga jantan dan bunga betina dengan melihat bentuknya (Sunarko, 2009).
Tanaman kelapa sawit mulai berbunga pada umur 2,5 tahun, tetapi
umumnya bunga tersebut gugur pada fase awal pertumbuhan generatifnya. Bunga
sawit muncul dari ketiak daun yang disebut infloresen (bunga majemuk).Bakal
bunga tersebut dapat berkembang menjadi bunga jantan dan bunga betina
tergantung pada kondisi tanaman.Infloresen awal terbentuk selama 2 – 3 bulan,
Laporan Tugas Akhir
12
lalu pertumbuhan salah satu organ reproduktifnya terhenti dan hanya satu jenis
bunga yang dihasilkan dalam satu infloresen.Namun tidak jarang juga organ
betina (gynoecium) dapat berkembang bersama-sama dengan organ jantan
(androecium) dan menghasilkan organ hermaprodit.
Tandan bunga betina dibungkus oleh seludang yang akan pecah 15–30 hari
sebelum anthesis. Satu tandan bunga betina memiliki 100–200 spikelet dan setiap
spikelet 15 – 20 bunga betina dan yang akan diserbuki tepung sari. Pada tandan
tanaman dewasa dapat diperoleh 600–2000 buah tergantung pada
besarnya
tandan dan setiap pokok dapat menghasilkan 15 -25 tandan/pokok/tahun (Fauzi et
al, 2008).
Bunga jantan bentuknya lonjong memanjang dengan ujung kelopak agak
meruncing dan garis tengah bunga lebih kecil. Letak bunga jantan yang satu
dengan yang lainnya sangat rapat dan membentuk cabang bunga yang panjangnya
antara 10-12 cm. Pada tanaman dewasa satu tandan mempunyai ± 200 cabang
bunga. Setiap cabang bunga mengandung 700- 1200 bunga jantan. Bunga jantan
terdiri dari 6 helai benang sari dan 6 perhiasan bunga. Hari pertama kelopak
terbuka dan mengeluarkan tepung sari dari ujung tandan bunga, pada hari kedua
bagian tengah dan hari ketiga di bagian bawah tandan yang akan keluar serbuk
sari. Serbuk sari berwarna kuning pucat dan berbau spesifik. Satu tandan bunga
jantan dapat menghasilkan 25- 50 gram tepung sari. Setiap bunga akan dibuahi
dengan serbuk sari yang menghasilkan buah tersusun pada tandan (Pahan, 2008).
Laporan Tugas Akhir
13
A
B
Gambar 4.Tandan Bunga jantan (A) dan tandan bunga betina (B) pada tanaman
kelapa sawit (Pahan, 2011)
b) Buah (Fructus)
Buah kelapa sawit termasuk jenis buah keras (drupe), menempel dan
bergerombol pada tandan buah. Jumlah per tandan dapat mencapai 1.600,
berbentuk lonjong sampai membulat. Panjang buah 2-5 cm, beratnya 15-30 gram.
Bagian-bagian buah terdiri atas kulit buah (exocarp), sabut dan biji (mesocarp).
Eksokarp dan mesokarp disebut perikarp (pericarp). Biji terdiri atas cangkang
(endocarp) dan inti (kernel), sedangkan inti sendiri terdiri atas endosperm atau
putih lembaga dan embrio. Dalam embrio terdapat bakal daun (plumula), bakal
akar (radicula).
Buah yang ditanam umumnya adalah varietas Nigrescens dengan warna
buah ungu kehitaman saat mentah dan buah akan matang 5-6 bulan setelah
penyerbukan. Buah yang matang dibedakan atas matang morfologis yaitu buah
telah
sempurna bentuknya
Laporan Tugas Akhir
serta kandungan minyaknya
sudah optimal
14
sedangkanmatang fisiologis adalah buah yang sudah matang sempurna yaitu telah
siap untuk tumbuh dan berkembang (Lubis dan Widanarko, 2012).
Gambar 5.Tandanbuah kelapa sawit (Pahan, 2011)
2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit
2.3.1. Iklim
Faktor-faktor iklim yang berpengaruh pada pertumbuhan tanaman di
perkebunan kelapa sawit adalah curah hujan, suhu (temperatur), intensitas
penyinaran dan angin.
a) Curah hujan
Tanaman kelapa sawit menghendaki curah hujan 1.500 – 4.000
mm/tahun.Namun curah hujan optimal yang palong cocok untuk kelapa sawit
adalah 2.000 – 3.000 mm/tahun dengan jumlah hari hujan tidak lebih dari 180
hari/tahun.Pembagian hujan yang merata dalam satu tahunnya berpengaruh
kurang baik karena pertumbuhan vegetatif lebih dominan daripada pertumbuhan
Laporan Tugas Akhir
15
generatif, sehingga bunga atau buah yang terbentuk relatif lebih sedikit (Adi.P,
2011).
b) Suhu dan ketinggian tempat
Tanaman kelapa sawit memerlukan suhu optimal 24– 28 oC.Ketinggian
tempat yang ideal untuk kelapa sawit antara 1 – 500 m dpl (diatas permukaan
laut).Kelembaban optimum yang ideal untuk tanaman sawit sekitar 80 – 90%
(Adi.P, 2011).
c) Intensitas penyinaran
Sinar matahari sangat penting dalam kehidupan tumbuhan, karena
merupakan salah satu syarat mutlak bagi proses fotosintesis. Untuk pertumbuhan
kelapa sawit yang optimal diperlukan sekurang-kurangnya 5 jam penyinaran per
hari sepanjang tahun. Meskipun sebaiknya selama beberapa bulan terdapat 7 jam
penyinaran per hari, tetapi statistik menunjukkan bahwa di berbagai wilayah
kelapa sawit yang lama penyinarannya diluar batas-batas tersebut dapat diperoleh
produktivitas yang juga memadai.
Di samping lama penyinaran, aspek
penyinaran lain yang penting adalah intensitasnya (Adi. P, 2011).
d) Angin
Kecepatan angin 5 - 6 km/jam sangat baik untuk membantu proses
penyerbukan.
Angin yang terlalu kencang akan menyebabkan tanaman akan
doyong atau miring (Adi. P, 2011).
2.3.2. Tanah
Kelapa sawit dapat tumbuh di berbagai jenis tanah seperti Podzolik, Latosol,
Hidromorfik Kelabu, Alluvial atau Regosol, dan tanah Gambut saprik.Tingkat
kemasaman (pH) yang optimum untuk sawit adalah 5,0 – 5,5. Kelapa sawit bisa
Laporan Tugas Akhir
16
tumbuh dengan baik di tanah yang memiliki lapisan solum cukup dalam (80 cm)
tanpa lapisan padas.Kemiringan lahan pertanaman kelapa sawit sebaiknya tidak
lebih dari 15o (Adi.P, 2011).
2.4. Gulma Di Perkebunan Kelapa Sawit
Gulma
merupakan tanaman pengganggu
yang kehadirannya
tidak
diinginkan. Kehadiran gulma ini dinilai merugikan karena secara estetika akan
mengganggu keindahan taman dan secara fungsi akan mengurangi hara,
pemanfaatan sinar matahari, air tanah, dan tempat tumbuh yang dapat
dimanfaatkan oleh tanaman utama. Gulma menyebabkan gangguan dan kerugian
pada pertumbuhandan produksi tanaman kelapa sawit (Sembodo, 2010).
2.4.1. Klasifikasi gulma
Menurut Syahputra dan Sarbino, 2014 berdasarkan pengaruhnya terhadap
tanaman, gulma dibedakan menjadi lima kelas: A, B, C, D, dan E.
a) Gulma kelas A
Gulma yang digolongkan ke dalam kelas A adalah jenis-jenis gulma yang
sangat berbahaya bagi tanaman perkebunan. Contohnya sebagai berikut:

Imperata cylindrica (alang-alang)

Mikania micrantha (mikania)

Mimosa invisa (kucingan)
b) Gulma kelas B
Gulma yang digolongkan sebagai gulma kelas B adalah jenis-jenis gulma
yang merugikan tanaman perkebunan sehingga perlu dilakukan tindakan
Laporan Tugas Akhir
17
pemberantasan atau pengendalian. Contoh gulma kelas B adalah sebagai
berikut:

Gleichenia linearis (pakis kawat)

Brachiaria mutica

Lantana camara

Melastoma malabathricum
c) Gulma kelas C
Gulma kelas C adalah jenis-jenis gulma atau tumbuhan yang merugikan
tanaman perkebunan dan memerlukan tindakan pengendalian, namun tindakan
pengendalian
tersebut
tergantung
pada
ketersediaan
biaya
atau
mempertimbangkan segi estetika (kebersihan kebun).
Contoh gulma kelas C adalah sebagai berikut:

Axonopus compressus (rumput pahit)

Boreria latifolia (kentangan)

Cyperus rotundus (teki-tekian)

Cyperus cyperoidis (teki-tekian)

Passpalum conjugatum (paitan)

Ottocloa nodosa (bambu-bambuan)
d) Gulma kelas D
Gulma kelas D adalah jenis-jenis gulma yang kurang merugikan tanaman
perkebunan, namun tetap memerlukan tindakan pengendalian. Contoh jenis gulma
kelas D adalah sebagai berikut:
Laporan Tugas Akhir
18

Ageratum conyzoides (babadotan)

Ageratum houstonianum (wedusan)

Cyrtococum sp

Digitaria sp
e) Gulma kelas E
Gulma yang digolongkan ke dalam kelas E adalah jenis-jenis gulma yang
umumnya bermanfaat bagi tanaman perkebunan karena dapat berfungsi sebagai
pupuk hijau. Gulma kelas E dibiarkan tumbuh menutupi gawangan tanaman
namun tetap memerlukan tindakan pengendalian jika pertumbuhannya, sudah
menutupi piringan atau jalur tanaman. Contoh gulma kelas E adalah sebagai
berikut:
 Calopogonium caereleum
 Pueraria javanica
 Calopogonium mucunoides
 Centrosema pubescens
 Pueraria phaseoloide
2.4.2. Karakteristik gulma
Menurut ( Sembodo, 2010 ) berdasarkan morfologinya gulma dikelompokan
ke dalam :
a) Golongan rumput (grasses)
Gulma golongan rumput termasuk dalam familia Gramineae/Poaceae. Ciriciri gulma rumput berbatang bulat atau pipih dan berongga, kesamaaanyadengan
Laporan Tugas Akhir
19
teki karena bentuk daunnya sama-sama sempit tetapi dari sudut pengendaliannya
respon terhadap herbisida berbeda. Contohnya Imperata cyliindrica, Echinochloa
crusgalli, Cynodon dactylon, Panicum repens.
b) Golongan teki (sedges)
Gulma golongan teki termasuk dalam familia Cyperaceae. Adapun ciri-ciri
gulma ini batangnya berbentuk persegi, kadang-kadang juga bulat dan biasanya
tidak berongga, daun tersusun dalam tiga deretan, tidak memiliki lidah-lidah daun
(ligula), ibu tangkai karangan bunga tidak berbuku-buku. Bunga sering dalam
bulir (spica) atau anak bulir, biasanya dilindungi oleh suatu daun pelindung,
buahnya tidak membuka.Contohnya Cyperus rotundus, Fimbristylis littoralis,
Scripus juncoides.
c) Golongan berdaun lebar (broad leaves)
Gulma berdaun lebar umumnya termasuk Dicotyledoneae dan Pteridophyta.
Pada permukaaan daun terutama permukaan bawah terdapat stomata, dan tunastunas
pada
titik
memencarnya
daun.Contohnya
Monocharia
vaginalis,
Limnocharis flava, Eichornia crassipes, Amaranthus spinosus, Portulaca olerace,
Lindernia sp.
Menurut Sembodo (2010), berdasarkan bentuk masa pertumbuhan gulma
dikelompokkan menjadi :
a) Gulma berkayu
Gulma golongan ini batangnya membentuk cabang –cabang sekunder.
Laporan Tugas Akhir
20
b) Gulma air
Gulma ini tumbuh dengan cara beradaptasi terhadap air kontinu atau paling
tidak terhadap kondisi tanah berair untuk periode waktu hidupnya. Gulma
air dibedakan menjadi :
1.)Terapung dipermukaan air. Misalnya Euhornia crassipes, Salvinia sp
2.)Tengelam di dalam air. misalnya Ceratophylum demersum, utriculata spp
3.)Dari dasar timbul ke permukaan. Misalnya Nimphaea sp, Sagitaria
c) Gulma perambat
Gulma ini bisa sangat agresif dan juda dapat menimbulkan masalah mekanis
maka perlu dilakukan pengendalian seperti Mikania mictantha.
d) Gulma yang menumpang pada tumbuhan lain
Gulma ini dapat menyebabkan pepohonan akan kehilangan daun karena
cabang-cabangnya telah dimatikan oleh parasit tersebut.
Ditinjau dari siklus hidupnya, gulma dapat dikelompokkan menjadi:
a) Gulma semusim
Siklus hidup gulma semusim mulai dari berkecambah sampai memproduksi
biji sampai akhirnya mati berlangsung selama satu tahun. Karena kebanyakan
umurnya hanya seumur tanaman semusim, maka gulma tersebut sering disebut
sebagai gulma semusim.Pada umumnya, gulma semusim sebenarnya mudah
dikendalikan, tetapi kenyataannya kita sering mengalami kesulitan, karena gulma
tersebut mempunyai beberapa kelebihan yaitu umurnya pendek, menghasilkan biji
Laporan Tugas Akhir
21
dalam jumlah yang banyak dan masa dormansi biji yang panjang sehingga dapat
lebih bertahan hidupnya. Di Indonesia banyak dijumpai jenis-jenis gulma setahun,
contohnya Ageratum conyzoides, Digitaria sp,Amaranthus sp, lain sebagainya.
b) Gulma dua musim
Gulma dua musim disebut juga dengan gulma biennial, gulma yang
menyelesaikan siklus hidupnya lebih dari satu tahun, tetapi tidak lebih dari dua
tahun.Pada tahun pertama digunakan untuk pertumbuhan vegetatif menghasilkan
bentuk roset dan pada tahun kedua berbunga, menghasilkan biji dan kemudian
mati.Pada periode roset gulma tersebut sensitif terhadap herbisida. Yang termasuk
gulma dua tahun yaitu Circium vulgare, Verbascum thapsusdan Artemisia biennis.
c)Gulma tahunan
Gulma ini disebut juga dengan gulma perennial, gulma yang dapat hidup
lebih dari dua tahun atau mungkin hampir tidak terbatas (bertahun-tahun).
Kebanyakan berkembang biak dengan biji dan banyak diantaranya yang
berkembang biak secara vegetatif. Pada keadaan kekurangan air (di musim
kemarau) gulma tersebut seolah-olah mati karena bagian yang berada di atas tanah
mengering, akan tetapi begitu ada ketersediaan air yang cukup untuk
pertumbuhannya akan bersemi kembali,Contohnya Imperata cylindrica.
2.4.3. Morfologi gulma
Morfologi gulma menurut Moenandir (1993), yang terdiri dari akar, batang,
daun, bunga, buah dan biji.
2. Akar
Laporan Tugas Akhir
22
Gulma mempunyai perakaran serabut pada gulma berdaun sempit
(monokotil) atau berakar tunggang untuk gulma berdaun lebar (dikotil). Perakaran
digolongkan dalam semusim atau tahunan, akar tunggang sering menggembung
yang nantinya dapat membentuk batang tunas baru pada tahun berikutnya bagi
gulma jenis tahunan. Gulma–gulma “jahat” mempunyai akar dalam tanah yang
berkembang mendatar pada jenis gulma tahunan.
Gulma mempunyai perakaran yang cukup luas dan dalam.Tanda-tanda
seperti inilah yang menyebabkan gulma dapat bertahan dalam keadaan yang tak
menguntungkan untuk tanaman dan bahkan sebagai tanda kuatnya bersaing
dengan tanaman yang berada di sekitarnya.Sedangkan bagi gulma yang perakaran
serabut dipunyai oleh gulma berdaun sempit.Akar semacam ini ada juga yang
cukup dalam 30-80 cm, yang seperti ini juga dapat menguatkan kedudukan gulma
pada tempat tumbuhnya.
3. Batang
Batang
gulma
merupakan
bagian
yang
penting
pula
dalam
pertumbuhannya.Batang-batang ini terdapat di dalam tanah atau di atas
tanah.Batang dalam tanah dapat berupa batang tahunan.Bagian batang-batang di
atas tanah yang dibentuk itu dapat bersifat semusim atau tahunan.Gulma-gulma
yang berada di sekitar tanaman budidaya sering dari golongan semusim.Pada
umumnya, batang-batang semusim tidak berkayu namun agak lunak.Batangbatang gulma dapat tegak, melilit, atau mendatar dan ada yang berbulu-bulu dan
tidak berbulu-bulu.
Batang gulma, baik dari gulma berdaun sempit maupun gulma berdaun lebar
merupakan tempat pembuluh-pembuluh pengangkut bahan-bahan yang berasal
Laporan Tugas Akhir
23
dari dalam tanah dapat berupa air, nutrisi ataupun herbisida yang lewat melalui
pembuluh xylem menuju ke bagian atas tumbuhan.Batang-batang gulma terutama
yang berdaun lebar, ada yang mempunyai duri-duri sehingga dapat menyulitkan
pengendaliannya.
Irisan batang gulma ini dapat berbentuk bermacam-macam seperti bulat,
bersayap, bergerigi, berlekuk ataupun segitiga dan segiempat.Batang pada gulma
berdaun sempit pada umumnya tegak naik dan kuat atau lemah dan ada pula yang
merayap.
4. Daun
Gulma berdaun lebar dikenal dari golongan berkeping dua (dikotil) dan
gulma berdaun sempit dikenal sebagai rumput-rumputan atau berkeping tunggal
(monokotil).Bentuk tepi daun gulma juga bermacam-macam, misalnya lurus,
berombak, berlekuk, bergerigi, bergerigi kecil-kecil, berlekuk lebar, dan berbulu
tepi.Dan kedudukan daun gulma ini pada batang adalah berlawanan, selangseling, menggerombol.
Daun yang sempurna terdiri dari tangkai daun, tulang daun dan helaian
daun.Gulma ada yang mempunyai daun yang tidak bertangkai.Daun gulma
merupakan tempat herbisida menempel setelah penyemprotan dilakukan.Daun itu
pulalah merupakan jalan masuk herbisida ke dalam tubuh tumbuhan setelah lewat
penetrasi.Daun yang berlapis lilin akan mempunyai hambatan bagi herbisida
untuk menempel maka perlu dicampur dengan surfactant, detergen, sticker dan
lain-lain.
Laporan Tugas Akhir
24
5. Bunga
Bunga terbentuk pada batang dengan letak yang berbeda-beda.Bunga yang
bergerombol disebut inflorensia.Bunga yang lengkap terdiri dari kelopak bunga,
daun bunga, benang sari, dan putik.Pembungaan pada gulma juga dipengaruhi
oleh suhu, cahaya, penyinaran matahari dan lain-lain.
6. Buah
Setelah terjadi penyerbukan, kelopak bunga, daun bunga dan benang sari
akan berubah. Ovari akan berkembang menjadi buah dan ovule menjadi biji. Buah
ada yang berdaging atau kering berisi banyak biji. Beberapa jenis buah adalah :

Ahken : buah kering tertutup dan berisi biji tunggal, kulit buah menjadi
satu dengan kulit biji namun masih mudah dipisahkan.

Kariopsis : biasanya pada buah jenis rumput- rumputan.

Kapsul : beberapa biji kering dengan buah terbuka pada saat masak.

Polong : buah yang kering terbuka atau tertutup berisi banyak biji.

Berry : buah berdaging terbuka pada saat masak dan berisi banyak biji-biji.
7. Biji
Suatu ovule yang masak disebut biji memberikan bentuk dari satuan alat
kelamin reproduksi dari tumbuhan berbunga.Biji berisi sebuah embrio tumbuhan,
tutup pelindung dan cadangan makanan yang digunakan oleh embrio untuk
hidup.Pada biji rumput-rumputan hanya ada satu kotiledon yang tidak seperti
daun.Pada gulma berdaun lebar terdapat dua kotiledon yang nampak menyerupai
daun.Dalam kotiledon ada cadangan makanan yang terkandung dalam embrio
yang membentuk cadangan makanan yang khas yang disebut endosperm.Dalam
biji yang perlu diperhatikan adalah ukuran biji, bentuk permukaan biji, ukuran
Laporan Tugas Akhir
25
embrio, kedudukan dan bentuk serta ada tidaknya endosperm.Secara umum,
gulma memproduksi biji cukup banyak.Sifat inilah sebagai salah satu sebab
mengapa gulma dapat bertahan hidup dimana-mana dalam segala keadaan.
2.4.4. Kerugian yang ditimbulkan olehgulma pada tanaman kelapa sawit
Menurut Sembodo (2010), ada beberapa kerugian yang ditimbulkan gulma
pada tanaman budidaya kelapa sawit antara lain :
a) Persaingan dalam memperoleh air
Air diserap dari dalam tanah kemudian sebagian besar diuapkan
(transpirasi), hanya sekitar 1% saja yang dipakai untuk proses fotosintesis. Untuk
setiap kilogram bahan organik, gulma membutuhkan 300 -1900 liter
air.Kebutuhan yang besar tersebut hampir dua kali kebutuhan tanaman.
b) Persaingan dalam memperoleh unsur hara
Gulma menyerap lebih banyak unsur hara dari pada tanaman.Pada bobot
kering yang sama gulma mengandung kadar Nitrogen dua kali lebih banyak dari
jagung, Fosfat 1,5 kali lebih banyak, Kalium 3,5 kali lebih banyak, Kalsium 7,5
kali lebih banyak dan Magnesium 3 kali lebih banyak. Dari data di atas bahwa
gulma membutuhkan unsur hara lebih banyak dari tanaman budidaya.
c) Persaingan dalam memperoleh cahaya
Dalam keaadaan air dan hara yang cukup untuk pertumbuhan tanaman,
maka faktor pembatas berikutnya adalah cahaya matahari. Bila musim hujan,
maka berbagai tanaman akan berebut untuk memperoleh cahaya matahari.
d) Pengeluaran senyawa beracun (alelopati)
Laporan Tugas Akhir
26
Tumbuhan juga dapat bersaing antara sesamanya dengan cara interaksi
biokimia, yaitu salah satunya dengan mengeluarkan senyawa beracun, yang akan
menyebabkan terganggunya pertumbuhan tanaman lain. Interaksi biokimia antara
gulma dan tanaman ini dapat menyebabkan gangguan perkecambahan
biji,kecambah jadi abnormal.Adapun persentase penurunan produksi tanaman
akibat gulma Imperata cylindrica sekitar 20-75%. Dimana gulma ini tergolong
pada gulma klas A pada tanaman kelapa sawit, karet dan kakao, karena gulma ini
mempunyai sifat menghasilkan biji, penyebaranya bisa melalui angin dan cepat
beradaptasi terhadap kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan sehingga
tergolong berbahaya dan harus diberantas, berbeda hal nya dengan gulma
Ageratum conyzoides dimana gulma ini tergolong kepada klas D yaitu gulma yang
kurang kompetitif, dapat ditolerir, bermanfaat dan keberadaaanya perlu
dipertahankan. Gulma ini mempunyai kelompok vegetasi yang kecil dan
menghasilkan bunga-bunga lunak yang disukai oleh parasit/predator. Adapun
persentase kerugiannya 1,33% bagi tanaman (Utami, 2009).
2.4.5. Metode pengendalian gulma
Pengendalian gulma pada prinsipnya merupakan usaha meningkatkan daya
saing tanaman pokok dan melemahkan daya saing gulma.Keunggulan tanaman
pokok harus menjadi sedemikian rupa sehingga gulma tidak mampu
mengembangkan pertumbuhannya secara berdampingan atau pada waktu
bersamaan dengan tanaman pokok (Rogomulyo, 2012).
Menurut Sembodo (2010), Terdapat beberapa metode/teknik pengendalian
gulma yang dapat dipraktekkan di lapangan antara lain :
Laporan Tugas Akhir
27
a) Pengendalian secara preventif atau pencegahan
Tindakan paling dini dalam upaya menghindari kerugian akibat invasi
gulma adalah pencegahan (preventif). Pencegahan dimaksud untuk mencegah
pertumbuhan dan penyebaran gulma agar pengendalian dapat dikurangi atau
ditiadakan.
Pencegahan sebenarnya merupakan langkah yang paling tepat karena
kerugian yang sesungguhnya pada tanaman budidaya belum terjadi.Pencegahan
biasanya lebih murah, namun demikian tidak selalu lebih mudah.Pengetahuan
tentang cara-cara penyebaran gulma sangat penting jika hendak melakukan
dengan tepat(Sembodo, 2010).
b) Pengendalian secara mekanis/fisik
Pengendalian gulma secara mekanis adalah tindakan pengendalian gulma
dengan menggunakan alat-alat sederhana hingga alat-alat mekanis berat. Tujuan
penerapan metode ini adalah untuk merusak fisik atau bagian tubuh gulma
sehingga pertumbuhannya terhambat atau bahkan mati (Sembodo, 2010).
c) Pengendalian secara kultur teknis/ekologik
Menurut Sembodo (2010) pengendalian kultur teknis merupakan cara
pengendalian gulma dengan menggunakan praktek-praktek budidaya. Metode
pengendalian ini bertujuan untuk memanipulasi ekologi atau lingkungan sehingga
pertumbuhan gulma tertekan.
Upaya- upaya manipulasi ekologi ini seperti
penanaman jenis tanaman yang cocok untuk suatu tanah, penanaman rapat agar
tajuk tanaman segera menutup ruang kosong merupakan cara yang efektif untuk
Laporan Tugas Akhir
28
menurunkan gulma dan menggunakan tanaman penutup tanah atau LCC (legume
cover crops).
d) Pengendalian secara hayati
Pengendalian hayati merupakan metode yang paling layak dan sekaligus
paling sulit dipraktekkan karena memerlukan derajat ketelitian tinggi dan
serangkaian test dalam jangka waktu panjang (bertahun-tahun) sebelum suatu
organ pengendali hayati dilepas untuk pengendalian suatu species gulma. Metode
pengendalian secara hayati bertujuan untuk menekan populasi gulma dengan
menggunakan organisme seperti serangga, kumbang, mikroba dan ikan
(Sembodo, 2010).
e) Pengendalian gulma secara terpadu
Pengendalian gulma secara terpadu yaitu pengendalian gulma dengan
menggunakan beberapa cara secara bersamaan dengan tujuan untuk menekan
jumlah biji yang dihasilkan gulma, jumlah gulma yang muncul, dan tingkat
kompetisi sebagai konsekuensi interaksi gulma yang akhirnya mendapatkan hasil
sebaik-baiknya. Pendekatan metode ini dapat dilakukan dengan cara penggunaan
jenis tanaman yang tahan terhadap organisme pengganggu, dan praktik budidaya
tanaman yang tepat, misalnya pengairan yang teratur dan terkendali
serta
pengolahan tanah yang baik (Sembodo, 2010).
c) Pengendalian secara kimia
Pengendalian gulma dengan menggunakan senyawa kimia akhir-akhir ini
sangat diminati, terutama untuk lahan pertanian yang cukup luas.Penggunaan
Laporan Tugas Akhir
29
senyawa kimia diterapkan karena cepat dan tidak rumit.Pengendalian gulma
secara kimiawi adalah pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida. Yang
dimaksud dengan herbisida adalah senyawa kimia yang digunakan untuk
mengendalikan gulma dengan cara menghambat pertumbuhan atau mematikan
tanpa mengganggu tanaman pokok, sehingga semakin pesatnya penggunaan
herbisida.
Macam herbisida yang dipilih bisa kontak maupun sistemik, dan
penggunaannya
bisa
pada
saat
pratanam,
pratumbuh
atau
pasca
tumbuh.Keuntungan pengendalian gulma secara kimiawi adalah cepat dan efektif,
terutama untuk areal yang luas.Beberapa segi negatifnya ialah bahaya keracunan
tanaman,
mempunyai
efek
residu
terhadap
alam
sekitar
dan
sebagainya.Sehubungan dengan sifatnya ini maka pengendalian gulma secara
kimiawi ini harus merupakan pilihan terakhir apabila cara-cara pengendalian
gulma lainnya tidak berhasil (Sembodo, 2010).
2.4.6. Klasifikasi herbisida
Menurut Sembodo (2010) herbisida yang dapat digunakan untuk
pengendalian gulma diklasifikasikan berdasarkan berbagai kategori, yaitu :
1. Berdasarkan cara kerjanya, yaitu:
a) Herbisida kontak (tidak ditranslokasikan)
Herbisida kontak adalah herbisida yangcara kerjanya dilakukan dengan
cara mematikan langsung jaringan-jaringan atau bagian gulma yang terkena
larutan herbisida, karena sifat herbisida ini tidak ditranslokasikan atau tidak
dialirkan dalam tubuh gulma.
b) Herbisida sistemik (ditranslokasikan)
Laporan Tugas Akhir
30
Herbisida sistemik adalah herbisida yang diserap dan di translokasikan ke
seluruh bagian atau jaringan gulma sehingga setelah satu minggu pemakaian
gulma akan layu, kering, dan mati.
2. Berdasarkan waktu pemakaiannya, yaitu:
a) Herbisida pratumbuh
Herbisida pratumbuh adalah herbisida yang digunakan pada saat gulma
belum tumbuh. Herbisida jenis ini bekerja dengan cara mematikan biji-biji gulma
yang akan berkecambah didalam maupun di atas permukaan tanah. Adapun
contoh-contoh herbisida pratumbuh adalah:

Bimaron 80 WP

Ustinex 80 WP

Diuron 80 WP
b) Herbisida purnatumbuh
Herbisida purnatumbuh adalah herbisida yang digunakan setelah gulma
tumbuh. Herbisida jenis ini biasanya diaplikasikan secara langsung dengan
menyemprotkanya ke arah gulmasasaran, terutama daun yang masih muda dan
berwarna hijau. Selain dengan penyemprotan herbisida purnatumbuh dapat
diaplikasikan dengan cara pengusapan dan pengolesan. Contoh- contoh herbisida
purnatumbuh adalah:

Indamin 720 HC

Gramoxone

Garlon 480 AS

Roundup
Laporan Tugas Akhir
31
a) Berdasarkan kombinasi bahan aktif, yaitu:
a. Herbisida tunggal
Herbisida tunggal adalah jenis herbisida yang hanya terdiri atas satu jenis
bahan aktif.Efektivitas herbisida jenis ini hanya terbatas pada satu golongan
tertentu (gulma berdaun sempit atau berdaun lebar saja) sehingga pada dosis
tertentu spektrum pengendaliannya menjadi sangat sempit.
b. Herbisida campuran
Herbisida campuran adalah jenis herbisida yang terdiri atas dua jenis atau
lebih bahan aktif.Campuran dua atau lebih bahan aktif dalam formulasi yang
diproduksi oleh formulator disebut premix.Pencampuran dua atau lebih bahan
aktif dalam satu formulasi harus bersifat sinergis sehingga reaksi yang terjadi
tidak bertentangan.
2.5. Organisasi Pengendalian Gulma
Menurut (Risza, 2010) manajemen perkebunan merupakan ilmu dan seni
mengelola sumber daya manusia, sumber daya alam, keuangan, material, mesin,
pemasaran, metode, waktu dan informasi secara efisien atau efektif agar memberi
hasil yang maksimum.Berbicara manajemen berarti setiap unsur-unsur atau
faktor-faktor manajemen harus direncanakan, diorganisir, diarahkan /digerakkan,
serta dikontrol secara profesional dan terpadu sehingga tercapai tujuan yang
ditetapkan.
Laporan Tugas Akhir
32
1.) Fungsi perencanaan (Planning)
Seorang pimpinan harus mampu membuat rencana yang menyangkut
tugasnya
untuk
mengantisipasi
kemungkinan
yang
akan
terjadi
dan
memformulasikan keputusan-keputusan yang mendasar. Fungsi ini meliputi
kegiatan membuat program kerja, sasaran, jadwal, waktu, anggaran, prosedur dan
kebijakan (Risza, 2010).
2.) Fungsi organisasi (Organization)
Menurut (Risza, 2010)pimpinan harus mampu menempatkan dan mengatur
tugas-tugas pokok setiap lini organisasi secara efektif, efisien dan produktif.
Fungsi ini meliputi kegiatan pengembangan struktur organisasi, pendelegasian
wewenang dan tanggung jawab serta penciptaan iklim kerja sama. Dalam
pelaksanaan pengendalian gulma, diperlukan organisasi kerja yang tersusun rapi
agar diperoleh hasil yang baik.Beberapa hal yang penting dalam organisasi kerja
adalah sistem organisasi, kebutuhan tenaga kerja, peralatan, dan bahan,
pembagian acak, pengawasan, serta pembinaan tenaga kerja.Sistem organisasi
yang membentuk satu organisasi spraying pada setiap divisi yang dipimpin oleh
mandor spraying dan diawasi oleh asisten divisi. Keuntungan sistem desentralisasi
ini adalah dapat bekerja setiap saat dibutuhkan, rotasi penyemprotan dapat lebih
tepat waktu, dan tidak memerlukan transportasi khusus untuk mobilisasi
karyawan, peralatan kerja, dan bahan-bahan karena jarak ke lokasi relatif lebih
dekat, berdasarkan pengalaman (Risza, 2010).
Laporan Tugas Akhir
33
3.) Fungsi pelaksanaan (Actuating)
Pimpinan harus mampu menggerakkan dan mengarahkan seluruh aspek
manajemen yang meliputi kepegawaian dalam mengelola sumber daya manusia
secara optimum termasuk kemampuan teknis dalam mengoperasionalkan unsurunsur manajemen.Fungsi ini meliputi kegiatan, pemecahan masalah/ pengambilan
keputusan, komunikasi, memotivasi bawahan, seleksi tenaga kerja dan
pengembangan sumber daya manusia (Risza, 2010).
4.) Fungsi pengawasan (Controlling)
Menurut (Risza, 2010)berpendapat bahwa seorang pimpinan harus mampu
mengadakan pengawasan kuantitas, waktu dan biaya terhadap pekerjaan yang
sedang berlangsung maupun pekerjaan yang telah selesai dikerjakan. Fungsi ini
meliputi kegiatan, menetapkan standar kerja, mengukur prestasi kerja, mengoreksi
hasil kerja dan memprediksi prestasi kerja yang akan datang.Untuk memudahkan
pengawasan, setiap kegiatan penyemprotan harus dibuatkan laporan pekerjaan dan
peta kerja mengenai penggunaan bahan-bahan, tenaga kerja, peralatan, prestasi
kerja, lokasi kerja, dan hal-hal lain yang diperlukan. Kelengkapan laporan dan
peta kerja akan sangat membantu proses pengawasan maupun pembuatan rencana
kerja selanjutnya. Dalam proses pengawasan, hal yang terpenting adalah tindakan
kelanjutan pekerjaan agar pekerjaan pengendalian gulma benar-benar tuntas.
Laporan Tugas Akhir
34
III. METODOLOGI PELAKSANAAN
4.1. Tempat dan Waktu
Kegiatan tugas akhir ini dilaksanakan di PT. Agra Masang Perkasa
Plantation Unit-II (AMP-II) Tapian Kandis, Agam Sumatera Barat, selama ± 3
bulan dimulai dari tanggal 16 Maret sampai dengan tanggal 13 Juni 2015.
4.2.Metode Pelaksanaan
Untuk memperoleh data tentang pengendalian gulma baik yang dilakukan
secara manual maupun kimia di PT. Agro Masang Perkasa (AMP) Unit II
Plantation, yang menyangkut aspek teknis lapangan dan aspek manajemennya
maka
dilakukan
dengan
mengikuti
kegiatan
pengendalian
gulma di lapangan dengan metode dibawah ini :
1.) Bekerja,Setiap kegiatan pengendalian gulma yang telah disepakati oleh
pembimbing lapangan diutamakan dapat dikerjakan oleh masing-masing
mahasiswa serta ditentukan prestasi kerjanya. Dalam melaksanakan
pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan bergabung bersama karyawan
atau
tersendiri
sesuai
dengan
kondisi
di
perusahaan
serta
atas
persetujuan/perintah pembimbing Lapang.
2.) Pengamatan, Kegiatan pengamatan dilakukan apabila sesuai dengan kondisi
dan pertimbangan Pembimbing Lapang suatu pekerjaan tidak dapat
dilakukan oleh mahasiswa mengingat faktor keselamatan, ketersediaan alat
dan sebagainya.
3.) Diskusi, Kegiatan diskusi dilakukan khususnya untuk kegiatan-kegiatan
yang tidak dilakukan pada perusahaan tersebut pada saat pelaksanaan tugas
Laporan Tugas Akhir
35
akhir atau kegiatan - kegiatan lain yang dianggap perlu menurut
pembimbing lapang untuk didiskusikan.
Dalam mengikuti kegiatan di lapangan pengendalian gulma secara kimia
dilakukan dengan kegiatannya yaitu circle spraying dan parth spraying yang
dilakukan secara bersamaan
untuk seluruh phase I, Sedangkan untuk
pengendalian gulma secara manual kegiatan yang dilakukan yaitu dongkel anak
kayu dan kegiatan oles anak kayu, Sedangkan dalam memperoleh data tentang
manajemennya dilakukan dengan diskusi dengan Mandor pemeliharaan, Asisten
maintenance dan Ka Phase serta administrasi kantor PT. Agro Masang Perkasa
Plantation Unit II.
4.3.Pengumpulan Data dan Informasi
Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung ke lapangan
dan diskusi langsung dengan Karyawan, Mandor, Asisten, Ka Phase, dan
Pimpinan Unit / Divisi Manager serta pihak yang terkait dengan laporan ini dan
masalah-masalah lain yang ada hubungannya dengan perusahaan serta data yang
berasal dari PT. Agro Masang Perkasa (AMP) Unit II Plantation dalam bentuk
buku panduan dan penunjang.
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh pengambilan data yang diambil dikantor besar
kebun AMP (Agro Masang Perkasa), informasi yang dikumpulkan diantaranya
berupa data jenis – jenis gulma yang dominan di kebun AMP dengan metode
Laporan Tugas Akhir
36
kuadran
atau
dikenal
juga
Summed
Dominance
Ratio
(SDR).SDR
menggambarkan kemampuan gulma untuk menguasai sarana tumbuh yang
ada.Semakin besar nilai SDR, maka semakin dominan gulma tersebut.Nilai-nilai
tersebut bertujuan untuk memberi informasi akurat tentang dominasi gulma yang
ada di PT. AMP (Agro Masang Perkasa), serta hal tersebut dilakukan untuk
menentukan langkah-langkah agar pengendalian gulma yang dilakukan tepat
sasaran.
Hasil analisis vegetasi gulma juga dapat digunakan sebagai dasar
penentuan penggunaan jenis dan dosis herbisida yang akan diaplikasikan untuk
pengendalian secara kimia. Adapun jenis gulma yang dominan di PT. Agro
Masang Perkasa-II (Phase 1), yaitu Asystasia intrusa, Borreria latifolia, Ageratum
conyzoides, Eleusine indica, Sida acuta dan Cuphea balsamina dan sawit
liar.Pengumpulan data sekunder diperoleh dari studi literatur dan mempelajari
laporan manajemen (arsip kebun, laporan bulanan, dan laporan tahunan serta
dokumentasi kebun.
4.4.Analisis Data dan Informasi
Hasil dari kegiatan magang digunakan sebagai bahan analisis untuk bahan
tugas akhir yang ditekankan pada aspek tehnis kegiatan dan manajemen
pengendalian gulma.
Analisis data dan informasi yang dimaksud adalah
mencakup alasan atau dasar pihak perusahaaan menerapkan aspek kegiatan dan
manajemen pengendalian gulma berikut dengan aspek biaya yang menunjang
kegiatan tersebut.
Laporan Tugas Akhir
37
IV. KEADAAN UMUN PERUSAHAAN
4.1.Letak Geografis
Kegiatan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) dilakukan di PT.
Agra Masang Perkasa Plantation Unit II (PT. AMP-II) yang termasuk dalam
kelompok Wilmar Group, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Provinsi
Sumatera Barat. Secara geografis kebun ini terletak pada titik koordinat antara
00o09'30,2’ LS dan 99o55'13,4” BT.
4.2.Keadaan Iklim dan Tanah
4.2.1. Keadaan iklim
Tabel 1. Data curah hujan dan hari hujan 1 tahun terakhir (2014) di PT. Agro
Masang Perkasa Plantation Unit II (AMP-II).
Curah Hujan 5 Tahun Terakhir (2010 - 2014)
Curah Hujan
Hari Hujan
Bulan
Total CH
Rata-rata CH
Total HH
Rata-rata HH
Jan
688
344
Feb
290
145
Mar
735
368
Apr
899
450
Mei
504
252
Juni
138
138
Juli
188
188
Ags
154
154
Sep
270
270
Okt
580
580
Nov
518
518
Des
234
234
Total
5.198
3.641
Rata-rata
433,167
301,167
Sumber : PT. Agra Masang Perkasa-1 (AMP-1)
Laporan Tugas Akhir
30
17
30
36
37
14
11
13
17
23
24
16
268
22
15
9
15
18
19
14
11
13
17
23
24
16
194
16
38
4.2.2 Tanah
Jenis tanah di PT. Agra Masang Perkasa Plantation Unit II (AMP-II) yang
termasuk dalam kelompok Wilmar Group adalah aluvial dan organosol.
Tanah aluvial atau tanah endapan banyak terdapat didataran rendah. Tanah
aluvial merupakan tanah muda hasil pengendapan material halus aliran sungai.
Ciri utama tanah aluvial berwarna kelabu dengan tekstur tanah liat atau liat
berpasir. Kesuburan tanah aluvial tergantung pada sumber bahan asal aliran
sungai.
Sedangkan Organosol merupakan jenis tanah yang terbentuk akibat
adanya pelapukan- pelapukan bahan organik. Organosol dibedakan menjadi dua
yaitu tanah humus dan tanah gambut. Tanah humus adalah tanah hasil pelapukan
dan pembusukan bahan organik khusunya daru tanaman yang sudah mati,
sedangkan tanah gambut adalah tanah hasil pembusukan bahan-bahan organik
dimana tanah ini kurang subur untuk pertanian.
Ciri-ciri tanah aluvial yang terdapat pada lahan PT. AMP-II sebagai berikut:
1.) Berwarna hitam dan dan memilki tingkat kesuburan sedang.
2.) Tekstur tanahnya liat atau liat berpasir.
3.) Mempunyai konsistensi keras waktu kering dan teguh pada waktu lembab.
4.) Permeabilitas umumnya lambat dan tanah peka terhadap erosi.
5.) Keasaman atau pH lebih rendah dari 6,5.
Ciri-ciri tanah organosol (tanah gambut) yang terdapat pada lahan PT. AMPII sebagai berikut:
1.) Tanah gambut berwarna hitam.
Laporan Tugas Akhir
39
2.) Memiliki tesktur lunak dan basah.
3.) Memiliki tanah yang kurang subur.
4.) Memiliki pH atau tingkat keasaman 6-7.
5.) Memiliki kemampuan menyerap air tinggi, dan mudah tererosi..
4.3. Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan
PT. Agra Masang Perkasa(AMP) adalah salah satu perusahaan Swasta
Nasional.PT. Agra Masang Perkasa (AMP) berdiri 5
April 1994. PT. AMP
Plantation mempunyai luas kebun 9.226,42 Ha sesuai dengan SK HGU dari
Mentri Negara Agraria/Ka BPN Pusat dengan SK HGU Nomor: 102/HGU/BPN1997, SK HGU Nomor: 13/HGU/PBN-2000, Nomor: 29/HGU/BPN99/A/21 dan
Nomor
14-540.1-23-2004.
Yang
dilengkapi
dengan
Sertifikat
HGU
Nomor:09Tanggal 29 Oktober 1997, Nomor: 10 Tanggal 29 Oktober 1997,
Nomor:15 Tanggal 23 Agustus 2000, Nomor: 11, Tanggal 31 Maret 2004,
Nomor:12 Tanggal Maret 2004, Nomor 01 Tanggal Maret 2004, dengan luas
tertanam 7.362 Ha. Dan insfratruktur 1.435 Ha dengan total luas lahan
keseluruhan8.797 Ha.
PT. AMP Plantation memiliki pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) di
atas tanah seluas 200.900 M2 yang berlokasi di Jorong Tapian Kandis Kecamatan
Palembayan Kabupaten Agam Sumatera Barat dengan SK Bupati Agam Nomor:
125/IMB/BA/1994
tertanggal
22
Desember
1994
dan
Nomor:
11/IMB/2005.Tanggal 13 September 2005Kapasitas PKS PT. AMP Plantation 80
Ton/jam. PKS PT. AMP Plantation beroperasi sejak Bulan September 1996 untuk
pengolahan Buah Kelapa Sawit (CPO) dan dikembangkan untuk pengolahan inti
Laporan Tugas Akhir
40
sawit dengan istilah Lain Kernel Crushing Plant (KCP) yang menghasilkan Palm
Kernel Oil (PKO) pada tahun 2005.
PT. Agra Masang Perkasa Plantation Unit II (AMP-II) adalah salah satu
perusahaan swasta yang bergerak dalam perkebunan kelapa sawit dan pengolahan
pabrik kelapa sawit, yang berstatus Penanaman Modal Asing (PMA) dengan
produk berupa tandan buah segar dari perkebunan kelapa sawit dan Crude Palm
Oil (CPO) serta Palm Kernel Oil (PKO) dari pabrik kelapa sawit. Pada PT. AMPII disajikan sebagai berikut ini:
Penggunaan lahan dan luasannya disajikan secara rinci dapat dilihat pada
lampiran 1.

Perumahan Phase I AMP - II : 3 Ha

Perumahan Staff, kantor, Store, Bengkel, TK, Klinik, Fertilizer : 4 Ha

Perumahan Phase I patok 13.000 AMP- II

Perumahan Phase II Tower

Tanaman menghasilkan
: 3 Ha
: 2 Ha
: 2.005,84
Ha
4.4.Keadaan Tanamandan Produksi
Tanaman kelapa sawit yang diusahakan di PT. AMP-II adalah jenis Tenera
yang dihasilkan oleh Lembaga Penelitian Perkebunan Marihat.Jarak tanam yang
digunakan adalah 9m x 9m x 9m dan standar populasi per hektar adalah 122
pokok.Luas areal yang dikelola kebun Agra Masang Perkasa Plantation Unit II
(AMP -II) adalah 2.505,80 Ha. Kebun Agra Masang Perkasa Plantation Unit II
(AMP-II) ini terdiri dari 2 Phase yang masing-masing luasnya yaitu:
Laporan Tugas Akhir
41
 Phase I
: 1.087,36 Ha (tahun tanam 1994, 1995, 1996, 1997, 1998, dan
1999).
 Phase II : 1.418,44 Ha (tahun tanam 1995, 1996, 1997, 1998, 1999, 2000,
dan 2001).
Produksi kelapa sawit di AMP-II rata-rata adalah 27
ton/ha/tahun.
4.5.Manajemen Pengendalian Gulma di PT. AMP-II
4.5.1. Perencanaaan
Aspek perencanaan untuk pengendalian gulma pada PT. Agro Masang
Perkasa- II dihasilkan dari Estate Maneger berserta seluruh staff yang ada dengan
merencanakan kebutuhan alat, bahan, tenaga kerja yang dibutuhkan yang
disesuaikan dengan budget dari pusat yang ditetapkan oleh Direktorat
Pengembangan Produksi dan Kontrol PT. Wilmar Group. Adapun pengendalian
gulma yang dilakukan
yaitu pengendalian gulma secara manual dan kimia.
Pelaksanaan disusun sebelum kegiatan di lapangan dilaksanakan, hal ini berguna
sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan yang akan dilaksanakan.
4.5.2. Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan
1.) Ketenagakerjaaan
Jumlah karyawan kebun Agra Masang Perkasa Plantation Unit II adalah
sebanyak 732 orang yang terdiri dari 35 orang staff, 218 orang karyawan harian
tetap, dan 479 orang karyawan harian lepas.Bentuk struktur organisasinya
berbentuk segitiga dan tipe organisasinya adalah organisasi lini, staf dan
fungsional.Untuk struktur organisasi dapat dilihat pada lampiran 2.
Laporan Tugas Akhir
42
2.) Uraian Struktur Organisasi
Organisasi merupakan pengelompokan orang-orang (pekerja) yang memiliki
pekerjaan yang sama serta tujuan yang sama. Organisasi dalam PT.Agra Masang
Perkasa- II sangat penting untuk dilaksanakan, sehingga masing-masing orang
(pekerja) dapat bekerja sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya.
Struktur organisasi harus dijalankan secara baik dan benar akan memberikan hasil
yang memuaskan dan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.PT. Agra Masang
Perkasa II Plantation mempunyai stuktur organisasi berbentuk garis dimana
kekuasan tertinggi di pegang oleh manajer perkebunan yang dibantu oleh ka.
phase dan para staff yang membawahi mandor dan pekerja.
Untuk
mengoptimalkan struktur organisasi,PT. Agro Masang Perkasa- II menyusun dan
menjalankan sistem organisasi yang terdiri atas tugas, tanggung jawab dan
wewenang dari masing-masing personil yang terdapat dalam struktur Organisasi,
sehingga setiap pekerja memiliki target dan job discription masing-masing.
Adapun uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang di PT. Agra Masang perkasa
Plantation Unit-II (AMP-II) sebagai berikut :
A. Pimpinan Unit/ Divisi Manager
a. Tugas pokok
Memimpin satu unit aktifitas kebun seluas 2.000-4.000 Ha dengan
melakukan perencanaan, pengawasan, pengendalian dan pengorganisasian serta
melakukan evaluasi dan analisa hasil kerja baik operasional lapangan maupun
administrasi keuangan/pembukuan serta fungsi pelaporan manajemen sistem
Laporan Tugas Akhir
43
manajemen mutu dan lingkungan dan Roundtable on Sustainable Palm
Oil(RSPO) serta sistem manajemen lainnya.
b. Tanggung jawab
 Merencanakan kegiatan pembukaan lahan, penanaman, pemeliharaan, produksi
(panen) TBS secara tepat, benar, efektif dan efisien dalam mewujudkan
produktifitas kerja maksimal.
 Memastikan hasil kerja yang optimal, berkualitas, dan mampu menghindari
kerja yang berulang.
 Mengkoordinir, membina dan mengembangkan potensi kerja bawahan untuk
mencapai hasil kerja maksimal dan berkualitas.
 Membuat (mencatat) aktifitas kegiatan/ pekerjaan.
B. Ka. Phase/ Asisten kepala
a. Tugas pokok
Memimpin satu phase aktifitas kebun seluas 1.000-1.500 Ha dengan
melakukan perencanaan, pengawasan, pengendalian dan pengorganisasian serta
melakukan evaluasi dan analisa hasil kerja baik operasional lapangan maupun
administrasi untuk peningkatan produktifitas kerja sesuai dengan sistem
manajemen mutu dan lingkungan dan Roundtable on Sustainable Palm Oil
(RSPO) serta sistem manajemen lainnya.
Laporan Tugas Akhir
44
b. Tanggung jawab
 Merencanakan kegiatan pembukaan lahan, penanaman, pemeliharaan, produksi
(panen) TBS secara tepat, benar, efektif dan efisien dalam mewujudkan
produktifitas kerja maksimal.
 Memastikan hasil kerja yang optimal, berkualitas, dan mampu menghindari
kerja yang berulang.
 Mengkoordinir, membina dan mengembangkan potensi kerja bawahan untuk
mencapai hasil kerja maksimal dan berkualitas.
 Membuat (mencatat) aktifitas kegiatan/ pekerjaan serta melaporkan hasilnya ke
atasan.
 Melakukan evaluasi dan analisa kegiatan usaha pengelolaan kebun sebagai
upaya untuk mencapai hasil kerja yang lebih baik.
 Detail job description ditetapkan oleh atasan/pimpinan sesuai dengan struktur
organisasi perusahaan.
C. Asisten Maintenance/ Staf pemeliharaan
a. Tugas pokok
Bertugas dan bertanggung jawab serta memiliki wewenang dalam seluruh
kegiatan pengelolaan kebun seluas ± 500 ha dan membantu officer dan adm sesuai
petunjuk teknis yang dengan sistem manajemen mutu dan lingkungan dan
Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) serta sistem manajemen lainnya.
Laporan Tugas Akhir
45
b. Tanggung jawab
 Melaksanakan kegiatan pembukaan lahan, penanaman, pemeliharaan, produksi
(panen) TBS secara tepat, benar, efektif dan efisien dalam mewujudkan
produktifitas kerja maksimal.
 Melakukan pengawasan terhadap pekerjaan yang dilakukan bawahannya di
lapangan.
 Memastikan hasil kerja yang optimal, berkualitas, dan mampu menghindari
kerja yang berulang.
 Mengkoordinir, membina dan mengembangkan potensi kerja bawahan untuk
mencapai hasil kerja maksimal dan berkualitas.
 Membuat (mencatat) aktifitas kegiatan/ pekerjaan serta melaporkan hasilnya ke
atasan.
 Melakukan evaluasi dan analisa kegiatan usaha pengelolaan kebun sebagai
upaya untuk mencapai hasil kerja yang lebih baik.
 Detail job description ditetapkan oleh atasan/pimpinan sesuai dengan struktur
organisasi perusahaan.
D. KTU (Kepala Tata Usaha)
a. Tugas Pokok

Menangani administrasi kantor kebun.

Membuat laporan rutin setiap bulan.

Memeriksa laporan yang dibuat bawahannya dengan baik.
Laporan Tugas Akhir
46
b. Tanggung jawab

Memastikan semua laporan, surat-surat (dan tembusannya jika ada),
apakah sudah sampai di Kantor Padang sesuai dengan tanggal yang
ditetapkan.

Mengontrol penggunaan barang-barang/stock stationery, seperti alat tulis,
kertas, buku, dll.

Mengawasi penggunaan telepon.

Memeriksa dan menjaga segala bentuk inventaris, baik inventaris kantor
maupun perumahan.

Mengarsipkan semua catatan cuti staf.
E. DC (Distribusion Center) /Staf transportasi
a. Tugas pokok
Bertanggung jawab terhadap ketersedian alat, bahan bakar dan tenaga kerja
operator untuk setiap kegiatan pembibitan, pembukaan lahan, penanaman,
perawatan kebun dan panen dengan sistem manajemen mutu dan lingkungan dan
Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) serta sistem manajemen lainnya.
F. Kepala gudang
a. Tugas pokok
Bertanggung jawab terhadap ketersediaan alat dan bahan yang dibutuhkan
oleh setiap kegiatan yang akan dilakukan baik kegiatan pembibitan, pembukaan
lahan, penanaman, perawatan kebun dan panen dengan sistem manajemen mutu
dan lingkungan dan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) serta sistem
manajemen lainnya.
Laporan Tugas Akhir
47
a. Tanggung jawab

Menyediakan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan yang
akan dilakukan.

Melakukan pengawasan pengambilan bahan di gudang.

Membuat laporan pengambilan bahan untuk setiap harinya.
G. PGA (Personal dan General Affair)
a. Tugas pokok
Bertanggung jawab dalam menjalin hubungan baik kepada pihak eksternal
seperti pihak kecamatan dan juga bertanggung jawab dalam pengurusan
dokumen-dokumen untuk kepentingan internal perusahaan, seperti pengurusan
izin perpanjangan kerja karyawan.
b. Tanggung jawab

Memenuhi semua kebutuhan operasional pada internal perusahaaan,
seperti penyediaan fasilitas dan alat-alat kantor

Menjaga dan mendata dan merawat seluruh asset perusahaan
D. Mandor
a. Tugas pokok
Bertanggung
jawab
terhadap
pengawasan
secara
efisien
terhadap
kelompoknya dalam hal tugas yang berhubungan dengan pembibitan, pembukaan
lahan, penanaman, perawatan kebun dan panen dengan sistem manajemen mutu
dan lingkungan dan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) serta sistem
manajemen lainnya.
Laporan Tugas Akhir
48
b. Tanggung jawab
 Melakukan implementasi program kerja yang telah disepakati berdasarkan
pada keadaan fisik, waktu, mutu, dan efisiensi.
 Melakukan pengawasan terhadap kelompoknya untuk tercapainya target sesuai
dengan standar dengan menggunakan sumber daya manusia dan fisik secara
efektif.
 Memimpin kelompoknya dan memelihara hubungan kerja dan semangat tim
didalam kelompoknya ataupun dengan kelompok yang lain.
 Membuat laporan ke asisten berdasarkan pada produksi, produktifitas dan
parameter lainnya sesuai dengan kesepakatan.
 Memberikan pelatihan dan pengembangan terhadap anak buahnya didalam
kelompoknya.
 Memastikan bahwa tenaga kerja mempunyai peralatan kerja yang sesuai
standar untuk mempermudah pelaksanaan tugasnya.
 Memastikan bahwa kelompoknya menjalankan tugasnya mengacu pada
kebijakan dan perundang-undangan yang berlaku tentang lingkungan.
 Memastikan bahwa kelompoknya menjalankan tugasnya mengacu pada
kebijakan dan perundang-undangan yang berlaku tentang kesehatan dan
keselamatan.
 Melakukan pengembangan dan pemeliharaan secara terbuka terhadap
hubungan masyarakat sekitar.
H. Operator tracktor
Bertanggung jawab membawa alat transportasi yang dibutuhkan saat
melakukan kegiatan baik pembibitan, pembukaan lahan, penanaman, perawatan
Laporan Tugas Akhir
49
kebun dan panen dengan sistem manajemen mutu dan lingkungan dan Roundtable
on Sustainable Palm Oil (RSPO) serta sistem manajemen lainnya.
I. Pekerja
Bertanggung jawab melakukan kegiatan dengan baik dan benar sesuai
dengan arahan. Target dan tujuan yang ingin di capai perusahaan baik kegiatan
pada pembibitan, pembukaan lahan, penanaman, perawatan kebun dan panen
dengan sistem manajemen mutu dan lingkungan dan Roundtable on Sustainable
Palm Oil (RSPO) serta sistem manajemen lainnya.
4.5.3. Fasilitas dan Kesejahteraan Karyawan
4.5.3.1. Sistim penggajian/upah
Pada dasarnya ada dua sistem penggajian yang bisa digunakan, dimana
tergantung pada masing-masing sifat pekerjaan, kondisi medan kerja dan kualitas
mental dari tenaga kerja yaitu :
a) Sistem harian tetap, dipilih jika hasil kerja per hari dapat diukur dengan
pasti dan tenaga kerja memiliki disiplin kerja yang bagus.
b) Sistem borongan, dipilih jika hasil kerja per hari tidak dapat diukur pasti dan
tenaga kerja memiliki disiplin kerja yang rendah.
Sedangkan untuk kriteria pembayaran komponen upah adalah sebagai berikut:
1.) Upah pokok :

Upah karyawan harian dalam 1 hari kerja adalah Rp. 64.600

Upah pemanen adalah harga BJR (berat jajang rata-rata) x jumlah tandan

Upah knek/tukang muat 12.500/ton
Laporan Tugas Akhir
50

SPK(Surat Perintah Kerja) diberi fee sebesar Rp. 10 setiap Kg TBS yang
dipanen oleh anggotanya.

Dibayar dua kali lipat jika bekerj pada hari libur dantTidak dibayar jika
tidak bekerja baik pada hari kerja maupun hari libur.
2.) Bonus, Lembur, dan Tunjangan
a) Bonus/jasa produksi/insentive

Dengan memperhatikan kondisi liquiditas usaha dan keuangan perusahaan,
maka
perusahaan
akan
berusaha
memberikan
bonus/jasa
produksi/insentive tahunan yang jumlahnya ditetapkan berdasarkan
kemampuan perusahaan dengan memperhatikan penilaian prestasi kerja.

Bonus merupakan kebijakan perusahaan yang diatur dan ditetapkan lebih
lanjut dalam surat keputusan direksi.

Bonus hanya diterima oleh karyawan tetap dengan sistem penggajian
bulanan yang pada saat pembagian bonus masih dalam status karyawan,
dan khusus diberikan serta diutamakan bagi karyawan yang dalam sistem
penggajiannyatidak memperhitungkan upah lembur/premi.
b) Tunjangan jabatan
 Tunjangan jabatan diberikan kepada karyawan sesuai dengan tugas dan
tanggung jawabnya sesuai keputusan direksi.
 Besarnya tunjangan jabatan disesuaikan dengan fungsi dan bobot tugas
serta tanggung jawabyang diembannya dan ditetapkan berdasarkan
putusan direksi.
c) Tunjangan transport/BBM
Laporan Tugas Akhir
51

Tunjangan transport diberikan kepada karyawan sesuai dengan tugas dan
tanggung jawabnya yang ditetapkan berdasarkan keputusan direksi.

Besarnya tunjangan transport disesuaikan dengan lingkup tugas dan
tanggung jawab yang diemban karyawan, dan ditetapkan berdasarkan
keputusan direksi.

Tunjangan BBM diberikan kepada staff yang karena tugas dan tanggung
jawabnya menghendaki menggunakan kendaraan bermotor yang besarnya
ditetapkan dengan mempedomani tingkat harga BBM yang berlaku dan
ditetapkan dengan keputusan direksi.
d) Tunjangan hari raya

Seiap tahun kepada karyawan akan dibayarkan Tunjangan Hari Raya
(THR) keagamaan dan besarnya akan diatur sesuai dengan peraturan dan
keputusan/ketetapan menteri tenaga kerja.

Pembayarannya seperti tersebut pada ayat 1 (satu) diatas seluruhnya
dilakukan 15 (lima belas) hari menjelang atau sebelum hari raya
keagamaan.

Bagi karyawan yang masih berstatus bekerja dan yang telah mempunyai
masa kerja tiga bulan tetapi kurang dari satu tahun diberikan THR yang
dihitung secara proporsional mempedomani ketetapan pemerintah/
keputusan menteri tenaga kerja.
3.) Fasilitas Umum dan Khusus
Fasilitas umum yang diberikan kepada semua karyawan dan Staff berupa
air, rumah, listrik, mesjid, klinik, sekolah, bus untuk transportasi anak sekolah dan
Laporan Tugas Akhir
52
sarana olah raga.Fasilitas khusus diberikan kepada staff berupa motor untuk
Asisiten dan mobil untuk pimpinan/Manager.
4.) Cuti
Karyawan yang sudah bekerja selama 12 (dua belas) bulan terus menerus,
berhak atas istirahat tahunan/cuti selama 12 (dua belas) hari kerja.
a) Hak cuti/istirahat tahunan mulai timbul/ada, jika karyawan telah bekerja
terlebih dahulu selama 12 (dua belas) bulan terus menerus dan untuk itu
perusahaan wajib menyampaikan mulai berlakunya hak cuti kepada
karyawan.
b) Jatuhnya hak cuti tahunan bertepatan dengan tanggal masuk/mulai
bekerjanya pekerja pada perusahaan.
c) Pekerja yang akan mengambil hak cuti tahunan tersebut harus mengajukan
permohonan terlebih dahuu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum
melaksanakan cuti, kecuali dalam hal mendesak.
d) Pelaksanaan cuti dapat dilaksanakan setelah ada persetujuan dari pimpinan
perusahaan.
e) Bagi pekerja yang memperpanjang cutinya atanpa pemberitahuan dan
seizin perusahaan atau tanpa berita dianggap mangkir, kecuali dalam halhal yang mendesak dan nyang bersangkutan harus dapat menunjukkan
bukti-bukti atau alasan-alasan yang tepat.
f) Pekerja yang menjalani cuti dan tidak kembali bekerja setelah lewat 5
(lima) hari berturut-turut dari cutinya berakhir tanpa berita, dianggap
mengundurkan diri.
Laporan Tugas Akhir
53
g) Istirahat/cuti tahunan pada dasarnya harus dijalani secara keseluruhan dan
dapat dipecah dalam beberapa bagian, namun mengingat kepentingan
kedua belah pihak cuti tahunan dapat dibagi menjadi beberapa bagian yang
salah satu bagiannya paling sedikit 6 (enam) hari.
h) Selama melaksanakan cuti maka, gaji/upah dibayar penuh.
i) Perusahaan dapat menunda permohonan cuti dengan alasan kepentingan
kerja yang ada. Penundaan yang dimaksud diberitahukan kepada karyawan
secara tertulis dalam waktu 3 (tiga) hari seteah permohonan cuti diterima.
j) Hak cuti tidak dapat diganti dalam bentuk uang.
k) Hak atas istirahat/cuti tahunan gugur bilamana dalam waktu 12 (dua belas)
bulan setelah lahirnya hak cuti tahunan itu pekerja ternyata tidak
mempergunakan haknya bukan karena alasan-alasan yang diberikan oleh
pengusaha atau karena alasan-alasan tertentu yang disampaikan oleh
pekerja kepada pengusaha.
l) Pengusaha wajib memberikan kesempatan yang secukupnya kepada
pekerja/buruh untuk melaksanakan ibadah yang diwajibkan oleh
agamanya (undang-undang ketenagakerjaan Nomor: 13 tahun 2003 pasal
80).
4.5.4.Keselamatan kerja
a) Tiap karyawan wajib menjaga keselamatan dirinya sendiri dan wajib
memakai peralatan/perlengkapan keselamatan kerja yang telah disiapakan
perusahaan, serta wajib mematuhi atau mengikuti dan melaksanakan
ketentuan serta syarat-syarat keselamatan dan perlindungan kerja yang
berlaku.
Laporan Tugas Akhir
54
b) Peralatan dan perlengkapan kerja diberikan berdasarkan sifat dan jenis
pekerjaan
dari karyawan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang
dimaksud dalam program sistem manajemen kesehatan dan keselamatan
kerja dan mempertimbangkan kemampuan perusahaan.
c) Apabila karyawan melihat atau menemukan hal-hal yang dapat
menimbulkan bahaya/mengganggu kesehatan dan keamanan kerja, maka
karyawan wajib melaporkan ke pimpinan.
4.5.5.Perekrutan, Mutasi, Promosi, dan Transfer Karyawan
4.5.5.1. Perekrutan karyawan
a) Sistem dan prosedur penerimaan karyawan
Sistem dan prosedur penerimaan karyawan adalah hak mutlak perusahaan
yang diatur dalam surat keputusan direksi tanpa adanya diskriminasi terhadap
penderita cacat, HIV dan AIDS berdasarkan dengan undang-undang ketenaga
kerjaan Nomor : 13 tahun 2003 serta sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan
perusahaan.
1.) Masa percobaan

Perusahaan berhak memberlakukan masa percobaan yang bersifat tetap
bagi karyawan baru paling lama 3 (tiga) bulan.

Selama masa percobaan baik perusahaan maupun karyawan berhak
melakukan pemutusan hubngan kerja tanpa syarat apapun.

Adapun masa percobaan harus dibertahukan secara tertulis kepada calon
karyawan yang bersangkutan.
Laporan Tugas Akhir
55
2.) Pengangkatan karyawan tetap

Karyawan yang telah menyelesaikan hubungan kerja untuk waktu tertentu
(sesuai dengan undang-undang yang berlaku) atau masa percobaan,
apabila memenuhi persyaratan dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan,
maka karyawan tersebut dapat diangkat sebagai karyawan tetap.

Pengangkatan sebagai karyawan tetap dinyatakan secara tertulis dalam
surat pengangkatan karyawan yang dikeluarkan oleh pimpinan perusahaan.
b) Mutasi Tugas
1.) Mutasi tugas seorang karyawan merupakan kebijaksanaan manajemen
perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasonal kegiatan perusahaan.
2.) Mutasi tugas dilakukan dalam waktu yang tidak dapat ditetapkan dan
dilaksanakan dengan mempertimbangkan kepentingan dan kebuuhan
operasional perusahaan maupun demi kepentingan pengembangan karier
karyawan.
3.) Mutasi tugas dapat terjadi dilingkup organisasi PT. AMP Plantation
maupun ke perusahaan lain dalam kelompok usaha (Afiliasi) PT. AMP
Plantation.
4.) Mutasi tugas ditetapkan dengan surat keputusan direksi atau pimpinan
perusahaan.
5.) Mutasi tugas keluar tempat kedudukan semula, mendapat upah tetap yang
minimal sama dengan upah tetap yang bersangkutan sebelum dimutasi.
6.) Penolakan terhadap mutasi tugas sebagaimana dimaksud pasal ini
dikatgorikan sebagai penolakan terhadap perintah kerja yang layak dan
dianggap sebagai suatu pelanggaran peraturan perusahaan.
Laporan Tugas Akhir
56
7.) Seluruh biaya pemindahan/mutasi yang keluar tempat kedudukan semula
adalah tanggung jawab perusahaan dan termasuk keluarga juga ditanggung.
8.) Tata cara dan prosedur pelaksanaan mutasi diatur dan ditetapkan lebih
lanjut dalam surat keputusan direksi.
9.) Seorang karyawan/wati dapat dimutasikan baik untuk sementara waktu
maupun tetap atas dasar pertimbangan sebagai berikut:

Untuk menjamin terpeliharanya pendaya gunaan tenaga kerja yang
efisien pada setiap unit organisasi di perusahaan.

Untuk penyesuaian jabatan dengan bakat dan kwalifikasi seseorang
karyawan/wati.

Untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kerja seseorang
karyawan/wati.

Untuk menjamin kegairahan kerja bagi sesorang karyawan/wati
yang sudah jenuh pada suatu jabatan.
3.)
Ketentuan-ketentuan bagi karyawan/wati yang dimutasikan sebagai
berikut:

Semua tunjangan/fasilitas karena jabatan sebelumnya akan hapus
secara otomatis mulai semenjak yang bersangkutan dimutasikan.

Tunjangan/fasiltas
yang
berlaku
bagi
jabatan
baru
yang
dipangkunya, otomatis diberikan kepadanya mulai semenjak yang
bersangkutan dimutasikan.

Setiap pelaksanaan mutasi harus dilengkapi dengan Job Description
yang jelas pada jabatan yang baru.
Laporan Tugas Akhir
57
c) Promosi jabatan / golongan
Promosi jabatan (kenaikan jabatan) terhadap karyawan ditetapkan sesuai
hasil penilaian prestasi kerja dan demi kepentingan strategis perusahaan serta
pengembangan karier karyawan dengan kriteria sebagai berikut:

Mempunyai dedikasi dan loyalitas pada bidang tugasnya.

Bekerja berdasarkan sistem dan metode serta syarat-syarat kerja
yang telah ditetapkan

Mempunyai kemauan untuk selalu berusaha meningkatkan
kemampuan kinerja dan prestasi kerjanya.

Selalu bekerja dalam kode etik yang sehat dan dinamis.

Mempunyai masa kerja yang cukup untuk dipromosikan.
d) Demosi jabatan
1.) Perusahaan dapat mengambil tindakan berupa pencabutan jabatan dari
karyawan yang semata-mata melakukan perbuatan yang melanggar
peraturan tata tertib kerja, aturan kedisiplinan dan tidak berprestasi.
2.) Demosi jabatan (penurunan Jabatan) terhadap karyawan ditetapkan sesuai
hasil penilaian prestasi kerja, yang tata cara dan prosedur pelaksanaannya
diatur dan ditetapkan lebih lanjut dalam surat keputusan direksi.
3.) Demosi jabatan tidak mengurangi gaji pokok.
4.6. Pelaksanaan Manajemen Gulma Di PT. AMP- II
Pelaksanaan manajemen gulma di PT. AMP- II adalah menyangkut
bagaimana mengelola secara efektif dan efisien segenap sumber daya yang ada
sedemikian rupa, baik alat, bahan, tenaga kerja, sistem kerja, lingkung dan
sebagainya guna mencapai tujuan yang diharapkan, dengan menerapakan fungsi
Laporan Tugas Akhir
58
manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu bidang dari manajemen
umum yang meliputi aspek perencanaan (planning), organisasi (organization),
pelaksanaan (actuating),dan pengawasan (controling).
4.6.1. Perencanaan
Aspek perencanaan untuk pengendalian gulma pada PT. Agro Masang
Perkasa- II dihasilkan dari Estate Maneger berserta seluruh staff yang ada dengan
merencanakan kebutuhan alat, bahan, tenaga kerja yang dibutuhkan yang
disesuaikan dengan budget dari pusat yang ditetapkan oleh Direktorat
Pengembangan Produksi dan Kontrol PT. Wilmar Group. Adapun pengendalian
gulma yang dilakukan
yaitu pengendalian gulma secara manual dan kimia.
Pelaksanaan disusun pada awal bulan juni, sebelum kegiatan di lapangan
dilaksanakan, hal ini berguna sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan
yang akan dilaksanakan
4.6.2. Pengorganisasian
Organisasi merupakan pengelompokan orang-orang (pekerja) yang memiliki
pekerjaan yang sama serta tujuan yang sama. Organisasi dalam PT.Agro Masang
Perkasa- II sangat penting untuk dilaksanakan, sehingga masing-masing orang
(pekerja) dapat bekerja sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya.
Struktur organisasi harus dijalankan secara baik dan benar akan memberikan hasil
yang memuaskan dan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.PT. Agro Masang
Perkasa- II menyusun dan menjalankan sistem organisasi yang terdiri atas tugas,
tanggung jawab dan wewenang dari masing-masing personil yang terdapat dalam
Laporan Tugas Akhir
59
struktur Organisasi, sehingga setiap pekerja memiliki target dan job discription
masing-masing.
4.6.3. Pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaan pada PT. Agra Masang Perkasa- II dilakukan
berdasarkan SOP yang telah diberikan dari kantor pusat yang ditetapkan oleh
Direktorat Pengembangan Produksi dan Kontrol PT. Wilmar Group. Seluruh
kegiatan yang dilakukan pekerja dilapangan harus sesuai dengan standar prestasi
yang telah diberikan perusahaan dan harus diselesaikan dengan baik dan benar
agar produksi yang perusahaan rencanakan dapat mencapai target yang
diinginkan. Selain SOP yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan kegiatan di
lapangan maka pihak Estate manager dan Ka Phase sudah menyesuaikan biaya
yang dibutuhkan sesuai dengan budget yang telah ditetapkan oleh Direksi dari
kantor pusat.
4.6.4. Pengawasan
Pengawasan merupakan unsur dasar manajemen yang harus dilaksanakan
untuk mengetahui hasil pekerjaan yang telah direncanakan, diorganisasikan, dan
dilakukan. Pengawasan yang dilakukan PT. Agra Masang Perkasa- II
dilaksanakan oleh tingkat tertinggi perusahaan yaitu Estate Maneger sampai
tingkat terendah yaitu mandor, dimana pengawas wajib menilai kinerja karyawan
di lapangan apakah sudah sesuai dengan standar perusahaan inginkan. Jika dalam
pengawasan penilaian kinerja tidak baik maka pihak pengawas wajib menegur
secara lisan maupun tulisan dan jika hasil kinerja memuaskan maka pihak
pengawas dan merekomendasikan karyawan tersebut untuk mendapatkan premi.
Laporan Tugas Akhir
60
Pengawasan dilakukan pada setiap bentuk pekerjaan dalam seluruh unit
perkebunan.
Laporan Tugas Akhir
61
V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Analisa Hasil
Kegiatan pengendalian gulma pada tanaman kelapa sawit menghasilkan
yang dilakukan mahasiswa berikut dengan analisa biayanya, adalah meliputi
kegiatan: Dongkel Anak Kayu( DAK), Circle Spraying dan Parth Spraying, dan
selective weeding ( Oles Anak Kayu). Jenis gulma yang dominan di PT Agra
Masang Perkasa II disajikan pada lampiran 3.
1.) Dongkel Anak Kayu (DAK)
Dongkel anak kayu yang dilakukan di PT. Agra Masang Perkasa-II,
kegiatan pengendalian gulma dongkel anak kayu dilakukan secara manual atau
metode pengendalian gulma secara mekanis, menurut pihak kebun sudah efisien
dan efektif karena jika anak sawit liar didongkel akan lebih cepat matinya
dibandingkan secara kimia, dimana jika dilakukan secara kimia akan
membutuhkan biaya yang cukup besar karena membutuhkan dosis yang tinggi
untuk mematikan anak sawit liar tersebut selain itu juga akan berakibat
mencemari lingkungan. Jadi karena telah menimbang baik itu masalah biaya yang
akan dikeluarkan, dampak dosis herbisida yang tinggi bagi lingkungan dan tingkat
kematian dengan cara mana gulma anak sawit liar ini lebih cepat matinya, maka
pihak perusahaaan memilih pengendalian gulma anak sawit liar dilakukan dengan
cara mendongkel.
Untuk kegiatan dongkel anak kayu gulma yang didongkel yaitu anak sawit
liar yang tumbuh pada Piringan dan Pasar Pikul dengan menggunakan parang
babat. Dimana parang pada kegiatan ini berfungsi untuk membongkar anak sawit
Laporan Tugas Akhir
62
liar sampai pada akar-akarnya (akarnya harus putus) agar mati dan tidak tumbuh
lagi, hasil dongkelan diletakan pada gawangan mati.
Adapun analisa biaya untuk Dongkel Anak Kayu, meliputi biaya alat dan
tenaga kerja yang digunakan pada kegiatan Dongkel Anak kayu di PT.Agra
Masang Perkasa- II untuk 1 x aplikasi dalam 1 tahun dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Penggunaan Alat Dongkel Anak Kayu dengan luasan 20,15 Ha
No.
Nama alat
Satuan
Jumlah
Jumlah Alat
yang Terpakai
Harga (Rp)
Biaya (Rp)
1.
Parang*
Buah
2
2
60.000
120.000
2.
Batu Asah*
Buah
2
2
20.000
40.000
JUMLAH
160.000
Keterangan : * = Usia ekonomis 1 tahun
Catatan
: Jumlah pekerja yang menggunakan alat parang, batu asahsebanyak
2 orang.
Kegiatan Dongkel Anak Kayu dilakukan dengan tenaga kerja SKU
(Karyawan tetap), dengan harga Rp.64.600/Hk. Adapun tenaga kerja yang
dibutuhkan pada kegiatan Dongkel Anak Kayu di PT.Agra Masang Perkasa-II
dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Penggunaan tenaga kerja Dongkel Anak Kayu dengan luasan 20,15 Ha
No.
Jenis sub kegiatan
Waktu
pelaksanaan
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya (Rp)
(Rp)
1.
Dongkel Anak Kayu (
DAK ), Tanaman
Menghasilkan
Laporan Tugas Akhir
07.00 – 12.00
WIB
HK
2
64.600
129.200
63
Adapun rekapitulasi biaya kegiatan Dongkel Anak Kayu di PT. Agra
Masang Perkasa-II dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Rekapitulasi biaya Dongkel Anak Kayu dengan luasan20,15Ha
No
1.
2.
Jenis Biaya
Biaya (Rp)
Biaya alat
Biaya tenaga kerja
Total biaya
Biaya per hektar (20,15 ha)
Biaya per tanaman (SPH = 122)
160.000
129.200
289.200
14.352
1.18
Adapun biaya dongkel anak kayu (Phase I,blok8 E) di. PT. Agra Masang
Perkasa-II dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Biaya Dongkel Anak Kayu per Blok dan per Phase
No
1.
Biaya per hektar
(Rp)
Biaya per blok
Biaya Per Phase
(luas = 20,15 ha)
(Luas = 1087,36 ha)
14.352
289.200
15.605.791
2.) Cricle Spraying dan Part Spraying ( chemist piringan dan pasar pikul )
Gulma dominan yang ditemui PT.Agra Masang Perkasa- II yaituAsystasia
intrusa, Borreria alata, Ageratum conyzoides, Eleusine indica, Phylantus ninuri
dan Cuphea balsamonadibandingkan dengan gulma spesies lainnya.
Menurut pihak kebun pengendalian gulma di Piringan dan Pasar Pikul
dilakukan secara kimia karena dilihat dari segi tingkat kerapatan gulma dan cara
perkembangbiakan gulma tidak memungkinkan pengendaliannya dilakukan secara
manual atau mekanis, karena akan membutuhkan jumlah tenaga kerja yang
Laporan Tugas Akhir
64
banyak, membutuhkan waktu yang lebih lama sehingga membutuhkan biaya/ cost
yang lebih besar.
Adapun herbisida yang digunakan dalam kegiatan Chemist piringan dan
pasar pikul adalah herbisida Glisat 480 SL (Soluble Liquid) dan Tiara 20 WDG
(Water Dipersible Granule) bersifat sistemik. dengan menggunakan alat Inter kep
dengan herbisida Glisat 480 SL (Soluble Liquid) 150 cc/kep dan Tiara 20 WDG
(Water Dipersible Granule)7,5 g/kep. Kemampuan pekerja ditargetkan 4
Ha/Hk.Alasan pihak perusahaan menggunakan herbisida Glisat 480 SL(Soluble
Liquid) 150 cc/kep dan Tiara 20 WDG(Water Dipersible Granule)7,5 g/kep
karena telah ditetapkan dari kantor pusat dan harganya lebih murah. Sedangkan
alat yang digunakan yaitu Inter kep alasan mengapa pihak perusahaan lebih
memilih alat tersebut karena sudah 1 paket sama nozelnya semua.
Semua gulma yang berada di piringan, pasar pikul dan TPH disemprot
merata sampai basah tetapi tidak menetes, dan pada akhirnya gulmaakan mati
setelah 1 minggu penyemprotan.
Analisa biaya untuk kegiatan chemist piringan dan pasar pikul meliputi
biaya bahan, alat dan tenaga kerja dengan uraian sebagai berikut:
Luas Blok
: 38,33 Ha
Frekuensi per tahun
: 3 kali dalam 1 tahun
Lokasi
Laporan Tugas Akhir
: 7 C dan 7 D
65
Adapun analisa biaya untuk Chemist piringan dan pasar pikul, meliputi
biayabahan, alatdan tenaga kerja yang digunakan pada kegiatan Chemist piringan
dan pasar pikul di PT. Agra Masang Perkasa- II untuk 3 x aplikasi dalam 1 tahun
dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Penggunaan bahan Chemistpiringan danpasar pikul dengan luasan 38,33
Ha.
No.
Nama bahan
Satuan
Jumlah
Harga (Rp)
Biaya (Rp)
1.
Glisat
Liter
21,6
33.384
721.094
2.
Tiara
Kg
1,80
80.000
144.000
3.
Air
Liter
1.800
-
-
JUMLAH
865.094
Adapun analisa biaya alat kegiatan chemist piringan dan pasar pikul di PT.
Agra Masang Perkasa- II dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Penggunaan alat chemist piringan dan pasar pikul dengan luasan 38,33
Ha.
No.
Nama alat
Satuan
Jumlah
Jumlah Alat
yang Terpakai
1.
Inter Kep**
Unit
12
1,92
2.
Gelas ukur*
Buah
1
1
3.
Tractor@
Unit
1
0.02
Harga (Rp)
Biaya (Rp)
918.000
1.762.560
25.000
25.000
450.000.000
9.000.000
JUMLAH
6.411.800
Keterangan : * : Usia Ekonomis 1 tahun
** : Usia Ekonomis 2 tahun
Laporan Tugas Akhir
66
@ : Usia Ekonomis 15 tahun
Kegiatan Chemist piringan dan pasar pikul dilakukan dengan tenaga kerja
SKU (Karyawan tetap), dengan harga Rp.64.600/Hk.Biaya tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk kegiatan chemist piringan dan pasar pikul di PT. Agra Masang
Perkasa-II dapat dilihat pada Table 8.
Tabel 8. Penggunaan tenaga kerja Chemist piringan dan pasar pikul dengan luasan
38,33 Ha
No.
1.
Jenis sub
kegiatan
Chemist Piringan
dan Pasar Pikul
Waktu
pelaksanaan
07.00-12.00
WIB
Satuan
Jumlah
HK
12
Harga
(Rp)
64.600
Biaya (Rp)
JUMLAH
775.200
775.200
Adapun rekapitulasi biaya kegiatan chemist piringan dan pasar pikuldi PT.
Agra Masang Perkasa- II dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Rekapitulasi biaya Chemist piringan dan pasar pikul dengan luasan
38,33Ha
No
1.
2.
3.
Jenis Biaya
Biaya bahan
Biaya alat
Biaya tenaga kerja
Total biaya
Biaya per hektar
Biaya per tanaman (SPH = 122)
Laporan Tugas Akhir
Biaya (Rp)
865.094
6.411.800
775.200
8.052.094
210.073
1.722
67
Adapun biaya kegiatan Chemistpiringan dan pasarpikul (Phase 1, Blok 7 C
dan 7 D) di PT. Agra Masang Perkasa- II dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Biaya Chemist piringan dan pasar pikul per Blok dan per Phase
No
Biaya per hektar (Rp)
1.
210.072
Biaya per blok
(luas = 38,33 ha)
8.052.094
Biaya Per Phase
(Luas = 1.087,36 ha)
228.423.890
3.) Selective Weeding ( Oles Anak Kayu )
Sedangkan untuk kegiatan oles anak kayu jumlah tenaga kerjanya hanya 2
orang. Sebelum pekerja pergi kelapangan terlebih dahulu para pekerja mengambil
herbisida Starlon 665 EC (Emulsifiable Concentrate),ke gudang sebanyak 1 liter
dan 10 liter Solar lalu dilakukan pengadukan. Larutan yang telah diaduk dibawa
ke lapangan dan di masukkan ke dalam ember masing – masing pekerja. Kegiatan
ales anak kayu dilakukan dengan cara memotong anak kayu tesebut lalu dioles
dengan bahan yang telah dicampur, oles anak kayu dilakukan dengan
menggunakan kayu yang telah dililit dengan kain.
Biaya bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan oles anak kayu di PT. Agra
masang perkasa- II untuk 1 x aplikasi dalam 1 tahun dapat dilihat pada Table 11.
Tabel 11. Penggunaan bahan oles anak kayu denganluasan 19,75 ha.
No.
Nama bahan
Satuan
Jumlah
Harga/Satuan(Rp)
Biaya (Rp)
1.
Starlon
Liter
1
54.300
54.300
2.
Solar
Liter
10
6.900
69.000
JUMLAH
123.300
Laporan Tugas Akhir
68
Adapun alat yang digunakan pada kegiatan oles anak kayu di PT. Agra
Masang Perkasa- II untuk 1 x aplikasi dalam 1 tahun dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Penggunaan alat oles anak kayu dengan luasan19,75Ha
No.
Nama alat
Satuan
Jumlah
Ember*
Unit
1
Jumlah Alat
yang Terpakai
1
1.
Harga/
Biaya (Rp)
satuan(Rp)
60.000
60.000
2.
Parang*
Unit
1
1
15.000
15.000
3.
Kuas*
Unit
1
1
5.000
5.000
JUMLAH
80.000
Keterangan : * = Usia ekonomis 1 tahun
Catatan
:jumlah pekerja yang menggunakan alat ember, parang, dan kuas
sebanyak 2 orang.
Kegiatan oles anak kayu dilakukan dengan tenaga kerja sistem borongan,
dengan harga Rp.64.600/Hk.Adapun tenaga kerja yang dibutuhkan pada kegiatan
oles Anak Kayu di PT.Agra Masang Perkasa-II dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Penggunaan tenaga kerja Oles Anak Kayu dalam luasan 19,75Ha
No.
1.
Jenis sub kegiatan
Oles Anak kayu
Waktu
pelaksanaan
Satuan
Jumlah
08.00 – 12.00
HK
2
Harga/
satuan
(Rp)
64.600
Biaya (Rp)
129.200
WIB
Laporan Tugas Akhir
69
Adapun rekapitulasi biaya kegiatan oles anak kayu di PT. Agra Masang
Perkasa-II dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Rekapitulasi biaya oles anak kayu dalam luasan 19,75Ha
No
1.
2.
3.
Jenis Biaya
Biaya bahan
Biaya alat
Biaya tenaga kerja
Total biaya
Biaya per hektar
Biaya per tanaman (SPH = 122)
Biaya (Rp)
123.300
80.000
129.200
332.500
16.835
138
Adapun biaya olesanak kayu (Phase I,blok6 A) di. PT. Agra Masang
Perkasa-II dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Biaya olesanak kayu per Blok dan per Phase
No
1.
Biaya per hektar
(Rp)
Biaya per blok
Biaya Per Phase
(luas = 19,75 ha)
(Luas = 1087,36 ha)
16.835
332.500
18.305.706
Pada lampiran 4 dapat dilihat dokumentasi pelaksanaan kegiatan
pengendalian gulma di PT Agro Masang Perkasa II.
5.2. Analisa Manajemen
5.2.1. Perencanaan
Perencanaan disusun sebelum kegiatan di lapangan dilaksanakan, hal ini
berguna sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan yang akan dilaksanakan.
Penyusunan rencana di PT. Agra Masang Perkasa- II melibatkan peran dari
masing-masing pihak dari jajaran tertinggi (Estate Manager) sampai dengan
jajaran terendah (Mandor). Rencana yang disusun meliputi penggunaan alat dan
bahan serta sarana prasarana yang telah digunakan sebelumnya, yang telah
Laporan Tugas Akhir
70
dilakukan evaluasi oleh pihak yang berkaitan agar penggunaan alat dan bahan
yang akan digunakan dalam pekerjaan demi memperlancar proses produksi.
Perencanaan disusun dalam beberapa bagian berikut :
 Rencana Kerja Harian (RKH)
Rencana kerja harian yang dibuat oleh mandor yang berisikan jenis
kegiatan, rotasi, luas lahan yang akan dikerjakan, jumlah tenaga kerja, kebutuhan
alat dan bahan.
 Rencana kerja bulanan (RKB)
Rencana
kerja
bulanan
dibuat
oleh
Mandor
dan
dibantu
oleh
AsistenMaintenace yang berisikan jenis kegiatan, rotasi, luas lahan yang akan
dikerjakan, jumlah tenaga kerja, dalam 1 bulan kerja (30 hari kerja). Hasil
tersebut diserahkan pada Pimpinan kebun dan dibawa ke kantor pusat.
 Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) tahunan
Rencana kerja tahunan adalah hasil dalam bentuk financial mengenai
anggaran dalam 1 tahun dan disusun dalam bentuk Budget. Budget berisikan
tentang volume kerja, jenis kegiatan, rotasi, luas lahan yang akan dikerjakan,
jumlah tenaga kerja, kebutuhan alat dan bahan dalam 12 bulan.
5.2.2. Organisasi
Pengorganisasian merupakan pengelompokan orang-orang (pekerja) yang
memiliki pekerjaan yang sama serta tujuan yang sama. Organisasi dalam suatu
pekerjaan sangat penting untuk dilaksanakan, sehingga masing-masing orang
(pekerja) dapat bekerja sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya.
Struktur organisasi yang dijalankan secara baik dan benar akan memberikan hasil
yang memuaskan dan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Laporan Tugas Akhir
71
PT. Agra Masang Perkasa- II yang mana merupakan Perusahaan dari grup
Wilmar telah menyusun dan menjalankan sistem organisasi yang terdiri atas
tugas, tanggung jawab dan wewenang dari masing-masing personil yang terdapat
dalam struktur Organisasi.
Pimpinan Unit/
Estate Manager
Ka.phase/ Asisten
kepala
Kepala gudang
Kepala
Transportasi
Operator
Asisten Maintenance/
Staf pemeliharaaan
Mandor
Penyemprotan
Gambar
2. Struktur
Karyawan
gudangorg
Karyawan
Gambar 6. Struktur organisasi pengendalian gulma di PT. AMP-II pada Phase I
Tugas dan tanggung jawab masing-masing unsur dalam struktur organisasi
A. Pimpinan Unit/ Estate Manager

Merencanakan kegiatan secara tepat, benar, efektif dan efisien dalam
mewujudkan produktifitas kerja maksimal dan memecahkan semua
masalah yang ada.

Memastikan hasil kerja yang optimal, berkualitas, dan mampu menghndari
kerja yang berulang.
Laporan Tugas Akhir
72

Mengkoordinir, membina dan mengembangkan potensi kerja bawahan
untuk mencapai hasil kerja maksimal dan berkualitas.

Membuat (mencatat) aktifitas kegiatan/ pekerjaan serta melaporkan
hasilnya ke atasan.
B. Ka. Phase/ Asisten kepala

Merencanakan secara tepat, benar, efektif dan efisien dalam mewujudkan
produktifitas kerja maksimal.

Memastikan hasil kerja yang optimal, berkualitas, dan mampu menghndari
kerja yang berulang.

Mengkoordinir, membina dan mengembangkan potensi kerja bawahan
untuk mencapai hasil kerja maksimal dan berkualitas.

Membuat (mencatat) aktifitas kegiatan/ pekerjaan serta melaporkan
hasilnya ke atasan.

Melakukan evaluasi dan analisa kegiatan usaha pengelolaan kebun sebagai
upaya untuk mencapai hasil kerja yang lebih baik.

Detail job description ditetapkan oleh atasan/ pimpinan sesuai dengan
struktur organisasi perusahaan.
C. Asisten Maintenance/ Staf pemeliharaan

Menetukan blok yang akan disemprot (sesuai dengan program Kerja).

Membuat surat permintaan bahan kimia ke gudang.

Memastikan mandor dan anggota semprot bekerja dengan baik dan benar.

Membuat hasil kerja.
Laporan Tugas Akhir
73
D. Kepala Gudang

Bertanggung jawab atas semua barang yang masuk dan keluar
dari gudang.

Mempunyai wewenang untuk menegur bawahannya langsung di gudang.
1.) Karyawan gudang

Mengawasi dan membuat laporan barang yang masuk dan keluar dari
gudang kepada kepala gudang.
E. Mandor
 Menyediakan kelengkapan penyemprot (alat dan bahan).
 Mengawasi
kegiatan
anggota
mulai
dari
awal
sampai
selasai
penyemprotan.
 Membuat laporan hasil kerja (berupa daftar upah sesuai hasil
kerja
masing-masing).
 Bertanggung jawab bila terjadi kehilangan dan penyalahgunaan
bahan
kimia dilokasi.
F. Kepala Transportasi

Mengatur alat dan operator yang akan membawa alat dan bahan dalam
melakukan Chemist Piringan Dan Pasar Pikul.
G. Operator Tranportasi
1. Membawa alat dan bahan yang digunakan ke lokasi yang akan dilakukan
penyemprotan.
Laporan Tugas Akhir
74
H. Karyawan

Bekerja dengan baik dan benar sesuai SOP serta memakai APD.
5.2.3. Pelaksanaan
Pelaksanaan pengendalian gulma yang dilakukan di PT. Agra Masang
Perkasa Plantation dilakukan dengan membuat rencana kerja yaitu 6 bulan
sebelum kegiatan pengendalian gulma itu dilakukan.Kegiatan pertama yang
dilakukan yaitu melakukan rapat antara pimpinan unit dengan ka.phase dan para
staf pemeliharaan untuk membuat rencana kerja pengendalian gulma.
A. Pimpinan Unit/ Estate Manager
a. Enam bulan sebelum melaksanakan kegiatan pengendalian gulma, Pimpinan
Unit melakukan rapat dengan ka. phase dan para staf untuk membahas tentang
rencana kerja yang akan dilakukan untuk masing – masing phase terutama pada
kegiatan pengendalian gulma.
b. Pimpinan Unit mencatat waktu rencana pelaksanaan kegiatan pengendalian
gulma untuk setiap phase.
c. Pimpinan Unit meminta ka. phase untuk mengadakan rapat dengan para staf
yang lainnya untuk membahas tempat dan waktu yang tepat untuk dilaksanakan
kegiatan pengendalian gulma.
B. Ka. Phase/ Asisten Kepala
a. Tiga bulan sebelum kegiatan pengendalian gulma dilakukan, ka. phase
mengadakan rapat dengan para staf untuk membahas tentang rencana
pelaksanaan pengendalian gulma di masing masing phase.
Laporan Tugas Akhir
75
b. Ka. phase dan staf membahas tentang lokasi yang akan dilakukan
pengendalian, alat dan bahan yang akan digunakan, serta jumlah tenaga kerja
yang dibutuhkan.
c. Ka.phase meminta staf untuk berkoordinasi dengan staf tranportasi dan kepala
gudang tentang rencana kerja pengendalian gulma yang akan dilaksanakan.
d. Ka.phase mencatat target yang harus dicapai pekerja untuk kegiatan
pengendalian gulma.
e. Ka.phase menugaskan kepada staf untuk membuat laporan kegiatan
pengendalian gulma dan dilaporkan ke divisi.
f. Ka. phase melaporkan ke Pimpina Unit bahwa kegiatan pengendalian gulma
untuk masing – masing phase siap dilaksanakan tanpa ada kendala yang
berarti.
C. Asisten Maintenance/ Staf pemeliharaan
a. Tiga bulan sebelum kegiatan pengendalian gulma, Asisten Maintenance
berkoordinasi dengan kepala gudang tentang alat dan bahan yang akan
digunakan dengan cara membuat surat permintaan barang.
b. Asisten Maintenance berkoordinasi dengan staf transportasi mengenai
kesiapan alat tranportasi yang akan digunakan beserta bahan bakar yang
dibutuhkan.
c. Asisten
Maintenance
menghubungi
mandor
pemeliharaan
untuk
mempersiapkan tenaga kerja pelaksana pengendalian gulma dan menentukan
target yang harus dicapai.
d. Asisten Maintenance memerintahkan kepada mandor untuk membuat hasil
kerja kegiatan pengendalian gulma setiap harinya.
Laporan Tugas Akhir
76
e. Asisten Maintenance memberitahukan kepada ka.phase tentang kesiapan
pelaksanaan kegiatan pengendalian gulma.
D. Kepala transportasi
a. Satu bulan sebelum kegiatan pengendalian gulma, Kepala transportasi
menerima perintah untuk menyiapkan alat tranportasi yang akan digunakan
untuk pengendalian gulma.
b. Mencari tenaga kerja operator untuk membawa alat transportasi dan juga
menentukan berapa banyak bahan bakar yang dibutuhkan selama kegiatan
pengendalian gulma yang dilakukan.
c. Kepala transportasi memberikan perintah kepada operator traktor untuk
membawa alat transportasi penyemprotan.
E. Kepala gudang
a. Satu bulan sebelum kegiatan pengendalian gulma, kepala gudang menerima
perintah untuk menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
pengendalian gulma sesuai dengan surat yang dikirim oleh staf sebelumnya.
F. Mandor
a. Satu minggu sebelum kegiatan pengendalian gulma, mandor menerima
perintah dari staf untuk mencari dan menentukan berapa jumlah tenaga kerja
yang akan dibutuhkan untuk kegiatan pengendalian gulma yang akan
dilakukan.
b. Mandor melakukan apel pagi dengan pekerja sebelum melakukan kegiatan
pengendalian gulma.
Laporan Tugas Akhir
77
c. Mandor menentukan dan menjelaskan teknik aplikasi di lapangan dan juga
target yang harus diselesaikan oleh pekerja.
G. Operator
a. Setelah mendapatkan perintah dari staf transportasi tentang pelaksanaan
pengendalian gulma, operator jonder mempersiapkan alat transportasi.
b. Membawa alat dan tenaga kerja ke lokasi yang akan dilakukan kegiatan
pengendalian gulma.
H. Pekerja
a. Pekerja melakukan apel pagi untuk mendengarkan arahan dari mandor tentang
pelaksanaan kegiatan pengendalian gulma.
b. Melakukan kegiatan pengendalian gulma sesuai arahan mandor dan target yang
telah di tetapkan perusahaan.
5.2.4. Pengawasan
Pengawasan pengendalian gulma secara tidak langsung di awasi oleh
Pimpinan Unit dengan melihat laporan harian yang diberikan oleh Ka. Phase,
sedangkan untuk pengawasan di lapangan langsung di awasi oleh Asisten
Maintenance dan Mandor dengan memeriksa kembali hasil kerja dari pekerja
dengan melakukan pengontrolan langsung di lapangan apakah kegiatan yang
dilakukan telah sesuai dengan intruksi yang diberikan dan sesuai dengan target
yang ingin di capai perusahaan atau apakah pekerjaannya sudah sesuai dengan
Standar Operasional Prosedureatau belum.
5.3. Pembahasan
5.3.1. Aspek Manajemen
Laporan Tugas Akhir
78
Berdasarkan hasil yang diperoleh di lapangan, di PT. Agra Masang
Perkasa- II dalam kegiatan manajemen pengendalian gulma seperti perencanaan,
terlebih dahulu ditentukan apa yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan, mengapa
itu harus dilakukan, bagaimana tekni-teknik pengerjaannya, dan bagaimana cara
pengawasan yang baik agar suatu tujuan yang telah ditetapkan perusahaan dapat
tercapai dengan menekan cost ataupun untuk memperkecil biaya pengendalian
gulma, karena kegiatan manajemen pengendalian gulma ini sangat penting untuk
dilakukan disebabkan keberadaan gulma disekitar tanaman dapat menimbulkan
kerugian yang besar, walaupun berlangsung secara perlahan–lahan.
Menurut
Shari (2010) mengatakan bahwa suatu perusahaan harus memperhatikan kondisi
yang sebenarnya di lapangan, seperti jenis gulma, tingkat kerapatan gulma serta
manajemen terhadap metode yang akan digunakan agar hasil yang diperoleh
sesuai dengan Standar Operasional Perusahaan. Hal ini akan berpengaruh
terhadap keuangan perusahaan karena biaya pengendalian gulma sangat mahal.
Dalam merencanakan pengendalian gulma, perlu diperhatikan terlebih dahulu
yaitu :
1.) Spesies gulma yang terdapat dalam tanaman
2.) Cara perkembangbiakan dan cara penyebaran gulma
Pengendalian yang hanya mampu mengendalikan sebagian saja dari
gulma, berarti pengendalian tersebut hanya mengubah komposisi spesies gulma,
sedangkan dengan mengetahui cara perkembangbiakan dan cara penyebaran,
maka pengendalian dapat dilaksanakan sedini mungkin (Sukman dan Yakup,
2002).
Laporan Tugas Akhir
79
a.
Perencanaan (Planning)
Sebelum
pengendalian gulma dilakukan ada beberapa hal yang harus
diperhatikan terlebih dahulu yaitu melakukan identifikasi gulma dengan cara
mengetahui spesies gulma yang terdapat dalam tanaman, cara perkembangbiakan
dan cara penyebaran gulma. Adapun identifikasi di PT. Agra Masang Perkasa- II
dilakukan oleh Departemen Agronomi kemudian hasil yang diperoleh diberikan
ke kantor pusat, tujuan diberikan hasil identifikasi tersebut untuk dijadikan
sebagai alat ukur yang akurat dalam penentuan metode apa yang sebaiknya
dilakukan jenis herbisida apa yang sebaiknya digunakan kemudian disetujui oleh
Direktorat Pengembangan Produksi dan Kontrol PT. Wilmar Group. Tindakan ini
dilakukan agar dapat menerapkan prinsip harus berkelanjutan, untuk itu harus
menerapkan prinsipnya keanekaragaman dari beberapa hal seperti alat, cara,
kultur, teknis, biologi, mekanis kimiawi dijadikan satu rangkaian kegiatan.
Dimana pengendalian gulma merupakan suatu usaha meningkatkan daya saing
tanaman pokok dan melemahkan daya saing gulma.
b. Pengorganisasian
Organisasi merupakan pengelompokan orang – orang (pekerja)
yang
memiliki pekerjaan yang sama serta tujuan yang sama. Organisasi dalam suatu
pekerjaan sangat penting untuk dilaksanakan, sehingga masing- masing orang
(pekerja) dapat bekerja sesuai dengan kemampuan potensi yang dimilikinya.
Struktur organisasi yang dijalankan secara baik dan benar akan memberikan hasil
yang memuaskan dan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Menurut Risza,
(2010) ada beberapa hal penting dalam organisasi kerja yaitu sistem organisasi,
kebutuhan tenaga kerja, peralatan, dan bahan, pembagian ancak, pengawasan dan
Laporan Tugas Akhir
80
pembinaaan tenaga kerja.
PT. Agra Masang Perkasa- II menyusun dan
menjalankan sistem organisasi dengan cukup baik dan benar dimana terdiri atas
tugas, tanggung jawab, dan wewenang dari masing – masing personil yang
terdapat dalam struktur organisasi. Adapun urutan kegiatanlangsung di pimpin
oleh Pimpinan Unit dan dibantu oleh bawahannya sesuai dengan tanggung jawab
dan wewenang masing – masing personil dalam stuktur organisasi. Untuk
kegiatan pengendalian gulma di PT. Agra Masang Perkasa- II wewenang yang
paling tinggi yaitu Pimpinan Unit dapat dilihat dari garis koordinasi pada masingmasing unit, pada garis lurus vertikal yang menandakan bahwa unit yang diatas
memiliki wewenang dan dapat menilai kinerja terhadap unit yang berada
dibawahnya sedangkan untuk garis putus-putus horizontal menunjukkan bahwa
unit tersebut dapat melakukan koordinasi terhadap unit yang bersangkutan seperti
Mandor berkoordinasi dalam jumlah permintaan bahan ke gudang.
c. Pelaksanaan
Kegiatan pengendalian gulma yang dilakukan dimulai pada pukul 05.30
WIB sebelum kegiatan dimulai para pekerja diwajibkan untuk memakai APD
seperti sarung tangan, masker dan sepatu boot. Kegiatan berawal dari master
pagiyang bertujuan untuk mendengarkan arahan dari Staf dan Mandor untuk
menentukan Blok mana yang akan dilakukan kegiatan pengendalian gulma. Pada
pukul 07.00 wib pekerja langsung menuju blok yang telah ditentukan oleh staf
dan mandor dengan membawa alat dan bahan yang akan digunakan dalam
kegiatan pengendalian gulma. Untuk kegiatan Dongkel Anak Kayu, gulma yang
didongkel yaitu anak sawit liar yang tumbuh pada piringan, pasar pikul di TPH
Laporan Tugas Akhir
81
dan gawangan mati dengan menggunakan parang babat, hasil dongkelan diletakan
pada gawangan mati.
Pada kegiatan semprot, pukul 07.00 wib para pekerja langsung melakukan
pengisian air kedalam tangki sebanyak 1.800 liter, sedangkan tugas mandor pergi
ke gudang dan mengambil herbisida Glisat 480 SL( Soluble Liquid) sebanyak
21,6 liter dengan bahan aktif Isopropilamina glylosate 480g/l dan Tiara 20 WDG
(Water Dipersible Granule) sebanyak 1,80 kg dengan bahan aktif Metsulfuron
methyl 20%. Untuk aplikasi dilapangan Glisat 480 SL 150 cc/kep dan Tiara 20
WDG 7,5 g/kep. Penyemprotan dilakukan di piringan, pasar pikul dan TPH.
Sedangkan untuk kegiatan oles anak kayu jumlah tenaga kerjanya hanya 2 orang,
sebelum pekerja pergi kelapangan terlebih dahulu para pekerja mengambil
herbisida Starlon 665 EC (Emulsifiable Solution)ke gudang sebanyak 1 liter
dengan bahan aktif yaitu Triklopir butoksi etilester 6659 g/l dan 10 liter Solar lalu
dilakukan pengadukan. Larutan yang telah diaduk dibawa ke lapangan dan di
masukkan ke dalam ember masing – masing pekerja. Kegiatan oles anak kayu
dilakukan dengan cara memotong anak kayu tesebut lalu dioles dengan bahan
yang telah dicampur, oles anak kayu dilakukan menggunakan kuas.
Pada
pelaksanaan kegiatan pengendalian gulma, jenis-jenis gulma yang dominan pada
PT. AMP- II dibandingkan dengan teori, gulma tersebut tergolong kedalam
beberapa kelas yaitu kelas A,B,C,D. Sedangkan untuk metode yang digunakan
yaitu untuk kegiatan dongkel anak kayu menggunakan metode pengendalian
secara mekanis/fisik sedangkan untuk kegiatan chemist piringan dan pasar pikul
serta oles anak kayu dilakukan dengan metode secara kimia.
Laporan Tugas Akhir
82
d. Pengawasan
Pengawasan yang dilakukan di PT. Agra Masang Perkasa-II khususnya
pada kegiatan pengendalian gulma dilapangan dilakukan oleh Asisten
Maintenance, dan Mandor Pemeliharaan (Maintenance). Sedangkan pengawasan
pada gudang dikepalai oleh Kepala Gudang diawasi olehEstate Manajer dengan
memeriksa
laporan
dan
kinerja
dari
Asisten
dari
masing-masing
phase,pelaksanaan kegiatan dilakukan berdasarkan tugasnya masing-masing.
Adapun keuntungan dilakukannya pengawasan pada kegiatan pengendalian gulma
yaitu untuk mempermudah dalam pengambilan keputusan dan memudahkan
dalam melakukan evaluasi untuk perencanaan tahun yang akan datang terutama
dalam pembuatan budget. Kegiatan Pengawasan yang dilakukan di PT. Agra
Masang Perkasa-II menurut saya sudah bejalan dengan efektif dan sudah sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh perusahaan karena pada kegiatan pengawasan
adanya
pelaksanaan kegiatan evaluasi yang dilakukan untuk melakukan
perubahan yang lebih baik pada tahun yang akan datang.
5.3.2. Aspek Biaya
Pada perhitungan analisa hasil biaya pengendalian gulma kelapa sawit di
PT. Agra Masang Perkasa- II didapatkan biaya per Ha, per blok dan per Phase.
Aspek biaya masing masing jenis kegiatan pengendalian gulma yang
diaplikasikan untuk setiap aplikasi dapat dilihat pada Tabel 16 :
Laporan Tugas Akhir
83
Tabel 16.Aspek biaya masing – masing kegiatan pengendalian gulma
No
Jenis Kegiatan
Biaya per
hektar (Rp)
Biaya per Blok
Biaya per Phase
(Rp)
(Rp)
(Luas = 1.087.36ha)
1.
Dongkel Anak Kayu (
14.352
289.200
15.605.791
210.072
8.052.094
228.423.890
16.835
332.500
18.305.706
DAK )
2
Chemist Piringan dab
Pasar Pikul
3
Oles Anak Kayu
Adapun total biaya pengendalian gulma di PT. Agra Masang Perkasa- II
dalam 1 tahun untuk masing-masing kegiatan dapat dilihat dari Tabel 17.
Tabel 17. Total biaya pengendalian gulma untuk 1 tahun
Biaya 1 kali
No
Jenis Kegiatan
1.
Dongkel Anak Kayu (
Aplikasi
(Rp)
15.605.791
Chemist Piringan dan
2.
Rotasi dalam
Total Biaya
setahun
1
15.605.791
228.423.890
3
685.271.670
332.500
1
332.500
Pasar Pikul
3.
Oles Anak Kayu
Total Biaya
244.362.181
701.209.961
Dari hasil yang diperoleh, perbandingan biaya pengendalian gulma secara
kimia dan manual dapat dilihat pada Tabel 17 di atas tingginya biaya pada
pengendalian gulma secara kimia karena pembelian herbisida, rotasi dan luas
lahan. Sedangkan manual tidak menggunakan bahan kimia, rotasi hanya 1 kali
setahun dan luas lahan relatif lebih kecil.
Laporan Tugas Akhir
84
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Setelah melaksanakan tugas akhir selama ± 3 bulan yang dimulai pada
tanggal 16 Maret dan berakhir pada tanggal 13 Juni 2015, di PT. AgraMasang
Perkasa-II (Phase I) DesaTapian Kandis, Kecamatan Palembayan, Kabupaten
Agam, Sumatra Barat, dapat diambil kesimpulan antara lain:
1) Manajemen pengendalian gulma pada tanaman kelapa sawit menghasilkan di
PT. Agra Masang Perkasa Plantation Unit-II (AMP-II) tidak terlepas dari 4
unsur manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pegawasan.
2) Jenis gulma yang dominan tumbuh di lahan PT. Agra Masang Perkasa
Plantation unit-II (AMP-II) adalah Chidemia hirta, Sida acuta, Ageratum
conyzaides, Borreria latofolia, Eleusine indica, Asystasia intrusa dan Cuphea
baslamina.
3) Pengendalian gulma di PT. Agra Masang Perkasa Plantation unit-II (AMP-II)
dilakukan secara mekanis/fisik dan kimia, sesuai dengan jenis dan
pertumbuhan gulma, sudah dapat dilaksanakan dengan baik.
4) Kebutuhan biaya alat sebesar Rp. 6.611.800, untuk biaya bahan sebesar Rp.
988.394, dan untuk biaya tenaga kerja sebesar Rp.1.033.600, dalam
pengendalian gulma yang dilakukan oleh perusahaan pada budidaya tanaman
kelapa sawit menghasilkan.
Laporan Tugas Akhir
85
6.2. Saran
6.2.1. Saran untuk Perusahaan
1) Hubungan antara staf dengan karyawannya agar lebih diperbaikiagar
kenyamanan dalam bekerja itu dapat dirasakan, dengan adanya hubungan yang
terjalin dengan baikakan memudahkan dalam mencapai tujuan.
2) Sebaikmya pelaksanaan kegiatan pengendalian gulma yang dilakukan di PT.
Agra Masang Perkasa- II memakai alat perlindungan diri (APD) yang lengkap,
khususnya masker sebaiknya disesuiakan dengan kebutuhan pekerja, karena
ada sebagian pekerja yang tidak memakai masker saat melakukan kegiatan
chemist piringan dan pasar pikul dengan alasan kurang nyaman (susah
bernafas).
6.2.2. Saran untuk Politeknik Pertanian
 Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh agar bisa mengusahakan dan
memelihara suatu jalinan kerja sama dengan perusahaan untuk mempererat
hubungan serta membuka lowongan kerja kepada mahasiswa selepas
menamatkan diri dari bangku kuliah.
Laporan Tugas Akhir
86
DAFTAR PUSTAKA
Adi. S.P. 2014. Kaya dengan bertani kelapa sawit. Pustaka Baru Press.
Yogyakarta. 146 hal.
Andoko, A. dan Widodoro. 2013. Berkebun kelapa sawit si emas cair. Agromedia
Pustaka, Jakarta. 130 hal.
Fauzi, Y., Yustina E.W., Iman S. dan Rudi H. 2008.Budidaya, pemanfaatan hasil
dan limbah, analisis usaha dan pemasaran kelapa sawit. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Lubis, R, E, dan A. Widanarko. 2012. Buku pintar kelapa sawit. Agromedia.
Jakarta. 275 hal
Moenandir, J. 1993. IlmuGulmaDalamSistemPertanian. Rajawali Pers. Jakarta.
144 hal.
Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit, Manajemen Agribisnis dari Hulu
Hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta.
Pahan, I. 2011. Paduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu
hingga Hilir (Cetakan ke IX). Penebar Swadaya. Jakarta
Rogomulyo, R. 2012. Pengeloaan Gulma.
https://ocw.ipb.ac.id/file.php/14/Pengendalian_Gulma/BAB1_Pengertian_
Gulma.pdf. (17 Juli 2015)
Repository USU. 2014. Proses Pemurnian Minyak Kelapa Sawit Menjadi CPO
Pada Stasiun Klarifikasi di PTPN II. (diakses tanggal 3 Agustus 2015).
Risza, S. 2010. Masa Depan Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia.
Kanisius.Yogyakarta.255 hal.
Sembodo, D. R. J. 2010. Gulma dan Pengelolaanya. Graha Ilmu. Yogyakarta.166
Hal.
Shari, P. 2010. Kerugian Akibat Gulma.
http://www.scribd.com/doc/44816478/Kerugian-Akibat-gulma. (27 Juni
2015).
Laporan Tugas Akhir
87
Sukman, Y dan Yakub. 2002. Gulma dan Teknik Pengendalian. PT Raja Grafindo
persada. Jakarta. 157 hal.
Sunarko. 2009. Budidaya dan pengolahan kebun kelapa sawit dengan system
kemitraan. Agromedia Pustaka. Jakarta.178 hal.
Syahputra, E.dan Sarbino. 2014. Gulma Perkebunan dan Strategi
Pengendaliannya.http://distantph.kalselprov.go.id/2014/08/11/gulma-danpengendaliannya/ (17 Juli 2015).
Utami, S. 2009. Masalah Gulma Perkebunan
Eprints, undip.ac.id. 2009./34849/2/2.pdf. (diakses tanggal 3 Agustus
2015)
Laporan Tugas Akhir
88
Download