I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman kelapa sawit dalam bahasa latin dinamakan Elaeis guineensis Jacq. Kata Elaeis berasal dari kata Elaion dari bahasa Yunani yang berarti minyak dan kata guineensis berasal dari kata Guinea yaitu merupakan nama suatu daerah di Pantai Barat Afrika, sedangkan kata Jacq adalah singkatan dari Jacquin seorang botanis dari Amerika yang pertama membuat susunan taksonomi dari tanaman ini. Tanaman kelapa sawit di Indonesia pertama kali diperkenalkan oleh pemerintah kolonial Belanda dan ditanam di Kebun Raya Bogor (Pahan, 2011). Indonesia merupakan negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia.Kebutuhan minyak sawit di Indonesia juga telah menjadi penghasil minyak nabati.Persentase kebutuhan minyak kelapa sawit mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dibandingkan dengan minyak nabati jenis lainnya.Pada tahun 1993 – 1997, konsumsi minyak nabati dunia sebesar 92,03 juta ton dan 14,9 % dari konsumsi tersebut merupakan pangsa konsumsi minyak sawit. Jumlah konsumsi minyak kelapa sawit meningkat menjadi 18% dari konsumsi minyak nabati dunia sebesar 117,88 juta ton pada tahun 2003 – 2007. Pada tahun 2020 mendatang, kebutuhan minyak nabati dunia diproyeksikan melonjak menjadi 180 juta ton, dimana 68 juta ton atau 38% (Andoko dan Widodoro, 2013). Di perkebunan kelapa sawit, gulma merupakan salah satu faktor penghambat pertumbuhan tanamankelapa sawit.Dalam arti luas gulma adalah semua jenis tumbuhan yang pertumbuhan dan perkembangannya tidak dikehendaki dalam pengelolaan perkebunan. Jika gulma tidak dikendalikan maka Laporan Tugas Akhir 1 gulma dan tanaman kelapa sawit akan bersaing mendapatkan unsur hara, selain itu tempat berkembangbiaknya hama dan penyakit(Shari, 2010). Gulma adalah suatu tumbuhan lain yang tumbuh pada lahan tanaman budidaya, tumbuhan yang tumbuh di sekitar tanaman pokok (tanaman yang sengaja ditanam) atau semua tumbuhan yang tumbuh pada tempat (area) yang tidak diinginkan oleh si penanam sehingga kehadirannya dapat merugikan tanaman lain yang ada di dekat atau di sekitar tanaman pokok tersebut. Pengertian gulma yang lain adalah tumbuhan yang belum diketahui manfaatnya secara pasti sehingga kebanyakan orang menganggap bahwa gulma mempunyai nilai negatif yang lebih besar daripada nilai ekonomisnya (Shari, 2010). Gulma dapat mengakibatkan kerusakan tanaman atau penurunan produksi pertanian. Pada umumnya memiliki hubunganyang searah dengan populasi gulma itu sendiri.Dalam hal ini faktor yang paling nampak adalah perebutan penguasaan sarana tumbuh, ruang gerak dan nutrisi antara tanaman dan gulma.Untuk itu pengendalian gulma penting dilakukan dalam penyelamatan produksi tanaman.Sebabsebagian besar gulma mampu berkembang dengan cepat dan mendominasi lahan.Apabila penguasaan sarana tumbuh dimenangkan oleh gulma, maka pada umumnya tanaman akan mengalami gangguan fisiologis yang berakibat pada penurunan produksi atau bahkan kematian tanaman itu sendiri. Kematian tersebut selain karena kesulitan mendapatkan nutrisi, ada jenis gulma tertentu yang mampu mengeluarkan enzim akar yang mampu merusak atau meracuni tanaman. Kerusakan yang ditimbulkan gulma akan menentukan apakah gulma tersebut merupakan gulma penting atau bukan. Kerusakan tersebut umumnya memiliki Laporan Tugas Akhir hubungan dengan ambang ekonomi pertanian 2 yang berbeda pada setiap tanaman berdasarkan nilai ekonominya (Shari, 2010). Gulma menjadi salah satu masalah penting dalam setiap perkebunan, tak terkecuali perkebunan kelapa sawit. Gulma merupakan tumbuhan pengganggu tanaman perkebunan sehingga perlu dilakukan tindakan pengendalian. Keberadaan gulma di sekitar tanaman dapat menimbulkan kerugian yang besar, walaupun berlangsung secara perlahan – lahan. Persaingan antara tanaman dan gulma terjadi baik diatas permukaan tanah yang berupa persaingan dalam mendapatkan cahaya matahari, CO2 dan ruang tumbuh, persaingan mendapatkan air dan unsur hara. Faktor persaingan tersebut menyebabkan perkembangan dan pertumbuhan tanaman budidaya menjadi terhambat dan dapat mengurangi jumlah produksi tanaman budidaya. Oleh karena itu, perlu adanya tindakan pengendalian untuk menekan perkembangan gulma di areal pertanaman (Adi, 2014). Sehubungan dengan pentingnya masalah pengendalian gulma bagi tanaman maka penulis merasa tertarik untuk lebih mendalami bagaimana pelaksanaan kegiatan tersebut berjalan terutama menyangkut aspek manajemennya.Oleh karena itu, pada Laporan Tugas Akhirini penulis mengambil judul“Manajemen Pengendalian Gulma Kelapa Sawit (Elaeisguineensis Jacq.) Tanaman Menghasilkan Di PT. Agra Masang Perkasa Plantation Unit-II (AMP-II) Tapian Kandis, Kecamatan. Palembayan, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat ”. Laporan Tugas Akhir 3 1.2. Tujuan A. Tujuan Umum Kegiatan ini bertujuan agar penulis memperoleh pengalaman dan kondisi nyata pengelolaan perkebunan kelapa sawit sebagai bekal untuk mempersiapkan diri memasuki dunia kerja. B. Tujuan Khusus Tujuan Intruksional Khusus (TIK) dari tugas akhir ini diharapakan penulis mampu : 1.) Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dalam hal manajemen pengendalian gulma pada tanaman kelapa sawit menghasilkan di PT. Agra Masang Perkasa Plantation Unit-II (AMP-II). 2.) Mengetahui jenis gulma yang dominan tumbuh di PT. Agra Masang Perkasa Plantation Unit-II (AMP-II). 3.) Mengetahui berbagai metode pengendalian gulma yang dilakukan di PT. Agra Masang Perkasa Plantation Unit-II (AMP-II). 4.) Dapat menganalisa kebutuhan biaya, alat dan tenaga kerja yang dikeluarkan dan prestasi kerja dalam pengendalian gulma pada budidaya tanaman kelapa sawit menghasilkan di PT. Agra Masang Perkasa Plantation Unit-II (AMP-II). 1.3. Manfaat Adapun manfaat yang diperoleh dari kegiatan tugas-tugas akhir mahasiswa, yaitu : Laporan Tugas Akhir 4 1.) Menambah wawasan dan keterampilan mahasiswa tentang manajemen dan tehnik pengendalian gulma sebagai bekal untuk bekerja di perusahaaan perkebunan kelapa sawit. 2.) Meningkatkan rasa kepercayaan diri mahasiswa untuk siap bekerja di perusahaaan perkebunan kelapa sawit. Laporan Tugas Akhir 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Kelapa Sawit Menurut Adi. P (2011), tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Ordo : Palmales Family : Palmaceae Sub family : Cocoideae Genus : Elaeis Spesies : Elaeis guineensis, Jacq. Kelapa sawit (Elaeis guineensisJacq.) menurut Fauzi, Yustina, Imam dan Hartono (2008) memiliki varietas yang cukup banyak dan diklasifikasikan dalam berbagai hal. Misalnya dibedakan atas ketebalan tempurung dan daging buah, bentuk luar ( warna kulit buah) dan lain-lain. A. Berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah, Pahan (2011) membedakan beberapa varietas kelapa sawit yaitu: 1.) Dura: varietas ini memiliki tempurung yang cukup tebal yaitu antara 2mm- 5mm.Daging buah relatif tipis yaitu 35% –50% terhadap buah, kernel (daging biji) lebih besar dengan kandungan minyak 15% - 17%. Laporan Tugas Akhir 6 2.) Pisifera: varietas ini memiliki ketebalan tempurung sangat tipis, bahkan hampir tidak ada, daging buah tebal lebih tebal dari daging buah Dura dan daging bijinya sangat tipis. Varietas ini tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis lain dan dipakai sebagai pohon induk jantan. 3.) Tenera: sebagai faktor homozygote tunggal yaitu Dura bercangkang tebal jika dikawinkan dengan Pisifera bercangkang tipis maka akan menghasilkan varietas baru yaitu Tenera.Tenera memiliki cangkang agak tipis (1mm – 2,5mm), daging buah tebal, dan rendemen minyak 21-23%. 4.) Marco carya: varietas ini memiliki ketebalan tempurung sekitar 5 mm dan daging buah yang sangat tipis. 5.) Diwika-Wakka: varietas ini mempunyai ciri khas dengan adanya dua lapisan daging buah. Perbedaan ketebalan daging buah kelapa sawit menyebabkan perbedaan persentase atau rendemen minyak yand dikandungnya. B. Berdasarkan warna kulit buah dari species Elaeis guineensis Jacq.dikenal varietas (Pahan, 2011) yaitu: 1.) Nigrescens: buahnya berwarna violet sampai hitam pada waktu muda dan berubah menjadi orange setelah buah matang. 2.) Virescens: buah berwarna hijau waktu muda dan setelah matang berwarna orange. 3.) Albescens: waktu muda buah berwarna kuning pucat dan tembus cahaya karena mengandung sedikit karoten, waktu matang berwarna merah. Laporan Tugas Akhir 7 2.2. Morfologi Tanaman Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu bagian vegetatif dan bagian generatif. Bagian vegetatif kelapa sawit meliputi akar, batang dan daun, sedangkan bagian generatif terdiri dari bunga dan buah (Pahan, 2011). 1.) Bagian Vegetatif Tanaman a) Akar (radix) Tanaman kelapa sawit termasuk kedalam tanaman berbiji satu (monokotil) yang memiliki akar serabut.Saat awal perkecambahan, akar pertama muncul dari biji yang berkecambah (radikula).Setelah itu, radikula akan mati dan membentuk akar utama atau primer.Selanjutnya, akar primer akan membentuk akar sekunder, tertier, dan kuarter. Perakaran kelapa sawit yang telah membentuk sempurna umumnya memiliki akar primer dengan diameter 6 – 10 mm, akar sekunder berdiameter 2 – 4 mm, akar tersier berdiameter 0,7 – 1,2 mm, dan akar kuarter berdiameter 0,1 – 0,3 mm. Akar yang paling aktif menyerap air dan unsur hara adalah akar tersier dan kuarter yang berada dikedalaman 5 – 35cm dengan jarak 2 – 3 m dari pangkal pohon (Pahan, 2011). Untuk lebih jelasnya perakaran kelapa sawit dapat dilihat pada gambar 1 berikut: Laporan Tugas Akhir 8 Gambar 1. Perakaran tanaman kelapa sawit (Pahan, 2011) b) Batang (caulis) Kelapa sawit memiliki batang yang tidak mempunyai kambium dan tidak bercabang dan berbentuk silinder. Batang tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai struktur yang mendukung daun, bunga, dan buah, sebagai sistem pembuluh yang mengangkut air dan hara mineral dari akar ke atas serta hasil fotosintesis (fotosintat) dari daun ke bawah serta kemungkinan juga berfungsi sebagai organ penimbun zat makanan. Pada pertumbuhan awal setelah fase muda, terjadi pembentukan batang yang melebar tanpa terjadi pemanjangan internodia (ruas) dengan diameter 20 cm–75 cm, batangnya tidak terlihat karena tertutup oleh pelepah daun.Pertambahan batang tanaman kelapa sawit terlihat jelas setelah tanaman berumur empat tahun. Pada tanaman dewasa diameternya dapat mencapai 40 cm–60 cm, bagian bawah batangnya lebih gemuk disebut bongkol bawah (bowl). Kecepatan tumbuh berkisar35 cm–75 cm/tahun. Sampai tanaman berumur 3 tahun batang belum terlihat karena masih terbungkus pelepah yang belum ditunas.Karena sifatnya yang Phototropi dan Heliotropi (menuju cahaya dan arah matahari) maka Laporan Tugas Akhir 9 padakeadaan terlindung, tumbuhnya akan lebih cepat tetapi diameter (tebal) batang lebih kecil (Lubis dan Widanarko,2012). c) Daun (Folium) Tanaman kelapa sawit memiliki daun yang bentuk memanjang dan memiliki helaian anak daun.Daun kelapa sawit terdiri dari beberapa bagian yaitu : Kumpulan anak daun (leaflets) yang mempunyai helaian (lamina) dan tulang anak daun (midrib) Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat. Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang. Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup dan memberi kekuatan pada batang. Pada gambar 2 disajikan bentuk daun tanaman kelapa sawit. Gambar 2.Bagian- bagiandaun kelapa sawit (Pahan, 2011) Laporan Tugas Akhir 10 Phylotaksis atau pola susunan kedudukan daun-daun pada batang tanaman kelapa sawit dapat diamati dengan jelas. Pada umumnya primordia daun dihasilkan dalam pola spiral ke kiri atau ke kanan dari titik tumbuh (Pahan, 2011). Kelapa sawit dewasa mempunyai 30-40 pelepah daun, kadang hingga 48 pelepah daun (Sunarko, 2009). Susunan atau letak pelepah bagian kelapa sawit dapat dilihat pada gambar 3 berikut. Gambar 3.Rumus kedudukan daun (phylotaxis) kelapa sawit dengan rumus 3/8 (Fauzi et al, 2008) Kedudukan pelepah daun memiliki rumus rumus 3/8 artinya 8 buah pelepah daun berurutan terdapat pada 3 lingkaran spiral dimana daun kesembilan akan segaris dengan pelepah daun pertama.Pelepah daun pertama adalah pelepah daun termuda dengan kondisi yang telah membuka sempurna. Adapun tujuan Pengenalan ini untuk mengetahui letak daun ke-9, ke-17 dan sebagai standar pengukuran pertumbuhan maupun pengambilan contoh daun dan pengamatan lainnya (Fauzi, et al., 2008). Laporan Tugas Akhir 11 Kelapa sawit dewasa mempunyai 30 -40 pelepah daun, kadang hingga 48 pelepah daun Produksi daun rata-rata 24 - 30 pelepah/tahun, dihitung mulai dari pelepah yang telah membuka. Kemudian akan berkurang sesuai dengan umur tanaman menjadi 18 - 25 (Sunarko, 2009). Panjang pelepah daun dari pangkalnya mencapai 9 meter pada tanaman dewasa. Panjang pelepah dapat bervariasi tergantung pada tipe varitas dan kesuburan tanahnya. Jumlah anak daun pada setiap sisinya dapat mencapai 125 - 200. Anak daun pada tengah pelepah dapat mencapai 1,2 meter. Berat satu pelepah mencapai 4,5 kg berat kering. Pada satu pohon dijumpai 40 - 50 pelepah. Luas permukaan daun dapat mencapai 10 - 15 m2 pada tanaman dewasa yang berumur 10 tahun atau lebih. Luas permukaan daun yang optimal adalah 11 m2 bergantung kepada varietasnya (Fauzi, et al., 2008). 2.) Bagian Generatif Tanaman a) Bunga (Flos) Kelapa sawit merupakan tanaman berumah satu (monoecious), artinya bunga jantan dan bunga betina terdapat dalam satu tanaman dan masing-masing terangkai dalam satu tandan. Rangkaian bunga jantan terpisah dengan bunga betina. Setiap rangkian bunga muncul dari pangkal pelepah daun. Sebelum bunga mekar dan masih diselubungi seludang, bunga dapat dibedakan antara bunga jantan dan bunga betina dengan melihat bentuknya (Sunarko, 2009). Tanaman kelapa sawit mulai berbunga pada umur 2,5 tahun, tetapi umumnya bunga tersebut gugur pada fase awal pertumbuhan generatifnya. Bunga sawit muncul dari ketiak daun yang disebut infloresen (bunga majemuk).Bakal bunga tersebut dapat berkembang menjadi bunga jantan dan bunga betina tergantung pada kondisi tanaman.Infloresen awal terbentuk selama 2 – 3 bulan, Laporan Tugas Akhir 12 lalu pertumbuhan salah satu organ reproduktifnya terhenti dan hanya satu jenis bunga yang dihasilkan dalam satu infloresen.Namun tidak jarang juga organ betina (gynoecium) dapat berkembang bersama-sama dengan organ jantan (androecium) dan menghasilkan organ hermaprodit. Tandan bunga betina dibungkus oleh seludang yang akan pecah 15–30 hari sebelum anthesis. Satu tandan bunga betina memiliki 100–200 spikelet dan setiap spikelet 15 – 20 bunga betina dan yang akan diserbuki tepung sari. Pada tandan tanaman dewasa dapat diperoleh 600–2000 buah tergantung pada besarnya tandan dan setiap pokok dapat menghasilkan 15 -25 tandan/pokok/tahun (Fauzi et al, 2008). Bunga jantan bentuknya lonjong memanjang dengan ujung kelopak agak meruncing dan garis tengah bunga lebih kecil. Letak bunga jantan yang satu dengan yang lainnya sangat rapat dan membentuk cabang bunga yang panjangnya antara 10-12 cm. Pada tanaman dewasa satu tandan mempunyai ± 200 cabang bunga. Setiap cabang bunga mengandung 700- 1200 bunga jantan. Bunga jantan terdiri dari 6 helai benang sari dan 6 perhiasan bunga. Hari pertama kelopak terbuka dan mengeluarkan tepung sari dari ujung tandan bunga, pada hari kedua bagian tengah dan hari ketiga di bagian bawah tandan yang akan keluar serbuk sari. Serbuk sari berwarna kuning pucat dan berbau spesifik. Satu tandan bunga jantan dapat menghasilkan 25- 50 gram tepung sari. Setiap bunga akan dibuahi dengan serbuk sari yang menghasilkan buah tersusun pada tandan (Pahan, 2008). Laporan Tugas Akhir 13 A B Gambar 4.Tandan Bunga jantan (A) dan tandan bunga betina (B) pada tanaman kelapa sawit (Pahan, 2011) b) Buah (Fructus) Buah kelapa sawit termasuk jenis buah keras (drupe), menempel dan bergerombol pada tandan buah. Jumlah per tandan dapat mencapai 1.600, berbentuk lonjong sampai membulat. Panjang buah 2-5 cm, beratnya 15-30 gram. Bagian-bagian buah terdiri atas kulit buah (exocarp), sabut dan biji (mesocarp). Eksokarp dan mesokarp disebut perikarp (pericarp). Biji terdiri atas cangkang (endocarp) dan inti (kernel), sedangkan inti sendiri terdiri atas endosperm atau putih lembaga dan embrio. Dalam embrio terdapat bakal daun (plumula), bakal akar (radicula). Buah yang ditanam umumnya adalah varietas Nigrescens dengan warna buah ungu kehitaman saat mentah dan buah akan matang 5-6 bulan setelah penyerbukan. Buah yang matang dibedakan atas matang morfologis yaitu buah telah sempurna bentuknya Laporan Tugas Akhir serta kandungan minyaknya sudah optimal 14 sedangkanmatang fisiologis adalah buah yang sudah matang sempurna yaitu telah siap untuk tumbuh dan berkembang (Lubis dan Widanarko, 2012). Gambar 5.Tandanbuah kelapa sawit (Pahan, 2011) 2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit 2.3.1. Iklim Faktor-faktor iklim yang berpengaruh pada pertumbuhan tanaman di perkebunan kelapa sawit adalah curah hujan, suhu (temperatur), intensitas penyinaran dan angin. a) Curah hujan Tanaman kelapa sawit menghendaki curah hujan 1.500 – 4.000 mm/tahun.Namun curah hujan optimal yang palong cocok untuk kelapa sawit adalah 2.000 – 3.000 mm/tahun dengan jumlah hari hujan tidak lebih dari 180 hari/tahun.Pembagian hujan yang merata dalam satu tahunnya berpengaruh kurang baik karena pertumbuhan vegetatif lebih dominan daripada pertumbuhan Laporan Tugas Akhir 15 generatif, sehingga bunga atau buah yang terbentuk relatif lebih sedikit (Adi.P, 2011). b) Suhu dan ketinggian tempat Tanaman kelapa sawit memerlukan suhu optimal 24– 28 oC.Ketinggian tempat yang ideal untuk kelapa sawit antara 1 – 500 m dpl (diatas permukaan laut).Kelembaban optimum yang ideal untuk tanaman sawit sekitar 80 – 90% (Adi.P, 2011). c) Intensitas penyinaran Sinar matahari sangat penting dalam kehidupan tumbuhan, karena merupakan salah satu syarat mutlak bagi proses fotosintesis. Untuk pertumbuhan kelapa sawit yang optimal diperlukan sekurang-kurangnya 5 jam penyinaran per hari sepanjang tahun. Meskipun sebaiknya selama beberapa bulan terdapat 7 jam penyinaran per hari, tetapi statistik menunjukkan bahwa di berbagai wilayah kelapa sawit yang lama penyinarannya diluar batas-batas tersebut dapat diperoleh produktivitas yang juga memadai. Di samping lama penyinaran, aspek penyinaran lain yang penting adalah intensitasnya (Adi. P, 2011). d) Angin Kecepatan angin 5 - 6 km/jam sangat baik untuk membantu proses penyerbukan. Angin yang terlalu kencang akan menyebabkan tanaman akan doyong atau miring (Adi. P, 2011). 2.3.2. Tanah Kelapa sawit dapat tumbuh di berbagai jenis tanah seperti Podzolik, Latosol, Hidromorfik Kelabu, Alluvial atau Regosol, dan tanah Gambut saprik.Tingkat kemasaman (pH) yang optimum untuk sawit adalah 5,0 – 5,5. Kelapa sawit bisa Laporan Tugas Akhir 16 tumbuh dengan baik di tanah yang memiliki lapisan solum cukup dalam (80 cm) tanpa lapisan padas.Kemiringan lahan pertanaman kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari 15o (Adi.P, 2011). 2.4. Gulma Di Perkebunan Kelapa Sawit Gulma merupakan tanaman pengganggu yang kehadirannya tidak diinginkan. Kehadiran gulma ini dinilai merugikan karena secara estetika akan mengganggu keindahan taman dan secara fungsi akan mengurangi hara, pemanfaatan sinar matahari, air tanah, dan tempat tumbuh yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman utama. Gulma menyebabkan gangguan dan kerugian pada pertumbuhandan produksi tanaman kelapa sawit (Sembodo, 2010). 2.4.1. Klasifikasi gulma Menurut Syahputra dan Sarbino, 2014 berdasarkan pengaruhnya terhadap tanaman, gulma dibedakan menjadi lima kelas: A, B, C, D, dan E. a) Gulma kelas A Gulma yang digolongkan ke dalam kelas A adalah jenis-jenis gulma yang sangat berbahaya bagi tanaman perkebunan. Contohnya sebagai berikut: Imperata cylindrica (alang-alang) Mikania micrantha (mikania) Mimosa invisa (kucingan) b) Gulma kelas B Gulma yang digolongkan sebagai gulma kelas B adalah jenis-jenis gulma yang merugikan tanaman perkebunan sehingga perlu dilakukan tindakan Laporan Tugas Akhir 17 pemberantasan atau pengendalian. Contoh gulma kelas B adalah sebagai berikut: Gleichenia linearis (pakis kawat) Brachiaria mutica Lantana camara Melastoma malabathricum c) Gulma kelas C Gulma kelas C adalah jenis-jenis gulma atau tumbuhan yang merugikan tanaman perkebunan dan memerlukan tindakan pengendalian, namun tindakan pengendalian tersebut tergantung pada ketersediaan biaya atau mempertimbangkan segi estetika (kebersihan kebun). Contoh gulma kelas C adalah sebagai berikut: Axonopus compressus (rumput pahit) Boreria latifolia (kentangan) Cyperus rotundus (teki-tekian) Cyperus cyperoidis (teki-tekian) Passpalum conjugatum (paitan) Ottocloa nodosa (bambu-bambuan) d) Gulma kelas D Gulma kelas D adalah jenis-jenis gulma yang kurang merugikan tanaman perkebunan, namun tetap memerlukan tindakan pengendalian. Contoh jenis gulma kelas D adalah sebagai berikut: Laporan Tugas Akhir 18 Ageratum conyzoides (babadotan) Ageratum houstonianum (wedusan) Cyrtococum sp Digitaria sp e) Gulma kelas E Gulma yang digolongkan ke dalam kelas E adalah jenis-jenis gulma yang umumnya bermanfaat bagi tanaman perkebunan karena dapat berfungsi sebagai pupuk hijau. Gulma kelas E dibiarkan tumbuh menutupi gawangan tanaman namun tetap memerlukan tindakan pengendalian jika pertumbuhannya, sudah menutupi piringan atau jalur tanaman. Contoh gulma kelas E adalah sebagai berikut: Calopogonium caereleum Pueraria javanica Calopogonium mucunoides Centrosema pubescens Pueraria phaseoloide 2.4.2. Karakteristik gulma Menurut ( Sembodo, 2010 ) berdasarkan morfologinya gulma dikelompokan ke dalam : a) Golongan rumput (grasses) Gulma golongan rumput termasuk dalam familia Gramineae/Poaceae. Ciriciri gulma rumput berbatang bulat atau pipih dan berongga, kesamaaanyadengan Laporan Tugas Akhir 19 teki karena bentuk daunnya sama-sama sempit tetapi dari sudut pengendaliannya respon terhadap herbisida berbeda. Contohnya Imperata cyliindrica, Echinochloa crusgalli, Cynodon dactylon, Panicum repens. b) Golongan teki (sedges) Gulma golongan teki termasuk dalam familia Cyperaceae. Adapun ciri-ciri gulma ini batangnya berbentuk persegi, kadang-kadang juga bulat dan biasanya tidak berongga, daun tersusun dalam tiga deretan, tidak memiliki lidah-lidah daun (ligula), ibu tangkai karangan bunga tidak berbuku-buku. Bunga sering dalam bulir (spica) atau anak bulir, biasanya dilindungi oleh suatu daun pelindung, buahnya tidak membuka.Contohnya Cyperus rotundus, Fimbristylis littoralis, Scripus juncoides. c) Golongan berdaun lebar (broad leaves) Gulma berdaun lebar umumnya termasuk Dicotyledoneae dan Pteridophyta. Pada permukaaan daun terutama permukaan bawah terdapat stomata, dan tunastunas pada titik memencarnya daun.Contohnya Monocharia vaginalis, Limnocharis flava, Eichornia crassipes, Amaranthus spinosus, Portulaca olerace, Lindernia sp. Menurut Sembodo (2010), berdasarkan bentuk masa pertumbuhan gulma dikelompokkan menjadi : a) Gulma berkayu Gulma golongan ini batangnya membentuk cabang –cabang sekunder. Laporan Tugas Akhir 20 b) Gulma air Gulma ini tumbuh dengan cara beradaptasi terhadap air kontinu atau paling tidak terhadap kondisi tanah berair untuk periode waktu hidupnya. Gulma air dibedakan menjadi : 1.)Terapung dipermukaan air. Misalnya Euhornia crassipes, Salvinia sp 2.)Tengelam di dalam air. misalnya Ceratophylum demersum, utriculata spp 3.)Dari dasar timbul ke permukaan. Misalnya Nimphaea sp, Sagitaria c) Gulma perambat Gulma ini bisa sangat agresif dan juda dapat menimbulkan masalah mekanis maka perlu dilakukan pengendalian seperti Mikania mictantha. d) Gulma yang menumpang pada tumbuhan lain Gulma ini dapat menyebabkan pepohonan akan kehilangan daun karena cabang-cabangnya telah dimatikan oleh parasit tersebut. Ditinjau dari siklus hidupnya, gulma dapat dikelompokkan menjadi: a) Gulma semusim Siklus hidup gulma semusim mulai dari berkecambah sampai memproduksi biji sampai akhirnya mati berlangsung selama satu tahun. Karena kebanyakan umurnya hanya seumur tanaman semusim, maka gulma tersebut sering disebut sebagai gulma semusim.Pada umumnya, gulma semusim sebenarnya mudah dikendalikan, tetapi kenyataannya kita sering mengalami kesulitan, karena gulma tersebut mempunyai beberapa kelebihan yaitu umurnya pendek, menghasilkan biji Laporan Tugas Akhir 21 dalam jumlah yang banyak dan masa dormansi biji yang panjang sehingga dapat lebih bertahan hidupnya. Di Indonesia banyak dijumpai jenis-jenis gulma setahun, contohnya Ageratum conyzoides, Digitaria sp,Amaranthus sp, lain sebagainya. b) Gulma dua musim Gulma dua musim disebut juga dengan gulma biennial, gulma yang menyelesaikan siklus hidupnya lebih dari satu tahun, tetapi tidak lebih dari dua tahun.Pada tahun pertama digunakan untuk pertumbuhan vegetatif menghasilkan bentuk roset dan pada tahun kedua berbunga, menghasilkan biji dan kemudian mati.Pada periode roset gulma tersebut sensitif terhadap herbisida. Yang termasuk gulma dua tahun yaitu Circium vulgare, Verbascum thapsusdan Artemisia biennis. c)Gulma tahunan Gulma ini disebut juga dengan gulma perennial, gulma yang dapat hidup lebih dari dua tahun atau mungkin hampir tidak terbatas (bertahun-tahun). Kebanyakan berkembang biak dengan biji dan banyak diantaranya yang berkembang biak secara vegetatif. Pada keadaan kekurangan air (di musim kemarau) gulma tersebut seolah-olah mati karena bagian yang berada di atas tanah mengering, akan tetapi begitu ada ketersediaan air yang cukup untuk pertumbuhannya akan bersemi kembali,Contohnya Imperata cylindrica. 2.4.3. Morfologi gulma Morfologi gulma menurut Moenandir (1993), yang terdiri dari akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. 2. Akar Laporan Tugas Akhir 22 Gulma mempunyai perakaran serabut pada gulma berdaun sempit (monokotil) atau berakar tunggang untuk gulma berdaun lebar (dikotil). Perakaran digolongkan dalam semusim atau tahunan, akar tunggang sering menggembung yang nantinya dapat membentuk batang tunas baru pada tahun berikutnya bagi gulma jenis tahunan. Gulma–gulma “jahat” mempunyai akar dalam tanah yang berkembang mendatar pada jenis gulma tahunan. Gulma mempunyai perakaran yang cukup luas dan dalam.Tanda-tanda seperti inilah yang menyebabkan gulma dapat bertahan dalam keadaan yang tak menguntungkan untuk tanaman dan bahkan sebagai tanda kuatnya bersaing dengan tanaman yang berada di sekitarnya.Sedangkan bagi gulma yang perakaran serabut dipunyai oleh gulma berdaun sempit.Akar semacam ini ada juga yang cukup dalam 30-80 cm, yang seperti ini juga dapat menguatkan kedudukan gulma pada tempat tumbuhnya. 3. Batang Batang gulma merupakan bagian yang penting pula dalam pertumbuhannya.Batang-batang ini terdapat di dalam tanah atau di atas tanah.Batang dalam tanah dapat berupa batang tahunan.Bagian batang-batang di atas tanah yang dibentuk itu dapat bersifat semusim atau tahunan.Gulma-gulma yang berada di sekitar tanaman budidaya sering dari golongan semusim.Pada umumnya, batang-batang semusim tidak berkayu namun agak lunak.Batangbatang gulma dapat tegak, melilit, atau mendatar dan ada yang berbulu-bulu dan tidak berbulu-bulu. Batang gulma, baik dari gulma berdaun sempit maupun gulma berdaun lebar merupakan tempat pembuluh-pembuluh pengangkut bahan-bahan yang berasal Laporan Tugas Akhir 23 dari dalam tanah dapat berupa air, nutrisi ataupun herbisida yang lewat melalui pembuluh xylem menuju ke bagian atas tumbuhan.Batang-batang gulma terutama yang berdaun lebar, ada yang mempunyai duri-duri sehingga dapat menyulitkan pengendaliannya. Irisan batang gulma ini dapat berbentuk bermacam-macam seperti bulat, bersayap, bergerigi, berlekuk ataupun segitiga dan segiempat.Batang pada gulma berdaun sempit pada umumnya tegak naik dan kuat atau lemah dan ada pula yang merayap. 4. Daun Gulma berdaun lebar dikenal dari golongan berkeping dua (dikotil) dan gulma berdaun sempit dikenal sebagai rumput-rumputan atau berkeping tunggal (monokotil).Bentuk tepi daun gulma juga bermacam-macam, misalnya lurus, berombak, berlekuk, bergerigi, bergerigi kecil-kecil, berlekuk lebar, dan berbulu tepi.Dan kedudukan daun gulma ini pada batang adalah berlawanan, selangseling, menggerombol. Daun yang sempurna terdiri dari tangkai daun, tulang daun dan helaian daun.Gulma ada yang mempunyai daun yang tidak bertangkai.Daun gulma merupakan tempat herbisida menempel setelah penyemprotan dilakukan.Daun itu pulalah merupakan jalan masuk herbisida ke dalam tubuh tumbuhan setelah lewat penetrasi.Daun yang berlapis lilin akan mempunyai hambatan bagi herbisida untuk menempel maka perlu dicampur dengan surfactant, detergen, sticker dan lain-lain. Laporan Tugas Akhir 24 5. Bunga Bunga terbentuk pada batang dengan letak yang berbeda-beda.Bunga yang bergerombol disebut inflorensia.Bunga yang lengkap terdiri dari kelopak bunga, daun bunga, benang sari, dan putik.Pembungaan pada gulma juga dipengaruhi oleh suhu, cahaya, penyinaran matahari dan lain-lain. 6. Buah Setelah terjadi penyerbukan, kelopak bunga, daun bunga dan benang sari akan berubah. Ovari akan berkembang menjadi buah dan ovule menjadi biji. Buah ada yang berdaging atau kering berisi banyak biji. Beberapa jenis buah adalah : Ahken : buah kering tertutup dan berisi biji tunggal, kulit buah menjadi satu dengan kulit biji namun masih mudah dipisahkan. Kariopsis : biasanya pada buah jenis rumput- rumputan. Kapsul : beberapa biji kering dengan buah terbuka pada saat masak. Polong : buah yang kering terbuka atau tertutup berisi banyak biji. Berry : buah berdaging terbuka pada saat masak dan berisi banyak biji-biji. 7. Biji Suatu ovule yang masak disebut biji memberikan bentuk dari satuan alat kelamin reproduksi dari tumbuhan berbunga.Biji berisi sebuah embrio tumbuhan, tutup pelindung dan cadangan makanan yang digunakan oleh embrio untuk hidup.Pada biji rumput-rumputan hanya ada satu kotiledon yang tidak seperti daun.Pada gulma berdaun lebar terdapat dua kotiledon yang nampak menyerupai daun.Dalam kotiledon ada cadangan makanan yang terkandung dalam embrio yang membentuk cadangan makanan yang khas yang disebut endosperm.Dalam biji yang perlu diperhatikan adalah ukuran biji, bentuk permukaan biji, ukuran Laporan Tugas Akhir 25 embrio, kedudukan dan bentuk serta ada tidaknya endosperm.Secara umum, gulma memproduksi biji cukup banyak.Sifat inilah sebagai salah satu sebab mengapa gulma dapat bertahan hidup dimana-mana dalam segala keadaan. 2.4.4. Kerugian yang ditimbulkan olehgulma pada tanaman kelapa sawit Menurut Sembodo (2010), ada beberapa kerugian yang ditimbulkan gulma pada tanaman budidaya kelapa sawit antara lain : a) Persaingan dalam memperoleh air Air diserap dari dalam tanah kemudian sebagian besar diuapkan (transpirasi), hanya sekitar 1% saja yang dipakai untuk proses fotosintesis. Untuk setiap kilogram bahan organik, gulma membutuhkan 300 -1900 liter air.Kebutuhan yang besar tersebut hampir dua kali kebutuhan tanaman. b) Persaingan dalam memperoleh unsur hara Gulma menyerap lebih banyak unsur hara dari pada tanaman.Pada bobot kering yang sama gulma mengandung kadar Nitrogen dua kali lebih banyak dari jagung, Fosfat 1,5 kali lebih banyak, Kalium 3,5 kali lebih banyak, Kalsium 7,5 kali lebih banyak dan Magnesium 3 kali lebih banyak. Dari data di atas bahwa gulma membutuhkan unsur hara lebih banyak dari tanaman budidaya. c) Persaingan dalam memperoleh cahaya Dalam keaadaan air dan hara yang cukup untuk pertumbuhan tanaman, maka faktor pembatas berikutnya adalah cahaya matahari. Bila musim hujan, maka berbagai tanaman akan berebut untuk memperoleh cahaya matahari. d) Pengeluaran senyawa beracun (alelopati) Laporan Tugas Akhir 26 Tumbuhan juga dapat bersaing antara sesamanya dengan cara interaksi biokimia, yaitu salah satunya dengan mengeluarkan senyawa beracun, yang akan menyebabkan terganggunya pertumbuhan tanaman lain. Interaksi biokimia antara gulma dan tanaman ini dapat menyebabkan gangguan perkecambahan biji,kecambah jadi abnormal.Adapun persentase penurunan produksi tanaman akibat gulma Imperata cylindrica sekitar 20-75%. Dimana gulma ini tergolong pada gulma klas A pada tanaman kelapa sawit, karet dan kakao, karena gulma ini mempunyai sifat menghasilkan biji, penyebaranya bisa melalui angin dan cepat beradaptasi terhadap kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan sehingga tergolong berbahaya dan harus diberantas, berbeda hal nya dengan gulma Ageratum conyzoides dimana gulma ini tergolong kepada klas D yaitu gulma yang kurang kompetitif, dapat ditolerir, bermanfaat dan keberadaaanya perlu dipertahankan. Gulma ini mempunyai kelompok vegetasi yang kecil dan menghasilkan bunga-bunga lunak yang disukai oleh parasit/predator. Adapun persentase kerugiannya 1,33% bagi tanaman (Utami, 2009). 2.4.5. Metode pengendalian gulma Pengendalian gulma pada prinsipnya merupakan usaha meningkatkan daya saing tanaman pokok dan melemahkan daya saing gulma.Keunggulan tanaman pokok harus menjadi sedemikian rupa sehingga gulma tidak mampu mengembangkan pertumbuhannya secara berdampingan atau pada waktu bersamaan dengan tanaman pokok (Rogomulyo, 2012). Menurut Sembodo (2010), Terdapat beberapa metode/teknik pengendalian gulma yang dapat dipraktekkan di lapangan antara lain : Laporan Tugas Akhir 27 a) Pengendalian secara preventif atau pencegahan Tindakan paling dini dalam upaya menghindari kerugian akibat invasi gulma adalah pencegahan (preventif). Pencegahan dimaksud untuk mencegah pertumbuhan dan penyebaran gulma agar pengendalian dapat dikurangi atau ditiadakan. Pencegahan sebenarnya merupakan langkah yang paling tepat karena kerugian yang sesungguhnya pada tanaman budidaya belum terjadi.Pencegahan biasanya lebih murah, namun demikian tidak selalu lebih mudah.Pengetahuan tentang cara-cara penyebaran gulma sangat penting jika hendak melakukan dengan tepat(Sembodo, 2010). b) Pengendalian secara mekanis/fisik Pengendalian gulma secara mekanis adalah tindakan pengendalian gulma dengan menggunakan alat-alat sederhana hingga alat-alat mekanis berat. Tujuan penerapan metode ini adalah untuk merusak fisik atau bagian tubuh gulma sehingga pertumbuhannya terhambat atau bahkan mati (Sembodo, 2010). c) Pengendalian secara kultur teknis/ekologik Menurut Sembodo (2010) pengendalian kultur teknis merupakan cara pengendalian gulma dengan menggunakan praktek-praktek budidaya. Metode pengendalian ini bertujuan untuk memanipulasi ekologi atau lingkungan sehingga pertumbuhan gulma tertekan. Upaya- upaya manipulasi ekologi ini seperti penanaman jenis tanaman yang cocok untuk suatu tanah, penanaman rapat agar tajuk tanaman segera menutup ruang kosong merupakan cara yang efektif untuk Laporan Tugas Akhir 28 menurunkan gulma dan menggunakan tanaman penutup tanah atau LCC (legume cover crops). d) Pengendalian secara hayati Pengendalian hayati merupakan metode yang paling layak dan sekaligus paling sulit dipraktekkan karena memerlukan derajat ketelitian tinggi dan serangkaian test dalam jangka waktu panjang (bertahun-tahun) sebelum suatu organ pengendali hayati dilepas untuk pengendalian suatu species gulma. Metode pengendalian secara hayati bertujuan untuk menekan populasi gulma dengan menggunakan organisme seperti serangga, kumbang, mikroba dan ikan (Sembodo, 2010). e) Pengendalian gulma secara terpadu Pengendalian gulma secara terpadu yaitu pengendalian gulma dengan menggunakan beberapa cara secara bersamaan dengan tujuan untuk menekan jumlah biji yang dihasilkan gulma, jumlah gulma yang muncul, dan tingkat kompetisi sebagai konsekuensi interaksi gulma yang akhirnya mendapatkan hasil sebaik-baiknya. Pendekatan metode ini dapat dilakukan dengan cara penggunaan jenis tanaman yang tahan terhadap organisme pengganggu, dan praktik budidaya tanaman yang tepat, misalnya pengairan yang teratur dan terkendali serta pengolahan tanah yang baik (Sembodo, 2010). c) Pengendalian secara kimia Pengendalian gulma dengan menggunakan senyawa kimia akhir-akhir ini sangat diminati, terutama untuk lahan pertanian yang cukup luas.Penggunaan Laporan Tugas Akhir 29 senyawa kimia diterapkan karena cepat dan tidak rumit.Pengendalian gulma secara kimiawi adalah pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida. Yang dimaksud dengan herbisida adalah senyawa kimia yang digunakan untuk mengendalikan gulma dengan cara menghambat pertumbuhan atau mematikan tanpa mengganggu tanaman pokok, sehingga semakin pesatnya penggunaan herbisida. Macam herbisida yang dipilih bisa kontak maupun sistemik, dan penggunaannya bisa pada saat pratanam, pratumbuh atau pasca tumbuh.Keuntungan pengendalian gulma secara kimiawi adalah cepat dan efektif, terutama untuk areal yang luas.Beberapa segi negatifnya ialah bahaya keracunan tanaman, mempunyai efek residu terhadap alam sekitar dan sebagainya.Sehubungan dengan sifatnya ini maka pengendalian gulma secara kimiawi ini harus merupakan pilihan terakhir apabila cara-cara pengendalian gulma lainnya tidak berhasil (Sembodo, 2010). 2.4.6. Klasifikasi herbisida Menurut Sembodo (2010) herbisida yang dapat digunakan untuk pengendalian gulma diklasifikasikan berdasarkan berbagai kategori, yaitu : 1. Berdasarkan cara kerjanya, yaitu: a) Herbisida kontak (tidak ditranslokasikan) Herbisida kontak adalah herbisida yangcara kerjanya dilakukan dengan cara mematikan langsung jaringan-jaringan atau bagian gulma yang terkena larutan herbisida, karena sifat herbisida ini tidak ditranslokasikan atau tidak dialirkan dalam tubuh gulma. b) Herbisida sistemik (ditranslokasikan) Laporan Tugas Akhir 30 Herbisida sistemik adalah herbisida yang diserap dan di translokasikan ke seluruh bagian atau jaringan gulma sehingga setelah satu minggu pemakaian gulma akan layu, kering, dan mati. 2. Berdasarkan waktu pemakaiannya, yaitu: a) Herbisida pratumbuh Herbisida pratumbuh adalah herbisida yang digunakan pada saat gulma belum tumbuh. Herbisida jenis ini bekerja dengan cara mematikan biji-biji gulma yang akan berkecambah didalam maupun di atas permukaan tanah. Adapun contoh-contoh herbisida pratumbuh adalah: Bimaron 80 WP Ustinex 80 WP Diuron 80 WP b) Herbisida purnatumbuh Herbisida purnatumbuh adalah herbisida yang digunakan setelah gulma tumbuh. Herbisida jenis ini biasanya diaplikasikan secara langsung dengan menyemprotkanya ke arah gulmasasaran, terutama daun yang masih muda dan berwarna hijau. Selain dengan penyemprotan herbisida purnatumbuh dapat diaplikasikan dengan cara pengusapan dan pengolesan. Contoh- contoh herbisida purnatumbuh adalah: Indamin 720 HC Gramoxone Garlon 480 AS Roundup Laporan Tugas Akhir 31 a) Berdasarkan kombinasi bahan aktif, yaitu: a. Herbisida tunggal Herbisida tunggal adalah jenis herbisida yang hanya terdiri atas satu jenis bahan aktif.Efektivitas herbisida jenis ini hanya terbatas pada satu golongan tertentu (gulma berdaun sempit atau berdaun lebar saja) sehingga pada dosis tertentu spektrum pengendaliannya menjadi sangat sempit. b. Herbisida campuran Herbisida campuran adalah jenis herbisida yang terdiri atas dua jenis atau lebih bahan aktif.Campuran dua atau lebih bahan aktif dalam formulasi yang diproduksi oleh formulator disebut premix.Pencampuran dua atau lebih bahan aktif dalam satu formulasi harus bersifat sinergis sehingga reaksi yang terjadi tidak bertentangan. 2.5. Organisasi Pengendalian Gulma Menurut (Risza, 2010) manajemen perkebunan merupakan ilmu dan seni mengelola sumber daya manusia, sumber daya alam, keuangan, material, mesin, pemasaran, metode, waktu dan informasi secara efisien atau efektif agar memberi hasil yang maksimum.Berbicara manajemen berarti setiap unsur-unsur atau faktor-faktor manajemen harus direncanakan, diorganisir, diarahkan /digerakkan, serta dikontrol secara profesional dan terpadu sehingga tercapai tujuan yang ditetapkan. Laporan Tugas Akhir 32 1.) Fungsi perencanaan (Planning) Seorang pimpinan harus mampu membuat rencana yang menyangkut tugasnya untuk mengantisipasi kemungkinan yang akan terjadi dan memformulasikan keputusan-keputusan yang mendasar. Fungsi ini meliputi kegiatan membuat program kerja, sasaran, jadwal, waktu, anggaran, prosedur dan kebijakan (Risza, 2010). 2.) Fungsi organisasi (Organization) Menurut (Risza, 2010)pimpinan harus mampu menempatkan dan mengatur tugas-tugas pokok setiap lini organisasi secara efektif, efisien dan produktif. Fungsi ini meliputi kegiatan pengembangan struktur organisasi, pendelegasian wewenang dan tanggung jawab serta penciptaan iklim kerja sama. Dalam pelaksanaan pengendalian gulma, diperlukan organisasi kerja yang tersusun rapi agar diperoleh hasil yang baik.Beberapa hal yang penting dalam organisasi kerja adalah sistem organisasi, kebutuhan tenaga kerja, peralatan, dan bahan, pembagian acak, pengawasan, serta pembinaan tenaga kerja.Sistem organisasi yang membentuk satu organisasi spraying pada setiap divisi yang dipimpin oleh mandor spraying dan diawasi oleh asisten divisi. Keuntungan sistem desentralisasi ini adalah dapat bekerja setiap saat dibutuhkan, rotasi penyemprotan dapat lebih tepat waktu, dan tidak memerlukan transportasi khusus untuk mobilisasi karyawan, peralatan kerja, dan bahan-bahan karena jarak ke lokasi relatif lebih dekat, berdasarkan pengalaman (Risza, 2010). Laporan Tugas Akhir 33 3.) Fungsi pelaksanaan (Actuating) Pimpinan harus mampu menggerakkan dan mengarahkan seluruh aspek manajemen yang meliputi kepegawaian dalam mengelola sumber daya manusia secara optimum termasuk kemampuan teknis dalam mengoperasionalkan unsurunsur manajemen.Fungsi ini meliputi kegiatan, pemecahan masalah/ pengambilan keputusan, komunikasi, memotivasi bawahan, seleksi tenaga kerja dan pengembangan sumber daya manusia (Risza, 2010). 4.) Fungsi pengawasan (Controlling) Menurut (Risza, 2010)berpendapat bahwa seorang pimpinan harus mampu mengadakan pengawasan kuantitas, waktu dan biaya terhadap pekerjaan yang sedang berlangsung maupun pekerjaan yang telah selesai dikerjakan. Fungsi ini meliputi kegiatan, menetapkan standar kerja, mengukur prestasi kerja, mengoreksi hasil kerja dan memprediksi prestasi kerja yang akan datang.Untuk memudahkan pengawasan, setiap kegiatan penyemprotan harus dibuatkan laporan pekerjaan dan peta kerja mengenai penggunaan bahan-bahan, tenaga kerja, peralatan, prestasi kerja, lokasi kerja, dan hal-hal lain yang diperlukan. Kelengkapan laporan dan peta kerja akan sangat membantu proses pengawasan maupun pembuatan rencana kerja selanjutnya. Dalam proses pengawasan, hal yang terpenting adalah tindakan kelanjutan pekerjaan agar pekerjaan pengendalian gulma benar-benar tuntas. Laporan Tugas Akhir 34 III. METODOLOGI PELAKSANAAN 4.1. Tempat dan Waktu Kegiatan tugas akhir ini dilaksanakan di PT. Agra Masang Perkasa Plantation Unit-II (AMP-II) Tapian Kandis, Agam Sumatera Barat, selama ± 3 bulan dimulai dari tanggal 16 Maret sampai dengan tanggal 13 Juni 2015. 4.2.Metode Pelaksanaan Untuk memperoleh data tentang pengendalian gulma baik yang dilakukan secara manual maupun kimia di PT. Agro Masang Perkasa (AMP) Unit II Plantation, yang menyangkut aspek teknis lapangan dan aspek manajemennya maka dilakukan dengan mengikuti kegiatan pengendalian gulma di lapangan dengan metode dibawah ini : 1.) Bekerja,Setiap kegiatan pengendalian gulma yang telah disepakati oleh pembimbing lapangan diutamakan dapat dikerjakan oleh masing-masing mahasiswa serta ditentukan prestasi kerjanya. Dalam melaksanakan pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan bergabung bersama karyawan atau tersendiri sesuai dengan kondisi di perusahaan serta atas persetujuan/perintah pembimbing Lapang. 2.) Pengamatan, Kegiatan pengamatan dilakukan apabila sesuai dengan kondisi dan pertimbangan Pembimbing Lapang suatu pekerjaan tidak dapat dilakukan oleh mahasiswa mengingat faktor keselamatan, ketersediaan alat dan sebagainya. 3.) Diskusi, Kegiatan diskusi dilakukan khususnya untuk kegiatan-kegiatan yang tidak dilakukan pada perusahaan tersebut pada saat pelaksanaan tugas Laporan Tugas Akhir 35 akhir atau kegiatan - kegiatan lain yang dianggap perlu menurut pembimbing lapang untuk didiskusikan. Dalam mengikuti kegiatan di lapangan pengendalian gulma secara kimia dilakukan dengan kegiatannya yaitu circle spraying dan parth spraying yang dilakukan secara bersamaan untuk seluruh phase I, Sedangkan untuk pengendalian gulma secara manual kegiatan yang dilakukan yaitu dongkel anak kayu dan kegiatan oles anak kayu, Sedangkan dalam memperoleh data tentang manajemennya dilakukan dengan diskusi dengan Mandor pemeliharaan, Asisten maintenance dan Ka Phase serta administrasi kantor PT. Agro Masang Perkasa Plantation Unit II. 4.3.Pengumpulan Data dan Informasi Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. a. Data Primer Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung ke lapangan dan diskusi langsung dengan Karyawan, Mandor, Asisten, Ka Phase, dan Pimpinan Unit / Divisi Manager serta pihak yang terkait dengan laporan ini dan masalah-masalah lain yang ada hubungannya dengan perusahaan serta data yang berasal dari PT. Agro Masang Perkasa (AMP) Unit II Plantation dalam bentuk buku panduan dan penunjang. b. Data Sekunder Data sekunder diperoleh pengambilan data yang diambil dikantor besar kebun AMP (Agro Masang Perkasa), informasi yang dikumpulkan diantaranya berupa data jenis – jenis gulma yang dominan di kebun AMP dengan metode Laporan Tugas Akhir 36 kuadran atau dikenal juga Summed Dominance Ratio (SDR).SDR menggambarkan kemampuan gulma untuk menguasai sarana tumbuh yang ada.Semakin besar nilai SDR, maka semakin dominan gulma tersebut.Nilai-nilai tersebut bertujuan untuk memberi informasi akurat tentang dominasi gulma yang ada di PT. AMP (Agro Masang Perkasa), serta hal tersebut dilakukan untuk menentukan langkah-langkah agar pengendalian gulma yang dilakukan tepat sasaran. Hasil analisis vegetasi gulma juga dapat digunakan sebagai dasar penentuan penggunaan jenis dan dosis herbisida yang akan diaplikasikan untuk pengendalian secara kimia. Adapun jenis gulma yang dominan di PT. Agro Masang Perkasa-II (Phase 1), yaitu Asystasia intrusa, Borreria latifolia, Ageratum conyzoides, Eleusine indica, Sida acuta dan Cuphea balsamina dan sawit liar.Pengumpulan data sekunder diperoleh dari studi literatur dan mempelajari laporan manajemen (arsip kebun, laporan bulanan, dan laporan tahunan serta dokumentasi kebun. 4.4.Analisis Data dan Informasi Hasil dari kegiatan magang digunakan sebagai bahan analisis untuk bahan tugas akhir yang ditekankan pada aspek tehnis kegiatan dan manajemen pengendalian gulma. Analisis data dan informasi yang dimaksud adalah mencakup alasan atau dasar pihak perusahaaan menerapkan aspek kegiatan dan manajemen pengendalian gulma berikut dengan aspek biaya yang menunjang kegiatan tersebut. Laporan Tugas Akhir 37 IV. KEADAAN UMUN PERUSAHAAN 4.1.Letak Geografis Kegiatan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) dilakukan di PT. Agra Masang Perkasa Plantation Unit II (PT. AMP-II) yang termasuk dalam kelompok Wilmar Group, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat. Secara geografis kebun ini terletak pada titik koordinat antara 00o09'30,2’ LS dan 99o55'13,4” BT. 4.2.Keadaan Iklim dan Tanah 4.2.1. Keadaan iklim Tabel 1. Data curah hujan dan hari hujan 1 tahun terakhir (2014) di PT. Agro Masang Perkasa Plantation Unit II (AMP-II). Curah Hujan 5 Tahun Terakhir (2010 - 2014) Curah Hujan Hari Hujan Bulan Total CH Rata-rata CH Total HH Rata-rata HH Jan 688 344 Feb 290 145 Mar 735 368 Apr 899 450 Mei 504 252 Juni 138 138 Juli 188 188 Ags 154 154 Sep 270 270 Okt 580 580 Nov 518 518 Des 234 234 Total 5.198 3.641 Rata-rata 433,167 301,167 Sumber : PT. Agra Masang Perkasa-1 (AMP-1) Laporan Tugas Akhir 30 17 30 36 37 14 11 13 17 23 24 16 268 22 15 9 15 18 19 14 11 13 17 23 24 16 194 16 38 4.2.2 Tanah Jenis tanah di PT. Agra Masang Perkasa Plantation Unit II (AMP-II) yang termasuk dalam kelompok Wilmar Group adalah aluvial dan organosol. Tanah aluvial atau tanah endapan banyak terdapat didataran rendah. Tanah aluvial merupakan tanah muda hasil pengendapan material halus aliran sungai. Ciri utama tanah aluvial berwarna kelabu dengan tekstur tanah liat atau liat berpasir. Kesuburan tanah aluvial tergantung pada sumber bahan asal aliran sungai. Sedangkan Organosol merupakan jenis tanah yang terbentuk akibat adanya pelapukan- pelapukan bahan organik. Organosol dibedakan menjadi dua yaitu tanah humus dan tanah gambut. Tanah humus adalah tanah hasil pelapukan dan pembusukan bahan organik khusunya daru tanaman yang sudah mati, sedangkan tanah gambut adalah tanah hasil pembusukan bahan-bahan organik dimana tanah ini kurang subur untuk pertanian. Ciri-ciri tanah aluvial yang terdapat pada lahan PT. AMP-II sebagai berikut: 1.) Berwarna hitam dan dan memilki tingkat kesuburan sedang. 2.) Tekstur tanahnya liat atau liat berpasir. 3.) Mempunyai konsistensi keras waktu kering dan teguh pada waktu lembab. 4.) Permeabilitas umumnya lambat dan tanah peka terhadap erosi. 5.) Keasaman atau pH lebih rendah dari 6,5. Ciri-ciri tanah organosol (tanah gambut) yang terdapat pada lahan PT. AMPII sebagai berikut: 1.) Tanah gambut berwarna hitam. Laporan Tugas Akhir 39 2.) Memiliki tesktur lunak dan basah. 3.) Memiliki tanah yang kurang subur. 4.) Memiliki pH atau tingkat keasaman 6-7. 5.) Memiliki kemampuan menyerap air tinggi, dan mudah tererosi.. 4.3. Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan PT. Agra Masang Perkasa(AMP) adalah salah satu perusahaan Swasta Nasional.PT. Agra Masang Perkasa (AMP) berdiri 5 April 1994. PT. AMP Plantation mempunyai luas kebun 9.226,42 Ha sesuai dengan SK HGU dari Mentri Negara Agraria/Ka BPN Pusat dengan SK HGU Nomor: 102/HGU/BPN1997, SK HGU Nomor: 13/HGU/PBN-2000, Nomor: 29/HGU/BPN99/A/21 dan Nomor 14-540.1-23-2004. Yang dilengkapi dengan Sertifikat HGU Nomor:09Tanggal 29 Oktober 1997, Nomor: 10 Tanggal 29 Oktober 1997, Nomor:15 Tanggal 23 Agustus 2000, Nomor: 11, Tanggal 31 Maret 2004, Nomor:12 Tanggal Maret 2004, Nomor 01 Tanggal Maret 2004, dengan luas tertanam 7.362 Ha. Dan insfratruktur 1.435 Ha dengan total luas lahan keseluruhan8.797 Ha. PT. AMP Plantation memiliki pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) di atas tanah seluas 200.900 M2 yang berlokasi di Jorong Tapian Kandis Kecamatan Palembayan Kabupaten Agam Sumatera Barat dengan SK Bupati Agam Nomor: 125/IMB/BA/1994 tertanggal 22 Desember 1994 dan Nomor: 11/IMB/2005.Tanggal 13 September 2005Kapasitas PKS PT. AMP Plantation 80 Ton/jam. PKS PT. AMP Plantation beroperasi sejak Bulan September 1996 untuk pengolahan Buah Kelapa Sawit (CPO) dan dikembangkan untuk pengolahan inti Laporan Tugas Akhir 40 sawit dengan istilah Lain Kernel Crushing Plant (KCP) yang menghasilkan Palm Kernel Oil (PKO) pada tahun 2005. PT. Agra Masang Perkasa Plantation Unit II (AMP-II) adalah salah satu perusahaan swasta yang bergerak dalam perkebunan kelapa sawit dan pengolahan pabrik kelapa sawit, yang berstatus Penanaman Modal Asing (PMA) dengan produk berupa tandan buah segar dari perkebunan kelapa sawit dan Crude Palm Oil (CPO) serta Palm Kernel Oil (PKO) dari pabrik kelapa sawit. Pada PT. AMPII disajikan sebagai berikut ini: Penggunaan lahan dan luasannya disajikan secara rinci dapat dilihat pada lampiran 1. Perumahan Phase I AMP - II : 3 Ha Perumahan Staff, kantor, Store, Bengkel, TK, Klinik, Fertilizer : 4 Ha Perumahan Phase I patok 13.000 AMP- II Perumahan Phase II Tower Tanaman menghasilkan : 3 Ha : 2 Ha : 2.005,84 Ha 4.4.Keadaan Tanamandan Produksi Tanaman kelapa sawit yang diusahakan di PT. AMP-II adalah jenis Tenera yang dihasilkan oleh Lembaga Penelitian Perkebunan Marihat.Jarak tanam yang digunakan adalah 9m x 9m x 9m dan standar populasi per hektar adalah 122 pokok.Luas areal yang dikelola kebun Agra Masang Perkasa Plantation Unit II (AMP -II) adalah 2.505,80 Ha. Kebun Agra Masang Perkasa Plantation Unit II (AMP-II) ini terdiri dari 2 Phase yang masing-masing luasnya yaitu: Laporan Tugas Akhir 41 Phase I : 1.087,36 Ha (tahun tanam 1994, 1995, 1996, 1997, 1998, dan 1999). Phase II : 1.418,44 Ha (tahun tanam 1995, 1996, 1997, 1998, 1999, 2000, dan 2001). Produksi kelapa sawit di AMP-II rata-rata adalah 27 ton/ha/tahun. 4.5.Manajemen Pengendalian Gulma di PT. AMP-II 4.5.1. Perencanaaan Aspek perencanaan untuk pengendalian gulma pada PT. Agro Masang Perkasa- II dihasilkan dari Estate Maneger berserta seluruh staff yang ada dengan merencanakan kebutuhan alat, bahan, tenaga kerja yang dibutuhkan yang disesuaikan dengan budget dari pusat yang ditetapkan oleh Direktorat Pengembangan Produksi dan Kontrol PT. Wilmar Group. Adapun pengendalian gulma yang dilakukan yaitu pengendalian gulma secara manual dan kimia. Pelaksanaan disusun sebelum kegiatan di lapangan dilaksanakan, hal ini berguna sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan yang akan dilaksanakan. 4.5.2. Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan 1.) Ketenagakerjaaan Jumlah karyawan kebun Agra Masang Perkasa Plantation Unit II adalah sebanyak 732 orang yang terdiri dari 35 orang staff, 218 orang karyawan harian tetap, dan 479 orang karyawan harian lepas.Bentuk struktur organisasinya berbentuk segitiga dan tipe organisasinya adalah organisasi lini, staf dan fungsional.Untuk struktur organisasi dapat dilihat pada lampiran 2. Laporan Tugas Akhir 42 2.) Uraian Struktur Organisasi Organisasi merupakan pengelompokan orang-orang (pekerja) yang memiliki pekerjaan yang sama serta tujuan yang sama. Organisasi dalam PT.Agra Masang Perkasa- II sangat penting untuk dilaksanakan, sehingga masing-masing orang (pekerja) dapat bekerja sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya. Struktur organisasi harus dijalankan secara baik dan benar akan memberikan hasil yang memuaskan dan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.PT. Agra Masang Perkasa II Plantation mempunyai stuktur organisasi berbentuk garis dimana kekuasan tertinggi di pegang oleh manajer perkebunan yang dibantu oleh ka. phase dan para staff yang membawahi mandor dan pekerja. Untuk mengoptimalkan struktur organisasi,PT. Agro Masang Perkasa- II menyusun dan menjalankan sistem organisasi yang terdiri atas tugas, tanggung jawab dan wewenang dari masing-masing personil yang terdapat dalam struktur Organisasi, sehingga setiap pekerja memiliki target dan job discription masing-masing. Adapun uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang di PT. Agra Masang perkasa Plantation Unit-II (AMP-II) sebagai berikut : A. Pimpinan Unit/ Divisi Manager a. Tugas pokok Memimpin satu unit aktifitas kebun seluas 2.000-4.000 Ha dengan melakukan perencanaan, pengawasan, pengendalian dan pengorganisasian serta melakukan evaluasi dan analisa hasil kerja baik operasional lapangan maupun administrasi keuangan/pembukuan serta fungsi pelaporan manajemen sistem Laporan Tugas Akhir 43 manajemen mutu dan lingkungan dan Roundtable on Sustainable Palm Oil(RSPO) serta sistem manajemen lainnya. b. Tanggung jawab Merencanakan kegiatan pembukaan lahan, penanaman, pemeliharaan, produksi (panen) TBS secara tepat, benar, efektif dan efisien dalam mewujudkan produktifitas kerja maksimal. Memastikan hasil kerja yang optimal, berkualitas, dan mampu menghindari kerja yang berulang. Mengkoordinir, membina dan mengembangkan potensi kerja bawahan untuk mencapai hasil kerja maksimal dan berkualitas. Membuat (mencatat) aktifitas kegiatan/ pekerjaan. B. Ka. Phase/ Asisten kepala a. Tugas pokok Memimpin satu phase aktifitas kebun seluas 1.000-1.500 Ha dengan melakukan perencanaan, pengawasan, pengendalian dan pengorganisasian serta melakukan evaluasi dan analisa hasil kerja baik operasional lapangan maupun administrasi untuk peningkatan produktifitas kerja sesuai dengan sistem manajemen mutu dan lingkungan dan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) serta sistem manajemen lainnya. Laporan Tugas Akhir 44 b. Tanggung jawab Merencanakan kegiatan pembukaan lahan, penanaman, pemeliharaan, produksi (panen) TBS secara tepat, benar, efektif dan efisien dalam mewujudkan produktifitas kerja maksimal. Memastikan hasil kerja yang optimal, berkualitas, dan mampu menghindari kerja yang berulang. Mengkoordinir, membina dan mengembangkan potensi kerja bawahan untuk mencapai hasil kerja maksimal dan berkualitas. Membuat (mencatat) aktifitas kegiatan/ pekerjaan serta melaporkan hasilnya ke atasan. Melakukan evaluasi dan analisa kegiatan usaha pengelolaan kebun sebagai upaya untuk mencapai hasil kerja yang lebih baik. Detail job description ditetapkan oleh atasan/pimpinan sesuai dengan struktur organisasi perusahaan. C. Asisten Maintenance/ Staf pemeliharaan a. Tugas pokok Bertugas dan bertanggung jawab serta memiliki wewenang dalam seluruh kegiatan pengelolaan kebun seluas ± 500 ha dan membantu officer dan adm sesuai petunjuk teknis yang dengan sistem manajemen mutu dan lingkungan dan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) serta sistem manajemen lainnya. Laporan Tugas Akhir 45 b. Tanggung jawab Melaksanakan kegiatan pembukaan lahan, penanaman, pemeliharaan, produksi (panen) TBS secara tepat, benar, efektif dan efisien dalam mewujudkan produktifitas kerja maksimal. Melakukan pengawasan terhadap pekerjaan yang dilakukan bawahannya di lapangan. Memastikan hasil kerja yang optimal, berkualitas, dan mampu menghindari kerja yang berulang. Mengkoordinir, membina dan mengembangkan potensi kerja bawahan untuk mencapai hasil kerja maksimal dan berkualitas. Membuat (mencatat) aktifitas kegiatan/ pekerjaan serta melaporkan hasilnya ke atasan. Melakukan evaluasi dan analisa kegiatan usaha pengelolaan kebun sebagai upaya untuk mencapai hasil kerja yang lebih baik. Detail job description ditetapkan oleh atasan/pimpinan sesuai dengan struktur organisasi perusahaan. D. KTU (Kepala Tata Usaha) a. Tugas Pokok Menangani administrasi kantor kebun. Membuat laporan rutin setiap bulan. Memeriksa laporan yang dibuat bawahannya dengan baik. Laporan Tugas Akhir 46 b. Tanggung jawab Memastikan semua laporan, surat-surat (dan tembusannya jika ada), apakah sudah sampai di Kantor Padang sesuai dengan tanggal yang ditetapkan. Mengontrol penggunaan barang-barang/stock stationery, seperti alat tulis, kertas, buku, dll. Mengawasi penggunaan telepon. Memeriksa dan menjaga segala bentuk inventaris, baik inventaris kantor maupun perumahan. Mengarsipkan semua catatan cuti staf. E. DC (Distribusion Center) /Staf transportasi a. Tugas pokok Bertanggung jawab terhadap ketersedian alat, bahan bakar dan tenaga kerja operator untuk setiap kegiatan pembibitan, pembukaan lahan, penanaman, perawatan kebun dan panen dengan sistem manajemen mutu dan lingkungan dan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) serta sistem manajemen lainnya. F. Kepala gudang a. Tugas pokok Bertanggung jawab terhadap ketersediaan alat dan bahan yang dibutuhkan oleh setiap kegiatan yang akan dilakukan baik kegiatan pembibitan, pembukaan lahan, penanaman, perawatan kebun dan panen dengan sistem manajemen mutu dan lingkungan dan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) serta sistem manajemen lainnya. Laporan Tugas Akhir 47 a. Tanggung jawab Menyediakan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan yang akan dilakukan. Melakukan pengawasan pengambilan bahan di gudang. Membuat laporan pengambilan bahan untuk setiap harinya. G. PGA (Personal dan General Affair) a. Tugas pokok Bertanggung jawab dalam menjalin hubungan baik kepada pihak eksternal seperti pihak kecamatan dan juga bertanggung jawab dalam pengurusan dokumen-dokumen untuk kepentingan internal perusahaan, seperti pengurusan izin perpanjangan kerja karyawan. b. Tanggung jawab Memenuhi semua kebutuhan operasional pada internal perusahaaan, seperti penyediaan fasilitas dan alat-alat kantor Menjaga dan mendata dan merawat seluruh asset perusahaan D. Mandor a. Tugas pokok Bertanggung jawab terhadap pengawasan secara efisien terhadap kelompoknya dalam hal tugas yang berhubungan dengan pembibitan, pembukaan lahan, penanaman, perawatan kebun dan panen dengan sistem manajemen mutu dan lingkungan dan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) serta sistem manajemen lainnya. Laporan Tugas Akhir 48 b. Tanggung jawab Melakukan implementasi program kerja yang telah disepakati berdasarkan pada keadaan fisik, waktu, mutu, dan efisiensi. Melakukan pengawasan terhadap kelompoknya untuk tercapainya target sesuai dengan standar dengan menggunakan sumber daya manusia dan fisik secara efektif. Memimpin kelompoknya dan memelihara hubungan kerja dan semangat tim didalam kelompoknya ataupun dengan kelompok yang lain. Membuat laporan ke asisten berdasarkan pada produksi, produktifitas dan parameter lainnya sesuai dengan kesepakatan. Memberikan pelatihan dan pengembangan terhadap anak buahnya didalam kelompoknya. Memastikan bahwa tenaga kerja mempunyai peralatan kerja yang sesuai standar untuk mempermudah pelaksanaan tugasnya. Memastikan bahwa kelompoknya menjalankan tugasnya mengacu pada kebijakan dan perundang-undangan yang berlaku tentang lingkungan. Memastikan bahwa kelompoknya menjalankan tugasnya mengacu pada kebijakan dan perundang-undangan yang berlaku tentang kesehatan dan keselamatan. Melakukan pengembangan dan pemeliharaan secara terbuka terhadap hubungan masyarakat sekitar. H. Operator tracktor Bertanggung jawab membawa alat transportasi yang dibutuhkan saat melakukan kegiatan baik pembibitan, pembukaan lahan, penanaman, perawatan Laporan Tugas Akhir 49 kebun dan panen dengan sistem manajemen mutu dan lingkungan dan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) serta sistem manajemen lainnya. I. Pekerja Bertanggung jawab melakukan kegiatan dengan baik dan benar sesuai dengan arahan. Target dan tujuan yang ingin di capai perusahaan baik kegiatan pada pembibitan, pembukaan lahan, penanaman, perawatan kebun dan panen dengan sistem manajemen mutu dan lingkungan dan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) serta sistem manajemen lainnya. 4.5.3. Fasilitas dan Kesejahteraan Karyawan 4.5.3.1. Sistim penggajian/upah Pada dasarnya ada dua sistem penggajian yang bisa digunakan, dimana tergantung pada masing-masing sifat pekerjaan, kondisi medan kerja dan kualitas mental dari tenaga kerja yaitu : a) Sistem harian tetap, dipilih jika hasil kerja per hari dapat diukur dengan pasti dan tenaga kerja memiliki disiplin kerja yang bagus. b) Sistem borongan, dipilih jika hasil kerja per hari tidak dapat diukur pasti dan tenaga kerja memiliki disiplin kerja yang rendah. Sedangkan untuk kriteria pembayaran komponen upah adalah sebagai berikut: 1.) Upah pokok : Upah karyawan harian dalam 1 hari kerja adalah Rp. 64.600 Upah pemanen adalah harga BJR (berat jajang rata-rata) x jumlah tandan Upah knek/tukang muat 12.500/ton Laporan Tugas Akhir 50 SPK(Surat Perintah Kerja) diberi fee sebesar Rp. 10 setiap Kg TBS yang dipanen oleh anggotanya. Dibayar dua kali lipat jika bekerj pada hari libur dantTidak dibayar jika tidak bekerja baik pada hari kerja maupun hari libur. 2.) Bonus, Lembur, dan Tunjangan a) Bonus/jasa produksi/insentive Dengan memperhatikan kondisi liquiditas usaha dan keuangan perusahaan, maka perusahaan akan berusaha memberikan bonus/jasa produksi/insentive tahunan yang jumlahnya ditetapkan berdasarkan kemampuan perusahaan dengan memperhatikan penilaian prestasi kerja. Bonus merupakan kebijakan perusahaan yang diatur dan ditetapkan lebih lanjut dalam surat keputusan direksi. Bonus hanya diterima oleh karyawan tetap dengan sistem penggajian bulanan yang pada saat pembagian bonus masih dalam status karyawan, dan khusus diberikan serta diutamakan bagi karyawan yang dalam sistem penggajiannyatidak memperhitungkan upah lembur/premi. b) Tunjangan jabatan Tunjangan jabatan diberikan kepada karyawan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya sesuai keputusan direksi. Besarnya tunjangan jabatan disesuaikan dengan fungsi dan bobot tugas serta tanggung jawabyang diembannya dan ditetapkan berdasarkan putusan direksi. c) Tunjangan transport/BBM Laporan Tugas Akhir 51 Tunjangan transport diberikan kepada karyawan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya yang ditetapkan berdasarkan keputusan direksi. Besarnya tunjangan transport disesuaikan dengan lingkup tugas dan tanggung jawab yang diemban karyawan, dan ditetapkan berdasarkan keputusan direksi. Tunjangan BBM diberikan kepada staff yang karena tugas dan tanggung jawabnya menghendaki menggunakan kendaraan bermotor yang besarnya ditetapkan dengan mempedomani tingkat harga BBM yang berlaku dan ditetapkan dengan keputusan direksi. d) Tunjangan hari raya Seiap tahun kepada karyawan akan dibayarkan Tunjangan Hari Raya (THR) keagamaan dan besarnya akan diatur sesuai dengan peraturan dan keputusan/ketetapan menteri tenaga kerja. Pembayarannya seperti tersebut pada ayat 1 (satu) diatas seluruhnya dilakukan 15 (lima belas) hari menjelang atau sebelum hari raya keagamaan. Bagi karyawan yang masih berstatus bekerja dan yang telah mempunyai masa kerja tiga bulan tetapi kurang dari satu tahun diberikan THR yang dihitung secara proporsional mempedomani ketetapan pemerintah/ keputusan menteri tenaga kerja. 3.) Fasilitas Umum dan Khusus Fasilitas umum yang diberikan kepada semua karyawan dan Staff berupa air, rumah, listrik, mesjid, klinik, sekolah, bus untuk transportasi anak sekolah dan Laporan Tugas Akhir 52 sarana olah raga.Fasilitas khusus diberikan kepada staff berupa motor untuk Asisiten dan mobil untuk pimpinan/Manager. 4.) Cuti Karyawan yang sudah bekerja selama 12 (dua belas) bulan terus menerus, berhak atas istirahat tahunan/cuti selama 12 (dua belas) hari kerja. a) Hak cuti/istirahat tahunan mulai timbul/ada, jika karyawan telah bekerja terlebih dahulu selama 12 (dua belas) bulan terus menerus dan untuk itu perusahaan wajib menyampaikan mulai berlakunya hak cuti kepada karyawan. b) Jatuhnya hak cuti tahunan bertepatan dengan tanggal masuk/mulai bekerjanya pekerja pada perusahaan. c) Pekerja yang akan mengambil hak cuti tahunan tersebut harus mengajukan permohonan terlebih dahuu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum melaksanakan cuti, kecuali dalam hal mendesak. d) Pelaksanaan cuti dapat dilaksanakan setelah ada persetujuan dari pimpinan perusahaan. e) Bagi pekerja yang memperpanjang cutinya atanpa pemberitahuan dan seizin perusahaan atau tanpa berita dianggap mangkir, kecuali dalam halhal yang mendesak dan nyang bersangkutan harus dapat menunjukkan bukti-bukti atau alasan-alasan yang tepat. f) Pekerja yang menjalani cuti dan tidak kembali bekerja setelah lewat 5 (lima) hari berturut-turut dari cutinya berakhir tanpa berita, dianggap mengundurkan diri. Laporan Tugas Akhir 53 g) Istirahat/cuti tahunan pada dasarnya harus dijalani secara keseluruhan dan dapat dipecah dalam beberapa bagian, namun mengingat kepentingan kedua belah pihak cuti tahunan dapat dibagi menjadi beberapa bagian yang salah satu bagiannya paling sedikit 6 (enam) hari. h) Selama melaksanakan cuti maka, gaji/upah dibayar penuh. i) Perusahaan dapat menunda permohonan cuti dengan alasan kepentingan kerja yang ada. Penundaan yang dimaksud diberitahukan kepada karyawan secara tertulis dalam waktu 3 (tiga) hari seteah permohonan cuti diterima. j) Hak cuti tidak dapat diganti dalam bentuk uang. k) Hak atas istirahat/cuti tahunan gugur bilamana dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah lahirnya hak cuti tahunan itu pekerja ternyata tidak mempergunakan haknya bukan karena alasan-alasan yang diberikan oleh pengusaha atau karena alasan-alasan tertentu yang disampaikan oleh pekerja kepada pengusaha. l) Pengusaha wajib memberikan kesempatan yang secukupnya kepada pekerja/buruh untuk melaksanakan ibadah yang diwajibkan oleh agamanya (undang-undang ketenagakerjaan Nomor: 13 tahun 2003 pasal 80). 4.5.4.Keselamatan kerja a) Tiap karyawan wajib menjaga keselamatan dirinya sendiri dan wajib memakai peralatan/perlengkapan keselamatan kerja yang telah disiapakan perusahaan, serta wajib mematuhi atau mengikuti dan melaksanakan ketentuan serta syarat-syarat keselamatan dan perlindungan kerja yang berlaku. Laporan Tugas Akhir 54 b) Peralatan dan perlengkapan kerja diberikan berdasarkan sifat dan jenis pekerjaan dari karyawan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang dimaksud dalam program sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja dan mempertimbangkan kemampuan perusahaan. c) Apabila karyawan melihat atau menemukan hal-hal yang dapat menimbulkan bahaya/mengganggu kesehatan dan keamanan kerja, maka karyawan wajib melaporkan ke pimpinan. 4.5.5.Perekrutan, Mutasi, Promosi, dan Transfer Karyawan 4.5.5.1. Perekrutan karyawan a) Sistem dan prosedur penerimaan karyawan Sistem dan prosedur penerimaan karyawan adalah hak mutlak perusahaan yang diatur dalam surat keputusan direksi tanpa adanya diskriminasi terhadap penderita cacat, HIV dan AIDS berdasarkan dengan undang-undang ketenaga kerjaan Nomor : 13 tahun 2003 serta sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan perusahaan. 1.) Masa percobaan Perusahaan berhak memberlakukan masa percobaan yang bersifat tetap bagi karyawan baru paling lama 3 (tiga) bulan. Selama masa percobaan baik perusahaan maupun karyawan berhak melakukan pemutusan hubngan kerja tanpa syarat apapun. Adapun masa percobaan harus dibertahukan secara tertulis kepada calon karyawan yang bersangkutan. Laporan Tugas Akhir 55 2.) Pengangkatan karyawan tetap Karyawan yang telah menyelesaikan hubungan kerja untuk waktu tertentu (sesuai dengan undang-undang yang berlaku) atau masa percobaan, apabila memenuhi persyaratan dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan, maka karyawan tersebut dapat diangkat sebagai karyawan tetap. Pengangkatan sebagai karyawan tetap dinyatakan secara tertulis dalam surat pengangkatan karyawan yang dikeluarkan oleh pimpinan perusahaan. b) Mutasi Tugas 1.) Mutasi tugas seorang karyawan merupakan kebijaksanaan manajemen perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasonal kegiatan perusahaan. 2.) Mutasi tugas dilakukan dalam waktu yang tidak dapat ditetapkan dan dilaksanakan dengan mempertimbangkan kepentingan dan kebuuhan operasional perusahaan maupun demi kepentingan pengembangan karier karyawan. 3.) Mutasi tugas dapat terjadi dilingkup organisasi PT. AMP Plantation maupun ke perusahaan lain dalam kelompok usaha (Afiliasi) PT. AMP Plantation. 4.) Mutasi tugas ditetapkan dengan surat keputusan direksi atau pimpinan perusahaan. 5.) Mutasi tugas keluar tempat kedudukan semula, mendapat upah tetap yang minimal sama dengan upah tetap yang bersangkutan sebelum dimutasi. 6.) Penolakan terhadap mutasi tugas sebagaimana dimaksud pasal ini dikatgorikan sebagai penolakan terhadap perintah kerja yang layak dan dianggap sebagai suatu pelanggaran peraturan perusahaan. Laporan Tugas Akhir 56 7.) Seluruh biaya pemindahan/mutasi yang keluar tempat kedudukan semula adalah tanggung jawab perusahaan dan termasuk keluarga juga ditanggung. 8.) Tata cara dan prosedur pelaksanaan mutasi diatur dan ditetapkan lebih lanjut dalam surat keputusan direksi. 9.) Seorang karyawan/wati dapat dimutasikan baik untuk sementara waktu maupun tetap atas dasar pertimbangan sebagai berikut: Untuk menjamin terpeliharanya pendaya gunaan tenaga kerja yang efisien pada setiap unit organisasi di perusahaan. Untuk penyesuaian jabatan dengan bakat dan kwalifikasi seseorang karyawan/wati. Untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kerja seseorang karyawan/wati. Untuk menjamin kegairahan kerja bagi sesorang karyawan/wati yang sudah jenuh pada suatu jabatan. 3.) Ketentuan-ketentuan bagi karyawan/wati yang dimutasikan sebagai berikut: Semua tunjangan/fasilitas karena jabatan sebelumnya akan hapus secara otomatis mulai semenjak yang bersangkutan dimutasikan. Tunjangan/fasiltas yang berlaku bagi jabatan baru yang dipangkunya, otomatis diberikan kepadanya mulai semenjak yang bersangkutan dimutasikan. Setiap pelaksanaan mutasi harus dilengkapi dengan Job Description yang jelas pada jabatan yang baru. Laporan Tugas Akhir 57 c) Promosi jabatan / golongan Promosi jabatan (kenaikan jabatan) terhadap karyawan ditetapkan sesuai hasil penilaian prestasi kerja dan demi kepentingan strategis perusahaan serta pengembangan karier karyawan dengan kriteria sebagai berikut: Mempunyai dedikasi dan loyalitas pada bidang tugasnya. Bekerja berdasarkan sistem dan metode serta syarat-syarat kerja yang telah ditetapkan Mempunyai kemauan untuk selalu berusaha meningkatkan kemampuan kinerja dan prestasi kerjanya. Selalu bekerja dalam kode etik yang sehat dan dinamis. Mempunyai masa kerja yang cukup untuk dipromosikan. d) Demosi jabatan 1.) Perusahaan dapat mengambil tindakan berupa pencabutan jabatan dari karyawan yang semata-mata melakukan perbuatan yang melanggar peraturan tata tertib kerja, aturan kedisiplinan dan tidak berprestasi. 2.) Demosi jabatan (penurunan Jabatan) terhadap karyawan ditetapkan sesuai hasil penilaian prestasi kerja, yang tata cara dan prosedur pelaksanaannya diatur dan ditetapkan lebih lanjut dalam surat keputusan direksi. 3.) Demosi jabatan tidak mengurangi gaji pokok. 4.6. Pelaksanaan Manajemen Gulma Di PT. AMP- II Pelaksanaan manajemen gulma di PT. AMP- II adalah menyangkut bagaimana mengelola secara efektif dan efisien segenap sumber daya yang ada sedemikian rupa, baik alat, bahan, tenaga kerja, sistem kerja, lingkung dan sebagainya guna mencapai tujuan yang diharapkan, dengan menerapakan fungsi Laporan Tugas Akhir 58 manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi aspek perencanaan (planning), organisasi (organization), pelaksanaan (actuating),dan pengawasan (controling). 4.6.1. Perencanaan Aspek perencanaan untuk pengendalian gulma pada PT. Agro Masang Perkasa- II dihasilkan dari Estate Maneger berserta seluruh staff yang ada dengan merencanakan kebutuhan alat, bahan, tenaga kerja yang dibutuhkan yang disesuaikan dengan budget dari pusat yang ditetapkan oleh Direktorat Pengembangan Produksi dan Kontrol PT. Wilmar Group. Adapun pengendalian gulma yang dilakukan yaitu pengendalian gulma secara manual dan kimia. Pelaksanaan disusun pada awal bulan juni, sebelum kegiatan di lapangan dilaksanakan, hal ini berguna sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan yang akan dilaksanakan 4.6.2. Pengorganisasian Organisasi merupakan pengelompokan orang-orang (pekerja) yang memiliki pekerjaan yang sama serta tujuan yang sama. Organisasi dalam PT.Agro Masang Perkasa- II sangat penting untuk dilaksanakan, sehingga masing-masing orang (pekerja) dapat bekerja sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya. Struktur organisasi harus dijalankan secara baik dan benar akan memberikan hasil yang memuaskan dan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.PT. Agro Masang Perkasa- II menyusun dan menjalankan sistem organisasi yang terdiri atas tugas, tanggung jawab dan wewenang dari masing-masing personil yang terdapat dalam Laporan Tugas Akhir 59 struktur Organisasi, sehingga setiap pekerja memiliki target dan job discription masing-masing. 4.6.3. Pelaksanaan Kegiatan pelaksanaan pada PT. Agra Masang Perkasa- II dilakukan berdasarkan SOP yang telah diberikan dari kantor pusat yang ditetapkan oleh Direktorat Pengembangan Produksi dan Kontrol PT. Wilmar Group. Seluruh kegiatan yang dilakukan pekerja dilapangan harus sesuai dengan standar prestasi yang telah diberikan perusahaan dan harus diselesaikan dengan baik dan benar agar produksi yang perusahaan rencanakan dapat mencapai target yang diinginkan. Selain SOP yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan maka pihak Estate manager dan Ka Phase sudah menyesuaikan biaya yang dibutuhkan sesuai dengan budget yang telah ditetapkan oleh Direksi dari kantor pusat. 4.6.4. Pengawasan Pengawasan merupakan unsur dasar manajemen yang harus dilaksanakan untuk mengetahui hasil pekerjaan yang telah direncanakan, diorganisasikan, dan dilakukan. Pengawasan yang dilakukan PT. Agra Masang Perkasa- II dilaksanakan oleh tingkat tertinggi perusahaan yaitu Estate Maneger sampai tingkat terendah yaitu mandor, dimana pengawas wajib menilai kinerja karyawan di lapangan apakah sudah sesuai dengan standar perusahaan inginkan. Jika dalam pengawasan penilaian kinerja tidak baik maka pihak pengawas wajib menegur secara lisan maupun tulisan dan jika hasil kinerja memuaskan maka pihak pengawas dan merekomendasikan karyawan tersebut untuk mendapatkan premi. Laporan Tugas Akhir 60 Pengawasan dilakukan pada setiap bentuk pekerjaan dalam seluruh unit perkebunan. Laporan Tugas Akhir 61 V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Hasil Kegiatan pengendalian gulma pada tanaman kelapa sawit menghasilkan yang dilakukan mahasiswa berikut dengan analisa biayanya, adalah meliputi kegiatan: Dongkel Anak Kayu( DAK), Circle Spraying dan Parth Spraying, dan selective weeding ( Oles Anak Kayu). Jenis gulma yang dominan di PT Agra Masang Perkasa II disajikan pada lampiran 3. 1.) Dongkel Anak Kayu (DAK) Dongkel anak kayu yang dilakukan di PT. Agra Masang Perkasa-II, kegiatan pengendalian gulma dongkel anak kayu dilakukan secara manual atau metode pengendalian gulma secara mekanis, menurut pihak kebun sudah efisien dan efektif karena jika anak sawit liar didongkel akan lebih cepat matinya dibandingkan secara kimia, dimana jika dilakukan secara kimia akan membutuhkan biaya yang cukup besar karena membutuhkan dosis yang tinggi untuk mematikan anak sawit liar tersebut selain itu juga akan berakibat mencemari lingkungan. Jadi karena telah menimbang baik itu masalah biaya yang akan dikeluarkan, dampak dosis herbisida yang tinggi bagi lingkungan dan tingkat kematian dengan cara mana gulma anak sawit liar ini lebih cepat matinya, maka pihak perusahaaan memilih pengendalian gulma anak sawit liar dilakukan dengan cara mendongkel. Untuk kegiatan dongkel anak kayu gulma yang didongkel yaitu anak sawit liar yang tumbuh pada Piringan dan Pasar Pikul dengan menggunakan parang babat. Dimana parang pada kegiatan ini berfungsi untuk membongkar anak sawit Laporan Tugas Akhir 62 liar sampai pada akar-akarnya (akarnya harus putus) agar mati dan tidak tumbuh lagi, hasil dongkelan diletakan pada gawangan mati. Adapun analisa biaya untuk Dongkel Anak Kayu, meliputi biaya alat dan tenaga kerja yang digunakan pada kegiatan Dongkel Anak kayu di PT.Agra Masang Perkasa- II untuk 1 x aplikasi dalam 1 tahun dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Penggunaan Alat Dongkel Anak Kayu dengan luasan 20,15 Ha No. Nama alat Satuan Jumlah Jumlah Alat yang Terpakai Harga (Rp) Biaya (Rp) 1. Parang* Buah 2 2 60.000 120.000 2. Batu Asah* Buah 2 2 20.000 40.000 JUMLAH 160.000 Keterangan : * = Usia ekonomis 1 tahun Catatan : Jumlah pekerja yang menggunakan alat parang, batu asahsebanyak 2 orang. Kegiatan Dongkel Anak Kayu dilakukan dengan tenaga kerja SKU (Karyawan tetap), dengan harga Rp.64.600/Hk. Adapun tenaga kerja yang dibutuhkan pada kegiatan Dongkel Anak Kayu di PT.Agra Masang Perkasa-II dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Penggunaan tenaga kerja Dongkel Anak Kayu dengan luasan 20,15 Ha No. Jenis sub kegiatan Waktu pelaksanaan Satuan Jumlah Harga Biaya (Rp) (Rp) 1. Dongkel Anak Kayu ( DAK ), Tanaman Menghasilkan Laporan Tugas Akhir 07.00 – 12.00 WIB HK 2 64.600 129.200 63 Adapun rekapitulasi biaya kegiatan Dongkel Anak Kayu di PT. Agra Masang Perkasa-II dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Rekapitulasi biaya Dongkel Anak Kayu dengan luasan20,15Ha No 1. 2. Jenis Biaya Biaya (Rp) Biaya alat Biaya tenaga kerja Total biaya Biaya per hektar (20,15 ha) Biaya per tanaman (SPH = 122) 160.000 129.200 289.200 14.352 1.18 Adapun biaya dongkel anak kayu (Phase I,blok8 E) di. PT. Agra Masang Perkasa-II dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Biaya Dongkel Anak Kayu per Blok dan per Phase No 1. Biaya per hektar (Rp) Biaya per blok Biaya Per Phase (luas = 20,15 ha) (Luas = 1087,36 ha) 14.352 289.200 15.605.791 2.) Cricle Spraying dan Part Spraying ( chemist piringan dan pasar pikul ) Gulma dominan yang ditemui PT.Agra Masang Perkasa- II yaituAsystasia intrusa, Borreria alata, Ageratum conyzoides, Eleusine indica, Phylantus ninuri dan Cuphea balsamonadibandingkan dengan gulma spesies lainnya. Menurut pihak kebun pengendalian gulma di Piringan dan Pasar Pikul dilakukan secara kimia karena dilihat dari segi tingkat kerapatan gulma dan cara perkembangbiakan gulma tidak memungkinkan pengendaliannya dilakukan secara manual atau mekanis, karena akan membutuhkan jumlah tenaga kerja yang Laporan Tugas Akhir 64 banyak, membutuhkan waktu yang lebih lama sehingga membutuhkan biaya/ cost yang lebih besar. Adapun herbisida yang digunakan dalam kegiatan Chemist piringan dan pasar pikul adalah herbisida Glisat 480 SL (Soluble Liquid) dan Tiara 20 WDG (Water Dipersible Granule) bersifat sistemik. dengan menggunakan alat Inter kep dengan herbisida Glisat 480 SL (Soluble Liquid) 150 cc/kep dan Tiara 20 WDG (Water Dipersible Granule)7,5 g/kep. Kemampuan pekerja ditargetkan 4 Ha/Hk.Alasan pihak perusahaan menggunakan herbisida Glisat 480 SL(Soluble Liquid) 150 cc/kep dan Tiara 20 WDG(Water Dipersible Granule)7,5 g/kep karena telah ditetapkan dari kantor pusat dan harganya lebih murah. Sedangkan alat yang digunakan yaitu Inter kep alasan mengapa pihak perusahaan lebih memilih alat tersebut karena sudah 1 paket sama nozelnya semua. Semua gulma yang berada di piringan, pasar pikul dan TPH disemprot merata sampai basah tetapi tidak menetes, dan pada akhirnya gulmaakan mati setelah 1 minggu penyemprotan. Analisa biaya untuk kegiatan chemist piringan dan pasar pikul meliputi biaya bahan, alat dan tenaga kerja dengan uraian sebagai berikut: Luas Blok : 38,33 Ha Frekuensi per tahun : 3 kali dalam 1 tahun Lokasi Laporan Tugas Akhir : 7 C dan 7 D 65 Adapun analisa biaya untuk Chemist piringan dan pasar pikul, meliputi biayabahan, alatdan tenaga kerja yang digunakan pada kegiatan Chemist piringan dan pasar pikul di PT. Agra Masang Perkasa- II untuk 3 x aplikasi dalam 1 tahun dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Penggunaan bahan Chemistpiringan danpasar pikul dengan luasan 38,33 Ha. No. Nama bahan Satuan Jumlah Harga (Rp) Biaya (Rp) 1. Glisat Liter 21,6 33.384 721.094 2. Tiara Kg 1,80 80.000 144.000 3. Air Liter 1.800 - - JUMLAH 865.094 Adapun analisa biaya alat kegiatan chemist piringan dan pasar pikul di PT. Agra Masang Perkasa- II dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Penggunaan alat chemist piringan dan pasar pikul dengan luasan 38,33 Ha. No. Nama alat Satuan Jumlah Jumlah Alat yang Terpakai 1. Inter Kep** Unit 12 1,92 2. Gelas ukur* Buah 1 1 3. Tractor@ Unit 1 0.02 Harga (Rp) Biaya (Rp) 918.000 1.762.560 25.000 25.000 450.000.000 9.000.000 JUMLAH 6.411.800 Keterangan : * : Usia Ekonomis 1 tahun ** : Usia Ekonomis 2 tahun Laporan Tugas Akhir 66 @ : Usia Ekonomis 15 tahun Kegiatan Chemist piringan dan pasar pikul dilakukan dengan tenaga kerja SKU (Karyawan tetap), dengan harga Rp.64.600/Hk.Biaya tenaga kerja yang dibutuhkan untuk kegiatan chemist piringan dan pasar pikul di PT. Agra Masang Perkasa-II dapat dilihat pada Table 8. Tabel 8. Penggunaan tenaga kerja Chemist piringan dan pasar pikul dengan luasan 38,33 Ha No. 1. Jenis sub kegiatan Chemist Piringan dan Pasar Pikul Waktu pelaksanaan 07.00-12.00 WIB Satuan Jumlah HK 12 Harga (Rp) 64.600 Biaya (Rp) JUMLAH 775.200 775.200 Adapun rekapitulasi biaya kegiatan chemist piringan dan pasar pikuldi PT. Agra Masang Perkasa- II dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Rekapitulasi biaya Chemist piringan dan pasar pikul dengan luasan 38,33Ha No 1. 2. 3. Jenis Biaya Biaya bahan Biaya alat Biaya tenaga kerja Total biaya Biaya per hektar Biaya per tanaman (SPH = 122) Laporan Tugas Akhir Biaya (Rp) 865.094 6.411.800 775.200 8.052.094 210.073 1.722 67 Adapun biaya kegiatan Chemistpiringan dan pasarpikul (Phase 1, Blok 7 C dan 7 D) di PT. Agra Masang Perkasa- II dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Biaya Chemist piringan dan pasar pikul per Blok dan per Phase No Biaya per hektar (Rp) 1. 210.072 Biaya per blok (luas = 38,33 ha) 8.052.094 Biaya Per Phase (Luas = 1.087,36 ha) 228.423.890 3.) Selective Weeding ( Oles Anak Kayu ) Sedangkan untuk kegiatan oles anak kayu jumlah tenaga kerjanya hanya 2 orang. Sebelum pekerja pergi kelapangan terlebih dahulu para pekerja mengambil herbisida Starlon 665 EC (Emulsifiable Concentrate),ke gudang sebanyak 1 liter dan 10 liter Solar lalu dilakukan pengadukan. Larutan yang telah diaduk dibawa ke lapangan dan di masukkan ke dalam ember masing – masing pekerja. Kegiatan ales anak kayu dilakukan dengan cara memotong anak kayu tesebut lalu dioles dengan bahan yang telah dicampur, oles anak kayu dilakukan dengan menggunakan kayu yang telah dililit dengan kain. Biaya bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan oles anak kayu di PT. Agra masang perkasa- II untuk 1 x aplikasi dalam 1 tahun dapat dilihat pada Table 11. Tabel 11. Penggunaan bahan oles anak kayu denganluasan 19,75 ha. No. Nama bahan Satuan Jumlah Harga/Satuan(Rp) Biaya (Rp) 1. Starlon Liter 1 54.300 54.300 2. Solar Liter 10 6.900 69.000 JUMLAH 123.300 Laporan Tugas Akhir 68 Adapun alat yang digunakan pada kegiatan oles anak kayu di PT. Agra Masang Perkasa- II untuk 1 x aplikasi dalam 1 tahun dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Penggunaan alat oles anak kayu dengan luasan19,75Ha No. Nama alat Satuan Jumlah Ember* Unit 1 Jumlah Alat yang Terpakai 1 1. Harga/ Biaya (Rp) satuan(Rp) 60.000 60.000 2. Parang* Unit 1 1 15.000 15.000 3. Kuas* Unit 1 1 5.000 5.000 JUMLAH 80.000 Keterangan : * = Usia ekonomis 1 tahun Catatan :jumlah pekerja yang menggunakan alat ember, parang, dan kuas sebanyak 2 orang. Kegiatan oles anak kayu dilakukan dengan tenaga kerja sistem borongan, dengan harga Rp.64.600/Hk.Adapun tenaga kerja yang dibutuhkan pada kegiatan oles Anak Kayu di PT.Agra Masang Perkasa-II dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Penggunaan tenaga kerja Oles Anak Kayu dalam luasan 19,75Ha No. 1. Jenis sub kegiatan Oles Anak kayu Waktu pelaksanaan Satuan Jumlah 08.00 – 12.00 HK 2 Harga/ satuan (Rp) 64.600 Biaya (Rp) 129.200 WIB Laporan Tugas Akhir 69 Adapun rekapitulasi biaya kegiatan oles anak kayu di PT. Agra Masang Perkasa-II dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Rekapitulasi biaya oles anak kayu dalam luasan 19,75Ha No 1. 2. 3. Jenis Biaya Biaya bahan Biaya alat Biaya tenaga kerja Total biaya Biaya per hektar Biaya per tanaman (SPH = 122) Biaya (Rp) 123.300 80.000 129.200 332.500 16.835 138 Adapun biaya olesanak kayu (Phase I,blok6 A) di. PT. Agra Masang Perkasa-II dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Biaya olesanak kayu per Blok dan per Phase No 1. Biaya per hektar (Rp) Biaya per blok Biaya Per Phase (luas = 19,75 ha) (Luas = 1087,36 ha) 16.835 332.500 18.305.706 Pada lampiran 4 dapat dilihat dokumentasi pelaksanaan kegiatan pengendalian gulma di PT Agro Masang Perkasa II. 5.2. Analisa Manajemen 5.2.1. Perencanaan Perencanaan disusun sebelum kegiatan di lapangan dilaksanakan, hal ini berguna sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan yang akan dilaksanakan. Penyusunan rencana di PT. Agra Masang Perkasa- II melibatkan peran dari masing-masing pihak dari jajaran tertinggi (Estate Manager) sampai dengan jajaran terendah (Mandor). Rencana yang disusun meliputi penggunaan alat dan bahan serta sarana prasarana yang telah digunakan sebelumnya, yang telah Laporan Tugas Akhir 70 dilakukan evaluasi oleh pihak yang berkaitan agar penggunaan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan demi memperlancar proses produksi. Perencanaan disusun dalam beberapa bagian berikut : Rencana Kerja Harian (RKH) Rencana kerja harian yang dibuat oleh mandor yang berisikan jenis kegiatan, rotasi, luas lahan yang akan dikerjakan, jumlah tenaga kerja, kebutuhan alat dan bahan. Rencana kerja bulanan (RKB) Rencana kerja bulanan dibuat oleh Mandor dan dibantu oleh AsistenMaintenace yang berisikan jenis kegiatan, rotasi, luas lahan yang akan dikerjakan, jumlah tenaga kerja, dalam 1 bulan kerja (30 hari kerja). Hasil tersebut diserahkan pada Pimpinan kebun dan dibawa ke kantor pusat. Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) tahunan Rencana kerja tahunan adalah hasil dalam bentuk financial mengenai anggaran dalam 1 tahun dan disusun dalam bentuk Budget. Budget berisikan tentang volume kerja, jenis kegiatan, rotasi, luas lahan yang akan dikerjakan, jumlah tenaga kerja, kebutuhan alat dan bahan dalam 12 bulan. 5.2.2. Organisasi Pengorganisasian merupakan pengelompokan orang-orang (pekerja) yang memiliki pekerjaan yang sama serta tujuan yang sama. Organisasi dalam suatu pekerjaan sangat penting untuk dilaksanakan, sehingga masing-masing orang (pekerja) dapat bekerja sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya. Struktur organisasi yang dijalankan secara baik dan benar akan memberikan hasil yang memuaskan dan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Laporan Tugas Akhir 71 PT. Agra Masang Perkasa- II yang mana merupakan Perusahaan dari grup Wilmar telah menyusun dan menjalankan sistem organisasi yang terdiri atas tugas, tanggung jawab dan wewenang dari masing-masing personil yang terdapat dalam struktur Organisasi. Pimpinan Unit/ Estate Manager Ka.phase/ Asisten kepala Kepala gudang Kepala Transportasi Operator Asisten Maintenance/ Staf pemeliharaaan Mandor Penyemprotan Gambar 2. Struktur Karyawan gudangorg Karyawan Gambar 6. Struktur organisasi pengendalian gulma di PT. AMP-II pada Phase I Tugas dan tanggung jawab masing-masing unsur dalam struktur organisasi A. Pimpinan Unit/ Estate Manager Merencanakan kegiatan secara tepat, benar, efektif dan efisien dalam mewujudkan produktifitas kerja maksimal dan memecahkan semua masalah yang ada. Memastikan hasil kerja yang optimal, berkualitas, dan mampu menghndari kerja yang berulang. Laporan Tugas Akhir 72 Mengkoordinir, membina dan mengembangkan potensi kerja bawahan untuk mencapai hasil kerja maksimal dan berkualitas. Membuat (mencatat) aktifitas kegiatan/ pekerjaan serta melaporkan hasilnya ke atasan. B. Ka. Phase/ Asisten kepala Merencanakan secara tepat, benar, efektif dan efisien dalam mewujudkan produktifitas kerja maksimal. Memastikan hasil kerja yang optimal, berkualitas, dan mampu menghndari kerja yang berulang. Mengkoordinir, membina dan mengembangkan potensi kerja bawahan untuk mencapai hasil kerja maksimal dan berkualitas. Membuat (mencatat) aktifitas kegiatan/ pekerjaan serta melaporkan hasilnya ke atasan. Melakukan evaluasi dan analisa kegiatan usaha pengelolaan kebun sebagai upaya untuk mencapai hasil kerja yang lebih baik. Detail job description ditetapkan oleh atasan/ pimpinan sesuai dengan struktur organisasi perusahaan. C. Asisten Maintenance/ Staf pemeliharaan Menetukan blok yang akan disemprot (sesuai dengan program Kerja). Membuat surat permintaan bahan kimia ke gudang. Memastikan mandor dan anggota semprot bekerja dengan baik dan benar. Membuat hasil kerja. Laporan Tugas Akhir 73 D. Kepala Gudang Bertanggung jawab atas semua barang yang masuk dan keluar dari gudang. Mempunyai wewenang untuk menegur bawahannya langsung di gudang. 1.) Karyawan gudang Mengawasi dan membuat laporan barang yang masuk dan keluar dari gudang kepada kepala gudang. E. Mandor Menyediakan kelengkapan penyemprot (alat dan bahan). Mengawasi kegiatan anggota mulai dari awal sampai selasai penyemprotan. Membuat laporan hasil kerja (berupa daftar upah sesuai hasil kerja masing-masing). Bertanggung jawab bila terjadi kehilangan dan penyalahgunaan bahan kimia dilokasi. F. Kepala Transportasi Mengatur alat dan operator yang akan membawa alat dan bahan dalam melakukan Chemist Piringan Dan Pasar Pikul. G. Operator Tranportasi 1. Membawa alat dan bahan yang digunakan ke lokasi yang akan dilakukan penyemprotan. Laporan Tugas Akhir 74 H. Karyawan Bekerja dengan baik dan benar sesuai SOP serta memakai APD. 5.2.3. Pelaksanaan Pelaksanaan pengendalian gulma yang dilakukan di PT. Agra Masang Perkasa Plantation dilakukan dengan membuat rencana kerja yaitu 6 bulan sebelum kegiatan pengendalian gulma itu dilakukan.Kegiatan pertama yang dilakukan yaitu melakukan rapat antara pimpinan unit dengan ka.phase dan para staf pemeliharaan untuk membuat rencana kerja pengendalian gulma. A. Pimpinan Unit/ Estate Manager a. Enam bulan sebelum melaksanakan kegiatan pengendalian gulma, Pimpinan Unit melakukan rapat dengan ka. phase dan para staf untuk membahas tentang rencana kerja yang akan dilakukan untuk masing – masing phase terutama pada kegiatan pengendalian gulma. b. Pimpinan Unit mencatat waktu rencana pelaksanaan kegiatan pengendalian gulma untuk setiap phase. c. Pimpinan Unit meminta ka. phase untuk mengadakan rapat dengan para staf yang lainnya untuk membahas tempat dan waktu yang tepat untuk dilaksanakan kegiatan pengendalian gulma. B. Ka. Phase/ Asisten Kepala a. Tiga bulan sebelum kegiatan pengendalian gulma dilakukan, ka. phase mengadakan rapat dengan para staf untuk membahas tentang rencana pelaksanaan pengendalian gulma di masing masing phase. Laporan Tugas Akhir 75 b. Ka. phase dan staf membahas tentang lokasi yang akan dilakukan pengendalian, alat dan bahan yang akan digunakan, serta jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. c. Ka.phase meminta staf untuk berkoordinasi dengan staf tranportasi dan kepala gudang tentang rencana kerja pengendalian gulma yang akan dilaksanakan. d. Ka.phase mencatat target yang harus dicapai pekerja untuk kegiatan pengendalian gulma. e. Ka.phase menugaskan kepada staf untuk membuat laporan kegiatan pengendalian gulma dan dilaporkan ke divisi. f. Ka. phase melaporkan ke Pimpina Unit bahwa kegiatan pengendalian gulma untuk masing – masing phase siap dilaksanakan tanpa ada kendala yang berarti. C. Asisten Maintenance/ Staf pemeliharaan a. Tiga bulan sebelum kegiatan pengendalian gulma, Asisten Maintenance berkoordinasi dengan kepala gudang tentang alat dan bahan yang akan digunakan dengan cara membuat surat permintaan barang. b. Asisten Maintenance berkoordinasi dengan staf transportasi mengenai kesiapan alat tranportasi yang akan digunakan beserta bahan bakar yang dibutuhkan. c. Asisten Maintenance menghubungi mandor pemeliharaan untuk mempersiapkan tenaga kerja pelaksana pengendalian gulma dan menentukan target yang harus dicapai. d. Asisten Maintenance memerintahkan kepada mandor untuk membuat hasil kerja kegiatan pengendalian gulma setiap harinya. Laporan Tugas Akhir 76 e. Asisten Maintenance memberitahukan kepada ka.phase tentang kesiapan pelaksanaan kegiatan pengendalian gulma. D. Kepala transportasi a. Satu bulan sebelum kegiatan pengendalian gulma, Kepala transportasi menerima perintah untuk menyiapkan alat tranportasi yang akan digunakan untuk pengendalian gulma. b. Mencari tenaga kerja operator untuk membawa alat transportasi dan juga menentukan berapa banyak bahan bakar yang dibutuhkan selama kegiatan pengendalian gulma yang dilakukan. c. Kepala transportasi memberikan perintah kepada operator traktor untuk membawa alat transportasi penyemprotan. E. Kepala gudang a. Satu bulan sebelum kegiatan pengendalian gulma, kepala gudang menerima perintah untuk menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pengendalian gulma sesuai dengan surat yang dikirim oleh staf sebelumnya. F. Mandor a. Satu minggu sebelum kegiatan pengendalian gulma, mandor menerima perintah dari staf untuk mencari dan menentukan berapa jumlah tenaga kerja yang akan dibutuhkan untuk kegiatan pengendalian gulma yang akan dilakukan. b. Mandor melakukan apel pagi dengan pekerja sebelum melakukan kegiatan pengendalian gulma. Laporan Tugas Akhir 77 c. Mandor menentukan dan menjelaskan teknik aplikasi di lapangan dan juga target yang harus diselesaikan oleh pekerja. G. Operator a. Setelah mendapatkan perintah dari staf transportasi tentang pelaksanaan pengendalian gulma, operator jonder mempersiapkan alat transportasi. b. Membawa alat dan tenaga kerja ke lokasi yang akan dilakukan kegiatan pengendalian gulma. H. Pekerja a. Pekerja melakukan apel pagi untuk mendengarkan arahan dari mandor tentang pelaksanaan kegiatan pengendalian gulma. b. Melakukan kegiatan pengendalian gulma sesuai arahan mandor dan target yang telah di tetapkan perusahaan. 5.2.4. Pengawasan Pengawasan pengendalian gulma secara tidak langsung di awasi oleh Pimpinan Unit dengan melihat laporan harian yang diberikan oleh Ka. Phase, sedangkan untuk pengawasan di lapangan langsung di awasi oleh Asisten Maintenance dan Mandor dengan memeriksa kembali hasil kerja dari pekerja dengan melakukan pengontrolan langsung di lapangan apakah kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan intruksi yang diberikan dan sesuai dengan target yang ingin di capai perusahaan atau apakah pekerjaannya sudah sesuai dengan Standar Operasional Prosedureatau belum. 5.3. Pembahasan 5.3.1. Aspek Manajemen Laporan Tugas Akhir 78 Berdasarkan hasil yang diperoleh di lapangan, di PT. Agra Masang Perkasa- II dalam kegiatan manajemen pengendalian gulma seperti perencanaan, terlebih dahulu ditentukan apa yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan, mengapa itu harus dilakukan, bagaimana tekni-teknik pengerjaannya, dan bagaimana cara pengawasan yang baik agar suatu tujuan yang telah ditetapkan perusahaan dapat tercapai dengan menekan cost ataupun untuk memperkecil biaya pengendalian gulma, karena kegiatan manajemen pengendalian gulma ini sangat penting untuk dilakukan disebabkan keberadaan gulma disekitar tanaman dapat menimbulkan kerugian yang besar, walaupun berlangsung secara perlahan–lahan. Menurut Shari (2010) mengatakan bahwa suatu perusahaan harus memperhatikan kondisi yang sebenarnya di lapangan, seperti jenis gulma, tingkat kerapatan gulma serta manajemen terhadap metode yang akan digunakan agar hasil yang diperoleh sesuai dengan Standar Operasional Perusahaan. Hal ini akan berpengaruh terhadap keuangan perusahaan karena biaya pengendalian gulma sangat mahal. Dalam merencanakan pengendalian gulma, perlu diperhatikan terlebih dahulu yaitu : 1.) Spesies gulma yang terdapat dalam tanaman 2.) Cara perkembangbiakan dan cara penyebaran gulma Pengendalian yang hanya mampu mengendalikan sebagian saja dari gulma, berarti pengendalian tersebut hanya mengubah komposisi spesies gulma, sedangkan dengan mengetahui cara perkembangbiakan dan cara penyebaran, maka pengendalian dapat dilaksanakan sedini mungkin (Sukman dan Yakup, 2002). Laporan Tugas Akhir 79 a. Perencanaan (Planning) Sebelum pengendalian gulma dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan terlebih dahulu yaitu melakukan identifikasi gulma dengan cara mengetahui spesies gulma yang terdapat dalam tanaman, cara perkembangbiakan dan cara penyebaran gulma. Adapun identifikasi di PT. Agra Masang Perkasa- II dilakukan oleh Departemen Agronomi kemudian hasil yang diperoleh diberikan ke kantor pusat, tujuan diberikan hasil identifikasi tersebut untuk dijadikan sebagai alat ukur yang akurat dalam penentuan metode apa yang sebaiknya dilakukan jenis herbisida apa yang sebaiknya digunakan kemudian disetujui oleh Direktorat Pengembangan Produksi dan Kontrol PT. Wilmar Group. Tindakan ini dilakukan agar dapat menerapkan prinsip harus berkelanjutan, untuk itu harus menerapkan prinsipnya keanekaragaman dari beberapa hal seperti alat, cara, kultur, teknis, biologi, mekanis kimiawi dijadikan satu rangkaian kegiatan. Dimana pengendalian gulma merupakan suatu usaha meningkatkan daya saing tanaman pokok dan melemahkan daya saing gulma. b. Pengorganisasian Organisasi merupakan pengelompokan orang – orang (pekerja) yang memiliki pekerjaan yang sama serta tujuan yang sama. Organisasi dalam suatu pekerjaan sangat penting untuk dilaksanakan, sehingga masing- masing orang (pekerja) dapat bekerja sesuai dengan kemampuan potensi yang dimilikinya. Struktur organisasi yang dijalankan secara baik dan benar akan memberikan hasil yang memuaskan dan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Menurut Risza, (2010) ada beberapa hal penting dalam organisasi kerja yaitu sistem organisasi, kebutuhan tenaga kerja, peralatan, dan bahan, pembagian ancak, pengawasan dan Laporan Tugas Akhir 80 pembinaaan tenaga kerja. PT. Agra Masang Perkasa- II menyusun dan menjalankan sistem organisasi dengan cukup baik dan benar dimana terdiri atas tugas, tanggung jawab, dan wewenang dari masing – masing personil yang terdapat dalam struktur organisasi. Adapun urutan kegiatanlangsung di pimpin oleh Pimpinan Unit dan dibantu oleh bawahannya sesuai dengan tanggung jawab dan wewenang masing – masing personil dalam stuktur organisasi. Untuk kegiatan pengendalian gulma di PT. Agra Masang Perkasa- II wewenang yang paling tinggi yaitu Pimpinan Unit dapat dilihat dari garis koordinasi pada masingmasing unit, pada garis lurus vertikal yang menandakan bahwa unit yang diatas memiliki wewenang dan dapat menilai kinerja terhadap unit yang berada dibawahnya sedangkan untuk garis putus-putus horizontal menunjukkan bahwa unit tersebut dapat melakukan koordinasi terhadap unit yang bersangkutan seperti Mandor berkoordinasi dalam jumlah permintaan bahan ke gudang. c. Pelaksanaan Kegiatan pengendalian gulma yang dilakukan dimulai pada pukul 05.30 WIB sebelum kegiatan dimulai para pekerja diwajibkan untuk memakai APD seperti sarung tangan, masker dan sepatu boot. Kegiatan berawal dari master pagiyang bertujuan untuk mendengarkan arahan dari Staf dan Mandor untuk menentukan Blok mana yang akan dilakukan kegiatan pengendalian gulma. Pada pukul 07.00 wib pekerja langsung menuju blok yang telah ditentukan oleh staf dan mandor dengan membawa alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan pengendalian gulma. Untuk kegiatan Dongkel Anak Kayu, gulma yang didongkel yaitu anak sawit liar yang tumbuh pada piringan, pasar pikul di TPH Laporan Tugas Akhir 81 dan gawangan mati dengan menggunakan parang babat, hasil dongkelan diletakan pada gawangan mati. Pada kegiatan semprot, pukul 07.00 wib para pekerja langsung melakukan pengisian air kedalam tangki sebanyak 1.800 liter, sedangkan tugas mandor pergi ke gudang dan mengambil herbisida Glisat 480 SL( Soluble Liquid) sebanyak 21,6 liter dengan bahan aktif Isopropilamina glylosate 480g/l dan Tiara 20 WDG (Water Dipersible Granule) sebanyak 1,80 kg dengan bahan aktif Metsulfuron methyl 20%. Untuk aplikasi dilapangan Glisat 480 SL 150 cc/kep dan Tiara 20 WDG 7,5 g/kep. Penyemprotan dilakukan di piringan, pasar pikul dan TPH. Sedangkan untuk kegiatan oles anak kayu jumlah tenaga kerjanya hanya 2 orang, sebelum pekerja pergi kelapangan terlebih dahulu para pekerja mengambil herbisida Starlon 665 EC (Emulsifiable Solution)ke gudang sebanyak 1 liter dengan bahan aktif yaitu Triklopir butoksi etilester 6659 g/l dan 10 liter Solar lalu dilakukan pengadukan. Larutan yang telah diaduk dibawa ke lapangan dan di masukkan ke dalam ember masing – masing pekerja. Kegiatan oles anak kayu dilakukan dengan cara memotong anak kayu tesebut lalu dioles dengan bahan yang telah dicampur, oles anak kayu dilakukan menggunakan kuas. Pada pelaksanaan kegiatan pengendalian gulma, jenis-jenis gulma yang dominan pada PT. AMP- II dibandingkan dengan teori, gulma tersebut tergolong kedalam beberapa kelas yaitu kelas A,B,C,D. Sedangkan untuk metode yang digunakan yaitu untuk kegiatan dongkel anak kayu menggunakan metode pengendalian secara mekanis/fisik sedangkan untuk kegiatan chemist piringan dan pasar pikul serta oles anak kayu dilakukan dengan metode secara kimia. Laporan Tugas Akhir 82 d. Pengawasan Pengawasan yang dilakukan di PT. Agra Masang Perkasa-II khususnya pada kegiatan pengendalian gulma dilapangan dilakukan oleh Asisten Maintenance, dan Mandor Pemeliharaan (Maintenance). Sedangkan pengawasan pada gudang dikepalai oleh Kepala Gudang diawasi olehEstate Manajer dengan memeriksa laporan dan kinerja dari Asisten dari masing-masing phase,pelaksanaan kegiatan dilakukan berdasarkan tugasnya masing-masing. Adapun keuntungan dilakukannya pengawasan pada kegiatan pengendalian gulma yaitu untuk mempermudah dalam pengambilan keputusan dan memudahkan dalam melakukan evaluasi untuk perencanaan tahun yang akan datang terutama dalam pembuatan budget. Kegiatan Pengawasan yang dilakukan di PT. Agra Masang Perkasa-II menurut saya sudah bejalan dengan efektif dan sudah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh perusahaan karena pada kegiatan pengawasan adanya pelaksanaan kegiatan evaluasi yang dilakukan untuk melakukan perubahan yang lebih baik pada tahun yang akan datang. 5.3.2. Aspek Biaya Pada perhitungan analisa hasil biaya pengendalian gulma kelapa sawit di PT. Agra Masang Perkasa- II didapatkan biaya per Ha, per blok dan per Phase. Aspek biaya masing masing jenis kegiatan pengendalian gulma yang diaplikasikan untuk setiap aplikasi dapat dilihat pada Tabel 16 : Laporan Tugas Akhir 83 Tabel 16.Aspek biaya masing – masing kegiatan pengendalian gulma No Jenis Kegiatan Biaya per hektar (Rp) Biaya per Blok Biaya per Phase (Rp) (Rp) (Luas = 1.087.36ha) 1. Dongkel Anak Kayu ( 14.352 289.200 15.605.791 210.072 8.052.094 228.423.890 16.835 332.500 18.305.706 DAK ) 2 Chemist Piringan dab Pasar Pikul 3 Oles Anak Kayu Adapun total biaya pengendalian gulma di PT. Agra Masang Perkasa- II dalam 1 tahun untuk masing-masing kegiatan dapat dilihat dari Tabel 17. Tabel 17. Total biaya pengendalian gulma untuk 1 tahun Biaya 1 kali No Jenis Kegiatan 1. Dongkel Anak Kayu ( Aplikasi (Rp) 15.605.791 Chemist Piringan dan 2. Rotasi dalam Total Biaya setahun 1 15.605.791 228.423.890 3 685.271.670 332.500 1 332.500 Pasar Pikul 3. Oles Anak Kayu Total Biaya 244.362.181 701.209.961 Dari hasil yang diperoleh, perbandingan biaya pengendalian gulma secara kimia dan manual dapat dilihat pada Tabel 17 di atas tingginya biaya pada pengendalian gulma secara kimia karena pembelian herbisida, rotasi dan luas lahan. Sedangkan manual tidak menggunakan bahan kimia, rotasi hanya 1 kali setahun dan luas lahan relatif lebih kecil. Laporan Tugas Akhir 84 VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Setelah melaksanakan tugas akhir selama ± 3 bulan yang dimulai pada tanggal 16 Maret dan berakhir pada tanggal 13 Juni 2015, di PT. AgraMasang Perkasa-II (Phase I) DesaTapian Kandis, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatra Barat, dapat diambil kesimpulan antara lain: 1) Manajemen pengendalian gulma pada tanaman kelapa sawit menghasilkan di PT. Agra Masang Perkasa Plantation Unit-II (AMP-II) tidak terlepas dari 4 unsur manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pegawasan. 2) Jenis gulma yang dominan tumbuh di lahan PT. Agra Masang Perkasa Plantation unit-II (AMP-II) adalah Chidemia hirta, Sida acuta, Ageratum conyzaides, Borreria latofolia, Eleusine indica, Asystasia intrusa dan Cuphea baslamina. 3) Pengendalian gulma di PT. Agra Masang Perkasa Plantation unit-II (AMP-II) dilakukan secara mekanis/fisik dan kimia, sesuai dengan jenis dan pertumbuhan gulma, sudah dapat dilaksanakan dengan baik. 4) Kebutuhan biaya alat sebesar Rp. 6.611.800, untuk biaya bahan sebesar Rp. 988.394, dan untuk biaya tenaga kerja sebesar Rp.1.033.600, dalam pengendalian gulma yang dilakukan oleh perusahaan pada budidaya tanaman kelapa sawit menghasilkan. Laporan Tugas Akhir 85 6.2. Saran 6.2.1. Saran untuk Perusahaan 1) Hubungan antara staf dengan karyawannya agar lebih diperbaikiagar kenyamanan dalam bekerja itu dapat dirasakan, dengan adanya hubungan yang terjalin dengan baikakan memudahkan dalam mencapai tujuan. 2) Sebaikmya pelaksanaan kegiatan pengendalian gulma yang dilakukan di PT. Agra Masang Perkasa- II memakai alat perlindungan diri (APD) yang lengkap, khususnya masker sebaiknya disesuiakan dengan kebutuhan pekerja, karena ada sebagian pekerja yang tidak memakai masker saat melakukan kegiatan chemist piringan dan pasar pikul dengan alasan kurang nyaman (susah bernafas). 6.2.2. Saran untuk Politeknik Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh agar bisa mengusahakan dan memelihara suatu jalinan kerja sama dengan perusahaan untuk mempererat hubungan serta membuka lowongan kerja kepada mahasiswa selepas menamatkan diri dari bangku kuliah. Laporan Tugas Akhir 86 DAFTAR PUSTAKA Adi. S.P. 2014. Kaya dengan bertani kelapa sawit. Pustaka Baru Press. Yogyakarta. 146 hal. Andoko, A. dan Widodoro. 2013. Berkebun kelapa sawit si emas cair. Agromedia Pustaka, Jakarta. 130 hal. Fauzi, Y., Yustina E.W., Iman S. dan Rudi H. 2008.Budidaya, pemanfaatan hasil dan limbah, analisis usaha dan pemasaran kelapa sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. Lubis, R, E, dan A. Widanarko. 2012. Buku pintar kelapa sawit. Agromedia. Jakarta. 275 hal Moenandir, J. 1993. IlmuGulmaDalamSistemPertanian. Rajawali Pers. Jakarta. 144 hal. Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit, Manajemen Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta. Pahan, I. 2011. Paduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir (Cetakan ke IX). Penebar Swadaya. Jakarta Rogomulyo, R. 2012. Pengeloaan Gulma. https://ocw.ipb.ac.id/file.php/14/Pengendalian_Gulma/BAB1_Pengertian_ Gulma.pdf. (17 Juli 2015) Repository USU. 2014. Proses Pemurnian Minyak Kelapa Sawit Menjadi CPO Pada Stasiun Klarifikasi di PTPN II. (diakses tanggal 3 Agustus 2015). Risza, S. 2010. Masa Depan Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia. Kanisius.Yogyakarta.255 hal. Sembodo, D. R. J. 2010. Gulma dan Pengelolaanya. Graha Ilmu. Yogyakarta.166 Hal. Shari, P. 2010. Kerugian Akibat Gulma. http://www.scribd.com/doc/44816478/Kerugian-Akibat-gulma. (27 Juni 2015). Laporan Tugas Akhir 87 Sukman, Y dan Yakub. 2002. Gulma dan Teknik Pengendalian. PT Raja Grafindo persada. Jakarta. 157 hal. Sunarko. 2009. Budidaya dan pengolahan kebun kelapa sawit dengan system kemitraan. Agromedia Pustaka. Jakarta.178 hal. Syahputra, E.dan Sarbino. 2014. Gulma Perkebunan dan Strategi Pengendaliannya.http://distantph.kalselprov.go.id/2014/08/11/gulma-danpengendaliannya/ (17 Juli 2015). Utami, S. 2009. Masalah Gulma Perkebunan Eprints, undip.ac.id. 2009./34849/2/2.pdf. (diakses tanggal 3 Agustus 2015) Laporan Tugas Akhir 88