BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film adalah sarana komunikasi massa yang digunakan untuk menghibur, memberikan informasi, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, komedi, dan sajian teknisnya kepada masyarakat umum.1 Film adalah sebuah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi audio visual yang dibuat berdasarkan sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk dan ukuran melalui kimiawi, proses elektronik dan proses lainnya. Dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukan dan ditayangkan pada sistem proyeksi mekanik, elektronik dan yang lainnya.2 Film dijadikan sebagai wadah penyamapaian pesan dan informasi kepada audience. Melalui film inilah kreatifitas seorang film maker diuji. Apakah pesan yang disampaikan dari sebuah film yang mereka buat berhasil dimengerti oleh audience (penonton) atau tidak. Naskah film atau biasa disebut dengan skenario adalah bagian terpenting dari sebuah film. Tanpa skenario bagus, mustahil sebuah film berhasil menunjukkan kualitas terbaiknya. 1 Denis McQuail. TeoriKomunikasi Massa SuatuPengantar.Edisi ke-2. Jakarta:Erlangga. 1996 hal 13. 2 Widi Ariyanto. (2013, 5 Maret) Definisi Film Pendek [online]. Diakses pada tanggal 22 November 2013 1 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2 Skenario film adalah komposisi tertulis yang dirancang sebagai macam diagram kerja bagi sutradara film. Skenario ini yang menjadi dasar pemotretan sekuen-sekuen gambar. Ketika disambung-sambung, sekuen-sekuen ini akan menjadi sebuah film yang selesai, setelah efek suara dan latar music yang cocok dibubuhkan.3 Suatu naskah atau Manukript (bahasa latin manuscript: manu skriptus ditulis tangan), secara khusus adalah semua dokumen tertulis yang ditulis tangan, dibedakan dari dokumen cetakan atau perbanyakannya dengan cara lain. Kata ‘naskah’ diambil dari bahasa arab nuskhatum yang berarti sebuah potongan. Skenario Film adalah naskah yang menjadi bahan acuan produksi film, dengan paparan literal (apa adanya) yang mengacu pada formulasi filmis, yang menyugesti sutradara dan para kru serta artis sehingga memperoleh gambaran serta penafsiran untuk diwujudkan secara kreatif. singkatnya skenario dapat didefinisikan sebagai "story told by picture" Skenario Film biasanya dibuat untuk membuat film layar lebar, pembuatanya dipusatkan pada deskripsi ekspresi pemain dan alur yang lebih cepat. Skenario film biasanya berdurasi 90 menit atau lebih. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia: Skenario adalah rencana lakon sandiwara atau film berupa adegan demi adegan yang tertulis secara terperinci. Menurut Wikipedia: Skenario adalah adegan layar (Screenplay) atau naskah film ialah cetak biru yang ditulis untuk film atau acara televisi. Skenario dapat 3 Effendy, Heru. Mari Membuat Film: Panduan Menjadi Produser. Yogyakarta: Jalasutra. 2005. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3 dihasilkan dalam bentuk olahan asli atau adaptasi dari penulisan yang sudah ada seperti hasil sastra. Dari pengertian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, skenario adalah sebuah naskah cerita yan menguraikan urut-urutan adegan, tempat, keadaan, dan dialog, yang disusun dalam konteks struktur dramatik untuk menjadi acuan dalam proses produksi. Fungsi Skenario Seperti yang dikatakan sebelumnya skenario berfungsi sebagai acuan untuk memproduksi film. Kegunaannya adalah untuk menyatukan persepsi antara produser dan para kru film tentang film yang akan diproduksi nanti, sehingga dapat meminimalkan perbedaan penafsiran dan menjadi dasar perencanaan pembuatan film yang jelas. Skenario yang lengkap diberikan kepada : produser, manager produksi dan staff, sutradara dan staf, penata artistik dan staf, juru kamera, penata suara, aktor dan aktris, pengarah musik, dan editor. Script Writer adalah seorang pekerja kreatif yang menulis cerita dan skenario/script, atau skenario saja, untuk sebuah tayangan audio visual. Film takkan pernah lepas dari peranan seorang Script Writer. Di dalam sebuah produksi Film, Script Witer memiliki peran yang sangat penting. Sebab skenario adalah intisari atau secara ekstrem bisa disebut roh/jiwa dari terbentuknya cerita dalam sebuah tayangan audio visual. Dalam penulisan naskah film, Script Writer bertugas menulis naskah yang di dalamnya terdapat informasi yang ingin disampaikan dari Ide Cerita yang di dapat. Pekerjaan Script Writer tidak hanya berhenti sampai di kertas, karena selain harus memikirkan agar cerita enak dibaca http://digilib.mercubuana.ac.id/ 4 secara tulisan oleh sutradara, kru, serta pemain, yang lebih penting lagi Script Writer harus membayangkan bagaimana memvisualisasikan tulisannya dalam lapangan agar dapat dieksekusi dengan baik oleh sutradara maupun kru-kru yang lainnya. Hal ini tentu membutuhkan kepekaan membayangkan gambar yang akan dihasilkan oleh sebuah tulisan. Naskah yang sudah dibuat oleh Script Writer dan sudah disetujui oleh sutradara, kemudian di visualisasikan menjadi sebuah tontonan yang menarik oleh sutradara dibantu pemain dan kru. Sutradara dan pemain tidak dapat mengarang ceritanya sendiri tanpa adanya bahan dari Script Writer. Jadi dapat diketahui bahwa peran Script Writer sangatlah penting dalam sebuah tayangan audio visual, khususnya tayangan Film. Namun yang paling penting dari semua itu adalah cerita yang disajikan harus bisa membawa kesan mendalam bagi penonton, artinya tayangan tersebut tidak habis setelah selesai ditonton, tapi sanggup membekaskan sesuatu yang berarti dalam hati penontonnya. Hal tersebut harus dapat diciptakan oleh seorang Script Writer. Melihat masih banyak mahasiswa sekarang yang masih mengenyampingkan pendidikannya. Penulis tertarik membuat suatu karya yang bertemakan seorang mahasiswa mengenyampingkan pendidikannya, dan tiba-tiba dituntut untuk segera menyelesaikan perkuliahannya. Peraturan baru pemerintahan yang dituangkan dalam permendikbud 49/2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Beban belajar 144 SKS harus diselesaikan mahasiswa dalam 4-5 tahun atau 8-10 semester. Bila sampai 5 tahun tidak kunjung lulus, mahasiswa terancam di drop-out (DO). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 5 Dari masalah inilah peneliti tertarik untuk membuat suatu karya film yang berjudul “DEADLINE” dengan ide cerita yang segar dan ringan. Film berjudul DEADLINE mengisahkan tentang seorang mahasiswa tingkat akhir yang harus lulus dalam waktu 4 bulan dikarenakan perubahan peraturan kampus bernama Dico. Mungkin untuk sebagian besar orang membuat film dalam waktu 4 bulan bukanlah hal sulit, namun lain hal dengan Dico, dikarenakan ia tidak memiliki tim, budget, bahkan cerita untuk filmnya tersebut. Sikap Dico yang selama ini selalu mudah terdistraksi oleh banyak hal, diharuskan untuk fokus, yaitu lulus. Dimulai dari mencari dana, tim dan talent, hingga cerita. Di saat pencarian talent lah ia bertemu dengan Maya, seorang mahasiswi baru di kampusnya. Dico meminta bantuan Maya dalam segala hal, dari menjadi pemeran utama dalam filmnya hingga mencari ide dan kamera untuk produksi filmnya. Pada saat pra produksi inilah mereka mengalami masa-masa yang begitu rumit, dari senang, tawa, bahkan tangisan untuk membuat film dari tugas akhir Dico. Dengan alur film maju mundur, “DEADLINE”dimulai saat sidang akhir Dico dan bercerita melalui banyak flashback. Penulis menamakan film ini “DEADLINE” yang diambil dari bahasa Inggris artinya batas waktu. Disini peneliti mengambil peran sebagai seorang penulis skenario, dimana harus mengemas sebuah cerita yang menarik hingga dapat diterima oleh sutradara sebagai si peng-ide cerita hingga penonton yang akan menyaksikannya, Sehingga Tujuan dan pesan dari cerita dalam film pendek“DEADLINE” dapat tersampaikan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 6 1.2 Perumusan Masalah Bagaimanakah Perancangan Penulisan Skenario dalam film pendek “DEADLINE” sehingga pesan dari film tersebut dapat tersampaikan kepada penonton? 1.3 Tujuan Perancangan Tujuan dari perancangan konsep penulisan skenario dalam film “DEADLINE” adalah menggambarkan sebuah cerita rumitnya pembuatan film pada tahap pra produksi. Tahap pra produksi adalah tahap yang paling sering dianggap sebelah mata oleh sebagian pihak. Tujuan lain dari film “DEADLINE” adalah untuk memotivasi dan sebagai referensi bagi mahasiswa yang akan atau sedang mengerjakan skripsi aplikatif. 1.4 Alasan Pemilihan Judul Peneliti memberikan judul pada film ini adalah “DEADLINE” yang diambil dari cerita dari kisah yang di alami si tokoh pemeran utama dalam Film, yaitu Dico. Dalam cerita Dico dituntut untuk segera menyelesaikan kuliahnya dalam waktu 4 bulan karena peraturan kampus yang secara mendadak berubah, sehingga bermunculnya berbagai masalah yang harus dialaminya. 1.5 Manfaat Perancangan 1.5.1 Manfaat Akademis Adapun manfaat akademis yang akan diperoleh adalah sebagai berikut : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 7 a. Untuk memotivasi penonton khususnya mahasiswa yang akan mengerjakan skripsi aplikatif membuat film, bahwa proses pra produksi adalah sesuatu yang penting, terutama memperlakukan talent untuk menciptakan kesempurnaan dalam film. b. Merubah pola pikir mahasiswa bahwa skripsi bukanlah hal yang perlu ditakuti oleh mahasiswa. 1.5.2 Manfaat Praktis Pembuatan Tugas Akhir “Perancangan Penulisan Skenario Film DEADLINE” diharapkan bisa merubah polo pikir masyarakat Indonesia khususnya mahasiswa/i. Selain itu manfaat praktis dari penulisan ini adalah sebagai berikut : 1. Mencoba menerapkan suatu sistem kampanye yang efektif, efisien, dan terintegrasi. 2. Membantu para Peneliti lain yang sedang akan melakukan Tugas Akhir yang berhubungan dengan komunikasi visual, sehingga menambah masukkan yang bermanfaat untuk para Peneliti berikutnya. 3. Membantu melakukan kampanye melalui film indie agar penyampaian pesan pada film ini dapat tersampaikan dibenak penonton. http://digilib.mercubuana.ac.id/