Anggota Kelompok: 1. Hilman Zhafiri 2. Irma Oktaviani 3. Reven Audia Rahmanda Pondasi dalam adalah pondasi yang dipakai pada bangunan diatas tanah yang lembek. Pondasi ini juga dipakai dengan bentangan yang cukup lebar (Jarak antar kolom 6m) dan bangunan bertingkat. Yang termasuk didalamnya antara lain pondasi tiang pancang (Beton, besi, pipa baja), pondasi sumuran, pondasi borpile, dll. ๏ Untuk melimpahkan beban ke tanah di bawahnya. ๏ Utamanya untuk tanah lunak atau beban berat. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Untuk mengangkat beban-beban konstruksi diatas tanah kedalam atau melalui sebuah stratum/lapisan tanah. Untuk menentang gaya desakan keatas. Sebagai faktor keamanan tambahan dibawah tumpuan jembatan dan atau pir. Membuat tanah dibawah pondasi mesin menjadi kaku Mengontrol lendutan/penurunan bila kaki-kaki yang tersebar atau telapak berada pada tanah tepi atau didasari oleh sebuah lapisan yang kemampatannya tinggi. Dalam konstruksi lepas pantai untuk meneruskan beban-beban diatas permukaan air melalui air dan kedalam tanah yang mendasari air tersebut. a. b. c. d. e. f. Jika pondasi harus menahan beban horizontal Lapisan-lapisan tanah atas sangat kompresibel dan terlalu lemah mendukung struktur atas Pada tanah yang ekspansif Pondasi harus menahan uplift forces Adanya erosi tanah Pondasi harus menahan gerakan tanah lateral. a. Pondasi sumuran (pier foundation) b. Pondasi tiang (pile foundation Beban pondasi akan ditransfer melalui tahanan gesek tiang (Qfriksi) dan tahanan ujung tiang (Qujung). Pada saat pembebanan tiang, perpindahan tiang ke arah bawah diperlukan untuk memobilisasi tahanan gesek tiang (Qfriksi). Perpindahan ujung tiang yang dibutuhkan agar tahanan ujung tiang (Qujung) termobilisasi seluruhnya lebih besar daripada gerakan yang dibutuhkan untuk termobilisasinya tahanan gesek tiang (Qfriksi) secara penuh. Secara umum tahanan gesek tiang ultimit (Qfriksi) termobilisasi lebih awal daripada tahan ujungnya (Qujung). Mekanisme transfer beban juga tergantung pada: 1. Jenis tanah 2. Jenis tiang 3. Panjang tiang 4. Seberapa tinggi tingkat pembebanannya A. Pekerjaan Persiapan 1. Membubuhi tanda, tiap tiang pancang harus dibubuhi tanda serta tanggal saat tiang tersebut dicor. Titik-titik angkat yang tercantum pada gambar harus dibubuhi tanda dengan jelas pada tiang pancang. Untuk mempermudah perekaan, maka tiang pancang diberi tanda setiap 1 meter. 2. Pengangkatan/pemindahan, tiang pancang harus dipindahkan/diangkat dengan hati-hati sekali guna menghindari retak maupun kerusakan lain yang tidak diinginkan. 3. Rencanakan final set tiang, untuk menentukan pada kedalaman mana pemancangan tiang dapat dihentikan, berdasarkan data tanah dan data jumlah pukulan terakhir (final set). 4. Rencanakan urutan pemancangan, dengan pertimbangan kemudahan manuver alat. Lokasi stock material agar diletakkan dekat dengan lokasi pemancangan. 5. Tentukan titik pancang dengan theodolith dan tandai dengan patok. 6. Pemancangan dapat dihentikan sementara untuk peyambungan batang berikutnya bila level kepala tiang telah mencapai level muka tanah sedangkan level tanah keras yang diharapkan belum tercapai. Proses penyambungan tiang : a. Tiang diangkat dan kepala tiang dipasang pada helmet seperti yang dilakukan pada batang pertama. b. Ujung bawah tiang didudukkan diatas kepala tiang yang pertama sedemikian sehingga sisi-sisi pelat sambung kedua tiang telah berhimpit dan menempel menjadi satu. c. Penyambungan sambungan las dilapisi dengan anti karat d. Tempat sambungan las dilapisi dengan anti karat. 7. Selesai penyambungan, pemancangan dapat dilanjutkan seperti yang dilakukan pada batang pertama. Penyambungan dapat diulangi sampai mencapai kedalaman tanah keras yang ditentukan. 8. pemancangan tiang dapat dihentikan bila ujung bawah tiang telah mencapai lapisan tanah keras/final set yang ditentukan. 9. Pemotongan tiang pancang pada cut off level yang telah ditentukan. B. Proses Pengangkatan 1. Pengangkatan tiang untuk disusun ( dengan dua tumpuan ) Metode pengangkatan dengan dua tumpuan ini biasanya pada saat penyusunan tiang beton, baik itu dari pabrik ke trailer ataupun dari trailer ke penyusunan lapangan. Persyaratan umum dari metode ini adalah jarak titik angkat dari kepala tiang adalah 1/5 L. Untuk mendapatkan jarak harus diperhatikan momen maksimum pada bentangan, haruslah sama dengan momen minimum pada titik angkat tiang sehingga dihasilkan momen yang sama. 2. Pengangkatan dengan satu tumpuan Metode pengangkatan ini biasanya digunakan pada saat tiang sudah siap akan dipancang oleh mesin pemancangan sesuai dengan titik pemancangan yang telah ditentukan di lapangan. Adapun persyaratan utama dari metode pengangkatan satu tumpuan ini adalah jarak antara kepala tiang dengan titik angker berjarak L/3. Untuk mendapatkan jarak ini, haruslah diperhatikan bahwa momen maksimum pada tempat pengikatan tiang sehingga dihasilkan nilai momen yang sama. C. Proses Pemancangan 1. Alat pancang ditempatkan sedemikian rupa sehingga as hammer jatuh pada patok titik pancang yang telah ditentukan. 2. Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada setiap lubang. 3. Tiang didirikan disamping driving lead dan kepala tiang dipasang pada helmet yang telah dilapisi kayu sebagai pelindung dan pegangan kepala tiang. 4. Ujung bawah tiang didudukkan secara cermat diatas patok pancang yang telah ditentukan. 5. Penyetelan vertikal tiang dilakukan dengan mengatur panjang backstay sambil diperiksa dengan waterpass sehingga diperoleh posisi yang betul-betul vertikal. Sebelum pemancangan dimulai, bagian bawah tiang diklem dengan center gate pada dasar driving lead agar posisi tiang tidak bergeser selama pemancangan, terutama untuk tiang batang pertama. 6. Pemancangan dimulai dengan mengangkat dan menjatuhkan hammer secara kontiniu ke atas helmet yang terpasang diatas kepala tiang. ๏ Perhitungan penulangan Tiang Pancang Dihitung berdasarkan waktu pengangkatan # Keadaan 2 Titik angkat M1 = M2 = ๐ ๐ . q . ๐๐ ๐ ๐ . q . ( l – 2 ๐ )๐ − ๐ ๐ . q . ๐๐ M1 = M2 ๐ ๐ . q . ๐๐ = ๐ ๐ . q . ( l – 2 ๐ )๐ − ๐ ๐ . q . ๐๐ q = 0,20 x 0,20 x 1,0 x 2,4 = 0,096 t/m = 96 kg/m Dengan persamaan kuadrat didapat hasil : a = 0,209 . L = 0,209 . 14 = 2,926 m M1 = M2 jadi, = = ๐ ๐ ๐ ๐ . q . ๐๐ .96 . (๐, ๐๐๐)๐ = 410,950 kg.m # Keadaan 1 Titik angkat M1 = M2 ๐ = ๐ . q . ๐๐ ๐ = ๐ . 96 . (๐, ๐๐)๐ = 791,212 Kg.m Dari dua kondisi diatas, diambil momen yang terbesar dari titik angkat yaitu : 791,212 Kg.m ๏ Penulangan Tiang Pancang Direncanakan : Mutu beton (fc’) = 30 Mpa Mutu baja (fy) = 240 Mpa b = 20 cm h = 20 cm d = 20 – 5 cm = 15 cm ( selimut beton ) Mu = 1,2 . MD = 1,2 . (791,212 Kg.m) = 949,454 Kg.m = 9494,5 kN Pu = 1,2 . Gaya Normal = 1,2 . (34,75) = 41,7 ton = 41700 Kg = 417 kN Eksentrisitas : e= = ๐ด๐ ๐ท๐ ๐๐๐๐,๐ ๐๐๐๐๐ = 0,227 m = 227 mm Rasio Penulangan Diambil 1% dengan d’ = 50 mm ρ = ρ’ = ๐จ๐ ๐.๐ = 0.01 As = ρ . b . D = 0,01 . 200 . 150 = 300 ๐๐๐ ( untuk bagian atas ) maka : A = 300 . 2 = 600 ๐๐๐ Dipakai penulangan 4 D16 ( As = 603 ๐๐๐ ) ρ= ๐จ๐ ๐ .๐ = ๐๐๐ ๐๐๐ .๐๐๐ = 0,015 > 0,01 (Oke) Pemeriksaan Pu terhadap beban seimbang Pnb d = 200 – 50 = 150 mm cb = ๐๐๐ ๐๐๐+๐๐ .d= ๐๐๐ ๐๐๐+๐๐๐ . 150 = 107,143 β1 = 0,81 ab = β1 . cb = 0,81 . 107,143 = 86,786 mm ๐๐ −๐ ′ ๐๐,๐๐๐ −๐๐ . (0,003) = ๐๐ ๐๐,๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐ = = 0,0012 < S’ ๐ฌ ๐๐๐๐๐๐ ๐,๐๐๐ ๐ฌ (๐๐−๐) fs’ = ๐๐ ๐,๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ (๐๐,๐๐๐−๐๐) = ๐๐,๐๐๐ ε a’= = 254,322 > fy (0,003) = 0,0013 Maka didalam perhitungan selanjutnya ; fs’ = fy Pnb = (0,85. fc’ . ab . b . As’ . Fy) – (As . Fy) = 0,85. 30. 86,786 . 200 . (10)−3 = 442,608 kN ØPnb = 0,70 . 442,608 = 309,826 kN < 417 kN Memeriksa kekuatan penampang : Pemeriksaan tegangan pada tulang tekan : a= c= ๐๐๐๐,๐ (10)−3 = 337 ๐,๐๐ . ๐๐ . ๐๐๐ ๐๐๐ = 396 mm ๐,๐๐ fs’ = 0,003. 200000 ( mm ๐๐๐−๐๐ ) ๐๐๐ = 534 Mpa > fy = 240 Mpa Merencanakan Tulangan Spiral : Dipilih tulangan D10 untuk penulangan spiral Ag = 20 . 20 = 40000 ๐๐2 Ac = 150 .150 = 22500 ๐๐2 ๐๐๐๐๐ ๐๐๐ Ps (min) = 0,45 (๐๐๐๐๐ − ๐) . ๐๐๐ = 0,043 4 Asp Smax = (Dc . ρ) = Asp = 113 ๐๐2 ; Dc = 150 mm 4 .113 150 (0,043) = 70 mm Dipakai tulangan spiral D10 – 70 mm Data – data : ๏ถ Tiang segi empat panjang sisi : 20 cm ๏ถ Mutu beton : K-300 ๏ถ Mutu baja tulangan : U-24 ๏ถ Ukuran & jumlah tulangan : 4D16mm ๏ถ Tulangan spiral : วพ 10 mm ๏ถ Luas baja tulangan : 6,03 cm² ๏ถ Luas penampang tiang : 400 cm² Perhitungan : ๏ Beton ๏ Tegangan ijin ๏ tekan beton ๏ ๏ ๏ ๏ ๏ = K-300 = 0,33 x 300 = 99 kg/cm² Baja = U-24 Tegangan ijin tarik baja = 0,58 x 2.400 = 1392 kg/cm² P Axial yang dipikul oleh tiang = P = (99 x 400) + (1.392 x 6,03) = 47993 kg = 47,993 ton P ijin = 30 ton Safety Factor = 1,59