PERMAINAN Sore itu sekumpulan anak kecil berlarian dengan riang gembira. Suasana bulan puasa pun sepertinya tidak melunturan semangat mereka bermain. Dengan penuh canda dan tawa mereka berkejar-kejaran dengan teman yang lain yang sedang dijadian “kucing”. Ah, senang sekali rasanya melihat keceriaan mereka. Tapi apa yang sebenarnya sedang mereka lakuan? Hampir semua dari mereka bersembunyi dan hanya satu orang saja yang berjaga di salah satu tiang. Ya, dia berada sangat dekat dengan tiang listrik itu. Dia menjaganya dengan sangat ketat seperti menjaga harta karun. Selain menjaga tiang itu, dia juga bertugas mencari teman yang lain yang sedang bersembunyi. Setelah ditemukan, maka si penjaga ini harus segera menepuk tiang yang tadi dijaganya. Tapi sayangnya saat itu si penjaga tiang kalah cepat berlari dengan “buruannya” sehingga sang “buruan” lebih dahulu menepuk tiang, alhasil semua yang sudah menjadi “narapidana” sebelumnya bisa kembali berlari dan mencari tempat persembunyian yang baru. Masih ingatkah dengan permainan ini? Mungkin bagi anda yang sempat berada di era tahun 1990-an bisa mengingatnya dengan ekspresi tersenyum. Anda tentu ingat saat anda panik mencari tempat persembunyian sampai-sampai anda tidak peduli dengan rasa sakit karena terluka dan jatuh, yang penting anda harus segera mendapatkan tempat bersembunyi yang aman sebelum hitungan dari penjaga itu selesai. Atau mungkin anda juga ingat ketika anda harus berjaga di salah satu tiang atau pohon atau tempat lain yang dijadikan tanda. Lalu dengan penuh hati-hati anda mencari teman anda yang lain dan berusaha dengan cepat kembali menuju tiang atau pohon itu untuk menepuknya. Jika anda berhasil terlebih dahulu menepuk tanda jaga, maka anda bisa dinyatakan menang atas teman anda itu. Permainan yang digambarkan diatas dikenal dengan nama “Petak Umpet”. Permainan ini termasuk kedalam salah satu permainan tradisional. Permainan ini juga dilakuan secara beregu, dimana sebelum dimulai dilakuan pengundian terlebih dahulu untuk menentukan “kucing” atau penjaga. Berbicara mengenai permainan tradisional, tentu kita harus pahami dulu apa yang dimaksud dengan “permainan” dan “tradisional” itu sendiri. Mengapa ini penting? Agar kita bisa memilah mana yang termasuk ke dalam golongan permainan tradisional dan mana yang termasuk ke dalam golongan permainan modern. A. Pengertian Tradisional Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tradisional mempunyai arti sikap dan cara berfikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang ada secara turuntemurun. Banyak hal yang dilakuan sehari-hari berdasarkan tata cara tradisional. Baik itu resep dan cara memasak, cara membuat rumah, cara membuat pakaian, dan masih banyak lagi yang lainnya termasuk permainan. Aktifitas-aktifitas diatas yang dilakuan secara tradisional tentu memilki cara yang berbeda dan unik jika dibandingan dengan cara-cara atau langah-langah yang dikerjaan untuk melaluan aktivitas yang sama secara modern. Sebagai contoh, dahulu orang menanak nasi dengan melakuan berbagai tahapan dan memakan waktu yang cukup lama. Setelah beras itu dicuci akan masuk ke tahapan berikutnya yaitu perebusan. Perebusan ini berlangsung hingga air yang digunakan menjadi surut dan beras menjadi lembek (setengah matang). Tahapan berikutnya adalah tahapan pengukusan. Beras yang sudah lembek dan setengah matang tersebut dikukus menggunaan alat kukus tersendiri. Berbeda dengan cara membuat nasi pada jaman sekarang yang sudah dibantu dengan alat elektronik. Setelah beras bersih maka akan masuk ke tahapan perebusan yang sealigus pengukusan. Tentu saja hal ini bisa diselesaikan dalam tempo yang singkat. Namun begitu, cara tradisional mempunyai ciri khas tersendiri yang bisa menambah keanekaragaman budaya negara kita. Dengan jumlah wilayah negara Indonesia yang sangat luas, ribuan pulau, beragam bahasa, adat, masakan, pakaian, dan lain-lain akan membutuhkan waktu yang cukup banyak jika kita akan membahasnya. Inilah yang menjadi kebanggaan kita sebagai bangsa yang kaya akan budaya tradisional. B. Pengertian Permainan Setelah kita membahas mengenai semua hal yang menyangkut dengan tradisional sekarang kita akan membahas tentang permainan. Permainan adalah setiap kontes antara pemain yang berinterkasi satu sama lain dengan mengikuti aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu pula. (Sadiman 1993:75) Dari penjelasan diatas tentu kita sudah bisa menyimpulan bahwasanya permainan biasanya dilakuan secara berkelompok atau beregu. Namun ada juga permainan yang bisa dilakuan oleh sendiri. Aturan permainan diciptakan dan disepakati oleh semua yang terlibat dalam permainan tersebut. Salah seorang atau sebagian orang akan menjadi penentu kebijaan, dalam hal ini bisa berarti sebagai wasit (penengah) atau sebagai pihak yang membuat peraturan permainan, sedangkan sebagian lagi akan menjadi pelaku/peserta permaian. C. Tujuan Permainan Berbagai macam alasan mengapa orang melakuan permainan atau bermain. Pada dasarnya manusia merupakan makhluk yang senang bermain (homo sapiens). Tidak hanya anak-anak kecil saja yang senang dengan aktivitas bermain, orang dewasa juga banyak yang melakuan permainan bahkan permainan tersebut sudah menjadi ajang pertandingan tingat tinggi. Berbagai macam permaian bisa kita jumpai, dan bisa juga kita ciptaan sendiri. Karater dari permainan juga variatif. Ada permainan yang menggunakan alat sederhana bahkan tanpa alat, tapi tidak sedikit jenis permainan yang menggunakan banyak alat. Ada permainan yang tidak memerluan pemikiran yang dalam tapi ada juga permainan yang bisa memeras pikiran. Permainan merupakan aktivitas rekreasi dengan tujuan bersenang-senang, mengisi watu luang, berolahraga ringan juga sebagai ajang kompetisi.