PERENCANAAN DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PADA SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20KV (Desa Pauh Kec. Bonai Darussalam Kab. Rokan Hulu Prov. Riau) 1 Hengki Pradinata1*, Ir. Ija Darmana, M.T.1, Ir. Cahayahati, M.T.1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung Hatta E-mail: [email protected] ABSTRAK Perencanaan jaringan distribusi tidak lepas dari penentuan besarnya daya atau beban rangkuman untuk saluran udara tegangan menengah panjang saluran 31.560 m dengan konduktor A3C 70 mm2 terdapat 7 unit trafo berkapasitas 200 kVA, yang akan di salurkan melalui sistem jaringan tersebut, terutama berkaitan dengan penentuan kuat hantar arus pada ukuran kawat penampang dan jenis penghantar yang di pilih. Agar sistem pendistribusian listrik bekerja dengan baik, maka keseimbangan beban disetiap titik beban harus dicapai. Keseimbangan beban dapat tercapai jika tegangan yang dihasilkan dapat mensuplai beban secara penuh dari masing-masing titik beban maka sistem juga menjadi lebih baik dalam pemenuhan kebutuhan listrik. Dalam perencanaan jaringan listrik, hal lain yang juga sangat penting untuk dianalisa adalah rugi – rugi daya dan jatuh tegangan. Rugi-rugi daya dan jatuh tegangan merupakan salah satu parameter kualitas suatu jaringan. Berdasarkan rekomendasi National Electrical Code (NEC) batas toleransi yang diperbolehkan untuk tegangan adalah ± 5 % dari kondisi normal sedangkan rugi-rugi daya diusahakan sekecil mungkin karena berkaitan dengan kerugian finansial. Rugi-rugi daya pada penghantar akan menghasilkan panas yang tidak diperlukan pada penghantar. Jatuh tegangan yang timbul akan menyebabkan tegangan pada bus berkurang, hal ini dapat berakibat pada penurunan daya secara proporsional seiring turunnya tegangan. Tegangan dibawah normal akan menyebabkan terjadinya panas pada beban induktif yang dapat menyebabkan pendeknya umur suatu peralatan. Metode yang dipakai untuk menganalisa rugi – rugi daya dan jatuh tegangan adalah metode perhitungan mengguanakan rumus baku yang sudah ada. Adapun metode pengumpulan data yang di terapkan dalam perencanaan ini adalah metode observasi lapangan dan metode dokumenter. Data-data yang di peroleh dari hasil Survey lapangan dan Analisis dengan menggunakan rumus-rumus baku dari beberapa kajian pustaka. Sistem konstruksi saluran udara tegangan menengah 20 kV dan komponen-komponen utama mengacu standarisasi dari PT. PLN ( Persero ) Tahun 1998, Meliputi konstruksi tiang besi 11 meter 156 daN, Kawat AAAC 70 mm², andongan 0,58 meter dengan jarak gawang rata-rata 50 meter. Kata Kunci : trafo, NEC, Kawat AAAC. 1. PENDAHULUAN pembangunan perekonomian, pendidikan, dan bidang 1.1 Latar Belakang teknologi. Kebutuhan akan tenaga listrik selalu bertambah, Semakin pesatnya pertumbuhan penduduk, maka menunjang kebutuhan energi listrik juga semakin meningkat, salah pembangunan dan mendorong kemajuan masyarakat. satunya di daerah Desa Pauh Kec. Bonai Kab. Rokan dimana kita bangsa Indonesia telah memasuki dan Hulu yang masih belum terjangkau oleh jaringan menuju era industrialisasi. Listrik merupakan faktor distribusi tenaga listrik, sedangkan daerah tersebut penting guna mewujudkan masyarakat adil dan makmur sangat berpotensi akan kebutuhan energi listrik, hal ini untuk terbukti permohonan permintaan masyarakat untuk tenaga listrik disegala dibutuhkan bidang baik untuk itu bidang sektor pembangunan pemasangan jaringan energi listrik Tegangan Menengah (SUTM) 20 kV di Desa Pauh Kec. didaerah tersebut dengan calon konsumen ± 447 KK Bonai Kab. Rokan Hulu. dan diperlukan pembangunan fisik jaringan saluran 1.2 Tujuan Penelitian udara sepanjang ± 2,04 kms. Melihat perkembangan Perencanaan (Detail Engineering Design) adalah potensi daerah tersebut alamnya sangat berpotensi baik dokumen perencanaan teknis secara rinci yang berisi dibidang perkebunan kelapa sawit, hal ini sangat perhitungan daya atau jumlah energi yang dapat berpengaruh terhadap kemajuan perkembangan dan dimanfaatkan, pemilihan jenis dan ukuran alat konversi peningkatan daerah dalam setiap tahunnya, maka energi, spesifikasi teknis peralatan penunjang, desain kebutuhan beban listrik diperkirakan sebesar ± 200 konstruksi instalasi yang dituangkan dalam gambar kVA, mengingat dalam perencanaan ini diperhitungkan teknik dan rencana anggaran biaya. manfaat penggunaanya untuk waktu jangka pendek 1.3 Batasan Masalah maupun jangka panjang nantinya. Dalam penelitian yang akan dilakukan, ada Tantangan terbesar yang dihadapi PT.PLN adalah beberapa hal yang dibatasi, diantaranya: bagaimana cara untuk menjaga keseimbangan antara 1. Tidak membahas trafo distribusi ketersediaan listrik dengan kebutuhan listrik yang terus 2. Tidak menentukan sistem proteksi pada saluran menerus 3. Merencanakan dan menuntut peningkatan. Sehingga dibutuhkan pemikiran bagaimana menyediakan energi listrik untuk masa mendatang bagi konsumen. jaringan listrik tegangan menengah 20 kV. 4. Lokasi penelitian di Desa Bonai kecamatan Pertambahan permintaan energi listrik yang terus Bonai Darussalam kabupaten Rokan Hulu, meningkat, Riau menimbulkan jumlah energi listrik meningkat dan kemampuan penyaluran energi listrik 5. melalui 6. Pengaruh tahanan terhadap temperatur konduktor semakin bertambah, dalam penyaluran energi listrik kepada konsumen tersebut dapat dilakukan melalui jaringan SUTM, SUTR dan STT. diabaikan 2. TINJAUAN PUSTAKA 1. PT. PLN menyediakan dan menyalurkan energi Distribusi daerah pedesaan dengan areal yang luas, pilihan yang Daya “Rekonfigurasi Listrik”. Jaringan Menjelaskan berdasarkan jatuh tegangan dan losses. 2. menegah 20 kV. M. Nasir Malik (2009), dalam jurnalnya pada media elektrik dengan judul “Analisis Losses Melihat situasi dan kondisi Desa Pauh Kec. Bonai Jaringan Kab. Rokan Hulu jauh dari jaringan listrik yang ada untuk rancangan penyaluran energi listrik andalan sistem radial Saluran Udara Tegangan Menegah 20 kV. Penulis tertarik dengan masalah tersebut, maka penulis judul Studi Perencanaan Detail Engineering Design (DED) Pada Saluran Udara Distribusi Pada Penyulang”. Membahas tentang rugi-rugi saluran dan drop maka untuk daerah ini diputuskan PT.PLN dibuat suatu suatu judul tentang menata ulang kembali jaringan listrik tepat dipergunakan adalah type Saluran Udara Tegangan membuat Muhammad Fayyadi (2007) dalam jurnal dengan listrik kepada konsumen (pelanggan listrik), Untuk Menengah sering dikenal dengan distribusi tegangan Reaktansi (X) konduktor X diabaikan tegangan pada saluran distribusi. 3. Arfita Yuana Dewi Rachman (2012) dalam jurnal dengan judul “Perencanaan Saluran Udara Tegangan Menengah (Sutm) 20 Kv Pada Komlek Perkebunan AMP ( Agra Masang Perkasa ) Bawan Lubuk Basung”. 2 3. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi yang akan dilakukan Rata – rata daya tersambung : 900 VA, dalam maka total daya adalah penelitian ini adalah : Melakukan studi pustaka untuk melengkapi literatur guna melengkapi referensi yang berhubunggan Referensi dengan judul yang digunaan skripsi. Rata – rata luas daerah pelayanan gardu buku, adalah 0,5 km2, maka jumlah gardu trafo berupa dimana buku tersebut berkaitan dengan distribusi: perencanaan jaringan listrik Penelitian dilakukan di salah satu daerah yang belum dialiri listrik PLN. Dalam hal ini Rata – rata daya tersambung per gardu daerah yang akan dijadikan tempat penelitian skripsi ini adalah Desa Bonai kecamatan adalah Bonai Darussalam kabupaten Rokan Hulu, Riau Perhitungan dan pengolahan data, kemudian dianalisa Data yang didapat Rata – rata jumlah rumah per gardu adalah setelah melakukan penelitian ke daerah yang akan dipasang jaringan listrik kemudian disusun sedemikian rupa untuk kemudian dianalisa. Perkiraan beban puncak diperoleh, dimana, Lf = 0,6 eff = 0,8 4. HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA Maka 4.1. Menentukan Kapasitas Trafo Distribusi Pembangunan jaringan distribusi listrik desa Pauh Maka kapasitas tarfo yang dipasang adalah 200 kVA yang jumlah sebanyak 4 unit trafo. dibagi dalam tiga bagian. Menentukan kapasitas trafo dengan cara berikut: 4.2. Perhitungan Drop Tegangan Desa Pauh I Untuk menjamin kontinuitas penyaluran tenaga Luas sarana (Jalan, kebun dan lain – lain) S= listrik ke konsumen maka jatuh tegangan perlu dibatasi pada harga tertentu. Sebagai realisasi dari pernyataan di atas, maka variasi tegangan yang diperbolehkan adalah Luas pemukiman adalah 60 % dari luas wilayah A maksimum 5% dan minimum 5% terhadap tegangan nominalnya. Besarnya jatuh tegangan dapat dihitung = dengan menggunakan persamaan: 4.3. √ Luas masing – masing pemukiman rata – rata, d = 700 m2, maka jumlah sambungannya adalah 3 Tabel 4.1 Hasil perhitungan jatuh tegangan No Titik Jarak (km) Arus (A) Tahanan (Ohm) 1 2 3 4 5 6 7 A –B B–C C–D D–E E–F F–G G–H 22,742 1,195 4,285 2,431 0,453 0,948 0,453 40,46 34,68 28,9 23,12 17,34 11,56 5,78 9,961 0,523 1,877 1,065 0,199 0,145 0,199 Drop tegangan (V) 697,24 31,398 93,831 42,585 5,955 8,300 1,985 Rencana anggaran biaya. 2. Jenis tiang yang digunakan yaitu tiang beton TM Tegangan diterima 9 m - 100 daN, tiang beton TM 9 m - 200 daN, (V) tiang besi TM 11 m – 200 daN dan tiang besi TM 19302,75 19271,36 12 – 350 daN untuk konstruksi jaringan tegangan 19177,53 menengah . Sementara untuk tegangan rendah 19134,95 19128,99 jenis tiang yang digunakan yaitu TR 9 m - 100 19120,69 daN, tiang beton TR 9 m - 200 daN, tiang besi 19118,71 TR 11 m – 200 daN dan tiang besi TR 12 – 350 Setelah besar jatuh tegangan pada masing – daN. Adapun konstruksi masing – masing tiang masing titiknya didapat, selanjutnya dihitung persentase yang digunakan yaitu TM 1 sebanyak 703 unit, jatuh tegangan pada masing – masing titik tersebut TM 2 sebanyak 2 unit, TM 3 sebanyak 3 unit, dengan menggunakan persamaan: TM 4 sebanyak 3 unit, TM 5 sebanyak 69 unit, E1 sebanyak 4 unit dan E2 sebanyak 1 unit. Sedangkan untuk tiang TR konstruksi tiang yang digunakan yaitu TR 1 sebanyak 195 unit, TR 2 Dimana: sebanyak 2 unit, TR 3 sebanyak 5 unit, TR 4 Vd% = Persentase jatuh tegangan (V) Vt = Tegangan diterima (V) sebanyak 11 unit dan TR 9 sebanyak 2 unit ( gambar konstruksi tiang terlampir ). Jadi total jumlah tiang TM yang digunakan yaitu 780 unit, sedangkan total jumlah tiang TR yang digunakan 5. KESIMPULAN Dari pembahasan dan perhitungan pada bab empat 222 unit. 3. dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Dalam membangun suatu jaringa listrik hal Kapasitas trafo yang digunakan adalah 200 kVA sebanyak 7 buah trafo. 4. Kawat penghantar yang digunakan adalah jenis A3C dengan luas penampang 70 mm2 penting yang harus dilakukan adalah membuat perencanaannya terlebihh dahulu. Penyusunan perencanaan pembangunan jaringan listrik ini beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu: 6. DAFTAR PUSTAKA 1. Ermawanto, “Analisa Menengah Listrik Karakteristik daerah pelayanan Antara Perkiraan beban maksimum Tegangan Rendah dan Analisa Efisiensi Trafo Pemilihan jenis hantaran dan konstruksi Dalam Rangka Konservasi Energi Kampus jaringan Undip Tembalang”, Perhitungan susut tegangan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Penyediaan pemakaian peta geografis Diponegoro, Semarang, 2005 Survei lapangan Pemilihan jenis tiang / panel distribusi dan Distribusi titik lokasinya Algoritma Genetik”, Jurnal skripsi, Jurusan Pembuatan peta rencana Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Perhitungan kebutuhan material Diponegoro, Semarang, 2005 2. Tegangan Berlanggan Dengan Jurnal skripsi, Jurusan Muhammad Fayyadi, “Rekonfigurasi Jaringan Daya Listrik Dengan Metoda 4 3. Dwi Sulistyo Handoyo, “Simulasi Tegangan Dip Pada Sistem Distribusi Tegangan Rendah Menggunakan Model EMTP”, Jurnal skripsi, Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang, 2005 4. Yulianus Songli, “Analisis Jatuh Tegangan Feeder Paccerakkang Gardu Induk Daya”, Jurusan Teknik Elektro UKI-Paulus Makassar, 2010 5. Muh. Nasir Malik ,”Analisis Losses Jaringan Distribusi Primer Pada Penyulang Adhyaksa Makassar”, Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, FT. UNM, Makassar, 2009 6. Suhadi, “Teknik Distribusi Tenaga Listrik”, Jilid 3, Depdiknas, Jakarta, 2008 7. Arismunandar A. dan Kuwahara S.,”Teknik Tenaga Listrik”, Jilid 2, PT. Pradnya Paramitha, Jakarta, 1993 8. Abdul Kadir ,”Distribusi dan Utilitas Tenaga Listrik”, Universitas Indonesia Press, Jakarta, 2000 9. Stevenson Jr. D. William ,”Analisis Sistem Tenaga Listrik”, Edisi ke 4, Erlangga, Jakarta, 1994 10. Djiteng Marsudi ,”Operasi Sistem Tenaga Listrik”, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2006. 5