OPTIMAL RISKY PORTFOLIO

advertisement
1
ANALISIS VOLATILITAS DAN RISIKO
NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AS
Parulian Simanjuntak
Jonni Manurung
Abstract
This study examines exchange rate risk IDR/USD by GARCH[2, 1] model. The IDR/USD
exchange rate determination is based on interest rate parity, purchasing power parity, international
Fisher effect and monetary approach. GARCH[2, 1] model is acheap stability and stationary
conditions. The elasticity of IDR/USD exchange rate on interest differential, price level differential
and rupiah supply is 0.1012 percent, 0.0064 percent, 0.1683 percent, and respectively. Using the
GARCH[2, 1] model in IDR/USD exchange rate determination, the maximum risk is IDR
1437.21/USD, the mean risk is IDR 741.78/USD, and the minimum risk is IDR 388.20/USD. The
systematic risk or unconditional risk, permanent or persistent risk is IDR 385.22/USD and the mean
of unsystematic risk or conditional risk is IDR 356.56/USD. Therefore the IDR/USD exchange rate
is appreciation or depreciation by IDR 385.22/USD systematically and it is appreciation or
depreciation by IDR 385.22/USD unsystematically.
The result of investigation to recommend the decreasing IDR/USD exchange rate systematic
risk by increasing in relative economic growth, increasing in balance of payment surplus, and
decreasing in relative velocity of money circulation. The result of investigation is also to
recommend the decreasing IDR/USD exchange rate unsystematic risk by decreasing in interest rate
differential, price level differential, and increasing in rupiah supply stability. The multinational
corporation, participant in yhe international money market and decision makers can use three
scenarios in IDR/USD exchange rate to the transaction exposure, operation or economic exposure,
translation or accounting exposure, speculation, and hedging. The three scenarios in appreciation or
depreciation of exchange rate are IDR/USD 388.20/USD, IDR 751.78/USD and IDR 1437.21/USD.
Keywords: GARCH[2, 1], unconditional volatility or risk of IDR/USD exchange rate, conditional
volatility or risk IDR/USD exchange rate, and total volatility or risk of IDR/USD exchange rate.
PENDAHULUAN
Internasionalisasi pasar keuangan merupakan salah satu unsur pembangunan ekonomi.
Perdagangan instrumen pasar keuangan secara internasional telah meningkatkan tingkat
return investasi aktiva keuangan dan mendorong perkembangan perbankan secara drastis.
tersebut. Keterbukaan ekonomi suatu negara dalam keterbukaan perdagangan aktiva
keuangan secara internasional menyediakan beberapa manfaat. Pasar keuangan
internasional merupakan komplementaristas pasar keuangan domestik melalui ketersediaan
dana untuk membiayai proyek-proyek domestik. Pasar keuangan internasional juga
membiarkan investor untuk mencapai tingkat return yang lebih tinggi dengan risiko yang
lebih rendah mealui diversifikasi portofolio internasional. Integrasi pasar keuangan
domestik dengan pasar keuangan internasional ditentukan oleh beberapa variabel ekonomi
domestik dan efektifitas kebijakan ekonomi domestik. Misalnya perbedaan tingkat bunga,
pengendalian jumlah uang beredar, nilai tukar matauang dan turbulensi variabel ekonomi
lainnya. Dengan kata lain pasar keuangan internasional merupakan unsur dasar penentu
2
perilaku ekonomimakro dan ekonomimikro dari keterbukaan ekonomi suatu negara
(Manurung dan Manurung, 2009).
Salah satu komponen pasar keuangan internasional adalah pasar uang internasional.
Pasar uang internasional sering menciptakan turbulensi pada perekonomian domestik jika
manajemen eksposur fluktuasi nilai tukar matauang tidak dapat diprediksi secara akurat.
Eksposur fluktuasi nilai tukar matauang merupakan salah satu unsur penting dalam
manajemen risiko nilai tukar matauang (Ohno, 1990). Risiko nilai tukar didefinisikan
sebagai risiko dimana kinerja perusahaan multinasional dipengaruhi oleh pergerakan nilai
tukar matauang. Pengukuran risiko nilai tukar matauang sangat perlu sebelum melakukan
manajemen risiko nilai tukar matauang, khususnya pengukuran sumber-sumber risiko baik
risiko sistematis, persisten, permanen atau systematic risk maupun risiko taksistematis atau
unsystematic risk (Cornell and Shapiro, 1983; Srinivasulu and Massura, 1987).
Aspek paling penting dari manajemen risiko nilai tukar matauang adalah penentuan
ekspektasi perubahan nilai tukar matauang sebagai fundasi keputusan perusahaan
multinasional. Oleh sebab itu ketidakakuratan pengukuran risiko nilai tukar matauang akan
mengakibatkan fundasi keputusan perusahaan multinasional (Lessard and Lightstone, 1986;
Garner adn Shapiro, 1984). Beberapa variabel ekonomi penting yang menentukan nilai
tukar matauang adalah perbedaan tingkat bunga, perbedaan tingkat harga dan jumlah uang
beredar.
Studi ini akan menginvestigasi risiko nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dengan
menggunakan konsep purchasing power parity, international Fisher effect, interest rate
parity dan monetary approach. Pada periode 2000:1-2008:4, rata-rata nilai tukar rupiah
terhadap dollar AS sebesar IDR 9132.33/USD, tingkat bunga pasar uang domestik sebesar
12.89 persen, tingkat bunga pasar uang luar negeri sebesar 3.57 persen, tingkat harga ekspor
atau domestik sebesar 142.02 persen, tingkat harga impor atau luar negeri sebesar 139.34
persen dan jumlah rupiah beredar sebesar IDR 109121.44 (Bank Indonesia, 2008). Apakah
variabel ekonomi tingkat bunga, tingkat harga dan jumlah rupiah beredar dapat menentukan
nilai tukar rupiah terhadap dollar AS ?
Gambar 1 menunjukkan bahwa jumlah rupiah beredar terasosiasi tinggi dengan nilai
tukar rupiah terhadap dollar AS. Peningkatan perbedaan tingkat bunga pasar uang domestik
dengan luar negeri [SBPU-LIBR] cenderung mengakibatkan peningkatan nilai tukar rupiah
terhadap dollar AS [EXCR] atau rupiah depresiasi. Visualisasi ini menjelaskan bahwa
fluktuasi perbedaan tingkat bunga cenderung meningkatkan fluktuasi nilai tukar rupiah
terhadap dollar AS. Akan tetapi peningkatan perbedaan tingkat harga domestik dengan luar
negeri [XPIN-MPIN] cenderung tidak mengakibatkan perubahan nilai tukar rupiah terhadap
dollar AS [EXCR] atau cenderung stabil. Di lain pihak, peningkatan jumlah rupiah beredar
[MON0] cenderung mengakibatkan peningkatan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS
[EXCR] naik atau rupiah depresiasi. Oleh sebab itu peningkatan fluktuasi jumlah rupiah
beredar mengakibatkan peningkatan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
Penomena asosiasi di atas menjelaskan bahwa fluktuasi atau volatilitas perbedaan
tingkat bunga, tingkat harga dan jumlah rupiah beredar cenderung meningkatkan volatilitas
nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Oleh sebab itu studi ini akan menjawab permasalahan
seberapa besar fluktuasi atau risiko perubahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS ?
3
Apakah perbedaan tingkat bunga, perbedaan tingkat harga dan jumlah rupiah beredar dapat
digunakan sebagai fundasi pengukuran volatilitas nilai tukar rupiah terhadap dollar AS ?
18
16
14
12
10
8
6
4
2001
2002
2003
2004
EXCR
2005
2006
2007
2008
2007
2008
SBPU-LIBR
60
40
20
0
-20
-40
-60
2001
2002
2003
2004
EXCR
2005
2006
XPIN-M PIN
24000
20000
16000
12000
8000
4000
2000
2001
2002
2003
2004
EXCR
2005
2006
2007
2008
M ON0
Gambar 1 Asosiasi Perkembangan Perbedaan Tingkat Bunga dan Tingkat Harga, Jumlah
Rupiah Beredar Dengan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar AS
4
Pengukuran volatilitas nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sangat penting dalam
pengambilan keputusan bisnis, khususnya pada manajemen eksposur translasi atau
akuntansi dan manajemen eksposur operasi atau ekonomi. Pengukuran volatilitas nilai tukar
rupiah terhadap dollar AS juga sangat penting dalam perencanaan transaksi luar negeri,
penyusunan anggaran perusahaan dan anggaran pendapatan dan belanja negara. Pengukuran
volatilitas atau risiko perubahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS didasarkan pada teori
purchasing power parity, international Fisher effect, interest rate parity dan monetary
approach dengan model GARCH[p, q]. Model ini secara langsung dapat mengukur dua
jenis risiko perubahan nilai rukar rupiah terhadap dollar AS, yaitu risiko persisten atau
permanen atau sistematis dan risiko bersyarat atau taksistematis (Bollerslev, 1986; Bougerol
and Picard. 1992; Manurung, Manurung dan Saragih, 2005). Penjumlahan risiko persisten
atau permanen atau sistematis dengan risiko bersyarat atau taksistematis merupakan risiko
total perubahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
MODEL TEORITIS
Dalam pasar persaingan, pembeli dan penjual mengeluarkan biaya rendah untuk
memperoleh informasi sehingga biaya penyesuaian nilai tukar matauang pada harga
perdagangan barang atau akiva keuangan juga rendah. Hukum satu harga menyatakan
bahwa barang atau aktiva keuangan antar negara mempunyai harga yang sama jika kualitas
barang atau aktiva keuangan tersebut sama (Mishkin and Eakins, 2000; Mishkin, 2001).
Akan tetapi ketidakhadiran pasar persaingan mengakibatkan hukum satu harga kurang
relevan, sehingga teori purchasing power parity, international Fisher effect, interest rate
parity dan monetary approach lebih relevan untuk menganalisis risiko perubahan nilai tukar
matauang (Batiz and Batiz, 1994; Shapiro, 1996; Eiteman, Stonehill and Moffett, 2004).
Paritas Daya Beli
Paritas daya beli atau purchasing power parity menjelaskan hubungan antara inflasi
dengan nilai tukar matauang. Ada dua variasi dari purchasing power parity, yaitu bentuk
absolut dan relatif. Absolute purchasing power parity atau the law of one price menjelaskan
bahwa harga produk yang sama antar negara adalah sama ketika diukur dengan matauang
yang sama. Jika dua produk yang sama diukur dengan matauang yang sama mempunyai
perbedaan harga maka permintaan terhadap produk dengan harga yang lebih murah naik
dan permintaan terhadap produk dengan harga yang lebih mahal akan turun. Akibatnya
harga aktual di kedua negara berubah dan perubahan harga tersebut mempengaruhi nilai
tukar matauang kedua negara. Absolute purchasing power parity kurang realistis karena
pasar persaingan tidak eksis. Di lain pihak, relative purchasing power parity menjelaskan
bahwa perbedaan inflasi antar negara akan menyesuaikan nilai tukar matauang antar negara.
Relative purchasing power parity lebih realistik karena eksistensi ketidaksempurnaan pasar
(Rogoff, 1996).
Jika inflasi domestik h dan inflasi luar negeri f maka indeks harga produk domestik
dan luar negeri, E0 dan Et masing-masing adalah nilai tukar matauang domestik per unit
matauang luar negeri pada awal periode dan nilai tukar matauang domestik per unit
matauang luar negeri pada periode t, sehingga:
5
Et [1   h ]t

E0 [1   f ]t
(1)
Jika h  f maka nilai tukar matauang domestik per unit matauang luar negeri akan
depresiasi, jika h  f maka nilai tukar matauang domestik per unit matauang luar negeri
akan apresiasi, dan jika h = f maka nilai tukar matauang domestik per unit matauang luar
negeri akan stabil. Dengan mengambil perubahan nilai tukar matauang domestik per unit
matauang luar negeri satu periode [t = 1] maka persamaan (1) dapat disederhanakan
menjadi:
E1 [1   h ]
(2)

E0 [1   f ]
Pengurangan nilai satu dari kedua sisi persamaan (2) dan asumsi bahwa [1 + f]  1 akan
menghasilkan teori relative purchasing power parity, yaitu:
E1  E0
(3)
 e  h  f
E0
Menurut relative purchasing power parity, persentase perubahan nilai tukar matauang
domestik per unit matauang luar negeri [e] harus berubah untuk menjaga perbedaan tingkat
inflasi antar dua negara. Dengan kata lain perbedaan tingkat inflasi domestik dengan luar
negeri harus sama dengan perubahan nilai tukar matauang domestik per unit matauang luar
negeri.
International Fisher Effect
International Fisher effect menjelaskan tingkat bunga nominal bebas risiko adalah
tingkat bunga riil ditambah tingkat inflasi yang dapat diantisipasi. Dengan kata lain tingkat
bunga nominal berkorelasi kuat dengan tingkat inflasi. Menurut teori relative purchasing
power parity, perubahan nilai tukar matauang domestik per unit matauang luar negeri akan
menutup perubahan perbedaan inflasi. Sehingga peningkatan tingkat inflasi domestik
berhubungan dengan depresiasi nilai tukar matauang domestik per unit matauang luar negeri
dan peningkatan tingkat bunga domestik. Kombinasi kedua kondisi ini menghasilkan teori
international Fisher effect (Comby and Obstfeld, 1981), yaitu:
E[ Et ] [1  rh ]t
(4)

E0
[1  r f ]t
dimana E[Et], rh dan rf masing-masing adalah ekspektasi perubahan nilai tukar matauang
domestik, tingkat bunga domestik dan tingkat bunga luar negeri. Dengan mengambil
ekspektasi perubahan nilai tukar matauang domestik satu periode [t = 1] dan pengurangan
nilai satu dari kedua sisi persamaan serta asumsi [1 + if]  1 maka persamaan (4) dapat
disederhanakan menjadi:
E[ E1 ]  E0
(5)
 e  rh  r f
E0
Jika rh  rf maka nilai tukar matauang domestik per unit matauang luar negeri akan
depresiasi karena tingkat bunga domestik lebih tinggi dari tingkat bunga luar negeri
merefleksikan ekspektasi inflasi domestik lebih tinggi. Sebaliknya jika rh  rf maka nilai
tukar matauang domestik per unit matauang luar negeri akan apresiasi karena tingkat bunga
6
domestik lebih rendah dari tingkat bunga luar negeri merefleksikan ekspektasi inflasi
domestik lebih rendah dan jika rh = rf maka nilai tukar matauang domestik per unit
matauang luar negeri akan stabil.
Paritas Tingkat Bunga
Pergerakan dana internasional antar dua matauang dengan tujuan untuk memperoleh
laba dari perbedaan tingkat bunga juga menentukan perbedaan antara nilai tukar berjangka
dan nilai tukar spot. Menurut teori paritas tingkat bunga atau interest rate parity, matauang
dengan tingkat bunga yang lebih rendah akan menghasilkan premi berjangka matauang
dengan tingkat bunga lebih tinggi. Investor akan melakukan arbitrage bunga tertutup atau
covered interest arbitrage dengan cara meminjam dan menabung pada perbedaan tingkat
bunga tertentu.
Hubungan arbitrage bunga tertutup atau covered interest arvitrage dinyatakan secara
formal sebagai berikut. Jika tingkat return investasi domestik [1 + rh] dan tingkat return
investasi luar negeri [1 + rf], E0 dan Ft masing-masing adalah nilai tukar matauang domestik
per unit matauang luar negeri pada awal periode dan nilai tukar berjangka periode t. Dana
masuk ke domestik jika dan hanya jika [1 + rh]  [1 + rf] F1/E0, sebaliknya dana akan ke luar
negeri jika dan hanya jika [1 + rh]  [1 + rf] F1/E0. Paritas tingkat bunga eksis ketika
kesempatan arbitrage bunga tertutup atau covered interest arbitrage eksis, yaitu:
[1  rh ] F1

(6)
[1  r f ] E0
Pengurangan nilai satu dari kedua sisi persamaan (6) dan asumsi [1 + rf]  1akan
menghasilkan interest rate parity, yaitu:
F1  E0
(7)
 rh  r f
E0
Paritas tingkat bunga menyatakan bahwa ketika tingkat bunga domestik lebih tinggi dari
tingkat bunga luar negeri maka diskonto nilai tukar berjangka akan menutup perbedaan
tersebut, sebaliknya ketika tingkat bunga domestik lebih rendah dari tingkat bunga luar
negeri maka premi nilai tukar berjangka akan menutup perbedaan tersebut.
Jumlah Uang Beredar
Secara umum diketahui bahwa tingkat perubahan nilai tukar matauang juga ditentukan
oleh jumlah uang beredar. Pendekatan moneter atau monetary approach menyatakan bahwa
stok uang riil [M/P] sama dengan rasio Produk Domestik Bruto dengan kecepatan
perputaran uang [Y/V], yaitu:
M Y

(8)
P V
Dengan mengambil logaritme alamiah pada persamaan (8) maka tingkat inflasi domestik
adalah
ln[M] - ln[P] = ln[Y] - ln[V]
GM - GP = GY - GV
GM - h = GY - GV
7
h = GM - GY + GV
(9)
Substitusi (9) ke (3) dan dengan cara yang sama untuk tingkat inflasi luar negeri maka
tingkat perubahan nilai tukar matauang domestik per unit matauang luar negeri adalah
E1  E0
 [Gmh  G yh  GVh ]  [GMf  GYf  GVf ]
E0
e  [GMh  GMf ]  [GYh  GYf ]  [GVh  GVf ]
(10)
Dari (10) ditunjukkan bahwa peningkatan perbedaan pertumbuhan jumlah uang beredar
[GMh - GMf] akan meningkatkan perubahan nilai tukar matauang domestik per unit matauang
luar negeri, peningkatan perbedaan pertumbuhan ekonomi [GYh - GYf] akan menurunkan
tingkat perubahan nilai tukar matauang domestik per unit matauang luar negeri dan
peningkatan perbedaan pertumbuhan perputaran uang [GVh - GVf] akan meningkatkan
tingkat perubahan nilai tukar matauang domestik per unit matauang luar negeri.
MODEL DAN FAKTA EMPIRIS
Pengukuran volatilitas atau risiko perubahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS
dengan dasar teori purchasing power parity, international Fisher effect dan interest rate
parity menggunakan model GARCH[p, q]. Dari teori di atas diketahui tiga variabel
ekonomi penting yang mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS [EXCR], yaitu
perbedaan tingkat bunga pasar uang domestik dengan luar negeri [SBPU-LBOR], perbedaan
tingkat harga domestik dengan luar negeri [XPIN-MPIN] dan jumlah rupiah beredar
[MON0]. Perkembangan keempat variabel ekonomi ini ditunjukkan pada Tabel 1.
Metode Analisis
Model nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dirumuskan dalam bentuk model linier
sebagai berikut:
EXCR = C10 + C11 [SBPU-LBOR] + C12 [XPIN-MPIN] + C13 MON0 + 
(11)
dimana C10, C11, C12 dan C13 adalah parameter positip dari nilai tukar rupiah terhadap dollar
AS serta  adalah kejutan acak dari tingkat perubahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
Kejutan acak dari nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dirumuskan dalam model
generalized autoregressive conditional heteroscedasticity atau GARCH[2, 1], yaitu:
(12)
 t2   0  1  t21  1  t21   2  t22
Varians kejutan acak harus positip dan menurut Bougerol and Picard (1992) syarat perlu
dan syarat cukup untuk stabilitas dan stasioneritas proses kejutan acak model GARCH[2, 1]
adalah
(13)
 1  1   2  1
Model GARCH[1, 1] menjelaskan bahwa varians bersyarat periode [t] ditentukan oleh
varians kejutan acak periode [t-1], kuadrat kejutan acak periode [t-1] dan periode [t-2].
Sedangkan volatilitas takbersyarat dari nilai tukar rupiah terhadap dollar AS adalah
 M2   0 /[1   1   1   2 ]
(14)
Penaksiran model GARCH[2, 1] persamaan (11-12) dengan metode ML akan lebih efisien
untuk memprediksi volatilitas bersyarat. Periode yang digunakan untuk menginvestigasi
8
model GARCH[2, 1] mulai 2000:1-2008:4, yaitu sesudah periode rezim nilai tukar fleksibel
matauang.
Tabel 1 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar AS, Perbedaan Tingkat Bunga,
Perbedaan Tingkat Harga Dan Jumlah Rupiah Berdar
OBS
2000:1
2000:2
2000:3
2000:4
2001:1
2001:2
2001:3
2001:4
2002:1
2002:2
2002:3
2002:4
2003:1
2003:2
2003:3
2003:4
2004:1
2004:2
2004:3
2004:4
2005:1
2005:2
2005:3
2005:4
2006:1
2006:2
2006:3
2006:4
2007:1
2007:2
2007:3
2007:4
2008:1
2008:2
2008:3
2008:4
EXCR
7590.00
8735.00
8780.00
8279.00
8535.00
8537.00
9595.00
10400.00
9875.00
8976.00
8850.00
8940.00
8908.00
8285.00
8389.00
8465.00
8587.00
9415.00
9170.00
9270.00
9465.00
9760.00
10300.00
9830.00
8775.00
9300.00
9235.00
9020.00
9118.00
9054.00
9137.00
9419.00
9217.00
9225.00
9378.00
10950.00
SBPU
13.09
13.18
15.41
16.62
17.11
17.84
18.14
19.72
18.32
17.31
16.40
15.21
14.06
12.27
10.84
10.43
9.42
9.34
9.40
9.52
9.53
10.34
12.09
12.84
12.97
12.58
12.79
11.19
11.00
10.71
10.90
9.60
9.71
10.71
12.18
11.33
LBOR
6.37
6.39
6.55
6.73
3.75
3.67
3.79
3.91
1.39
1.37
1.40
1.43
1.28
1.12
1.14
1.17
1.11
1.49
1.90
2.75
2.95
3.17
3.38
3.56
5.18
5.38
5.38
5.40
5.35
5.36
5.49
4.97
4.14
3.76
3.33
3.02
XPIN
97.78
98.22
100.65
103.35
111.32
108.90
112.35
115.87
108.99
107.51
109.51
111.95
114.58
111.15
114.95
114.00
127.03
123.94
128.07
127.00
151.66
145.60
148.86
149.00
158.00
164.00
165.00
168.00
174.00
184.00
190.00
211.00
217.00
215.52
212.43
211.36
MPIN
97.78
98.22
100.65
103.35
114.02
111.54
115.08
118.68
117.00
115.41
117.56
120.18
119.87
116.28
120.26
120.64
117.42
110.63
101.98
97.30
101.33
111.13
116.63
122.16
158.00
164.00
165.00
168.00
174.00
184.00
190.00
211.00
222.00
257.00
233.00
205.00
MON0
51197.00
55831.00
56844.00
72371.00
73684.10
75215.53
78921.52
76342.00
77401.55
78475.81
79564.97
80669.25
80686.00
72323.00
77901.00
81118.00
94542.00
86881.00
97574.00
99505.00
115971.82
106574.30
119691.08
122059.78
124316.00
123761.00
129969.00
151009.00
129618.00
146715.00
160327.00
164320.30
164995.00
189453.00
223166.00
209378.00
Sumber: Data diolah dari Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia [berbagai terbitan].
Analisis dan Pembahasan
Dari tahun 2000:1-2008:4, perkembangan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS
[EXCR], tingkat bunga pasar uang [SBPU], tingkat bunga pasar uang luar negeri [LBOR],
9
tingkat harga domestik atau indeks harga ekspor [XPIN], tingkat harga luar negeri indeks
harga impor [MPIN] dan jumlah rupiah beredar [MON0] ditunjukkan pada Tabel 1. Pada
Tabel 2 ditunjukkan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berfluktuasi dari IDR 7590/USD
sampai IDR 10950/USD dengan rerata IDR 9132.33/USD dan standar deviasi takbersyarat
sebesar IDR 649.84/USD. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berasosiasi dengan
perbedaan tingkat bunga pasar uang, perbedaan tingkat harga dan jumlah uang kas beredar.
Perbedaan tingkat bunga pasar uang [SBPU-LBOR] berfluktuasi dari 4.63 persen sampai
16.93 persen dengan rerata 9.32 persen dan standar deviasi takbersyarat sebesar 3.49 persen.
Perbedaan tingkat harga domestik dengan luar negeri [XPIN-MPIN] berfluktuasi dari
negatip 41.48 persen sampai 50.33 persen dengan rerata 2.68 persen dan standar deviasi
takbersyarat 16.63 persen. Demikian juga jumlah rupiah beredar [MON0] berfluktuasi dari
Rp 51197 milyar sampai Rp 223166 milyar dengan rerata Rp 109121.44 milyar dan standar
deviasi takbersyarat sebesar Rp 43508.75 milyar.
Tabel 2 Statistik Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar AS, Perbedaan Tingkat Bunga,
Perbedaan Tingkat Harga dan Jumlah Rupiah Beredar, 2000:1-2008:4
STATISTIC
Mean
Median
Maximum
Minimum
Std. Dev.
Observations
EXCR
9132.33
9127.50
10950.00
7590.00
649.84
36
SBPU-LBOR
9.32
8.31
16.93
4.63
3.49
36
XPIN-MPIN
2.68
0.00
50.33
-41.48
16.63
36
MON0
109121.44
96058.00
223166.00
51197.00
43508.75
36
Sumber: Data diolah dari Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia [berbagai terbitan].
Hasil estimasi model GARCH[2, 1] ditunjukkan pada Tabel 3. Model GARCH[2, 1]
sangat signifikan pada tingkat  = 5 persen, dimana arah koefisien perbedaan tingkat bunga
[SBPU-LBOR], perbedaan tingkat harga [XPIN-MPIN] dan jumlah rupiah beredar [MON0]
sesuai dengan ekspektasi teori dan signifikan pada  = 1 persen. Uji normalitas terhadap
kejutan acak juga menghasilkan kejutan acak NID dan memenuhi asumsi non autokorelasi.
Uji stabilitas dan stasioneritas model GARCH[2, 1] ditunjukkan oleh nilai koefisien [1 + 1
+ 1] = 0.2831 atau lebih kecil dari satu. Oleh sebab itu model GARCH[2, 1] memenuhi
syarat stabilitas dan stasioneritas. Dari Tabel 3 diperoleh hasil estimasi model sebagai
berikut:
EXCR = 6545.7730 + 99.1472 [SBPU-LBOR] + 21.8602 [XPIN-MPIN] + 0.0141 MON0
2t = 106554.2000 - 1.0372 2t-1 + 0.6835 2t-1 + 0.6368 2t-2
Rerata elastisitas perbedaan tingkat bunga sebesar 0.1012 persen, rerata elastisitas
perbedaan tingkat harga sebesar 0.0064 persen dan rerata elastisitas jumlah rupiah beredar
sebesar 0.1683 persen. Artinya peningkatan perbedaan tingkat bunga, perbedaan tingkat
harga dan jumlah rupiah beredar sebesar satu persen masing-masing akan mengakibatkan
depresiasi rupiah terhadap dollar AS sebesar 0.1012 persen, 0.0064 persen dan 0.1683
persen. Koefisien elastisitas ini menjelaskan bahwa peranan fluktuasi jumlah rupiah beredar
terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS lebih tinggi dibandingkan dengan
peranan fluktuasi perbedaan tingkat bunga dan perbedaan tingkat harga.
Perbedaan tingkat bunga, perbedaan tingkat harga dan jumlah rupiah beredar akan
menentukan volatilitas bersyarat dari nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Sedangkan nilai
volatilitas takbersyarat atau persisten atau permanen [M2] adalah 148625.88 [0/(1-1-1-
10
1) = 106554.20/(1 - 0.6835 - 0.6368 + 1.0372)]. Dengan kata lain standar deviasi
takbersyarat atau persisten atau permanen atau risiko sistematis [M] adalah IDR
385.22/USD. Artinya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS secara sistematis dapat
mengalami apresiasi atau depresiasi sebesar IDR 385.22/USD. Risiko sistematis nilai tukar
rupiah terhadap dollar AS ini bersumber dari perbedaan pertumbuhan ekonomi, perbedaan
pertumbuhan kecepatan perputaran uang, neraca pembayaran dan faktor ekonomi global
lainnya.
Tabel 3 Hasil Taksiran GARCH[2, 1] dari Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar AS
Dependent Variable: EXCR
Method: ML - ARCH (Marquardt)
Sample: 2000:1 2008:4
Included observations: 36
Convergence achieved after 16 iterations
Variance backcast: ON
C
SBPU-LBOR
XPIN-MPIN
MON0
C
ARCH(1)
ARCH(2)
GARCH(1)
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
Durbin-Watson stat
Sumber: Data diolah dengan EViews 4.1.
Coefficient
6545.773
99.14721
21.86019
0.014082
Variance Equation
106554.2
0.683500
0.636768
-1.037197
0.589249
0.486561
465.6392
6070956.
-259.1783
1.712099
Std. Error
261.7242
16.52114
3.676656
0.001254
z-Statistic
25.01019
6.001231
5.945673
11.23185
Prob.
0.0000
0.0000
0.0000
0.0000
66045.36
1.613348
0.200891
3.402346
0.294143
2.164824
0.038297
-27.08330
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.1067
0.0007
0.0304
0.0000
9132.333
649.8378
14.84324
15.19513
5.738249
0.000345
Visualisasi pengamatan dan prediksi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS ditunjukkan
pada Gambar 2. Prediksi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS [EXCR Baseline Mean]
dapat mengikuti variasi pengamatan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS [EXCR Actual],
sehingga purchasing power parity, international Fisher effect, interest rate parity dan
monetary approach relatif valid memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
Pada Tabel 4 ditunjukkan hasil prediksi volatilitas dan standar deviasi bersyarat nilai
tukar rupiah terhadap dollar AS. Volatilitas bersyarat [2] maksimum, rerata dan minimum
dari nilai tukar rupiah terhadap dollar AS masing-masing sebesar 1106687.92, 161208.00
dan 8.88, sehingga nilai maksimum, rerata dan minimum standar deviasi bersyarat atau
risiko taksistematis [] nilai tukar rupiah terhadap dollar AS masing-masing sebesar IDR
1051.99/USD, IDR 356.56/USD dan IDR 2.98/USD. Standar deviasi bersyarat atau risiko
taksistematis bersumber dari fluktuasi perbedaan tingkat bunga, perbedaan tingkat harga
dan jumlah rupiah beredar. Nilai rata-rata risiko taksistematis ini mengindikasikan bahwa
nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dapat mengalami apresiasi atau depresiasi sebesar IDR
356.56/USD.
11
11000
10500
10000
9500
9000
8500
8000
7500
2000
2001
2002
2003
2004
EXCR Actual
2005
2006
2007
2008
EXCR Baseline Mean
Gambar 2 Perkembangan Observasi dan Prediksi Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar AS
Nilai prediksi volatilitas dan standar deviasi bersyarat nilai tukar rupiah terhadap
dollar AS ditunjukkan pada Tabel 4. Volatilitas dan standar deviasi bersyarat nilai tukar
rupiah terhadap dollar AS tertinggi terjadi pada periode 2002:1 dan volatilitas dan standar
deviasi bersyarat nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terendah terjadi pada periode 2004:4.
Pada Gambar 3 ditunjukkan risiko sistematis dan risiko taksistematis nilai tukar rupiah
terhadap dollar AS. Risiko sistematis nilai tukar rupiah terhadap dollar AS [SRISK] konstan
sebesar IDR 385.22/USD dan risiko taksistematis nilai tukar rupiah terhadap dollar AS
[URISK] bervariasi dari IDR 2.98/USD samapai IDR 1051.99/USD.
1200
1000
800
600
400
200
0
2000
2001
2002
2003
2004
SRISK
2005
2006
2007
2008
URISK
Gambar 3 Risiko Sistematis dan Taksistematis Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar AS
Tabel 4 Prediksi Volatilitas, Risiko Sistematis, Risiko Taksistematis dan Risiko Total Nilai
Tukar Rupiah Terhadap Dollar AS
12
OBS
2000:1
2000:2
2000:3
2000:4
2001:1
2001:2
2001:3
2001:4
2002:1
2002:2
2002:3
2002:4
2003:1
2003:2
2003:3
2003:4
2004:1
2004:2
2004:3
2004:4
2005:1
2005:2
2005:3
2005:4
2006:1
2006:2
2006:3
2006:4
2007:1
2007:2
2007:3
2007:4
2008:1
2008:2
2008:3
2008:4
Mean
Maximum
Minimum
EXCR
2
M


7590.00
8735.00
8780.00
8279.00
8535.00
8537.00
9595.00
10400.00
9875.00
8976.00
8850.00
8940.00
8908.00
8285.00
8389.00
8465.00
8587.00
9415.00
9170.00
9270.00
9465.00
9760.00
10300.00
9830.00
8775.00
9300.00
9235.00
9020.00
9118.00
9054.00
9137.00
9419.00
9217.00
9225.00
9378.00
10950.00
9132.33
10950.00
7590.00
185132.13
171707.23
367420.06
275394.94
65804.71
150890.72
130626.17
306625.97
1106687.92
360806.57
81736.84
37218.25
81826.65
28775.60
131026.82
24716.73
87222.70
87890.30
309450.95
8.88
109136.26
142101.11
140131.28
172006.50
90082.59
74279.11
144977.96
23136.05
127414.10
30863.57
102078.09
33767.43
104604.41
10646.26
137139.25
370154.05
161208.00
1106687.92
8.88
385.22
385.22
385.22
385.22
385.22
385.22
385.22
385.22
385.22
385.22
385.22
385.22
385.22
385.22
385.22
385.22
385.22
385.22
385.22
385.22
385.22
385.22
385.22
385.22
385.22
385.22
385.22
385.22
385.22
385.22
385.22
385.22
385.22
385.22
385.22
385.22
385.22
385.22
385.22
430.27
414.38
606.15
524.78
256.52
388.45
361.42
553.74
1051.99
600.67
285.90
192.92
286.05
169.63
361.98
157.22
295.33
296.46
556.28
2.98
330.36
376.96
374.34
414.74
300.14
272.54
380.76
152.11
356.95
175.68
319.50
183.76
323.43
103.18
370.32
608.40
356.56
1051.99
2.98
815.49
799.60
991.37
910.00
641.74
773.67
746.64
938.96
1437.21
985.89
671.12
578.14
671.27
554.85
747.20
542.44
680.55
681.68
941.50
388.20
715.58
762.18
759.56
799.96
685.36
657.76
765.98
537.33
742.17
560.90
704.72
568.98
708.65
488.40
755.54
993.62
741.78
1437.21
388.20
Sumber: Data diolah dengan EViews 4.1.
Penjumlahan risiko sistematis atau systematic risk [M] dengan risiko taksistematis
atau unsystematic risk [] merupakan risiko total atau total risik [] nilai tukar rupiah
terhadap dollar AS. Dari Tabel 4 ditunjukkan bahwa rerata, maksimum dan minimum risiko
total atau total risik [] masing-masing sebesar IDR 741.78/USD, IDR 1437.21/USD dan
IDR 388.20/USD. Artinya rata-rata apresiasi atau depresiasi rupiah terhadap dollar AS
sebesar IDR 741.78/USD. Dari Tabel 2 ditunjukkan fakta empiris risiko total atau standar
deviasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sebesar IDR 649.84/USD, dimana nilai risiko
total ini berada pada interval IDR 388.20/USD-IDR 1437.21/USD. Kesesuaian fakta
13
empiris dan prediksi model GARCH[2, 1] maka dapat disimpulkan bahwa prediksi risiko
sistematis dan risiko taksistematis nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sangat akurat. Hasil
estimasi model GARCH[2, 1] juga menghasilkan bahwa risiko sistematis lebih tinggi dari
rerata risiko tidak sistematis nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
Hasil estimasi rerata risiko total nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sebesar IDR
741.78/USD dapat digunakan dalam eksposur transaksi, eksposur operasi atau ekonomi dan
eksposur translasi atau akuntansi perusahaan multinasional. Eksposur transaksi, eksposur
operasi atau ekonomi dan eksposur translasi atau akuntansi dapat menggunakan tiga
skenario risiko nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Ketiga skenario tersebut adalah
apresiasi atau depresiasi sebesar IDR 388.20/USD, apresiasi atau depresiasi sebesar IDR
741.78/USD dan apresiasi atau depresiasi sebesar IDR 1437.21/USD.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Hasil analisis model GARCH[2, 1] dapat dengan baik menentukan risiko sistematis,
risiko taksistematis dan risiko total nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Signifikansi model
GARCH[2, 1] sangat tinggi dan memenuhi asumsi-asumsi ekonometrika. Oleh sebab itu
pendekatan purchasing power parity, international Fisher effect, interest rate parity dan
monetary approach sangat tepat digunakan sebagai model prediksi nilai tukar rupiah
terhadap dollar AS. Keakuratan pendekatan tersebut didukung oleh kemampuan prediksi
mengikuti variasi pengamatan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Pendekatan tersebut
menghasilkan bahwa peranan jumlah rupiah beredar terhadap penentuan nilai tukar rupiah
terhadap dollar AS relatif lebih tinggi dibandingkan dengan peranan perbedaan tingkat
bunga dan perbedaan tingkat harga. Oleh sebab itu penyebab utama risiko taksistematis nilai
tukar rupiah terhadap dollar AS adalah risiko fluktuasi jumlah rupiah beredar diikuti oleh
fluktuasi perbedaan tingkat bunga pasar uang dan perbedaan tingkat harga.
Hasil prediksi model GARCH[2, 1] terhadap risiko sistematis, risiko takbersyarat atau
persisten atau permanen dan risiko taksistematis atau risiko bersyarat serta risiko total
sesuai dengan fakta empiris. Risiko sistematis lebih tinggi dari rerata risiko sistematis nilai
tukar rupiah terhadap dollar AS, artinya stabilitas ekonomi makrod domestik dan ekonomi
global akan lebih menjamin stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Penurunan
risiko sistematis atau risiko takbersyarat, persisten atau permanen nilai tukar rupiah
terhadap dollar AS dapat dilakukan dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional
relative terhadap global, penurunan tingkat perputaran uang nasional relatif terhadap global
dan peningkatan surplus neraca pembayaran. Di lain pihak, penurunan risiko taksistematis
atau risiko bersyarat nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dapat dilakukan dengan
menurunkan perbedaan tingkat bunga pasar uang dan perbedaan tingkat harga serta
meningkatkan stabilitas jumlah rupiah beredar. Prediksi risiko sistematis dan taksistematis
perlu dilakukan untuk matauang-matauang penting bagi pasar uang internasional, sehingga
pelaku pasar uang internasional dapat memilih matauang sebagai alat transaksi yang lebih
efisien.
REFERENSI
14
Batiz, F. L. R., and L. A. Batiz. 1994. “International Finance and Open Economy Macroeconomics”.
Second Edition. New York: MscMillan Publishing Company.
Bollerslev, T. 1986. Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedasticity. Journal of
Econometrics 31: 307-327.
Bougerol, P. and N. Picard. 1992. Stationarity of GARCH Processes and of Some Nonnegative
Time Series. Journal of Econometrics 52: 115-127.
Comby, R. E. and M. Obstfeld. 1981. A Note on Exchange Rate Expectations and Nominal Interest
Diffrential: A Test of the Fisher Hypothesis. Journal of Finance: Pp. 697-703.
Cornell, B. and A. Shapiro. 1983. Managing Foreign Exchange Risk. Midland Corporate Finance
Journal: Pp. 16-31.
Eiteman, D. K., A. J. Stonehill and M. H. Moffett. Mutlinational Business Finance. Third Edition.
Boston: Pearson Addision Wesley.
Garner, C. K. and A. C. Shapiro. 1984. A Practical Method of Assesing Foreign Exchange Risk.
Midland Corporate Journal: Pp. 6-17.
Lessard, D. R. and J. B. Lightstone. 1986. Volatile Exchange Rate Can Put Operations at Risk.
Harvard Business Review: Pp. 107-114.
Manurung, J. dan A. H. Manurung. 2009. Ekonomi Keuangan & Kebijakan Moneter. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat.
Manurung, J. J., A. H. Manurung dan F. D. Saragih. 2005. Ekonometrika: Teori dan Aplikasi.
Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo.
Mishkin, F. S. 2001. The Economics Money, Banking, Financial Markets. Sixth Edition. New York:
Addision Wesley Publishing Company.
Mishkin, F. S. and S. G. Eakins. 2000. Financial Markets, Institutions and Money. New York:
Addision Wesley Publishing Company.
Ohno, K. 1990. Exchange Rate Fluctuation, Pass Through, and Market Share. IMF Staff Papers: Pp.
294-310.
Rogoff, K. 1996. The Purchasing Power Parity Puzzle. Juornal of Economic Literature: Pp. 647-668.
Shapiro, A. C. 1996. Multinational Financial Management. New Jersey: Prentice Hall Inc.
Srinivasulu, S. and E. Massura. 1987. Sharing Currency Risk in Long-Term Contracts. Business
International Money Reports: Pp. 57-59.
Download