BANTUAN LUAR NEGERI KANADA KE INDONESIA DALAM UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN DI BAWAH CIDA’S AID EFFECTIVENESS ACTION PLAN 2009-2013 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh Eri Sugiarto NIM: 109083100003 PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 ii iii iv ABSTRAK Skripsi ini membahas tentang bantuan luar negeri Kanada ke Indonesia dalam upaya pengentasan kemiskinan 2009-2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang menjadi motif Kanada membantu Indonesia. Hal tersebut dilakukan dengan menjabarkan bantuan luar negeri Kanada terkait upaya pengentasan kemiskinan 2009-2013. Peneliti melihat bahwa ada sebuah inkonsistensi bantuan luar negeri Kanada terkait upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia dalam CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan.Skripsi ini dianalisis dengan menggunakan kerangka teoriforeign aid, national interest, dan foreign policyuntuk mengetahui kenapa Kanada membantu Indonesia menangani kemiskinan di tahun 2009-2013. Dari penelitian ini ditemukan bahwa bantuan Kanada ke Indonesia dalam CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan, bukan hanya bertujuan untuk memenuhi target MDG’s terkait upaya pengentasan kemiskinan. Kanada juga memiliki kepentingan strategis dari sektor politik dan ekonomi, pasca krisis Asia tahun 1997-1998. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Dikumpulkan melalui studi pustaka dan wawancara sebagai sumber data. Kata kunci: Bantuan luar negeri Kanada, upaya pengentasan kemiskinanCanada International Development Agency (CIDA), CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan, Hubungan bilateral Indonesia-Kanada.. v KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Tiada kata yang paling indah dan bermakna selain untaian kata syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat nikmat sehat, karunia serta ridho-Nya. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi rahmat bagi seluruh alam, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman. Penulis bersyukur karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, skripsi berjudul “Bantuan Luar Negeri Kanada ke Indonesia dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan di Bawah CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan 2009-2013”. Skripsi ini disusun untuk melengkapi dan memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pembuatan dan penulisan skripsi ini tak lepas dari dukungan dan dorongan serta jasa dari seluruh pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada: 1. Jamhari Mansyur dan Eny Setianingsih, orangtua tercinta yang tidak lelah mendidik penulis sampai saat ini, curahan kasih sayang yang tulus, do’a-do’a yang tiada henti mengalir, nasihat, motivasi serta dukungan moril maupun materil yang selalu diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan pendidikan hingga perguruan tinggi ini. 2. Ibu Debbie Affianty, MAselaku Ketua Jurusan Hubungan Internasional FISIP UIN Jakarta. 3. Bapak Andar Nubowo, DEA. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan dan meluangkan waktu, tenaga, serta pikirannya untuk membimbinghingga terselesaikannya skripsi ini. 4. Ibu Mutiara Pertiwi, MA. Dan Bapak Febri Dirgantara Hasibuan, MM. Sebagai dosen penguji. 5. Seluruh Bapak/Ibu dosen program studi Hubungan Internasional, yang telah mendidik, mengajar, dan melatih pengetahuannya selama perkuliahan. vi dengan memberikan ilmu dan 6. Narasumber yang telah memfasilitasi penulis dalam melakukan penelitian. 7. Keluarga besar International Volunteer Delegation. 8. Keluarga besar Young Mer-c International Volunteer. 9. Keluarga besar Young Asian Community. 10. Keluarga besar Junior Chamber International Jakarta. 11. Keluarga besar WE Care International. 12. Keluarga besar Global Citizen Corps dan Mercy Corps 13. Keluarga besar Young Corruption Watch International. 14. Keluarga besar Inter Faith Dialog for Peace. 15. Keluarga besar Young International Help for Disaster. 16. Keluarga besar Walhi Jakarta. 17. Keluarga besar BPZIS Bank Mandiri. 18. Keluarga besar BAZIS Bank BTN. 19. Keluarga besar FISIP Mengajar, KAPH (Kelompok Asuh Pelita Hati), PHI (Pilar Hati Indonesia), RR (Rumah Relawan), SCAN (Solidaritas Cinta Anak Negeri), Relawan Rumah Jingga (RRJ), OHP (One Help Project), Rumah Pelangi, Perpustakaan Yayasan Pazki, Yayasan Bina Insani, Yayasan Mata Hati, Yayasan Bumi Pertiwi, dan Yayasan Al-Hikmah. 20. Annisa Nur Affifah, yang selalu menemani, memotivasi dan banyak memberikan pengalaman berharga serta teman berbagi dalam bahagia dan senang. 21. Rekan-rekan mahasiswa yang sama-sama berjuang di kampus FISIP tercinta 22. Rekan-rekan mahasiswa KAHFI Motivator School. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga seluruh kebaikan, jasa, dan doanya yang telah diberikan kepada penulis menjadi pintu datangnya ridho dan kasih sayang oleh Allah SWT di dunia dan di akhirat kelak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi khazanah ilmu pengetahuan. vii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Pernyataan Masalah ......................................................................... 1 B. Pertanyaan Penelitian ...................................................................... 5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 5 D. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 7 E. Kerangka Teori ................................................................................ 9 F. Metodologi Penelitian ................................................................... 12 G. Sistematika Penulisan .................................................................... 14 BAB II HUBUNGAN BILATERAL DAN BANTUAN KANADA DI INDONESIA........................................................................................ 16 A. Sejarah Singkat Hubungan Bilateral dan Bantuan Kanada di Indonesia........................................................................................ 16 1. Hubungan Bilateral Indonesia Kanada pada Masa Orde Lama 16 2. Hubungan Bilateral Indonesia Kanada pada Masa Orde Baru . 18 3. Hubungan Bilateral Indonesia Kanada pada Masa Reformasi . 21 B. Canada International Development Agency di Indonesia ............. 23 C. CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan .......................................... 25 BAB III PROGRAM KANADA DALAM UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN DI INDONESIA ...................................................... 32 A. Prioritas Bantuan Kanada ke Indonesia dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan .................................................................................... 32 viii B. Implikasi Program Efektivitas Bantuan Kanada dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan di Indonesia .......................................... 38 BAB IV FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI BANTUAN LUAR NEGERI KANADA KE INDONESIA ............................................. 42 A. Kepentingan Politik Nasional Kanada dalam Memberikan Bantuan Luar Negeri ke Indonesia .............................................................. 42 1. Diplomasi .................................................................................. 42 2. Demokrasi ................................................................................. 48 3. Kemitraan Asia Tenggara ......................................................... 52 B. Kepentingan Ekonomi Nasional Kanada dalam Memberikan Bantuan Luar Negeri ke Indonesia ................................................ 53 1. Pengelolaan Sumber Daya Alam .............................................. 53 2. Orientasi Pasar .......................................................................... 56 3. Investasi .................................................................................... 58 BAB V KESIMPULAN ...................................................................................... 60 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... xii ix DAFTAR GAMBAR Gambar I.1. 20 Negara Teratas Penerima Bantuan Luar Negeri Kanada 20102011............................................................................................... 3 Gambar I.2. 20 Negara Teratas Penerima Bantuan Luar Negeri Kanada 20112012..............................................................................................4 x DAFTAR SINGKATAN A4DES Aid for Development Effectiveness Secretariat BAPPENAS Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional BKPM Badan Koordinasi Penanaman Modal BPS Badan Pusat Statistik CCIC The Canadian Council for International Co-operation CIDA Canada International Development Agency CIDA Canada International Development Aid CIGI The Centre for International Governance Innovation CIPFG Canada-Indonesia Parliamentary Friendship Group DAC Develompent Assistance Committee DFAIT Department of Foreign Affairs and International Trade FIPPA Foreign Investment Promotion and Protection Agreement FKB Forum Konsultasi Bilateral HAM Hak Asasi Manusia HDI Human Development Index MDG’S Melenium Development Goals MOU Memorandum of Understanding NGO Non-Government Organization NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia ODA Official Development Assistance OECD Organization for Economic Cooperation and Development PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa UN United Nations xi BAB I PENDAHULUAN A. Pernyataan Masalah Sejak hubungan diplomatik diresmikan tahun 1953, Kanada dan Indonesia telah menjalin kemitraan yang erat dan bersahabat. 1 Hal ini dimulai dengan penandatanganan persetujuan untuk membuka perwakilan diplomatik di kedua negara pada tanggal 9 Oktober 1952.2 Indonesia membuka Perwakilan RI di Kanada untuk pertama kali di Quebec, yang dikenal dengan nama “Legation Office” dan ini juga menjadi kali pertama hubungan diplomatik Indonesia-Kanada terjadi secara resmi dalam sebuah perjanjian.3 Meski demikian, sejarah mencatat hubungan kedua negara secara informal sudah dimulai sejak tahun 1948,4 yaitu dalam kerjasama Indonesia dan Kanada di Dewan Keamanan PBB, mencari pengakuan dunia internasional atas kemerdekaan Indonesia.5 Indonesia dan Kanada telah menjalin kerjasama selama bertahun-tahun. Selain hubungan ekonomi yang sangat erat, saat ini Kanada dan Indonesia juga terlibat dalam kegiatan konsultasi bilateral secara berkala di beberapa bidang termasuk perlindungan hak asasi manusia, tata pemerintahan, pluralisme, pembangunan ekononomi, pengurangan kerentanan terhadap kemiskinan, dan 1 Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Hubungan Kanada-Indonesia, Transkip publikasi CFLI. 2 Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kerjasama Bilateral Indonesia-Kanada (update 2008-2013) . 3 Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kerjasama Bilateral Indonesia-Kanada. 4 Robert Bothwell, The Big Chill: Canada and the Cold War, (Canadian Institute for International Affairs/Institut Canadien des Affaires Internationales Contemporary Affairs Series, No. 1. Toronto: Irwin Publishing Ltd., 1998),15. 5 Robert Bothwell. The Big Chill: Canada and the Cold War, 17. 1 perencanaan kebijakan luar negeri.6Hubungan bilateral antara Indonesia dan Kanada terus terjalin melalui kerjasama yang didasarkan pada tujuan bersama sejak tahun 1953, terutama di masa pemerintahan presiden Soeharto yang dianggap sebagai masa keemasan hubungan bilateral dua negara. 7 Banyak tercipta kerjasama di berbagai bidang strategis, yang ditandai dengan intensifnya pertemuan kedua negara untuk membuat MOU kerja sama bilateral dari tahun 1968 hingga runtuhnya pemerintahan orde baru di tahun 1998.8 Transisi politik yang terjadi pada masa reformasi ini menciptakan kerenggangan hubungan bilateral Indonesia dengan negara asing, termasuk didalamnya adalah Kanada dengan kepentingan politik dan ekonominya di Indonesia. Hingga di tahun 2009, Kanada melalui CIDA mengeluarkan program CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan 2009 untuk membantu indonesia dalam pembangunan dan percepatan MDG’s hingga 2014 dalam mengatasi kemiskinan. Kemiskinan yang terdapat hampir di seluruh negara di dunia ini menjadi pokok permasalahan dalam mencapai kesetaraan sosial.9 Kemiskinan pada umumnya menjadi permasalahan yang penuh dengan polemik di negara-negara berkembang dan negara miskin.10 Khususnya negara-negara yang tidak memiliki sumber daya yang cukup atau negara dengan sumber dayanya cukup tapi kental akan masalah internal, seperti halnya Indonesia. Meski memiliki kekayaan alam dan sumber daya yang melimpah, bukan perkara yang mudah dikelola dengan 6 Wawancara Christian (Canada Fund for Local Initiative), pada 30 November 2014. Wawancara Christian (Canada Fund for Local Initiative), pada 30 November 2014. 8 Kementrian Luar Negeri Indonesia, Daftar perjanjian kerjasama internasional Kanada-RI , (Update Mei 2008). 9 BAPPENAS, Pemantapan Politik Luar NegeriDan Peningkatan Kerja SamaInternasional. (Politik Luar Negeri Dan Kerja Sama Internasional 2013), 5. 10 Maimun Sholeh, Kemiskinan : Telaah Dan Beberapa StrategiPenanggulangannya. (PNPM-Mandiri), 2. 7 2 jumlah penduduk yang mencapai 232.500.000 jiwa.11 Sehingga, diperlukan eksistensi negara-negara maju dalam mendukung proses tersebut untuk dapat memenuhi target perekonomian dan kelembagaan. Program CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan di tahun 2009 memasukan nama Indonesia dalam 20 negara prioritas penerima bantuan luar negeri Kanada, guna membantu Indonesia mengurangi kerentanan terhadap kemiskinan dan kesenjangan sosial.12 Akan tetapi Ternyata bertolak belakang menurut laporan keuangan statistik Kanada mulai dari tahun 2009 hingga 2012. Di mana nama Indonesia tidak termasuk dalam 20 negara prioritas teratas yang telah menerima bantuan luar negeri Kanada. Gambar I.1. 20 Negara Teratas penerima Bantuan Luar Negeri Kanada 2010-2011 Sumber: DFAIT (Department of Foreign Affairs and International Trade)13 11 KEMENSOS, Booklet Kementerian Sosial dalam Angka Tahun 2013: Sensus Penduduk 2012. 12 Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Overview: CIDA REPORT 2012 , Transkip Publikasi CFLI. 13 DFAIT, Statistical Report on International Assistance 2010-2011, diakses pada 18 Desember 2013 dari http://www.international.gc.ca388/284 . 3 Gambar I.2. 20 Negara Teratas penerima Bantuan Luar Negeri Kanada 2011-2012 Sumber: DFAIT (Department of Foreign Affairs and International Trade)14 Dalam Kanada Kanada yang dikeluarkan setiap tahun ini, tercatat bahwa di tahun 2010-2011 Indonesia hanya berada di pringkat 32 negara prioritas penerima bantuan Kanada dengan memperoleh $22.18 juta dari alokasi bantuan luar negeri Kanada yang berjumlah $5,699 juta. Indonesia hanya memperoleh $22.30 juta dari bantuan luar negeri Kanada yang mencapai $5,700 juta dan berada di posisi 30 di tahun 2011-2012. Data tersebut, menunjukan perilaku inkonsisten dari komitmen yang dikeluarkan oleh Kanada kepada Indonesia dari pernyataan prioritas yang akan diberikan Kanada.15 Meskipun demikian, Indonesia selaku negara penerima tidak bisa berbuat banyak atas perilaku inkonsisten dari Kanada. Indonesia hanya bisa mengajukan renegosiasi secara bilateral dengan negara donor mengenai jumlah besaran 14 DFAIT, Statistical Report on International Assistance 2011-2012, diakses pada 18 Desember 2013 dari http://www.international.gc.ca388/2845. 15 DFAIT, Statistical Report on International Assistance. 4 bantuan.16 Namun, negosiasi dari pemerintah Indonesia dengan negara donor bukan bersifat mutlak untuk menuntut negara donor memenuhi komitmennya, melainkan hanya berkisar pada negosiasi mengenai jumlah bantuan yang mengikat maupun tidak mengikat. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis memilih untuk memfokuskan dan memperdalam kajian tentang interaksi kerjasama pemerintah Indonesia dan pemerintah Kanada dalam ikatan donor dan penerima bantuan luar negeri sebagai upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia. Kemudian penulis tuangkan dalam sebuah penelitian dengan judul: “Bantuan Luar Negeri Kanada ke Indonesia dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan di Bawah CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan 2009-2013”. B. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan permasalah tersebut, maka penelitian ini akan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan: Mengapa Kanada memberikan bantuan luar negeri ke Indonesia dalam upaya pengentasan kemiskinandi bawah CIDA’s aid effectiveness action plan 2009-2013? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Mengeksplorasi konteks dasar bantuan luar negeri dan implementasi pelaksanaan pemberian bantuan luar negeri. Mulai dari tahapan, penerapan, fungsi dan gambaran umum mengenai bantuan luar negeri Kanada. 16 Wawancara Muhammad Basri ( PPID KEMENSOS), pada 28 April 2014. 5 b. Memaparkan hubungan bilateral Indonesia-Kanada dan keterlibatan kedua negara dalam kerjasama Internasional yang membawa pada ikatan donor dan penerima bantuan. c. Mengidentifikasi regulasi kebijakan pemerintah dalam menangani bantuan luar negeri berupa hibah dalam pengentasan kemiskinan dalam kerjasama Kanada-Indonesia 2009-2013. d. Menganalisis implikasi bantuan luar negeri Kanada yang diberikan melalui Kedutaan Besar Kanada di Indonesia. e. Memaparkan motif bantuan luar negeri yang diberikan oleh Pemerintah Kanada melalui Kedutaan Besar-nya di Jakarta kepada Indonesia 20092013. 2. Manfaat Penelitian Penelitian inisecara akademis dapat menambah pengetahuan serta wawasan tentang bagaimana bantuan luar negeri yang diberikan oleh Pemerintah Kanada kepada Indonesia yang berupa hibah. Mengetahui tahapan, penerapan, fungsi dan gambaran umum mengenai bantuan luar negeri Kanada. Juga tentang bantuan luar negeri dengan segala macam pertimbangan dan teorinya dalam membuat suatu kebijakan. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi pada disiplin ilmu hubungan internasional dalam penerapan Politik EkonomiInternasional dan Analisis Kebijakan Luar Negeri pada sebuah media program bantuan luar negeri, yang dalam penelitian ini dikhususkan pada Bilateral Kanada-Indonesia. Untuk khazanah intelektual, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pengembangan pengetahuan bagi dunia pekerjaan sosial, khususnya 6 yang bersentuhan dengan bantuan luar negeri yang bersifat development aid dan berfokus di bidang hibah. Bagi penulis, memperoleh pengalaman langsung dalam meneliti pengelolaan bantuan luar negeri dan sebagai salah satu persyaratan dalam meraih gelar kesarjanaan Strata Satu (SI) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dalam Program Studi Hubungan International Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta. D. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka yang telah dilakukan, dan memiliki korelasi dengan judul: 1. Murray Dobbin. “The Myth of The Good Corporate Citizen: Canada and Democracy inThe Age of Globalization 2nd Edition”. James Lorimer Company Ltd. Publishers, Toronto 2003. Buku ini membahas tentang keterkaitan Kanada sebagai negara demokrasi dan perusahaan multinasional di dunia Internasional. Pertanyaan penelitian yang diajukan adalah bagaimana peran perusahaan Kanada dalam perekonomian guna mempengaruhi pemerintahan? Sebagaimana yang dijelaskan dalam buku ini, Murray Dobbin berangapan bahwasanya di era globalisasi sebuah kekuatan pemerintah demokrasi telah digunakan oleh perusahaan-perusahaan multinasional guna memperbesar keuntungannya. Kekuatan tersebut dijadikan sebagai pijakan dalam melompati batasan-batasan internasional teritori negara dan membuka jalur-jalur investasi di negara lain. Kanada yang juga merupakan sebuah negara demokrasi, telah merubah kebijakan-kebijakan luar negerinya kepada negara lain guna memperbesar keuntungan perusahaan – perusahaan multinasional asal Kanada. Sehingga 7 segala upaya Kanada dalam membangun hubungan dengan negara lain dan berinteraksi dengan warga negara lain, dapat diindikasikan akan membawa serta kepentingan-kepentingan perusahaan Kanada dalam proses negosiasi dan kesepakatan.. 2. David Mutimer, “Canadian International Security Policy: Reflections for a New Era”. Center for International and Security Studies. York University Toronto, Ontarion 2012. Buku ini membahas tentang Kebijakan Kanada dalam masalah kemanusiaan dan keamanan di tingkat regional dan internasional. Pertanyaan penelitiannya adalah bagaimana konsep baru kebijakan luar negeri Kanada berpengaruh di era kontemporer? Kanada sebagai salah satu negara yang besar, turut aktif dalam menjaga stabilitas keamanan bersama dengan UN, US, EU dan yang lainnya di daerah-daerah konflik seperti di Timur Tengah, Asia, Afrika dan kawasan Pasifik. Dalam upaya menjaga stabilitas ini Kanada membantu terciptanya kestabilan dan perbaikan sistem dengan menjunjung tinggi demokrasi. Namun hal yang menarik dibalik itu, Kanada juga memiliki misi untuk menyebarluaskan kerjasama ekonomi liberalnya di bidang finansial, investasi, dan perdagangan. Ini merupakan sebuah upaya Kanada dalam menyebarluaskan kepentingan-kepentingan luar negerinya dalam membangun sebuah image internasional. 8 E. Kerangka Teori 1. Konsep Nasional Interest and Foreign Aid Foreign aid is defined as a voluntary transfer of public resources, from a government to another independent government, to an NGO, or to an international organization....17 Menurut kutipan Lancaster tersebut, Bantuan luar negeri atau foreign aid yang biasa disebut juga sebagai international aid dapat diartikan sebagai perpindahan atau transfer sumber daya secara sukarela dari satu negera ke negara lain, baik antar lembaga pemerintah atau non pemerintah. Sumber daya yang dimaksud bisa berupa pemberian baik di bidangekonomi, militer, teknis, dankeuangan yang diberikandi tingkat bilateral maupun multilateral. Selain memberikan keuntungan untuk negara penerima, Lancaster menjelaskan bahwa bantuan luar negeri juga memiliki fungsi lain, seperti: tanda persetujuan diplomatik, menambah kekuatan dan pengaruh di negara penerima, memperluas pengaruh budaya, sebagai penghargaan kepada negara lain karena berperilaku sesuai dengan kehendak negara donor, dan sebagai usaha untuk mendapatkan akses perekonomian di negara penerima.18 Ini menunjukan bahwa foreign aid tidak hanya menguntungkan negara penerima tetapi juga memungkinkan memberikan keuntungan bagi negara donor. Dari sinilah kemudian Lancaster menjabarkandua istilahyang sering digunakandalam menerjemahkan konsepbantuan luar negeri, yaitu: Pertama, bantuan luar negeri sebagai tricky concept. Lancaster menjelaskan bahwa bantuan luar negeri tidak lagi dapat diterjemahkan sebatas kebijakan luar negeri dari sebuah negara, melainkan sebagai alat bagi 17 18 Carol Lancaster, Foreign aid. Diplomacy, Development, Domestic Politics, 6. Carol Lancaster, Foreign aid. Diplomacy, Development, Domestic Politics, 8. 9 kebijakan negara tersebut.19Bantuan luar negeri bukan hanya tentang pendanaan dan kerjasama, tapi juga dapat diartikan sebagai jalan bagi kebijakan negara dalam praktek perkenalan dari foreign policy untuk masuk ke dalam sebuah kebijakan negara lainnya. Sehingga, bantuan luar negeri tidak lagi bersandar pada sebuah istilah transfer sumber daya dari negara donor ke negara penerima, tapi telah menjadi alat untuk mendapatkan sumber daya baik ekonomi dan politik oleh negara donor di negara penerima. Kedua, bantuan luar negeri sebagai purposes. Melalui istilah ini, Lancaster membicarakan bantuan luar negeri sebagai sebuah pemahaman yang lebih luas dari sekedar pemikiran dasar pemberian bantuan dan kemanusiaan. Bantuan ini juga digerakan oleh tujuan diplomatik, perkembangan, dan komersialisasi ekonomi yang ditujukan sebagai pembawa kepentingan nasional negara donor di negara penerima.20 Hal ini dapat dilihat dengan menganalisis tujuan-tujuan yang melibatkan keamanan dan politik kepentingan internasional yang dibuat oleh pemerintah pemberi donor, keputusan yang mereka buat,jumlah alokasi, dan siapa negara penerimanya.21 2. Konsep Foreign Policy Menurut K.J. Holsti, Kebijakan luar negeri pada dasarnya merupakan instrumen kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah suatu negara berdaulat untuk menjalin hubungan dengan aktor-aktor lain dalam politik dunia Internasional demi mencapai tujuan nasionalnya.22 Holsti juga mencirikan 19 Carol Lancaster, Foreign aid. Diplomacy, 9. Carol Lancaster, Foreign aid. Diplomacy,13. 21 Carol Lancaster, Foreign aid. Diplomacy,17. 22 K. J. Holsti, NationalRole Conceptions in the Study of Foreign Policy (University of British Columbia,2012), 222. 20 10 kebijakan luar negeri sebagai proses pembentukan keputusanataupengulangan pola dan tindakansebagaiciri khasperilakudan sikapdiplomatik sebuah negara.23 Secara definisi fungsi, kebijakan luar negeri adalah serangkaian sasaran yang menjelaskan bagaimana suatu negara berinteraksi dengan negara lain di bidang-bidang ekonomi, politik, sosial, dan militer; atau dalam tingkatan lain juga mengenai bagaimana negara berinteraksi dengan organisasi-organisasi non-negara. Interaksi tersebut dievaluasi dan dimonitor dalam usaha untuk memaksimalkan berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari kerjasama internasional.24 Definisi ini juga mencakup dalam bantuan luar negeri sebagai instrumen hubungan internasional. Kajian Holsti tentang foreign policy bisa menjadi acuan untuk mengetahui cara pengambilan keputusan atau kebijakan di negara donor terhadap negara penerima. Sebagai aksi eksplisit dan implisit kebijakan luar negeri suatu negara dalam mempromosikan kepentingan nasionalnya di atas batas teritori negara. Konsep ini akan menjabarkan bagaimana perubahan dalam lingkungan eksternaldapat mempengaruh inegara yang bersangkutan, atauproses pembentukan"image" yang diinginkan dari negara tersebut dari lingkungan eksternalnya.25 Konsep lain yang digunakan adalah Kebijakan luar negeri yang dikemukakan oleh Mark R. Amstutz yang berpendapat bahwa kebijakan luar negeri dianggap sebagai sebuah seperangkat prinsip atau orientasi umum yang 23 K. J. Holsti, National Role Conceptions in the Study of Foreign Policy (University of British Columbia, 2012), 233. 24 K. J. Holsti, NationalRole Conceptions in the Study of Foreign Policy (University of British Columbia, 2012), 222. 25 K. J. Holsti, NationalRole Conceptions in the Study of Foreign Policy (University of British Columbia, 2012), 222. 11 menjadi dasar pelaksanaan hubungan luar negeri suatu negera. Dapat diartikan pula sebagai seperangkat rencana dan komitmen yang menjadi pedoman bagi perilaku pemerintah dalam berhubungan dengan aktor-aktor lain di lingkungan eksternal dan berorientasipada terbentuknya pola aktif dari negara dalam membawa kepentingannya.26 Selain itu, Kebijakan luar negeri juga dirancang untuk membantu dalam melindungi kepentingan nasional, keamanan nasional, tujuan ideologis, dan kemakmuran ekonomi suatu negara. Hal ini dapat terjadi sebagai hasil dari kerjasama secara damai dengan bangsa lain, melalui serangkaian sasaran yang menjelaskan bagaimana suatu negara berinteraksi di berbagai bidang konsetrasi. Dengan begitu, kebijakan luar negeri juga dapat diartikan sebagai strategi yang dirumuskan oleh suatu negara dalam berhubungan dengan negara lain untuk memperoleh, memperjuangkan, dan mempertahankan kepentingan nasionalnya melalui jalan diplomasi dan instrumen kebijakan luar negerinya.27 Ini merupakan sebuah etika moral dalam membuat kebijakan yang harus mengedepankan unsur rasional dalam mengimplementasikan sebuah keputusan pemberian bantuan luar negeri.28 F. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan riset yang dilakukan bersifat analisis dan cenderung menggunakan analisis dengan 26 Mark R. Amstutz, International conflict and cooperation: an introduction to world politics. (Brown and Bechmark 1995), 146. 27 Mark R. Amstutz, International conflict and cooperation: an introduction to world politics. (Brown and Bechmark 1995), 28 Mark R. Amstutz, International conflict and cooperation: an introduction to world politics. (Brown and Bechmark 1995), 146. 12 pendekatan induktif. Penjabaran penelitian akan diawali dengan menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan contohcontoh fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan umum. Melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik suatu populasi tertentu atau bidang tertentu secara fakta dan cermat. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu kesimpulan. 2. Teknik Pengumpulan Data Adapun sumber data dalam penelitian ini terbagi dalam dua kategori yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan sasaran utama dalam penelitian ini, sedangkan data sekunder digunakan untuk diaplikasikan guna mempertajam analisis data primer, yaitu sebagai pendukung dan penguat data dalam penelitian.Data primer (primary source) dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi data (buku, website resmi lembaga dan laporan resmi lembaga). Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara. 13 Langkah selanjutnya ialah mengolah hasil temuan atau data, melalui tinjauan kembali berkas-berkas yang telah terkumpul. Data yang diperoleh yaitu dari observasi, wawancara, serta dokumentasi. Seluruh data tersebut nantinya akan dipaparkan dengan didukung oleh beberapa hasil temuan studi pustaka yang kemudian dianalisis. G. Sistematika Penulisan Skripi ini akan disusun dalam lima bab, yakni: BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, identifikasi masalahan, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, kerangka pemikiran, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II HUBUNGAN BILATERAL DAN BANTUAN KANADA DI INDONESIA Pembahasan tentang hubungan bilateral Kanada-Indonesia dan bantuan luar negeri Kanada ke Indonesia dari masa ke masa.Pengelolaan bantuan luar negeri Kanada oleh CIDA di Indonesia, Kanada dengan CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan 2009. BAB III PROGRAM KANADA DALAM UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN DI INDONESIA Pembahasan tentang Prioritas bantuan luar negeri Kanada di Indonesia dan implikasi dalam penerapan bantuan Kanada dalam CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan dalam upaya Pengentasan Kemiskinan. 14 BAB IV FAKTOR-FAKTOR YANG MEPENGARUHI BANTUAN LUAR NEGERI KANADA KE INDONESIA Pembahasan dan analisis mengenai kebijakan bantuan luar negeri Kanada untuk melihat faktor-faktor yang menjadi motif pemberian bantuan seperti Kepentingan Nasional di bidang politik dan ekonomi. BAB V PENUTUP 15 BAB II HUBUNGAN BILATERAL DAN BANTUAN KANADA DI INDONESIA A. Sejarah Singkat Hubungan Bilateral dan Bantuan Kanada di Indonesia Hubungan bilateral Indonesia-Kanada telah terbangun sejak lama, di mana pembangunan dan peningkatan perekonomian telah menjadi orientasi utama yang menggambarkan kerjasama panjang tersebut. Semenjak Orde Lama hingga pemerintahan pasca Reformasi, berbagai macam program pembangunan dalam berbagai bentuk dan motivasi telah dilaksanakan. Tujuannya adalah mengembangkan dan menguatkan Indonesia sebagai negara yang tengah berkembang.29 Peran Kanada sebagai negara maju merupakan pendukung tercapainya pengembangan ini, dengan bantuan luar negeri yang juga telah memberi warna tambahan kepada Indonesia. Hingga pada tahun 2009 IndonesiaKanada bekerjasama dalam pengentasan kemiskinan dan percepatan MDG’s dalam CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan, yang membawa tema pembangunan dan ekonomi kembali pada hubungan dua negara. Berikut merupakan pembahasan sejarah hubungan bilateral terkait bantuan Kanada ke Indonesia dari masa ke masa: 1. Hubungan Bilateral Indonesia Kanada pada Masa Orde Lama Sejarah hubungan dua negara secara diplomatik dan formal, telah dimulai dengan penandatanganan persetujuan untuk membuka perwakilan di kedua negara pada tanggal 9 Oktober 1952.30 Pada saat itu, Indonesia membuka 29 Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Overview: CIDA REPORT 2012, Transkip publikasi CFLI. 30 Kementerian Luar Negeri Indonesia., Kerjasama Bilateral Indonesia-Kanada (update 2008-2013). 16 perwakilan Republik Indonesia di Kanada untuk pertama kalinya yang bertempat di Quebec. Meski begitu, sejarah hubungan kedua negara secara informal sudah dimulai sejak tahun 1948, ketika Indonesia sedang mencari dukungan politik serta pengakuan internasional di forum PBB secara de jure dan de vacto paska kemerdekaan Indonesia di tahun 1945.31Dalam hal ini, peran Jenderal Mc Naughton (Kanada) sebagai Presiden Dewan Keamanan PBB berperan signifikan dalam menentukan keberhasilan Indonesia sebagai negara yang berdaulat.32JendralAndrewMc Naughton berhasil memecahkan kebuntuan dalam negosiasi penyelesaian konflik antaraIndonesia dan Belanda. Dengan membentuk KomisiTripartit untuk mengadakan perundingan dengan Indonesia dan Belanda.33NegosiasiTripartit inilah yang kemudian mengarahkan padapengakuan internasional tentang kedaulatan Indonesia pada bulan Desember1949 di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).34 Dalam sejarah kerjasama bantuan pembangunan, Kanada pernah mendukung Indonesia melalui Colombo Plandi tahun 1950 sebagai usaha pemulihan perekonomian dunia pasca perang.35 Akan tetapi, pemerintahan Indonesia yang pada saat itu masih membenahi politik internal dan perekonomian domestik, membuat usaha pembangunan dalam Colombo Plan tidak memberikan kontribusi yang maksimal. Terlebih bila melihat kedekatan Indonesia dengan Komunis pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, yang 31 Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kerjasama Bilateral Indonesia-Kanada (update 2008-2013). 32 Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kerjasama Bilateral Indonesia-Kanada (update 2008-2013). 33 Robert Bothwell, The Big Chill: Canada and the Cold War, 15. 34 Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kerjasama Bilateral Indonesia-Kanada (update 2008-2013). 35 Lee Seymour, Strengthning Canada Democracy, (Canada: university of fraser valley, 2012), 79. 17 bertentangan dengan tujuan utama dari Colombo Plan, Yaitu pengembangan sumber daya manusia yang berdasar pada pembangunan dan tata kelola pemerintah yang demokratis. Barulah setelah peralihan Orde Lama ke Orde Baru di tahun 1968, kerjasama pembangunan Colombo Plan dengan Kanada dapat kembali berjalan dan memberikan dampak pada pembangunan. 2. Hubungan Bilateral Indonesia Kanada pada Masa Orde Baru Hubungan Kanada dan Indonesia sangat baik di masa Orde Baru di bawah pemerintahan Presiden Soeharto. Dimulai pada tahun 1968 kerjasama Indonesia-Kanada dibuka dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU) yang berisi pertukaran nota kesepahaman antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kanada dalam pemberian bantuan (Grant) untuk pembangunan Indonesia. Bantuan tersebut, diberikan dua periode dalam bentuk yang berbeda. Periode pertama pada tahun 1968 – 1969, bantuan diberikan dalam bentuk dana keuangan untuk pemulihan ekonomi; dan periode kedua di tahun 1970, bantuan diberikan berupa bahan pangan dan kertas cetak untuk surat legal pemerintahan. Pemberian bantuan berupa kertas cetak, kemudian mendorong terbentuknya kerjasama Indonesia Kanada dalam hal survei potensi industri kertas dan kayu di Indonesia, dan berujung pada kesepakatan pemberian pinjaman untuk pembuatan Industri percetakan di tahun 1971.36 Kerjasama tersebut kemudian menjadi dasar kerjasama KanadaIndonesia dalam ruang lingkup yang lebih besar dalam berbagai bidang di masa Orde Baru. Kerjasama bilateral meningkat pesat dalam sektor 36 Kementerian Luar Negeri Indonesia, Daftar perjanjian kerjasama Internasional Kanada-RI . (Update Mei 2008). 18 pembangunan industri, teknologi, dan ekonomi.37 Terlebih dalam sektor penerbangan dan pembangunan fasilitas umum. Hubungan bilateral antara Indonesia dan Kanada terus meningkat melalui kerjasama yang didasarkan pada pembangunan. Kanada dan Indonesia juga terlibat dalam pemajuan perlindungan hak asasi manusia, kebebasan beragama, demokrasi, pemerintahan, dan pluralisme.38 Tanpa meninggalkan esensi kebutuhan ekonomi sebagai indikator utama hubungan Kanada dan Indonesia. Bisa dikatakan, pada era Soeharto inilah kerjasama Indonesia dan Kanada berada pada puncaknya. Meski begitu, pada sisi mata koin yang berbeda. Di masa Orde Baru juga, Kanada dan Indonesia rutin membahas persetujuan pinjaman di berbagai bidang dan sektor pembangunan. Dimulai dengan penandatanganan MOU, pengembangan kebijakan kredit pada 30 Oktober 1972 berkembang pada pinjaman untuk memperkuat penerbangan domestik, pengembangan infrastruktur, pembangunan di perkotaan, hingga penguatan Industri ekspor lokal.39 Hal ini berdampak pada ikut meningkatnya beban hutang luar negeri Indonesia kepada Kanada dan menciptakan ketergantungan pada hutang luar negeri. Hutang luar negeri yang tinggi dan resesi dunia di akhir tahun 1996, membuat perekonomian Indonesia berpotesi jatuh dalam keruntuhan. Keadaan tersebut, mulai mengkhawatirkan Kanada yang berperan sebagai salah satu pendonor hutang luar negeri Indonesia. Melalui berbagai dialog dengan 37 Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Hubungan Kanada-Indonesia, Transkip publikasi CFLI. 38 Kementerian Luar Negeri Indonesia, Daftar perjanjian kerjasama Internasional Kanada-RI . (Update Mei 2008). 39 Kementerian Luar Negeri Indonesia, Daftar perjanjian kerjasama Internasional Kanada-RI . (Update Mei 2008). 19 pemerintah Indonesia, tercetuslah untuk membuat sebuah program konsultasi bilateral dua negara, di mana Indonesia dan Kanada sama-sama menandatangani Joint Declaration pelaksanaan Forum Konsultasi Bilateral (FKB) di tahun 1997.40 Perjanjian ini merupakan sebuah kesepakatan vital mengenai hubungan bilateral Kanada dan Indonesia di masa Orde Baru di bidang konsultasi pembangunan, ekonomi, finansial, hutang, dan pemerintahan.41 Program FKB dianggap berguna dalam mempererat hubungan dua legislatif negara dan memperkuat stabilitas ekonomi Indonesia. 42 Namun, sebelum sempat di resmikan Indonesia telah lebih dulu terkena krisis ekonomi besar-besaran di tahun 1997-1998. Menumbangkan rezim pemerintahan Soeharto yang memangkas pula kerjasama dengan Kanada, dan memasukkan Indonesia ke dalam era Reformasi yang menyisakan beban besar pada pemerintah Indonesia untuk membayar hutang luar negerinya. Meski pada tanggal 27 Oktober 1998 sempat dibuat MOU antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kanada dalam Amandemen Nomor 1 mengenai penasihat teknis terhadap proyek Bappenas.43 Glombang Reformasi yang kuat disertai ketidakstabilan ekonomi regional, membuat kesepakatan Forum Konsultasi Bilateral (FKB) 1997 terpaksa tertuda tanpa kejelasan, dan 40 Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kerjasama Bilateral Indonesia-Kanada (update 2008-2013). 41 Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kerjasama Bilateral Indonesia-Kanada (update 2008-2013). 42 Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kerjasama Bilateral Indonesia-Kanada (update 2008-2013). 43 Kementerian Luar Negeri Indonesia, Daftar perjanjian kerjasama Internasional Kanada-RI . (Update Mei 2008). 20 menunggu waktu yang tepat untuk membangun kembali konsultasi bilateral tersebut. 3. Hubungan Bilateral Indonesia Kanada pada Masa Reformasi Krisis ekonomi tahun 1997 mengakibatkan perekonomian dan keamanan Indonesia menjadi sangat tidak stabil dan beresiko bagi asing, khususnya bagi Kanada. Secara kondisi ekonomi dan keamanan, Kanada memang tidak dapat mencampuri atau mengintervensi keadaan dalam negeri Indonesia. Namun di tataran politik, Kanada tetap berkomitmen mendukung integritas wilayah kedaulatan NKRI dan juga menghormati proses Reformasi yang terjadi di Indonesia.44 Selain itu, Kanada juga mendukung pemerintahan indonesia dalam Reformasi dengan membuat MOU mengenai proyek bantuan Reformasi pemerintahan pada 27 Oktober 1998 Dan pada 9 Mei 2003 mengenai bantuan Reformasi pemerintahan fase II di Indonesia.45 Meski di tingkat bilateral hubungan Indonesia dan Kanada dibidang ekonomi dan pembangunan mengendur akibat krisis di era Reformasi, namun tidak di tingkat multilateral. Kanada dan Indonesia aktif bertemu dalam kemitraan di sejumlah organisasi multilateral, seperti Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC), Asosiasi Negara Asia Tenggara (ASEAN), Forum Regional ASEAN (ARF), G20, Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), dll.46 Sebagai salah satu negara maju, Kanada berperan dalam penguatan lembaga multilateral tersebut. 44 Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Sambutan Dubes Kanada untuk Indonesia.. Transkip publikasi CFLI. 45 Kementerian Luar Negeri Indonesia, Daftar perjanjian kerjasama Internasional Kanada-RI . (Update Mei 2008). 46 Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Hubungan Kanada-Indonesia, Transkip publikasi CFLI. 21 Melalui lembaga-lembaga multilateral ini, hubungan Kanada dan Indonesia kembali menguat pasca Reformasi, seiring dengan menguatnya intensitas pertemuan dalam berbagai forum internasional yang telah terjalin selama bertahun-tahun.47 Salah satu yang menjadi faktor strategis penguatan kemitraan dua negara, adalah bertemunya Kanada dan Indonesia di dalam pemenuhan target MDG’s sebagai negara donor dan negara penerima yang di prakarsai oleh OECD. Sebagai mitra pembangunan, Kanada banyak bekerja sama dengan Indonesia untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sebagai dua buah pilar utama kerjasama bilateral.48 Terutama di era kontemporer yang memberikan perubahan pada kehidupan berbangsa dan bernegara di level Internasional. Baik dalam kemajuan di perekonomian, maupun persoalan-persoalan baru yang muncul mengiringi faktor ekonomi, seperti isu Kemiskinan. Barulah pada September 2008, dalam kunjungan Dirjen Amerop ke Ottawa dengan Dirjen Asia Selatan dan Oseania DFAIT, muncul kesepahaman untuk mengaktifkan kembali FKB Indonesia-Kanada yang telah tertunda sejak 1997.49Pada akhirnya, tercapailah kesepakatan dengan pemerintah Indonesia untuk mengaktifkan Forum Konsultasi Bilateral (FKB) kembali pada September 2009. 47 Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Hubungan Kanada- Indonesia. Transkip publikasi CFLI. 48 Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Overview: CIDA REPORT 2012. Transkip publikasi CFLI 49 Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kerjasama Bilateral Indonesia-Kanada , (update 2008-2013). 22 B. Canada International Development Agency di Indonesia Sebagai upaya pengoptimalan konsep Human Security dan upaya Kanada membantu pembangunan dunia, Kanada membentuk CIDA (Canada International Development Agency) sebagai lembaga penyalur bantuan luar negeri Kanada yang dibentuk pasca berakhirnya Marshall Plan.50 Sebagai lembaga resmi pengelolaan bantuan luar negeri CIDA berjalan dengan fokus kebijakan luar negeri pemerintah Kanada, termasuk dalam memberikan bantuan ke Indonesia yang dalam penerapan dan pelaksanaanya juga bergantung dari kebijakan tersebut. Sejak CIDA dibentuk tahun 196851 hingga kini, dua konsep kebijakan luar negeri Kanada melalui CIDA pernah dirasakan oleh Indonesia sebagai negara penerima bantuan Kanada. Kebijakan pertama, merupakan pendekatan moral yang dilakukan Kanada dalam memberikan bantuan luar negerinya dari tahun 19841993. Kanada membangun ketahanan manusia domestiknya di bidang ekonomi, politik, sosial dan kemananan yang kemudian dibawa dalam kebijakan luar negerinya dibawah kepemimpinan perdana menteri Brian Mulroney, sebagai konsep “moral identity” dalam memberikan bantuan luar negeri ke negara miskin dan berkembang.52 Di bawah kebijakan luar negeri ini, Kanada aktif mempromosikan human security ke daerah baru dengan mengedepankan pendekatan moral dalam bantuan luar negeri dan kegiatannya di area internasional dibawah payung PBB.53 Termasuk didalamnya mempromosikan demokrasi dan perspektif Kanada tentang 50 David mutimer, Canadian International security policy: reflections for new era. centre for International and security studies,( toronto, ontario york university, 2002), 3. 51 David mutimer, Canadian International security policy,3. 52 Edward Ansah Akuffo, Canadian Foreign Policy in Africa: “regional approaches to peace, security, and development”( Canada: university of fraser valley 2012),17. 53 David mutimer, Canadian International security policy: reflections for new era. centre for International and security studies,( toronto, ontario york university, 2002),.15 23 “good international citizen”, pembangunan moral dalam mengelola pemerintahan, meningkatkan hak asasi manusia dan menurunkan angka kemiskinan. Memberikan bantuan luar negeri ke Indonesia, tanpa kebijakan yang mengikat kepemilikan sumber daya di negara penerima. Namun begitu, kebijakan ini mendapat kritik dari Edward Ansah Akuffo dalam buku Canadian Foreign Policy in Africa. Edward berpendapat bahwa: “apa yang disebut sebagai Canada’s moral identity, tidak dibenarkan bila mengasumsikan adanya timbal balik dari negara lain baik berupa transfer keuntungan baik secara finansial, personil, material, atau sumber lainnya. Ini merupakan theoritical-reality gap dari kebijakan normatif kanada dalam memberikan bantuan luar negeri”.54 Kebijakan kedua, selepas tahun 1993 pendekatan baru telah diterapkan di Indonesia. Kanada memasuki babak baru dalam konsep human security dengan pola-pola baru kerjasama internasional. yang disebut dengan “new human security of Canada’s policy”55 dengan Lloyd Axworthy sebagai mentri luar negeri di bawah kepemimpinan perdana menteri Chretien di bulan januari 1996.56 Konsep ini diadopsi dari kinerja negara-negara anggota OECD dan ODA yang dianggap effektif dalam membangun sistem yang lebih efisien dan produktif dalam kerjasama internasional dengan membawa kepentingan Kanada untuk dunia dan domestik Kanada sendiri. Kebijakan luar negeri ini dibangun menempatkan dua misi, yaitu: menyalurkan bantuan luar negeri yang lebih baik dalam Canada aid effectiveness, dan pembangunan ekonomi yang lebih produktif.57 Misi dalam 54 Edward Ansah Akuffo, Canadian Foreign Policy in Africa, 12. David mutimer, Canadian International security policy: reflections for new era. centre for International and security studies,( toronto, ontario york university, 2002),3. 56 Edward Ansah Akuffo, Canadian Foreign Policy in Africa, 25. 57 Murray Dobbin, The Myth of the good corporate citizen: Canada and Democracy in the age of globalization (Toronto: james lorimer company ltd., publishers 2003), 71. 55 24 Konsep baru Kanada ini, menjadi sebuah jalur yang dibawa oleh kanada dalam berbagai forum Internasional dengan OECD dan garis pembentukan CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan hingga di tahun 2013. Kanada beranggapan bahwa konsep baru ini merupakan pendekatan yang lebih baik dalam sistem pemberian bantuan Kanada. Karena konsep ini, melihat kemiskinan di negara miskin bukan lagi sebagai masalah ekonomi semata.Melainkan sebuah variabel yang harus dituntaskan bersama dengan faktor lain yang menghambat penyelesaiannya.58Akan tetapi, mengingat pendekatan ini diadobsi dari system negara-negara donor di benua Amerika dan Eropa, tak dapat dikesampingkan pemikiran bahwa CIDA juga merupakan alat bagi kepentingan Kanada. Ini menjelaskan pengajuan Kanada dalam membentuk konsultasi bilateral dua negara Kanada-Indonesia dan kebijakan-kebijakan yang bersifat mengikat dalam membawa keuntungan yang besar bagi Kanada, ataupun berorientasi pada mengamankan perekonomian Kanada. C. CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan Hubungan bilateral Indonesia dan Kanada telah terbangun selama bertahuntahun dengan diiringi turun naiknya intensitas kerjasama yang terjadi diantara keduanya. Meski pada masa Orde Baru, kerjasama Indonesia-Kanada memiliki intensitas yang tinggi dalam pertumbuhan di sektor pembangunan industri.59 Namun, krisis keuangan Asia di tahun 1997 juga berdampak pada menurunnya intensitas kerjasama dan hubungan bilateral Indonesia-Kanada dalam hal pembangunan. CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan kembali membuka potensi58 David mutimer, Canadian International security policy: reflections for new era. centre for International and security studies,( toronto, ontario york university, 2002), 27. 59 Kementerian Luar Negeri Indonesia, Daftar perjanjian kerjasama Internasional Kanada-RI . (Update Mei 2008). 25 potensi kerjasama kedua negara dalam berbagai bidang, terutama pada bidang pembangunan dan upaya pengetasan kemiskinan.60 Kemiskinan di Indonesia tidak lagi dipahami hanya sebatasketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalanmemenuhi hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam menjalani kehidupan secara bermartabat.61Hak-hak dasar yang diakui secara umum meliputiterpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumber daya alam, lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan, dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosialpolitik, baik bagi perempuan maupun laki-laki.62Agar kesinambungan terjadi dalam penanganan kemiskinan,perlu menjadikannya sebuah prioritas dalam program pemerintah, dan perlunya pemerintah Indonesia menangani kemiskinan sesuai porsi penyebabnya. Berdasarkan pemikiran tersebut, pada tahun 2005 Pemerintah Indonesia telah membuat sebuah pedoman dasar dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesiayang disebut sebagai SNPK (Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan).63 Strategi ini dicetuskan oleh Komite Penanggulangan Kemiskinan, yang menjadi sebuah rujukan kebijakan jangka panjang dan jangka pendek Pemerintah Indonesia, termasuk langkah-langkah pengoptimalan kemitraan dan 60 Wawancara Christian (Canada Fund for Local Initiative), pada 30 November 2014. Iskandar Syah, Kemiskinan di Indonesia, 10. 62 Arif Haryana, Konsep dan Implementasi Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan: Upaya Mendorong Terpenuhinya Hak Rakyat Atas Pangan. 3. PDF [data base on-line] , diunduh pada 18 Desember 2013 dari http://www.bappenas.go.id/files/3413/4986/1934/06arifharyana2008112316520712110__ 20091014124616__2242__0.pdf 63 Kurniawan Ariadi, Perkembangan ODA Internasional dan Peluang Indonesia; Catatan Laporan Tahunan DAC-OECD, 11. 61 26 sumber daya dari berbagai bidang termasuk mitra internasional. Terdapat lima strategi utama dalam pedoman tersebut. yaitu:64 1. Perluasan kesempatan. Membuka akses pada pengembangan pembangunan pemerintah daerah dari segi pengelolaan administrasi dan pertumbuhan ekonomi. 2. Pemberdayaan kelembagaan masyarakat. Pemerintah akan memberdayakan pihak swasta, organisasi masyarakat, LSM, perguruan tinggi, organisasi keagamaan, dan lain-lain. Dalam mendukung pemerintah daerah dalam pelaksanaan dan pengawasan terhadap strategi penanggulangan kemiskinan. 3. Peningkatan kapasitas melalui pengembangan pengelolaan, sistem, sumber daya, dan jaringan. Dengan peningkatan kapasitas pengelolaan publik yang lebih baik diharapkan akan mendorong pelaku pembangunan lain (non pemerintah) untuk ikut aktif dalam penanggulangan kemiskinan. 4. Perlindungan sosial. Penegakan dan pengawasan pada peraturan dalam menjaga penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat, guna memberikan keadilan sosial bagi seluruh lapisan. 5. Penataan kemitraan global. Pemerintah melihat mitra global sebagai aktor yang bersentuhan langsung atau dinilai memberikan dampak baik kepada kemiskinan. Pihak asing memiliki peran sebagai penyedia modal dan teknologi, lapangan kerja, pengembangan fasilitas, serta sumber 64 Kurniawan Ariadi, Perkembangan ODA Internasional dan Peluang Indonesia; Catatan Laporan Tahunan DAC-OECD, 15. 27 pemasukan negara melalui pajak. Poin ini membuktikan bahwa dalam perencanaan penangulangan kemiskinan peran dari lembaga internasional atau pihak asing memang mendapat porsi penting dalam penerapannya. Kelima poin strategi SNPK ini, yang kemudian menjadi sudut pandang pembentukan strategi kepentingan pemerintah Indonesia yang tertuang dalam poin-poin CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan,65 menjadi arahan dalam pembentukan RPJM,66 dan rujukan program Kanada di Indonesia.67 Kanada akan membawa poin-poin tersebut sebagai acuan pembangunan dan pengembangan ekonomi Indonesia dalam prioritas bantuan luar negeri Kanada.68 Pada dasarnya,paradigma ini menempatkan bantuan luar negeri sebagai sebuah komitmen bersamayang kemudian diwujudkan, salah satunya melalui kemitraan antara donor dan penerima. Dalam kasus bantuan luar negeri Kanada yang diwakili oleh Canadian International Development Agency(CIDA), Pemerintah Kanada ikut berkomitmen dalam menjunjung kemitraan yang selaras dengan Indonesia. Hubungan bilateral Indonesia dan Kanada terus meningkat pasca tahun 2009.Sebagai bagian dari agenda efektivitas bantuan luar negeri dan pemenuhan target pembangunan dunia, Kanada membuka jalur kerjasama ke Indonesia dari berbagai bidang strategi. Mulai dari 65 peningkatan pendidikan, budaya, Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Overview: CIDA REPORT 2012 , Transkip Publikasi CFLI. 66 Kurniawan Ariadi. Perkembangan ODA Internasional dan Peluang Indonesia; Catatan Laporan Tahunan DAC-OECD,15. 67 Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Overview: CIDA REPORT 2012 , Transkip Publikasi CFLI. 68 Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Overview: CIDA REPORT 2012 , Transkip Publikasi CFLI. 28 pengembangan ekonomi, perlindungan hutan, peningkatan mutu kehidupan, dan konsultasi bilateral di bidang politik. Sasaran strategi Kanada di Indonesia adalah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,yang mengedepankan upaya pengentasan kemiskinan dan efektifitas kerja dengan mitra nasional. Hal ini dilakukan dengan memperkuat perencanaan dan pemrograman ekonomi domestik, mempromosikan pengelolaan sumber daya terbarukan dalam mendukung pembangunan ekonomi lokal.69Pada akhirnya nanti diharapkan tercapai independensi ekonomi yang dapat membantu Indonesia dalam mengatasi masalah kemiskinan sebagaimana yang tercantum dalam butir-butir CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan.Sebagai pembuktian untuk mempertajam komitmen tersebut, pada bulan Maret 2009 Pemerintah Kanada mengumumkan melalui lembaga bantuan luar negerinya Canada International Development Agency(CIDA) bahwa Kanada telah memasukan Indonesia sebagai salah satu dari 20 negara prioritas penerima bantuan luar negeri, dan akan memfokuskan 80 persen sumber daya dari bantuan bilateralnya Kanada kepada negara-negara tersebut.70 Kanada berargumen bahwa fokus ini dipilih berdasarkan kebutuhan riil negara penerima, kapasitas untuk mengelola, penyerapan keuntungan dari bantuan, dan keselarasan dengan prioritas kebijakan luar negeri Kanada.71 Tujuannya adalah untuk membuat bantuan internasional Kanada lebih fokus, lebih efektif, dan lebih bertanggung jawab. Kanada menganggap prioritas sejalan dengan Pemerintah Indonesia sebagaimana yang telah dicanangkan dalam 69 Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Overview: CIDA REPORT 2012 , Transkip Publikasi CFLI. 70 DFAIT, Where We Work in International Development. [data base on-line] Diakses pada 28 feb 2013dari www.international.gc.ca/Canada priority/where we work/ 71 DFAIT, Where We Work in International Development. [data base on-line] 29 program lima tahunan pembangunan Pemerintah Indonesia, dan dokumen kebijakan penting lainnya.72 Di dalam dokumen ini disebutkan, bahwa yang menjadi pokok utama perhatian dariCIDA’s Aid Effectiveness Action Planadalah:73 1. Peningkatankepemilikan kebijakan danhasil pembangunan. Kanada mendukung upaya kepemilikan negara setempat (Indonesia) dalam pembangunan. Hal ini menunjukan bahwa proyek-proyek pembangunan Kanada harus dipimpin oleh pemerintah lokal (Indonesia) agar mendapat hasil yang optimal dan tepat pada sasaran. Upaya ini meliputi identifikasi kebutuhan dan prioritas melalui kebijakan dan strategi nasional. Program dan proyek Kanada selaras dengan kebutuhan negara mitra dan prioritas nasional yang digariskan dalam rencana tersebut. Kepemilikan sebuah negara atas kebijakan pembangunannya menjadi sebuah prinsip penting dalam efektivitas bantuan luar negeri. Prinsip ini merupakan bentuk dorongan kemandirian bagi negara penerima bantuan untuk menunjukan kemampuan dalam menentukan strategi, dan arah pembangunannya sendiri sesuai kebutuhan, tanpa intervensi dari asing. 2. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas. Kanada secara teratur melaporkan rencana, kegiatan dan hasil program sepanjang tahun. Kanada juga berupaya untuk meningkatkan transparansi bantuan melalui berbagai mekanisme dan perjanjian baru, termasuk data website yang terbuka untuk umum, dan kemitraan yang terbuka dengan 72 Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Overview: CIDA REPORT 2012 , Transkip Publikasi CFLI. 73 Teks CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan 2009-2013. 30 Pemerintah. Pertanggungjawaban laporan Pemerintah Indonesia dengan Kanada dilakukan secara transparan dan mengarah pada kesinambungan pembangunan bersama secara berkala. Hal ini dilakukan untuk mengevaluasi kinerja, mengukur harmonisasi, dan mencegah munculnya penyalahgunaan kewenangan baik dari pihak donor ataupun pemerintah Indonesia. Kanada berfokus pada kerjasama kemitraan yang efektif, efisien, dan produktif dalam kapasitas pembangunan dengan mengikutsertakan kordinasi yang baik antara negara donor dan negara penerima. Prinsip ini penting untuk mengukur dan memastikan bahwa kapasitas pemerintah Indonesia dan Kanada telah memadai dalam mendukung kebijakan pembangunan. Selain itu, prinsip ini juga digunakan untuk mengukur intensitas kepentingan negara donor dan kepentingan lokal. 3. Kemitraan efektif untuk mempercepathasil pembangunan Kanada akan bekerja dengan semuamitra pembangunan untuk mencapai hasi lpembangunan berkelanjutan.Kanada bekerjasama dengan berbagai mitra di tingkat lokal, nasional, regional dan internasional Indonesia, guna mempercepat pencapainan MDG’s yang difokuskan pada upaya pengentasan kemiskinan. Pelaporan akan mengikuti mekanisme Indonesia dalam pencatatan bantuan luar negeri. Mitra dalam pengembangan meliputi negara-negara berkembang, donor tradisional, organisasi multilateral, masyarakat sipil, dan sektor swasta. 31 BAB III PROGRAM KANADA DALAM UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN DI INDONESIA A. Prioritas Bantuan Kanada ke Indonesia dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan Kemiskinan merupakan masalah multidimensi yang serius dan terdapat hampir di seluruh negara di dunia.74 Hal ini pada umumnya menjadi permasalahan yang penuh dengan polemik di negara-negara dunia ketiga dan negara berkembang seperti Indonesia.75Selain karena sifat dasar kemiskinan itu sendiri yang memiliki level kompleksitas yang rumit, tapi juga karena upaya pengentasan kemiskinan selalu bersinggungan dengan instrumen lain dalam sebuah tatanan masyarakat di sebuah negara.76Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah kemiskinan, perlu adanya sebuah harmonisasi yang saling melengkapi guna mencapai keselarasan masyarakat dan kehidupan sosial. Kompleksitas kemiskinan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan.Ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yakni kemiskinan alamiah dan buatan.77Kemiskinan alamiah terjadi akibat sumber daya yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah dan bencana alam. Kemiskinan ini terjadi akibat tidak tersediannya fasilitas dan sarana penunjang dalam mencapai kebutuhan hidup, atau kondisi yang menghalangi ketersediaan 74 Jhon p. Lewis, Pro- Poor Aid Conditionality. (United State of America:Overseas Development Council Washington DC 2012), 13. 75 Shaka Mahottama, Analisis terhadap Implementasi Bantuan World Bank dalam Menekan Angka Kemiskinan di Indonesia Periode 2000-2010, (Pascasarjana Departemen Hubungan Internasional, FISIP UI 2011), 24 76 Iskandar Syah, Kemiskinan di Indonesia. (Jakarta: UT 2010), 2. 77 Iskandar Syah, Kemiskinan di Indonesia. (Jakarta: UT 2010), 3. 32 tersebut.78 Sedangkan kemiskinanbuatanterjadi, karena lembaga-lembaga yang ada di masyarakat membuat sebagian anggota masyarakat tidak mampu menguasai sarana ekonomi dan berbagai fasilitas lain yang tersedia,hingga mereka tetap hidup dalam kemiskinan.79 Dua tipe kemiskinan tersebut kental ditemukan di Indonesia dengan segala faktor penunjang kerumitannya. CIDA sebagai sarana utama bantuan pembangunan resmi Kanada di seluruh dunia, berkomitmen dalam mendukung pembangunan berkelanjutan, mengurangi kemiskinan dan memberikan bantuan kemanusiaan untuk dapat memajukan sebuah dunia yang lebih aman, adil dan makmur. Dan dalam kerangka agenda efektivitas bantuan ke Indonesia guna mempertajam fokus bantuan internasionalnya, Kanada memusatkan program ini pada tiga tema pokok berikut: 1. Peningkatan ketahanan pangan Sepanjang 2010-2012 Kanada membantu menciptakan lapangan kerja baru dalam pembudidayaan rumput laut, jambu mete dan industri kelapa. Dipraktekan pula pertanian hijau yang bermanfaat bagi petani dalam produksi pupuk organik dan batok kelapa briket arang, lebah, dan pembibitan pohon.80 Poin yang termasuk di dalamnya juga: a. Bantuan pangan dan gizi. b. Pembangunan pertanian berkelanjutan, terutama bagi petani skala kecil dan wanita. c. Penelitian dan Pengembangan 78 Iskandar Syah, Kemiskinan di Indonesia. (Jakarta: UT 2010), 4. Iskandar Syah, Kemiskinan di Indonesia, 7. 80 Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Overview: CIDA REPORT 2012, Transkip publikasi CFLI. 79 33 2. Keamanan masa depan anak-anak dan remaja Kanada membantu memberikan fasilitas bagi anak-anak jalanan yang ditampung di rumah singgah. Membantu fasilitas pendidikan dan mencegah terjadinya pekerja anak di bawah umur.81 Poin yang termasuk di dalamnya juga: a. Kelangsungan hidup anak, termasukkesehatan ibu hamil. b. Akses terhadap pendidikan berkualitas. c. Penghidupan kedepanyang amanuntuk anak-anakdan remaja. 3. Merangsang pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan Kanada menyediakan tenaga ahli guna memberikan penyuluhan teknis untuk usaha kecil dan menengah, penyedia layanan bisnis, dan lembaga keuangan mikro.82Poin yang termasuk di dalamnya juga: a. Membangunpondasiekonomi b. pertumbuhan bisnis c. Investasi Selain dari tema-tema tersebut, CIDA selalu memadukan tiga tema lintas sektor dalam semua program dan kebijakannya, yaitu: 1. Meningkatkan kelestarian lingkungan 2. Mempromosikan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki 81 Wawancara Christian (Canada Fund for Local Initiative), pada 30 November 2014. Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Overview: CIDA REPORT 2012, Transkip publikasi CFLI. 82 34 3. Membantu memperkuat tata pemerintahan lembaga-lembaga dan pelaksanaannya CIDA berkomitment untuk membawa fokus tema tersebut dalam perjalanan kerjasama dengan pemerintah dan mitra lokalIndonesia. Kanada akan mengusahakan sebisa mungkin untuk mencapai keselarasan dalam menjalankan misi pembangunan. Hal ini dilandaskan dengan pemikiran bahwa bantuan luar negeri dengan segala motifnya, tetap memiliki unsur altruisme dan humanitarianisme sekecil apapun itu. Sehingga yang dibutuhkan hanyalah indikator untuk mengukur dan mengaturnya. prioritas ini juga meliputi : Pertama, memperkuat kemampuan pemerintah untuk menyediakan layanan.83 Kanada mengembangkan kapabilitas eksekutif dan legislatif baik pusat dan daerahdengan melakukan join mission dan konsultasi bilateral. Di tingkat legislatif, Kanada membangun kerjasama dalam pengelolaan bantuan pendanaan. Kanada berusaha mengoptimalkan kinerja program tersebut dengan melakukan perjanjian-perjanjian dengan pemerintah baik di Kementerian dan daerah. Di tingkat eksekutif, Kanada memperkuat kapasitas pembentukan undang-undang dan melakukan perundingan bersama terkait dengan kebijakan luar negeri Indonesia.84 Kedua, memberikan meningkatkan pelatihan kualitas kerja, sumber mengadakan daya dialog manusia.85 dan Kanada memfasilitasi penyelenggaraan pengembangan sumber daya manusia yang terampil dan profesional. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan rangkaian 83 DFAIT, Where We Work in International Development. [data base on-line] Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Overview: CIDA REPORT 2012 , Transkip Publikasi CFLI. 85 DFAIT, Where We Work in International Development. [data base on-line] 84 35 upaya untuk mewujudkan pembangunan manusia, sebagai bagian dari proses pembangunan nasional Indonesia. Kesadaran yang makin kuat akan pentingnya sumber daya manusia berkualitas akan memicu keikut sertaan bangsa Indonesia dalam proses global yang sedang berlangsung. Pelatihan dan bantuan teknis yang diberikan untuk memastikan rencana dan anggaran daerah mengintegrasikan kebutuhan perempuan dan orang miskin. Upah yang layak dan sesuai standar, pelatihan pengembangan keahlian, dan tetap menjaga agar tidak terjadi kesenjangan gender antara perempuan dan laki-laki.86 Ketiga, meningkatkan kapasitas ilmu pengetahuan, teknologi pengembangan dan penguatan daya saing ekonomi.87 Kanada melakukan transfer teknologi dan pengetahuan di bidang sumber daya alam terbarukan dan tidak terbarukan yang lebih moderen juga ramah lingkungan,melalui perusahaan Kanada yang masuk kembali ke Indonesia. Kanada juga memperkenalkan standar kerja yang lebih profesional, efisien, dan produktif. Khusus untuk perusahaan tambang dan gas, Kanada mengedepankan standar kerja yang lebih aman terhadap pengelolaan sumber daya dan tetap menjaga lingkungan hidup. Sedangkan dari sektor non tambang dan gas Kanada mengadopsi sistem multipihak dan pendekatan mikro untuk mengelola tanaman pohon dan budidayabernilai tinggi.Cara-cara baru juga diimplementasikan untuk mengelola sumber daya hutan dan air untuk menguntungkan penduduk.88 86 Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Overview: CIDA REPORT 2012 , Transkip Publikasi CFLI. 87 DFAIT, Where We Work in International Development. [data base on-line] 88 Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Overview: CIDA REPORT 2012 , Transkip Publikasi CFLI. 36 Keempat, melanjutkan Reformasi terkait dengan pertumbuhan ekonomi di daerah.89 Kanada sendiri sejaktahun 1970 telah melakukan kerjasama dengan beberapa pemerintahan daerah khususnya Sulawesi90 dalam pemanfaatan hasil hutan dan Papua tentang hasil tambang.91 Kanada bermaksud melanjutkan pembangunan di daerah terkait sektor ekonomi yang dahulu sempat tertunda di tahun 1998.Sulawesi yang menjadi pulau terpadat ketiga di Indonesiadipilih sebagai konsentrasi Kanada dan menjadi kekuatan pendorong untuk perubahan di wilayah termiskin dari Indonesia Timur dalam pengembangan ekonomi. Fokus daerah ini dilakukan agar tidak terjadinya tumpang tindih dalam pembangunan daerah dengan mitra lain,dengan tanpa mengurangi terbukanya penyaluran bantuan di bidang dan daerah lain yang proporsional dalam menerima bantuan luar negeri Kanada.92 Kelima, meningkatkan pengelolaan sumber daya alam dalam keberhasilan pelaksanaan desentralisasi.93Desentralisasi dalam pengelolaan sumber daya alam memberikan pengaruh yang positif terhadap partisipasi stakeholder lokal dalam pengambilan keputusan. Pengelolaan sumber daya tersebut dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan langsung memberikan kontribusi untuk meningkatkan pendapatan bagi masyarakat miskin. Dengan begitu, akan tercipta kinerja yang lebih baik dari pemerintah yang akan memiliki dampak nyata pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Sebab, peningkatan akuntabilitas 89 DFAIT, Where We Work in International Development. [data base on-line] Kementrian Luar Negeri Indonesia, Daftar perjanjian kerjasama internasional Kanada-RI , (Update Mei 2008). 91 Murray Dobbin, The Myth of the good corporate citizen, 46. 92 Wawancara Christian (Canada Fund for Local Initiative), pada 30 November 2014. 93 DFAIT, Where We Work in International Development. [data base on-line] 90 37 dalam pengelolaan sumber daya alam akibat dari desentralisasi bergantung kepada pemerintah daerah setempat.94 Keberhasilan desentralisasi dalam pengelolaan sumber daya alam sangat bergantung pada kapasitas unit yang memengang tanggung jawab. Kanada berkomitmen mendukung desentralisasi sumber daya di Indonesia dengan terjun langsung dalam penyelenggaraan pengelolaan sumber daya yang ada dan belum di manfaatkan dengan baik. Melalui CIDA, Kanada memberikan keberlanjutan pendanaan yang juga akan mempengaruhi keberhasilan desentralisasi pengelolaan sumber daya alam di wilayah fokus Kanada.95. B. Implikasi Program Efektivitas Bantuan Kanada dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan di Indonesia Teori dan praktik mengenai kemiskinan dan keamanan manusia dalam bantuan luar negeri telah lama diperdebatkan kaum akademisi, pembuat kebijakan, negara, aktor non-negara, dan aktivis kemanusiaan di ranah internasional.96 Namun tidak dapat dipungkiri dan telah menjadi sebuah konsumsi publik, bahwa antara teori dan praktik regulasi pemberian bantuan luar negeri, keduanya belum dapat bertemu pada satu jalur kesesuaian.97 Bantuan luar negeri yang pada awalnya menjadi solusi bagi masalah kemiskinan, berujung pada perbedaan penerapan dengan ide pembuatannya. Begitu juga dengan ide efektifitas bantuan luar negeri dengan segala mekanisme pengoptimalannya, tidak 94 Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Overview: CIDA REPORT 2012 , Transkip Publikasi CFLI. 95 Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Overview: CIDA REPORT 2012 , Transkip Publikasi CFLI. 96 Edward Ansah Akuffo, Canadian Foreign Policy in Africa, 9. 97 Carol Lancaster, Foreign aid. Diplomacy, 6. 38 jarang berujung dengan pengkajian ulang pada manajemen pengelolaannya.98 Berikut merupakan ulasan penerapan dari poin-poin CIDA’s Aid Effectiveness Action Planselama tahun 2009-2013: .Pertama, Peningkatankepemilikan kebijakan danhasil pembangunan.99 Pembentukan poin ini merujuk pada kepemilikan kebijakan dan pelaksanaan oleh pemerintah Indonesia dalam melaksanakan pembangunan dalam CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan. Kendala utama yang dihadapi pemerintah Indonesia dalam mengatasi tantangan pembangunan adalah kapasitas dan kemampuan untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya.100 Perangkat peraturan tidak mengatur secara menyeluruh pada pengelolaan keuangan, yang akhirnya dalam praktik di lapangan banyak pengelolaan hibah tidak dilakukan dengan baik mulai dari tahap penerimaan sampai ke tahap pelaporan.101 Banyak pula kasus pengelolaan dan pelaksanaan hibah luar negeri dikelola secara langsung oleh pemberi hibah (donor) baik melalui staf kedutaan, Managing Contractor, ataupun lembaga lainnya dibawah komando negara donor.102 Sehingga kepemilikan kebijakan bukan berada di tangan pemerintah Indonesia melainkan negara pemberi bantuan. Selain itu, pengelolaan secara langsung juga berpotensi mengganggu sistem perencanaan dan pelaksanaan program/kegiatan yang ditetapkan. Karena tidak adanya pelaporan yang diterima oleh Kementerian 98 Kurniawan Ariadi, Perkembangan ODA Internasional dan Peluang Indonesia; Catatan Laporan Tahunan DAC-OECD, 11. 99 Teks CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan. 100 Wawancara Muhammad Basri ( PPID KEMENSOS), pada 28 April 2014. 101 Teguh Murdijijanto, Analisis pengembangan mekanisme penerimaan Hibah LuarNegeri Terhadap peningkatan Efektivitas pengelolaan Hibah Luar Negeri Sektor Pendidikan periode 2006-2011. (Tesis Pascasarjana Departemen Perencanaan dan Kebijakan Publik, Fakultas Ekonomi UI. 2012), 7. 102 Teguh Murdijijanto, Analisis pengembangan mekanisme penerimaan Hibah LuarNegeri, 6. 39 keuangan dan dicatat dalam APBN. Sangat mungkin terjadi kesamaan alokasi dan substansinya.103 Kedua,Kemitraanbangunanuntuk mempercepathasil pembangunan.104 Meski besarnya penerimaan hibah tergantung dari komitmen negara donor dan kepatuhan kementerian dan lembaga penerima hibah untuk melaporkan hibah yang diterimanya. Akan tetapi manajemen publik yang berbelit menimbulkan ketidakpercayaan negara donor dalam mengajak pemerintah dalam menyalurkan hibah luar negerinya.105 Ditambah lagi, angka korupsi Pemerintah Indonesia yang meningkat hingga akhir 2013. Merupakan sebuah etika moral dalam membuat kebijakan yang harus mengedepankan unsur rasional dalam mengimplementasikan sebuah keputusan pemberian bantuan luar negeri di negara yang angka korupsi pemerintahannya tinggi.106 Ini merupakan sebuah konsekuensi dari kepercayaan asing yang menurun untuk memberikan dana hibah sehingga negara asing lebih mengedepankan mendanai proyek NGO atau LSM bukan berupa dukungan anggaran kepada pemerintah melalui Kementerian atau lembaga pemerintah lainnya. Ketiga,Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas Pertanggungjawaban dan akuntabilitas untuk hasil pembangunan.107 CIDA merupakan lembaga yang menyalurkan bantuan dan menyediakan layanan informasi dari penyaluran bantuan tersebut. Fungsi ini dapat disetarakan dengan BAPPENAS, sebagai lembaga nasional penyedia layanan informasi bantuan luar negeri yang 103 Wawancara Muhammad Basri ( PPID KEMENSOS), pada 28 April 2014. Teks CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan. 105 Wawancara Muhammad Basri ( PPID KEMENSOS), pada 28 April 2014. 106 Mark R. Amstutz, International conflict and cooperation: an introduction to world politics. (Brown and Bechmark 1995), 146. 107 Teks CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan. 104 40 terintegrasi dalam sebuah sistem manajemen. Namun dalam penerapan CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan, Kanada sebagai lembaga donor yang berkomitmen untuk membantu Indonesia berjalan tanpa koordinasi dari BAPPENAS.108 Bila dalam penerapan CIDA’s Aid Effectiveness Action Planmengalami berbagai hambatan dan kritik dalam mengupayakan pembangunan dan pengentasan kemiskinan, dapat diasumsikan bahwa dalam penerapan bantuan luar negeri Kanada sebagai mitra pembangunan ke Indonesia juga mengalami ketidakefektifan dalam penerapannya, dan mengalami perbedaan antara pemikiran awal dengan penerapannya. 108 Wawancara Muhammad Basri ( PPID KEMENSOS), pada 28 April 2014. 41 BAB IV FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI BANTUAN LUAR NEGERI KANADA KE INDONESIA A. Kepentingan Politik Nasional Kanada dalam Memberikan Bantuan Luar Negeri ke Indonesia Bantuan luar negeri diartikan sebagai perpindahan atau transfer sumber daya secara sukarela dari satu negera ke negara lain, dan umumnya memiliki tendensi untuk menguntungkan negara penerima.109 Kehadiran bantuan luar negeri atau bantuan internasional dianggap sebagai sebuah instrumen kebijakan luar negeri yang membungkus kepentingan nasional sebuah negara dengan lebih pantas dibanding tekanan secara tradisional atau dengan kekuatan militer.110 Bantuan tersebut, menjadi kunci dari pemenuhan kepentingan nasional dan mempererat hubungan dengan negara Indonesia sebagai penerima,di mana Kanada akan memperoleh keuntungan dari bantuan luar negeri yang diberikan baik secara langsung maupun tidak langsung dari CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan 20092013. 1. Diplomasi Sebagaimana yang diutarakan oleh Lancaster bahwa selain keuntungan untuk negara penerima, bantuan luar negeri juga memiliki sifat lain, yaitu: sebagai persetujuan diplomatik, menambah kekuatan sekutu, memberikan penghargaan kepada pemerintah lain karena berperilaku sesuai kehendak pihak 109 Carol Lancaster, Foreign Aid. Diplomacy, Development, Domestic Politics. (Chicago: The Chicago University Press 2007), 1. 110 Carol Lancaster, Foreign Aid. Diplomacy, Development, Domestic Politics. (Chicago: The Chicago University Press 2007), 5. 42 donor, memperluas pengaruh budaya pihak donor, hingga sebagai usaha untuk mendapatkan akses birokrasi pada perekonomian di negara penerima.111Ini menunjukan bahwa bantuan luar negeri juga dapat dijadikan sebuah alat diplomasi bagi negara-negara donor. Begitu pula dengan Kanada sebagai negara pemberi bantuan dalam upaya pengentasan kemiskinan. Diplomasi bantuan luar negeri Kanada pasca mengeluarkan program CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan 2009, difokuskan pada penyelenggaraan kembali Forum Konsultasi Bilateral (FKB). Kegiatan konsultasi bilateral dalam FKB tersebut, sebenarnya telah dimulai sejak tahun 1997 di mana Indonesia– Kanada sama-sama menandatangani Joint Declaration pelaksanaan FKB.112 Namun FKB terputus saat Indonesia terkena krisis 1998 dan baru kembali dibuka di tahun 2009.FKB bertujuan untuk meningkatkan kerjasama Kanada dalam bidang perumusan kebijakan, serta mendorong lembaga eksekutif kedua negara dalam meningkatkan hubungan ekonomi dan perdagangan. Dengan Kata lain, penyelenggaraan FKB ini merupakan instrumen dari alat kebijakan diplomasi Kanada dalam membawa kepentingan-kepentingan Kanada ke dalam kebijakan Indonesia. Berikut merupakan beberapa poin pelaksanaan FKB dan pembahasan didalamnya:113 a. Forum Konsultasi Bilateral (FKB) ke-1 dilaksanakan di Ottawa pada Mei 2011,Forum ini membahas kesepakatan yang meliputi bidang politik, ekonomi dan sosial budaya. Berisi kesepahaman pengelolaan sumber 111 Carol Lancaster, Foreign Aid. Diplomacy, 3. Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kerjasama Bilateral Indonesia-Kanada (update 2008-2013) 113 Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kerjasama Bilateral Indonesia-Kanada (update 2008-2013). 112 43 daya alam dan upaya memperkuatan perekonomian dan pengentasan kemiskinan di daerah tertinggal,khususnya di daerah Sulawesi dan Jawa. b. FKB ke-2 diadakan di Yogyakarta, pada bulan Juni 2012. Dalam pertemuan tersebut dibahas Dialog Hak Asasi Manusia dan Dialog Ekonomi. Berisi tentang demokrasi, etnisitas, toleransi antar suku, dan pemberdayaan wanita dalam hak ekonomi, dan desentralisasi pemerintahan. c. FKB ke-3, Ottawa 22-23 Agustus 2013. Menteri Luar Negeri Kanada, John Baird dan Menteri Luar Negeri RI, Marty Natalegawa menandatangani Joint Declaration by the Government of the Republic of Indonesia and the Government of Canada on Enhancing Bilateral Consultations. Pertemuan ini berfokus pada kemakmuran melalui perdagangan, investasi dan kerjasama ekonomi, kerjasama politik dan keamanan, dan melalui kerjasama di bidang sosial, pendidikan, kebudayaan dan people-to-people contactyang berisi konsultasi tetang penguatan investasi dan industri. Hal tersebut membuktikan bahwa di dalam penyelenggarakan FKB antara Indonesia dan Kanada terselip kepentingan diplomasi Kanada dalam membahas ekonomi dan bisnis. Sebagaimana pernyataan Kanada dalam mengupayakan percepatan pembangunan dan upaya pengentasan kemiskinan di indonesia. 44 Selain FKB Kanada juga membangun Canada-Indonesia Parliamentary Friendship Group (CIPFG) pada 27 April 2009.114 CIPFG sendiri merupakan sebuah kesepakatan Parlemen kedua negara untuk saling mendukung peningkatan kerjasama bilateral.Kesepakatan tersebut diperkuat dengan Joint Declaration Canada-Indonesia Parliamentary Friendship Group tanggal 24 Oktober 2012 di Quebec City.115Hubungan antar parlemen Berdasarkan Joint Declaration tersebut,diharapkan akan mendorong berjalannya perumusan kebijakan pemerintahan yang baik, penegakan hukum, serta memperluas kerjasama ekonomi, perdagangan dan investasi. Namun di sisi lain,kerjasama parlemen mempermudah langkah Kanada untuk mempengaruhi perumusan kebijakan dan undang-undang yang strategis. Hal ini dilanjutkan dengan berbagai kunjungan MPR, DPR dan DPD ke Kanada sepanjang tahun 2011-2013:116 1) Komisi V DPR-RI, November 2011, untuk bidang infrastruktur; 2) Komisi X DPR-RI, Desember 2011, untuk bidang pendidikan; 3) Komisi IV DPR-RI, Desember 2011, untuk bidang kehutanan; 4) Panitia Perancang Undang-Undang DPD RI, April 2012, untuk bidang keparlemenan dan kesetaraan gender; 5) Grup Kerjasama Bilateral DPR RI, Mei-Juni 2012, untuk bidang kerjasama luar negeri, kesetaraan gender, energi dan sumber daya 114 Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kerjasama Bilateral Indonesia-Kanada (update 2008-2013). 115 Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kerjasama Bilateral Indonesia-Kanada (update 2008-2013). 116 Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kerjasama Bilateral Indonesia-Kanada (update 2008-2013). 45 mineral, ketenagakerjaan dan dukungan Kanada dalam pembangunan nasional Indonesia; 6) MPR, Juni 2012, untuk kerjasama bilateral RI-Kanada; 7) DPR RI, DPD RI dan Sekretariat Jenderal DPR RI, Oktober 2012, untuk menghadiri Sidang Umum ke-127 Inter-Parliamentary Union di Quebec City dan melakukan pertemuan bilateral dengan Parlemen Kanada; 8) Komite IV DPD RI (anggaran pendapatan dan belanja, keseimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, lembagalembaga keuangan dan perpajakan), 1-6 Mei 2013; 9) Kunjungan Kerja Panitia Kerja RUU tentang Advokat, Bada Legislasi DPRI RI, ke Ottawa, Kanada, 14-17 Mei 2013. Terbukanya akses Kanada membantu Indonesia dalam upaya pengentasan kemiskinan membuka jalan Kanada membuka FKB dan CIPFG.Dengan terbukanya konsultasi bilateral, akhirnya membuka akses Kanada di dalam mempengaruhi pembuatan kebijakan negara dan mempermudah akses kepentingan Kanada. Dengan kata lain, bantuan luar negeri, menjadi sebuah batu lompatan Kanada dalam melakukan manufer politik guna mendapatkan akses pada kebijakan negara dengan Diplomasi. Sebagaimana yang Lancaster utarakan: Political institutions are another bedrock factor in the politics of aidgiving. They determine who has access to decisions, who decides, who vetoes; and they create incentives for action on the part of organized interests. This will show that the structure of government (especially the role of legislatures and their power to demand accountability from the executive, the access they give to interest groups, and their ability to legislate aid policies) and even 46 electoral rules affect aid-giving by influencing how and when aid issues get on the national political agenda and how they are handled.117 Diterjemahkan penulis sebagai: Lembaga politik merupakan fakto rpenghalang lain dalam politik pemberian bantuan. Mereka (menentukan siapa yang memiliki akses ke keputusan, yang memutuskan, yang memveto; dan mereka menciptakan insentif untuk tindakan pada bagian dari kepentingan terorganisir. Hal ini akan menunjukkan bahwa struktur pemerintahan (terutama peran legislator dan kekuasaan mereka untuk menuntut pertanggungjawaban dari pihak eksekutif, akses mereka berikan kepada kelompok-kelompok kepentingan, dan kemampuan mereka untuk mengatur kebijakan bantuan) dan bahkan aturan dalam mempengaruhi bantuan pemberian dengan mempengaruhi bagaimana dan kapan masalah bantuan mendapatkan tempat dalam agenda politik nasional dan bagaimana mereka ditangani. Institusi politik hanyalah penghambat bagi politik pemberian bantuan.118 Para donorlah yang akan menentukan siapa yang dapat mengakses, siapa yang memutuskan, siapa yang memilih, dan menciptakan inisiatif dalam bertindak sebagai bagian dari pengelolaan grup kepentingan. Dengan begitu, aturan legislatif akan mempengaruhi akuntabilitas dari eksekutif dan memberikan akses pada grup kepentingan pada kemampuan untuk mempengaruhi kebijakan bantuan dari legislatif. Terbukanya akses dan kemampuan mempengaruhi kebijakan sebuah negara akan memberikan keuntungan bagi lobbyinggrup Kanada. Selanjutnya, Kanada akan menentukan apa yang baik bagi kepentingan Kanada dan melindungi kepentingan Kanada di sektor-sektor strategis baik politik, ekonomi, sosial, keuangan, dan lainnya. Dimana aturan tidak akan memberikan kejutan bagi jalan Kanada memperoleh keuntungan di negara penerima donor, sebagaimana yang Murray Dobbin utarakan:“The best ruled can hope for is expectation that countries play by accepted rules, will mean no suprises”.119 117 Carol Lancaster, Foreign aid. Diplomacy, 6. Carol Lancaster, Foreign aid. Diplomacy, 6. 119 Murray Dobbin, The Myth of the good corporate citizen: Canada and Democracy in the age of globalization (Toronto: james lorimer company ltd., publishers 2003), 134. 118 47 2. Demokrasi Sebagaimana yang dirilis oleh Kedutaan Besar Kanada di Indonesia melalui sambutan Duta Besarnya Donald Bobiash. “Kepentingan Kanada terhadap Indonesia berangkat dari tujuan utama, yaitu memastikan bahwa pembangunan demokrasi di Indonesia tetap berjalan”.120 Sebagai sebuah efek dari globalisasi, demokrasi merupakan sebuah penguatan pada hak-hak kemanusiaan dan upaya mencapai pengembangan masyarakat internasional atau international citizen. Namun dibalik itu semua, Negara demokrasi merupakan jalan bagi terbukanya disintegrasi dan otoritas negara di mana kekuatan negara digunakan untuk kepentingan pihak lain yang salah satunya adalah perusahaan internasional.121 Kanada sendiri berkepentingan dengan demokrasi di indonesia karena: Pertama,demokrasi merupakan salah satu penunjang terciptanya sistem desentralisasi dan liberalisasi pasar.Desentralisasi pasca Orde Baru dianggap sebuah terobosan luar biasa bagi penyelenggaraan demokrasi. Ini merupakan jalur bagi terbukanya potensi-potensi ekonomi daerah, pembagian kekuasaan dan independensi otoritas bagi Pemerintah Daerah dan memberikan haluan yang besar bagi kekuatan politik pemerintah daerah guna menentukan kebijakan dengan demokratis, yang juga membuka liberalisasi pasar daerah yang belum dikelola secara maksimal. Sepanjang 2009-2013 Kanada menerapkan strategi pengenalan mekanisme kerja modern yang lebih efektif kepada pemerintah, lembaga, dan mitra kerja lokal lainnya dalam setiap penyelenggaraan kerjasama, seperti akutansi publik dan sistem administrasi. 120 Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Sambutan Duta Besar Kanada di Indonesia. Transkip publikasi CFLI. 121 Murray Dobbin, The Myth of the good corporate citizen,synobsis. 48 Kanada memberikan pelatihan dan bantuan teknis kepada pejabat pemerintah daerah untuk menjamin efisiensi penggunaan dana publik, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.122Dengan kebijakan penguatan kapasitas, Kanada berusaha memperkuat pengelolaan Pemerintah dengan memberikan stimulus birokrasi kepada legislatif dan eksekutif daerah, yang juga akan memberikan kontribusi pada kepentingan ekonominya. Dengan begitu, liberalisme dan privatisasi dalam sektor-sektor ekonomi yang strategis berimbas pada perjanjian kerjasama antara Indonesia dan Kanada. Mengutip dari pemikiran Murray Dobbin: When the political and economic elit of developed countries promote democracy in Third World countries, clearly it is that brand of democracy advocated by libertarians and not the sort fought for by the people themselves.123 terjemahan penulis: Ketikaelitpolitik dan ekonomidarinegara-negara majumempromosikandemokrasidi negara-negaraDunia Ketiga, jelasitu adalah pelebelandemokrasi yang dianjurkan olehlibertariandanbukan jenisperjuanganoleh masyarakat itu sendiri. Berdasarkan pemikiran George A. Maclean bahwa “Demokrasi dan keterbukaan nilai ekonomi (liberalisasi) merupakan pondasi dasar bagi kebijakan luar negeri Kanada yang dibungkus dalam Human security platform dengan beberapa agenda, yaitu: open economic, close relations with U.S, dan deep trade link with the rest of international system.124 George Maclean juga menambahkan, bahwa Kedekatan Kanada dan Amerika disinyalir sebagai awal mula terbentuknya liberalisasi dan demokrasi, serta memperkuat orientasi dari kepentingan ekonomi Kanada pasca Perang Dingin. Selain itu, keikutsertaan Kanada dalam Organization for 122 Economic Co-Operation Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Overview: CIDA REPORT 2012, Transkip publikasi CFLI. 123 Murray Dobbin, The Myth of the good corporate citizen, 77. 124 David mutimer, Canadian International security policy, 22 49 and Development(OECD) telah memuluskan jalan bagi liberalisasi Kanada pada perekonomian domestik di negara berkembang. Melalui pendekatan ini dapat disimpulkan bahwa apa yang Kanada sebut sebagai demokrasi dan desentralisasi dalam upaya pengentasan kemiskinan,merupakan sebuah alat kepentingan politik Kanada yang bertujuan untuk membuka akses pada ekonomi pasar negara berkembang, seperti Indonesia. Prioritas yang Kanada una mendukung penguatan kapasitas pemerintah daerah adalah alat birokrasi dalam bantuan luar negeri. Kedua, Demokrasi membuka akses pada otoritas pengelolaan sumber daya alam. Demokrasi yang membawa desentralisasi mempunyai beberapa dimensi dan konsekuensi, termasuk di dalamnya adalah pengurusan sumber daya alam yang kini berada di tangan pemerintah daerah.125Kanada beranggapan bahwa perencanaan ekonomi lokal dan regional dalam memperkuat perekonomian daerah harus dilakukan dengan mengedepankan dukungan atas desentralisasi sumber daya alam. Dengan meningkatnya pengelolaan sumber daya akan ikut serta membangun program di sektor-sektor utama seperti infrastruktur, industri, dan pertanian. Hal ini tentunya memberikan dampak baik terhadap pengelolaan sumber daya dan masyarakat yang hidup di sekitar sumber daya. Dampak positif yang diharapkan dari desentralisasi adalah terwujudnya pengelolaan sumber daya alam yang baik, peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan pengelolaan sumber daya, dan distribusi 125 Kurniawan Ariadi, Perkembangan ODA Internasional dan Peluang Indonesia; Catatan Laporan Tahunan DAC-OECD. 50 manfaat sumber daya yang lebih berkeadilan.126Itulah mengapa Kanada mengambil langkah cepat di tahun 2009 dengan memberikan bantuan luar negeri kepada pemerintah daerah khususnya di daerah Sulawesi. Tujuannya adalah untuk membuka akses tersebut. Kanada membuka sektor ekonomi yang belum dimanfaatkan dengan baik dari segi teknologi oleh pemerintah, dengan meningkatnya tekanan pada sumber daya yang tidak begitu produktif. Kanada dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan langsung memberikan kontribusi untuk meningkatkan pendapatan bagi masyarakat miskin.127 Terlebih lagi, sebagian besar penduduk miskin Indonesia bergantung pada sumber daya alam, hal ini akan membantu masyarakat terhadap taraf kehidupannya. Ketiga, Demokrasi membuka jalur birokrasi untuk perekonomian, penyaluran distribusi barang, pengawasan, dan orientasi perlindungan ekonomi asing di daerah. Keberhasilan demokrasi sangat bergantung pada kapasitas unit yang memegang tanggung jawab di tingkat daerah, baik pembuat kebijakan, pelaksana kebijakan, dan pengawas kebijakan.128 Dengan mendukung demokrasi dan membangun birokrasi pada pemerintah daerah, baik di tingkat eksekutif dan legislatif, ini berarti membuka akses pada jalur distribusi ekonomi Kanada dan memberikan pengamanan pada investasi yang ada di daerah tersebut. “Stability and the protection of property right are what 126 Kurniawan Ariadi, Perkembangan ODA Internasional dan Peluang Indonesia; Catatan Laporan Tahunan DAC-OECD. 127 Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Overview: CIDA REPORT 2012, Transkip publikasi CFLI. 128 Kurniawan Ariadi, Perkembangan ODA Internasional dan Peluang Indonesia; Catatan Laporan Tahunan DAC-OECD. 11. 51 Kanada corporations are seeking from governments. Substantive democracy, in its original sense of rule by majority, is a threat to corporate bottom line”.129 Kesenjangan antar daerah, antara provinsi, dan kabupaten tetap menjadi tantangan pembangunan utama di Indonesia. Hidup di negara yang sangat terdesentralisasi, sangat mudah mengalami pergeseran politik dan kebijakan,termasuk berlipatnya ancaman pada korupsi, berbelitnya birokrasi, dan legalisai kegiatan. Dengan kata lain, semakin Kanada mempromosikan demokrasi dan desentralisasi semakin besar juga hambatan yang akan Kanada peroleh. Karena, kemajuan Indonesia bergantung pada seberapa baik pemerintah lokal memberikan layanan dan sejauh mana pertumbuhan ekonomi lokal dipromosikan. Indikator nasional Kanada menunjukkan bahwa negara Indonesia telah berada di jalur yang tepat untuk memenuhi banyak tujuan pembangunan di tahun 2009, dengan berjalannya demokrasi dengan baik di Indonesia. Karena itulah, Kanada memberikan banyak prioritas kepada Indonesia guna membantu pembangunan, mengentaskan kemiskinan, dan mempromosikan demokrasi di Indonesia. Salah satu dari prioritas itu, adalah peningkatan kapasitas pemerintah dalam desentralisasi dan memperkuat perekonomian daerah.130 3. Kemitraan Asia Tenggara Indonesia adalah kawan politik yang penting bagi Kanada di Asia Tenggara karena Indonesia berperan kunci di ASEAN. Indonesia merupakan 129 Murray Dobbin, The Myth of the good corporate citizen, 77. Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Overview: CIDA REPORT 2012, Transkip publikasi CFLI. 130 52 “Pilar of Regional Security in South East Asia”.131 Selain itu, Indonesia juga merupakan pendiri ASEAN yang juga berperan dalam ARF (ASEAN Regional Forum) yang akan Kanada masuki di tahun 2015,sehingga apa yang terjadi di Indonesia akan berdampak pada negara-negara Asia Tenggara lainnya. Indonesia akan menjadi poin penting kestabilan di kawasan bagi keuntungan Kanada. Selain itu, bila menyoroti salah satu poin dalamCIDA’s Aid Effectiveness Action Plan 2009 menyebutkan bahwa: “sebagai konsistensi dalam melanjutkan misi pembangunan,Indonesia berkomitmen untuk membangun relasi ke negara Asia Tenggarasebagai keberlanjutan atas hasil dari bantuan luar negeri yang diterimanya”.132Poin ini kedepannya akan membantu Kanada dalam membangun relasi yang lebih baik kepada negaranegara di Asia Tenggara.Hal ini merupakan kepentingan politik Kanada dalam membuka akses ke negara tetangga.Indonesia. B. Kepentingan Ekonomi Nasional Kanada dalam Memberikan Bantuan Luar Negeri ke Indonesia Beberapa kepentingan ekonomi yang yang mempengaruhi pengambilan keputusan alokasi bantuan dari negara Kanada ke Indonesia, antara lain: 1. Pengelolaan Sumber Daya Alam Pembangunan Reformasi politik, ekonomi, dan kelembagaan substansial pasca krisis mendorong Indonesia kembali bangkit untuk pembangunan dunia dan menurunkan angka kemiskinan.133 Namun disisi lain, Indonesia juga 131 Lena Key, Indonesian Public perception of the U.S and their implication for U.S Foreign Policy. Pacific Forum CSIS Issue- Insight vol 5 no.4. 132 Teks CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan. 133 Kurniawan Ariadi, Perkembangan ODA Internasional dan Peluang Indonesia; Catatan Laporan Tahunan DAC-OECD, 11. 53 merupakan negara kepulauan dengan sumber daya alam yang melimpah dengan kemampuan eksplotasi alam yang lemah. Inilah yang membuat Indonesia rentan terhadap ancaman eksploitasi asing yang mengunakan pendekatan pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Kerjasama Indonesia– Kanada dalam upaya pengentasan kemiskinan di dalam rentan waktu 20092013 juga diindikasi kuat sebagai alat dari kepentingan ekonomi Kanada. Terlebih, saat di tahun 2012, nama Kanada tiba-tiba muncul sebagai urutan kelima negara yang menguasai sumber daya alam di Indonesia, bersanding dengan Amerika, Tiongkok, Inggris, dan Prancis.134 Gelombang eksploitasi ini diperkuat dengan informasi kerjasama bilateral dari KementerianKehutanan yang dikeluarkan pada 2013. Bahwa ditahun 2010 pihak kedutaan Kanada di Jakarta yang di wakili oleh CIDA telah mengajukan kerjasama terkait Social Forestry yakni, kerjasama pengembangan sumber daya manusia dengan pemanfaatan hasil hutan. Dan sebagai respon terhadap pengajuan tersebut, di tahun 2011 telah dilaksanakan Joint design mission oleh Kanada ke tiga provinsi di Sulawesi (Sulteng, Sultra dan Sulsel), dan hasilnya telah ditanggapi oleh Kementerian Kehutanan.135 Kerjasama ini mengisyaratkan, bahwa CIDA dengan bantuan kemiskinan hanyalah salah satu produk pengupayaan eksploitasi sumber daya alam. Hasil hutan yang juga sumber daya terbesar di Indonesia, tak lepas dalam liberalisasi sumber daya tersebut. Karena, sebagaimana yang diperbincangkan dalam Forum Konsultasi 134 Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Penanaman modal asing di Indonesia. (update 2012). 135 Pusat kerjasama luar negeri Kementerian kehutanan, Informasi kerjasama bilateral 2013. 54 Bilateral (FKB) ke-2, pemanfaatan Sumber daya alam merupakan salah satu upaya pengentasan kemiskinan yang ditawarkan oleh Kanada. Kanada melihat Indonesia sebagai pasar yang berkembang untuk barang, jasa, dan investasiKanada.136 Itulah mengapa Kanada menganggap perlu membangun kembali kedekatan dengan Indonesia secara bilateral di tahun 2009 melaluiCanada Economic Actions Plan’s. Kekayaan sumber daya dan kandungan hasil bumi yang melimpah adalah informasi yang telah lama diketahui Kanada dalam survei-survei potensi industri sejak masa Orde Baru.137 Sehingga, tidak mengejutkan bila di tahun 2010 hingga 2013 sejumlah perusahaan Kanada di Indonesia seperti Talisman energy, Husky energy, Sheritt International dan Vale. Berkembang dengan pesat, sebagai fasilitas pembangunan dunia dari Kanada untuk Indonesia.138 Bahkan melalui Website resmi CIDA, Kanada mengklaim pada 20112012 telah membantu Indonesia dalam pertumbuhan ekonomi di Sulawesi sebagai keberlanjutan dariCanada Economic Actions Plan’s,yaitu dengan membantu menciptakan 2.628 lapangan kerja baru pada sektor pertambangan, di mana terjadi kenaikan 230% sejak tahun 2009.139 Akan tetapi, berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013. hanya ada tiga provinsi di Sulawesi yang pembangunan daerahnya berada di atas 5,26% yaitu Sulawesi Tengah, Sulawesi Tengara, dan Sulawesi Barat. 140 Sedangkan 136 Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Hubungan Kanada-Indonesia, Transkip publikasi CFLI. 137 Wawancara Muhammad Basri ( PPID KEMENSOS), pada 28 April 2014. 138 Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Penanaman modal asing di Indonesia. (update 2012). 139 Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Overview: CIDA REPORT 2012 , Transkip Publikasi CFLI. 140 KEMENSOS, Booklet Kementerian Sosial dalam Angka Tahun 2013. 55 Sulawesi selatan yang menjadi wilayah fokus perusahaan tambang Kanada tidak termasuk sebagai provinsi yang melebihi penurunan angka kemiskinan bersekala nasional. Dengan begitu, peningkatan tenaga kerja di provinsi Sulawesi yang dibanggakan Kanada, ternyata tidak sepenuhnya menyerap tenaga kerja lokal.141 2. Orientasi Pasar Secara geografis Indonesia merupakan negara strategis yang berada di antara dua benua dan dua samudra, Indonesia juga merupakan jalur bagi perdagangan laut internasional.142 Dengan jumlah penduduk dan sumber daya yang besar, Indonesia merupakan negara idaman bagi perusahaan Transnational, termasuk juga perusahaan Kanada. Faktor komersial merupakan kesatuan paket dalam bantuan Kanada yang berorientasi pada keuntungan ekonomi dari Indonesia. Langkah yang diambil Kanada, membuka kesempatan untuk mengakses jalur perkonomian Indonesia dalam tema memperkuat perekonomian dan mempercepat pembangunan. Akses kepada pasar dan sumber daya tersebut akan menjadi terobosan yang menguntungkan bagi Kanada di mana bantuan luar negeri akan membawa kepentingan ekonomi dan misi dari korporasi Kanada. Indonesia merupakan pasar yang besar bagi Kanada dengan jumlah populasi terbesar ketiga di dunia.143 Itu berarti, Indonesia akan menyediakan sumber daya manusia yang cukup untuk menyerap produk dan buruh yang cukup untuk mengelola produksi. Permasalahan ini juga diutarakan oleh 141 Wawancara Muhammad Basri ( PPID KEMENSOS), pada 28 April 2014. Kurniawan Ariadi, Perkembangan ODA Internasional dan Peluang Indonesia; Catatan Laporan Tahunan DAC-OECD,11. 143 Murray Dobbin, The Myth of the good corporate citizen, 23. 142 56 Lancester: “negara donor akan memberikan bantuan apabila mereka bisa masuk ke dalam pasar di negara-negara berkembang, termasuk besaran jumlah bantuan yang akan disuaikan dengan besaran keuntungan yang diterima oleh negara donor”.144 Berdasarkan argumen ini terdapat tiga poin penting yang dapat dipahami. Pertama, bantuan luar negeri yang diberikan oleh negara donor (Kanada) akan dipergunakan untuk membuka pasar di negara penerima.Kedua, bantuan luar negeri akan diberikan menyesuaikan dari besarnya keuntungan yang di terima oleh Kanada.Dan yang ketiga, bantuan luar negeri Kanada merupakan alat untuk mengakses jalur perekonomian Indonesia. Di tahun 2007-2008 Kanada tengah “on Fire” dengan produk-produk internasionalnya. seperti contoh produk telepon genggam Black Berry dari RIM. Di tahun 2013 RIM berhasil menduduki pringkat pertama sekala global versi Symantec dengan Indonesia sebagai pengguna terbesarnya.145 ini terjadi setelah Kanada mendapatkan akses pada pasar lokal dan aktif mempromosikan produk tersebut. Salah satunya melalui media dan staf pemerintah di legislatif dan eksekutif. Dengan terbukanya FKB dan CIPFG, Kanada dapat meloby bila terjadi hambatan pada distribusi barang hal ini terbukti pada 2011-2012 RIM ditimpa masalah dugaan menghindari pajak dan diancam akan di tutup. Kanada membuka konsolidasi langsung dengan pemerintah Indonesia dan mengamankan perusahaannya dengan membuka cabang perwakilan di Indonesia. 144 145 Carol Lancaster, Foreign aid. Diplomacy, 6. Wawancara Muhammad Basri ( PPID KEMENSOS), pada 28 April 2014. 57 3. Investasi Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), investasi Kanada di Indonesia tahun 2012 mencapai 8,5 juta USD pada 14 proyek, naik dari 2011 yang tercatat 2,2 juta USD pada 12 proyek (Sulawesi sepenuhnya dengan 12 proyek dan Jawa 2 proyek sebagai Fokus investasinya).146 Hal ini menunjukan bahwa nilai investasi Kanada di Indonesia pada tahun 2012 naik lebih dari 285% dibandingkan 2011. Sementara itu nilai investasi Kanada di Indonesia antara Januari–September 2013 mencapai 102,9 juta USD, merupakan suatu kenaikan yang signifikan bila dibandingkan dengan nilai investasi sebelum tahun 2009.147 Pada sisi lain, berdasarkan data Badan Statistik Kanada (Statistics Canada), investasi kumulatif Kanada di Indonesia mencapai 3,218 milyar CAD pada tahun 2012 atau meningkat 50 juta CAD (+1,6%) dibandingkan dengan tahun 2011 yang mencapai 3,168 milyar CAD. Pada tahun 2012, Hal ini menempatkan Indonesia pada urutan ke-26 tujuan investasi Kanada di luar negeri dengan pangsa sebesar 0,5%.148 Investasi berskala besar ini terjadi berkat aktifnya Pemerintah Kanada mempromosikan investasi luar negeri di domestik Kanada. Pemerintah memandu pilihan investasi domestik kepada perusahaan Kanada yang membawa misi pembangunan dan eksploitasi di negara dunia ketiga dan negara berkembang, dengan CIDA sebagai ujung tombak pendistribusian investasi tersebut. 146 Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kerjasama Bilateral Indonesia-Kanada (update 2008-2013). 147 Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Penanaman modal asing di Indonesia. (update 2012). 148 Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kerjasama Bilateral Indonesia-Kanada (update 2008-2013). 58 Tentulah dengan jumlah investasi yang besar, Kanada membutuhkan jaminan keamanan dan kestabilan ekonomi di Indonesia. Setelah Kanada membentuk kerjasama CIPFG di bidang parlementer, Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Kanada tengah melakukan perundingan Foreign Investment Promotion and Protection Agreement (FIPPA) di bidang investasi di tahun 2012. Perundingan tersebut bertujuan untuk melindungi dan mempromosikan investasi besar Kanada di Indonesia, serta menguatkan perekonomian Indonesia.149 Namun, berdasarkan pemikiran Edward Akuffo bahwa “Upaya Kanada dalam melindungi investasi, dengan menawarkan keuntungan tidak lebih sebagai usaha untuk meningkatkan ketergantungan ekonomi dari negara penerima bantuan luar negeri”. Sebagaimana yang telah Kanada lakukan pada negara-negara di Afrika, sangat memungkinkan hal yang sama akan diterapkan di Indonesia. Sebagaimana yang Murray Dobbin utarakan: The imparative of globalization and its pricipal agents,the TNC’s, is the gradual elimination of all restrictions on capital investment and claims on the profits from that investment. Corporations have been seeking such freedome from the time they were conceived. Restrictions on the investment of capital from environmental regulation and labour law to taxation and requirements to create jobs are for corporations the costs of doing business and as such are to be eliminated. The more restrictions you eliminate, the bigger your profits.150 Yang diartikan penulis sebagai: Tugas dariglobalisasi, agen globalisasi dan perusahaan multinasional, adalah untuk mengupayakan penghapusan secara bertahap pada semua pembatasan investasi dan klaim pada keuntungan dari investasi. Perusahaan selalu mencari cara memperoleh kebebasan tersebut dari waktu ide tersebut dicetuskan. Pembatasan terhadap investasi dengan peraturan, hukum buruh,perpajakan dan persyaratan;merupakan biaya tambahan bagi perusahaan. Semakin banyak pembatasan dihilangkan, semakin besar keuntungan bagi perusahaan. 149 Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kerjasama Bilateral Indonesia-Kanada (update 2008-2013). 150 Murray Dobbin, The Myth of the good corporate citizen, 9. 59 BAB V KESIMPULAN Hubungan Bilateral Kanada-Indonesiadalam hal kerjasama bantuan luar negeri telah berlangsung selama bertahun-tahun. Mulai dari tahun 1963 dibukanya perjanjian Indonesia Kanada tentang pemberian kertas cetak, hingga masuknya Kanada ke CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan pada 2009 untuk mempercepat pembangunan dan pengentasan kemiskinan sebagai mitra pembangunan Indonesia. Ada dua konsep dasar yang digunakan dalam melihat faktor motif dan pola intraksi Kanada, dalam memberikan bantuan luar negerinya ke Indonesia sebagai upaya pengentasan kemiskinan. Pertama, kepentingan politiknasional Kanada. Kanada dalam CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan bukan sekedar untuk membantu Indonesia mempercepat pembangunan dan mengempaskan kemiskinan,tetapi juga memiliki motif lain, yakni alat diplomasi, demokrasi dan leberalisasi, kemitraan asia tenggarayang merupakan kebijakan di bidang politik.Bantuan Kanada tersebut, menjadi kunci dari pemenuhan kepentingan nasional dan mempererat hubungan dengan negara Indonesia sebagai penerima.Terutama setelah Kanada dan Indonesia sama-sama menandatangani Joint Declaration pelaksanaan Forum Konsultasi Bilateral (FKB) yang telah terputus saat Indonesia terkena krisis 1998 dan baru kembali dibuka di tahun 2009.Banyak tercipta kerjasama baru di sektor-sektor strategis dan menguntungkan bagi Kanada. Meski di satu sisi FKB membuka kesempatan Indonesia pada peningkatan mutu regulasi konstitusi.Namun di sisi lain, FKB merupakan sebuah upaya dari Kanada dalam membangun kedekatan dan 60 diplomasi dengan eksekutif dan legislatifPemerintahan Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatkan kerjasama dalam bidang perumusan kebijakan, serta mendorong lembaga eksekutif kedua negara meningkatkan hubungan ekonomi dan perdagangan. Hal tersebut dibuktikan dengan Indonesia dan Kanada yang membentuk Canada-Indonesia Parliamentary Friendship Group (CIPFG), meningkatnya investasi Kanada di Indonesia, dan lahan eksploitasi pada sumber daya Indonesia secara luar biasa oleh Kanada. Demokrasi adalah hal penting bagi Kanada,karenademokrasi merupakan salah satu penunjang terciptanya sistem desentralisasi dan liberalisasi pasar, terbukanya pengelolaan sumber daya alam di daerah, dan sebagai jalur birokrasi untuk pengamanan dan pengawasan kepada pemerintah daerah. Selain itu, Indonesia adalah kawan politik yang penting bagi Kanada di Asia Tenggara karena Indonesia berperan kunci di ASEAN danIndonesia merupakan “Pilar of Regional Security in South East Asia. Kedua,kepentingan politik nasional Kanada.Beberapa kepentingan ekonomi yang mempengaruhi pengambilan keputusan alokasi bantuan dari negara Kanada ke Indonesia, adalah pada pengelolaan sumber daya alam, orientasi pasar, dan investasi. Dalam rentan waktu 2009-2013 juga diindikasi kuat sebagai alat dari kepentingan ekonomi Kanada. Terlebih, saat di tahun 2012, nama Kanada tibatiba muncul sebagai urutan kelima negara yang menguasai sumber daya alam di Indonesia, bersanding dengan Amerika, Tiongkok, Inggris, dan Prancis. Selain itu, nilai investasi Kanada di Indonesia pada tahun 2012 naik lebih dari 285% dibandingkan 2011. Sementara itu nilai investasi Kanada di Indonesia antara 61 Januari–September 2013 mencapai 102,9 juta USD, merupakan suatu kenaikan yang signifikan bila dibandingkan dengan nilai investasi sebelum tahun 2009. Dengan demikian, penulis menyimpulkan bantuan luar negeri Kanada ke Indonesia tahun 2009-2013 kental akan kepentingan politik dan ekonomi Kanada.Hubungan donor dan penerima antara Indonesia dan Kanadabersifat satu arah. Selain dikarenakan lemahnya komitmen negara Kanada dalam memberikan bantuan dan bekerjasama dengan pemerintah, terdapat pula ketidakrapihan pemerintah Indonesia dalam mengelola bantuan luar negeri yang diberikan oleh pemerintah Kanada. Sehingga,upaya mengentaskan kemiskinan melenceng dari target utamanya dalam menjalankan CIDA’s Aid Effectiveness Action Plan, baik dari pemberi bantuan mau pun penerima bantuan. 62 DAFTAR PUSTAKA A4DES. Laporan Kerjasama Masyarakat Sipil dan Pemerintah: suatu pembelajaran dalam kerangka aid effectiveness di Indonesia. Akuffo, Edward Ansah. 2012, Canadian Foreign Policy in Africa: Regional Approaches to Peace, Security, and Development,University of Fraser Valley, Ashgate,Canada. Amstutz, Mark R. International Conflict and Cooperation: an introduction to world politics. BAPPENAS. Pemantapan Politik Luar NegeriDan Peningkatan Kerja SamaInternasional Politik Luar Negeri Dan Kerja Sama Internasional. Barrett, Scott.A Theory of International Cooperation. Bickerton, James. danAlain G. Gagnon. 2004, Canadian Politics 4th Edition,Broadview Press,Toronto. Bothwell, Robert. 1998, The Big Chill: Canada and the Cold War. Canadian Institute for International Affairs/Institut Canadien des Affaires Internationales Contemporary Affairs Series, No. 1. Toronto: Irwin Publishing Ltd., Burchill, Scott. 2005, The National Interest in International Relation Theory, New york: palgrave Macmillan. Burchill, Scott. 2005, The National Interest in International Relation Theory, Palgrave Macmillan,New york. Clinton,W. David . 1994, The Two Faces of National Interest, United States: Lousianan State University Press. Dobbin, Murray. 2003, The Myth of The Good Corporate Citizen: Canada and Democracy inThe Age of Globalization2nd Edition, James Lorimer Company Ltd. Publishers,Toronto. Evritt, Johanna. dan Brenda O Neill. 2002, Citizen Politics: Research and Theory in CanadianPolitical Behavior, Canada Oxford University Press. xii Forman, Shepard.dan Stewart Patrick. 2000, Good intentions: Pledges of aid for postconflict recovery,Lynne Rienner Publisher,United State of America. Griffiths, Martin dan Terry O’Callaghan. 2002, International Relations: The Key Concept, London and New York: Routledge. Holsti,K. J. 2012, National Role Conceptions in the Study of Foreign Policy,University of British Columbia. Howe, Paul. Richard johnston, dan andre blais. Strengthening Canadian Democracy The Institute for Research on Public Policy. Ignatieff, Michael. 2007, The Rights Evolution2nd edition,House of Anansi Press. Jemadu, Aleksius. 2008, Politik Global dalam Teori dan Praktik, Graha Ilmu. Kanji, Mebs.dan Keith Archer.The Theories Of Voting And Their Applicability In Canada. Kaufman D. 2009, Aid Effectiveness and Governance: The Good, The Bad, and The Ugly Outreach, World Bank. Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Hubungan Kanada-Indonesia, Transkip publikasi CFLI. Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Overview: CIDA REPORT 2012, Transkip publikasi CFLI. KEMENSOS, Booklet Kementerian Sosial dalam Angka Tahun 2013 Kementerian Luar Negeri Indonesia., Kerjasama Bilateral Indonesia-Kanada (update 2008-2013). Kementerian Sosial. 2012, Kementerian Sosial Dalam Angka, Pembangunan Kesejahteraan Sosial, Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial, Jakarta. Kementrian Luar Negeri Indonesia, Daftar perjanjian kerjasama internasional Kanada-RI , (Update Mei 2008). Lancaster,Carol. 2005 Foreign Aid: Diplomacy, Development, Domestics Politics, Chicago: University of Chicago. xiii Lancaster,Carol. 2007, Foreign aid:Diplomacy, Development, Domestic Politics, The Chicago University Press,Chicago. Lewis,Jhon P. Pro-poor aid conditionality, Overseas Development Council, Washington DC,United State of America. Mutimer, David. 2002, Canadian International Security Policy: Reflections for New Era. Centre for International and Security Studies, york university, ontario,toronto. Nevitte, Neil. 2002, Value Change and Governance in Canada,University of Toronto Press. Prasetyono, Edy. 2005,Keamanan Nasional Tataran Kewenangan, Penggunaan Instrumen Keamanan, dan Keamanan Manusia. Department of International Relations CSIS Jakarta. Sholeh, Maimun. Kemiskinan : Telaah Dan Beberapa Strategi Penanggulangannya. PNPM-Mandiri. TESIS DAN SKRIPSI Fitriana, Maya. 2004,Kebijakan bantuan luar negeri Jepang kepada Indonesia: studi tentang ODA Jepang kepada Indonesia pada masa krisis ekonomi (1997-1999), Tesis Pascasarjana Fakultas Ekonomi UI. Kartika, Zelda Wuland. 2002, Respon pemerintah RI terhadap prasyarat pemberian bantuan luar negeri: studi perbandingan atas kasus bantuan IGGI tahun 1992 dan IMF tahun 1997/1998. Tesis Pascasarjana Fakultas Ekonomi UI. Kusdiana, Ktristina Tri. 2010,Bantuan kerjasama sains dan teknologi Jerman kepada Indonesia (kajian kebijakan luar negeri). Tesis Pascasarjana FISIP, Universitas Indonesia. Mahottama,Shaka.2011, Analisis terhadap implementasi bantuan Word Bank dalam menekan angka kemiskinan di Indonesia periode 2000-2011. Tesis Pascasarjana FISIP, Universitas Indonesia. Murdijijanto, Teguh. 2012,Analisis pengembangan mekanisme penerimaan Hibah Luar Negeri Terhadap peningkatan Efektivitas pengelolaan Hibah Luar xiv Negeri Sektor Pendidikan periode 2006-2011. Tesis Pascasarjana Departemen Perencanaan dan Kebijakan Publik, Fakultas Ekonomi UI. Prasetiowati, Dwi. 2011, Bantuan luar negeri australia kepada indonesia dalam rangka REDD (Reducting emissions from deforestation adn forest degradation). Periode 2008-2010.Skripsi S1 Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, Rizkasari, Gita. 2011, Kepentingan Amerika Serikat Dalam United Stataes Agency For International Development (USAID) Dalam Program Bantuan Kemanusiaan Di Aceh Periode 2005 – 2007.” Skripsi S1 Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Hubungan Internasional. JURNAL Purnawati, Endah Bayu. Tinjauan Terhadap Upaya Pengefektifan Bantuan Luar Negeri di Indonesia.Analisis CSIS, Vol. 40, No. 4 Desember 2011 Hal. 564-589 Artikel Ilmiah Nasional. PUBLIKASI INTERNET Omer Eroglu and Ali yavus. The role of Foreign aid in economic development of developing countries, Suleyman demirel University, Turkey, diakses pada 18 Desember 2013 dari http://ecs.epoka.edu.al/index.php/icme/icme2008/paper/viewFile/388/2 84. Tarp, Finn. Aid effectiveness, Director, UNU-WIDER, diakses pada 18 Desember 2013 dari http://www.un.org/en/ecosoc/newfunct/pdf/aid_effectivenessfinn_tarp.pdf. Kementerian Keuangan, Angaran Departemen Keuangan 2013, diakses pada 18 Desember 2013 dari http://www.anggaran.depkeu.go.id/Content/RAPBN.pdf. Kedutaan Besar Kanada di Jakarta,Canada Fund untuk Prakarsa Lokal, diakses pada 18 Desember 2013 dari xv http://www.canadainternational.gc.ca/indonesiaindonesie/development-developpement/cfli-fcil.aspx?lang=id. -------, Hubungan Kanada Indonesia, diakses pada 18 Desember 2013 dari http://www.canadainternational.gc.ca/indonesiaindonesie/bilateral_relations_bilaterales/canada-indonesiaindonesie.aspx?lang=ind&menu_id=43. CIDA, International Cooperation For Development: A Latin American Perspective, diakses pada 18 Desember 2013 dari http://www.southsouth.info/profiles/ international-cooperation-for. ------, Policy for CIDA on Human Rights, Democratization and Good Governance. diakses pada 18 Desember 2013 dari http://www.acdicida.gc.ca/acdi-cida/acdi-cida.nsf/eng/ren-218124821-p93. CCIC, The Canadian Council for International Co-operation. Code of Ethics and Operational Standards” diakses pada 18 Desember 2013 dari http://www.ccic.ca/about/ethics_e.php. Ariadi, Kurniawan. Perkembangan ODA Internasional dan Peluang Indonesia; Catatan Laporan Tahunan DAC-OEC 17 Januari 2012.diakses pada 18 Desember 2013 dari http://www.bappenas.go.id/node/48/2275/perkembanganodainternasional-dan-peluang-indonesia-catatan-laporan-tahunan-dacoecd---oleh-kurniawan-ariadi-/. xvi 1