LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI (DEPARTEMEN PERTAHANAN, DEPARTEMEN LUAR NEGERI, DEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA, TENTARA NASIONAL INDONESIA, BADAN INTELIJEN NEGARA, DEWAN KETAHANAN NASIONAL, LEMBAGA SANDI NEGARA, LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL, LPP TVRI, LPP RRI, PERUM ANTARA, DEWAN PERS, KOMISI PENYIARAN INDONESIA, DAN KOMISI INFORMASI PUSAT) Tahun Sidang : 2009-2010 Masa Persidangan : I Jenis Rapat : Audiensi Komisi I DPR RI dengan Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina (Aqsa Working Group, Pondok Al Fatah, DPP Hizbut Tahrir, dan lain-lain) Hari, Tanggal : Kamis, 29 Oktober 2009 Pukul : 13.00 WIB Sifat Rapat : Terbuka Pimpinan Rapat : Kemal Azis Stamboel Sekretaris Rapat : Dra. Damayanti Tempat : Ruang Rapat Komisi I DPR RI, Gedung Nusantara II Lt. 1, Jl. Jenderal Gatot Soebroto, Jakarta 10270 Acara : Menerima Audiensi Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina (Aqsa Working Group, Pondok Al Fatah, DPP Hizbut Tahrir, dan lain-lain) Hadir : 18 orang dari 45 orang Anggota Komisi I DPR RI Izin : 1 orang Anggota Komisi I DPR RI I. PENDAHULUAN Audiensi Komisi I DPR RI dengan Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina (Aqsa Working Group, Pondok Al Fatah, DPP Hizbut Tahrir, dan lain-lain) pada hari Kamis, tanggal 29 Oktober 2009 dengan acara dan waktu sebagaimana tersebut di atas, dipimpin oleh Ketua Komisi I DPR RI, Kemal Azis Stamboel, dan dinyatakan terbuka untuk umum. II. PENJELASAN DARI KOMITE INDONESIA UNTUK SOLIDARITAS PALESTINA (HIZBUT TAHRIR INDONESIA DAN AQSA WORKING GROUP) Terkait dengan tindakan penyerbuan Zionis Israel ke Mesjid Al-Aqsha pada tanggal 25 Oktober 2009, Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina (Hizbut Tahrir Indonesia dan Aqsa Working Group) menyatakan sikap sebagai berikut: 1. Mengutuk keras penyerbuan brutal Zionis Israel ke Mesjid Al-Aqsha. 2. Bahwa tindakan Zionis Israel menyerbu Mesjid Al-Aqsha adalah jelasjelas menodai kesucian Masjid Al-Aqsha sebagai kiblat pertama umat Islam, tempat Isra‘ Mi’raj Nabi Muhammad SAW, tempat suci umat Islam ketiga setelah Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah, dan nyata-nyata bertentangan dengan hak asasi manusia. 3. Mendesak umat Islam untuk segera mengambil langkah konkrit guna menyelamatkan Masjid Al-Aqsha, dengan cara antara lain: - Memboikot produk-produk Israel dan produk-produk yang memberikan keuntungan Zionis Israel. - Negara-negara Islam yang selama ini menjalin hubungan diplomatik dengan Israel, agar segera memutuskan hubungan tersebut. - Menyeru kepada ulama/khatib/tokoh ormas Islam untuk selalu mengingatkan umat Islam akan pentingnya kedudukan Masjid AlAqsha dalam Islam dan upaya Yahudisasi terhadapa kawasan AlAqsha. - Menyeru seluruh umat Islam agar bergerak mengirimkan mujahidmujahid membela Masjid Al-Aqsha. - Menyeru seluruh umat Islam untuk memberikan dukungan doa bagi saudara-saudaranya di kawasan Masjid Al-Aqsha dan melaksanakan Qunut Nazilah setelah ruku‘ pada rakaat terakhir tiap shalat fardhu. 4. Kepada seluruh komponen umat Islam di Palestina sebagai umat yang paling dekat dengan masjid Al-Aqsha dan mendapat kemuliaan sebagai penjaga paling depan Masjid Al-Aqsha agar terus merapatkan barisan dan bersatu dalam perjuangan Islam. Dan kepada seluruh umat Islam di dunia sudah saatnya menjalin kesatuan dan ukhuwah islamiyah sebagai modal besar menyelamatkan Masjid Al-Aqsha dari tindakan penyerbuan dan pendudukan Zionis Israel. 5. Kepada Pemerintah Republik Indonesia agar tetap konsisten memberikan dukungan bagi warga Palestina khususnya dan umat Islam pada umumnya untuk beribadah di Masjid Al-Aqsha. Kepada Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono juga diminta agar memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada umat Islam Indonesia untuk berjuang bersama-sama saudara-saudaranya di Palestina dalam rangka mengembalikan Masjid Al-Aqsha sebagai kiblat pertama dan tempat suci ketiga umat Islam. 6. Mengajak seluruh umat Islam untuk merapatkan barisan dalam satu Jamaah Muslimin serta menggalang dukungan moral dan material guna membantu umat Islam yang menderita di Palestina dan berdoa kepada Allah SWT bagi kemenangan Islam dan muslimin, serta kehancuran musuh-musuh Allah. Untuk itu, Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina (Hizbut Tahrir Indonesia dan Aqsa Working Group) minta DPR sebagai perwakilan rakyat Indonesia, agar: 1. Lebih berperan aktif dalam mendesak Pemerintah RI untuk bersamasama umat Islam dunia dalam mewujudkan solidaritas bagi pembebasan Masjid Al-Aqsha Palestina dari penjajahan Zionis Israel. 2. Bersama-sama dengan komponen umat Islam di dunia sebagai mayoritas berpenduduk muslim terbanyak di dunia untuk membentuk Tim Investigasi Khusus Al-Aqsha Palestina. 3. Meminta kepada Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono agar memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada rakyat dan umat Islam Indonesia untuk mewujudkan solidaritasnya serta berjuang bersamasama saudara-saudaranya di Palestina dalam rangka mengembalikan Masjid Al-Aqsha sebagai kiblat pertama dan tempat suci ketiga umat Islam sebagai hak asasi paling mendalam. 4. Mendesak DK PBB untuk mengadakan sidang khusus dengan melibatkan negeri-negeri Islam dengan agenda utama menghentikan segala tindakan Zionis Israel, menekan Israel agar menarik tentaranya dari kawasan Masjid Al-Aqsha Yerussalem, serta mengajukan para pimpinan Israel ke Mahkamah Internasional sebagai penjahat perang. 2 5. Mendesak DK PBB untuk segera mengirimkan pasukan perdamaian ke kawasan Al-Aqsha Palestina dengan melibatkan pasukan dari negerinegeri Islam khususnya dari Indonesia sebagai mayoritas negara berpenduduk Islam di dunia. 6. Mendesak Pemerintah Otoritas Palestina dan negeri-negeri Islam Timur Tengah memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel. 7. Mendesak Pemerintah Otoritas Palestina untuk menghentikan segala perundingan dengan Israel karena terbukti semua perundingan yang telah dilakukan sangat merugikan dan melecehkan umat Islam, serta Israel tidak pernah menepati hasil perundingan. III. TANGGAPAN/MASUKAN KOMISI I DPR RI Menanggapi penjelasan dari Hizbut Tahrir Indonesia dan Aqsa Working Group tersebut di atas, Rapat menyampaikan beberapa hal sebagai berikut: 1. Komisi I DPR RI menyatakan keprihatinannya dan minta Pemerintah agar segera membuat pernyataan dan mengambil sikap terhadap peristiwa pendudukan Masjidil Aqsha oleh Tentara Israel di Palestina. 2. Untuk itu, Komisi I DPR RI akan menyampaikan hal ini kepada Ketua DPR RI untuk dapat diteruskan kepada Pemerintah (Presiden dan Menteri Luar Negeri). IV. PENUTUP Rapat ditutup pukul 14.30 WIB Jakarta, 29 Oktober 2009 a.n. Ketua Rapat SEKRETARIS RAPAT, DRA. DAMAYANTI NIP. 19620211 198703 2 002 3