executive summary - Kabupaten Malang

advertisement
EXECUTIVE SUMMARY
INFORMASI KINERJA
INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP DAERAH
LINGKUNGAN
HIDUP
(IKPLHD)
KABUPATEN
MALANG
DAERAH
(IKPLHD)
TAHUN 2016
PEMERINTAH KABUPATEN MALANG
TAHUN 2017
EXSECUTIVE SUMMARY
INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH
KABUPATEN MALANG TAHUN 2016
Ringkasan Eksekutif
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
Kabupaten Malang
Disusunnya Laporan Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
Kabupaten Malang merupakan bentuk tanggungjawab pemerintah daerah selaku
pengelola lingkungan hidup sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang RI No. 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Bab II Pasal
3. Tujuan pengelolaan lingkungan hidup yang dimaksud di atas meliputi,
diantaranya: 1) menjamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan kelestarian
ekosistem; 2) menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup; 3) menjamin
terpenuhinya keadilan generasi masa kini dan generasi masa mendatang; 4)
menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas lingkungan hidup sebagai bagian
dari hak asasi manusia; 5) mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara
bijaksana; dan 6) mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Pemerintah Daerah Kabupaten Malang memiliki luas wilayah 3.535 km²
dengan isu-isu strategis yang dipetakan berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman yang ada hingga saat ini. Dari hasil analisis tersebut kemudian
dijabarkan akan kondisi (state), tekanan (pressure) dan tanggapan (response)
pemerintah daerah terhadap isu-isu strategis yang terjadi. Isu-isu prioritas bidang
lingkungan hidup di Kabupaten Malang saat ini meliputi: 1) alih fungsi lahan; 2)
pencemaran (air dan udara) dan kerusakan lingkungan; serta 3) pengolahan sampah
dan limbah industri.
Secara umum gambaran kondisi (state), tekanan yang ada/terjadi pada
lingkungan saat ini (pressure) dan respons pemerintah terkait kebijakan dan program
yang dilaksanakan berkenaan dengan state dan pressure yang terjadi dapat
dijabarkan sebagai berikut:
Executive Summary
1
EXSECUTIVE SUMMARY
INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH
KABUPATEN MALANG TAHUN 2016
1. Tata guna lahan
State
Penggunaan lahan di Kabupaten Malang pada 2016 mengalami perubahan dari
tahun-tahun sebelumnya. Data luas lahan sawah menunjukkan penurunan dari yang
semula 50.570,24 Ha turun menjadi 50.124 Ha pada tahun 2016, atau turun sebesar
0,88%. Luas tegalan juga menunjukkan penurunan 92.851,59 Ha menjadi 91.900,41
atau turun sebesar 1,02%. Luas lahan perkebunan semula 72.893,92 Ha menjadi
72.891,62 Ha atau turun sebesar 0,003%. Sebaliknya luas lahan permukiman yang
semula 40.407,21 Ha meningkat menjadi 41.655 Ha pada tahun 2016, atau naik
sebesar 3%; dan lahan industri meningkat dari 390,13 Ha menjadi 537,66 Ha, atau
meningkat sebesar 27,44%. Demikian pula luas lahan pertambangan meningkat dari
82,01 Ha menjadi 88,37 Ha atau sebesar 7,20%. Akumulasi peningkatan lahan
permukiman, industri dan pertambangan yang cukup signifikan ini memberikan
tekanan tersendiri terhadap kondisi lingkungan.
Pressure
Tekanan tata guna lahan paling utama adalah terjadi akibat angka pertumbuhan
penduduk yang pada 5 tahun belakang berkisar 0,68% (tahun 2011 sampai dengan
tahun 2016) dan pergeseran pola pikir masyarakat untuk memaksimalkan
produktivitas lahan yang dimilikinya, sehingga berakibat terhadap perubahan fungsi
lahan yang semula berupa lahan pertanian, tegalan atau perkebunan menjadi lahan
permukiman, pertambangan, maupun industri.
Response
Upaya
yang
dilakukan
oleh
Pemerintah
Kabupaten
Malang
untuk
meningkatkan mengatasi tekanan dan kondisi tersebut adalah dengan membuat
beberapa strategi, antara lain: 1) meningkatkan pengawasan lingkungan di wilayah
tambang, 2) meningkatkan nilai indeks tutupan lahan dan 3) meningkatkan
pengawasan hutan lindung. Untuk mewujudkan strategi tersebut, Pemerintah
Kabupaten Malang melaksanakan beberapa program yaitu: 1) pembinaan dan
pengawasan bidang pertambangan, 2) program perlindungan dan konservasi sumber
daya alam (SDA), dan 3) program perlindungan dan konservasi sumber daya hutan.
Executive Summary
2
EXSECUTIVE SUMMARY
INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH
KABUPATEN MALANG TAHUN 2016
Saat ini indeks tutupan lahan di Kabupaten Malang masih mencapai 50,57.
Dengan dibuatnya program perlindungan dan konservasi SDA, Pemerintah
Kabupaten Malang menargetkan pemenuhan indeks tutupan lahan terus meningkat
sehingga dapat memberikan dukungan peningkatan IKLH sesuai target lima tahun
mencapai 68,5. Kondisi persentase penanganan pada kawasan lindung saat ini
sebesar 2,19%, dengan adanya pembuatan program perlindungan dan konservasi
sumber daya hutan ditargetkan persentase penanganan pada kawasan lindung
meningkat menjadi 13,15% pada lima tahun mendatang sesuai dengan penjabaran
pada RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2016-2021.
2. Kualitas air
State
Sistem pemantauan kualitas air di Kabupaten Malang terhadap air permukaan
dilakukan dalam waktu 2 (dua) kali setahun, pengukuran pertama dilakukan pada
kurun waktu bulan Maret – Juni dan pengukuran kedua pada kurun waktu bulan Juli
- Oktober. Secara keseluruhan hasil pengukuran p e r t a m a d a n k e d u a t e r d a p a t
t o t a l s e j u m l a h 6 0 s a m p e l kualitas air sungai. Dari hasil analisis, sebagian
besar sungai-sungai tersebut tidak memenuhi standar b a k u m u t u b a d a n a i r
b e r d a s a r k a r k a n P e r a t u r a n P e m e r i n t a h Nomor 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Hasil analisis status
mutu air sungai berdasarkan perhitungan indeks pencemaran air (Indeks Kualitas
Air) diketahui sungai-sungai di Kabupaten Malang hanya 8% sampel air ungai yang
memenuhi baku mutu air, sedangkan 88% sampel air sungai masuk kategori cemar
ringan dan sebesar 3% sampel air sungai masuk ketgori cemar sedang.
Pemantauan kualitas air tanah dilakukan sekali dalam setahun oleh Badan
Lingkungan Hidup yaitu di bulan November pada 7 (tujuh) lokasi berbeda. Dari hasil
analisis air tanah di Kabupaten Malang berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI
No.416 Tahun 1990, terdapat satu parameter yang melebihi baku mutu yaitu
parameter deterjen. Jumlah deterjen yang melebihi baku mutu air bersih tersebut
sebagian besar berasal dari air limbah rumah tangga (domestik). Sedangkan
pemantauan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan menunjukkan hasil adanya
Executive Summary
3
EXSECUTIVE SUMMARY
INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH
KABUPATEN MALANG TAHUN 2016
beberapa sampel sebanyak 9,5% tidak memenuhi baku mutu terutama karena adanya
parameter Total Coliform yang tinggi.
Pressure
Pertambahan jumlah penduduk di Kabupaten Malang sebanding dengan
peningkatan debit air limbah permukiman, demikian pula pertambahan jumlah
industri yang hampir mencapai 30% merupakan faktor pendukung penyebab
pencemaran air, khususnya air permukaan. Pertambahan jumlah penduduk
berimplikasi terhadap kenaikan debit air limbah domestik ke perairan. Keluaran
IPAL komunal untuk permukiman dan IPAL industri yang belum melalui proses
pengolahan yang sesuai standar air buangan merupakan pemicu terjadinya
pencemaran air permukaan. Kedua faktor di atas bisa dipastikan akan terus
meningkat dari tahun ke tahun, sedangkan fasilitas Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) yang ada belum sebanding terhadap peningkatan kedua faktor tersebut di
atas. Fasilitas sebuah IPAL Komunal masyarakat diperuntukkan bagi 65 KK, dengan
asumsi 1 KK setara dengan 5 jiwa. Sedangkan akumulasi jumlah IPAL Komunal di
seluruh Kabupaten Malang adalah 120 buah. Setara dengan pelayanan terhadap
39.000 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk secara keseluruhan adalah berkisar
2.705.395 jiwa, sehingga cakupan pelayanan instalasi bagi rumah tangga adalah
hanya sekitar 1,44%.
Yang bisa dikategorikan sebagai air limbah domestik adalah air limbah rumah
sakit yang berasal dari toilet, dapur dan tempat cucian pakaian rumah sakit. Jumlah
rumah sakit di Kabupaten Malang adalah 23 buah rumah sakit, dan seluruhnya sudah
memiliki fasilitas IPAL. Dari pemantauan terhadap 16 rumah sakit yang dilakukan
oleh Badan Lingkungan Hidup pada tahun 2016 menunjukkan hasil terdapat 8 buah
rumah sakit yang memenuhi standar baku mutu effluent-nya.
Jumlah industri yang ada di Kabupaten Malang pada akhir tahun 2015 adalah
22.261 dengan berbagai kategori (RPJMD Kab. Malang, 2016-2021). Dari
pemantauan terhadap 51 industri dan kegiatan usaha yang berpotensi mencemari
lingkungan yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup pada tahun 2016 terdapat
Executive Summary
4
EXSECUTIVE SUMMARY
INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH
KABUPATEN MALANG TAHUN 2016
76,47% sudah mempunyai IPAL dan 92,16% sudah mempunyai dokumen
pengelolaan lingkungan.
Pencemaran air juga terjadi di waduk yang ada di Kabupaten Malang. Dari
hasil analisis kualitas air di Waduk Sutami menunjukkan bahwa parameter DO, BOD
dan COD di bagian hulu, tengah dan hilir pada kedalaman 0,3-5 meter tidak
memenuhi baku mutu di beberapa titik pengambilan sampel. Hal tersebut juga terjadi
di Waduk Sengguruh. Parameter DO hanya memenuhi baku mutu pada kedalaman
0,3 meter sedangkan pada kedalaman 5 meter, DO waduk Sengguruh melebihi baku
mutu. Parameter BOD tidak memenuhi baku mutu pada kedalaman 0,3 dan 5 meter,
sedangkan COD nya memenuhi baku mutu.
Response
Untuk menanggulangi masalah kualitas air tersebut, Pemerintah Kabupaten Malang
membuat strategi dengan menaikkan indeks angka pencemaran air melalui kebijakan
peningkatan kegiatan untuk capaian indeks pencemaran air. Dalam upayanya untuk
meningkatkan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH), Pemerintah Kabupaten
Malang
melaksanakan
Program
Pengendalian
Pencemaran
dan
Perusakan
Lingkungan. Program tersebut mencakup kegiatan : (1) Pemantauan Kualitas
Lingkungan melalui pemantauan dan pengujian kualitas air badan air, pemantauan
kualitas limbah cair kegiatan usaha dan limbah domestik; (2) Pengawasan
Pelaksanaan Kebijakan di Bidang Lingkungan Hidup melalui pengawasan ketaatan
kegiatan usaha terhadap peraturan perundangan yang berlaku termasuk yang terkait
dengan pengelolaan limbah cair; (3) Koordinasi Penyusunan Amdal melalui
rekomendasi dokumen Amdal, UKL-UPL dan SPPL (dokumen pengelolaan
lingkungan bagi pelaku usaha dan/atau kegiatan); (4) Peningkatan Peran Serta
Masyarakat dalam Pengendalian Lingkungan Hidup melalui sosialisasi, edukasi
dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk ikut menjaga kelestarian
fungsi lingkungan hidup, serta (5) Pembangunan Sarana Pengolahan Air Limbah.
Saat ini, angka indeks pencemaran air menunjukkan capaian sebesar 51, sedangkan
target sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kab. Malang Tahun 2016 - 2021 adalah
sebesar 54,6. Capaian kinerja dibanding target tersebut masih 93,41%. Oleh karena
Executive Summary
5
EXSECUTIVE SUMMARY
INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH
KABUPATEN MALANG TAHUN 2016
itu pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan nilai indeks kualitas air melalui
pembinaan kepada pelaku usaha dengan mengupayakan penerapan sanksi sesuai
perundangan yang berlaku; pembinaan kepada masyarakat untuk turut serta menjaga
kualitas air sungai dengan tidak melakukan aktivitas yang menambah beban
pencemaran terhadap sungai; pemyediaan IPAL komunal untuk membantu
pengolahan limbah domestik; serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja
pemantauan dengan meningkatkan kesadaran pelaku usaha terhadap ketaatan
perundang-undangan. Diharapkan angka ini akan meningkat di tahun-tahun
berikutnya sehingga dapat memberikan memberikan dukungan pada peningkatan
IKLH sampai dengan lima tahun mendatang yang diharapkan dapat tercapai IKLH
sebesar 68,5.
3. Kualitas Udara
State
Berdasarkan hasil pemantauan kualitas udara ambien yang dilakukan Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Malang pada Tahun 2016, kualitas udara ambien di
Kabupaten Malang termasuk baik. Hasil pengujian kualitas udara ambien di 3 (tiga)
lokasi yang mewakili daerah pemukiman, industri dan padat lalu lintas menunjukkan
parameter udara ambien (SO2 dan NO2) telah memenuhi baku mutu. Paremeter
tersebut mengacu pada parameter untuk perhitungan indeks kualitas udara. Hasil
pengukuran untuk parameter lainnya, menunjukkan hanya parameter debu dan
kebisingan yang melebihi baku mutu pada beberapa lokasi.
Pressure
Parameter udara ambien yang melebihi baku mutu pada waktu dan tempattempat tertentu khususnya pada parameter debu dan kebisingan disebabkan oleh
terjadinya musim kemarau yang ditunjang dengan volume lalu lintas yang padat
sehingga di beberapa lokasi parameter debu dan kebisingan melebihi baku mutu
udara ambien dan emisi sumber tidak bergerak di Jawa Timur berdasarkan Pergub.
Jatim No. 10 Tahun 2009 dan baku mutu kebisingan berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 718 Tahun 1987.
Executive Summary
6
EXSECUTIVE SUMMARY
INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH
KABUPATEN MALANG TAHUN 2016
Semakin
bertambah
banyaknya
jumlah
kendaraan
bermotor
akan
meningkatkan resiko pencemaran udara oleh gas buang kendaraan tersebut. Bahan
pencemar yang terutama terdapat di dalam gas buang kendaraan bermotor adalah
karbon monoksida (CO), berbagai senyawa hindrokarbon, berbagai oksida nitrogen
(NO2) dan sulfur (SO2), dan partikulat debu termasuk timbal (Pb). Bahan bakar
tertentu seperti hidrokarbon dan timbal organik dilepaskan ke udara karena adanya
penguapan sistem bahan bakar.
Lalu lintas kendaraan bermotor juga dapat meningkatkan kadar partikulat debu
yang berasal dari permukaan jalan, komponen ban, dan rem. Persentase kenaikan
penjualan kendaraan tertinggi adalah kendaraan roda dua dengan kenaikan mencapai
19,31% dan kendaraan bus besar pribadi dengan kenaikan 16,31%. Hal ini justru
berbanding terbalik dengan bus besar umum yang justru mengalami penurunan
sebesar 8,28%. Bertambahnya jumlah kendaraan ini secara langsung akan menambah
tingkat pencemaran udara di Kabupaten Malang yang diakibatkan oleh emisi gas
buang kendaraan-kendaraan tersebut.
Response
Dalam upaya untuk meningkatkan indeks kualitas udara, Pemerintah
Kabupaten Malang membuat strategi pemenuhan persentase baku mutu udara dengan
membuat
kebijakan
peningkatan
kualitas
udara
melalui
pengawasan
dan
pengendalian pencemaran udara pada kegiatan usaha. Dalam hal ini dilaksanakan
oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang melalui Program Pengendalian
Penceamaran dan Perusakan Lingkungan. Secara periodik dilakukan pemantauan
kualitas udara emisi dari sumber tidak bergerak (industri) pada industri yang
mempunyai cerobong sebagaimana ketentuan dalam Standar Pelayanan Minimal
bidang Lingkungan Hidup. Sedangkan untuk pemantauan udara emisi dari sumber
bergerak dilakukan oleh Dinas Perhubungan melalui pengukuran emisi kendaraan
bermotor. Penanganan terkait tingkat kebisingan dan debu yang melebihi baku mutu
ditindaklanjuti dengan kegiatan penghijauan di sekitar kanan kiri jalan serta
perluasan Ruang Terbuka Hijau.
Executive Summary
7
EXSECUTIVE SUMMARY
INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH
KABUPATEN MALANG TAHUN 2016
Pemantauan dan pengujian kualitas udara ambien dilakukan secara berkala
untuk memantau kualitas udara pada daerah-daerah yang mewakili daerah
permukiman, industri dan padat lalu lintas. Hasil pengujian kualitas udara ambien
tersebut salah satunya bermanfaat sebagai bahan analisis untuk mengetahui nilai
indeks kualitas udara. Sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kabupaten Malang
Tahun 2016 – 2021 telah menetapkan target indikator kerja berupa Indeks Kualitas
Udara sebesar 87,64 dan diharapkan akan naik menjadi 100 pada lima tahun
mendatang sesuai dengan penjabaran pada RPJMD Kabupaten Malang Tahun 20162021.
4. Resiko Bencana
State
Kabupaten Malang memiliki beberapa wilayah yang termasuk pada kawasan
rawan bencana. Adapun bencana yang rawan terjadi di Kabupaten Malang antara
lain: angin kencang, banjir, kebakaran, puting beliung, tanah bergerak dan tanah
longsor. Wilayah yang termasuk rawan terjadi bencana disajikan pada peta
persebaran bencana Kabupaten Malang. Peta tersebut menyajikan informasi visual
tentang tingkat kerawanan bencana alam geologi di suatu wilayah, sebagai informasi
kepada masyarakat, pemerintah daerah dan provinsi dan sebagai data dasar untuk
melakukan pembangunan wilayah agar dapat terhindar dari bencana.
Berdasarkan laporan Dinas Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten
Malang, bahwa bencana alam yang sering terjadi di Kabupaten Malang adalah
berupa tanah longsor dengan perkiraan kerugian sebesar Rp. 4.811.000.000,00 pada
tahun 2016. Kabupaten Malang memiliki luas kawasan rawan bencana tanah longsor
sebesar 77.157 Ha dari total 353.486 Ha atau sebesar 21,82% yang tersebar di 15
kecamatan yang meliputi 32 desa. Kawasan tersebut antara lain kecamatan:
1)Ampelgading, 2)Dampit, 3)Tirtoyudo, 4)Sumbermanjing Wetan, 5)Bantur,
6)Gedangan, 7)Donomulyo, 8)Kalipare, 9)Wonosari, 10)Poncokusmo, 11)Jabung,
12)Lawang, 13)Karangploso, 14)Ngantang, dan 15)Kasembon.
Pembangunan saluran irigasi di lahan-lahan pertanian di daerah pegunungan
yang tidak sesuai menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir bandang pada saat
Executive Summary
8
EXSECUTIVE SUMMARY
INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH
KABUPATEN MALANG TAHUN 2016
terjadi hujan ekstrim. Hujan ekstrim merupakan fenomena hujan yang mempunyai
potensi menimbulkan bencana yang ditunjukkan dengan curah hujan yang tidak
normal dan melebihi rata-rata hujan pada umumnya. Data dari stasiun pengamat
hujan Lanud Abdurrahman Saleh dan Stasiun Iklim Malang menunjukkan selama
tahun 2016 terdapat beberapa kejadian hujan ekstrim di Kabupaten Malang yaitu
pada bulan Februari sebesar 620 mm dan bulan November sebesar 628 mm.
Sedangkan curah hujan rata-rata di Kabupaten Malang sebesar 261 mm. Hujan
ekstrim pada awal musim dapat menimbulkan longsor karena air akan melalui tanah
yang merekah dan masuk serta terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga
menimbulkan gerakan lateral.
Bencana longsor yang terjadi pada tahun 2016 terjadi sebanyak 36 kali, dengan
korban jiwa sebanyak 2 (dua) orang dan kerugian harta benda yang mencapai 4
(empat) miliar lebih. Pada tahun 2016 hujan ekstrim yang turun menyebabkan
terjadinya tanah longsor di Taman Wisata Coban Rondo. Bencana ini menyebabkan
kerusakan 9 (sembilan) kios pedagang hilang, 1 (satu) unit koperasi dan ruang
informasi taman wisata rusak berat, 1 (satu) lahan parkir rusak berat, 1 (satu) bak
penampung PDAM rusak berat, 1 (satu) saluran pipa PDAM rusak berat demikian
pula menutup akses jalan Malang-Kediri.
Terjadinya bencana tanah longsor memiliki dampak yang sangat besar terhadap
kehidupan, khususnya manusia. Bila tanah longsor itu terjadi di wilayah yang
memiliki kepadatan penduduk yang tinggi, maka korban jiwa yang ditimbulkannya
akan sangat besar, terutama bencana tanah longsor yang terjadi secara tiba-tiba tanpa
diawali adanya tanda-tanda akan terjadinya tanah longsor.
Selain bencana tanah longsor, beberapa kawasan di Kabupaten Malang
merupakan kawasan yang rawan banjir, khususnya di kecamatan-kecamatan yang
berada di hilir DAS misalnya Kecamatan Tirtoyudo. Banjir yang terjadi selama tahun
2016 telah mengakibatkan kerugian material senilai Rp. 4.731.100.000,00 dan 5
kepala keluarga mengungsi serta merendam sekitar 7 Ha lahan. Banjir yang terjadi di
Kecamatan Tirtoyudo selama tahun 2016 telah mengakibatkan 14 rumah rusak berat;
15 rumah rusak sedang; 164 rumah rusak ringan; 1 (satu) titik tanggul Kali Wader
rusak total; 1 (satu) titik jalan desa putus dan 1 (satu) titik sayap jembatan rusak
Executive Summary
9
EXSECUTIVE SUMMARY
INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH
KABUPATEN MALANG TAHUN 2016
berat. Penyebab bencana banjir ini bisa oleh karena: 1) penggundulan hutan di
kawasan konservasi; 2) kondisi kontur lahan yang bersifat cekungan; 3) kombinasi
antara hujan dan rob; dan 4) terjadinya hujan ekstrim.
Kawasan rawan banjir di Kabupaten Malang berada di sekitar Sub DAS
Sumber Brantas yang melewati Kecamatan Pujon, Kasembon dan Ngantang, Sub
DAS Metro yang melewati Kecamatan Tirtoyudo dan Ampelgading, dan Sub DAS
Lesti yang melewati Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Turen, Wajak, Bululawang,
Gondanglegi, Pagelaran, Gedangan, Bantur dan Pagak. Beberapa penyebab l a i n
terjadinya banjir i n i antara lain j u g a disebabkan oleh semakin berkurangnya
kawasan resapan air, dan semakin rusaknya hutan dan kawasan konservasi di wilayah
hulu DAS-DAS tersebut.
Pressure
Penyebab utama banjir berasal dari curah hujan yang sangat tinggi (ekstrim)
akibat pemanasan global tidak terhindarkan. Curah hujan di Kabupaten Malang
memiliki potensi kerusakan lingkungan rendah hingga sedang, namun jika yang
terjadi adalah hujan ekstrim (curah hujan yang baik intensitas maupun durasinya
lebih besar dari pada hujan biasa), maka kerusakan yang diakibatkan menjadi lebih
besar lagi. Apabila hujan besar turun terus-menerus selama beberapa jam dalam
beberapa hari, maka air tidak bisa masuk ke saluran drainasi, karena kapasitas
saluran tersebut terlampaui, sehingga berubah menjadi genangan. Genangan air
tersebut lama-kelamaan akan semakin tinggi dan fasilitas jalan berupa aspal akibat
terkikis oleh air hujan.
Penyebab kedua adalah akibat penggundulan hutan di kawasan konservasi.
Salah satu contoh adalah longsor yang terjadi di Kecamatan Pujon. Bencana tanah
longsor ini terjadi akibat faktor kesalahan manusia dalam memanfaatkan lahan hutan
konservasi. Hutan yang seharusnya menjadi area resapan air, digunduli untuk
dijadikan lahan pertanian oleh penduduk sekitar tanpa memperhatikan aspek
keseimbangan lingkungan.
Penyebab ketiga adalah kombinasi antara hujan dan rob. Salah satu contoh
kasus terjadi di Pantai Tamban, Dusun Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing
Executive Summary
10
EXSECUTIVE SUMMARY
INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH
KABUPATEN MALANG TAHUN 2016
Wetan dengan luas area yang terendam sebesar 7 Ha yang menyebabkan
kerusakan 11 unit rumah atau 25 KK dan 68 KK tidak dapat melaut.
Response
Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Malang telah melakukan
identifikasi dan memetakan daerah-daerah yang rawan bencana. Diketahui bahwa
Kabupaten Malang sering terjadi bencana, seperti: tanah longsor, banjir, gempa bumi
dan angin puting beliung yang mengakibatkan banyak kerugian.
Upaya Pemerintah Kabupaten Malang untuk menangani masalah bencana alam
banjir dan tanah longsor adalah dengan meningkatkan jumlah desa tangguh bencana.
Desa tangguh tersebut antara lain telah terbentuk di Kecamatan Tirtoyudo,
Ampelgading, SumbermanjingWetan dan Ngantang. Persentase penduduk yang
terlayani untuk pembangunan desa tangguh bencana pada saat ini adalah 17 Desa dan
akan ditingkatkan sampai 32 Desa pada tahun 2021. Meningkatkan bantuan sosial
terhadap korban bencana dengan program kedaruratan dan logistik penanggulangan
bencana. Presentase penanganan bencana pada saat ini 81 % dan akan ditingkatkan
sampai 85 % pada tahun 2021.
Penanganan bencana dilakukan oleh BPBD bekerjasama dengan semua
organisasi perangkat daerah di lingkup Pemerintah Kabupaten Malang serta para
relawan (pelaku usaha, perguruan tinggi, LSM, masyarkat). Telah terbentuk Tim
Reaksi Cepat (TRC) penanggulangan bencana dengan jumlah anggita 50 personil.
Selain itu telah dibentuk juga Satgas Penanggulangan Bencana di tingkat Kecamatan
yang terdiri dari unsur MUSPIKA Kecamatan, Perangkat Kecamatan, Dunia Usaha,
Tokoh Masyarakat, Unsur Profesi dan LSM di masing-masing kecamatan (33
kecamatan). Di tingkat desa daerah rawan bencana juga telah dibentuk satgas dengan
jumlah anggota mencapai 184 orang. Satgas tersebut dibentuk pada 17 kecamatan
rawan yang merupakan daerah rawan bencana. Sedangkan untuk penanganan
bencana di kawasan pesisir pantai juga telah dibentuk Beach Rescue Centre (BRC) di
pantai Licin, Lenggoksono, Tamban, Sendang Biru, Goa Cina, Bajul Mati,
Wonorogo, Balekambang, Kondang Merak, Kondang Iwak, Ngliyep dan Jugring
Saloka.
Executive Summary
11
EXSECUTIVE SUMMARY
INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH
KABUPATEN MALANG TAHUN 2016
Persentase penduduk yang terlayani untuk pembangunan desa tangguh bencana
pada saat ini ada 17 desa dan akan ditingkatkan menjadi 32 desa pada tahun 2021.
Meningkatkan bantuan sosial terhadap korban bencana dengan program kedaruratan
dan logistik penanggulangan bencana. Presentase penanganan bencana pada saat ini
81% dan akan ditingkatkan sampai 85% pada tahun 2021.
5. Perkotaan
State
Besarnya produksi sampah di Kabupaten Malang berbanding lurus dengan
jumlah penduduk pada masing-masing kecamatan. Berdasarkan data dari Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Malang tahun 2016, produksi sampah di Kabupaten
Malang diperkirakan mencapai 5.114 m3/hari yang tersebar pada 33 kecamatan.
Jumlah timbulan sampah terbesar adalah di Kecamatan Singosari dan Kecamatan
Pakis yaitu sebesar 346 m3/hari dan 284 m3/hari. Salah satu sumber sampah yaitu
terminal, sebesar 1.280,7 m3/hari; objek wisata sebesar 100 m3/hari dan hotel sebesar
159,20 m3/hari.
Jumlah timbulan sampah terangkut berdasarkan data inventarisasi TPST 3R
yaitu sebesar 430,5 m3/hari Dari sampah tersebut, sebesar 309,7 m3/hari sampah
berhasil diolah atau sebesar 71,93%, sisanya sebesar 119,1 m3/hari atau 27,67%
masih belum diolah. Sampah yang belum terolah di TPST 3R ini diangkut ke TPA
untuk mengolahannya. Pada saat ini, Kabupaten Malang memiliki 4 (empat) TPA
yang beropreasi dengan sistem control landfill. Keempat TPA tersebut yaitu: 1) TPA
Wisata Edukasi Talangagung Kepanjen; 2)TPA Randuagung Singosari; 3)TPA Paras
Poncokusumo, 4)TPA Rejosari Bantur. TPA Talangagung dan Paras memiliki sisa
umur operasi 2 tahun lagi dengan sisa lahan sebesar 87 Ha dan 162,2 Ha.
Pressure
Tekanan persampahan paling utama adalah banyaknya jumlah penduduk.
Produksi sampah terbanyak berasal dari Kecamatan Singosari dengan jumlah
penduduk sebesar 165.357 jiwa, sedangkan produksi sampah terkecil berasal dari
Kecamatan Kasembon dengan jumlah penduduk sebesar 30.112 jiwa. Dari data
Executive Summary
12
EXSECUTIVE SUMMARY
INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH
KABUPATEN MALANG TAHUN 2016
inventarisasi TPST 3R, TPS-TPS dan bank-bank sampah, sampah diproduksi setiap
harinya tidak bisa terolah semuanya atau hanya sekitar 27,67%. Sisa sampah yang
belum terolah ini memerlukan penanganan supaya tidak mencemari lingkungan di
sekitarnya.
Response
Dalam upaya melakukan pengelolaan persampahan selain
penangangan
berupa pemberian layanan penanganan persampahan yang selanjutnya diproses pada
TPA yang ada, Pemerintah Kabupaten Malang juga terus mendorong dibangunnnya
TPST 3R. Sampai dengan 2016 telah ada 39 TPST 3R. Pada TPST 3R ini mampu
mengolah sampah sebanyak 309,7 m3/hari. Di lokasi TPST 3R ini, sampah yang
masuk dipilah sesuai jenisnya untuk memudahkan pengolahannya. Salah satu TPST
3R yang ada di Kabupaten Malang yaitu TPST 3R Mulyoagung Bersatu. Dengan
keberhasilan TPST 3R Mulyoagung dalam mengolah sampah, maka Pemerintah
Kabupaten Malang dalam upayanya mengendalikan masalah persampahan akan
membangun tempat-tempat sejenis di beberapa kecamatan untuk menaggulangi
sampah yang belum terolah di TPA serta akan membangun TPA terpadu dengan
memanfaatkan hasil olahan sampah menjadi produk layak jual dan pakai.
Melalui program Peningkatan Kinerja Pengelolaan Persampahan Pemerintah
Kabupaten Malang selain terus berupaya dalam penyediaan sarana dan prasanara
persampahan, juga terus melakukan sosialisasi dan edukasi untuk memperkokoh
kesadaran dan perilaku masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup
khususnya dalam pengelolaan sampah. Melalui kegiatan Peningkatan Peran serta
Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah, secara intensif dilakukan sosialisasi,
pembinaan dan dampingan pada masyarakat tentang pengelolaan sampah 3R
(Reduce, Reuse, Recycle). Masyarakat di tingkat RT/RW didorong untuk membentuk
bank-bank sampah agar dapat melakukan pengelolaan sampah secara mandiri.
Pengelolaan sampah berbasis masyarakat ini diharapkan dapat mereduksi sampah
dari tingkat sumbernya. Hal ini juga mengingat wilayah layanan persampahan
Kabupaten Malang yang cukup luas yang cukup sulit untuk dapat dijangkau
semuanya. Sehingga peran aktif masyarakat dalam pengelolaan sampah secara
mandiri sangat dibutuhkan tidak hanya untuk mereduksi jumlah sampah tetapi yang
Executive Summary
13
EXSECUTIVE SUMMARY
INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH
KABUPATEN MALANG TAHUN 2016
juga agar lingkungan terjaga tidak tercemar oleh sampah. Jumlah bank sampah yang
telah terbentuk menurut hasil identifikasi oleh Tim Penggerak PKK Kabupaten
Malang adalah sebanyak 255 unit. Keterlibatan bank sampah mengelola sampah
secara mandiri ditingkat sumber sampah ini mampu mengurangi sekitar 4% dari total
produksi sampah yang ada.
Selain program-program tersebut, Pemerintah Kabupaten Malang juga
mengembangkan beberapa inovasi di bidang lingkungan hidup khususnya dalam
pengelolaan sampah antara lain: 1) Pelayanan sapu bumi dimana masyarakat diajak
untuk bersama-sama mengelola sampahnya skala kawasan dengan layanan door-todoor (dari rumah ke rumah) diangkut kendaraan roda tiga selanjutnya di tempatkan
di instalasi pengolahan sampah di TPST 3R; 2) Penggunaan “Bambu Petung” sebagai
alternatif penangkap gas metana di TPA Paras Poncokusumo, dan 3) Wisata edukasi
di TPA Talangagung sebagai media pembelajaran pengolahan sampah terpadu; 4)
Pemanfaatan gas metana sebagai alternatif bahan bakar ramah lingkungan pengganti
kompor gas.
Gas metana dari TPA Paras didistribusikan melalui jaringan perpipaan ke
permukiman warga di sekitar TPA sebagai bahan bakar alternatif untuk kompor gas.
Jumlah pemanfaatan saat ini sebanyak 165 KK. Teknologi sederhana ini dikelola
oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Cempoko Mulyo. Hal ini dapat
dikembangkan lebih luas lagi untuk menjangkau lebih banyak KK, mengingat
teknologi pemanfaatan gas metana ini bersifat sederhana dan tidak membutuhkan
skill atau keahlian khusus dalam mengelolanya. Keuntungan dari teknologi ini adalah
bahan mudah didapat, bisa menggunakan bahan lokal misalnya bambu, murah
biayanya, bahan bambu tahan terhadap tekanan alat berat dan panas, tangkapan dan
tekanan gas metana sangat tinggi, pengoperasian dan pemeliharaan sangat mudah
dan bisa dipindahkan (fleksibel).
Pemanfaatan gas metana juga telah dirasakan oleh masyarakat sekitar TPA
Talangagung. Sampai saat ini telah tersambung saluran gas metana ke masyarakat
sejumlah 200 KK di sekitar lokasi TPA Talangagung. Gas metana tersebut juga
dimanfaatkan untuk air mandi hangat, dengan pengembangan pendaaan diperoleh
dari sumbangan sukarela masyarakat setempat dan partisipasi pihak swasta.
Executive Summary
14
EXSECUTIVE SUMMARY
INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH
KABUPATEN MALANG TAHUN 2016
Salah satu ukuran keberhasilan kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Malang
dalam pengelolaan lingkungan hidup dapat dilihat dari prestasi dan penghargaan
yang diterima baik dari tingkat pusat maupun tingkat provinsi. Beberapa
penghargaan tingkat nasional dan provinsi di bidang lingkungan hidup yang telah
diperoleh di tahun 2016 antara lain, Adipura Kirana untuk ketegori Kota Kecil
Kepanjen yang merupakan penghargaan Adipura ke 9 yang diterima Pemerintah
Kabupaten Malang, Sekolah Adiwiyata tingkat Nasional yang diraih oleh 2 sekolah
dan 5 sekolah meraih penghargaan Adiwiyata tingkat Provinsi, Kampung Proklim,
Kalpataru tingkat Provinsi untuk kategori Perintis, Pengabdi dan Penyelamat
Lingkungan dan Peringkat Pertama Program Menuju Provinsi Hijau Tingkat Provinsi
Jawa Timur.
Di tingkat daerah, dalam upaya untuk mendukung meningkatkan peran serta
masyarakat dalam pengelolaan lingkungan Pemerintah Kabupaten Malang juga
memberikan apresiasi dengan memberikan penghargaan lingkungan kepada
perorangan/individu atau kelompok masyarakat atau pelaku usaha dan/atau kegiatan
yang mempunyai kepedulian dan berjasa meningkatkan kualitas lingkungan. Sasaran
kegiatan tersebut dimulai dari sekolah, desa, Perusahaan/Industri, baik kelompok
maupun perorangan.
Executive Summary
15
Download