Meningkatkan Ketrampilan Mahasiswa Dalam Praktikum Kimia

advertisement
ISSN 0215-8250
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MAHASISWA DALAM
PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DENGAN MODEL BELAJAR
RESISTASI PRA - LABORATORIUM PADA MAHASISWA
PROGRAM STUDI KIMIA STKIP SINGARAJA
oleh
I Gusti Lanang Wiratma
Jurusan Pendidikan Kimia
Fakultas Pendidikan MIPA, IKIP Negeri Singaraja
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian peningkatan kualitas pembelajaran Praktikum
Kimia Analitik pada mahasiswa Program Studi Kimia STKIP Singaraja. Penelitian
ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapan dan keterampilan melaksanakan
praktikum dan meningkatkan hasil belajar. Tindakan yang dilakukan adalah Model
belajar Resistasi Pra-Laboratorium. Hasil yang diperoleh bahwa kesiapan dan
keterampilan mahasiswa melaksanakan praktikum meningkat. Model ini dapat
meningkatkan wawasan berpikir, keberanian mengemukakan pendapat, keyakinan
diri dan mampu mengevaluasi diri. Pendapat mahasiswa terhadap model yang
diterapkan sangat positif. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa
tindakan yang dilakukan dapat meningkatkan penalaran mahasiswa.
Kata kunci : Resistasi Pra- Lab.
ABSTRACT
This research was conducted of chemistry departement of STKIP
Singaraja. The aim of research was improve the readiness and skill of student in
doing lab. work for increasing the students’ achievement. The action which be
applied was pre- lab. recistation learning model. The result showed that the
readiness and skill of students in conducting lab. work was increase. Futhermore,
the model can also developing thinking insight, bravery in expressing ideas, self
confidence and self evaluation. Students’ opinion towards the model was positive.
Thus, based on the result, it can be concluded that the action can improve the
students’reasoning.
Key words: Recistation Pre-Lab
_________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXVI Januari 2003
ISSN 0215-8250
1. Pendahuluan
Ilmu Kimia yang merupakan salah satu bidang dari Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) mempunyai ciri-ciri khusus yang perlu ditangani secara khusus. Salah
satu ciri dari IPA adalah adanya kerjasama antara eksperimen dan teori. Teori
dalam IPA tidak lain adalah pemodelan matematis terhadap berbagai prinsip dasar
yang kebenarannya harus diuji dengan eksperimen. Pada dasarnya eksperimen,
selain merupakan suatu proses induktif dalam menanamkan prinsip dasar yang
baru, juga merupakan suatu proses deduktif bagi pengujian teori baru. Kiranya
tidak dapat disangsikan bahwa praktikum yang merupakan salah satu kegiatan
laboratorium sangat berperanan dalam menunjang keberhasilan proses belajar
mengajar IPA. Dengan kegiatan praktikum, mahasiswa akan dapat mempelajari
IPA melalui pengamatan langsung terhadap gejala-gejala maupun proses-proses
IPA, dapat melatih keterampilan berpikir ilmiah, dapat menanamkan dan
mengembangkan sikap ilmiah, dapat menemukan dan memecahkan berbagai
masalah baru melalui metode ilmiah ( Amien, 1987; Hendro dan Jenny, 1993).
Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran
kimia analitik dan praktikum kimia analitik sudah dilakukan pelatihan Tipe B di
UGM bagi dosen pemegang mata kuliah tersebut pada tahun 1992-1994 yang
diprakarsai oleh Dirjen Dikti. Hal lain yang sudah kami lakukan selaku tim
pembimbing praktikum kimia analitik adalah memberikan bahan ajar dan petunjuk
praktikum sedini mungkin dan menjelaskan hal-hal yang penting sebelum
melaksanakan praktikum. Namun, sampai saat ini, hasil belajar mahasiswa masih
rendah, keterampilan melaksanakan praktikum masih rendah dan belum mampu
mengaitkan antara teori yang sudah diketahui dengan materi praktikum. Informasi
dari mahasiswa adalah mereka merasa sulit mengimplementasikan teori dalam
kegiatan praktikum. Berdasarkan hasil pengamatan selama membimbing
praktikum kimia analitik terjadi hal-hal yang mestinya tidak perlu terjadi seperti
dalam petunjuk ada saran agar gas H2S yang ada dalam larutan dihilangkan dengan
cara penguapan. Dalam petunjuk ini secara implisit ada keharusan mahasiswa bisa
membuktikan gas tersebut habis. Kenyataannya mahasiswa tidak tahu cara
membuktikan apakah gas H2S tersebut sudah habis atau belum. Padahal, secara
teoritis, mahasiswa sudah dibekali teori pengujian asam dan basa, sementara gas
H2S adalah gas yang bersifat asam. Hal-hal yang sejenis banyak dan sering terjadi,
_________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXVI Januari 2003
ISSN 0215-8250
sehingga kami mendapat kesan, mahasiswa bekerja di laboratorium layaknya
mengikuti petunjuk resep pembuatan kue. Keadaan ini membuktikan bahwa
motivasi dan kesiapan belajar dalam mempersiapkan praktikum sangat rendah
yang akibatnya hasil belajarnya juga rendah.
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas dipandang sangat perlu
dilakukan tindakan berupa perbaikan pembelajaran, dengan harapan terjadi
peningkatan kualitas dan kuantitas hasil belajar mahasiswa. Hasil belajar
mahasiswa merupakan perwujudan dari hasil suatu proses yang tidak bisa lepas
dari tindakan terhadap proses tersebut. Berkaitan dengan proses perkuliahan
praktikum kimia analitik mahasiswa kimia STKIP Singaraja terdapat beberapa
permasalahan yang berhasil diidentifikasi yang perlu dicermati sebagai berikut.
(1) Model pembelajaran praktikum yang dilaksanakan oleh para dosen, masih
didasarkan pada asumsi bahwa, dengan mengikuti prosudur petunjuk praktikum
yang diberikan kepada mahasiswa, mahasiswa akan memahami dan mampu
mengaitkan teori dengan praktek; (2) Berdasarkan hasil pengamatan peneliti
sebagai salah satu anggota tim pembimbing/pengajar praktikum kimia analitik,
bahwa sebelum mahasiswa melaksanakan praktikum dosen belum pernah mencari
tahu kesiapan belajar dan pengetahuan awal yang dimiliki mahasiswa. Padahal
menurut hasil penelitian terdahulu (Stead,1980, Anderson dan Karrqvist, 1981,
Osborne, 1983, Driver dkk,1985, dalam Santyasa, 1997), mahasiswa, bahkan
semasih mereka berada di jenjang pendidikan dasar dan menengah telah memiliki
konsepsi atau gagasan-gagasan terhadap ilmu itu. Mengenai kesiapan belajar,
menurut Bruner (dalam Dahar,1989), kesiapan terdiri atas penguasaan
keterampilan-keterampilan yang lebih sederhana yang dapat mengizinkan
seseorang untuk mencapai keterampilan-keterampilan yang lebih tinggi.
Peningkatan kesiapan belajar mahasiswa dalam melaksanakan praktikum bisa
dilakukan dengan kegiatan pra - laboratorium. Berdasarkan hasil penelitian
Sudiana dkk. (1995) diperoleh hasil bahwa penyelenggaraan kuliah pralaboratorium kimia dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang nama,
kegunaan, dan keterampilan menggunakan alat-alat laboratorium kimia. Dalam
kuliah praktikum kimia, pengetahuan tentang nama alat, fungsi dan keterampilan
menggunakan alat akan sangat menentukan keberhasilan belajar mahasiswa; (3)
Mahasiswa pada suatu kelas, keadaannya sangat heterogen, mereka berbeda dalam
_________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXVI Januari 2003
ISSN 0215-8250
hal bakat kemampuan awal, kecerdasan, motivasi, kebiasaan dan kesiapan belajar
dan yang lainnya. Sudah diyakini bahwa hal-hal yang dikemukakan di atas sangat
besar pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar. Walaupun kita sadari bahwa
bakat, kecerdasan dan kemampuan awal tidak bisa diubah dari pihak luar (dosen),
namun motivasi, kebiasaan belajar dan kesiapan belajar bisa dibangkitkan oleh
pihak dosen. Dari hasil pengamatan sebagai tim pembimbing, usaha ini belum
dioptimalkan oleh pihak dosen. Pembangkitan motivasi, peningkatan kebiasaan
dan kesiapan belajar bisa dilakukan dengan metode Resistasi. Berdasarkan
identifikasi permasalahan tersebut di atas tampaknya proses perkuliahan praktikum
kimia analitik perlu dioptimalkan agar diperoleh hasil yang lebih baik. Dalam
penelitian ini proses optimalisasi mengikuti teori belajar menurut Bruner, yaitu
Belajar Penemuan (Discovery Learning). Dalam bukunya, (Dahar,1989) Bruner
mengemukakan empat tema pendidikan, yaitu struktur pengetahuan, kesiapan
belajar, intuisi dan motivasi atau keinginan untuk belajar serta cara-cara yang
dimiliki oleh guru untuk merangsang motivasi itu. Pengalaman-pengalaman
pendidikan yang merangsang motivasi ialah pengalaman-pengalaman di mana para
siswa berpartisipasi secara aktif dalam menghadapi alamnya. Untuk meningkatkan
kesiapan belajar mahasiswa dan membangkitkan motivasinya maka penelitian ini
menitik beratkan pada Resistasi Pra-Laboratorium pada pembelajaran praktikum
kimia analitik mahasiswa P.S. Kimia STKIP Singaraja tahun akademik 2000-2001.
Secara eksplisit ada empat masalah yang akan diupayakan pemecahannya
dalam penelitian ini. Ke empat masalah tersebut dirumuskan sebagai berikut. (1)
Bagaimana kesiapan belajar mahasiswa dalam mengikuti kuliah praktikum kimia
analitik jika dilakukan tindakan Resistasi Pra-Laboratorium?; (2) Bagaimana
profil kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan laboratorium jika
dilakukan tindakan Resistasi Pra-Laboratorium?; (3) Bagaimana hasil belajar
mahasiswa pada mata kuliah praktikum kimia analitik setelah mengikuti
pembelajaran dengan model Resistasi Pra-Laboratorium?; dan (4) Bagaimana
tanggapan mahasiswa terhadap pembelajaran praktikum kimia analitik dengan
model Resistasi Pra-Laboratorium?
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. (1)
Meningkatkan kemampuan mengelola praktikum bagi peneliti; (2) Meningkatkan
kesiapan belajar mahasiswa sebelum melaksanakan praktikum; (3) Meningkatkan
_________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXVI Januari 2003
ISSN 0215-8250
kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan laboratorium;
(4)
Meningkatkan hasil belajar mahasiswa dalam perkuliahan praktikum kimia
analitik setelah mengikuti pembelajaran dengan model Resistasi PraLaboratorium; dan (5) Mendeskripsikan dan menganalisis tanggapan mahasiswa
terhadap pembelajaran dengan model Resistasi Pra-Laboratorium pada mata
kuliah praktikum kimia analitik.
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.
(1) Informasi mengenai kesiapan belajar mahasiswa akan sangat bermanfaat bagi
para dosen pemegang mata kuliah praktikum kimia analitik untuk membimbing,
memfasilitasi mahasiswa dalam praktikum; (2) Efektivitas penerapan metode
Resistasi Pra-Laboratorium akan menjadikan mahasiswa mempunyai motivasi
yang lebih tinggi untuk belajar, selalu mempersiapkan diri sebelum mengikuti
pembelajaran, meningkatkan kemandirian belajar dan akhirnya mampu sebagai
pengembang ilmu pengetahuan; (3) Dengan terlibatnya para dosen pemegang
mata kuliah praktikum, maka para dosen diharapkan mencari tahu kesiapan belajar
mahasiswa sehingga berusaha mengatur strategi dan melaksanakan tindakan yang
tepat dalam membimbing mahasiswa. Di samping itu, para dosen akan
memperoleh pengalaman dalam melaksanakan penelitian tindakan sebagai upaya
untuk membantu mengoptimalisasi hasil belajar mahasiswa; dan (4) Secara
teoritis hasil penelitian ini akan menambah khasanah ilmu pengetahuan di bidang
penelitian pendidikan, khususnya pada mata kuliah praktikum.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang tujuan utamanya adalah
meningkatkan kualitas pembelajaran Praktikum Kimia Analitik. Subjek penelitian
adalah mahasiswa Program Studi Kimia STKIP Singaraja yang memprogramkan
mata kuliah praktikum kimia analitik pada semester genap tahun akademik
1998/1999. Objek penelitian ini adalah ke efektifan model pembelajaran dalam
upaya meningkatkan aktifitas kegiatan laboratorium, perubahan hasil belajar
mahasiswa, persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran Resistasi PraLaboratorium.
Rancangan penelitian tindakan ini terdiri dari 4 tahapan yaitu: (1) rencana
tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) evaluasi tindakan, (4) refleksi dan siklus.
_________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXVI Januari 2003
ISSN 0215-8250
(Suwarsih, 1994). Dalam penelitian ini dilakukan dua siklus, yang masing-masing
siklus terdiri atas empat praktikum, yang secara sederhana dapat dilukiskan seperti
diagram 1 berikut.
Identifikasi Masalah
Perencanaan rancangan pembelajaran melalui
Resistasi Pra-Laboratorium
Melaksanakan pembelajaran
prak.1
prak.2
obs.refl.
obs.refl.
prak.3
prak.4
obs.refl.
Evaluasi Program pembelajaran
Tindak Lanjut
Diagram 1. Alur penelitian tindakan yang dilaksanakan
Kriteria yang digunakan sebagai patokan untuk mengukur keberhasilan
tindakan adalah aktivitas kegiatan laboratorium seluruh mahasiswa adalah baik,
penyajian hasil praktikum mahasiswa juga baik. Data yang dikumpulkan terdiri
dari data kesiapan belajar yang dipantau melalui jawaban terhadap tugas yang
diberikan dan hasil pertanggung jawaban tugas kepada dosen, data aktivitas
_________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXVI Januari 2003
ISSN 0215-8250
kegiatan laboratorium dikumpulkan melalui observasi pada saat mahasiswa
praktikum, data mengenai penyajian hasil praktikum (laporan) dinilai dengan
pedoman penilaian hasil praktikum data mengenai persepsi mahasiswa terhadap
pembelajaran model Resistasi Pra-Laboratorium dikumpulkan dengan angket.
Analisis data dilakukan secara analisis deskriptif kuantitatif.
3. Hasil dan Pembahasan
Beberapa komponen yang diobservasi dan dievaluasi adalah 1) persiapan
pra praktikum, dengan acuan pemahaman teori/ konsep yang berkaitan dengan
praktikum. 2) aktivitas praktikum dengan indikator; keterampilan menggunakan
alat, pemahaman mengenai alat laboratorium dan fungsinya, kesungguhan dalam
melaksanakan praktikum, pemahaman tentang prosedur kerja, ketepatan/
kesesuaian pemilihan alat, keterampilan mengamati gejala dan mencatat data,
pemanfaatan waktu, sikap dan usaha dalam bekerja di laboraorium dan kerjasama
dalam kelompok, dan sajian pembuatan jurnal praktikum. 3) laporan praktikum
dengan indikator ketepatan waktu menyerahkan laporan, ketepatan/ kedalaman
landasan teori, teknik penyajian data, interpretasi data dan pembahasan,
kesimpulan hasil percobaan, sistematika laporan dan penggunaan bahasa indonesia
dalam tulisan.
Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas
persiapan pra praktikum adalah 2,15 dan persiapan teori yang berkait dan
diimplementasikan ke praktikum kurang. Nilai rata-rata kelas aktivitas praktikum
3,0 (cukup)dan nilai rata-rata laporan praktikum 3,3 (cukup).
Sebagai refleksi tindakan siklus I di samping data yang dikemukakan di
atas, ada beberapa yang diamati, yaitu pemahaman terhadap penuntun praktikum,
dan dasar teori kurang. Melalui sajian jurnal beberapa kelompok tidak memahami
prinsip kerja dan rasionalnya. Ada satu kelompok tidak mengenal makna label
yang tertera dalam botol penyimpan zat. Aktivitas praktikum berada dalam
katagori cukup, walaupun ada mahasiswa dalam satu kelompok yang belum
paham tentang apa yang harus dilakukan, tetapi bisa dibantu oleh teman dalam
kelompoknya. Hampir seluruh kelompok tidak mampu menghitung secara teoritis
pengenceran larutan bila diketahui dalam % dan berat jenis tertentu. Mahasiswa
belum terampil membaca skala dan melakukan titrasi dengan benar. Berdasarkan
_________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXVI Januari 2003
ISSN 0215-8250
laporan praktikum ada hal yang sangat menonjol dalam setiap laporan yaitu
interpretasi data dan pembahasan sangat kurang, penulisan daftar pustaka belum
benar, sistematika laporan kurang. Dalam satu kelompok laporan yang satu dengan
yang lain terjadi perubahan cara penyajian laporan dibandingkan laporan
sebelumnya, karena laporan terdahulu lebih baik dibandingkan laporan berikutnya.
Dari refleksi yang dilakukan, maka pada siklus II dilakukan modifikasi
tindakan dengan menambah kegiatan berupa pemberian penjelasan teori-teori
dasar yang berkaitan dengan praktikum, dan beberapa informasi penting yang
berkaitan dengan praktikum sebelum praktikum dilakukan. Pada saat praktikum
diberikan bimbingan yang lebih intensif pada kelompok yang mengalami kesulitan
dan memberi contoh secara langsung cara bekerja sambil menjelaskan prinsipprinsip penting yang mendasari. Dosen juga memberi penguatan dalam bentuk
pernyataan sangsi tidak lulus jika masih bekerja seperti itu. Laporan praktikum
diberi komentar dan mahasiswa diberi penjelasan tentang bagaimana laporan yang
baik.
Hasil penelitian siklus II menunjukkan bahwa, nilai persiapan praktikum
adalah 4,1 (baik) kesiapan teori baik, kemauan dan semangat meningkat. Nilai
aktivitas praktikum rata-rata 4,0 (baik) dan nilai laporan praktikum rata-rata 3,9
(baik). Jika dibandingkan hasil siklus I dengan sikluis II ada peningkatan yang
cukup signifikan. Dalam pelaksanaan tanya jawab, sebagian mahasiswa mampu
menjelaskan apa yang dikerjakan, keberanian mengemukakan pendapat semakin
meningkat, keyakinan diri terhadap hal yang dikemukakan semakin mantap
walaupun dicoba untuk dibantah. Dalam aktivitas praktikum yang kelihatan
menonjol adalah dalam mulai bekerja mahasiswa tidak ragu-ragu, mengikuti
langkah demi langkah bekerja lebih cepat dari praktikum sebelumnya. Pada
laporan praktikum yang cukup banyak perubahan adalah sistematika, penyajian
data, pembahasan yang logis dan tidak mengulangi kesalahan. Persepsi mahasiswa
terhadap model belajar resistasi pra-laboraorium positif, sebagian besar
menyatakan menambah wawasan, menambah kesiapan praktikum, memacu untuk
belajar dan meningkatkan percaya diri. Persepsi negatif mahasiswa terhadap model
pembelajaran ini adalah mereka merasa terbebani, menyita waktu, cemas dan
khawatir, sehingga mahasiswa mengharap tidak perlu diadakan tes lisan.
_________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXVI Januari 2003
ISSN 0215-8250
Dari paparan di atas tampak bahwa Resistasi Pra- lab sangat berpengaruh
terhadap kesiapan mahasiswa melaksanakan praktikum, meningkatkan kemauan
mahasiswa mencari sumber informasi. Dengan demikian, tindakan Resistasi PraLab sangat sesuai dengan prinsip belajar bermakna yaitu si pebelajar dan pengajar
harus sama-sama memiliki kesiapan yang baik. Dengan kesiapan yang baik dan
mantap maka interaksi akan berjalan baik, aktivitas kelas akan menjadi hidup dan
tujuan lebih mudah tercapai.
Dilihat dari hasil belajar, hasil belajar pada siklus I, 38 % berkatagori
kurang, 45% cukup dan 17% berkatagori baik. Pada siklus II hasil belajar menjadi
34 % katagori cukup, 55% baik dan 11% katagori sangat baik.
4. Penutup
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa tindakan
Resistasi Pra-Laboratorium dapat meningkatkan kualitas pengelolaan praktikum
bagi peneliti, meningkatkan wawasan bagi dosen dalam mengelola praktikum,
dapat meningkatkan kesiapan belajar mahsiswa, meningkatkan pemahaman
konsep dasar, peningkatan aktivitas dan keterampilan praktikum menjadi lebih
baik dan laporan menjadi lebih mantap. Tugas kelompok yang harus
dipertanggungjawabkan kepada pembimbing secara lisan dapat meningkatkan
wawasan berpikir, keberanian mengemukakan pendapat, meningkatkan keyakinan
diri dan kerjasama. Jadi, Model Belajar Resistasi Pra- Laboratorium dapat
meningkatkan penalaran mahasiswa.
Hal-hal yang perlu direkomendasikan adalah sebagai berikut. (1) Agar
keberhasilan penyelenggaraan praktikum kimia analitik meningkat dan penalaran
mahasiswa mantap perlu diterapkan model belajar Resistasi Pra-lab dalam
kelompok kooperatif, kemudian dibarengi dengan pemberian bimbingan yang
lebih intensif. (2) Dilihat dari sisi budaya, tampak pemberian penguatan yang
berupa pernyataan pemberian sangsi masih perlu dilakukan, walaupun dari sisi
penyelenggaraan pendidikan yang demokratis tampak kurang relevan. (3) Agar
penyelenggaraan praktikum bisa lancar perlu penambahan jumlah dan jenis alat,
bahan dan laboran kimia terutama di Lab. Kimia IKIP Negeri Singaraja.
_________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXVI Januari 2003
ISSN 0215-8250
DAFTAR PUSTAKA
Amien Moh., 1987. Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Dengan
menggunakan Metode “Discovery” dan “Inquary” Bagian I. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen .Dikti. P2LPTK.
Dahar Ratna Wilis, 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta : Erlangga
Hendro Darmodjo dan Jenny R.E. Kaligis, 1993. Pendidikan IPA 2. Jakarta :
Depdik bud. Dirjen. Dikti. Proyek Pembinaan Tenaga kependidikan.
Nana Sudjana, 1989. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar . Bandung : Sinar
baru Algesindo.
Pasaribu I.L. dan Simandjuntak B. 1983. Proses Belajar Mengajar. Bandung :
Tarsito.
Puri Ni Made, 1997. Penggunaan Metode Tugas Belajar dan Resitasi dalam
upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa. STKIP Singaraja :
Tugas Akhir.
Santyasa I Wayan, M.Si, 1997. Efektifitas Penterapan Modul dan Metode
Demonstrasi Terhadap Perubahan Miskonsepsi dan Hasil Belajar
Mahasiswa Jurusan P.MIPA. STKIP Singaraja : Laporan Penelitian.
Sudiana I Ketut, Suardana I Nyoman, Selamat Nyoman, 1995. Penyelenggaraan
Kuliah Pra –Laboratorium untuk menunjang pelaksanaan Praktikum
Kimia pada mahasiswa tahun Pertama Bersama (TPB) Jurusan
Pendidikan MIPA STKIP Singaraja Tahun 1995/1996. STKIP Singaraja
LaporanPenelitian.
_________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXVI Januari 2003
Download