JAWABAN ATAS PERTANYAAN TAMU DI WEBSITE PERIHAL URUSAN AGAMA KATOLIK I. Pengantar Terimakasih atas pertanyaan dan perhatian semua pembaca website, kami senang, karena pertanyaan dan perhatian anda menunjukkan bahwa anda mengetahui paling tidak, anda tahu ada DITJENBIMAS Katolik pada Kementerian Agama RI yang bertugas menangani pembangunan dibidang agama, khususnya di bidang agama dan umat Katolik. II. Kami akan menjawab pertanyaannya, sebagai berikut: NO PERTANYAAN JAWABAN 1 Penanya: FALENTINUS, S.Pd, pada Sabtu, 13 Februari 2016, 11.49: 1) Bapak Dirjen, apakah ada alokasi dana untuk pembinaan iman anak di sekolah negeri, 2) kalau ada, bagaimana cara untuk mendapatkannya? 3) Proposalnya dialamatkan ke siapa pak? 2 Penanya: LINUS LAMMA, pada Senin, 25 Januari 2016, 02:26: Saya butuh peraturan tentang pembangunan gereja di kota Kendari untuk tugas akhir. 1. Alokasi dana Pembinaan Iman Anak 1) Alokasi dana pembinaan iman anak tidak dialokasikan secara khusus, tapi Pemerintah menyediakan BANTUAN, yang sifatnya bisa membantu kegiatan pembinaan iman anak baik pada Sekolah Formal (Sekolah Umum, baik swasta maupun Negeri) maupun Sekolah Non Formal (Pembinaan iman anak oleh Paroki/Stasi) 2) Untuk mendapatkan Bantuan Pemerintah pada DITJENBIMAS Katolik, pemohon mengajukan Proposal yang berisi permohonan, tujuan, maksud, dan perlunya bantuan digunakan 3) Proposal ditujukan : a) kepada Direktur Jenderal Bimas Katolik, Kementerian Agama RI, Jl. MH. Thamrin 6 Jakarta untuk Pusat atau b) kepada Kepala Kantor Wilayah Provinsi/Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota u.p. Kepala Bidang Bimas Katolik/ Pembimbing Masyarakat Katolik untuk Kementerian Agama Provinsi, dan c) kepada Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota u.p. Kepala Seksi/ Penyelenggara Bimas Katolik untuk Kabupaten/Kota. 2. Peraturan tentang Pembangunan Gereja Peraturan tentang pembangunan gereja (rumah ibadah) terdapat pada Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2006 dan Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadat. Peraturan Bersama ini bisa didapatkan pada Kantor Kementerian Agama Wilayah Provinsi, Kabupaten, dan Kota selama persediaan masih ada. Peraturan tersebut juga bisa diunduh (download) dari Internet, lewat mesin pencarian. 3 Penanya: HAMMA SITOHANG, S.Ag, pada Rabu, 13 Januari 2016, 11.40: Kalau mau mendaftar menjadi Penyuluh Non PNS, bagaimana caranya? 3. Menjadi Penyuluh Agama Katolik Non PNS Penyulun (Agama Katolik) Non PNS adalah orang yang beragama Katolik yang bukan PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, dan wewenang oleh Pejabat Gereja untuk melakukan kegiatan bimbingan keagamaan dan penyuluhan pembangunan melalui bahasa agama (Bdk. Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Juru Penerang Agama Katolik, Edisi Revisi, Ditjen Bimas Katolik Jakarta – 2013) Dari Pengertian di atas, seorang Penyuluh Agama Katolik Non PNS, adalah seseorang yang diangkat oleh Pejabat Gereja Katolik karena dipandang mampu melaksanakan tugas pelayan di bidang agama Katolik. Dengan demikian, pejabat Gereja dapat membuat rekomendasi kepada seseorang (calon penyuluh agama Katolik Non PNS) itu untuk ditetapkan menjadi Penyuluh Agama Katolik Non PNS oleh Pejabat Bimas Katolik baik di Pusat maupun di Provinsi atau Kabupaten/Kota 4 Penanya: WICO GINTING, pada Sabtu, 9 Januari 2016, 01:41: Yth. Admin Humas DITJENBIMAS Katolik, ada beberapa yang ingin saya sampaikan. Mungkin ini juga saya mewakili umat Katolik secara tidak langsung. Yang menjadi keluhan saya terkait agama Katolik di Indonesia, saya sampaikan sebagai berikut: 1) Kami mohon agar setiap hari Raya Fakultatif Katolik, umat Katolik dapat diliburkan dari setiap kegiatannya untuk melakukan ibadat Misa. 2) Kami mohon agar setiap sekolah baik SD, SMP, SMA sederajat dapat memiliki Guru Rohani terutama di sekolah negeri, karena jarang sekali, guru agama di sekolah Katolik yang menganut Katolik. 3) Kami mohon agar materi pendidikan agama Katolik mencakup Liturgi, Katekismus, Kitab Suci, aturan umum Katolik dan Sejarah Gereja serta riwayat Santo-Santa dan Hirarki Gereja Katolik serta kebijakannya. 4) Jangan diperbanyak ilmu sosialnya, karena sudah cukup itu dipelajari di mata pelajaran Sosiologi, Ekonomi, IPS, PKN. 5) Kami mohon supaya supaya memperhatikan dan membantu pembangunan dan renovasi Gereja Katolik yang ada di pelosok daerah, banyak 4. Permohonan Wico Ginting 1) Libur Keagamaan Katolik/Kristiani sudah ditetapkan sesuai dengan peraturan, yaitu Hari Natal, 25 Desember, dan Hari Jumat Agung (hari wafatnya Yesus Kristus/Isa Almasih). Sama seperti agama lainnya, yaitu Islam, Hindu, Budha, Konghucu, sudah diperhatikan, dengan menetapkan hari Libur sesuai hari besar keagamaannya. Jika menambah hari Libur, itu akan mengurangi jam kerja Pemerintah. Jika usulan hari libur untuk Hari Kamis Putih, atau Hari Raya lain dalam agama Katolik, tidaklah terlalu mendesak, sebab hari-hari besar tersebut masih bisa dilaksanakan di luar jam kerja. 2) Soal usulan keberadaan Guru Agama Katolik di Sekolah Umum (Negeri dan Swasta) merupakan wilayah Direktorat Pendidikan Katolik. Yang jelas, Kementerian Agama dan/ atau Pemda sudah mengusahakan adanya Guru Agama menurut agama peserta didik, namun persoalannya, penyebaran Guru Agama tidak merata di beberapa tempat, karena adakalanya Guru Agama Katolik menumpuk di suatu daerah, seperti pada daerah basis Katolik 3) Bahan untuk materi Pendidikan Agama Katolik, atau buku referensi, Kementerian Agama dalam hal ini, Ditjen Bimas Katolik memiliki Program Pengadaan dan pengiriman Buku bernuansa Keagamaan Katolik/ referensi yang didistribusikan bagi umat Katolik seturut kemampuan anggaran Pemerintah. Untuk itu, jika mempunyai usulan pengadaan buku yang dibutuhkan, buatlah surat permohonan/usulan buku tersebut dan bisa disampaikan ke Kantor Bimas Katolik Pusat atau Bimas Katolik setempat/ terdekat. 4) Ketentuan Mata Pelajaran di Sekolah sudah diatur sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. 5) Ditjen Bimas Katolik memiliki program pemberian bantuan pembangunan dan revonasi gedung gereja (rumah ibadat) yang sudah lama berjalan. Sudah banyak pembangunan atau renovasi gedung gereja yang dibantu Ditjen Bimas Katolik. Persoalannya, dana bantuan tersebut terbatas, sehingga jangkauannya juga masih terbatas. Jika gedung gereja anda perlu direnovasi kondisinya sudah tidak layak pakai lagi, mengingat gereja itu tempat Sakramen Mahakudus bertahta. karena sudah tidak layak, silahkan mengirimkan proposal pembangunan/renovasi rumah ibadat dan disampaikan ke Kantor Bimas Katolik Pusat atau Bimas Katolik setempat/ terdekat. 6) Kami mohon agar diadakan serta disiarkan acara Katolik, baik itu di Televisi dan Radio secara rutin, kalau perlu setiap hari. 6) Mengenai Siaran Agama Katolik, beberapa Radio/TVRI/Televisi Swasta sudah bekerjasama dengan Komisi Komunikasi dan Sosial Keuskupan dalam menyiarkan program acara keagamaan Katolik yang bisa disaksikan pada Setiap Hari Minggu Pagi/Siang/Sore. Program Acara semacam ini masih terbatas baik soal kuantias maupun kualitas, mungkin karena alasan selera pasar/pemirsa. 7) Kami mohon Doa Malaikat (Angelus) agar dapat disiarkan setiap pukul 06.00, 12.00 dan 18.00 8) Kami sudah muak mendengar suara azan setiap hari sehingga kami terganggu. 9) Kami mohon supaya dapat menghimbau setiap perusahaan baik BUMN, BUMD dan Swasta agar membuat Kapel supaya perkumpulan Katolik di setiap perusahaan-perusahaan dapat beribadat atau mendaraskan Doa Malaikat Tuhan. Demikian kami sampaikan, atas perhatiannya diucapkan terimakasih, Salam Wico Ginting, Duc in Altum. III. 7) Soal Doa Angelus yang diusulkan disiarkan pada waktu tertentu kurang relevan dengan jumlah umat Katolik dibandingkan dengan masyarakat beragama lainnya. Barangkali usulan tersebut bisa saja direalisasikan di Daerah-Daerah tempat mayoritas umat Katolik. 8) Soal Azan ditayangkan di Televisi barangkali relevan karena Umat Beragama Islam merupakan penduduk yang relatif terbanyak di berbagai tempat 9) Usulan pembangunan Kapel di BUMN, BUMD, dan Perusahaan-Perusahaan, merupakan usulan yang tidak relevan dengan jumlah penggunanya. Saya kuatir itu menjadi pemborosan dana. Untuk melaksanakan melatih dan mengolah kesalehan pribadi atau kelompok, berdoa itu bisa ke gedung gereja terdekat, atau jika memungkinkan usulkan ke pimpinan kantor, agar dapat menggunakan sebuah ruangan/ meeting room sebagai tempat untuk beribadah bersama. Jika tidak memungkinkan, berdoa itu bisa dimana saja, yang penting bisa mengatur waktu berdoa dan waktu untuk aktivitas lainnya. Penutup Demikian tanggapan yang bisa kami sampaiakn, semoga bermanfaat. Sekian dan terimakasih. Jakarta, Februari 2016 DIREKTORAT URUSAN AGAMA KATOLIK