PENGARUH DIMENSI-DIMENSI KUALITAS PELAYANAN JASA

advertisement
PENGARUH DIMENSI-DIMENSI KUALITAS PELAYANAN
JASA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN
EMERSIA HOTEL DAN RESORT
BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
Raj Mohammad Farhan Yn
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
ABSTRAK
PENGARUH DIMENSI-DIMENSI KUALITAS PELAYANAN
JASA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN
EMERSIA HOTEL DAN RESORT
BANDAR LAMPUNG
Oleh
RAJ MOHAMMAD FARHAN YN
Kualitas pelayanan adalah segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan
guna memenuhi harapan konsumen. Pelayanan dalam hal ini diartikan sebagai jasa
yang disampaikan oleh pemilik jasa yang berupa kemudahan, kecepatan, hubungan,
kemampuan dan keramah-tamahan yang ditujukan melalui sikap dan sifat dalam
memberikan pelayanan untuk kepuasan konsumen. Emersia Hotel dan Resort
merupakan salah satu jasa perhotelan yang berkomitmen untuk selalu meningkatkan
kualitas pelayanan.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah dimensi bukti fisik, empati, daya
tanggap, kehandalan dan jaminan memiliki pengaruh terhadap kepuasan konsumen
Emersia Hotel dan Resort. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
dimensi kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen Emersia Hotel dan Resort.
Objek penelitian ini adalah konsumen yang sedang atau pernah menginap di Emersia
Hotel dan Resort. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif
verifikatif dan untuk mengetahui apakah ada pengaruh positif maka dalam penelitian
ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Untuk melihat kontribusi setiap
variabel bebas secara parsial digunakan uji t dan untuk menguji hipotesis digunakan
uji F.
Kontribusi variabel dimensi kualitas pelayanan (X) berperan dalam mempengaruhi
Variabel Y (kepuasan konsumen) sebesar 56,6% dan sisanya dipengaruhi oleh
variabel lainnya. Pada hasil uji t diketahui bahwa variabel dimensi kualitas pelayanan
(X) yaitu bukti fisik, empati, daya tanggap, kehandalan dan jaminan berpengaruh
positif terhadap variable kepuasan konsumen (Y).
Kata kunci: Kualitas Pelayanan, bukti fisik, empati, daya tanggap, kehandalan,
jaminan, kepuasan konsumen hotel.
PENGARUH DIMENSI-DIMENSI KUALITAS PELAYANAN
JASA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN
EMERSIA HOTEL DAN RESORT
BANDAR LAMPUNG
Oleh
Raj Mohammad Farhan Yn
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
MOTTO
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri,
dan sebaliknya jika kamu berbuat jahat,
maka kejahatan itu untuk dirimu sendiri pula
(QS. Al-Isra’: 7)
Lakukan hal positif yang berguna untuk hidupmu hari ini,
Agar kelak dirimu di esok hari berterima kasih pada dirimu di hari ini.
(Raj Mohammad Farhan Yn)
RIWAYAT HIDUP
Peneliti bernama Raj Mohammad Farhan Yn, yang merupakan putra ke dua dari
dua bersaudara dari pasangan Bapak R. Iwan Ameroeddien dan Ibu Aviandini
Madrie. Peneliti memiliki satu saudara perempuan. Peneliti dilahirkan di Teluk
Betung, Bandar Lampung pada tanggal 24 Desember 1994. Pendidikan yang telah
di tempuh peneliti adalah Taman Kanak-Kanak Al-Azhar yang diselesaikan pada
tahun 2000, Sekolah Dasar di SD Negeri 3 Palapa yang diselesaikan pada tahun
2006, peneliti melanjutkan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP
Negeri 23 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2009, kemudian
peneliti melanjutkan Pendidikan di Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 2
Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Pada tahun 2012 peneliti
melanjutkan Pendidikan Strata I Jurusan Manajemen di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Lampung dan menyelesaikan pendidikannya selama 4 tahun
pada tahun 2016.
PERSEMBAHAN
Dengan segenap rasa syukur kepada Allah SWT.
Kupersembahkan karyaku yang sederhana ini kepada orang tuaku teristimewa
Ibunda Aviandini Madrie dan Ayahanda R. Iwan Ameroeddien. Terimakasih atas
segala kasih sayang, cinta, doa, ketulusan motivasi, semangat perjuangan, dan
pengorbanan yang telah Ayah dan Ibu berikan. Terimakasih juga kepada Kakak
ku Vanny Rillya Lurizha, dan Yoga Krisitian yang tanpa henti terus
menghantarkan doa, tanpa lelah memberi semangat, nasihat, motivasi, dan tanpa
pamrih memberi dukungan baik secara finansial maupun moril.
Kepada seluruh Keluarga Besar dan seluruh Sahabatku atas dukungan dan doa
yang selalu kalian berikan kepadaku.
Dan kepada Almamater Tercinta, Universitas Lampung.
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh
Dimensi-Dimensi Kualitas Pelayanan Jasa Terhadap Kepuasan Konsumen
Emersia Hotel dan Resort Bandar Lampung”. Penulisan skripsi ini merupakan
salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi di Universitas
Lampung.
Pada kesempatan ini, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P. selaku Rektor Universitas
Lampung.
2. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Bandar Lampung.
3. Bapak Dr. Ayi Ahadiat, S.E., M.B.A., dan Bapak Mudji Rachmat
Ramelan, S.E., M.B.A., selaku dosen pembimbing I dan II yang telah
memberikan bimbingan, saran, motivasi dan informasi tentang cara
menyelesaikan penelitian ini dengan benar.
4.
Bapak Prakarsa Panjinegara, S.E., M.E., selaku Pembimbing Akademik
yang telah membimbing, tempat meminta saran peneliti selama kuliah.
5. Ibu Dr. R. R. Erlina, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah banyak
membantu memberikan saran dan motivasi selama masa perkuliahan di
Manajemen.
6. Ibu Yuningsih, S.E., M.M., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
7. Bapak Dr. Ribhan, S.E., M.Si., selaku dosen penguji utama atas saran dan
arahan dalam menyelesaikan penelitian skripsi ini.
8. Seluruh dosen pengajar dan staf akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung.
9. Kedua orang tua, Ayahanda R. Iwan Ameroeddien, S.H., M.M., dan
Ibunda Dra. Aviandini Madrie, MMPd., kakak Vanny Rillya Lurizha,
S.E., M.M., dan Yoga Krisitian, S.E. yang telah banyak membantu dalam
segi apapun, baik dalam memberikan arahan, dukungan finansial, serta
motivasi maupun doa kepada peneliti, dan kepada kedua keponakan,
Deandra dan Savira yang selalu memberi semangat kepada peneliti.
10. Alm Yai Prof. Dr. Hi. Madrie dan Nyai Hj. Syafar Dwi Yatmi Madrie, dan
Alm. Hi. Ameroeddien Muchtar dan Alm. Hj. Rohani, beserta seluruh
Madrie Family dan Papa De’ Family yang telah sangat banyak membantu
dalam mendoakan sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.
11. Claudia Hazara Romalo yang selalu setia menemani, memberikan
dukungan, dan motivasi dalam segala keadaan untuk menyelesaikan
penelitian ini.
12. Teman-teman SLWC, Anom, Arip, Cigim, Derry, Fernico, Inap, Lutpi,
Novi, Rijal, dan Waris yang berperan sangat penting dalam masa-masa
kuliah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
13. Seluruh teman seperjuangan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung angkatan 2012.
14. Seluruh teman seperjuangan Manajemen Bisnis angkatan pertama, Abah,
Anom, Andi, Arif, Attary, Bella, Cigim, Ciwo, Desi, Diba, Dilla, Fadhel,
Farizi, Fernico, Fida, Heylin, Mitha, Novi, Rere, Rika, Rizal, Rozi, Sandra,
Tanjung, Warits, dan Yopi.
15. Semua pihak yang memberikan bantuan dan dukungan kepada peneliti
selama menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT memberikan rahmat kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan kepada peneliti, semoga hasil penelitian skripsi ini
dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang membutuhkan.
Bandar Lampung, 29 Agustus 2016
Peneliti
Raj Mohammad Farhan Yn
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
Halaman
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................27
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................27
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................28
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS
2.1 Pemasaran ..............................................................................................29
2.2 Jasa.........................................................................................................33
2.2.1 Pengertian Jasa...............................................................................33
2.2.2 Kembang Jasa ................................................................................35
2.2.3 Karakteristik Jasa ...........................................................................37
2.3 Kualitas Pelayanan.................................................................................41
2.3.1 Pengertian Kualitas Pelayanan.......................................................41
2.3.2 Dimensi Kualitas Pelayanan ..........................................................43
2.3.3 Alat Ukur Kualitas Pelayanan........................................................48
2.4 Kepuasan Konsumen .............................................................................52
2.4.1 Faktor-Faktor Kepuasan Konsumen ..............................................54
2.5 Penelitian Terdahulu ..............................................................................55
2.6 Kerangka Pemikiran ..............................................................................57
2.7 Hipotesis ................................................................................................58
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ...................................................................................60
3.2 Jenis Data...............................................................................................61
3.3 Metode Pengumpulan Data....................................................................61
i
3.4 Populasi dan Sampel..............................................................................63
3.4.1 Populasi..........................................................................................63
3.4.2 Sampel............................................................................................63
3.5 Operasional Variabel .............................................................................65
3.6 Alat Analisis ..........................................................................................67
3.7 Metode Data Analisis ............................................................................68
3.8 Pengujian Hipotesis ...............................................................................71
3.8.1 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji T)....................................71
3.8.2 Koefisien Determinasi R2...............................................................72
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Perusahaan ...................................................................................73
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan........................................................73
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan...............................................................74
4.1.3 Tujuan Perusahaan .........................................................................74
4.2 Karakteristik Responden........................................................................74
4.2.1 Berdasarkan Identitas.....................................................................74
4.2.2 Berdasarkan Pengalaman Konsumen.............................................80
4.3 Uji Validitas dan Uji Realibilitas Kuisoner ...........................................83
4.3.1 Uji Validitas ...................................................................................83
4.3.2 Uji Reliabilitas ...............................................................................86
4.4 Uji Normalitas .......................................................................................88
4.5 Pembahasan ...........................................................................................89
4.5.1 Analisis Data Kualitatif..................................................................89
4.5.2 Tanggapan Tentang Variabel Dimensi Kualitas Pelayanan...........89
4.5.3 Rata-Rata Skor Masing-Masing Dimensi Kualitas Pelayanan ......99
4.5.4 Tanggapan Tentang Variabel Keputusan Pembelian .....................101
4.6 Analisis Kuantitatif ................................................................................102
4.6.1 Uji Regresi Linier Sederhana.........................................................102
4.6.1.1 Uji Hipotesis Secara Parsial Pengaruh X1 terhadap Y .............102
4.6.1.2 Uji Hipotesis Secara Parsial Pengaruh X2 terhadap Y.............104
4.6.1.3 Uji Hipotesis Secara Parsial Pengaruh X3 terhadap Y .............106
4.6.1.4 Uji Hipotesis Secara Parsial Pengaruh X4 terhadap Y .............107
ii
4.6.1.5 Uji Hipotesis Secara Parsial Pengaruh X5 terhadap Y .............109
4.6.2 Uji Regresi Linier Berganda ..........................................................110
4.6.2.1 Uji R .........................................................................................110
4.6.2.2 Uji F ..........................................................................................111
4.7 Implikasi dan Pembahasan ....................................................................113
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ................................................................................................117
5.2 Saran ......................................................................................................118
5.3 Keterbatasan Penelitian .........................................................................120
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Desain Eksterior Hotel Modern Tropis....................................................7
2. Desain Interior Kamar Modern Tropis ....................................................8
3. Fasilitas Kamar ........................................................................................9
4. Restoran ...................................................................................................11
5. Tempat Parkir ..........................................................................................12
6. The Service Marketing Triangle ..............................................................32
7. Kembang Jasa ..........................................................................................35
8. Gap Kualitas Pelayanan ...........................................................................49
9. Paradigma Penelitian ...............................................................................57
iv
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Data BPS jumlah hotel kamar dan tempat tidur provinsi lampung .........3
2. Standar minimal hotel bintang empat ......................................................4
3. Tipe kamar dan harga Emersia Hotel dan Resort ....................................5
4. Kelebihan yang dijanjikan Emersia .........................................................6
5. Fasilitas Emersia Hotel dan Resort..........................................................9
6. Jumlah kamar yang terjual.......................................................................19
7. Penelitian terdahulu .................................................................................55
8. Skala pengukuran.....................................................................................62
9. Definisi oprasional variabel X dan Y ......................................................66
10. Persentase berdasarkan jenis kelamin responden ..................................74
11. Persentase berdasarkan tempat tinggal responden.................................75
12. Persentase berdasarkan pendidikan terakhir responden.........................76
13. Persentase berdasarkan pekerjaan responden ........................................77
14. Persentase berdasarkan klasifikasi pekerjaan responden.......................77
15. Persentase berdasarkan tingkat pendapatan perbulan responden ..........78
16. Persentase berdasarkan tingkat pengeluaran responden ........................79
17. Persentase berdasarkan intensitas menginap responden........................80
18. Persentase berdasarkan pertama kali mendapat informasi ....................81
19. Persentase berdasarkan pertimbangan awal menginap..........................82
20. Hasil uji validitas variabel dimensi kualitas pelayanan .........................84
21. Hasil uji validitas variabel kepuasan konsumen ....................................85
22. Hasil uji reliabilitas variabel dimensi kualitas pelayanaan ....................86
23. Hasil uji reliabilitas variabel kepuasan konsumen.................................87
24. One sample kolmogorov-Smirnov test ..................................................88
v
25. Hasil jawaban pengunjung variabel X1 .................................................89
26. Hasil jawaban pengunjung variabel X2 .................................................93
27. Hasil jawaban pengunjung variabel X3 .................................................94
28. Hasil jawaban pengunjung variabel X4 .................................................96
29. Hasil jawaban pengunjung variabel X5 .................................................97
30. Rata-rata skor variabel X .......................................................................99
31. Hasil jawaban pengunjung variabel Y ...................................................101
32. Uji T variabel X1 ...................................................................................103
33. Uji T variabel X2 ...................................................................................104
34. Uji T variabel X3 ...................................................................................106
35. Uji T variabel X4 ...................................................................................108
36. Uji T variabel X5 ...................................................................................109
37. Analisis determinasi...............................................................................110
38. Hasil uji F ..............................................................................................111
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 2 Jawaban 30 responden
Lampiran 3 Uji Validitas
Lampiran 4 Uji Reliabilitas
Lampiran 5 Jawaban 100 Responden
Lampiran 6 Frekuensi Jawaban Responden
Lampiran 7 Regresi Linier Sederhana dan Berganda
Lampiran 8 Uji Normalitas
Lampiran 9 Tabel T
Lampran 10 Tabel F
vii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor pariwisata telah memberikan kontribusi besar dalam perekonomian
Indonesia, hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan pelaksanaan
pembangunan obyek-obyek pariwisata. Potensi keindahan alam yang ada di
Indonesia dikembangkan sebagai daya tarik masyarakat untuk produk dan
pelayanan dalam berwisata. Pariwisata merupakan aktivitas yang menjadi
kebutuhan dasar masyarakat saat ini, baik di negara maju ataupun sebagian kecil
masyarakat di negara berkembang. Berwisata di alam, baik di daratan atau daerah
pantai menjadi sasaran utama masyarakat untuk melakukan kegiatan wisatanya,
dikarenakan prinsip untuk kembali pada alam (back to the nature) sebagai wujud
yang peduli terhadap lingkungan.
Indonesia memiliki obyek wisata alam yang beragam di beberapa daerah, di mana
daerah tesebut menjadi pasar bagi para wisatawan untuk berwisata. Daerah yang
berpotensi memiliki objek wisata alam yang menarik sebagai contoh adalah di
Provinsi Lampung, yang memiliki banyak tujuan wisata, seperti wisata atraksi
gajah Way Kambas, berbagai macam wisata laut seperti laut Pasir Putih, Mutun,
Ringgung, Kelapa Rapat, Pahawang, Kiluan, hingga laut Krui, dan masih banyak
2
lagi wisata yang dapat di explore di Provinsi Lampung. Keragaman objek wisata
di Provinsi Lampung menjadi daya tarik wisatawan untuk melakukan kegiatan
wisatanya, sehingga daerah ini menjadi pasar potensial bagi masyarakat sekitar
ataupun luar. Hal ini terkait dengan perkembangan pariwisata di Provinsi
Lampung yang akan memacu perkembangan sarana akomodasi sebagai penunjang
sektor pariwisata yang dapat meningkatkan pendapatan daerah.
Salah satu sarana yang sangat menunjang keberlangsungan perkembangan wisata
di Provinsi Lampung adalah industri perhotelan, di mana sarana ini berperan besar
dalam memberikan fasilitas terhadap wisatawan dalam penyediaan akomodasi
dengan produk utama berupa pelayanan dan fasilitas penginapan. Terbukti dengan
banyaknya hotel atau penginapan yang ada di Provinsi Lampung dari tahun 20092014, berikut merupakan data yang diambil dari badan pusat statistik Provinsi
Lampung:
3
Tabel 1.1 Data BPS jumlah hotel, kamar, dan tempat tidur Provinsi
Lampung Tahun 2009 – 2014
Kabupaten / Kota
(1)
01.
02.
03.
04.
05.
06.
07.
08.
09.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Lampung Barat
Tanggamus
Lampung Selatan
Lampung Timur
Lampung Tengah
Lampung Utara
Way Kanan
Tulang Bawang
Pesawaran
Pringsewu
Mesuji
Tulang Bawang Barat
Pesisir Barat
Bandar Lampung
Metro
Hotel,
Akomodasi
Lainnya
(2)
14
8
17
9
20
6
3
14
6
1
22
66
10
Kamar
Tempat Tidur
Tenaga
kerja
(3)
(4)
(5)
249
175
420
123
349
155
40
430
105
14
207
2 416
175
474
234
420
193
602
272
81
672
144
14
394
3 595
273
65
Jumlah
186
4 683
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, 2015
7 095
2 867
Pengelolaan hotel memiliki tujuan yang mengarah pada kepuasan konsumen, di
mana akan menciptakan konsumen dengan persepsi baik untuk menjadi konsumen
yang berkelanjutan. Pengukuran terhadap kualitas pelayanan tidak hanya untuk
menentukan pelayanan yang akan konsumen terima, namun harus dapat
mengidentifikasi apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen hotel,
sehingga tercipta kepuasan konsumen. Tingkat mutu pelayanan tidak dapat dinilai
berdasarkan sudut pandang perusahaan, tetapi harus dipandang dari penilaian
294
81
140
48
14
150
49
3
123
1 900
74
4
konsumen (Rangkuti, 2003). Kepuasan konsumen di ukur dari mutu produk/jasa
yang diberikan, dimana mutu sesuai menurut persepsi konsumen.
Salah satu hotel yang terdapat di Provinsi Lampung, tepatnya di kota Bandar
Lampung adalah Emersia Hotel dan Resort, yang beralamat di Jl. Wolter
Mongonsidi No.70, Bandar Lampung. Hotel ini merupakan hotel berbintang
empat, Hotel bintang empat sudah termasuk hotel yang cukup berkelas dengan
para karyawan dan staff yang lebih profesional dalam melayani tamu yang datang.
Mereka juga dibekali informasi mengenai pariwisata di sekitar hotel. Hotel ini
memiliki bangunan yang cukup besar dekat dengan pusat perbelanjaan, restoran
dan hiburan. pelayanannya pun diatas rata-rata sehingga tamu akan puas bila
menginap. Berikut kriterianya :
Tabel 1.2 Standar Minimal Hotel Bintang 4
STANDAR MINIMAL HOTEL BINTANG 4
Jumlah kamar standar, minimum 50 kamar
Memiliki minimum 3 kamar suite
Luas kamar standar, minimum 24 m2
Luas kamar suite, minimum 48 m2
Kamar dilengkapi dengan pengatur udara mekanik (AC) dengan suhu 24 0C
Kamar mandi di dalam
Memiliki Lobby dengan luas minimum 100 m2
Memiliki Bar
Memiliki sarana rekereasi dan olah raga
Kamar Mandi dilengkapi dengan instalasi air panas/dingin
Memiliki Toilet Umum
Memiliki Valet Parking
Sumber: Ni Wayan Suwithi, dkk. Akomodasi Perhotelan Jilid 2, 2008
Emersia Hotel dan Resort telah memiliki semua kriteria yang ada di atas, sehingga
patut diberikan bintang empat pada Emersia Hotel dan Resort. EMERSIA berasal
dari kata Emerald dan Asia, dimana Emerald atau Zamrud adalah batu permata
yang sangat berharga di dunia yang dicari/diimpikan orang atas keindahannya ‘An
5
inspiring Emerald Green’. Dari arti dan simbolisasinya maka EMERSIA dapat
diartikan sebagai
“The Jewel of Asia” atau Permata Asia, yang menganalogikan: Sesuatu yang
berkelas/Classy, sesuatu yang dicari, Premium, Excellent, Profesional. Sehingga
terbentuklah nama Emersia Hotel dan Resort, Hotel dan Resort merupakan satukesatuan yang dipadukan karena Emersia memiliki tempat di daerah tinggi
(pegunungan) serta view laut yang sangat memanjakan mata layaknya Resort.
Emersia Hotel dan Resort hadir dengan kategori hotel bintang empat terdiri dari
122 kamar, dengan delapan tipe kamar yang ditawarkan, yaitu :
Tabel 1.3 Tipe kamar dan harga Emersia Hotel dan Resort
JUMLAH
TIPE KAMAR
HARGA
KAMAR
Deluxe
34
Executive City view
20
Executive Pool view
23
Executive Ocean view
37
Junior Suite Pool view
3
Junior Suite Ocean view
2
Ocean Suite
2
President Suite
1
Total Jumlah Kamar
122
Sumber: Marketing Emersia Hotel dan Resort, 2016
Rp. 675.000,Rp. 725.000,Rp. 795.000,Rp. 875.000,Rp. 1.725.000,Rp. 2.050.000,Rp. 3.100.000,Rp. 5.500.000,-
Emersia memiliki beberapa pilihan ruang serba guna, seperti: Emerald Ballroom,
Diamond VIP meeting room, Crystal function room, Sapphire restaurant, Ruby
coffee shop dan beberapa fitur pendukung (Spa dan Fitness centre, Swimming
pool, Business center, dll). Emersia Hotel dan Resort hadir pertama kali di kota
Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Emersia merupakan ekspresi dan analogi
yang mempresentasikan values dan personalities yang akan diusung oleh
manajemen dan karyawan dalam menyediakan product dan pelayanan. Berikut
merupakan kelebihan yang dijanjikan:
6
Tabel 1.4 Kelebihan Yang di Janjikan Emersia Hotel dan Resort
KELEBIHAN YANG DI JANJIKAN EMERSIA
1. Memiliki desain bangunan dan tata ruang yang modern, memadukan
desain eksterior modern tropis, serta bangunan yang luas
2. Memiliki desain kamar dan tata ruang kamar dengan memadukandesain
interior modern dan tropis
3. Memiliki Fasilitas yang lengkap
4. Memiliki standar Kebersihan Hotel yang sangat baik
5. Memiliki House keeping Hotel yang profesional
6. Memiliki Restoran yang memadukan sajian makanan nusantara, china
dan eropa
7. Memiliki Tempat parkir yang memadai
8. Memiliki lokasi di pusat kota Bandar Lampung yang mudah di jangkau
9. Memiliki Karyawan yang berpenampilan rapih dan sopan
10. Memiliki Product dan Service Sensitivity
11. Memiliki pelayanan yang sama baik terhadap semua konsumen tanpa
pandang status sosial
12. Memiliki Pelayanan yang cepat
13. Memiliki Pelayanan yang tepat
14. Memiliki Kesigapan karyawan hotel dalam melayani konsumen
15. Memiliki Kesigapan karyawan hotel dalam menangani keluhan
konsumen
16. Memiliki Karyawan yang dapat memberi informasi secara jelas dan
dimengerti mengenai fasilitas yang disediakan hotel
17. Memiliki Tarif Hotel yang bersaing
18. Memiliki sistem pembayaran yang mudah
19. Memiliki Kemudahan dalam pemesanan kamar
20. Memiliki keamanan hotel 24 jam
21. Menjamin kenyamanan hotel untuk konsumen
22. Menjamin Kejujuran karyawan hotel
23. Memiliki Pelayanan yang sopan
24. Memiliki Pelayanan yang ramah
25. Memiliki rating baik beberapa di situs resmi internet
Sumber: Marketing Emersia Hotel dan Resort, 2016
7
1.
Memiliki desain bangunan dan tata ruang yang modern, memadukan
desain eksterior modern tropis, serta bangunan yang luas
Emersia Hotel dan Resort merupakan hotel yang mengusung desain modern
tropis, mengingat Indonesia merupakan Negara yang tropis. Hotel ini juga
memiliki bangunan yang cukup luas, yaitu sebesar ±8000 m2.
Penataan eksterior hotel merupakan salah satu hal utama yang sangat
diperhatikan oleh Emersia, baik outdoor maupun indoor yang ada di Emersia
Hotel dan Resort. Hal ini merupakan sesuatu yang Emersia janjikan dalam
penataan eksterior hotel.
Gambar 1.1
2. Memiliki desain kamar dan tata ruang kamar dengan memadukan
desain interior modern dan tropis
Emersia Hotel dan Resort menjanjikan kenyamanan pada tiap konsumen yang
datang menginap, karena hal tersebut maka desain kamar yang baik
merupakan hal yang wajib dimiliki oleh Emersia. Karena setiap kamar
merupakan produk yang akan mereka jual. Penataan interior kamar yang baik
8
adalah hal yang paling penting agar tamu yang memakai jasa Emersia
mendapatkan kepuasan yang mereka harapkan. Hal ini merupakan sesuatu
yang Emersia janjikan dalam penataan interior hotel.
Gambar 1.2
3. Memiliki fasilitas yang lengkap
Kamar hotel merupakan produk utama yang dijual oleh setiap hotel, begitu
pula bagi Emersia, karenanya kamar hotel yang disediakan oleh Emersia di
lengkapi oleh fasilitas-fasilitas yang baik agar para konsumen bisa
mendapatkan kenyamanan serta kepuasan yang diharapkan, seperti adanya
kamar mandi di dalam kamar dengan kelengkapan shower, Bathub (tersedia
di kamar tipe Family Room, Suite Room, dan President Suit), Telephone,
LCD TV 32 inch dengan channel nasional dan international, wifi gratis di
setiap kamar, pengering rambut, sandal hotel, alat pembuat kopi atau teh,
brankas, kunci kamar berbentuk kartu, serta fitur penunjang lain seperti:
9
Tabel 1.5 Fasilitas Emersia Hotel dan Resort
Olahraga dan
Fasilitas
Rekreasi
 Antar-jemput bandara
 Kolam renang
 Area merokok
(luar ruangan)
 Bar
 Kolam renang
 Business center
anak
 Coffee shop
 Pijat
 Concierge
 Pusat kebugaran
 Fasilitas BBQ
 Sauna
 Fasilitas pertemuan
 Spa
 Koran
 Taman
 Kotak penyimpanan
 Lantai eksekutif
 Layanan kamar 24 jam
 Layanan kebersihan harian
 Layanan laundry
 Layanan shuttle
 Lift
 Mesin ATM di area
penginapan
 Penyimpanan bagasi tur
 Restoran
 Penyewaan mobil
Sumber: Marketing Emersia Hotel dan Resort,2016
Internet
Parkir
 Wi-fi
 Tempat
di
tempat
umum
 Wi-Fi gratis
di semua
kamar
parkir
mobil dan
motor
Gambar 1.3
Hal ini merupakan sesuatu yang Emersia janjikan dalam fasilitas kamar hotel.
10
4.
Memiliki standar kebersihan hotel yang sangat baik
Kebersihan adalah salah satu hal yang sangat utama yang wajib diperhatikan
dalam suatu Hotel, karena kebersihan merupakan bagian dari kenyamanan,
dimana kenyamanan adalah tujuan utama dari hotel untuk para konsumen.
Karena hal ini, maka Emersia Hotel dan Resort mengedepankan standar
kebersihan yang tinggi, dimana setiap kamar akan selalu di bersihkan dengan
sangat detail setelah konsumen sebelumnya pergi, mengganti semua alat
mandi seperti handuk, sabun, shampoo, sikat gigi, pasta gigi, serta mengepel
lantai hingga menjadi benar-benar kering, mengganti seprei dan selimut yang
telah dipakai oleh konsumen sebelumnya, membuang semua sampah yang
ada, menyemprotkan parfum di ruangan, hal tersebut dilakukan agar
konsumen selanjutnya akan merasa nyaman. Hal ini merupakan sesuatu yang
Emersia janjikan dalam kebersihan hotel.
5.
Memiliki Housekeeping Hotel yang profesional
Masih berhubungan dengan kebersihan, Emersia Hotel dan Resort
menjanjikan kembali mengenai Housekeeping yang amat cekatan dalam
memelihara kebersihan hotel baik di dalam dan luar gedung dengan baik dan
sistematis, mencakup penciptaan dan penjagaan kebersihan, kerapihan,
keindahan dan kenyamanan, penyediaan perlengkapan fasilitas serta
memberikan pelayanan pada konsumen sesuai dengan standar operasional
prosedur perusahaan hotel. Hal ini merupakan sesuatu yang Emersia janjikan
dalam housekeeping hotel.
11
6. Restoran yang memadukan sajian makanan Nusantara, China dan
Eropa
Emersia Hotel dan Resort menawarkan restoran yang memiliki variasi sajian
makanan yang berbeda, Emersia memadukan sajian makanan Nusantara,
China, dan Eropa di dalam restorannya. Hal ini dilakukan kembali demi
memanjakan para konsumen agar dapat memenuhi ekspektasi yang mereka
harapkan di Emersia Hotel dan Resort. Hal ini merupakan sesuatu yang
Emersia janjikan dalam fasilitas restoran hotel.
Gambar 1.4
12
7.
Memiliki Tempat parkir yang memadai
Tempat parkir merupakan hal yang sangat penting dalam bisnis perhotelan,
jika tempat parkir yang disediakan tidak mencukupi konsumen yang akan
menginap, maka hotel pun akan kekurangan konsumen dikarenakan
konsumen tidak dapat memarkirkan kendaraan yang mereka miliki untuk
menginap di hotel tersebut. Hal ini menjadi perhatian khusus bagi Emersia
Hotel dan Resort, mereka menjanjikan tempat parkir yang cukup untuk
kendaraan para konsumen. Ditambah mereka memiliki kanopi lobby untuk
para konsumen jika ingin turun dalam keadaan hujan, sehingga konsumen
tidak akan repot membawa payung untuk turun memasuki hotel. Hal ini
merupakan sesuatu yang Emersia janjikan dalam tempat parkir yang tersedia
di hotel.
Gambar 1.5
13
8. Memiliki lokasi di pusat kota Bandar Lampung yang mudah di jangkau
Lokasi yang dimiliki oleh Emersia Hotel dan Resort sangatlah strategis,
dimana hotel ini berada di jalanWolter Mongonsidi No.70, Bandar Lampung
yang merupakan jalan pusat kota Bandar Lampung, yang dekat dengan
beberapa pusat perbelanjaan seperti Central Plaza, Mall Kartini, Simpur
Centre, dan juga dekat dengan Icon kota Bandar Lampung yaitu Tugu Gajah
serta berada di daerah tinggi yang view nya langsung menghadap ke arah laut.
Hal ini merupakan sesuatu yang Emersia janjikan dalam lokasi hotel yang
strategis.
9.
Memiliki Karyawan yang berpenampilan rapih dan sopan
Kerapihan dan kesopanan juga merupakan hal yang amat penting bagi
karyawan hotel, karena mereka akan berhadapan langsung dengan para
konsumen, dimana jika penampilan tidak rapih dan tidak sopan maka akan
membuat para konsumen tidak nyaman. Hal tersebut membuat Emersia Hotel
dan Resort menjanjikan penampilan karyawan yang rapih dan sopan yang
akan di lihat oleh para konsumen. Hal ini merupakan sesuatu yang Emersia
janjikan dalam penampilan karyawan.
10. Memiliki Product dan Service Sensitivity
Product dan Service Sensitivity merupakan hal yang dijanjikan oleh Emersia
Hotel dan Resort, kepekaan dalam melayani konsumen dan penyediaan
produk sangat di junjung tinggi oleh Emersia Hotel dan Resort guna
mendapatkan kepuasan konsumen yang diekspektasikan, Emersia
menjanjikan keinginan dan kebutuhan tamu adalah hal yang wajib di
prioritaskan oleh mereka. Hal ini merupakan sesuatu yang Emersia janjikan
14
dalam kepekaan karyawan hotel terhadap keinginan dan kebutuhan tamu
hotel.
11. Memiliki pelayanan yang sama baik terhadap semua konsumen tanpa
pandang status sosial
Emersia menjanjikan semua kalangan konsumen mendapatkan pelayanan
yang sama baik nya tanpa memandang status sosial, umur, atau gender.
Emersia menjanjikan profesionalitas dalam melayani semua konsumen,
sehingga konsumen akan merasa nyaman tanpa di beda-beda kan. Hal ini
merupakan sesuatu yang Emersia janjikan dalam pemberian pelayanan
terhadap semua konsumen tanpa pilih-pilih.
12. Memiliki Pelayanan yang cepat
Pelayanan yang cepat merupakan hal yang di inginkan oleh semua konsumen,
maka dari itu Emersia menjanjikan pelayanan yang cepat dalam semua
bidang yang konsumen butuhkan, baik kecepatan dalam mengurus check in
kamar, kecepatan dalam membawakan pesanan konsumen, kecepatan dalam
menyediakan makanan untuk konsumen, hal tersebut dilakukan demi
kenyamanan para konsumen. Hal ini merupakan sesuatu yang Emersia
janjikan dalam pelayanan yang cepat bagi konsumen hotel.
13. Memiliki Pelayanan yang tepat
Pelayanan yang cepat tidak akan memuaskan konsumen jika tidak tepat.
Contohnya, jika konsumen meminta handuk, tetapi yang di berikan adalah
sikat gigi. Walaupun pihak hotel memberikannya dengan cepat, namun jika
tidak tepat maka tidak ada artinya. Karena hal tersebut maka Emersia juga
menjanjikan pelayanan yang tepat bagi para konsumen nya demi kenyamanan
15
para konsumen. Hal ini merupakan sesuatu yang Emersia janjikan dalam
pelayanan yang tepat bagi hotel.
14. Memiliki kesigapan karyawan hotel dalam melayani konsumen
Kesigapan juga termasuk dalam pelayanan yang cepat, maka Emersia juga
menjanjikan memiliki kesigapan dalam melayani kemauan konsumen.
Dengan contoh jika konsumen meminta sesuatu, maka akan di sambut dengan
cepat tanpa menunda-nunda kemauan konsumen tersebut. Hal ini merupakan
sesuatu yang Emersia janjikan dalam kesigapan karyawan hotel dalam
melayani konsumen.
15. Memiliki kesigapan karyawan hotel dalam menanggapi keluhan
konsumen
Kesigapan karyawan hotel juga diberikan pada saat menaggapi keluhan
konsumen. Emersia tidak hanya sigap dalam melayani konsumen saja, tetapi
pada saat menanggapi keluhan dari konsumen Emersia akan bertindak cepat
tanpa menunda-nunda nya. Hal tersebut dilakukan demi kenyamanan
konsumen Emersia Hotel dan Resort. Hal ini merupakan sesuatu yang
Emersia janjikan dalam kesigapan karyawan hotel dalam menanggapi
keluhan konsumen.
16. Memiliki karyawan yang dapat memberi informasi secara jelas dan
dimengerti mengenai fasilitas yang disediakan hotel
Karyawan Emersia dibekali dengan pengetahuan mengenai informasi
fasilitas-fasilitas yang ada di Emersia Hotel. Sehingga jika ada konsumen
yang menanyakan tentang fasilitas-fasilitas yang ada di Emersia, karyawan
dapat memberikan informasi yang di butuhkan oleh konsumen dengan jelas
16
dan dapat dimengerti baik oleh konsumen. Hal ini merupakan sesuatu yang
Emersia janjikan dalam Pemberian informasi secara jelas dan di mengerti
mengenai fasilitas yang disediakan hotel.
17. Memiliki Tarif hotel yang bersaing
Tarif hotel yang diberikan oleh Emersia sangat sebanding jika dibandingkan
dengan fasilitas yang diberikan oleh Emersia. Tarif nya pun sangat bersaing
dengan hotel-hotel yang ada di Bandar Lampung. Hal ini merupakan sesuatu
yang Emersia janjikan dalam tarif hotel yang baik.
18. Memiliki sistem pembayaran yang mudah
Sistem pembayaran yang disediakan oleh Emersia tidak menyulitkan bagi
para konsumen. Pembayaran dapat dilakukan secara cash, tunai, serta
memakai credit card. Bahkan pada era modern saat ini, pembayaran dapat
dilakukan melalui pihak ketiga seperti situs web Agoda, Booking Hotel,
Traveloka, serta aplikasi-aplikasi pemesanan hotel yang lain. Hal tersebut
sungguh memudahkan para konsumen untuk melakukan pembayaran kepada
pihak Emersia Hotel dan Resort. Hal ini merupakan sesuatu yang Emersia
janjikan dalam sistem pembayaran yang mudah.
19. Memiliki kemudahan dalam pemesanan kamar
Pemesanan kamar hotel pada masa kini sangatlah mudah, selain dapat
memesan kamar secara langsung datang ke hotel yang bersangkutan, para
konsumen juga dapat memesan kamar dalam jarak yang jauh tanpa perlu
mendatangkan Emersia Hotel dan Resort secara langsung.
Emersia sudah bekerja sama dengan para situs penyedia hotel,sehingga para
calon konsumen dapat mem-booking kamar hanya dengan melalui
17
smartphone mereka. Tentu hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat
menguntungkan bagi kedua belah pihak, baik bagi konsumen maupun
Emersia Hotel dan Resort. Hal ini merupakan sesuatu yang Emersia janjikan
di kemudahan dalam pemesanan kamar.
20. Memiliki keamanan hotel 24 jam
Emersia Hotel dan Resort memiliki Security yang mengamankan hotel selama
24 jam, alat deteksi bom di pasang di setiap akses masuk hotel, akses
Emergency Exit yang mudah di jangkau dari setiap kamar yang dimiliki, serta
CCTV yang berada di area umum hotel terus merekam kejadian yang ada,
sehingga jika terjadi sesuatu akan dapat terlihat di CCTV tersebut. Hal ini
merupakan sesuatu yang Emersia janjikan dalam keamanan hotel.
21. Menjamin kenyamanan hotel untuk konsumen
Semua hal yang dijanjikan oleh Emersia di atas bertujuan untuk memberikan
kenyamanan pada setiap konsumen Emersia Hotel dan Resort. Sehingga
kenyamanan merupakan hal yang dijanjikan oleh hotel bagi konsumen karena
kenyamanan merupakan tujuan utama dari hotel demi kepuasan konsumen.
Hal ini merupakan sesuatu yang Emersia janjikan dalam kenyamanan hotel.
22. Menjamin kejujuran karyawan hotel
Kejujuran merupakan hal utama dalam dunia bisnis, karena semua konsumen
akan sangat senang jika bekerjasama dengan lawan bisnis yang jujur.
Sehingga kejujuran sangat di junjung tinggi oleh pihak Emersia Hotel dan
Resort demi kenyamanan para konsumen. Hal ini merupakan sesuatu yang
Emersia janjikan dalam kejujuran karyawan hotel.
18
23. Memiliki pelayanan yang sopan
SDM yang Emersia miliki dijanjikan akan sangat professional dalam
melayani setiap konsumen, terbukti dengan banyaknya komentar positive
yang diberikan konsumen kepada karyawan sebanyak 85%. Karyawan
Emersia menjanjikan akan melayani konsumen dengan sangat maksimal,
kesopanan termasuk hal utama yang diwajibkan oleh Emersia kepada para
konsumen. Sehingga pelayanan yang sopan adalah janji yang diberikan
Emersia kepada para konsumen. Hal ini merupakan sesuatu yang Emersia
janjikan dalam pelayanan yang sopan.
24. Memiliki pelayanan yang ramah
Emersia mendidik para karyawannya untuk membuat puas para konsumen,
salah satunya dengan keramahan yang ditawarkan oleh semua karyawan yang
ada di Emersia Hotel dan Resort, karena keramahan adalah hal yang sangat
disukai oleh setiap orang, maka dari itu Emersia selalu mengedepankan
keramahan dalam melayani konsumen yang ada. Hal ini merupakan sesuatu
yang Emersia janjikan dalam pelayanan yang ramah.
25. Memiliki rating baik beberapa di situs resmi internet
Emersia Hotel dan Resort memiliki nama yang cukup baik di beberapa situs
internet yang terekomendasi, seperti Agoda (very good; rating: 7,8/10),
Traveloka (sangat baik, rating 8,4/10), Tripadvisor (sangat bagus), yang
sering di jadikan acuan para calon konsumen untuk memilih hotel mana yang
akan mereka singgahi, sehingga hal ini membuat citra atau nama Emersia
Hotel dan Resort baik di mata calon konsumen. Hal ini merupakan sesuatu
yang Emersia janjikan dalam citra hotel di mata konsumen.
19
Bukti komitmen Emersia Hotel dan Resort dalam upaya peningkatan kenyamanan
dan kualitas pelayanan bagi konsumen dapat terlihat dari kebijakan-kebijakan
yang telah dijanjikan di atas. Semua kebijakan tersebut bertujuan untuk
memberikan pelayanan terbaik, sesuai dengan visi Emersia Hotel dan Resort yaitu
ingin menjadi Hotel dan Resort nomor satu di Bandar Lampung.
Emersia Hotel dan Resort merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang jasa industri perhotelan yang seharusnya mengutamakan kualitas
pelayanan, pengawasan di dalam hotel, dan fasilitas yang memadai agar para
konsumen puas terhadap jasa yang diberikan. Dalam menanggapi kebutuhan
penginapan, kualitas pelayanan menjadi dasar yang dapat mempengaruhi pilihan
konsumen untuk memilih berbagai jenis jasa perhotelan yang berkembang saat
ini. Namun pada tahun 2015, hasil penjualan kamar Emersia mengalami
penurunan, berikut tabel jumlah penjualan kamar hotel:
Tabel 1.6 Jumlah KamarEmersia Hotel dan Resort tahun 2014 dan 2015
yang terjual
Jumlah Kamar
Jumlah Kamar
Terjual Tahun 2014
Terjual Tahun 2015
(kamar)
(kamar)
1689
1453
Januari
1763
1367
Februari
1834
1392
Maret
1813
1457
April
1875
1431
Mei
1884
1673
Juni
1993
1973
Juli
2127
1747
Agustus
2234
1462
September
2274
1842
Oktober
2311
2049
November
2512
2124
Desember
Jumlah
24.309
19.970
Sumber: Marketing Emersia Hotel dan Resort, 2016
20
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa Emersia Hotel dan Resort mengalami
penuruan dalam penjualan kamar dari tahun 2014 ke tahun 2015. Beberapa faktor
seperti hari libur nasional dan hari besar dapat menyebabkan naik turunnya
jumlah konsumen, selain itu kualitas pelayanan yang baik juga menentukan
jumlah volume konsumen. Apabila dilihat dari volume jumlah konsumen pada
tahun 2014 dan 2015 termasuk menurun, maka dari itu akan diteliti apakah
kualitas pelayanan menjadi salah satu penyebab turunnya jumlah konsumen pada
tahun itu.
Kualitas merupakan faktor dasar yang dapat mempengaruhi pilihan konsumen
untuk berbagai jenis jasa yang berkembang saat ini dan telah menjadi salah satu
faktor dalam keberhasilan dan pertumbuhan suatu organisasi. Usaha penilaian dan
peningkatan kualitas menjadi faktor terpenting dalam keberhasilan industri jasa
pelayanan antar konsumen. Kualitas pelayanan yang baik adalah saat perusahaan
mampu memberikan pelayanan yang memuaskan agar terpenuhinya permintaan
dan harapan konsumen (Sugiarto, 2000).
Pelayanan adalah kunci keberhasilan dalam berbagai usaha atau kegiatan yang
bersifat jasa. Peranannya akan lebih besar dan bersifat menentukan, manakala
dalam kegiatan-kegiatan jasa di masyarakat itu terdapat kompetisi dalam usaha
merebut pasaran atau langganan sehingga dengan adanya kompetisi seperti itu
akan menimbulkan dampak positif dalam perusahaan. Mereka bersaing dalam
pelaksanaan layanan melalui berbagai cara, teknik dan metode yang dapat
menarik lebih banyak orang menggunakan jasa yang dihasilkan perusahaan dan
setiap perusahaan biasanya memiliki standar pelayanan minimum. Emersia Hotel
21
dan Resort merupakan Hotel yang memiliki bintang empat, Hotel bintang empat
sudah termasuk hotel yang cukup berkelas dengan para karyawan dan staff yang
lebih profesional dalam melayani tamu yang datang, dibuktikan dengan
pernyataan mereka yang ada di Tabel 1.2 bahwa Emersia Hotel dan Resort
memiliki SDM yang profesional dengan bukti Guest Comment Positive terhadap
karyawan Emersia Hotel dan Resort mencapai 85%. Hotel ini memiliki bangunan
yang cukup besar dengan ukuran: ±8000 m2, dekat dengan pusat perbelanjaan,
restoran dan hiburan. Pelayannya pun diatas rata rata dengan bukti rating yang
cenderung baik di dalam Guest Comment yang di berikan oleh konsumen yang
pernah menginap di Emersia Hotel dan Resort.
Kelebihan serta fitur yang di janjikan oleh Emersia Hotel dan Resort di Tabel 1.3
dan 1.4 dapat dikategorikan kedalam dimensi-dimensi kualitas pelayanan seperti
Lobby, Kamar hotel, fasilitas ruang gym, AC disetiap kamar termasuk ke dalam
dimensi bukti fisik (tangible). Layanan Room Service 24 jam, layanan Lobby 24
jam, layanan Antar Jemput termasuk ke dalam dimensi empati (empathy).
Pelayanan yang dibutuhkan oleh konsumen dan segera dibantu oleh pihak hotel
termasuk kedalam dimensi ketanggapan (responsiveness). Ketepatan harga yang
tertera dengan harga saat dibayarkan termasuk ke dalam dimensi keandalan
(reliability). Fasilitas keamanan 24 jam, fasilitas kesehatan dan fasilitas
keselamatan drug store termasuk ke dalam dimensi jaminan (assurance).
Menurut Parasuraman et al., (1998) dalam Lupiyoadi dan Hamdani (2006) bukti
fisik (tangibles) adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan
eksistensinya kepada pihak eksternal.
22
Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan
lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan
perusahaan pemberi jasa. Bukti fisik tersebut meliputi penampilan fisik, peralatan,
karyawan, media komunikasi dan teknologi yang dipergunakan dalam
memberikan pelayanan. Dimensi tangibles dapat dinilai melalui:
1. Penataan eksterior hotel
2. Penataan interior kamar
3. Fasilitas kamar hotel
4. Kebersihan hotel
5. housekeeping hotel
6. Fasilitas restoran
7. Tempat parkir yang tersedia
8. Lokasi yang strategis
9. Penampilan karyawan
Menurut Parasuraman et al., (1998) dalam Lupiyoadi dan Hamdani (2006)
empati(empathy), yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual
atau pribadi yang diberikan kepada konsumen dengan berupaya memahami
keinginannya. Suatu perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan
tentang konsumen, memahami kebutuhan konsumen secara spesifik, serta
memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi konsumen. Dimensi empathy
dapat dinilai melalui:
1. Kepekaan karyawan hotel terhadap keinginan dan kebutuhan tamu
2. Pemberian pelayanan terhadap semua konsumen tanpa pilih-pilih
23
Menurut Parasuraman et al., (1998) dalam Lupiyoadi dan Hamdani (2006) daya
tanggap (responsiveness) adalah kemampuan untuk membantu dan memberikan
pelayanan yang cepat dan tepat kepada konsumen dengan penyampaian informasi
yang jelas. Membiarkan konsumen menunggu tanpa adanya suatu alasan yang
jelas menyebabkan persepsi yang negatif dalam kualitas pelayanan. Dimensi
responsiveness dapat dinilai melalui:
1. Pelayanan yang cepat
2. Pelayanan yang tepat
3. Kesigapan karyawan hotel dalam melayani konsumen
4. Kesigapan karyawan hotel dalam menangani keluhan konsumen
5. Pemberian informasi secara jelas dan dimengerti mengenai fasilitas yang
disediakan hotel
Keandalan (reliability) adalah kemampuan untuk memberikan pelayanan yang
dijanjikan dengan segera, akurat dan terpercaya (Parasuraman et al., 1998 dalam
Lupiyoadi dan Hamdani, 2006). Kinerja harus sesuai dengan harapan konsumen
yang tercermin dari ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua
konsumen tanpa kesalahan, sikap simpatik dan akurasi yang tinggi. Dimensi
reliability dapat dinilai melalui:
1. Tarif hotel
2. Kemudahan cara pembayaran
3. Kemudahan pemesanan kamar
Menurut Parasuraman et al., (1998) dalam Lupiyoadi dan Hamdani (2006)
jaminan (assurance), adalah pengetahuan, kesopan santunan dan kemampuan para
24
pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para konsumen kepada
perusahaan. Dimensi assurance dapat dinilai melalui:
1. Keamanan hotel
2. Kenyamanan hotel
3. Kejujuran karyawan hotel
4. Pelayanan yang sopan
5. Pelayanan yang ramah
6. Citra hotel di mata konsumen
Dalam kondisi persaingan bisnis industri perhotelan yang sangat ketat,
mempertahankan kepuasan konsumen merupakan salah satu cara untuk
mempertahankan eksistensi perusahaan. Hal ini mendorong dilakukannya studi
tentang faktor-faktor kualitas pelayanan yang mampu memengaruhi kepuasan
konsumen. Faktor-faktor kualitas pelayanan yang dianggap memiliki pengaruh
terhadap kepuasan konsumen meliputi faktor bukti fisik, keandalan, ketanggapan,
jaminan dan empati.
Kepuasan konsumen yaitu tingkatan dimana anggapan kinerja (perceived
performance) produk akan sesuai dengan harapan seorang konsumen. Bila kinerja
produk jauh lebih rendah dibandingkan harapan konsumen, pembelinya tidak
puas. Sebaliknya bila kinerja sesuai dengan harapan atau melebihi harapan,
pembelinya merasa puas atau merasa amat gembira. Seiring dengan pendapat di
atas, Purnomo (2003:195) mengartikan kepuasan konsumen sebagai “Perbedaan
antara harapan dan kinerja atau hasil yang diharapkan”. Maksudnya bahwa
kepuasan konsumen tercipta jika konsumen merasakan output atau hasil pekerjaan
sesuai dengan harapan, atau bahkan melebihi harapan konsumen.
25
Oliver dalam Barnes (2003:64) menyatakan kepuasan adalah tanggapan
konsumen atas terpenuhinya kebutuhan yang berarti bahwa penilaian konsumen
atas barang atau jasa memberikan tingkat kenyamanan yang terkait dengan
pemenuhan suatu kebutuhan, termasuk pemenuhan kebutuhan yang tidak sesuai
harapan atau pemenuhan yang melebihi harapan konsumen. Kepuasan merupakan
tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang
dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Jadi tingkat kepuasan adalah fungsi
dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan.
Berdasarkan hasil pra-riset yang dilakukan dengan cara melihat hasil kritik dan
saran yang didapatkan pihak Emersia dari konsumen terdahulu, bahwa masih
banyak keluhan yang di dapat seperti kurang nya kebersihan pada karpet hallway,
kurangnya jenis makanan, tidak strategis nya tempat parkir yang disediakan, lama
nya proses check in, merupakan hal-hal yang tidak sesuai dengan janji yang telah
disebutkan. Untuk mengetahui apakah hotel benar dalam menjalankan setiap
aktivitas pelayanannya mengikuti janji yang ada, apakah janji-janji dan tanggung
jawab penyedia layanan pada satu sisi dan hak-hak pengguna layanan pada sisi
yang lain sudah tercapai dalam proses layanan, dan apakah standar layanan yang
diberikan sudah memberi kepuasan pada masyarakat, maka diperlukan sebuah
instrumen untuk melakukan pengukuran terhadap kualitas layanan yang memiliki
pengaruh terhadap kepuasan konsumen.
Pengukuran kualitas merupakan peranan penting untuk menjaga keberlangsungan
sebuah industri. Pengukuran kualitas dapat dilakukan pada industri manufaktur
maupun jasa. Tingkat kepuasan seorang konsumen juga tergantung kepada
kualitas pelayanan yang diharapkan dari pemberi layanan.
26
Agar konsumen tidak kecewa maka kualitas pelayanan yang diberikan harus jauh
lebih baik dari kualitas yang diharapkan. Pengukuran kualitas pelayanan secara
umum dilakukan dengan metode SERVQUAL.
Menurut Crosby, Letimen, dan Wyckof dalam Waluyo (2007) kualitas pelayanan
merupakan penyesuaian terhadap perincian-perincian di mana kualitas ini
dipandang sebagai derajat keunggulan yang ingin dicapai. Hal yang paling baik
tentunya adalah membuat setiap orang dalam organisasi berorientasi pada
kualitas. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pelayanan publik merupakan
suatu upaya membantu atau memberi manfaat kepada publik melalui penyediaan
barang atau jasa yang diperlukan oleh mereka.
Pada penelitian ini akan dilakukan pengukuran kualitas pelayanan untuk
mengetahui pengaruhnya terhadap kepuasan konsumen, karena setiap aktivitas
atau tindakan pelayanan oleh organisasi penyelenggara layanan perlu diukur
untuk mendeteksi, mengetahui capaian-capaian riil yang telah dicapai terkait
dengan visi, misi, dan tujuan pelayanan oleh organisasi. Seringkali organisasi
tidak optimal mencapai kinerja yang diharapkan bukan karena keterbatasan atau
kemampuan organisasi, melainkan karena organisasi tidak cukup memberi
perhatian tentang pengukuran atas kinerja layanannya, sehingga organisasi tidak
memahami apa yang telah dicapai dan apa yang belum dicapai akibatnya
organisasi berjalan tanpa sasaran perbaikan yang jelas.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “PENGARUH DIMENSI-DIMENSI KUALITAS
PELAYANAN JASA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN EMERSIA
HOTEL DAN RESORT”.
27
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas mengenai masalah volume konsumen yang menurun
dan hasil pra riset yang dilakukan oleh penulis, menunjukan bahwa masih ada nya
keluhan konsumen, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1.
Apakah variabel tangible berpengaruh terhadap kepuasan konsumen ?
2.
Apakah variabel empathy berpengaruh terhadap kepuasan konsumen ?
3.
Apakah variabel responsiveness berpengaruh terhadap kepuasan konsumen ?
4.
Apakah variabel reliability berpengaruh terhadap kepuasan konsumen ?
5.
Apakah variabel assurance berpengaruh terhadap kepuasan konsumen ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu:
1.
Untuk mengetahui apakah variabel tangible berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan konsumen
2.
Untuk mengetahui apakah variabel empathy berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan konsumen
3.
Untuk mengetahui apakah variabel responsiveness berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan konsumen
4.
Untuk mengetahui apakah variabel reliability berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan konsumen
5.
Untuk mengetahui apakah variabel assurance berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan konsumen
28
1.4 Manfaat Penelitian
Ada beberapa manfaat yang diperoleh dalam penulisan penelitian ini yaitu:
1.
Bagi penulis, penelitian ini sebagai salah satu karya ilmiah guna memenuhi
persyaratan untuk meraih gelar Strata Satu (S-1) dan digunakan untuk
mengaplikasikan teori-teori yang sudah diperoleh selama perkuliahan agar
dapat melihat perbandingan antara teori dan kenyataan yang terjadi di
masyarakat.
2.
Bagi organisasi yang diteliti, khusus nya Emersia Hotel dan Resort Bandar
Lampung dapat menjadi bahan masukan yang bermanfaat untuk
meningkatkan kualitas pelayanan jasa yang diberikan
3.
Bagi masyarakat khususnya konsumen Emersia Hotel dan Resort, hasil
penelitian ini sangat berguna sebagai wacana dalam memberikan masukan,
saran dan pandangan kepada perusahaan untuk peningkatan mutu atau
kualitas layanan serta pencapaian kepuasan konsumen.
4.
Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan di bidang manajemen pemasaran khususnya
kualitas pelayanan dan kepuasan serta memberikan informasi bagi peneliti
berikutnya yang mengambil topik yang sama.
II. TINJAUAN PUSTAKA,
KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1 Pemasaran
Pemasaran merupakan suatu upaya mengantar perusahaan mencapai tujuan
melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan manusia. Pemasaran meliputi berbagai
kegiatan yang terkait dengan upaya menyampaikan produk kepada konsumen di
antaranya penetapan harga, penentuan produk sesuai keinginan konsumen,
kegiatan distribusi dan kegiatan promosi. Untuk melakukan pemasaran, maka
manajer pemasaran sebagai salah satu fungsi perusahaan harus mengenali selukbeluk kebutuhan manusia dengan memberikan kepuasan bagi konsumen.
Pengertian pemasaran ini mencakup kegiatan yang sangat luas, bukan hanya
sekedar kegiatan distribusi dan penjualan semata-mata, tetapi meliputi segala
aktivitas untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat baik berupa
barang maupun jasa, dalam rangka mencapai tujuan perusahaan yang diinginkan.
Setiap manusia yang terlibat dalam dunia pemasaran, ingin mengembangkan
profesinya, oleh sebab itu sangatlah diperlukan gambaran yang jelas tentang arti
dan prinsip-prinsip pemasaran. Untuk mengetahui lebih jelas tentang pengertian
pemasaran, maka penulis mencoba melakukan pendekatan terhadap berbagai
30
rumusan pemasaran yang dikemukakan oleh ahli pemasaran seperti yang dikutip
di bawah ini.
Definisi pemasaran menurut Kotler (2009:6) pemasaran adalah suatu fungsi
organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan
menyerahkan nilai kepada konsumen dan mengelola hubungan konsumen dengan
cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya.
Definisi pemasaran menurut Asosiasi Pemasaran Amerika (Kotler, 2009:12),
yaitu: “Pemasaran adalah proses untuk merencanakan dan melaksanakan
perancangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide, barang, dan
layanan untuk menimbulkan pertukaran yang bisa memenuhi tujuan individu dan
organisasi”. Definisi ini memberikan arti bahwa pemasaran adalah kegiatan
manusia yang diarahkan kepada pemuasan kebutuhan dan keinginan melalui suatu
proses pertukaran, dalam hal ini pertukaran yang dimaksud adalah barang dan
jasa, serta uang dan tenaga. Kegiatan pemasaran melibatkan dua pihak yang saling
berinteraksi, di mana pihak yang satu menginginkan kepuasan, sedangkan pihak
yang lainnya ingin memperoleh laba. Pihak-pihak yang dimaksud adalah produsen
dan konsumen.
Produsen menciptakan barang atau jasa sedangkan konsumen adalah pihak yang
memiliki kebutuhan dan keinginan untuk dipenuhi. Jadi disebabkan karena adanya
kepentingan dari masing-masing pihak, maka timbullah yang disebut pertukaran
atau arus perpindahan barang dan jasa dari produsen kepada konsumen.
Pemasaran juga merupakan kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan sebagai
suatu sistem keseluruhan. Dikatakan sebagai suatu keseluruhan, karena pemasaran
mencakup usaha perusahaan yang dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan
31
konsumen, menentukan harga yang sesuai, menentukan cara-cara promosi yang
tepat dan pola distribusi produk yang efektif. Selanjutnya pemasaran juga
mempunyai sasaran tertentu yaitu berusaha memberikan kepuasan bagi konsumen
yang ada maupun pembeli yang potensial, sehingga pemasaran bukanlah suatu
kegiatan yang statis sifatnya melainkan suatu kegiatan yang dinamis dari
keinginan konsumen.
Zeithaml dan Bitner (2003:319) menyatakan bahwa pemasaran jasa adalah
mengenai janji-janji, janji yang dibuat kepada konsumen dan harus dijaga.
Kerangka kerja strategic diketahui sebagai service triangle (Gambar2.1) yang
memperkuat pentingnya orang dalam perusahaan menjaga janji mereka dan sukses
dalam membangun customer relationship. Segitiga menggambarkan tiga
kelompok yang saling berhubungan yang bekerja bersama untuk mengembangkan,
mempromosikan dan menyampaikan jasa.Ketiga pemain utama ini diberi nama
pada poin segitiga: perusahaan (Emersia Hotel dan Resort atau departemen atau
manajemen), konsumen dan provider (pemberi jasa). Provider dapat pegawai
perusahaan, subkontraktor, atau pihak luar yang menyampaikan jasa perusahaan.
Antara ketiga poin segitiga ini,tiga tipe pemasaran harus dijalankan agar jasa
dapat disampaikan dengan sukses: pemasaran eksternal (external marketing),
pemasaran interaktif (interactive marketing), dan pemasaran internal (internal
marketing).
Pada sisi kanan segitiga adalah usaha pemasaraneksternal yaitu membangun
harapan konsumen dan membuat janji kepada konsumen mengenai apa yang akan
disampaikan. Sesuatu atau seseorang yang mengkomunikasikan kepada konsumen
sebelum menyampaikan jasa dapat dipandang sebagai bagian dari fungsi
32
pemasaran eksternal. Pemasaran eksternal yang merupakan permulaan dari
pemasaran jasa adalah janji yang dibuat harus ditepati.
Company
Internal Marketing
Enabling Promises
External Marketing
Enabling Promises
Providers
Customers
Interactive Marketing
Keeping Promises
Gambar2.1 The Service Marketing Triangle
Sumber: Zeithaml and Bitner (2003:319)
Pada dasar segitiga adalah akhir dari pemasaran jasa yaitu pemasaran interaktif
atau realtime marketing. Disini janji ditepati atau dilanggar oleh karyawan,
subkontraktor atau agen. Ini merupakan titik kritis, apabila janji tidak ditepati
konsumen akan tidak puas dan seringkali meninggalkan perusahaan. Sisi kiri
segitiga menunjukkan peran kritis yang dimainkan pemasaran internal. Ini
merupakan kegiatan manajemen untuk membuat provider memiliki kemampuan
untuk menyampaikan janji-janji yaitu perekrutan, pelatihan, motivasi,
pemberian imbalan, menyediakan peralatan dan teknologi. Apabila provider
tidak mampu dan tidak ingin memenuhi janji yang dibuat, perusahaan akan
gagal, dan segitiga jasa akan runtuh.
33
2.2 Jasa
2.2.1 Pengertian Jasa
Lovelock dan Wright (2005) mengungkapkan dua pengertian jasa, diantaranya
adalah: (1) Jasa adalah tindakan atau kinerja yang ditawarkan suatu pihak kepada
pihak lainnya. Walaupun prosesnya mungkin terkait dengan produk fisik,
kinerjanya pada dasarnya tidak nyata dan tidak menghasilkan kepemilikan atas
faktor-faktor produksi, (2) Jasa adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan dan
memberikan manfaat bagi konsumen pada waktu dan tempat tertentu, sebagai
hasil dari tindakan yang mewujudkan perubahan yang diinginkan dalam diri atau
atas nama penerima jasa tersebut. Manfaat yang dimaksud adalah keuntungan atau
laba yang diperoleh konsumen dari kinerja jasa atau penggunaan barang fisik.
Kotler dan Armstrong (2009) menyatakan jasa adalah setiap kegiatan atau
manfaat yang ditawarkan kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud
dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Proses produksinya mungkin juga
tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.
Lovelock, Patterson, dan Walker (2004) menyatakan jasa atau pelayanan adalah
sesuatu yang dijual oleh produsen dan dibeli oleh konsumen, tetapi bukan
merupakan suatu barang. Tjiptono (2008) mencoba memberikan definisi yang
berbeda antara jasa dan pelayanan. Menurutnya jasa merupakan cerminan produk
yang tidak memiliki wujud fisik (intangible). Produk tersebut dapat ditemui pada
industri spesifik, seperti pendidikan, kesehatan, telekomunikasi, transportasi,
asuransi, dll. Sedangkan layanan didefinisikan sebagai segala sesuatu yang
dilakukan oleh pihak tertentu (individu maupun kelompok) kepada pihak lain
(individu maupun kelompok). Kedua definisi tersebut tercakup dalam pengertian
34
jasa yang dikemukakan Gronroos. Gronroos (2001) memadukan pengertian jasa
sebagai aktivitas dari suatu hakikat yang tidak berwujud yang berinteraksi antara
konsumen dan pemberi jasa yang memberikan solusi bagi masalah-masalah
konsumen.
Jasa adalah produk yang tidak dapat dilihat, yang kita beli dan gunakan tetapi
tidak pernah memiliki (Solomon, 2008). Jasa mencakup semua aktivitas ekonomi
yang hasilnya bukanlah produk atau konstruksi fisik yang secara umum konsumsi
dan produksinya dilakukan pada saat bersamaan, dan nilai tambah yang
diberikannya dalam bentuk (kenyamanan, hiburan, kecepatan, dan kesehatan)
yang secara prinsip tidak berwujud pada pembeli pertamanya (Zeithaml, 2003:3).
Sementara itu Stanton (2003:220) memberikan penjelasan mengenai jasa. Jasa
adalah kegiatan yang dapat didefinisikan secara tersendiri yang pada hakekatnya
bersifat tak teraba (intangible), yang merupakan pemenuhan kebutuhan, dan tidak
harus terikat penjualan produk atau jasa lain. Produksi jasa bisa berhubungan
dengan produk fisik maupun tidak.
Menurut Lupiyoadi (2006:6), jasa merupakan semua aktivitas yang hasilnya tidak
merupakan produk dalam fisik atau konstruksi, yaitu biasanya dikonsumsi pada
saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah
seperti misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan atau kesenangan atau
pemecahan atas masalah yang dihadapi konsumen.
Sedangkan Yazid (2001:3) merumuskan jasa sebagai aktivitas ekonomi yang
mempunyai sejumlah elemen (nilai atau manfaat) intangible yang berkaitan
dengannya, yang melibatkan sejumlah interaksi dengan konsumen atau dengan
barang–barang milik, tetapi tidak menghasilkan transfer kepemilikan. Perubahan
35
dalam kondisi bisa saja muncul dan produksi suatu jasa bisa memiliki atau bisa
juga tidak mempunyai kaitan dengan produk fisik.
Dari definisi diatas, dapat kita lihat bahwa selalu ada aspek interaksi antara pihak
konsumen dan pemberi jasa di dalam jasa, meskipun pihak-pihak yang terlibat
tidak selalu menyadarinya. Jasa juga bukan merupakan barang, jasa adalah suatu
proses atau aktivitas, dan aktivitas tersebut tidak berwujud. Semakin banyak
produsen, distributor, dan pengecer yang menyediakan jasa bernilai tambah, atau
layanan konsumen yang sangat baik untuk mendiferensiasikan diri mereka.
2.2.2 Kembang Jasa (Flower of Service)
Layanan jasa adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan nilai dan memberikan
manfaat bagi konsumen pada waktu dan tempat tertentu, sebagai akibat dari
membawa perubahan yang diinginkan di atau atas nama penerima layanan.
(Lovelock, 2005)
Gambar 2.2. Kembang Jasa (The Flower of Services)
Sumber: Lovelock, 2005.
36
- Layanan tambahan yang mempermudah:
1. Information, informasi sangatlah penting dalam penyedia jasa. Dengan
memberikan informasi yang jelas, lengkap, dan akurat dapat menjadi suatu
kekuatan dalam sebuah jasa. Contoh, informasi harga dan fasilitas sebuah
hotel.
2. Order taking, penerimaan pesanan meliputi aplikasi ,pengisian pesanan,
dan revervasi atau check-in. Reservasi (termasuk pembuatan janji dan checkin) mewakili jenis penerimaan pesanan khusus yang mengharuskan konsumen
untuk menuju unit layanan yang spesifik. Sebagai contoh, kursi pesawat,meja
direstoran, kamar hotel, konsultasi kepada seorang yang ahli atau memasuki
fasilitas seperti teater atau gelanggang olahraga.
3. Billing, penagihan merupakan hal sangat umum bagi hampir semua jasa
(kecuali diberikan pelayanan gratis). Pada penagihan yang tidak akurat, tidak
terbaca atau tidak lengkap memiliki risiko mengecewakan konsumen.
Baiknya penagihan bersifat jelas dan informative dan dirinci sehingga jelas
perhitungan jumlahnya.
4. Payment, tagihan mengharuskan pada konsumen untuk melakukan
pembayaran atas jasa yang digunakan konsumen. Penyedia jasa baiknya
mengetahui dengan baik apakah konsumen tersebut sudah melakukan
pembayaran. Misalnya dengan melakukan pemeriksaan booking kamar hotel
atas nama konsumen tersebut.
- Layanan tambahan yang memperkuat
5. Consultation, melibatkan dialog untuk mengetahui kebutuhan
konsumennya, kemudian mengembangkan solusi yang sesuai.
37
6. Hospitality (keramahan), penyedia jasa mampu memberikan pelayananan
lebih. Contohnya, disediakan ruang tunggu bagi konsumen, koran, majalah,
diberikan fasilitas tv pada sebuah bengkel ataupun klinik kecantikan.
7. Safekeeping, ketika konsumen mengunjungi tempat layanan, sering kali
mereka memerlukan bantuan untuk barang bawaan mereka. Penyedia jasa
dapat menyediakan tempat penyimpanan barang.
8. Exception, layanan tambahan yang diberikan penyedia jasa diluar
kebiasaan atau proses penghantaran layanan.
2.2.3 Karakteristik Jasa
Menurut Kotler dan Keller (2010:39) jasa mempunyai empat karakteristik berbeda
yang sangat memengaruhi desain program pemasaran yaitu:
1. Tidak berwujud (Intangibility)
Tidak seperti produk fisik, jasa tidak dapat dilihat, dirasakan, diraba, didengar,
atau dibaui sebelum jasa itu dibeli dan dikonsumsi. Bagi para konsumen,
ketidakpastian dalam pembelian jasa relatif tinggi karena terbatasnya search
qualities, yakni karakteristik fisik yang dapat dievaluasi pembeli sebelum
pembelian dilakukan. Untuk jasa, kualitas apa dan bagaimana yang akan diterima
konsumen, umumnya tidak diketahui sebelum jasa bersangkutan dikonsumsi.
Karena itu, tugas penyedia jasa adalah “mengelola bukti” untuk “mewujudkan hal
yang tidak berwujud”. Perusahaan jasa dapat berusaha mendemonstrasikan
kualitas jasa mereka melalui bukti fisik dan presentasi yang konkret.
38
2. Tidak dapat dipisahkan (Inseparability)
Sementara barang fisik dibuat, dimasukkan dalam persediaan. Di distribusikan
melalui berbagai perantara, dan dikonsumsi kemudian, jasa umumnya dijual
terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan
tempat yang sama. Karena klien juga sering hadir ketika jasa itu dibuat, interaksi
penyedia klien merupakan fitur khusus dalam pemasaran jasa.
3. Berubah-ubah (Variability/Heterogenity)
Jasa bersifat variabel karena merupakan non-standarized output, artinya banyak
variasi bentuk, kualitas, dan jenis tergantung kepada siapa, kapan dan dimana jasa
tersebut diproduksi. Hal ini dikarenakan jasa melibatkan unsur manusia dalam
proses produksi dan konsumsinya yang cenderung tidak bisa diprediksi dan
cenderung tidak konsisten dalam hal sikap dan perilakunya. Pembeli jasa
menyadari variabilitas ini dan sering membicarakannya dengan orang lain
sebelum memilih penyedia jasa. Untuk menyakinkan konsumen, beberapa
perusahaan menawarkan garansi jasa yang dapat mengurangi persepsi konsumen
tentang resiko.
4. Tidak tahan lama (Perishability)
Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Kursi pesawat yang kosong,
kamar hotel yang tidak dihuni, atau kapasitas jalur telepon yang tidak
dimanfaatkan akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak bisa disimpan. Jasa
yang tepat harus disediakan untuk konsumen yang tepat pada tempat yang tepat
disaat yang tepat dan harga yang tepat untuk memaksimalkan profitabilitas.
39
Tjiptono (2004:22) mengutarakan ada lima karakteristik utama jasa bagi pembeli
pertamanya:
1. Intangibility (tidak berwujud)
Jasa berbeda dengan barang. Bila barang merupakan suatu objek, alat, atau benda
maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja
(performance), atau usaha. Oleh sebab itu, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium,
didengar, atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi. Bagi para konsumen,
ketidakpastian dalam pembelian jasa relatif tinggi karena terbatasnya search
qualities, yakni karakteristik fisik yang dapat dievaluasi pembeli sebelum
pembelian dilakukan. Untuk jasa, kualitas apa dan bagaimana yang akan diterima
konsumen, umumnya tidak diketahui sebelum jasa bersangkutan dikonsumsi.
2. Inseparability (tidak dapat dipisahkan)
Tidak dapat dipisahkan berarti karakter jasa yang memungkinkan diproduksi dan
dikonsumsi secara bersamaan. Interaksi antara penyedia jasa dan konsumen
merupakan ciri khusus dalam pemasaran jasa. Kedua pihak memengaruhi hasil
(outcome) dari jasa tersebut. Dalam hubungan penyedia jasa dan konsumen ini,
efektivitas individu yang menyampaikan jasa merupakan unsur yang penting. Hal
ini berarti jasa secara normal tidak diproduksi pada suatu lokasi yang terpusat dan
dikonsumsi pada lokasi yang berbeda.
3. Variability/Heterogeneity (berubah-ubah)
Jasa bersifat variabel karena merupakan non-standarized output, artinya banyak
variasi bentuk, kualitas, dan jenis tergantung kepada siapa, kapan dan dimana jasa
40
tersebut diproduksi. Hal ini dikarenakan jasa melibatkan unsur manusia dalam
proses produksi dan konsumsinya yang cenderung tidak bisa diprediksi dan
cenderung tidak konsisten dalam hal sikap dan perilakunya.
4. Perishability (tidak tahan lama)
Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Kursi pesawat yang kosong,
kamar hotel yang tidak dihuni, atau kapasitas jalur telepon yang tidak
dimanfaatkan akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak bisa disimpan.
5. Lack of Ownership
Lack of Ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada
pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan manfaat
produk yang dibelinya. Mereka bisa mengkonsumsi, menyimpan atau menjualnya.
Di lain pihak, pada pembelian jasa, konsumen mungkin hanya memiliki akses
personel atas suatu jasa untuk jangka waktu terbatas.
Jasa memiliki karakteristik yang berbeda bila dibandingkan dengan produk
(barang fisik), menurut (Sakina L, 2003) tiga karakteristik jasa diantaranya
sebagai berikut:
1. Unsortability: jasa tidak mengenal persediaan dari layanan yang dihasilkan.
2. Intangibility: nilai penting dari hal ini konsumen tidak merasakan secara fisik
namun dalam bentuk kenikmatan, kepuasan, dan rasa aman.
3. Customization: jasa sering didesain khusus sesuai kebutuhan konsumen.
41
2.3 Kualitas Pelayanan
2.3.1 Pengertian Kualitas Pelayanan
Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan (Tjiptono,
2007). Sehingga definisi kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai upaya
pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya
dalam mengimbangi harapan konsumen (Tjiptono, 2007).
Kualitas pelayanan (service quality) dapat diketahui dengan cara membandingkan
persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata mereka terima atau peroleh
dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan atau inginkan terhadap
atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan. Jika jasa yang diterima atau dirasakan
(perceived service) sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan
dipersepsikan baik dan memuaskan, jika jasa yang diterima melampaui harapan
konsumen, maka kualitas pelayanan dipersepsikan sangat baik dan berkualitas.
Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah daripada yang diharapkan, maka
kualitas pelayanan dipersepsikan buruk.
Menurut Supranto (2006) kualitas adalah sebuah kata yang bagi penyedia jasa
merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan baik. Keunggulan suatu produk
jasa adalah tergantung dari keunikan serta kualitas yang diperhatikan oleh jasa
tersebut, apakah sesuai dengan yang diharapkan dan keinginan konsumen.
Kualitas layanan mengacu pada penilaian-penilaian konsumen tentang inti
pelayanan, yaitu si pemberi pelayanan itu sendiri atau keseluruhan organisasi
pelayanan, sebagian besar masyarakat sekarang mulai menampakkan tuntutan
terhadap pelayanan prima, mereka bukan lagi sekedar membutuhkan produk yang
42
bermutu tetapi mereka lebih senang menikmati kenyamanan pelayanan, (Nanang
Tasunar, 2006:44). Oleh karena itu dalam merumuskan strategi dan program
pelayanan, organisasi harus berorientasi pada kepentingan konsumen dan sangat
memperhatikan dimensi kualitasnya (Suratno dan Purnama, 2004:74).
Menurut Kotler (2002:83) definisi pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan
yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya
tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat
dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik. Pelayanan merupakan
perilaku produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen
demi tercapainya kepuasan pada konsumen itu sendiri. Kotler juga mengatakan
bahwa perilaku tersebut dapat terjadi pada saat, sebelum dan sesudah terjadinya
transaksi. Pada umumnya pelayanan yang bertaraf tinggi akan menghasilkan
kepuasan yang tinggi serta pembelian ulang yang lebih sering. Kata kualitas
mengandung banyak definisi dan makna, orang yang berbeda akan
mengartikannya secara berlainan, tetapi dari beberapa definisi yang dapat kita
jumpai memiliki beberapa kesamaan walaupun hanya cara penyampaiannya saja
yang berbeda biasanya perbedaan tersebut terdapat pada elemen sebagai berikut:
1. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihkan harapan konsumen.
2. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan.
3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah.
Dari definisi-definisi tentang kualitas pelayanan tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa kualitas pelayanan adalah segala bentuk aktivitas yang
dilakukan oleh perusahaan guna memenuhi harapan konsumen. Pelayanan dalam
hal ini diartikan sebagai jasa atau service yang disampaikan oleh pemilik jasa
43
yang berupa kemudahan, kecepatan, hubungan, kemampuan dan keramahtamahan yang ditujukan melalui sikap dan sifat dalam memberikan pelayanan
untuk kepuasan konsumen.
Kualitas pelayanan (service quality) dapat diketahui dengan cara membandingkan
persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata-nyata mereka terima atau
peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan atau inginkan
terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan. Hubungan antara produsen
dan konsumen menjangkau jauh melebihi dari waktu pembelian ke pelayanan
purna jual, kekal abadi melampaui masa kepemilikan produk. Perusahaan
menganggap konsumen sebagai raja yang harus dilayani dengan baik, mengingat
dari konsumen tersebut akan memberikan keuntungan kepada perusahaan agar
dapat terus hidup.
2.3.2 Dimensi Kualitas Pelayanan
Salah satu pendekatan kualitas pelayanan dikembangkan oleh Parasuraman,
Zeithmal, dan Berry (1988) disebut SERVQUAL. Dari penelitian tersebut dapat
diidentifikasikan sepuluh dimensi pokok kualitas jasa yaitu reliabilitas,
responsivitas, kompetensi, akses, kesopanan, komunikasi, kredibilitas, keamanan,
kemampuan memahami konsumen dan bukti fisik dan dalam penelitian selanjutnya,
sepuluh dimensi tersebut disederhanakan menjadi lima dimensi pokok kualitas jasa.
Kelima dimensi tersebut menurut Parasuraman, dkk (1988) adalah sebagai berikut:
a. Tangibles / Bukti langsung
Tangibles merupakan bukti nyata dari kepedulian dan perhatian yang diberikan
oleh penyedia jasa kepada konsumen. Pentingnya dimensi tangibles ini akan
44
menumbuhkan image penyedia jasa terutama bagi konsumen baru dalam
mengevaluasi kualitas jasa. Perusahaan yang tidak memperhatikan fasilitas
fisiknya akan menumbuhkan kebingungan atau bahkan merusak image
perusahaan.
b. Emphaty / Empati
Emphaty merupakan kemampuan perusahaan yang dilakukan langsung oleh
karyawan untuk memberikan perhatian kepada konsumen secara individu,
termasuk juga kepekaan akan kebutuhan konsumen. Jadi komponen dari dimensi
ini merupakan gabungan dari akses (access) yaitu kemudahan untuk
memanfaatkan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan, komunikasi merupakan
kemampuan melakukan untuk menyampaikan informasi kepada konsumen atau
memperoleh masukan dari konsumen dan pemahaman merupakan usaha untuk
mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan konsumen.
c. Responsiveness / Ketanggapan
Responsiveness atau daya tanggap merupakan kemampuan perusahaan yang
dilakukan langsung oleh karyawan untuk memberikan pelayanan dengan cepat
dan tanggap. Daya tanggap dapat menumbuhkan persepsi yang positif terhadap
kualitas jasa yang diberikan. Termasuk didalamnya jika terjadi kegagalan atau
keterlambatan dalam penyampaian jasa, pihak penyedia jasa berusaha
memperbaiki atau meminimalkan kerugian konsumen dengan segera. Dimensi ini
menekankan pada perhatian dan kecepatan karyawan yang terlibat untuk
menanggapi permintaan, pertanyaan, dan keluhan konsumen. Jadi komponen atau
unsur dari dimensi ini terdiri dari kesigapan karyawan dalam melayani konsumen,
45
kecepatan karyawan dalam melayani konsumen, dan penanganan keluhan
konsumen.
d. Reliability / Keandalan
Reliability atau keandalan merupakan kemampuan perusahaan untuk
melaksanakan jasa sesuai dengan apa yang telah dijanjikan secara tepat waktu.
Pentingnya dimensi ini adalah kepuasan konsumen akan menurun bila jasa yang
diberikan tidak sesuai dengan yang dijanjikan. Jadi komponen atau unsur dimensi
reliability ini merupakan kemampuan perusahaan dalam menyampaikan jasa
secara tepat dan pembebanan biaya secara tepat.
e. Assurance / Jaminan
Assurance atau jaminan merupakan pengetahuan dan perilaku employee untuk
membangun kepercayaan dan keyakinan pada diri konsumen dalam
mengkonsumsi jasa yang ditawarkan. Dimensi ini sangat penting karena
melibatkan persepsi konsumen terhadap resiko tidak pasti yang tinggi terhadap
kemampuan penyedia jasa. Perusahaan membangun kepercayaan dan kesetiaan
konsumen melalui karyawan yang terlibat langsung menangani konsumen. Jadi
komponen dari dimensi ini terdiri dari kompetensi karyawan yang meliputi
keterampilan, pengetahuan yang dimiliki karyawan untuk melakukan pelayanan
dan kredibilitas perusahaan yang meliputi hal-hal yang berhubungan dengan
kepercayaan konsumen kepada perusahaan seperti, reputasi perusahaan, prestasi
dan lain-lain.
Sunarto (2003:244) mengidentifikasikan tujuh dimensi dasar dari kualitas
pelayanan yaitu:
46
a. Kinerja
Yaitu tingkat absolut kinerja barang atau jasa pada atribut kunci yang
diidentifikasi para konsumen.
b. Interaksi Pegawai
Yaitu seperti keramahan, sikap hormat, dan kepedulian ditunjukkan oleh
pegawai yang memberikan jasa atau barang.
c. Kehandalan
Yaitu konsistensi kinerja barang, jasa dan toko.
d. Daya Tahan
Yaitu rentan kehidupan produk dan kekuatan umum.
e. Ketepatan Waktu dan Kenyamanan
Yaitu seberapa cepat produk diserahkan atau diperbaiki, seberapa cepat
produk infomasi atau jasa diberikan.
f. Estetika
Yaitu lebih pada penampilan fisik barang atau toko dan daya tarik penyajian
jasa.
g. Kesadaran akan Merek
Yaitu dampak positif atau negatif tambahan atas kualitas yang tampak, yang
mengenal merek atau nama toko atas evaluasi konsumen.
Tjiptono dan Gregorius Chandra (2005:113) mengembangkan delapan dimensi
kualitas pelayanan, yaitu:
a. Kinerja (performance) yaitu mengenai karakteristik operasi pokok dari produk
inti. Misalnya bentuk dan kemasan yang bagus akan lebih menarik konsumen.
47
b. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik sekunder
atau pelengkap.
c. Kehandalan (reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan
atau gagal dipakai.
d. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications), yaitu sejauh
mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah
ditetapkan sebelumnya. Seperti halnya produk atau jasa yang diterima
konsumen harus sesuai bentuk sampai jenisnya dengan kesepakatan bersama.
e. Daya tahan (durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat
terus digunakan. Biasanya konsumen akan merasa puas bila produk yang dibeli
tidak pernah rusak.
f. Service ability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah
direparasi, penanganan keluhan yang memuaskan.
g. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Misalnya kemasan
produk dengan warna-warna cerah, kondisi gedung dan lain sebagainya.
h. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu citra dan reputasi produk
serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya. Sebagai contoh merek yang
lebih dikenal masyarakat (brand image) akan lebih dipercaya dari pada merek
yang masih baru dan belum dikenal.
Gronroos dalam Kotler (Fandy Tjiptono,2004) berpendapat bahwa kualitas jasa
total terdiri dari tiga dimensi atau komponen utama, yaitu:
a. Technical Quality, yaitu komponen yang berkaitan dengan kualitas output yang
diterima oleh konsumen. Selanjutnya oleh Parasuraman diperinci lagi menjadi:
48
1. Search quality, yaitu kualitas yang dapat dievaluasi konsumen sebelum
membeli, misalnya harga dan barang.
2. Experience quality, yaitu kualitas yang hanya bisa dievaluasi konsumen
setelah membeli atau mengkonsumsi jasa atau produk. Contohnya
ketepatan waktu, kecepatan pelayanan, dan kerapihan hasil.
3. Credence quality, yaitu sesuatu yang sukar dievaluasi konsumen,
meskipun telah mengkonsumsi suatu jasa.
b. Functional quality, yaitu komponen yang berkaitan dengan kualitas cara
penyampaian suatu jasa.
c. Corporate image, yaitu profit, reputasi, citra umum, dan daya tarik khusus
suatu perusahaan.
Dari beberapa pendapat para ahli tentang dimensi kualitas pelayanan, dapat
disimpulkan beberapa dimensi yang kredibel yaitu memenuhi syarat agar sebuah
pelayanan memungkinkan untuk menumbuhkan kepuasan konsumen. Adapun
dimensi-dimensi tersebut, yaitu:
a) Tangible atau bukti fisik
b) Empathy atau kepedulian
c) Responsiveness atau daya tanggap
d) Reliability atau kehandalan
e) Assurance atau jaminan/kepastian
2.3.3 Alat Ukur Kualitas Pelayanan
Beberapa pendekatan telah diajukan oleh para ahli dalam mengukur kualitas
pelayanan. Alat analisis yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan
49
antara lain customer windows, service performance, dan service quality. Ketiga
pendekatan ini memiliki konsep yang berbeda satu sama lain.
Servqual merupakan suatu cara instrument untuk melakukan pengukuran kualitas
jasa yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithaml dan Berry dalam
serangkaian penelitian mereka terhadap sektor-sektor jasa, model ini juga dikenal
dengan istilah Gap. Model ini berkaitan erat dengan model kepuasan. Analisis gap
merupakan konsep dasar dari SERVQUAL. Kelima dimensi kualitas pelayanan
digunakan untuk menganalisis lima gap antara kemampuan perusahaan dalam
memberikan pelayanan dengan pelayanan yang diharapkan konsumen. Kelima
gap ini dipandang dapat memengaruhi kualitas pelayanan. Kelima gap tersebut
mencakup (Tjiptono, 2008:111):
Gambar 2.3 Gap Kualitas Pelayanan
Sumber:Parasuraman, Zeithaml dan Berry dalam Tjiptono,2008. hal 111 buku
“Pemasaran Strategik”
50
a). Gap antara ekspektasi konsumen dengan persepsi manajemen (knowledge gap)
Gap ini terjadi karena ada perbedaan antara ekspektasi konsumen aktual dan
pemahaman atau persepsi manajemen terhadap ekspektasi konsumen. Gap ini
terjadi karena beberapa kemungkinan, antara lain informasi yang didapatkan dari
riset pasar dan analisis permintaan kurang akurat, interpretasi yang kurang akurat
atas informasi mengenai ekspektasi konsumen, tidak adanya analisis permintaan,
buruknya atau tidak ada aliran informasi keatas dari staf kontak konsumen ke
pihak manajemen, dan terlalu banyak jenjang manajerial yang menghambat atau
mengubah informasi yang disampaikan dari karyawan kontak konsumen ke pihak
manajemen.
b). Gap antara persepsi manajemen terhadap ekspektasi konsumen dan spesifikasi
kualitas layanan (standards gap)
Gap ini terjadi karena spesifikasi kualitas layanan tidak konsisten dengan persepsi
manajemen terhadap ekspektasi kualitas. Penyebabnya antara lain tidak adanya
standar kinerja yang jelas, kesalahan perencanaan atau prosedur perencanaan yang
tidak memadai, manajemen perencanaan buruk, kurangnya penetapan tujuan yang
jelas dalam organisasi, kurangnya dukungan dan komitmen manajemen puncak
terhadap perencanaan kualitas layanan, kekurangan sumber daya, dan situasi
permintaan berlebihan.
51
c). Gap antara spesifikasi kualitas layanan dan penyampaian layanan (delivery
gap)
Gap ini berarti spesifikasi kualitas tidak terpenuhi oleh kinerja dalam proses
produksi dan penyampaian layanan. Sejumlah penyebabnya antara lain,
spesifikasi kualitas terlalu rumit dan atau terlalu kaku, para karyawan tidak
menyepakati spesifikasi tersebut dan karenanya tidak berusaha memenuhinya,
spesifikasi tidak sejalan dengan budaya korporat yang ada, manajemen operasi
layanan buruk, kurang memadainya aktivitas internal marketing, serta teknologi
dan persepsi konsumen sistem yang ada tidak memfasilitasi kinerja sesuai dengan
spesifikasi.
d). Gap antara penyampaian layanan dan komunikasi eksternal (communication
gap)
Gap ini berarti janji-janji yang disampaikan melalui aktivitas komunikasi
pemasaran tidak konsisten dengan layanan yang diberikan kepada para konsumen.
Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya perencanaan
komunikasi pemasaran tidak terintegrasi dengan operasi layanan, kurangnya
koordinasi antara aktivitas pemasaran eksternal dan operasi layanan, organisasi
gagal memenuhi spesifikasi yang ditetapkannya, sementara kampanye komunikasi
pemasaran sesuai dengan spesifikasi tersebut, dan kecenderungan untuk
melakukan “over-promise, under deliver” dalam menarik konsumen baru. Iklan
dan slogan/janji perusahaan sering kali memengaruhi ekspektasi konsumen.
52
e). Gap antara persepsi terhadap layanan yang diterima dan layanan yang
diharapkan (service gap)
Gap ini berarti bahwa layanan yang dipersepsikan tidak konsisten dengan layanan
yang diharapkan. Gap ini dapat menimbulkan sejumlah konsekuensi negatif,
seperti kualitas buruk (negativelyconfirmed quality) dan masalah kualitas,
komunikasi getok tular yang negatif, dampak negatif terhadap citra korporat atau
citra lokal, dan kehilangan konsumen. Gap ini terjadi apabila konsumen mengukur
kinerja/prestasi perusahaan berdasarkan kriteria atau ukuran yang berbeda.
2.4 Kepuasan Konsumen
Kepuasan konsumen telah menjadi konsep sentral dalam wacana bisnis dan
manajemen. Konsumen merupakan fokus utama dalam pembahasan mengenai
kepuasan dan kualitas jasa oleh karena itu, konsumen memegang peranan cukup
penting dalam mengukur kepuasan terhadap produk maupun pelayanan yang
diberikan perusahaan.
Kotler (2010:177) mendefinisikan kepuasan konsumen sebagai perasaan senang
atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil)
produk yang dipikirkan terhadap kinerja (atau hasil) yang diharapkan. Jika kinerja
berada di bawah harapan, konsumen tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan
konsumen puas. Jika kinerja melebihi harapan, konsumen amat puas atau senang.
Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepuasan konsumen yang
ditinjau dan sisi konsumen yaitu mengenai apa yang telah dirasakan konsumen
atas pelayanan yang telah diberikan dibandingkan dengan apa yang mereka
inginkan. Sedangkan definisi kepuasan konsumen menurut Rangkuti (2009)
53
“Bahwa yang dimaksud dengan kepuasan konsumen adalah perbedaan antara
tingkat kepentingan dan kinerja atau hasil yang dirasakan”.
Konsumen akan merasa puas bila keinginan konsumen telah terpenuhi oleh
perusahaan sesuai dengan yang diharapkan. Dengan adanya nilai tambah dari
suatu produk, maka konsumen menjadi lebih puas dan kemungkinan untuk
menjadi konsumen suatu produk tersebut dalam waktu lama akan sangat besar.
Kepuasan konsumen dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, antara lain
kualitas produk, pelayanan, aktivitas penjualan, dan nilai-nilai perusahaan.
Dalam menghadapi persaingan dan perubahan perilaku konsumen tersebut maka
banyak perusahaan yang berpusat pada konsumenlah yang dapat memberikan
nilai Superior kepada mereka, dan memenangkan persaingan. Perusahaan akan
terus berusaha dengan sekuat tenaga untuk mempertahankan konsumennya karena
biaya yang dikeluarkan untuk menarik konsumen baru akan lebih tinggi
dibandingkan biaya untuk mempertahankan konsumen yang ada.Mempertahankan
konsumen selalu lebih penting dilakukan dibandingkan dengan menarik
konsumen baru.
Kunci untuk mempertahankan konsumen adalah dengan memberikan kepuasan
konsumen yang tinggi. Konsumen yang merasa puas akan bersedia datang
kembali mengulangi pembeliannya dan merekomendasikan kepada orang lain
untuk membeli.
54
2.4.1 Faktor-Faktor Kepuasan Konsumen
Menurut Kuswadi (2004:17) kepuasan konsumen dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu:
a. Mutu produk atau jasa
Yaitu mengenai mutu produk atau jasa yang lebih bermutu dilihat dari fisiknya.
b. Mutu pelayanan
Berbagai jenis pelayanan akan selalu dikritik oleh konsumen, tetapi bila
pelayanan memenuhi harapan konsumen maka secara tidak langsung pelayanan
dikatakan bermutu.
c. Harga
Harga adalah hal yang paling sensitif untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Konsumen akan cenderung memilih produk atau jasa yang memberikan
penawaran harga lebih rendah dari yang lain.
d. Waktu penyerahan
Maksudnya bahwa baik pendistribusian maupun penyerahan produk atau jasa dari
perusahaan bisa tepat waktu dan sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
e. Keamanan
Konsumen akan merasa puas bila produk atau jasa yang digunakan ada jaminan
keamanannya yang tidak membahayakan konsumen tersebut.
55
2.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya untuk mempermudah dalam
pengumpulan data, metode analisis yang digunakan dan pengolahan data.
Tinjauan hasil penelitian terdahulu tersebut diringkas seperti tabel berikut ini:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Populasi/
sampel
Variabel
Alat
analisis
No
Peneliti
Judul
1.
Zeithaml,
A., A.
Parasuram
an, dan
Leonard L.
Berry
SERVQUAL:
A
Multiple-Item
Scale For
Measuring
Customer
Perceptions of
Service Quality,
Journal of
Retailing, 64,
pp. 12-23
200
responden
dari mall in
Southwest
22 butir
instrument
(SERVQUAL)
2.
Andika
Buchori
Analisis
Tingkat
Kepuasan
Konsumen
Terhadap Mutu
Pelayanan Pada
Hotel Holiday
Inn Bandung
Populasi:
Konsumen
Hotel
Holiday Inn
Keandalan, daya - Regresi
tanggap,
linier
jaminan,
- Uji F
empati, bukti
- Uji parsial
fisik
ANOVA,
Skala
reliability
dan validity
Hasil
Servqual memiliki
berbagai aplikasi yang
potensial. dapat
membantu berbagai
layanan dan ritel
organisasi dalam menilai
harapan konsumen dan
persepsi tentang kualitas
pelayanan. itujuga dapat
membantu dalam
penentuan daerah yang
membutuhkan perhatian
manajerial dan tindakan
untuk meningkatkan
kualitas layanan
Berdasarkan perhitungan
CSI diperoleh indek
kepuasan sebesar 82,10%,
artinya secara keseluruhan
responden menyatakan
sangat puas terhadap
pelayanan yang telah
diberikan Hotel Holiday
Inn Bandung.
Hasil dari analisis Chi
kuadrat pada kuadran B
menunjukkan bahwa
fasilitas kamar hotel
memiliki hubungan
terkecil, yaitu 2,885 dan
atribut
kesigapan karyawan hotel
dalam melayani
kebutuhan konsumen
memiliki
hubungan terbesar, yaitu
47,264.
56
3.
Ratih
Hardiyati
4..
Agung
Hartadi
5.
Awang
Syafik
Safsal
Barar
Analisis
Pengaruh
Kualitas
Layanan
Terhadap
Kepuasan
Konsumen
Penginapan
(villa)
Agrowisata
Kebun Teh
Pagilaran
Pengaruh
Kualitas
Pelayanan
Terhadap
Tingkat
Kepuasan
Konsumen
(Studi Kasus
Pada Toserba
Minie Malang)
Analisis
Pengaruh
Dimensi
Kualitas Jasa
Terhadap
Kepuasan
Konsumen
Bengkel Dhuha
di Jombang
Populasi:
Seluruh
Konsumen
penginapan
Agrowisata
Keandalan,
daya,tanggp
berwujud,
empati, dan
Jaminan
- Uji
validitas
dan
reliabilitas
- Analisis
regresi
Populasi:
konsumen
Toserba
Minie Sawo
Jajar
Malang
Tangiabel,
- Regresi
reliability,
linier
responsivieness, - Uji F
assurance,
- Uji parsial
empathy
Semua variable
berpengaruh dan yang
paling dominan adalah
bukti fisik 11, 416%
sedangkan variable
jaminan berpengaruh
paling sedikit 2,502%
Populasi:
Seluruh
konsumen
bengkel
Dhuha di
Jombang
Kepuasan
konsumen
dan kualitas
pelayanan yang
terdiri
dari bukti
langsung,
kehandalan,
tanggapan,
kepastian dan
empati
Berdasarkan hasil
pengujian yang dilakukan
menunjukkan bahwa
secara bersama-sama
variable-variabel bebas
yang terdiri dari
bukti langsung,
kehandalan, tanggapan,
kepastian dan empati
mempunyai hubungan
yang signifikan dengan
kepuasan konsumen
dengan angka korelasi
berganda (R) sebesar
0,759 yang berarti bahwa
tingkat keeratannya tinggi.
- Uji
validitas
dan
reliabilita
- Korelasi
berganda
- Regresi
linier
berganda
- Uji regresi
Parsial
Agrowisata Kebun Teh
Pagilaran perlu
mempertahankan elemenelemen yang sudah
dinilai baik oleh
konsumen serta perlu
memperbaiki hal-hal yang
masih kurang.
Dari beberapa penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat kesamaan
mengenai kualitas pelayanan yang diberikan terhadap kepuasan konsumen,
penelitian tersebut dapat membantu peneliti sekarang sebagai referensi untuk
melakukan penelitian mengenai pengukuran kualitas pelayanan selain itu model
atau alat yang digunakan sama yaitu uji validitas dan reliabilitas, analisis regresi
berganda, uji F dan uji T.
57
2.6
Kerangka Pemikiran
Tangible
X1
X1
X2
Empathy
X2
X3
Responsiveness
X3
X4
Reliability
Kepuasan
Konsumen
X4
X5
Assurance
Gambar 2.4 Paradigma Penelitian
Dalam mengukur kualitas jasa pelayanan digunakan dimensi kualitas jasa yang
dikemukakan oleh Zeithaml, Berry dan Parasuraman (1985). Kelima karakteristik
kualitas pelayanan tersebut adalah:
1. Tangible (bukti langsung) meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan
sarana komunikasi
2. Emphaty (empati) meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan konsumen
3. Responsiveness (daya tanggap) yaitu keinginan para staf untuk membentuk
para konsumen dan memberikan pelayanan dengan tanggap
4. Reliability (keandalan) yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang
dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan
58
5. Assurance (jaminan) yang mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan
dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf bebas dari bahaya, resiko atau
keragu-raguan
Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan konsumen. Kualitas
memberikan dorongan kepada konsumen untuk menjalin ikatan hubungan yang
kuat dengan perusahaan, sedangkan kepuasan adalah respon pemenuhan dari
konsumen. Kepuasan adalah hasil dari penilaian dari konsumen bahwa produk
atau pelayanan telah memberikan tingkat kenikmatan dimana tingkat pemenuhan
ini bisa lebih atau kurang.
Kepuasan konsumen ditentukan oleh persepsi konsumen atas performance produk
atau jasa dalam memenuhi harapan konsumen. Konsumen merasa puas apabila
harapannya terpenuhi atau akan sangat puas jika harapan konsumen terlampaui
(Fandy Tjiptono, 2004).
2.7 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang masih
harus diuji kebenarannya melalui penelitian (Sugiono 2010). Hipotesis dalam
penelitian ini adalah:
1. Tangible berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan konsumen Emersia
Hotel dan Resort
2. Emphaty berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan konsumen Emersia
Hotel dan Resort
3. Responsiveness berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan konsumen
Emersia Hotel dan Resort
59
4. Reliability berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan konsumen
Emersia Hotel dan Resort
5. Assurance berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan konsumen
Emersia Hotel dan Resort
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif verifikatif dengan
pendekatan ex post facto dan survey. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
bertujuan untuk menggambarkan atau melakukan keadaan objek atau subjek
penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang
berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Sedangkan
verifikatif menunjukkan penelitian mencari pengaruh antara variabel bebas
terhadap variabel terikat.
Pendekatan ex post facto adalah salah satu pendekatan yang digunakan untuk
mengumpulkan data dengan cara mengambil data secara langsung di area
penelitian yang dapat menggambarkan data-data masa lalu dan kondisi lapangan
sebelum dilaksanakannya penelitian lebih lanjut. Sedangkan yang dimaksud
dengan pendekatan survey adalah pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan
data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi penelitian dilakukan
dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test,
wawancara terstruktur, dan sebagainya. (Sugiyono, 2010:12).
61
3.2 Jenis Data
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus
menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data dikumpulkan
sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian
dilakukan. Pada penelitian ini data primer yaitu hasil survei yang didapatkan
dari penyebaran kuesioner terhadap sampel dari populasi seluruh kalangan
responden yang diajukan.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data hasil pengumpulan orang lain dengan maksud
tersendiri dan mempunyai kategorisasi atau klasifikasi menurut keperluan
mereka. Pada penelitian ini data sekunder didapat dari hasil survei dan analisis
yang dilakukan beberapa lembaga yang terkait baik secara langsung ataupun
yang didapatkan dari berbagai artikel berkenaan dengan topik penelitian.
3.3 Metode Pengumpulan Data
1. Penelitian Pustaka
Pada penelitian pustaka ini mengumpulkan dan membaca berbagai literatur,
referensi, jurnal pemasaran dan buku pemasaran strategik serta mempelajari
teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini.
2. Penelitian Lapangan
Penelitian lapangan yaitu pengumpulan data lapangan dengan cara sebagai
berikut:
62
1. Kuesioner, yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan pernyataan-pernyataan kepada responden dengan panduan
kuesioner. Peneliti berencana memberi form kuisioner kepada konsumen
dengan cara di taruh di bagian receptionist, lalu meminta bantuan
receptionist untuk memberi form tersebut kepada konsumen yang
melakukan check in dan meminta izin untuk mengisi form tersebut jika
berkenan, lalu menyerahkan nya saat konsumen akan melakukan check
out.
2. Observasi ialah metode atau cara-cara yang menganalisis dan
mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan
melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.
3. Skala Pengukuran
Menurut Sugiono (2004:86) skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial. Sehingga untuk mengetahui pengukuran jawaban
responden pada penelitian ini yang menggunakan instrumen penelitian
berupa kuesioner, peneliti menggunakan metode skala likert (Likert’s
Summated Rating), dengan kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.1 Skala Pengukuran
No
Jawaban
1
Sangat Tidak Baik
2
Tidak Baik
3
Cukup Baik
4
Baik
5
Sangat Baik
Sumber: Sugiono (2004:86)
Kode
STB
TB
CB
B
SB
Bobot
1
2
3
4
5
63
Instrumen penelitian (kuesioner) yang baik harus memenuhi persyaratan yaitu
valid dan reliable, untuk mengetahui validitas dan reliabilitas kuesioner perlu
dilakukan pengujian atas kuesioner dengan menggunakan uji validitas dan uji
reliabilitas. Validitas dan reliabilitas ini bertujuan untuk menguji apakah
kuesioner yang disebarkan untuk mendapatkan data penelitian adalah valid dan
reliable. Maka untuk itu, peneliti juga akan melakukan kedua uji ini terhadap
instrumen penelitian (kuesioner).
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Populasi berasal dari bahasa inggris population, yang berarti jumlah penduduk.
Digunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi
sasaran penelitian. Menurut Sugiono (2004), populasi adalah “Wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulan”. Populasi penelitian adalah sekumpulan objek yang
ditentukan melalui kriteria tertentu yang dapat dikategorikan ke dalam objek
tersebut bisa berupa manusia, file-file atau dokumen-dokumen yang dipandang
sebagai objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen Emersia
Hotel dan Resort.
3.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari elemen-elemen populasi yang terpilih (Sanusi,
2014:87). Pengambilan sampel menggunakan metode Non Probability Sampling,
adalah metode yang tidak didasarkan pada mekanisme yang random dalam
64
pemilihan sampel penelitian. Pada Non Probability Sampling ini sampel dipilih
karena pertimbangan-pertimbangan tidak acak, seperti kesesuaian sampel dengan
kriteria-kriteria yang dirumuskan peneliti. Dengan teknik purposive sampling atau
judgment sampling yaitu satuan sampling dipilih berdasarkan pertimbangan
tertentu dengan tujuan untuk memperoleh satuan sampling yang memiliki
karakteristik yang dikehendaki. Pertimbangan sampel adalah konsumen yang
sedang atau pernah memakai jasa Emersia Hotel dan Resort.
Populasi yang diketahui pada penelitian ini merupakan total jumlah konsumen
Emersia Hotel dan Resort pada tahun 2015 namun untuk jumlah konsumen saat
ini populasi nya belum diketahui, menurut Supranto (2001:115), jika jumlah
populasi belum diketahui maka perlu diestimasi proporsi sampel dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut,
n=
1
4
z α/2 2
E
Di mana,
n = jumlah sampel dari jumlah populasi yang ingin diperoleh
z = angka yang menunjukan penyimpangan nilai varians dari mean
E = kesalahan maksimal yang mungkin dialami
α = tingkat kesalahan data yang dapat ditoleransi oleh peneliti
bila tingkat kepercayaan 95%, artinya peneliti meyakini kesalahan duga sampai
sebesar 5% (α=5%), serta batas error sebesar 10% yang berarti peneliti hanya
mentolerir kesalahan responden dalam proses pencarian data tidak boleh melebihi
jumlah 10% dari keseluruhan responden maka besarnya sampel minimum adalah,
65
n=
1/4 z 0,05/2 2
0,1
n=
1/4
1,96
2
0,1
n=
1/4 384,16 = 96,04 = 96 responden
Maka jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan sebanyak 96 sampel
dibulatkan menjadi 100 responden, yang dirasa sudah cukup mewakili populasi.
Sampel yang diambil merupakan konsumen yang pernah atau sedang
menggunakan jasa Emersia Hotel dan Resort.
3.5 Operasional variabel
Sanusi (2014:49) mendefinisikan variabel penelitian adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun
variabel dalam penelitian ini adalah variabel terikat atau dependent variabel (Y),
merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain dan variabel bebas
independent variable (X).
66
Table 3.2 Definisi Operasional Variabel X dan Y
Definisi
Variabel
Sub Variable
Variable
Kualitas
pelayanan
(Variabel X)
Kualitas layanan
dapat dinyatakan
sebagai
perbandingan antara
layanan yang
diharapkan
konsumen dengan
layanan yang
diterimanya
(Parasuraman, 1988)
Bukti fisik / tangibles
(X1)
Meliputi fasilitas
fisik, perlengkapan,
pegawai dan sarana
komunikasi.
(Parasuraman, dkk,
1988)
Empati / empathy
(X2)
Meliputi kemudahan
dalam menjalin
relasi, komunikasi
yang baik, perhatian
pribadi, dan
pemahaman atas
kebutuhan individual
para konsumen.
(Parasuraman, dkk,
1988)
Daya tanggap /
responsiveness
(X3)
Yaitu keinginan para
staf dan karyawan
untuk membantu para
konsumen dan
memberikan
pelayanan dengan
tanggap.
(Parasuraman, dkk,
1988)
Keandalan /reliability
(X4)
Yakni kemampuan
memberikan
pelayanan yang
dijanjikan dengan
segera, akurat, dan
memuaskan.
(Parasuraman, dkk,
1988)
Jaminan / assurance
(X5)
mencakup
pengetahuan,
Indikator
Skala
1. Penataan eksterior hotel
2. Penataan interior kamar
3. Fasilitas kamar hotel
4. Kebersihan hotel
5. housekeeping hotel
6. Fasilitas restoran
7. Tempat parkir yang
tersedia
8. Lokasi yang strategis
9.Penampilan karyawan
Skala
Likert
10. Kepekaan karyawan
hotel terhadap keinginan
dan kebutuhan tamu
11. Pemberian pelayanan
terhadap semua konsumen
tanpa pilih-pilih
Skala
Likert
12. Pelayanan yang cepat
13. Pelayanan yang tepat
14. Kesigapan karyawan
hotel dalam melayani
konsumen
15. Kesigapan karyawan
hotel dalam menangani
keluhan konsumen
16. Pemberian informasi
secara jelas dan dimengerti
mengenai fasilitas yang
disediakan hotel
Skala
Likert
17. Tarif hotel
18. Kemudahan cara
pembayaran
19. Kemudahan pemesanan
kamar
Skala
Likert
20. Keamanan hotel
21. Kenyamanan hotel
22. Kejujuran karyawan
hotel
23. Pelayanan yang sopan
Skala
Likert
67
Kepuasan
Konsumen
(Variabel Y)
Kepuasan
Konsumen adalah
perbedaan antara
tingkat kepentingan
dan kinerja atau
hasil yang
dirasakan. (Rangkuti
2004:56)
kompetensi,
kesopanan, dan sifat
dapat dipercaya yang
dimiliki para staf,
bebas dari bahaya,
risiko atau keraguraguan.(Parasuraman,
dkk, 1988)
Kepuasan
Konsumen
(Variabel Y)
24. Pelayanan yang ramah
25. Citra Hotel di mata
konsumen
26. Pelayanan sesuai
harapan
27. Permasalahan
terselesaikan
28. Kesediaan
merekomendasikan
29. Minat penggunaan ulang
Skala
Likert
3.6 Alat Analisis
1. Analisis Kualitatif
Data kualitatif yaitu data penelitian yang bukan angka, yang sifatnya tidak
dapat dihitung berupa informasi atau penjelasan yang didasarkan pada
pendekatan teoritis dan penilaian logis. Analisis kualitatif dipergunakan untuk
memberikan gambaran secara deskriptif tentang tanggapan yang diberikan
responden pada kuesioner atau daftar pertanyaan yang diberikan dan
dihubungkan dengan teori pemasaran atau pendekatan-pendekatan yang
berkaitan dengan kualitas pelayanan pada jasa perhotelan.
2. Analisis Kuantitatif
Analisisis kuantitatif adalah riset yang cara pengolahan datanya dihitung
menggunkan analisis sistematis. Penelitian ini menggunakan analisis statistik
deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya dan menggunakan uji regresi linier berganda. Uji regresi linier
berganda digunakan untuk memeriksa kuatnya pengaruh antara variabel bebas
68
dengan variabel terikat. Uji regresi linier berganda dapat dilihat dalam
persamaan berikut:
Y = a+b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + ε
Keterangan:
Y
= Kepuasan Konsumen
a
= Konstanta
X1
= Realibility (Keandalan)
X2
= Responsiveness (Ketanggapan)
X3
= Assurance (Jaminan)
X4
= Empathy (Empati)
X5
=Tangible (Bukti Fisik)
b1- b5 = Koefisien regresi variabel kualitas pelayanan
ε
= Standar Eror
3.7 Metode Data Analisis
1. Validitas
Pengujian validitas pada penelitian ini dilakukan dengan analisis faktor
dilakukan karena analisis faktor merupakan prosedur yang tepat dalam
mereduksi dan merangkum data yang saling berkorelasi (Hair et.al.,2006).
Ukuran validitas akan menunjukan sejauh mana instrument pengukuran
mampu mengukur apa yang ingin diukur. Tahapan melihat ukuran uji
validitas menggunakan syarat sebagai berikut:
69
a. Nilai KMO, ukuran kecukupan sampling KMO adalah index yang
digunakan untuk menguji kecocokan faktor analisis. Nilai KMO antara 0,5
hingga 1 mengidentifikasi, bahwa faktor telah memadai.
b. Index Measure Of Sampling Adequacy (MSA), digunakan untuk melihat
interkorelasi antar variabel dari faktor analisis. Index MSA antara 0 hingga
1, nilai MSA yang mendekati satu berarti variabel diprediksi sempurna
tanpa error (Hair, 2006)
c. Nilai Communalities, adalah estimasi dari share atau common variance
diantara variabel-variabel. Index communalities lebih dari sama dengan 0,5
(≥0,5), maka variabel masih dapat diprediksi dan dianalisis lebih lanjut.
d. Factorloading, adalah besarnya korelasi suatu indikator dengan faktor
yang terbentuk (Malhotra, 2007). Kriteria validitas suatu indikator
dinyatakan valid membentuk suatu Faktor jika faktor loading lebih besar
sama dengan 0,5 (≥0,5) atau akan lebih baik jika faktor loading lebih besar
sama dengan 0,7 (≥0,7).
2. Reliabilitas
Uji reliabilitas menurut Arikunto (2006:145) dimaksudkan “untuk mengetahui
adanya konsistensi alat ukur dalam penggunaannya, atau dengan kata lain alat
ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali
pada waktu yang berbeda Untuk uji reliabilitas digunakan Teknik Alpha
Cronbach, dimana suatu instrumen dapat dikatakan handal (reliabel) bila
memiliki koefisien keandalan atau alpha sebesar 0,6 atau lebih.
Pada penelitian ini perhitungan reliabilitas menggunakan rumus alpha
(Arikunto, 2006: 138) sebagai berikut:
70
2
 k   σb
rn  
 1
στ 2
 k  1 
Di mana:
 x2 
x




2
rn
N
N
= reliabilitas instrumen
k
= banyaknya butir pertanyaan
b 2
= jumlah varian butir
t 2
= jumlah varian total

3. Normalitas
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
dalam penelitian ini berdistribusi normal karena dalam penggunaan teknik
analisis regresi berganda mensyaratkan data yang berdistribusi normal.
Pengujian normalitas data dalam penlitian ini dilakukan dengan menggunakan
uji kolmogrov smirnov dengan kriteria sebagai berikut:
a. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa distribusi
residual data penelitian adalah normal
b. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa distribusi
residual data penelitian tidak normal.
71
3.8 Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis adalah metode pengambilan keputusan yang didasarkan dari analisis
data, baik dari percobaan yang terkontrol, maupun dari observasi (tidak
terkontrol). Sebuah hasil bisa dikatakan signifikan secara statistik jika kejadian
tersebut hampir tidak mungkin disebabkan oleh faktor yang kebetulan, sesuai
dengan batas probabilitas yang sudah ditentukan sebelumnya.
3.8.1 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel
independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y)
pada tingkat kepercayaan 95% atau α = 5%.
Dengan hipotesis:
a. Bila nilai signifikan (P Value) < 0,05 maka (Ho) tidak didukung dan
mendukung alternative (Ha) yang berarti ada pengaruh antara variabel bebas dan
variabel terikat.
b. Bila nilai signifikan (P Value) > 0,05 maka (Ho) didukung dan tidak
mendukung alternative (Ha) yang berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas
dan variabel terikat.
72
3.8.2 Koefisien Determinasi R2
Semakin tinggi R2, semakin penting suatu variabel karena dalam penelitian ini
terdiri dari beberapa variabel, maka akan digunakan koefisien determinasi untuk
mengukur besar sumbangan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Semakin
besar koefisien determinasi terkoreksi atau model regresi, maka model didapatkan
akan semakin baik.
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, maka simpulan pada
penelitian ini adalah:
1. Bukti Fisik berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan
konsumen Emersia Hotel dan Resort. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Ho tidak didukung dan Ha didukung.
2. Empati berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan
konsumen Emersia Hotel dan Resort. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Ho tidak didukung dan Ha didukung.
3. Daya Tanggap berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
kepuasan konsumen Emersia Hotel dan Resort. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa Ho tidak didukung dan Ha didukung.
4. Keandalan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan
konsumen Emersia Hotel dan Resort. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Ho tidak didukung dan Ha didukung.
5. Jaminan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan
konsumen Emersia Hotel dan Resort. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Ho tidak didukung dan Ha didukung.
118
6. Bukti fisik, empati, daya tanggap, keandalan dan jaminan berpengaruh
positif dan signifikan secara simultan terhadap kepuasan konsumen
Emersia Hotel dan Resort. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho tidak
didukung dan Ha didukung.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka ada beberapa hal yang bisa
dilakukan oleh Emersia Hotel dan Resort antara lain:
1. Sebaiknya jika Emersia Hotel dan Resort ingin lebih di nilai baik oleh para
konsumen atau calon konsumen, Emersia harus lebih meningkatkan
variabel empathy yang sudah ada. Karena Emersia memiliki kekurangan
pada variabel tersebut, Emersia sebaiknya meningkatkan janji yang
mereka berikan atau setidaknya menepati janji yang ada. Seperti
memprioritaskan keinginan serta kebutuhan yang konsumen inginkan.
Karyawan hotel harus peka terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen.
Karyawan Emersia harus lebih agresif dalam mencari tahu apa yang
konsumen butuhkan, dan setelah mengetahui harus dengan sigap
memberikan hal yang di inginkan dengan tepat.
2. Selanjutnya Emersia Hotel dan Resort harus memperhatikan sub variabel
daya tanggap yang sudah ada terutama karyawan harus lebih detail dan
jelas dalam memberikan informasi mengenai fasilitas yang disediakan
hotel. Pengunjung akan merasa bingung jika informasi yang diberikan
kurang jelas. Contohnya seperti di dalam jadwal Gym tutup pukul 21.00,
tetapi di kenyataannya, Gym telah tutup pada pukul 20.00. Tentu hal ini
119
sangat membuat bingung para konsumen, karena mendapatkan informasi
yang kurang akurat.
Dalam hal ini sebaiknya pihak Emersia Hotel dan Resort harus
menginformasikan terlebih dahulu kepada karyawannya mengenai
fasilitas-fasilitas yang ada pada hotel dengan mengadakan training.
Sehingga karyawan akan dengan mudah dan jelas menjelaskan mengenai
informasi fasilitas hotel kepada pengunjung yang datang secara tepat dan
akurat.
3. Untuk keandalan yang ada sebaiknya dipertahankan, tetapi lebih
ditingkatkan. Emersia Hotel dan Resort dapat melakukannya dengan
memperbaiki sistem pembayaran yang ada dan kemudahan dalam
pemesanan kamar. Emersia Hotel dan Resort memiliki sistem booking
pembayaran secara online melalui website mereka sendiri
(http://www.emersiahotel.com/index.php/emersia-newyear), namun
seharusnya hal tersebut dibuat dengan tidak rumit agar dapat dimengerti
dengan mudah oleh para konsumen. Lalu, Emersia sudah cukup bagus
dengan memberikan cara pembayaran melalui transfer bank, kartu kredit,
Mandiri ClickPay atau ATM bersama, hal tersebut sangat membantu
konsumen untuk melakukan pemesanan kamar serta pembayaran kamar
hotel.
4. Sebaiknya Emersia Hotel dan Resort tetap mempertahankan variabel
jaminan yang sudah ada. Karyawan Emersia Hotel dan Resort sudah
cukup di senangi oleh para konsumen yang mengisi kuisioner dalam
variabel ini.
120
Karyawan Emersia dinilai sudah jujur, sopan dan ramah terhadap para
konsumen. Serta keamanan hotel yang baik membuat pengunjung merasa
nyaman dan tenang ketika berada di Emersia Hotel dan Resort. Sehingga
mereka akan merasa puas dan timbul citra hotel akan baik dimata
konsumen.
5. Sebaiknya Emersia Hotel dan Resort tetap mempertahankan variabel bukti
fisik yang sudah ada. Pengunjung yang pernah berkunjung ke Emersia
Hotel dan Resort akan merasa puas dengan fasilitas lengkap dan suasana
nyaman yang diberikan Emersia Hotel dan Resort. Pengunjung yang
merasa puas dengan pelayanan yang diberikan akan kembali lagi
berkunjung ke Emersia Hotel dan Resort.
5.3 Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini ada beberapa keterbatasan yang perlu disampaikan sebagai
bahan pertimbangan bagi penelitian berikutnya:
1. Pengukuran variabel dalam penelitian ini hanya menggunakan kuesioner,
sehingga kemungkinan jawaban dari responden tidak mencerminkan
keadaan yang sebenarnya akan lebih baik apabila penelitian selanjutnya
menggunakan metode wawancara (interview)
2. Bagi peneliti lain diharapkan penelitian ini dapat membantu untuk
mengembangkan penelitian selanjutnya. Peneliti menyarankan untuk
menambahkan variabel-variabel dependen lainnya agar lebih luas
cakupannya untuk mengetahui lagi mengenai dimensi kualitas pelayanan.
DAFTAR PUSTAKA
Barnes, James G. 2003. Secrets Of Customer Relationship Management.
Yogyakarta: Andi.
Gronroos,C. 2001. Service Management and Marketing, 2nd ed. New York:
Wiley.
Hair et.al. 2006. Multi Variate Data Analysis, fifth edition. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Kotler, Amstrong. 2010. Principles Of Marketing. 13 Edition. New Jersey, Upper
Saddle River: Pearson Prentice Hall.
Kuswadi. 2004. Cara Mengukur Kepuasan Karyawan. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo.
Lovelock, C.Wright, L. 2005. Principles of Service Marketing and Management.
New Jersey: Prentice Hall.
Lovelock, C., P. Patterson, dan R. Walker. 2004. Service Marketing: An AsiaPacific and Australian Perspective. 3rd ed. Frenchs Forest. NSW: Pearson
Education, Australia.
Lupiyoadi, Hamdani. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi Kedua. Jakarta:
Salemba Empat.
Malhotra, Naresh, 2007. Marketing Research: an applied orientation, pearson
education, inc., fifth edition. New York: Prentice Hall
Nanang, Tasunar. 2006. Kualitas Layanan Sebagai Strategi Menciptakan
Kepuasan pada Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Morodemak. Jurnal Sains
Pemasaran Indonesia. 5 (1): 41-62.
Parasuraman, A., Zeithaml, V.A. dan Berry, L.L. 1985. A conceptual model of
service quality and its implications for future research, Journal of Marketing,
49 (3): 41-50.
Parasuraman, A., Zeithalm, V., dan Berry L., 1988. SERVQUAL: A Multiple
item Scale for Measuring Consumer Perceptions of Service Quality, Journal
of Retaliling.
Purnomo, Hari. 2003. Perilaku Konsumen. Edisi Pertama. Yogyakarta: Penerbit
Graha Ilmu.
Rangkuti, Freddy. 2003. Riset Pemasaran. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Rangkuti, Freddy. 2004. Measuring Custumer Satisfaction: Teknik Mengukur dan
Strategi Meningkatkan Kepuasan Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Ratih Hardiyati, 2010. Analisis Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan
Konsumen Penginapan (villa) Agrowisata Kebun Teh Pagilaran (Skripsi).
Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Sakina, L. 2003. Identifikasi Variabel Kualitas Pelayanan Bengkel Untuk
Memperbaiki Kualitas Jasa Bengkel Mobil (Tesis). Bandung: Program Studi
Teknik dan Manajemen Industri. Institut Teknologi Bandung.
Sanusi, Anwar. 2014. Metodologi Penelitian Praktis Untuk Ilmu Sosial dan
Ekonomi. Edisi Pertama. Malang: Cetakan Pertama. Penerbit Buntara Media.
Solomon, Marshall, Stewart,2008. Marketing, Real People, Real Choice 5th
Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Stanton, William, J. 2003. Prinsip Pemasaran, Jilid 1, terjemahan Y. Lamarto,
Edisi kesepuluh. Jakarta: Cetakan kesepuluh, Erlangga.
Sugiarto, Endar. 2002. Psikologi Pelayanan dalam Industri Jasa. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan RdanD. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2010. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sunarto. 2003. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: Amus.
Supranto, J. 2006. Pengukuran Tingkat Kepuasan Konsumen untuk Menaikkan
Pangsa Pasar. Jakarta: Cetakan Ketiga. PT.Rineka Cipta.
Umar, H. 2003. Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Download