LAPORAN PENELITIAN PERILAKU MEMILIH WARGA BULELENG DALAM PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN WAKIL BUPATI BULELENG TAHUN 2012 OLEH: Dr. I NENGAH SUASTIKA Prof. Dr. SUKADI, M.Pd.,M.Ed. KERJA SAMA KOMISI PEMILIHAN UMUM (KPU) KABUPATEN BULELENG DAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2015 i HALAMAN PENGESAHAN 1. Judul Penelitian : Perilaku Memilih Warga Buleleng dalam Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Buleleng Tahun 2012 2. Identitas Ketua Peneliti a. Nama b. Jenis Kelamin c. NIP d. Pangkat / Golongan e. Jabatan Struktural f. Jabatan Fungsional g. Fakultas / Jurusan h. Telepon/Faks i. Alamat Rumah j. Telepon / Faks k. E-mail : Dr. I Nengah Suastika. : Laki-laki : 19800720 200604 1 001 : Penata/ IIId :: Lektor : FIS / PPKN : (0362) 23884 : Jln Pulau Nila No. 17 X Singaraja : (0362) 29346/082115546045 : [email protected] 3. Jumlah Anggota Nama Anggota : 1 Orang : Prof. Dr. Sukadi, M.Pd.,M.Ed. 4. Lama Penelitian : 3 (Tiga) bulan 5. Biaya Penelitian : Rp. 10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah) Singaraja, 28 Agustus 2015 Mengetahui: Dekan FIS Undiksha, Peneliti, Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja, MA. NIP. 195102171979031003 Dr. I Nengah Suastika. NIP. 19800720 200604 1 001 ii Perilaku Memilih Warga Buleleng dalam Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Buleleng Tahun 2012 Oleh: Suastika dan Sukadi Abstrak Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan karakteristik perilaku memilih warga Kabupaten Buleleng pada pemilukada Buleleng Tahun 2012 dan menjelaskan faktorfaktor yang menentukan perilaku memilih warga Kabupaten Buleleng pada pemilukada Buleleng Tahun 2012. Untuk mencapai tujuan tersebut penelitian ini dilakukan dengan penelitian kuantitatif melalui studi survey. Penelitian dilakukan di 15 Desa/Kelurahan Kabupaten Buleleng dengan melibatkan 400 orang responden sebagai sampel yang dipilih menggunakan teknik multistage random sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan penyebaran kuesioner / angket. Data dalam penelitian ini dianalisis secara kuantitatif menggunakan statistik deskriptif dan teknik korelasi kontingensi. Hasil penelitian ini menunjukkan sebagai berikut. Pertama, perilaku memilih warga pada Pemilukada Tahun 2012 tergolong pemilih rasional dan kritis. Kedua, faktor sosiologis memiliki korelasi yang signifikan dengan perilaku memilih warga yang cenderung rasional. Ketiga, faktor psikologis juga memiliki korelasi yang signifikan dengan perilaku memilih warga yang cenderung rasional. Terakhir, faktor pendekatan rasional juga memiliki korelasi yang signifikan dengan perilaku memilih warga yang cenderung rasional. Kata-kata kunci: perilaku memilih warga, faktor sosiologis, faktor psikologis, dan pendekatan rasional iii KATA PENGANTAR Puja dan puji syukur tim penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Waca (Tuhan Yang Maha Esa) atas asung kertha waranugrahaNya, sehingga laporan penelitian tentang Perilaku Memilih Warga Buleleng dalam Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Buleleng Tahun 2012 dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan penelitian ini disusun atas dasar pentingnya mempelajari gejala perilaku memilih warga pada Pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012. Permasalahan yang dibahas meliputi: mendeskripsikan gambaran atau karakteristik perilaku memilih warga Kabupaten Buleleng pada pemilihan umum Bupati dan Wakil Bupati Buleleng Tahun 2012 dan menjelaskan faktor-faktor yang menentukan perilaku memilih warga Kabupaten Buleleng dalam pemilihan umum Bupati dan Wakil Bupati Buleleng Tahun 2012. Faktorfaktor yang dikaji meliputi: faktor sosiologis dan demografis, faktor psikologis, dan faktor pilihan rasional. Laporan Penelitian ini disusun sesuai dengan format laporan penelitian kuantitatif pada umumnya. Bab pertama menjelaskan bagian permasalahan yang menjadi dasar perlunya melaksanakan penelitian ini. Bab kedua menjalaskan bagian kajian pustaka. Bab ketiga menjelaskan bagian metodologi penelitian yang digunakan. Bab keempat menjelaskan hasil penelitian dan pembahasannya. Bab kelima menjelaskan bagian penutup yang memformulasikan simpulan dan saran/rekomendasi. Laporan penelitian ini berhasil diselesaikan dan dilaporkan tepat pada waktunya adalah berkat sumbangan / kontribusi berbagai pihak. Karena itu melalui pengantar ini tim penulis ingin menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Dekan FIS Undiksha atas kepercayaan dan persetujuannya kepada Tim peneliti untuk melakukan penelitian ini; 2. Kepala KPU Kabupaten Buleleng atas kepercayaan dan pemberian tugas untuk melakukan dan melaporkan hasil penelitian ini dengan dukungan dananya; 3. Rektor Undiksha yang diwakili oleh Pembantu Rektor IV Bidang Kerja Sama atas dukungannya kepada Tim Penelitis dalam bentuk pemberian Surat Tugas yang resmi kepada Tim Peneliti. 4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan identitasnya satu persatu atas segala bantuan dukungan moril sehingga tim peneliti dapat menyelesaikan laporan penelitian ini tepat pada waktunya. Tim peneliti menyadari bahwa isi laporan penelitian ini masih penuh dengan berbagai kelemahan dalam penulisan baik kelemahan penggunaan standar bahasa maupun iv kandungan substansi materi kajiannya. Karena itu sumbangan pemikiran dari berbagai pihak untuk menyempurnakan kualitas laporan penelitian ini masih sangat dibutuhkan. Semoga laporan penelitian ini dapat berguna sebaik-baiknya untuk kepentingan publik di Kabupaten Buleleng, khususnya yang terkait dengan penyelenggaraan pemilu di kabupaten Buleleng. Singaraja, 28 Agustus 2015 Tim Peneliti, v DAFTAR ISI Halaman Depan Lembar Pengesahan Abstrak Kata Pengantar Daftar Isi ……………………………………………………………... .............................................................................................. ……………………………………………………………... ……………………………………………………………... .............................................................................................. i ii iii iv vi BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... A. Latar Belakang dan Identifikasi Masalah …………………………….. B. Rumusan Masalah …………………………………………………….. C. Tujuan Penelitian …………………………………………………….. D. Manfaat Penelitian …………………………………………………….. 1 1 5 5 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................... A. Perilaku Memilih dalam Pemilu ............................................. B. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Memilih .................................. 6 6 9 BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... A. Rancangan Penelitian ...................................................................... B. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... C. Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................... D. Variabel Penelitian dan Definisinya …………........................................... E. Metode Pengumpulan Data .................................................... …………. F. Teknik Analisis Data ……………………………………………………… G. Luaran Penelitian ……………………………………………………... 11 11 11 11 13 13 15 15 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………………… A. Karakteristik Perilaku Memilih Warga ……………………………………. B. Faktor Sosiologis / Demografis ……………………………………… C. Faktor Psikologis …...................................................................................... D. Faktor Pilihan Rasional ……………………………………………… E. Pembahasan ……………………………………………………………… 16 16 24 30 34 36 BAB V PENUTUP ……………………………………………………………… A. Simpulan ……………………………………………………………… B. Saran Rekomendasi ……………………………………………………… 39 39 40 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….. 43 LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………………. 44 vi DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Sebaran Jumlah Desa/Kelurahan dan Sampel Penelitian ……………... 3.2: Kisi-kisi Pengembangan Instrumen ……………………………………… 4.1: Perilaku Memilih Warga pada Pilkada Buleleng Tahun 2012 ……………… 4.2: Alasan Warga Memilih pada Pilkada Buleleng Tahun 2012 ……………… 4.3: Tingkat Mengenal Kandidat ……………………………………………… 4.4: Sosialisasi Kandidat Menurut Penilaian Warga ……………………………… 4.5: Media yang Digunakan untuk Sosialisasi oleh Kandidat …………………….. 4.6: Kecocokan Program Kerja Kandidat Bupati dan Wakil Bupati ……………… 4.7: Kecocokan Program Kerja Partai Politik……………………………………… 4.8: Kecocokan Ideologi Partai Politik dengan Ideologi Warga ……………… 4.9: Kesetiaan Warga terhadap Pilihan Partai Politik ……………………………… 4.10: Tingkat Kepercayaan Warga terhadap Kinerja Partai Politik ……………….. 4.11: Tingkat Kepercayaan Warga terhadap Komitmen dan Kinerja Kandidat …… 4.12: Harapan Warga terhadap Kandidat Bupati dan Wakil Bupati ……………… 4.13: Pemilih pada Pemilukada Buleleng Tahun 2012 ……………………………. 4.14: Jumlah Pemilih Laki-laki dan Perempuan pada Pemilukada Buleleng ……… 4.15: Jumlah Pemilih Menurut Agama/Keyakinannya pada Pemilukada Buleleng . 4.16: Jumlah Pemilih Menurut Faktor Kelompok wangsa ……………………… 4.17: Jumlah Pemilih Menurut Faktor Tingkat Pendidikan ……………………….. 4.18: Jumlah Pemilih Menurut Faktor Jenis Pekerjaan …………………………… 4.19: Jumlah Pemilih Menurut Faktor Tempat Tinggal ……………………... 4.20: Jumlah Pemilih Menurut Faktor Pengalaman Memilih……………………... Hal. 12 14 16 17 18 19 19 20 20 21 22 23 23 24 25 25 26 27 27 28 29 30 vii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Identifikasi Masalah Disadari atau tidak bahwa dalam Pemilu (Pileg, Pilpres, maupun Pilkada) peran serta masyarakat menjadi sangat penting dalam sebuah negara demokrasi. Kesuksesan pelaksanaan pemilu merupakan salah satu barometer kesuksesan negara yang menganut sistem demokrasi. Sukses tidaknya pelaksanaan Pemilu salah satunya ditentukan oleh bagaimana partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak pilihnya secara cerdas. Partisipasi merupakan proses aktif dan inisiatif yang muncul dari masyarakat dalam suatu kegiatan. Di Indonesia berpartisipasi dalam politik dijamin oleh negara. Hal ini tercantum dalam UUD 1945 pasal 28 yang berbunyi “kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang”. Selain itu, diatur pula dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 mengenai jaminan hak-hak sipil dan politik, dimana poin-poin hak yang harus dilindungi oleh negara mengenai hak berpendapat, hak berserikat, hak memilih dan dipilih, hak yang sama dihadapan hukum dan pemerintahan, dan hak mendapatkan keadilan. Menurut Budiardjo (2009) partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, antara lain dengan jalan memilih pimpinan negara secara langsung atau tidak langsung dan memengaruhi kebijakan pemerintah (public policy). Dengan demikian partisipasi politik erat kaitanya dengan kesadaran politik dan kesukarelaan politik warga negara, karena semakin warga negara sadar bahwa dirinya diperintah, maka warga negara kemudian menuntut diberikan hak bersuara dalam penyelenggaraan pemerintahan. Sedangkan menurut Herbert Mc Closky dalam International Encyclopedia of The Social Sciences (Budiardjo,1996) partisipasi politik adalah kegiatan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui mana 1 mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa, dan secara langsung atau tidak langsung dalam proses pembentukkan kebijakan umum. Terkait dengan hal tersebut, salah satu tantangan yang dihadapi dalam penyelenggaraan Pemilu di tanah air dewasa ini adalah kompleksnya fenomena perilaku memilih (voting behavior) warga dalam pemilu karena setiap warga yang memiliki hak memilih dalam pemilu memiliki kebebasan pula dalam melakukan pilihan sesuai dengan apa yang dianggapnya atau dinilainya berguna. Dalam setiap pemilu paling tidak ada tiga kepentingan yang berhubungan satu sama lain, yaitu: partai politik, kandidat, dan warga/rakyat. Partai politik berkepentingan dalam pemilu untuk menarik sebanyak mungkin simpati rakyat agar mendukung partai memegang kekuasaan pemerintahan, sehingga partai memiliki legitimasi untuk menjalankan roda pemerintahan untuk kepentingan rakyat. Para kandidat dari setiap partai atau gabungan partai atau dari kelompok independen menjadikan pemilu sebagai momentum untuk memperoleh suara yang memadai untuk mengesahkan mereka menjadi pemimpin yang akan melaksanakan atau menjalan kedaulatan rakyat. Sementara itu, rakyat sebagai pemberi mandat untuk pemerintahan berkepentingan untuk memilih dan memberikan suaranya kepada para calon wakil rakyat yang akan duduk di pemerintahan. Banyaknya partai politik yang ikut sebagai kontestan dalam pemilu/pilkada dengan latar ideologi/flatform partai serta program kerja yang berbeda-beda serta banyaknya kandidat partai yang ikut bertarung dalam pemilu dengan latar ideologi, kemampuan dan pengalaman politik, motivasi, serta track record yang berbeda-beda tentu dapat mempengaruhi sikap dan perilaku memilih warga/rakyat yang jumlahnya banyak dengan latar belakang yang berbeda-beda pula. Dalam teori ilmu politik dan hasil-hasil penelitian yang relevan, perilaku memilih warga/rakyat dalam pemilu/pilkada adalah keputusan dan tindakan pemilih untuk memilih / memberikan suaranya kepada partai politik dan atau para kandidat yang dipercaya atau yang disukai dalam pemilu/pilkada. Perilaku memilih warga dalam pemilu/pilkada dapat berbeda-beda setiap individunya atau kelompok warga tergantung pada beberapa faktor yang mempengaruhinya. 2 Perilaku memilih warga dalam pemilu/pilkada dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori. Pertama adalah kategori pemilih rasional. Pemilih tipe ini lebih melihat faktor program kerja partai atau kandidat sebagai acuan dalam memilih. Partai politik atau kandidat yang memiliki program kerja paling rasional adalah yang akan mendapat pilihan. Kedua adalah tipe pemilih kritis. Pemilih tipe ini tidak saja hanya mengandalkan program kerja partai politik atau kandidat yang paling rasional, tetapi secara kritis juga memperhatikan faktor-faktor ketertarikan, kedekatan, dan kesamaan. Ketiga adalah tipe pemilih tradisional. Pemilih tipe ini cenderung lebih berorientasi pada ikatan-ikatan primordialisme, seperti kesamaan suku, agama, dan ideologi partai. Keempat adalah tipe pemilih skeptis. Tipe pemilih ini cenderung kurang memiliki kepercayaan terhadap partai politik atau kandidat akan mampu membawa aspirasi rakyat atau akan mampu memperjuangkan nasib rakyat. Karena itu, tipe pemilih ini cenderung bersifat apatis dan kemungkinan menjadi kelompok golput. Dalam realitanya, perilaku pemilih dalam pemilu atau pilkada tidaklah cukup hanya dikelompokkan ke dalam empat kategori tersebut. Ada tiga pendekatan yang umum telah digunakan untuk menganalisis perilaku pemilih dalam pemilu, yaitu: pendekatan sosiologis, pendekatan psikologis, dan pendekatan pilihan rasional. Pendekatan sosiologis lebih mengedepankan faktor kelas sosial dan struktur dalam masyarakat yang lebih menentukan perilaku memilih warga dalam pemilu. Contohnya, kelompok warga dengan tingkat pendidikan sarjana akan berbeda pilihan politiknya dalam pemilu jika dibandingkan dengan warga dengan pendidikan yang lebih rendah. Begitu pula, pilihan politik kelompok laki-laki mungkin akan berbeda dengan pilihan kelompok warga perempuan. Pendekatan psikologis, sebaliknya, lebih menekankan pada respon politik individu warga terhadap berbagai stimulasi politik yang diterimanya selama masa sebelum pemilu dilaksanakan. Hal ini memungkinkan terjadi perubahan-perubahan keputusan memilih secara politik dari waktu ke waktu, tergantung pada stimulasi yang diterimanya. Terakhir, model pilihan rasional menjelaskan bahwa pilihan politik warga dalam pemilu lebih ditentukan oleh sikap dan tindakan rasional pemilih dalam menilai kinerja 3 pemerintah sebagai cerminan kompetisi politik sebelum pemilu diadakan. Dalam hal ini pemilih rasional lebih mengutamakan untuk memberikan pilihan politiknya kepada partai politik atau kandidat yang telah memberikan manfaat ekonomi yang besar, baik kepada warga secara individu maupun dalam skala lokal, nasional, maupun global. Pemilih rasional juga mungkin akan memberikan pilihannya kepada partai politik atau kandidat yang masuk dalam kelompok oposisi tergantung bagaimana kelompok oposisi telah memberikan informasi tentang evaluasi hasil kinerja pemerintah selama periode pemerintahan sebalum pemilu yang baru dilakukan. Mengacu kepada ketiga pendekatan tersebut, Saiful Mujani pernah menguji enam faktor yang memengaruhi perilaku memilih, yaitu kepemimpinan, identifikasi partai, orientasi religius, ekonomi politik, sosiologis, dan demografis dalam Pemilu 1999 dan 2004 di Indonesia. Menurut kesimpulannya, faktor identifikasi partai dan kepemimpinan signifikan memengaruhi perilaku pemilih dalam menentukan pilihan pada pemilu legislatif dan pilpres. Sejak era reformasi, warga Kabupaten Buleleng telah pernah mengikuti empat kali pemilu legislatif, yaitu Pemilu 1999, Pemilu 2004, Pemilu 2009, dan Pemilu 2014. Sementara itu, sesuai dengan Undang-undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang No. 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas UU 32/ 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang mengatur pula tentang mekanisme Pilkada, warga Kabupaten Buleleng telah pernah melaksanakan pemilihan langsung kepala daerah (Bupati dan Wakil Bupati) sebanyak sekali, yaitu pada Pilkada Tahun 2012. Sayangnya, belum pernah ada kajian melalui hasil penelitian empiris yang menjelaskan bagaimana perilaku memilih warga di Kabupaten Buleleng dalam berbagai pemilu yang telah dilakukan. Gejala yang terjadi adalah warga Kabupaten Buleleng tampak masih tetap konsisten memilih PDI-P sebagai pilihan politiknya baik pada pemilu legislative maupun pada Pilkada Tahun 2012. Apakah ini berarti bahwa perilaku memilih warga di Kabupaten Buleleng dalam pemilu/pilkada cenderung dapat dikelompokkan sebagai pemilih 4 tradisional. Penelitian ini sesungguhnya dilatarbelakangi oleh isu yang tampak dalam fenomena ini. B. Rumusan Masalah Penelitian Sesuai dengan latar belakang di atas, dua pertanyaan yang dapat diajukan sebagai rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah gambaran atau karakteristik perilaku memilih warga Kabupaten Buleleng dalam pemilihan umum Bupati dan Wakil Bupati Buleleng Tahun 2012? 2. Faktor-faktor apa sajakah yang menentukan perilaku memilih warga Kabupaten Buleleng dalam pemilihan umum Bupati dan Wakil Bupati Buleleng Tahun 2012? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, dapatlah diajukan dua rumusan tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan gambaran atau karakteristik perilaku memilih warga Kabupaten Buleleng dalam pemilihan umum Bupati dan Wakil Bupati Buleleng Tahun 2012. 2. Menjelaskan faktor-faktor yang menentukan perilaku memilih warga Kabupaten Buleleng dalam pemilihan umum Bupati dan Wakil Bupati Buleleng Tahun 2012 D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak terkait dalam memberikan kontribusi untuk mempelajari perilaku memilih warga di Kabupaten Buleleng dalam pilkada. Selain itu hasil penelitian ini juga dapat menjadi dasar bagi KPU dan partai-partai politik di Kabupaten Buleleng dalam melaksanakan sosialisasi dan pemasaran politik tentang pemilu dalam rangka meningkatkan kecerdasan dan partisipasi politik warga dalam pemilu di Kabupaten Buleleng. 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perilaku Memilih dalam Pemilu Perilaku memilih menurut Surbakti (1997:170) adalah aktivitas pemberian suara oleh individu yang berkaitan erat dengan kegiatan pengambilan keputusan untuk memilih atau tidak memilih di dalam suatu pemilihan umum. Bila pemilih memutuskan untuk memilih, maka pemilih akan memilih atau mendukung kandidat tertentu. Dari definisi tersebut dapat dianalisis bahwa perilaku memilih pada dasarnya adalah tindakan memberikan pilihan dalam pemilu. Tindakan tersebut tentu telah didahului oleh pengambilan keputusan untuk memilih atau memberikan suara atau memberikan dukungan atau justru sebaliknya untuk tidak memilih (golput). Yang dipilih dalam pemilu tersebut adalah partai politik atau kandidat yang diyakini akan mampu membawa aspirasi warga dan yang akan memegang dan menjalankan kekuasaan pemerintahan secara legitimate. Dalam setiap pemilu, baik pemilu legislative maupun pemilu presiden dan kepala daerah, paling tidak ada tiga komponen yang saling berkaitan, yaitu: partai politik, kandidat, dan warga/rakyat. Upaya untuk memahami perilaku memilih dalam pemilu tidak dapat dilepaskan dari hubungan ketiga unsur penting tersebut. Partai politik berkepentingan dalam pemilu untuk menarik sebanyak mungkin simpati rakyat agar mendukung partai memegang kekuasaan pemerintahan, sehingga partai memiliki legitimasi untuk menjalankan roda pemerintahan untuk kepentingan rakyat. Para kandidat dari setiap partai atau gabungan partai atau dari kelompok independen menjadikan pemilu sebagai momentum untuk memperoleh suara yang memadai untuk mengesahkan mereka menjadi pemimpin yang akan melaksanakan atau menjalan kedaulatan rakyat. Sementara itu, rakyat sebagai pemberi mandat untuk pemerintahan berkepentingan untuk memilih 6 dan memberikan suaranya kepada para calon wakil rakyat yang akan duduk di pemerintahan. Banyaknya partai politik yang ikut sebagai kontestan dalam pemilu/pilkada dengan latar ideologi/flatform partai serta program kerja yang berbeda-beda serta banyaknya kandidat partai yang ikut bertarung dalam pemilu dengan latar ideologi, kemampuan dan pengalaman politik, motivasi, serta track record yang berbeda-beda tentu dapat mempengaruhi sikap, keputusan, dan perilaku memilih warga/rakyat yang jumlahnya banyak dengan latar belakang yang berbeda-beda pula. Perilaku memilih warga dalam pemilu/pilkada dapat berbeda-beda setiap individunya atau kelompok warga tergantung pada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Perilaku memilih warga dalam pemilu/pilkada dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori. Pertama adalah kategori pemilih rasional. Pemilih tipe ini lebih melihat faktor program kerja partai atau kandidat sebagai acuan dalam memilih. Partai politik atau kandidat yang memiliki program kerja paling rasional adalah yang akan mendapat pilihan. Kedua adalah tipe pemilih kritis. Pemilih tipe ini tidak saja hanya mengandalkan program kerja partai politik atau kandidat yang paling rasional, tetapi secara kritis juga memperhatikan faktor-faktor ketertarikan, kedekatan, dan kesamaan. Ketiga adalah tipe pemilih tradisional. Pemilih tipe ini cenderung lebih berorientasi pada ikatan-ikatan primordialisme, seperti kesamaan suku, agama, dan ideologi partai. Keempat adalah tipe pemilih skeptis. Tipe pemilih ini cenderung kurang memiliki kepercayaan terhadap partai politik atau kandidat akan mampu membawa aspirasi rakyat atau akan mampu memperjuangkan nasib rakyat. Karena itu, tipe pemilih ini cenderung bersifat apatis dan kemungkinan menjadi kelompok golput. Dalam realitanya, perilaku pemilih dalam pemilu atau pilkada tidaklah cukup hanya dikelompokkan ke dalam empat kategori tersebut. Ada tiga pendekatan yang umum telah digunakan untuk menganalisis perilaku pemilih dalam pemilu, yaitu: pendekatan sosiologis, pendekatan psikologis, dan pendekatan pilihan rasional. Pendekatan sosiologis 7 lebih mengedepankan faktor kelas sosial dan struktur dalam masyarakat yang lebih menentukan perilaku memilih warga dalam pemilu. Contohnya, kelompok warga dengan tingkat pendidikan sarjana akan berbeda pilihan politiknya dalam pemilu jika dibandingkan dengan warga dengan pendidikan yang lebih rendah. Begitu pula, pilihan politik kelompok laki-laki mungkin akan berbeda dengan pilihan kelompok warga perempuan. Pendekatan psikologis, sebaliknya, lebih menekankan pada respon politik individu warga terhadap berbagai stimulasi politik yang diterimanya selama masa sebelum pemilu dilaksanakan. Hal ini memungkinkan terjadi perubahan-perubahan keputusan memilih secara politik dari waktu ke waktu, tergantung pada stimulasi yang diterimanya. Terakhir, model pilihan rasional menjelaskan bahwa pilihan politik warga dalam pemilu lebih ditentukan oleh sikap dan tindakan rasional pemilih dalam menilai kinerja pemerintah sebagai cerminan kompetisi politik sebelum pemilu diadakan. Dalam hal ini pemilih rasional lebih mengutamakan untuk memberikan pilihan politiknya kepada partai politik atau kandidat yang telah memberikan manfaat ekonomi yang besar, baik kepada warga secara individu maupun dalam skala lokal, nasional, maupun global. Pemilih rasional juga mungkin akan memberikan pilihannya kepada partai politik atau kandidat yang masuk dalam kelompok oposisi tergantung bagaimana kelompok oposisi telah memberikan informasi tentang evaluasi hasil kinerja pemerintah selama periode pemerintahan sebelum pemilu yang baru dilakukan. Mengacu kepada ketiga pendekatan tersebut, Saiful Mujani pernah menguji enam faktor yang memengaruhi perilaku memilih, yaitu kepemimpinan, identifikasi partai, orientasi religius, ekonomi politik, sosiologis, dan demografis dalam Pemilu 1999 dan 2004 di Indonesia. Menurut kesimpulannya, faktor identifikasi partai dan kepemimpinan signifikan memengaruhi perilaku pemilih dalam menentukan pilihan pada pemilu legislatif dan pilpres. 8 B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Memilih Warga dalam Pemilu Jika dianalisis dengan baik pandangan ketiga pendekatan yang digunakan untuk menjelaskan variabilitas perilaku memilih warga dalam pemilu serta dikaitkan pula dengan empat tipe pemilih dalam pemilu, maka tampaknya dapat diduga bahwa cukup banyak faktor yang dapat diduga dapat mempengaruhi variabilitas perilaku memilih warga dalam pemilu. Walau begitu, faktor-faktor tersebut dapat dikategorikan ke dalam tiga pendekatan di atas, yaitu faktor sosiologis, faktor psikologis, dan faktor pilihan rasional. Faktor pertama adalah yang berasal dari faktor-faktor sosiologis. Identifikasi terhadap faktor-faktor ini pada dasarnya bertujuan untuk menjelaskan bahwa karakteristik sosial dan pengelompokan-pengelompokan sosial mempunyai pengaruh yang cukup signifikan dalam menentukan perilaku pemilih seseorang. Karakteristik sosial (seperti pekerjaan, pendidikan dsb) dan karekteristik atau latar belakang sosiologis (seperti agama, wilayah, jenis kelamin,umur dsb) merupakan faktor penting dalam menentukan pilihan politik. Pendek kata, pengelompokan sosial seperti umur (tua muda); jenis kelamin (lakiperempuan); agama dan semacamnya dianggap mempunyai peranan yang cukup menentukan dalam membentuk pengelompokan sosial baik secara formal seperti keanggotaan seseorang dalam organisasi-organisasi keagamaan, organisasi-organisasi frofesi; maupun pengelompokan informal seperti keluarga, pertemanan, ataupun kelompok-kelompok kecil lainnya merupakan sesuatu yang sangat vital dalam memahami perilaku politik seseorang, karena kelompok-kelompok inilah yang mempunyai peranan besar dalam membentuk sikap, persepsi dan orientasi seseorang (Ramlan Surbakti,1992). Faktor kedua adalah faktor-faktor yang berasal dari pendekatan psikologis. Pendekatan ini menggunakan dan mengembangkan konsep psikologi terutama konsep sosialisasi dan sikap untuk menjelaskan perilaku pemilih. Variabel-variabel itu tidak dapat dihubungkan dengan perilaku memilih kalau ada proses sosialisasi. Oleh karena itu, menurut pendekatan ini sosialisasilah sebenarnya yang menentukan perilaku memilih (politik) seseorang. Penganut pendekatan ini menjelaskan sikap seseorang sebagai refleksi 9 dari kepribadian seseorang merupakan variabel yang cukup menentukan dalam mempengaruhi perilaku politik seseorang. Oleh karena itu, pendekatan psikologi menekankan pada tiga aspek psikologis sebagai kajian utama yaitu ikatan emosional pada suatu partai politik, orientasi terhadap isu-isu dan orientasi terhadap kandidat (Ramlan Surbakti,1992). Faktor ketiga adalah yang berasal dari pendekatan rasional. Penggunaan pendekatan rasional dalam menjelaskan perilaku pemilih oleh ilmuwan politik sebenarnya diadaptasi dari ilmu ekonomi. Mereka melihat adanya analogi antara pasar (ekonomi) dan perilaku memilih (politik). Apabila secara ekonomi masyarakat dapat bertindak secara rasional, yaitu menekan ongkos sekecil-kecilnya untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya, maka dalam perilaku politikpun masyarakat akan dapat bertindak secara rasional, yakni memberikan suara ke OPP yang dianggap mendatangkan keuntungan yang sebesar-besarnya dan menekan kerugian. Beberapa variabel kemudian dapat diidentifikasi sebagai faktor yang menentukan perilaku memilih warga dalam pemilu, seperti: tingkat literasi politik warga, peran media massa, kualitas program kerja partai, kualitas dan integritas kandidat, peningkatan kesejahteraan ekonomi warga dan ekonomi daerah/nasional, kepekaan terhadap isu-isu kebijakan publik dan dampaknya terhadap masyarakat, kinerja partai politik dan kandidat pada masa pemerintahan sebelum pemilu, dan sebagainya. 10 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini direncanakan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan metode survey. Penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan dalam skala populasi yang relatif besar yang tujuan umumnya mendeskripsikan dan atau menjelaskan fenomena sosial yang telah terjadi di masa lampau (expost facto). Penggunaan jenis penelitian ini karena masalah dalam penelitian ini adalah bermaksud untuk mendeskripsikan perilaku memilih warga dan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhinya dimana perilaku memilih tersebut telah terjadi di masa lampau pada pemilu kepala daerah di Kabupaten Buleleng Tahun 2012. Penelitian akan dilaksanakan pada wilayah populasi yang luas di Kabupaten Buleleng. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada penduduk wilayah desa/kelurahan di Kabupaten Buleleng yang ikut berperan serta dalam pemilihan umum kepala daerah di Kabupaten Buleleng Tahun 2012. Pelaksanaan penelitian dilakukan selama bulan Juli tahun 2015. C. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah seluruh penduduk Kabupaten Buleleng yang memiliki hak memilih dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan yang menggunakan hak pilihnya dalam Pilkada Kabupaten Buleleng Tahun 2012. Jumlahnya adalah 550.780 orang. Unit analisis yang digunakan adalah individu penduduk. Dalam pemilihan sampel penelitian, teknik sampling yang digunakan adalah multistage random sampling. Pada level pertama akan dipilih desa-desa/kelurahan secara random yang merepresentasikan karakteristik populasi desa/kelurahan Kabupaten Buleleng. Jumlah desa yang dipilih 11 diharapkan proporsional pada setiap kecamatan. Jumlah sampel desa/kelurahan yang dipilih sesuai dengan kategori pengambilan sampel menurut Yount (1999) sebesar 10% adalah 15 desa/kelurahan. Di sini dipilih 1 desa/kelurahan di kota kecamatan dan 1 desa di daerah pedesaan. Setiap kecamatan diwakili oleh 1 - 3 desa/kelurahan. Pada tingkat kedua akan dipilih secara random minimal 30% jumlah TPS di setiap desa. Pada tingkat ketiga akan dipilih secara random rumah tangga yang memiliki hak pilih yang minimal memiliki 1 pemilih pria dan 1 pemilih wanita (pemilih pria dan wanita diharapkan proporsional). Langkah terakhir menetapkan individu sampel secara random. Jumah sampel yang digunakan adalah menggunakan formula Slovin (Sujarweni, 2008:10), sehingga diperoleh jumlah sampel genap sebesar 400 orang . Berikut adalah tabel sebaran jumlah desa dan jumlah sampel yang dipilih dalam penelitian ini. Tabel 3.1 Sebaran Jumlah Desa/Kelurahan dan Sampel Penelitian No Kecamatan Jumlah Desa Jumlah Sampel 1 Gerokgak 1 46 2 Seririt 2 47 3 Busungbiu 2 28 4 Banjar 2 43 5 Buleleng 3 76 6 Sukasada 2 42 7 Sawan 1 44 8 Kubutambahan 1 36 9 Tejakula 1 38 15 400 JUMLAH 12 D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Karena itu tidak ada hubungan antar variable yang dijelaskan di sini. Seluruh variable merupakan fokus penelitian. Ada beberapa variable yang dilibatkan dalam penelitian, yaitu variable perilaku memilih dalam pemilu dan beberapa variable lainnya, yaitu: faktor demografis/sosiologis, faktor psikologis, dan faktor pilihan rasional. Pertama, perilaku memilih warga dalam pemilu didefisnisikan secara operasional sebagai penggolongan individu pemilih ke dalam kategori pemilih rasional, pemilih kritis, pemilih tradisional, pemilih skeptis, dan pemilih pragmatis/transaksional. Kedua, faktor demografis/sosiologis dalam penelitian ini adalah faktor jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan/profesi, kelompok agama, kelompok kekerabatan/klen/trah, faktor tempat tinggal (desa/kota), dan faktor pengalaman dalam pemilu (pemula, pengalaman sekali, dan pengalaman dua kali atau lebih). Ketiga, faktor psikologis adalah ikatan emosional terhadap partai politik, ikatan emosional terhadap pemimpin partai, kesesuaian keyakinan dengan ideologi partai, dan ikatan persahabatan/persaudaraan terhadap kandidat. Keempat, faktor-faktor pilihan rasional adalah faktor-faktor yang terkait dengan tingkat literasi politik warga, akses informasi media massa, penilaian terhadap kualitas program kerja partai, penilaian terhadap kualitas kinerja kandidat, dan penilaian terhadap manfaat ekonomi yang akan diperoleh dari hasil pemilu. E. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian Pengumpulan data utama dalam penelitian ini akan dilakukan dengan metode pemberian kuesioner kepada responden subjek penelitian. Sedangkan data skunder dikumpulkan dengan teknik pencatatan dokumen. Karena itu, instrumen utama yang akan digunakan adalah angket/kuesioner yang disusun sendiri oleh tim peneliti berdasarkan 13 definisi operasional variabel penelitian dan kisi-kisi pengembangan instrument. Berikut adalah kisi-kisi instrumen tersebut. Tabel 3.2: Kisi-kisi Pengembangan Instrumen Variabel Penelitian Perilaku memilih Indikator 1 Rasional 2 Kritis 3 Tradisional 4 Skeptis 5 Pragmatis transaksional Deskriptor Item Kuesioner Pilihan dan alasan memilih: 3 item 1.Program Kerja 2.Ideologi dan program kerja 3.Ideologi, nilai-nilai / 4.Ketidakpercayaan 5.Imbalan langsung materi / uang / janji politik Faktor demografis 1.jenis kelamin, / Sosiologis 2.tingkat pendidikan, 3.jenis pekerjaan /profesi, 4.kelompok agama, 5.kelompok kekerabatan/klen/ trah, 6.tempat tinggal (desa/kota), 7.pengalaman dalam pemilu (pemula, pengalaman sekali, dan pengalaman dua kali atau lebih) Faktor Psikologis 1.Ikatan partai 2.Ikatan pemimpin partai 3.Sesuai ideologi partai 4.Ikatan persahabatan /persaudaraan dgn kandidat Faktor pilihan 1. Tingkat literasi rasional politik warga 2. Akses informasi media massa, 3. penilaian terhadap kualitas program kerja partai, 4. penilaian terhadap kualitas kinerja kandidat, 1. Laki / Perempuan 7 item 2. SD, SMP, SMA/K, Diploma, Sarjana 3. Buruh, tani, karyawan, PNS, Wirausaha 4. H, I, Kr, P, B, Ko 5. Tri Wangsa, Jaba 6. Desa / Kota 7. Pemula, 1x , >2x 1. Orientasi ikatan partai 2 item 2. Orientasi ke pemimpin partai 3. Kesesuaian ideologis partai 4. Hubungan persahabatan / persaudaraan dgn kandidat 1. Tingkat literasi politik warga 2. Akses informasi media massa, 3. penilaian terhadap kualitas program kerja partai, 4. penilaian terhadap kualitas kinerja kandidat, 5. penilaian terhadap manfaat ekonomi yang 10 tem 14 5. penilaian terhadap manfaat ekonomi yang akan diperoleh dari hasil pemilu Jumlah Item akan diperoleh dari hasil pemilu 22 tem F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan analisis data deskriptif dengan prosentase. Proses analisis dilakukan dengan bantuan program statistic SPSSPC+ G. Luaran Penelitian Penelitian ini diharapkan menghasilkan beberapa luaran produk berupa laporan penelitian, artikel jurnal untuk dimuat di jurnal nasional terakreditasi, dan menghasilkan rancangan produk kebijakan publik untuk meningkatkan kualitas perilaku memilih warga negara dalam pemilu di Kabupaten Buleleng. 15 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Perilaku Memilih Warga pada Pilkada Buleleng Tahun 2012 Perilaku memilih sebagaimana telah dijelaskan pada Bab II adalah aktivitas pemberian suara oleh individu yang berkaitan erat dengan kegiatan pengambilan keputusan untuk memilih atau tidak memilih di dalam suatu pemilihan umum. Bila pemilih memutuskan untuk memilih, maka pemilih akan memilih atau mendukung kandidat tertentu. Dari definisi tersebut dapat dianalisis bahwa perilaku memilih pada dasarnya adalah tindakan memberikan pilihan pada pemilu. Tindakan tersebut tentu telah didahului oleh pengambilan keputusan untuk memilih atau memberikan suara atau memberikan dukungan atau justru sebaliknya untuk tidak memilih (golput). Yang dipilih dalam pemilu tersebut adalah partai politik atau kandidat yang diyakini akan mampu membawa aspirasi warga dan yang akan memegang dan menjalankan kekuasaan pemerintahan secara legitimate. Pada penelitian ini perilaku memilih adalah keputusan dan tindakan warga untuk memberikan suara kepada kandidat atau partai politik pengusung kandidat dengan pertimbangan tertentu pada Pilkada Bupati-Wakil Bupati Buleleng Tahun 2012. Berdasarkan hasil pengisian kuesioner oleh warga dapat diketahui bahwa karakteristik perilaku memilih warga Buleleng cenderung memilih berorientasi pada kualitas kandidatnya dari pada kualitas partai politik pengusungnya. Berikut adalah gambaran perilaku memilih warga Buleleng pada Pilkada Buleleng Tahun 2012. Tabel 4.1: Perilaku Memilih Warga pada Pilkada Buleleng Tahun 2012 Pasangan Calon Frekuensi Valid Pasannga Pas-Sutjidra (PDI-P) Persen Valid Persen Persentase Kumulatif 373 93.2 93.2 93.2 Pasangan Ariadi-Artha (P. Golkar, PKPB,PAN) 13 3.2 3.2 96.5 Pasangan Tutik-Nova (P. Demokrat) 14 3.5 3.5 100.0 400 100.0 100.0 Total 16 Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa perilaku memilih warga pada Pilkada Buleleng Tahun 2012 cenderung rasional. Ini dapat diketahui dari perspektif partai politik, warga Buleleng lebih memilih partai oposisi di pemerintahan dari pada memilih partai pemilik status quo. Dari perspektif kandidat, warga Buleleng juga cenderung memilih pasangan baru yang rasional dan independen dari pada pasangan yang ada hubungannya dengan pemegang kekuasaan terdahulu (status quo). Tipe perilaku memilih warga pada Pilkada Buleleng Tahun 2012 dapat juga diketahui dari respon responden terhadap kuesioner tentang alasan warga memilih kandidat bupati dan wakil bupati Buleleng, sebagai berikut. Tabel 4.2: Alasan Warga Memilih pada Pilkada Buleleng Tahun 2012 Alasan memilih Frekuensi Persen Valid Visi, misi, dan program kerja kandidat Persentase Persentase Valid Kumulatif 253 63.2 63.2 63.2 Visi, misi, dan program kerja partai politik 53 13.2 13.2 76.5 Simpati kepada kandidatnya 38 9.5 9.5 86.0 Suka sama ideology partai pengusungnya 15 3.8 3.8 89.8 Ideologi dan program kerja partai tepat 22 5.5 5.5 95.2 Ikut pilihan orang banyak 1 .2 .2 95.5 Iming-iming politik uang 5 1.2 1.2 96.8 13 3.2 3.2 100.0 400 100.0 100.0 Lain-lain Total Data pada tabel 4.2 tersebut menunjukkan bahwa 63,2% responden memberikan pilihannya pada Pilkada Buleleng Tahun 2012 dengan alasan melihat visi, misi, dan program kerja kandidat. Hanya 13,2% warga memilih kandidat karena mempertimbangkan visi, misi, dan program kerja partai politik pengusung kandidat. Dari data pada tabel tersebut dapat diketahui juga bahwa ada 9,5% warga memilih karena faktor suka kepada kandidatnya, sedangkan faktor suka dengan ideology partai politik pengusungnya hanya terjadi sebesar 3,8%. Cukup membahagiakan bahwa sangat sedikit warga memilih kandidat karena ikut-ikutan dengan orang lain (0,2%) dan karena faktor iming-iming politik uang (1,2%). Walau begitu ternyata praktik politik uang masih ada terjadi pada Pilkada Buleleng Tahun 2012. Dari data-data tersebut dapatlah disimpulkan bahwa 17 pemilih di Buleleng sesungguhnya sudah cukup rasional dalam memberikan suaranya pada Pilkada Buleleng tahun 2012. Rasionalnya pemilih di Buleleng pada Pilkada Tahun 2012 dapat juga diketahui dari data berikut. Tabel 4.3: Tingkat Mengenal Kandidat Tingkat Mengenal Kandidat Frekuensi Valid Persentase Persentase Valid Persentase Kumulatif Sangat mengenal dengan baik 24 6.0 6.0 6.0 Mengenal dengan baik 36 9.0 9.0 15.0 Cukup mengenal baik 109 27.2 27.2 42.2 Mengenal, sekadar tahu 130 32.5 32.5 74.8 Tidak mengenal 101 25.2 25.2 100.0 Total 400 100.0 100.0 Data tersebut menunjukkan bahwa hanya 15% warga yang telah sangat mengenal dan mengenal dengan baik kandidat sebelum pemilihan. Sedangkan warga yang cukup mengenal sampai tidak mengenal sebesar 85%. Ini berarti bahwa walaupun warga sebelumnya belum begitu mengenal baik kandidat pasangan Bupati dan Wakil Bupati yang dipilih, tetapi mereka bersedia dan berani memilih pasangan tersebut sebagai calon Bupati dan Wakil Bupati Buleleng. Ini jelas menunjukkan bahwa walaupun tidak begitu mengenal baik kandidat, tetapi karena visi, misi, dan program kerjanya dinilai tepat, warga dapat memilih kandidat secara rasional. Pertanyaan yang segera muncul dari data tersebut adalah bahwa jika warga belum mengenal dengan baik kandidat sebelum pemilihan dilaksanakan, lalu bagaimana kemudian warga mengetahui dan memahami dengan baik kandidat dengan visi, misi, dan program kerjanya. Terkait dengan hal ini ternyata kandidat telah melakukan sosialisasi kepada warga untuk memperkenalkan diri sekaligus mensosialisasikan visi, misi, dan program kerjanya sebagai calon bupati dan wakil bupati Buleleng periode 2012-2017. Hal ini ditegaskan oleh warga sebagaimana tertera dalam data pada tabel berikut. 18 Tabel 4.4: Sosialisasi Kandidat Menurut Penilaian Warga Apakah Kandidat Telah Bersosialisasi Valid Ya Frekuensi Persentase Persentase Valid Kumulatif Persentase 296 74.0 74.0 74.0 Tidak 24 6.0 6.0 80.0 Tidak tahu 80 20.0 20.0 100.0 400 100.0 100.0 Total Dari data pada tabel 4.4 tersebut dapat diketahui bahwa 74% warga menyatakan bahwa kandidat Bupati dan Wakil Bupati Buleleng telah melakukan sosialisasi diri dan program kerjanya dengan baik, sehingga dapat diterima oleh warga. Hanya 6% warga yang menyatakan tidak mengetahui program sosialisasi itu, dan 20% menilai tidak tahu. Program sosialisasi yang dilakukan oleh kandidat juga sudah cukup baik karena menggunakan media sosialisasi seperti: media massa atau media elektronik, spanduk/balihoo, dan melalui media kampanye langsung dan terbuka. Berikut adalah data sosialisasi dan media yang digunakan kandidat Bupati dan Wakil Bupati Buleleng pada Pilkada Tahun 2012. Tabel 4.5: Media yang Digunakan untuk Sosialisasi oleh Kandidat Media Sosialisasi Frekuensi Valid Media Massa / Elektronik Persentase Persentase Valid Persentase Kumulatif 92 23.0 23.0 23.0 Spanduk / Balihoo 125 31.2 31.2 54.2 Kampanye Politik langsung dan Terbuka 109 27.2 27.2 81.5 1 .2 .2 81.8 Pertemanan / Persaudaraan 31 7.8 7.8 89.5 Sebagai tokoh masyarakat 38 9.5 9.5 99.0 4 1.0 1.0 100.0 400 100.0 100.0 Website Lain-lain Total Melalui program dan media sosialisasi yang tepat warga dapat menilai kandidat dan partai politik pengusungnya dengan baik. Berdasarkan hasil penilaiannya, warga ternyata menilai bahwa program kerja kandidat dan partai politik pengusungnya sudah cocok dan dapat menguntungkan warga. Berikut dapat ditunjukkan data hasil penilaian 19 warga terhadap kualitas program kerja kandidat dan partai pengusung kandidat pada berbagai kegiatan sosialisasi yang dilakukan ke masyarakat. Tabel 4.6: Kecocokan Program Kerja Kandidat Bupati dan Wakil Bupati Kecocokan Program Kerja Kandidat Frekuensi Persentase Persentase Valid Persentase Kumulatif Valid Sangat cocok dan menguntungkan warga 146 36.5 36.5 36.5 Cocok dan menguntungkan warga 77 19.2 19.2 55.8 Cukup cocok dan menguntungkan 108 27.0 27.0 82.8 Kurang cocok dan kurang menguntungkan 24 6.0 6.0 88.8 Tidak cocok dan tidak menguntungkan 12 3.0 3.0 91.8 Tidak tahu 33 8.25 8.25 99.825 400 100.0 100.0 Total Menurut data pada tabel 4.6 tersebut dapat diketahui bahwa sebanyak 82,8% warga menilai bahwa program kerja kandidat Bupati dan Wakil Bupati Buleleng pada Pilkada Buleleng Tahuun 2012 telah cukup sampai sangat cocok dengan harapan warga dan diharapkan dapat memberikan keuntungan pada warga terutama diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan warga Buleleng. Tidak jauh berbeda dengan data tersebut, penilaian warga terhadap program kerja partai politik pengusung kandidat Bupati/Wakil Bupati Buleleng ternyata dinilai cukup cocok sampai sangat cocok. Berikut adalah gambaran sepenuhnya dari data tersebut. Tabel 4.7: Kecocokan Program Kerja Partai Politik Kandidat Bupati dan Wakil Bupati Kecocokan Program Kerja Partai Frekuensi Persentase Persentase Valid Persentase Kumulatif Valid Sangat cocok dan menguntungkan warga 138 34.5 34.5 34.5 Cocok dan menguntungkan warga 74 18.5 18.5 53.0 Cukup cocok dan menguntungkan 128 32.0 32.0 85.0 17 4.2 4.2 89.2 6 1.5 1.5 90.8 37 9.2 9.2 100.0 400 100.0 100.0 Kurang cocok dan kurang menguntungkan Tidak cocok dan tidak menguntungkan Tidak tahu Total 20 Dari data pada Tabel 4.7 tersebut dapat diketahui bahwa tidak kurang dari 85% warga menilai program kerja partai politik pengusung kandidat Bupati dan Wakil Bupati Buleleng pada Pilkada Tahun 2012 cukup cocok sampai sangat cocok dengan harapan warga dan diharapkan dapat menguntungkan warga terutama dalam upaya pemerintah kabupaten meningkatkan kesejahteraan rakyat Buleleng. Dari data ini juga dapat ditafsirkan bahwa warga Buleleng pada umumnya telah dapat menilai cukup baik kualitas kandidat Bupati dan Wakil Bupati Buleleng yang akan dipilihnya. Dengan demikian pilihan warga Buleleng pada Pilkada Tahun 2012 sesungguhnya sudah mencerminkan pemilih yang rasional. Pilihan warga Buleleng pada Pilkada Buleleng Tahun 2012 ternyata tidak saja sekadar rasional, melainkan juga kritis. Hal ini dapat diketahui dari penilaian warga terhadap ideologi/platform partai politik pengusung kandidat Bupati dan Wakil Bupati ternyata dianggap cocok. Tidak kurang dari 89,2% warga Buleleng ternyata menilai bahwa ideologi/platform partai politik cukup cocok sampai sangat cocok dengan ideologi warga itu sendiri baik dari sudut ideologi kelompok warga, ideologi orang Bali, maupun dari sudut pandang ideologi bangsa dan negaranya. Tabel 4.8: Kecocokan Ideologi Partai Politik dengan Ideologi Warga Tingkat Kecocokan Ideologi Partai Frekuensi Valid Persentase Persentase Persentase Valid Kumulatif Sangat cocok 119 29.8 29.8 29.8 Cocok 144 36.0 36.0 65.8 Cukup cocok 94 23.5 23.5 89.2 Kurang cocok 35 8.8 8.8 98.0 8 2.0 2.0 100.0 400 100.0 100.0 Tidak cocok Total Dengan kecocokan itu warga bahkan menilai bahwa mereka akan setia kepada partai dan kandidatnya; dan karena itu, mereka berjanji akan tetap memilihnya pada pilkada di masa yang akan datang. Berikut adalah data tingkat kesetiaan warga kepada partai pengusung kandidat Bupati dan Wakil Bupati pada Pilkada Buleleng Tahun 2012. 21 Dari data tersebut dapat diketahui bahwa tidak kurang dari 94% warga menyatakan akan memilih lagi partai pengusung dan kandidat pada pilkada di masa yang akan datang dari tingkat kesetiaan yang tergantung situasi sampai tingkat menyatakan sangat setia dan akan terus memilih. Tabel 4.9: Kesetiaan Warga terhadap Pilihan Partai Politik Pengusung dan Kandidat Bupati dan Wakil Bupati pada Pilkada Buleleng Tingkat Kesetiaan terhadap Pilihan Partai dan Kandidat Valid Frekuensi Persentase Persentase Persentase Valid Kumulatif Sangat setia untuk terus memilih lagi 68 17.0 17.0 17.0 Setia dan akan memilih lagi 78 19.5 19.5 36.5 Cukup setia untuk memilih lagi 70 17.5 17.5 54.0 160 40.0 40.0 94.0 Tidak memilihnya lagi 12 3.0 3.0 97.0 Lain-lain tidak disebutkan 12 3.0 3.0 100.0 400 100.0 100.0 Memilihnya lagi tergantung situasi Total Kesetiaan seperti tersebut dimungkinkan karena warga memiliki kepercayaan yang tinggi baik kepada kinerja partai politik pengusung maupun kepercayaan terhadap prediksi kemampuan kandidat Bupati dan Wakil Bupatinya untuk mensejahterakan rakyat Buleleng. Berikut dapat ditunjukkan data tingkat kepercayaan warga terhadap partai politik pengusung dan kandidat Bupati dan Wakil Bupati pada Pilkada Buleleng Tahun 2012 dalam usaha untuk mensejahterakan masyarakat Buleleng. Dari data pada Tabel 10 dan 11 tersebut dapat diketahui bahwa tidak kurang dari 83% warga memiliki tingkat kepercayaan cukup sampai dengan sangat yakin dan percaya bahwa partai politik pengusung kandidat Bupati dan Wakil Bupati akan mampu untuk mensejahterakan rakyat. Selanjutnya, tidak kurang dari 84,5% warga memiliki tingkat kepercayaan cukup sampai dengan sangat yakin dan percaya bahwa kandidat Bupati dan Wakil Bupati akan mampu dan memiliki komitmen yang kuat akan mensejahterakan rakyat Buleleng. 22 Tabel 4.10: Tingkat Kepercayaan Warga terhadap Kinerja Partai Politik Pengusung dalam Usaha Mensejahterakan Rakyat Tingkat Kepercayaan Frekuensi Valid Sangat yakin dan percaya Persentase Persentase Persentase Valid Kumulatif 88 22.0 22.0 22.0 Percaya 106 26.5 26.5 48.5 Cukup percaya 138 34.5 34.5 83.0 Kurang percaya 34 8.5 8.5 91.5 5 1.2 1.2 92.8 29 7.2 7.2 100.0 400 100.0 100.0 Tidak percaya sama sekali Tidak tahu Total Tabel 4.11: Tingkat Kepercayaan Warga terhadap Komitmen dan Kinerja Kandidat Bupati dan Wakil Bupati dalam Usaha untuk Mensejahterakan Rakyat Tingkat Kepercayaan Frekuensi Valid Persentase Persentase Persentase Valid Kumulatif Sangat yakin dan percaya 61 15.2 15.2 15.2 Percaya 91 22.8 22.8 38.0 Cukup percaya 186 46.5 46.5 84.5 Kurang percaya 32 8.0 8.0 92.5 4 1.0 1.0 93.5 26 6.5 6.5 100.0 400 100.0 100.0 Tidak percaya sama sekali Tidak tahu Total Dengan kepercayaan tersebut, warga sesungguhnya memiliki harapan yang tinggi pula bahwa kandidat Bupati dan Wakil Bupati yang dipilihnya pada Pilkada Buleleng Tahun 2012 akan memiliki komitmen yang kuat dan berkinerja keras untuk melakukan hal-hal seperti dicandrakan pada tabel berikut. Dari data pada tabel 12 tersebut dapat diketahui bahwa tidak kurang dari 96% warga memiliki harapan yang tinggi kepada kandidat Bupati dan Wakil Bupati pada Pilkada Tahun 2012 untuk melakukan beberapa usaha mewujudkan pembangunan Buleleng, antara lain: mewujudkan tujuan pembangunan Buleleng seluruhnya/seutuhnya dengan kerja keras (22,2%); mewujudkan pemerataan kesempatan pendidikan, akses kesehatan, peluang kerja dan berusaha, dan kesejahteraan ekonomi rakyat (52,5%); meningkatkan kesejahteraan ekonomi rakyat miskin di Buleleng 23 (9,2%); membantu pembangunan fisik (pembuatan/perbaikan jalan, pembangunan pura, bantuan uang tunai untuk upacara besar, dll) di desa (9,5%); mewujudkan janji politik memberikan bantuan langsung tunai (uang) kepada warga desa (2,5%); tidak ada yang bisa diharapkan apa-apa (2,5%); dan lain-lain, yang tidak disebutkan (1,5%). Tabel 4.12: Harapan Warga terhadap Kandidat Bupati dan Wakil Bupati Jika mereka Menag dalam Pilkada Buleleng Tahun 2012 Harapan Warga kepada Kandidat Bupati dan Wakil Bupati Valid 1. Mewujudkan Tujuan Pembangunan Bll. Frekuensi Persentase Persentase Persentase Valid Kumulatif 89 22.2 22.2 22.2 210 52.5 52.5 74.8 3. Meningkatkan kesejahteraan rakyat miskin 37 9.2 9.2 84.0 4. Melanjutkan pembangunan sarana fisik 38 9.5 9.5 93.5 5. Memberikan bantuang langsung tunai 10 2.5 2.5 96.0 6. Tidak berharap apa-apa 10 2.5 2.5 98.5 7. Lain-lain tidak disebutkan 6 1.5 1.5 100.0 400 100.0 100.0 2. Mewujudkan pemerataan pendidikan, kesehatan, peluang kerja, dan kesejahteraan Total B. Faktor Sosiologis / Demografis yang Berkontribusi terhadap Perilaku Memilih Warga Pada Bab II tentang Kajian Pustaka telah diidentifikasi dan dijelaskan bahwa ada faktor-faktor sosiologis dan demografis ikut mempengaruhi perilaku memilih seseorang pada kegiatan pemilu, baik pemilu legislative, pemilu presiden, maupun pemilukada gubernus, bupati, dan wali kota. Dalam faktor ini, karakteristik sosial dan pengelompokan sosial adalah faktor-faktor penting yang ikut berkontribusi menjelaskan variabilitas perilaku memilih warga. Dalam penelitian ini ada beberapa faktor sosiologis yang dapat diidentifikasi untuk menjelaskan perilaku memilih warga pada pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012, yaitu: faktor usia pemilih, jenis kelamin, agama/keyakinan pemilih, kelompok wangsa/klen warga, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, lokasi tempat tinggal (desa/kota), dan pengalaman memilih. Ditinjau dari faktor usianya, pemilih pada pemilukada Buleleng Tahun 2012 dapat digambarkan sebagai teretra pada tabel berikut. 24 Tabel 4.13: Pemilih pada Pemilukada Buleleng Tahun 2012 Ditinjau dari Sebaran Usianya Kelompok Usia Frekuensi Valid Persentase Persentase Persentase Valid Kumulatif 1. 17 – 20 Tahun 28 7.0 7.0 7.0 2. 21 – 30 Tahun 108 27.0 27.0 34.0 3. 31 – 40 Tahun 120 30.0 30.0 64.0 4. 41 – 50 Tahun 116 29.0 29.0 93.0 5. 51 – 60 Tahun 21 5.2 5.2 98.2 7 1.8 1.8 100.0 400 100.0 100.0 6. > 60 Tahun Total Berdasarkan hasil analisis data dengan analisis statistik menggunakan korelasi kontingensi (CC) dapat diperoleh hasil bahwa faktor usia pemilih tidak memiliki korelasi yan signifikan dengan pilihan warga terhadap kandidat pada Pemilukada 2012 (CC = 0,204 dan α = 0,068). Tetapi, faktor usia ini ternyata cukup signifikan untuk menjelaskan variabilitas alasan pemilih dalam memilih kandidat pada Pemilukada Buleleng Tahun 2012 yang cenderung rasional (CC = 0,380 dengan α = 0,001). Berdasarkan distribusi data ternyata pemilih dengan alasan yang rasional cenderung adalah pemilih dengan usia 20 – 40 tahunan. Faktor kedua yang diduga ikut menentukan perilaku memilih warga adalah faktor jenis kelamin warga. Ditinjau dari faktor jenis kelaminnya, pemilih pada pemilukada Buleleng Tahun 2012 yang menjadi responden dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai tertera pada tabel berikut. Tabel 4.14: Jumlah Pemilih Laki-laki dan Perempuan pada Pemilukada Buleleng Tahun 2012 yang Menjadi Responden dalam Penelitian ini Jenis Kelamin Persentase Persentase Frekuensi Valid Persentase Valid Kumulatif 1. Laki-laki 291 72.8 72.8 72.8 2. Perempuan 109 27.2 27.2 100.0 400 100.0 100.0 Total Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa jenis kelamin warga ternyata tetap tidak cukup signifikan untuk menjelaskan variabilitas pilihan warga terhadap 25 kandidat pada Pemilikada Buleleng tahun 2012 (CC = 0,028 dengan α = 0,851), tetapi menjadi faktor yang signifikan dalam menjelaskan variabilitas alasan pemilih dalam memilih kandidat pada Pemilukada Buleleng Tahun 2012 yang cenderung rasional (CC = 0,232 dengan α = 0,002). Berdasarkan distribusi data ternyata pemilih dengan alasan yang rasional cenderung adalah pemilih laki-laki. Faktor ketiga yang masih diduga ikut menentukan perilaku memilih warga adalah faktor agama /keyakinan warga. Ditinjau dari faktor agama/keyakinannya, pemilih pada pemilukada Buleleng Tahun 2012 yang menjadi responden dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai tertera pada tabel berikut. Tabel 4.15: Jumlah Pemilih Menurut Agama/Keyakinannya pada Pemilukada Buleleng Tahun 2012 yang Menjadi Responden dalam Penelitian ini Agama Responden Frekuensi Valid Persentase Persentase Valid Persentase Kumulatif 1 = Hindu 326 81.5 81.5 81.5 2 = Islam 64 16.0 16.0 97.5 3 = Kristen 5 1.2 1.2 98.8 4 – Katholik 2 .5 .5 99.2 5 = Budha 3 .8 .8 100.0 400 100.0 100.0 Total Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa agama/keyakinan warga ternyata cukup signifikan untuk menjelaskan baik variabilitas pilihan warga terhadap kandidat pada Pemilikada Buleleng tahun 2012 (CC = 0,321 dengan α = 0,000), maupun dalam menjelaskan variabilitas alasan pemilih dalam memilih kandidat pada Pemilukada Buleleng Tahun 2012 yang cenderung rasional (CC = 0,485 dengan α = 0,000). Berdasarkan distribusi data ternyata pemilih dari semua agama/keyakinan cenderung memilih Kandidat Pasangan pertama dengan alasan memilih yang cenderung rasional dan kritis. Faktor keempat yang dipertimbangkan turut mempengaruhi perilaku memilih warga adalah faktor kedudukan sosialnya berdasarkan pertimbangan klen/trah (dadya) atau kelompok wangsa dalam masyarakat dilihat dari garis keturunan laki-laki. Ditinjau dari faktor keturunannya, pemilih pada pemilukada Buleleng Tahun 2012 yang menjadi responden dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai tertera pada tabel berikut. 26 Tabel 4.16: Jumlah Pemilih Menurut Faktor Kelompok wangsa pada Pemilukada Buleleng Tahun 2012 yang Menjadi Responden dalam Penelitian ini Kelompok Wangsa Frekuensi Valid 0 = Lain-lain Persentase Persentase Persentase Valid Kumulatif 70 17.5 17.5 17.5 293 73.2 73.2 90.8 2 = Waisia 6 1.5 1.5 92.2 3 = Ksatria 19 4.8 4.8 97.0 4 = Brahmana 12 3.0 3.0 100.0 400 100.0 100.0 1 = Jaba / Sudra Total Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa faktor kelompok wangsa warga ternyata tidak cukup signifikan untuk menjelaskan variabilitas pilihan warga terhadap kandidat pada Pemilikada Buleleng tahun 2012 (CC = 0,152 dengan α = 0,308), tetapi menjadi faktor yang cukup signifikan dalam menjelaskan variabilitas alasan pemilih dalam memilih kandidat pada Pemilukada Buleleng Tahun 2012 yang cenderung rasional (CC = 0,508 dengan α = 0,000). Berdasarkan distribusi data ternyata pemilih dari semua kelompok wangsa cenderung memilih Kandidat Pasangan pertama dengan alasan memilih yang cenderung rasional dan kritis. Faktor kelima yang dipertimbangkan turut mempengaruhi perilaku memilih warga adalah faktor tingkat pendidikan. Ditinjau dari faktor tingkat pendidikannya pemilih pada pemilukada Buleleng Tahun 2012 yang menjadi responden dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai tertera pada tabel berikut. Tabel 4.17: Jumlah Pemilih Menurut Faktor Tingkat Pendidikan pada Pemilukada Buleleng Tahun 2012 yang Menjadi Responden dalam Penelitian ini Tingkat Pendidikan Frekuensi Valid Persentase Persentase Persentase Valid Kumulatif 1 = Sekolah Dasar 27 6.8 6.8 6.8 2 = SMTP 44 11.0 11.0 17.8 3 = SMTA 284 71.0 71.0 88.8 4 = Diploma 8 2.0 2.0 90.8 5 = Sarjana 37 9.2 9.2 100.0 400 100.0 100.0 Total 27 Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan warga ternyata cukup signifikan untuk menjelaskan baik variabilitas pilihan warga terhadap kandidat pada Pemilikada Buleleng tahun 2012 (CC = 0,311 dengan α = 0,000), maupun dalam menjelaskan variabilitas alasan pemilih dalam memilih kandidat pada Pemilukada Buleleng Tahun 2012 yang cenderung rasional (CC = 0,418 dengan α = 0,000). Berdasarkan distribusi data ternyata pemilih dari semua tingkat pendidikan cenderung memilih Kandidat Pasangan pertama dan makin tinggi tingkat pendidikan warga berasosiasi dengan alasan memilih yang cenderung rasional dan kritis. Faktor keenam yang dipertimbangkan turut mempengaruhi perilaku memilih warga adalah faktor jenis pekerjaan / profesi. Ditinjau dari faktor jenis pekerjaannya pemilih pada pemilukada Buleleng Tahun 2012 yang menjadi responden dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai tertera pada tabel berikut. Tabel 4.18: Jumlah Pemilih Menurut Faktor Jenis Pekerjaan pada Pemilukada Buleleng Tahun 2012 yang Menjadi Responden dalam Penelitian ini Jenis Pekerjaan Frekuensi Valid Persentase Persentase Persentase Valid Kumulatif 1 = Petani / Buruh 104 26.0 26.0 26.0 2 = Wiraswata 185 46.2 46.2 72.2 3 = PNS / TNI / POLRI 53 13.2 13.2 85.5 4 = Ibu Rumah Tangga 36 9.0 9.0 94.5 5 = Pelajar/Mahasiswa 16 4.0 4.0 98.5 6 1.5 1.5 100.0 400 100.0 100.0 6 = Nelayan Total Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan warga ternyata cukup signifikan untuk menjelaskan variabilitas pilihan warga terhadap kandidat pada Pemilikada Buleleng tahun 2012 (CC = 0,246 dengan α = 0,004), tetapi bukan merupakan faktor yang signifikan untuk menjelaskan variabilitas alasan pemilih dalam memilih kandidat pada Pemilukada Buleleng Tahun 2012 (CC = 0,320 dengan α = 0,106). Berdasarkan distribusi data ternyata pemilih dari semua jenis pekerjaan cenderung memilih Kandidat Pasangan pertama tetapi dengan memperhatikan alasan memilihnya warga dari semua jenis pekerjaan terdistribusi secara merata ke seluruh alasan memlih, 28 sehingga tidak ada asosiasi antara jenis pekerjaan warga dengan alasan memilih warga yang akan menentukan tipe perilaku memilih warga. Faktor ketujuh yang dipertimbangkan turut mempengaruhi perilaku memilih warga adalah faktor jenis tempat tinggal warga. Ditinjau dari faktor tempat tinggalnya pemilih pada pemilukada Buleleng Tahun 2012 yang menjadi responden dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai tertera pada tabel berikut. Tabel 4.19: Jumlah Pemilih Menurut Faktor Tempat Tinggal pada Pemilukada Buleleng Tahun 2012 yang Menjadi Responden dalam Penelitian ini Tempat Tinggal Frekuensi Valid Persentase Persentase Persentase Valid Kumulatif 1 = Desa 193 48.2 48.2 48.2 2 = Kota 207 51.8 51.8 100.0 Total 400 100.0 100.0 Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa faktor tempat tinggal warga ternyata cukup signifikan untuk menjelaskan baik variabilitas pilihan warga terhadap kandidat pada Pemilikada Buleleng tahun 2012 (CC = 0,155 dengan α = 0,007), maupun dalam menjelaskan variabilitas alasan pemilih dalam memilih kandidat pada Pemilukada Buleleng Tahun 2012 yang cenderung rasional (CC = 0,261 dengan α = 0,000). Berdasarkan distribusi data ternyata pemilih baik di desa maupun di kota cenderung memilih Kandidat Pasangan pertama dengan alasan memilih yang cenderung rasional dan kritis. Faktor sosiologis terakhirh yang dipertimbangkan turut mempengaruhi perilaku memilih warga adalah faktor pengalaman memilih warga. Ditinjau dari faktor pengalaman memilihnya pemilih pada pemilukada Buleleng Tahun 2012 yang menjadi responden dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai tertera pada tabel berikut. 29 Tabel 4.20: Jumlah Pemilih Menurut Faktor Pengalaman Memilih pada Pemilukada Buleleng Tahun 2012 yang Menjadi Responden dalam Penelitian ini Pengalaman Memilih Frekuensi Valid Persentase Persentase Persentase Valid Kumulatif 1 = Pertama kali 41 10.2 10.2 10.2 2 = Kedua kali 79 19.8 19.8 30.0 3 = Ketiga Kali / Lebih 280 70.0 70.0 100.0 Total 400 100.0 100.0 Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa faktor pengalaman memilih warga ternyata cukup signifikan untuk menjelaskan baik variabilitas pilihan warga terhadap kandidat pada Pemilikada Buleleng tahun 2012 (CC = 0,156 dengan α = 0,036), maupun dalam menjelaskan variabilitas alasan pemilih dalam memilih kandidat pada Pemilukada Buleleng Tahun 2012 yang cenderung rasional (CC = 0,311 dengan α = 0,000). Berdasarkan distribusi data ternyata pemilih dari semua tingkat pengalaman memilih cenderung memilih Kandidat Pasangan pertama dengan alasan memilih yang cenderung rasional dan kritis. C. Faktor Psikologis yang Berkontribusi terhadap Perilaku Memilih Warga Pada Bab II tentang Kajian Pustaka, sama seperti pada faktor-faktor sosiologis, telah diidentifikasi dan dijelaskan pula bahwa ada faktor-faktor psikologis yang ikut mempengaruhi perilaku memilih seseorang pada kegiatan pemilu, baik pemilu legislatif, pemilu presiden, maupun pemilukada gubernur, bupati, dan wali kota. Dalam faktor ini, ikatan emosional dan orientasi warga adalah faktor-faktor penting yang ikut berkontribusi menjelaskan variabilitas perilaku memilih warga. Dalam penelitian ini ada dua faktor umum psikologis yang dapat diidentifikasi untuk menjelaskan perilaku memilih warga pada pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012, yaitu: faktor ikatan emosional dan orientasi terhadap kandidat di satu sisi serta ikatan emosional dan orientasi terhadap partai politik di sisi lain. Pada faktor ikatan emosional terhadap kandidat, ada tiga subvariabel yang dapat diidentifikasi, yaitu: hubungan kedekatan terhadap kandidat, perasaan simpati terhadap kandidat, dan rasa persahabatan / persaudaraan dengan kandidat. Pada faktor orientasi terhadap kandidat, ada dua subvariabel yang dapat diidentifikasi, yaitu: ketertarikan atau simpati terhadap program kerja kandidat dan kesejalanan dengan program kerja kandidat. Sementara itu, untuk faktor ikatan emosional terhadap partai politik, ada empat subvariabel yang dapat diidentifikasi, yaitu: hubungan kedekatan 30 terhadap partai politik, kedekatan terhadap pemimpin partai politik, ketertarikan terhadap ideology partai politik, dan kesejalanan dengan ideologi partai politik. Terakhir, untuk faktor orientasi terhadap partai politik ada dua subvariabel yang dapat diidentifikasi, yaitu: ketertarikan terhadap program kerja partai politik dan kesejalanan dengan program kerja partai politik pengusung kandidat. Dengan demikian, secara keseluruhan ada sebelas subvariabel yang dilibatkan dalam penelitian ini dari faktor psikologis yang diduga memiliki korelasi dengan perilaku memilih warga pada Pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012. Pertama, berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa tidak ada korelasi yang signifikan antara faktor kedekatan dengan kandidat dan pilihan warga terhadap kandidat pada pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012 (CC = 0,195; α = 0,105), tetapi ternyata ada hubungan yang signifikan antara faktor hubungan kedekatan dengan kandidat dan alasan warga memilih kandidat pada pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012 yang cenderung rasional (CC = 0,537; α = 0,000). Data ini jelas menunjukkan bahwa faktor tingkat kedekatan warga kepada kandidat tidak cukup signifikan untuk menjelaskan variabilitas pilihan warga terhadap kandidat pada Pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012. Faktor tingkat kedekatan warga kepada kandidat justru cukup signifikan untuk menjelaskan variabilitas alasan warga dalam memilih kandidat yang cenderung rasional. Kedua, ada hubungan yang signifikan antara tingkat simpati warga terhadap kandidat dan pilihan warga terhadap kandidat pada Pemilukada Buleleng Tahun 2012 (CC = 0,283; α = 0,000). Demikian pula ada hubungan yang signifikan antara tingkat simpati warga terhadap kandidat dan alasan warga memilih kandidat pada pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012 yang cenderung rasional (CC = 0,516; α = 0,000). Data ini juga jelas menunjukkan bahwa faktor tingkat simpati warga kepada kandidat cukup signifikan untuk menjelaskan tidak saja kepada variabilitas alasan warga dalam memilih kandidat yang cenderung rasional, tetapi juga kepada pilihan warga terhadap kandidat pada Pemilukada Buleleng Tahun 2012. Ketiga, ada hubungan yang signifikan antara tingkat persahabatan/persaudaraan warga terhadap kandidat dan pilihan warga terhadap kandidat pada Pemilukada Buleleng Tahun 2012 (CC = 0,238 ; α = 0,008). Demikian pula ada hubungan yang signifikan antara tingkat persahabatan/persaudaraan warga terhadap kandidat dan alasan warga memilih kandidat pada pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012 yang cenderung rasional (CC = 0,475; α = 0,000). Data ini jelas menunjukkan bahwa faktor tingkat persahabatan/persaudaraan warga kepada kandidat cukup signifikan untuk menjelaskan 31 tidak saja kepada variabilitas alasan warga dalam memilih kandidat yang cenderung rasional, tetapi juga kepada pilihan warga terhadap kandidat pada Pemilukada Buleleng Tahun 2012. Keempat, ada hubungan yang signifikan antara tingkat ketertarikan warga terhadap program kerja kandidat dan pilihan warga terhadap kandidat pada Pemilukada Buleleng Tahun 2012 (CC = 0,282 ; α = 0,000). Demikian pula ada hubungan yang signifikan antara tingkat ketertarikan warga terhadap program kerja kandidat dan alasan warga memilih kandidat pada pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012 yang cenderung rasional (CC = 0,547; α = 0,000). Data ini jelas menunjukkan bahwa faktor tingkat ketertarikan warga terhadap program kerja kandidat cukup signifikan untuk menjelaskan tidak saja kepada variabilitas alasan warga dalam memilih kandidat yang cenderung rasional, tetapi juga kepada pilihan warga terhadap kandidat pada Pemilukada Buleleng Tahun 2012. Kelima, ada hubungan yang signifikan antara tingkat kesejalanan warga dengan program kerja kandidat dan pilihan warga terhadap kandidat pada pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012 (CC = 0,245; α = 0,004). Demikian pula ada hubungan yang signifikan antara tingkat kesejalanan warga terhadap program kerja kandidat dan alasan warga memilih kandidat pada pemilukada kabupaten Buleleng Tahun 2012 yang cenderung rasional (CC = 0,528; α = 0,000). Dengan demikian data ini jelas menunjukkan bahwa faktor tingkat kesejalanan warga terhadap program kerja kandidat cukup signifikan untuk menjelaskan tidak saja kepada variabilitas alasan warga dalam memilih kandidat yang cenderung rasional, tetapi juga kepada pilihan warga terhadap kandidat pada Pemilukada Buleleng Tahun 2012. Keenam, tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat kedekatan warga terhadap partai politik pengusung kandidat dan pilihan warga terhadap kandidat pada pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012 (CC = 0,139; α = 0,635). Tetapi, ada hubungan yang signifikan antara tingkat kedekatan warga terhadap partai politik pengusung kandidat dan alasan warga memilih kandidat pada Pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012 yang cenderung rasional (CC = 0,507; α = 0,000.). Data ini juga jelas menunjukkan bahwa faktor tingkat kedekatan warga terhadap partai politik pengusung kandidat tidak cukup signifikan untuk menjelaskan variabilitas pilihan warga terhadap kandidat pada pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012; tetapi cukup signifikan untuk menjelaskan variabilitas alasan warga dalam memilih kandidat yang cenderung rasional. 32 Ketujuh, tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat kedekatan warga terhadap pemimpin partai politik pengusung kandidat dan pilihan warga terhadap kandidat pada pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012 (CC = 0,170; α = 0,157.). Tetapi, ada hubungan yang signifikan antara tingkat kedekatan warga terhadap pemimpin partai politik pengusung kandidat dan alasan warga memilih kandidat pada Pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012 yang cenderung rasional (CC = 0,471; α = 0,000). Data ini juga jelas menunjukkan bahwa faktor tingkat kedekatan warga terhadap pemimpin partai politik pengusung kandidat tidak cukup signifikan untuk menjelaskan variabilitas pilihan warga terhadap kandidat pada pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012; tetapi cukup signifikan untuk menjelaskan variabilitas alasan warga dalam memilih kandidat yang cenderung rasional. Kedelapan, faktor ini masih merupakan faktor ikatan emosional terhadap partai politik, yaitu untuk subvariabel ketertarikan terhadap ideologi partai politik pengusung kandidat. Berdasarkan analisis data faktor ini ternyata tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan pilihan warga terhadap kandidat pada pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012 (CC = 0,206; α = 0,060). Tetapi, ada hubungan yang signifikan antara tingkat ketertarikan warga terhadap ideologi partai politik pengusung kandidat dan alasan warga memilih kandidat pada Pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012 yang cenderung rasional (CC = 0,491; α = 0,000). Dengan demikian data ini jelas menunjukkan bahwa faktor tingkat ketertarikan warga terhadap ideologi partai politik pengusung kandidat tidak cukup signifikan untuk menjelaskan variabilitas pilihan warga terhadap kandidat pada pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012; tetapi cukup signifikan untuk menjelaskan variabilitas alasan warga dalam memilih kandidat yang cenderung rasional. Kesembilan, masih merupakan faktor ikatan emosional terhadap partai politik pengusung kandidat, yaitu kesejalanan/kesatuan ideologis dengan ideologi partai politik pengusung kandidat. Berdasarkan hasil analisis data subvariabel ini tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan pilihan warga terhadap kandidat pada pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012 (CC = 0,197; α = 0,095). Tetapi, ada hubungan yang signifikan antara tingkat kesatuan ideologis warga dengan ideologi partai politik pengusung kandidat dan alasan warga memilih kandidat pada Pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012 yang cenderung rasional (CC = 0,450; α = 0,000). Dengan demikian data ini juga jelas menunjukkan bahwa faktor tingkat kesatuan ideologis warga dengan ideologi partai politik pengusung kandidat tidak cukup signifikan untuk menjelaskan variabilitas pilihan warga terhadap kandidat pada pemilukada Kabupaten 33 Buleleng Tahun 2012; tetapi cukup signifikan untuk menjelaskan variabilitas alasan warga dalam memilih kandidat yang cenderung rasional. Kesepuluh, subvariabel ini merupakan faktor orientasi warga terhadap program kerja partai politik, yaitu tingkat ketertarikan warga terhadap program kerja partai politik pengusung kandidat. Berdasrkan hasil analisis data subvariabel ini ternyata memiliki hubungan yang signifikan dengan pilihan warga terhadap kandidat pada pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012 (CC = 0,314; α = 0,000). Demikian pula, ada hubungan yang signifikan antara tingkat ketertarikan warga terhadap program kerja partai politik pengusung kandidat dan alasan warga memilih kandidat pada Pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012 yang cenderung rasional (CC = 0,502; α = 0,000). Dengan demikian data ini juga jelas menunjukkan bahwa faktor tingkat ketertarikan warga terhadap program kerja partai politik pengusung kandidat cukup signifikan untuk menjelaskan variabilitas pilihan warga terhadap kandidat pada pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012; dan cukup signifikan pula untuk menjelaskan variabilitas alasan warga dalam memilih kandidat yang cenderung rasional. Terakhir adalah subvariabel kesejalanan warga dengan program kerja partai politik pengusung kandidat. Berdasarkan analisis data subvariabel ini ternyata memiliki hubungan yang signifikan dengan pilihan warga terhadap kandidat pada pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012 (CC = 0,232; α = 0,012). Demikian pula, ada hubungan yang signifikan antara tingkat kesejalanan warga dengan program kerja partai politik pengusung kandidat dan alasan warga memilih kandidat pada Pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012 yang cenderung rasional (CC = 0,503; α = 0,000). Dengan demikian data terakhir ini jelas menunjukkan bahwa faktor tingkat kesejalanan warga dengan program kerja partai politik pengusung kandidat cukup signifikan untuk menjelaskan variabilitas pilihan warga terhadap kandidat pada pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012; dan cukup signifikan pula untuk menjelaskan variabilitas alasan warga dalam memilih kandidat yang cenderung rasional. D. Faktor Pendekatan Rasional yang Berkontribusi terhadap Perilaku Memilih Warga Pada Bab II tentang Kajian Pustaka pula, sama seperti pada faktor-faktor sosiologis dan psikologis, telah diidentifikasi dan dijelaskan bahwa ada faktor-faktor pendekatan rasional yang ikut mempengaruhi perilaku memilih seseorang pada kegiatan pemilu, baik pemilu legislatif, pemilu presiden, maupun pemilukada gubernur, bupati, dan wali kota. 34 Dalam faktor ini, ada beberapa variabel penting yang ikut berkontribusi menjelaskan variabilitas perilaku memilih warga, antara lain: tingkat literasi politik warga, peran media massa, kualitas program kerja partai, kualitas dan integritas kandidat, peningkatan kesejahteraan ekonomi warga dan ekonomi daerah/nasional, kepekaan terhadap isu-isu kebijakan publik dan dampaknya terhadap masyarakat, kinerja partai politik dan kandidat pada masa pemerintahan sebelum pemilu, dan sebagainya. Dalam penelitian ini ada lima faktor pendekatan rasional yang dapat diidentifikasi untuk menjelaskan perilaku memilih warga pada pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012, yaitu: faktor pemahaman warga terhadap program kerja partai politik dan kandidat, tingkat akses informasi politik warga, penilaian warga terhadap kualitas program kerja partai dan kandidat, pemahaman warga terhadap ideology dan program partai politik, dan peningkatan kesejahteraan ekonomi yang dirasakan masyarakat pada pemerintahan sebelumnya. Pertama, faktor pemahaman warga terhadap program kerja partai politik dan kandidat ternyata mempunyai hubungan yang signifikan baik dengan pilihan warga terhadap kandidat pada pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012 (CC = 0,238; α = 0,002) maupun dengan alasan warga memilih kandidat pada Pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012 yang cenderung rasional (CC = 0,372; α = 0,000). Dengan demikian faktor pemahaman warga terhadap program kerja partai politik dan kandidat ternyata cukup signifikan untuk menjelaskan variabilitas pilihan warga terhadap kandidat pada pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012 dan untuk menjelaskan variabilitas alasan warga memilih kandidat pada Pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012 yang cenderung rasional. Kedua, faktor tingkat akses informasi politik warga ternyata mempunyai hubungan yang signifikan baik dengan pilihan warga terhadap kandidat pada pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012 (CC = 0,247; α = 0,004) maupun dengan alasan warga memilih kandidat pada Pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012 yang cenderung rasional (CC = 0,490; α = 0,000). Dengan demikian faktor tingkat akses informasi politik warga ternyata cukup signifikan untuk menjelaskan variabilitas pilihan warga terhadap kandidat pada pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012 dan untuk menjelaskan variabilitas alasan warga memilih kandidat pada Pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012 yang cenderung rasional. Ketiga, faktor tingkat penilaian warga terhadap kualitas program kerja partai politik dan kandidat ternyata mempunyai hubungan yang signifikan baik dengan pilihan warga terhadap kandidat pada pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012 (CC = 0,270; 35 α = 0,000) maupun dengan alasan warga memilih kandidat pada Pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012 yang cenderung rasional (CC = 0,509; α = 0,000). Dengan demikian faktor tingkat penilaian warga terhadap kualitas program kerja partai politik dan kandidat ternyata cukup signifikan untuk menjelaskan variabilitas pilihan warga terhadap kandidat pada pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012 dan untuk menjelaskan variabilitas alasan warga memilih kandidat pada Pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012 yang cenderung rasional. Keempat, faktor tingkat penilaian warga terhadap ideologi dan kualitas program kerja partai politik ternyata mempunyai hubungan yang tidak signifikan dengan pilihan warga terhadap kandidat pada pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012 (CC = 0,167; α = 0,323), tetapi mempunyai hubungan yang signifikan dengan alasan warga memilih kandidat pada Pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012 yang cenderung rasional (CC = 0,523; α = 0,000). Dengan demikian faktor tingkat penilaian warga terhadap ideologi dan kualitas program kerja partai politik ternyata tidak signifikan untuk menjelaskan variabilitas pilihan warga terhadap kandidat pada pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012 dan cukup signifikan untuk menjelaskan variabilitas alasan warga memilih kandidat pada Pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012 yang cenderung rasional. Terakhir, faktor peningkatan kesejahteraan ekonomi warga ternyata mempunyai hubungan yang signifikan baik dengan pilihan warga terhadap kandidat pada pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012 (CC = 0,229; α = 0,014) maupun dengan alasan warga memilih kandidat pada Pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012 yang cenderung rasional (CC = 0,515; α = 0,000). Dengan demikian faktor tingkat peningkatan kesejahteraan ekonomi warga ternyata cukup signifikan untuk menjelaskan variabilitas pilihan warga terhadap kandidat pada pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012 dan untuk menjelaskan variabilitas alasan warga memilih kandidat pada Pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012 yang cenderung rasional. E. Pembahasan Pertama, penelitian ini menemukan bahwa perilaku memilih warga dalam Pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012 lebih cenderung secara relatif berorientasi untuk memilih kandidat bupati dan wakil bupati dari pada berorientasi untuk memilih partai politik pengusung kandidat. Hal ini dapat dipahami dari sangat signifikannya suara pasangan calon PAS-S dalam perolehan suaranya dibandingkan dengan suara pasangan kandidat lainnya, padahal pasangan PAS-S hanya diusung oleh satu partai dan itupun 36 bukan dari partai politik yang berkuasa. Begitu pula, dari segi alasan warga dalam memilih cenderung lebih mempertimbangkan kualitas visi, misi, tujuan, dan program kerja kandidat dari pada berorientasi pada partai politiknya. Perkembangan ini sangat positif mengingat tipe perilaku memilih warga Kabupaten Buleleng pada Pemilukada Tahun 2012 cenderung berkarakter rasional dan kritis. Dikatakan demikian karena pertimbangan yang digunakan warga dalam memilih kandidat 95,2% lebih berorientasi pada visi, misi, tujuan, dan program kerja kandidat menguntungkan warga; visi, misi, tujuan, dan program kerja partai pengusungnya bagus; suka/senang kepada kandidatnya; suka/senang dengan ideologi partai pengusungnya; dan disamping ideologinya cocok program kerjanya juga tepat. Temuan ini mengindikasikan bahwa warga Kabupaten Buleleng telah semakin dewasa dalam sikap dan partisipasi politiknya pada Pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012. Hal ini mungkin berkaitan dengan perkembangan demokrasi di Indonesia dimana masyarakat telah lebih terbuka terhadap akses informasi politik yang juga terus berkembang kualitasnya. Kedua, faktor sosiologis dan demografis mempunyai kontribusi yang signifikan dalam menjelaskan variabilitas pilihan warga terhadap pasangan kandidat dan dalam menjelaskan variabilitas alasan warga dalam memilih pasangan kandidat pada Pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012. Beberapa faktor sosiologis dan demografis yang memiliki kontribusi signifikan tersebut adalah: faktor usia, jenis kelamin, agama, kelompok wangsa bagi orang Bali, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tempat tinggal, dan pengalaman memilih. Hal ini relevan dengan pandangan teori pendekatan sosialogis yang pada umumnya berkeyakinan bahwa pengelompokan sosial dalam masyarakat memberikan sumbangan yang signifikan dalam menjelaskan variabilitas perilaku memilih warga dalam pemilu. Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil-hasil penelitian seperti oleh Poltracking, 2013; Bakry, 2014; Nasution, 2009; Zidni, 2014) Ketiga, faktor psikologis mempunyai kontribusi yang signifikan dalam menjelaskan variabilitas pilihan warga terhadap pasangan kandidat dan dalam menjelaskan variabilitas alasan warga dalam memilih pasangan kandidat pada Pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012. Beberapa faktor psikologis yang memiliki kontribusi signifikan tersebut adalah: perasaan kedekatan dengan pasangan kandidat, rasa simpati terhadap pasangan kandidat, tingkat persahabatan/persaudaraan dengan pasangan kandidat, ketertarikan terhadap program kerja pasangan kandidat, dan kesejalanan dengan program kerja kandidat. Hal ini relevan dengan pandangan teori pendekatan psikologis yang pada 37 umumnya berkeyakinan bahwa ikatan emosional dan orientasi kepada program kerja pasangan kandidat memberikan sumbangan yang signifikan dalam menjelaskan variabilitas perilaku memilih warga dalam pemilu. Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil-hasil penelitian seperti oleh Poltracking, 2013; Bakry, 2014; Nasution, 2009; Zidni, 2014). Terakhir, faktor pendekatan rasional juga mempunyai kontribusi yang signifikan dalam menjelaskan variabilitas pilihan warga terhadap pasangan kandidat dan dalam menjelaskan variabilitas alasan warga dalam memilih pasangan kandidat pada Pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012. Beberapa faktor pendekatan rasional yang memiliki kontribusi signifikan tersebut adalah: pemahaman warga terhadap program kerja partai politik dan pasangan kandidat, akses informasi politik bagi warga, penilaian warga terhadap kualitas program kerja partai politik dan pasangan kandidat; kecocokan ideologi dan program kerja partai politik dan pasangan kandidat; dan peningkatan kesejahteraan ekonomi warga. Hal ini relevan dengan pandangan teori pendekatan rasional yang pada umumnya berkeyakinan bahwa faktor-faktor seperti: tingkat literasi politik warga, peran media massa, kualitas program kerja partai, kualitas dan integritas kandidat, peningkatan kesejahteraan ekonomi warga dan ekonomi daerah/nasional, kepekaan terhadap isu-isu kebijakan publik dan dampaknya terhadap masyarakat, kinerja partai politik dan kandidat pada masa pemerintahan sebelum pemilu, dan sebagainya memberikan sumbangan yang signifikan dalam menjelaskan variabilitas perilaku memilih warga dalam pemilu. Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil-hasil penelitian seperti oleh Poltracking, 2013; Bakry, 2014; Nasution, 2009; Zidni, 2014; Simanulang, 2014). 38 BAB V PENUTUP A. Simpulan Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang telah dideskripsikan dan dijelaskan pada Bab IV, maka hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, perilaku memilih warga pada Pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012 secara relatif cenderung berorientasi untuk memilih kandidat bupati dan wakil bupati dari pada berorientasi untuk memilih partai politik pengusung kandidat. Begitu pula tipe perilaku memilih warga Kabupaten Buleleng pada Pemilukada Tahun 2012 cenderung berkarakter rasional dan kritis. Dikatakan demikian karena pertimbangan yang digunakan warga dalam memilih kandidat 95,2% lebih berorientasi pada visi, misi, tujuan, dan program kerja kandidat menguntungkan warga (63,2%); visi, misi, tujuan, dan program kerja partai pengusungnya bagus (13,2%); simpati kepada kandidatnya (9,5%); suka kepada ideologi partai pengusungnya (3,8%); dan disamping ideologinya cocok program kerjanya juga tepat (5,5%). Kedua, faktor sosiologis dan demografis mempunyai kontribusi yang signifikan dalam menjelaskan variabilitas pilihan warga terhadap pasangan kandidat dan dalam menjelaskan variabilitas alasan warga dalam memilih pasangan kandidat pada Pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012. Beberapa faktor sosiologis dan demografis yang memiliki kontribusi signifikan tersebut adalah: faktor usia, jenis kelamin, agama, kelompok wangsa bagi orang Bali, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tempat tinggal, dan pengalaman memilih. Ketiga, faktor psikologis juga mempunyai kontribusi yang signifikan dalam menjelaskan variabilitas pilihan warga terhadap pasangan kandidat dan dalam menjelaskan variabilitas alasan warga dalam memilih pasangan kandidat pada Pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012. Beberapa faktor psikologis yang memiliki kontribusi signifikan 39 tersebut adalah: perasaan kedekatan dengan pasangan kandidat, rasa simpati terhadap pasangan kandidat, tingkat persahabatan/persaudaraan dengan pasangan kandidat, ketertarikan terhadap program kerja pasangan kandidat, dan kesejalanan dengan program kerja kandidat. Terakhir, faktor pendekatan rasional juga mempunyai kontribusi yang signifikan dalam menjelaskan variabilitas pilihan warga terhadap pasangan kandidat dan dalam menjelaskan variabilitas alasan warga dalam memilih pasangan kandidat pada Pemilukada Kabupaten Buleleng Tahun 2012. Beberapa faktor pendekatan rasional yang memiliki kontribusi signifikan tersebut adalah: pemahaman warga terhadap program kerja partai politik dan pasangan kandidat, akses informasi politik bagi warga, penilaian warga terhadap kualitas program kerja partai politik dan pasangan kandidat; kecocokan ideologi dan program kerja partai politik dan pasangan kandidat; dan peningkatan kesejahteraan ekonomi warga. B. Saran Rekomendasi Berdasarkan simpulan di atas maka penelitian ini merumuskan beberapa rekomendasi sebagai berikut. Pertama, penelitian ini menemukan bahwa perilaku memilih warga Buleleng pada Pemilukada lebih berorientasi memilih pasangan kandidat dari pada memilih partai politik pengusung kandidat. Demikian pula bahwa tipe perilaku memilih warga tergolong pemilih rasional dan kritis. Ini tentu tidaklah berarti bahwa partai politik pengusung pasangan kandidat tidak penting artinya bagi kandidat. Karena itu direkomendasikan kepada partai politik agar dalam mengajukan calon kepala daerah pada pemilukada mempertimbangkan calon pemimpin yang berkualitas yang memiliki trackrecord yang baik, mampu mengembangkan visi misi dan program kerja yang sejalan dengan aspirasi masyarakat, dan dapat meyakinkan masyarakat bahwa visi misi dan program kerja tersebut dapat menguntungkan. Sinergi antara partai politik dan pasangan kandidat perlu lebih ditingkatkan kualitas kinerjanya di pemerintahan pascapemilukada, sehingga mampu 40 memberikan citra positif di masyarakat bahwa partai politik dan pasangan kandidat yang diusung dapat bekerja sama dengan baik untuk mensejahterakan rakyat. Kedua, penelitian ini juga menemukan bahwa beberapa variabel dari faktor sosiologis dan demografis berkorelasi signifikan dengan pilihan warga terhadap pasangan kandidat pada Pemilukada dan dengan alasan warga dalam memilih pasangan kandidat yang cenderung rasional dan kritis. Karena itu dapat direkomendasikan bahwa dalam melakukan kegiatan sosialisasi kepada warga, partai politik dan pasangan kandidat perlu bersinergi dengan baik untuk melakukan sosialisasi secara tepat dengan mempertimbangkan faktor-faktor usia pemilih, jenis kelamin warga, agama, kelompok wangsa, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tempat tinggal, dan pengalaman memilih warga. Sosialisasi yang tepat yang mampu membuat warga lebih rasional dan kritis akan membantu partai politik dan pasangan kandidat memperoleh dukungan warga dalam pemilihan umum dengan perilaku memilih yang rasional dan kritis pula. Ketiga, penelitian ini juga menemukan bahwa faktor ikatan emosional warga terhadap pasangan kandidat dan orientasi terhadap program kerja merupakan dua faktor psikologis yang berkontribusi besar dalam menjelaskan variabilitas pilihan warga terhadap pasangan kandidat dan variabilitas alasan warga dalam memilih pasangan kandidat pada pemilukada. Berdasarkan temuan ini dapat direkomendasikan kepada partai politik dan pasangan kandidat yang akan maju pada pemilukada agar membangun ikatan emosional yang baik dan positif dengan warga dan mengembangkan visi misi dan program kerja yang berkualitas sejalan dengan aspirasi masyarakat. Jika hal ini dapat diwujudkan, keduanya diharapkan dapat memberikan pencitraan yang baik dan positif bagi warga dan sekaligus memberikan landasan pendidikan politik yang baik kepada warga karena mereka dapat dengan cerdas menilai kualitas pasangan kandidat dan partai politik pengusungnya. Keempat, penelitian ini juga menemukan bahwa faktor pendekatan rasional, seperti: pemahaman warga terhadap program kerja partai politik dan pasangan kandidat, akses informasi politik bagi warga, penilaian warga terhadap kualitas program kerja partai 41 politik dan pasangan kandidat; kecocokan ideologi dan program kerja partai politik dan pasangan kandidat; dan peningkatan kesejahteraan ekonomi warga memberikan kontribusi yang signifikan dalam menjelaskan variabilitas perilaku memilih warga pada Pemilukada. Sehubungan dengan itu, beberapa rekomendasi dapat diajukan untuk kepentingan ini sebagai berikut. Pertama, partai politik dan pasangan kandidat yang akan maju dalam pemilukada perlu sejak dini melakukan sosialisasi ke masyarakat melalui beberapa strategi tentang visi misi dan program kerja serta keberhasilan yang telah dicapai selama ini dengan program kerja tersebut. Jika pemahaman ini dapat dimiliki oleh masyarakat, mereka akan lebih rasional dan kritis; dan ini tentu diharapkan dapat meningkatkan kecerdasan dan partisipasi politik rakyat pada kegiatan pemilu. Partai politik dan calon pemimpin perlu memanfaatkan media sosial baik melalui media cetak maupun elektronik seoptimal mungkin yang dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat dalam rangka memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat. Kedua, partai politik dan pemimpin daerah perlu menyusun dan menyelenggarakan program-program pembangunan yang dapat menyentuh langsung kepentingan kesejahteraan masyarakat yang dapat menjadi sarana promosi kepada warga untuk meningkatkan rasionalitas dalam perilaku memilihnya. 42 DAFTAR FUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 1989. Manajemen Penelitian. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Deriktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Azra, Azyumardi 2003. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education): Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani. Tim ICCE UIN Jakarta. Jakarta: Prenanda Media. Bungin, Burhan. 2001. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. .................... 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Budiardjo, Miriam. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Gafar, Afan. 2004. “Politik Indonesia” Transisi Menuju Demokrasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Kantaprawira, Rusadi. 2006. “Sistem Politik Indonesia” Suatu Model Pengantar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Koirudin. 2004. “Partai Politik dan Agenda Transisi Demokrasi” Menakar Kinerja Partai Politik Transisi Di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Maslow, Abraham. H. 1984. Motivasi dan Kepribadian. Teori Motivasi dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia. Seri Manajemen No. 104. Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo. Meleong, Lexy. 1977. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Rusda Karya. Mahfud. MD. 1998. Politik Hukum Indonesia. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia. .................... . 1999. Hukum Dan Pilar-Pilar Demokrasi. Yogyakarta: Gema Media. Syarbaini, Syahrial. dkk. 2002. Sosiologi dan Politik. Jakarta: Galia Indonesia Winarno, Budi. 2007. “Sistem Politik Indonesia Era Reformasi” Budaya Poltik Era Reformasi Tetap bercorak patrimornial, Berorientasi Kekuasaan dan Kekayaan (Power and Wealth) dan Bersifat Paternalistik. Jakarta: Media Persindo. Program Sekolah Demokrasi kerjasama dengan Public Policy analysis and Communitiy Development Studies (PLaCID’s) AVERSOS dan Komunikasi Indonesia untuk Demokrasi (KID) buku seri demokrasi ke-6. 2007. BUDAYA POLITIK INDONESIA. Malang: AVERSOS. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik Undang-Undang RI Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2011tentang Penyelenggara Pemilihan Umum Undang-Undang Dasar 1945 setelah Amandemen. KPU Buleleng (2004). Laporan Kegiatan Evaluasi PEMILU 2004 Kabupaten Buleleng. ………………(2007). Laporan Akhir Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daraerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Buleleng tahun 2007. …………….(2008). Laporan Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Bali Tahun 2008. KPU Buleleng 2014 (https://kpubuleleng.wordpress.com) Buletin Bawaslu. 2014. “Evaluasi Pilpres 2014 untuk Masa Depan Pemilu Berkualitas” (edisi 12 Desember 2014). 43 Lampiran Kuesioner Perilaku Memilih Warga pada Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Buleleng Tahun 2012 A. Petunjuk Pengisian 1. Kuesioner ini semata-mata untuk keperluan pendidikan pemilih dan tidak ada kepentingan politik/hukum apapun. Karena itu, mohon dijawab dengan jujur! 2. Baca dan jawablah semua pertanyaan dengan teliti tanpa ada yang terlewatkan! 3. Berilah tanda (X) pada huruf depan setiap jawaban yang menurut Anda tepat! 4. Silahkan memberikan jawaban lain jika pilihan jawaban tidak terdapat dalam kuesioner! 5. Setiap item/butir/soal kuesioner membutuhkan 1 jawaban, tetapi jawaban Anda boleh lebih dari 1 (satu)! 6. Jika dalam satu jawaban ada banyak pilihan, coretlah (-----) yang tidak perlu/untuk koreksi! B. Identitas 1. Nama : …………………………………………………………… 2. Umur saat memilih 2012 : …… tahun 3. Jenis Kelamin : ……………. 4. Agama : ………………. 5. Kelompok Wangsa (khusus orang Bali) : a. Jaba b. Waisia c. Ksatria d. Brahmana 6. Pendidikan Terakhir saat memilih 2012 : ……………………………… 7. Pekerjaan/Profesi saat memilih 2012 : ……………………………… 8. Alamat saat memilih 2012 : Desa …………………………………………………… Kecamatan ………………..…………………………… 9. Pengalaman Memilih dalam pemilu 2012: a. Pertama, b. Kedua c. Ketiga atau lebih C. Pilihan Saat Memilih 1. Pasangan Kandidat Bupati dan Wakil Bupati yang Anda pilih pada Pilkada Buleleng Tahun 2012……….. a. Putu Agus Suradnyana ST dan dr. Nyoman Sutjidra, Sp.OG (PDI-P) b. Gede Ariadi, S.Kom., M.BA. dan I Wayan Arta, SH (Golkar, PKPB, PAN) c. Drs. I Wayan Gede Wenten Suparlan dan Drs. Ida Bagus Djodhi, MM. (P. Hanura; PKPI; P. Pelopor; PNBK; PPDI; P. Demokrasi Pembaruan; P. Gerakan Indo). d. Tutik Kusuma Wardhani, SE.,M.Kes dan I Komang Nova Sewi Putra, SE. (P. Demokrat) 44 2. Apa alasan Anda memilih kandidat Bupati dan Wakil Bupati pada Pilkada Kabupaten Buleleng Tahun 2012 tersebut? a. Visi, Misi, Tujuan, dan Program Kerja kandidat menguntungkan warga b. Visi, Misi, Tujuan, dan Program Kerja partai pengusungnya bagus c. Suka/senang sama kandidatnya d. Suka/senang sama ideologi partai pengusungnya e. Disamping ideologinya cocok program kerjanya juga tepat f. Ikut pilihan orang banyak g. Sebenarnya tidak punya pilihan. Jadi terpaksa memilih h. Kandidat berjanji / memberikan bantuan materi / uang kepada warga i. Lain-lain, sebutkan (boleh lebih dari satu): ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… 3. Apakah Anda sudah mengenal kandidat calon Bupati dan Wakil Bupati yang Anda pilih sebelum Pilkada Kabupaten Buleleng Tahun 2012 dilaksanakan? a. Sangat mengenal dengan baik b. Mengenal dengan baik c. Cukup mengenal baik d. Mengenal, tetapi sekedar tahu e. Tidak mengenal 4. Melalui apa Anda mengenal kandidat calon Bupati dan Wakil Bupati yang Anda pilih dalam Pilkada Buleleng Tahun 2012? a. Media massa / media elektronik b. Spanduk / baliho c. Sosialisasi dalam berbagai kesempatan kampanye d. Website e. Teman baik / saudara dekat / satu dadya (klen) / warga satu banjar (desa) f. Sebagai tokoh masyarakat / wirausahawan sukses / dermawan / tokoh agama / tokoh politik yang dikenal luas di masyarakat g. Lain-lain sebutkan ………………………………………………………………… 5. Apakah kandidat calon Bupati/Wakil Bupati sebagai kontestan Pilkada 2012 sudah melakukan sosialisasi politik kepada masyarakat sebelumnya? a. Ya b. Tidak c. Tidak Tahu 6. Partisipasi politik Anda dalam Pilkada Calon Bupati dan Wakil Bupati Buleleng Tahun 2012? a. Sebagai penyelenggara (sebagai apa: PPS / KPPS / PPL / Panwascam) b. Sebagai pemantau pemilu c. Sebagai saksi dalam pemilihan d. Sebagai tim sukses e. Secara pribadi ikut mensosialisasikan kandidat dan partai pengusungnya f. Aktif mencari informasi tentang latar belakang kehidupan dan kemampuan kandidat g. Lain-lain, sebutkan: ……………………………………………. h. Tidak terlibat sama sekali 45 7. Apakah menurut Anda program kerja kandidat Bupati/Wakil Bupati yang Anda Pilih dalam Pilkada Buleleng Tahun 2012 cocok dan menguntungkan warga? a. Sangat cocok dan menguntungkan warga, bangsa, dan negara b. Cocok dan menguntungkan c. Cukup cocok dan cukup menguntungkan d. Kurang cocok dan kurang menguntungkan e. Tidak cocok dan tidak menguntungkan f. Tidak tahu 8. Apakah menurut Anda program kerja partai politik yang mengusung kandidat Bupati/Wakil Bupati yang Anda Pilih dalam Pilkada Buleleng Tahun 2012 cocok dan menguntungkan warga? a. Sangat cocok dan menguntungkan warga, bangsa, dan negara b. Cocok dan menguntungkan c. Cukup cocok dan cukup menguntungkan d. Kurang cocok dan kurang menguntungkan e. Tidak cocok dan tidak menguntungkan f. Tidak tahu 9. Menurut Anda ideologi/platform partai politik yang mengusung kandidat Bupati dan Wakil Bupati yang Anda pilih pada Pilkada Buleleng Tahun 2012 … a. Sangat cocok dengan latar ideologi/keyakinan suku, agama, dan jenis kelamin saya b. Cocok dengan latar ideologi/keyakinan suku, agama, dan jenis kelamin saya c. Cukup cocok dengan latar ideologi/keyakinan suku, agama, dan jenis kelamin saya d. Kurang cocok dengan latar ideologi/keyakinan suku, agama, dan jenis kelamin saya e. Tidak cocok dengan latar ideologi/keyakinan suku, agama, dan jenis kelamin saya 10. Terhadap partai politik yang mengusung dan kandidat Bupati/Wakil Bupati yang Anda pilih dalam Pilkada Buleleng Tahun 2012 Anda akan …… a. Sangat setia untuk terus memilihnya dalam setiap kali Pemilu/Pilkada b. Setia untuk memilihnya dalam setiap Pemilu/Pilkada c. Cukup setia untuk memilihnya dalam Pemilu/Pilkada d. Memilihnya tergantung pada perkembangan situasi politik e. Tidak memilihnya lagi dalam pemilu/pilkada berikutnya f. Lainnya, sebutkan: ………………………………………………. 11. Bagaimana kepercayaan Anda terhadap kemampuan partai politik yang mengusung kandidat Bupati/Wakil Bupati yang Anda pilih dalam Pilkada Buleleng Tahun 2012 dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat? a. Sangat yakin dan percaya b. Percaya c. Cukup percaya d. Kurang percaya e. Tidak percaya sama sekali f. Tidak tahu 46 12. Bagaimana kepercayaan Anda terhadap kemampuan kandidat Bupati/Wakil Bupati yang Anda pilih dalam Pilkada Buleleng Tahun 2012 dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat? a. Sangat yakin dan pe rcaya b. Percaya c. Cukup percaya d. Kurang percaya e. Tidak percaya sama sekali f. Tidak tahu 13. Apa yang Anda harapkan dari kandidat Bupati dan Wakil Bupati yang Anda pilih pada Pilkada Buleleng Tahun 2012 seandainya mereka menang dalam Pilkada? a. Mewujudkan tujuan Pembangunan Buleleng seluruhnya/seutuhnya dengan kerja keras b. Mewujudkan pemerataan kesempatan pendidikan, akses kesehatan, peluang kerja dan berusaha, dan kesejahteraan ekonomi rakyat c. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi rakyat miskin di Buleleng d. Membantu pembangunan fisik (pembuatan/perbaikan jalan, pembangunan pura, bantuan uang tunai untuk upacara besar, dll) di desa e. Mewujudkan janji politik memberikan bantuan langsung tunai (uang) kepada warga desa f. Tidak ada yang bisa diharapkan apa-apa g. Lain-lain, sebutkan ……………………………………………………………… D. Faktor Psikologis dalam Pilkada 1. Bagaimana perasaan kedekatan Anda terhadap partai politik pengusung kandidat calon Bupati dan Wakil Bupati yang Anda Pilih pada Pilkada Buleleng Tahun 2012? a. Sangat dekat b. Cukup dekat c. Kurang dekat d. Tidak dekat e. Tidak tahu 2. Bagaimana perasaan kedekatan Anda terhadap pemimpin partai politik pengusung kandidat calon Bupati dan Wakil Bupati yang Anda Pilih pada Pilkada Buleleng Tahun 2012? a. Sangat dekat b. Cukup dekat c. Kurang dekat d. Tidak dekat e. Tidak tahu 3. Bagaimana perasaan kedekatan Anda terhadap kandidat calon Bupati dan Wakil Bupati yang Anda Pilih pada Pilkada Buleleng Tahun 2012? a. Sangat dekat b. Cukup dekat c. Kurang dekat d. Tidak dekat e. Tidak tahu 4. Saya sangat tertarik dengan landasan ideologi partai politik pengusung kandidat Bupati dan Wakil bupati yang saya pilih pada Pilkada Buleleng Tahun 2012 a. Sangat Setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Kurang Setuju e. Tidak Setuju f. Tidak tahu 5. Saya sangat tertarik dengan apapun program kerja partai politik pengusung kandidat Bupati dan Wakil bupati yang saya pilih pada Pilkada Buleleng Tahun 2012 a. Sangat Setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Kurang Setuju e. Tidak Setuju f. Tidak tahu 47 6. Saya sangat simpati terhadap kandidat Bupati dan Wakil bupati yang saya pilih pada Pilkada Buleleng Tahun 2012. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Kurang Setuju e. Tidak Setuju f. Tidak tahu 7. Saya sangat tertarik dengan apapun program kerja kandidat Bupati dan Wakil bupati yang saya pilih pada Pilkada Buleleng Tahun 2012 a. Sangat Setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Kurang Setuju e. Tidak Setuju f. Tidak tahu 8. Saya merasa satu ideologi/keyakinan dengan ideologi partai politik pengusung kandidat calon Bupati dan Wakil Bupati yang saya pilih pada Pilkada Buleleng Tahun 2012 a. Sangat Setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Kurang Setuju e. Tidak Setuju f. Tidak tahu 9. Saya merasa sejalan dengan program kerja partai politik pengusung kandidat calon Bupati dan Wakil Bupati yang saya pilih pada Pilkada Buleleng Tahun 2012 a. Sangat Setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Kurang Setuju e. Tidak Setuju f. Tidak tahu 10. Saya merasa sejalan dengan program kerja kandidat calon Bupati dan Wakil Bupati yang saya pilih pada Pilkada Buleleng Tahun 2012 a. Sangat Setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Kurang Setuju e. Tidak Setuju f. Tidak tahu 11. Saya merasa bersahabat baik/bersaudara dengan kandidat calon Bupati dan Wakil Bupati yang saya pilih pada Pilkada Buleleng Tahun 2012 a. Sangat Setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Kurang Setuju e. Tidak Setuju f. Tidak tahu E. Faktor Pilihan Rasional 1. Apakah Anda memahami program-program pembangunan utama yang harus diwujudkan Pemerintah Kabupaten Buleleng pada periode 2012-2017 dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan daerah Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, dan pembangunan nasional? a. Sangat memahami b. Memahami c. Cukup memahami d. Kurang memahami e. Tidak memahami 2. Apakah Anda memahami program kerja seluruh partai politik pengusung kandidat calon Bupati dan Wakil Bupati pada Pilkada Buleleng Tahun 2012? a. Sangat memahami b. Memahami c. Cukup memahami d. Kurang memahami e. Tidak memahami 3. Apakah Anda memahami program kerja seluruh kandidat calon Bupati dan Wakil Bupati peserta Pilkada Buleleng Tahun 2012? a. Sangat memahami b. Memahami c. Cukup memahami d. Kurang memahami e. Tidak memahami 48 4. Apakah Anda memahami dengan baik program kerja partai politik apa yang paling tepat mewujudkan kesejahteraan ekonomi masyarakat Buleleng? a. Sangat memahami b. Memahami c. Cukup memahami d. Kurang memahami e. Tidak memahami 5. Apakah Anda memahami dengan baik program kerja kandidat calon Bupati dan Wakil Bupati siapa pada Pilkada Buleleng Tahun 2012 yang paling tepat mewujudkan kesejahteraan ekonomi masyarakat Buleleng? a. Sangat memahami b. Memahami c. Cukup memahami d. Kurang memahami e. Tidak memahami 6. Bagaimana akses informasi politik tentang Pemilu dan Pilkada di Buleleng Anda dapatkan dari media surat kabar? a. Sangat intensif b. Intensif c. Cukup intensif d. Kurang intensif e. Tidak intensif f. Tidak tahu 7. Bagaimana akses informasi politik tentang Pemilu dan Pilkada di Buleleng Anda dapatkan dari media radio dan televisi daerah dan nasional? a. Sangat intensif b. Intensif c. Cukup intensif d. Kurang intensif e. Tidak intensif f. Tidak tahu 8. Bagaimana akses informasi politik tentang Pemilu dan Pilkada di Buleleng Anda dapatkan dari sosialisasi oleh Komisi Pemilihan Umum? a. Sangat intensif b. Intensif c. Cukup intensif d. Kurang intensif e. Tidak intensif f. Tidak tahu 9. Bagaimana akses informasi politik tentang Pemilu dan Pilkada di Buleleng Anda dapatkan dari sosialisasi/kampanye politik oleh partai politik dan kandidat peserta Pemilu/Pilkada Buleleng? a. Sangat intensif b. Intensif c. Cukup intensif d. Kurang intensif e. Tidak intensif f. Tidak tahu 10. Bagaimana akses informasi politik tentang Pemilu dan Pilkada di Buleleng Anda dapatkan dari diskusi dalam keluarga dan dengan teman sejawat? a. Sangat intensif b. Intensif c. Cukup intensif d. Kurang intensif e. Tidak intensif f. Tidak tahu 11. Apakah penilaian Anda terhadap kualitas program kerja partai politik pengusung kandidat Bupati dan Wakil Bupati pada Pilkada Buleleng Tahun 2012 sudah tepat? a. Sangat tepat b. Tepat c. Cukup tepat d. Kurang tepat e. Tidak tepat f. Tidak tahu 12. Apakah penilaian Anda terhadap kualitas program kerja kandidat Bupati dan Wakil Bupati pada Pilkada Buleleng Tahun 2012 sudah tepat? a. Sangat tepat b. Tepat c. Cukup tepat d. Kurang tepat e. Tidak tepat f. Tidak tahu 49 13. Menurut Anda ideologi dan program kerja Partai PDI-P yang mengusung Putu Agus Suradnyana ST dan dr. Nyoman Sutjidra, Sp.OG sebagai kandidat Bupati dan Wakil Bupati pada Pilkada Buleleng tahun 2012 sangat tepat untuk pembangunan daerah Buleleng. a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Tidak setuju f. Tidak tahu 14. Menurut Anda ideologi dan program kerja Partai Golkar, PKPB, dan PAN yang mengusung Gede Ariadi, S.Kom., M.BA. dan I Wayan Arta, SH sebagai kandidat Bupati dan Wakil Bupati pada Pilkada Buleleng tahun 2012 sangat tepat untuk pembangunan daerah Buleleng. a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Tidak setuju f. Tidak tahu 15. Menurut Anda ideologi dan program kerja gabungan Partai Hanura, PKPI, Partai Pelopor, dan PNBK yang mengusung Drs. I Wayan Gede Wenten Suparlan dan Drs. Ida Bagus Djodhi, MM. sebagai kandidat Bupati dan Wakil Bupati pada Pilkada Buleleng tahun 2012 sangat tepat untuk pembangunan daerah Buleleng. a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Tidak setuju f. Tidak tahu 16. Menurut Anda ideologi dan program kerja Partai Demokrat yang mengusung Tutik Kusuma Wardhani, SE.,M.Kes dan I Komang Nova Sewi Putra, SE. sebagai kandidat Bupati dan Wakil Bupati pada Pilkada Buleleng tahun 2012 sangat tepat untuk pembangunan daerah Buleleng. a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Tidak setuju f. Tidak tahu 17. Menurut Anda program kerja partai politik dan kandidat Bupati dan Wakil Bupati yang Anda pilih pada Pilkada Buleleng Tahun 2012 akan dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi, derajat kesehatan, pendidikan yang murah dan berkualitas, dan kesempatan kerja bagi golongan muda. a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Kurang setuju e. Tidak setuju f. Tidak tahu 18. Menurut Anda program kerja partai politik dan kandidat Bupati dan Wakil Bupati yang Anda pilih pada Pilkada Buleleng Tahun 2012 akan mudah diwujudkan dan memenuhi langsung kepentingan warga. a. Sangat yakin b. Yakin c. Ragu-ragu d. Kurang yakin e. Tidak yakin f. Tidak tahu 50