HUBUNGAN TINGGI BADAN, BERAT BADAN, VO2MAX, DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP LARI JARAK PENDEK 200 METER PADA SISWA SMP N 2 PURBOLINGGO LAMPUNG TIMUR Jurnal Oleh ANDRI PRASETIYO FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015 1 HUBUNGAN TINGGI, BERAT BADAN, VO2 MAX, DAN KEKUATAN TUNGKAI TERHADAP LARI SPRINT Oleh Andri Prasetiyo Pembimbing Drs. Suranto, M. Kes Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar hubungan antara tinggi badan, berat badan, VO2max, dan kekuatan otot tungkai terhadap lari jarak pendek 200 meter. Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan analisis data menggunakan korelasional. Pengumpulan data yang berupa tinggi badan dan berat badan menggunakan Health Scale, VO2max menggunakan bleep test, kekuatan otot tungkai menggunakan Leg Dynamometer sedangkan lari 200 meter menggunakan tes dan pengukuran. Sampel yang digunakan 30 siswa dari populasi yang berjumlah 256 orang. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor tinggi badan sebesar 0,375, berat badan 0,429, VO2 max 0,501, kekuatan otot tungkai 0,625 signifikan dengan hasil lari 200 meter. Kesimpulan penelitian ini menunjukan bahwa tinggi badan, berat badan, VO2max dan kekuatan otot tungkai memiliki hubungan yang sangat kuat dengan hasil lari jarak pendek 200 meter. Kata kunci : kekuatan , sprint, ukuran tubuh, VO2 max. 2 RELATIONSHIP HEIGHT, WEIGHT, VO2MAX, AND MUSCLE STRENGTH TO SPRINT By Andri Prasetiyo Preceptor Drs. Suranto, M. Kes Heru Sulistianta, S. Pd, M.Or This study aims to look at how much the relationship between height, weight, VO2max, and leg muscle strength to sprint 200 meters. The method used is survey method data using correlational analysis. The collection of data in the form of height and weight using the Health Scale, VO2max using the bleep test, leg muscle strength using Dynamometer Leg 200-meter run while using test and measurement. The sample used 30 students from a population of 256 people. The analysis showed that the height factor of 0.375, 0.429 weight, VO2 max 0.501, 0.625 leg significant muscle strength with the results of the 200-meter run. The conclusion of this study shows that the height , weight , VO2max and leg muscle strength has a very strong relationship with the results of the 200 -meter sprint. Keywords: body size, vo2 max, strength, sprint. 3 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Apakah terdapat hubungan tinggi badan dengan kemampuan lari Masalah kemampuan lari sprint 200 meter sangat dipengaruhi jarak pendek (sprint) 200 meter adanya tinggi badan, berat badan, VO2 max siswa SMP N 2 Purbolinggo ? 2. dan kekuatan otot tungka yang baik. badan dengan kemampuan lari Di lain pihak kenyataan di SMP N 2 jarak pendek (sprint) 200 meter Purbolinggo terdapat juga anak yang segan dengan olahraga Atletik Apakah terdapat hubungan berat siswa SMP N 2 Purbolinggo ? 3. terutama lari jarak pendek. Apakah terdapat hubungan VO2 max dengan kemampuan lari jarak pendek (sprint) 200 meter Identifikasi Masalah siswa SMP N 2 Purbolinggo ? 4. 1. Belum diketahui faktor-faktor terdapat hubungan kekuatan otot tungkai dengan yang menentukan kecepatan lari kemampuan lari jarak pendek sprint 200 meter ? 2. Apakah (sprint) 200 meter siswa SMP N 2 Belum diketahui hasil lari jarak Purbolinggo ? pendek (sprint) 200 meter pada siswa SMP N 2 Purbolinggo Lampung Timur ? 3. Belum diketahui hubungan antara Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui hubungan tinggi badan, berat badan, VO2 tinngi badan dengan kemampuan max lari jarak pendek (sprint) 200 dan kekuatan otot tungkai dengan kemampuan lari jarak meter pendek (sprint) 200 meter siswa Purbolinggo. SMP N 2 Purbolinggo Lampung Timur ? 2. Untuk siswa SMP mengetahui N 2 hubungan berat badan dengan kemampuan lari jarak pendek (sprint) 200 Rumusan Masalah 4 meter 3. 4. siswa SMP N 2 Sebagai bahan pertimbangan Purbolinggo. dalam Untuk mengetahui hubungan VO2 bangan max dengan kemampuan lari khususnya pada peningkatan hasil jarak pendek (sprint) 200 meter lari jarak pendek (sprint) 200 siswa SMP N 2 Purbolinggo. meter. Untuk mengetahui hubungan d. meningkatkan perkem- kemampuan siswa, Program Studi Pendidikan kekuatan otot tungkai dengan Olahraga kemampuan lari jarak pendek Hasil penelitian ini diharapkan (sprint) 200 meter siswa SMP N 2 menjadi gambaran dalam upaya Purbolinggo pengkajian dalam pengembangan ilmu keolahragaan, khususnya untuk Manfaat Penelitian a. (sprint) 200 meter . Selain itu Bagi siswa, Agar siswa dapat meningkatkan pengetahuan tentang lari jarak pendek (sprint) sehingga Atletik lari jarak pendek 200 dapat pembanding meter dijadikan atau langkah juga memberikan pemikiran untuk sumbangan kemajuan program studi pendidikan jasmani dan kesehatan. TINJAUAN PUSTAKA kedepannya. b. Bagi guru penjasorkes Sebagai sarana keberhasilan untuk tugas mengembangkan Peendidikan Jasmani dalam kemampuan siswa dalam lari jarak pendek (sprint) 200 meter. Pendidikan jasmani adalah olahraga yang dilakukan tidak semata-mata untuk mencapai suatu prestasi, terutama dilakukan di sekolah-sekolah terdiri atas latihan-latihan tanpa alat, c. Bagi pihak sekolah dilakukan didalam ruang dan lapangan terbuka. (Supandi 1990 dikutip Dini Rosdiani.2012 : 69 ). 5 Lari Lari adalah frekuensi langkah yang dipercepat berlari sehingga ada pada waktu kecenderungan badan melayang. Artinya pada waktu lari kedua kaki tidak menyentuh tanah sekurang-kurangnya satu kaki tetap menyentuh tanah. (Mochamad Djuminar A. Widya,2004: 13) Lari jarak meter) pendek (sprint Berat Badan Berat Badan parameter antropometri yang sangat labil. Dalam keadaan normal, di mana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan anatara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, berat badan berkembang mengikuti 200 adalah pertambahan umur. (Widiastuti 2011) Lari jarak pendek (sprint) adalah lari VO2 max yang sangat membutuhkan kecepatan Menurut Giri Wiarto (2013:15) VO2 reaksi, kordinasi dan akselerasi yang max adalah volume maksimal O2 yang baik (Suhadi Anwarudin 2010 : 13) . diproses oleh tubuh manusia pada saat Lari sprint 200 meter merupakan melakukan kegiatan yang intensif. nomor lari jarak pendek, dimana pelari harus berlari di lintasan masing- Otot masing setengah keliling dengan jarak Menurut Rahmat Hermawan (2013 : 200 meter. 37) Otot merupakan suatu organ /alat yang penting sekali memungkinkan tubuh Tinggi Badan Dalam buku tes dan pengukuran olahraga Widiastuti (2011) men- dapat begerak, dalam menjalankan sistem otot ini tidak bisa dilepaskan dengan kerja saraf. gemukakan tinggi badan adalah jarak vetikal dari lantai keujung kepala (vertex). Tinggi badan merupakan faktor penting di dalam berbagai cabang olahraga. Kekuatan Otot Tungkai Menurut Sadoso Sumosardjuno (1997:6) kekuatan otot adalah 6 kemampuan otot-otot untuk H4 : Ada hubungan antara kekuatan menggunakan tenaga maksimal atau otot tungkai dengan lari jarak mendekati pendek 200 meter. maksimal, untuk mengangkat beban. H0 : Tidak Ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan lari Hipotesis Sugiyono jarak pendek 200 meter. (2008:64) “Hipotesis jawaban sementara merupakan terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian pertanyaan. Metode penelitian adalah kegiatan H1 : Ada hubungan antara tinggi yang secara sistematis, direncanakan badan dengan lari jarak pendek oleh para peneliti untuk memecahkan 200 meter. permasalahan yang hidup dan berguna H0 : Tidak ada hubungan antara bagi masyarakat, maupun bagi peneliti tinggi badan dengan lari jarak itu sendiri.(Sukardi ; 17). pendek 200 meter. Desain penelitian yang digunakan H2 : Ada hubungan antara berat adalah sebagai berikut: badan dengan lari jarak pendek 200 meter. H0 : Tidak Ada hubungan antara berat badan dengan lari jarak pendek 200 meter. H3 : Ada hubungan antara VO2 max dengan lari jarak pendek 200 meter. H0 : Tidak Ada hubungan antara VO2 max Keterangan : X1 = Tinggi Badan X2 = Berat Badan X3 = VO2 max X4 = Kekuatan Otot Tungkai Y = Lari 200 Meter Populasi dan Sampel dengan lari jarak pendek 200 meter. Populasi Penelitian 7 populasi penelitian ini adalah merupakan siswa SMP Negeri Purbolinggo yang berjumlah 2 156 orang. fasilitas yang digunakan penelitian dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik, sehingga mudah diolah. Instrumen pada penelitian ini yaitu : • Sampel Penelitian Sampel diambil dari 12 % populasi : health scale (mengukur tinggi badan) • yaitu 30 siswa. Tinggi badan Berat badan : health scale (mengukur berat badan) Variabel Penelitian • VO2 max : bleep test/ lari bolak-balik Varriabel adalah bervareasi dan gejala yang menjadi objek penelitian (Arikunto, 2010 : 159). . • Kekuatan otot tungkai : Leg Dynamometer • Mengukur kemampuan lari 200 meter Variabel Bebas (independen) Variabel bebas Dalam penelitian ini hasil yang (independen) merupakan faktor yang menjadi pokok permasalahan yang ingin diteliti, diukur adalah lari 200 meter dengan menggunakan peng- hitungan waktu (menit dan detik). yaitu X1 Tinggi Badan dan X2 Berat Badan X3 VO2 max , X4 Kekuatan Analisis Data Otot Tungkai. Analisis Variabel Terikat (dependen) merupakan bertujuan untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan- Variabel terikat (dependen) merupakan data pokok persoalan. yaitu Y Lari jarak pendek 200 meter . Instrumen Penelitian pertanyaan dalam penelitian. Untuk perhitungan statistik menggunakan program SPSS for windows release 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 136) instrument adalah alat atau Hasil Penelitian 8 Uji Linieritas linear secara signifikan antara Uji kelinieran atau uji linieritas adalah variable uji untuk mengetahui apakah antara variable lari 200 meter (Y). prediktor (X1, X2, X3 dan X4) VO2max (X3) dengan Nilai signifikansi (Sig.) memiliki hubungan yang linier atau k.o.tungkai = 0.494 lebih besar tidak Uji dari 0,05, yang artinya terdapat analisis hubungan linear secara signifikan varians (terlampir). Rangkuman hasil antara variable k.o.tungkai (X4) perhitungan dapat dilihat pada tabel dengan variable lari 200 meter berikut ini. (Y). terhadap dilakukan dengan kriterium. teknik Kaidah pengambilan keputusan dari tabel diatas yaitu : Nilai signifikansi (Sig.) tinggi badan = 0.291 lebih besar dari 0,05, yang artinya terdapat hubungan linear secara signifikan antara variable tinggi badan (X1) dengan variable lari 200 meter (Y). badan = 0.293 lebih besar dari yang artinya terdapat hubungan linear secara signifikan antara variable berat badan (X2) yang penelitian ini diajukan perlu dalam diuji dan dibuktikan melalui data empiris yang diperoleh di lapangan melalui tes dan pengukuran terhadap variabel yang diteliti, selanjuynya data tersebut akan diolah secara statistik. Dengan men- Perhitungan teknik korelasi dilakukan person. dengan menggunakan bantuan program SPSS. Adapun hasil perhitungan analisis data tersaji sebagai berikut: (Y). Hubungan Tinggi Badan (X1) Terhadap Lari Jarak Pendek 200 Meter (Y) Bahwa hasil perhitungan korelasi dari Nilai signifikansi (Sig.) VO2max N 30 diperoleh nilai r hitung 0,375> rtabel = 0.891 lebih besar dari 0,05, 0,361 jadi taraf signifikan 0,012 yang artinya terdapat hubungan <0,05, berarti ada hubungan yang dengan variable lari 200 meter Hipotesis ggunakan Nilai signifikansi (Sig.) berat 0,05, Analisis Data 1. 9 signifikan antara tinggi badan tungkai terhadap lari jarak pendek 200 terhadap lari jarak pendek 200 meter. meter. 2. Uji Hipotesis Hubungan Berat Badan (X2) Terhadap Lari Jarak Pendek 200 Meter (Y) Bahwa hasil perhitungan korelasi dari N 30 diperoleh nilai r 0,429> hitung rtabel 0,361 jadi taraf signifikan 0,010 <0,05, berarti ada hubungan yang signifikan antara berat badan terhadap Dari hasil di atas bahwa dapat disimpulkan : Jadi H0 ditolak dan H1 diterima , Ada hubungan antara tinggi badan dengan lari jarak pendek 200 meter. Jadi H0 ditolak dan H2 diterima , Ada hubungan antara berat badan lari jarak pendek 200 meter. dengan lari jarak pendek 200 meter. 3. Hubungan VO2 max (X3) Terhadap Lari Jarak Pendek 200 Meter (Y) Jadi H0 ditolak dan H3 diterima , Ada hubungan antara VO2 max dengan lari jarak pendek 200 meter. Bahwa hasil perhitungan korelasi dari N 30 diperoleh nilai r 0,501> hitung rtabel 0,361, jadi taraf signifikan 0,008 <0,05, berarti ada hubungan yang Jadi H0 ditolak dan H3 diterima , Ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan lari jarak pendek 200 meter. signifikan antara VO2 max terhadap lari jarak pendek 200 meter. 4. Pembahasan Dalam penelitian ini terdapat banyak Hubungan Kekuatan Otot Tungkai (X4) Terhadap Lari Jarak Pendek 200 Meter (Y) temuan yang terutama peneliti sumbangan dapatkan tiap-tiap Bahwa hasil perhitungan korelasi dari variabel, variabel terikat (X) yang N 30 diperoleh nilai r lebih hitung = 0,625> menojol atau berpengaruh rtabel 0,361 , jadi taraf signifikan 0,000 terhadap variabel bebas (Y) yaitu <0,05 berarti ada hubungan yang variabel (X4) atau kekuatan otot signifikan tungkai kemudian variabel (X3) VO2 antara kekuatan otot max lalu variabel (X2) berat badan, 10 variabel (X1) tinggi badan dan sisanya 1. Ada hubungan antara tinggi badan variabel lain yang tidak termasuk dengan dalam penelitian ini, dapat di lihat meter Pada Siswa SMP N 2 dalam diagram di bawah ini : Purbolinggo Lampung Timur. 2. lari jarak pendek 200 Ada hubungan antara berat badan dengan lari jarak pendek 200 meter Pada Siswa SMP N 2 Purbolinggo Lampung Timur. 3. Ada hubungan antara VO2max dengan lari jarak pendek 200 meter Pada Siswa SMP N 2 Gambar. Kontribusi variabel terikat (x) terhadab variabel bebas (y) Purbolinggo Lampung Timur. 4. Ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan lari jarak Jadi dapat disimpulkan bahwa pendek 200 meter Pada Siswa kekuatan otot tungkai terhadap lari SMP N 2 Purbolinggo Lampung jarak pendek 200 meter pada siswa Timur. SMP N 2 Purbolinggo Lampung Timur lebih menojol daripada VO2 Saran max, berat badan dan tinggi badan. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran Kesimpulan yang ingin peneliti sampaikan, adapun Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data, mengenai Hubungan Tinggi Badan, Berat Badan,VO2 max, dan Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Lari Jarak Pendek 200 Meter Pada Siswa SMP N 2 Purbolinggo Lampung Timur yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : saran yang diberikan peneliti adalah sebagai berikut: 1. Upaya mengajarkan dan meningkatkan prestasi lari jarak pendek 200 meter hendaknya dalam mencari bakat dan memberikan latihan kondisi fisik yang mengarah pada tinggi badan, 11 berat kekuatan badan,VO2max, otot tungkai berkesinambungan terkoordinasi dan dan dan secara saling Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi 2010. Yogyakarta: Rineka Cipta. menguasai teknik lari jarak pendek 200 meter dengan benar sehingga prestasi lari jarak pendek 200 meter lebih baik. 2. Pentingnya penelitian lebih lanjut dengan memperbanyak sampel yang lebih besar dan variabel yang lebih luas, agar diperoleh gambaran secara komperhensif dan mendalam. 3. Djuminar .Mochamad. (2004). GerakGerak Dasar Atletik Dalam Bermain. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hermawan, Rahmat. 2013. Ilmu Faal. Bandar Lampung: Universitas Lampung. Rosdiani, Dini. 2012. Dinamika Olahraga dan Pengembangan Nilai. Bandung: Alfabeta. Bagi guru penjaskes dan pelatih atletik, beban latihan untuk tiap unsur kondisi fisik dengan variabel nilai disesuaikan sumbangan Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. tiap terhadap lari jarak pendek 200 meter. DAFTAR PUSTAKA Anwarudin, Suhardi 2010.Gerak Dasar Atletik untuk Usia 7-15 Tahun. Bogor: PT Regina Eka Utama. Arikunto, Suharsimi. 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi 2010. Yogyakarta: Rineka Cipta. Sukardi.2012. Metodologi Penelitian Pendidikan . Jakarta: PT Bumi Aksara. Sumosardjuno, Sudoso. 1997. Panduan Lengkap Bugar Total/Len Kravitz. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Wiarto,Giri. 2013. Fisiologi dan Olahraga. Yokyakarta: Graha Ilmu. Widiastuti. 2011. Tes dan pengukuran olahraga.Jakarta: PT Bumi Timur Jaya. 12