Manusia Sebagai Makhluk Sejarah A. HAKIKAT MANUSIA Secara sederhana hakikat sering disamakan sebagai sesuatu yang mendasar,suatu esensi ,yang subtansial, yang hakiki,yang penting, yang diutamakan berbagai makna sepadan dengan pengertian itu. Namun memahami hakikat tidak tepat hanya dengan mengacu pada pengertian sederhana. Hakikat dapat dan semestinya memang dipahami secara hakikat pula. Memahami istilah hakikat secara hakikat. Dengan ringkas diformulasikan, hakikat merupakan syarat ekstensi ,beradanya suatu keadaan karena syarat-syrat tertentu. Secara negatif bermakna, tanpa syarat seharusnya ada,maka keberadaan pun tidak ada. Dalam bahasa lebih luas dapat dinyatakan yang dimaksud dengan hakikat tidak lain adalah sesuatu yang mesti ada pada sesuatu yang jikalau sesuatu itu tidak ada maka sesuatu itu pun tidak wujud. Sesuatu itulah yang bereksistensi tapi eksistensinya ditentukan di dalam dirinya sesuatu . sesuatu itulah syrat yang menentukan adanya sesuatu. Dalam rumusan berbeda dapat diterangkan sesuatu ditambah sesuatu sama dengan eksistensi,sedangkan sesuatu dikuranggi sesuatu sama dengan noneksistensi (S+s =E) atau (s-S = NE). Dari sudut sejarah filsafat ,Scorates dapat dinilai sebagai Filsuf Yunani pertama yang begitu serius dan intensif menjadikan manusia sebagai salah satu tema sentral dalam pemikiran.Oleh karena itu , ia sering juga dianggap sebagai tema sentral dalam pemikiran. Filsafat bergelantungan di langit metafisika. Manusia mengajukan pertanyaan besar tentang seala sesuatu , padahal manusia itu sendiri merupakan objek sesuatu yang sangat besar dan penuh misteri. Prof .R.F. Beerling secara singkat mengemukakan keungglan khas manusia yang tidak mungkin dimiliki hewa,”manusia adalah tukang bertanya”. Ini tampaknya terispirasi oleh ahli filsafat eksistesialisme Prancis. Identifikasi berbagai kelebihan manusia masih dapatditeruskan. Para sarjana muslim pun pada zamannya pra eropa tercerahkan oleh filsafat yunani , Ibnu Sina misalnya mengemukakan bahwa : Tujuh kesanggupan makhluk yaitu : a) Makan b) Tumbuh c) Berkembang biak d) Pengamatan hal – hal yang istimewa e) Bergerak dibawah kekuasaan f) Tahu mengenai hal-hal umum g) Berkehendak dan memilih dengan bebas Semua elemen pada pembeda manusia dengan hewan dapat dirumuskan oleh seorang sarjana dan pendeta Kisten yang menyatakan,”perbedaaan antara manusia dan hewan serta tumbuh – tumbuhan terletak dalam kenyataan bahwa manusia adalah makhuk yang menciptakan kebudayaan. ( J.Verkuyl,1960 : 5) B. ASAL USUL MANUSIA PERTAMA DALAM PERSPEKTIF IMTAK DAN IPTEK Ketika Iman dan Taqwa (Imtak) dihadapkan dengan dinamika ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) maka akan muncul kekhawatiran karena semakin terbukanya kemungkinan proses pendangkalan, bahkan hilangnya nilai-nilai Imtak. Sesungguhnya dalam perspektif yang benar, tepat maka antara Imtak dan Iptek tidak perlu dibenturkan secara konfrontatif, sebab secara substansial keduannya relevan dan tidak mungkin bertentangan, sebab baik Imtak (Islam) maupun Iptek keduanya berasal dari dari satu sumber dengan pola yang berbeda. Imtak dikehendaki Allah secara langsung tanpa melibatkan manusia pada umumnya, sedangkan Iptek dikehendaki Allah melalui keterlibatan manusia secara penuh atas dasar kaidah-kaidah yang metodis. Dengan demikian dapat dipahami bahwa pada dasarnya setiap iptek perlu diarahkan untuk semakin meneguhkan nilai imtak . ini berarti setiap aspek iptek termasuk ilmu sejarah dan ilmu ilmu lain. Oleh sebab itu , ilmu sejarah yang dalam konteks pendidikan formal dijadikan sebagai salah satu mata pelajaran atau bidang syudy yang diberikan kepada seluruh peserta didik haruslah selalu dikaitkan dengan imtak. Terlebih lagi ditinjau dari segi ajaran agama islam sebagaimana terdapat dalam alquran banyak menggambarkan peristiwa sejarah. C. HUBUNGAN : ALAM,SEJARAH, DAN KEBUDAYAAN D. PERANAN MANUSIA DALAM SEJARAH Sebagai disiplin ilmiah ,sejarah tentu saja mempunyai arti penting bagi manusia dalam kehidupannya. Penekanan semacam ini lebih berfokus pada sejarah .bagaimana sejarah memberikan makna dalam kehidupan manusia ? dan itu berarti diperlukan penjelasan memadai untuk dapat merumuskan secara jelas nilai dan peranan sejarah. Akan tetapi , berikut fokus perhatian adalah pada manusia, bagaimana peranan manusia dalam sejarah ? pertanyaan pertama yang lebih menekankan pada sejarah, nuansanya justru lebih terarah pada filsafat sejarah. Menggambarkan peranan manusia dalam sejarah tampaknya jauh lebih tegas dengan menggunakan proses sejarah itu sendiri. bahwa eksistensinya sejarah ditentukan oleh manusia. Karena itulah, maka sejarah dimensi waktu dimunkinkan muncul ketika manusia telah ada dan meninggalkan masa lalu atau mempunyai hari kemaren. Bertolak dari pandangan ini , meski tidak semua dapat dikemukakan sejarah secra praktis dalam artian sebagai suatu proses sama tuanya dengan usia manusia itu sendiri. Ini tentu saja masih mungkin untuk diperdebatkan , tetapi hemat penulis, demikian itulah proses sejarah dapat terjadi ketika manusia ada. Tanpa manusia ,mustahil sejarah baik sebagai proses maupun cerita sejarah dapat dihadirkan , sejarah ditentukan oleh manusia. Tidak ada manusia ,tidak ada sejarah mengapa ? diantara semua makluk yang ada sebagai ciptaan , hanya manusia di dalam dirinya sejak awal telah memungkinkan untuk sebuah prosese sejarah. Sejarah itu berlaku dalam suatu dinamika. Di dalam dinamika muncul perubahan – perubahan. Artinnya , yang tidak dinamis dan tidak berubah . manusia berkarakter dinamis, karena itu manusia berubah.Perubahan – perubahan kemanusiaan itu yang kemudian memberlakukan proses sejarah. Jadi, sejarah hanya dapat muncul dalam sebuh perubahan buka kvakuman. Sebab perubahan senantiasa berkonotasi dengan waktu. Sementara dimensi temporal berpera penring sebagai dasar karakter sejarah. Dengan demikian, sebagai makhluk yang penuh dinamika bahkan di dalam diri sendiri, manusia sangatlah diuntungkan sejarah. Ini kala proses sejarah bergerak ke arah peradaban. Akan tetap, perubahan seperti dimaklumi tidak wajib untuk selalu dalam rel yang diinginkan, karena itu pula istilah lain yang berbarengan sering pula di dengar yaitu manusia tidak diuntungkan dalam sejarah.