PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL DENGAN KONSEP HEPPY

advertisement
Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling
Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 408-416
Tersedia Online di
http://pasca.um.ac.id/conferences/index.php/snbk
ISSN 2579-9908
PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL DENGAN KONSEP HEPPY (Help
People Around You) SEBAGAI STRATEGI BK DALAM MENUMBUHKAN
EMPATI PESERTA DIDIK
Windy Lutfiana Tristy
SMK Farmasi Surabaya
E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Jejaring sosial merupakan suatu mekanisme komunikasi yang saat ini banyak digunakan oleh individu
terutama peserta didik dalam kategori remaja. Contoh dari jejaring sosial yang banyak digunakan saat ini
adalah facebook, instagram, twitter dan path. Dengan jejaring sosial, individu memiliki jangkauan yang
luas dalam berkomunikasi maupun memperoleh komunikasi. Penggunaan jejaring sosial mempunyai
dampak positif dan negatif. Dampak positifnya adalah dapat memperluas jaringan pertemanan,
meningkatkan keterampilan berkomunikasi, digunakan sebagai media penyebar informasi. Sedangkan
dampak negatifnya adalah kecanduan dan peserta didik akan bersikap anti sosial jika digunakan secara
berlebihan. Untuk mengatasi dampak negatif tersebut, perlu adanya strategi dalam bimbingan konseling
yang digunakan untuk menumbuhkan empati peserta didik. Melalui strategi bimbingan kelompok dan
pemanfaatan jejaring sosial dengan benar merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan empati dalam
diri peserta didik. Sesuai dengan pengertiannya empati dapat ditumbuhkan jika seseorang memiliki
perasaan memahami keadaan orang lain. Maka, dengan dengan konsep HEPPY (Help People Around
You) atau menolong orang di sekitar kamu, peserta didik dapat menumbuhkan sikap empati dengan
terlibat langsung.
Kata Kunci: jejaring sosial, strategi BK, empati
waktu. Media jejaring sosial seperti facebook,
PENDAHULUAN
Jejaring sosial adalah salah satu bentuk
twitter, path, instagram merupakan salah satu
dari sosial media. “Social media is a
contoh dari jejaring sosial. Data Kementerian
communication mechanism that allows users
Komunikasi dan Informasi RI tahun 2011
to communicate with thousands, and perhaps
menunjukkan terdapat 64% pengguna jejaring
billions, of individuals all over the world”
sosial di Indonesia adalah kelompok remaja
(Williams,dkk, 2012). Sosial media yang
(Hariyanti, 2011). Hal tersebut menunjukkan
didalamnya termasuk juga adalah jejaring
bahwa
sosial suatu mekanisme komunikasi yang
menggunakan jejaring sosial sangat tinggi.
digunakan
Pada masa remaja pertengahan, seseorang
untuk
berkomunikasi
dengan
individu lain dalam jangkauan yang luas.
antusiasme
remaja
dalam
lebih banyak membutuhkan interaksi dengan
Kemajuan teknologi komunikasi dapat
orang lain untuk memperoleh pembanding
membantu manusia untuk berinteraksi satu
dirinya baik mengenai sikap, pendapat,
sama lain tanpa ada batasan oleh jarak dan
pikiran atau yang lainnya yang berkaitan
408
Tristy, Penggunaan Jejaring Sosial... 409
dengan pembentukan jati diri (Yoseptian,
dalam Herdianto & Widiantari: 2003).
Dalam
kaitannya
dengan
bimbingan
konseling, antusiasme remaja atau peserta
Dampak positif dari penggunaan jejaring
didik dalam pemanfaatan jejaring sosial dan
jejaring sosial adalah memperluas jaringan
fungsinya bisa dijadikan salah satu media
pertemanan,
dalam strategi bimbingan konseling. Jejaring
sebagai
media
penyebaran
informasi dan sarana untuk mengembangkan
sosial
keterampilan, sedangkan dampak negatif yang
Bimbingan Konseling jika difungsikan untuk
ditimbulkan akibat penggunaan jejaring sosial
membantu
secara berlebihan antara lain kecanduan
mengembangkan
internet,
keterampilan tertentu yang berguna bagi
pencurian
identitas,
dan
meningkatnya sifat antisosial (Herdianto &
Widiantari:
2003).
Jejaring
dimasukkan
peserta
dalam
didik
suatu
wilayah
dalam
keterampilan-
hidupnya.
juga
Dampak negatif dari jejaring sosial yang
didefinisikan sebagai jaringan pertemanan
membuat peserta didik menjadi anti sosial dan
yang dilengkapi dengan beragam fitur bagi
memiliki
penggunanya
terhadap lingkungannya harus diubah menjadi
sehingga
sosial
bisa
dapat
saling
berkomunikasi dan berinteraksi (Imran, dalam
Herdianto & Widiantari: 2003).
kecenderungan
tidak
peduli
sisi positif melalui strategi BK.
Empati merupakan salah satu sikap dasar
Penelitian yang telah dilakukan oleh
yang harus dimiliki oleh peserta didik sebagai
Widiantari dan Herdanto terkait penggunaan
makhluk
jejaring sosial media dengan responden
berempati apabila mereka sudah terlebih
peserta didik tingkat SMA menunjukkan
dahulu mengenali diri sendiri (Boyatzis,
bahwa Jumlah jejaring sosial yang dimiliki
2000). Brammer dan Mc Donald (dalam
seseorang berbanding lurus dengan intensitas
Munawaroh, 1999) mengungkapkan bahwa
komunikasi, angka korelasi yang diperoleh
pengenalan diri sendiri ini dapat membantu
sebesar
(+)
individu dalam berupaya menempatkan diri
menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah
pada internal frame of reference orang lain,
jejaring sosial maka semakin tinggi intensitas
tanpa kehilangan objektivitasnya. Empati
komunikasi. Dengan kata lain, penelitian ini
akan lebih muncul pada saat individu
menunjukkan bahwa sebenarnya jika tepat
melakukan
guna maka jejaring sosial akan meningkatkan
daripada “thingking for about ” orang lain.
(+)
0,433,
tanda
keterampilan peserta didik.
positif
sosial.
seseorang
aktivitas
hanya
”thingking
dapat
with”
Selain bisa menumbuhkan empati dalam
dirinya, dengan memanfaatkan jejaring sosial
410 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 408-416
peserta didik juga bisa membuat orang lain
empati digambarkan sebagai seorang yang
ikut
toleran, mampu mengendalikan diri, ramah,
merasakan
empati.
Konsep
yang
digunakan dalam mencapai tujuan ini adalah
mempunyai
konsep HEPPY (Help People Around You)
humanistik. Batson dan Coke (Brigham,
atau menolong orang disekitarmu. Konsep ini
1991) mendefinisikan empati sebagai suatu
melibatkan konselor sebagai pembimbing,
keadaan
jejaring sosial sebagai media, dan peserta
seseorang yang sesuai dengan apa yang
didik sebagai ‘pemeran utama’. Peserta didik
dirasakan
bertugas untuk mencari orang disekitarnya
menumbuhkan rasa asih terhadap beban atau
yang membutuhkan bantuan. Dalam hal ini
penderitaan orang lain.Kemampuan untuk
orang yang membutuhkan bantuan yang
memahami dan menghayati perasaan orang
dimaksud adalah orang dalam kategori kurang
lain inilah yang kemudian akan berdampak
mampu atau berada dalam garis kemiskinan.
terhadap interaksi positif kepada orang lain.
Peserta didik kemudian menggali informasi
pengaruh,
emosional
Empati
oleh
adalah
yang
orang
suatu
serta
bersifat
dimiliki
lain,
oleh
serta
kecenderungan
mengenai kehiduan subjek. Dengan begitu,
untuk merasakan sesuatu yang dilakukan
peserta didik akan merasa memahami atau
orang lain andaikan ia berada dalam situasi
ikut mengerti keadaan dari subjek yang
orang lain tersebut. Karena empati, orang
akhirnya
empati.
menggunakan perasaannya dengan efektif di
Setelahnya, informasi mengenai subjek dapat
aslam situasi orang lain dengan didorong oleh
diunggah melalui akun jejaring sosial peserta
emosinya
didik dan ‘mengajak’ orang lain untuk
mengambil bagian dalam gerakan-gerakan
berempati dan ikut membantu subjek.
yang dilakukan orang lain. Disinilah situasi
PEMBAHASAN
feeling into a person or ting tumbuh dalam
Pengertian Empati
dirinya.(Goleman, 1996) Akar dari moralitas
akan
Empati
perasaan
menimbulkan
dapat
orang
kemampuan
diartikan
lain
untuk
memahami
selain
itu
membayangkan
sendiri
seolah-olah
ia
ikut
berasa dalam empati karena dalam berbagai
juga
kesusahan dengan seseorang kita merasa
diri
tergerak untuk membantu. Empati menarik
sendiri di tempat orang lain (Hurlock, 1980).
perhatian
Sedangkan menurut Johnson dkk (1983)
kebutuhan sosial dan ketidak adilan yang
mengemukakan
memerlukan tindakan kita.
bahwa
empati
adalah
terhadap
masalah-masalah
kecenderungan untuk memahami kondisi atau
Menurut Schlenker dan Britt (Baron,
keadaan pikiran orang lain. Seorang yang
2002) Individu yang memiliki empati tinggi
Tristy, Penggunaan Jejaring Sosial... 411
lebih termotivasi untuk menolong seorang
kebutuhan sosial dan ketidak adilan yang
teman daripada anak yang memiliki empati
memerlukan tindakan kita.
yang rendah. Orang yang mempunyai rasa
Menurut Schlenker dan Britt (Baron,
empati tinggi biasanya dermawan, disenangi
2002) Individu yang memiliki empati tinggi
dalam pergaulan,mudah menyesuaikan diri,
lebih termotivasi untuk menolong seorang
dan percaya diri. Untuk itu perlu adanya
teman daripada anak yang memiliki empati
pengembangan empati terhadap tiap peserta
yang rendah. Orang yang mempunyai rasa
didik karena dengan adanya empati maka
empati tinggi biasanya dermawan, disenangi
aspek-aspek manusiawi dalam diri siswa akan
dalam pergaulan, mudah menyesuaikan diri,
tumbuh. Empati membantu siswa mengetahui
dan percaya diri. Untuk itu perlu adanya
dan memahami emosi orang dan berbagi
pengembangan empati terhadap tiap peserta
perasaan dengan orang lain. Empati juga
didik karena dengan adanya empati maka
dapat mengubah pola pikir peserta didik
aspek-aspek manusiawi dalam diri siswa akan
menjadi
mampu
tumbuh. Empati membantu siswa mengetahui
mengendalikan diri serta peduli. Dengan
dan memahami emosi orang dan berbagi
adanya empati, peserta didik akan tergerak
perasaan dengan orang lain. Empati juga
untuk membantu orang lain.
dapat mengubah pola pikir peserta didik
Empati
ramah,
adalah
toleran,
suatu
kecenderungan
menjadi
ramah,
toleran,
mampu
untuk merasakan sesuatu yang dilakukan
mengendalikan diri serta peduli. Dengan
orang lain andaikan ia berada dalam situasi
adanya empati, peserta didik akan tergerak
orang lain tersebut. Karena empati, orang
untuk membantu orang lain.
menggunakan perasaannya dengan efektif di
Peserta didik yang berempati tinggi maka
aslam situasi orang lain dengan didorong oleh
memiliki ciri-ciri sebagai berikut( Goleman,
emosinya
1998):
sendiri
seolah-olah
ia
ikut
mengambil bagian dalam gerakan-gerakan
1. Ikut merasakan (sharing feeling), yaitu
yang dilakukan orang lain. Disinilah situasi
kemampuan untuk mengetahui bagaimana
feeling into a person or ting tumbuh dalam
perasaan orang lain; dalam hal ini bearti
dirinya.(Goleman, 1996) Akar dari moralitas
peserta didik mampu merasakan suatu
berasa dalam empati karena dalam berbagai
emosi
kesusahan dengan seseorang kita merasa
perasaan orang lain.
tergerak untuk membantu. Empati menarik
perhatian
terhadap
masalah-masalah
dan
2. Dibangun
mampu
berdasarkan
mengidentifikasi
kesadaran diri.
Semakin seorang mengetahui emosi diri
412 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 408-416
sendiri., semakin terampil pula ia membaca
5. Kontrol emosi; menyadari dirinya sedang
emosi orang lain. Dengan hal ini, ia berarti
berempati; tidak larut dalam masalah yang
mampu membedakan antara apa yang
sedang dihadapi orang lain.
dikatakan atau dilakukan orang lain dengan
reaksi dan penilaian individu itu sendiri.
Konsep Heppy (Help People Around You)
di Jejaring sebagai Strategi BK
Mereka akan menaruh belas kasihan
Strategi Bimbingan konseling adalah
kemudian lebih banyak membantu orang
merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian
lain dengan cara yang tepat.
kegiatan) yang termasuk juga penggunaan
3. Peka terhadap bahasa isyarat; Karena
metode dan pemanfaatan berbagai sumber
emosi lebih sering diungkapkan melalui
daya/kekuatan dalam pelayanan bimbingan
bahasa isyarat (non-verbal). Hal ini berarti
konseling.
bahwa individu mampu membaca perasaan
konseling ada komponen pelayanan yaitu
orang lain dalam bahasa non-verbal seperti
layanan dasar, layanan responsif, perencanaan
ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan gerak-
individual dan dukungan sistem. Setiap
geriknya.
komponen
4. Mengambil peran (role taking); empati
Dalam
program
mempunyai
bimbingan
strategi
masing-
masing (Aisyah, 2014: 32) , salah satunya
melahirkan perilaku konkrit. Jika individu
adalah
menyadari apa yang dirasakannya setiap
Bimbingan kelompok adalah pelayanan yang
saat, maka empati akan datang dengan
berfokus pada penyediaan informasi dan
sendirinya, dan lebih lanjut individu
pengalaman
tersebut akan bereaksi terhadap isyarat
kelompok yang terencana dan terorganisir
orang lain dengan sensasi fisiknya sendiri
(Prayitno&Amiti,2009:225-257). Bimbingan
tidak hanya dengan pengakuan kognitif
kelompok biasanya dilakukan pada kelompok
terhadap perasaan mereka, akan tetapi,
kecil (2-10 orang) dan yang didiskusikan
empati juga akan membuka mata individu
dalam
tersebut terhadap penderitaan orang lain,
masalah
dengan
disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik
kata
lain
ketika
seseorang
strategi
bimbingan
melalui
bimbingan
yang
maksud
kelompok.
sebuah
kelompok
bersifat
aktivitas
ini
adalah
umum
yang
merasakan penderitaan orang lain maka
umtuk
orang tersebut akan peduli dan ingin
pemeliharaan nilai-nilai atau pengembangan
bertindak.
ketrampilan hidup yang dibutuhkan.
Perencanaan
kelompok
pencegahan
kegiatan
meliputi
masalah,
bimbingan
penetapan
materi
Tristy, Penggunaan Jejaring Sosial... 413
layanan, tujuan yang ingin dicapai, sasaran
memungkinkan untuk dilaksanakan di luar
kegiatan, bahan atau sumber bahan untuk
sekolah.
penilaian,
Jejaring sosial adalah ‘alat’ yang bisa
serta waktu dan tempat. Tahapan pelaksanaan
digunakan peserta didik untuk mencapai
kegiatan yaitu tahap pembentukan, tahap
tujuan bimbingan. Jajaring sosial merupakan
peralihan, tahap inti dan evaluasi kegiatan.
bagian dari sosial media. . Jejaring sosial
bimbingan
kelompok, rencana
Bimbingan kelompok harus dirancang
disebut sebagai jaringan pertemanan, berbasis
sebelumnya dan harus sesuai kebutuhan nyata
web, dilengkapi dengan beragam fitur bagi
kelompok. Topik bahasan dapat ditetapkan
penggunanya
berdasarkan kesepakatan anggota kelompok
melakukan komunikasi dan menjalin interaksi
atau dirumuskan sebelumnya oleh konselor.
(Imran, 2009). Jejaring memungkinkan orang
Dengan merujuk pada hal tersebut dan yang
untuk membangun halaman web pribadi dan
telah dibahas sebelumnya, materi yang sesuai
kemudian dapat terhubung dengan orang-
untuk bimbingan kelompok tersebut adalah
orang tanpa memperhitungkan hambatan
pengembangan empati peserta didik. Empati
waktu, jarak, biaya, sosial dan usia. Dengan
merupakan nilai-nilai dan ketrampilan hidup
fasilitas ini dapat dipakai untuk berbagi
yang dibutuhkan oleh peserta didik.
konten dan komunikasi. Jejaring sosial yang
Konselor
menjelaskan
dapat
saling
dan
marak digunakan saat ini terutama bagi
dengan
peserta didik adalah instagram, facebook, dan
tahap-tahap dalam bimbingan kelompok.
twitter. Melalui jejaring sosial, peserta didik
Konselor dapat memberikan wawasan awal
bisa membagi informasi kepada khalayak
mengenai pentingnya empati bagi diri peserta
umum,
didik pada tahap pembukaan dan kemudian
tentang banyak hal. Dalam hal inilah fungsi
merencakan kegiatan inti. Tahap inti biasanya
dari jejaring sosial masuk dalam ‘wilayah’
dilakukan dalam beberapa sesi pertemuan.
Bimbingan Konseling.
melaksanakan
atau
sehingga
bimbingan
sesuai
memposting,
men-share,
nen-tag
Setiap sesi pertemuan dilaksanakan sesuai
Jika merujuk pada pengertian empati
dengan jadwal waktu dan tempat yang
yang telah dibahantuk membantu orang lain,
disepakati bersama. Untuk topik tertentu,
strategi BK, dan fungsi jejaring sosial
peserta didik diberi kegiatan yang harus
dirumuskan dalam satu konsep (Help People
dilakukan
(semacam
Around You). Dalam jejaring sosial cara
pekerjaan rumah) (Kemendikbud, 2016: 60).
semacam ini sudah banyak digunakan, akun-
Untuk
akun
di
itu,
luar
kelompok
bimbingan
kelompok
yang
bergerak
di
bidang
sosial
414 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 408-416
memfungsikan jejaring sosial sebagai sarana
kebutuhan makanan maupun non-makanan
untuk ‘mencari perhatian’ orang lain dalam
(dalam Cahyat; 2004).
jangkauan luas agar bisa memberikan bantuan
2. Ask/Tanya
(wawancara):
wawancara
kepada orang lain. Konsep seperti ini bisa
merupakan alat pengumpul data berupa
diterapkan kepada peserta didik melalui
proses
strategi BK. Peserta didik diminta untuk
profesional, sebaliknya bukan percakapan
mencari
yang lazim digunakan sehari dan dilakukan
seseorang/orang
lain
disekitar
percakapan
yang
bersifat
lingkungannya yang membutuhkan bantuan.
secara
Dalam KBBI pengertian dari membantu
Dengan wawancara, peserta didik dapat
adalah membantu untuk meringankan beban
mengumpulkan
(penderitaan, kesukaran, dan sebagainya);
mengenai subjek yang dituju. Data yang
membantu supaya dapat melakukan sesuatu.
bisa didapat oleh peserta didik adalah
jadi, yang menjadi subjek untuk dibantu
mengenai
adalah adalah orang yang memiliki beban atau
keluarga, maupun kondisi ekonomi subjek
kesulitan. Memberikan bantuan kepada orang
tersebut. Melalui wawancara peserta didik
lain dan memahami keadaan orang lain
sedikit banyak akan memahami kondisi
merupakan bagian dari empati. Ada beberapa
dari subjek atau narasumber sehingga
tahapan dari konsep HEPPY ini, antara lain
perasaan empati bisa muncul dalam proses
adalah:
ini.
langsung.
(Hidayah,
data
biodata,
yang
2012:31)
sebenarnya
alamat,
pekerjaan,
1. Find/Menemukan: dalam hal ini, yang
3. Share (bagikan): setelah peserta didik
harus ditemukan oleh peserta didik adalah
mendapatkan data dari hasil wawancara
seseorang
maka
disekelilingnya
yang
langkah
selanjutnya
adalah
membutuhkan bantuan. Contoh; seorang
merangkum isi wawancara dan kemudian
pedagang dengan penghasilan yang tidak
di-posting atau diunggah di akun jejaring
tetap, seseorang yang lanjut usia dan tidak
sosial yang dimiliki seperti facebook dan
memiliki keluarga, anak putus sekolah,
instagram. Tujuan dari langkah ini adalah
maupun orang yang berada di garis
agar posting-an dari peserta didik bisa
kemiskinan.
Statistik
dilihat oleh masyarakat secara umum, serta
sebagai
himbauan
mengartikan
Badan
Pusat
kemiskinan
untuk
memberikan
bantuan
ketidakmampuan untuk memenuhi standar
kepada subjek. Melalui jejaring sosial
minimum kebutuhan dasar yang meliputi
tersebut peserta didik juga bisa mentag/menandai
pihak
pihak
yang
Tristy, Penggunaan Jejaring Sosial... 415
bersangkutan, misalnya dinas sosial atau
organisasi sosial.
HEPPY (Help People Around You)
Dari serangkaian langkah yang dijelaskan
tersebut,
Saran
jejaring sosial
konsep
dalam Bimbingan Konseling. Konsep ini
HEPPY bisa digunakan sebagai salah satu
merupakan suatu konsep yang sederhana dan
cara untuk menumbuhkan empati peserta
mudah
didik kepada orang lain, memberikan bantuan
pemanfaatannya lebih lanjut, pengkaian ulang
yang
dan perlu adanya penyempurnaan dan uji
dimaksud
dalam
melalui
adalah suatu konsep yang bisa digunakan
hal
ini
adalah
dilaksanakan.
Namun,
dalam
membantu menyebarkan informasi kepada
keefektifan agar bisa tepat guna.
orang dalam jangkauan jejaring sosial untuk
DAFTAR RUJUKAN
turut berpartisipasi dalam ‘berempati’ dan
Aisyah, Umi. (2014). Strategi Layanan
Bimbingan dan Konseling Bagi Siswa
Tunanetra
MTs.
Yaketunis
Yogyakarta. Tesis tidak diterbitkan.
Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
(Online)
(www.ejournal.uinsuka.ac.id, diakses pada tanggal 20
Maret 2017).
Boyatzis, R.E., Goleman, D., and Rhee,
K,(2000). Clustering Competence
inEmotional Intelligence: Insights
From The Emotional Competencies
Inventory (ECI). Dalam Bar-On, R.
and Parker, J.D.A. (eds.) ‘Handbook
of
Emotional
Intelligence’.
Sanransisco: Jossey-Bass.
Brigham.
J.
C.
(1991).
Social
Psychology.Second Edition. New
York: HarperCollins Publishers Inc.
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan.
(2016).
Panduan
Operasional
Penyelenggaraan
Bimbingan dan Konseling Sekolah
Menengah Kejuruan SMK. Jakarta:
Kemendikbud.
Goleman, D. (1996). Kecerdasan Emosional.
Terjemahan oleh T.Hermaya. Jakarta:
PT GramediaPustaka Utama.
‘menggalang’ bantuan secara materi kepada
subjek/orang yang membutuhkan. Melalui
konsep ini, peserta didik juga dilibatkan
secara
langsung
sehingga
mendapatkan
pembelajaran yang ‘nyata’ melalui arahan
BK.
PENUTUP
Kesimpulan
Konsep HEPPY (Help People Around
You) dalam jejaring media adalah salah satu
media yang bisa digunakan dalam strategi BK
melalui
bimbingan
Konsep
HEPPY
kelompok.
peserta
didik
Dengan
dapat
memperoleh pengalaman yang nyata untuk
terlibat langsung dalam menolong orang lain
sehingga bisa menumbuhkan sikap empati
siswa. Empati merupakan salah satu sikap
yang harus dimiliki oleh peserta didik karena
dengan empati maka peserta didik bisa lebih
peduli, memahami, peka, dan memiliki
kontrol emosi yang baik.
Goleman, D. (1998). Kecerdasan Emosional.
Terjemahan oleh T.Hermaya. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
416 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 408-416
Hariyanti, D. (2011, Juli 14). Remaja, 64
Persen Pengguna Jejaring Sosial
.(Online) (Jurnas.com, diakses pada
tanggal 23 Maret 2017)
Herdianto, Y.K dan Komang Sri Widiantari.
(2003).
Perbedaan
Intensitas
Komunikasi Melalui Jejaring Sosial
antara Tipe Kepribadian Ekstrovert
dan Introvert pada Remaja. Jurnal
Psikologi Udayana vol 1, No.1, 06115.
Hidayah, Nur. (2012) Teknik Pemahaman
Individu.
Malang:
Kementrian
Pendidikan
Nasional
Universitas
Negeri Malang.
Hurlock,
E.B.
(1980).
Psikologi
Perkembangan: Suatu Pendekatan
Sepanjang
Rentang
Kehidupan.
Jakarta: Erlangga.
Johnson. J. A. Check, J. M, Smither
R..(1983).
The
Structure
of
Empathy.Journal Of Personality and
SocialPsychology. Vol. 45, No. 6,
1299-1312.
Munawaroh, S. M. (1999). Empati Dan
Intensi Prososial pada Perawat.
Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta:
Fakultas Psikologi UGM. (Online)
(Http: www.jurnal.ugm.ac.id, diakses
pada tanggal 20 Maret 2017).
Prayitno & Amti, E. (1999). Dasar-Dasar
Bimbingan Konseling. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Williams, D.L., Crittenden, V.L., Keo, T. and
McCarty, P. (2012), “The use of social
media: anexploratory study of use an
among digital natives”, Journal of
Public Affairs, Vol. 12 No. 2, pp. 127136.
Download