Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 408-416 Tersedia Online di http://pasca.um.ac.id/conferences/index.php/snbk ISSN 2579-9908 PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL DENGAN KONSEP HEPPY (Help People Around You) SEBAGAI STRATEGI BK DALAM MENUMBUHKAN EMPATI PESERTA DIDIK Windy Lutfiana Tristy SMK Farmasi Surabaya E-mail: [email protected] ABSTRAK Jejaring sosial merupakan suatu mekanisme komunikasi yang saat ini banyak digunakan oleh individu terutama peserta didik dalam kategori remaja. Contoh dari jejaring sosial yang banyak digunakan saat ini adalah facebook, instagram, twitter dan path. Dengan jejaring sosial, individu memiliki jangkauan yang luas dalam berkomunikasi maupun memperoleh komunikasi. Penggunaan jejaring sosial mempunyai dampak positif dan negatif. Dampak positifnya adalah dapat memperluas jaringan pertemanan, meningkatkan keterampilan berkomunikasi, digunakan sebagai media penyebar informasi. Sedangkan dampak negatifnya adalah kecanduan dan peserta didik akan bersikap anti sosial jika digunakan secara berlebihan. Untuk mengatasi dampak negatif tersebut, perlu adanya strategi dalam bimbingan konseling yang digunakan untuk menumbuhkan empati peserta didik. Melalui strategi bimbingan kelompok dan pemanfaatan jejaring sosial dengan benar merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan empati dalam diri peserta didik. Sesuai dengan pengertiannya empati dapat ditumbuhkan jika seseorang memiliki perasaan memahami keadaan orang lain. Maka, dengan dengan konsep HEPPY (Help People Around You) atau menolong orang di sekitar kamu, peserta didik dapat menumbuhkan sikap empati dengan terlibat langsung. Kata Kunci: jejaring sosial, strategi BK, empati waktu. Media jejaring sosial seperti facebook, PENDAHULUAN Jejaring sosial adalah salah satu bentuk twitter, path, instagram merupakan salah satu dari sosial media. “Social media is a contoh dari jejaring sosial. Data Kementerian communication mechanism that allows users Komunikasi dan Informasi RI tahun 2011 to communicate with thousands, and perhaps menunjukkan terdapat 64% pengguna jejaring billions, of individuals all over the world” sosial di Indonesia adalah kelompok remaja (Williams,dkk, 2012). Sosial media yang (Hariyanti, 2011). Hal tersebut menunjukkan didalamnya termasuk juga adalah jejaring bahwa sosial suatu mekanisme komunikasi yang menggunakan jejaring sosial sangat tinggi. digunakan Pada masa remaja pertengahan, seseorang untuk berkomunikasi dengan individu lain dalam jangkauan yang luas. antusiasme remaja dalam lebih banyak membutuhkan interaksi dengan Kemajuan teknologi komunikasi dapat orang lain untuk memperoleh pembanding membantu manusia untuk berinteraksi satu dirinya baik mengenai sikap, pendapat, sama lain tanpa ada batasan oleh jarak dan pikiran atau yang lainnya yang berkaitan 408 Tristy, Penggunaan Jejaring Sosial... 409 dengan pembentukan jati diri (Yoseptian, dalam Herdianto & Widiantari: 2003). Dalam kaitannya dengan bimbingan konseling, antusiasme remaja atau peserta Dampak positif dari penggunaan jejaring didik dalam pemanfaatan jejaring sosial dan jejaring sosial adalah memperluas jaringan fungsinya bisa dijadikan salah satu media pertemanan, dalam strategi bimbingan konseling. Jejaring sebagai media penyebaran informasi dan sarana untuk mengembangkan sosial keterampilan, sedangkan dampak negatif yang Bimbingan Konseling jika difungsikan untuk ditimbulkan akibat penggunaan jejaring sosial membantu secara berlebihan antara lain kecanduan mengembangkan internet, keterampilan tertentu yang berguna bagi pencurian identitas, dan meningkatnya sifat antisosial (Herdianto & Widiantari: 2003). Jejaring dimasukkan peserta dalam didik suatu wilayah dalam keterampilan- hidupnya. juga Dampak negatif dari jejaring sosial yang didefinisikan sebagai jaringan pertemanan membuat peserta didik menjadi anti sosial dan yang dilengkapi dengan beragam fitur bagi memiliki penggunanya terhadap lingkungannya harus diubah menjadi sehingga sosial bisa dapat saling berkomunikasi dan berinteraksi (Imran, dalam Herdianto & Widiantari: 2003). kecenderungan tidak peduli sisi positif melalui strategi BK. Empati merupakan salah satu sikap dasar Penelitian yang telah dilakukan oleh yang harus dimiliki oleh peserta didik sebagai Widiantari dan Herdanto terkait penggunaan makhluk jejaring sosial media dengan responden berempati apabila mereka sudah terlebih peserta didik tingkat SMA menunjukkan dahulu mengenali diri sendiri (Boyatzis, bahwa Jumlah jejaring sosial yang dimiliki 2000). Brammer dan Mc Donald (dalam seseorang berbanding lurus dengan intensitas Munawaroh, 1999) mengungkapkan bahwa komunikasi, angka korelasi yang diperoleh pengenalan diri sendiri ini dapat membantu sebesar (+) individu dalam berupaya menempatkan diri menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah pada internal frame of reference orang lain, jejaring sosial maka semakin tinggi intensitas tanpa kehilangan objektivitasnya. Empati komunikasi. Dengan kata lain, penelitian ini akan lebih muncul pada saat individu menunjukkan bahwa sebenarnya jika tepat melakukan guna maka jejaring sosial akan meningkatkan daripada “thingking for about ” orang lain. (+) 0,433, tanda keterampilan peserta didik. positif sosial. seseorang aktivitas hanya ”thingking dapat with” Selain bisa menumbuhkan empati dalam dirinya, dengan memanfaatkan jejaring sosial 410 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 408-416 peserta didik juga bisa membuat orang lain empati digambarkan sebagai seorang yang ikut toleran, mampu mengendalikan diri, ramah, merasakan empati. Konsep yang digunakan dalam mencapai tujuan ini adalah mempunyai konsep HEPPY (Help People Around You) humanistik. Batson dan Coke (Brigham, atau menolong orang disekitarmu. Konsep ini 1991) mendefinisikan empati sebagai suatu melibatkan konselor sebagai pembimbing, keadaan jejaring sosial sebagai media, dan peserta seseorang yang sesuai dengan apa yang didik sebagai ‘pemeran utama’. Peserta didik dirasakan bertugas untuk mencari orang disekitarnya menumbuhkan rasa asih terhadap beban atau yang membutuhkan bantuan. Dalam hal ini penderitaan orang lain.Kemampuan untuk orang yang membutuhkan bantuan yang memahami dan menghayati perasaan orang dimaksud adalah orang dalam kategori kurang lain inilah yang kemudian akan berdampak mampu atau berada dalam garis kemiskinan. terhadap interaksi positif kepada orang lain. Peserta didik kemudian menggali informasi pengaruh, emosional Empati oleh adalah yang orang suatu serta bersifat dimiliki lain, oleh serta kecenderungan mengenai kehiduan subjek. Dengan begitu, untuk merasakan sesuatu yang dilakukan peserta didik akan merasa memahami atau orang lain andaikan ia berada dalam situasi ikut mengerti keadaan dari subjek yang orang lain tersebut. Karena empati, orang akhirnya empati. menggunakan perasaannya dengan efektif di Setelahnya, informasi mengenai subjek dapat aslam situasi orang lain dengan didorong oleh diunggah melalui akun jejaring sosial peserta emosinya didik dan ‘mengajak’ orang lain untuk mengambil bagian dalam gerakan-gerakan berempati dan ikut membantu subjek. yang dilakukan orang lain. Disinilah situasi PEMBAHASAN feeling into a person or ting tumbuh dalam Pengertian Empati dirinya.(Goleman, 1996) Akar dari moralitas akan Empati perasaan menimbulkan dapat orang kemampuan diartikan lain untuk memahami selain itu membayangkan sendiri seolah-olah ia ikut berasa dalam empati karena dalam berbagai juga kesusahan dengan seseorang kita merasa diri tergerak untuk membantu. Empati menarik sendiri di tempat orang lain (Hurlock, 1980). perhatian Sedangkan menurut Johnson dkk (1983) kebutuhan sosial dan ketidak adilan yang mengemukakan memerlukan tindakan kita. bahwa empati adalah terhadap masalah-masalah kecenderungan untuk memahami kondisi atau Menurut Schlenker dan Britt (Baron, keadaan pikiran orang lain. Seorang yang 2002) Individu yang memiliki empati tinggi Tristy, Penggunaan Jejaring Sosial... 411 lebih termotivasi untuk menolong seorang kebutuhan sosial dan ketidak adilan yang teman daripada anak yang memiliki empati memerlukan tindakan kita. yang rendah. Orang yang mempunyai rasa Menurut Schlenker dan Britt (Baron, empati tinggi biasanya dermawan, disenangi 2002) Individu yang memiliki empati tinggi dalam pergaulan,mudah menyesuaikan diri, lebih termotivasi untuk menolong seorang dan percaya diri. Untuk itu perlu adanya teman daripada anak yang memiliki empati pengembangan empati terhadap tiap peserta yang rendah. Orang yang mempunyai rasa didik karena dengan adanya empati maka empati tinggi biasanya dermawan, disenangi aspek-aspek manusiawi dalam diri siswa akan dalam pergaulan, mudah menyesuaikan diri, tumbuh. Empati membantu siswa mengetahui dan percaya diri. Untuk itu perlu adanya dan memahami emosi orang dan berbagi pengembangan empati terhadap tiap peserta perasaan dengan orang lain. Empati juga didik karena dengan adanya empati maka dapat mengubah pola pikir peserta didik aspek-aspek manusiawi dalam diri siswa akan menjadi mampu tumbuh. Empati membantu siswa mengetahui mengendalikan diri serta peduli. Dengan dan memahami emosi orang dan berbagi adanya empati, peserta didik akan tergerak perasaan dengan orang lain. Empati juga untuk membantu orang lain. dapat mengubah pola pikir peserta didik Empati ramah, adalah toleran, suatu kecenderungan menjadi ramah, toleran, mampu untuk merasakan sesuatu yang dilakukan mengendalikan diri serta peduli. Dengan orang lain andaikan ia berada dalam situasi adanya empati, peserta didik akan tergerak orang lain tersebut. Karena empati, orang untuk membantu orang lain. menggunakan perasaannya dengan efektif di Peserta didik yang berempati tinggi maka aslam situasi orang lain dengan didorong oleh memiliki ciri-ciri sebagai berikut( Goleman, emosinya 1998): sendiri seolah-olah ia ikut mengambil bagian dalam gerakan-gerakan 1. Ikut merasakan (sharing feeling), yaitu yang dilakukan orang lain. Disinilah situasi kemampuan untuk mengetahui bagaimana feeling into a person or ting tumbuh dalam perasaan orang lain; dalam hal ini bearti dirinya.(Goleman, 1996) Akar dari moralitas peserta didik mampu merasakan suatu berasa dalam empati karena dalam berbagai emosi kesusahan dengan seseorang kita merasa perasaan orang lain. tergerak untuk membantu. Empati menarik perhatian terhadap masalah-masalah dan 2. Dibangun mampu berdasarkan mengidentifikasi kesadaran diri. Semakin seorang mengetahui emosi diri 412 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 408-416 sendiri., semakin terampil pula ia membaca 5. Kontrol emosi; menyadari dirinya sedang emosi orang lain. Dengan hal ini, ia berarti berempati; tidak larut dalam masalah yang mampu membedakan antara apa yang sedang dihadapi orang lain. dikatakan atau dilakukan orang lain dengan reaksi dan penilaian individu itu sendiri. Konsep Heppy (Help People Around You) di Jejaring sebagai Strategi BK Mereka akan menaruh belas kasihan Strategi Bimbingan konseling adalah kemudian lebih banyak membantu orang merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian lain dengan cara yang tepat. kegiatan) yang termasuk juga penggunaan 3. Peka terhadap bahasa isyarat; Karena metode dan pemanfaatan berbagai sumber emosi lebih sering diungkapkan melalui daya/kekuatan dalam pelayanan bimbingan bahasa isyarat (non-verbal). Hal ini berarti konseling. bahwa individu mampu membaca perasaan konseling ada komponen pelayanan yaitu orang lain dalam bahasa non-verbal seperti layanan dasar, layanan responsif, perencanaan ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan gerak- individual dan dukungan sistem. Setiap geriknya. komponen 4. Mengambil peran (role taking); empati Dalam program mempunyai bimbingan strategi masing- masing (Aisyah, 2014: 32) , salah satunya melahirkan perilaku konkrit. Jika individu adalah menyadari apa yang dirasakannya setiap Bimbingan kelompok adalah pelayanan yang saat, maka empati akan datang dengan berfokus pada penyediaan informasi dan sendirinya, dan lebih lanjut individu pengalaman tersebut akan bereaksi terhadap isyarat kelompok yang terencana dan terorganisir orang lain dengan sensasi fisiknya sendiri (Prayitno&Amiti,2009:225-257). Bimbingan tidak hanya dengan pengakuan kognitif kelompok biasanya dilakukan pada kelompok terhadap perasaan mereka, akan tetapi, kecil (2-10 orang) dan yang didiskusikan empati juga akan membuka mata individu dalam tersebut terhadap penderitaan orang lain, masalah dengan disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik kata lain ketika seseorang strategi bimbingan melalui bimbingan yang maksud kelompok. sebuah kelompok bersifat aktivitas ini adalah umum yang merasakan penderitaan orang lain maka umtuk orang tersebut akan peduli dan ingin pemeliharaan nilai-nilai atau pengembangan bertindak. ketrampilan hidup yang dibutuhkan. Perencanaan kelompok pencegahan kegiatan meliputi masalah, bimbingan penetapan materi Tristy, Penggunaan Jejaring Sosial... 413 layanan, tujuan yang ingin dicapai, sasaran memungkinkan untuk dilaksanakan di luar kegiatan, bahan atau sumber bahan untuk sekolah. penilaian, Jejaring sosial adalah ‘alat’ yang bisa serta waktu dan tempat. Tahapan pelaksanaan digunakan peserta didik untuk mencapai kegiatan yaitu tahap pembentukan, tahap tujuan bimbingan. Jajaring sosial merupakan peralihan, tahap inti dan evaluasi kegiatan. bagian dari sosial media. . Jejaring sosial bimbingan kelompok, rencana Bimbingan kelompok harus dirancang disebut sebagai jaringan pertemanan, berbasis sebelumnya dan harus sesuai kebutuhan nyata web, dilengkapi dengan beragam fitur bagi kelompok. Topik bahasan dapat ditetapkan penggunanya berdasarkan kesepakatan anggota kelompok melakukan komunikasi dan menjalin interaksi atau dirumuskan sebelumnya oleh konselor. (Imran, 2009). Jejaring memungkinkan orang Dengan merujuk pada hal tersebut dan yang untuk membangun halaman web pribadi dan telah dibahas sebelumnya, materi yang sesuai kemudian dapat terhubung dengan orang- untuk bimbingan kelompok tersebut adalah orang tanpa memperhitungkan hambatan pengembangan empati peserta didik. Empati waktu, jarak, biaya, sosial dan usia. Dengan merupakan nilai-nilai dan ketrampilan hidup fasilitas ini dapat dipakai untuk berbagi yang dibutuhkan oleh peserta didik. konten dan komunikasi. Jejaring sosial yang Konselor menjelaskan dapat saling dan marak digunakan saat ini terutama bagi dengan peserta didik adalah instagram, facebook, dan tahap-tahap dalam bimbingan kelompok. twitter. Melalui jejaring sosial, peserta didik Konselor dapat memberikan wawasan awal bisa membagi informasi kepada khalayak mengenai pentingnya empati bagi diri peserta umum, didik pada tahap pembukaan dan kemudian tentang banyak hal. Dalam hal inilah fungsi merencakan kegiatan inti. Tahap inti biasanya dari jejaring sosial masuk dalam ‘wilayah’ dilakukan dalam beberapa sesi pertemuan. Bimbingan Konseling. melaksanakan atau sehingga bimbingan sesuai memposting, men-share, nen-tag Setiap sesi pertemuan dilaksanakan sesuai Jika merujuk pada pengertian empati dengan jadwal waktu dan tempat yang yang telah dibahantuk membantu orang lain, disepakati bersama. Untuk topik tertentu, strategi BK, dan fungsi jejaring sosial peserta didik diberi kegiatan yang harus dirumuskan dalam satu konsep (Help People dilakukan (semacam Around You). Dalam jejaring sosial cara pekerjaan rumah) (Kemendikbud, 2016: 60). semacam ini sudah banyak digunakan, akun- Untuk akun di itu, luar kelompok bimbingan kelompok yang bergerak di bidang sosial 414 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 408-416 memfungsikan jejaring sosial sebagai sarana kebutuhan makanan maupun non-makanan untuk ‘mencari perhatian’ orang lain dalam (dalam Cahyat; 2004). jangkauan luas agar bisa memberikan bantuan 2. Ask/Tanya (wawancara): wawancara kepada orang lain. Konsep seperti ini bisa merupakan alat pengumpul data berupa diterapkan kepada peserta didik melalui proses strategi BK. Peserta didik diminta untuk profesional, sebaliknya bukan percakapan mencari yang lazim digunakan sehari dan dilakukan seseorang/orang lain disekitar percakapan yang bersifat lingkungannya yang membutuhkan bantuan. secara Dalam KBBI pengertian dari membantu Dengan wawancara, peserta didik dapat adalah membantu untuk meringankan beban mengumpulkan (penderitaan, kesukaran, dan sebagainya); mengenai subjek yang dituju. Data yang membantu supaya dapat melakukan sesuatu. bisa didapat oleh peserta didik adalah jadi, yang menjadi subjek untuk dibantu mengenai adalah adalah orang yang memiliki beban atau keluarga, maupun kondisi ekonomi subjek kesulitan. Memberikan bantuan kepada orang tersebut. Melalui wawancara peserta didik lain dan memahami keadaan orang lain sedikit banyak akan memahami kondisi merupakan bagian dari empati. Ada beberapa dari subjek atau narasumber sehingga tahapan dari konsep HEPPY ini, antara lain perasaan empati bisa muncul dalam proses adalah: ini. langsung. (Hidayah, data biodata, yang 2012:31) sebenarnya alamat, pekerjaan, 1. Find/Menemukan: dalam hal ini, yang 3. Share (bagikan): setelah peserta didik harus ditemukan oleh peserta didik adalah mendapatkan data dari hasil wawancara seseorang maka disekelilingnya yang langkah selanjutnya adalah membutuhkan bantuan. Contoh; seorang merangkum isi wawancara dan kemudian pedagang dengan penghasilan yang tidak di-posting atau diunggah di akun jejaring tetap, seseorang yang lanjut usia dan tidak sosial yang dimiliki seperti facebook dan memiliki keluarga, anak putus sekolah, instagram. Tujuan dari langkah ini adalah maupun orang yang berada di garis agar posting-an dari peserta didik bisa kemiskinan. Statistik dilihat oleh masyarakat secara umum, serta sebagai himbauan mengartikan Badan Pusat kemiskinan untuk memberikan bantuan ketidakmampuan untuk memenuhi standar kepada subjek. Melalui jejaring sosial minimum kebutuhan dasar yang meliputi tersebut peserta didik juga bisa mentag/menandai pihak pihak yang Tristy, Penggunaan Jejaring Sosial... 415 bersangkutan, misalnya dinas sosial atau organisasi sosial. HEPPY (Help People Around You) Dari serangkaian langkah yang dijelaskan tersebut, Saran jejaring sosial konsep dalam Bimbingan Konseling. Konsep ini HEPPY bisa digunakan sebagai salah satu merupakan suatu konsep yang sederhana dan cara untuk menumbuhkan empati peserta mudah didik kepada orang lain, memberikan bantuan pemanfaatannya lebih lanjut, pengkaian ulang yang dan perlu adanya penyempurnaan dan uji dimaksud dalam melalui adalah suatu konsep yang bisa digunakan hal ini adalah dilaksanakan. Namun, dalam membantu menyebarkan informasi kepada keefektifan agar bisa tepat guna. orang dalam jangkauan jejaring sosial untuk DAFTAR RUJUKAN turut berpartisipasi dalam ‘berempati’ dan Aisyah, Umi. (2014). Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling Bagi Siswa Tunanetra MTs. Yaketunis Yogyakarta. Tesis tidak diterbitkan. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga. (Online) (www.ejournal.uinsuka.ac.id, diakses pada tanggal 20 Maret 2017). Boyatzis, R.E., Goleman, D., and Rhee, K,(2000). Clustering Competence inEmotional Intelligence: Insights From The Emotional Competencies Inventory (ECI). Dalam Bar-On, R. and Parker, J.D.A. (eds.) ‘Handbook of Emotional Intelligence’. Sanransisco: Jossey-Bass. Brigham. J. C. (1991). Social Psychology.Second Edition. New York: HarperCollins Publishers Inc. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. (2016). Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Kejuruan SMK. Jakarta: Kemendikbud. Goleman, D. (1996). Kecerdasan Emosional. Terjemahan oleh T.Hermaya. Jakarta: PT GramediaPustaka Utama. ‘menggalang’ bantuan secara materi kepada subjek/orang yang membutuhkan. Melalui konsep ini, peserta didik juga dilibatkan secara langsung sehingga mendapatkan pembelajaran yang ‘nyata’ melalui arahan BK. PENUTUP Kesimpulan Konsep HEPPY (Help People Around You) dalam jejaring media adalah salah satu media yang bisa digunakan dalam strategi BK melalui bimbingan Konsep HEPPY kelompok. peserta didik Dengan dapat memperoleh pengalaman yang nyata untuk terlibat langsung dalam menolong orang lain sehingga bisa menumbuhkan sikap empati siswa. Empati merupakan salah satu sikap yang harus dimiliki oleh peserta didik karena dengan empati maka peserta didik bisa lebih peduli, memahami, peka, dan memiliki kontrol emosi yang baik. Goleman, D. (1998). Kecerdasan Emosional. Terjemahan oleh T.Hermaya. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 416 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 408-416 Hariyanti, D. (2011, Juli 14). Remaja, 64 Persen Pengguna Jejaring Sosial .(Online) (Jurnas.com, diakses pada tanggal 23 Maret 2017) Herdianto, Y.K dan Komang Sri Widiantari. (2003). Perbedaan Intensitas Komunikasi Melalui Jejaring Sosial antara Tipe Kepribadian Ekstrovert dan Introvert pada Remaja. Jurnal Psikologi Udayana vol 1, No.1, 06115. Hidayah, Nur. (2012) Teknik Pemahaman Individu. Malang: Kementrian Pendidikan Nasional Universitas Negeri Malang. Hurlock, E.B. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga. Johnson. J. A. Check, J. M, Smither R..(1983). The Structure of Empathy.Journal Of Personality and SocialPsychology. Vol. 45, No. 6, 1299-1312. Munawaroh, S. M. (1999). Empati Dan Intensi Prososial pada Perawat. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM. (Online) (Http: www.jurnal.ugm.ac.id, diakses pada tanggal 20 Maret 2017). Prayitno & Amti, E. (1999). Dasar-Dasar Bimbingan Konseling. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Williams, D.L., Crittenden, V.L., Keo, T. and McCarty, P. (2012), “The use of social media: anexploratory study of use an among digital natives”, Journal of Public Affairs, Vol. 12 No. 2, pp. 127136.