KARUNIA-KARUNIA ROH KUDUS

advertisement
KARUNIA-KARUNIA
ROH KUDUS
Bab 1
Karunia-Karunia Roh Kudus
Sejumlah topik dalam Perjanjian Baru yang penting salah satunya adalah
karunia-karunia Roh. Paulus, dalam 1 Korintus pasal 12, menyingkapkan Gereja
sebagai Tubuh Kristus (1Korintus 12:27). Dia menjelaskan bahwa anggotaanggota Tubuh ini adalah orang-orang percaya yang bergerak dalam berbagaibagai karunia, bahkan sama seperti anggota-anggota tubuh manusia memiliki
fungsi dan tujuan yang berbeda. Semua anggota-anggota ini bekerja sama dengan
serasi, menjadi Tubuh Kristus yang ajaib di bumi ini. Berdasarkan pengertian
ini, tanpa karunia Roh, maka Gereja akan menjadi jauh berbeda dari yang
dimaksudkan oleh Allah. Pada akhirnya Gereja hanya menjadi sekedar organisasi
manusia lainnya bukannya organisma yang supranatural.
Hanya tinggal sejarah bahwa dalam waktu singkat setelah zaman Rasul-rasul,
karunia-karunia Roh berangsur-angsur mulai lenyap dari Gereja. Banyak alasan
telah dikemukakan mengenai mengapa hal ini terjadi. Alasan yang paling umum
adalah ketika kanon Perjanjian Baru (kitab-kitab Perjanjian Baru yang diakui
oleh Gereja Kristen sebagai naskah yang benar dan diilhami Roh Kudus) telah
diselesaikan, karunia-karunia ini tidak diperlukan lagi.
Sebagai penulis terkenal, Donald Gee, menunjukkan di dalam bukunya yang
sangat bagus “Mengenai Karunia-Karunia Roh”, tidak ada bukti dalam Perjanjian
Baru yang mendukung pandangan tersebut. Dia menulis:
“Argumen yang demikian bersandar atas kesalahpahaman konsep yang
mutlak mengenai sifat dan tujuan yang sesungguhnya akan Karunia Roh.
Argumen ini menggangap bahwa dalam Gereja/Jemaat Mula-mula, ucapanucapan melalui karunia-karunia ini memiliki segala otoritas dari Alkitab, tetapi
Perjanjian Baru dengan jelas tidak menyetujui pendapat tersebut. Gereja MulaMula secara konsisten didapati selalu mengarah kepada Ayat-ayat Perjanjian
2
Lama (catat: tidak pernah kepada ‘nabi-nabi’ mereka sendiri), untuk mendukung
semua doktrin dan keputusan akhir dalam setiap pertikaian (Kisah Rasul 2:16;
15:15; 26:22). “Nubuatan Firman” (2Petrus 1:20) menyediakan tingkat otoritas
yang sangat berbeda terhadap karunia-karunia roh di antara mereka, dan sampai
sekarangpun demikian.”
Meskipun manifestasi karunia-karunia Roh berhenti dalam jangka waktu
yang cukup panjang sejak zaman Rasul-rasul, tidak ada bukti bahwa hal ini terjadi
karena Tuhan menarik karunia-karunia tersebut. Karunia-karunia itu berhenti
karena Gereja menjadi suam. Awal mula Gereja menjadi suam bisa dilihat dari
peringatan Tuhan kepada Jemaat di Efesus, ketika Dia memberikan wahyu kepada
Rasul Yohanes sekitar tahun 96 M. (murid yang mempelajari profetik umumnya
setuju bahwa Jemaat/Gereja ini melambangkan zaman Rasul-rasul dalam sejarah
Gereja).
“Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan
kasihmu yang semula. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh!
Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak
demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu
dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.” (Wahyu 2:4-5)
Pada masa aniaya besar pada abad kedua dan ketiga, karunia-karunia
Roh masih sedikit banyak bermanifestasi. Namun, segera setelah Konstantin
menyatakan Kekristenan sebagai agama negara dan Gereja dikenan oleh kaisar,
pelayanan karunia-karunia merosot tajam.
Sangat penting untuk dicatat bahwa pekerjaan karunia-karunia Roh tidak
pernah sepenuhnya terhenti. Kisah St.Fransiskus memuat kejadian-kejadin yang
mengharukan mengenai mujizat kesembuhan. Ketika dia mengutus penginjilpenginjilnya, dia memberikan perintah yang sama seperti yang diberikan oleh
Yesus kepada murid-murid-Nya dalam Matius 10:8. Mereka memberitakan bahwa
Kerajaan Surga sudah dekat dan “menyembuhkan orang sakit, mentahirkan orang
kusta, membangkitkan orang mati, mengusir setan.”
Sejarah mengenai sekte-sekte yang dianiaya seperti Waldenses dan Albigenses
menunjukkan bahwa karunia-karunia Roh masih bermanifestasi bahkan
pada Abad Pertengahan. John Wesley, pada abad ke 18, mencatat dalam buku
hariannya tentang fenomena Pantekosta dalam kebaktian-kebaktianya di awal
zaman Methodis. Kaum Morovia dan kelompok kontemporer lainnya mengalami
banyak manifestasi supranatural yang tidak biasa. Sementara pada waktu itu
penggunaan dan pergerakan karunia-karunia itu semakin banyak berkurang pada
abad berikutnya dalam Zaman Gereja, karunia-karunia itu tidak pernah lenyap
sama sekali. Pada akhirnya manusia mulai dengan sungguh-sungguh berdoa
untuk pemulihan karunia-karunia itu kembali ke dalam Gereja, maka hasilnya
adalah pencurahan Roh di hari-hari terakhir ini.
3
Apakah Karunia-Karunia Ini Akan Berhenti?
Ada ayat dalam Alkitab yang sudah lazim dipergunakan sebagai suatu ayat
bukti oleh mereka yang berpendirian bahwa karunia-karunia Roh telah berhenti
dalam Gereja. Yaitu di dalam 1 Korintus 13:8-10:
“Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti;
pengetahuan akan lenyap. Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita
tidak sempurna. Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu
akan lenyap.”
Ayat ini menyebutkan bahwa nubuatan, karunia lidah dan pengetahuan akan
berhenti atau berlalu. Namun, pandangan sekilas akan ayat tersebut menunjukkan
bahwa masa yang dimaksudkan sama sekali bukanlah abad ini, tetapi zaman yang
sempurna yang masih akan datang! Bahkan orang yang tidak berpengetahuan
sekalipun mengetahui cukup baik bahwa “yang sempurna” itu belum tiba.
Tanda-Tanda Yang Mengikuti
Dalam Amanat Agung-Nya, Tuhan memberikan janji tanda-tanda ajaib
yang akan mengikuti dan meneguhkan pemberitaan Firman (Markus 16:1518). Tanda-tanda ini dimaksudkan untuk meyakinkan orang-orang yang belum
percaya mengenai keaslian berita Injil. Tidak ada kesan bahwa istilah Amanat
Agung akan diubah dalam cara apapun juga. Malahan Yesus menyatakan bahwa
seluruh generasi yang akan datang, bahkan sampai pada kesudahan zaman, harus
melalukan “segala yang telah Aku perintahkan kepadamu”.
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah
mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka
melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah,
Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:19-20)
Kalimat di atas adalah kata-kata terakhir yang ditulis oleh Rasul Matius.
Siapakah yang berani menyangkal bahwa Amanat Agung ini sudah tidak berlaku
lagi?
Perlunya tanda-tanda supranatural, untuk menarik perhatian orang banyak
dilukiskan dalam tantangan Elia di gunung Karmel ketika dia berhadapan dengan
nabi-nabi Baal. Elia bertanya kepada orang-orang itu, “’Berapa lama lagi kamu
berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau Tuhan itu Allah, ikutilah Dia, dan
kalau Baal, ikutilah dia.’ Tetapi rakyat itu tidak menjawabnya sepatah kata pun.”
(1Raja-raja 18:21). Orang-orang itu tidak bergeming sedikitpun, namun ketika api
turun dari langit secara ajaib sebagai jawaban dari doa Elia, orang-orang itupun
sujud dengan mukanya sampai ke tanah dan berseru,”TUHAN, Dialah Allah,
TUHAN, Dialah Allah!” (Ayat 39)
4
Apakah Dunia Sudah Diinjili?
Anggapan sebagian orang bahwa dunia sekarang sudah diinjili, sehingga
tanda-tanda itu tidak lagi diperlukan, sudah jelas jauh dari kebenaran sehingga
tidak perlu disanggah lagi. Secara sederhana faktanya adalah populasi bangsabangsa kafir berlipat ganda dalam tingkatan jumlah yang menakjubkan sehingga
kalau seandainya penginjilan tidak dipercepat dengan cara tertentu, maka
penggenapan Amanat Agung tidak akan bisa tercapai. Sejauh ini, satu-satunya
alat yang berhasil dalam penginjilan besar yang telah didemonstrasikan adalah
pelayanan kesembuhan dan mujizat. Hendaknya kita jangan mengkritik berbagai
usaha tulus untuk menjangkau jiwa-jiwa, seperti menjangkau dengan pelayanan
obat-obatan dan pembangunan sekolah dan rumah sakit. Meskipun demikian alatalat ini semua terlalu lamban khususnya kalau kita mau menjangkau jiwa-jiwa
terhilang dalam angkatan ini. Dengan melihat adanya kekuatiran yang bertambah
akan kehancuran karena perang, orang yang memprediksikan bahwa Gereja akan
memiliki waktu yang lebih banyak untuk menginjil, lebih dari masa zaman ini
sungguh sangat optimis.
Apakah kita mau menghadapi kebenaran? Alasan sesungguhnya karunia Roh
hilang dari Gereja adalah karena Gereja telah merasa puas tanpa karunia-karunia
itu. Gereja perlu menyadari bahwa dialah Tubuh Kristus, dan tanpa karuniakarunia Roh bermanifestasi di dalamnya, dia tidak akan pernah bisa menggenapi
panggilannya. Seperti Paulus telah menasihati Timotius untuk mengobarkan
karunia yang ada dalam dirinya, demikian juga kita perlu membangunkan Gereja
kepada kenyataan bahwa Kristus telah menyediakan karunia-karunia tertentu
dalam Tubuh-Nya, dan biarlah kita bekerja dengan baik di dalamnya.
Kembalinya Karunia-Karunia Itu Telah Dinantikan
Sangat menarik untuk dicatat bahwa para sarjana Alkitab yang cerdas di
abad 19, telah menyadari bahwa hilangnya karunia-karunia Roh dari bagian
utama tubuh Gereja disebabkan oleh kelesuan dan kesuaman gereja, dan juga
memperkirakan pencurahan Roh di hari-hari terakhir dan kembalinya karuniakarunia itu.
Michael Baxter, pendiri dari Christian Herald, menulis buku yang terkenal
di tahun 1886 dengan judul Baxter’s Forty Wonders. Banyak dari prediksinya
telah mulai digenapi, dia menyatakan hal berikut mengenai munculnya kembali
perkara supranatural dalam Gereja:
“Iman yang bertambah untuk mengerjakan mujizat…dan keberanian yang tak
terbandingkan dalam memberitakan Injil akan menandai Pentakosta pencurahan
Roh Kudus yang akan datang – bermacam-macam karunia Roh dianugerahkan
atas para gembala, nabi, penginjil dan pengajar untuk menyermpunakan orang
kudus dan mengumpulkan dan melengkapi Gereja yang sempurna. Tetapi hasil
5
akhir ini belum tercapai. Karena itu karunia-karunia ini mestinya tidak bisa
sepenuhnya dihentikan atau ditarik, sekalipun karunia-karunia ini telah tertahan
dan untuk sementara ditarik yang menandakan ketidaksenangan yang disebabkan
kemunduran Gereja dari kasih mula-mula.”
Pada peralihan abad ini, prediksi Michael Baxter menjadi kenyataan.
Pencurahan kuasa Pentakosta yang besar, dimulai dari Amerika, menyebar ke
seluruh dunia disertai dengan manifestasi-manifestasi yang baru dari karuniakaraunia. Namun beberapa dari mereka yang dipakai Tuhan dengan luar biasa
dalam pencurahan ini, melihat pergerakan supranatural yang masih akan terjadi.
Dalam bukunya H.V Roberts, Kebangunan Rohani tebesar di Selandia Baru, dia
menulis tentang seseorang yang menanggapi Smith Wigglesworth,”Pasti ada
orang yang akan iri kepadamu ketika engkau memiliki kesuksesan yang luar
biasa.” Dia menerima jawaban sebagai berikut:
“Anak Muda, justru sebaliknya. Rasanya saya malah iri denganmu. Aku
punya tiga visi – tiga saja. Dua sudah digenapi, tetapi yang ketiga masih belum
digenapi. Sepertinya aku akan mendahului untuk menerima upahku, tetapi engkau
masih muda dan hampir dipastikan akan berada di dalam apa yang aku lihat.’Dia
tiba-tiba berseru, ‘O, sangat menakjubkan.’ Kemudian ditanyakan kepadanya apa
yang menakjubkan itu. ‘O,’ katanya.’Aku tidak bisa menyampaikan rahasia Allah.
Tetapi ingatlah apa yang kukatakan – kebangunan rohani ini tidak ada apa-apanya
dibandingkan dengan akan apa yang akan Allah kerjakan.’ Orang yang kepadanya
Wigglesworth menyampaikan semua perkataan ini kemudian memberi komentar,
‘Sudah cukup jelas bahwa penginjil memiliki penglihatan istimewa yang
dianugerahkan kepadanya mengenai pencurahan Roh yang akan datang dengan
ukuran yang belum pernah terjadi sebelumnya di hari-hari menjelang kedatangan
Tuhan untuk menjemput Gereja.”
Dr. Charles S. Price, penginjil yang termashyur itu berkata di dalam kotbahnya
tidak lama sebelum kematiannya:
“Kemarin kita bernyanyi,’Hujan Berkat’, tetapi sekarang kita sedang
menantikan air bah! Banjir itu sedang datang dan tidak ada yang sanggup
menghentikannya. Sama seperti setiap pencurahan yang mulia, pengalaman
agung yang hampir akan meletus di seluruh dunia ini bukanlah hasil dari sistem
yang mapan. Sistem yang mapan itu mungkin akan mengalaminya, menikmatinya
dan mengalir mengikuti aliran yang jernih akan keindahan, mengalir ke depan,
tetapi meskipun demikian, mereka mungkin tidak akan melakukannya sebagai
sistem, tetapi hanya sebagai bagian dari ribuan orang yang ditambahkan dalam
batasannya, yaitu mereka yang lapar akan Allah dan secara rohani sadar akan
kenyataan bahwa masih ada yang lebih lagi untuk diikuti.
“Bukankah engkau telah berpikir bahwa engkau pernah hadir di dalam
6
kebaktian kesembuhan yang penuh kemuliaan itu? Mungkin engkau pernah dan
puji Tuhan untuk semuanya itu. Tetapi nantikanlah sebentar lagi. Aku nyatakan
kepadamu bahwa Allah sedang akan melakukan sesuatu yang lebih baik lagi di
hari-hari ke depanmu dibandingkan dengan semua yang Dia kerjakan di masa
lalu.”
Takut Akan Kuasa Setan
Satu keadaan yang menahan sebagian orang dalam mencari karunia-karunia
Roh adalah suatu ketakutan yang hampir tidak wajar terhadap iblis. Mereka
melihat kuasa roh jahat dan khayalan di mana-mana. Tentu saja kita tahu bahwa
ada banyak roh yang menyesatkan di dunia. Namun, Firman Tuhan memberi
kita metode yang bisa dipakai untuk menguji roh-roh untuk bisa membedakan
mana yang bukan berasal dari Allah (1 Yohanes 4:1-3). Lagi pula, salah satu
karunia adalah karunia membedakan roh – suatu karunia yang didisain untuk bisa
mendeteksi kehadiran roh-roh jahat.
Sejumlah orang takut kalau mereka mencari karunia-karunia Roh mereka
akan menerima sesuatu dari iblis. Mereka sebaiknya mengingat perkataan Kristus
dalam Lukas 11:11-13:
“Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan
memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Atau, jika ia minta telur, akan
memberikan kepadanya kalajengking? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi
pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia
akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya.”
Di sini Yesus menunjukkan bahwa jika bapa di dunia saja memberikan
pemberian-pemberian yang baik bagi anak-anak mereka, tentunya Bapa di Surga
jauh lebih mampu melakukan hal yang sama dan bahkan lebih baik bagi anakanak-Nya!
Juga sangat penting untuk memperhatikan kejadian yang mengikuti
pernyataan Kristus. Hal ini melibatkan pelayanan Kesembuhan-Nya terhadap
orang bisu. Setelah orang tersebut sembuh, orang-orang yang menyaksikan dan
orang yang bersikap curiga menuduh bahwa mujizat tersebut dikerjakan dengan
kuasa Beelzebul. Yesus menjelaskan bahwa jika Setan mengusir Setan, maka
kerajaannya terbagi, dan dengan demikian tidak akan mampu berdiri.
“Jikalau Iblis itu juga terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah
kerajaannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata, bahwa Aku mengusir setan
dengan kuasa Beelzebul. Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul,
dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Sebab itu merekalah
yang akan menjadi hakimmu. Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah,
maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.” (Lukas 11:18-20)
Apakah yang menjadi kesimpulan masalah ini? Tentunya, berdasarkan
perkataan Kristus, kita tidak perlu takut untuk terus maju dan mengklaim
7
pelayanan ini. Takut menahan bangsa Israel untuk maju dan menduduki negeri
yang telah diberikan untuk mereka. Kesepuluh pengintai membuat mereka untuk
bermain aman, karena penduduk negeri itu adalah raksasa, dan bahwa resiko dan
dan bahayanya terlalu besar. Oleh karena ketakutan mereka, angkatan itu tidak
pernah menginjak masuk Tanah Perjanjian. Mereka semua telah dihukum untuk
mengembara dan mati di padang gurun. Allah menganugerahkan hikmat bagi kita,
supaya kita tidak mengulangi kesalahan mereka yang bodoh.
Bab 2
Tujuan Karunia-Karunia Roh
Sekarang setelah kita tahu bahwa karunia-karunia Roh masih ada dalam
gereja, dan karunia-karunia itu bermanifestasi pada saat iman bekerja, kita
akan melihat tujuannya dan apa yang menjadi maksud Allah untuk dicapai
oleh penggunakan karunia-karunia itu. Karunia-karunia Roh bukanlah mainan;
karunia-karunia itu adalah bingkisan kasih dari Allah kepada Gereja. Karena itu,
siapapun yang berusaha menggunakan karunia-karunia untuk kepentingan diri
sendiri atau tujuan yang tidak keruan akan menjadi kesalahan tragis.
Apakah tujuan-tujuan yang ada dalam pikiran Allah ketika Dia menetapkan
karunia-karunia Roh yang istimewa dianugerahkan kepada Gereja? Seperti yang
akan kita lihat, tujuan yang terutama adalah supaya Gereja bisa menjadi Tubuh
Kristus yang berfungsi di bumi melalui pekerjaan karunia-karunia ini.
1. Untuk Menyatakan Tubuh Kristus Di Bumi.
Dalam 1 Korintus pasal 12, Paulus memandang Gereja sebagai Tubuh
Kristus.“Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak,
dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula
Kristus. Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang
Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh
dan kita semua diberi minum dari satu Roh. Karena tubuh juga tidak terdiri dari
satu anggota, tetapi atas banyak anggota…..Kamu semua adalah tubuh Kristus
dan kamu masing-masing adalah anggotanya.” (1 Korintus 12:12-14, 27).
Di sinilah kebenaran yang vital itu, yang belum sepenuhnya dimengerti
sebagaimana mestinya. Kita diberitahu bahwa Gereja adalah Tubuh Kristus, dan
kita masing-masing adalah anggotanya. Intinya adalah selama Kristus masih ada
di bumi, Dia hanya bisa ada di satu tempat pada saat yang sama. Dia hanya bisa
melayani sejumlah orang saja dalam saat yang sama. Namun setelah Roh Kudus
dicurahkan, barulah memungkinkan bagi-Nya untuk memanifestasikan Diri-Nya
melalui orang-orang percaya yang tak terbatas jumlahnya. Anggota-anggota
8
Tubuh Kristus ini bisa pergi ke seluruh penjuru dunia dan melayani orang-orang,
bahkan sama seperti pada waktu Dia masih ada di bumi. “Dalam hal inilah kasih
Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya
pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini.”
(1 Yohanes 4:17). Demikianlah caranya pelayanan Kristus bisa dilipat gandakan.
Melalui kuasa karunia-karunia supranatural ini, Kristus melalui Roh Kudus
bisa memanifestasikan diri-Nya dan pelayanan-Nya di bagian bumi manapun.
Gereja sungguh-sungguh menjadi Tubuh Kristus, melakukan pekerjaan-Nya dan
melayani kasih dan belas kasihan-Nya kepada orang-orang yang membutuhkan.
Dalam cara yang lebih nyata gereja adalah mata-Nya, telinga-Nya, kaki dan
tangan-Nya, untuk melanjutkan pekerjaan-Nya di bumi.
Kebenaran ini juga menunjukkan kita bahwa ketika Gereja kehilangan
manifestasi karunia-karunianya, dia menjadi lemah, tidak efektif dan menjadi
sesuatu yang sangat jauh berbeda dari yang dimaksudkan oleh Allah.
2. Untuk Membantu Penginjilan Dunia
Dalam Markus 16:15-18, Tuhan memberikan Amanat Agung sebagai perintah
kepada orang percaya untuk penginjilan dunia.
“Lalu Ia berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah
Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan,
tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai
orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku,
mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan
memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan
mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang
itu akan sembuh.”
Bagaimana penginjilan ini bisa dikerjakan? Bukan melalui penggunaan tipu
daya dan berbagai peralatan canggih, tetapi melalui tanda-tanda mujizat yang
dimanifestasikan melalui karunia-karunia Roh.
Memang tidak pernah mudah untuk menginjili jiwa-jiwa yang terhilang.
William Carey, misionari pertama pada zaman modern, menghabiskan enam
tahun untuk memenangkan satu orang petobat. Penginjilan bangsa-bangsa telah
menjadi proses yang lamban dan membosankan. Para misionari telah bekerja keras
sepanjang hidup mereka demi memenangkan sejumlah jiwa-jiwa. Bandingkan ini
dengan hasil dari kebangunan rohani besar-besarn yang diadakan oleh pelayananpelayanan yang disertai tanda-tanda karunia.
Tanda – Karunia-Karunia Di Tengah-Tengah Orang Muslim
Salah satu rekan kami mulai mengadakan kebangunan rohani di negara
Muslim. Sekitar sepuluh ribu orang Muslim berkumpul untuk mendengarkan dia
berbicara. Mereka tidak begitu bersikap memusuhi, tetapi mereka tidak juga yakin
9
bahwa Yesus adalah Putera Allah, atau bahwa Dia hidup. Mereka telah diajar
Dia adalah nabi sama seperti Muhammad. Penginjil itu mengajukan usul kepada
orang banyak itu. Jika Kristus menyembuhkan orang di depan mata mereka –
mencelikkan orang buta, pendengaran bagi yang tuli dan yang lumpuh berjalan,
maukah mereka percaya? Mereka menunjukkan bahwa mereka telah siap. Jadi,
ketika mujizat-mujizat ini benar-benar terjadi dan orang-orang melihat semuanya
ini dengan mata mereka sendiri, hadirin Muslim yang banyak itu mulai berseru,
“Yesus hidup, Dia hidup! Yesus adalah Putera Allah!”
Satu tujuan yang besar dari karunia-karunia Roh ini adalah untuk meneguhkan
berita Injil.
3. Untuk Membangun Jemaat (Gereja)
“Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun,
menasihati dan menghibur. Demikian pula dengan kamu: Kamu memang berusaha
untuk memperoleh karunia-karunia Roh, tetapi lebih dari pada itu hendaklah
kamu berusaha mempergunakannya untuk membangun Jemaat. Jadi bagaimana
sekarang, saudara-saudara? Bilamana kamu berkumpul, hendaklah tiap-tiap orang
mempersembahkan sesuatu: yang seorang mazmur, yang lain pengajaran, atau
penyataan Allah, atau karunia bahasa roh, atau karunia untuk menafsirkan bahasa
roh, tetapi semuanya itu harus dipergunakan untuk membangun.” (1Korintus
14:3,12,26)
Sejumlah karunia memiliki tujuan jelas dalam membangun Tubuh Kristus.
1 Korintus 14 memberi banyak instruksi mengenai tatanan ibadah apostolic.
Contoh, kita disarankan bahwa kalau ada yang digerakkan untuk memberi pesan
dalam karunia bahasa lidah, dia harus memastikan apakah ada orang yang bisa
menafsirkan pesan itu (ayat 5, 13). Beberapa kali di dalam pasal ini, Paulus
menekankan bahwa salah satu tujuan penting dari karunia-karunia ini adalah
untuk membangun Jemaat (Gereja). Karunia-karunia yang secara khusus dibuat
untuk membangun orang-orang percaya adalah karunia bernubuat dan berkatakata dalam bahasa roh disertai dengan karunia menafsirkan maknanya. Tentu saja,
karunia apapun yang bergerak dalam perkumpulan Jemaat dapat menghasilkan
berkat bagi orang-orang percaya.
4. Untuk Kelepasan Umat-Umat Tuhan
Sebagaimana karunia-karunia tertentu didisain secara khusus untuk
membangun orang-orang kudus, maka ada juga karunia-karunia yang ditetapkan
untuk kelepasan mereka. Perjanjian Lama penuh dengan banyak peristiwa di mana
umat-umat Allah menerima kelepasan supranatural. Pelayanan Kristus ditandai
dengan mujizat yang menyediakan kebutuhan, seperti mengubah air menjadi
anggur dan memberi makan lima ribu orang. Pelayanan-Nya juga ditandai dengan
mujizat kelepasan, seperti pada waktu Dia meneduhkan laut.
10
Ada karunia-karunia yang secara spesifik dirancang untuk kelepasan umatumat Tuhan pada waktu krisis. Karunia-karunia ini adalah kata-kata hikmat,
kata-kata pengetahuan, karunia kesembuhan, mengadakan mujizat dan karunia
iman. Bahkan, banyak kali hampir semua karunia-karunia Roh bisa menghasilkan
kelepasan bagi umat-umat Allah.
5. Untuk Menyempurnakan Gereja
“Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik
pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi
pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman
dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat
pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,” (Efesus 4:11-13).
Yang berhubungan erat dengan membangun Tubuh Kristus adalah tujuan kekal
Allah untuk menyempurnakan Gereja. Karunia Roh tidak hanya dimanifestasikan
melalui rasul, nabi, penginjil, gembala, dan pengajar, tetapi kepada barangsiapa
yang meminta, sehingga Jemaat bisa disempurnakan yaitu siap untuk menyambut
kedatangan-Nya yang kedua kali.
Sekalipun orang menjadi orang Kristen yang saleh, selalu ada kemungkinan
mereka bisa disesatkan oleh sejumlah pemimpin yang menipu namun masuk akal
yang kebetulan bisa memenangkan kepercayaan mereka. Umat-umat Tuhan perlu
pengajaran, oleh hamba-hamba Tuhan yang diurapi, yang mampu membedakan
apa yang benar dan salah, seperti yang ditunjukkan oleh Paulus dalam ayat 14.
“sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa
angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang
menyesatkan” (Efesus 4:14).
Beberapa Fakta Umum Tentang Sembilan Karunia Roh
Sembilan Karunia Roh bisa dikelompokkan sebagai berikut:
Pertama, karunia Pewahyuan:
1. Kata-kata Hikmat
2. Kata-kata Pengetahuan
3. Membedakan roh
Kedua, karunia kuasa:
1. Iman
2. Karunia kesembuhan
3. mengadakan mujizat
Ketiga, karunia ilham:
1. Nubuat
2. Berbagai-bagai bahasa lidah
3. nPenafsiran makna bahasa lidah
11
Karunia-Karunia Itu Saling Berpadu
Sekalipun karunia-karunia Roh itu semuanya unik dan dapat dibedakan
dengan tegas satu sama lainnya, pekerjaan karunia-karunia dalam ketiga
kelompok in cenderung beerpadu satu sama lainnya, seperti warna pelangi yang
mengalir bersama. Kata-kata pengetahuan dan membedakan roh adalah karunia
yang serupa. Pengetahuan yang supranatural yang diperoleh melalui karunia
membedakan roh adalah suatu jenis pengetahuan atau marifat khusus. Sekali lagi,
karunia kesembuhan adalah untuk kelepasan tubuh manusia dari sakit penyakit.
Namun, untuk mujizat kesembuhan yang memerlukan sentuhan penciptaan
dari Allah, jauh lebih cocok dikategorikan dalam karunia mengadakan mujizat.
Tentunya, membangkitkan orang mati (memanggil kembali roh manusia ke dalam
tubuhnya yang mati) adalah lebih dari batasan karunia kesembuhan; meskipun
demikian kesembuhan terlibat di dalamnya. Sangat jelas di sini bahwa batasan
antara dua karunia tersebut tidak bisa ditentukan dengan tegas.
Sekali lagim mereka yang sudah biasa dengan kebaktian Pentakosta akan
sering kali melihat bahwa mereka yang menafsirkan pesan bahasa lidah bisa juga
berpindah ke dalam alam karunia nubuatan. Kedua karunia itu serupa pada waktu
bekerja, kecuali dalam karunia nubuatan tidak ada perkataan-perkataan dalam
karunia lidah sebagaimana yang terjadi dalam karunia menafsirkan makna lidah.
Namun, memang benar sering sekali dua karunia atau lebih bergerak sekaligus
pada waktu yang sama. Kata-kata hikmat dan kata-kata pengetahuan bekerja
bersama dengan eratnya. Pengetahuan adalah bahan mentahnya, tetapi kita harus
memiliki hikmat untuk tahu bagaimana menggunakannya. Dalam 2 Raja-raja 6,
kita melihat hampir sebanyak tujuh karunia bekerja dalam satu kesempatan!
Apakah Karunia-Karunia Itu Di Bawah
Kendali Orang-Orang Percaya?
Kami percaya, dengan pengecualian yang mungkin jarang, orang yang
menerima karunia itu memiliki kendali penuh akan kemampuannya. Pada
kesempatan tertentu, seseorang yang sementara menerima baptisan atau
pewahyuan khusus, bisa begitu tenggelam dalam Roh, dia tidak sadar akan apa
yang terjadi di sekeliling dirinya. Namun, dalam pelayanan kepada orang banyak,
pembicara itu bahkan sementara dia sedang berada di dalam Roh, hampir dalam
banyak kejadian, dia tetap tahu apa yang sedang dia lakukan dan katakan. Jika
dia mau, dia bisa berhenti berbahasa lidah dan bernubuat. Tentu saja, ketika Roh
ada di atasnya untuk melakukan semua hal ini, dia akan mentaati Tuhan, tetapi
meskipun demikian, apa yang dia lakukan tetap di bawah penguasaannya.
Paulus meneguhkan ini ketika dia berkata, “roh nabi tunduk kepada nabinabi” (1Korintus 14:32). Dia menginstruksikan mereka yang ada di dalam gereja
untuk bernubuat satu per satu, dan supaya melakukan segala sesuatunya secara
teratur untuk menghindari kekacauan. Jikalau tidak ada yang menafsirkan, biarlah
12
orang yang berbicara dalam bahasa lidah berdiam diri (1 Korintus 14:28). Semua
instruksi ini menunjukkan bahwa karunia-karunia tunduk pada para nabi. Roh
tidak pernah memaksa siapapun untuk bergerak dalam suatu karunia.
Bab 3
Apakah Karunia Roh Kudus Benar-Benar
Diimpartasikan Kepada Orang Percaya?
Sebelum kita pergi lebih jauh dalam mempelajari topik yang menarik ini,
ada satu pertanyaan penting yang perlu kita pertimbangan dengan hati-hati.
Pertanyaan itu adalah: apakah karunia-karunia Roh Kudus itu benar-benar
diberikan kepada orang percaya? Apakah masing-masing anggota Tubuh Kristus
benar-benar menerima karunia-karunia ini, atau apakah mereka diberikan kepada
Gereja sebagai satu Tubuh dan dimanifestasikan oleh Roh melalui berbagai
anggota jemaat? Ada alasan yang paling penting mengapa kita harus tahu apakah
Roh Allah secara langsung menimpartasikan karunia-karunia atau semata-mata
hanya membuat karunia itu melewati berbagai anggota Tubuh pada waktu-waktu
dan musim-musim yang Dia pilih.
Tiga Kemungkinan
Ada tiga kemungkinan tentang hal ini:
Pertama, Allah bisa memberikan karunia kepada seseorang seperti sebuah
warisan atau peninggalan. Karunia itu akan menjadi miliknya untuk dipergunakan
sesuai dengan kemauannya, tanpa perlu pertanggungan jawab. Dia tidak perlu
meminta ijin dari orang yang sudah mati, atau siapapun juga, untuk memelihara
karunia itu. Namun, kita tahu karunia-karunia Roh diberikan bukan atas dasar itu.
Kedua, mungkin saja seluruh inisiatif dalam memanifestasikan karunia
terletak pada Roh Kudus, dengan anggota Tubuh Kristus sebagai instrumen
pasifnya. Gambaran yang patut diperhatikan mengenai hal ini terlihat dalam
peristiwa keledai Bileam. Dalam hal ini memang benar Allah memanifestasikan
diri-Nya melalui binatang, tetapi kita juga tahu kemudian yang terakhir itu tidak
menerima karunia apapun.
Di sisi lain, anggota-anggota Tubuh Kristus bukanlah sekedar instrumen
dalam pekerjaan karunia-karunia, tetapi tidak seperti binatang, mereka memiliki
tanggung jawab untuk pengerjaan yang sepatutnya akan karunia-karunia itu,
seperti yang dinyatakan dengan jelas oleh firman.
Hal ini membawa kita kepada kemungkinan yang ketiga, dan yang kita
percayai adalah yang berasal dari Alkitab. Orang percaya adalah benar-benar
penerima karunia itu sebagai rekan yang aktif (bukan hanya sekedar boneka
13
dan bukan juga sebagai instrumen yang pasif, seperti halnya keledai itu) dalam
manifestasi karunia.
Sangat penting sekali untuk mengerti hal ini dengan jelas. Jika seseorang
memperoleh kesan bahwa karunia-karunia itu sepenuhnya adalah manifestasi
mutlak dari Roh Kudus dan terlepas dari tanggung jawab dan kerjasama
manusia, hal ini bisa mengantar kepada kesalahan yang berbahaya. Kalau mereka
mengartikan bahwa tanggung jawab untuk pengoperasian karunia itu sepenuhnya
terletak pada Allah, akan ada bahaya di mana mereka akan rancu akan kesalahan
yang mereka perbuat sendiri dan dengan yang berasal dari Roh Kudus. Ketika
orang demikian keluar dari peraturan, mereka akan menolak instruksi, dengan
menyatakan bahwa Roh Kuduslah yang membuat mereka melakukan apa yang
mereka kerjakan itu.
Tentu saja Paulus menyanggah tentang kekeliruan ini ketika dia berkata,
“..roh nabi-nabi tunduk kepada nabi-nabi” (1 Korintus 14:32). Rasul itu bukan
menunjuk hal ini kepada Roh Allah, tetapi kepada roh nabi. Paulus lebih jauh
menjelaskan bahwa kebanyakan tergantung atas nabi mengenai bagaimana
karunia itu dipergunakan selayaknya dan dalam waktu yang tepat (1 Korintus
14:23-32).
Apakah seseorang menerima karunia untuk
dipergunakan sesuka hati mereka?
Kami mungkin telah dengan tegas menyatakan bahwa tidak seorangpun yang
menerima karunia-karunia itu untuk dipergunakan sesuka hati mereka. Sebab tidak
hanya salah bagi orang percaya menyangkal tanggung jawabnya dalam pekerjaan
karunia-karunia tetapi akan jauh lebih parah lagi jikalau kita gagal menekankan
pentingnya peranan Roh Kudus pada waktu bergerak dalam karunia. Ada suatu
hubungan kemitraan antara Allah dan manusia, dan kerja sama keduanya sangat
penting.
Orang percaya yang menerima karunia hanyalah sebagai pengurus karuniakarunia itu, seperti yang diilustrasikan dalam Perumpamaan Talenta.
“Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar
negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada
mereka. Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan
yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia
berangkat.” (Matius 25:14,15)
Talenta itu bukanlah milik hamba-hamba tersebut. Mereka hanyalah pengurus
dari talenta itu. Semua talenta dan peningkatannya harus dipertanggungjawabkan
ketika Tuan mereka kembali. Salah satu dari hamba itu gagal menggunakan
talentanya dan menyembunyikannya di dalm tanah. Nasib dari “hamba yang
jahat” yang telah bertindak seolah-olah talenta itu miliknya dan bisa dipergunakan
14
sesukanya, pada akhirnya harus membayar hukuman yang mengerikan karena
ketidaktaatannya.
Sangat penting sekali bahwa kita harus memiliki pemahaman yang
seimbang mengenai atas dasar apa karunia-karunia itu telah diberikan. Karuniakarunia itu bukanlah seusuatu yang bisa “dinyalakan atau dimatikan” menurut
kehendak manusia. Karunia itu juga tidak bisa dipergunakan untuk kepentingan
atau keuntungan pribadi. Karunia-karunia itu diberikan oleh Roh Kudus untuk
memampukan seseorang melakukan pelayanan yang spesial dalam Tubuh Kristus.
Sebagaimana yang dinyatakan oleh Paulus:
“Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah
anggotanya. Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama
sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka
yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan,
untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh.”
(1Korintus 12:27-28)
Seseorang ditempatkan di dalam Gereja dalam sebuah kedudukan penting
sebagai gembala atau pengajar. Kepada yang lainnya diberikan kedudukan
sebagai “penolong”, suatu pelayanan yang melibatkan banyak hal. Roma 12:8
menyampaikan kepada kita bahwa memberi dianggap sebagai “penolong”. Allah
bisa saja memberkati orang-orang tertentu lebih daripada orang lainnya dengan
mujizat keuangan, supaya dia bisa menolong Gereja dalam hal keuangan dengan
cara istimewa. Allah akan memakai anggota jemaat lain dalam cara yang berbeda.
Sementara tidak seorangpun yang menerima karunia itu bisa mempergunakannya
sesuka hatinya; meskipun demikian, Firman Tuhan dengan jelas mengajarkan
dua hal: 1) suatu karunia diberikan sedemikian rupa sehingga kita bisa berkata
yang satu memilikinya sedangkan yang lain tidak, dan 2) karunia itu memang
berada di dalam di dalam orang percaya dan akhirnya harus dimanifestasikan
atas dasar kemitraan dengan Allah. Karena Allah pasti selalu melakukan bagianNya, akhirnya tinggal tergantung pada orang-orang percaya untuk melakukan
bagiannya.
Sangat penting bagi setiap orang percaya yang telah dipenuhi Roh Kudus
untuk menyadari bahwa Allah menginginkan dia untuk bisa bergerak dalam
manifestasi Roh Kudus, dan dia bertanggung jawab untuk mempergunakan
karunia itu dengan sepantasnya. Kita semua nanti harus berdiri di hadapan takhta
pengadilan Kristus untuk memberi pertanggungjawaban mengenai kepengurusan
kita. Kita sekarang akan melihat bukti Firman yang menunjukkan karunia Roh
memang diimpartasikan kepada ornag-orang percaya.
Karunia-Karunia Roh Adalah Karunia
Sekaligus Manifestasi
Apakah yang “rohani” yang dimaksud Paulus adalah karunia Roh, atau
manifestasinya? Dua-duanya. Sementara kita pelajari 1 Korintus 12:4-11, kita
15
akan melihat kesembilan karunia yang berbeda-beda ini masuk ke dalam baik
kategori “karunia” maupun “manifestasi”. “Tetapi “Tetapi kepada tiap-tiap
orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.” (ayat 7). Ini
menunjukkan kepada kita bahwa setiap orang seharusnya memiliki manifestasimanifestasi itu, tetapi mereka juga disebut karunia, sebagaimana dikatakan ayat 4:
“Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh.”(1Korintus 12:4)
Dalam ayat 4-7 Paulus sedang memberikan perkenalan kepada sembilan
karunia, yang kemudian disebutkan satu per satu dalam ayat 8-10. Jika Paulus
berbicara mengenai manifestasi-manifestasi ini sebagai “karunia”, kitapun harus
melakukan hal yang sama. Keduanya adalah “karunia” sekaligus “manifestasi”
juga.
Kita Harus Berusaha Memperoleh Karunia Yang Terbaik
Apakah Roh Kudus memberi karunia kepada orang-orang percaya?
Di sini kita diajar untuk “lebih lagi berusaha memperoleh karunia yang terbaik”.
Apakah di sini Paulus sedang menunjuk kepada karunia-karunia Roh atau
kepada karunia pelayanan di ayat 28? Memang karunia pelayanan termasuk
rasul dan nabi di dalamnya. Tentu saja Paulus tidak bermaksud bahwa seluruh
anggota Jemaat harus rindu memperoleh jawatan rasul dan nabi! Ayat-ayat yang
berikutnya menjelaskan bahwa Paulus sedang menunjuk kepada karunia-karunia
Roh sebab dia menyebutkan beberapa diantaranya: berbicara dengan bahasa
lidah, bernubuat, kata-kata pengetahuan, iman dan mujizat.
Kepada Yang Lain Karunia Kesembuhan
“Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah mereka
semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, atau untuk menyembuhkan,
atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh?
Jadi berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang paling utama. Dan aku
menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi.” (1Korintus 12:29-31)
Manifestasi Roh adalah karunia-karunia Roh, dan Paulus sebenarnya
menyebutkan salah satunya sebagai “karunia kesembuhan.” “Karunia
Kesembuhan” adalah karunia Roh. “Apakah semuanya memiliki karunia
kesembuhan?”, Paulus bertanya. Sudah jelas bahwa tidak semuanya memiliki hal
ini, tetapi sebagian memilikinya. Dengan kata lain karunia kesembuhan tersedia
bagi Gereja, sekalipun karunia ini diberikan hanya kepada sejumlah anggotaanggota tertentu. Ada yang memiliki karunia kesembuhan, yang lain tidak.
Kesimpulannya adalah ya, orang-orang percaya memiliki karunia-karunia Roh.
16
Roh Kudus Membagi-Bagikan Kepada
Masing-Masing Sesuai Dengan Kehendak-Nya
“Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan
bersama. Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata
dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkatakata dengan pengetahuan. Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan
iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan.
Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan
kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain
lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada
yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan
kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.” (1
Korintus 12:7-10)
Paulus berkata, “Ada berbagai-bagai karunia.” (ayat 4). Di ayat yang ke
tujuh, kita diberitahu bahwa manifestasi karunia-karunia ini diberikan untuk
kepentingan setiap orang – sebab kepada yang satu diberikan kata-kata hikmat;
kepada yang lain kata-kata pengetahuan, dan seterusnya.
Setelah melihat daftar sembilan manifestasi karunia-karunia, dia
menambahkan, “Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang
sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti
yang dikehendaki-Nya.” (ayat 11). Perhatikan bahwa Paulus mempersembahkan
keseimbangan yang menyeluruh untuk menjelaskan bahwa melalui pengerjaan
karunia-karunia ini, setiap anggota tubuh Kristus (yang dia anggap serupa dengan
anggota-anggota tubuh manusia) memiliki fungsi spesial tersendiri. Ini artinya
setiap orang memiliki kesempatan untuk menjadi suatu karunia bagi Gereja. Allah
menempatkan dia di dalam Tubuh untuk menggenapi tujuan-tujuan tertentu (ayat
28-30).
Kelihatannya logis bahwa Allah harusnya memberi karunia tertentu kepada
orang yang secara alami dan wataknya cocok dengan karunia-karunia tersebut,
daripada menyebarkannya tanpa pandang bulu ke seluruh anggota Tubuh.
Obeservasi meneguhkan bahwa inilah yang terjadi. Namun memang benar
bahwa hanya Allah yang tahu apa yang ada dalam hati manusia. Ada yang kita
anggap seharusnya tidak memenuhi syarat untuk suatu pelayanan tertentu justru
menerimanya. Allahlah yang memiliki hak untuk memanifestasikan karuniakarunia-Nya melalui siapa saja, kapan saja dan dalam kesempatan kapanpun yang
Dia anggap pas. Samuel maupun Isai tidak satupun yang mengira bahwa Daudlah
yang akan menerima urapan, tetapi Allah yang memberikan kepadanya.
Karunia Roh Dapat Diimpartasikan (Dibagikan)
“Sebab aku ingin melihat kamu untuk memberikan karunia rohani kepadamu
guna menguatkan kamu” (Roma 1:11)
17
Dalam tulisannya kepada Jemaat di Roma, Rasul Paulus sangat terbeban
mengenai pertumbuhan rohani mereka. Dia bahkan menyebutkan bahwa jemaat
itu ada di dalam hatinya dan dia berharap Allah akan mengijinkan dia untuk
mengunjungi mereka. Mengapa penting bagi Paulus untuk mengunjungi mereka
kembali? Supaya dia bisa mengimpartasikan “sejumlah karunia rohani” kepada
mereka. Apakah maksud Paulus untuk membagikan karunia rohani hanya kepada
gereja secara keseluruhan dan bukan secara individu? Surat Paulus kepada
jemaat di Roma bukan hanya mengenai Gereja yang memiliki karunia-karunia,
melainkan juga masing-masing anggotanya. Dia juga menunjukkan bahwa orangorang percaya memiliki “karunia yang berbeda-beda menurut kasih karunia yang
diberikan kepada kita.” Marilah kita membaca seluruh paragraf dalam Roma
12:4-7:
“Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota,
tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, demikian juga kita,
walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing
adalah anggota yang seorang terhadap yang lain. Demikianlah kita mempunyai
karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada
kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai
dengan iman kita. Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika
karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar;”
Karunia Bisa Disalahgunakan
Pertimbangan yang penuh perhatian akan ayat-ayat Firman Tuhan mengenai
topik ini menunjukkan bahwa manusia adalah mitra yang utuh dengan Roh Kudus
dalam menifestasi karunia-karunia. Oleh karena hal ini, manusia memiliki suatu
tanggung jawab tertentu pada waktu bergerak di dalamnya, Jika seandainya
inisiatif terletak penuh pada Roh Kudus, maka penyalah gunaan karunia-karunia
ini tidak akan mungkin terjadi, karena apapun yang dikerjakan oleh Roh Kudus
sendiri, Dia mengerjakannya dengan baik dan sempurna. Meskipun demikian,
firman Tuhan dengan sangat jelas menunjukkan kepada kita bahwa sangat
mungkin penyalahgunaan karunia ini terjadi.
Ketika Musa memukul batu karang dua kali di padang gurun, dia tidak
mentaati Allah dan dengan melakukan hal tersebut, tidak menghormati kekudusan
Tuhan di hadapan bangsa Israel (Bilangan 20:11-12). Namun air tetap mengalir
keluar dari batu karang itu. Musa menyalahgunakan karunia yang dia miliki dengan
tidak mempercayai dan mengikuti perintah yang Allah berikan dan dengan tidak
menghormati kekudusan Tuhan di hadapan mata bangsa Israel ketika melakukan
mujizat ini.
Dalam kesempatan lain, murid-murid Tuhan hampir saja membawa api turun
dari Surga ke atas kepala orang-orang di kampung Samaria, kalau saja Kristus
tidak menahan mereka (Lukas 9:51-55).
Paulus telah menekankan hal ini dengan jelas bahwa berbicara dalam bahasa-
18
bahasa asing bisa disalahgunakan jika dipergunakan pada waktu yang salah (1
Korintus 14:23). Nabi-nabi tidak hanya dituntut untuk bergerak dalam karuniakarunia mereka di tengah-tengah Jemaat dengan aturan yang semestinya, tetapi
juga pada waktu bersamaan menahan karunia mereka dalam situasi dan kondisi
tertentu (1 Korintus 14:29-32).
Kita semua tahu bahwa sangat mungkin penyalahgunaan karunia-karunia
Allah ini terjadi. Karena hal ini benar adanya, sangat jelas bahwa ada tanggung
jawab bersama baik Allah dan manusia juga saat bergerak dalam manifestasi
karunia.
Bab 4
Bagaimana Menerima Karunia Roh Kudus
Daud adalah anak Isai yang paling bungsu. Baik Isai maupun Samuel tidak
menduga bahwa Tuhan akan memilih Daud untuk menjadi raja. Ketika Samuel
datang ke rumah Isai untuk memilih seorang raja di antara anak laki-lakinya,
Isai bahkan tidak memanggil Daud dari menggembalakan dombanya (1 Samuel
16:11).
Kedua belas rasul-rasul semuanya dipilih dari kalangan orang-orang yang
sederhana dan rendah hati. Tidak satupun dari mereka yang diambil dari kalangan
sarjana yang telah terlatih dan dididik dalam Yudaisme.
Sudah jelas bahwa Roh Allah tidak pandang bulu dalam memberikan
berkat-Nya. Dia adalah hikmat yang menjelma, dan tidak satupun terjadi
dengan sembarang atau kebetulan saja. Dalam pembagian karunia pelayanan,
Dia mempertimbangkan watak dan pembawaan orang tersebut. Seseorang
mungkin memiliki kemampuan alami yang mengarahkan mereka kepada
penginjilan. Namun, dia mungkin juga memiliki kecenderungan tersembunyi
yang bisa membawa mereka kepada peninggian diri sendiri dan keangkuhan yang
menghancurkan. Sebagaimana seorang penulis menyatakan:
“Dalam beberapa kejadian, pembagian karunia-karunia Roh sedikit banyak
ditentukan oleh pembawaan dan karakter yang diwarisi seseorang. Biasanya,
Dia mengimpartasikan karunia-karunia tersebut kepada orang yang telah siap
menyerahkan diri ke dalamnya. Orang yang bakat sebagai juru bicara diurapi
untuk menjadi pengkotbah, dan orang yang memiliki pikiran yang analitis menjadi
pengajar. Orang yang pada dasarnya memiliki iman yang besar menerima karunia
kesebuhan, dan yang demikian biasanya memiliki perpaduan kemauan yang keras,
iman yang besar dan sifat yang berapi-api, menjadi orang yang dilengkapi dengan
kuasa untuk mengadakan mujizat atau mengusir setan-setan. Orang lainnya yang
sangat peka dengan pengaruh roh diperlengkapi dengan karunia membedakan
roh.
Sekarang marilah kita meninjau sejumlah faktor dan kondisi yang termasuk
dalam impartasi karunia Roh Kudus.
19
1. Menerima Roh Kudus
Dengan sendirinya sudah jelas jika karunia-karunia ini berasal dari Roh, kita
harus memiliki Roh Kudus untuk manifestasi yang sepantasnya. Memang benar
bahwa setiap orang yang telah diselamatkan memiliki Roh Kudus dan bahkan
mungkin bergerak dalam sejumlah pekerjaan Roh dalam hidupnya, kepenuhan
Baptisan Roh Kudus sangat diperlukan untuk karunia-karunia itu bekerja.
Bagaimanapun juga sangat jelas rasul-rasul mengerjakan karunia
kesembuhan, dan bahkan beberapa pekerjaaan mujizat sebelum hari Pentakosta.
Memang mereka diperintahkan untuk “menyembuhkan yang sakit, mentahirkan
orang kusta, membangkitkan orang mati, mengusir setan” (Matius 10:8). Namun,
kita tahu bahwa Baptisan Roh Kudus merupakan faktor yang paling penting untuk
karunia Roh Kudus bermanifestasi secara penuh. Penulis Pentakosta mula-mula,
seperti yang kami kutip, membuat pernyataan berikut yang sangat menarik dan
mendidik:
“Beberapa karunia Roh, seperti menyembuhkan orang sakit, membedakan
roh, mengusir setan, pengurapan untuk berkotbah dan mengajar Firman dan
menghasilkan nubuatan dalam bentuk awal, bisa dimiliki dalam ukuran tertentu
sebelum Baptisan yang penuh terjadi. Sementara yang lainnya, seperti berbicara
dalam berbagai karunia lidah dan tafsirannya, bagian nubuatan yang lebih dalam,
membedakan roh, mengerjakan mujizat dan mengusir roh-roh jahat yang lebih
kuat, semuanya ini tidak bisa dimiliki sebelum Baptisan yang penuh terjadi.
“Beberapa orang mungkin mempertanyakan hal ini. Sebagaiman semua
orang kudus memiliki suatu takaran Roh, maka sebesar takaran inilah yang
akan bermanifestasi sesuai dengan ukuran sejauh mana Roh Kudus memiliki
kendali atas individu tersebut. Jika orang tersebut hanya menyerahkan dirinya
sebagian, maka Roh itu juga hanya akan memiliki kendali sebagian atas orang
tersebut. Maka hasilnya gerakan Roh Kudus akan terbatas. Ini artinya, bisa
terjadi campuran dalam manifestasi atau pengerjaan – sebagian dari Roh Kudus
dan sebagian dari daging dan pikiran orang tersebut. Kesembuhan orang sakit
bisa terjadi dalam kondisi demikian. Juga sebuah takaran kecil akan karunia
membedakan roh, seperti mengusir roh-roh jahat yang tidak begitu berkuasa
dan pemberitaan Firman Tuhan di bawah pengurapan yang separuh bisa juga
terjadi. Tetapi menifestasi yang jauh lebih dalam dan berkuasa tidak akan bisa
terjadi, karena berhasilnya pekerjaan-pekerjaan itu terlepas dari kegiatan pikiran
yang biasa. Bahkan sebenarnya supaya pekerjaan itu bisa mengalir secara jelas
dan murni, kehendak dan pikiran orang tersebut, pada waktu dan saat itu, harus
sepenuhnya berserah kepada dan di bawah kendali Roh Kudus, supaya keinginan
dan kehendak-Nya tidak akan terhalang. Pikiran yang kalau tidak tunduk
sepenuhnya kepada Roh Allah, akan menghalangi dan pada akhirnya mencegah
gerakan dan manifestasi Roh Kudus. Karunia-karunia dan manifestasi ini tidak
bisa terjadi kecuali Baptisan Roh Kudus sudah terjadi, bukan karena pengalaman
20
ini membuat seseorang menjadi lebih berarti tetapi karena pengalaman itu akan
mempersiapkan dia sedemikian rupa sehingga Roh Kudus bisa bergerak dengan
lebih baik melalui dia dan atas dia.”
2. “Jadi Berusahalah Untuk Memperoleh Karunia-Karunia
Yang Paling Utama. Dan Aku Menunjukkan Kepadamu Jalan
Yang Lebih Utama Lagi.” (1 Korintus 12:31)
Karena Roh Kudus adalah Pemberi yang karunia-karunia dan pilihan
tergantung kepada Roh Kudus, ada yang menyangka bahwa hanya sedikit yang
dapat kita lakukan mengenai hal ini – yaitu kita harus menunggu dengan sabar
untuk Allah bergerak di dalam waktu yang menurut-Nya terbaik dan sesuai
kehendak-Nya. Ini merupakan pandangan yang sangat tidak pas mengenai hal
ini dan telah menyebabkan Gereja di masa lampau menjadi lesu dan suam.
Dengan alasan yang sama, sejumlah ahli Teologi tertentu berdebat bahwa karena
kelahiran baru itu merupakan pekerjaan supranatural, orang berdosa itu harus
menantikan waktu Tuhan untuk dia diselamatkan. Yang lainnya beranggapan
bahwa karena kesembuhan adalah pekerjaan Allah, kita harus menyerahkan
masalah ini sepenuhnya ke tangan Tuhan, dan menunggu sampai Dia siap untuk
menyembuhkan. Menaruh tanggung jawab kepada Allah mungkin kedengarannya
bagus, tetapi Firman Tuhan dengan jelas mengajarkan bahwa manusia juga
memiliki tanggung jawab tertentu. Allah selalu memenuhi bagiannya.
Karena itu, sekalipun pembagian karunia kepada tiap individu adalah
hak dan pilihan Roh Kudus, Paulus tetap menganjurkan kita untuk “berusaha
merindukan karunia yang terutama.” Kita harus memiliki kerinduan yang dalam
untuk itu; memang kita harus mempersiapkan hati kita jika kita mau bergerak
dalam karunia yang kita terima itu dengan benar. Bahkan seperti anak meminta
hadiah dari ayahnya, sehingga Yesus menyatakan kepada kita bahwa karunia
Allah diberikan kepada mereka yang memintanya (Matius 7:11). Sebagai ilustrasi
untuk hal ini, Paulus menganjurkan mereka yang berkata-kata dengan karunia
lidah di pertemuan Jemaat harus berdoa untuk memperoleh tafsirannya. “Karena
itu siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia harus berdoa, supaya kepadanya
diberikan juga karunia untuk menafsirkannya.” (1 Korintus 14:13)
Sebuah contoh mengenai seseorang yang dengan sungguh-sungguh
merindukan suatu karunia atau pelayanan tertentu ditemukan dalam kisah Elia dan
Elisa. Elisa mengikuti nabi itu, tidak mau menerima apapun selain pengurapan dua
kali lipat dari yang dimiliki oleh Elia. Elia menunjukkan bahwa Elisa meminta
hal yang sukar. Dia sangat mengerti bahwa yang terbaik dari Allah tidak akan
diberikan dengan mudah bergitu saja. Namun demikian Elisa berhasil lulus dalam
setiap ujian dan setelah Elia terangkat, rombongan nabi itu memperhatikan, “Roh
Elia turun atas Elisa” (2 Raja-raja 2:15). Perhatikan juga bahwa karunia akan
diikuti dengan pelayanan yang diberikan!
Apakah “karunia yang terbaik” yang harus dirindukan oleh orang percaya?
21
Kami tidak berusaha mencoba untuk memutuskan mana yang paling bernilai.
Karunia-karunia Roh Kudus, yang bergerak melalui anggota Jemaat, bisa
dibandingkan dengan anggota tubuh; masing-masing memiliki tujuan penting.
Kehilangan jari yang kecil bisa menyebabkan suatu penderitaan yang hebat.
Paulus menyatakan kepada kita bahwa kita tidak bisa berkata kepada anggota
yang lebih lemah, “Aku tidak memerlukanmu” (1 Korintus 12:21). “Karunia
tebaik” bagi setiap anggota Tubuh adalah karunia yang dipilih oleh Roh Kudus
untuk bermanifestasi melalui mereka. Sementara setiap anggota dengan sunggugsungguh hanya memandang kepada Tuhan, Roh Kudus akan menyingkapkan
karunia yang Dia persiapkan untuk pelayanan mereka.
Sementara kita masih dalam topik ini, kita bisa berkata tanpa rasa takut akan
kotradiksi (pertentangan) bahwa salah satu “karunia terbaik” adalah hikmat.
Kita memerlukan hal ini untuk keberhasilan manifestasi semua karunia lainnya.
Yakobus menyatakan kepada kita bahwa siapapun boleh meminta hikmat akan
menerimnya.
“Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia
memintakannya kepada Allah,--yang memberikan kepada semua orang dengan
murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--, maka hal itu akan diberikan
kepadanya.” (Yakobus 1:5).
Ada yang meyakini bahwa Yakobus sedang tidak berbicara mengenai karunia
kata-kata hikmat, tetapi ayat 17 menunjukkan dia sedang berbicara tentang
karunia tersebut.
3. Pengabdian Kepada Allah
Barangsiapa yang memanifestasikan karunia Roh Kudus memikul suatu
tanggung jawab kehidupan kudus. Karena orang itu memiliki alat khusus di
tangannya yang bisa menyebabkan kerusakan hebat terhadap kerajaan Setan,
dia menjadi target khusu dari serangan musuh. Setan akan selalu menambah
godaan terhadap hamba Tuhan yang diurapi, dan sering kali hanya melalui
perlawanan yang paling teguh dan terus-menerus terhadap godaan itulah yang
membawa kemenangan. Suatu ilustrasi yang bagus akan hal ini bisa dilihat dalam
pergumulan rohani yang dialami oleh Kristus di Taman Getsemani (Ibrani 5:7;
Lukas 22:44). Karunia Roh Kudus membawa orang yang menerimanya ke dalam
alam peperangan di alam roh. Salah satu bahaya terbesar adalah menurunnya
kehidupan doa seseorang.
Kita hanya perlu melihat contoh Bileam, Saul, Simson dan Yudas untuk
memahami apa artinya peringatan ini. Setiap orang yang disebutkan ini masingmasing telah menerima suatu pelayanan yang tidak biasa, namun tidak satupun
yang cukup siap untuk tanggung jawab yang akan mereka pikul. Akibatnya
perjalanan karir mereka di bumi berakhir dengan bencana dan tragis.
Kita melihat salah satu persiapan penting untuk menerima karunia Roh Kudus
adalah penyerahan total dan konsekrasi kepada Allah. Pelayanan ini menuntut
22
pelayanan dari seseorang yang mengabdi sepenuhnya. Harus ada suatu komitmen
total kepada Allah, sehingga hatinya tidak akan goyah dan tidak akan berpaling
ke belakang. Konsekrasi yang diberikan haruslah mutlak, seperti yang diberikan
oleh ketiga putera Ibrani yang demi iman mereka dibuang ke dalam perapian yang
menyala.
“Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan
melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu,
ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa
kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas
yang tuanku dirikan itu.” (Daniel 3:17-18).
4. Penumpangan Tangan
Paulus berkata, “Janganlah terburu-buru menumpangkan tangan” (1 Timotius
5:22). Ini juga termasuk perihal mengenai penumpagan tangan untuk karuniakarunia Roh. Simon, tukang sihir, menginginkan kuasa itu supaya “serta berkata:
“Berikanlah juga kepadaku kuasa itu, supaya jika aku menumpangkan tanganku
di atas seseorang, ia boleh menerima Roh Kudus.” (Kisah Rasul 8:19). Teguran
Petrus menjawab pertanyaan untuk sepanjang masa mengenai penumpangan
tangan yang sembarangan atas orang.
Namun, memang benar bahwa karunia pelayanan bisa diimpartasikan melalui
penumpangan tangan. Paulus menyampaikan kepada jemaat di Roma bahwa
inilah kerinduannya yang mendalam untuk mengunjungi Roma supaya dia bisa
“mengimpartasikan kepadamu karunia-karunia rohani” (Roma 1:11). Tentunya,
Roh Allah bisa memimpin pelayan Tuhan yang diurapi untuk menumpangan
tangan atas orang-orang tertentu untuk menerima karunia pelayanan. Hal ini
terbukti benar dalam hal penumpangan tangan Paulus atas Timotius.
“Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang
pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan
yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu. Karena itulah kuperingatkan engkau
untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku
atasmu.” (2 Timotius 1:5-6)
“Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah
diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang
penatua.” (1Timotius 4:14)
Sudah jelas, tuntunan langsung Roh Allah sangat penting dalam penumpangan
tangan. Ini terlihat bahwa Paulus dan penatua tidak menumpangan tangan atas
Timotius untuk memberikan kepadanya suatu pelayanan yang telah ditentukan.
Melainkan lebih mengenai Roh Kudus yang berbicara melalui nubuatan dan
menyampaikan kepada mereka apa yang menjadi pelayanannya nanti. Orang
23
yang terlalu berapi-api, dengan maksud baik, tetapi tidakan yang tidak alkitabiah,
bisa melakukan sesuatu yang di luar aturan dan membawa kepada suatu harapan
yang tidak akan bisa terpenuhi. Paulus menumpangan tangan atas Timotius, tetapi
dia mengetahui semua tentang Timotius, mengenai ibunya dan bahkan neneknya.
Sangatlah jelas bahwa Paulus mengacu kepada latar belakang anak muda ini dalam
hubungannya dengan penumpangan tangan atas Timotius. Musa menumpangkan
tangan atas Yosua, sehingga dia boleh menerima roh hikmat (Ulangan 34:9), tetapi
hal ini hanya terjadi berdasarkan instruksi Allah dan setelah dia mengenal Yosua
dalam waktu yang cukup lama – setelah Yosua sepenuhnya berhasil menujukkan
dirinya terbukti teruji.
Bab 5
Dapatkah Karunia Roh Kudus Dipalsukan?
Dapatkah karunia Allah dipalsukan? Jawaban yang benar untuk pertanyaan
ini sangat penting sekali. Banyak orang langsung menganggap bahwa setiap
manifestasi yang serupa engan karunia-karunia Roh pastilah asli. Namun, Rasul
Yohanes mengingatkan kita untuk selalu menguji roh, sebab belum tentu setiap
roh itu berasal dari Allah.
“Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi
ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi
palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia. Demikianlah kita mengenal
Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai
manusia, berasal dari Allah, dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak
berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu
dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia.” (1
Yohanes 4:1-3)
Yesus mengingatkan bahwa sementara Masa Kesusahan Besar semakin dekat,
akan muncul nabi-nabi palsu, yang menunjukkan tanda-tanda dan keajaiban yang
luar biasa.
“Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka
akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga
sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.” (Matius
24:24)
Kitab Wahyu menyingkapkan bahwa pada waktu itu, roh jahat akan bisa
melakukan mujizat dan akan menyesatkan seluruh dunia (Wahyu 16:14).
Berdasarkan peringatan ini, tidak diragukan lagi bahwa karunia-karunia Roh bisa
ditiru dengan hasil yang sama yang bisa dan akan menyesatkan banyak orang.
Dengan hal yang sama Setan berbicara melalui ular untuk menyesatkan Hawa
24
sejak awal mula, dia akan berbicara melalui nabi-nabi palsunya memikat banyak
orang ke jalan penyesatan dan penipuan sampai pada akhirnya. Namun sebenarnya
sama sekali tidak alasan untuk penyesatan ini sampai menjerat manusia. Firman
Tuhan menyediakan informasi tentang bagaimana kita bisa membedakan antara
yang benar dan yang salah. Mereka yang mau menerapkan ini semua dengan
penuh doa untuk pembelajaran Firman Allah tidak akan jatuh menjadi korban
terhadap penyesatan ini.
Ahli Sihir Dan Musa
Mungkin ilustrasi yang paling menonjol mengenai kemampuan Setan untuk
meniru pekerjaan Allah ditunjukkan dalam kisah Musa. Allah telah memberikan
nabi itu otoritas untuk melaksanakan penghukuman atas tanah Mesir. Tuhan
memberikan Musa tanda tongkat dan ular. Ketika Musa melempar tongkat yang
diberikan oleh Allah ke tanah, tongkat itu berubah menjadi ular (Keluaran 4:3).
Ini adalah tanda Musa dan Harun yang harus didemonstrasikan di hadapan Firaun
ketika dia meminta bukti akan otoritas mereka (Keluaran 7:9).
Allah berkata kepada Musa dan Harun untuk pergi kepada Firaun; mereka
melakukan seseuai yang diperintahkan oleh Tuhan, dan tongkat berubah menjadi
ular (ayat 10). Ketika ahli sihir itu melihat apa yang telah dikerjakan, mereka
melempar tongkat mereka, dan tongkat itupun berubah menjadi ular! (ayat 11,12).
Bagaimanakah mungkin mengetahui mujizat mana yang dikerjakan oleh Allah
dan mana yang dikerjakan oleh Iblis? Lebih jauh lagi dalam pembacaan Firman,
kita menemukan bahkan tongkat Harun menelan tongkat ahli sihir itu!
Zaman sekarang ahli kebatinan dan tukang tenung sanggup memperagakan
sulap, termasuk mengadakan dan menghilangkan wujud. Tenung adalah bagian
dari seni menghasilkan mujizat palsu. Namun, tidak satupun dari hal ini merupakan
bagian dari karunia Roh Kudus. Elia dan Elisa menciptakan minyak, tetapi
minyak itu tidak menghilang; minyak itu tetap ada untuk memberkati. Minyak
yang menghilang itu adalah sihir/tenung. Kuasa Ilahi menelan ular para ahli sihir.
Tenung mungkin meniru mujizat penciptaan, tetapi mujizatnya hanya bersifat
ilusi/khayalan belaka dan tidak nyata. Setan tidak memiliki kuasa menciptakan.
Para ahli sihir dengan tenung mereka tetap terus mencoba. Harun mengambil
tongkatnya dan mengulurkan ke atas air di Mesir, dan air itupun menjadi darah
(Keluaran 7:19-21). Para ahli sihir itu mencoba dengan sulap mereka. Mereka
tidak sanggup melawan tulah itu; mereka hanya bisa meniru apa yang sudah
dilakukan.
Firaun mengeraskan hatinya dan tidak mau bertobat, sehingga penghukuman
lain jatuh menimpa dirinya – tulah katak (Keluaran 8:5-6). Sekali lagi, ahli sihir
itu dengan kemampuan sihir mereka sanggup meniru apa yang dikerjakan oleh
Harun dan Musa, tetapi tukang tenung itu sudah hampir kehabisan akal. Tulah
yang berikutnya adalah tulah nyamuk. Di sini ahli sihir itu gagal dalam usahanya
meniru mujizat-mujizat Musa.
25
“Para ahli itu pun membuat yang demikian juga dengan ilmu-ilmu manteranya
untuk mengadakan nyamuk-nyamuk, tetapi mereka tidak dapat. Demikianlah
nyamuk-nyamuk itu hinggap pada manusia dan pada binatang. Lalu berkatalah
para ahli itu kepada Firaun: “Inilah tangan Allah.” Tetapi hati Firaun berkeras,
dan ia tidak mau mendengarkan mereka – seperti yang telah difirmankan
Tuhan.”(Keluaran8:18-19)
Para ahli sihir itu sekarang sadar bahwa penghukuman ini semua adalah
tangan Allah. Firaun yang ingkar dan keras hati, meskipun demikian tetap dengan
keras kepala menolak untuk bertobat atau mengubah haluannya.
Apakah yang bisa kita pelajari dari tanda-tanda yang dikerjakan oleh ahli
sihir itu? Ini menyingkapkan bahwa Setan memang memiliki kuasa dalam ukuran
tertentu. Dia bisa meniru beberapa karunia Allah. Karena itu, kita harus waspada
terhadap tipu daya Setan. Namun, sangat jelas apa yang bisa dilakukan Setan
sangat terbatas; dia tidak maha kuasa, dan dia hanya bisa sebatas itu saja.
Kegagalan Manusia Dan Roh-Roh Jahat
Dapatkah manusia yang memiliki pelayanan supranatural yang sedemikian
rupa tidak mendengarkan Allah dan melakukan kesalahan? Orang-orang
cenderung berpikir bahwa kalau seseorang bergerak dalam manifestasi karunia,
dia tidak mungkin salah. Sejumlah orang malahan menganggap mereka ini sudah
sempurna. Walaupun kita memang harus menghormati jawatan mereka, tetap
saja tidak ada alasan bagi kita untuk menutup mata dan melepaskan kemampuan
kita untuk memilah-milah sampai kita tidak bisa mengenali apa yang salah pada
waktu hal itu terjadi. Seseorang yang melayani dalam karunia Roh tidak hanya
bertanggung jawab kepada Allah, tetapi juga kepada orang yang dia layani.
Ada sesuatu yang harus kita pahami tentang orang yang bergerak dalam
karunia. Hanya karena orang tersebut memiliki dosa dalam hidupnya, tidak
berarti karunia Allah tidak lagi bermanifestasi melalui orang itu. Bahkan kita telah
diberitahu bahwa “…Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilanNya.” (Roma 11:29). Hal ini sulit dimengerti oleh manusia. Mereka berpikir
bahwa jika manusia itu berdosa, Roh Allah akan langsung berhenti bermanifestasi
dalam hidupnya. Walaupun memang tidak langsung terjadi, karunia itu pada
akhirnya akan berhenti. Seseorang dengan pelayan yang disertai tanda-tanda
bahkan bisa saja jatuh dalam keadaan tidak taat kepada Allah dan masih tetap
terus melanjutkan pelayanannya, tetapi hal ini hanya akan sementara saja. Hal ini
dengan jelas digambarkan dalam kehidupan Saul, yang tidak hanya raja Israel,
tetapi dia juga telah diberikan pelayanan nabi.
“Maka Roh Tuhan akan berkuasa atasmu; engkau akan kepenuhan bersamasama dengan mereka dan berubah menjadi manusia lain. Ketika mereka sampai
di Gibea dari sana, maka bertemulah ia dengan serombongan nabi; Roh Allah
berkuasa atasnya dan Saul turut kepenuhan seperti nabi di tengah-tengah mereka.”
26
(1 Samuel 10:6,10)
Sayangnya, Saul memiliki karakter yang tidak stabil. Dengan sifat maunya
sendiri, iri hati dan dipenuhi dengan tabiat yang keras, ini hanyalah sebagian dari
tabiatnya yang tak menentu. Pada akhirnya, Roh Tuhan meninggalkan dia, dan
suatu roh jahat mengambil alih. Hamba-hamba Saul rupanya mengetahui apa
yang terjadi kepadanya dan mengambil tindakan untuk kelepasannya. Daud yang
atasnya Roh Tuhan telah turun, dibawa ke rumah Saul, dan selama dia melayani
dengan kecapinya, roh jahat itu meninggalkan Saul.
“Tetapi Roh Tuhan telah mundur dari pada Saul, dan sekarang ia diganggu
oleh roh jahat yang dari pada Tuhan . Lalu berkatalah hamba-hamba Saul
kepadanya: “Ketahuilah, roh jahat yang dari pada Allah mengganggu engkau;
baiklah tuanku menitahkan hamba-hambamu yang di depanmu ini mencari
seorang yang pandai main kecapi. Apabila roh jahat yang dari pada Allah itu
hinggap padamu, haruslah ia main kecapi, maka engkau merasa nyaman.” Dan
setiap kali apabila roh yang dari pada Allah itu hinggap pada Saul, maka Daud
mengambil kecapi dan memainkannya; Saul merasa lega dan nyaman, dan roh
yang jahat itu undur dari padanya.” (1 Samuel 16: 14-16, 23)
Kemudian, setelah Daud memenggal Goliat, suatu roh kecemburuan
menguasai hati Saul, dan inilah yang membuka pintu kembalinya roh jahat
tersebut.
“Keesokan harinya roh jahat yang dari pada Allah itu berkuasa atas Saul,
sehingga ia kerasukan di tengah-tengah rumah, sedang Daud main kecapi seperti
sehari-hari. Adapun Saul ada tombak di tangannya.”(1 Samuel 18:10)
Saul yang di bawah pengaruh roh jahat, akhirnya benar-benar menjadi pembunuh.
Sekarang dia mulai mencari cara untuk membunuh Daud (ayat 11-12). Sejak saat
itu, kejahatan menjadi pengaruh yang besar dalam hidup Saul (1 Samuel 19:9).
Karunia Roh Dan Hidup Dalam Kekudusan
Sering kali ada anggapan bahwa orang yang mampu memiliki karunia
Roh pastilah hidup dalam kekudusan. Kita semua memiliki tanggung jawab di
hadapan Allah untuk hidup kudus dan yang dipisahkan. Sayangnya, ada sejumlah
orang yang bergerak dalam manifestasi karunia yang sesungguhnya namun
kemudian jatuh dalam dosa. Ketika hal ini terjadi, mereka berpotensi membawa
kebingungan dalam rumah Allah. Daud, pemamzmur Indah dari Israel, seseorang
yang bergerak dalam manifestasi karunia profetik secara luar biasa dan yang
Mazmurnya telah memberi inspirasi bagi banyak orang, ini hanyalah salah satu
contoh.
Sekalipun Daud begitu diurapi, penulis yang telah memberi inspirasi ini
bersalah dalam suatu perbuatan yang sangat menyolok. Dia berbuat zinah dengan
Betsyeba, dan dia mengandung. Untuk menutupi tindakan dosa ini, dia merancang
kematian suaminya. Allah mengampuni Daud karena dia mengalami pertobatan
yang mendalam dari dosanya, akan tetapi konsekuensi yang serius tidak bisa
27
dihindari. Pertama, hal ini membawa cela bagi perkara Allah (2 Samuel 12:14).
Kedua, selama sisa hidupnya. Daud membayar hukuman atas tindakannya. Tidak
saja anaknya mati, tetapi pengkhianatan dan ketidaksetiaan terjadi dalam rumah
tangganya. Daud terus bergerak dalam manifestasi pelayanan kenabian (lihat
Mazmur 51), tetapi dia membayar harga yang mengerikan untuk kecerobohannya.
Bileam
Bileam adalah seorang nabi upahan, tetapi dia bukanlah nabi palsu. Beberapa
nubuatannya termasuk nubuatan yang terindah dalam Alkitab. Perhatikan
nubuatannya tentang Kristus:
“Aku melihat dia, tetapi bukan sekarang; aku memandang dia, tetapi bukan
dari dekat; bintang terbit dari Yakub, tongkat kerajaan timbul dari Israel, dan
meremukkan pelipis-pelipis Moab, dan menghancurkan semua anak Set.”
(Bilangan 24:17)
Dosa Bileam adalah cinta akan uang. Allah melarang dia pergi kepada Balak,
Raja Moab, yang menginginkan dia untuk mengutuk bangsa Israel (Bilangan
22:12). Namun, karena Balak menjanjikan dia kekayaan dan kehormatan, Bileam
meminta persetujuan Tuhan lagi untuk menuruti kemauannya sendiri. Hal ini
tidak membawa kekayaan ataupun kehormatan. Nabi itu tetap mempertahankan
kedudukannya sebagai pelihat, tetapi pelayanannya menurun sampai kepada
tenung dan ramalan.
“Juga Bileam bin Beor, juru tenung itu, telah dibunuh oleh orang Israel
dengan pedang, beserta orang-orang yang telah mati tertikam oleh mereka.”
(Yosua 13:22)
Apakah Roh Allah atau roh yang menyesatkan yang bertanggung jawab
untuk tenung Bileam? Ramalan, menurut Kisah Rasul 16:16, adalah pekerjaan
roh yang menyerupai. Seperti yang terjadi dengan raja Saul, Roh Allah dengan
jelas meninggalkan Bileam dan sebagai gantinya roh jahat mengambil alih.
Simson
Simson adalah salah satu Hakim di Israel. Kelahirannya telah dinubuatkan
oleh malaikat. Allah menetapkan dia untuk menjadi seorang Nazir. Pada awal
hidupnya Roh Allah mulai bergerak atas Simson di rumahnya di perkemahan Dan
(Hakim-hakim 13:25,14:6). Kekuatan supranatural yang luar biasa yang dimiliki
Simson membuat dia mampu mempermalukan dan membuat musuh Israel
melarikan diri, yaitu orang Filistin. Kepahlawanannya yang beraneka ragam
adalah cerita yang dikenal oleh semua pembaca Alkitab.
Namun, dia memiliki suatu kelemahan yang fatal yang menyebabkan
28
dia terus-menerus mengabaikan perjanjian Nazir untuk hidup terpisah. Suatu
malam, dia mendatangi seorang perempuan sundal di Gaza. Sekalipun dia telah
berdosa, karunia Allah tidak langsung meninggalkan dia. Pada waktu tengah
malam, dia membawa pintu gerbang kota ke atas puncak bukit yang menghadap
Hebron (Hakim-hakim 16:1-3). Bagi pengamat sepintas lalu kelihatannya Allah
mengabaikan perilakunya yang tidak bermoral, tetapi Allah tidak selalu menuntut
keadilan tepat pada hari yang sama pada waktu kejahatan dilakukan. Simson,
secara moral semakin lemah karena pergaulannya dengan perempuan sundal itu,
sekarang dia jatuh cinta dengan Delila, pengkhianat itu. Oleh karena rayuannya,
Simson akhirnya memberitahukan rahasia kekuatan dirinya kepada perempuan
itu, dan ketika dia sedang tidur, perempuan itu mencukur kepalanya. Tibatiba kekuatannya meninggalkan dia. Orang Filistin menawan dia, mencungkil
matanya dan membuat dia menggiling dengan rasa malu di penjara mereka seperti
lembu. Karena dia dengan sengaja bermain api, akhirnya dia menjadi korban
kebodohannya sendiri, dan Tuhan telah meninggalkan dia!
Suatu hari orang Filistin memanggil Simson dari penjara untuk memberi
pertunjukkan bagi mereka. Ketika dia ditempatkan di antara dua pilar, Simson
bertanya kepada anak muda yang membimbing dia dengan tangannya apakah
dia boleh menaruh tangannya di pilar yang menopang bangunan kuil itu. Di
atas atap kuil tersebut ada sekitar tiga ribu ornag laki-laki dan perempuan yang
menonton pertunjukkan Simson. Simson memanggil Tuhan dan meminta Dia
untuk mengingat dirinya dan menguatkan dia, hanya untuk kali ini, supaya dia
bisa membalas atas orang Filistis yang membuat dia kehilangan matanya. Pada
waktu itu, Simson memegang ke dua pilar di tengah-tengah dan memeluk kedua
pilar itu, satu di kanan dan satu di kiri. Dia berseru, “Biarlah aku mati dengan
orang Filistin!” Setelah itu, dia mendorong dengan segenap kekuatannya. Allah
memulihkan kekuatannya, dan kuil itupun runtuh ke atas orang-orang yang ada
di dalamnya. Simson, sama seperti Daud, sanggup melihat tangan Allah bergerak
dalam hidupnya kembali, tetapi ini merupakan tindakannya yang terakhir. Orang
mati yang terbunuh pada saat kematiannya jauh lebih banyak dari jumlah yang
sudah dia bunuh pada masa hidupnya. Pada akhirnya, Simson telah menjadi
Hakim atas Israel selama dua puluh tahun.
Langlah-Langkah Penting Untuk Menerima Keselamatan
1.MENGAKUI: “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan
kemuliaan Allah” (Roma 3:23).” Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa
ini!”(Lukas 18:13. Di bawah penerangan firman, engkau harus menyatakan
bahwa engkau orang berdosa.
2. BERTOBAT : “… Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan
29
binasa atas cara demikian.”(Lukas 13:3). “Karena itu sadarlah dan bertobatlah,
supaya dosamu dihapuskan…”(Kisah Rasul 3:19). Engkau harus melihat
buruknya dosa dan kemudian bertobat dari segala perbuatan itu.
3.PENGAKUAN DOSA : “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia
dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita
dari segala kejahatan.” (1 Yohanes1:9). “Karena dengan hati orang percaya dan
dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.”(Roma 10:10).
Akuilah dosamu kepada Allah.
4.MENINGGALKAN: “Baiklah orang fasik meninggalkanjalannya, dan
orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada Tuhan, maka
Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan
dengan limpahnya.” (Yesaya 55:7). Menyesal karena dosa tidaklah cukup. Kita
harus mau mengakhirinya sekali untuk selamanya.
5.PERCAYA : Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia
telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”(Yohanes 3:16).
“ Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan
percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang
mati, maka kamu akan diselamatkan.” (Roma10:9). Percaya dalam pekerjaan
Kristus di salib sudah genap.
6.MENERIMA : “Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang
kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya
diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya
dalam nama-Nya;” (Yohanes 1:11-12). Kristus harus diterima secara pribadi
masuk ke dalam hati dengan iman, kalau engkau rindu memiliki pengalaman
Lahir Baru ini. (Full Gospel Businessman International).
30
Jika engkau rindu menerima Yesus Kristus ke dalam jiwa dan kehidupanmu,
mari berdoa:
Bapa di Surga,
Dan Bapa, tunjukkan kepadaku
Aku bersyukur Engkau mengasihi aku. selangkah demi selangkah rencana yang
Aku minta PuteraMu Yesus Kristus,
sudah Engkau buat untuk hidupku.
mari masuk dalam hidupku.
Aku memberi hidup dan diriku
Aku tahu aku telah berdosa dan
kepadaMu.
melakukan perbuatan yang tidak
Aku menyembah dan memujiMu,
berkenan di hadapanMu.
pencipta dan Tuhanku.
Aku minta ampunilah segala dosaAku akan terus bersyukur untuk
dosaku dan tahirkanlah hidupku.
pengorbanan PuteraMu di kayu salib
Tolong aku untuk mengikut Engkau dan sehingga aku bisa beroleh hidup yang
ajaranMu.
kekal dengan Engkau.
Lindungi aku dari Setan dan Iblis.
Tolong aku untuk memenangkan orang
Ajari aku untuk mengutamakan Engkau
lain kepada Kristus.
dalam seluruh pikiran dan tindakanku. Aku menantikan kembalinya Kristus
Tolong aku mengasihi sesamu seperti
untuk membawa aku ke Surga.
Engkau telah mengasihi aku.
Datanglah segera Tuhan Yesus, Amin.
Bagaimana Caranya Menerima Baptisan Roh Kudus
1. Anda harus lahir baru. Ini artinya meminta Yesus mengampuni dosa-dosa
anda dan kemudian menerima pengampunan Allah, dengan mengetahui, “ Karena
semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,” dan
“Sebab, barangsiapa berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.” (Roma
3:23 dan 10:13).
2. Kalau saat ini anda sudah menerima Kristus menjadi Juruselamat, Roh
Kudus hidup di dalam anda. Yohanes 14:7; 1 Korintus 3:16; 6:19
3. Roh Kudus adalah seorang Pribadi dan akan berbicara sendiri jika anda
mengijinkan Dia melakukannya.
4. Roh Kudus akan memakai bibir, lidah dan suara anda jika anda mengijinkan
Dia–sama seperti waktu anda berkata-kata dengan bahasa Indonesia.
5. Ketika anda dipenuhi dengan Roh Kudus, dengan iman anda harus mulai
untuk melakukan pengucapan. Kisah Rsul 2:4 berkata,”Maka penuhlah mereka
dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain,
seperti yang diberikan Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.”
31
6. Menerima Kristus menjadi Juruselamat memerlukan suatu tindakan iman.
Kesembuhan adalah hasil dari suatu tindakan iman. Berbahasa roh adalah suatu
tindakan iman.
7. Ketika dengan iman anda mulai berbahasa roh, Roh Kudus akan memberi
ucapan–kata-kata untuk diucapkan. Di situlah yang supranatural terlibat.
8. Setiap orang percaya diperintahkan untuk “penuh dengan Roh,” Efesus
5:18, bahkan juga ibu Yesus, Maria, dan saudara-saudara kandung Yesus. Yakobus,
Yusuf, Simon dan Yudas (Matius 13:55), (Kisah Rasul 1:14) dan murid-muridNya
menerima (Kisah Rasul 2:4). Menerima Roh Kudus adalah suatu keharusan.
9. Relaks. “Inilah tempat perhentian…”Yesaya 26:12
10. Roh Kudus adalah sebuah karunia. Kisah Rasul 8:20,2:38,39; 11:17;
Lukas 11:13. Anda tidak mengemis atau bekerja demi menerima karunia. Anda
tinggal menerimanya saja.
11. Mulailah hari anda setiap hari dengan berdoa dalam Roh untuk
membangun diri anda–hal ini sama halnya dengan mengisi batere rohani anda. 1
Korintus 14:4,18
12. Terimalah sekarang, dengan menyembah Yesus dalam hatimu dan
memperkatakan dengan iman di dalam bahasa-bahasa yang asing sebagaimana
yang diberikan oleh Roh Kudus kepada anda untuk mengatakannya.
32
33
•. '
Please let us know how this book has impacted you.
Send your story to: [email protected]
Free downloads are available at:
www.cfn.org/literature
KARUNIA-KARUNIA ROH KUDUS
Download