KARUNIA-KARUNIA ROH KUDUS Bab 1 Karunia-Karunia Roh Kudus Sejumlah topik dalam Perjanjian Baru yang penting salah satunya adalah karunia-karunia Roh. Paulus, dalam 1 Korintus pasal 12, menyingkapkan Gereja sebagai Tubuh Kristus (1Korintus 12:27). Dia menjelaskan bahwa anggotaanggota Tubuh ini adalah orang-orang percaya yang bergerak dalam berbagaibagai karunia, bahkan sama seperti anggota-anggota tubuh manusia memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda. Semua anggota-anggota ini bekerja sama dengan serasi, menjadi Tubuh Kristus yang ajaib di bumi ini. Berdasarkan pengertian ini, tanpa karunia Roh, maka Gereja akan menjadi jauh berbeda dari yang dimaksudkan oleh Allah. Pada akhirnya Gereja hanya menjadi sekedar organisasi manusia lainnya bukannya organisma yang supranatural. Hanya tinggal sejarah bahwa dalam waktu singkat setelah zaman Rasul-rasul, karunia-karunia Roh berangsur-angsur mulai lenyap dari Gereja. Banyak alasan telah dikemukakan mengenai mengapa hal ini terjadi. Alasan yang paling umum adalah ketika kanon Perjanjian Baru (kitab-kitab Perjanjian Baru yang diakui oleh Gereja Kristen sebagai naskah yang benar dan diilhami Roh Kudus) telah diselesaikan, karunia-karunia ini tidak diperlukan lagi. Sebagai penulis terkenal, Donald Gee, menunjukkan di dalam bukunya yang sangat bagus “Mengenai Karunia-Karunia Roh”, tidak ada bukti dalam Perjanjian Baru yang mendukung pandangan tersebut. Dia menulis: “Argumen yang demikian bersandar atas kesalahpahaman konsep yang mutlak mengenai sifat dan tujuan yang sesungguhnya akan Karunia Roh. Argumen ini menggangap bahwa dalam Gereja/Jemaat Mula-mula, ucapanucapan melalui karunia-karunia ini memiliki segala otoritas dari Alkitab, tetapi Perjanjian Baru dengan jelas tidak menyetujui pendapat tersebut. Gereja MulaMula secara konsisten didapati selalu mengarah kepada Ayat-ayat Perjanjian 2 Lama (catat: tidak pernah kepada ‘nabi-nabi’ mereka sendiri), untuk mendukung semua doktrin dan keputusan akhir dalam setiap pertikaian (Kisah Rasul 2:16; 15:15; 26:22). “Nubuatan Firman” (2Petrus 1:20) menyediakan tingkat otoritas yang sangat berbeda terhadap karunia-karunia roh di antara mereka, dan sampai sekarangpun demikian.” Meskipun manifestasi karunia-karunia Roh berhenti dalam jangka waktu yang cukup panjang sejak zaman Rasul-rasul, tidak ada bukti bahwa hal ini terjadi karena Tuhan menarik karunia-karunia tersebut. Karunia-karunia itu berhenti karena Gereja menjadi suam. Awal mula Gereja menjadi suam bisa dilihat dari peringatan Tuhan kepada Jemaat di Efesus, ketika Dia memberikan wahyu kepada Rasul Yohanes sekitar tahun 96 M. (murid yang mempelajari profetik umumnya setuju bahwa Jemaat/Gereja ini melambangkan zaman Rasul-rasul dalam sejarah Gereja). “Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.” (Wahyu 2:4-5) Pada masa aniaya besar pada abad kedua dan ketiga, karunia-karunia Roh masih sedikit banyak bermanifestasi. Namun, segera setelah Konstantin menyatakan Kekristenan sebagai agama negara dan Gereja dikenan oleh kaisar, pelayanan karunia-karunia merosot tajam. Sangat penting untuk dicatat bahwa pekerjaan karunia-karunia Roh tidak pernah sepenuhnya terhenti. Kisah St.Fransiskus memuat kejadian-kejadin yang mengharukan mengenai mujizat kesembuhan. Ketika dia mengutus penginjilpenginjilnya, dia memberikan perintah yang sama seperti yang diberikan oleh Yesus kepada murid-murid-Nya dalam Matius 10:8. Mereka memberitakan bahwa Kerajaan Surga sudah dekat dan “menyembuhkan orang sakit, mentahirkan orang kusta, membangkitkan orang mati, mengusir setan.” Sejarah mengenai sekte-sekte yang dianiaya seperti Waldenses dan Albigenses menunjukkan bahwa karunia-karunia Roh masih bermanifestasi bahkan pada Abad Pertengahan. John Wesley, pada abad ke 18, mencatat dalam buku hariannya tentang fenomena Pantekosta dalam kebaktian-kebaktianya di awal zaman Methodis. Kaum Morovia dan kelompok kontemporer lainnya mengalami banyak manifestasi supranatural yang tidak biasa. Sementara pada waktu itu penggunaan dan pergerakan karunia-karunia itu semakin banyak berkurang pada abad berikutnya dalam Zaman Gereja, karunia-karunia itu tidak pernah lenyap sama sekali. Pada akhirnya manusia mulai dengan sungguh-sungguh berdoa untuk pemulihan karunia-karunia itu kembali ke dalam Gereja, maka hasilnya adalah pencurahan Roh di hari-hari terakhir ini. 3 Apakah Karunia-Karunia Ini Akan Berhenti? Ada ayat dalam Alkitab yang sudah lazim dipergunakan sebagai suatu ayat bukti oleh mereka yang berpendirian bahwa karunia-karunia Roh telah berhenti dalam Gereja. Yaitu di dalam 1 Korintus 13:8-10: “Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap. Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna. Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap.” Ayat ini menyebutkan bahwa nubuatan, karunia lidah dan pengetahuan akan berhenti atau berlalu. Namun, pandangan sekilas akan ayat tersebut menunjukkan bahwa masa yang dimaksudkan sama sekali bukanlah abad ini, tetapi zaman yang sempurna yang masih akan datang! Bahkan orang yang tidak berpengetahuan sekalipun mengetahui cukup baik bahwa “yang sempurna” itu belum tiba. Tanda-Tanda Yang Mengikuti Dalam Amanat Agung-Nya, Tuhan memberikan janji tanda-tanda ajaib yang akan mengikuti dan meneguhkan pemberitaan Firman (Markus 16:1518). Tanda-tanda ini dimaksudkan untuk meyakinkan orang-orang yang belum percaya mengenai keaslian berita Injil. Tidak ada kesan bahwa istilah Amanat Agung akan diubah dalam cara apapun juga. Malahan Yesus menyatakan bahwa seluruh generasi yang akan datang, bahkan sampai pada kesudahan zaman, harus melalukan “segala yang telah Aku perintahkan kepadamu”. “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:19-20) Kalimat di atas adalah kata-kata terakhir yang ditulis oleh Rasul Matius. Siapakah yang berani menyangkal bahwa Amanat Agung ini sudah tidak berlaku lagi? Perlunya tanda-tanda supranatural, untuk menarik perhatian orang banyak dilukiskan dalam tantangan Elia di gunung Karmel ketika dia berhadapan dengan nabi-nabi Baal. Elia bertanya kepada orang-orang itu, “’Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau Tuhan itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia.’ Tetapi rakyat itu tidak menjawabnya sepatah kata pun.” (1Raja-raja 18:21). Orang-orang itu tidak bergeming sedikitpun, namun ketika api turun dari langit secara ajaib sebagai jawaban dari doa Elia, orang-orang itupun sujud dengan mukanya sampai ke tanah dan berseru,”TUHAN, Dialah Allah, TUHAN, Dialah Allah!” (Ayat 39) 4 Apakah Dunia Sudah Diinjili? Anggapan sebagian orang bahwa dunia sekarang sudah diinjili, sehingga tanda-tanda itu tidak lagi diperlukan, sudah jelas jauh dari kebenaran sehingga tidak perlu disanggah lagi. Secara sederhana faktanya adalah populasi bangsabangsa kafir berlipat ganda dalam tingkatan jumlah yang menakjubkan sehingga kalau seandainya penginjilan tidak dipercepat dengan cara tertentu, maka penggenapan Amanat Agung tidak akan bisa tercapai. Sejauh ini, satu-satunya alat yang berhasil dalam penginjilan besar yang telah didemonstrasikan adalah pelayanan kesembuhan dan mujizat. Hendaknya kita jangan mengkritik berbagai usaha tulus untuk menjangkau jiwa-jiwa, seperti menjangkau dengan pelayanan obat-obatan dan pembangunan sekolah dan rumah sakit. Meskipun demikian alatalat ini semua terlalu lamban khususnya kalau kita mau menjangkau jiwa-jiwa terhilang dalam angkatan ini. Dengan melihat adanya kekuatiran yang bertambah akan kehancuran karena perang, orang yang memprediksikan bahwa Gereja akan memiliki waktu yang lebih banyak untuk menginjil, lebih dari masa zaman ini sungguh sangat optimis. Apakah kita mau menghadapi kebenaran? Alasan sesungguhnya karunia Roh hilang dari Gereja adalah karena Gereja telah merasa puas tanpa karunia-karunia itu. Gereja perlu menyadari bahwa dialah Tubuh Kristus, dan tanpa karuniakarunia Roh bermanifestasi di dalamnya, dia tidak akan pernah bisa menggenapi panggilannya. Seperti Paulus telah menasihati Timotius untuk mengobarkan karunia yang ada dalam dirinya, demikian juga kita perlu membangunkan Gereja kepada kenyataan bahwa Kristus telah menyediakan karunia-karunia tertentu dalam Tubuh-Nya, dan biarlah kita bekerja dengan baik di dalamnya. Kembalinya Karunia-Karunia Itu Telah Dinantikan Sangat menarik untuk dicatat bahwa para sarjana Alkitab yang cerdas di abad 19, telah menyadari bahwa hilangnya karunia-karunia Roh dari bagian utama tubuh Gereja disebabkan oleh kelesuan dan kesuaman gereja, dan juga memperkirakan pencurahan Roh di hari-hari terakhir dan kembalinya karuniakarunia itu. Michael Baxter, pendiri dari Christian Herald, menulis buku yang terkenal di tahun 1886 dengan judul Baxter’s Forty Wonders. Banyak dari prediksinya telah mulai digenapi, dia menyatakan hal berikut mengenai munculnya kembali perkara supranatural dalam Gereja: “Iman yang bertambah untuk mengerjakan mujizat…dan keberanian yang tak terbandingkan dalam memberitakan Injil akan menandai Pentakosta pencurahan Roh Kudus yang akan datang – bermacam-macam karunia Roh dianugerahkan atas para gembala, nabi, penginjil dan pengajar untuk menyermpunakan orang kudus dan mengumpulkan dan melengkapi Gereja yang sempurna. Tetapi hasil 5 akhir ini belum tercapai. Karena itu karunia-karunia ini mestinya tidak bisa sepenuhnya dihentikan atau ditarik, sekalipun karunia-karunia ini telah tertahan dan untuk sementara ditarik yang menandakan ketidaksenangan yang disebabkan kemunduran Gereja dari kasih mula-mula.” Pada peralihan abad ini, prediksi Michael Baxter menjadi kenyataan. Pencurahan kuasa Pentakosta yang besar, dimulai dari Amerika, menyebar ke seluruh dunia disertai dengan manifestasi-manifestasi yang baru dari karuniakaraunia. Namun beberapa dari mereka yang dipakai Tuhan dengan luar biasa dalam pencurahan ini, melihat pergerakan supranatural yang masih akan terjadi. Dalam bukunya H.V Roberts, Kebangunan Rohani tebesar di Selandia Baru, dia menulis tentang seseorang yang menanggapi Smith Wigglesworth,”Pasti ada orang yang akan iri kepadamu ketika engkau memiliki kesuksesan yang luar biasa.” Dia menerima jawaban sebagai berikut: “Anak Muda, justru sebaliknya. Rasanya saya malah iri denganmu. Aku punya tiga visi – tiga saja. Dua sudah digenapi, tetapi yang ketiga masih belum digenapi. Sepertinya aku akan mendahului untuk menerima upahku, tetapi engkau masih muda dan hampir dipastikan akan berada di dalam apa yang aku lihat.’Dia tiba-tiba berseru, ‘O, sangat menakjubkan.’ Kemudian ditanyakan kepadanya apa yang menakjubkan itu. ‘O,’ katanya.’Aku tidak bisa menyampaikan rahasia Allah. Tetapi ingatlah apa yang kukatakan – kebangunan rohani ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan akan apa yang akan Allah kerjakan.’ Orang yang kepadanya Wigglesworth menyampaikan semua perkataan ini kemudian memberi komentar, ‘Sudah cukup jelas bahwa penginjil memiliki penglihatan istimewa yang dianugerahkan kepadanya mengenai pencurahan Roh yang akan datang dengan ukuran yang belum pernah terjadi sebelumnya di hari-hari menjelang kedatangan Tuhan untuk menjemput Gereja.” Dr. Charles S. Price, penginjil yang termashyur itu berkata di dalam kotbahnya tidak lama sebelum kematiannya: “Kemarin kita bernyanyi,’Hujan Berkat’, tetapi sekarang kita sedang menantikan air bah! Banjir itu sedang datang dan tidak ada yang sanggup menghentikannya. Sama seperti setiap pencurahan yang mulia, pengalaman agung yang hampir akan meletus di seluruh dunia ini bukanlah hasil dari sistem yang mapan. Sistem yang mapan itu mungkin akan mengalaminya, menikmatinya dan mengalir mengikuti aliran yang jernih akan keindahan, mengalir ke depan, tetapi meskipun demikian, mereka mungkin tidak akan melakukannya sebagai sistem, tetapi hanya sebagai bagian dari ribuan orang yang ditambahkan dalam batasannya, yaitu mereka yang lapar akan Allah dan secara rohani sadar akan kenyataan bahwa masih ada yang lebih lagi untuk diikuti. “Bukankah engkau telah berpikir bahwa engkau pernah hadir di dalam 6 kebaktian kesembuhan yang penuh kemuliaan itu? Mungkin engkau pernah dan puji Tuhan untuk semuanya itu. Tetapi nantikanlah sebentar lagi. Aku nyatakan kepadamu bahwa Allah sedang akan melakukan sesuatu yang lebih baik lagi di hari-hari ke depanmu dibandingkan dengan semua yang Dia kerjakan di masa lalu.” Takut Akan Kuasa Setan Satu keadaan yang menahan sebagian orang dalam mencari karunia-karunia Roh adalah suatu ketakutan yang hampir tidak wajar terhadap iblis. Mereka melihat kuasa roh jahat dan khayalan di mana-mana. Tentu saja kita tahu bahwa ada banyak roh yang menyesatkan di dunia. Namun, Firman Tuhan memberi kita metode yang bisa dipakai untuk menguji roh-roh untuk bisa membedakan mana yang bukan berasal dari Allah (1 Yohanes 4:1-3). Lagi pula, salah satu karunia adalah karunia membedakan roh – suatu karunia yang didisain untuk bisa mendeteksi kehadiran roh-roh jahat. Sejumlah orang takut kalau mereka mencari karunia-karunia Roh mereka akan menerima sesuatu dari iblis. Mereka sebaiknya mengingat perkataan Kristus dalam Lukas 11:11-13: “Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya.” Di sini Yesus menunjukkan bahwa jika bapa di dunia saja memberikan pemberian-pemberian yang baik bagi anak-anak mereka, tentunya Bapa di Surga jauh lebih mampu melakukan hal yang sama dan bahkan lebih baik bagi anakanak-Nya! Juga sangat penting untuk memperhatikan kejadian yang mengikuti pernyataan Kristus. Hal ini melibatkan pelayanan Kesembuhan-Nya terhadap orang bisu. Setelah orang tersebut sembuh, orang-orang yang menyaksikan dan orang yang bersikap curiga menuduh bahwa mujizat tersebut dikerjakan dengan kuasa Beelzebul. Yesus menjelaskan bahwa jika Setan mengusir Setan, maka kerajaannya terbagi, dan dengan demikian tidak akan mampu berdiri. “Jikalau Iblis itu juga terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata, bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul. Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Sebab itu merekalah yang akan menjadi hakimmu. Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.” (Lukas 11:18-20) Apakah yang menjadi kesimpulan masalah ini? Tentunya, berdasarkan perkataan Kristus, kita tidak perlu takut untuk terus maju dan mengklaim 7 pelayanan ini. Takut menahan bangsa Israel untuk maju dan menduduki negeri yang telah diberikan untuk mereka. Kesepuluh pengintai membuat mereka untuk bermain aman, karena penduduk negeri itu adalah raksasa, dan bahwa resiko dan dan bahayanya terlalu besar. Oleh karena ketakutan mereka, angkatan itu tidak pernah menginjak masuk Tanah Perjanjian. Mereka semua telah dihukum untuk mengembara dan mati di padang gurun. Allah menganugerahkan hikmat bagi kita, supaya kita tidak mengulangi kesalahan mereka yang bodoh. Bab 2 Tujuan Karunia-Karunia Roh Sekarang setelah kita tahu bahwa karunia-karunia Roh masih ada dalam gereja, dan karunia-karunia itu bermanifestasi pada saat iman bekerja, kita akan melihat tujuannya dan apa yang menjadi maksud Allah untuk dicapai oleh penggunakan karunia-karunia itu. Karunia-karunia Roh bukanlah mainan; karunia-karunia itu adalah bingkisan kasih dari Allah kepada Gereja. Karena itu, siapapun yang berusaha menggunakan karunia-karunia untuk kepentingan diri sendiri atau tujuan yang tidak keruan akan menjadi kesalahan tragis. Apakah tujuan-tujuan yang ada dalam pikiran Allah ketika Dia menetapkan karunia-karunia Roh yang istimewa dianugerahkan kepada Gereja? Seperti yang akan kita lihat, tujuan yang terutama adalah supaya Gereja bisa menjadi Tubuh Kristus yang berfungsi di bumi melalui pekerjaan karunia-karunia ini. 1. Untuk Menyatakan Tubuh Kristus Di Bumi. Dalam 1 Korintus pasal 12, Paulus memandang Gereja sebagai Tubuh Kristus.“Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh. Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota…..Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya.” (1 Korintus 12:12-14, 27). Di sinilah kebenaran yang vital itu, yang belum sepenuhnya dimengerti sebagaimana mestinya. Kita diberitahu bahwa Gereja adalah Tubuh Kristus, dan kita masing-masing adalah anggotanya. Intinya adalah selama Kristus masih ada di bumi, Dia hanya bisa ada di satu tempat pada saat yang sama. Dia hanya bisa melayani sejumlah orang saja dalam saat yang sama. Namun setelah Roh Kudus dicurahkan, barulah memungkinkan bagi-Nya untuk memanifestasikan Diri-Nya melalui orang-orang percaya yang tak terbatas jumlahnya. Anggota-anggota 8 Tubuh Kristus ini bisa pergi ke seluruh penjuru dunia dan melayani orang-orang, bahkan sama seperti pada waktu Dia masih ada di bumi. “Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini.” (1 Yohanes 4:17). Demikianlah caranya pelayanan Kristus bisa dilipat gandakan. Melalui kuasa karunia-karunia supranatural ini, Kristus melalui Roh Kudus bisa memanifestasikan diri-Nya dan pelayanan-Nya di bagian bumi manapun. Gereja sungguh-sungguh menjadi Tubuh Kristus, melakukan pekerjaan-Nya dan melayani kasih dan belas kasihan-Nya kepada orang-orang yang membutuhkan. Dalam cara yang lebih nyata gereja adalah mata-Nya, telinga-Nya, kaki dan tangan-Nya, untuk melanjutkan pekerjaan-Nya di bumi. Kebenaran ini juga menunjukkan kita bahwa ketika Gereja kehilangan manifestasi karunia-karunianya, dia menjadi lemah, tidak efektif dan menjadi sesuatu yang sangat jauh berbeda dari yang dimaksudkan oleh Allah. 2. Untuk Membantu Penginjilan Dunia Dalam Markus 16:15-18, Tuhan memberikan Amanat Agung sebagai perintah kepada orang percaya untuk penginjilan dunia. “Lalu Ia berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.” Bagaimana penginjilan ini bisa dikerjakan? Bukan melalui penggunaan tipu daya dan berbagai peralatan canggih, tetapi melalui tanda-tanda mujizat yang dimanifestasikan melalui karunia-karunia Roh. Memang tidak pernah mudah untuk menginjili jiwa-jiwa yang terhilang. William Carey, misionari pertama pada zaman modern, menghabiskan enam tahun untuk memenangkan satu orang petobat. Penginjilan bangsa-bangsa telah menjadi proses yang lamban dan membosankan. Para misionari telah bekerja keras sepanjang hidup mereka demi memenangkan sejumlah jiwa-jiwa. Bandingkan ini dengan hasil dari kebangunan rohani besar-besarn yang diadakan oleh pelayananpelayanan yang disertai tanda-tanda karunia. Tanda – Karunia-Karunia Di Tengah-Tengah Orang Muslim Salah satu rekan kami mulai mengadakan kebangunan rohani di negara Muslim. Sekitar sepuluh ribu orang Muslim berkumpul untuk mendengarkan dia berbicara. Mereka tidak begitu bersikap memusuhi, tetapi mereka tidak juga yakin 9 bahwa Yesus adalah Putera Allah, atau bahwa Dia hidup. Mereka telah diajar Dia adalah nabi sama seperti Muhammad. Penginjil itu mengajukan usul kepada orang banyak itu. Jika Kristus menyembuhkan orang di depan mata mereka – mencelikkan orang buta, pendengaran bagi yang tuli dan yang lumpuh berjalan, maukah mereka percaya? Mereka menunjukkan bahwa mereka telah siap. Jadi, ketika mujizat-mujizat ini benar-benar terjadi dan orang-orang melihat semuanya ini dengan mata mereka sendiri, hadirin Muslim yang banyak itu mulai berseru, “Yesus hidup, Dia hidup! Yesus adalah Putera Allah!” Satu tujuan yang besar dari karunia-karunia Roh ini adalah untuk meneguhkan berita Injil. 3. Untuk Membangun Jemaat (Gereja) “Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur. Demikian pula dengan kamu: Kamu memang berusaha untuk memperoleh karunia-karunia Roh, tetapi lebih dari pada itu hendaklah kamu berusaha mempergunakannya untuk membangun Jemaat. Jadi bagaimana sekarang, saudara-saudara? Bilamana kamu berkumpul, hendaklah tiap-tiap orang mempersembahkan sesuatu: yang seorang mazmur, yang lain pengajaran, atau penyataan Allah, atau karunia bahasa roh, atau karunia untuk menafsirkan bahasa roh, tetapi semuanya itu harus dipergunakan untuk membangun.” (1Korintus 14:3,12,26) Sejumlah karunia memiliki tujuan jelas dalam membangun Tubuh Kristus. 1 Korintus 14 memberi banyak instruksi mengenai tatanan ibadah apostolic. Contoh, kita disarankan bahwa kalau ada yang digerakkan untuk memberi pesan dalam karunia bahasa lidah, dia harus memastikan apakah ada orang yang bisa menafsirkan pesan itu (ayat 5, 13). Beberapa kali di dalam pasal ini, Paulus menekankan bahwa salah satu tujuan penting dari karunia-karunia ini adalah untuk membangun Jemaat (Gereja). Karunia-karunia yang secara khusus dibuat untuk membangun orang-orang percaya adalah karunia bernubuat dan berkatakata dalam bahasa roh disertai dengan karunia menafsirkan maknanya. Tentu saja, karunia apapun yang bergerak dalam perkumpulan Jemaat dapat menghasilkan berkat bagi orang-orang percaya. 4. Untuk Kelepasan Umat-Umat Tuhan Sebagaimana karunia-karunia tertentu didisain secara khusus untuk membangun orang-orang kudus, maka ada juga karunia-karunia yang ditetapkan untuk kelepasan mereka. Perjanjian Lama penuh dengan banyak peristiwa di mana umat-umat Allah menerima kelepasan supranatural. Pelayanan Kristus ditandai dengan mujizat yang menyediakan kebutuhan, seperti mengubah air menjadi anggur dan memberi makan lima ribu orang. Pelayanan-Nya juga ditandai dengan mujizat kelepasan, seperti pada waktu Dia meneduhkan laut. 10 Ada karunia-karunia yang secara spesifik dirancang untuk kelepasan umatumat Tuhan pada waktu krisis. Karunia-karunia ini adalah kata-kata hikmat, kata-kata pengetahuan, karunia kesembuhan, mengadakan mujizat dan karunia iman. Bahkan, banyak kali hampir semua karunia-karunia Roh bisa menghasilkan kelepasan bagi umat-umat Allah. 5. Untuk Menyempurnakan Gereja “Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,” (Efesus 4:11-13). Yang berhubungan erat dengan membangun Tubuh Kristus adalah tujuan kekal Allah untuk menyempurnakan Gereja. Karunia Roh tidak hanya dimanifestasikan melalui rasul, nabi, penginjil, gembala, dan pengajar, tetapi kepada barangsiapa yang meminta, sehingga Jemaat bisa disempurnakan yaitu siap untuk menyambut kedatangan-Nya yang kedua kali. Sekalipun orang menjadi orang Kristen yang saleh, selalu ada kemungkinan mereka bisa disesatkan oleh sejumlah pemimpin yang menipu namun masuk akal yang kebetulan bisa memenangkan kepercayaan mereka. Umat-umat Tuhan perlu pengajaran, oleh hamba-hamba Tuhan yang diurapi, yang mampu membedakan apa yang benar dan salah, seperti yang ditunjukkan oleh Paulus dalam ayat 14. “sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan” (Efesus 4:14). Beberapa Fakta Umum Tentang Sembilan Karunia Roh Sembilan Karunia Roh bisa dikelompokkan sebagai berikut: Pertama, karunia Pewahyuan: 1. Kata-kata Hikmat 2. Kata-kata Pengetahuan 3. Membedakan roh Kedua, karunia kuasa: 1. Iman 2. Karunia kesembuhan 3. mengadakan mujizat Ketiga, karunia ilham: 1. Nubuat 2. Berbagai-bagai bahasa lidah 3. nPenafsiran makna bahasa lidah 11 Karunia-Karunia Itu Saling Berpadu Sekalipun karunia-karunia Roh itu semuanya unik dan dapat dibedakan dengan tegas satu sama lainnya, pekerjaan karunia-karunia dalam ketiga kelompok in cenderung beerpadu satu sama lainnya, seperti warna pelangi yang mengalir bersama. Kata-kata pengetahuan dan membedakan roh adalah karunia yang serupa. Pengetahuan yang supranatural yang diperoleh melalui karunia membedakan roh adalah suatu jenis pengetahuan atau marifat khusus. Sekali lagi, karunia kesembuhan adalah untuk kelepasan tubuh manusia dari sakit penyakit. Namun, untuk mujizat kesembuhan yang memerlukan sentuhan penciptaan dari Allah, jauh lebih cocok dikategorikan dalam karunia mengadakan mujizat. Tentunya, membangkitkan orang mati (memanggil kembali roh manusia ke dalam tubuhnya yang mati) adalah lebih dari batasan karunia kesembuhan; meskipun demikian kesembuhan terlibat di dalamnya. Sangat jelas di sini bahwa batasan antara dua karunia tersebut tidak bisa ditentukan dengan tegas. Sekali lagim mereka yang sudah biasa dengan kebaktian Pentakosta akan sering kali melihat bahwa mereka yang menafsirkan pesan bahasa lidah bisa juga berpindah ke dalam alam karunia nubuatan. Kedua karunia itu serupa pada waktu bekerja, kecuali dalam karunia nubuatan tidak ada perkataan-perkataan dalam karunia lidah sebagaimana yang terjadi dalam karunia menafsirkan makna lidah. Namun, memang benar sering sekali dua karunia atau lebih bergerak sekaligus pada waktu yang sama. Kata-kata hikmat dan kata-kata pengetahuan bekerja bersama dengan eratnya. Pengetahuan adalah bahan mentahnya, tetapi kita harus memiliki hikmat untuk tahu bagaimana menggunakannya. Dalam 2 Raja-raja 6, kita melihat hampir sebanyak tujuh karunia bekerja dalam satu kesempatan! Apakah Karunia-Karunia Itu Di Bawah Kendali Orang-Orang Percaya? Kami percaya, dengan pengecualian yang mungkin jarang, orang yang menerima karunia itu memiliki kendali penuh akan kemampuannya. Pada kesempatan tertentu, seseorang yang sementara menerima baptisan atau pewahyuan khusus, bisa begitu tenggelam dalam Roh, dia tidak sadar akan apa yang terjadi di sekeliling dirinya. Namun, dalam pelayanan kepada orang banyak, pembicara itu bahkan sementara dia sedang berada di dalam Roh, hampir dalam banyak kejadian, dia tetap tahu apa yang sedang dia lakukan dan katakan. Jika dia mau, dia bisa berhenti berbahasa lidah dan bernubuat. Tentu saja, ketika Roh ada di atasnya untuk melakukan semua hal ini, dia akan mentaati Tuhan, tetapi meskipun demikian, apa yang dia lakukan tetap di bawah penguasaannya. Paulus meneguhkan ini ketika dia berkata, “roh nabi tunduk kepada nabinabi” (1Korintus 14:32). Dia menginstruksikan mereka yang ada di dalam gereja untuk bernubuat satu per satu, dan supaya melakukan segala sesuatunya secara teratur untuk menghindari kekacauan. Jikalau tidak ada yang menafsirkan, biarlah 12 orang yang berbicara dalam bahasa lidah berdiam diri (1 Korintus 14:28). Semua instruksi ini menunjukkan bahwa karunia-karunia tunduk pada para nabi. Roh tidak pernah memaksa siapapun untuk bergerak dalam suatu karunia. Bab 3 Apakah Karunia Roh Kudus Benar-Benar Diimpartasikan Kepada Orang Percaya? Sebelum kita pergi lebih jauh dalam mempelajari topik yang menarik ini, ada satu pertanyaan penting yang perlu kita pertimbangan dengan hati-hati. Pertanyaan itu adalah: apakah karunia-karunia Roh Kudus itu benar-benar diberikan kepada orang percaya? Apakah masing-masing anggota Tubuh Kristus benar-benar menerima karunia-karunia ini, atau apakah mereka diberikan kepada Gereja sebagai satu Tubuh dan dimanifestasikan oleh Roh melalui berbagai anggota jemaat? Ada alasan yang paling penting mengapa kita harus tahu apakah Roh Allah secara langsung menimpartasikan karunia-karunia atau semata-mata hanya membuat karunia itu melewati berbagai anggota Tubuh pada waktu-waktu dan musim-musim yang Dia pilih. Tiga Kemungkinan Ada tiga kemungkinan tentang hal ini: Pertama, Allah bisa memberikan karunia kepada seseorang seperti sebuah warisan atau peninggalan. Karunia itu akan menjadi miliknya untuk dipergunakan sesuai dengan kemauannya, tanpa perlu pertanggungan jawab. Dia tidak perlu meminta ijin dari orang yang sudah mati, atau siapapun juga, untuk memelihara karunia itu. Namun, kita tahu karunia-karunia Roh diberikan bukan atas dasar itu. Kedua, mungkin saja seluruh inisiatif dalam memanifestasikan karunia terletak pada Roh Kudus, dengan anggota Tubuh Kristus sebagai instrumen pasifnya. Gambaran yang patut diperhatikan mengenai hal ini terlihat dalam peristiwa keledai Bileam. Dalam hal ini memang benar Allah memanifestasikan diri-Nya melalui binatang, tetapi kita juga tahu kemudian yang terakhir itu tidak menerima karunia apapun. Di sisi lain, anggota-anggota Tubuh Kristus bukanlah sekedar instrumen dalam pekerjaan karunia-karunia, tetapi tidak seperti binatang, mereka memiliki tanggung jawab untuk pengerjaan yang sepatutnya akan karunia-karunia itu, seperti yang dinyatakan dengan jelas oleh firman. Hal ini membawa kita kepada kemungkinan yang ketiga, dan yang kita percayai adalah yang berasal dari Alkitab. Orang percaya adalah benar-benar penerima karunia itu sebagai rekan yang aktif (bukan hanya sekedar boneka 13 dan bukan juga sebagai instrumen yang pasif, seperti halnya keledai itu) dalam manifestasi karunia. Sangat penting sekali untuk mengerti hal ini dengan jelas. Jika seseorang memperoleh kesan bahwa karunia-karunia itu sepenuhnya adalah manifestasi mutlak dari Roh Kudus dan terlepas dari tanggung jawab dan kerjasama manusia, hal ini bisa mengantar kepada kesalahan yang berbahaya. Kalau mereka mengartikan bahwa tanggung jawab untuk pengoperasian karunia itu sepenuhnya terletak pada Allah, akan ada bahaya di mana mereka akan rancu akan kesalahan yang mereka perbuat sendiri dan dengan yang berasal dari Roh Kudus. Ketika orang demikian keluar dari peraturan, mereka akan menolak instruksi, dengan menyatakan bahwa Roh Kuduslah yang membuat mereka melakukan apa yang mereka kerjakan itu. Tentu saja Paulus menyanggah tentang kekeliruan ini ketika dia berkata, “..roh nabi-nabi tunduk kepada nabi-nabi” (1 Korintus 14:32). Rasul itu bukan menunjuk hal ini kepada Roh Allah, tetapi kepada roh nabi. Paulus lebih jauh menjelaskan bahwa kebanyakan tergantung atas nabi mengenai bagaimana karunia itu dipergunakan selayaknya dan dalam waktu yang tepat (1 Korintus 14:23-32). Apakah seseorang menerima karunia untuk dipergunakan sesuka hati mereka? Kami mungkin telah dengan tegas menyatakan bahwa tidak seorangpun yang menerima karunia-karunia itu untuk dipergunakan sesuka hati mereka. Sebab tidak hanya salah bagi orang percaya menyangkal tanggung jawabnya dalam pekerjaan karunia-karunia tetapi akan jauh lebih parah lagi jikalau kita gagal menekankan pentingnya peranan Roh Kudus pada waktu bergerak dalam karunia. Ada suatu hubungan kemitraan antara Allah dan manusia, dan kerja sama keduanya sangat penting. Orang percaya yang menerima karunia hanyalah sebagai pengurus karuniakarunia itu, seperti yang diilustrasikan dalam Perumpamaan Talenta. “Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.” (Matius 25:14,15) Talenta itu bukanlah milik hamba-hamba tersebut. Mereka hanyalah pengurus dari talenta itu. Semua talenta dan peningkatannya harus dipertanggungjawabkan ketika Tuan mereka kembali. Salah satu dari hamba itu gagal menggunakan talentanya dan menyembunyikannya di dalm tanah. Nasib dari “hamba yang jahat” yang telah bertindak seolah-olah talenta itu miliknya dan bisa dipergunakan 14 sesukanya, pada akhirnya harus membayar hukuman yang mengerikan karena ketidaktaatannya. Sangat penting sekali bahwa kita harus memiliki pemahaman yang seimbang mengenai atas dasar apa karunia-karunia itu telah diberikan. Karuniakarunia itu bukanlah seusuatu yang bisa “dinyalakan atau dimatikan” menurut kehendak manusia. Karunia itu juga tidak bisa dipergunakan untuk kepentingan atau keuntungan pribadi. Karunia-karunia itu diberikan oleh Roh Kudus untuk memampukan seseorang melakukan pelayanan yang spesial dalam Tubuh Kristus. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Paulus: “Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya. Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh.” (1Korintus 12:27-28) Seseorang ditempatkan di dalam Gereja dalam sebuah kedudukan penting sebagai gembala atau pengajar. Kepada yang lainnya diberikan kedudukan sebagai “penolong”, suatu pelayanan yang melibatkan banyak hal. Roma 12:8 menyampaikan kepada kita bahwa memberi dianggap sebagai “penolong”. Allah bisa saja memberkati orang-orang tertentu lebih daripada orang lainnya dengan mujizat keuangan, supaya dia bisa menolong Gereja dalam hal keuangan dengan cara istimewa. Allah akan memakai anggota jemaat lain dalam cara yang berbeda. Sementara tidak seorangpun yang menerima karunia itu bisa mempergunakannya sesuka hatinya; meskipun demikian, Firman Tuhan dengan jelas mengajarkan dua hal: 1) suatu karunia diberikan sedemikian rupa sehingga kita bisa berkata yang satu memilikinya sedangkan yang lain tidak, dan 2) karunia itu memang berada di dalam di dalam orang percaya dan akhirnya harus dimanifestasikan atas dasar kemitraan dengan Allah. Karena Allah pasti selalu melakukan bagianNya, akhirnya tinggal tergantung pada orang-orang percaya untuk melakukan bagiannya. Sangat penting bagi setiap orang percaya yang telah dipenuhi Roh Kudus untuk menyadari bahwa Allah menginginkan dia untuk bisa bergerak dalam manifestasi Roh Kudus, dan dia bertanggung jawab untuk mempergunakan karunia itu dengan sepantasnya. Kita semua nanti harus berdiri di hadapan takhta pengadilan Kristus untuk memberi pertanggungjawaban mengenai kepengurusan kita. Kita sekarang akan melihat bukti Firman yang menunjukkan karunia Roh memang diimpartasikan kepada ornag-orang percaya. Karunia-Karunia Roh Adalah Karunia Sekaligus Manifestasi Apakah yang “rohani” yang dimaksud Paulus adalah karunia Roh, atau manifestasinya? Dua-duanya. Sementara kita pelajari 1 Korintus 12:4-11, kita 15 akan melihat kesembilan karunia yang berbeda-beda ini masuk ke dalam baik kategori “karunia” maupun “manifestasi”. “Tetapi “Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.” (ayat 7). Ini menunjukkan kepada kita bahwa setiap orang seharusnya memiliki manifestasimanifestasi itu, tetapi mereka juga disebut karunia, sebagaimana dikatakan ayat 4: “Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh.”(1Korintus 12:4) Dalam ayat 4-7 Paulus sedang memberikan perkenalan kepada sembilan karunia, yang kemudian disebutkan satu per satu dalam ayat 8-10. Jika Paulus berbicara mengenai manifestasi-manifestasi ini sebagai “karunia”, kitapun harus melakukan hal yang sama. Keduanya adalah “karunia” sekaligus “manifestasi” juga. Kita Harus Berusaha Memperoleh Karunia Yang Terbaik Apakah Roh Kudus memberi karunia kepada orang-orang percaya? Di sini kita diajar untuk “lebih lagi berusaha memperoleh karunia yang terbaik”. Apakah di sini Paulus sedang menunjuk kepada karunia-karunia Roh atau kepada karunia pelayanan di ayat 28? Memang karunia pelayanan termasuk rasul dan nabi di dalamnya. Tentu saja Paulus tidak bermaksud bahwa seluruh anggota Jemaat harus rindu memperoleh jawatan rasul dan nabi! Ayat-ayat yang berikutnya menjelaskan bahwa Paulus sedang menunjuk kepada karunia-karunia Roh sebab dia menyebutkan beberapa diantaranya: berbicara dengan bahasa lidah, bernubuat, kata-kata pengetahuan, iman dan mujizat. Kepada Yang Lain Karunia Kesembuhan “Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, atau untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh? Jadi berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang paling utama. Dan aku menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi.” (1Korintus 12:29-31) Manifestasi Roh adalah karunia-karunia Roh, dan Paulus sebenarnya menyebutkan salah satunya sebagai “karunia kesembuhan.” “Karunia Kesembuhan” adalah karunia Roh. “Apakah semuanya memiliki karunia kesembuhan?”, Paulus bertanya. Sudah jelas bahwa tidak semuanya memiliki hal ini, tetapi sebagian memilikinya. Dengan kata lain karunia kesembuhan tersedia bagi Gereja, sekalipun karunia ini diberikan hanya kepada sejumlah anggotaanggota tertentu. Ada yang memiliki karunia kesembuhan, yang lain tidak. Kesimpulannya adalah ya, orang-orang percaya memiliki karunia-karunia Roh. 16 Roh Kudus Membagi-Bagikan Kepada Masing-Masing Sesuai Dengan Kehendak-Nya “Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkatakata dengan pengetahuan. Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.” (1 Korintus 12:7-10) Paulus berkata, “Ada berbagai-bagai karunia.” (ayat 4). Di ayat yang ke tujuh, kita diberitahu bahwa manifestasi karunia-karunia ini diberikan untuk kepentingan setiap orang – sebab kepada yang satu diberikan kata-kata hikmat; kepada yang lain kata-kata pengetahuan, dan seterusnya. Setelah melihat daftar sembilan manifestasi karunia-karunia, dia menambahkan, “Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.” (ayat 11). Perhatikan bahwa Paulus mempersembahkan keseimbangan yang menyeluruh untuk menjelaskan bahwa melalui pengerjaan karunia-karunia ini, setiap anggota tubuh Kristus (yang dia anggap serupa dengan anggota-anggota tubuh manusia) memiliki fungsi spesial tersendiri. Ini artinya setiap orang memiliki kesempatan untuk menjadi suatu karunia bagi Gereja. Allah menempatkan dia di dalam Tubuh untuk menggenapi tujuan-tujuan tertentu (ayat 28-30). Kelihatannya logis bahwa Allah harusnya memberi karunia tertentu kepada orang yang secara alami dan wataknya cocok dengan karunia-karunia tersebut, daripada menyebarkannya tanpa pandang bulu ke seluruh anggota Tubuh. Obeservasi meneguhkan bahwa inilah yang terjadi. Namun memang benar bahwa hanya Allah yang tahu apa yang ada dalam hati manusia. Ada yang kita anggap seharusnya tidak memenuhi syarat untuk suatu pelayanan tertentu justru menerimanya. Allahlah yang memiliki hak untuk memanifestasikan karuniakarunia-Nya melalui siapa saja, kapan saja dan dalam kesempatan kapanpun yang Dia anggap pas. Samuel maupun Isai tidak satupun yang mengira bahwa Daudlah yang akan menerima urapan, tetapi Allah yang memberikan kepadanya. Karunia Roh Dapat Diimpartasikan (Dibagikan) “Sebab aku ingin melihat kamu untuk memberikan karunia rohani kepadamu guna menguatkan kamu” (Roma 1:11) 17 Dalam tulisannya kepada Jemaat di Roma, Rasul Paulus sangat terbeban mengenai pertumbuhan rohani mereka. Dia bahkan menyebutkan bahwa jemaat itu ada di dalam hatinya dan dia berharap Allah akan mengijinkan dia untuk mengunjungi mereka. Mengapa penting bagi Paulus untuk mengunjungi mereka kembali? Supaya dia bisa mengimpartasikan “sejumlah karunia rohani” kepada mereka. Apakah maksud Paulus untuk membagikan karunia rohani hanya kepada gereja secara keseluruhan dan bukan secara individu? Surat Paulus kepada jemaat di Roma bukan hanya mengenai Gereja yang memiliki karunia-karunia, melainkan juga masing-masing anggotanya. Dia juga menunjukkan bahwa orangorang percaya memiliki “karunia yang berbeda-beda menurut kasih karunia yang diberikan kepada kita.” Marilah kita membaca seluruh paragraf dalam Roma 12:4-7: “Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain. Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar;” Karunia Bisa Disalahgunakan Pertimbangan yang penuh perhatian akan ayat-ayat Firman Tuhan mengenai topik ini menunjukkan bahwa manusia adalah mitra yang utuh dengan Roh Kudus dalam menifestasi karunia-karunia. Oleh karena hal ini, manusia memiliki suatu tanggung jawab tertentu pada waktu bergerak di dalamnya, Jika seandainya inisiatif terletak penuh pada Roh Kudus, maka penyalah gunaan karunia-karunia ini tidak akan mungkin terjadi, karena apapun yang dikerjakan oleh Roh Kudus sendiri, Dia mengerjakannya dengan baik dan sempurna. Meskipun demikian, firman Tuhan dengan sangat jelas menunjukkan kepada kita bahwa sangat mungkin penyalahgunaan karunia ini terjadi. Ketika Musa memukul batu karang dua kali di padang gurun, dia tidak mentaati Allah dan dengan melakukan hal tersebut, tidak menghormati kekudusan Tuhan di hadapan bangsa Israel (Bilangan 20:11-12). Namun air tetap mengalir keluar dari batu karang itu. Musa menyalahgunakan karunia yang dia miliki dengan tidak mempercayai dan mengikuti perintah yang Allah berikan dan dengan tidak menghormati kekudusan Tuhan di hadapan mata bangsa Israel ketika melakukan mujizat ini. Dalam kesempatan lain, murid-murid Tuhan hampir saja membawa api turun dari Surga ke atas kepala orang-orang di kampung Samaria, kalau saja Kristus tidak menahan mereka (Lukas 9:51-55). Paulus telah menekankan hal ini dengan jelas bahwa berbicara dalam bahasa- 18 bahasa asing bisa disalahgunakan jika dipergunakan pada waktu yang salah (1 Korintus 14:23). Nabi-nabi tidak hanya dituntut untuk bergerak dalam karuniakarunia mereka di tengah-tengah Jemaat dengan aturan yang semestinya, tetapi juga pada waktu bersamaan menahan karunia mereka dalam situasi dan kondisi tertentu (1 Korintus 14:29-32). Kita semua tahu bahwa sangat mungkin penyalahgunaan karunia-karunia Allah ini terjadi. Karena hal ini benar adanya, sangat jelas bahwa ada tanggung jawab bersama baik Allah dan manusia juga saat bergerak dalam manifestasi karunia. Bab 4 Bagaimana Menerima Karunia Roh Kudus Daud adalah anak Isai yang paling bungsu. Baik Isai maupun Samuel tidak menduga bahwa Tuhan akan memilih Daud untuk menjadi raja. Ketika Samuel datang ke rumah Isai untuk memilih seorang raja di antara anak laki-lakinya, Isai bahkan tidak memanggil Daud dari menggembalakan dombanya (1 Samuel 16:11). Kedua belas rasul-rasul semuanya dipilih dari kalangan orang-orang yang sederhana dan rendah hati. Tidak satupun dari mereka yang diambil dari kalangan sarjana yang telah terlatih dan dididik dalam Yudaisme. Sudah jelas bahwa Roh Allah tidak pandang bulu dalam memberikan berkat-Nya. Dia adalah hikmat yang menjelma, dan tidak satupun terjadi dengan sembarang atau kebetulan saja. Dalam pembagian karunia pelayanan, Dia mempertimbangkan watak dan pembawaan orang tersebut. Seseorang mungkin memiliki kemampuan alami yang mengarahkan mereka kepada penginjilan. Namun, dia mungkin juga memiliki kecenderungan tersembunyi yang bisa membawa mereka kepada peninggian diri sendiri dan keangkuhan yang menghancurkan. Sebagaimana seorang penulis menyatakan: “Dalam beberapa kejadian, pembagian karunia-karunia Roh sedikit banyak ditentukan oleh pembawaan dan karakter yang diwarisi seseorang. Biasanya, Dia mengimpartasikan karunia-karunia tersebut kepada orang yang telah siap menyerahkan diri ke dalamnya. Orang yang bakat sebagai juru bicara diurapi untuk menjadi pengkotbah, dan orang yang memiliki pikiran yang analitis menjadi pengajar. Orang yang pada dasarnya memiliki iman yang besar menerima karunia kesebuhan, dan yang demikian biasanya memiliki perpaduan kemauan yang keras, iman yang besar dan sifat yang berapi-api, menjadi orang yang dilengkapi dengan kuasa untuk mengadakan mujizat atau mengusir setan-setan. Orang lainnya yang sangat peka dengan pengaruh roh diperlengkapi dengan karunia membedakan roh. Sekarang marilah kita meninjau sejumlah faktor dan kondisi yang termasuk dalam impartasi karunia Roh Kudus. 19 1. Menerima Roh Kudus Dengan sendirinya sudah jelas jika karunia-karunia ini berasal dari Roh, kita harus memiliki Roh Kudus untuk manifestasi yang sepantasnya. Memang benar bahwa setiap orang yang telah diselamatkan memiliki Roh Kudus dan bahkan mungkin bergerak dalam sejumlah pekerjaan Roh dalam hidupnya, kepenuhan Baptisan Roh Kudus sangat diperlukan untuk karunia-karunia itu bekerja. Bagaimanapun juga sangat jelas rasul-rasul mengerjakan karunia kesembuhan, dan bahkan beberapa pekerjaaan mujizat sebelum hari Pentakosta. Memang mereka diperintahkan untuk “menyembuhkan yang sakit, mentahirkan orang kusta, membangkitkan orang mati, mengusir setan” (Matius 10:8). Namun, kita tahu bahwa Baptisan Roh Kudus merupakan faktor yang paling penting untuk karunia Roh Kudus bermanifestasi secara penuh. Penulis Pentakosta mula-mula, seperti yang kami kutip, membuat pernyataan berikut yang sangat menarik dan mendidik: “Beberapa karunia Roh, seperti menyembuhkan orang sakit, membedakan roh, mengusir setan, pengurapan untuk berkotbah dan mengajar Firman dan menghasilkan nubuatan dalam bentuk awal, bisa dimiliki dalam ukuran tertentu sebelum Baptisan yang penuh terjadi. Sementara yang lainnya, seperti berbicara dalam berbagai karunia lidah dan tafsirannya, bagian nubuatan yang lebih dalam, membedakan roh, mengerjakan mujizat dan mengusir roh-roh jahat yang lebih kuat, semuanya ini tidak bisa dimiliki sebelum Baptisan yang penuh terjadi. “Beberapa orang mungkin mempertanyakan hal ini. Sebagaiman semua orang kudus memiliki suatu takaran Roh, maka sebesar takaran inilah yang akan bermanifestasi sesuai dengan ukuran sejauh mana Roh Kudus memiliki kendali atas individu tersebut. Jika orang tersebut hanya menyerahkan dirinya sebagian, maka Roh itu juga hanya akan memiliki kendali sebagian atas orang tersebut. Maka hasilnya gerakan Roh Kudus akan terbatas. Ini artinya, bisa terjadi campuran dalam manifestasi atau pengerjaan – sebagian dari Roh Kudus dan sebagian dari daging dan pikiran orang tersebut. Kesembuhan orang sakit bisa terjadi dalam kondisi demikian. Juga sebuah takaran kecil akan karunia membedakan roh, seperti mengusir roh-roh jahat yang tidak begitu berkuasa dan pemberitaan Firman Tuhan di bawah pengurapan yang separuh bisa juga terjadi. Tetapi menifestasi yang jauh lebih dalam dan berkuasa tidak akan bisa terjadi, karena berhasilnya pekerjaan-pekerjaan itu terlepas dari kegiatan pikiran yang biasa. Bahkan sebenarnya supaya pekerjaan itu bisa mengalir secara jelas dan murni, kehendak dan pikiran orang tersebut, pada waktu dan saat itu, harus sepenuhnya berserah kepada dan di bawah kendali Roh Kudus, supaya keinginan dan kehendak-Nya tidak akan terhalang. Pikiran yang kalau tidak tunduk sepenuhnya kepada Roh Allah, akan menghalangi dan pada akhirnya mencegah gerakan dan manifestasi Roh Kudus. Karunia-karunia dan manifestasi ini tidak bisa terjadi kecuali Baptisan Roh Kudus sudah terjadi, bukan karena pengalaman 20 ini membuat seseorang menjadi lebih berarti tetapi karena pengalaman itu akan mempersiapkan dia sedemikian rupa sehingga Roh Kudus bisa bergerak dengan lebih baik melalui dia dan atas dia.” 2. “Jadi Berusahalah Untuk Memperoleh Karunia-Karunia Yang Paling Utama. Dan Aku Menunjukkan Kepadamu Jalan Yang Lebih Utama Lagi.” (1 Korintus 12:31) Karena Roh Kudus adalah Pemberi yang karunia-karunia dan pilihan tergantung kepada Roh Kudus, ada yang menyangka bahwa hanya sedikit yang dapat kita lakukan mengenai hal ini – yaitu kita harus menunggu dengan sabar untuk Allah bergerak di dalam waktu yang menurut-Nya terbaik dan sesuai kehendak-Nya. Ini merupakan pandangan yang sangat tidak pas mengenai hal ini dan telah menyebabkan Gereja di masa lampau menjadi lesu dan suam. Dengan alasan yang sama, sejumlah ahli Teologi tertentu berdebat bahwa karena kelahiran baru itu merupakan pekerjaan supranatural, orang berdosa itu harus menantikan waktu Tuhan untuk dia diselamatkan. Yang lainnya beranggapan bahwa karena kesembuhan adalah pekerjaan Allah, kita harus menyerahkan masalah ini sepenuhnya ke tangan Tuhan, dan menunggu sampai Dia siap untuk menyembuhkan. Menaruh tanggung jawab kepada Allah mungkin kedengarannya bagus, tetapi Firman Tuhan dengan jelas mengajarkan bahwa manusia juga memiliki tanggung jawab tertentu. Allah selalu memenuhi bagiannya. Karena itu, sekalipun pembagian karunia kepada tiap individu adalah hak dan pilihan Roh Kudus, Paulus tetap menganjurkan kita untuk “berusaha merindukan karunia yang terutama.” Kita harus memiliki kerinduan yang dalam untuk itu; memang kita harus mempersiapkan hati kita jika kita mau bergerak dalam karunia yang kita terima itu dengan benar. Bahkan seperti anak meminta hadiah dari ayahnya, sehingga Yesus menyatakan kepada kita bahwa karunia Allah diberikan kepada mereka yang memintanya (Matius 7:11). Sebagai ilustrasi untuk hal ini, Paulus menganjurkan mereka yang berkata-kata dengan karunia lidah di pertemuan Jemaat harus berdoa untuk memperoleh tafsirannya. “Karena itu siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia harus berdoa, supaya kepadanya diberikan juga karunia untuk menafsirkannya.” (1 Korintus 14:13) Sebuah contoh mengenai seseorang yang dengan sungguh-sungguh merindukan suatu karunia atau pelayanan tertentu ditemukan dalam kisah Elia dan Elisa. Elisa mengikuti nabi itu, tidak mau menerima apapun selain pengurapan dua kali lipat dari yang dimiliki oleh Elia. Elia menunjukkan bahwa Elisa meminta hal yang sukar. Dia sangat mengerti bahwa yang terbaik dari Allah tidak akan diberikan dengan mudah bergitu saja. Namun demikian Elisa berhasil lulus dalam setiap ujian dan setelah Elia terangkat, rombongan nabi itu memperhatikan, “Roh Elia turun atas Elisa” (2 Raja-raja 2:15). Perhatikan juga bahwa karunia akan diikuti dengan pelayanan yang diberikan! Apakah “karunia yang terbaik” yang harus dirindukan oleh orang percaya? 21 Kami tidak berusaha mencoba untuk memutuskan mana yang paling bernilai. Karunia-karunia Roh Kudus, yang bergerak melalui anggota Jemaat, bisa dibandingkan dengan anggota tubuh; masing-masing memiliki tujuan penting. Kehilangan jari yang kecil bisa menyebabkan suatu penderitaan yang hebat. Paulus menyatakan kepada kita bahwa kita tidak bisa berkata kepada anggota yang lebih lemah, “Aku tidak memerlukanmu” (1 Korintus 12:21). “Karunia tebaik” bagi setiap anggota Tubuh adalah karunia yang dipilih oleh Roh Kudus untuk bermanifestasi melalui mereka. Sementara setiap anggota dengan sunggugsungguh hanya memandang kepada Tuhan, Roh Kudus akan menyingkapkan karunia yang Dia persiapkan untuk pelayanan mereka. Sementara kita masih dalam topik ini, kita bisa berkata tanpa rasa takut akan kotradiksi (pertentangan) bahwa salah satu “karunia terbaik” adalah hikmat. Kita memerlukan hal ini untuk keberhasilan manifestasi semua karunia lainnya. Yakobus menyatakan kepada kita bahwa siapapun boleh meminta hikmat akan menerimnya. “Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah,--yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--, maka hal itu akan diberikan kepadanya.” (Yakobus 1:5). Ada yang meyakini bahwa Yakobus sedang tidak berbicara mengenai karunia kata-kata hikmat, tetapi ayat 17 menunjukkan dia sedang berbicara tentang karunia tersebut. 3. Pengabdian Kepada Allah Barangsiapa yang memanifestasikan karunia Roh Kudus memikul suatu tanggung jawab kehidupan kudus. Karena orang itu memiliki alat khusus di tangannya yang bisa menyebabkan kerusakan hebat terhadap kerajaan Setan, dia menjadi target khusu dari serangan musuh. Setan akan selalu menambah godaan terhadap hamba Tuhan yang diurapi, dan sering kali hanya melalui perlawanan yang paling teguh dan terus-menerus terhadap godaan itulah yang membawa kemenangan. Suatu ilustrasi yang bagus akan hal ini bisa dilihat dalam pergumulan rohani yang dialami oleh Kristus di Taman Getsemani (Ibrani 5:7; Lukas 22:44). Karunia Roh Kudus membawa orang yang menerimanya ke dalam alam peperangan di alam roh. Salah satu bahaya terbesar adalah menurunnya kehidupan doa seseorang. Kita hanya perlu melihat contoh Bileam, Saul, Simson dan Yudas untuk memahami apa artinya peringatan ini. Setiap orang yang disebutkan ini masingmasing telah menerima suatu pelayanan yang tidak biasa, namun tidak satupun yang cukup siap untuk tanggung jawab yang akan mereka pikul. Akibatnya perjalanan karir mereka di bumi berakhir dengan bencana dan tragis. Kita melihat salah satu persiapan penting untuk menerima karunia Roh Kudus adalah penyerahan total dan konsekrasi kepada Allah. Pelayanan ini menuntut 22 pelayanan dari seseorang yang mengabdi sepenuhnya. Harus ada suatu komitmen total kepada Allah, sehingga hatinya tidak akan goyah dan tidak akan berpaling ke belakang. Konsekrasi yang diberikan haruslah mutlak, seperti yang diberikan oleh ketiga putera Ibrani yang demi iman mereka dibuang ke dalam perapian yang menyala. “Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.” (Daniel 3:17-18). 4. Penumpangan Tangan Paulus berkata, “Janganlah terburu-buru menumpangkan tangan” (1 Timotius 5:22). Ini juga termasuk perihal mengenai penumpagan tangan untuk karuniakarunia Roh. Simon, tukang sihir, menginginkan kuasa itu supaya “serta berkata: “Berikanlah juga kepadaku kuasa itu, supaya jika aku menumpangkan tanganku di atas seseorang, ia boleh menerima Roh Kudus.” (Kisah Rasul 8:19). Teguran Petrus menjawab pertanyaan untuk sepanjang masa mengenai penumpangan tangan yang sembarangan atas orang. Namun, memang benar bahwa karunia pelayanan bisa diimpartasikan melalui penumpangan tangan. Paulus menyampaikan kepada jemaat di Roma bahwa inilah kerinduannya yang mendalam untuk mengunjungi Roma supaya dia bisa “mengimpartasikan kepadamu karunia-karunia rohani” (Roma 1:11). Tentunya, Roh Allah bisa memimpin pelayan Tuhan yang diurapi untuk menumpangan tangan atas orang-orang tertentu untuk menerima karunia pelayanan. Hal ini terbukti benar dalam hal penumpangan tangan Paulus atas Timotius. “Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu. Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu.” (2 Timotius 1:5-6) “Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua.” (1Timotius 4:14) Sudah jelas, tuntunan langsung Roh Allah sangat penting dalam penumpangan tangan. Ini terlihat bahwa Paulus dan penatua tidak menumpangan tangan atas Timotius untuk memberikan kepadanya suatu pelayanan yang telah ditentukan. Melainkan lebih mengenai Roh Kudus yang berbicara melalui nubuatan dan menyampaikan kepada mereka apa yang menjadi pelayanannya nanti. Orang 23 yang terlalu berapi-api, dengan maksud baik, tetapi tidakan yang tidak alkitabiah, bisa melakukan sesuatu yang di luar aturan dan membawa kepada suatu harapan yang tidak akan bisa terpenuhi. Paulus menumpangan tangan atas Timotius, tetapi dia mengetahui semua tentang Timotius, mengenai ibunya dan bahkan neneknya. Sangatlah jelas bahwa Paulus mengacu kepada latar belakang anak muda ini dalam hubungannya dengan penumpangan tangan atas Timotius. Musa menumpangkan tangan atas Yosua, sehingga dia boleh menerima roh hikmat (Ulangan 34:9), tetapi hal ini hanya terjadi berdasarkan instruksi Allah dan setelah dia mengenal Yosua dalam waktu yang cukup lama – setelah Yosua sepenuhnya berhasil menujukkan dirinya terbukti teruji. Bab 5 Dapatkah Karunia Roh Kudus Dipalsukan? Dapatkah karunia Allah dipalsukan? Jawaban yang benar untuk pertanyaan ini sangat penting sekali. Banyak orang langsung menganggap bahwa setiap manifestasi yang serupa engan karunia-karunia Roh pastilah asli. Namun, Rasul Yohanes mengingatkan kita untuk selalu menguji roh, sebab belum tentu setiap roh itu berasal dari Allah. “Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia. Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia.” (1 Yohanes 4:1-3) Yesus mengingatkan bahwa sementara Masa Kesusahan Besar semakin dekat, akan muncul nabi-nabi palsu, yang menunjukkan tanda-tanda dan keajaiban yang luar biasa. “Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.” (Matius 24:24) Kitab Wahyu menyingkapkan bahwa pada waktu itu, roh jahat akan bisa melakukan mujizat dan akan menyesatkan seluruh dunia (Wahyu 16:14). Berdasarkan peringatan ini, tidak diragukan lagi bahwa karunia-karunia Roh bisa ditiru dengan hasil yang sama yang bisa dan akan menyesatkan banyak orang. Dengan hal yang sama Setan berbicara melalui ular untuk menyesatkan Hawa 24 sejak awal mula, dia akan berbicara melalui nabi-nabi palsunya memikat banyak orang ke jalan penyesatan dan penipuan sampai pada akhirnya. Namun sebenarnya sama sekali tidak alasan untuk penyesatan ini sampai menjerat manusia. Firman Tuhan menyediakan informasi tentang bagaimana kita bisa membedakan antara yang benar dan yang salah. Mereka yang mau menerapkan ini semua dengan penuh doa untuk pembelajaran Firman Allah tidak akan jatuh menjadi korban terhadap penyesatan ini. Ahli Sihir Dan Musa Mungkin ilustrasi yang paling menonjol mengenai kemampuan Setan untuk meniru pekerjaan Allah ditunjukkan dalam kisah Musa. Allah telah memberikan nabi itu otoritas untuk melaksanakan penghukuman atas tanah Mesir. Tuhan memberikan Musa tanda tongkat dan ular. Ketika Musa melempar tongkat yang diberikan oleh Allah ke tanah, tongkat itu berubah menjadi ular (Keluaran 4:3). Ini adalah tanda Musa dan Harun yang harus didemonstrasikan di hadapan Firaun ketika dia meminta bukti akan otoritas mereka (Keluaran 7:9). Allah berkata kepada Musa dan Harun untuk pergi kepada Firaun; mereka melakukan seseuai yang diperintahkan oleh Tuhan, dan tongkat berubah menjadi ular (ayat 10). Ketika ahli sihir itu melihat apa yang telah dikerjakan, mereka melempar tongkat mereka, dan tongkat itupun berubah menjadi ular! (ayat 11,12). Bagaimanakah mungkin mengetahui mujizat mana yang dikerjakan oleh Allah dan mana yang dikerjakan oleh Iblis? Lebih jauh lagi dalam pembacaan Firman, kita menemukan bahkan tongkat Harun menelan tongkat ahli sihir itu! Zaman sekarang ahli kebatinan dan tukang tenung sanggup memperagakan sulap, termasuk mengadakan dan menghilangkan wujud. Tenung adalah bagian dari seni menghasilkan mujizat palsu. Namun, tidak satupun dari hal ini merupakan bagian dari karunia Roh Kudus. Elia dan Elisa menciptakan minyak, tetapi minyak itu tidak menghilang; minyak itu tetap ada untuk memberkati. Minyak yang menghilang itu adalah sihir/tenung. Kuasa Ilahi menelan ular para ahli sihir. Tenung mungkin meniru mujizat penciptaan, tetapi mujizatnya hanya bersifat ilusi/khayalan belaka dan tidak nyata. Setan tidak memiliki kuasa menciptakan. Para ahli sihir dengan tenung mereka tetap terus mencoba. Harun mengambil tongkatnya dan mengulurkan ke atas air di Mesir, dan air itupun menjadi darah (Keluaran 7:19-21). Para ahli sihir itu mencoba dengan sulap mereka. Mereka tidak sanggup melawan tulah itu; mereka hanya bisa meniru apa yang sudah dilakukan. Firaun mengeraskan hatinya dan tidak mau bertobat, sehingga penghukuman lain jatuh menimpa dirinya – tulah katak (Keluaran 8:5-6). Sekali lagi, ahli sihir itu dengan kemampuan sihir mereka sanggup meniru apa yang dikerjakan oleh Harun dan Musa, tetapi tukang tenung itu sudah hampir kehabisan akal. Tulah yang berikutnya adalah tulah nyamuk. Di sini ahli sihir itu gagal dalam usahanya meniru mujizat-mujizat Musa. 25 “Para ahli itu pun membuat yang demikian juga dengan ilmu-ilmu manteranya untuk mengadakan nyamuk-nyamuk, tetapi mereka tidak dapat. Demikianlah nyamuk-nyamuk itu hinggap pada manusia dan pada binatang. Lalu berkatalah para ahli itu kepada Firaun: “Inilah tangan Allah.” Tetapi hati Firaun berkeras, dan ia tidak mau mendengarkan mereka – seperti yang telah difirmankan Tuhan.”(Keluaran8:18-19) Para ahli sihir itu sekarang sadar bahwa penghukuman ini semua adalah tangan Allah. Firaun yang ingkar dan keras hati, meskipun demikian tetap dengan keras kepala menolak untuk bertobat atau mengubah haluannya. Apakah yang bisa kita pelajari dari tanda-tanda yang dikerjakan oleh ahli sihir itu? Ini menyingkapkan bahwa Setan memang memiliki kuasa dalam ukuran tertentu. Dia bisa meniru beberapa karunia Allah. Karena itu, kita harus waspada terhadap tipu daya Setan. Namun, sangat jelas apa yang bisa dilakukan Setan sangat terbatas; dia tidak maha kuasa, dan dia hanya bisa sebatas itu saja. Kegagalan Manusia Dan Roh-Roh Jahat Dapatkah manusia yang memiliki pelayanan supranatural yang sedemikian rupa tidak mendengarkan Allah dan melakukan kesalahan? Orang-orang cenderung berpikir bahwa kalau seseorang bergerak dalam manifestasi karunia, dia tidak mungkin salah. Sejumlah orang malahan menganggap mereka ini sudah sempurna. Walaupun kita memang harus menghormati jawatan mereka, tetap saja tidak ada alasan bagi kita untuk menutup mata dan melepaskan kemampuan kita untuk memilah-milah sampai kita tidak bisa mengenali apa yang salah pada waktu hal itu terjadi. Seseorang yang melayani dalam karunia Roh tidak hanya bertanggung jawab kepada Allah, tetapi juga kepada orang yang dia layani. Ada sesuatu yang harus kita pahami tentang orang yang bergerak dalam karunia. Hanya karena orang tersebut memiliki dosa dalam hidupnya, tidak berarti karunia Allah tidak lagi bermanifestasi melalui orang itu. Bahkan kita telah diberitahu bahwa “…Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilanNya.” (Roma 11:29). Hal ini sulit dimengerti oleh manusia. Mereka berpikir bahwa jika manusia itu berdosa, Roh Allah akan langsung berhenti bermanifestasi dalam hidupnya. Walaupun memang tidak langsung terjadi, karunia itu pada akhirnya akan berhenti. Seseorang dengan pelayan yang disertai tanda-tanda bahkan bisa saja jatuh dalam keadaan tidak taat kepada Allah dan masih tetap terus melanjutkan pelayanannya, tetapi hal ini hanya akan sementara saja. Hal ini dengan jelas digambarkan dalam kehidupan Saul, yang tidak hanya raja Israel, tetapi dia juga telah diberikan pelayanan nabi. “Maka Roh Tuhan akan berkuasa atasmu; engkau akan kepenuhan bersamasama dengan mereka dan berubah menjadi manusia lain. Ketika mereka sampai di Gibea dari sana, maka bertemulah ia dengan serombongan nabi; Roh Allah berkuasa atasnya dan Saul turut kepenuhan seperti nabi di tengah-tengah mereka.” 26 (1 Samuel 10:6,10) Sayangnya, Saul memiliki karakter yang tidak stabil. Dengan sifat maunya sendiri, iri hati dan dipenuhi dengan tabiat yang keras, ini hanyalah sebagian dari tabiatnya yang tak menentu. Pada akhirnya, Roh Tuhan meninggalkan dia, dan suatu roh jahat mengambil alih. Hamba-hamba Saul rupanya mengetahui apa yang terjadi kepadanya dan mengambil tindakan untuk kelepasannya. Daud yang atasnya Roh Tuhan telah turun, dibawa ke rumah Saul, dan selama dia melayani dengan kecapinya, roh jahat itu meninggalkan Saul. “Tetapi Roh Tuhan telah mundur dari pada Saul, dan sekarang ia diganggu oleh roh jahat yang dari pada Tuhan . Lalu berkatalah hamba-hamba Saul kepadanya: “Ketahuilah, roh jahat yang dari pada Allah mengganggu engkau; baiklah tuanku menitahkan hamba-hambamu yang di depanmu ini mencari seorang yang pandai main kecapi. Apabila roh jahat yang dari pada Allah itu hinggap padamu, haruslah ia main kecapi, maka engkau merasa nyaman.” Dan setiap kali apabila roh yang dari pada Allah itu hinggap pada Saul, maka Daud mengambil kecapi dan memainkannya; Saul merasa lega dan nyaman, dan roh yang jahat itu undur dari padanya.” (1 Samuel 16: 14-16, 23) Kemudian, setelah Daud memenggal Goliat, suatu roh kecemburuan menguasai hati Saul, dan inilah yang membuka pintu kembalinya roh jahat tersebut. “Keesokan harinya roh jahat yang dari pada Allah itu berkuasa atas Saul, sehingga ia kerasukan di tengah-tengah rumah, sedang Daud main kecapi seperti sehari-hari. Adapun Saul ada tombak di tangannya.”(1 Samuel 18:10) Saul yang di bawah pengaruh roh jahat, akhirnya benar-benar menjadi pembunuh. Sekarang dia mulai mencari cara untuk membunuh Daud (ayat 11-12). Sejak saat itu, kejahatan menjadi pengaruh yang besar dalam hidup Saul (1 Samuel 19:9). Karunia Roh Dan Hidup Dalam Kekudusan Sering kali ada anggapan bahwa orang yang mampu memiliki karunia Roh pastilah hidup dalam kekudusan. Kita semua memiliki tanggung jawab di hadapan Allah untuk hidup kudus dan yang dipisahkan. Sayangnya, ada sejumlah orang yang bergerak dalam manifestasi karunia yang sesungguhnya namun kemudian jatuh dalam dosa. Ketika hal ini terjadi, mereka berpotensi membawa kebingungan dalam rumah Allah. Daud, pemamzmur Indah dari Israel, seseorang yang bergerak dalam manifestasi karunia profetik secara luar biasa dan yang Mazmurnya telah memberi inspirasi bagi banyak orang, ini hanyalah salah satu contoh. Sekalipun Daud begitu diurapi, penulis yang telah memberi inspirasi ini bersalah dalam suatu perbuatan yang sangat menyolok. Dia berbuat zinah dengan Betsyeba, dan dia mengandung. Untuk menutupi tindakan dosa ini, dia merancang kematian suaminya. Allah mengampuni Daud karena dia mengalami pertobatan yang mendalam dari dosanya, akan tetapi konsekuensi yang serius tidak bisa 27 dihindari. Pertama, hal ini membawa cela bagi perkara Allah (2 Samuel 12:14). Kedua, selama sisa hidupnya. Daud membayar hukuman atas tindakannya. Tidak saja anaknya mati, tetapi pengkhianatan dan ketidaksetiaan terjadi dalam rumah tangganya. Daud terus bergerak dalam manifestasi pelayanan kenabian (lihat Mazmur 51), tetapi dia membayar harga yang mengerikan untuk kecerobohannya. Bileam Bileam adalah seorang nabi upahan, tetapi dia bukanlah nabi palsu. Beberapa nubuatannya termasuk nubuatan yang terindah dalam Alkitab. Perhatikan nubuatannya tentang Kristus: “Aku melihat dia, tetapi bukan sekarang; aku memandang dia, tetapi bukan dari dekat; bintang terbit dari Yakub, tongkat kerajaan timbul dari Israel, dan meremukkan pelipis-pelipis Moab, dan menghancurkan semua anak Set.” (Bilangan 24:17) Dosa Bileam adalah cinta akan uang. Allah melarang dia pergi kepada Balak, Raja Moab, yang menginginkan dia untuk mengutuk bangsa Israel (Bilangan 22:12). Namun, karena Balak menjanjikan dia kekayaan dan kehormatan, Bileam meminta persetujuan Tuhan lagi untuk menuruti kemauannya sendiri. Hal ini tidak membawa kekayaan ataupun kehormatan. Nabi itu tetap mempertahankan kedudukannya sebagai pelihat, tetapi pelayanannya menurun sampai kepada tenung dan ramalan. “Juga Bileam bin Beor, juru tenung itu, telah dibunuh oleh orang Israel dengan pedang, beserta orang-orang yang telah mati tertikam oleh mereka.” (Yosua 13:22) Apakah Roh Allah atau roh yang menyesatkan yang bertanggung jawab untuk tenung Bileam? Ramalan, menurut Kisah Rasul 16:16, adalah pekerjaan roh yang menyerupai. Seperti yang terjadi dengan raja Saul, Roh Allah dengan jelas meninggalkan Bileam dan sebagai gantinya roh jahat mengambil alih. Simson Simson adalah salah satu Hakim di Israel. Kelahirannya telah dinubuatkan oleh malaikat. Allah menetapkan dia untuk menjadi seorang Nazir. Pada awal hidupnya Roh Allah mulai bergerak atas Simson di rumahnya di perkemahan Dan (Hakim-hakim 13:25,14:6). Kekuatan supranatural yang luar biasa yang dimiliki Simson membuat dia mampu mempermalukan dan membuat musuh Israel melarikan diri, yaitu orang Filistin. Kepahlawanannya yang beraneka ragam adalah cerita yang dikenal oleh semua pembaca Alkitab. Namun, dia memiliki suatu kelemahan yang fatal yang menyebabkan 28 dia terus-menerus mengabaikan perjanjian Nazir untuk hidup terpisah. Suatu malam, dia mendatangi seorang perempuan sundal di Gaza. Sekalipun dia telah berdosa, karunia Allah tidak langsung meninggalkan dia. Pada waktu tengah malam, dia membawa pintu gerbang kota ke atas puncak bukit yang menghadap Hebron (Hakim-hakim 16:1-3). Bagi pengamat sepintas lalu kelihatannya Allah mengabaikan perilakunya yang tidak bermoral, tetapi Allah tidak selalu menuntut keadilan tepat pada hari yang sama pada waktu kejahatan dilakukan. Simson, secara moral semakin lemah karena pergaulannya dengan perempuan sundal itu, sekarang dia jatuh cinta dengan Delila, pengkhianat itu. Oleh karena rayuannya, Simson akhirnya memberitahukan rahasia kekuatan dirinya kepada perempuan itu, dan ketika dia sedang tidur, perempuan itu mencukur kepalanya. Tibatiba kekuatannya meninggalkan dia. Orang Filistin menawan dia, mencungkil matanya dan membuat dia menggiling dengan rasa malu di penjara mereka seperti lembu. Karena dia dengan sengaja bermain api, akhirnya dia menjadi korban kebodohannya sendiri, dan Tuhan telah meninggalkan dia! Suatu hari orang Filistin memanggil Simson dari penjara untuk memberi pertunjukkan bagi mereka. Ketika dia ditempatkan di antara dua pilar, Simson bertanya kepada anak muda yang membimbing dia dengan tangannya apakah dia boleh menaruh tangannya di pilar yang menopang bangunan kuil itu. Di atas atap kuil tersebut ada sekitar tiga ribu ornag laki-laki dan perempuan yang menonton pertunjukkan Simson. Simson memanggil Tuhan dan meminta Dia untuk mengingat dirinya dan menguatkan dia, hanya untuk kali ini, supaya dia bisa membalas atas orang Filistis yang membuat dia kehilangan matanya. Pada waktu itu, Simson memegang ke dua pilar di tengah-tengah dan memeluk kedua pilar itu, satu di kanan dan satu di kiri. Dia berseru, “Biarlah aku mati dengan orang Filistin!” Setelah itu, dia mendorong dengan segenap kekuatannya. Allah memulihkan kekuatannya, dan kuil itupun runtuh ke atas orang-orang yang ada di dalamnya. Simson, sama seperti Daud, sanggup melihat tangan Allah bergerak dalam hidupnya kembali, tetapi ini merupakan tindakannya yang terakhir. Orang mati yang terbunuh pada saat kematiannya jauh lebih banyak dari jumlah yang sudah dia bunuh pada masa hidupnya. Pada akhirnya, Simson telah menjadi Hakim atas Israel selama dua puluh tahun. Langlah-Langkah Penting Untuk Menerima Keselamatan 1.MENGAKUI: “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” (Roma 3:23).” Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini!”(Lukas 18:13. Di bawah penerangan firman, engkau harus menyatakan bahwa engkau orang berdosa. 2. BERTOBAT : “… Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan 29 binasa atas cara demikian.”(Lukas 13:3). “Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan…”(Kisah Rasul 3:19). Engkau harus melihat buruknya dosa dan kemudian bertobat dari segala perbuatan itu. 3.PENGAKUAN DOSA : “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” (1 Yohanes1:9). “Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.”(Roma 10:10). Akuilah dosamu kepada Allah. 4.MENINGGALKAN: “Baiklah orang fasik meninggalkanjalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada Tuhan, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya.” (Yesaya 55:7). Menyesal karena dosa tidaklah cukup. Kita harus mau mengakhirinya sekali untuk selamanya. 5.PERCAYA : Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”(Yohanes 3:16). “ Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.” (Roma10:9). Percaya dalam pekerjaan Kristus di salib sudah genap. 6.MENERIMA : “Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;” (Yohanes 1:11-12). Kristus harus diterima secara pribadi masuk ke dalam hati dengan iman, kalau engkau rindu memiliki pengalaman Lahir Baru ini. (Full Gospel Businessman International). 30 Jika engkau rindu menerima Yesus Kristus ke dalam jiwa dan kehidupanmu, mari berdoa: Bapa di Surga, Dan Bapa, tunjukkan kepadaku Aku bersyukur Engkau mengasihi aku. selangkah demi selangkah rencana yang Aku minta PuteraMu Yesus Kristus, sudah Engkau buat untuk hidupku. mari masuk dalam hidupku. Aku memberi hidup dan diriku Aku tahu aku telah berdosa dan kepadaMu. melakukan perbuatan yang tidak Aku menyembah dan memujiMu, berkenan di hadapanMu. pencipta dan Tuhanku. Aku minta ampunilah segala dosaAku akan terus bersyukur untuk dosaku dan tahirkanlah hidupku. pengorbanan PuteraMu di kayu salib Tolong aku untuk mengikut Engkau dan sehingga aku bisa beroleh hidup yang ajaranMu. kekal dengan Engkau. Lindungi aku dari Setan dan Iblis. Tolong aku untuk memenangkan orang Ajari aku untuk mengutamakan Engkau lain kepada Kristus. dalam seluruh pikiran dan tindakanku. Aku menantikan kembalinya Kristus Tolong aku mengasihi sesamu seperti untuk membawa aku ke Surga. Engkau telah mengasihi aku. Datanglah segera Tuhan Yesus, Amin. Bagaimana Caranya Menerima Baptisan Roh Kudus 1. Anda harus lahir baru. Ini artinya meminta Yesus mengampuni dosa-dosa anda dan kemudian menerima pengampunan Allah, dengan mengetahui, “ Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,” dan “Sebab, barangsiapa berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.” (Roma 3:23 dan 10:13). 2. Kalau saat ini anda sudah menerima Kristus menjadi Juruselamat, Roh Kudus hidup di dalam anda. Yohanes 14:7; 1 Korintus 3:16; 6:19 3. Roh Kudus adalah seorang Pribadi dan akan berbicara sendiri jika anda mengijinkan Dia melakukannya. 4. Roh Kudus akan memakai bibir, lidah dan suara anda jika anda mengijinkan Dia–sama seperti waktu anda berkata-kata dengan bahasa Indonesia. 5. Ketika anda dipenuhi dengan Roh Kudus, dengan iman anda harus mulai untuk melakukan pengucapan. Kisah Rsul 2:4 berkata,”Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.” 31 6. Menerima Kristus menjadi Juruselamat memerlukan suatu tindakan iman. Kesembuhan adalah hasil dari suatu tindakan iman. Berbahasa roh adalah suatu tindakan iman. 7. Ketika dengan iman anda mulai berbahasa roh, Roh Kudus akan memberi ucapan–kata-kata untuk diucapkan. Di situlah yang supranatural terlibat. 8. Setiap orang percaya diperintahkan untuk “penuh dengan Roh,” Efesus 5:18, bahkan juga ibu Yesus, Maria, dan saudara-saudara kandung Yesus. Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas (Matius 13:55), (Kisah Rasul 1:14) dan murid-muridNya menerima (Kisah Rasul 2:4). Menerima Roh Kudus adalah suatu keharusan. 9. Relaks. “Inilah tempat perhentian…”Yesaya 26:12 10. Roh Kudus adalah sebuah karunia. Kisah Rasul 8:20,2:38,39; 11:17; Lukas 11:13. Anda tidak mengemis atau bekerja demi menerima karunia. Anda tinggal menerimanya saja. 11. Mulailah hari anda setiap hari dengan berdoa dalam Roh untuk membangun diri anda–hal ini sama halnya dengan mengisi batere rohani anda. 1 Korintus 14:4,18 12. Terimalah sekarang, dengan menyembah Yesus dalam hatimu dan memperkatakan dengan iman di dalam bahasa-bahasa yang asing sebagaimana yang diberikan oleh Roh Kudus kepada anda untuk mengatakannya. 32 33 •. ' Please let us know how this book has impacted you. Send your story to: [email protected] Free downloads are available at: www.cfn.org/literature KARUNIA-KARUNIA ROH KUDUS