ISSN 2086-4256 DJM 12(1) 1-88 February 2013 DAMIANUS Journal of Medicine VOLUME 12, NOMOR 1, 2013 PUBLISHED SINCE 2002 February 2013 ARTIKEL PENELITIAN 1-7 KETEBALAN TUNIKA INTIMA-MEDIA ARTERI KAROTIS PADA DEWASA MUDA Poppy Kristina Sasmita, Herlina Uinarni, Tena Djuartina 8-15 UJI MIKROBIOLOGIS ES BATU KONSUMSI DI KANTIN SEKITAR LINGKUNGAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIKA ATMA JAYA Yulia Tanti Narwati, Ignatio Rika, Dicky Adi Putra, Maria Clarissa Wiraputranto 16-24 25-32 GAMBARAN KADAR KOLESTEROL TOTAL SERUM KARYAWAN RUMAH SAKIT ATMA JAYA DENGAN OBESITAS SENTRAL Andika Surya Atmadja, Sheella R Bororing, Nanny Djaja PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU TERHADAP KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI KECAMATAN PENJARINGAN, JAKARTA Meiliyana Wijaya, Elsye Angella Wanda, Nelly Tina Widjaja TINJAUAN PUSTAKA 33-41potensi sel nk untuk imunosurveilans kerentanan, prognosis, dan tingkat keparahan penyakit kronis Daniel Edbert Liang, Yossico Ria Wibowo 42-52 STEM CELL SEBAGAI MODALITAS TERAPI SIROSIS HEPATIS Randy Adiwinata, Ana Lucia Ekowati, Tena Djuartina 53-60 PENGHAMBATAN SPHINGOSINE KINASE 1 PADA PENGOBATAN SEPSIS Sandy Vitria Kurniawan 61-67 PERAN ANGKAK DALAM MENURUNKAN KADAR KOLESTEROL DARAH Riki Tenggara, Alice Angelina, Marissa Gondo Suwito, Andika Surya Atmadja LAPORAN KASUS 68-81 82-88 PENATALAKSANAAN ANESTESI KASUS SINDROM PRUNE-BELLY PADA BAYI PEREMPUAN USIA 6 BULAN DI RUMAH SAKIT CIPTO MANGUNKUSUMO Tommy Nugroho Tanumihardja SARKOMA STROMA ENDOMETRIUM: SEBUAH LAPORAN KASUS DAN RELEVANSI DIAGNOSTIK IMUNOHISPATOLOGIKNYA Dyonesia Ary Harjanti, Cyprianus Murtono, Matius Lesmana Damianus Journal of Medicine; Vol.12 No.1 Februari 2013: hlm. 42-52 ARTIKEL TINJAUAN PUSTAKA STEM CELL SEBAGAI MODALITAS TERAPI SIROSIS HEPATIS STEM CELL AS MODALITY THERAPY FOR LIVER CIRRHOSIS Randy Adiwinata1, Ana Lucia Ekowati2, Tena Djuartina3 Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Atma Jaya, Jalan Pluit Raya No.2, Jakarta Utara, 14440 ABSTRACT Departemen Biologi, Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Atma Jaya, Jalan Pluit Raya No.2, Jakarta Utara, 14440 where the liver has lost its function irreversibly. Although there are many 1 2 Departemen Anatomi, Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Atma Jaya, Jalan Pluit Raya No.2, Jakarta Utara, 14440 3 Korespondensi: Randy Adiwinata. Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya. E-mail: ­[email protected] Introduction: The most severe stage of chronic liver disease is liver cirrhosis, disadvantages, such as limited amount of donors and the possibility of rejection from the recipient, liver transplantation has been the best therapy for liver cirrhosis. These disadvantages encourage experts to search for another possible therapy for liver cirrhosis. Stem cell is a cell that has the ability to differentiate into many kinds of cells and regenerate damaged cells. Stem cell is expected to be the modality therapy for liver cirrhosis replacing liver transplantation for it has the ability to regenerate into new hepatocytes. Researches in the past few years showed that using stem cell on patients with liver cirrhosis was able to repair liver’s function, but consistent result is still not yet found. Therefore, further studies and clinical trials is required to determine the type of stem cell that has the best method and effectiveness in a noninvasive and safe procedure for patients with liver cirrhosis. Key Words: Liver cirrhosis, repair liver’s function, stem cell therapy ABSTRAK Latar Belakang: Kondisi terburuk dari penyakit hepar kronik adalah sirosis hepatis, di mana hepar telah kehilangan fungsinya dan sifatnya irreversible. Transplantasi hepar merupakan terapi terbaik untuk sirosis hepatis, tetapi mempunyai beberapa kekurangan, seperti jumlah donor yang terbatas dan kemungkinan terjadi reaksi penolakan. Hal ini membuat para ahli mencari alternatif lain, yaitu dengan terapi stem cell. Stem cell merupakan sel yang mampu berdiferensiasi menjadi bermacam-macam sel dan melakukan regenerasi pada sel-sel yang rusak. Regenerasi sel hepar yang baru ini diharapkan dapat memperbaiki fungsi hepar. Oleh karena itu, stem cell diharapkan dapat digunakan sebagai terapi alternatif sirosis hepatis menggantikan terapi transplantasi hepar. Hasil penelitian pada beberapa tahun terakhir ini menunjukkan bahwa dengan terapi stem cell pada pasien sirosis hepatis dapat memperbaiki fungsi hepar meskipun belum diperoleh hasil yang konsisten dan maksimal. Oleh karena itu, masih diperlukan penelitan dan uji klinis lebih banyak untuk menentukan jenis stem cell yang paling efektif dan metode yang baik serta tidak invasif untuk mendapatkan sebuah prosedur terapi stem cell yang baku, aman, dan efektif untuk diimplementasikan pada pasien sirosis hepatis. Kata Kunci: Perbaikan fungsi hepar, sirosis hepatis, terapi stem cell 42 Vol. 12, No. 1, Februari 2013 Stem cell sebagai modalitas terapi sirosis hepatis PENDAHULUAN dari resipien akan mengalami reaksi penolakan Sirosis hepatis adalah penyakit radang yang merusak struktur dan fungsi hepar, serta masih menjadi masalah kesehatan di dunia. Kerusakan terjadi karena perubahan sel-sel hepar menjadi kronis berupa kerusakan pada struktur biliaris.7-10 Pengembangan terapi stem cell menjadi tantangan baru bagi dunia kedokteran untuk mencari pengobatan alternatif sirosis hepatis yang efektif. fibrosis dan adanya regenerasi nodular.1 Sirosis Penelitian stem cell yang sekarang ini sedang hepatis ditandai dengan tiga karakteristik utama, berkembang pesat, diharapkan dapat menjadi yaitu: 1) pembentukan fibrosis pada septa yang suatu harapan baru bagi para penderita sirosis biasanya bersifat irreversible; 2) pembentukan hepatis.11 Stem cell adalah sel yang mempunyai nodulus parenkimal; dan 3) kerusakan struktur kemampuan untuk berubah menjadi bermacam- dan fungsi hati. Pembentukan fibrosis yang macam sel tubuh pada lingkungan yang sesuai.12 terus menerus dan tidak diobati secara adekuat Stem cell diharapkan dapat menggantikan akan menyebabkan hepar kehilangan fungsinya, sel-sel fibrotik dan fungsi hepar dapat pulih sehingga dapat menimbulkan shunting dan kembali seperti semula.13 Stem cell sebelum perubahan hemodinamik.3 Sirosis seringkali dapat diimplementasikan sebagai terapi rutin disebabkan oleh penyakit hati yang kronis dan pada sirosis hepatis, harus menjalani beberapa konsumsi alkohol yang berlebihan. tahapan uji klinis. Hasil penelitian pada beberapa 2 4 Sirosis hepatis merupakan penyebab kematian ke-10 pada pria dan ke-12 pada wanita di Amerika Serikat pada tahun 2001 dan membunuh sekitar 27.000 orang per tahun.5 Pada tahun 2007, Centers for Disease Controls and Preventions (CDC) mencatat 29.165 orang meninggal karena penyakit liver kronik dengan crude rate tahun terakhir ini menunjukkan bahwa dengan terapi stem cell pada pasien sirosis hepatis dapat memperbaiki fungsi hepar meskipun belum konsisten dan maksimal. Ulasan literatur ini bertujuan untuk meneliti pustaka hasil uji klinis stem cell sebagai terapi sirosis hepatis pada manusia dari tahun 2005-2012. sebesar 9,7. Di Indonesia, secara keseluruhan data prevalensi sirosis hepatis belum ada.6 Transplantasi hepar menjadi pengobatan yang terbaik untuk sirosis hepatis. Namun, jumlah donor yang terbatas terutama di kawasan Asia dan kemungkinan adanya reaksi penolakan imun karena ketidakcocokan secara genetik Sirosis Hepatis Sirosis hepatis merupakan tahap akhir dari penyakit hati kronik, yang ditandai dengan kerusakan struktur hepar yang normal membentuk septa fibrosum. Hal ini membuat hepar kehilangan kemampuan fungsionalnya.10 menjadi kendala dalam melakukan transplantasi Patogenesis sirosis hepatis merupakan gabung- hepar. Sekitar 64% dari seluruh resipien akan an dari beberapa proses, seperti kematian sel mengalami reaksi penolakan akut setelah men- hepatoseluler, regenerasi, pembentukan pro- jalani operasi transplantasi, serta sekitar 30% gresif fibrosis, dan perubahan pembuluh darah. Vol. 12, No. 1, Februari 2013 43 DAMIANUS Journal of Medicine Hepar akan melakukan pembentukan septa sel yang berasal dari tiga lapisan embrionik (en- fibrosum dan pembentukan nodul pada sel hepar doderm, mesoderm, dan ektoderm) akan tetapi sebagai respons terhadap sel nekrosis. Dalam tidak dapat menjadi sel ekstraembrionik, seperti fibrogenesis, sel stellate, sitokin, proteinase, dan plasenta. 2) Multipotent stem cell: suatu stem cell inhibitornya berperan penting dalam mening- yang mempunyai kemampuan untuk berdiferen- katkan produksi jaringan matriks ekstraseluler siasi menjadi beberapa jenis sel yang berbeda. dan juga menghambat pembuangan jaringan Stem cell ini hanya akan menjadi sel-sel yang ektraseluler yang berlebihan. Penumpukan masih merupakan garis diferensiasinya. Contoh jaringan ektraseluler matriks ini menyebabkan multipotent stem cell ini adalah blood stem cell. pertukaran yang terjadi di celah disse menjadi 3) Unipotent stem cell: stem cell yang hanya menurun. Pada pasien sirosis hepatis, produksi dapat berdiferensiasi menjadi satu sel spesifik jaringan matriks ekstraseluler yang berlebihan dan mampu membuat duplikat dari sel itu sendiri. tidak diimbangi dengan degradasi yang cukup.2,10 Contoh dari unipotent stem cell adalah stem Pengobatan sirosis hepatis dilihat dari sebab dan derajat keparahan dari penyakit. Penggunaan antiviral menjadi penting bagi sirosis yang disebabkan oleh virus hepatitis B dan C. Peng- cell otot. 4) Totipotent stem cell: stem cell yang mempunyai kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi semua jenis sel dalam tubuh. Contoh sel totipotent ini adalah zigot. 13,14 gunaan kortikosteroid diperlukan bagi hepatitis Terdapat dua jenis stem cell bila dilihat dari asal- autoimun. Apabila sirosis sudah merusak hepar nya, yaitu: 1) Stem cell embrionik yang merupakan dan menyebabkan kegagalan hepar, maka stem cell pluripotent, berasal dari bagian dalam transplantasi hepar menjadi satu-satunya pilihan sel embrio tahap awal/blastokista (pada embrio terapi. Akan tetapi, tindakan transplantasi pada usia 5-6 hari). Stem cell embrionik dapat berubah pasien sirosis hepatis membawa risiko tinggi dan menjadi berbagai macam sel dengan memberikan tingkat mortalitas yang tinggi.4,10 keadaan lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan sel tersebut untuk berdiferensiasi menjadi sel yang kita inginkan.13,15 2) Adult Stem Cell: sel yang Stem Cell Stem cell merupakan suatu sel yang belum berdiferensiasi dan mempunyai kemampuan berdiferensiasi menjadi sel lain, serta memperbarui dirinya sendiri.12 belum terdiferensiasi yang dapat ditemukan di antara sel-sel yang sudah berdiferensiasi (di dalam organ atau jaringan), serta mempunyai kemampuan memperbarui diri dan berdiferensiasi. Tugas utama dari adult stem cell ini adalah untuk memperbaiki Stem cell berdasarkan kemampuan berdiferensi- jaringan tempat mereka ditemukan. Sekarang ini asinya dapat dibagi menjadi: 1) Pluripotent stem adult stem cell sering juga disebut sebagai stem cell cell: stem cell yang mempunyai kemampuan somatik. Contoh stem cell somatik adalah stem cell untuk berdiferensiasi menjadi bermacam-macam hematopoietik dan sel sumsum tulang.16 44 Vol. 12, No. 1, Februari 2013 Stem cell sebagai modalitas terapi sirosis hepatis PEMBAHASAN Uji Klinis pada Hewan Perkembangan Terapi Stem Cell pada Sirosis Penelitian pada hewan pertama kali dilakukan Hepatis Penelitian stem cell sebagai terapi sirosis hepatis sekarang ini sudah mengalami banyak kemajuan. Penelitian-penelitian perkembangan stem cell yang dahulu lebih banyak dilakukan dalam skala in vitro sekarang sudah banyak penelitian dengan melakukan uji klinis stem cell pada model hewan dan manusia. Pilihan jenis stem cell untuk terapi sirosis hepatis pun beragam, mulai dari sel embrionik, adult stem cell, sel hematopoietik, dan lain-lain. Memang kemampuan diferensiasi dari sel embrionik tidak perlu diragukan lagi, akan tetapi masalah etika menjadi suatu pertimbangan tersendiri ketika akan melakukan penelitian. Oleh karena itu, sekarang ini penelitian stem cell lebih difokuskan pada adult stem cell.17 pada tahun 1999, saat ditemukannya populasi sel hepatosit yang sedang beregenerasi pada hepar tikus yang mengalami fibrosis; setelah dilakukan transplantasi stem cell sumsum tulang.19 Dalam proses transplantasi tersebut ditemukan bahwa HGF, MMP-9, dan SDF-1(stromal cellderivied factor-1) berperan penting dalam proses signaling untuk penarikan stem cell hematopoietik dan membentuk koloni.20 Pada tahun 2007, transfusi sel sumsum tulang belakang pada tikus dengan sirosis hepatis diperoleh hasil berupa pengurangan fibrosis pada hepar.21 Transplantasi stem cell untuk sirosis hepatis lebih baik dilakukan secara intravena daripada secara intrasplenik.22 Penggunaan induced pluriotent stem cell (iPS) yang berasal dari tubuh individu sendiri memiliki kelebihan karena mempunyai kemampuan diferensiasi dan proliferasi yang Uji Stem cell pada Skala in Vitro baik menjadi sel hepatosit dan tidak memerlukan Uji stem cell secara in vitro telah dilakukan bantuan obat imunosupresan.23 pada tahun 2007. Telah ditemukan metode yang efisien dalam menginduksi stem cell agar berdiferensiasi menjadi sel hepatosit. Metode ini meliputi 3 tahapan, yaitu pertama-tama stem cell embrionik diinduksi dengan activin A selama 3 hari agar terjadi proses diferensiasi menjadi sel endoderm, sel endoderm yang telah terbentuk lalu diinduksi selama 5 hari dengan fibroblast growth factor-4 (FGF-4), dan bone morphogenetic protein-2 (BMP-2) agar berdiferensiasi menjadi sel hepatosit lalu sel hepatosit tersebut Uji Klinis pada Manusia Penggunaan stem cell sebagai terapi sirosis hepatis dilakukan pertama kali pada tahun 2005. Pemberian transfusi CD133+ yang merupakan derivat sumsum tulang belakang dan bersifat autolog pada 3 orang pasien yang mengalami malignansi dan menjalani hepatektomi, menunjukkan hasil laju pertumbuhan yang lebih cepat pada lobus hepar tersebut.24 dikultur untuk menunggu proses maturasi dari Kombinasi injeksi sel CD34+ autolog dan granu- sel tersebut. Dengan tiga tahapan tersebut akan locyte colony-stimulating factor (G-CSF) yang didapatkan sel hepatosit yang fungsional.18 digunakan untuk mobilisasi stem cell menuju Vol. 12, No. 1, Februari 2013 45 DAMIANUS Journal of Medicine hepar yang mengalami kerusakan, menjadi suatu teknik yang ditoleransi dengan baik oleh pasien dan tidak ditemukan adanya komplikasi.25 Salama et al., melakukan penelitian yang melibatkan 140 pasien dengan penyakit hepar stadium akhir. 140 pasien tersebut dibagi menjadi 2 grup. Grup 1, terdiri dari 90 pasien, mendapatkan suntikan G-CSF secara subkutan selama 5 hari terapi.29 Pemberian kombinasi embolisasi vena porta dan transfusi stem cell CD133+ pada pasien sirosis hepatis menunjukkan peningkatan volume hepar dan kecepatan regenerasi hepar yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan yang hanya mendapatkan embolisasi vena porta saja.30 dan kemudian diberikan transfusi CD34+ dan Keamanan penggunaan stem cell, seperti CD133+ melalui vena porta dengan bantuan adanya risiko terbentuknya tumor baru menjadi USG. Grup 2, terdiri dari 50 pasien, mendapat perhatian bagi para peneliti. Akan tetapi, pada suntikan aqua destilata serta pengobatan hepar penelitian Levicar et al., yang telah melakukan konvensional. Grup 2 bersifat sebagai kontrol. transfusi stem cell sumsum tulang belakang Hasil yang diperoleh adalah 54,5% pasien grup pada kelima pasien dengan penyakit hepar 1 mengalami perbaikan nilai transaminase he- kronik, tidak ditemukan adanya komplikasi dan par dan perbaikan dari fungsi sintesis albumin, efek samping maupun adanya perkembangan sedangkan pada grup kontrol tidak terdapat tumor setelah 12-18 bulan pemantauan.31 Pada perbaikan yang bermakna.26 penelitian lain yang melakukan pemantauan Pada pemberian sel mononuklear saja (CD34+, CD45+, c-kit+) tanpa tambahan G-CSF melalui vena perifer juga memberikan hasil perbaikan berupa peningkatan nilai Child-pugh, kadar serum albumin dan protein total.27 hingga 24 bulan pascatransfusi sel sumsum tulang belakang autolog (CD133+) dengan transfusi sel mononuklear pada 6 pasien dengan penyakit sirosis. Setelah transfusi ditemukan adanya demam (37,6-38,3°C) pada semua pasien dalam 24 jam pertama, namun setelah Penelitian lain pada tahun 2007 menunjukan itu tidak ditemukan adanya efek samping, cara yang efektif, yaitu dengan pemberian sel meskipun terdapat 1 pasien meninggal karena mononuklear melalui arteri hepatika meng- perdarahan varises esofagus setelah 14 minggu gunakan teknik embolisasi. Setelah 4 bulan pascatransfusi.32 Menurut sebuah penelitian perlakuan, didapatkan perbaikan kadar bilirubin, mengenai efek jangka panjang (11-26 tahun) INR (international normalized ratio) dan kadar pada 44 pasangan resipien dan donor stem cell albumin serum serta tidak ditemukan adanya allogenik. Hasil penelitian tersebut menemukan komplikasi.28 Namun, peneliti lainnya pada tahun pada resipien memiliki kemungkinan risiko yang sama mengungkapkan bahwa transfusi kardiovaskular yang lebih besar, penurunan stem cell CD34+ melalui arteri hepatika tidak fungsi organ lain, dan terjadinya graft-versus- aman pada pasien sirosis hepatis yang tidak host disease kronik yang ditunjukkan dari terkompensasi, karena banyaknya efek samping peningkatan C-reactive protein. Meskipun yang ditimbulkan pada 4 pasien yang menjalani demikian, signifikansi klinis dari hasil penemuan 46 Vol. 12, No. 1, Februari 2013 Stem cell sebagai modalitas terapi sirosis hepatis ini masih perlu dikaji lebih lanjut.33 yang mendapat stem cell, terdapat perbaikan Transfusi stem cell dapat juga digunakan sebagai terapi adjuvan pada pasien-pasien yang akan menjalani operasi reseksi hepar. Sepuluh pasien mengalami perbaikan fungsi hepar asites, edema ekstremitas bawah, kadar albumin serum, skor MELD, dan skor Child pugh. Tidak ditemukan perbedaan antara pemberian intrahepatik dan intrasplenika.36 yang signifikan dan tidak terdapat komplikasi Penelitian lain melibatkan 527 pasien yang pascaope­rasi setelah mendapatkan transfusi mengalami kegagalan fungsi hepar karena virus stem cell sebelum operasi.34 hepatitis B. Sebanyak 422 pasien diberi trans- Beberapa uji klinis pada pasien sirosis hepatis dengan penyebab yang spesifik seperti infeksi virus telah dilakukan, di antaranya penelitian yang melibatkan 25 pasien yang terinfeksi virus hepatitis C kronik dengan nilai MELD (Model fusi stem cell mesenchymal autolog (grup 1), sedangkan 105 pasien dijadikan kontrol (grup 2). Dalam jangka pendek (1-48 minggu observasi), terdapat perbaikan yang bermakna pada nilai albumin serum, total bilirubin, waktu protrombin, for End Stage Liver Disease) lebih dari 12. dan skor MELD pada grup yang mendapatkan Perlakuannya adalah perbandingan terapi de- transfusi, namun tidak ditemukan perbedaan ngan sel mesenkimal dan konvensional serta nilai SGPT di antara kedua grup tersebut. Pada perbandingan terapi sel mesenkimal yang telah observasi jangka panjang (sampai 192 minggu) berdiferensiasi dan yang belum. Hasil uji klinis juga tidak terdapat perbedaan bermakna pada menunjukkan perbaikan kadar albumin serum, nilai SGPT antara kedua grup, namun ada konsentrasi protrombin, penurunan nilai bilirubin, perbaikan bermakna nilai serum albumin, total serta skor MELD pada terapi sel mesenkimal bilirubin, dan waktu protrombin pada grup 1. dibandingkan dengan terapi konvensional. Na- Grup 1 mempunyai survival rate yang lebih baik mun, tidak didapatkan perbedaan hasil yang ber- dibanding grup 2. Pada grup 1 ada satu pasien makna antara pasien yang mendapat terapi sel yang mengalami hepatoseluler karsinoma, dan mesenkimal yang sudah berdiferensiasi terhadap pada grup 2 ada sembilan pasien.37 Penelitian sel mesenkimal yang belum berdiferensiasi.35 Kharaziha et al., pada 8 pasien sirosis karena Uji klinis lainnya terhadap 40 pasien yang mengalami kegagalan fungsi hepar oleh karena virus hepatitis C telah dilakukan oleh Amer et al., Stem cell diperoleh dengan cara mengaspirasi sekitar 120 ml sel mesenkimal dari krista iliaka, kemudian dikultur dan ditambahkan hepatic growth factor (HGF). Sel tersebut diberikan secara intrahepatik dan intrasplenika masing-masing berbagai sebab (4 hepatitis B, 1 hepatitis C, 1 alkoholik, dan 2 kriptogenik) dengan menyuntikan sekitar 3x107-5x107 stem cell mesenkimal; menunjukkan hasil perbaikan fungsi hepar yang ditandai oleh perbaikan skor MELD, nilai albumin, dan bilirubin. Dengan demikian, terapi stem cell dapat digunakan pada pasien sirosis hepatis karena berbagai faktor penyebab.38 kepada 10 pasien dan 20 pasien lainnya diberi- Berbagai penelitian di atas menunjukkan keber- kan pengobatan secara konvensional. Pada grup hasilan terapi stem cell pada pasien sirosis hepa- Vol. 12, No. 1, Februari 2013 47 DAMIANUS Journal of Medicine tis. Kim et al., melaporkan hal yang berbeda. perti awal setelah 6 bulan (dengan pemeriksaan Transfusi stem cell sumsum tulang pada pasien histopatologis), meskipun terjadi perbaikan kadar dengan sirosis hepatis tidak memperbaiki nilai albumin, kadar kualitas hidup, nilai kolesterol, MELD, kadar bilirubin, stadium sirosis hepatis, dan skor Child Pugh.39 Hal ini menunjukkan dan SGPT serta struktur hepar kembali lagi se- bahwa dengan terapi Stem cell pada pasien Tabel-1 Daftar penelitian uji klinis stem cell sebagai terapi sirosis hepatis pada manusia Tahun Nama peneliti Subjek Hasil penelitian 2005 am Esch et al. 3 pasien Peningkatan 2,5 kali peningkatan laju regenerasi pada segmen kiri hepar 2006 Gordon et al.25 5 pasien Perbaikan nilai serum bilirubin dan albumin dalam 3 pasien 24 2006 Terai et al. 9 pasien Perbaikan nilai Child-Pugh dan albumin 2007 Lyra et al.28 10 pasien Perbaikan nilai Child-Pugh, albumin, dan bilirubin 2007 Mohamadnejad et al.29 4 pasien 2 pasien mengalami perbaikan. 1 pasien terjadi perburukan nilai MELD. 1 pasien mengalami nefropati. Transfusi melalui arteri hepatika tidak aman. Penelitian dihentikan 2007 Mohamadnejad et al.11 4 pasien 2 pasien mengalami perbaikan nilai MELD 2007 Fürst et al.30 13 pasien Peningkatan laju regenerasi hepar. Kombinasi embolisasi vena porta dan transfusi stem cell merupakan prosedur terapi yang efektif 2008 Levicar et al.31 5 pasien Terdapat 4 pasien mengalami perbaikan fungsi hepar. Tidak ditemukan efek samping dengan follow up 12-18 bulan. 2009 Ismail et al.34 20 pasien Transfusi stem cell meningkatkan hasil operasi reseksi hepar dan dapat dipertimbangkan sebagai terapi ajuvan. 2009 Kharaziha et al.38 8 pasien Observasi 24 minggu: perbaikan skor MELD, kreatinin, albumin, bilirubin. Tidak tampak efek samping 2010 Salama et al.26 140 pasien 49 pasien menunjukkan perbaikan enzim hepar dan fungsi sintesis. Stem cell dapat digunakan sebagai terapi suportif untuk penyakit hepar tahap akhir. 2010 Kim et al.39 10 pasien Perbaikan kadar albumin, kualitas hidup, skor Child Pugh. Tidak terdapat perbaikan skor MELD, bilirubin, stadium sirosis. Terjadi peningkatan volume regenerasi hepar. Pembentukan sel progenitor kembali seperti awal setelah 6 bulan. 2010 Rovo et al.33 44 pasang donor dan resipien Pada jangka panjang (11-26 tahun), resipien mempunyai kemungkinan risiko kelainan kardiovaskular dan graft versus host disease. 2011 Peng et al.37 527 pasien Observasi 1-48 minggu: tidak ada perbaikan nilai SGPT. Perbaikan albumin, bilirubin, skor MELD 27 Observasi 192 minggu: tidak ada perbaikan nilai SGPT. Perbaikan albumin, bilirubin, skor MELD Terdapat 1 pasien mengalami karsinoma hepatoseluler 2011 Nikeghbalian et al.32 6 pasien Observasi 24 bulan: tidak ada perbaikan nilai SGPT, SGOT, albumin, INR, skor MELD. Terdapat 1 pasien meninggal karena varises esofagus 2011 Amer et al.36 40 pasien Perbaikan asites, edema ekstremitas bawah, albumin, skor MELD, skor Child Pugh. Tidak ada perbedaan pemberian melalui intrahepatik dan intrasplenika 2012 El-Ansary 25 pasien 15 pasien didapatkan perbaikan fungsi hepar, penurunan nilai bilirubin, serta perbaikan nilai MELD. et al. 35 48 Vol. 12, No. 1, Februari 2013 Stem cell sebagai modalitas terapi sirosis hepatis sirosis hepatis dapat memperbaiki fungsi hepar DAFTAR PUSTAKA meskipun belum diperoleh hasil yang konsisten 1. McCance KL, Huether SE, editors. Patho- dan maksimal. physiology: The biologic basis for disease Penelitian-penelitian mengenai uji klinis stem cell pada manusia secara ringkas dapat dilihat pada tabel 1. in adults and children. 6th ed. USA: Mosby; 2009. 2. Kumar V, Fausto N, Abbas A. Robbins & Cotran pathologic basis of disease. 7th ed. Pennsylvania: Saunders; 2004. 3. Monga SP. Molecular pathology of liver dis- KESIMPULAN eases. USA: Springer; 2011 Penelitian tentang stem cell untuk terapi sirosis hepatis sekarang ini sudah sangat maju dibandingkan dengan 10 tahun yang lalu. Uji klinis stem cell pada manusia memperlihatkan hasil yang baik meskipun sebagian hasil tersebut belum konsisten dan maksimal. Masih terdapat beberapa kendala yang perlu diatasi sebelum stem cell dapat digunakan sebagai terapi alternatif sirosis hepatis, yaitu: 1) belum dapat ditentukan jenis stem cell yang terbaik sebagai bahan transplantasi; 2) belum ditemukan cara yang paling efektif untuk melakukan transplantasi sel hepatosit yang sudah diinduksi pada pasien sirosis hepatis; 3) masih sedikit uji klinis 4. Longo D, Fauci A, Kasper D, Hauser S, Jameson J, Loscalzo J. Harrison’s principles of internal medicine: volumes 1 and 2. 18th ed. New York: McGraw-Hill Professional; 2011. 5. Anderson RN, Smith BL. Deaths: leading causes for 2001. Natl Vital Stat Rep. 2003;52(9):1–85. 6. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editor. Buku ajar ilmu penyakit dalam, Jilid 1. Jakarta: Interna Publishing; 2009. 7. Dalgetty DM, Medine CN, Iredale JP, Hay DC. Progress and future challenges pada manusia yang melakukan follow up jangka in stem cell-derived liver technologies. panjang, sebagian besar uji klinis hanya melihat Am J Physiol Gastrointest Liver Physiol. efek jangka pendek dari hasil terapi dan tidak 2009;297(2):G241–248. dilakukan follow up beberapa tahun setelahnya; 8. Liu CL, Fan ST. Adult-to-adult live-donor liver 4) sebagian besar uji klinis yang telah dilakukan transplantation: the current status. J Hepa- menggunakan jumlah sampel yang sedikit. Masih tobiliary Pancreat Surg. 2006;13(2):110–6. diperlukan lebih banyak penelitian dan uji klinis 9. Chinen J, Buckley RH. Transplantation im- terapi stem cell pada pasien sirosis hepatis untuk munology: solid organ and bone marrow. memperoleh kepastian keamanan dan tingkat J Allergy Clin Immunol. 2010;125(2 Suppl keberhasilan yang signifikan. Dengan demikian, 2):S324–335. diharapkan dapat ditetapkan sebuah prosedur 10. Sherlock S, Dooley J. Diseases of the liver baku untuk terapi stem cell pada pasien sirosis & biliary system. 11th ed. USA: Wiley-Black- hepatis. well; 2002. Vol. 12, No. 1, Februari 2013 49 DAMIANUS Journal of Medicine 11. Mohamadnejad M, Alimoghaddam K, WM, Sullivan AK, Murase N, et al. Bone Mohyeddin-Bonab M, Bagheri M, Bashtar marrow as a potential source of hepatic oval M, Ghanaati H, et al. Phase 1 trial of autolo- cells. Science. 1999;284(5417):1168–70. gous bone marrow mesenchymal stem cell transplantation in patients with decompensated liver cirrhosis. Arch Iran Med. 2007 ;10(4):459–66. 20. Kollet O, Shivtiel S, Chen Y-Q, Suriawinata J, Thung SN, Dabeva MD, et al. HGF, SDF-1, and MMP-9 are involved in stress-induced human CD34+ stem cell recruitment to the 12. Bethesda. Stem Cell Basics: Introduction. liver. J Clin Invest. 2003;112(2):160–9. What are stem cells, and why are they im- 21. Sakaida I. Liver regeneration with the resolu- portant? National Institutes of Health [serial tion of fibrosis by bone marrow cell infusion online]. 2002 [cited 30 juni 2011]. Available therapy. New Frontiers in Regenerative from: http://stemcells.nih.gov/info/basics/ Medicine. 2007. pages/basics1.aspx. 22. Kuo TK, Hung S-P, Chuang C-H, Chen 13. Alberts B, Johnson A, Lewis J, Raff M, Rob- C-T, Shih Y-RV, Fang S-CY, et al. Stem cell erts K, Walter P. Molecular biology of the cell. therapy for liver disease: parameters gov- 5th ed. New York Garland Science; 2007. erning the success of using bone marrow 14. Leeb C, Jurga M, McGuckin C, Moriggl R, Kenner L. Promising new sources for pluripotent stem cells. Stem Cell Rev. 2010;6(1):15–26. mesenchymal stem cells. Gastroenterology. 2008;134(7):2111–2121, 2121.e1–3. 23. Espejel S, Roll GR, McLaughlin KJ, Lee AY, Zhang JY, Laird DJ, et al. Induced plu- 15. Darnell JE, Lodish H, Berk A, Zipursky L, ripotent stem cell–derived hepatocytes have Matsudaira P, Baltimore D. Molecular cell the functional and proliferative capabilities biology. 5th ed. W.H.Freeman & Co Ltd; 2004. 16. Rodgerson D, Harris A. A Comparison of stem cells for therapeutic use. Stem Cell Rev. 2011;7(4):782–96. 17. Levicar N, Dimarakis I, Flores C, Tracey J, Gordon MY, Habib NA. Stem cells as a treatment for chronic liver disease and diabetes. Handb Exp Pharmacol. 2007;(180):243–62. 18. Cai J, Zhao Y, Liu Y, Ye F, Song Z, Qin H, et al. Directed differentiation of human embryonic stem cells into functional hepatic cells. Hepatology. 2007;45(5):1229–39. Invest. 2010;120(9):3120–6. 24. am Esch JS 2nd, Knoefel WT, Klein M, Ghodsizad A, Fuerst G, Poll LW et al. Portal application of autologous CD133+ bone marrow cells to the liver: a novel concept to support hepatic regeneration. Stem Cells. 2005;23(4):463–70. 25. Gordon MY, Levicar N, Pai M, Bachellier P, Dimarakis I, Al-Allaf F, et al. Characterization and clinical application of human CD34+ stem/progenitor cell populations mobilized into the blood by granulocyte colony-stimulating factor. Stem Cells. 2006;24(7):1822– 19. Petersen BE, Bowen WC, Patrene KD, Mars 50 needed for liver regeneration in mice. J Clin 30. Vol. 12, No. 1, Februari 2013 Stem cell sebagai modalitas terapi sirosis hepatis 26. Salama H, Zekri A-RN, Bahnassy AA, SMK, et al. Autologous transplantation of Medhat E, Halim HA, Ahmed OS, et al. bone marrow-derived mononuclear and Autologous CD34+ and CD133+ stem CD133+ cells in patients with decompensat- cells transplantation in patients with end ed cirrhosis. Iranian Medicine. 2011;14(1): stage liver disease. World J Gastroenterol. 12-7. 2010;16(42):5297–305. 33. Rovó A, Daikeler T, Halter J, Heim D, Tsa- 27. Terai S, Ishikawa T, Omori K, Aoyama K, kiris DA, Stern M, et al. Late altered organ Marumoto Y, Urata Y, et al. Improved liver function in very long-term survivors after function in patients with liver cirrhosis af- allogeneic hematopoietic stem cell trans- ter autologous bone marrow cell infusion plantation: a paired comparison with their therapy. Stem Cells. 2006;24(10):2292–8. HLA-identical sibling donor. Haematologica. 28. Lyra AC, Soares MBP, da Silva LFM, Fortes 2011;96(1):150–5. MF, Silva AGP, Mota AC de A, et al. Feasi- 34. Ismail A, Fouad O, Abdelnasser A, Chowd- bility and safety of autologous bone marrow hury A, Selim A. Stem cell therapy improves mononuclear cell transplantation in patients the outcome of liver resection in cirrhotics. J with advanced chronic liver disease. World Gastrointest Cancer. 2010;41(1):17–23. J Gastroenterol. 2007;13(7):1067–73. 35. El-Ansary M, Abdel-Aziz I, Mogawer S, 29. Mohamadnejad M, Namiri M, Bagheri M, Abdel-Hamid S, Hammam O, Teaema S, Hashemi SM, Ghanaati H, Zare Mehrjardi et al. Phase II trial: Undifferentiated versus N, et al. Phase 1 human trial of autologous differentiated autologous mesenchymal stem bone marrow-hematopoietic stem cell cells transplantation in Egyptian patients with transplantation in patients with decom- HCV induced liver cirrhosis. Stem Cell Rev. pensated cirrhosis. World J Gastroenterol. 2012;8(3):972–81. 2007;13(24):3359–63. 36. Amer M-EM, El-Sayed SZ, El-Kheir WA, Gabr 30. Fürst G, Schulte am Esch J, Poll LW, Hosch H, Gomaa AA, El-Noomani N, et al. Clinical SB, Fritz LB, Klein M, et al. Portal vein embo- and laboratory evaluation of patients with lization and autologous CD133+ bone mar- end-stage liver celzl failure injected with bone row stem cells for liver regeneration: initial marrow-derived hepatocyte-like cells. Eur J experience. Radiology. 2007;243(1):171–9. Gastroenterol Hepatol. 2011;23(10):936–41. 31. Levicar N, Pai M, Habib NA, Tait P, Jiao LR, 37. Peng L, Xie D, Lin B-L, Liu J, Zhu H, Xie C, Marley SB, et al. Long-term clinical results of et al. Autologous bone marrow mesenchy- autologous infusion of mobilized adult bone mal stem cell transplantation in liver failure marrow derived CD34+ cells in patients with patients caused by hepatitis B: short-term chronic liver disease. Cell Prolif. 2008;41 and long-term outcomes. Hepatology. Suppl 1:115–25. 2011;54(3):820–8. 32. Nikeghbalian S, Pournasr B, Aghdami N, 38. Kharaziha P, Hellström PM, Noorinayer B, Rasekhi A, Geramizadeh B, Hosseini-Asl Farzaneh F, Aghajani K, Jafari F, et al. Im- Vol. 12, No. 1, Februari 2013 51 DAMIANUS Journal of Medicine 52 provement of liver function in liver cirrhosis 39. Kim JK, Park YN, Kim JS, Park M-S, Paik YH, patients after autologous mesenchymal stem Seok J-Y, et al. Autologous bone marrow in- cell injection: a phase I-II clinical trial. Eur J fusion activates the progenitor cell compart- Gastroenterol Hepatol. 2009;21(10):1199– ment in patients with advanced liver cirrho- 205. sis. Cell Transplant. 2010;19(10):1237–46. Vol. 12, No. 1, Februari 2013