analisis hambatan komunikasi organisasi vertikal pt pos indonesia

advertisement
Analisis Hambatan Komunikasi Organisasi... (Paraden Lucas Sidauruk)
ANALISIS HAMBATAN KOMUNIKASI ORGANISASI VERTIKAL
PT POS INDONESIA (PERSERO)
(KASUS PADA KANTOR POS MEDAN)
ANALYSIS OF VERTICAL COMMUNICATION ORGANIZATION BARRIERS IN
PT POS INDONESIA (PERSERO)
(CASE ON MEDAN POST OFFICE)
Paraden Lucas Sidauruk
Puslitbang Penyelenggaraan Pos dan Informatika – Kementerian Kominfo
Jalan Medan Merdeka Barat No.9
[email protected]
Naskah diterima : 16 Oktober 2013; Direvisi : 6 Desember 2013 ; Disetujui : 13 Desember 2013
ABSTRAK
Masalah utama penelitian ini adalah bagaimana hambatan pelaksanaan komunikasi
organisasi vertikal ke atas pada Kantor Pos Medan. Untuk menjawabnya dilakukan
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui
wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumen serta pengisian Daftar Isian Pos.
Analisis data menggunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk
komunikasi organisasi vertikal ke bawah didominasi komunikasi lisan tatap muka, sedangkan
bentuk komunikasi organisasi vertikal ke atas umumnya menggunakan komunikasi tulisan
sepanjang mengenai laporan keuangan dan informasi pekerjaan kantor. Jenis informasi yang
disampaikan pimpinan kurang sesuai dengan informasi yang dibutuhkan karyawan sehingga
timbul kesenjangan informasi. Pelaksanaan komunikasi vertikal ke atas menyangkut
keluhan karyawan masih minim karena adanya hambatan pribadi (personal barriers), dan
hambatan organisasi (organization barriers).
Kata Kunci : Hambatan, Komunikasi Organisasi Vertikal, PT Pos Indonesia (Persero)
ABSTRACT
The main problem of this research is how the implementation of organizational
communication barriers vertically upwards on the Medan Post Office. To answer it,
conducted a research with descriptive qualitative approach. Data collected through in-depth
interviews, observation, and study of documents and filling the Post Checklist. Data analysis
using descriptive qualitative. The results showed that the form of organizational downward
vertical communication generally dominated by face-to-face verbal communication, while the
organizational form of upwards vertical communication generally using written
communications throughout the financial statements and information about office work. In
accordance to the type of information that is presented by the leaders is lack of the needs of
employee so that there are information gaps. Implementation of upward vertical
communication regarding employee complaints still minimal due to personal barriers, and
organizational barriers.
Keywords: Barriers, Vertical Organizational Communication, PT Pos Indonesia (Persero)
133
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika Vol. 3 No. 2 Desember 2013 : 133 - 164
PENDAHULUAN
kantor
Kementerian
Komunikasi
dan
Latar Belakang
Informatika sekitar 800 orang pegawai dan
pensiunan, 28 Juni 2012 berunjuk rasa
Salah satu faktor penting dalam
mewujudkan iklim kerja yang kondusif
dalam organisasi adalah adanya komunikasi
yang efektif. Setidaknya, komunikasi antara
pimpinan
dan
karyawan
berlangsung
dengan baik sehingga tercipta hubungan
kerja yang harmonis. Munculnya unjuk rasa
karyawan akhir-akhir ini mengindikasikan
pelaksanaan komunikasi tidak berjalan
sebagaimana mestinya. Unjuk rasa tidak
perlu
terjadi
andaikata
karyawan
memperoleh informasi yang dibutuhkannya
dan dapat pula menyampaikan aspirasinya
melalui sarana komunikasi yang tersedia
dalam organisasi.
menuntut
substantif menuntut kenaikan gaji dan
penghapusan tenaga alih daya, tetapi secara
menghendaki
adanya
komunikasi dengan pimpinannya. “Sekitar
150 orang pensiunan pegawai kantor pos
berdemonstrasi di depan Kantor Pos Besar
Medan, Rabu, 1 Juni 2011, meminta
penambahan jumlah dana pensiun untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hingga
demonstrasi berakhir, tidak ada perwakilan
dari Kantor Pos
dan
(Kusuma, 2012). Unjuk rasa terbesar diikuti
sekitar 5000 orang dari perwakilan SPPI
terjadi 28-30/6-2012 menuntut, antara lain
(1)
membayar
uang
pensiunan
Pos
Indonesia minimal sama dengan pensiunan
PNS, (2) menerapkan komposisi upah
pokok 75 persen dari gaji sebulan, (3)
menghapuskan
sistem
“outsourcing,
(Nababan, 2012) Jadi, unjuk rasa yang
terjadi
di
Medan dan Jakarta
mengajukan
dasarnya
sejumlah
juga
selain
tuntutan,
pada
mengharapkan
adanya
komunikasi yang intens dengan pimpinan.
PT Pos Indonesia di beberapa kota secara
juga
kesejahteraan
peningkatan keselamatan dalam bekerja.
Unjuk rasa karyawan dan pensiunan
implisit
perbaikan
Besar Medan yang
menerima dan berdialog dengan seratusan
pensiunan tersebut"1) Sementara, di depan
Menurut Sumartias dalam Sumantri
(t.t) “fenomena unjuk rasa yang dilakukan
buruh
dilihat
komunikasi.Persoalan
dari
rasa
juga
mengindikasikan hubungan kerja
yang
mengalami
gangguan.
unjuk
konteks
Hubungan
ini
merujuk pada bentuk komunikasi dan
interaksi yang terjadi di antara manusia
yang terikat pada proses perilaku menuju
suatu kepuasaan kerja secara bersama”
Sepanjang
masalahnya
mengenai
komunikasi, unjuk rasa dapat dihindari
manakala cukup kesempatan bagi karyawan
untuk menyampaikan aspirasinya kepada
pimpinan baik secara formal maupun
134
Analisis Hambatan Komunikasi Organisasi... (Paraden Lucas Sidauruk)
informal.
Sebab para
menginginkan
agar
pengunjuk rasa
tuntutannya
masih kurang, belum dapat memenuhi
dapat
harapan masyarakat pengguna jasa layanan
didengar dan direspons pimpinan secara
PT Pos Indonesia yang ditandai dengan
langsung. Jalur unjuk rasa sebenarnya dapat
rendahnya masyarakat dalam menggunakan
digantikan dengan efisiensi komunikasi
produk-produk PT Pos Indonesia” (Kaban,
organisasi.
2011 : 70)
Kegagalan komunikasi tidak saja
Fenomena unjuk rasa dan iklim
memicu munculnya unjuk rasa, tetapi juga
kerja yang tidak kondusif menunjukkan
menganggu
kurang
hubungan
kerja
antara
berfungsinya
komunikasi
pimpinan dan karyawan. Hubungan kerja
organisasi, terutama komunikasi organisasi
sama yang terganggu juga menciptakan
vertikal ke atas. Hal itu dapat dilihat dari
iklim kerja yang tidak kondusif. Menurut
rendahnya
Pitaloka (2012) “hubungan industrial antara
karyawan kepada pimpinan. Minimnya
SPPI dengan Manajemen PT Pos Indonesia
pelaksanaan komunikasi itu dipengaruhi
telah mengalami hubungan yang sangat
oleh hambatan yang bisa berasal dari
tidak harmonis” Bahkan, hubungan seperti
organisasi,
itu bisa mendorong terciptanya suasana
pribadi, ketersediaan sarana komunikasi
permusuhan dalam perusahaan. “Bukan
dan
rahasia umum lagi perseteruan antara SPPI
mendukung. Di kantor pos cabang tidak
(Serikat Pekerja Pos Indonesia) dengan
adanya ruangan rapat cukup mengganggu
direksi sejak 28 Juni tahun lalu semakin
karyawan
memanas. Kondisinya ibarat api dalam
pendapatnya secara formal. Sementara di
sekam. Sebenarnya apa-apa yang dituntut
kantor pos induk, faktor sistem (jam) kerja
SPPI, jika ditanggapi dengan baik dan
yang ketat tidak memberi peluang bagi
diadakan dialog dari hati ke hati, mungkin
karyawan untuk mengikuti pertemuan tatap
sudah bisa diselesaikan dengan baik”
muka dengan pimpinan.
intensitas
bentuk
budaya
komunikasi
komunikasi,
masyarakat
untuk
dapat
yang
dari
sikap
kurang
mengutarakan
(Djamin, 2013). Apabila suasana kerja
Komunikasi organisasi vertikal ke
seperti ini dibiarkan terus berlarut-larut,
bawah pelaksanaannya juga tidak mudah
maka
karena
dampaknya
dapat
menurunkan
kualitas pelayanan pos. Terlebih lagi, dalam
“Kondisi kualitas layanan pada PT Pos
Indonesia dalam perspektif masyarakat
banyaknya
jumlah kantor pos
cabang yang lokasinya tersebar sehingga
secara geografis terhambat. Kantor Pos
Medan
Divisi
Regional
I
misalnya,
pengguna secara umum dapat dikatakan
135
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika Vol. 3 No. 2 Desember 2013 : 133 - 164
mempunyai 32 kantor pos cabang terdiri
ke atas pada Kantor Pos Medan ? Selain
atas 22 kantor pos cabang dalam (Kpcdk) di
untuk menjawab ketiga masalah tersebut,
Kota Medan dan 10 kantor pos cabang luar
tulisan
kota (Kpclk) di kabupaten Deli Serdang.2)
melengkapi hasil penelitian terdahulu di
Lokasi kantor pos yang tersebar dan
bidang
berjauhan antara yang satu dan yang lain
perposan.
secara
geografis
merupakan
ini
juga
diharapkan
komunikasi
dapat
organisasi
dan
faktor
Komunikasi dari bawah ke atas
penghambat bagi pelaksanaan kegiatan
tidak kalah pentingnya dengan komunikasi
komunikasi
bertatap
organisasi vertikal dari atas ke bawah. Oleh
muka. Para pengantar surat dan paket
karena itu, diperlukan upaya peningkatan
umumnya mempunyai jadwal kerja (shift)
kegiatan komunikasi organisasi terutama
sendiri sehingga pada hari kerja sukar untuk
dari bawah ke atas. Sehubungan dengan itu,
mengumpulkannya
tulisan ini diharapkan dapat dimanfaatkan
khususnya
secara
di
suatu
tempat
pertemuan.
sebagai bahan masukan untuk kebijakan
Bentuk komunikasi pimpinan juga
perposan Direktorat Pos pada Direktorat
dapat menimbulkan kejenuhan di kalangan
Jenderal
karyawan. Terlebih lagi, jika pimpinan
Informatika, Kementerian Komunikasi dan
mendominasi komunikasi sehingga kurang
Informatika.
memberi kesempatan bagi karyawan untuk
digunakan sebagai bahan evaluasi bagi PT
menyampaikan pendapatnya. Selain itu,
Pos Indonesia (Persero) dan Kantor Pos
kebosanan
Medan.
dapat
terjadi
di
kalangan
karyawan karena ketidaksesuaian jenis
Penyelenggaraan
Di
samping
Pos
itu,
dan
dapat
TINJAUAN PUSTAKA
informasi yang dibutuhkannya dengan apa
Kerangka Konsep
yang disampaikan pimpinan.
Berdasarkan
latar
Beberapa
belakang
tahun
belakangan
ini
tersebut, masalah yang djawab dalam
muncul unjuk rasa karyawan sebagai
tulisan ini adalah (1) Bagaimana bentuk
upayanya merespons kebijakan perusahaan.
komunikasi organisasi vertikal pada Kantor
Unjuk rasa atau demonstrasi dapat diartikan
Pos Medan ? ; (2) Apakah jenis informasi
sebagai
yang disampaikan pimpinan telah sesuai
ketidakpuasan atau “pernyataan protes yang
dengan
dibutuhkan
dilakukan secara massal” (Departemen
karyawan ? ; (3) Bagaimana hambatan
Pendidikan Nasional, 2008 : 1531). Aksi
pelaksanaan komunikasi organisasi vertikal
unjuk rasa juga mencerminkan tidak adanya
informasi
yang
suatu
pengungkapan
pesan
136
Analisis Hambatan Komunikasi Organisasi... (Paraden Lucas Sidauruk)
iklim
komunikasi
dalam
organisasi.
Komunikasi organisasi yang tidak efektif
tentu
berpengaruh
terhadap
:387)
kinerja
perusahaan. “Iklim komunikasi yang penuh
persaudaraan mendorong para
adalah proses dua arah” (DeVito, 2011
anggota
Sejalan dengan
itu,
pendekatan
hubungan antarmanusia sangat menghargai
pemimpin demokratis yang mendorong
organisasi berkomunikasi secara terbuka,
karyawannya untuk berpartisipasi dengan
rileks, ramah tamah dengan anggota yang
cara memberi saran, memberikan umpan
lain” (Muhammad, 2001 : 85). Dalam
balik dan menyelesaikan masalah dan
suasana yang demikian, tentu karyawan
keluhannya sendiri. Apa yang sebenarnya
tidak
melaksanakan
diinginkan menurut Rensis Likert (1961)
komunikasi dalam organisasi, khususnya
adalah manajemen partisipatif. (DeVito,
komunikasi vertikal ke atas.
2011 : 379). Pendekatan human relations
Komunikasi Organisasi
menurut
mudah
Perspektif
organisasi
dapat
untuk
demokrasi
dilihat
terhadap
dari
proses
pengambilan keputusan dan pendekatan
Chris
Agrys
seperti
dikutip
Senjaya (2008 : 4.31) adalah “komunikasi
sebagai fasilitator penting dalam proses
pembuatan keputusan”. Dalam konteks ini,
komunikasi organisasinya. Organisasi yang
komunikasi berfungsi untuk memfasilitasi
demokratis tidak melakukan pengambilan
proses pengambilan keputusan bersama
keputusan secara tertutup, tetapi melalui
antara pimpinan dan karyawan dalam
diskusi terbuka di mana semua pihak
organisasi.
memiliki
peluang
untuk
Oleh
menyatakan
karena
itu,
“Komunikasi
pandangannya (Deetz 2009 : 90) Partisipasi
organisasi sangat penting dan layak untuk
karyawan
dipelajari, karena sekarang ini banyak orang
melalui
komunikasi
terbuka
menjadi unsur penting dalam pembuatan
yang
keputusan organisasi
yang demokratis.
kepadanya.
Komunikasi organisasi yang efektif dapat
organisasi”
meningkatkan partisipasi anggotanya dalam
Komunikasi
mewujudkan tujuan dan strategi organisasi.
menjalankan
Komunikasinya berlangsung dua arah (two
manajemen.
way
dari
managerial planning to be performance
dan
effectively, managerial organizing to be
communication),
komunikator
sebaliknya.
kepada
yaitu
komunikan,
“Komunikasi
yang
efektif
carried
tertarik
dan
untuk
out
memberi
mewujudkan
(Sendjaja,
juga
roda
perhatian
2008:4.3)
diperlukan
organisasi
“Communicatation
effecitvely,
tujuan
untuk
dan
helps
managerial
137
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika Vol. 3 No. 2 Desember 2013 : 133 - 164
actuating to be followed effectively, and
dan sifatnya berorientasi pada organisasi.
managerial controlling to be applied
Isinya berupa cara-cara kerja di dalam
effectively.” (Terry, 1997 :431).
organisasi, produktivitas, dan berbagai
“Dalam suatu organisasi baik yang
berorientasi
komersial
maupun
sosial,
pekerjaan yang harus dilakukan dalam
organisasi : memo, kebijakan, pernyataan,
tindak komunikasi dalam organisasi akan
jumpa
melibatkan empat fungsi, yaitu fungsi
Komunikasi informal adalah komunikasi
informatif,
dan
yang disetujui secara sosial. Orientasinya
integratif”. (Senjaya, 2008 : 4.8) Fungsi
tidak pada organisasinya sendiri, tetapi
integratif
regulatif,
dapat
persuasif,
memadukan
atau
mengintegrasikan berbagai kepentingan dan
“Tujuan
tujuan anggotanya.
secara
keseluruhan
dan
organisasi
tujuan
para
karyawannya dapat diselaraskan melalui
pers,
organisasi formal, sedangkan komunikasi
informal
mudah
Perbedaan pandangan anggota organisasi
informal.
sehingga
menghasilkan
bersama.
McQuail
dilakukan
organisasinya
diketahui
komunikasi
Menurut
kesepakatan
“organizational
(2013
:216)
dalam
organisasi
informal. Komunikasi formal mengikuti
dalam organisasi” (DeVito, 2011 : 377)
melalui
resmi.
Komunikasi formal berlangsung dalam
struktur
dijembatani
surat-surat
lebih pada anggotanya secara individual”
komunikasi formal maupun informal di
dapat
dan
process
of
sehingga
lebih
daripada
komunikasi
Goldhaber
(1990:16)
communication
creating
and
is
the
exchanging
mengemukakan “the predominant applied
message within a network of interdependent
purpose
relationships to cope with environmental
of
communication (informing,
persuading, selling, entertaining etc)”
Konsep komunikasi organisasi tidak
hanya mencakup komunikasi formal, tetapi
juga komunikasi informal. DeVito (2011
uncertainty”
komunikasi
Ia
tidak
formal
merupakan “pengiriman dan penerimaan
lingkungan
berbagai pesan di dalam organisasi—di
(Muhammad, 2001 :67)
dalam kelompok formal maupun informal”
DeVito
mengartikan
komunikasi
tujuh konsep kunci yaitu proses, pesan,
jaringan,
lanjut,
dan
informal, tetapi definisnya “mengandung
:377) menyatakan “komunikasi organisasi
Lebih
membedakan
saling
tergantung,
dan
hubungan,
ketidakpastian
Salah satu konsep penting dalam
komunikasi organisasi adalah aliran pesan
“komunikasi formal adalah komunikasi
dalam
yang disetujui oleh organisasi itu sendiri
Goldhaber (1990 : 22) berikut ini :
jaringan
seperti
dikemukakan
138
Analisis Hambatan Komunikasi Organisasi... (Paraden Lucas Sidauruk)
“direction of the network has been
Pace dan Faules (2000 : 183-184)
traditionally trichotomized into downward,
menunjukkan “empat macam arus atau
upward, and horizontal communication –
aliran informasi dalam organisasi, yaitu
depending upon who initiate the message
komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas,
and who receives it or is supposed to
komunikasi horisontal, komunikasi lintas-
receive it. Downward communication refers
saluran. Dalam komunikasi lintas-saluran
to message that flow from superiors to
informasi bergerak di antara orang-orang
subordinates, as ini the military example
dan jabatan-jabatan yang tidak menjadi
given
downward
atasan ataupun bawahan satu dengan yang
task
lainnya dan mereka menempati bagian
earlier.
communication
Most
concerns
or
maintenance message related to directions,
fungsional yang berbeda”.
goals, discipline, orders, or questions.
Sendjaja, (2008 :4.3) mengatakan
Upward communication refers to messages
bahwa “arus komunikasi yang berlangsung
that flow from subordinates to superiors,
dalam
usually for such purposes as asking
komunikasi vertikal yang terdiri dari arus
questions, providing feedback, and making
komunikasi dari atas ke bawah (downward
suggestions. Horizontal communication is
communication) dan arus komunikasi dari
the lateral exchange of messages among
bawah ke atas (upward communication)
people on the same organization level of
serta arus komunikasi yang berlangsung
authoriy”.
antara dan di antara bagian ataupun
suatu
organisasi,
yaitu
arus
DeVito (2011 : 385-386) “aliran
karyawan dalam jenjang atau tingkatan
informasi atau pesan berjalan sesuai dengan
yang sama. Arus komunikasi ini dikenal
komunikasi ke atas dan ke bawah (vertikal)
dengan
dan komunikasi lateral. Komunikasi ke atas
Muhammad, (2001 : 107-108) menyatakan
merupakan pesan yang dikirim dari tingkat
“Ada tiga bentuk utama dari arus pesan
hierarki yang lebih rendah ke tingkat yang
dalam jaringan komunikasi formal yang
lebih
bawah
mengikuti garis komunikasi seperti yang
merupakan pesan yang dikirim dari tingkat
digambarkan dalam struktur organisasi
hierarki yang lebih tinggi ke tingkat yang
yaitu : “downward communication atau
lebih rendah. Komunikasi lateral adalah
komunikasi
pesan antara sesama—manajer ke manajer,
communication atau komunikasi kepada
karyawan ke karyawan”.
atasan,
tinggi.
Komunikasi
ke
nama
komunikasi
kepada
horizontal
horizontal”
bawahan,
upward
communication
atau
komunikasi horizontal”
139
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika Vol. 3 No. 2 Desember 2013 : 133 - 164
Dalam
organisasi
sendiri-sendiri dan sekaligus diharapkan
vertikal baik komunikasi vertikal ke atas
dapat mencegah munculnya unjuk rasa. Hal
maupun komunikasi vertikal ke bawah,
itu
bentuk komunikasi yang dipilih bergantung
informasi yang cukup, benar, dan relevan
pada tujuannya sehingga komunikasi bisa
dengan kebutuhan karyawan.
berjalan
komunikasi
efektif.
Menurut
Muhammad,
dilakukan
Oleh
melalui
karena
penyampaian
itu,
diperlukan
(2001 :116), bentuk komunikasi yang biasa
komunikasi yang menarik baik dari segi
digunakan adalah (1) Metode Lisan : a)
bentuk atau caranya maupun frekuensinya.
rapat, diskusi, seminar, konferensi, b).
Kaplan (2013) mengatakan “saya kira
interviu, c). telepon, d) sistem intercom, e)
banyak
kontak interpersonal, f) laporan lisan, g)
pentingnya
komunikasi.
ceramah; (2) Metode Tulisan : a) surat, b)
pengalaman
kami,
memo, c) telegram, d) majalah, e) surat
mengerjakan ini dengan baik memiliki
kabar, f) deskripsi pekerjaan, g) panduan
eksekutif
tidak
sadar
betapa
Berdasarkan
perusahaan
yang
beberapa skema komunikasi. Anda harus
pelaksanaan pekerjaan, h) laporan tertulis,
berkomunikasi
j) pedoman kebijaksanaan; (3) Metode
berlainan, tidak boleh hanya satu” Adler
Gambar : a) grafik, (b) poster, (c) peta, (d)
dan Rodman dalam Sendjaja, dkk, (2008 :
film, (e) slide, (f) display, (g) foto. Sesuai
4.5)
dengan sifat pekerjaan perkantoran, bentuk
komunikasi dari atas ke bawah adalah :
komunikasi
yang
dimaksud
1.
mengemukakan
dalam
7
fungsi
cara
arus
komunikasi tulisan, artinya menggunakan
2.
atau
penyampaian
Penjelasan dari pimpinan tentang
mengapa suatu tugas perlu untuk
metode tulisan; (3) komunikasi gambar,
dilaksanakan (job rationale);
yang menggunakan metode gambar.
3.
Vertikal
Pemberian
instruksi kerja (job instruction);
artinya menggunakan metode lisan; (2)
Organisasi
kali
dalam
penelitian ini adalah (1) komunikasi lisan,
Komunikasi
7
Ke
Penyampaian
informasi
peraturan-peraturan
Bawah
yang
mengenai
berlaku
(procedures and practices);
Komunikasi vertikal dari atas ke
4.
Pemberian motivasi kepada karyawan
bawah salah satunya untuk menyamakan
untuk bekerja lebih baik.
cara
Di samping itu, komunikasi vertikal
pandang
kesepahaman
dan
antara
membangun
karyawan
dan
ke bawah yang berlangsung dua arah (two
pimpinan. Upaya menyamakan persepsi ini
way communication) juga memungkinkan
penting agar karyawan tidak bertindak
140
Analisis Hambatan Komunikasi Organisasi... (Paraden Lucas Sidauruk)
pimpinan
mendapatkan
umpan
balik
Menurut Pace dan Faules, (2000:190)
(feedback) dari karyawan berupa aspirasi
komunikasi
dan keluhannya. Apabila hal itu dapat
pimpinannya bertujuan untuk :
direspons dengan baik, besar kemungkinan
1.
karyawan tidak akan memilih cara berunjuk
dari
karyawan
kepada
Memberitahukan apa yang dilakukan
bawahan -pekerjaan mereka, prestasi,
rasa.
kemajuan, dan rencana-rencana untuk
Komunikasi Organisasi Vertikal Ke Atas
waktu mendatang.
Komunikasi organisasi vertikal dari
2.
Menjelaskan
persoalan-persoalan
bawah ke atas berfungsi untuk menyalurkan
kerja
aspirasi
bawahan yang mungkin memerlukan
karyawan
Keluhan
karyawan
pimpinan
secara
kepada
pimpinan.
dapat
diketahui
akurat
dan
lengkap
yang
belum
dipecahkan
beberapa macam bantuan.
3.
Memberikan saran atau gagasan untuk
sehingga tidak timbul kesalahpahaman (mis-
perbaikan dalam unit-unit mereka atau
communication)
dalam
dan
kecurigaan.
Komunikasi ini dapat juga digunakan untuk
menyampaikan
terhadap
saran
kebijakan
atau
pimpinan.
Menurut
2008 : 4.5-4.6) fungsi arus komunikasi dari
informasi
tentang
pekerjaan ataupun tugas yang sudah
Penyampaian
informasi
persoalan-persoalan
ataupun
tugas
tentang
pekerjaan
yang tidak
dapat
Penyampaian saran-saran perbaikan
Mengungkapkan bagaimana pikiran
dan
perasaan
pekerjaan
bawahan
mereka,
tentang
rekan
kerja
Dalam komunikasi vertikal ke atas
ternyata
tidak
menjelaskan,
tetapi
memberikan
mengungkapkan.
informasi
hanya
yang
Begitu
untuk
bisa
juga
saran
dan
juga
jenis
disampaikannya
tidak
menyatakan pikiran, perasaan dan keluhan.
Untuk mendorong karyawan agar
dari bawahan;
4.
4.
terbatas pada soal pekerjaan, tetapi dapat
diselesaikan oleh bawahan;
3.
keseluruhan.
memberitahukan,
dilaksanakan;
2.
suatu
mereka, dan organisasi.
bawah ke atas adalah :
Penyampaian
sebagai
pendapat
Adler dan Rodman dalam Sendjaja, dkk, (
1.
organisasi
Penyampaian keluhan dari bawahan
tidak ragu-ragu mengungkapkan pendapat,
tentang
saran, dan keluhannya, pimpinan organisasi
dirinya
pekerjaannya.
sendiri
maupun
seyogyanya
menyediakan
sarana
141
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika Vol. 3 No. 2 Desember 2013 : 133 - 164
komunikasinya.
Menurut
Schiemann
mengenai bagaimana melakukan pekerjaan,
(1992), “by far the most effective efforts to
(2) informasi mengenai dasar pemikiran
communicate the change message were
untuk melakukan pekerjaan, (3) informasi
face-to-face encounters using a wide array
mengenai kebijakan dan praktik-praktik
of personal communication such as ‘town
organisasi, (4) informasi mengenai kinerja
meetings’ and company-wide meetings with
pegawai,
senior management. One of the best
mengembangkan rasa memiliki tugas (sense
communication vehicles is the Employee
of mission).
Discussion Groups”
informasi
untuk
tersebut, pada dasarnya informasi yang
Informasi atau pesan merupakan salah
komponen
(5)
Mencermati kelima jenis informasi
Jenis Informasi
satu
dan
dalam
komunikasi.
dibutuhkan
oleh
dikelompokkan
karyawan
atas
(1)
dapat
informasi
“Formulasi Lasswell dalam Unsur-unsur
menyangkut tugas dan pekerjaan, dan (2)
Proses Komunikasi Who (communicator),
organisasi dan kebijakan. Dalam konteks
says what (message), in which channel
PT Pos Indonesia (Persero), kebijakan
(medium), to whom (communican), with
mencakup informasi sistem penggajian dan
what effect (effect)” (Ruslan, 2010 : 99).
uang pensiun, outsourcing, dan sistem
Unsur-unsur
itu
juga
berlaku
pada
karier pegawai. Goldhaber (1986) dalam
komunikasi
organisasi
vertikal
baik
Muhammad (2001 : 112) mengemukakan
komunikasi vertikal ke atas dan komunikasi
“Kebutuhan informasi yang utama bagi
vertikal ke bawah. Unsur pesan (message)
karyawan mencakup informasi yang banyak
menjadi penting jika dikaitkan dengan
berhubungan dengan pekerjaannya dan
aliran
informasi
dalam
jaringan
atau
struktur organisasi. Menurut Thayer dalam
Muhammad (2001 : 99), fungsi pesan dalam
organisasi adalah untuk memberi informasi,
informasi tentang pembuatan keputusan”.
Sejalan dengan itu, dalam komunikasi ke
bawah
“Pimpinan
hendaklah
sanggup
memberikan informasi kepada karyawan
membujuk, memerintah, memberi instruksi,
apabila dibutuhkan mereka. Jika pimpinan
dan mengintegrasikan organisasi”
tidak
mempunyai
informasi
yang
dibutuhkan mereka dan perlu mengatakan
Menurut Katz & Khan (1966) dalam
Pace dan Faules (2000:185) “ada lima jenis
informasi
yang biasa
terus
terang
dan
berjanji
akan
mencarikannya.” (Muhammad, 2001 : 112)
dikomunikasikan
atasan kepada bawahan : (1) informasi
Hambatan
Komunikasi
Organisasi
Vertikal Ke atas
142
Analisis Hambatan Komunikasi Organisasi... (Paraden Lucas Sidauruk)
Menurut Smith (2013), ada tujuh
komunikasi
/
hambatan komunikasi, yaitu (1) physical
merupakan
salah
barriers,
(3)
(weakness) pada Kantor Pos Jakarta dan
emotional barriers, (4) cultural barriers,
Kantor Pos Bandung” (Wahyuningsih, 2012
(5) language barriers, (6) gender barriers,
: 301)
(2)
perceptual
barriers,
telepon
sering
satu
rusak
kelemahan
(7) interpersonal barriers. Handoko, (1991
Hambatan atau rintangan komunikasi
: 283-285) mengelompokkan hambatan
dalam organisasi juga dapat timbul dari
komunikasi
yang
efektif
sebagai
“1)
masalah hubungan-hubungan antarpribadi.
hambatan-hambatan organisasional, dan 2)
“Kapan pun dua orang atau lebih bersama-
hambatan-hambatan antar pribadi.Ada tiga
sama
hambatan organisasional, yaitu 1) tingkatan
antarpersonal muncul. Rintangan seperti
hirarki, 2) wewenang manajerial, dan 3)
ini meliputi keharusan menjelaskan gagasan
spesialisasi.Manajer perlu memperhatikan
kepada orang lain, menyikapi masalah,
hambatan-hambatan antar pribadi seperti 1)
mengatur
persepsi selektif, 2) status atau kedudukan
(Littlejohn dan Foss, 2009 : 331)
mengatasi
masalah,
perbedaan,
dan
rintangan
seterusnya”
komunikator, 3) keadaan membela diri, 4)
pendengaran lemah, dan 5) ketidak tepatan
penggunaan bahasa” Menurut Pujari (t.t.)
hambatan komunikasi dapat dibagi atas
hambatan semantik, hambatan psikologis
atau
emosional,
dan
hambatan
organisasional. Hambatan organisasional
mencakup
kebijakan
organisasional,
peraturan dan regulasi, status, kompleksitas
dalam struktur organisasi, dan fasilitas
organisasional termasuk telepon.
Oleh
komunikasi
karena
organisasi
sarana komunikasi lisan, sedangkan telepon
pelaksanaan
vertikal
dari
karyawan kepada pimpinannya banyak
ditentukan oleh kebijakan pimpinan dan
organisasinya. Apakah komunikasi ke atas
dapat direalisasikan atau tidak, sebenarnya
banyak bergantung kepada pimpinannya.
Seperti dikatakan DeVito, (2011 :387), “Di
kedua jenis komunikasi ke atas maupun ke
bawah, manajemen mengendalikan sistem
komunikasinya.”
Telepon tetap (fixed-line) merupakan
itu,
menentukan
Jadi,
pimpinan
terlaksananya
lebih
komunikasi
vertikal ke atas daripada karyawan.
seluler (ponsel) yang digunakan untuk
menyampaikan pesan tertulis melalui short
messages services (sms) adalah sarana
komunikasi tulisan. Sayangnya, telepon
tidak selalu dalam kondisi baik. “Sarana
Untuk melaksanakan komunikasi ke
atas tidaklah begitu mudah karena selain
hambatan organisasional, juga terdapat
sejumlah hambatan
pribadi. Hambatan
143
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika Vol. 3 No. 2 Desember 2013 : 133 - 164
pribadi dari karyawannya seperti kuatnya
Kombinasi dari keempat perasaan dan
rasa ewuh pekewuh bisa berasal dari
keyakinan ini menghambat pengungkapan
budayanya. “Culture consists of the habits
gagasan, pendapat, dan informasi oleh para
and tendencies to act in certain ways, but
bawahan, terutama bila proses dan prosedur
not the actions themselves. It is the
munculnya komunikasi ke atas tidak praktis
language patterns, values, attitudes, beliefs,
dan sulit. Pada organisasi perusahaan yang
customs, and thought patterning” (Barnett
menerapkan
dalam Goldhaber dan Barnett, 1995 : 102)
partisipatif, karyawan secara terbuka berani
Di samping itu, menurut Garner (t.t) “ One
menyampaikan pendapatnya. Sebaliknya,
of the chief barriers to open and free
pada
communications is the emotional barrier. It
karyawannya
is comprised mainly of fear, mistrust and
mengutarakan pendapatnya. Apalagi, jika
suspicion”.
Hambatan
emosional
yang
perusahaan
kritik
karyawan
kesediaan
mengungkapkan
keluhannya kepada pimpinan.
Sehubungan
dengan
manajemen
yang
otoriter,
merasa
khawatir
pimpinan tidak suka menerima saran atau
terdapat dalam diri karyawan menghalangi
untuk
pendekatan
dari
bawahannya.
Rendahnya
(goodwill)
pimpinan
mendengarkan masukan dari karyawannya
itu,
Sharma
berpengaruh
terhadap
pelaksanaan
(1979) dalam Pace dan Faules, (2000:191)
komunikasi vertikal dari bawah ke atas. Hal
mengemukakan empat alasan mengapa
ini
komunikasi ke atas terlihat amat sulit:
masyarakatnya masih bersifat feodal.
1.
Kecenderungan bagi pegawai untuk
Batasan Konsep
menyembunyikan pikiran mereka.
1.
2.
jika
budaya
Kantor Pos Medan adalah Kantor Pos
di Jalan Pos 1 Medan dan tiga kantor
tidak
pos cabang, yaitu Kantor Pos Medan
tertarik
kepada
masalah
Baru, Kantor Pos Medan Denai,
bagi
Kantor Pos Medan USU. Kantor pos
komunikasi ke atas yang dilakukan
besar adalah Kantor Pos Medan tanpa
pegawai.
ketiga kantor pos cabang tersebut.
Kurangnya
penghargaan
2.
4.
diperparah
Perasaan bahwa penyelia dan manajer
pegawai.
3.
semakin
Perasaan bahwa penyelia dan manajer
tidak dapat dihubungi dan tidak
tanggap pada apa yang disampaikan
pegawai.
Bentuk
komunikasi
komunikasi
dengan
metode
lisan
adalah
menggunakan
(komunikasi
lisan),
komunikasi dengaan metode tulisan
(komunikasi tulisan) dan komunikasi
144
Analisis Hambatan Komunikasi Organisasi... (Paraden Lucas Sidauruk)
3.
4.
5.
dengan metode gambar (komunikasi
organisasi terhadap efektivitas kerja pada
gambar).
PT Pos Indonesia (Persero) Medan sebesar
Jenis informasi adalah informasi yang
51,4%. Penelitian Citra (2011) ”Upaya
disampaikan
dalam
Peningkatan Pelayanan Dan kemudahan
komunikasi organisasi vertikal ke
Bagi Konsumen PT Pos Dan Giro Medan”
bawah, yaitu informasi tugas dan
menyimpulkan bahwa upaya-upaya yang
pekerjaan, dan informasi kebijakan
dilakukan oleh PT Pos dan Giro Medan
dan organisasi.
untuk meningkatkan pelayanannya dapat
Hambatan komunikasi adalah hal-hal
dikategorikan cukup baik meskipun masih
yang menyebabkan ketidaklancaran
kurang optimal. Dua penelitian ini berguna
atau tidak terlaksananya komunikasi
untuk menambah referensi locus di Kantor
organisasi verikal ke atas.
Pos Medan.
pimpinan
Unjuk rasa atau demonstrasi adalah
Asri
(2008)
kegiatan yang dilakukan oleh seorang
“Analisis
atau
Implikasinya
lebih
untuk
mengeluarkan
dalam
Corporate
Studi
penelitiannya
Turn-Around
Kasus
:
PT
dan
Pos
pikiran dengan lisan, tulisan dan
Indonesia” merekomendasikan agar PT Pos
sebagainya secara demonstratif di
Indonesia
muka umum. (pasal 1 Undang-
komunikasi, baik internal maupun eksternal
Undang Nomor 9 Tahun 1998)
untuk
meningkatkan
mendapatkan
intensitas
keterlibatan
dan
dukungan penuh dari para stakeholder
Penelitian Terdahulu
utama bagi keberhasilan proses turn-around
Sejauh ini belum ditemukan adanya
yang dijalankan. Priatmaja (2008) dalam
penelitian komunikasi organisasi vertikal
penelitian “Analisis Pengembangan Sistem
yang formal pada PT Pos Indonesia
Manajemen Stratejik Studi Kasus : PT Pos
(Persero)
beberapa
Indonesia” menyatakan pengukuran kinerja
penelitian terdahulu berkaitan dengan topik
perusahaan maupun karyawan masih belum
komunikasi organisasi dan locus PT Pos
terlihat
Indonesia telah dipublikasikan. Penelitian
perusahaan, sehingga karyawan cenderung
Arif (2011) “Pengaruh Desain Struktur
tidak
Organisasi Terhadap Efektivitas Kerja
dengan strategi perusahaan. Selain itu,
Karyawan PT Pos Indonesia (Persero)
karyawan bahkan tidak mengerti peran
Medan”
sertanya
Medan.
Namun,
menunjukkan
bahwa
terdapat
pengaruh signifikan antara desain struktur
telah
terkait
melakukan
perusahaan.
bagi
Kedua
dengan
pekerjaannya
pencapaian
penelitian
strategi
sesuai
sasaran
tersebut
145
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika Vol. 3 No. 2 Desember 2013 : 133 - 164
menyiratkan
pentingnya
komunikasi
pemecahan masalah dan konflik, serta
organisasi untuk peningkatan kinerja PT
pertukaran informasi) berpengaruh terhadap
Pos
intensitas
kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit
komunikasi yang disarankan Asri (2008)
Bhayangkara Tingkat II Medan. Penelitian
sejalan dengan hasil penelitian ini.
dengan tema komunikasi organisasi di luar
Indonesia.
Temuan
Penelitian Winarsih (2011) “Iklim
PT Pos Indonesia berhasil memperlihatkan
Komunikasi Organisasi dan Kepuasaan
pentingnya faktor komunikasi organisasi
Kerja (Studi Korelasional Pengaruh Iklim
terhadap peningkatan kepuasan dan kinerja
Komunikasi Organisasi terhadap Tingkat
karyawannya. Semua penelitian terdahulu
Kepuasaan Kerja pada Karyawan PT Bank
ini merupakan penelitian berparadigma
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang
positivistik dengan tipe eksplanatif yang
Medan Iskandar Muda” menyimpulkan
menggunakan dan mengutamakan data
“terdapat hubungan yang cukup berarti
kuantitatif dalam analisisnya.
antara
pengaruh
iklim
Komunikasi
Penelitian kualitatif bersifat deskriptif
Organisasi terhadap Kepuasaan Kerja pada
dilakukan oleh
Karyawan PT Bank Rakyat Indonesia
“Penelitian
(Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar
Perpustakaan Perguruan Tinggi : Studi
Muda, di
Kasus pada UPT Perpustakaan Perguruan
mana
semakin baik iklim
Isnaeni
Komunikasi
dalam
Organisasi
di
komunikasi organisasi maka semakin tinggi
Tinggi
pula tingkat kepuasan kerja karyawan PT
pengumpulan
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
mendalam,
Cabang Medan Iskandar Muda.
menemukan bahwa komunikasi yang baik
Situmorang
penelitian
(2012)
“Pengaruh
melakukan
Komunikasi
XY”
(2011)
Penelitiannya
data
melalui
pengamatan
diharapkan
membantu
dengan
wawancara
dan
dokumen
budaya
kerja
organisasi menjadi semakin baik.
Organisasi Vertikal ke Bawah, Vertikal ke
Berbagai penelitian terdahulu yang
Atas dan Horizontal terhadap Kinerja
dikemukakan di atas berbeda dengan
Perawat
Sakit
penelitian yang dilakukan penulis, yaitu
Bhayangkara Tingkat II Medan” Hasilnya
penelitian yang bersifat deskriptif dengan
menunjukkan
menggunakan
Pelaksana
di
komunikasi
Rumah
vertikal
ke
metodologi
penelitian
bawah (instruksi tugas dan umpan balik),
kualitatif dengan lokus di Kantor Pos
komunikasi vertikal ke atas (informasi
Medan.
pekerjaan serta saran dan ide), serta
mendalam untuk melengkapi penelitian
komunikasi
terdahulu yang sejenis dan diharapkan
horozontal
(koordinasi,
Data
kualitatif
digali
lebih
146
Analisis Hambatan Komunikasi Organisasi... (Paraden Lucas Sidauruk)
hasilnya dapat menawarkan solusi upaya
(Kpcdk), yaitu Kantor Pos Medan Baru di
peningkatan komunikasi organisasi vertikal
wilayah perdagangan, Kantor Pos Medan
guna mencegah atau mengurangi terjadinya
Denai di permukiman, dan Kantor Pos
unjuk rasa karyawan atau pensiunan PT Pos
Medan
Indonesia.
Sumatera
USU
di
Kampus
Utara
Universitas
(USU).
Pengamatan
dilakukan dengan menggunakan Pedoman
METODE PENELITIAN
Observasi (check-list), kecuali observasi di
Penelitian
ini
bersifat
dengan
menggunakan
penelitian
kualitatif.
deskriptif
metodologi
Lokasi
penelitian
ditetapkan secara purposive dengan tujuan
untuk mendapatkan data dan informasi dari
kantin
kantor pos besar. Pengamatan
dilakukan terhadap setting sosial atau
situasi sosial, yaitu pelaku atau petugas,
kejadian
atau
aktivitas,
tempat,
dan
waktunya (Satori dan Komariah, 2009 :22).
Kantor Pos Medan yang merupakan salah
Untuk mendapatkan data profil,
satu ikon Kota Medan. Kantor Pos Medan
Divisi Regional I juga merupakan salah
deskripsi
dan
satu dari PT Pos Indonesia (Persero) yang
kepegawaian, dan data layanan posnya,
tergolong besar dengan aktivitas perposan
Manajer
masih tinggi.
melakukan pengisian Daftar Isian Pos. Di
SDM
struktur
Kantor
organisasi,
Pos
Medan
samping itu, dipelajari buku, penelitian
Pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara
mendalam
menggunakan
Pedoman
Wawancara,
observasi
nonpartisipan, studi dokumen dan pengisian
Daftar Isian Pos. Wawancara mendalam
dilakukan dengan tujuh orang informan
terdahulu, peraturan perundangan-undangan
dan
kebijakan
di
bidang
perposan.
Penelaahan dokumen dilakukan di Jakarta
sebelum pengumpulan data di Medan.
Sejalan dengan itu, dilakukan pengumpulan
data sekunder dari BPS Kota Medan.
yang bekerja di Kantor Pos Medan dan
memahami
(Lampiran
permasalahan
1).
Sebagian
Analisis data dilakukan dengan
penelitian.
wawancara
menggunakan metode deskriptif-kualitatif,
direkam dengan tape recoder setelah
yaitu mengikuti tahap reduksi data, display
mendapat
data, dan penarikan kesimpulan (Miles dan
persetujuan
informan
dan
sebagian lagi dengan pencatatan.
Huberman, 1992 :16-19) Dalam reduksi
data,
Observasi diadakan 2-5 Juli 2013 di
kantor pos besar di Jalan Pos 1 Medan dan
secara
wawancara
cermat
mendalam
hasil
dan
transkripsi
catatan
penelitian dibaca berulang-ulang. Setelah
di tiga kantor pos cabang dalam kota
147
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika Vol. 3 No. 2 Desember 2013 : 133 - 164
itu data diseleksi dan dibuat kategorinya
nama SPPI Medan. Unjuk rasa tersebut
dengan merujuk pada masalah dan tujuan
dilakukan sesuai dengan prosedur sehingga
penelitian.
tidak
Penyajian
data
selain
bertentangan
dengan
Instruksi
menggunakan narasi juga dengan bentuk
Direktur Utama PT Pos Indonesia Nomor
matriks. Interpretasi dan verifikasi data
02/Dirut/0612/2012 tanggal 22 Juni 2012
dilakukan sebelum penarikan kesimpulan
yang melarang karyawan untuk berunjuk
penelitian. Unit analisis penelitiaan ini
rasa. Pengurus dan anggota SPPI Medan
adalah organisasi, yaitu Kantor Pos Medan
yang berunjuk rasa di Jakarta mendapat izin
sebagai satuan organisasi yang membawahi
dari SPPI Pusat di Bandung dan juga
kantor pos cabang dalam kota Medan Baru,
sepengetahuan
Medan Denai, Medan USU.
Medan. “Kalau tidak ada izin dari Pusat,
pimpinan
Kantor
Pos
aksi dianggap mencemarkan nama baik
HASIL
PENELITIAN
DAN
perusahaan. Demo di Jakarta pakai surat
PEMBAHASAN
cuti, tanpa izin perusahaan”. (Tarmizi,
Sekilas Kota Medan dan Unjuk Rasa
wawancara 3/7/2013)
Unjuk rasa di depan Kantor Pos
Medan
tahun
oleh
meragukan efektivitas dari unjuk rasa
menuntut
pegawai pos yang pernah diikutinya di
penambahan jumlah uang pensiun seperti
Jakarta. Unjuk rasa hanya sebatas tanda
dikemukakan di awal tulisan ini. “Unjuk
adanya solidaritas sesama pegawai pos,
rasa pensiunan di Medan, pegawai tidak
sedangkan tuntutanya juga sudah lama
ada. Wajar-wajar saja karena gaji tidak
disampaikan kepada pimpinan PT Pos
dikaji, kalau golongan II sekitar Rp
Indonesia (Persero) di Bandung. “DPR
500.000,- Tuntutan kenaikan gaji pokok
memandang sebelah mata
minimal gaji pokok 75 % dan 25 %
Posindo bukan inti, tidak ada pun tetap
tunjangan,
jalan. Tidak ada guna berdemo karena tidak
pensiunan
2011
pos.
dilakukan
Ironinya, Ketua SPPI Medan sendiri
Mereka
sekarang
kebalikannya”.
(Tarmizi, wawancara 3/7/2013)
terjadi
di
Jakarta
tahun
PT
ada hasilnya, tapi bekerja. Kalau demo
Menyikapi gelombang unjuk rasa
yang
karena
2012,
lebih rancu PT Posindo karena masyarakat
tidak percaya lagi”. (Tarmizi, wawancara
karyawan Kantor Pos Medan tidak ada
3/7/2013)
yang mengikutinya di Medan. Akan tetapi,
berunjuk rasa di Kantor Pos Medan
Ketua SPPI dan tiga orang anggotanya
Mengapa
karyawan
tidak
menurut Siburian, (wawancara, 2/7/2013)
berdemonstrasi di depan gedung DPR atas
148
Analisis Hambatan Komunikasi Organisasi... (Paraden Lucas Sidauruk)
“Daripada demo bagus cari makan, demo
yang benar, jangan mempengaruhi layanan
tidak makan”.
kita”.
(Muklis,
wawancara
2/7/2013)
Walaupun karyawan pos Medan tidak
Sementara itu, karyawan di kantor pos
berunjuk rasa secara terbuka, kenyataannya
cabang tidak ada yang melakukan unjuk
mereka
menunjukkan
sikap
keber-
pihakannya terhadap aksi itu secara tidak
rasa karena tidak ada permintaan dari
pimpinan Kantor Pos Medan.“ Selama ini
langsung. “Cuma empati karyawan pakai
tidak ada unjuk rasa karena fokus melayani,
pita hitam dilengan kiri satu-dua hari, tapi
tidak ada instruksi”. (Tanjung, wawancara
kerja tetap, tuntutan gaji (intinya) uang
3/7/2013)
pensiun,
outsourcing,
(Tarmizi,
sistem
wawancara
karier”.
Profil Kantor Pos Medan
3/7/2013)
Seperti dapat dilihat pada Tabel 1,
Keinginannya agar ada kenaikan gaji dan
jumlah seluruh pegawai Kantor Pos Medan
uang pensiun. Pemakaian pita hitam itu
tercatat 503 orang terdiri atas pegawai tetap
menunjukkan adanya kekhawatiran akan
349 orang, tenaga outsourcing 52 orang dan
mendapat sanksi dari pimpinan. Terlebih
lainnya seperti pegawai kontrak waktu
lagi, karena adanya larangan pimpinan PT
tertentu (PKWT), pegawai harian lepas,
Pos Indonesia untuk berdemonstrasi.
pegawai city kurir ke bank. Pegawai tetap
satu
“Unjuk rasa sah-sah saja karena salah
terdiri
pemenuhan
perempuan
hak
karyawan,
tapi
atas
laki-laki
52
297
orang.
orang
dan
Berdasarkan
dilakukan dengan benar dan perlu diingat
jabatannya, 52 orang pejabat struktural dan
unjuk rasa akan berakibat negatif terhadap
297 orang karyawan staf. Jumlah pejabat
kepercayaan masyarakat atau pengguna
struktural
layanan, kalau unjuk rasa pelayanan harus
terdiri atas SLTA 25 orang, DIII 10 orang,
tetap berjalan baik. silahkan saja sebagai
dan
salah satu ungkapan pribadi, tapi dilakukan
pensiunan sebanyak 444 orang.
S1
menurut
sebanyak
tingkat
17
pendidikan
orang.
Jumlah
Tabel 1. Prasarana, Kepegawaian dan Layanan Kantor Pos Medan
No
1
2
3
4
5
Kantor Pos
Komponen
Layanan
Lokasi
Kepemilikan Gedung
Pengelolaan Parkir
Jumlah Pegawai
Jml Pegawai Tetap
Kantor Pos
Medan
Kantor Pos
Medan Baru
Kantor Pos
Medan Denai
Kantor Pos
MedanUSU
pusat kota
PT Posindo
Pemkot Medan
503 orang
349 orang
perdagangan
PT Posindo
Dikontrakkan
6 orang
4 orang
permukiman
PT Posindo
Pemuda
4 orang
4 orang
kampus
PT Posindo
Gratis
4 orang
3 orang
149
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika Vol. 3 No. 2 Desember 2013 : 133 - 164
6
7
8
9
PKWT*)
Tenaga Outsourcing
Pejabat Struktural
Loket Layanan
70 orang
52 orang
52 orang
74 loket
10
Hari/Jam Layanan
Senin-Sabtu
07.30-18.00
11
Jml Pengunjung/hari
7500 orang
2 orang
1 orang
5 loket
Senin-Jumat
08.00-18.00
Sabtu 08.-14.
150 orang
1 orang
3 loket
Senin-Jumat
08.00-18.00
Sabtu 08.-14
300 orang
1 orang
1 orang
4 loket
Senin-Jumat
08.00-17.00
Sabtu 08-13
224 orang
Keterangan : *) PKWT = pegawai kontrak waktu tertentu direkrut oleh PT Posindo
Sumber Data : Diolah dari Daftar Isian Pos dan Data Karyawan Kantor Pos Medan 4/7/2013)
Pertemuan di ruangan rapat biasanya
Bentuk Komunikasi
Dalam komunikasi organisasi vertikal
memakan waktu 1-2 jam, tetapi bisa
ke bawah, aliran informasi mengikuti
diakhiri lebih awal jika esensinya telah
struktur organisasinya. Alirannya berasal
tercapai. Selain itu, rapat diadakan secara
dari kepala kantor pos atau manajer yang
insidental apabila timbul masalah seperti
lebih tinggi kepada manajer di bawahnya,
adanya keluhan pelanggan dalam layanan
dan juga dari manajer kepada karyawan.
pos.
Komunikasi
manajer
atasan-bawahan
Selain itu, komunikasi lisan tatap
kebanyakan berbentuk komunikasi lisan,
muka juga dilakukan melalui kunjungan
dan sebagian lagi berupa komunikasi
atau inspeksi mendadak (sidak). Salah
tulisan.
satunya adalah kunjungan kepala kantor pos
Komunikasi
lisan
di
pimpinan terutama melalui
kalangan
dan
ekspedisi (antaran) kantor pos besar untuk
yang
membicarakan pekerjaan kantor. Teguran
berjadwal dilakukan secara berkala dan
langsung diberikan kepada karyawan yang
tetap, sedangkan rapat tidak berjadwal
tidak memakai seragam pos. “Di mana
bersifat insidental. Rapat berjadwal terdiri
seragammu, saya juga buka baju seragam
atas rapat kepala kantor pos besar dan
ini”
cabang pada minggu terakhir setiap bulan,
Sementara itu, dua karyawan yang merokok
rapat dengan para manajer pada awal bulan,
juga diminta untuk mematikan rokoknya.
rapat dengan bagian penjualan pada hari
Dalam tiap inspeksi pimpinan tidak hanya
Senin. Setiap rapat mempunyai agenda
menyampaikan disiplin kerja, tetapi juga
yang jelas sehingga pembicaraan dapat
menegakkannya.
inspeksi
rapat
besar di ruangan kerja manajer atau bagian
atau kunjungan. Rapat
(Mukhlis,
observasi
4/7/2013).
menghasilkan keputusan dan kesepakatan
bersama dalam
waktu relatif singkat.
150
Analisis Hambatan Komunikasi Organisasi... (Paraden Lucas Sidauruk)
Kepala Kantor Pos
Mnjer PPL AgenPos
Wakil Kakp
Mnjer Audit Mutu
Manajer SDM
Manajer Keuangan
Mnjer PLoket 1
Mnjer Proses Dist 1
Mnjer Supervisi PP
Mnjer PLoket 2
Mnjer Proses Dist 2
Mnjer PA Paketpos
Mnjer Pnjualan 1
Manajer SLPK
Mnjer Pnjualan 2
Mnjer P Dis Kh/ems
M Akuntasi/Ref
M Aset & Tekno
Mnjer P Dis PosExpr
MTekno & Info
Mnjer Antaran
M Giro&P.Dana
SP Antaran 1
SP Gudang WT
SP Filateli
SP Antaran 2
Gambar 1. Struktur Organisasi Kantor Pos Medan 20000 (Tipe B Dengan Antaran)
Keterangan :
Kakp = Kepala Kantor Pos
PPL Agen Pos = Pengawasan Pelayanan Luar & Agen Pos
PLoket = Pelayanan Loket
SP Gudang WT = SP Gudang Warehouse Telkomsel
Kunjungan lainnya dilakukan kepala
terjadi di loket pelayanan. Pemberian
kantor pos Medan pada sore hari di kantor
petunjuk-petunjuk pekerjaaan di loket ini
pos cabang seperti di kecamatan Medan
penting
Baru.
dilakukan
berjalan dengan baik. Dengan demikian,
sebelum ia pulang ke rumahnya di Jalan Sei
diharapkan pelanggan merasa puas dan citra
Galang Medan Baru. Sidak ini untuk
kantor pos positif. Selain kecepatan layanan
memberikan
pos, keramahan petugasnya juga dapat
Kunjungan
biasanya
petunjuk-petunjuk
dan
menginspeksi pelayanan perposan.
Komunikasi lisan tatap muka antara
manajer dan manajer bawahannnya juga
untuk
memastikan
pelayanan
memberikan kepuasan kepada pelanggan.
Oleh karena itu, pimpinan di unit-unit
pelayanan dan penjualan seperti halnya
151
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika Vol. 3 No. 2 Desember 2013 : 133 - 164
Manajer Pelayanan Loket dan Manajer
gedung ini dapat menampung 100 orang.
Penjualan
mampu
Sebagai arena komunikasi, apel bendera
kepada
digunakan
dituntut
berkomunikasi
untuk
dengan
baik
bawahan dan pengunjung.
pimpinan
berkomunikasi
puncak
dan
untuk
memberikan
bersama-sama
pengarahan kepada manajer dan karyawan.
pengurus SPPI dan pimpinan Kantor Pos
Sebagai sarana pembinaan pegawai, apel
Medan mengadakan sosialisasi tentang
bendera dijadwalkan secara tetap setiap
organisasi pos. “Manajer pos menjelaskan
bulan pada tanggal 17.
Selain
itu,
secara
tapi didampingi oleh ketua SPPI” (Tarmizi,
Fungsi apel bendera tanggal 17-an
3/7/2013) Oleh karena itu, pelaksanaan
tidak sekedar menghormati bendera merah
sosialisasi tidak mempunyai jadwal karena
putih, tetapi lebih jauh daripada itu untuk
bukan kegiatan rutin seperti apel bendera
mengingatkan sejarah perjuangan pegawai
17-an.
adalah
pos. “Pegawai pos punya sejarah sebagai
kebijakan organisasi pos yang baru, produk
tentara yang berjuang untuk kemerdekaan.
pos,
dalamnya
Bagi pimpinan yang memiliki nasionalisme
disampaikan juga latar belakang penerbitan
melakukan apel tiap bulan pada tanggal 17,
sebuah peraturan perposan yang baru.
bagi yang tidak nasionalis apel bendera
Namun, masalah penggajian, uang pensiun
dianggap menghabiskan waktu dan tidak
dan tenaga alih daya kurang sosialisasi
dilakukan lagi”. (Siburian, wawancara,
sehingga masih menimbulkan pertanyaan di
2/7/2013) Di mata banyak karyawan apel
kalangan karyawan.
bendera
Materi
disiplin
sosialisasinya
pegawai.
Di
Bentuk komunikasi manajer dengan
karyawan umumnya adalah komunikasi
ini
mengetahui
dijadikan
cermin
apakah
untuk
pimpinannya
mempunyai rasa nasionalisme.
lisan menggunakan tatap muka dan telepon.
Dalam tiap apel bendera 17-an secara
Komunikasi bertatap muka tidak hanya
kontinu ditanamkan dan dibangun rasa
antarpribadi, tetapi juga melbatkan banyak
solidaritas senasib sepenanggungan dan
khalayak seperti pada acara apel bendera
nilai-nilai kerja keras dalam pelayanan pos.
17-an.
17-an
Di samping itu, budaya pelayanan pos yang
melibatkan sebagian besar manajer dan
diharapkan tumbuh dan berkembang dalam
karyawan di kantor pos besar. Apel bendera
diri karyawan pos mengacu pada slogan
tidak dilaksanakan di halaman kantor
yang berisi 5 R, yaitu ringkas, rapi, resik,
sebagaimana biasanya, tetapi di vestibula
rawat, rajin. Kuatnya nilai-nilai budaya itu
(aula di dalam gedung). Ruangan dalam
membuat karyawan tetap bekerja terus
Kegiatan
apel
bendera
152
Analisis Hambatan Komunikasi Organisasi... (Paraden Lucas Sidauruk)
meskipun gaji sering kali tidak mencukupi
telepon dipilih jika jarak ruangan kerja
kebutuhan
Menurut
pimpinan dan karyawan cukup jauh dan
Siburian (wawancara, 2/7/2013), “Hanya
jawaban langsung dari karyawan diperlukan
karena orang pos yang tahan membuat PT
segera. Adakalanya komunikasi lisan lewat
Pos Indonesia tidak ambruk” menghadapi
telepon disusul dengan komunikasi tulisan
globalisasi dan persaingan bisnis dari
sehingga informasinya lebih jelas.
hidup
sehari-hari.
penyelenggara pos lainnya. Sejauh ini, PT
Bentuk
komunikasi
tulisan
yang
Pos Indonesia berhasil mengatasi masalah
sering digunakan pimpinan antara lain
keuangannya karena adanya budaya kerja
adalah surat, memo, sms, e-mail. Salah satu
keras dan solidaritas
komunikasi tulisan yang menonjol adalah
yang tinggi
di
kalangan karyawan pos.
melalui
Oleh karena itu, makna apel bendera
aktivitas
Komunikasi
persuratan
melalui
surat
dinas
dinas.
bisa
tujuh belasan ini amat penting bagi pegawai
bersifat individual atau kolektif. Surat yang
pos tidak hanya sebagai sarana untuk
dibuat pimpinan umumnya berisi instruksi
mengingatkan perjuangan pos, tetapi juga
kerja
membangun
dilaksanakan bawahan atau karyawannya
budaya
kerja.
Begitu
yang
sehingga
dengan
luar pun pegawai berusaha mengikutinya di
komunikasi tulisan terutama yang ditujukan
tempat bertugas. “Apel 17-an biasanya ikut,
kepada perseorangan seringkali ditindak
di luar kota di kantor camat” (Tanjung,
lanjuti dengan penjelasan lisan. Selain itu,
wawancara 3/7/2-13)
pimpinan
juga
Dalam
dapat
pentingnya hal itu sehingga tatkala dinas
Di samping apel bendera itu, secara
baik.
jelas
membuat
praktiknya,
surat
yang
ditujukan kepada banyak karyawan, yaitu
individual kepada karyawan pimpinan juga
surat edaran. Surat edaran diedarkan kepada
menggunakan komunikasi dengan telepon
karyawan dan ada juga yang ditempel di
untuk memberikan instruksi atau meminta
papan pengumuman agar dapat diketahui
informasi. Komunikasi lisan dengan telepon
para karyawan.
digunakan
pimpinan
umumnya
untuk
atau
manajer
Komunikasi tulisan lainnya yang juga
pekerjaan
banyak digunakan pimpinan adalah short
karyawan. Sehari-hari telepon lebih banyak
messages services (sms). Penggunaan sms
digunakan
untuk
semakin diminati lingkungan kantor pos
informasi
pekerjaaan
urusan
tujuan
penyampaian
rutin
daripada
dengan digalakkannya layanan wesel instan
pembinaan karyawan. Komunikasi lewat
yang mengandalkan sms. Pemanfaatan sms
153
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika Vol. 3 No. 2 Desember 2013 : 133 - 164
sebagai bentuk komunikasi tulisan antara
dalam komunikasi organisasi vertikal ke
kepala kantor pos dan manajer sudah
bawah di kantor besar. Komunikasi dengan
banyak diterapkan untuk urusan pekerjaan
gambar baik poster maupun foto secara
kantor. Hal itu dilakukan tidak terbatas
umum masih minim. Penggunaan foto lebih
dalam jam kerja saja, tetapi bisa di luar jam
banyak daripada poster sebab isi foto masih
kerja kantor. Kepala kantor pos besar sering
relevan dengan kepentingan karyawan,
mengirimkan sms kepada kepala kantor pos
sedangkan isi poster lebih ditujukan kepada
cabang untuk menginformasikan hal-hal
masyarakat umum. Beberapa foto kegiatan
yang berkaitan dengan layanan perposan.
pimpinan ditempel di papan pengumuman
Namun, penggunaan sms masih jarang
di samping surat-surat edaran dari kantor
terjadi antara pimpinan dan karyawan,
pos.
kecuali
di
Penggunaannya
kantor
pos
sebagai
salah
cabang.
Intensitas ketiga bentuk komunikasi
satu
seperti digambarkan di kantor pos besar
komunikasi tulisan akan semakin meluas di
kantor pos seiring pesatnya pemakain
telepon seluler.
tersebut ternyata berbeda dengan apa yang
ditemukan di kantor pos cabang. Hal ini
disebabkan
adanya
perbedaan
ruang
Berbeda dengan sms, penggunaan e-
lingkup tugas, jumlah pegawai, dan luasnya
mail cukup sering di kalangan pimpinan
kantor pos. Kegiatan komunikasi vertikal
kantor pos. Pemanfaatan e-mail dapat
ke bawah lebih sederhana dan bersifat
mengurangi penggunaan kertas (paperless).
langsung karena jumlah pegawainya saja
Semua kepala kantor pos cabang sudah
berkisar 4 orang hingga 6 orang, termasuk
memiliki alamat e-mail. Biasanya, e-mail
kepala kantor posnya. Komunikasi lisan
digunakan kepala kantor pos besar untuk
dengan tatap muka antara pimpinan dan
mengirimkan keluhan layanan pos kepada
karyawan hampir terjadi selama jam kerja
kepala kantor pos cabang dan manejer
di ruangan pelayanan. Oleh karena itu,
terkait. Apabila penggunaan e-mail telah
kesempatan pimpinan untuk memberikan
biasa di tingkat pimpinan, tidak demikian
petunjuk kerja kepada karyawannya juga
halnya di kalangan karyawan. Pimpinan
cukup besar dan dapat dilakukan sewaktu-
jarang
waktu. Komunikasi di kantor pos cabang
mengirimkan
e-mail
kepada
karyawan.
Apabila
“Tidak ada jadwal. Secara langsung apabila
dilihat
dari
bentuk
kendala di loket. Kalau ada sms dari
komunikasinya, ternyata komunikasi lisan
pimpinan
dan tulisan amat dominan penggunaannya
kemalingan
misalnya
langsung
ada
Kantor
Pos
dikomunikasikan
154
Analisis Hambatan Komunikasi Organisasi... (Paraden Lucas Sidauruk)
kepada karyawan.” (Tanjung, wawancara
3/7/2-13)
Sebagai bentuk komunikasi tulisan,
sms juga sering dikirimkan pimpinan
Sementara, rapat resmi di kantor pos
cabang jarang diadakan karena pimpinan
dan karyawan bertemu pada setiap hari
kepada
karyawannya.
Informasi
dan
petunjuk pekerjaan penting disampaikan
melalui sms, terutama jika pimpinan berada
kerja. Dalam setahun frekuensinya paling
di luar kantor. Misalnya, ada kiriman
banyak dua
pelanggan
belas kali. Apabila
ada
yang
salah
alamat,
maka
informasi keluhan layanan pos, rapat segera
informasinya segera disampaikan lewat
diadakan setelah jam kerja di ruang
sms. Pengiriman sms selain karena pesan
pelayanan.
ada,
bisa sampai pada karyawan dengan cepat,
langsung rapat di loket waktu senggang,
maka isinya dapat dipercaya. Kemungkinan
ada
(Tanjung,
terjadinya penafsiran yang salah dapat
wawancara 3/7/2-13) Rapat di ruangan
dihindari karena pesannya lebih jelas.
loket pelayanan ini tidak berjadwal, tetapi
Dengan demikian, tiap keluhan pelanggan
hanya bersifat insidental. Oleh karena
dapat diselesaikan dengan cepat dan baik.
intensitas komunikasi lisan tinggi, maka
Selain itu, pengiriman sms disukai karena
rapat resmi sebenarnya tidak diperlukan,
tidak
kecuali ada keluhan serius dari pelanggan.
bekerja di ruangan pelayanan.
jeda
“Ruang
rapat
tidak
disempatkan”
Sosialisasi di kantor pos cabang
berbeda dengan di kantor pos besar.
Sosialisasi
penyampaian
yang
dimaksud
informasi
berupa
secara
lisan
menggangu
suasana
ketenangan
Apabila di kantor pos besar foto-foto
kegiatan
dimanfaatkan
sebagai
bentuk
komunikasi gambar, maka di kantor pos
cabang sebaliknya. Foto kegiatan tidak ada
bertatap muka antara kepala kantor pos
satu pun terlihat di sana, tetapi beberapa
kepada
ini
tidak
poster ditempel di papan pengumuman
bergantung
pada
bahkan pada dinding kantor pos. Poster
kebutuhan. “Bila ada instruksi penting dari
tersebut antara lain poster pos express, iklan
pimpinan tentu disosialisasikan ke bawah.”
dari PT Pos Indonesia, yaitu iklan rumah
(Pasaribu, wawancara 5/7/2013). Demikian
zakat Pos Indonesia, iklan wesel pos instan
pula, “Kalau ada penerimaan pegawai, ada
dan pospay berhadiah. Komunikasi dengan
sosialisasi. Kepala kantor pos cabang yang
menggunakan gambar khususnya melalui
menyampaikan penerimaan pegawai tetap”
poster isinya lebih banyak ditujukan kepada
karyawan.
dijadwalkan,
tetapi
Kegiatan
(Ayu, wawancara 4/7/2013).
pengunjung daripada karyawan. Di samping
itu, berbagai leaflet berisi penawaran kredit
155
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika Vol. 3 No. 2 Desember 2013 : 133 - 164
dari bank swasta dibagikan petugasnya
daya. Alasannya, “semua karyawan harus
kepada para pensiunan.
mengetahui apa yang diperolehnya, jangan
hanya pimpinan saja yang tahu, apa yang
yang sudah dicapai, apa rencana kita. ”
Jenis Informasi
(Mukhlis, wawancara 2/7/2013) Dengan
Dalam bentuk komunikasi lisan dan
menyampaikan
informasi
kinerja
tulisan yang dikemukakan di atas jenis
diharapkan motivasi kerja karyawan juga
informasinya beraneka ragam, sebagaimana
ikut meningkat dari hari ke hari atau dari
dapat dilihat pada Matriks 1. Informasi
bulan ke bulan. Memotivasi karyawan
pekerjaaan dan kinerja lebih dominan
untuk bekerja dengan baik merupakan salah
daripada
satu upaya pimpinan agar mereka bekerja
informasi
lainnya,
seperti
kebijakan penggajian dan uang pensiun,
lebih giat di tempatnya masing-masing.
sistem karier, dan pengangkatan tenaga alih
Matriks 1 : Jenis Informasi dalam Komunikasi Organisasi Vertikal Ke Bawah
Jenis Informasi
Komunikasi
Organisasi Vertikal
Komunikasi Organisasi Vertikal
ke Bawah
Jenis Informasi yg
Disampaikan Pimpinan
Jenis Informasi yg Dibutuhkan
Karyawan
pekerjaan, kinerja,motivasi,
sistem karier, kebijakan
penggajian dan uang
pensiun, tenaga PKWT dan
alih daya. (outsourcing)
solusi penggajian dan uang
pensiun, tunjangan dan
kesejahteraan pegawai, sistem
karier, pengangkatan tenaga alih
daya dan PKWT
Sumber : Diolah dari data penelitian, 2013
Sejauh
ini
informasi
kebijakan
sehingga Kantor Pos Medan hanya bisa
penggajian dan uang pensiun disampaikan
menyampaikan informasi tersebut sesuai
dalam kaitannya dengan kinerja karyawan.
dengan
“Kebijakan kenaikan gaji semua berawal
disampaikan untuk menambah pengetahuan
dari kinerja, tentu kantor posnya lebih baik,
karyawan sehingga permasalahannya dapat
tentu kesejahteraan lebih baik. Kalau di sini
dipahami dan mereka diharapkan tidak ikut
kinerja tidak baik jangan diharapkan kita
berunjuk rasa.
mau naik gaji”. (Mukhlis, wawancara
2/7/2013)
Keputusan
kebijakan
ini
merupakan kewenangan PT Pos Indonesia
(Persero)
Pusat
secara
tersentralisasi
porsinya.
Informasi
kebijakan
Namun, informasi penggajian dan
uang pensiun yang amat terbatas itu tidak
memberikan solusi konkrit
meningkatkan
penghasilan
yang bisa
karyawan.
156
Analisis Hambatan Komunikasi Organisasi... (Paraden Lucas Sidauruk)
Informasi dari pimpinan tersebut tidak
dengan
dapat menjawab kebutuhan karyawan yang
tunjangan
sebenarnya, yaitu adanya kenaikan gaji dan
perumahan, tunjangan pendidikan. Hal itu
uang pensiun secara riil. Dengan perkataan
dimungkinkan mengingat beberapa tahun
lain, jenis informasi yang disampaikan
belakangan ini PT Pos Indonesia (Persero)
pimpinan
secara keseluruhan mencapai keuntungan
tidak
sesuai
dengan
jenis
informasi yang dibutuhkan sehingga terjadi
kesenjangan
antara
ketidakpuasan
seperti
tunjangan
yang besar.
Rasa
Sementara
informasi
mengenai
karyawan, meskipun hal itu tidak diungkap
tertentu (PKWT) belum disampaikan secara
secara terbuka kepada pimpinan. Masalah
kolektif. Informasi ini hanya disampaikan
gaji
secara
pensiun
dalam
besarnya
outsourcing dan pekerja kontrak waktu
uang
ada
pegawai
kembali
diri
dan
tetap
keduanya.
meninjau
ini
sering
individual
kepada
yang
diungkapkan karyawan dalam percakapan
bersangkutan. Sebab tidak mudah untuk
di kantin.
mengumpulkannya
secara
mengingat
dan
Untuk
menenangkan
karyawan
tempat
bersamaan
jam
kerjanya
diadakan perubahan waktu pembayaran gaji
berbeda-beda. Pimpinan menginformasikan
dari dua kali menjadi satu kali. Dengan
lowongan penerimaan pegawai tetap kepada
mengubah jadwal pembayaran gaji tidak
tenaga PKWT, sedangkan informasi tenaga
otomatis terjadi perbaikan kesejahteraan
alih
karyawan. “Kebijakan kenaikan gaji seperti
bersangkutan menanyakannya.
menipu karyawan, selama ini tiap tanggal
15 mendapat gaji di samping taiap tanggal
1.
Gaji
dinaikkan
untuk
pembayaran
tanggal 1, tapi pembayaran tanggal 15
dihapuskan.
Gaji
hanya
dialihkan”
daya
Jadi,
disampaikan
jenis
apabila
informasi
yang
yang
disampaikan tidak selalu sama dengan
informasi
yang
dibutuhkan
karyawan.
Selain disebabkan terbatasnya kewenangan
Kantor Pos Medan dalam penggajian dan
(Siburian, 2/7/2013) Pengalihan ini justru
uang pensiun, juga kurangnya keterbukaan
mengganggu
informasi dalam arti belum memberikan
pola
pembelanjaan
atau
pengeluaran uang karyawan.
informasi seluas-luasnya kepada karyawan
Oleh karena itu, dibutuhkan adanya
dan tenaga alih daya dan PKWT. Di lain
solusi penggajian karyawan yang realistik
pihak, karyawan juga masih bersikap
sebagai salah satu cara mengurangi gejolak
menunggu informasi dari pimpinan dan
di kalangan karyawan. Salah satunya
kurang aktif dalam mencari informasi
157
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika Vol. 3 No. 2 Desember 2013 : 133 - 164
melalui komunikasi organisasi vertikal ke
puncak
atas.
Komunikasi yang tidak mengikuti aturan
Hambatan
Pelaksanaan
Komunikasi
tanpa
atasannya.
jenjang jabatan (by pass) menimbulkan
kebingungan
Organisasi Vertikal ke Atas
melalui
dan
ketidakpastian
di
kalangan para manajer. Penyimpangan ini
Komunikasi organisasi vertikal ke
atas di kantor pos besar yang diteliti adalah
bagaimana pelaksanaan komunikasi dari
manajer kepada atasannya dan komunikasi
dari karyawan kepada manajer. Bentuk
komunikasinya adalah komunikasi lisan
dan tulisan. Komunikasi lisan dengan tatap
muka, laporan lisan, telepon, sedangkan
komunikasi tulisan dengan laporan tertulis,
sms,
e-mail.
disampaikan
Jenis
dalam
informasi
tiap
yang
komunikasi
tersebut didominasi oleh informasi tugas
dan pekerjaan. Uraian berikut mencoba
menganalisis
dan
mengidentifikasi
hambatan komunikasi antara manajer dan
manajer
atasannya
maupun
karyawan
dengan manajer atau kepala kantor pos.
Komunikasi
vertikal
ke
atas
lancar
mengikuti
saluran
komunikasi yang tersedia terutama dalam
urusan
pekerjaan.
Komunikasi
formal
berlangsung mengikuti rantai komando atau
tingkatan jabatan dalam struktur organisasi.
Secara berjenjang manajer melaporkan
pekerjaaannya kepada manajer di atasnya.
Namun,
pekerjaan
adakalanya
seorang
tidak
akibat
tuntutan
manajer
bawahan
sejalan
dengan
prinsip
organisasi formal dan bisa mengganggu
suasana dan iklim komunikasi organisasi.
Hal ini merupakan salah satu masalah
organisasional khususnya berkaitan dengan
tingkatan hirarki dalam struktur organisasi.
Komunikasi
manajer
tidak
sepanjang
karyawan
dengan
mempunyai
hambatan
menyangkut
pekerjaan.
Prosedurnya
pelaporan
sudah
baku
sehingga tiap masalah mendesak yang
timbul dalam pekerjaan dan pelayanan pos
segera
disampaikan
karyawan
kepada
pimpinan atau manajer. “Paling kalau tidak
telepon
disms”
(Siburian,
wawancara
3/7/2013). Seluruh jajaran pimpinan dan
karyawan
di
kalangan manajer atau pimpinan umumnya
berjalan
tentu
tampaknya
menyadari
arti
pentingnya pelayanan pos bagi eksistensi
dan kelangsungan kantot pos.
Hambatan
muncul
mengomunikasikan
hal-hal
apabila
di
luar
pekerjaaan. Keluhan gaji dan sistem karier
hampir
tidak
terdengar
disampaikan
karyawan secara formal. Padahal besarnya
gaji dan tunjangan sudah tidak memadai
lagi untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari. Masalah itu tidak diutarakan
karena adanya perasaan tidak enak apabila
melapor secara langsung kepada manajer
158
Analisis Hambatan Komunikasi Organisasi... (Paraden Lucas Sidauruk)
membicarakan
karyawan
kepentingan
sendiri.
Selain
pribadi
itu,
ada
telepon,
e-mail.
keengganan
Menurut
Pujari
menyampaikan
(t.t.)
informasi
kekhawatiran akan mendapatkan sanksi dari
kepada atasan itu merupakan bagian dari
organisasi.
hambatan personal pada diri karyawan,
Akibatnya,
mereka
lebih
memilih bersikap diam. Hal itu diperkuat
terutama “Unwillingness to Communicate”
adanya anggapan bahwa pimpinannya tidak
Pelaksanaan komunikasi vertikal ke
dapat memperbaiki gaji karyawan karena
atas juga tidak mudah karena adanya
sistem penggajiannya ditentukan oleh PT
hambatan organisasional yang bersumber
Pos
Bandung.
dari sistem kerja yang ketat. Dalam jam
Hambatan emosional berupa kekhawatiran
pelayanan kesibukan karyawan amat tinggi
dan sikap pesimistik ini membuat karyawan
terutama pada saat pembayaran uang
berstatus-tetap
tidak
pensiun dan program Bantuan Langsung
dan
Sementara Masyarakat (BLSM). Pada jam-
pemikirannya secara terbuka di hadapan
jam sibuk pelayanan pos hampir tidak ada
pimpinan. Namun, sebagian tenaga alih
waktu
daya yang sudah lama bekerja berani
dengan pimpinan. Tiap karyawan selain
meminta informasi pengangkatan pegawai
diharuskan mengikuti prosedur kerja yang
kepada pimpinannya secara langsung. Hal
ketat, juga beban kerjanya amat berat dan
ini karena para tenaga alih daya dan PKWT
melelahkan. “Bekerja di kantor pos ibarat
mengetahui
untuk
robot, dituntut kerja cepat padahal tidak
pengangkatannya sebagai pegawai tetap
disertai dengan pendukungnya” (Siburian,
berada pada Kantor Pos Medan.
wawancara 2/7/2013) Pada saat bekerja tiap
Indonesia
(Persero)
di
cenderung
mengungkapkan
perasaan
kewenangan
karyawan
untuk
berkomunikasi
Rasa ewu pekewuh yang masih kuat
karyawan fokus menghadapi pekerjaannya
di dalam masyarakat juga dialami oleh
masing-masing. Oleh karena itu, jam
karyawan. Rasa segan kepada pimpinan
istirahat benar-benar dimanfaatkan untuk
membuat
melepaskan lelah di kantin atau mesjid.
karyawan
mengomunikasikan
enggan
untuk
keluhannya
secara
Kebijakan
pintu
terbuka
sudah
formal. Hambatan budaya ini merintangi
diterapkan dengan memberi kesempatan
karyawan untuk menyampaikannya secara
kepada karyawan untuk berkomunikasi
terbuka. Padahal kepala kantor pos sudah
dengan pimpinan. Bahkan, pimpinan tidak
berusaha menghilangkan hambatan fisik
keberatan ruangan rapatnya
dengan membuka diri untuk berkomunikasi
untuk
dengan karyawan baik melalui
mewujudkannya
surat,
pertemuan
digunakan
karyawan.
dibutuhkan
Untuk
adanya
159
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika Vol. 3 No. 2 Desember 2013 : 133 - 164
kebijakan organisasi yang memfasilitasi
pimpinan lebih penting daripada masa
pertemuan berkala di kalangan karyawan.
kerja. “Contoh tenaga outsourcing yang
Sejauh ini, kegiatan komunikasi vertikal ke
diangkat jadi pegawai tetap ada 1-2 orang
bawah
yang
lebih
dipentingkan
komunikasi
ke
atas.
penyebabnya
adalah
daripada
Salah
satu
kurangnya
waktu
dekat
pimpinan”
(Siburian,
wawancara 2/7/2013) Oleh karena itu,
usulan
tentang
pengangkatan
melalui
pimpinan untuk mendengarkan aspirasi
organisasi dianggap merupakan formalitas
karyawan secara formal dalam jam kerja.
belaka. Sikap karyawan yang demikian ini
Terlebih lagi, keinginan karyawan dianggap
kurang
sudah
komunikasi organisasi vertikal ke atas
diketahui
melalui
kunjungan
pimpinan dan tuntutan pengunjuk rasa.
Secara
kolektif,
karyawan
mendukung
pelaksanaan
secara kolektif.
yang
Sementara
itu,
secara
individual
tergabung di dalam organisasi SPPI pernah
pelaksanaan komunikasi vertikal ke atas di
menyampaikan
kepada
kantor pos cabang belum maksimal, kecuali
pimpinan Kantor Pos Medan. Usulan
untuk pelaporan pekerjaan. Secara rutin
tertulis itu dibuat setelah beberapa kali
karyawan melaporkan hasil pekerjaannya
diadakan
aula
kepada kepala kantor posnya baik dengan
besar.
lisan maupun tulisan. Laporan keuangan
karyawan
dari hasil penjualan prangko, meterai,
dirangkum dan diusulkan ke atasan oleh
penerimaan pajak dan pengiriman paket
SPPI. Usul dari SPPI tentang karier
selalu disampaikan secara tertulis. Hal itu
(Tarmizi,
dilakukan untuk menjaga akurasi dan
satu
isi
akuntabilitasnya. Laporan lainnya yang
usulannya adalah pengangkatan tenaga alih
tidak membutuhkan bukti tertulis dapat
daya dan PKWT yang layak sebagai
disampaikan secara lisan. Di samping
pegawai tetap.
laporan internal tersebut, ada pula laporan
pertemuan
(vestibula)
“Semua
suatu
gedung
yang
karyawan
anggota
kantor
diungkapkan
kepada
wawancara
usulan
manajer”.
3/7/2013)
Salah
di
pos
Sayangnya, tidak seluruh karyawan
tertulis yang ditujukan kepada manajer
optimis terhadap usulan serikat itu karena
pemeriksaan dan pengawasan di kantor pos
pengangkatan pegawai bukan berdasarkan
besar, yaitu formulir perhitungan harian,
rekomendasi
laporan bulanan realisasi pendapatan dan
dari
SPPI,
melainkan
kewenangan penuh dari Kepala Kantor Pos
biaya operasional.
Medan. Dalam pengangkatan tenaga alih
Laporan tertulis lainnya dikirimkan
daya ternyata faktor kedekatan dengan
karyawan melalui pesan singkat atau sms.
160
Analisis Hambatan Komunikasi Organisasi... (Paraden Lucas Sidauruk)
Walaupun penggunaannya relatif masih
Di kantor pos cabang, komunikasi
sedikit, karyawan di kantor pos cabang
formal karyawan kepada pimpinannya tidak
tidak mengalami hambatan pribadi atau
hanya dilakukan secara individual, tetapi
budaya
juga secara kolektif. Secara lisan pada jam
mengirimkan
sms
kepada
pimpinannya. Cukup banyak karyawan
istirahat
yang melaporkan pekerjaaan kedinasan dan
mengusulkan kepada pimpinannya untuk
meminta izin tidak hadir melalui sms. Hal
mengadakan acara wisata seperti yang
ini karena biaya pengirimannya murah dan
terjadi
kerahasiaan pesannya terjaga dengan baik.
Walaupun acara rekreasi tidak dijadwalkan,
Penggunaan sms dari bawahan kepada
pimpinan dapat menyetujuinya. Secara
atasan
berkelompok
juga
ditunjang
oleh
adanya
karyawan
di
kantor
tidak
juga
pos
pernah
Medan
Baru.
ditemui
adanya
hubungan kerja yang baik seperti dalam
hambatan karyawan berkomunikasi dengan
suatu keluarga. Tampaknya, sms semakin
pimpinan, namun tidak demikian halnya
lama semakin disukai sebagai bentuk
dengan perseorangan.
komunikasi tulisan antara karyawan dan
pimpinan.
Secara
terhambat
formal
karyawan
menyampaikan
merasa
aspirasinya
Apabila penggunaan sms sudah mulai
dalam suasana privasi karena tidak adanya
familiar di kalangan karyawan, ternyata
ruangan rapat di kantor pos cabang.
tidak demikian halnya dengan e-mail.
Ruangan rapat sebagai sarana komunikasi
Meskipun
dibutuhkan untuk menjaga kerahasiaan
kepala
kantor
pos
cabang
memiliki alamat e-mail, karyawan tidak
pembicaraan
menggunakannya
pimpinan.
untuk
menyampaikan
antara
Terlebih
karyawan
lagi,
dan
mengingat
laporan atau aspirasinya kepada pimpinan.
perasaan segan atau ewuh pekewuh yang
E-mail sebagai sarana komunikasi juga
masih kuat dalam diri para karyawan. Oleh
tidak digunakan antarkaryawan. Apalagi,
karena
kebanyakan
karyawan
tidak
memiliki
alamat e-mail pribadi. Di masa mendatang,
itu,
tidak
tersedianya
sarana
komunikasi tersebut dapat dianggap sebagai
bagian dari hambatan organisasional.
prospek penggunaannya sebagai sarana
Hasil penelitian ini menunjukkan
komunikasi tulisan akan meningkat seiring
bahwa tidak seluruh tujuan komunikasi
dengan bertambahnya pemilik alamat e-
vertikal ke atas tercapai seperti yang
mail.
diinginkan Pace dan Faules (2000 : 190)
dan Adler dan Rodman dalam Senjaya
(2008 : 4.8). Manajer bawahan atau
161
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika Vol. 3 No. 2 Desember 2013 : 133 - 164
karyawan
senantiasa
menyampaikan
atas
sepanjang
menyangkut
urusan
informasi atau laporan pekerjaan dan tugas
keuangan dan pekerjaan perkantoran rutin
kepada atasannya, tetapi keluhan dan saran
dilakukan komunikasi tulisan terutama
tidak
secara
melalui surat atau laporan tertulis. Bentuk
formal, apalagi di depan publik yang
komunikasi tulisan dengan short messages
bersifat formal dan terbuka. Tampaknya,
service
untuk
dan
penyampaian informasi masalah pelayanan
mengungkapkan keluhan tidak mudah bagi
pos yang membutuhkan penanganan yang
karyawan
cepat.
pernah
dikomunikasikan
menyampaikan
karena
saran
adanya
beberapa
hambatan.
(sms)
digunakan
untuk
Jenis informasi yang disampaikan
Beberapa hambatan ternyata tidak
pimpinan kurang sesuai dengan informasi
ditemukan dalam komunikasi ke atas
yang
seperti hambatan fisik (physical barriers),
kebanyakan
hambatan persepsi (perceptual barriers),
tentang pekerjaaan dan kebijakan secara
hambatan bahasa (languagge barriers),
umum, sedangkan karyawan membutuhkan
hambatan perbedaan jenis kelamin (gender
informasi
barriers),
berdampak
hambatan
(interpersonal
antarpribadi
barriers).
Hambatan
dibutuhkan
karyawan.
menyampaikan
yang
bersifat
kesejahteraaannya.
hambatan
pimpinan dan karyawannya.
barriers),
(gap)
yang
peningkatan
Akibatnya,
kesenjangan
(personal
informasi
solutif
terhadap
komunikasi yang cukup menonjol adalah
pribadi
Pimpinan
timbul
informasi
antara
hambatan emosional, (emotional barriers),
Hambatan pelaksanaan komunikasi
hambatan budaya (cultural barriers), dan
organisasi vertikal ke atas cukup beragam,
hambatan
yaitu hambatan pribadi karyawan (personal
organisasional
(organization
barriers).
barriers), hambatan emosional (emotional
barriers),
hambatan
KESIMPULAN DAN SARAN
barriers),
dan
Kesimpulan
(organization barriers). Secara variatif,
Berdasarkan uraian yang dikemukan
budaya
hambatan
(cultural
organisasi
keempat tipe hambatan tersebut secara
di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
sendiri-sendiri
bentuk komunikasi organisasi vertikal ke
menghalangi
bawah pada Kantor Pos Medan didominasi
organisasi vertikal ke atas pada Kantor Pos
oleh komunikasi lisan bertatap muka.
Medan.
Bentuk komunikasi organisasi vertikal ke
organisasi vertikal ke atas adalah hambatan
atau
pelaksanaan
Hambatan
utama
bersama-sama
komunikasi
komunikasi
162
Analisis Hambatan Komunikasi Organisasi... (Paraden Lucas Sidauruk)
yang terdapat dalam pribadi karyawan, baik
kebutuhan informasi karyawan sehingga
yang bersifat emosional maupun yang
tidak
berasal
pimpinan dan karyawan.
dari
organisasional
budaya.
Hambatan
tidak kondusif terhadap
timbul
Untuk
kesalahpahaman
meningkatkan
antara
pelaksanaan
pelaksanaan komunikasi organisasi vertikal
komunikasi organisasi vertikal ke atas, dan
ke atas karena diterapkanya sistem (jam)
juga mendorong karyawan menyampaikan
kerja
adanya
keluhannya kepada pimpinan, sebaiknya
kebijakan organisasi yang memfasilitasi
hambatan organisasional dan hambatan
pertemuan berkala, dan kurang lengkapnya
pribadi
sarana komunikasi.
mengadakan
yang
ketat,
dan
tidak
pertemuan
formal
antara
karyawan dan pimpinan secara berkala dan
Saran
juga
Berdasarkan
kesimpulan
di
atas,
maka dapat disampaikan saran bahwa untuk
memaksimalkan
vertikal
ke
komunikasi
bawah
organisasi
sebaiknya
bentuk
komunikasi lisan dan komunikasi tulisan
dilakukan secara seimbang sehingga tidak
menimbulkan kebosanan dan kejenuhan
pada
dikurangi, antara lain dengan
karyawan
sebagai
khalayak
komunikasi.
sebaiknya
dapat
sarana
komunikasi
(ruang rapat) yang memadai.
Mengingat keterbatasan penelitian ini,
sebaiknya penelitian dilanjutkan dengan
yang lebih luas mencakup sebagian besar
Kantor Pos Medan Divisi Regional I dan
kantor pos cabang dalam kota dan luar kota
di Provinsi Sumatera Utara sehingga lebih
memperkaya
komunikasi
Jenis informasi yang disampaikan
pimpinan
menyediakan
khazanah
organisasi
pengetahuan
pada
PT
Pos
Indonesia
memenuhi
(Persero).
DAFTAR PUSTAKA
Arif, A. M. (2011). Pengaruh Desain
Struktur Organisasi Terhadap
Efektivitas Kerja Karyawan PT Pos
Indonesia (Persero) Medan. Diakses
dari http://repository.usu.ac.id/handle
/123456789/27567/5/, 15 Maret 2013.
Asri, A. (2008). Analisis Corporate TurnAround dan Implikasinya Studi Kasus
: PT Pos Indonesia. Tesis. Diakses
dari www.
digilib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak12053, pdf, 19 Maret 2013
Barnett, G. A. (1995). Communication and
Organizational Culture Dalam, Gerald
M. Goldhaber dan George A. Barnett,
Handbook
of
Organizational
Communication. Norwood, New
Jersey
:
Ablex
Publisihing
Corporation.
Citra, D. N. (2011). Upaya Peningkatan
Pelayanan Dan Kemudahan Bagi
Konsumen PT Pos dan Giro Medan
Skripsi. Diakses dari
163
Jurnal Penelitian Pos dan Informatika Vol. 3 No. 2 Desember 2013 : 133 - 164
http//repository.usu.ac.id/bitstre/am/1
23456789/30643/6/Cover.pdf, 18
Februari 2013
Departemen Pendidikan Nasional. (2008).
Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa.
Edisi Keempat. Jakarta,
Penerbit PT Gramedia Pustaka
Utama.
Deetz, S. A. (2009). Teori Demokrasi
Organisasi Dalam Teori Komunikasi
Organisasi. Morissan. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
DeVito A, J. (2011). Komunikasi
Antarmanusia, Edisi Kelima, Alih
Bahasa : Agus Maulana. Tangerang
Selatan: Karisma Publishing Group.
Djamin, D. 2013. Hari Jadi PT Pos
Indonesia atau Kolonial ? dalam
Teguh (2013)
diakses dari
(http://wwwharianhaluan.com/index.p
hp?option=comcontent&view=article
&id=21115; 25 Maret 2013)
Garner, E. t.t.Seven Barriers to Great
Communication”. Diakses dari
http://www.hodu.com/barriers.shtml,
6 Februari 2014
Goldhaber, G. M. 1990. Organizational
Communication. Fifth Edition.
Dubuque, Wim C Brown Publishers
Handoko, H. T. 1991. Manajemen. Edisi II.
Yogyakarta, BPFE
Isnaeni, M. (2011). Penelitian Komunikasi
Organisasi
di
Perpustakaan
Perguruan Tinggi : Studi Kasus pada
UPT Perpustakaan Perguruan Tinggi
XY.
Depok:
Fakultas
Ilmu
Pengetahuan
Budaya
Program
Magister Ilmu Perpustakaan.
Kaban, R. (2011). Studi Kepuasan
Masyarakat Terhadap Layanan Pos.
Jurnal
Penelitian
Pos
dan
Informatika. Vol.1, No 2, hal. 52-72.
Kaplan, R S. (2013). Bagi Pemimpin,
Komunikasi Nomor Satu. Media
Indonesia, 22 Februari 2013, hal. 12
Kusuma. E. F. (2012). Ingin Lebih
Sejahtera, Ratusan Pegawai PT Pos
Geruduk Kemenkominfo. Diakses dari
http://news.detik.com/read/2012/06/2
8/124106/1953059/10/, 18 Februari
2013 .
Littlejohn, S.W. & Foss, K.A. (2009) .
Teori Komunikasi. Edisi 9.
Penerjemah : Mohammad Yusuf
Hamdan. Jakarta: Penerbit Salemba
Humanika.
McQuail, D. (2013). Reflection on
Paradigm Change in Communication
Theory and Research. International
Journal of Communication 7, 216229
Miles, M. B. & Huberman, A. M. (1992).
Analisis Data Kualitatif. Penerjemah
Tjetjep Rohadi. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia.
Muhammad, A. (2001). Komunikasi
Organisasi. Jakarta: Penerbit Bumi
Aksara.
Nababan, G. S. 5000 Karyawan PT Pos
Mogok Kerja diakses dari
http://www.analisadaily.com/news/re
ad/2012/06/28/59701/5000, 14
Februari 2013
Pace, W. R. & Faules, D. F. (2000).
Komunikasi Organisasi. Strategi
Meningkatkan Kinerja Perusahaan.
Bandung: Penerbit PT Remaja
Rosdakarya.
Pitaloka, R. D. (2012). Selamatkan PT
Pos Indonesia dan Sejahterakan
Pekerja serta Pensiunan PT Pos
Indonesia. Diakses dari
http://www.riekediahpitaloka.com/rel
ease/201206/14 Februari 2013
Priatmaja, I. A. 2008. Analisis
Pengembangan Sistem Manajemen
Stratejik Studi Kasus : PT Pos
Indonesia. Tesis. Diakses dari
http://www.
164
Analisis Hambatan Komunikasi Organisasi... (Paraden Lucas Sidauruk)
lontar.ui.ac.id/file?file=digital/120404
-T%2025481...Metodologi, pdf, 21
Januari 2013.
Pujari, S. , t.t. 4 Different Types of Barriers
to Effective Communication. Diakses
dari
http://www.yourarticlelibrary.com/bu
siness/4-different-types-of-barriersto-effective-communication/1004/, 5
Februari 2014.
Ruslan, R. 2010. Metode Penelitian Public
Relations dan Komunikasi. Jakarta :
RajaGrafindo Persada.
Satori, D. dan Komariah, A. (2009).
Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: Penerbit Alfabeta.
Schiemann, W. A. (1992) . Organization
Change : Lesson from a Turnaround.
Diakses
dari
(http://www.turnaround.org/Publicati
ons/Articles.aspx?objectID=2885, 20
Maret 2013)
Sendjaja, S. D. , dkk. (2008). Teori
Komunikasi. Jakarta: Penerbit
Universitas Terbuka
Situmorang, Ucok Sangap, 2012.
“Pengaruh Komunikasi Organisasi
Vertikal ke Bawah, Vertikal ke Atas
dan Horizontal terhadap Kinerja
Perawat Pelaksana di Rumah Sakit
Bhayangkara Tingkat II Medan”
http://repository.usu.ac.id/handle/123
456789/30718, 28 Februari 2013.
Smith, Christopher, 2010. “The Seven
Barriers of Communication”
(http://www.csedev.com/the-sevenbarriers-of-communication/, 22
Februari 2013)
Sumartias, Suwandi (t.t). “Unjuk Rasa
Indikasikan Komunikasi yang
Terganggu” Disertasi. Bandung.
Program Pascasarjana Unpad.
http://news.unpad.ac.id/?p=11439, 10
April 2013.
Terry, George R, 1977. Principles of
Management. Seventh Edition.
Homewood, Illinois, Richard D. Irwin
Inc.
Wahyuningsih, Sri. 2012. “Analisis SWOT
untuk Penentuan Strategi
Optimalisasi Infrastruktur”Buletin
Pos dan Telekomunikasi. Vol. 10,
No.4. hal. 289-289-304
Winarsih, Wulan Sastra, 2011. “Iklim
Komunikasi Organisasi dan
Kepuasaan Kerja (Studi Korelasional
Pengaruh Iklim Komunikasi
Organisasi terhadap Tingkat
Kepuasaan Kerja pada Karyawan PT
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Cabang Medan Iskandar Muda”
Skripsi.
http://repository.usu.ac.id/handle/123
456789/26455, 15 Maret 2013
Dokumen
Republik Indonesia, 1998. UndangUndang Nomor 9 Tahun 1998
Tentang Kemerdekaan
Menyampaikan Pendapat di Muka
Umum.
Internet
1)
“Ratusan Pensiunan Kantor Pos Demo di
Medan, 2011.
http://eksposnews.com/view/2/23683/
Ratusa-Pensiunan-Kantor-Pos-Demodi-Medan.html, 18 Februari 2013.
2)
Pos Indonesia-Divisi Teknologi
Informasi, 2012. “Master Record :
Kantor Pos Pemeriksa (Kprk)”
http://kantorpos.posindonesia.co.id/ka
ntorposcabangdalamnegeridanluarkot
a, 18 Februari 2013.
165
Download