BAB V PENUTUP Alam semesta menurut Nazwar

advertisement
244
BAB V
PENUTUP
Alam semesta menurut Nazwar Syamsu dalam persepektif kosmologi
mengandung pengertian fisik-kimiawi, didirikan oleh Allah dan bukan didirikan
yang lainnya atau bukan ada dengan sendirinya. Alam semesta dalam pengertian
ini memiliki struktur, norma-norma terukur dan prinsip-prinsif keteraturan serta
dialami secara langsung oleh inderawi manusia. Oleh karena itu, alam semesta
menurut Nazwar Syamsu adalah suatu yang teratur sehingga dapat disistematisir
secara rasional, teratur dan integral. Pengertian alam semesta demikian dapat
dipertanggungjawabkan secara kritis. Hal ini berarti, secara metafisika alam
semesta menurut Nazwar Syamsu dapat diajukan pertanyaan-pertanyaan
mengenai asal-usul alam semesta, berakhirnya, dinamikanya, waktu dan ruang,
materi dan energi. Alam semesta menurut Nazwar Syamsu juga dapat
menunjukkan pengertian astronomi. Adanya keteraturan dan dalam rana
pengertian astronomi maka hal ini berarti alam semesta menurut Nazwar Syamsu
dapat dikaji secara filsafat sebagai objek materialnya dengan berdasarkan objek
formal mencakup aspek-aspek terdiri dari saat awal kosmos, saat akhir kosmos,
dinamika kosmos ruang dan waktu, materi dan energi. Oleh karena itu perspektif
metode-metode kosmologi yang terdiri dari metode kritis, metode analitisa bahasa
dan metode fenomenologis serta dan metode transendental, dapat dikenakan pada
alam semesta menurut Nazwar Syamsu.
245
A. Kesimpulan
1. Alam semesta menurut Nazwar Syamsu berdasarkan uraian di atas dapat
dianalisis secara filsafati berdasarkan aspek-aspek dalam kosmologi yang
mencakup saat awal, saat akhir, dinamika, ruang dan waktu, materi dan energi
dari alam semesta serta benda-benda alam, dengan hasil analisis tentang
hakekat alam semesta menurut Nazwar Syamsu sebagai berikut:
a. Saat awal alam semesta menurut Nazwar Syamsu, bermula dari
kekosongan yang diberi Allah magnet, sehingga berputar. Perputaran
kekosongan dengan magnet sedemikian rupa sehingga membentuk atom
hidrogen. Atom hidrogen yang berputar kemudian mempergandakan diri
membentuk unsur-unsur sebagaimana kini yang terdapat dalam sistem
periodik kimia. Unsur-unsur tersebut berputar dan berkumpul menurut
mekanismenya masing-masing sehingga menjadi molekul-molekul.
Melekul-melekul yang berputar membentuk benda-benda dan dengan
berbagai sistem magnet, terwujud bermacam benda alam semesta, terpisah
menurut keadaan dan susunan sebagaimana terlihat kini. Perbedaan
masing-masing sistem magnet yang ada pada bintang-bintang, bulan-bulan
dan planet-planet memberi konsekuensi pada perbedaan-perbedaan nilai
tarik masing-masingnya.
Penciptaan alam semesta menurut Nazwar Syamsu, dalam perspektif
filsafat adalah berbeda dengan ajaran atau pendapat yang mengatakan
246
bahwa alam semesta telah ada dan akan ada selamanya, sama dengan
pendapat-pendapat dari penganut tradisi lama dan agama-agama yang
mempercayai bahwa alam semesta diciptakan Tuhan, tetapi berbeda
tentang prosesnya. Penciptaan alam semesta menurut Nazwar Syamsu,
bertentangan dengan teori kekekalan. Proses penciptaan alam semesta
menurut Nazwar Syamsu lebih cenderung mendekati pemikiran-pemikiran
alam semesta yang didasarkan pada ilmu pengetahuan alam modern,
seperti astronomi, fisika kuantum atau fisika partikel, dan astrofisika,
meskipun tidak sepenuhnya sama. Kesamaan utama terletak pada
pernyataan bahwa hidrogen merupakan atom terkecil, meski berbeda
tentang isi dan prosesnya. Penciptaan alam semesta menurut Nazwar
Syamsu dalam perspektif kosmologi adalah berbeda, sama dan berbeda,
bertentangan dengan teori-teori nebula, kuiper, bintang kembar, dentuman
besar atom raksasa. Penciptaan alam semesta menurut Nazwar Syamsu
dalam perspektif teori nebula dan teori bintang kembar adalah berbeda.
Perspektif teori kuiper dan teori dentuman besar atom raksasa adalah sama
dan berbeda. Persamaannya adalah hydrogen merupakan atom terkecil.
Pada perspektif teori tidal, penciptaan alam semesta menurut Nazwar
Syamsu adalah bertentangan.
b. Saat akhir alam semesta menurut Nazwar Syamsu adalah bahwa bumi,
planet, bulan, matahari, tata surya, dan galaksi serta alam semesta pada
dasarnya tidak akan musnah dan akan tetap abadi, kecuali dikehendaki
247
Allah. Kehidupan di tata surya akan berakhir setelah kedatangan satu
komet yang menabrak dan menyeretnya. Kehidupan seluruh isi alam
semesta juga akan berakhir setelah delapan rombongan komet yang
menabrak dan menyeret. Kehidupan akan dimulai kembali setelah delapan
rombongan komet tersebut saling menabrak sehingga masing-masing tata
surya terlepas dan membentuk kembali formasinya semula dalam tingkat
kualitas yang tinggi. Pada saat itu kehidupan dimulai kembali. Semua
yang telah mati akan hidup kembali. Jika kehidupan sebelumnya
dinamakan kehidupan dunia, maka kehidupan yang berikutnya dinamakan
kehidupan akhirat yang terdiri dari surga dan neraka. Kehidupan di surga
adalah kehidupan setiap planet pada setiap tata surya di alam semesta
dalam wujud yang sangat elok. Kehidupan di neraka adalah kehidupan
seluruh surya di alam semesta. Manusia yang hidup di surya dalam wujud
batu dan besi yang dibakar berjiwa yang tersiksa. Kehidupan di surga
adalah untuk manusia-manusia beriman pada Allah dengan timbangan
pahalanya lebih berat dari dosanya. Kehidupan di neraka adalah untuk
manusia-manusia yang tidak beriman pada Allah dan yang beriman pada
Allah namun timbangan pahalanya lebih ringan dari dosanya.
Akhir alam semesta menurut Nazwar Syamsu yang demikian, dalam
perspektif filsafat adalah berbeda dengan teori-teori sains modern. Sama
dan berbeda dengan teori kekekalan dan pendapat-pendapat dari penganut
tradisi lama dan agama-agama yang mempercayai bahwa alam semesta
248
diakhiri oleh Tuhan, tetapi berbeda tentang proses pengakhirannya. Akhir
alam semesta menurut Nazwar Syamsu, dalam perspektif kosmologi
adalah berbeda, sama dan berbeda. Teori-teori kosmologi modern berbeda
dalam hal umur alam semesta dengan Nazwar Syamsu. Teori-teori
astronomi dan astrofisika menyoroti akhir alam semesta menurut Nazwar
Syamsu adalah berbeda dalam banyak hal.
c. Dinamika alam semesta menurut Nazwar Syamsu adalah bahwa alam
semesta bergerak parallel yang berbeda dari teori Hubble yang
menyatakan bahwa alam semesta bergerak expanding dan teori Einstein
yang menyatakan bahwa alam semesta bergerak static. Dinamika alam
semesta dengan segala isinya, pada dasarnya digerakkan oleh sistem
magnit. Benda-benda angkasa, memiliki sistem magnit (rawasia) yang
berbeda-beda. Bintang memiliki sistem magnit regular. Planet memiliki
sistem magnit simple. Bulan memiliki sistem magnit spot. Semua benda
alam semesta seperti bumi, planet, bulan, matahari, tata surya, dan galaksi
serta alam semesta itu sendiri bergerak dari barat ke timur.
Dinamikan alam semesta menurut Nazwar Syamsu dalam perspektif
filsafat dan kosmologi adalah berbeda, sama dan berbeda. Perspektif teori
kreasionisme adalah sama dan berbeda. Dinamika alam semesta menurut
Nazwar Syamsu dalam pespektif teori evolusi mekanistik, teori evolusi
modern adalah berbeda dan teori evolusi teleologis adalah sama. Nazwar
Syamsu memandang alam semesta dalam sistem mekanik bukan organik.
249
d. Ruang dan waktu dalam alam semesta menurut Nazwar Syamsu, bahwa
ruang adalah kekosongan yang diisi benda. Tanpa benda akan tidak ada
ruang. Benda yang berputar menimbulkan waktu. Tanpa benda yang
berputar akan tidak ada waktu. Ruang dan waktu bermula dari awal
penciptaan alam semesta, diciptakan Allah dari kekosongan yang diberi
magnet maka tercipta ruang. Magnet adalah partikel. Partikel adalah unsur
dasar benda. Oleh karena itu, pada dasarnya ruang adalah kekosongan
yang diberi partikel kemudian berputar sehingga kekosongan menjadi inti
atom yang berputar disumbunya. Putaran 360 derajat dinamakan satu hari.
Alam semesta berputar disumbunya 360 derajat selama 50.000 tahun
kalender Qamariah. Tata surya yang berputar disumbunya 360 derajat
selama 1.000 tahun kalender Lunar Year. Bumi yang berputar disumbunya
360 derajat selama 24 jam. Putaran atau rotasi bumi tersebut menjadi
dasar bilangan satu hari di bumi. Ruang dan waktu dalam pengertian alam
semesta menurut Nazwar Syamsu pada perspektif kosmologi di ranah
persoalan filsafat tentang ruang dan waktu adalah objektif, terbatas dan
tidak relatif serta tidak relasional maupun absolut.
Ruang dan waktu dalam pengertian alam semesta menurut Nazwar
Syamsu, dalam perspektif filsafat dan kosmologi adalah sejalan dengan
toeri Zeno dan teori al-Kindi. Teori Gottfried mirip dengan Nazwar
Syamsu tentang relasi ruang, waktu dan objek-objek didalamnya. Ruang
dan waktu menurut Nazwar Syamsu berbeda dengan teori Immanuel Kant.
250
Perspektif teori Issac Newton, ruang dan waktu menurut Nazwar Syamsu
sejalan tentang tiga realitas penting yaitu materi ruang dan waktu serta
absolusitasnya, namun berbeda tentang ruang ketidakberhinggaan ruang
Newton. Ruang dan waktu menurut Nazwar Syamsu, dalam perspektif
teori Einstain, ada yang sama dan berbeda.
e. Materi dan energi dalam alam semesta menurut Nazwar Syamsu,
berdasarkan pengertian atom sebagai materi terkecil mengandung energi.
Atom bermula dari kekosongan. Penciptaan bermula dari ditempatkannya
macam batang magnet dalam kekosongan. Ditempatkannya batang magnet
tersebut, maka terpisah-pisah kekosongan. Proses demikian berlaku pada
makro dan mikro kosmos. Batang magnet berputar sehingga terbentuk
kutub positif dan kutub negatif. Perputaran ini mengakibatkan terbentuk
elektron dan positron yang melingkupi batang magnit itu masingmasingnya. Itu adalah atom hidrogen, terdiri dari satu batang magnet yang
berputar disebut proton dilingkupi oleh elektron dan positron. Berputarnya
proton maka elektron dan positron juga ikut beredar. Elektron mendapat
induksi magnet negatif dari kutub negatif proton. Positron mendapat
induksi magnet positif dari kutub positif proton. Elektron dan positron
yang terbang mengapung meninggalkan atom dinamakan dengan
neuterino. Neuterino yang mengapung di atas planet menjadi lapisan
ionosfir planet. Neuterino yang lepas dari planet berkumpul menjadi
nebula. Nebula-nebula menyatu menjadi komet.
251
Materi dan energi dalam pengertian alam semesta menurut Nazwar
Syamsu, dalam perspektif filsafat dan kosmologi adalah sama, berbeda,
sama dan berbeda, bertentangan. Pengertian materi dan energi menurut
Nazwar Syamsu, adalah sama dengan pandangan fisika modern. Materi
dan energi yang terkecil menurut fisika modern dan Nazwar Syamsu
adalah atom hidrogen. Nazwar Syamsu berbeda dalam pengertian, wujud,
isi dan prosesnya. Deskripsi Nazwar Syamsu tersebut, dalam perspektif
teori-teori masa Yunani kuno dan perkembangannya, umumnya sejalan
tentang analisa materi dimulai dari atom dan berbeda pada wujud dan
prosesnya. Perspektif teori Issac Newton memandang materi dan energi
dalam pengertian alam semesta menurut Nazwar Syamsu terdapat
pertentangan. Perspektif teori John Dalton terdapat persamaan dan
perbedaan tentang unsur-unsur dalam atom. Materi dan energi dalam
pengertian alam semesta menurut Nazwar Syamsu dalam perspektif teori
Michael Faraday berbeda tentang arus listrik dapat menyebabkan
pemisahan zat-zat kimia. Pengertian materi dan energi menurut Nazwar
Syamsu dalam perspektif teori listrik sejalan dengan percobaan J. Plucker
dan Goldstein tentang pada percobaannya tentang sinar katoda. Model
atom Rutherford sama dengan pengertian atom Nazwar Syamsu pada inti
atom yaitu bahwa proton namum berbeda tentang orbit elektron. Orbit
elektron sejalan sebagaimana dikemukakan dalam eksperimen J.J.
Thomson timnya tentang model atom roti kismis, namun berbeda tentang
252
jumlah elektronnya, yang mirip dengan teori radioaktif. Pengertian
neutron Nazwar Syamsu hampir sama dengan pengertian neutron
J.Chadwick. Materi dan energi dalam pengertian alam semesta menurut
Nazwar Syamsu dalam perspektif teori radioaktivitas yang berbicara
tentang sinar alfa (positron), sinar beta (elektron) dan sinar gamma
(neutron) adalah sama. Perspektif teori planet elektron yang berbicara
tentang struktur atom dianalogikan sebagai miniatur tata surya berbeda
dengan Nazwar Syamsu. Struktur atom menurut Nazwar Syamsu
dianalogikan sebagai bumi yang dilingkupi atmosfir. Pengertian materi
dan energi menurut Nazwar Syamsu dalam perspektif teori spectrum
cahaya adalah berbeda. Materi dan energi dalam pengertian alam semesta
menurut Nazwar Syamsu dalam perspektif teori kuantum adalah
bertentangan. Nazwar Syamsu mengatakan bahwa energi suatu materi
dapat berubah bukan karena kuantum, melainkan proses interaksi cahaya
dengan neuterino. Pengertian materi dan energi menurut Nazwar Syamsu
dalam perspektif teori radiasi elektromagnetik adalah sejalan tentang
radiasi
surya
yang
sampai
di
planet-planet
adalah
gelombang
elekromagnetik yang melalui ruang hampa tanpa medium penghantar.
Nazwar Syamsu tidak berbicara tentang hubungan antara panjang
gelombang, frekuensi dan kekuatan energi radiasi. Perspektif teori atom
Bohr tentang spectrum atom hidrogen adalah berbeda. Model atom
hidrogen Bohr sebagaimana teori planet elektron yang berbicara tentang
253
struktur atom secara keseluruhan, maka model atom hidrogen Bohr
dianalogikan sebagai miniatur tata surya dengan aturan mekanika
sederhana, berbeda dengan Nazwar Syamsu dianalogikan sebagai bumi
yang dilingkupi atmosfir. Perspektif teori mekanika gelombang adalah
sama dan berbeda. Persamaannya adalah elektron tidak mungkin
mempunyai kedudukan yang pasti dalam mengelilingi inti atom.
Perbedaannya adalah menurut Nazwar Syamsu bahwa gerakan gelombang
dari elektron merupakan gerakan yang tidak harmonis, sebagaimana
dibuktikan dengan terjadinya neuterino. Perspektif teori muktahir adalah
sama dan berbeda. Menurut Nazwar Syamsu unsur-unsur atom adalah
proton, elektron, positron dan neuterino. Menurut teori muktahir unsurunsur atom terdiri dari proton, elektron, positron, neuterino ditambah
hyperon, meson, muon, tau dan boson serta takhion maupun resonan.
Unsur-unsur tambahan tersebut baru bersifat hipotesis yang sedang diteliti
lebih lanjut untuk pembuktian ada atau tidaknya. Untuk proton, elektron,
positron dan neuterino telah terbukti keberadaannya secara ilmiah.
f. Banda-benda alam semesta menurut Nazwar Syamsu yang utama terdiri
dari galaksi, tata surya, surya, planet dan bulan. Benda-benda alam
semesta tersebut banyaknya adalah sebanyak pohon di bumi.
Banda-benda alam semesta menurut Nazwar Syamsu secara umum adalah
sama dan berbeda dengan teori-teori fisika modern, astrofisika dan
astronomi. Persamaan terletak pada jenis benda-benda dan perbedaan pada
254
proses dan dinamikanya. Perbedaan lain pada adanya planet Muntaha
diujung tata surya pada pengertian alam semesta menurut Nazwar
Syamsu. Alam semesta dalam pemikiran Nazwar Syamsu adalah bersifat
fisik. Pengertian ini sejalan dengan pengertian kosmos pada kosmologi
dari Barat dan fisika modern dan berbeda dengan kosmologi Islam. Alam
semesta dalam Islam terdiri dari tingkatan-tingkatan dari tinggi sampai
rendah, yang secara umum terdiri dari dua tingkat. Pertama tingkat
spiritual dan atau gaib sebagai tertinggi. Tingkat kedua adalah fisik atau
yang rendah. Persamaan dan perbedaan Nazwar Syamsu dengan IAU
berkaitan dengan istilah dan wujud benda-benda angkasa. Pandangan
Nazwar Syamsu tentang galaksi sama dengan sistem klasifikasi Hubble.
Nazwar Syamsu tentang bintang berbeda dengan pandangan para ahli
astrofisika modern. Pengertian tata surya dalam arti sama’ dan nuur
menurut Nazwar Syamsu sama dan berbeda dengan pengertian dari IAU.
Persamaannya tentang beberapa benda tata surya yaitu satu matahari dan
planet-planet serta meteor, satelit, dan asteroid. Perbedaannya, menurut
Nazwar Syamsu tidak terdapat komet pada pengertian tata surya. Pendapat
tentang surya menurut Nazwar Syamsu dengan pengertian ahli astronomi
modern adalah bertentangan. Berkaitan dengan jumlah planet ditata surya,
Nazwar Syamsu mengatakan pada mulanya terdapat sebelas, pecah satu
tinggal sepuluh planet. IAU menyatakan terdapat sembilan planet pada
mulanya dan tahun 2014 ditemukan satu planet. Nazwar Syamsu tidak
255
menyebut semua nama-nama planet kecuali ciri-cirinya. Nama planet yang
disebut hanya muntaha dan bumi. IAU memberi nama-nama setiap planet.
Pandangan Nazwar Syamsu tentang orbit planet dan bumi berbeda dengan
hukum Kepler yang mengatakan orbit planet berbentuk ellips dan berbeda
dengan pendapat fisika klasik yang mengatakan orbit planet dan bumi
berbentuk cicle. Nazwar Syamsu mengatakan orbit planet dan bumi
berbentuk oval dan zigzag. Penemuan Profesor Philip R. Goodewill tahun
2009 tentang bintik hitam adalah bukti empiris tentang pengertian sunspot
dari Nazwar Syamsu pada tahun 1979. Penemuan tentang planet terjauh di
tata surya di sini pada tahun 2014 oleh Carnegie Scott Sheppard dan
Chadwick Trujillo adalah bukti empiris lain dari pendapat Nazwar
Syamsu tahun 1979 tentang planet Muntaha. Pandangan NazwarSyamsu
tentang bumi berbeda dengan teori pembentukan planet terbaru yang
diungkapkan oleh Sergei Nayakshin tahun 2014 bahwa bumi adalah planet
Jupiter yang gagal. Bumi, menurut Nazwar Syamsu, dinamakan adalah
planet berganda dengan wujud yang serupa. Istilah planetoids menurut
Nazwar Syamsu sama dengan pendapat IAU, terdiri dari meteoroid dan
asteroid. Perbedaannya adalah pada asal usul planetoids. Nazwar Syamsu
mengatakan bahwa terbentuknya planetoids adalah disebabkan planet
pecah. Pendapat IAU dengan pendapat Nazwar Syamsu tentang bulan
pada dasarnya adalah sama. Perbedaannya pada asal-usul bulan. Nazwar
Syamsu berpendapat bahwa penciptaan bulan bersamaan waktunya
256
dengan penciptaan benda-benda alam semesta lainnya. Perbedaan bulan
dengan benda-benda alam semesta lainnya terletak pada sistem magnitnya.
Berbeda juga dengan teori Hubble dan Einstein. Komet menurut para ahli
dari barat, terdiri dari abu, pasir atau es yang tersusun dari molekul seperti
benda-benda lainnya dan ada sejumlah 100 juta beredar komet dalam
daerah orbit yang berbentuk ellips keliling surya. Pendapat Nazwar
Syamsu dengan pendapat para ahli angkasa modern dari barat tentang
komet adalah berbeda. Nazwar Syamsu berpendapat komet pada dasarnya
tersusun dari nebula-nabula dan tidak mempunyai orbit. Panjang komet
tidak dapat diperkirakan dan kecepatannya melebihi kecepatan cahaya,
menurut Nazwar Syamsu. IAU mengatakan bahwa komet ada yang
panjangnya ditaksir 500 juta mil atau lebih kurang 6 kali jarak antara bumi
dari surya dengan kecepatan sama dengan kecepatan cahaya adalah
186.000 mil atau 300.000 km perdetik. Pendapat ahli-ahli astronomi
modern saat ini tentang komet, jika diikuti maka akan berpendapat bahwa
komet hanya benda angkasa yang tidak perlu dihiraukan. Pendapat
Nazwar Syamsu komet adalah benda alam semesta yang terpenting
sebagai penentu nasib tata surya dan alam semesta.
2. Cara Nazwar Syamsu menyusun pemikiran tentang alam semesta tidak
disebut secara eksplisit, namun jika diteliti buku-buku seri Logia dan Tauhid
karangan beliau maka diperoleh gambaran tentang cara-cara tersebut. Cara
pertama yang dilakukan Nazwar Syamsu dalam merumuskan pemikiran
257
tentang alam semesta adalah, melakukan konstruksi teoritis terhadap ayat-ayat
al-Qur’an. Konstruksi teoritik tersebut dilakukan secara intuitif dengan
langkah-langkah yang bersifat aksiomatik yang meletakkan ayat-ayat alQuran sebagai sumber aksioma-aksioma kemudian diturunkan hukum-hukum
operasional yang bisa diuji secara empiris. Nazwar Syamsu tidak melakukan
penelitian empiris, namun kemungkinan yang dilakukannya adalah menguji
penemuan-penemuan ilmiah dalam teori-teori kosmologi ilmiah dengan
tafsirnya terhadap ayat-ayat al-Qur’an. Cara selanjutnya adalah Nazwar
Syamsu menggunakan pola ilmu pengetahuan deduktif-nomologis untuk
menjelaskan bahwa alam semesta hasil perumusan kosmologi filsafat dan
ilmiah. Perbedaannya adalah jika pada dasar teori-teori kosmologi filsafat
pola deduktif-nomologis berdasarkan pada spekulatif, maka pendapatpendapat kosmologis Nazwar Syamsu berpola deduktif-nomologis didasarkan
pada ayat-ayat al-Qur’an. Kosmologi modern pada pihak lain adalah ilmu
pengetahuan pola induktif empiris untuk menjelaskan bahwa struktur teramati
dari alam semesta. Nazwar Syamsu melakukan tafsir terhadap ayat-ayat alQur’an. Hasil tafsir tersebut merupakan pemahamannya terhadap ayat-ayat alQur’an sebagai latar belakang yang diintegrasikan ke dalam penyelidikannya
terhadap teori kosmologi ilmiah, sehingga terbangun hubungan segitiga antara
data, hipotesis dan pemahaman Nazwar Syamsu terhadap ayat-ayat al-Qur’an
untuk memberi jawaban epistemik terhadap pertanyaan, ‘mengapa alam
semesta dikonstruksi demikian?’ Cara-cara berpikir rasionalisiasi al-Quran
258
dan kitab-kitab suci agama dan paralelisme ala Capra berbeda dengan cara
berpikir Nazwar Syamsu. Perumusan ‘teori’ kosmologi dengan argumentasiargumentasi
‘ilmiah’
yang
dilakukan
oleh
Nazwar
Syamsu
dapat
menggulirkan wacana mengenai ‘eksistensi’ Allah selaku Tuhan dalam sains.
Nazwar Syamsu bicara tentang bagaimana Allah berbicara tentang kosmologi
menurutnya. Penempatan Allah dalam peta kosmos dan teori kosmologi tidak
dapat dipungkiri tentu akan berimplikasi pada religiusitas orang Islam, meski
terdapat kontroversial Nazwar Syamsu dengan banyak kalangan Islam.
B. Saran
1. Alam semesta menurut Nazwar Syamsu pada penelitian ini membatasi pada
persoalan apa dan bagaimana. Penelitian berikutnya, disarankan untuk
mengkaji untuk apa alam semesta menurut Nazwar Syamsu dalam kehidupan
umat Islam khususnya dan umat manusia umumnya.
2. Persoalan apa dan bagaimana alam semesta menurut Nazwar Syamsu yang
dijawab pada penelitian ini, penelitian selanjutnya disarankan tentang
relevansi dalam pengembangan sains terutama astronomi, fisika modern dan
kosmologi ilmiah mengingat pemikiran Islam tentang astronomi, fisika
modern dan kosmologi ilmiah sudah sangat tertinggal.
3. Pengertian alam semesta menurut Nazwar Syamsu, beberapa telah terbukti
secara empiris, maka pada penelitian berikutnya untuk membuktikan secara
259
empiris terutama dikaitkan dengan penemuan-penemuan dan risert-risert
astronomi, fisika modern dan kosmologi ilmiah.
4. Kelemahan pengertian alam semesta menurut Nazwar Syamsu adalah tidak
diungkapkannya aspek kegaiban dan spiritual dari alam semesta sebagaimana
dalam pemikiran Islam tentang alam semesta pada umumnya, sehingga tidak
mudah
umat
Islam
menerimanya.
Perlu
adanya
penelitian
yang
mengintegrasikan antara pengertian alam semesta menurut Nazwar Syamsu
yang bersifat fisik dengan kosmologi Islam yang bersifat kegaiban dan
spiritual sehingga umat Islam dapat mudah menerimanya, karena beriman
kepada yang gaib adalah salah satu rukum iman Islam.
5. Benda-benda alam semesta pada dasarnya terdapat kesamaan dengan
pandangan astronomi, fisika modern dan kosmologi ilmiah, namun berbeda
dalam prosesnya, sehingga perlu dilakukan pendalaman tentang perbedaanperbedaan tersebut atau tentang bagaimana kritik pengertian Nazwar Syamsu
terhadap salah satu teori dalam astronomi, fisika modern dan kosmologi
ilmiah secara mendalam, atau sebaliknya.
6. Keterbatasan penelitian ini, belum dieksplorasi ‘sedalam-dalamnya’ teori-teori
kosmologi dan sains modern yang ada kini untuk mengkaji pengertian alam
semesta menurut Nazwar Syamsu, sehingga perlu pendalaman tentang
persamaan dan perbedaan teori-teori tersebut, melalui penelitian yang fokus
tiap aspek kosmologi dan atau tiap teori.
260
7. Cara
Nazwar
Syamsu
menyusun
pemikiran
tentang
alam
semesta
menggunakan konstruksi teoritik yang bersifat deduktif nomologis secara
intuitif melalui langkah-langkah bersifat aksiomatik yang meletakkan ayatayat al-Quran sebagai sumber tafsir dan sumber aksioma-aksioma kemudian
diturunkan hukum-hukum operasional yang bisa diuji secara empiris, dapat
digunakan sebagai metode pada penelitian berikutnya dibidang lain selain
kosmologi, misalnya konstruksi teoritik tentang manusia dan sistem
masyarakat berdasarkan al-Qur’an.
C. Ringkasan
Judul penelitian ini adalah alam semesta menurut Nazwar Syamsu dalam
perspektif kosmologi. Latar belakang masalah adalah alam semesta merupakan
sesuatu yang datang pada setiap manusia dan bukan sesuatu untuk dipilih.
Konsekuensinya lahir filsafat dan ilmu pengetahuan tentang alam semesta serta
Agama juga berbicara tentang alam semesta. Oleh karena itu pemahaman alam
semesta secara filsafati dan ilmiah seharusnya dapat jadi fondasi bagi insan
beragama. Filsuf-filsuf dan para ilmuwan dari kalangan agama-agama berusaha
untuk mencari hubungan yang tepat antara pengertian-pengertian alam semesta
secara filsafati dan ilmiah dengan agama termasuk dalam Islam. Pengertian alam
semesta dengan tafsir al-Qur’an dalam sejarah inteletual Islam, rasionalisiasi alQuran dan kitab-kitab suci agama, paralelisme Capra ternyata tidak dapat
261
dijadikan fondasi bagi orang Islam berhadapan perkembangan sains teknologi
kini. Alam semesta menurut Nazwar Syamsu diharapkan dapat menjadi alternatif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil analisis tentang hakekat
alam semesta menurut Nazwar Syamsu dan cara Nazwar Syamsu menyusun
pemikiran tentang alam semesta. Penelitian bersifat studi pustaka. Metode yang
digunakan heuristik dan hermeneutika dengan unsur-unsur metodis adalah
deskriptif, verstehen, interpretasi. Perspektif kosmologi sebagai objek formal
penelitian ini mencakup pengertiannya, objeknya, metode-metodenya dan aspekaspeknya. Kosmologi filsafati ditinjau dari aspek-aspeknya terdiri dari saat awal
kosmos, saat akhir kosmos, dinamika kosmos, ruang dan waktu, materi dan
energi. Selain itu perbincangan kosmologi secara filsafat dan ilmiah sering
mengunakan istilah makro kosmos dan mikro kosmos. Makro kosmos adalah
alam semesta dengan benda-bendanya yaitu galaksi, bintang, tata surya, planet,
bumi planetoids, bulan, komet. Mikro kosmos adalah dunia atom dan sub-atomik
sebagai unsur terkecil dari materi dan energi dari alam semesta.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut: Penciptaan alam semesta menurut
Nazwar Syamsu dilakukan Allah, dengan memberi magnit pada kekosongan
sehingga berputar membentuk atom hidrogen yang menjadi dasar unsur-unsur
sistem periodik kimia. Sistem ini menjadi dasar pembentukan benda-benda dan
alam semesta. Saat awal alam semesta demikian dalam perspektif filsafat, sama
dengan tradisi lama dan agama-agama namun beda proses, sama dan berbeda
dengan sains modern, serta bertentangan dengan teori kekekalan. Saat awal alam
262
semesta demikian, perspektif kosmologi, berbeda dengan teori nabula dan teori
bintang kembar. Sama dan berbeda dengan teori kluiper dan dentuman besar.
Bertentangan dengan teori bintang kembar.
Alam semesta menurut Nazwar Syamsu pada dasarnya tidak akan musnah
dan tetap abadi, kecuali dikehendaki Allah. Kehidupan di tata surya berakhir
setelah ditabrak dan diseret satu rombongan komet. Kehidupan di alam semesta
berakhir setelah ditabrak dan diseret delapan rombongan komet. Kehidupan akan
dimulai kembali setelah delapan rombongan komet tersebut saling menabrak
sehingga masing-masing semua tata surya di alam semesta terlepas dan
membentuk kembali formasinya dalam kualitas yang tinggi. Pengertian ini dalam
perspektif filsafat, sama dengan tradisi lama, agama-agama dan toeri kekekalan
namun beda proses, bertentangan dengan sains modern. Pengertian ini, perspektif
kosmologi, berbeda dengan kosmologi modern, astronomi dan astrofisika.
Dinamika alam semesta menurut Nazwar Syamsu pada dasarnya
digerakkan oleh sistem magnit. Benda-benda angkasa, memiliki sistem magnit
yang berbeda-beda. Bintang memiliki sistem magnit reguler, planet memiliki
sistem magnit simple dan bulan memiliki sistem magnit spot. Semua benda alam
semesta dan alam semesta bergerak parallel dari barat ke timur. Pengertian ini
dalam perspektif filsafat dan kosmologi, sama toeri kreasionisme namun beda
proses, dan berbeda dengan teori evolusi mekanistik, teori evolusi modern dan
sama dengan teori evolusi teleologis.
263
Ruang dan waktu dalam pengertian alam semesta menurut Nazwar
Syamsu, adalah ruang adalah kekosongan yang diisi benda. Tanpa benda akan
tidak ada ruang. Benda yang berputar menimbulkan waktu. Tanpa benda yang
berputar akan tidak ada waktu. Pengertian ruang dan waktu menurut Nazwar
Syamsu dalam ranah persoalan filsafat adalah objektif, terbatas, tidak relative,
tidak relasional, dan absolut. Pengertian ini dalam perspektif filsafat dan
kosmologi, sama dengan teori Zeno, teori al Kindi dan teori Gottfred W. Leibniz.
Berbeda dengan teori Immanuel Kant. Sama dan berbeda dengan teori Isaac
Newton dan teori Albert Einstein.
Materi dan energi dalam pengertian alam semesta menurut Nazwar
Syamsu, adalah atom hidrogen sebagai partikel terkecil dengan unsur-unsurnya
adalah proton, elektron dan positron serta neuterino. Cahaya adalah bukan
partikel. Berbeda fisika modern, cahaya adalah partikel. Pengertian ini dalam
perspektif filsafat, sama dengan fisika modern bahwa atom hidrogen adalah
partikel terkecil, bedanya pada pengertian, wujud dan prosesnya. Pengertian ini
dalam perspektif kosmologi, sama dengan teori listrik, teori J.Plucker, teori
Goldstein, teori J.J Thomson dan teori J.Chadwick serta teori radioaktivitas
maupun teori elektromagnetik.Berbeda dengan teori Michael Faraday, teori planet
elektron, teori spektrum cahaya dan teori atom Bohr.Sama dan berbeda dengan
teori Rutherford, teori mekanika gelombang, teori muktahir. Bertentangan dengan
teori Issac Newton dan teori kuantum.
264
Banda-benda alam semesta menurut Nazwar Syamsu terdiri dari galaksi,
tata surya, surya, planet dan bulan. Benda-benda alam semesta tersebut
banyaknya adalah sebanyak pohon di bumi. Semua benda alam semesta memiliki
dinamika masing-masing. Semua benda alam semesta menurut Nazwar Syamsu
bergerak secara parallel dari barat ke timur. Banda-benda alam semesta menurut
Nazwar Syamsu sama dan berbeda dengan teori-teori fisika modern, astrofisika
dan astronomi. Persamaan terletak pada jenis benda-benda dan perbedaan pada
proses dan dinamikanya. Perbedaan lain pada adanya planet Muntaha diujung tata
surya pada pengertian alam semesta menurut Nazwar Syamsu. Alam semesta
dalam pemikiran Nazwar Syamsu adalah bersifat fisik. Pengertian ini sejalan
dengan pengertian kosmos pada kosmologi dari barat dan fisika modern.
Pengertian ini berbeda dengan kosmologi Islam. Alam semesta dalam Islam
terdiri dari tingkatan-tingkatan dari tinggi sampai rendah, yang secara umum
terdiri dari dua tingkat. Pertama tingkat spiritual dan atau gaib sebagai tertinggi.
Tingkat kedua adalah fisik atau yang rendah.
Cara Nazwar Syamsu menyusun pemikiran tentang alam semesta adalah,
melakukan konstruksi teoritis secara intuitif terhadap ayat-ayat al-Qur’an dengan
langkah-langkah yang bersifat aksiomatik. Langkah ini adalah meletakkan ayatayat al-Quran sebagai sumber aksioma-aksioma kemudian diturunkan hukumhukum operasional yang bisa diuji secara empiris, namun Nazwar Syamsu tidak
mengujinya. Nazwar Syamsu justru menguji penemuan-penemuan ilmiah dalam
teori-teori kosmologi ilmiah dengan tafsirnya terhadap ayat-ayat al-Qur’an. Cara
265
demikian adalah menggunakan pola deduktif-nomologis. Perbedaannya adalah
jika pada dasar teori-teori kosmologi filsafat pola deduktif-nomologis berdasarkan
pada spekulatif, maka pendapat-pendapat kosmologis Nazwar Syamsu berpola
deduktif-nomologis didasarkan pada ayat-ayat al-Qur’an. Kosmologi modern
menggunakan pola induktif empiris. Selain itu, Nazwar Syamsu melakukan tafsir
terhadap ayat-ayat al-Qur’an sebagai menjadi latar belakang yang diintegrasikan
ke dalam penyelidikannya terhadap teori kosmologi ilmiah, sehingga terbangun
hubungan segitiga antara data, hipotesis dan
pemahaman Nazwar Syamsu
terhadap ayat-ayat al-Qur’an untuk memberi jawaban epistemik terhadap
pertanyaan, ‘mengapa alam semesta dikonstruksi demikian?’ Perumusan ‘teori’
kosmologi dengan argumentasi-argumentasi ‘ilmiah’ yang dilakukan oleh Nazwar
Syamsu dapat menggulirkan wacana mengenai ‘eksistensi’ Allah selaku Tuhan
dalam sains. Nazwar Syamsu bicara tentang bagaimana Allah berbicara tentang
kosmologi menurutnya. Penempatan Allah dalam peta kosmos dan teori
kosmologi tidak dapat dipungkiri tentu akan berimplikasi pada religiusitas orang
Islam, meski terdapat kontroversial Nazwar Syamsu dengan banyak orang Islam.
Download