PENYAKIT YANG DISEBAB

advertisement
Dr. Nely al Udhah, M.Sc
LAB.PARASITOLOGI
FK UNLAM

PROTOZOOLOGI

HELMINTHOLOGI

ENTOMOLOGI

PARASIT

HOSPES

PARASIT
 ENDO (Infeksi)
 EKTO (Infestasi)
 DEFINITIF / PRIMER / AKHIR
 PERANTARA / SEKUNDER
 RESERVOAR / CADANGAN




PARASIT OBLIGAT
PARASIT FAKULTATIF
PARASIT AKSIDENTAL / INSIDENTIL
PSEUDOPARASIT

ZOOPARASIT
“ THE INTERNATIONAL CODE OF ZOOLOGICAL
NOMENCLATURE “
DUNIA (KINGDOM)
FILUM
KELAS
ORDO
FAMILI
……………idae
GENUS
Entamoeba
SPESIES Entamoeba histolytica /
Entamoeba histolytica

tergantung :
 SUMBER INFEKSI
 Tanah, air yg terkontaminasi, makanan yg mengandung
stadium infektif, dll
 CARA MASUK PARASIT
 Mulut, menembus kulit
 Lewat gigitan arthtropoda,dll
 ADA TIDAKNYA HOSPES
Bertujuan memutus mata rantai Siklus Hidup
parasit
◦ Mengobati penderita  mengurangi sumber infeksi
◦ Pendidikan kesehatan  mencegah penyebaran
penyakit
◦ Pengawasan sanitasi air,makanan dll


Banyak tdp di negara berkembang 
Indonesia
Disebabkan beberapa faktor :
 Kondisi alam dan lingkungan
 Iklim, Suhu, Kelembaban
 Pendidikan rendah
 Sosek rendah
-
sanitasi lingkungan kurang
kepadatan penduduk
personal hygiene kurang
Perilaku masyarakat


Dari berbagai penelitian telah diketahui
adanya hubungan timbal balik antara
keadaan gizi dan berbagai penyakit parasit
Keadaan gizi yang buruk  memperberat
keadaan
penyakit parasit yang diderita dan
sebaliknya adanya penyakit parasit 
memperburuk keadaan gizi.


Perilaku serta lingkungan fisik dan biologis
sangat besar pengaruhnya terhadap adanya
berbagai penyakit parasit dalam masyarakat
Kebiasaan membuang kotoran (tinja) di tempat
terbuka )  timbulnya pencemaran tanah
dengan telur dan larva dari berbagai parasit
perut  dapat berkembang dan menimbulkan
infeksi


Lingkungan fisik perumahan yang tidak memadai
akibat sosial ekonomi yg kurang 
memungkinkan adanya berbagai macam
arthropoda  sebagai pembawa parasit secara
mekanis maupun sebagai intermediate host 
menimbul kan infeksi berbagai penyakit parasit
Kurangnya pendidikan tentang cara-cara
pencegahan
penyakit parasit  meningkatkan angka kejadian
penyakit

Adanya kaitan yang erat dan timbal balik
infeksi penyakit parasit dengan keadaan gizi,
perilaku, lingkungan fisik serta tingkat sosial
ekonomi dari masyarakat  Pemberantasan
penyakit parasit tidak dapat berdiri sendiri
dan harus merupakan bagian atau komponen
dari pembangunan nasional di bidang
kesehatan.




MALARIA
FILARIASIS LIMFATIK ( KAKI GAJAH)
SCHISTOSOMIASIS
KECACINGAN
PERMENKES
374/MENKES/PER/III/2010
TANGGAL 17 MARET 2010
TENTANG
PENGENDALIAN VEKTOR

Penyakit tular vektor masih menjadi masalah
kesehatan dan potensial menimbulkan KLB

Upaya pengendalian vektor melibatkan semua,
lintas sektor dan masyarakat

Mengatur penyelenggaraan pengendalian vektor
(tenaga, bahan, alat dan tata cara)
1. Pembebasan Kep. Seribu DKI, Pulau Bali, Pulau
Batam: 2010
2 . Pembebasan Pulau Jawa, Prop. NAD, Kepri: 2015
3. Pembebasan Pulau Sumatra, Prop NTB, Pulau
Kalimantan, Pulau Sulawesi:
2020
4. Pembebasan Prop Papua, Papua Brt Maluku,
NTT, Malut:
2030




Merupakan penyakit tular vektor yang
mengancam daerah tropis dan subtropis
> 1 juta kematian setiap tahunnya
Di Indonesia angka kesakitan malaria cukup
tinggi
Sekitar 70 juta atau 35% penduduk Indonesia
tinggal di daerah yang berisiko tertular malaria


Penyebaran kasus malaria di Jawa/Bali ternyata
tidak merata, tetapi terjadi konsentrasi dari
kasus di beberapa fokus (High Case Incidence
Areas) di mana A.P.I. nya per kecamatan dapat
mencapai 18 per seribu.
Malaria masih menjadi ancaman terhadap
kesehatan masyarakat di Indonesia  banyaknya
daerah endemis malaria dengan lokasi yang sulit
dan terpencil  akses pelayanan kesehatan
sukar untuk menjangkaunya


Mengingat jangkauan unit-unit kesehatan di
luar Jawa/Bali masih sangat terbatas 
diperkirakan
jumlah kasus malaria yang sebenarnya jauh
melampaui jumlah yang dilaporkan.
Selain itu beberapa daerah di Kalimantan dan
di Irian Jaya telah ditemukan strain P.
falciparum yang resisten terhadap chloroquin.
KALSEL
SEHAT 2010
1. Pembebasan Kep. Seribu DKI, Pulau Bali, Pulau
Batam: 2010
2 . Pembebasan Pulau Jawa, Prop. NAD, Kepri: 2015
3. Pembebasan Pulau Sumatra, Prop NTB, Pulau
Kalimantan, Pulau Sulawesi:
2020
4. Pembebasan Prop Papua, Papua Brt Maluku,
NTT, Malut:
2030
22
KALSEL
SEHAT 2010
Pm
0%
Jenis
Parasit
2007
MIX
1%
Pv
38%
Jenis Parasit
2008
Pm
Pv
0%
31%
Pf
61%
MIX
6%
Pv
29%
Jenis
Parasit
2009
Pm
0%
Pf
65%
MIX
4%
Pf
65%
Pm
0%
Pv
40%
Jenis
Parasit
2010
MIX
6%
Pf
54%
23
by br65
MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Persepsi masyarakat  malaria dianggap
penyakit biasa (kena wisa, sanggah, penyakit
kuning).
2. Belum semua Mikroskopis PKM dilatih 
120 org (47 %)
3. Pengelola program Mal di kab/kota/PKM
memiliki tugas rangkap
4. Mobilitas penduduk dari dan ke daerah
endemis cukup tinggi
5. Tingkat kepatuhan minum obat masih belum
seperti yang diharapkan (tidak cukup dosis).
6. Pengobatan mandiri yang tidak sesuai standar
program.
1.
24



Disebabkan oleh genus Plasmodium
Termasuk dalam Protozoa darah
Spesies yang penting ada 4
◦
◦
◦
◦
◦

Plasmodium falciparum
Plasmodium vivax
Plasmodium malariae
Plasmodium ovale
Plasmodium knowlesi (baru2 ini ditemukan pd
manusia)
Penularan melalui gigitan nyamuk
◦ Plasmodium falciparum




Malaria
Malaria
Malaria
Malaria
tropika
tertiana maligna
pernisiosa
falciparum
◦ Plasmodium vivax
 Malaria tertiana benigna
 Malaria vivax
◦ Plasmodium malariae
 Malaria kuartana
 Malaria malariae
◦ Plasmodium ovale
 Malaria ovale



Masih menjadi masalah di Indonesia
Angka kesakitan malaria yang masih tinggi
Meluasnya resistensi parasit malaria
terhadap pengobatan klorokuin
?
API (Annual Parasite Incidence)
Jumlah penderita positif malaria
Jumlah penduduk
KEGUNAAN :
untuk mengetahui incidence
malaria pada satu daerah
tertentu selama satu tahun
X 1.000 ‰
AMI (Annual Malaria Incidence)
Jumlah penderita malaria klinis
Jumlah penduduk
KEGUNAAN :
untuk mengetahui incidence
malaria klinis pada satu daerah
tertentu selama satu tahun
X 1.000 ‰
SPR (Slide Positivity Rate), dari kegiatan PCD di sarana
pelayanan kesehatan
Jumlah malaria positif
Jumlah malaria klinis yg diperiksa SD
KEGUNAAN :
untuk mengetahui proporsi
ketepatan diagnosa
X 100 %
Jumlah sediaan darah yang diperiksa
Jumlah penduduk
• Cakupan
pencarian
penderita
dianggap baik, bila ABER 10 %.
• Penilaian API hanya mempunyai arti
bila digandengkan dengan penilaian
ABER.
• Penurunan nilai API disertai
peningkatan ABER menunjukkan
penurunan insidens.
X 100 %
STRATIFIKASI
AMI :
• High Incidence Area (HIA)
: AMI > 50 ‰  >10 ‰
• Medium Incidence Area (MIA) : AMI 10 – 50 ‰  1 – 10 ‰
• Low Incidence Area (LIA)
: AMI < 10 ‰  < 1 ‰
API :
• High Case Incidence (HCI)
: API > 5 ‰
• Moderate Case Incidence (MCI) : API 1 - 5 ‰
• Low Case Incidence (LCI)
: API < 1 ‰

Memutuskan mata rantai penularan
filariasis dengan pemberian obat
massal pencegahan filariasis (POMP
Filariasis) di daerah endemis filariasis
terintegrasi dengan kecacingan dan
NTDs

Mencegah dan membatasi kecacatan
dengan penatalaksanaan kasus klinis
filariasis

Pengendalian Vektor Terpadu
 Penyakit
kaki gajah  penyakit
menular menahun yang
disebabkan oleh cacing filaria
yang hidup di kelenjar dan
sal.getah bening (limfe)
 Penularan melalui gigitan
berbagai jenis nyamuk


Diperkirakan menginfeksi sekitar 120 juta
penduduk di 80 negara terutama da daerah
tropis dan beberapa daerah subtropis
Di Indonesia diperkirakan kurang lebih 10
juta orang sdh terinfeksi terutama di daerah
pedesaan dan sekitar 6.500 orang sudah
menjadi kronis (elephantiasis)


Di Indonesia ditemukan tiga jenis parasit
◦ Wuchereria bancrofti
◦ Brugia malayi
◦ Brugia timori.
Secara epidemiologi ke 3 spesies dibagi lagi
menjadi 6 tipe :
◦
◦
◦
◦
◦
◦
Wuchereria bancrofti tipe perkotaan (urban)
Wuchereria bancrofti tipe pedesaan (rural)
Brugia malayi tipe periodik nokturna
Brugia malayi tipe subperiodik nokturna
Brugia malayi tipe non periodik
Brugia timori.



Tingkat endemisitas berdasarkan hasil survei
darah jari pada tahun 1999 masih tinggi
dengan rata2 Mf rate 3,1%
Umumnya penularan terjadi pada malam hari
 berkaitan dengan periodisitas mikrofilaria
dan perilaku menggigit nyamuk vektor
Mobilitas penduduk dari daerah ndemis ke
non endemis atau sebaliknya  peluang
meningkatnya transmisi dan penyebaran
penyakit kaki gajah






1,1 milyar penduduk dunia terpapar
120 juta terinfeksi
Di Indonesia pertama dilaporkan thn 1889
kasus elefantiasis pada scrotum
> 1 % Mf rate daerah dikatakan endemis
filariasis
Angka kesakitan tinggi
Angka kematian rendah
NO
KABUPATEN
KETERANGAN
1
Kotabaru
Sedang pengobatan
2
Tanah Bumbu
Belum pengobatan
3
Hulu Sungai Utara
Selesai pengobatan
4
Hulu Sungai Tengah
Sedang pengobatan
5
Tabalong
Sedang pengobatan
6
Tapin
Belum pengobatan
41
NO
KABUPATEN
1
2
3
4
5
6
Kotabaru
Hulu Sungai Utara
Tabalong
Hulu Sungai Tengah
Tanah Bumbu
Tapin
CAKUPAN
PENGOBATAN
2009
2010
87%
91,1 %
88,10 %
85,82 %
85,04 %
85,03 %
87,1 %
82,5 %
42


Pada tahun 2000 WHO menetapkan kesepakatan
Global untuk eliminasi filariasis secara bertahap di
mulai tahun 2002
Pengobatan massal setahun sekali dosis tunggal
kombinasi :
DEC 6 mg/kg BB + albendazol 400 mg
Keuntungan : mengurangi biaya operasional
dapat menurunkan infeksi sp Mf rate < 1%
 diperkirakan tdk ada transmisi lagi
Problem di Indonesia :
- bahaya efek samping dosis tinggi DEC terutama di daerah
Brugia (terbanyak di Ina),
- anti demam & antihistamin kurangi efek samping
Penyakit ini diketahui endemis di
daerah yang terbatas yaitu di sekitar
danau Lindu, lembah Napu, dan
daerah Besoa, di Propinsi Sulawesi
Tengah.
 Parasitnya dari jenis Schistosoma

japonicum

HP nya adalah keong dari jenis
Oncomelania hupensis linduensis.



Di samping menyerang penduduk di daerah
tersebut, parasit ini juga menyerang binatang
piaraan dan binatang buas.
Prevalensi berkisar antara 1 sampai 67
persen.
Dalam pemeriksaan klinis banyak di antara
penderita ditemukan pembesaran hati dan
pembesaran limpa dan sebagian kecil dengan
gejala ascites.


perlu peningkatan pemberantasan penyakit
tsb. untuk
mencegah kemungkinan penyebaran ke
daerah lain.
metode intervensi  kombinasi antara
pengobatan penderita, pemberantasan
keong, perbaikan sanitasi lingkungan, dan
agroengineering untuk mengeringkan
daerah-daerah rawa yang merupakan fokus
dari keong.


mengadakan kerjasama lintas sektoral
khususnya untuk melaksanakan
agroengineering tsb. di atas.
mengadakan kerjasama dengan lembagalembaga penelitian untuk mengadakan
penelitian-penelitian untuk menunjang
program pemberantasan.



Infeksi yang disebabkan oleh parasit cacing
Yang paling sering disebabkan golongan
Nematoda usus  Soil Transmitted Helminth
Cacing yg ditularkan melalui tanah :
◦
◦
◦
◦
◦

Ascaris lumbricoides
Necator americanus
Ancylostoma duodenale
Strogyloides stercoralis
Trichuris trichiura
Tidak termasuk STH : Enterobius vermicularis


Angka kesakitan karena penyakit cacing perut
(intestinal helminths) adalah cukup tinggi di
Indonesia, terutama di antara penduduk
pedesaan dan penduduk dengan tingkat
sosio-ekonomi yang rendah.
Dari penelitian di Sulawesi Selatan, Jawa Barat
dan Jawa Tengah masing-masing oleh Cross
JH et al, Clarke MD et al ditemukan bahwa
90% dari penduduk yang diperiksa paling
sedikit diinfeksi oleh satu macam cacing, 80%
oleh dua macam cacing dan 60% oleh tiga
macam.


Hasil survey cacing-cacing yang ditularkan
melalui tanah oleh Departemen Kesehatan antara
tahun I975 s/d tahun I980 di 18 lokasi tersebar
di 16 propinsi mencakup 6590 orang
menunjukkan bahwa prevalensi infeksi cacing
yang ditularkan.melalui tanah adalah cukup
tinggi yaitu berkisar antara 60 -90%.
Telah diketahui pula bahwa adanya hubungan
timbal balik antara investasi parasit dengan
keadaan
gizi khususnya gizi anak, demikian pula ada
kaitannya yang erat dengan perilaku dan
lingkungan
pemukiman.


pemberantasan penyakit cacing yang
ditularkan lewat
tanah dapat diintegrasikan pada usahausaha lainnya
seperti usaha perbaikan gizi maupun
kegiatan keluarga berencana.


Penyakit parasit di Indonesia masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang penting,
terutama bagi rakyat pedesaan dan rakyat yang
berpenghasilan rendah di desa maupun di kota.
Mengingat adanya kaitan yang sangat erat antara
masalah penyakit parasit dengan berbagai
masalah lainnya seperti misalnya masalah gizi,
perilaku, lingkungan fisik dan biologis serta
tingkat sosio-ekonomi  maka pemberantasan
penyakit parasit haruslah merupakan salah satu
komponen dalam pembangunan nasional bidang
kesehatan.



Berhasilnya pemberantasan penyakit parasit
tidak hanya tergantung dari pemberantasan
penyakit parasitnya saja tetapi juga tergantung
seberapa jauh sektor-sektor lainnya dalam
kegiatan pembangunan di sektor masing-masing
dapat memberikan dampak yang positip bagi
berkurang nya penyakit parasit.
Kelestarian hasil pemberantasan penyakit parasit
hanya dapat terjamin bila masyarakat yang
bersangkutan ikut serta secara aktif.
Peranan penelitian adalah penting  menunjang
program pemberantasan penyakit parasit dan
karena itu kerja sama dengan lembaga-lembaga
penelitian perlu di tingkatkan.
Download