Peranan Vektor Dan Sumber Inokulum Dalam Perkembangan Tungro Intisari Tungro merupakan penyakit virus penting pada padi yang ditularkan oleh wereng hijau dan wereng sigsag. Virus tungro maupun vektornya mempunyai beberapa jenis inang, termasuk gulma Poaceae. Penularan virus dari gulma Poaceae ke padi memerlukan kecocokan vektor. Sampai saat ini belum banyak dilaporkan tentang peranan gulma Poaceae sebagai sumber inokulum dalam perkembangan penyakit tungro. Di dalam buku ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan Poaceae sebagai sumber inokulum; kemampuan wereng hijau sebagai vektor tungro; efek virus pada wereng hijau; dan peranan vektor dan sumber inokulum dalam perkembangan penyakit tungro di lahan sawah masyarakat petani Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada musim kemarau dan hujan mulai Juni 2002 sampai Maret 2003. Kajian juga didukung dengan kajian di laboratorium dan rumah kasa mengenai pengaruh Poaceae sebagai inang wereng hijau dan sumber inokulum tungro; faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan wereng hijau sebagai vektor tungro; efek virus pada vektornya; dan preferensi wereng hijau pada padi. Virus tungro dapat ditularkan dari Echinocloa colonum dan E. crusgalli ke padi. Kemampuan penularan virus tungro oleh Nephotettix nigropictus dari gulma ke padi sebesar 15-25 %, lebih rendah daripada penularan dari padi ke padi yang sebesar 75 %. N. nigropictus menularkan virus tungro dari E. colonum setelah akuisisi selama 24 jam, sedangkan dari padi hanya 1 jam. Padi merupakan sumber inokulum terpenting dalam epidemi tungro. Di antara varietas padi terdapat perbedaan potensi sebagai sumber inokulum tungro. Padi TN 1, IR 64, Mamberamo, Sintanur, dan Cisadane mampu menjadi sumber inokulum yang baik. Kapasitas sumber inokulum dari varietas padi sesuai dengan ketahanannya terhadap virus tungro. Di lapangan, penularan virus tungro oleh N. virescens terjadi sejak di pesemaian dengan sumber inokulum primer berupa sisa padi sakit. Hubungan sumber inokulum dengan intensitas penyakit tungro di pesemaian mengikuti persamaan y= 0,03x - 0,02 untuk musim kemarau dan y= 0,05x – 0,04 untuk musim hujan. Penularan tungro di pertanaman padi tergantung pada sumber inokulum sekunder berupa bibit sakit hasil infeksi di pesemaian. Hubungan sumber inokulum dengan intensitas penyakit di pertanaman adalah y= 0,20x - 0,09 untuk musim kemarau dan y= 0,34x + 0,09 untuk musim hujan. N. virescens merupakan vektor tungro terpenting karena efisiensi penularan dan populasinya yang tinggi. Rata-rata penularan virus tungro dari padi ke padi pada beberapa kepadatan populasi N. virescens mencapai 81,67%, sedangkan N. nigropictus sebesar 51,67%. Peningkatan kepadatan populasi vektor akan meningkatkan penularan virus tungro. Intensitas penyakit tungro di lapangan ditentukan oleh kepadatan populasi N. virescens. Di pesemaian, hubungan kepadatan populasi vektor dengan intensitas penyakit tungro mengikuti persamaan y= 0,17x – 0,31 untuk musim kemarau dan y= 0,15x – 0,29 untuk musim hujan. Di pertanaman padi, hubungan kepadatan populasi vektor dengan intensitas penyakit secara nyata terjadi hanya pada musim hujan, dengan persamaan y= 0,72x – 0,93. Kepadatan populasi vektor juga akan meningkatkan laju infeksi di pertanaman. Pada musim hujan, kepadatan populasi N. virescens lebih tinggi daripada musim kemarau. Laju infeksi pada musim hujan sebesar 0,07 unit/minggu, sedangkan pada musim kemarau 0,03 unit/minggu. Laju infeksi pada musim hujan yang lebih tinggi menyebabkan intensitas penyakit musim hujan lebih tinggi daripada musim kemarau. Padi sakit kurang disukai wereng hijau, ditandai dengan berpindahnya wereng hijau dari tanaman sakit ke tanaman sehat pada 24 jam setelah infestasi. Virus tungro menyebabkan peningkatan mortalitas pada serangga pembawa virus. Penyakit tungro ditularkan dari gulma ke padi oleh N. nigropictus. Selanjutnya terjadi penularan di dalam pertanaman padi oleh N. virescens. Daur penyakit tungro tersebut dapat dicegah dengan sanitasi sumber inokulum baik padi maupun gulma, serta pengendalian kepadatan populasi untuk mengurangi penularan virus dan pemencaran penyakit. Penulis ISBN Penerbit Tahun Terbit Spesifikasi Berat : Iman Suswanto : 978- 602-8355-07-0 : UNTAN PRESS : Oktober 2008 : 15 x 21 cm, 102 hal book paper, soft cover : 170 gram