MODUL PERKULIAHAN PERTEMUAN V PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN PROTESTAN POKOK BAHASAN : “GERAKAN PEMBARUAN GEREJA” Fakultas Program Studi Psikologi MKCU Tatap Muka 05 Kode MK Disusun Oleh 90039 Drs.Sugeng Baskoro, M.M. Abstract Kompetensi Munculnya gerakan pembaruan gereja Mahasiswa mampu menjelaskan alasan gereja membutuhkan pembaruan internal “GERAKAN PEMBARUAN GEREJA” PENDAHULUAN Latar Belakang Geraja. Gereja (bahasa Portugis: igreja dan bahasa Yunani: εκκλησία (ekklêsia)) adalah suatu kata bahasa Indonesia yang berarti suatu perkumpulan atau lembaga dari penganut Kristiani. Istilah Yunani ἐκκλησία, yang muncul dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen biasanya diterjemahkan sebagai "jemaat". Istilah ini muncul dalam 2 ayat dari Injil Matius, 24 ayat dari Kisah Para Rasul, 58 ayat dari surat Rasul Paulus, 2 ayat dari Surat kepada Orang Ibrani, 1 ayat dari Surat Yakobus, 3 ayat dari Surat Yohanes yang Ketiga, dan 19 ayat dari Kitab Wahyu. kumpulan orang yang dipanggil ke luar dari dunia memiliki beberapa arti: 1. Arti pertama ialah 'umat' atau lebih tepat persekutuan orang Kristen. Arti ini diterima sebagai arti pertama bagi orang Kristen. Jadi, gereja pertama-tama bukanlah sebuah gedung. 2. Arti kedua adalah sebuah perhimpunan atau pertemuan ibadah umat Kristen. Bisa bertempat di rumah kediaman, lapangan, ruangan di hotel, maupun tempat rekreasi. 3. Arti ketiga ialah mazhab (aliran) atau denominasi dalam agama Kristen. Gereja Katolik, Gereja Protestan, dll. 4. Arti keempat ialah lembaga (administratif) daripada sebuah mazhab Kristen. Contoh kalimat “Gereja menentang perang Irak”. 5. Arti terakhir dan juga arti umum adalah sebuah “rumah ibadah” umat Kristen, di mana umat bisa berdoa atau bersembahyang. Gereja (untuk arti yang pertama) terbentuk 50 hari setelah kebangkitan Yesus Kristus pada hari raya Pentakosta, yaitu ketika Roh Kudus yang dijanjikan Allah diberikan kepada semua yang percaya pada Yesus Kristus. Gereja di Indonesia. Gereja di Indonesia sudah hadir sejak abad ke 2 masehi, pertama kali di Fansur/Barus, Sumatera Utara. Sejak saat itu, sampai sekarang i Indonesia telah terdapat/telah ada banyak 1 sekali jenis-jenis (aliran/semacamnya) Gereja. Pada umumnya Gereja-gereja Kristen di Indonesia dapat dibagi ke dalam tiga atau empat aliran utama (denominasi utama), yaitu: Gereja Katolik Roma dibawah kepemimpinan Bapa Sri Paus, Gereja-gereja Protestan yang merupakan hasil reformasi dan berdiri mandiri, dan Gereja Ortodoks dengan sistem Episkopal nya. Khusus untuk gereja-gereja dari aliran ritual Pentakosta kadang-kadang digolongkan terpisah dari kelompok Gereja-gereja Protestan karen perbedaan ritual dan pengakuan iman, meskipun dari sejarahnya mereka (Pentakosta) muncul dari denominasi-denominasi ajaran Protestan. Gereja Katolik (Ritus Latin/Barat) dan Gereja Ortodoks (Ritus Oriental/Timur) di Indonesia biasanya tidak terbagi-bagi menurut denominasi sebagai mana hal nya yang ada pada gerejagereja Protestan/Pentakosta. Karena gereja Protestan dan aliran Pentakosta terbagi-bagi menjadi unsur gereja yang lebih kecil maka gereja-gereja Kristen Protestan (dan Pentakosta) memiliki banyak cabang bahkan disetiap daerahnya. Gereja-gereja tersebut dapat diklasifikasikan menurut ajaran teologi, kelompok etnis, bahasa pengantar, atau gabungan dari ketiganya. 2 BAB I Pengertian Gerakan Pembaruan Gereja Yang menyebabkan timbulnya pembaruan gereja ialah perbedaan antara teologi serta praktik gereja dengan ajaran Alkitab seperti yang ditemukan oleh Luther. Peristiwa yang membuat Reformasi itu mulai adalah penjualan surat-surat penghapusan siksa di Jerman oleh Tetzel. Menentang ucapan-ucapan Tetzel, Luther menyusun ke-95 dalilnya. Apa yang telah ditemukan oleh seorang guru teologi jauh di daerah, merupakan bahan peledak yang nanti akan meruntuhkan susunan gereja. Tetapi pemimpin-pemimpin gereja di pusat tidak menyadari bahaya yang mengancam. Paus Leo X dan tokoh-tokoh gereja lainnya sibuk merencanakan pembangunan gereja raksasa, yaitu gereja Santo Petrus di Roma, yang harus melambangkan keagungan Gereja Barat. Untuk mengumpulkan dana bagi proyek itu, mereka memaklumkan penghapusan siksa bagi orang-orang yang akan memberi sumbangan. Di Jerman, surat-surat penghapusan siksa itu diperdagangkan oleh Tetzel. Dan perdagangan itulah yang menjadi pendorong dimulainya Reformasi. Meskipun Tetzel seorang anggota Ordo Dominikan, namun ia tidak begitu mengindahkan rumusan-rumusan teologi yang halus. Ajaran resmi mengenai penghapusan siksa itu menentukan bahwa penghapusaan itu hanya berlaku, kalau orang sungguh-sungguh menyesali dosanya dan kalau dosa itu telah diampuni melalui sakramen pengakuan dosa. Namun, Tetzel berusaha meningkatkan penjualan barangnya dengan mengatakan bahwa surat-surat yang ditawarkannya itu menghapuskan dosa juga dan memperdamaikan orang dengan Allah. Demikianlah orang mendapat kesan bahwa pengampunan dosa dan pendamaian dengan Allah bisa diperoleh dengan uang, di luar penyesalan hati dan di luar sakramen-sakramen juga. Luther, sebagai seorang imam juga harus menerima pengakuan dosa dari pihak anggotaanggota jemaat. Karena pengalamannya sendiri, maka ia sangat bersungguh-sungguh dalam hal ini. Kini ia didatangi oleh orang-orang yang menganggap sepi ajakan yang diberikannya sesudah pengakuan, agar mereka betul-betul menyesal dan menunjukkan penyesalan mereka dengan perbuatannya. Mereka memperlihatkan kepadanya surat penghapusan siksa sambil berkata: dosa kami sudah diampuni Luther kaget. Akhirnya ia mengambil keputusan untuk menjadikan hal ini sebagai pokok pembicaraan antara sarjana-sarjana teologi. 3 Begitulah ia menyusun 95 dalil mengenai penghapusan siksa, dalam bahasa Latin, bahasa kaum cendekiawan. Pada tanggal 31 Oktober 1517, ia memperkenalkan dalil-dalil itu dengan menempelkannya di pintu gereja di Wittenberg. Sehingga reformasi gereja merupakan sebuah upaya perbaikan tatanan kehidupan yang didominasi oleh otokrasi gereja yang menyimpang. Reformasi gereja adalah sebuah upaya perbaikan dan kembali pada ajaran gereja yang lurus, gerakan reformasi berupa sikap kritis terhadap penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh pihak Gereja Katoliik pada waktu itu terutama adanya penjualan surat pengampunan dosa (disebut surat aflat). ABAD PERTENGAHAN SAMPAI MUNCULNYA REFORMASI GEREJAI. Karakteristik abad pertengahan Kristen resmi sebagai agama kekaisaran romawi· Muncul dominasi gereja· periode Eropa saat bersatunya kembali daerah bekas kekuasaan Kekaisaran Romawi Barat di bawah prakarsa raja Charlemagne· dimulainya penjelajahan samudra· kebangkitan humanisme· ilmu pengetahuan dan kesenian dimanfaatkan untuk kepentingan religi II. Latar Belakang Reformasi Gereja Banyaknya penyimpangan keagamaan diantaranya yaitu:· Dilakukannya penyogokan oleh pemuka agama kepada petinggi gereja agar mereka memperoleh kedudukan sosial keagamaaan yang tinggi.· Paus sebagai bapak suci berperilaku amoral yang menyangkut hubungannya dengan wanita seperti Alexander VI yang memiliki 8 anak haram dari hasil hubungannya dengan wanita simapannya.· Penjualan surat-surat pengampunan dosa (indulgencies). Adanya penyimpangan terhadap acara sakramen suci atau ritus pemujaaan terhadap benda-benda keramat atau tokoh-tokoh suci yang nantinya akan menimbulkan takhayul dan mitologisasi yang tidak masuk akal, seperti para pastor yang semata-mata merupakan manusia yang memiliki sifat yang samadengan yang lainnya menganggap dirinya keramat.2. Korupsi atas nama negara3. Pajak-pajak yang memberatkan karena ambisi kekuasaan kaum bangsawanlokal4. Kebangkitan nasionalisme di Eropa5. Perkembangan kapitalisme dan krisis-krisis ekonomi dikawasan imperium Roma. B. Reformasi Gereja. Awal gerakan reformasi gereja Protestan terjadi di jerman dengan tokoh utamanya Martin Luther. Mengapa terjadi di Jerman? Menurut Burns dan Ralph dalam Suhelmi, 4 Ahmad 2001:149-150. Ada beberapa faktor yakni: (1) jerman yang sekitar abad XV-XVI masih merupakan negara agraris atau negara yang masih terbelakang jika dibandingkandengan negara-negara Eropa lainnya. Sektor Industri perdagangan dan manafaktur belum berkembang seperti di Inggris dan Italia. Dan Katolisisme yang konservatif paling kuatada di Negara ini. Penyembahan terhadap tokoh ataupun benda-benda keramat dianggapkepercayaan yang wajib di yakini. Penjualan surat-surat pengampunan dosa paling banyak dijual di Jerman melebihi negara-negara lainnya di Eropa. (2) rakyat Jerman padasaat itu sebagian besar adalah masyarakat petani yang merupakan kelompok sosial yang paling menderita akibat adanya kekuasaan gereja katolisisme. Pajak-pajak yang memberatkan, urusan kepemilikan tanah yang dipersulit oleh pihak gereja, hartakekayaan yang sering diambil oleh pihak geraja tanpa alasan yang jelas. Faktor-faktor tersebut belum berdampak serius untuk munculnya gerakanreformasi, tetapi faktor fundamental yang memicu munculnya gerakan reformasi adalah pada saat itu jerman berada dalam fase transisi ekonomi, dimana jerman sedang berusaha berpindah dari masyarakat Feodal ke masyarakat ekonomi frofit (menuju masyarkatkapitalis). Fase transisi ini, sebagaimana di negara-negara lain, merupakan fase kritis danrawan. Gerakan-gerakan sosial, keagamaan atau pun politik akan mudah terjadi hanya karena dimuai oleh kerusuhan-kerusuhan kecil. Dalam keadaan seperti itu, munculah sosok Martin Luther yang mempelopori keharusan adanya pembaharuan keagamaan. Ia mencetuskan gerakan ReformasiProtestan di Jerman dengan melakukan berbagai protes sosial-keagamaaan kepada kekuasaan Paus. Melihat berbaga penyimpangan keagaman di Negerinya (Jerman) ia bergerak untuk memprotesnya. Puncaknya ketika Paus menjual susrat-surat pengampunan dosa di luar batas.Gerakan Reformasi Luther dimulai ketika ai membacakan 99 pernyataan protes terhadap gereja dan lembaga kepeusan yang menjual surat-surat pengampunan dosa itu.Martin Luther menilai penjualan surat-surat itu bertentangan dengan ajaran YesusKristus. Pembelia surat-surat itu tidak boleh dipaksakan, harus didasarkan ataskesukarelaan. Berbuat kebajikan seperti memberi makan fakir miskin dan meminjamkan uang kepada yang membutuhkan jauh lebih utama dari membeli surat-surat pengampunan dosa. Gereja atau pemuka agama tidak memiliki hak memberikan pengampunan dosa. Hanya Tuhan, atas dasar kepercayaan dan amal soleh individu, yang berhak memberikan pengampunan dosa. Inilah yang dinamakan doktrin Atas dasar keyakinannya pula Martin Luther menentang doktrin sakramen suci gereja, 5 pastor sebgai mediator antara manusia dengan Tuhan, penyembahan benda dantokoh keramat, karena menimbulkan kepercayaan-kepercayaan yang tidak logis. Ia beranggapan bahwa, sakramen hanyalah berguna untuk membantu keimanan tetapi samasekali bukan alat untuk mencapai rahmat Tuhan dan jalan keselamatan. Mitos keajaiban pastor ditentamgnya karena akan mengakibatkan terjadinya manipulasi dan pembodohan manusia.Menurut Luther, apabila manusia ingin selamat ia harus melakukan perbuatan- perbuatan baik yang dianjurkan tuhan, banyak bertobat (langsung) kepada tuhan tanpa melalui pelantara pastor. Keselamatan bisa di raih manusia apabila ia bisa mengenyahkan nafsunya, seperti nafsu serakah, nafsu tamak dan mementingkan diri sendiri. Dalamtulisannya, ON Christian Liberty (Suhelmi, Ahmad 2001:151), Luther menegaskan bilaseorang memiliki keimana pasti ia akan melakukan perbuatan-perbuatan baik. Doktrin keimanan dan berbuat baik ini merupakan wacana yang telah mendesakralisasi lembaga imamat. Doktrin-doktrin Martin Luther ini meruntuhkan mitos-mitos kesucian yang berada dibalik kekuasaan gereja dan lembagalembaga imamat. Luther beranggapan ia telah melakukan Debunking (meminjam istil;ah peter berger), atau penelanjangan mitos-mitos sosial dan keagamaan yang melekat pada individu atau lembaga, sehingga nampak sosoknya yang asli. 6 BAB II Tokoh Gerakan Pembaruan Geraja 1. Martin Luther Martin Luther (lahir di Eisleben, Kekaisaran Romawi Suci, 10 November 1483 – meninggal di Eisleben, Kekaisaran Romawi Suci, 18 Februari 1546 pada umur 62 tahun) adalah seorang pastur Jerman dan ahli teologi Kristen dan pendiri Gereja Lutheran, gereja Protestan, pecahan dari Katolik Roma. Dia merupakan tokoh terkemuka bagi Reformasi. Ajaran-ajarannya tidak hanya mengilhami gerakan Reformasi, namun juga memengaruhi doktrin, dan budaya Lutheran serta tradisi Protestan. Seruan Luther kepada Gereja agar kembali kepada ajaran-ajaran Alkitab telah melahirkan tradisi baru dalam agama Kristen. Gerakan pembaruannya mengakibatkan perubahan radikal juga di lingkungan Gereja Katolik Roma dalam bentuk Reformasi Katolik. Sumbangan-sumbangan Luther terhadap peradaban Barat jauh melampaui kehidupan Gereja Kristen. Terjemahan Alkitabnya telah ikut mengembangkan versi standar bahasa Jerman dan menambahkan sejumlah prinsip dalam seni penerjemahan. Nyanyian rohani yang diciptakannya mengilhami perkembangan nyanyian jemaat dalam Gereja Kristen. Pernikahannya pada 13 Juni 1525 dengan Katharina von Bora menimbulkan gerakan pernikahan pendeta di kalangan banyak tradisi Kristen. Masa Kecil Martin Luther Martin Luther (10 November 1483 - 18 Februari 1546) anak dari seorang penambang bernama Hans Luder dan ibunya, Margarethe.[1] Karena berhasil berkembang dari kalangan buruh tani, ayahnya bertekad bahwa anaknya harus menjadi pegawai negeri dan memberikan kehormatan kepada keluarganya. Dengan harapan itulah Hans mengirimkan Martin yang masih kecil untuk belajar di Mansfeld, Magdeburg dan Eisenach. Pada usia 17 tahun, di tahun 1501, Luther masuk ke Universitas Erfurt. Mahasiswa yang muda ini mendapatkan gelar sarjananya pada 1502, dan gelar magisternya pada 1505. Mengikuti harapan ayahnya, Luther mendaftarkan diri di sekolah hukum di universitas itu. Semuanya itu berubah ketika pada suatu hari di musim panas tahun 1505, saat terjadi serangan badai. Petir menyambar di dekatnya ketika ia sedang berjalan pulang dari sekolah. Dalam ketakutan, ia berseru, "Tolonglah, Santa Anna! Saya akan menjadi biarawan!". 7 Karenanyawanya selamat, Luther meninggalkan sekolah hukumnya dan masuk ke biara Augustinian di Erfurt. Bisa dibayangkan betapa marah ayahnya kepada Martin, karena ayahnya menginginkan ia menyelesaikan studi hukumnya. Pergumulan Martin Luther terhadap kedamaian Allah Biarawan muda Martin Luther sepenuhnya mengabdikan dirinya pada kehidupan biara, berusaha melakukan segala perbuatan baik untuk menyenangkan Allah dan melayani orang lain melalui doa-doa untuk jiwa-jiwa mereka. Ia mengabdikan diri dengan puasa, menyiksa diri, berdoa selama berjam-jam, melakukan ziarah, dan terus-menerus melakukan pengakuan dosa. Semakin ia berusaha untuk Allah tampaknya ia semakin sadar akan keberadaannya yang penuh dengan dosa. Johann von Staupitz, atasan Luther, menyimpulkan bahwa orang muda ini membutuhkan lebih banyak pekerjaan untuk mengalihkannya dari rasa kuatirnya yang berlebihan. Ia memerintahkan biarawan itu untuk mengembangkan kariernya sebagai akademisi. Pada 1507 Luther ditahbiskan menjadi imam. Pada 1508 ia mulai mengajar teologi di Universitas Wittenberg. Luther mendapatkan gelar sarjananya dalam Studi Alkitab pada 9 Maret 1508, dan gelar sarjananya dalam Sentences karya Petrus Lombardus (buku ajar teologi yang terutama pada Zaman Pertengahan), pada 1509. Pada 9 Oktober 1512, Martin Luther menerima gelar Doktor Teologinya dan pada 21 Oktober 1521, ia "diterima menjadi anggota senat dosen teologi" dan diangkat menjadi Doktor dalam Kitab Suci. Teologi Luther tentang Allah Disiplin yang sangat ketat untuk mendapatkan gelar-gelar akademik dan mempersiapkan kuliah-kuliah, mendorong Martin Luther untuk mempelajari Kitab Suci secara mendalam. Karena terpengaruh oleh seruan Humanisme ad fontes ("kembali ke sumbernya"), Luther menenggelamkan dirinya dalam mempelajari Alkitab dan Gereja perdana. Dengan segera istilah-istilah seperti penyesalan dan pembenaran mendapatkan makna yang baru bagi Luther. Ia menjadi yakin bahwa Gereja telah keliru dalam beberapa kebenaran sentral dari Kekristenan yang diajarkan dalam Kitab Suci -- yang terpenting di antaranya adalah doktrin tentang pembenaran oleh iman semata. Luther mulai mengajarkan bahwa keselamatan 8 sepenuhnya adalah pemberian dari anugerah Allah melalui Kristus yang diterima oleh iman. Belakangan, Luther mendefinisikan dan memperkenalkan kembali prinsip tentang pembedaan yang semestinya antara Hukum Taurat dan Injil yang mendasari teologinya tentang anugerah. Secara keseluruhan, Luther percaya bahwa prinsip penafsiran ini merupakan titik awal yang penting dalam mempelajari Kitab Suci. Luther melihat kegagalan untuk membedakan Hukum Taurat dan Injil yang semestinya sebagai sumber penghalam Injil Yesus di Gereja pada masanya, yang pada gilirannya menyebabkan munculnya berbagai kesalahan teologis yang dasariah. 2. Yohanes Calvin Yohanes Calvin (bahasa Inggris: John Calvin; bahasa Perancis: Jean Calvin, nama lahir: Jehan Cauvin (Jean Chauvin); lahir di Noyon, Picardie, Kerajaan Perancis, 10 Juli 1509 – meninggal di Jenewa, Swiss, 27 Mei 1564 pada umur 54 tahun) adalah teolog Kristen terkemuka pada masa Reformasi Protestan yang berasal dari Perancis. Namanya kini dikenal dalam kaitan dengan sistem teologi Kristen yang disebut Calvinisme (Kalvinisme). Ia dilahirkan dengan nama Jean Chauvin (atau Cauvin) di Noyon, Picardie, Perancis, dari Gérard Cauvin dan Jeanne Lefranc. Bahasa Perancis adalah bahasa ibunya. Calvin berasal dari versi Latin namanya, Calvinus. Yohanes Calvin adalah anak tertua dari 4 putra yang selamat melewati masa bayi dari orang tuanya. Ayahnya, Gérard Cauvin, mempunyai karir yang bagus sebagai notaris katedral dan registrar untuk pengadilan eklesiastikal/gerejawi. Ayahnya ini meninggal setelah menderita kanker testikular selama 2 tahun. Ibunya, Jeanne le Franc, adalah putri pemilik penginapan dari Cambrai. Ibunya meninggal beberapa tahun setelah kelahiran Calvin karena sakit payudara (bukan kanker payudara). Gérard mengharapkan tiga putranya — Charles, Jean, dan Antoine — kelak akan menjadi pendeta. Masa kecil Yohanes Calvin seringkali dihubungkan dengan Charles de Hangest, salah seorang dari Dua Belas bangsawan tertinggi di Perancis (twelve Peers of France) yang memerintah di Noyon (tempat Calvin dilahirkan).[1] Calvin dikenal memiliki hubungan yang dekat dengan beberapa anggota keluarga Hangest. [1] Kedekatan ini menjadi alasan mengapa Calvin memiliki sikap dan pembawaan selayaknya 9 seorang aristokrat.[1] Calvin cepat dewasa melampaui waktunya; pada usia 12 tahun, ia dipekerjakan oleh uskup setempat sebagai jurutulis (clerk) dan menerima tonsure, yaitu pencukuran rambut di ubun-ubun sebagai tanda dedikasi kepada gereja. Ia juga mendapatkan perlindungan (patronage) dari keluarga Montmors yang berpengaruh.[2] Berkat bantuan mereka, Calvin dapat kuliah di Collège de la Marche, Paris, di mana ia mempelajari bahasa Latin dari salah satu guru terbaik, Mathurin Cordier.[3] Segera setelah menyelesaikan kuliahnya, ia kuliah di Collège de Montaigu dalam bidang filsafat.[4] Dalam usia 14 tahun, tepatnya pada tahun 1523, ayah Calvin yang berprofesi sebagai seorang pengacara, mengirimnya ke Universitas Paris untuk belajar humaniora dan hukum.[5] Konon, Calvin berangkat ke Perancis bersama dengan tiga pemuda dari keluarga Hangst. Pada tahun 1532, ia telah menjadi Doktor Hukum di Orléans. Terbitannya yang pertama adalah sebuah edisi dari buku karya filsuf Romawi Seneca, De clementia, yang diberikannya komentar yang mendalam. Pada 1536 ia menetap di Jenewa, ketika ia dihentikan dalam perjalannya ke Basel, oleh bujukan pribadi dari William Farel, seorang reformator. Ia menjadi pendeta di Strasbourg dari 1538-1541, lalu kembali ke Jenewa. Ia tinggal di sana hingga kematiannya pada 1564. Yohanes Calvin berniat menikah untuk menunjukkan sikap positifnya terhadap pernikahan daripada kehidupan selibat. Ia meminta teman-temannya menolongnya mencarikan seorang perempuan yang "sederhana, taat, tidak sombong, tidak boros, sabar, dan bisa merawat kesehatan saya." Pada 1539 ia menikah dengan Idelette de Bure, janda seseorang yang dulunya anggota Anabaptis di Strasbourg. Idelette mempunyai seorang anak laki-laki dan perempuan dari almarhum suaminya. Namun hanya anak perempuannya yang pindah bersamanya ke Jenewa. Pada 1542, suami-istri Calvin mendapatkan seorang anak laki-laki yang dua minggu kemudian meninggal dunia. Idelette Calvin meninggal pada 1549. Calvin menulis bahwa istrinya telah banyak menolong dalam pelayanan gerejanya, tidak pernah menghalangi, tidak pernah menyusahkannya dengan urusan anak-anaknya dan berjiwa besar. 10 Penyebaran Calvinisme Sebagaimana praktik Calvin di Jenewa, terbitan-terbitannya menyebarkan gagasangagasannya tentang bagaimana Gereja Reformasi yang benar itu ke banyak bagian Eropa. Calvinisme menjadi sistem teologi dari mayoritas Gereja Kristen di Skotlandia, Belanda, dan bagian-bagian tertentu dari Jerman dan berpengaruh di Perancis, Hongaria (khususnya di Transilvania dan Polandia. Kebanyakan kolonis di daerah Atlantik Tengah dan New England di Amerika adalah Calvinis, termasuk kaum Puritan dan para kolonis di New Amsterdam (New York). Para kolonis Calvinis Belanda juga merupakan kolonis Eropa pertama yang berhasil di Afrika Selatan pada awal abad ke-17, dan menjadi apa yang dikenal sebagai orang Boer atau Afrikaner. Sebagian besar wilayah Sierra Leone dihuni oleh para kolonis Calvinis dari Nova Scotia, yang pada umumnya adalah kaum loyalis kulit hitam, yaitu orang-orang kulit hitam yang berperang untuk Britania Raya pada masa Perang Kemerdekaan Amerika. Sebagian dari gereja-gereja Calvinis yang paling besar dimulai oleh para misionaris abad ke19 dan abad ke-20, khususnya di Indonesia, Korea dan Nigeria. 11 BAB III Ajaran Dan Penyebaran Gerakan Pembaruan Gereja 1. Ajaran Geraja Lutheran ( Martin Luther) Gereja-gereja Lutheran adalah gereja-gereja yang berasaskan ajaran Martin Luther, tokoh Reformasi gereja pada abad ke-16 yang mengkritik ajaran dan praktik Gereja pada waktu itu. Ajaran khas Martin Luther yang seringkali juga diakui sebagai ciri khas ajaran Reformasi disimpulkan dalam tiga sola, yaitu sola fide, sola gratia, dan sola scriptura, yang berarti "hanya iman", "hanya anugerah", dan "hanya Kitab Suci". Maksudnya, Luther menyatakan bahwa keselamatan manusia hanya diperoleh karena imannya kepada karya anugerah Allah yang dikerjakannya melalui Yesus Kristus, sebagaimana yang disaksikan oleh Kitab Suci. (Efesus 2:8-9 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.). Dengan demikian, Luther menolak ajaran Gereja saat itu yang menjanjikan keselamatan melalui penjualan surat-surat pengampunan dosa (indulgensia). Luther menyatakan bahwa manusia diselamatkan bukan karena amal atau perbuatannya yang baik, melainkan sematamata oleh karena anugerah Allah. Hal ini didasarkan pada perkataan Paulus dalam Surat Roma: "Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa." (Roma 5:8) Sakramen Gereja Lutheran mengakui dua sakramen: Pembaptisan dan Perjamuan Kudus. Katekismus Lutheran mengajarkan bahwa pembaptisan adalah karya Allah, berlandaskan perkataan dan janji Kristus; sehingga dilayankan baik bagi bayi maupun orang dewasa. Gereja Lutheran percaya bahwa roti dan anggur dalam perjamuan kudus adalah sungguh-sungguh tubuh dan darah Kristus yang dianugerahkan kepada umat Kristiani untuk dimakan dan diminum, yang diperintahkan oleh Kristus sendiri. 12 Banyak Kaum Lutheran yang melestarikan pendekatan liturgis terhadap Ekaristi. Komunitas Kudus (atau Perjamuan Tuhan) dipandang sebagai tindakan sentral dari pemujaan Kristiani. Gereja Lutheran percaya bahwa roti dan anggur dalam perjamuan kudus hadir bersama dengan tubuh dan darah Yesus, bukannya menggantikan atau melambangkan tubuh dan darah-Nya belaka. Mereka mengaku dalam Apologi dari Pengakuan Augsburg: “ "...kami tidak menghapuskan Misa namun secara rohaniah mempertahankan dan membelanya. Di kalangan kami Misa dirayakan setiap Hari Tuhan dan pada hari-hari raya lainnya, bilamana Sakramen itu disediakan bagi orang-orang yang hendak mengambil bagian darinya, setelah mereka diperiksa dan diampuni. Kami juga mempertahankan bentuk-bentuk liturgis tradisional, seperti urut-urutan dalam pembacaan Alkitab, doa-doa, busana liturgi, dan hal-hal serupa lainnya." (Apologi dari Pengakuan Augsburg, Artikel XXIV.1) “ Ikonoklasme Beberapa tokoh reformasi Protestan, khususnya Andreas Karlstadt, Huldrych Zwingli dan Yohanes Calvin mendukung penyingkiran citra-citra religius dengan mendasarkan pendapat mereka pada larangan penyembahan berhala dan pembuatan citra pahatan dari Allah dalam Dekalog (Sepuluh Perintah Allah). Hasilnya, patung-patung dan gambar-gambar dirusak dalam serangan spontan individual maupun huru-hara ikonoklastis yang tidak sah. Meskipun demikian, dalam banyak kasus citra-citra religius disingkirkan secara baik-baik oleh otoritas sipil di kota-kota dan daerah-daerah teritorial Eropa yang baru saja direformasi. Tidak seperti Gereja-Gereja Protestan lainnya, Gereja-Gereja Lutheran pada umumnya tidak begitu anti terhadap penggunaan citra-citra religius. Ini disebabkan oleh pernyataan Martin Luther sendiri bahwa orang-orang Kristen harus bebas untuk menggunakan citra-citra selama mereka tidak menyembahnya sebagai ganti Allah. Yang Termasuk Gereja Lutheran Selain HKBP (Huria Kristen Batak Protestan), gereja-gereja Lutheran di Indonesia umumnya menyebar di Sumatera Utara, yakni wilayah pelayanan misi RMG (Rheinische Missions13 Gesselschaft) dulu. Gereja-gereja tersebut adalah GKPI (Gereja Kristen Protestan Indonesia), GKPS (Gereja Kristen Protestan Simalungun), GKPA (Gereja Kristen Protestan Angkola), GKPPD (Gereja Kristen Protestan Pakpak-Dairi), HKI (Huria Kristen Indonesia), GPKB (Gereja Punguan Kristen Batak), GKLI (Gereja Kristen Luther Indonesia), GPP (Gereja Protestan Persekutuan), GKR (Gereja Kristen Rejang). Gereja-gereja di Nias dan Kepulauan Mentawai juga tergolong gereja-gereja Lutheran, yaitu BNKP (Banua Niha Keriso Protestan), AMIN (Angowulua Masehi Indonesia Nias), ONKP (Ora Niha Keriso Protestan), BKPN (Banua Keriso Protestan Nias), dan GKPM (Gereja Kristen Protestan Mentawai). Selain menjadi anggota Federasi Lutheran se-Dunia (LWF), banyak dari gereja-gereja di atas yang juga menjadi anggota PGI. 2. Ajaran Geraja Calivinsme 1. Sola Scriptura, Sola Fide, Sola Gratia Calvin percaya bahwa Alkitab adalah satu-satunya sumber ajaran gereja yang benar (Sola Scriptura). Oleh karena itu Calvin menolak pemahaman dan penghargaan atas tradisi sebagai sumber keyakinan dan ajaran yang setara dengan Alkitab. KRISTUS yang adalah pusat Alkitab adalah kunci untuk memahami Alkitab, baik Perjanjian Lama yang mengandung banyak janji tentang KRISTUS maupun Perjanjian Baru yang berisi penggenapan jani-janji itu. Keselamatan diperoleh hanya karena kasih karunia (Sola Gratia) melalui iman ( Sola Fide) 2. Hakekat Gereja Gereja adalah persekutuan orang-orang yang telah diselamatkan karena kasih karunia ALLAH di dalam YESUS KRISTUS, yang telah dibenarkan, walaupun tetap merupakan manusia berdosa. Semuanya itu disambut dan diterima manusia melalui iman. 14 3. Sakramen Calvin mengakui hanya ada dua sakramen yaitu baptisan kudus dan perjamuan kudus. Gereja yang sejati adalah gereja yang setia memberitakan Firman atau Injil yang murni dan melayankan sakramen yang murni. 4. Tata Gereja dan jabatan Menurut Calvin, di dalam gereja ada empat jabatan yaitu gembala atau pendeta (pastor), pengajar (doctor), penatua (presbyter) dan syamas (diacon). Pendeta bersama para penatua merupakan konsistori yaitu majelis gereja yang memimpin jemaat dan yang menjalankan disiplin gereja. Pendeta, memiliki tugas; a. Memberitakan Firman dan melayankan sakramen b. Bersama para penatua mengawasi kehidupan jemaat c. Menegur warga gereja yang menyimpang dari ajaran dan peraturan gereja Pengajar adalah semua orang yang terlibat dalam tugas pengajaran, yaitu guru (agama) di sekolah, guru katekisasi, para dosen teologi. Tugas pengajar adalah mengajarkan hal-hal yang berhubungan dengan iman Kristen. Penatua (bersama-sama pendeta) bertugas mengawasi kehidupan gereja. Kewajiban utama penatua adalah melayankan Firman. Dalam pemerintahan gereja, Calvin memberi tempat dan wewenang terbesar kepada pendeta daripada kepada penatua. Diaken (syamas) bertugas mengurus orang sakit, miskin dan menderita. Pada saat itu syamas tidak termasuk anggota sidang majelis. Ada dua jenis syamas: a. Syamas yang memegang keuangan gereja. 15 b. Syamas yang ditugasi merawat orang-orang sakit dan orang-orang miskin misalnya di rumah sakit dan penampungan orang-orang lanjut usia. Diaken (syamas) tidak hanya membagikan uang kepada orang-orang miskin tetapi juga memelihara beberapa lembaga yang melayankan kasih. Tradisi Calvinis menekankan perlunya pejabat atau jabatan gerejawi. Salah satu warisan tradisi Calvinis adalah sistem pemerintahan presbiterial yang terdiri dari presbiterial sinodal. Kata Presbiterial menunjukkan adanya otonomi gereja setempat yang dipimpin oleh Majelis Jemaat. Majelis Jemaat menjadi pimpinan yang mengatur dan mengambil keputusan atas pelbagai hal kehidupan jemaat lokal. Kata Sinodal menjelaskan bahwa gereja-gereja yang telah menggabungkan diri pada sinode harus tunduk pada Sinode perihal yang umum dan yang tidak dapat diselesaikan sendiri oleh gereja setempat. Secara ringkas, dalam sistem pemerintahan presbiterial-sinodal, semua keputusan jemaat diambil pada tingkat majelis (presbyterium), sedangkan perkara-perkara yang menyangkut kepentingan seluruh gereja diputuskan pada tingkat sinode yang diikuti oleh wakil-wakil presbyterium dari setiap jemaat. 5. Disiplin (siasat Gereja) Yang dimaksud disiplin (siasat gereja) adalah suatu tindakan gereja untuk menegakkan ketertiban dan pengawasan ajaran gereja serta perilaku warga gereja. Majelis diberi kepercayaan penuh untuk menegakkan disiplin sehingga keputusan tidak diambil oleh satu orang melainkan oleh majelis sebagai satu kesatuan. Jika pendeta menerima pengakuan dosa seseorang, hal itu dipandang sebagai tindakan penggembalaan. Apabila pengakuan dosa seseorang sangat serius, pendeta harus membicarakannya dengan seluruh anggota majelis. Calvin menetapkan tiga jenis atau tingkatan tindakan disiplin sesuai dengan jenis dan tingkat dosa atau kesalahan: a. Teguran oleh majelis jemaat b. Larangan mengikuti perjamuan kudus c. Pengucilan dari jemaat, yang dilakukan atau diumumkan di depan jemaat pada kebaktian umum. 16 6. Ibadah dan Tata Ibadah Gereja mengungkapkan imannya melalui ibadah, Ada hubungan yang erat antara keyakinan atau ajaran dengan ibadah. Oleh karena itu ibadah dan tata ibadah merupakan satu kesatuan, dengan pokok-pokok ajaran mendasar. Calvin memberikan perhatian yang seimbang terhadap penataan ibadah, tata gereja dan jabatan gerejawi. Dalam gereja-gereja Calvinis, ibadah gereja berpusat pada pemberitaan Firman atau khotbah dan perjamuan kudus (tidak berpusat pada sakramen seperti dalam gereja Katolik Roma) 7. Hubungan Gereja dan Negara Gereja terpisah dari negara. Masing-masing memiliki otoritasnya. Gereja bisa berbicara dalam segala bidang kehidupan, termasuk politik dan pemerintahan, namun negara tidak boleh berbicara tentang hal-hal yang berkaitan dengan urusan keagamaan. Penyebaran Gereja Calvinisme Sebagaimana praktik Calvin di Jenewa, terbitan-terbitannya menyebarkan gagasangagasannya tentang bagaimana Gereja Reformasi yang benar itu ke banyak bagian Eropa. Calvinisme menjadi sistem teologi dari mayoritas Gereja Kristen di Skotlandia, Belanda, dan bagian-bagian tertentu dari Jerman dan berpengaruh di Perancis, Hongaria (khususnya di Transilvania dan Polandia. Kebanyakan kolonis di daerah Atlantik Tengah dan New England di Amerika adalah Calvinis, termasuk kaum Puritan dan para kolonis di New Amsterdam (New York). Para kolonis Calvinis Belanda juga merupakan kolonis Eropa pertama yang berhasil di Afrika Selatan pada awal abad ke-17, dan menjadi apa yang dikenal sebagai orang Boer atau Afrikaner. Sebagian besar wilayah Sierra Leone dihuni oleh para kolonis Calvinis dari Nova Scotia, yang pada umumnya adalah kaum loyalis kulit hitam, yaitu orang-orang kulit hitam yang berperang untuk Britania Raya pada masa Perang Kemerdekaan Amerika.Sebagian dari gereja-gereja Calvinis yang paling besar dimulai oleh para misionaris abad ke-19 dan abad ke-20, khususnya di Indonesia, Korea dan Nigeria. 17 DAFTAR PUSTAKA http://id.wikipedia.org/wiki/Reformasi_Protestan http://goresansangpitik.wordpress.com/2012/07/14/reformasi-gereja-1483-1546/ http://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Reformed http://reformed.sabda.org/permulaaan_pembaharuan_gereja_reformasi http://id.wikipedia.org/wiki/Martin_Luther http://faoberte.wordpress.com/2011/09/25/terkutuklah-orang-yang-mendewakan-manusia/ http://id.wikipedia.org/wiki/Yohanes_Calvin#Penyebaran_Calvinisme http://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Lutheran http://www.suplemengki.com/mengenal-ajaran-calvinis/ Harta dalam Bejana - Sejarah Gereja Ringkas, Penerbit : PT BPK Gunung Mulia Jakarta Penulis : Dr. Th. Van Den End 2001