EKONOMI PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KUALITAS PELAYAN TELLER BANK RAKYAT INDONESIA DKI JAKARTA Nurdin Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sailendra ABSTRACT The leadership factor influences positively on the quality of the teller’s services of Bank Rakyat Indonesia in Jakarta. The objective of the study is to determine how much influence is the leadership style and motivation to the quality teller’s service Bank Rakyat Indonesia, Jakarta. The study was conducted at Bank Rakyat Indonesia in Jakarta, by using stratified random sampling. Based on the results of data processing obtained value of coefficient of determination (R2) of 0.979 means that 97.9% increase in service quality caused by the diversity teller leadership style and motivation, while the remaining 2.1% is influenced by other factors not analyzed. The results showed that leadership style and motivation to work together have the influence on the quality of service teller positive Bank Rakyat Indonesia in Jakarta. PENDAHULUAN Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang bergerak dibidang pelayanan jasa dimana dewasa ini kurang menggembirakan akibat kualitas pelayanan nasabahnya yang tidak konsisten. Salah satu contohnya yaitu nasabah sering antri mendapatkan pelayanan dari seorang teller. Hal ini menyebabkan kepercayaan dan kepuasan masyarakat terhadap dunia Perbankan berkurang. Menurut Griffin (2000:41): kualitas pelayanan merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Tjiptono (2000:61) menyimpulkan bahwa citra kualitas yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang penyedia jasa, melainkan berdasarkan sudut pandang konsumen. Hal ini mengandung makna bahwa konsumen yang mengkonsumsi dan menikmati jasa perusahaan. Untuk itu diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan agar dapat memperoleh kepercayaan dan kepuasan masyarakat. Pegawai (teller) sebagai pelaksana sehari-hari (frontliners) banyak berhadapan dengan nasabahnya, maka mereka dituntut memiliki kemampuan yang optimal di antaranya kemampuan melaksanakan pekerjaan secara profesional, memperhatikan waktu, memberikan informasi, dan berkonsentrasi terhadap bidang-bidang harus yang ditanganinya. WIDYA Keberhasilan suatu organisasi bergantung pada kepemimpinan sehingga dapat dikatakan bahwa kepemimpinan merupakan kegiatan untuk mempengaruhi orang lain untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi kerja adalah dorongan dari dalam diri individu untuk melaksanakan tugasnya dengan baik dalam mencapai suatu tujuan dengan indikator: berusaha bekerja keras, bekerja dengan baik, berusaha memenuhi kebutuhan dan berusaha menyukai tantangan. Untuk menangani masalah ini diperlukan upaya untuk melihat hal-hal apa saja yang harus dimiliki oleh seseorang untuk sukses dalam melaksanakan tugasnya sehingga dapat meningkatkan kinerja serta berdampak pada kepercayaan /kepuasan pelanggan/nasabah. Oleh karena itu faktor kepemimpinan dan motivasi kerja merupakan fokus utama dalam penelitian ini untuk meningkatkan kualitas pelayanan teller pada Bank. Permasalahan dalam penelitian ini adalah : Apakah gaya kepemimpinan dan motivasi secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap kualitas pelayanan teller pada Bank rakyat Indonesia di Jakarta ? 1. Kualitas Pelayanan yaitu suatu usaha seorang karyawan untuk dapat memuaskan keinginan pelanggan dengan indikator: bekerja tepat waktu, kesopanan, dan memenuhi kebutuhan pelanggan. 2. Gaya Kepemimpinan yaitu merupakan suatu konsep dan proses untuk mempengaruhi karyawan dalam 43 Tahun 28 Nomor 312 September 2011 EKONOMI mencapai suatu tujuan dengan indikator: gaya komunikasi, pemberian motivasi, pengambilan keputusan, kemampuan memimpin. 3. Motivasi kerja yaitu dorongan dari dalam diri individu untuk melaksanakan tugasnya dengan baik dalam mencapai suatu tujuan dengan indikator : berusaha bekerja keras, bekerja dengan baik, berusaha memenuhi kebutuhan dan berusaha menyukai tantangan. Penelitian ini dilakukan pada Bank Rakyat Indonesia di Jakarta selama 2 (dua) bulan yaitu September sampai dengan bulan Oktober 2010. Populasi dalam penelitian ini adalah 157 orang Sampel penelitian diambil sebanyak 50 orang teller secara acak (sampling random). Teknik Pengumpulan Data : Data primer yaitu data yang di kumpulkan dengan cara menyebarkan angket (kuesioner) kepada karyawan teller Bank Rakyat Indonesia Jakarta. Validitas; Untuk menguji validitas dilakukan dengan mencari korelasi dari setiap butir dengan skor totalnya dengan bantuan software SPSS versi 13,0. rumus korelasi product moment sebagai berikut : Selanjutnya dinyatakan bahwa ada 4 hal yang perlu diperhatikan untuk memahami pekerjaan seorang karyawan yaitu : (1) sampai sejauh mana tujuan dan target kerja yang ditetapkan berhasil dicapai seseorang, (2) sampai sejauh mana tujuan dan taget tersebut sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan, (3) kesulitankesulitan apa saja yang ditemui pegawai dan bagaimana mereka mengatasinya, dan (4) bagaimana profil prestasi pegawai. Kemampuan dan keterampilan mempunyai peranan yang erat terhadap pekerjaan, di samping faktor personaliti yaitu konsep diri, motivasi, dan sikap. Kemampuan dan keterampilan merupakan suatu persyaratan bagi keberhasilan dalam suatu proses perwujudan kerja. Swasta dan Sukotjo (2000:179) menyatakan pelayanan adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan dalam proses mempromosikan produk dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada konsumen. Kasmir (2004:205) berpendapat bahwa sebelum melakukan pelayanan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang teller yaitu: (1) berpakaian, berpenampilan rapi dan bersih, {2} percaya diri, bersikap akrab, dan penuh dengan senyum, (3) menyapa dengan lembut dan berusaha menyebutkan nama, (4) tenang, sopan, hormat, serta tekun mendengarkan setiap pembicaraannya, (5) berbahasa dengan bahasa yang baik dan benar, (6) bergairah dalam melayani nasabah dan tunjukkan kemampuannya, (7) jangan menyela dan memotong pembicaraannya, (8) mampu menyakinkan nasabah serta memberkan kepuasan, (9) jika tidak sanggup mengenai permasalahan yang ada minta bantuan, dan (10) bila belum dapat melayani, beritahu kapan akan dilayani. Menurut Griffin (2000;41) kualitas pelayanan merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan, Tjipto (2000;61) menyimpulkan bahwa citra yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang penyedia jasa, melaikan berdasarkan sudut pandang konsumen. Hal ini mengandung makna bahwa konsumen yang mengkonsumsi dan menikmati jasa perusahaan. Hadi (2003:87) menyatakan bahwa pelayanan adalah r = n • Xi Yi – (•Xi) (•Yi) [•Xi2 __ (•Xi)2] [n•Yi2 __ (Yi)2] Semakin kecil kesalahan pengukuran, semakin valid alat pengukur. Besar kecilnya kesalahan pada pengukuran dapat diketahui dari nilai korelasinya. Taraf signifikansi sebesar 5 %. Reliabilitas; Untuk menguji reliabilitas dari setiap konstruk dengan menggunakan metode Cronbach,s Alpha dengan bantuan SPSS versi 13.0. a = ( k ) ( 1 – • •2 item ) k-1 •2 total dimana : a k •2 item •2 total = = = = Croanbach’s Alpha banyaknya pertanyaan variance dari pertanyaan variance dari skor PEMBAHASAN 1. Kualitas Pelayanan Menurut Donnely (2000:326): kualitas adalah sebagai tingkat keberhasilan di dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Suatu pekerjaan dikatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan baik. WIDYA 44 Tahun 28 Nomor 312 September 2011 EKONOMI suatu tindakan yang dilakukan oleh para penyedia jasa, baik perorangan maupun kelompok dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Selanjutnya dijelaskan bahwa pelayanan sebagai suatu kegiatan atau keuntungan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain. Baron (2000:322) ada lima manfaat pelayanan yang perlu diperhatikan oleh perusahaan yaitu: (1) memberikan keuntungan yang lebih baik bagi perusahaan, (2) menghemat biaya yang harus dikeluarkan perusahaan, (3) mempertahankan kesatuan konsumen, (4) pelayanan memperpanjang daur hidup suatu produk, dan (5) pelayanan dapat menambah nilai suatu produk. Menurut Kottler (2002:90), pelayanan adalah setiap kegiatan atau kinerja yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak menghasilkan hak milik terhadap sesuatu. Tjiptono (2001:81), pelayanan adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak bersifat fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa apabila pelayanan yang diterima oleh pelanggan sesuai dengan yang diharapkan maka kualitas pelayanan baik, jika pelayanan yang diterima melampaui harapan konsumen maka kualitas pelayanan sangat baik, dan sebaiknya jika pelayanan yang diterima lebih rendah dari pada yang diharapkan konsumen, maka kualitas pelayanan sangat kurang sehingga mereka akan merasa tidak puas. Berdasarkan pembahasan di atas, maka yang dimaksud dengan kualitas pelayanan adalah suatu usaha seorang karyawan untuk dapat memuaskan keinginan pelanggan dengan indikator: bekerja tepat waktu, kesopanan, dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Gaya Kepemimpinan Keberhasilan suatu organisasi bergantung pada kepemimpinan, oleh karena itu dikatakan bahwa kepemimpinan merupakan kegiatan mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan. Beberapa definisi tentang gaya kepemimpinan: 1. Pfiffner dan Presthus (2002:88): bahwa kepemimpinan adalah seni mengkoordinasi dan memotivasi orang lain, baik secara individu maupun kelompok untuk mancapai WIDYA tujuan yang diinginkan. 2. Siagian (2003:58): kepemimpinan adalah kemampuan dan keterampilan seseorang dalam mempengaruhi orang dalam hal ini bawahan mau dan mampu nelakukan kegiatan-kegitan tertentu, meskipun secara pribadi hal tersebut tidak disenangi. 3. Davis (2002:107), kepemimpinan adalah kemampuan untuk berusaha meyakinkan orang lain, merealisaikan tugas yang telah ditentukan dengan senang hati. 4. Suradinata (2000:112) ada beberapa fungsi kepemimpinan adalah sebagai berikut : (a) Komunikasi, (b) Motivasi, (c) Disiplin Kerja, (d) Produktivitas Kerja, (e) Strategi Pengambilan Keputusan. 5. White dan Lipit dalam Winardi (2000:168) membagi gaya kepemimpinan menjadi 3 (tiga) bagian yaitu: (a) Gaya Otoriter yaitu semua policy dilakukan oleh pemimpin. Teknik-teknik dan langkah-langkah ditentukan oleh pejabat, dan setiap anggota tidak turut serta dalam partisipasi kelompok, (b) Gaya Demokrasi yaitu semua keputusan dirancang oleh pimpinan, pemimpin banyak menyodorkan berbagai alternatif untuk dipilih yang terbaik didasarkan musyawarah kelompok, adanya kebebasan anggota organisasi untuk bekerja sama, dan pemimpin bersifat obyektif dalam pujian dan kritiknya dan berusaha menjadi anggota kelompoknya, dan (c) Gaya Laisses Faire yaitu kebebasan kelompok atau individual dengan minimum partisipasi pemimpin, bahan yang disediakan oleh pemimpin apabila ada permintaan dan ia tidak turut ambil bagian dalam diskusi kelompok, pemimpin tidak berpartisipasi sama sekali,dan ia tidak berusaha sama sekali untuk menilai atau mengatur kejadian berlangsung. 6. Sujak (2002:1); menyatakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi, menggerak kan suatu tindakan pada diri seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. 7. Stoner (2000:13); menyatakan bahwa kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang lain agar mau adalah suatu proses membujuk, menggerakan dan mengarahkan bawahannya untuk mengambil langkah menuju sasaran bersama. 9. Menurut Chapman yang dikutip Timpale (2003:31), ada 5 (lima) landasan kepemimpinan yang kokoh, yaitu: (a). Cara komunikasi, (b). Pemberian Motivasi, 45 Tahun 28 Nomor 312 September 2011 EKONOMI (c). kemampuan Memimpin, (d). Pengambilan Keputusan, (e). Kekuasaan yang positif. Gaya kepemimpinan adalah merupakan suatu konsep dan proses untuk mempengaruhi karyawan dalam mencapai suatu tujuan dengan indikator: gaya komunikasi, pemberian komunikasi, pengambilan keputusan, kemampuan memimpin dan tujuan. Hubungan Kerja Dalam hubungan bekerja mengenal pula faktor intern dan ekstern. Faktor intern yaitu kemampuan dasar atau faktor bawaan, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar, termasuk dalam hal ini lingkungan dan teman. Menurut Syamsuddin (2003:41) motivasi ekstern dapat dikenali dengan mengidentifikasi beberapa indikator dalam term-term tertentu antara lain: (1) durasinya kegiatan berapa lama kemampuan penggunaan waktunya untuk melakukan kegiatan, (2) frekuensi kegiatan (berapa kali kegiatan dilakukan dalam periode waktu tertentu), (3) ketetapan pada tujuan, (4). Ketabahan, keuletan, dan kemampuannya dalam menghadapi rintangan dan kesulitan untuk mencapai tujuan. (5) Devosi (pengabdian) (pikiran bahkan jiwa dan raganya) untuk mencapai tujuan, (6). Tingkatan aspirasinya (maksud, rencana, cita-cita, sasaran ) yang hendak dicapai dengan kegiatan yang akan dilakukan dan (7). Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan ( like or dislike, positif atau negatif) Mengenai kerja (2000:13) Stoner dan Freeman, kerja adalah melakukan sesuatu dengan benar. Dalam hal ini bekerja diharapkan dapat menghasilkan sesuatu dengan baik sesuai dengan tujuan yang dikehendaki. Seseorang dapat dikatakan bekerja dengan baik bila ia bekerja dengan efektif. Pengertian efektif di sini menunjuk kepada terlaksananya suatu tugas yang memenuhi persyaratan yang dikehendaki. Sedangkan Koontz dan Weihrich (2002:8) menyatakan bahwa pencapaian tujuan yang dimaksud ini adalah pemenuhan kriteria atas suatu produk yang dihasilkan. Pemenuhan kriteria ini antara lain dapat dilihat dari segi peralatan, metode, skill dan teknologi yang digunakan. Dari segi peralatan, perlu dipertanyakan apakah perlatan yang digunakan dapat memproduksi produk yang diinginkan. Dalam hal metode atau langkahlangkah kerja (produser) yang digunakan WIDYA membentuk proses yang tepat, apakah tersedia prosedur kerja baku yang tetap. Skill menunjuk kepada kemampuan karyawan untuk menggunakan alat dan melaksanakan tugas dengan benar. Teknologi menunjuk kepada kemudahan dan keanekaragaman kemudahan yang tersedia. Menurut Prokopenko (2004:5) bekerja adalah derajat pencapaian tujuan. Dalam hal ini tingkat penggunaan potensi diri seseorang dibandingkan dengan kapasitas diri seseorang tersebut. Artinya semakin berusaha seorang karyawan menggunakan kemampuan nya untuk mencapai tujuan positif. Beberapa definisi tentang Motivasi Kerja: 1. Gaugh (2000:156), motivasi adalah dasar kekuatan atau daya yang menggerakkan orang untuk berperilaku. 2. Atkinson (2002:211), mengemukakan bahwa motivasi merupakan fungsi variabel tugas dan desposisi individu untuk mencapai keberhasilan dan dari pihak lain untuk menghindari kegagalan. 3. Robert (2000:21), memberikan pengertian bahwa motivasi berasal dari motif yang dapat diartikan sebagai tenaga penggerak yang mempengaruhi kesiapan untuk memulai melakukan rangkaian kegiatan. Dalam teori motivasi, Santrock (2003:312) membedakan dua bentuk motivasi yang meliputi: 1. Motivasi intrinsik; timbul tidak memerlukan rangsangan dari luar karena memang telah ada dalam diri individu sendiri, yaitu sesuai atau sejalan dengan kebutuhan. 2. Motivasi ekstrinsik; timbul karena adanya rangsangan dari luar individu. Berdasarkan pembahasan di atas, maka yang dimaksud dengan motivasi kerja adalah dorongan dari dalam diri individu untuk melaksanakan tugasnya dengan baik dalam mencapai suatu tujuan dengan indikator: berusaha bekerja keras, bekerja dengan baik, berusaha memenuhi kebutuhan dan berusaha menyukai tantangan. 1. Analisis Data a. Uji Asumsi Klasik. Uji Multikolinearitas Tabel 1. Uji Multikolinearitas 46 Tahun 28 Nomor 312 September 2011 EKONOMI dari tabel diatas, nilai vif di bawah nilai 10, maka tidak ada permasalahan multikolinieritas. 2. Uji Heteroskedasitisitas Scatterplot Dependent Variable : KUALITAS PELAYANAN Regression Studentized Residual b. Koefisien regresi gaya kepemimpinan sebesar 10,064 menunjukkan bahwa pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kualitas pelayanan adalah positif, berdasarkan nilai koefisien regresi dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kualitas pelayanan pada tingkat • 5% = 2,045 c. Koefisien regresi motivasi kerja sebesar 3,422 menunjukkan bahwa pengaruh motivasi kerja terhadap kualitas pelayanan adalah positf. Berdasarkan nilai koefisien regresi dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kualitas pelayanan pada tingkat • 5 % = 2,045 Koefisien Determinasi. Tabel 3. Koefisien Determinasi dan Koefisien Korelasi Regression Standardized Predicted Value Gambar Grafik Uji Heteroskedasitisitas Dari grafik diatas, terjadi heteroskedasitisitas. Hal ini terlihat bahwa ada titik-titik menyebar di bawah angka 0 pada sumbu Y. 3. Regresi Linier Berganda. Setelah mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. AnalisIS selanjutnya adalah melihat hubungan kedua variabel bebas terhadap variabel terikat. Dengan menggunakan model Regresi yaitu : Y = a + b1 x1 + b2x2 ........... Dari pengolahan data model Regressi Linier berganda dengan menggunakan software SPSS 13, maka persamaan model tampak pada tabel di bawah ini : Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai R = 0,989 menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan dan motivasi kerja mempunyai hubungan yang positif terhadap kualitas pelayanan. Berdasarkan nilai R 2 sbesar 0,979 atau 97,9 %. Hal ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan dan motivasi kerja memberikan konstribusi pengaruh sebesar 2,1 % (100%--97,9%) dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Hasil Penelitian Setelah dilakukan analisis data, maka hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.Gaya Kepemimpinan dapat mempengaruhi kualitas pelayanan teller Bank Rakyat Indonesia Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, bahwa terdapat pengaruh yang signifikan gaya kepemimpinan terhadap kualitas pelayanan teller Bank Rakyat Indonesia. Hasil uji Dengan menggunakan analisis regresi berganda pada tabel di atas, maka diperoleh persamaan sebagai berikut: Kualitas pelayanan = 0,172 Gaya kepemimpinan = 0,044, dan Motivasi kerja = 0,261 Persamaan regresi di atas dapat diartikan sebagai berikut: a. Konstanta sebesar 0,172 dinyatakan bahwa gaya kepemimpinan dan motivasi kerja dianggap constant, maka kualitas pelayanan adalah sebesar 0,172 WIDYA hipotesis ini yaitu nilai t hitung = 10,064, dan nilai t tabel pada • 5 % = 2,045. Berkaitan dengan hasil penelitian ini, sesuai pendapat sujak bahwa apabila seorang pemimpin mampu memberikan keyakinan atau mempengaruhi, menggerakkan suatu tindakan pada diri seseorang atau sekelompok orang maka tujuan organisasi akan tercapai dengan baik. 47 Tahun 28 Nomor 312 September 2011 EKONOMI 2. Motivasi kerja dapat mempengaruhi kualitas pelayanan teller Bank Rakyat Indonesia.Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, bahwa terdapat pengaruh yang signifikan motivasi kerja terhadap kualitas pelayana teller Bank Rakyat Indonesia. Hasil uji hipotesis yaitu t hitung = 3,422, dan nilai tabel pada @ 5% = 2,045. Berkaitan hasil penelitian ini, sesuai pendapat Santrock bahwa motivasi instrinstik timbul tidak memerlukan rangsangan dari luar karena memang telah ada dalam diri individu sendiri yaitu karena sesuai dengan kebutuhan sehingga tujuan lebih cepat tercapai. 3. Gaya kepemimpinan dan Motivasi kerja secara bersama-sama memberikan pengaruh terhadap kualitas pelayanan teller Bank Rakyat Indonesia. Hasil pengujian hipotesis nilai koefisien determinasi R2 sebesar 0,979 atau 97,9 % ini berarti gaya kepemimpinan dan motivasi kerja secara bersama-sama memberikan pengaruh terhadap kualitas pelayanan teller Bank Rakyat Indonesia. Berkaitan hasil penelitian ini, sesuai pendapat Santrock bahwa jika seseorang memiliki motivasi internal, maka orang tersebut mudah diarahkan sehingga tujuan dapat dicapai dengan baik. Sejalan pendapat Lovelock terdapat lima dimensi yang perlu diperhatikan agar kualitas pelayanan bisa dicapai yaitu: (1) tersedianya fasilitas fisik dan sarana komunikasi, (2) memahami kebutuhan para pelanggannya, (3) keinginan karyawan memberikan pelayanan dengan tanggap, (4) memberikan pelayanan dengan akurat, dan (5) memiliki pengetahuan, kemampuan, kesopanan dan dapat dipercaya. nasabah. 2. Motivasi kerja teller perlu ditingkatkan lagi, karena sangat berpengaruh terhadap pelayanan kepada seluruh nasabah. 3. Untuk meningkatkan kepercayaan nasabah kepada Bank, maka kualitas pelayanan teller tetap dijaga dan diupayakan dapat berjalan sacara efektif dan efisien . DAFTRA PUSTAKA Abin, Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003 Ananda, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007. Beck, Robert C, Motivation Theories and Principles, Prentice Hall Englewood, New Jersey, 2000. Bhattacharya, Singh, M.K, Management Employe Relation, S.S Mubarak dan Pte, Ltd, Singapore, 2000. Basu Swasta dan Ibnu Sukotjo, Pengantar Ekonomi Perusahaan Modern,Liberty.Yogyakarta, 2000. Chapman, Manajemen dan Motivasi, Bumi Aksara, Jakarta, 2003. Davis, Keith, Human Relation at Work, Kogakusha Company, Tokyo, 2002. Fandy Tjiptono, Manajemen Jasa, Andy Offset, Yogyakarta, 2004. Greenberg J. & Baron RA, Behavior in Organizaztion, Understanding & Managing The Human Side of Work. Prentice Hall International, 2001. Griffin, Ricky W, Management, A.I.T.B.S Publishers & Distributors, New Delhi, 2000. Gate, Robert D and Robert R Taylor and O.C Ferrell, Management Comprehension, Analysis and Application, Homewood IL Richard D. Irwin, Inc. New York,2000. James. I. Mc.Gaugh.at al. Psychology An Experimental Approach. Francisco, California, Abbior Publishing Company, California, 2000. Joewono, Hadi, Jangan Sekedar Servis, Intisari, Jakarta, 2003. Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan lainnya, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004. Koontz, Harorld and Heinz Weihrich, Management, Mc-Graw-Hill International, Singapore, 2002. Pfiffner, John M. And Robert . Prestus, Public Administration Ronal Press, New York.2002. Stoner, James A, F and R. Edward Freeman, Management, Prentice-Hall International Edition, New Jersey, 2000. Sujak, Kepemimpinan Dalam Manajemen, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002. Santock, w John, Life Span Development, Brown Benchmark, Texas,2003. www. google.com PENUTUP Kesimpulan 1. Gaya kepemimpinan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kualitas pelayanan atau H1 diterima. 2. Motivasi kerja memberikan pengaruh terhadap kualitas pelayanan atau H1 diterima. 3. Nilai koefisien determinasi R2 sebesar 0,979 atau 97,9 %. Hal ini berarti ada sebanyak 2,1 % faktor lain yang mempengaruhi kualitas pelayana tidak dijelaskan dalam penelitian ini. SETIAP WARGA NEGARA BERHAK MENDAPAT PELAYANAN PRIMA DARI PENYELENGGARA NEGARA Saran - Saran 1. Pemimpin diharapkan dapat memberikan petunjuk dan pengarahan kepada seluruh karyawan khususnya teller untuk memberikan pelayanan yang baik kepada WIDYA 48 Tahun 28 Nomor 312 September 2011