BAB II - Widyatama Repository

advertisement
BAB II
BAHAN RUJUKAN
Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan bagian dari ilmu
manajemen, disebut manajemen sumber daya manusia karena bergerak di bidang
ketenaga kerjaan. Suatu organisasi atau perusahaan akan lebih produktif jika dapat
mengelola manajemen sumber daya manusianya secara efektif dan efisien.
2.1 Pengertian Sumber Daya Manusia
Terdapat perbedaan pendapat diantara para ahli tentang pengertian sumber
daya manusia diantaranya sebagai berikut:
Menurut Flippo yang di terjemahkan oleh Bambang Wahyudi dalam bukunya
Manajemen Sumber Daya Manusia ( 2002 : 9)
“ Manajemen sumber daya manusia adalah perencanaan,
pengorganisasian pengarahan dan pengawasan daripada pengadaan,
pengambangan, dan pemberian balas jasa, pengintegrasian,
pemilihan dan pemisahan sumber daya manusia ke suatu titik akhir
dimana tujuan-tujuan perorangan, organisasi dan masyarakat
terpenuhi”.
Menurut H. Malayu S.P Hasibuan dalam bukunya Manajemen Sumber Daya
Manusia edisi revisi ( 2001 : 10 )
“ Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur
hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien
membantu terwujutnya tujuan perusahaan, karyawan dan
masyarakat”.
Dari pengertian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen sumber
daya manusia adalah suatu proses yang perlu di bentuk oleh organisasi yang
mengusahakan pengelolaan sumber daya manusia dalam mencapai tujuan yang di
harapkan.
2.1.1 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut H. Malayu S.P Hasibuan dalam bukunya Sumber Daya
Manusia edisi revisi (2002 : 21), Fungsi manajemen sumber daya manusia
meliputi :
1. Perencanaan
Perencanaan
(human
resources
planning)
adalah
merencanakan
tenagakerja secara efektif serta efisien agar sesuai dengan kebutuhan
perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan. Perencanaan dilakukan
dengan menetapkan program kepegawaian. Program kepegawaian
meliputi
pengorganisasian,
pengarahan
pengendalian,
pengadaan,
pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan,
dan pemberhentian karyawan. Program kepegawaian yang baik akan
membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan
dengan
menetapkan
pembagian
kerja,
hubungan
kerja,
delegasi
wewenang, integrasi, dan koordinasi dalam bagan organisasi (organization
chart). Organisasi hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dengan
organisasi yang baik akan membantu terwujudnya tujuan secara efektif.
3. Pengarahan
Pengarahan (directing) adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan,
agar mau bekerja sama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu
tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Pengarahan
dilakukan pimpinan dengan menugaskan bawahan agar mengerjakan
semua tugasnya dengan baik.
4. Pengendalian
Pengendalian (controlling) adalah kegiatan mengendalikan semua
karyawan, agar mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja
sesuai dengan rencana. Apabilaterdapatpenyimpangan atau kesalahan,
diadakan tindakan perbaikan dan penyempurnaan rencana. Pengendalian
karyawan meliputi kehadiran, kedisiplinan, perilaku, kerja sama,
pelaksanaan pekerjaan, dan menjaga situasi lingkungan pekerjaan.
5. Pengadaan
Pengadaan (procurement) adalah proses penarikan, seleksi, penempatan,
orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan
kebutuhan perusahaan. Pengadaan yang baik akan membantu terwujudnya
tujuan.
6. Pengembangan
Pengembangan (development) adalah proses peningkatan keterampilan
teknis, teoretis, konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan
pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa depan.
7. Kompensasi
Kompensasi (compensation) adalah pemberian balas jasa langsung (direct)
dan tidak langsung (indirect), uang atau barang kepada karyawan sebagai
imbalan jasa yang diberikan kepada perusahaan. Prinsip kompensasi
adalah adil dan layak. Adil diartikan sesuai dengan prestasi kerjanya, layak
diartikan dapat memenuhi kebutuhan primernya serta berpedoman pada
batas upah minimum pemerintah dan berdasarkan internal dan eksternal
konsitensi.
8. Pengintegrasian
Pengintegrasian (integration) adalah kegiatan untuk mempersatukan
kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan agar tercipta kerja sama
yang serasi dan saling menguntungkan. Perusahaan memperoleh laba,
karyawan
dapat
memenuhi
kebutuhan
dari
hasil
pekerjaannya.
Pengintegrasian merupakan hal yang penting dan sulit dalam MSDM,
karena mempersatukan dua kepentingan yang bertolak belakang.
9. Pemeliharaan
Pemeliharaan (maintenance) adalah kegiatan untuk memelihara atau
meningkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas karyawan, agar mereka
tetap mau bekerja sama sampai pensiun. Pemeliharaan yang baik
dilakukan dengan program kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan
sebagian besar karyawan serta berpedoman kepada internal dan eksternal
konsistensi.
10. Kedisiplinan
Kedisiplinan merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan kunci
terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud tujuan
yang maksimal. Kedisiplinan adalah keinginan dan kesadaran untuk
mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan norma-norma sosial.
11. Pemberhentian
Pemberhentian (separation) adalah putusnya hubungan kerja seseorang
dari suatu perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan
karyawan, keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun, dan
sebab-sebab lainnya.
2.2 Program Pelatihan.
2.2.1 Pengertian Program Pelatihan.
Pelatihan merupakan upaya untuk pengembangan sumber daya manusia
yang mengacu pada kemajuan keterampilan dan peningkatan perilaku manusia
dalam organisasi baik untuk diri sendiri maupun untuk perusahaan. Melalui proses
pelatihan diharapkan adanya perubahan pada peserta yaitu dari tidak tahu menjadi
tahu, yang kurang terampil menjadi lebih terampil serta dari sikap dan perilaku
kerja yang kurang baik menjadi lebih baik.
Menurut Barry Cushway dalam bukunya Human Resource Manajemen :
Manajemen Sumber Daya Manusia (2000 : 114)
“Pelatihan adalah proses mengajarkan keahlian dan memberikan
pengetahuan yang perlu, serta sikap supaya mereka dapat
melaksanakan tanggung jawabnya sesuai dengan standar.”
Menurut Andrew E. Sikula yang diterjemahkan oleh A.A Anwar Prabu
Mangkunegara dalam manusia (2003 : 50)
“Pelatihan adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang
mempergunakan proses sistematis dan terorganisasi, pegawai non
manajerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis dalam
tujuan yang terbatas.”
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pelatihan adalah proses
pembelajaran seseorang dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya
agar dapat mencapai standar yang telah ditetapkan perusahaan.
2.2.2 Tujuan Program Pelatihan
Tujuan dari suatu progam pelatihan pendidikan dan pelatihan diarahkan
untuk mencapai apa yang menjadi tujuan organisasi. Adapun tujuan dari program
pendidikan dan pelatihan menurut Bambang Wahyudi dalam bukunya
Manajemen Sumber Daya Manusia I (2002 :134)
1.
Meningkatkan produktivitas.
Pelatihan dan pengembangan tidak hanya ditujukan untuk tenaga kerja
yang masih baru saja, tetapi juga tenaga kerja lama. Ini dimaksudkan
untuk membantu meningkatkan
kemampuan
tenaga kerja
yang
bersangkutan dalam melaksanakan tugasnya. Disamping itu, kemampuan
yang lebih tinggi dapat meningkatkan hasil (out-put) baik secara
kuantitatif maupun kualitatif. Akibatnya produktivitas organisasi akan
meningkat.
2.
Meningkatkan kualitas
Dengan diselenggarakannya program Pelatihan dan pengembangan, yang
dapat diperbaiki tidak hanya kualitas produksi, tetapi juga akan
memperkecil kemungkinan dilakukannya kesalahan oleh para tenaga
kerja, sehingga kualitas output akan tetap terjaga dan bahkan mungkin
semakin meningkat.
3.
Meningkatkan mutu Perencanaan Tenaga kerja.
Dengan Pelatihan dan Pengembangan akan memudahkan seorang pekerja
untuk mengisi lowongan jabatan dalam organisasi, sehingga perencanaan
tenaga kerja dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya. Dalam bagian
tentangperencanaan tenaga kerja sudah ditegaskan bahwa antara program
perencanaan tenaga kerja dengan pelatihan dan pengembangan tidak
dapat dipisahkan, karena dalam suatu perencanaan tenaga kerja suatu
organisasi merencanakan kebutuhan tenaga kerjanya secara kuantitatif
dan kualitatif, baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang.
Untuk memperoleh tenaga kerja dengan kualitas yang sesuai dengan
yang diharapkan, diperlukan program; pelatihan dan pengembangan.
4.
Meningkatkan semangat (morale) tenaga kerja.
Program
pelatihan
dan
pengembangan
akan
memperbaiki
dan
mengurangi ketegangan-ketegangan yang terjadi di dalam organisasi,
sehingga akan menimbulkan reaksi yang positif dari tenaga kerja yang
bersangkutan
5.
Sebagai balas jasa tidak langsung.
Dengan memberikan kesempatan kepada seorang tenaga untuk mengikuti
program pelatihan dan pengembangan dapat diartikan sebagai pemberian
balas jasa kepada tenaga kerja yang bersangkutan atas prestasinya di
masa lalu, karena dengan mengikuti pelatihan dan pengembangan berarti
tenaga kerja tersebut berkesempatan untuk me-ngembangkan dirinya.
Secara financial, semua biaya yang dikeluarkan organisasi untuk
keperluan pelatihan dan pengembangan seorang tenaga kerja merupakan
balas jasa yang bersifat tidak langsung.
6.
Meningkatkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Pelatihan dan Pengembangan yang baik dapat mencegah atau
mengurangi terjadinya kecelakaan kerja didalam organisasi, sehingga
akan menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan memberikan
ketenangan dan stabilitas pada sikap mental tenaga kerja.
7.
Mencegah Kedaluwarsaan.
Program Pelatihan dan Pengembangan dapat mendorong inisiatif dan
kreativitas tenaga kerja, sehingga dapat mencegah terjadinya sifat
kedaluwarsaan.Sifat kedaluwarsaan seorang tenaga kerja akan terjadi bila
kemampuan yang dimilikinya teninggal oleh kemampuan
diperlukan sesuai dengan perkembangan tehnologi.
yang
8.
Kesempatan pengembangan diri
Program
kesempatan
Pelatihan
bagi
dan
seorang
Pengembangan
tenaga
kerja
akan
untuk
memberikan
meningkatkan
pengetahuan dan kemampuannya, termasuk meningkatkan perkembangan
kepribadiannya.
2.2.3 Perencanaan Program Pelatihan
Sebelum pelatihan dilaksanakan maka terlebih dahulu harus dibuat
perencanaan. Menurut A.A. Anwar Prabu Mangkunegara dalam bukunya
Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan (2002 : 44) menyatakan
bahwa :
Ada lima tahapan dalam perencanaan pelatihan yaitu :
1. Materi harus diberikan secara sistematis dan berdasarkan tahapan-tahapan.
2. Tahapan-tahapan tersebut harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak
dicapai.
3. Penatar ahrus mampu memotivasi dan menyebarkan respon yang
berhubungan dengan serangkaian materi pelajaran.
4. Adanya penguat guna membangkitkan respon yang posistif dari peserta.
5. menggunakan konsep shaping (pembentukan prilaku)
2.2.4 Metode Pelatihan
Metode pelatihan menurut Jucius yang diterjemahkan oleh Ambar T.
Sulistiyani Rosidah dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (2003
: 183)
a.
On-the-job training (latihan di tempat kerja)
Metode ini menyarankan perlunya latihan pada tenaga kerja baru. Latihan
dilakukan di tempat kerja. Sedangkan pelatihan tersebut terselenggara
melekat dengan pekerjaan yang menjadi tugasnya. Latihan tidak
diselenggarakan secara khusus dan terpisah dari proses bekerja. Pemberi
latihan adalah pegawai yang sudah cukup lama dan berpengalaman di
bidangnya. Kelebihan dari metode ini adalah lebih hemat waktu dan
pegawai baru maupun pelatih tidak meninggalkan tugas. Akan tetapi
metode ini juga mempunyai kelemahan, yaitu pelatih kurang konsentrasi
di dalam memberikan pelatihan karena kesibukan -kesibukannya.
b.
Vestibule training
Metode pelatihan ini bempa kursus singkat yang direkayasa sehingga
kondisi dan fasilitas kursus mendekati situasi kerja yang sebenarnya.
Kursus dilakukan secara terpisah dengan tempat kerja, dan memerlukan
instruktur kusus. Kelebihan metode ini adalah bahwa kursus dapat diikuti
oleh peserta yang berjumlah relatif banyak, tentu saja disesuaikan dengan
kemampuan dan fasilitas yang tersedia.
c.
Apprenticeship training (magang)
Pegawai baru dimagangkan pada seseorang yang ahli dalam bidang
tertentu. Para magang bekerja dan berlatih di bawah pengawasan
langsung ahli tersebut. Biasanya metode ini di-gunakan untuk jenis
pekerjaan yang memerlukan skill tinggi.
d.
Internship training
Program pelatihan yang dilakukan sebuah lembaga pendidikan dengan
instansi lain seperti perusahaan, instansi pemerintah, untuk memberikan
latihan kepada para siswa atau mahasiswa. Peserta latihan yang lulus
dengan predikat baik dapat mem-peroleh kesempatan bekerja pada
instansi atau perusahaan tersebut.
e.
Learner training (training siswa)
Kadang-kadang perusahaan dihadapkan dengan permasalahan banyaknya
tumpukan tugas yang perlu segera diselesaikan. Sedangkan jenis
pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan yang memerlukan tenaga kerja
setengah terampil, dalam jangka pendek. Oleh karena itu perusahaan
mengirimkan sejumlah tenaga kerja yang ada untuk mengikuti pelatihan
pada sekolah-sekolah kejuruan tertentu.
f.
Outside course
Merupakan metode training yang dilakukan oleh suatu lembaga
professional bekerjasama dengan suatu perusahaan tertentu.
g.
Retraining and upgrading
Metode training ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas ketrampilan
pegawai untuk mengantisipasi kondisi lingkungan yang senantiasa
berubah dan berkembang. Dengan demikian kebutuhan tenaga yang
sesuai perkembangan teknologi dan lingkungan dapat terpenuhi.
2.2.5 Evaluasi Program Pelatihan
Menurut Faustino Cardoso Gomes dalam bukunya Manajemen Sumber
Daya Manusia (2001 : 209) Program pelatihan dapat dievaluasi berdasarkan pada
lima tingkatan yaitu :
1. Reaction
2. Learning
3. Behavior
4. Organizational Results
5. Cost Efektivity
1. Reactions.
Ukuran mengenai reaksi ini didesain untuk mengetahui opini dari para peserta
mengenai program pelatihan. Dengan menggunakan questionaire, pada akhir
pelatihan, para peserta ditanya tentang seberapa jauh mereka merasa puas
teihadap pelatihan secara keseluruhan, terhadap pelatihan struktur, materi
yang disampaikan, isinya, bahan-bahan yang disediakan, dan lingkungan
pelatihan (ruangan, waktu istirahat, makanan, suhu udara). Para peserta juga
diminta pendapatnya mengenai materi mana yang paling menarik dan mana
yang tidak. Para peserta juga bisa dimintai pendapatnya setelah beberapa
bulan sesudah program pelatihan guna mengetahui dampak pelatihan terhadap
pekerjaan-pekerjaan mereka.
2. Learning.
Informasi yang ingin diperoleh melalui jenis evaluasi ini adalah untuk
mengetahui
seberapa
jauh
para
peserta
menguasai
konsep-konsep,
pengetahuan, dan ketrampilan-ke-trampilan yang diberikan selama pelatihan.
Ini biasanya dilakukan dengan mengadakan test tertulis (essay, atau multiple
choice), test performansi, dan latihan-latihan simulasi. Pertanyaan-pertanyaan
disusun sedemikian rupa sehingga mencakup semua isi materi dari semua
program pelatihan.
3. Behaviors.
Perilaku dari para peserta, sebelum dan sesudah pelatihan, dapat dibandingkan
guna mengetahui tingkat pengaruh pelatihan terhadap perubahan performansi
mereka. Langkah ini penting karena sasaran dari pelatihan adalah performansi
untuk mengubah perilaku atau performansi dari para peserta dasarkan sistem
evaluasi performansi guna mendapatkan tingkat performansi para peserta yang
dikumpulkan oleh para supervisor masing-masing untuk dibandingkan dengan
performansi sesudah pelatihan.
4. Orgnizational results.
Tujuan dari pengumpulan informasi pada level ini adalah untuk menguji
dampak
pelatihan
terhadap
kelompok
kerja
atau
organisasi
secara
keseluruhan. Data bisa dikumpulkan sebelum dan sesudah pelatihan atas dasar
kriteria produktivitas, pergantian, absen, kecelakaan-kecelakaan, keluhankeluhan, perbaikan kualitas, kepuasan klien, dan yang sejenis lainnya.
5. Costs effectivity.
Ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya biaya yang dihabiskan bagi
program pelatihan, dan apakah besarnya biaya untuk pelatihan tersebut
terhitung kecil atau besar dibandingkan biaya yang timbul dari permasalahan
yang dialami oleh organisasi. Kriteria ini diukur dengan membandingkan
biaya program dengan biaya permasalahan. Biaya permasalahan (problem
costs) adalah biaya yang dapat dilihat, kerugian-kerugian ekonomi yang
dialami oleh suatu instansi sebagai akibat dari penggunaan pegawai yang tidak
terlatih.
Download