RINGKASAN NADIA NANDANA LESTARI. Tingkat Perkembangan Nilai Moral, Motivasi Belajar, Kecerdasan Intrapersonal, dan Kecerdasan Interpersonal Siswa SMA Pada Berbagai Model Pembelajaran. Dibimbing Oleh MELLY LATIFAH dan NETI HERNAWATI Hasil survei Human Development Index (HDI) atau indeks pembangunan manusia menunjukkan bahwa Indonesia hanya menduduki urutan 109 dari 179 negara di dunia (Kuncoro 2008). Hal ini menunjukkan bahwa SDM Indonesia terbilang sangat rendah. Untuk itu, diperlukan berbagai usaha untuk memperbaiki keterpurukan ini dan salah satunya adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikan. Upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di antaranya adalah dengan menciptakan berbagai model pembelajaran yang mengakomodasi semua potensi siswa melalui kelas akselerasi, yang bertujuan mengakomodasi siswa yang memiliki kemampuan kognitif diatas rata-rata, dan kelas SBI, yang bertujuan mencetak generasi bangsa yang tangguh dan mampu bertahan di tengah persaingan global. Pada kenyataannya, tujuan model pendidikan kelas akselerasi dan SBI tersebut tidak berjalan dengan baik, Dalam prakteknya, sistem pendidikan tersebut masih terjebak dalam paradigma cognitif oriented, ditambah lagi dengan prasyarat yang begitu banyak, persaingan ketat, dan jadwal yang terlampau padat yang diterapkan untuk siswa kelas akselerasi dan SBI menjadi beban tersendiri untuk siswa (Dharma 2007). Persaingan ketat melahirkan cara-cara amoral seperti menyontek ketika ujian, jadwal yang padat membatasi gerak sosial siswa karena waktu hanya digunakan untuk belajar dan mengerjakan tugas yang begitu banyak menyita waktu seperti yang ditemukan oleh Fuad (2008). Seharusnya pendidikan dapat mengakomodasi setiap individu dalam mengoptimalkan potensinya, sesuai bakat dan minatnya (Gardner 1993), dan diantara potensi yang ada adalah kecerdasan intrapersonal dan interpersonal. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk menganalisis tingkat perkembangan nilai moral, motivasi belajar, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan interpersonal siswa SMA pada berbagai model pembelajaran. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat perkembangan nilai moral, motivasi belajar, kecerdasan intrapersonal dan kecerdasan interpersonal siswa SMA pada berbagai model pembelajaran. Tujuan penelitian ini secara khusus adalah: (1) menganalisis perbedaan karakteristik siswa, karakteristik keluarga, siswa, tingkat perkembangan nilai moral, motivasi belajar, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan interpersonal siswa pada pada kelas akselerasi, SBI, dan reguler, (2) menganalisis hubungan karakteristik siswa dan karakteristik keluarga dengan tingkat perkembangan nilai moral, motivasi belajar, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan interpersonal siswa, dan (3) menganalisis hubungan antara tingkat perkembangan nilai moral, motivasi belajar, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan interpersonal siswa. Penelitian ini dilakukan menggunakan desain cross sectional study. Pemilihan tempat dilakukan secara purposive, yakni di kelas akselerasi, kelas SBI, dan kelas reguler di dua SMA Negeri di Bogor. Contoh dalam penelitian ini adalah 26 siswa kelas XI IPA 1 akselerasi, 30 siswa XI IPA 1 SBI, serta 30 XI IPA 1 reguler, yang dipilih secara purposive. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder. Data primer yang dikumpulkan melalui self report meliputi data karakteristik contoh (usia, jenis kelamin, urutan kelahiran), karakteristik keluarga contoh (pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua, jumlah keluarga), tingkat perkembangan nilai moral (kebaikan, kejujuran, dan 10 kontrol diri), motivasi belajar (intrinsik dan ekstrinsik), kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan interpersonal contoh. Tingkat perkembangan nilai moral diukur dengan menggunakan instrumen Personal Value Scales dari Scott (1965) dan dimodifikasi oleh Latifah (2008) (reliabilitas 0.750). Motivasi belajar siswa (intrinsik dan ekstrinsik) dilihat melalui alat ukur yang dikembangkan oleh Pelletier, Fortier, Vellerand, Tuson, Blais (1995) yang dimodifikasi oleh Rahmaisya (2010) dan ditambahkan oleh peneliti (reliabilitas 0.805). Kecerdasan intrapersonal dan interpersonal diukur dengan alat yang dikembangkan sendiri oleh peneliti berdasarkan teori Howard Gardner (1983) dan Hoerr (2007) dengan reliabiltas 0.734 dan 0.789. Data dianalisis secara deskriptif dan inferensia. Analisis inferensia dilakukan dengan Uji beda One Way Anova, Uji beda KruskalWallis, uji korelasi Spearman dan Rank Pearson untuk melihat hubungan antar variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia contoh termuda adalah contoh dari model akselerasi dan yang tertua dari model reguler. Usia ibu contoh termuda berasal dari contoh akselerasi dan yang tertua dari contoh SBI. Pendidikan ayah dan ibu contoh yang paling tinggi ditempuh oleh ayah contoh akselerasi dan yang terendah dari contoh reguler, begitu juga dengan pendapatan keluarga, dimana contoh akselerasi berasal dari keluarga dengan pendapatan yang paling tinggi dan contoh reguler berasal dari keluarga yang lebih rendah pendapatannya. Tingkat perkembangan nilai moral lebih dari separuh contoh di ketiga model pembelajaran berada pada kategori rendah. Dilihat dari dimensi moral, hampir separuh contoh memiliki tingkat kebaikan dan kontrol diri dengan kategori yang rendah, dan hampir seluruh contoh mempunyai tingkat kejujuran yang rendah. Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik lebih dari separuh contoh berada pada kategori sedang. Contoh dari akselerasi memiliki motivasi intrinsik yang paling rendah dan yang paling tinggi dimiliki oleh contoh reguler. Kecerdasan intrapersonal dan kecerdasan interpersonal sebagian besar contoh berada pada kategori sedang. Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang positif signifikan antara besar keluarga dengan motivasi intrinsik, serta usia contoh dengan motivasi intrinsik. Pendidikan ibu dan pekerjaan ibu berhubungan negatif signifikan dengan motivasi intrinsik contoh. Dalam penelitian ini juga ditemukan hubungan positif signifikan antara tingkat perkembangan nilai moral dengan motivasi intrinsik contoh, selain itu moral kebaikan juga berhubungan positif signifikan dengan motivasi intrinsik contoh. Motivasi belajar intrinsik dan ekstrinsik berhubungan positif signifikan dengan kecerdasan intrapersonal dan kecerdasan interpersonal. Kecerdasan intrapersonal ber hubungan positif signifikan dengan kecerdasan interpersonal. Berdasarkan temuan penelitian, disarankan untuk meningkatkan nilai moral contoh yang rendah dengan menerapkan pendidikan karakter di sekolah secara sistematis, sedangkan motivasi belajar intrinsik contoh dapat ditingkatkan dengan pendekatan inquiry based learning atau pendekatan yang merangsang daya minat anak. Untuk meningkatkan kecerdasan intrapersonal, sekolah perlu menyediakan suasana kelas yang kondusif agar siswa belajar secara mandiri seperti melakukan pekerjaan sendiri, sedangkan untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa, guru disarankan melakukan pendekatan collaborative dan cooperative learning seperti diskusi kelompok di dalam kelas.