RS Internasional: Asumsi, Citra, dan Jatidiri Triono Soendoro Prolog 1. Agustus 2009, Presiden SBY mengambil sumpah anggota konsil kedokteran yang baru. Dalam pidatonya, ditekankan istilah “RS INTERNASIONAL”. 2. Apa yang dimaksud? 3. Mengapa Presiden? Sesi Bahasan 1. Dinamika Kehidupan Organisasi RS 2. Mengapa: Pembentuk Pola Berpikir 3. Antidote: Menumbuhkan/Memupuk Kehidupan Sesi I Dinamika Kehidupan di Rumah Sakit Mewujudkan Imaginasi • Imaginasi adalah awal dari penciptaan • Anda bisa membayangkan apa yang anda harapkan • Anda akan menginginkan apa yang anda bayangkan • Akhirnya, anda menciptakan apa yang anda inginkan Bernard Shaw ‘50 Beginikah Ruwetnya Masalah di RS? Ruwetnya masalah Pembiasaan & Pembudayaan • Setiap institusi pada hakekatnya adalah institusi pembudayaan • Pembudayaan adalah prosespembiasaan • Pembiasaan apa yang sekarang ini sedang berlangsung di RS? • Tiada hari tanpa keluhan….. Pengguna Layanan: Keluhan • Perlakuan lebih buruk daripada narapidana, dicuekin. • Diposisikan sebagai pihak yang “nrimo ” • Perlakuan beda terhadap GAKIN!! • Bisakah diatur dengan janji? Tidak, kecuali yang “mampu/kaya” • Biasa memperlakukan manusia tidak manusiawi, subyek—obyek, menjadi “budaya’ Complaint Escalation Pyramid The Complaint Process Stated in Precentages One in two of these still dissatisfied complain 25% of complainants still dissatisfied One in five complain The Pyramid Described in Numbersh 1 Complaint = Vice President 2 Pengguna jasa dissatisfied at middle mngt. Level = 10 who complain to middle management = Middle Management 25% of these Pengguna jasa still dissatisfied 40% Complain 100% of dissatisfied Pengguna jasa 50 Pengguna jasa who remain dissatisfied after frontline effort = Frontline Service Providers 200 who complain to front line = 500 who are dissatisfied = The “Complaint Iceberg” Potential Revenue Lost (Millions) £47 £141 THE KNOWN WATERLINE 8% 23% Talk to Customer Relations Rep Talk to Nearest Employee Don’t Talk to Anyone £423 69% To put this into perspective: An opportunity occurs somewhere on the network every 15 seconds Pelanggan: Harapan Ideal? • Memperlakukan pengguna layanan seperti raja; • Melampaui harapan pengguna layanan; • Menganggap bahwa pengguna layanan selalu benar; • Bukankah disini tempat memperoleh pertolongan? RS: Apa Misi Utama? • Menolong orang sakit dan (menjalankan bisnis….) • Dalam kondisi apapun, PANTANG memberikan pelayanan buruk • Bersikap reaktif terhadap pasien? • Airlines, Hotel, jasa? Bangkrut • Kelangsungan hidup tergantung pelanggan: SADARKAH kita? Rumah Sakit: Diplesetkan.. • Rumah yang pekerja/penghuninya menderita “SAKIT” • Sakit apa? • Merasa, tetapi tidak melihat…. • Melihat, tetapi tidak mengamati… • Mendengar? • Menjadi pembiasaan RS OMNI: Kasus Prita • Menghadapi keluhan dengan sikap permusuhan • Merugikan industri jasa layanan • Pelayanan pasien: manifestasi “jati diri” RS. • Bukan pencitraan!! • Siapa yang dirugikan? Image vs Identitas Pencitraan/Harapan Jati Diri Harapan Kenyataan Nama Int, Lokasi Sikap/perilaku Gedung/Alat mewah/lux Pelayanan yang Dirasakan Menarik pelanggan 5- S: skill, smile, sahabat, suasana, sabaarrr….. Tenaga ahli, TOP Kualitas Layanan: Empat Aspek • Andal: Apakah penyedia layanan melaksanakan apa yang dijanjikan? • Tanggap: Apakah layanan tepat waktu? • Empati: Apakah penyedia layanan mampu menyelami perasaan pengguna layanan? • Bukti: Apakah bukti yang ditinggalkan menunjukkan bahwa layanan benar-benar telah dilaksanakan? . Pemasaran 4-P: Perlukah? • Product • Price • Promotion • Place Produk: Industri vs RS • Menjual/menyajikan layanan buruk = menjual produk cacat, maukah kita membeli? • Gaji: Siapa yang membayar? • Trampil, pandai, populer: cukup? • Keramahtamahan dan sahabat • Pelanggan adalah manusia yang sakit Complaint vs Compliment • Angry customer menjadi “the happy and loyal customer” • Kesadaran bisnis >> ego pribadi • Praktekkan, bukan hanya mendengar • A complaint: a gift, karunia, gratis !! • Pesan jujur; masih peduli—ngacir • Bisa diketahui kekurangan, kelemahan Refleksi: Profesi Dokter • Seorang yang menderita sakit, akan mencari pertolongan kepada orang yang mengkhususkan dalam upaya pengobatan • Dalam perkembangannya, menjadi seorang profesional yang disebut dokter • Perkembangan IPTEK memberikan kemajuan ilmu kedokteran, dipakai oleh dokter tersebut • Melalui pendidikan profesional, maka dokter menjadi salah satu profesi di masyarakat • Profesi dokter kemudian menghadapi profesi baru, yang muncul secara militan menuntut persamaan tingkat akademik, penghargaan sosial dan imbalan. • Di negara maju profesi-profesi yang langsung menangani pasien ini (perawat, pharmacist, dsb) didefinisikan sebagai clinician • Persamaan ini merupakan suatu perubahan yang dapat memberikan dampak kepada pasien, ataupun kepada para dokter, sebagai profesi yang tertua. Pergeseran Paradigma 1. Doctor oriented 2. Fragmented Services 3. Hierarchical 4. Vertical Structure 5. Patient 6. Society Demand 7. Social activity 8. Fee for Services 1. Patient Oriented 2. Integrated Services / Seamless services 3. Team 4. Flat Structure 5. Partner / client 6. Market Share 7. Business and Industry 8. Pre Paid System Sesi III Antidote (Tantangan): Menumbuhkan Kehidupan Menumbuhkan Kehidupan • • • • • • Menciptakan komunitas praktek, fleksible, martabat, perikemanusiaan, integritas Memperkuat diri: tercipta lingk sehat Rintangan: lingkungan ekonomis menghancurkan kehidupan. Tekanan bisnis pemilik, profit oriented, parameter ekonomis Dehumanisasi yang parah Beban kerja: waktu biologis vs komputer Nilai dan Organisasi: RS • • • • Kultur organisasi ditentukan oleh cita-2 dan keyakinan dasar, tidak sekedar dideklarasikan, namun dilaksanakan. Tidak seorangpun dapat berhasil dlm tindakannya, jika tidak dalam kesatuan. Tidak seorangpun dpt melakukan dlm kesatuan, tanpa keyakinan Tidak seorangpun dpt bertindak dengan keyakinan, jika tidak memiliki pendapat, afeksi, dan minat yang sehat. Organisasi RS: Krisis Nilai? Ekonomi Pembelajar kriteria ekonomi fokus profit, modal bertahan hidup, tumbuh subur fokus manusia citra martabat, integritas menghancurkan, menyakitkan memperkuat kehidupan potensi kreatif Penjara Pikiran: Semangat • • • • • Kebanyakan kita menciptakan rintanganrintangan kita sendiri. Manusia, punya kebebasan, memilih jalan. Semangat dan makna adalah hakikat sifat manusia. Sebagai mahluk pemikir, kita mengembara dan berusaha mencapai ujung sasaran, tujuan dan menjalin hubungan. Punyakah kita? Berpikir: Pengamatan • Kita sering melihat, tetapi tidak selalu mengamati • Informasi yang berlimpah • Terbatasnya kapasitas kognitif kita • Rutinitas • Kurang menggunakan kecakapan pembelajaran dan berefleksi • Fiksasi atas apa yang terjadi hari ini Prinsip: Organisasi Pembelajar • • • • Bekal: nilai-2 cinta kemanusiaan, kasih sayang, kesederhanaan, dan kepedulian Dapat berbicara dalam semangat dialog. Membentuk rajutan besar, dan saling berhubungan, pada tingkat yang lebih mendalam Menciptakan wilayah kesetaraan yang kemampuannya luar biasa, untuk digunakan mencari realita baru dalam percakapan, dan mewujudkannya dalam Kesadaran dan Interaksi 1. Kesadaran selalu terkait dengan kesadaran akan sesuatu; berkaitan dengan hubungan/interaksi (dgn alam, manusia, dan Tuhan) 2. Martabat manusia berkaitan dengan kualitas a. hubungan antara subyek dengan subyek b. hubungan antara subyek dengan Tuhan Motif Interaksi: Spirit 1. Subyek-Obyek (material touch): Supermarket, spirit negasi 2. Subyek-subyek (human touch): suasana keluarga dirumah, spirit integrasi, saling berterima 3. Menerima berarti adanya kesediaan untuk membuka ruang dan menerima orang lain, dan orang lain itu bagi kita, tanpa syarat, tanpa kondisi. 4. Dalam realita, lebih kompleks, mana yang dominan? 5. Needs material >>>? tgt spirit interaksi Unity, Dignity, Inklusifitas • Keberterimaan secara apriori, akan melahirkan sejumlah pola interaksi yang memperkokoh tiangtiang penyangga bangunan sistem sosial. • Akan melahirkan hubungan yang reciprocal, bersifat imbal-balik, saling ikat-mengikat, tapi masing-masing berada pada standing yang selalu sama, yaitu sama-sama berharga. • Bentuk hubungan yang akan terbangun adalah hubungan yang bersifat inklusif, semua adalah bagian dari kita. • Bukan proses yang sekali jadi (one-time proposition). Hukum Sistem: Terakhir There is no Blame !! – Jika kita berpikir sistem, maka tidak ada orang luar – Anda dan masalah anda adalah bagian dari sistem itu Peter Senge, The Fifth Discipline, p. 67 Hirarkhis & Feodal: Devian • Hubungan yang bersifat hirarkis dan feodalistis, bukan hubungan sosial ideal, karena tidak didasari oleh emotioning cinta/kasih sayang. • Ia adalah jenis hubungan sosial yang telah mengalami deviasi, dan, oleh karenanya, tidak berada dalam bagian yang harus dikonservasi. • Sistem sosial yang sehat: memiliki pola interaksi yang invarian antar sesama, yang bekerja dengan prinsip dynamic circularity di semua level sistem. • Jadi, nilai non-material sangat krusial dalam membangun emergent properties yang melahirkan struktur dan identitas kesatuan (unity) Iklim Kontrol: Aturan Birokrasi Aturan dianggap bermakna mencegah terjadinya situasi memburuk, malahan menghambat timbulnya perbaikan. Apa saja Yg anda Rasakan? Mengubah Perilaku PNS • Sampai th 1986 Margaret Thatcher frustasi • Selama 7 tahun ia melakukan perampingan, privatisasi, audit efisiensi, berperang melawan serikat pegawai • Tapi ia dikatakan “gagal” mengubah perilaku pegawai negrinya • Benarkah demikian? Mengubah Sistem • • • • • • • Saya ingin mengubah dunia…. Saya ingin mengubah negara…. Saya ingin mengubah propinsi… Saya ingin mengubah IDI Saya ingin mengubah keluarga Saya ingin mengubah RS ini… Apakah saya mengubah DIRI saya sendiri? Mulailah Dari Mengubah Diri Pemarah, menahan emosi, turbulensi politik, intrik, seimbang optimis dan pesimis. Realitas buruk: sembunyikan? Agar tdk pesimis, semangat turun, ketidakjujuran. Plin-plan, menyalahkan, sulit memutuskan, arahan kabur: teruji dan diuji, Pada siapa bertumupu, bersandar, belajar? DIRI Perlu pengolahan batin, ketahanan, ketekunan, Sabaarrr 1000 kali……… Jadi, RS Internasional itu Apa? • • • • • • • Pesan moral (konsil, kita). RS Mewah? Sentuhan nurani Nyaman Bukan citra melainkan jati diri yang membentuk “identitas kolektif”. Kepekaan kita Harkat, martabat pencari pertolongan Akreditasi, standarisasi, sertifikasi