BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pada bab ini, penulis akan menjabarkan mengenai hasil analisa yang telah dilakukan terhadap objek penelitian mengenai perlakuan akuntansi terhadap pendapatan kontribusi yang diterima oleh perusahaan. Penelitian yang dilakukan adalah meliputi pendapatan kontribusi yang diterima dari nasabah serta instrumen apa saja yang digunakan oleh perusahaan dalam menginvestasikan dana peserta sehingga dapat menghasilkan profit. Penelitian dilaksanakan dengan cara melakukan wawancara dengan Head of Accounting PT. Asuransi Takaful Umum, dengan metode observasi, yaitu mengumpulkan data berupa sampel jurnal transaksi perlakuan akuntansi terhadap pendapatan kontribusi, serta studi kepustakaan yaitu dengan membaca buku referensi dan artikel yang terkait dengan materi. Perbedaan yang paling mendasar diantara PSAK 28 dan PSAK 108 adalah pada pengakuan pendapatan premi. Apabila merujuk pada PSAK 28, premi tersebut masuk dalam pendapatan perusahaan. Dalam PSAK 108, kontribusi (premi) dipisahkan menjadi ujroh dan tabarru’, dimana kumpulan dana tabarru’ sepenuhnya milik peserta yang dikelola dan diinvestasikan sesuai syariah, dan ujroh digunakan untuk pengelolaan perusahaan. PT. Asuransi Takaful Umum, sebagai pengelola investasi dana tabarru, tidak mengambil fee pengelolaan investasi dan lebih memilih menguatkan dana cadangan tabarru untuk memperkuat layanannya kepada para peserta asuransi. 48 4.1. Pengakuan, Pengukuran, serta Penyajian Pendapatan Premi Asuransi Umum Syariah pada PT. Asuransi Takaful Umum 4.1.1 Pengakuan Pendapatan Premi Asuransi Syariah PT. Asuransi Takaful Umum Salah satu perbedaan mendasar dari asuransi syariah dan konvensional terletak pada akad. Akad yang digunakan dalam Asuransi Syariah adalah akad tabarru’( hibah) dan tijari (wakalah bil ujrah). Akad yang digunakan antar peserta asuransi syariah adalah menggunakan akad tabarru’, sedangkan akad peserta dengan perusahaan menggunakan akad wakalah bil ujroh yaitu perusahaan sebagai wakil/pengelola dana tabarru’ yang mendapatkan fee/ujroh. Konsep asuransi syariah adalah sharing risk, yaitu membagi risiko ke sesama peserta dimana masing-masing peserta asuransi menyisihkan sebagaian dana untuk dimasukkan ke rekening dana peserta yaitu dana tabarru’ yang akan digunakan untuk membayar klaim apabila salah satu peserta mengalami suatu kerugian. Sedangkan akad yang digunakan oleh asuransi konvensional adalah akad jual beli dan transfer risk, dimana para peserta membayar premi dan kemuadian premi tersebut mutlak menjadi pendapatan perusahaan, dan apabila terjadi kerugian, maka pihak perusahaanlah yang akan memanggung kerugian tersebut dalam bentuk klaim yang diambil dari dana milik perusahaan karena peserta mengalihkan risiko sepenuhnya kepada perusahaan. Dalam asuransi syariah, kontribusi yang dibayar peserta asuransi tidak diakui secara langsung menjadi pendapatan perusahaan asuransi, tetapi menjadi milik peserta asuransi secara kolektif setelah dikurangi ujroh pengelolaan untuk perusahaan asuransi karena mengacu pada PSAK 108, 49 bukan PSAK 28 yang menyebutkan bahwa semua pendapatan premi dari peserta diakui sebagai pendapatan perusahaan. Kontribusi tersebut diakumulasikan untuk membagi risiko yang timbul diantara peserta asuransi. Dalam asuransi syariah, peranan perusahaan asuransi terbatas pada peran underwriter, collector & claim payer, dan fund manager. Sumber pendapatan perusahaan asuransi berasal dari ujroh, surplus underwriting dana tabarru’, dan bagi pembagian/alokasi. hasil atas Perusahaan pengelolaan memisahkan dana dana tabarru’ peserta dan asuransi (tertanggung) dengan dana pengelola (dana perusahaan). Dana peserta adalah semua dana baik berupa dana tabarru’ maupun dana investasi dana tabarru’. Dana tabarru’ merupakan kumpulan dana yang berasal dari kontribusi peserta asuransi yang digunakan sebagai pengelolaan resiko peserta. Sedangkan ujroh adalah kumpulan dana yang telah disepakati diawal sebagai fee pengelolaan kepada perusahaan. Kontribusi/premi takaful yang dibayar sekaligus pada awal untuk jangka waktu satu tahun dan harus diperbaharui apabila kontrak diperpanjang. Nominal yang ditetapkan oleh perusahaan dihitung sesuai dengan resiko yang dipilih. Prinsip ini sesuai dengan PSAK 108 paragraf 15, dimana kontribusi/premi takaful yang dibayar peserta, dimasukkan ke dalam kumpulan uang peserta (insurance fund) yang berfungsi sebagai investasi dan sumbangan (tabarru’) yang berfungsi sebagai cadangan dana tabarru’ untuk menutup klaim apabila terjadi musibah pada peserta takaful. Setiap surplus operasi atau defisit operasi merupakan tanggung jawab peserta asuransi secara kolektif. 50 Pengakuan kontribusi asuransi umum syariah pada PT Asuransi Takaful Umum menggunakan metode sebagai berikut : 1. Metode accrual basis Dalam praktek pengakuan pendapatan premi asuransi syariah, metode yang digunakan merupakan metode accrual basis. Artinya pendapatan diakui sebelum perusahaan belum menerima kas dari nasabah, artinya pendapatan kontribusi tersebut sudah diakui saat terbit polis. Perusahaan mempunyai hak untuk mengakui pendapatan tersebut karena pada saat penerbitan polis artinya periode pertanggungannya sudah dimulai. 2. Technical reserve (cadangan teknis) Cadangan teknis merupakan bagian dari kontribusi asuransi yang belum dihasilkan atau dikenal sebagai cadangan premi yang belum dihasilkan. Dalam sistem akuntansi Takaful, cadangan teknis terbagi menjadi 3 (tiga) berdasarkan PSAK 108 paragraf 26, ketiga prinsip yang diterapkan oleh PT. Asuransi Takaful Umum tersebut : Gambar 4.1 Pembagian cadangan teknis PT. Asuransi Takaful Umum Cadangan kontribusi cadangan teknis Cadangan klaim EKRS IBNR Sumber : pernyataan langsung wawancara dengan Head of Finance and Accounting PT. Asuransi Takaful Umum, Ibu Melda. 10 Juni 2013. 1) Cadangan kontribusi, yaitu jumlah untuk memenuhi klaim yang terkait dengan kontribusi nyang timbul pada periode berjalan atau 51 periode mendatang (penyisihan kontribusi yang belum menjadi hak). Berdasarkan PSAK 108 paragraf 28 (poin a), cadangan kontribusi diukur berdasarkan kebijakan manajemen perusahaan. 2) Cadangan klaim EKRS (Estimasi Klaim Retensi Sendiri), yaitu klaim yang telah dilaporkan oleh nasabah tetapi belum diakui/masih dalam proses. Cadangan klaim EKRS tersebut merupakan jumlah penyisihan untuk klaim yang yang dilaporkan sampai akhir periode berjalan yang diperkirakan akan dibayar pada periode mendatang. Cadangan klaim EKRS diukur sebesar jumlah estimasi klaim yang masih dalam proses oleh entitas pengelola. Berdasarkan PSAK 108 paragraf 28 (poin b), cadangan klaim EKRS tersebut diukur dengan mengurangkan cadangan estimasi tersebut dengan bagian reasuransi dan bagian klaim yang telah dibayarkan. 3) IBNR (incurred but not reported), yaitu dana klaim yang sudah dibayarkan oleh nasabah tetapi belum dilaporkan sampai akhir periode berjalan. Berdasarkan PSAK 108 paragraf 28 (poin c), IBNR diukur berdasarkan data masa lalu yang terkait dengan kalim yang paling terkini yang dilaporkan dan menggunakan metode statistik. Cadangan teknis tersebut diakui berdasarkan PSAK 108 paragraf 27 yaitu pada saat akhir periode pelaporan sebagai beban dan disajikan dalam laporan surplus (defisit) underwriting dana tabarru’. Sedangkan cadangan teknis tersebut diungkap berdasarkan PSAK 108 paragraf 33 yaitu sebagai kewajiban dan disajikan pada laporan posisi keuangan. 52 4.1.2 Pencatatan Pengakuan Pendapatan Premi Pencatatan pengakuan pendapatan premi atau kontribusi dari peserta adalah sebagai berikut : 1. Jurnal untuk mencatat kontribusi (premi) pada saat tanggal terbit polis : a.) Asuransi langsung Dr. Piutang kontribusi langsung asuransi Cr. Pendapatan kontribusi langsung xxx xxx b.) Reasuransi Dr. Piutang Kontribusi Langsung Reasuransi Masuk Cr. Pendapatan Kontribusi Langsung Reasuransi Masuk Dr. Pendapatan Kontribusi Langsung Reasuransi Keluar Cr. Utang Kontribusi Reasuransi xxx xxx xxx xxx 2. Jurnal pada saat penerimaan kontribusi pada Asuransi Umum Syariah. a) Asuransi langsung Dr. Kas/Bank Dana Peserta Cr. Piutang Kontribusi Langsung Asuransi xxx xxx b) Reasuransi Dr. Kas/Bank Dana Peserta xxx Cr. Piutang Kontribusi Langsung Reasuransi Masuk xxx 3. Jurnal untuk ujroh dibayar pada saat tanggal terbit polis. Dr. Beban Ujroh Dibayar Cr. Utang Ujroh Dibayar xxx xxx 4. Jurnal pada saat pembayaran ujroh. Dr. Utang Ujroh Dibayar Cr. Kas/Bank Dana Peserta xxx xxx 4.1.3. Pengukuran Pendapatan Premi Asuransi Umum Syariah Penulis menuliskan contoh perhitungan kontribusi asuransi syariah yaitu polis untuk kendaraan bermotor dan polis asuransi syariah untuk bangunan. Perhitungan tersebut merupakan perhitungan ongkos resiko murni, 53 yaitu biaya yang jumlahnya hanya mencukupi kerugian yang dialami oleh peserta selama keanggotaan seama satu periode pertanggungan dalam asuransi syariah kendaraan bermotor. Berikut adalah unsur-unsur pengeluaran provisi yang perlu ditambah diatas ongkos risiko murni untuk menjadi biaya kontribusi pada asuransi umum syariah : Kontribusi = [(( Nilai bersih objek x suku kontibusi) + (Kontribusi TJH pihak ketiga + Kontribusi tambahan)) x (1 - % diskon)] Keterangan : Nilai bersih objek = nilai atau harga kendaraan yang akan diasuransikan. Suku kontribusi = persentase dari nilai objek bersih guna menentukan besar kontribusi yang harus dibayar oleh peserta. Kontribusi TJH pihak ketiga = biaya Tanggung Jawab Hukum kepada pihak ketiga. Kontribusi tambahan = kontribusi tambahan atas kontribusi bersih. Diskon = potongan kontribusi Perhitungan kontribusi tersebut dapat dihitung dengan menilai terlebih dahulu objek yang akan diasuransikan. Kemudian, nilai objek bersih tersebut dikalikan dengan persentase suku kontribusi, dimana suku kontribusi tersebut telah ditentukan oleh pihak menajemen dengan cara melihat dan menganalisa data statistik rata-rata klaim selama 3 (tiga) tahun ke belakang. Besaran hasil perhitungan kontribusi tersebut kemudian ditambah oleh biaya Tanggung Jawab Hukum pihak ketiga, yaitu kontribusi yang dibayarkan dan tambahan kontribusi, potongan diskon dihitung apabila peserta asuransi mendapat diskon pembayaran kontibusi, bila peserta tidak mendapat diskon, maka hasil perhitungan kontribusi tersebut tidak perlu dikurang diskon tersebut. 54 Perhitungan kontribusi (untuk resiko murni) untuk bangunan juga mangacu pada akad wakalah bil ujroh dimana investasi tersebut menggunakan jasa fund manager dengan mengeluarkan iuran (ujroh) untuk pengelola, maka kontribusi (premi) asuransi syariah dapat dihitung dengan formula berikut : Kontribusi = Nilai bersih objek x suku kontibusi Keterangan : Nilai bersih objek = nilai atau harga kendaraan yang akan diasuransikan. Suku kontribusi = persentase dari nilai objek bersih guna menentukan besar kontribusi yang harus dibayar oleh peserta. Perhitungan kontribusi tersebut dapat dihitung dengan menilai terlebih dahulu objek yang akan diasuransikan. Kemudian, nilai objek bersih tersebut dikalikan dengan persentase suku kontribusi, dimana suku kontribusi tersebut telah ditentukan oleh pihak menajemen dengan cara melihat dan menganalisa data dari tabel statistik rata-rata klaim selama 3 (tiga) tahun ke belakang. 4.1.4. Penyajian Terkait Pendapatan Premi berdasarkan PSAK 108 Pada PSAK 108, pengungkapan terkait “piutang premi”, “piutang ujrah”, “biaya administrasi”, dan “utang ujrah” diungkap dalam laporan keuangan sebagai piutang kontribusi dan disajikan pada laporan posisi keuangan sedangkan pendapatan pada saat pelunasan premi yang dimasukkan ke akun “bank” dan diungkap sebagai “kas dan setara kas” pada laporan keuangan dan disajikan pada laporan posisi keuangan sebagai aset. “Utang premi treaty” dan “utang ujrah treaty” adalah utang yang dibayar oleh perusahaan sebagai utang atas reasuransi kepada reasuradur, kedua akun tesebut diungkap sebagai “utang reasuransi” dalam laporan keuangan dan disajikan pada laporan posisi keuangan, sedangkan akun “utang komisi” diungkap 55 sebagai “utang komisi” dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan posisi keuangan sebagai kewajiban. PT. ASURANSI “X” LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2xxx ASET Kas dan Setara Kas XXX piutang kontribusi XXX piutang reasuransi XXX piutang mudharabah XXX salam XXX istishna XXX investasi pada surat berharga XXX pembiayaan mudharabah XXX musyarakah XXX investas pada entitas lain XXX properti investasi XXX aset tetap dan akumulasi penyusutan XXX JUMLAH ASET XXX KEWAJIBAN penyisihan kontribusi yang belum menjadi hak XXX utang klaim XXX klaim yang sudah terjadi tetapi belum dilaporkan XXX bagian reasuransi dari pihak lain atas klaim yang masih harus dibayar XXX bagian peserta atas surplus underwriting dana XXX Tabarru’ yang masih harus dibayar XXX utang reasuransi XXX utang dividend XXX utang pajak XXX JUMLAH KEWAJIBAN XXX Akun “pendapatan ujrah kontribusi langsung” diungkap dalam laporan keuangan sebagai “pendapatan pengelolaan operasi asuransi (ujrah)”, akun “pendapatan polis” dan “pendapatan materai” diungkap dalam laporan keuangan sebagai “pendapatan lain-lain” dan disajikan pada laporan laba rugi. Sedangkan akun “beban ujah treaty” yaitu ujrah yang dibayar oleh pihak perusahaan kepada pihak 56 reasuradur sebagai ujrah reasuransi diungkap sebagai “ujrah dibayar” dan akun “beban komisi langsung” diungkap sebagai “beban komisi” pada laporan keuangan dan juga disajikan dalam laporan laba rugi. PT. ASURANSI X LAPORAN LABA RUGI Per 31 Desember 2xxx PENDAPATAN pendapatan pengelolaan operasi asuransi (ujrah) pendapatan pengelolaan portofolio investasi dana peserta XXX XXX pendapatan pembagian surplus underwriting XXX pendapatan investasi XXX pendapatan lain-lain XXX JUMLAH PENDAPATAN XXX BEBAN beban komisi XXX ujrah dibayar XXX beban umum dan administrasi XXX beban pemasaran XXX beban pangembangan XXX JUMLAH BEBAN XXX LABA USAHA XXX pendapatan (beban) non-usaha neto XXX Laba sebelum pajak XXX beban pajak XXX LABA NETO XXX Akun “pendapatan premi langsung” diungkap dalam laporan keuangan sebagai “kontribusi bruto”, akun “beban ujrah langsung” diungkap sebagai “ujroh pengelola” dalam laporan keuangan sedangkan, “treaty outward” diungkap sebagai “bagian reasuransi” dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan surplus (defisit) underwriting dana tabarru’. 57 PT. ASURANSI "X" laporan surplus (defisit) underwriting dana tabarru’ per 31 Desember 2xxx pendapatan asuransi kontribusi bruto XXX ujrah pengelola XXX bagian reasuransi (atas resiko) XXX perubahan kontribusi yang belum menjadi hak XXX Jumlah Pendapatan Asuransi XXX beban asuransi pembayaran klaim XXX klaim yang ditanggung reasuransi dan pihak lain XXX klaim yang mash harus dibayar XXX XXX klaim yang masih harus dibayar yang ditanggung reasuransi dan pihak lain penyisihan teknis beban pengelolaan asuransi XXX XXX XXX Jumlah Investasi asuransi XXX Surplus (defisit) neto Asuransi XXX pendapatan investasi XXX total pndapatan investasi XXX beban pengelolaan portofolio investasi XXX pendapatan investasi neto XXX Surplus (defisit) Underwriting Dana Tabarru' XXX 4.2. Kesesuaian Perlakuan Pendapatan Kontribusi Asuransi Umum Syariah pada PT. Asuransi Takaful Umum dengan PSAK 108 Pada subbab ini, penulis akan memberikan beberapa contoh jurnal pengakuan terkait transaksi dana kontribusi yang dibayarkan oleh peserta kepada perusahaan. Jurnal transaksi tersebut meliputi jurnal saat penerbitan polis dan jurnal ketika pelunasan polis. Contoh kasus yang diberikan adalah contoh kasus polis pada produk Asuransi Takaful Abror dan Asuransi Takaful Kebakaran. 58 Kasus 1 : Produk asuransi Takaful Abror (asuransi kendaraan bermotor) dengan nomor account 1.303.12.203.000001. Data yang diperoleh adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Jurnal Penerbitan Polis Asuransi Kendaraan Bermotor jurnal ketika penerbitan polis Akun (dalam satuan rupiah) debet Piutang premi asuransi motor 5,199,100.00 piutang ujroh kontribusi langsung motor 2,469,572.50 bea materai 12,000.00 bea polis 25,000.00 utang ujroh kontribusi langsung kendaraan bermotor pendapatan premi langsung motor pendapatan ujroh kontribusi langsung beban ujroh langsung motor 2,469,572.50 diskon langsung motor 1,039,820.00 pendapatan materai pendapatan polis total 11,215,065.00 kredit 1,039,820.00 2,469,572.50 5,199,100.00 2,469,572.50 12,000.00 25,000.00 11,215,065.00 Tabel 4.2 Jurnal Pelunasan Premi Asuransi Kendaraan Bermotor jurnal ketika pelunasan pelunasan premi bank utang ujroh kontribusi langusng motor piutang premi asuransi motor piutang ujroh kontribusi langsung motor bea polis bea materai total debet 4,196,280.00 2,469,572.50 6,665,852.50 kredit 4,159,280.00 2,469,572.50 25,000.00 12,000.00 6,665,852.50 Berdasarkan data diatas, hasil analisis atas jurnal ketika penerbitan polis adalah sebagai berikut: 1) Dr. Piutang premi langsung motor Cr. Pendapatan premi langsung motor 5.199.100 5.199.100 Jurnal diatas merupakan jurnal pengakuan saat terbitnya polis, pendapatan kontribusi dari nasabah sebesar 5.199.100 sudah diakui sebagai pendapatan perusahaan karena perusahaan membebankan sejumlah dana kepada peserta atas pembayaran kontribusi yang harus dilakukan oleh peserta di waktu yang akan 59 datang. Hal ini dilakukan karena pada saat penerbitan polis, artinya periode pertanggungan telah dimulai. Prinsip ini sesuai dengan prinsip yang diterapkan oleh perusahaan dalam mengakui pendapatan yaitu menggunakan accrual basis. “Piutang premi langsung motor” diungkap pada laporan keuangan sebagai piutang kontribusi dan disajikan dalam laporan posisi keuangan, sedangkan “Pendapatan premi langsung motor” diungkap sebagai kontribusi bruto dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan surplus underwriting dana tabarru’. Prinsip ini sesuai dengan PSAK 108 paragraf 10. 2) Dr. beban ujroh langsung motor 2.469.572,5 Cr. Utang ujroh kontribusi langsung motor 2.469.572,5 Jurnal diatas merupakan jurnal pengakuan pembayaran ujroh yang belum dibayar oleh nasabah kepada perusahaan. Ujroh tersebut dibayarkan kepada pihak pengelola dana sebagai fee atas pengelolaan dana yang akan dilakukan oleh entitas. Perusahaan telah membebankan biaya ujroh pada saat terbit polis. Sama dengan metode pengakuan sebelumnya, pendapatan ujroh diakui dengan motode accrual basis dimana perusahaan telah mengakui pembayaran ujroh yang akan diterima dari peserta pada saat pertama penerbitan polis. Akun “beban ujroh langsung motor” diungkap dalam laporan keuangan sebagai ujroh pengelola dan disajikan dalam laporan surplus underwriting dana tabarru’ dan “Utang ujroh kontribusi langsung motor” diungkap sebagai piutang kontribusi dan disajikan dalam laporan keuangan pada laporan posisi keuangan. Prinsip ini sesuai dengan PSAK 108 paragraf 20. 3) Dr. piutang ujroh kontribusi langsung Cr. Pendapatan ujroh kontribusi langsung 2.469.572,5 2.469.572,5 60 Jurnal diatas merupakan jurnal pengakuan pendapatan ujroh yang akan diterima oleh perusahaan. Perusahaan sudah mencatat dan mengakui pendapatan tesebut saat terbit polis dengan menggunakan metode accrual basis, artinya pada saat nasabah belum membayar ujroh tersebut, perusahaan sudah mengakui pendapaan ujroh tersebut meskipun kas belum diterima dari nasabah. “piutang ujroh kontribusi langsung” diungkap sebagai piutang kontribusi dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan posisi keuangan dan “Pendapatan ujroh kontribusi langsung” diungkap sebagai pendapatan pengelolaan operasi asuransi dan disajikan dalam laporan keuangan pada laporan laba rugi. Prinsip ini sesuai dengan PSAK 108 paragraf 20. 4) Dr. Bea materai 12.000 Cr. Pendapatan materai 12.000 Perusahaan membebankan materai sebanyak 2 (dua) buah pada saat pengesahan kontrak kepada nasabah, maka nasabah diwajibkan untuk mengganti biaya materai yang telah dikeluarkan oleh perusahaan tersebut. Perusahaan mencatata dan mengakui pendapatan materai tersebut sebagai pendapatan materai. “Bea materai” diungkap sebagai piutang kontribusi dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan posisi keuangan, dan “pendapatan materai” diungkap sebagai pendapatan lain-lain dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan laba rugi. 5) Dr. bea polis 25.000 Cr. Pendapatan polis 25.000 Sama dengan bea materai diatas, perusahaan membebankan bea polis kepada nasabah sesuai kebijakan manajemen dan mengakui sebagai pendapatan dengan metode accrual basis. Akun “bea polis” diungkap sebagai piutang kontibusi dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan posisi keuangan dan “pendapatan 61 polis” sebagai pendapatan lain-lain dalam laporan keungan dan disajikan dalam laporan laba rugi. 6) Dr. Diskon langsung motor Cr. Piutang premi asuransi motor 1.039.820 1.039.820 Jurnal diatas dibuat apabila nasabah mendapat diskon atau potongan dalam membayar kontribusi. Akun “Piutang premi asuransi motor” di kredit menggambarkan bahwa akun debet “Diskon langsung motor” mengurangi pendapatan piutang premi tersebut akun “Diskon langsung motor” diungkap sebagai beban komisi dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan laba rugi. Jurnal nya adalah sebagai berikut : Dr. Piutang premi asuransi motor Dr. Diskon langsung motor Cr. Pendapatan premi asuransi motor 4,159,280 1.039.820 5,199,100 Hasil analisis jurnal ketika pelunasan kontribusi : 1) Dr. Utang ujroh kontribusi langsung motor Cr. Piutang ujroh kontribusi langsung motor 2.469.572,5 2.469.572,5 Jurnal diatas merupakan jurnal untuk mencatat dan mangakui bahwa ujroh telah dilunasi oleh nasabah. Saldo “utang” di debet dan saldo “piutang” di kredit guna mencatat telah dihapuskannya piutang ujroh dari nasabah. Akun “Utang ujroh kontribusi langsung motor” dan “Piutang ujroh kontribusi langsung motor” keduanya diungkap sebagai pendapatan kontribusi dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan posisi keuangan. Prinsip ini sesuai dengan PSAK 108 paragraf 20. 2) Dr. Bank Cr. Piutang premi asuransi motor Cr. Bea polis Cr. Bea materai 4.196.280 4.159.280 25.000 12.000 62 Jurnal tersebut dibuat pada saat nasabah telah melunasi dana kontribusi yang harus dibayar kepada pengelola untuk mengakui kontribusi yang dibayarkan oleh peserta yang ditambah bea materai dan bea polis. Saldo “bank” digabungkan dengan saldo “bea materai” dan “bea polis” guna mengganti biaya yang telah dikeluarkan oleh manajemen karena pembelian materai dan penyediaan polis menggunakan dana perusahaan. Akun “Bank” diungkap sebagai kas dan bank dalam laporan keuangan pada laporan posisi keuangan, sedangkan akun “Piutang premi asuransi motor”, “bea polis” dan bea materai” diungkap sebagai piutang kontribusi dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan posisi keuangan. Kasus 2 : Produk asuransi Takaful Fire (asuransi kebakaran) dengan nomor account 1.303.12.101.000001. Data yang diperoleh adalah sebagai berikut : Tabel 4.3 Jurnal Penerbitan Polis Asuransi Kebakaran jurnal ketika penerbitan polis piutang premi asuransi fire 1,190,000.00 piutang ujroh kontribusi langsung fire 562,632.00 bea materai 12,000.00 bea polis 25,000.00 utang ujroh kontribusi langsung fire utang premi treaty fire utang ujroh treaty keluar utang komisi langsung fire pendapatan premi langsung fire pendapatan ujroh kontribusi langsung beban ujroh langsung fire 562,632.00 treaty outward fire 217,249.38 beban ujroh treaty dibayar fire 27,156.17 pendapatan materai pendapatan polis beban komisi langsung dibayar fire 238,000.00 total 2,834,669.55 562,632.00 217,249.38 27,156.17 238,000.00 1,190,000.00 562,632.00 12,000.00 25,000.00 2,834,669.55 63 Tabel 4.2 Jurnal pelunasan premi asuransi kebakaran ketika pelunasan premi bank utang ujroh kontribusi langsung fire piutang premi asuransi fire piutang ujroh kontribusi langung fire bea polis bea materai total jurnal ketika pelunasan polis debet 1,227,000.00 562,632.00 ketika membayar premi reasuransi ke reasuradur utang premi treaty fire utang ujroh treaty keluar fire bank total ketika membayar komisi ke agen/broker utang komisi langsung fire bank total Kredit 1,190,000.00 562,632.00 25,000.00 12,000.00 1,789,632.00 1,789,632.00 217,249.38 27,156.17 244,405.55 244,405.55 244,405.55 238,000.00 238,000.00 238,000.00 238,000.00 Berdasarkan data diatas, hasil analisis atas jurnal ketika penerbitan polis adalah sebagai berikut: 1) Dr. piutang premi asuransi fire 1.190.000 Cr. Pendapatan premi langsung fire 1.190.000 Jurnal tersebut sama seperti jurnal pada kasus sebelumnya, dimana perusahaan telah mengakui pendapatan kontribusi dari peserta saat penerbitan polis. Perusahaan membebankan kontribusi sebesar 1.190.000 mengenai pembayaran kontribusi yang harus dilakukan oleh peserta di waktu yang akan datang. Hal ini dilakukan karena pada saat penerbitan polis, artinya periode pertanggungan telah dimulai. Prinsip ini sesuai dengan prinsip yang diterapkan oleh perusahaan dalam mengakui pendapatan yaitu menggunakan accrual basis. Akun “piutang premi asuransi fire” diungkap sebagai piutang kontribusi pada laporan keuangan dan disajikakn dalam laporan posisi keuangan, akun “Pendapatan premi langsung fire” diungkap sebagai kontribusi bruto dalam laporan keuangan dan disajikan dalam 64 laporan surplus underwriting dana tabarru’. Prinsip ini sesuai dengan PSAK 108 paragraf 10. 2) Dr. Piutang ujroh kontribusi langsung fire Cr. Pendapatan ujroh kontribusi langsung 562.632 562.632 Jurnal diatas sama dengan jurnal pada kasus sebelumnya, dimana perusahaan telah mengakui pendapatan ujroh yang akan diterima dari peserta sebesar 562.632 kepada perusahaan sebagai fee atas pengelolaan dana yang dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan metode accrual basis. Pengungkapan akun “Piutang ujroh kontribusi langsung fire” pada laporan keuangan adalah sebagai piutang kontribusi dan disajikan dalam laporan posisi keuangan, dan akun “Pendapatan ujroh kontribusi langsung“ sebagai kontribusi bruto dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan surplus underwriting dana tabarru’. Prinsip ini sesuai dengan PSAK 108 paragraf 20. 3) Dr. Beban ujroh langsung fire 562.632 Cr. Utang ujroh kontribusi langsung fire 562.632 Jurnal diatas adalah jurnal untuk mangakui jumlah ujroh yang masih harus dibayar oleh peserta. Perusahaan telah mengakui piutang yang akan diterima dari peserta sebesar 562.632. Akun “beban ujroh langsung fire” diungkap dalam laporan keuangan sebagai ujroh pengelola dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan surplus underwriting dana tabarru’ dan “utang ujroh kontribusi langsung fire” diungkap sebagai piutang kontribusi dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan posisi keuangan. Prinsip ini sesuai dengan PSAK 108 paragraf 20. 4) Dr. Treaty outward fire Cr. Utang premi treaty fire 217.249,38 217.249,38 65 Jurnal diatas adalah jurnal untuk mencatat utang reasuransi perusahaan pada reasuradur, utang yang belum dibayar kepada reasuradur diakui sebagai beban perusahaan dengan meng-kreditkan utang. Utang telah diakui saat perusahaan belum melunasi pembayaran reasuransi kepada reasuradur karena perusahaan menerapkan accrual basis maka beban juga diakui meskipun beban tersebut belum direalisasikan. Akun “treaty outward fire” diungkap sebagai bagian dari reasuransi dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan surplus underwriting dana tabarru’ dan akun “Utang premi treaty fire” diungkap sebagai utang reasuransi dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan posisi keuangan. 5) Dr. Beban ujroh treaty dibayar fire Cr. Utang ujroh treaty keluar 27.156,17 27.156,17 Jurnal tersebut adalah jurnal untuk mencatat beban ujroh reasuransi yang masih harus dibayar perusahaan kepada pihak reasuradur. Saldo “Utang ujroh treaty keluar” di-kredit menggambarkan bahwa utang perusahaan belum dilunasi tetappi sudah diakui sebagai beban bagi perusahaan. Akun “beban ujroh treaty dibayar fire” diungkap dalam laporan keuangan sebagai ujroh dibayar dan disajikan dalam laporan laba rugi, dan akun “Utang ujroh treaty keluar” diungkap dalam laporan keuangan sebagai utang reasuransi dan disajikan dalam laporan posisi keuangan. Prinsip ini sesuai dengan PSAK 108 paragraf 20. 6) Dr. Beban komisi langsung dibayar fire Cr. Utang komisi langsung fire 238.000 238.000 Jurnal tersebut adalah jurnal pencatatan dan pengakuan beban komisi perusahaan kepada agen asuransi. Utang tersebut belum dilunasi sehingga saldo tersebut telah dibebankan di kredit. Akun “Beban komisi langsung dibayar fire” diungkap sebagai beban komisi dalam laporan keuangan pada laporan laba rugi dan 66 akun “Utang komisi langsung fire” diungkap sebagai sebagai utang komisi pada laporan keuangan dan disajikan dalam laporan posisi keuangan. 7) Dr. Bea materai 12.000 Cr. Pendapatan materai 12.000 Sama halnya dengan jurnal pengakuan pendapatan materai pada kasus sebelumnya, perusahaan membebankan biaya materai kepada nasabah dan mengakui pendapatan tersebut sebagai pendapatan materai. “pendapatan materai” di-kredit karena perusahaan membebankan pembelian materai pada awalnya dengan menggunakan dana perusahaan sehingga saldo “pendapatan” pada perusahaan berkurang. “Bea materai” diungkap dalam laporan keuangan sebagai piutang kontribusi dan “pendapatan materai” diungkap sebagai pendapatan lain-lain dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan posisi keuangan dan akun “Pendapatan materai” diungkap sebagai pendapatan lain-lain dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan laba rugi. 8) Dr. Bea polis 25.000 Cr. Pendapatan polis 25.000 Sama dengan bea materai diatas, perusahaan membebankan bea polis kepada nasabah sesuai kebijakan manajemen sebagai biaya administrasi dan mengakui sebagai pendapatan dengan metode accrual basis. “bea polis” diungkap sebagai piutang kontibusi dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan posisi keuangan dan “pendapatan polis” diungkap sebagai pendapatan lain-lain dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan laba rugi. Berdasarkan data diatas, hasil analisis atas jurnal ketika pelunasan premi adalah sebagai berikut: Jurnal ketika peserta melunasi pembayaran kontribusi kepada perusahaan 67 1) Dr. Bank Cr. Piutang premi langsung fire Cr. Bea polis Cr. Bea materai 1.227.000 1.190.000 25.000 12.000 Jurnal tersebut dibuat setelah peserta melunasi pembayaran kontribusi kepada pengelola, piutang premi ditambah bea polis dan bea materai dicatat dan dimasukkan kedalam akun bank, saldo bank bertambah dan saldopiutang berkurang. Akun “bank” diungkap sebagai kas dan bank pada laporan keuangan dan disajikan dalam laporan posisi keuangan, sedangkan akun “Piutang premi langsung fire”, “bea polis”, dan “bea materai” diungkap sebagai piutang kontribusi pada laporan keuangan dan disajikan dalam laporan posisi keuangan. Jurnal ketika perusahaan membayar hutang reasuransi kepada reasuradur 2) Dr. Utang premi treaty fire Dr. Utang ujroh treaty keluar fire Cr. Bank 217.249,38 27. 156,17 244.405,55 Jurnal tersebut dibuat pada saat perusahaan membayar beban ujroh reasuransi kepada reasuradur. Perusahaan membayar ujroh dengan meng-kredit saldo bank dan men-debet saldo utang premi dan utang ujroh sehingga saldo bank berkurang dan saldo utang premi dan utang ujroh juga berkurang. Akun “bank” diungkap sebagai kas dan bank dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan posisi keuangan, sedangkan akun “utang premi treaty fire” dan “utang ujroh treaty keluar fire” diungkap sebagai utang reasuransi dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan posisi keuangan. Jurnal ketika perusahaan membayar komisi kepada agen/broker 3) Dr. Utang komisi langsung fire Cr. Bank 238.000 238.000 68 Jurnal ini adalah jurnal untuk mengakui pembayaraan komisi kepada agen penjual polis. Pada saat perusahaan menerima pembayaran kontribusi dari peserta, maka perusahaan juga menerima ujroh. Ujroh ini akan digunakan untuk biaya pengelolaan dana tabarru’ dan juga untuk pembayaran komisi kepada agen. Saldo “utang” di-debet dan saldo “bank” di-kredit sehingga utang komisi kepada agen berkurang dan saldo bank juga berkurang. Akun “utang komisi langsung fire” diungkap sebagai utang komisi dalam laporan keuangan dan disajikan laporan posisi keuangan dan akun “Bank” diungkap sebagai kas dan bank dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan posisi keuangan. 4.3. Instrumen Investasi dan Sistem Pembagian Keuntungan 4.3.1 Instrumen Investasi Investasi merupakan cara perusahaan mengelola keuangan mereka agar dapat menghasilkan profit dengan cara menanam atau menempatkan aset baik yang berupa dana maupun harta guna diharapkan akan meningkat nilainya di masa mendatang. PT. Asuransi Takaful Umum menginvestasikan dana ke berbagai instrument investasi dengan menggunakan akad wakalah bil ujroh, hal tersebut sesuai dengan prinsip yang ditetapkan PSAK 108 paragraf 18. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan nomor 11/PMK 010/2011 tentang Kesehatan keuangan Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan Prinsip Syariah bab II pasal 5 (lima), PT. Asuransi Takaful Umum menginvestasikan dana ke beberapa instrumen investasi syariah yang terdiri dari : 1. deposito syariah; 2. Saham syariah yang tercatat di bursa efek; 3. Reksadana syariah; 69 4. Sukuk atau obligasi syariah. 4.3.2. Sistem Pembagian Keuntungan Sesama Peserta Dalam menentukan besaran premi, pada asuransi umum syariah tidak banyak perbedaan dengan asuransi konvensional, bedanya adalah ketika besaran premi sudah ditentukan, pada asuransi syariah dana kontribusi/premi dimasukkan dalam rekening tabarru' (dana sosial untuk saling menanggung). Gambar 4.2 Bagan pengelolaan dana tabarru’. Peserta 1 Ujroh Mengelola dana Peserta 2 Dana tabarru’ Pengelola dana (perusahaan asuransi) Peserta 3 Peserta 3 Sumber : penjelasan langsung saat wawancara dengan Head of Finance and Accounting PT. Asuransi Takaful Umum, Ibu Melda Maesarach. 10 Juni 2013 Dari gambar diatas, dapat dijelaskan bahwa asuransi syariah merupakan sistem saling membagi risiko diantara sesama peserta (risk sharing), sehingga antara satu dengan yang lainnya menjadi penanggung atas risiko yang muncul dengan prinsip saling tolong menolong dalam kebaikan dengan cara masing-masing menghibahkan dana tabarru’ atau dana kebajikan. Dana tabarru’ tersebut dihibahkan oleh peserta kepada kumpulan 70 dana peserta asuransi syariah dan pengelolaannya diamanahkan kepada perusahaan asuransi dengan membayarkan sejumlah ujroh yang dikenal juga sebagai dana milik pengelola dan akan dipergunakan untuk membayar klaim atau manfaat asuransi lainnya. Akad yang digunakan untuk berinvestasi ke sesama peserta yaitu akad tabarru’, sedangkan akad yang digunakan peserta untuk berinvestasi kepada pengelola adalah akad wakalah bil ujroh. Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional nomor 53/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Tabarru’ pada Asuransi Syariah, dana tersebut dapat diinvestasikan dengan menggunakan akad wakalah bil ujroh, mudharabah, ataupun mudharabah musytarakah.. Oleh itu karena dana-dana yang terhimpun dan digunakan dari dan oleh peserta tersebut dikelola secara baik dari segi administratif maupun investasinya, untuk itu peserta memberikan kuasa kepada perusahaan asuransi untuk bertindak sebagai operator yang bertugas mengelola dana-dana tersebut sesuai syariah. dimana perusahaan asuransi lah yang diberi kuasa oleh para peserta, jadi posisi perusahaan asuransi syariah hanyalah sebagai pengelola atau operator saja dan bukan sebagai pemilik dana. Sebagai pengelola atau operator, fungsi perusahaan asuransi hanya mengelola dana peserta saja, dan pengelola tidak boleh menggunakan dana-dana tersebut jika tidak ada kuasa dari peserta. Sebagai biaya pengelolan, perusahaan atau pengelola dana membebankan biaya (ujroh) sebagai dana keuntungan bagi pihak pengelola. 71 4.3.3. Sistem Pembagian Keuntungan bagi Perusahaan Gambar 4.1 Bagan Sistem Perolehan Keuntungan Perusahaan Investasi Pendapatan dikurang Biaya operasi, b.komisi,ujroh reasuransi Profit/loss Ujroh + hasil pengelolaan investasi tabarru’ + surplus underwriting tabarru’ perusahaan Qardh peserta diinvestasikan kontribusi Tabarru’ dikurang perusahaan biaya asuransi (klaim, reasuransi, survey klaim,) Surplus underwrting dana tabarru’ peserta Cadangan tabarru’ Sumber : penjelasan langsung saat wawancara dengan Head of Finance and Accounting PT. Asuransi Takaful Umum, Ibu Melda Maesarach. 10 Juni 2013 Dari gambar diatas, dapat dijelaskan sistem perolehan keuntungan perusahaan berasal dari surplus dana tabarru’ , investasi dana tabarru’, ditambah ujroh. Peserta membayar kontribusi, dana kontribusi tersebut dibagi menjadi dua bagian, yaitu dana tabarru’ ke sesama peserta sebagai dana tolong-menolong yang nantinya akan digunakan oleh sesama peserta untuk membayar klaim apabila ada kerugian dan ujroh kepada perusahaan sebagai imbal jasa atas pengelolaan dana peserta. Dana tabarru’ tersebut dikurangi 72 oleh biaya-biaya manajemen seperti biaya klaim, survey klaim, dan reasuransi untuk tabarru’, jika terjadi surplus, berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional no. 53/DSN-MUI/III/2006 maka dana surplus tersebut dapat dialokasikan kepada 3 (tiga) entitas yaitu pertama, diperlakukan seluruhnya sebagai dana cadangan dalam akun tabarru’; kedua, disimpan sebagian sebagai dana cadangan dan dibagikan sebagian lainnya kepada para peserta yang memenuhi syarat aktuaria/manajemen risiko, dan ketiga disimpan sebagian sebagai dana cadangan dan dapat dibagikan sebagian lainnya kepada perusahaan asuransi dan para peserta sepanjang disepakati oleh para peserta. Kemudian pengalokasian perolehan surplus tadi ditambah dengan ujroh yang pada mulanya telah dibayar peserta dan ditambah surplus hasil dari pengelolaan tabarru’ dari peserta. Sehingga perusahaan mendapat keuntungan dari 3 (tiga) sumber, yaitu dari pembayaran ujroh atas kontribusi peserta, dari hasil pengelolaan dana tabarru’ peserta, dan surplus underwriting atas dana tabarru’. Setelah diketahui hasilnya, dana hasil penjumlahan tersebut dikurangi biaya operasi, biaya komisi, dan biaya pembayaran ujroh kepada reasuradur. Dari hasil pengurangan itulah baru dapat diketahui apakah perusahaan mendapat profit atau (loss). Dan jika terjadi defisit underwriting atas dana tabarru’ (defisit tabarru’), maka perusahaan asuransi wajib menanggulangi kekurangan tersebut dalam bentuk qardh (pinjaman). Pengembalian dana qardh kepada perusahaan asuransi disisihkan dari dana tabarru’ yang akan datang. Prinsip yang diterapkan oleh perusahaan tersebut telah sesuai dengan PSAK 108 paragraf 16 dan fatwa Dewan Syariah Nasional 53/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Tabarru’ pada Asuransi Syariah dan Fatwa Dewan Syariah Nasional nomor 52/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad wakalah bil ujroh pada asuransi syariah. 73