Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Gajah merupakan hewan mamalia yang terbesar di dunia, dari 500 spesies gajah yang pernah dikenal sepanjang 55 juta tahun kini hanya tersisa dua spesies yaitu gajah Afrika dan gajah Asia. Indonesia masih memiliki 2 subspesies dari empat subspesies gajah Asia, salah satunya yaitu gajah Sumatera yang termasuk dalam daftar hewan langka yang dilindungi di Indonesia. Keberadaannya diambang kepunahan karena populasinya yang kian menurun dari tahun ke tahun akibat perusakan habitat dan perburuan liar. Untuk mengetahui asal-usul dan kekerabatan gajah Sumatera diperlukan suatu pendekatan yang mampu menelusuri asal-usul dan kekerabatan hewan yang nyaris punah ini. Mitokondria merupakan organel sel eukariot yang unik karena memiliki DNA tersendiri dengan sifat-sifat yang spesifik pula. Sistim genetik yang unik dari mtDNA yang menjadikannya berbeda dengan DNA inti diantaranya adalah pada DNA mitokondria tidak terjadi rekombinasi dari mtDNA ayah, sehingga pola pewarisannya spesifik, hanya diturunkan dari ibu (matternally inherited) hal ini disebabkan oleh lepasnya bagian ekor sel sperma yang berasal dari ayah ketika masuk ke dalam sel telur yang berasal dari ibunya, oleh karena itu anak hanya akan membawa mtDNA dari ibunya. Hal ini dapat dijadikan alat untuk menelusuri pola pewarisan atau hubungan kekerabatan antara individu segaris keturunan ibu [Helena, 1999], dan laju mutasi yang tinggi yakni 5-10 kali dibanding DNA inti, sehingga urutan nukleotida antara satu individu dengan lainnya berbeda (polimorfisme) [Wallace et al, 1989]. Pada mtDNA terdapat daerah yang tidak mengkode protein disebut daerah D-loop. Daerah ini adalah daerah kontrol untuk proses replikasi dan transkripsi mtDNA. Daerah D-loop mempunyai tingkat polimorfisme yang tertinggi dalam mtDNA. Hal ini dapat digunakan untuk menentukan identitas suatu individu berkaitan dengan penelusuran asal usul. Jumlah mitokondria tiap sel tergantung jenis sel dan organisme. Mitokondria ditemukan dalam jumlah banyak pada sel yang aktivitas metabolismenya tinggi yaitu sel-sel kontraktil seperti sperma pada bagian ekornya, sel otot, dan sel yang 1 aktif membelah seperti epitelium, akar rambut, dan epidermis kulit. Satu mitokondria bisa mengandung beberapa molekul DNA. Bila terdapat ribuan mitokondria dalam tiap sel maka jumlah molekul DNA mitokondria (mtDNA) bisa mencapai puluhan ribu per-sel sehingga memungkinkan amplifikasi dan sekuensing mtDNA dari sampel dalam jumlah sedikit ataupun yang sudah rusak, terbakar, dan lapuk. DNA mitokondria gajah Asia merupakan DNA sirkuler tertutup yang berada pada matriks mitokondria yang mengandung 37 gen, dan berukuran 16.902 pasang basa. Gen tersebut terdiri atas dua puluh empat gen (24) diperlukan untuk translasi mtDNA [2 RNA ribosom (rRNAs) dan 22 RNA transfer (tRNA)] dan 13 mengkode subunit rantai respirasi, dengan perincian sebagai berikut: 7 subunit untuk kompleks I [ND1, ND2, ND3, ND4, ND4L, ND5, dan ND6 (ND singkatan dari NADH dehydrogenase)], 1 subunit untuk kompleks III (sitokrom b), 3 subunit untuk sitokrom oksidasi (COXI, II, III) serta 2 subunit untuk ATP sintetase. Sebagian rantai respirasi dikode oleh DNA inti. Urutan nukleotida lengkap DNA mitokondria (mtDNA) gajah Asia sebanyak 16.902 pasang basa (pb) dipublikasikan oleh Rogaev pada tahun 2006 [Rogaev et al., 2006]. Urutan ini menjadi rujukan dalam penelitian ini dalam menginterpretasikan varian nukleotida normal untuk penelusuran asal-asul. Urutan lain yang digunakan untuk manjadi rujukan adalah urutan nukleotida gajah Afrika (Loxodonta africana)[Hauf et al., 2000] dan urutan nukleotida Mammoth (Mammuthus primigenius)[Krause et al., 2006] I.2 Rumusan Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan keragaman hayati. Indonesia masih memiliki subspesies gajah yang kini merupakan hewan langka, hewan ini mendapat sorotan istimewa dari dunia karena keberadaannya yang diambang kepunahan terutama untuk gajah Sumatera dan Borneo. Namun hingga kini dalam kondisi yang cukup memprihatinkan belum ada satupun infomasi yang berkaitan dengan DNA mitokondria untuk menelusuri kekerabatan dan asal-usul gajah kepunyaan Indonesia. 2 I.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui DNA mitokondria gajah Sumatera serta hubungannya dengan spesies gajah Afrika dan Mammoth dan dengan subspesies dari gajah Asia yaitu gajah India. 2. Membuat database urutan nukleotida gajah Sumatera di GenBank untuk bisa dijadikan rujukan atau untuk kepentingan lainnya. I.4. Batasan Penelitian Batasan penelitian ini adalah menelusuri kekerabatan gajah Sumatera dengan membandingkan mtDNA gajah Sumatera dengan mtDNA spesies gajah lain dari data GenBank. I.5 Metode Penelitian Metode dari penelitian ini adalah : 1. Amplifikasi D-loop gajah Sumatera menggunakan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR). 2. Analisa hasil PCR menggunakan elektroforesis gel agarosa. 3. Penentuan urutan nukleotida menggunakan metode dideoksi Sanger. 4. Analisis in silico hasil penentuan urutan nukleotida. 5. Analisis Pohon pilogenetik. I.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tesis ini adalah: Pada bab I adalah pendahuluan yang membahas tentang latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasn penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. Pada bab II adalah Tinjauan Pustaka, bab ini membahas tentang konsep dan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Pada bab III berisi metode penelitian yang menjelaskan tentang alat dan bahan yang digunakan, penyiapan sampel, pembuatan bahan, diagram alir penelitian dan cara kerja penelitian. Pada bab IV merupakan hasil dan pembahasan dimana membahas tentang pengumpulan sampel, penyiapan templat mtDNA, Amplifikasi Fragmen 3 450 pb mtDNA dengan Metode PCR, Analisis Hasil PCR, Hasil Sequensing dan Urutan Nukleotida Sampel, Mutasi-Mutasi pada Sampel, Analisis Pohon Pilogenetik. Pada bab V berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran untuk dijadikan masukan dan pengkajian lebih lanjut. 4