Informasi laba dalam laporan keuangan pada umumnya penting

advertisement
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL BIAYA PROYEK PADA
PT CITRA SAMUDRA PERKASA
Rahayu Puji Astutik
[email protected]
Yuliastuti Rahayu
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT
The result of the research shows that in analyzing the project cost accounting information system at PT Citra
Samudra Perkasa, the cost accounting information system is the whole techniques and procedures which are
needed to collect and to process the overall expenditure data so it becomes information that is needed by corporate
leader as a medium in performing work supervision and it becomes one of important factors that is required to be
applied in order to maximize the company’s profit. Whereas the achievement of effectiveness which is assessed
from operating aspect shows that procedure and information system that is used to influence the employees’
performance which is related to the overall project expenditure, the coverage of project area is widen and many
which will impact on the profit that will be achieved by the company.
Keywords: Project Cost Accounting Information System, Effective, Profit
ABSTRAK
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam analisis sistem informasi akuntansi biaya proyek pada
PT. Citra Samudra Perkasa, sistem informasi akuntansi biaya merupakan suatu keseluruhan prosedur
dan teknik yang diperlukan untuk mengumpulkan data pengeluaran biaya secara keseluruhan dan
mengolahnya sehingga menjadi informasi yang diperlukan sebagai alat bantu pimpinan perusahaan
dalam melakukan pengawasan kerja dan menjadi salah satu faktor penting yang perlu diterapkan
untuk memaksimumkan laba perusahaan. Sedangkan pencapaian efektivitas dinilai dari aspek
operasional menunjukkan bahwa sistem informasi dan prosedur yang digunakan mempengaruhi
kinerja pegawai yang berhubungan dengan seluruh pengeluaran biaya proyek, cakupan wilayah
proyek yang semakin luas dan banyak akan berimbas pada laba yang akan dicapai perusahaan.
Kata-kata Kunci: Sistem informasi akuntansi biaya proyek; Efektif; Laba
PENDAHULUAN
Dengan semakin meningkat dan kompleksnya pembangunan, pemerintah juga
melakukan berbagai upaya untuk menunjangnya. Bidang konstruksi merupakan salah satu
sektor yang sangat mendukung pembangunan nasional. Hasil dari jasa konstruksi sangat
dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, misalnya pembangunan perbaikan jembatan,
pembangunan dan perbaikan gedung sekolah, perbaikan dan peningkatan jaringan irigasi,
pembangunan rumah sakit diseluruh pelosok negeri, perbaikan sarana dan prasarana
telekomunikasi dan juga jalan raya.
Dengan semakin banyaknya peningkatan pembangunan, maka perusahaan yang
bergerak pada bidang konstruksi juga mengalami perkembangan dengan sangat pesat.
Perusahaan jasa konstruksi merupakan salah satu partner pemerintah dalam menunjang
keberhasilan pembangunan. Perusahaan konstruksi memiliki karakteristik yang berbeda
dibanding dengan perusahaan manufaktur atau perusahaan dagang.
Perusahaan konstruksi merupakan suatu perusahaan jasa. Jasa yang dijual kepada
pengguna berupa pengerjaan bangunan, jalan raya, telekomunikasi dan masih banyak yang
lainnya. Jasa yang diberikan biasanya juga sesuai dengan keinginan oleh penggunanya.
Sebelum jasa dikerjakan harus dilakukan komunikasi dengan baik antara perusahaan
konstruksi dengan penggunanya karena usaha ini sangat rentan resiko.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
2
Perusahaan konstruksi merupakan suatu perusahaan yang tentunya memiliki tujuan
jangka pendek maupun jangka panjang. Tujuan jangka pendek pada umumnya untuk
mendapatkan laba, sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah untuk memelihara
kelangsungan hidup perusahaan, mampu berkembang untuk tahun-tahun berikutnya, dan
juga mampu bertahan dalam dunia persaingan yang ketat. Sesuai dengan prinsip going
concern, tidak ada suatu perusahaan yang didirikan hanya untuk sesaat, semua ingin tetap
ada dan diakui dalam komunitasnya.
Untuk mencapai laba yang maksimal, perusahaan dituntut menjadi profesional
beroperasi secara efisien dan juga efektif. Agar tujuannya tercapai, maka perencanaan yang
dibuat harus matang dan berdayaguna tinggi. Dalam melakukan perencanaan diperlukan
informasi yang akurat, tepat waktu dan relevan. Salah satu dari informasi tersebut adalah
informasi akuntansi yang sangat berguna bagi operasional perusahaan.
Informasi akuntansi sangat penting bagi perencanaan, pengendalian dan
pengambilan keputusan, misalnya informasi akuntansi yang penting adalah informasi
mengenai jumlah biaya yang dikeluarkan dalam suatu pengerjaan proyek, informasi jumlah
persediaan maupun mengenai pembelian suatu bahan. Bagi perusahaan konstruksi,
pengendalian dan pengawasan pada biaya proyek merupakan salah satu hal utama karena
besar kecilnya jumlah biaya akan sangat mempengaruhi laba rugi perusahaan. Hal ini akan
sangat berdampak secara langsung terhadap kelangsungan hidup perusahaan karena
perusahaan berpotensi mengalami kerugian jika biaya yang dikeluarkan terlalu besar.
Jasa waktu yang diberikan oleh suatu perusahaan konstruksi memiliki tenggang
waktu penyelesaian yang sudah pasti. Tanpa adanya pengawasan yang baik dan informasi
yang akurat, maka perusahaan tidak akan mampu mencapai visi misi dengan baik.
Dengan banyaknya proyek diluar kota maupun diluar pulau serta pelaksanaan
proyek yang membutuhkan dana yang cukup besar menginginkan adanya pengendalian
dan sistem pencatatan yang cepat, tepat dan akurat. Jika tidak, maka kekeliruan dalam
mengambil keputusan akan sering kali terjadi dan kecurangan akan mudah dilakukan.
Dalam suatu perusahaan, pimpinan perusahaan tidak mungkin mengendalikan secara
langsung dan menyeluruh terhadap semua proyek yang sedang berjalan. Oleh karenanya
diperlukan suatu sistem pengendalian biaya.
Pengendalian biaya proyek merupakan suatu aktivitas pokok dalam perusahaan
kontraktor yang perlu dilakukan secara benar dan berkesinambungan sejak awal pengerjaan
proyek sampai selesai. Secara ringkas pengendalian biaya adalah digunakan untuk menjaga
agar rencana anggaran pelaksanaan (RAP) dapat terlaksana dengan baik dan benar. Itu
semua diperlukan komitmen dan keterlibatan berbagai pihak serta alat yang mampu
mendukung aktivitas pengendalian biaya tersebut.
Mengingat pentingnya pengawasan terhadap biaya suatu proyek, perusahaan perlu
memiliki sistem pengendalian intern yang dituangkan dalam sistem informasi akuntansi
biaya secara baik dan benar, sehingga dapat meminimalkan hambatan atau kecurangan
yang terjadi pada perusahaan, menyediakan laporan biaya yang cepat dan akurat serta
mencapai laba yang optimal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sistem informasi akuntansi biaya
proyek dan pengendalian internal biaya proyek pada PT Citra Samudra Perkasa sudah
berfungsi secara efektif.
TINJAUAN TEORETIS
Sistem Informasi
Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling
berkaitan (inter-related) atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
3
sama (common purpose) (Hall, 2007:6). Menurut Romney dan Steinbart (2004:2) sistem adalah
rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan yang
berintegrasi untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut Winarno (2006:1.3) sistem
adalah sekumpulan komponen yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Setiap organisasi yang menggunakan komputer untuk memproses data transaksi
memiliki fungsi sistem informasi. Krismiaji (2005:16) menyatakan sistem informasi adalah
cara-cara yang diorganisasikan untuk mengumpulkan, memasukkan mengolah dan
menyimpan data, dan cara-cara yang diorganisasi untuk menyimpan, mengelola,
mengendalikan dan melaporkan informasi sedemikian rupa sehingga sebuah organisasi
dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bodnar dan Hopwood (2010:11) menyatakan
bahwa fungsi sistem informasi bertanggung jawab untuk pengolahan data. Pengolahan data
merupakan aplikasi sistem informasi akuntansi yang paling mendasar dalam setiap
organisasi.
Menurut Mulyadi (2008:3) “sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan
laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang
dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.
Menurut Krismiaji (2005:5) sistem infomasi akuntansi adalah sebuah sistem yang
memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk
merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis. Sistem informasi akuntansi
adalah susunan berbagai dokumen, alat komunikasi, tenaga pelaksana dan berbagai laporan
yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi keuangan.
Menurut Winarno (2006:2.2) menyatakan bahwa sistem informasi akuntansi
merupakan sekumpulan komponen yang saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan.
Sedangkan menurut Bodnar dan Hopwood, (2010:3) sistem informasi akuntansi adalah
sekumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang dirancang untuk megubah
data keuangan dan data lainnya ke dalam informasi.
Teori Sistem Pengendalian Intern
Perusahaan menggunakan pengendalian internal untuk mengarahkan operasi dan
mencegah penyalahgunaan sistem. Menurut Mulyadi (2008:163) “Sistem pengendalian
intern merupakan struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan
untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,
mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Sistem pengendalian yang dirancang dengan baik akan dapat mekindungi aktiva
dengan mencegah pencurian, penggelapan, penyalahgunaan, atau penempatan aktiva pada
lokasi yang tidak tepat. Salah satu pelanggaran yang sering terjadi atas pengendalian intern
adalah penggelapan oleh karyawan.
Menurut Romney dan Steinbart (2007:229) pengendalian internal adalah rencana
organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga asset, memberikan
informasi yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi
serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan.
1. Jenis Sistem Pengendalian Intern
Menurut Mulyadi (2008:163), berdasarkan tujuannya sistem pengendalian intern
dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Pengendalian Intern Akuntansi, yaitu bertujuan untuk menjaga keamanan harta
kekayaan milik perusahaan dan memeriksa ketepatan dan kebenaran data akuntansi.
Pengendalian akuntansi perlu dirancang sedemikian rupa, sehingga memberikan
jaminan yang cukup beralasan dan meyakinkan terhadap :
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
4
1) Transaksi-transaksi dilaksanakan sesuai dengan wewenang manajemen, baik yang
bersifat umum maupun yang bersifat khusus
2) Transaksi-transaksi perlu dicatat untuk penyusunan laporan keuangan dan juga
menjaga pertanggungjawaban atas kekayaan
3) Pemakaian harta kekayaan perusahaan hanya diijinkan bila ada wewenang dari
manajemen
4) Bahwa harta kekayaan perusahaan menurut catatan sama besarnya dengan
kekayaan riil
b. Pengendalian Intern Administratif
Tujuan utamanya yaitu meningkatkan efisiensi operasi kegiatan dan mendorong
ditaatinya kebijakan-kebijakan perusahaan. Pengendalian administratif mendukung
pengendalian akuntansi yang berorientasi pada manajemen.Yang termasuk dalam
pengendalian administratif adalah ;
1) Pengendalian perencanaan, yang terdiri dari anggaran penjualan (sales budget),
perencanaan induk (master plan), perencanaan jaga-jaga (contingency plan),
peramalan arus kas (cash flow forecast) dan pengendalian persediaan (inventory
control)
2) Pengendalian personil, yang terdiri dari recruitment, pelatihan, evaluasi pekerjaan,
administrasi gaji, promosi dan transfer
3) Pengendalian standar operasi, yang terdiri dari standar yang harus dikerjakan dan
sistem untuk melaporkan penyimpangan
2. Unsur Sistem Pengendalian Intern
Unsur pokok sistem pengendalian intern Mulyadi, (2008:164) adalah ;
a. Struktur Organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.
b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang
cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya
c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi
d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya
3. Elemen-elemen Pengendalian Intern
Menurut (Hall, 2011:155) komponen pengendalian intern adalah :
a. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap lingkungan pengendalian adalah filosofi
manajemen (manajemen tunggal dalam persekutuan atau manajemen bersama dalam
perseroan) dan gaya operasi manajemen (manajemen yang progresif atau konservatif),
struktur organisasi (terpusat atau terdesentralisasi) serta praktik kepersonaliaan.
Lingkungan pengendalian ini amat penting karena menjadi dasar keefektifan unsurunsur pengendalian yang lain.
b. Penilaian Resiko (Risk Assesment)
Semua organisasi memiliki resiko, yaitu resiko dalam aktivitas baik yang berkaitan
dengan bisnis maupun non bisnis. Suatu resiko yang telah diidentifikasi dapat
dianalisis dan dievaluasi sehingga dapat diperkirakan intensitas dan tindakan yang
dapat meminimalkannya.
c. Prosedur Pengendalian (Control Procedure)
Prosedur pengendalian ditetapkan untuk menstandarisasi proses kerja sehingga
menjamin tercapainya tujuan perusahaan dan mencegah atau mendeteksi terjadinya
ketidakberesan dan kesalahan.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
5
d. Pemantauan (Monitoring)
Pada perusahaan besar, auditor internal adalah pihak yang bertanggung jawab atas
pemantauan sistem pengendalian intern. Auditor independen juga sering melakukan
penilaian atas pengendalian intern sebagai bagian dari audit atas laporan keuangan.
e. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)
Informasi dan komunikasi merupakan elemen yang penting dari pengendalian intern
perusahaan. Informasi juga diperlukan dari pihak luar perusahaan. Mnajemen dapat
menggunakan informasi jenis ini untuk menilai standar eksternal. Hukum peristiwa
dan kondisi yang berpengaruh pada pengambilan keputusan dan pelaporan eksternal.
4. Keterbatasan Pengendalian Intern
Beberapa keterbatasan dari pengendalian intern Jusup, (2001:254) antara lain ;
a. Kesalahan dalam pertimbangan
Seringkali terjadi, manajemen dan personil lainnya melakukan pertimbangan yang
kurang matang dalam pengambilan keputusan bisnis atau dalam melakukan tugastugas rutin karena kekurangan informasi, keterbatasan waktu atau penyebab lainnya.
b. Kemacetan
Kemacetan pada pengendalian yang telah berjalan bisa terjadi karena petugas salah
mengerti dalam instruksi atau melakukan kesalahan karena kecerobohan,
kebingungan atau kelelahan. Perpindahan personil sementara atau tetap, atau
perubahan sistem atau prosedur bisa juga mengakibatkan kemacetan.
c. Kolusi
Kolusi atau persekongkolan yang dilakukan oleh seorang pegawai dengan pegawai
lainnya, atau dengan pelanggan atau pemasok bisa terdeteksi oleh struktur
pengendalian intern. Sebagai contoh, misalnya kolusi yang dilakukan oleh tiga
pegawai perusahaan, masing-masing dari bagian personalia, produksi, dan bagian
penggajian, untuk melakukan pembayaran gaji kepada pegawai fiktif.
d. Pelanggaran oleh manajemen
Manajemen bisa melakukan pelanggaran atas kebijakan atau prosedur-prosedur untuk
tujuan-tujuan tidak syah, seperti keuntungan pribadi atau membuat laporan keuangan
menjadi nampak baik.
e. Biaya dan manfaat
Biaya penyelenggaraan suatu struktur pengendalian intern seharusnya tidak melebihi
manfaat yang akan diperoleh dari penerapan pengendalian intern tersebut.
Sistem Akuntansi Perusahaan Jasa Konstruksi
Menurut Prianthara (2010:27) kerangka penyusunan standar laporan keuangan
perusahaan jasa konstruksi dibuat untuk mempermudah cara orang-orang dibagian
akuntansi dalam menyusun laporan keuangan. Adapun sistem akuntansi dalam perusahaan
jasa konstruksi adalah sebagai berikut :
1. Sistem akuntansi penjualan
Penjualan pada perusahaan konstruksi merupakan penjualan jasa dimana pihak
konstruksi menerima pekerjaan dari pengguna jasa. Pekerjaan yang diperoleh dimulai
dari suatu tender, setelah melewati tahap tender barulah dibuatkan kontrak. Adapun
jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan jasa konstruksi adalah sebagai
berikut : a. Prosedur tender b. Prosedur anwijzing / survei lapangan c. Prosedur
penetapan RAB (Rencana Anggaran Biaya) d. Prosedur pencatatan piutang
2. Sistem Akuntansi Pembelian
Sistem akuntansi pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan barang
yang diperlukan oleh perusahaan. Transaksi pembelian dapat digolongkan menjadi dua
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
6
yaitu ; pembelian lokal dan pembelian impor. Pembelian lokal adalah pembelian dari
pemasok dalam negeri, sedangkan pembelian impor adalah pembelian dari pemasok
luar negeri. Adapun fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pembelian adalah : a.
Fungsi Gudang b. Fungsi Pembelian c. Fungsi Penerimaan d. Fungsi Akuntansi
3. Sistem Akuntansi Aktiva Tetap
Jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi aktiva tetap di perusahaan jasa
konstruksi meliputi : a. Prosedur pembelian aktiva tetap b. Prosedur depresiasi aktiva
tetap c. Prosedur permohonan penghentian aktiva tetap
4. Sistem Akuntansi Kas
Kas merupakan suatu alat pertukaran dan juga sering digunakan sebagai ukuran dalam
akuntansi. Dalam neraca, kas merupakan aktiva yang paling lancar, adalam arti paling
sering berubah. Hampir dalam setiap transaksi dengan pihak lain selalu mempengaruhi
kas. Dalam pengertian demikian, kas meliputi uang tunai dan instrumen / alat-alat
pembayaran yang diterima oleh umum, baik yang ada di dalam perusahaan maupun
yang disimpan di bank
5. Sistem Akuntansi Penggajian dan Pengupahan
Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penggajian dan pengupahan adalah sebagai
berikut : a. Fungsi Karyawan b. Fungsi pencatatan waktu c. Fungsi pembuat daftar gaji
dan upah d. Fungsi akuntansi e. Fungsi keuangan
Konsep Biaya
Pemahaman mengenai biaya penting sekali karena biaya dapat menjadi dasar
pengambilan keputusan ekonomi. Chariri dan Hozali (FASB, 2003: 197) menyatakan bahwa
“ Biaya adalah aliran kas keluar (outflows) atau pemakaian aktiva atau timbulnya hutang
(atau kombinasi keduanya) selama satu periode yang berasal dari penjualan atau produksi
barang atau penyerahan jasa atau pelaksanaan kegiatan yang lain yang merupakan kegiatan
utama suatu entitas.”Sedangkan menurut Sugiri (2004:14) biaya merupakan pengukur
pengorbanan sumber daya ekonomis untuk melakukan kegiatan tertentu.
Elemen-Elemen Biaya
Elemen-elemen biaya menurut Prianthara, (2010:157) terdiri dari ;
a. Bahan baku. Bahan baku adalah bahan yang digunakan untuk membuat produk
selesai. Bahan baku dapat diidentifikasi ke produk dan merupakan bagian integral dari
produk tersebut sebagai contoh adalah kayu yang digunakan untuk membuat pintu
dan jendela.
b. Biaya Overhead. Biaya-biaya selain bahan baku dan tenaga kerja yang diperlukan
untuk kegiatan produk disebut biaya overhead. Termasuk dalam klasifikasi biaya
overhead adalah elemen-elemen biaya berikut. Bahan tak langsung, upah tak
langsung, penyusunan mesin-mesin dan peralatan, biaya pemeliharaan mesin-mesin,
dan peralatan dan biaya listrik.
c. Biaya Tenaga Kerja Bangun. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang langsung
menangani proses produksi. Pembuat pintu dan daun jendela merupakan contoh dari
tenaga kerja langsung.
Klasifikasi Biaya
Klasifikasi biaya dapat ditelusurinya obyek biaya adalah sebagai berikut Prianthara,
(2010:158) :
a. Biaya Langsung. Biaya langsung merupakan biaya yang dapat diidentifikasi untuk
manfaat biaya objek biaya itu sendiri.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
7
b. Biaya tidak langsung. Biaya tidak langsung merupakan biaya yang dikeluarkan untuk
lebih dari satu objek biaya dan tidak dapat diidentifikasi ke salah satu objek biaya
tertentu. Klasifikasi biaya berdasarkan hubungannya dengan perubahan volume
kegiatan adalah sebagai berikut Prianthara, (2010:158) :
1) Biaya tetap. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap, tidak berubah
untuk satu periode tertentu.
2) Biaya Variabel. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya bervariasi secara
proposional dengan variasi volume kegiatan.
Macam-Macam Biaya Perusahaan Jasa Konstruksi
Menurut Prianthara (2010:158) dalam perusahaan jasa konstruksi, macam-macam
biayanya terdiri dari :
a. Biaya Kontrak.
Biaya suatu kontrak konstruksi terdiri atas biaya yang berhubungan langsung dengan
kontrak tertentu, biaya yang dapat didistribusikan pada aktivitas kontrak yang pada
umumnya dan dapat dialokasikan ke kontrak tersebut dan biaya lain yang secara
khusus dapat ditagihkan ke pemberi kerja sesuai isi kontrak. Biaya-biaya yang
berhubungan langsung dengan suatu kontrak meliputi ; biaya pekerja lapangan, biaya
bahan yang digunakan dalam konstruksi, penyusutan sarana dan peralatan yang
digunakan dalam kontrak tersebut, biaya pemindahan sarana, peralatan dan bahanbahan dari dan ke lokasi pelaksanaan kontrak, biaya penyewaan sarana dan peralatan,
biaya rancangan dan bantuan teknis yang secara langsung berhubungan dengan
kontrak tersebut, estimasi biaya pembetulan dan biaya-biaya lain yang mungkin
timbul selama masa jaminan.
b. Biaya Pemasangan
1) Biaya mekanikal elektrikal antara lain ;
a) biaya pemasangan alat penangkal petir
b) biaya pemasangan / instalasi telepon
c) biaya pemasangan sound system atau home theatre
d) biaya pemasangan / instalasi CCTV
e) biaya pembuatan plumbing atau biaya pemasangan pipa-pipa air dan pipa-pipa
pembuangan
f) biaya pemasangan air conditioner (AC)
Sedang biaya elektrikal merupakan biaya yang berkaitan dengan instalasi listrik.
Biaya ini mencakup semua biaya yang diperlukan untuk penginstalasian listrik
seperti semua biaya pengadaan bahan utama (lampu, saklar, kabel, dan lain-lain),
dan biaya tenaga kerja penginstalasian.
2) Biaya plumbing
Biaya pumbling adalah biaya yang berkaitan dengan pemasangan dan
penginstalasian air bersih, instalasi air kotor, dan penginstalasian hydrant. Semua
ini berkaitan dengan pengeluaran biaya yang dikeluarkan oleh pihak perusahaan
jasa konstruksi.
c. Biaya umum
1) Biaya tenaga kerja, satuan bahan dan upah
Biaya tenaga kerja, satuan bahan dan upah mencakup biaya tenaga kerja langsung
dan biaya tenaga kerja tidak langsung.
2) Biaya pengerjaan struktur dan arsitektur
Biaya struktur dan arsitektur adalah semua biaya yang dapat digunakan oleh
perusahaan untuk melakukan pengerjaan, perhitungan, pengukuran, dan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
8
pembuatan laporan biaya pembuatan dan perbaikan struktur yang biasanya
berbentuk pengerjaan struktur dan arsitektur, mesin-mesin, mulai dari yang
sederhana sampai dengan yang cukup rumit termasuk desain dalam pengerjaan
proyek.
d. Biaya sarana dan prasarana
Elemen-elemen biaya yang termasuk dalam biaya sarana dan prasarana antara lain
biaya bahan baku, biaya penyusutan aktiva tetap perusahaan dan biaya pemeliharaan
aktiva tetap perusahaan.
e. Biaya lain-lain
Biaya-biaya yang timbul selama pelaksanaan kontrak yang tidak termasuk dalam
biaya-biaya yang telah disebutkan diatas digolongkan dalam biaya lain-lain. Misalnya
biaya administrasi, biaya pengangkutan bahan.
Prosedur yang Membentuk Sistem Akuntansi Biaya Jasa Konstruksi
Prianthara (2010:170) menyebutkan bahwa beberapa prosedur yang membentuk sistem
akuntansi biaya usaha jasa konstruksi adalah ;
a. Prosedur biaya konstruksi
Dalam prosedur ini, fungsi pembiayaan terhadap produksi yang dialokasikan dengan
menggunakan metode sistematis dan rasional dan diterapkan secara konsisten pada
semua biaya yang mempunyai karakteristik yang sama. Alokasi tersebut didasarkan
pada tingkat normal aktivitas konstruksi yang meliputi biaya overhead konstruksi.
Biaya overhead konstruksi meliputi biaya-biaya seperti penyiapan dan pemrosesan
gaji karyawan. Prosedur ini akan berkaitan langsung dengan sistem akuntansi
penggajian.
b. Prosedur alokasi biaya (budget)
Didalam prosedur ini, fungsi semua biaya yang diterima dari alokasi biaya
departemen dapat diperlakukan sebagai elemen biaya yang dapat diidentifikasi
langsung ke pusat biaya secara langsung.
c. Prosedur pembiayaan pembelian
Dalam prosedur ini, fungsi gudang mengajukan pembiayaan pembelian dalam
formulir surat permintaan pembelian pada fungsi pembelian. Jika barang tidak
disimpan di gudang, misalkan untuk barang-barang yang langsung pakai, fungsi yang
memakai barang mengajukan permintaan pembelian langsung ke fungsi pembiayaan
dengan menggunakan surat biaya pembelian.
d. Prosedur pencatatan utang
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi memeriksa dokumen-dokumen yang
berhubungan dengan pembelian (sistem pembayaran, dan pembiayaan dari pemberi
jasa konstruksi ke customer) dan menyelenggarakan pencatatan utang atau mengarsip
dokumen sumber sebagai catatan utang.
Rerangka Pemikiran
Rencana yang tersusun dengan rapi dan baik merupakan sebuah keharusan, tetapi
itu saja tentu belum cukup. Setiap tahapan dari kegiatan di proyek (bahan, upah, alat,
subkontraktor, overhead) maka diperlukan adanya suatu sistem pengendalian dalam sistem
informasi akuntansi yang dirancang khusus untuk perusahaan jasa konstruksi dengan
tujuan utamanya sebagai “project cost control” dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas
sehingga menjadi sebuah alat bantu yang sangat power full untuk mengelola seluruh
kegiatan perusahaan dan kegiatan proyek.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
9
Didalam menerapkan sistem informasi akuntansi perusahaan kontraktor, manajemen
berfungsi untuk mengelola seluruh kegiatan pembiayaan proyek, mulai dari pengelolaan
permintaan dari proyek, membuat order pembelian, pengiriman ke proyek, pembuatan
jurnal hutang bahan dan pencatatan tagihan dari pemasok. Dengan adanya penerapan
pengendalian sistem informasi akuntansi biaya yang baik di dalam perusahaan, maka
diharapkan pengendalian biaya proyek dapat terkontrol dengan baik.
Pada penelitian ini mengevaluasi pengendalian dan penerapan dari sistem informasi
akuntansi biaya proyek pada PT Citra Samudra Perkasa. Langkah yang akan dilakukan
diawali dengan menganalisa keberadaan unsur-unsur sistem informasi akuntansi dan
pengendalian yang seharusnya berlaku di dalam intern perusahaan dengan berdasar pada
standar operasional perusahaan dan membandingkannya menurut teori kajian pustaka.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
Didalam melaksanakan penelitian ini, penulis menggunakan jenis pendekatan
kualitatif. Penelitian dengan studi kasus dilakukan dengan melakukan penelitian secara
mendalam terhadap suatu objek penelitian yang dipilih dari beberapa keadaan yang
dianggapnya sama. Menurut Moleong (2004:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Teknik Pengumpulan data yang penulis gunakan adalah dengan cara ;
1. Observasi yaitu mengumpulkan data dengan mengamati secara langsung pada sumber
data yang akan dianalisis. Data yang dianalisis dalam penelitian adalah data yang
terkait dengan biaya suatu proyek.
2. Wawancara yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara membuat daftar
pertanyaan yang akan diajukan penulis kepada pihak yang berhubungan dengan
masalah yang akan diteliti
3. Mengumpulkan data lainnya dengan cara mengumpulkan berbagai dokumen dan
catatan administrasi terkait dengan obyek yang diteliti di perusahaan tersebut.
Satuan Kajian
Menurut Sularso (2003:32) unit analitis adalah tingkat agregrasi data untuk keperluan
analisis, unit analisis dapat berupa individu, dyads (berpasangan), kelompok, organisasi,
daerah dan negara.
Dalam penelitian ini yang menjadi unit analisis dalam penelitian adalah
pengendalian dari sistem informasi akuntansi biaya proyek pada PT Citra Samudra Perkasa.
Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah
analisis deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu analisis data yang
diperoleh dari hasil penelitian yang menggambarkan fenomena yang ada dalam perusahaan
yang diteliti berdasar fakta dan realita kondisi perusahaan yang sesungguhnya.
Berikut langkah yang diambil peneliti untuk membahas evaluasi pengendalian
sistem informasi akuntansi biaya proyek pada PT Citra Samudra Perkasa :
1. Melakukan survey pendahuluan untuk memperoleh gambaran umum perusahaan.
2. Mencari, mengamati dan menganalisis data serta prosedur yang terkait dengan
pengeluaran biaya suatu proyek.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
10
3. Evaluasi pengendalian sistem informasi akuntansi biaya suatu proyek yang telah
dijalankan oleh perusahaan.
4. Membandingkan hasil identifikasi masalah dengan teori pendukung, sehingga dapat
disimpulkan kelemahan yang ada dalam pengendalian sistem informasi akuntansi biaya
proyek.
5. Menarik kesimpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan serta memberi saran pada
pihak manajemen sehingga dapat membantu memajukan program atau proyek
perusahaan selanjutnya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Komponen Biaya Utama Proyek
Terkait dengan pengendalian biaya dan estimasi biaya proyek dalam suatu tender,
PT. Citra Samudra Perkasa membagi biaya menjadi 5 (lima) komponen biaya yang terdiri
dari:
1. Biaya material, yang berisi informasi mengenai volume yang dibutuhkan, harga satuan
material, dan jadwal pengiriman.
2. Biaya upah tenaga kerja, yang berisi informasi mengenai jenis pekerjaan dan harga satuan
upah.
3. Biaya peralatan, yang berisi informasi mengenai jenis peralatan, biaya peralatan dan
waktu penggunaan.
4. Biaya sub kontraktor, yang berisi informasi mengenai sub kontraktor, jenis pekerjaan,
volume pekerjaan dan nilai kontrak.
5. Biaya overhead, yang berisikan informasi mengenai biaya untuk keperluan overhead
kantor maupun overhead lapangan.
Standar Pengkodean Biaya
Pengelompokan pengkodean terdiri atas 2 kelompok yaitu :
1. Berdasar kode pekerjaan yaitu : Kriteria Pekerjaan Tambah:
a. Pekerjaan yang di RAP tidak ada, tetapi dikerjakan di lapangan karena ada
perintah/permintaan user.
b. Pekerjaan yang di RAP tidak ada, tetapi digambar ada dan dilaksanakan.
c. Pekerjaan yang di RAP tidak ada, digambar tidak ada (Pekerjaan tambahan usulan
dari user)
d. Pekerjaan yang di RAP ada, tapi karena perubahan spek permintaan pihak user.
2. Berdasarkan Pos Biaya, pos biaya terdiri dari:
a. Biaya Konstruksi
1) Material (M1)
Semua bentuk material murni dilengkapi dengan form PPB (permintaan pengadaan
barang), bon dan form BPB (bukti penerimaan barang), tidak termasuk PPN yang
terdiri dari : material bangunan dan alat kerja ringan/alat bantu seperti tang, obeng,
palu, helm, sarung tangan, terpal, selang, cangkul, ember cor, gunting, drum senter,
pisau, mata gerinda, dan sejenisnya.
2) Biaya material (M2)
Yang termasuk di dalam kelompok nini adalah semua biaya penunjang pengadaan
material antara lain : (a) Biaya kirim material, (b) Upah bongkar muat material, (c)
BBM untuk angkut material, (d) Upah jasa test material, (e) Subkont jasa
pengangkutan.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
11
3) Subkon (S)
Semua bentuk kerjasama dengan pihak ketiga, didasari SPK/SKKB (surat perintah
kerja/surat kesepakatan kerja bersama) dan kontrak kerja, termasuk pajak
penghasilan dari : (a) Subkont pengadaan material (b) Subkont jasa pekerjaan (c)
Subkont pengadaan material dan jasa pemasangan (d) Subkont sewa alat berat
bulldozer, excavator, grider, vibro, dan lain-lain.
4) Alat dan inventaris (C1)
Peralatan dengan bagian inventaris didalamnya antara lain: (a) Mesin potong
keramik (b) Mesin gerinda (c) Mesin pompa air listrik (d) Mesin fax, telp, HT, HP (e)
Motor dan mobil proyek (f) Computer, laptop, printer, kamera, theodolit
waterpass.
5) Sewa Alat (C2)
Sewa peralatan tidak didasari oleh SPK dan kontrak, hanya perongkosan atau
kwitansi antara lain: (a) Sewa genset (b) Sewa molen (c) Sewa stemper (d) Sewa
concrete pump (e) Sewa schaffolding dan lain-lain.
6) Biaya alat (C3)
Biaya yang masuk dalam biaya alat (C3) merupakan biaya penunjang peralatan
seperti : (a) Upah perbaikan alat (b) Semua biaya yang berkaitan dengan perbaikan
alat kerja (c) BBM alat dan sewa alat berat (d) Upah lembur dan uang makan
operator alat berat (e) Keamanan alat.
7) Upah borongan opname (U1)
Semua kerjasama dengan mandor didasari SPBK (surat perintah borongan kerja)
dan opname termasuk pajak penghasilan antara lain: (a) Upah langsir material
lebih dari 50m manual (b) Upah bongkar termasuk buang.
8) Upah harian (U2)
Semua pembayaran upah berdasarkan upah berdasarkan hari kerja, tidak termasuk
harian kantor meliputi : harian tukang dan harian kenek
9) Upah lain-lain (U3)
Semua upah atau jasa yang tidak didasari SPBK (surat perintah borongan kerja),
opname dan harian terdiri dari : (a) Biaya transportasi pekerja (b) Akomodasi
pekerja (c) Ganti rugi proses pekerjaan (d) Pengobatan dan kecelakaan pekerja
(tukang) (e) Konsumsi lembur pekerja
b. Biaya Non Konstruksi
1) Overhead proyek (O)
Semua biaya kantor yang dibebankan dalam proyek meliputi : (a) Biaya staff harian
kantor/proyek (b) Biaya perjalanan dinas staff/direksi (c) Alat tulis kantor (d)
Benda pos (e) Fotocopy dan perlengkapan kantor (f) Air, listrik, telpon kantor (g)
Asuransi dan biaya bank (h) Biaya operasional dan perawatan kendaraan (i) Biaya
pemeliharaan inventaris.
2) Overhead pabrik lain-lain (L)
Semua biaya yang dikeluarkan terkait dengan pihak ketiga atau rekanan dalam
rangka memperoleh tender/proyek, pelaksanaan proyek, maupun pembayaran
suatu proyek antara lain: (a) Biaya perjalanan dan transportasi rekanan (b) fee
rekanan (c) entertainment (d) fee termin (e) Administrasi tender.
Tahap Pengendalian Biaya Proyek
Adapun tahapan dalam pengendalian biaya mulai dari tender sampai proyek selesai
adalah sebagai berikut :
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
12
1. Estimating
Proses pengendalian biaya proyek yang diawali sejak adanya tender suatu proyek. Divisi
perencana/estimator akan membuat penawaran dengan menyusun estimasi biaya awal.
BQ (bill of quality) merupakan dasar dalam menentukan estimasi penyusunan RAB
(Rencana Anggaran Biaya). Rencana anggaran biaya tersebut diperoleh dari hasil uraian
rencana biaya penggunaan material, upah tenaga kerja, peralatan, dan subkontraktor dan
juga melakukan analisa harga satuan dari setiap item pekerjaan yang didapat dari harga
biaya pekerjaan masa lalu. Nilai estimasi biaya yang dimasukkan dalam tender adalah
nilai biaya pokok ditambahkan dengan biaya tidak langsung dan profit perusahaan.
Estimasi biaya awal tersebut yang akan diseleksi dalam proses tender. Jika perusahaan
terplih maka dilanjutkan dengan perjanjian dan penandatanganan kontrak.
2. Budgeting
perencanaan menyusun anggaran biaya baru yang merupakan hasil perhitungan ulang
terhadap harga-harga satuan dan penyesuaian terhadap jadwal pelaksanaan. Cost budget
tersebut merupakan dasar acuan dalam melakukan monitoring pada status biaya dari
setiap item pekerjaan di proyek. Cost budget disusun berdasar pada BQ (bill of quality)
pada cost estimate yang akan disesuaikan kembali. Penyusunan anggaran baru tersebut
karena ada kemungkinan terjadinya perubahan harga satuan. Anggaran yang telah
dibuat tersebut isinya lebih mendetail dan mengoreksi setiap kekurangan dan kesalahan
pada estimasi biaya awal. Cost budget yang telah disusun disebut dengan RAP (Rencana
Anggaran Pelaksanaan). Proses penyusunan RAP adalah sebagai berikut:
a. Penyusunan RAB oleh estimator berdasarkan BQ yang diberikan oleh pihak owner.
Biaya tiap aktivitas pekerjaan akan diuraikan oleh estimator untuk mendapatkan
besarnya nilai estimasi.
b. Berdasarkan RAB yang telah disusun tersebut, project manager melakukan
penyusunan terhadap RAP yang merupakan hasil dari pengecekan kembali terhadap
harga satuan yang digunakan dan biaya tiap item pekerjaan yang belum tercantum.
c. RAP yang telah tersusun merupakan uraian dari biaya-biaya berdasarkan komponen
biaya langsung.
RAP yang telah disususun tersebut berisi volume maksimum, harga satuan dan besar
biaya total untuk masing-masing komponen biay(a) RAP tersebut digunakan sebagai
acuan dalam menentukan biaya maksimum yang boleh dikeluarkan selama masa
pelaksanaan proyek.
3. Monitoring
Proses monitoring terhadap biaya proyek yang dilakukan oleh PT. Citra Samudra Perkasa
adalah pemantauan terhadap penggunaan material, tenaga kerja dan peralatan. Proses
monitoring dilakukan oleh divisi pengawasan. Pengeluaran terhadap biaya proyek tidak
seluruhnya diatur dan dilakukan oleh pihak kantor. Pihak kantor hanya menangani biaya
pengeluaran terhadap bahan material utama, biaya subkontraktor, biaya mandor dan
biaya overhead kantor. Sedangkan untuk upah harian pekerja, biaya material kecil dan
overhead lapangan ditangani oleh pihak lapangan. Pengeluaran yang terjadi dicatat dan
diperiksa kesesuaiannya dengan besar biaya yang telah dianggarkan. Selain memonitor
pengeluaran, progess pekerjaan yang telah terselesaikan juga dimonitor. Pada tahap
monitoring hal-hal yang perlu untuk dimonitor antara lain adalah memonitor
pengeluaran aktual dari tiap item pekerjaan dan inspeksi dari pihak kantor ke lapangan
untuk memantau secara langsung progress dari proyek yang sedang berjalan.
4. Analyzing
Proses analisa yand dilakukan adalah dengan membandingkan cost budget dengan biaya
aktual yang telah dikeluarkam untuk tiap-tiap item pekerjaan. Dengan membandingkan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
13
antara cost budget dengan actual cost maka status biaya dari item pekerjaan dapat
diketahui. Proses analisa dilakukan terhadap varian biaya yang terjadi untuk masingmasing komponen biaya. Analisa tersebut dilakukan dengan cara melakukan
perbandingan antara RAP yang disusun dengan biaya aktual yang terjadi dilapangan.
5. Reporting
Pihak lapangan (project manager) menyusun laporan yang akan diserahkan ke pihak
kantor (kepala kantor). Laporan yang telah tersusun akan diperiksa langsung oleh pihak
kantor dengan membandingkan pada laporan yang telah dibuat oleh divisi keuangan.
6. Corrective Acting
Tindakan perbaikan terhadap penyimpangan biaya dan keterlambatan proyek dilakukan
oleh project manager atas persetujuan kepala kantor. Project manager akan melakukan
review terhadap budget dan merevisi budget apabila ditemui penyimpangan yang cukup
signifikan.
7. Evaluating
Laporan total biaya proyek harus telah selesai disusun dalam jangka waktu kurang lebih
satu bulan setelah proyek selesai. Namun biasanya laporan secara keseluruhan selesai
dalam kurun waktu 1-2 bulan. Pada laporan dari akhir proyek akan dijabarkan informasi
mengenai kendala-kendala yang dihadapi pada saat pelaksanaan proyek tersebut baik itu
berupa perubahan harga satuan maupun kendala-kendala lain. Berdasarkan laporan
tersebut perusahaan dapat melakukan analisis dan evaluasi yang akan digunakan dalam
pelaksanaan proyek yang akan datang.
Analisis dan Pembahasan
Sistem Pembelian
Sistem akuntansi pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan barang
yang akan diperlukan untuk memperlancar kegiatan operasioanl perusahaan. Pembelian
adalah proses penemuan sumber dan pemesanan bahan, jasa, peralatan dan perlengkapan.
Kegiatan tersebut disebut pengadaan barang, yang tujuan utamanya untuk memperoleh
bahan dengan biaya serendah mungkin yang konsisten dengan kualitas dan jasa yang
memenuhi syarat perusahaan. Fungsi dari pembelian adalah untuk memastikan bahwa ada
keseimbangan antara persediaan bahan dengan tingkat inventaris sehingga perusahaan
dapat mempertahankan posisi labanya sepanjang menyangkut biaya bahan.
Fungsi Terkait Sistem Pembelian
Fungsi yang terkait dengan sistem pembelian pada PT Citra Samudra Perkasa meliputi:
(1) Fungsi Pembelian. Fungsi ini dipegang oleh logistik kantor yang bertanggung jawab
untuk memperoleh informasi mengenai harga alat dan material yang dibutuhkan dan juga
menentukan suplier yang dipilih dalam pengadaan barang dan menentukan order
pembelian kepada suplier yang dipilih serta mempunyai tanggung jawab atas tagihan dari
semua suplier yang masuk; (2) Fungsi Penerimaan, bertanggung jawab untuk melakukan
pemeriksaan terhadap alat, material dan kuantitas dari barang yang diterima dari suplier.
Fungsi ini juga dirangkap oleh bagian logistik lapangan. Kemudian barang yang sudah
diterima dimasukkan ke dalam direksi keet; (3) Fungsi Gudang. Dalam suatu proyek,
terutama pada proyek lapangan fungsi gudang dirangkap oleh bagian logistik lapangan. Hal
ini disebabkan suatu proyek/tender memiliki jangka waktu tertentu. Pada umumnya
perusahaan mendirikan direksi keet yang fungsinya sebagai kantor dan gudang sementara
dalam suatu pengerjaan proyek. Selain melakukan pembelian, logistik lapangan juga
mempunyai tugas untuk membuat dan mengerjakan semua urusan administrasi terkait
dengan pembelian material. Misalkan menyiapkan formulir permintaan pembelian
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
14
(pengadaan barang) atas permintaan pelaksana lapangan proyek sesuai proyek yang sedang
dikerjakan; (4) Fungsi Akuntansi, pada sistem akuntansi pembelian fungsi akuntansi
bertanggung jawab untuk mencatat semua transaksi pembelian ke dalam register bukti kas
keluar dan untuk melakukan arsip dokumen sebagai bukti kas keluar.
Dokumen Pembelian yang Diperlukan
Dokumen yang diperlukan PT Citra Samudra Perkasa dalam pengerjaan suatu proyek
terkait pengeluaran biayanya antara lain:
1. Formulir Permintaan Pengadaan Barang, Formulir ini diisi oleh bagian gudang/logistik
lapangan yang digunakan untuk meminta pada bagian pembelian material atau alat
dengan jenis, jumlah dan mutu sesuai yang diperlukan. Formulir tersebut mempunyai
tiga rangkap. Rangkap 1 warna putih untuk bagian finance, rangkap 2 warna merah
untuk logistik kantor, rangkap 3 biru untuk logistik lapangan. Agar pembelian bisa
dilakukan, formulir tersebut harus mendapatkan authorise dari logistik lapangan, pihak
pelaksana, site manajer dan project manajer. Dokumen ini diberi nomor dan kode yang
berbeda-beda pada setiap project secara manual. Penomoran dan pengkodean ditulis
secara urut mulai dari awal pengeluaran biaya pada saat awal proyek sampai selesainya
proyek.
2. Formulir Order Pembelian, diisi bagian logistik kantor yang digunakan untuk melakukan
order material dan alat pada suplier. Formulir order pembelian hanya di authorise oleh
kepala logistik saja dengan form rangkap tiga. Rangkap 1 warna putih untuk suplier,
rangkap 2 warna merah untuk arsip logistik kantor, rangkap 3 warna kuning untuk arsip
finance.Pencatatan order pembelian (PO) dibuat urut dari awal hingga selesainya proyek.
Contoh: PO.20/P.018/X/2013.
3. Bukti Penerimaan Barang (BPB), dipakai saat ada barang/bahan datang ke proyek. Yang
membuat formulir BPB ini adalah logistik lapangan berdasarkan jumlah barang yang
diterima dan tercantum dalam surat jalan yang dibawa oleh suplier. Formulir ini di
authorise oleh logistik lapangan, pelaksana, site manajer dan project manajer. Formulir ini
terdiri dari 3 rangkap. Rangkap 1 untuk arsip finance, rangkap 2 untuk logistik kantor,
rangkap 3 untuk arsip logistik lapangan. Dalam pencatatannya, nomer dan kode BPB
ditulis secara urut dari awal bulan sampai akhir bulan dan nomor urut akan diulangi jika
ganti bulan sampai selesainya proyek.
4. Bukti Kas Keluar (BKK), berfungsi sebagai dokumen dalam pembayaran kepada suplier.
Formulir dibuat oleh kasir untuk dasar pencatatan transaksi pembelian. Formulir ini
terdiri dari 3 rangkap yaitu rangkap 1 warna putih, rangkap 2 warna merah, rangkap 3
warna biru.
5. Kartu Hutang/Piutang, berfungsi sebagai dokumen untuk mengetahui jumlah
hutang/piutang perusahaan pada suplier maupun pihak lain, pencatatan dilakukan
secara manual
Semua ketentuan dan persyaratan kerjasama dituangkan dalam bentuk SPK/SKKB
(Surat Perintah Kerja/Surat Kesepakatan Kerjasama) yang akan ditandatangani oleh kepala
logistik, pihak subkontraktor dan diketahui oleh kepala kantor. Pembayaran pekerjaan
subkontraktor adalah pembayaran atas hasil prestasi (progress) kerja subkontraktor di
proyek dengan harga satuan yang telah ditentukan berdasarkan perjanjian antara
perusahaan kontraktor dengan pihak subkontraktor yang tertuang dalam surat perintah
kerja (SPK). Berikut contoh cara pembayaran yang tertulis dalam SPK:
1) Down payment sebesar 25% dari nilai kontrak
2) Termin-2 sebesar 70% dari nilai kontrak
3) Termin-3 sebesar 5% merupakan retensi.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
15
Sistem Penggajian dan Pengupahan
PT. Citra Samudra Perkasa memiliki standar sendiri dalam menentukan besarnya
jumlah gaji yang diberikan kepada karyawannya. Penggajian untuk para karyawannya
didasarkan pada upah minimum kota (UMK) sebagai standar gaji pokok dan ditambah
dengan tunjangan. Ketentuan besar kecilnya tunjangan didasarkan pada masa kerja
karyawan dan juga level jabatan.
Fungsi yang terkait dalam Sistem Penggajian dan Pengupahan
Didalam sistem penggajian yang berlaku disetiap perusahaan melibatkan beberapa
fungsi dalam beberapa divisi perusahaan antara lain: (1)Bagian Personalia/Umum. Bagian
administrasi personalia ini berfungsi menyelenggarakan administrasi kepegawaian dan
merekap jumlah pegawai dan daftar hadir sebagai acuan pembuatan daftar gaji; (2) Bagian
Pembukuan/Pembuat Daftar Gaji. Mereka bertugas membuat daftar gaji dan melakukan
rekapitulasi daftar gaji berdasarkan daftar hadir (kartu absensi) dan rekapitulasi cuti yang
diperoleh dari bagian personalia; (3) Bagian Keuangan/Kasir. Bertugas menyiapkan cek dan
voucher pengeluaran kas (BKK) berdasarkan rekapitulasi daftar gaji.
Dokumen dalam Sistem Penggajian dan Pengupahan
Dokumen yang diperlukan dalam sistem penggajian dan pengupahan pada PT Citra
Samudra Perkasa adalah sebagai berikut:
1. Kartu Absensi. Kartu ini berfungsi sebagai absensi karyawan dalam bekerja. Kartu ini
digunakan untuk menghitung jumlah hari kerja karyawan dan berdasarkan hari tersebut
dapat diketahui jumlah uang makan dan transportasi bagi setiap karyawan. Kartu ini
digunakan saat datang pukul 08.00 dan saat pulang kantor pukul 17.00
2. Kartu Daftar Gaji. Berfungsi sebagai slip gaji karyawan. Kartu ini tidak diberikan kepada
karyawan melainkan hanya ditunjukkan pada saat gaji sudah ditransfer, kartu ini
ditunjukkan untuk ditandatangani oleh pegawai yang bersangkutan. Kartu daftar gaji
akan diberikan jika ada karyawan yang membutuhkan slip gajinya.
Evaluasi Struktur Pengendalian Intern
Pengendalian intern yang baik sangat diperlukan dalam menjalankan aktivitas
perusahaan. Agar pengendalian intern dapat dikatakan baik, maka unsur-unsur
pengendalian intern harus terkoordinasi dan mampu menjaga kekayaan perusahaan,
memeriksa keandalan dan ketelitian data akuntansi, serta efektivitas dan efisiensi operasi
perusahaan dan juga dapat menghindari kemungkinan terjadinya kesalahan,
penyelewengan dan penyimpangan.
Evaluasi terhadap pengendalian intern dilakukan dengan membandingkan antara sistem
pengendalian intern perusahaan dengan sistem pengendalian intern dalam praktik yang
seharusnya. Hasil dari analisa yang disimpulkan dalam wawancara terhadap personil dari
masing-masing divisi, terdapat beberapa permasalahan antara lain:
1. Didalam bagan struktur organisasi perusahaan, pemisahan tugas dan wewenang pada
setiap divisi sudah tersusun dengan baik, tetapi dalam prakteknya seiring terjadinya
perkembangan usaha perusahaan pada beberapa divisi terdapat perangkapan tugas dan
wewenang dalam struktur organisasi perusahaan, seperti pada bagian finance dan kasir
dikerjakan oleh satu orang.
2. Kurangnya kontrol dari manajemen yang mengakibatkan tidak terlaksananya tugas dari
beberapa divisi akibat dari perangkapan tugas yang diberikan perusahaan. Misalkan
tidak adanya pembaruan pencatatan persediaan barang di gudang oleh bagian logistik
sehingga informasi mengenai bahan/alat tidak akurat.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
16
3. Adanya ketidakteraturan dalam pelaksanaan prosedur pembelian. Misalnya untuk
formulir permintaan pengadaan barang (PPB) dan bukti penerimaan barang (BPB) yang
sering terjadi penumpukan nomor (nomor yang sudah dipakai digunakan lagi) serta
tidak adanya tembusan surat order pembelian (PO) pada pihak lapangan.
Setelah peneliti mengetahui permasalahan yang terjadi dalam perusahaan, bisa
dikatakan bahwa dalam pelaksanaan dan pengendalian sistem biaya masih terdapat
kelemahan dalam penerapannya, sehingga pengendalian intern yang dilakukan oleh
perusahaan masih belum memenuhi kriteria sistem pengendalian biaya yang memadai.
Berikut pemecahan masalah yang diusulkan oleh penulis untuk membantu mengatasi
masalah sistem informasi akuntansi biaya proyek pada intern perusahaan:
1. Struktur Organisasi yang Memisahkan Tanggung Jawab Fungsional secara Tegas
Struktur organisasi bertujuan untuk memisahkan dan menjelaskan secara tegas
mengenai tugas dan tanggung jawab tiap-tiap bagian yang ada dalam perusahaan. Sistem
pengendalian intern dikatakan baik jika didukung oleh struktur organisasi yang baik,
dituangkan secara tertulis dan dilaksanakan sesuai dengan tanggung jawab.
Sejauh penelitian yang dilakukan, sistem pengendalian pada PT Citra Samudra
Perkasa seharusnya membutuhkan pemisahan fungsi dan pembagian tugas yang jelas dalam
organisasi intern yang terkait dengan sistem informais akuntansi biaya. Sehingga dengan
adanya pemisahan tugas dan fungsi yang jelas disetiap divisi akan mempermudah
pertanggung jawaban masing-masing individu dan dapat dijadikan sebagai alat pengawasan
antara bagian satu dengan yang lainnya sehingga hal-hal yang dapat merugikan perusahaan
dapat lebih diminimalkan dan dapt dihindari.
Sistem pengendalian intern struktur organisasi perusahaan menggambarkan upayaupaya pengendalian yang dilakukan perusahaan untuk menjaga dan melindungi
perusahaan. Struktur organisasi tersebut mengharuskan setiap karyawan mempunyai tugas
dan tanggung jawab kepada kepala masing-masing divisi. Berikut usulan penulis terkait
struktur organisasi yang berkaitan dengan sistem informasi akuntansi biaya PT. Citra
Samudra Perkasa yaitu pemisahan pada fungsi gudang dan pembelian.
Dalam praktik di lapangan bagian pembelian lapangan juga merangkap fungsi
gudang, jika ada material datang dari suplier petugas pembelian juga yang akan menerima
sehingga tidak akan melakukan pencatatan stock sesuai dengan prosedur yang berlaku dan
juga menempatkan material itu diluar gudang tanpa ada pengawasan yang akan rawan
hilang/rusak. Dan jika tugas ini dirangkap oleh satu orang maka akan mempermudahkan
permainan curang dan penyelewengan di lapangan. Meskipun dalam perusahaan
konstruksi yang usahanya menggunakan bahan material sekali pakai/langsung habis, ini
seharusnya menjadi pertimbangan manajemen perusahaan agar tidak merugikan dari segi
biaya dan juga kualitas material. Tujuan adanya fungsi gudang ini akan memberi dampak
yang sangat bagus dari segi kualitas material, biaya dan juga dapat memantau pemakaian
secara benar dan tepat guna.
2. Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan Akuntansi
Didalam suatu perusahaan, setiap transaksi yang terjadi harus berdasarkan bukti
dari authorise pejabat yang berwenang atas persetujuan terjadinya transaksi tersebut.
Prosedur pencatatan yang baik akan menjamin data yang direkam dalam dalam formulir
dicatat adalam catatan akuntansi dengan tingkat ketelitian dan keandalan yang tinggi. Setiap
transaksi yang terjadi wajib di authorise yang berwenang dan dicatat melalui prosedur
pencatatan tertentu sehingga kekayaan aset perusahaan akan terjamin keamanannya dan
data akuntansi yang disajikan terjamin kebenaran dan keandalannya.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
17
a. Aspek wewenang dan prosedur pencatatan atas sistem pembelian
Dokumen pembelian dimulai dari permintaan pembelian atau pengadaan barang,
pengeluaran uang, pembelian material, dan penerimaan barang mewajibkan setiap
kejadian/transaksi tersebut mengajukan kepada bagian berwenang dan meminta
authorise dari kepala bagian. Ini bertujuan melakukan pencatatan dan pemeriksaan
atas kebenaran pengajuan pembelian tersebut. Dan ini juga sebagai bukti untuk
pertanggung jawaban penerima uang kepada menajemen.
b. Aspek wewenang dan prosedur pencatatan dalam sistem penggajian dan pengupahan
Transaksi pencatatan penggajian dan pengupahan dilakukan oleh bagian accounting
atas persetujuan manager keuangan dan kepala kantor. Ini hanya akan diproses jika
terdapat bukti pencatatan yang lengkap dan benar sesuai dengan prosedur yang
berlaku di perusahaan.
3. Praktik Yang Sesuai Prosedur
Perangkapan fungsi yang terjadi antara bagian satu dengan bagian lain tidak dapat
dibenarkan adanya karena hal ini yang akan menimbulkan peluang terjadinya
penyelewengan dan kecurangan yang akan berakibat pada biaya. Setiap transaksi harus
dilakukan lebih dari satu karyawan dan berdasarkan bukti dokumen-dokumen pendukung.
Dengan adanya pengendalian intern yang baik dan didukung dengan dokumen
pendukung transaksi maka akan selalu tercipta internal check dari antar dan masing-masing
bagian sehingga akan mengurangi kecurangan dan penyelewengan.
Berikut usulan peneliti :
a. Penggunaan formulir dengan nomor/kode tercetak
Permintaan pengadaan barang dan bukti penerimaan barang pada PT. Citra Samudra
Perkasa masih menggunakan cara manual dengan tulisan tangan. Hal ini rentan
menimbulkan kesalahan penulisan dan penyalahgunaan oleh pihak yang
bersangkutan. Untuk menciptakan praktik yang sehat di perusahaan, seharusnya
formulir yang digunakan menggunakan nomor urut tercetak yang penggunaanya
harus dipertanggung jawabkan pada bagian accounting sehingga dapat dipertanggung
jawabkan keberadaannya.
b. Order material seharusnya diperiksa dan diterima bagian gudang dengan
melampirkan tembusan purchasing order dari bagian pembelian. Dengan begitu
kesalahan penerimaan pengiriman material dari suplier yang berimbas pada molornya
waktu pengerjaan di lapangan akan menimbulkan pembengkakan biaya/upah buruh
dapat diminimalkan.
c. Penggunaan kartu stock barang di gudang
Ini untuk mempermudah pengawasan terhadap barang dan material maupun alat
yang keluar masuk gudang yang digunakan dalam proyek. Bagian gudang melakukan
pencatatan dan setiap akhir bulan menyerahkan stock opname kepada coordinator
lapangan. Sehingga ada mengurangi kesalahan pembelian dan menekan pengeluaran.
SIMPULAN DAN KETERBATASAN
Simpulan
Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut : (1) Terkait
pengendalian terhadap biaya proyek, PT Citra Samudra Perkasa mempunyai cara untuk
menekan kesalahan yang terjadi yaitu dengan mengklasifikasikan setiap transaksi,
pemberian kode pada setiap biaya, dan juga menyertakan langkah prosedural dalam
pengendalian biaya yang meliputi estimating, budgeting, monitoring, analyzing, reporting,
corrective acting dan evaluazing; (2) Pengendalian Intern yang terjadi dalam struktur organisasi
yang ada pada PT. Citra Samudra Perkasa secara teknis masih terdapat kelonggaran untuk
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
18
melakukan kecurangan. Ini terjadi karena masih adanya perangkapan jabatan, tugas dan
wewenang sehingga pengendalian terhadap biaya suatu proyek belum berjalan dengan
maksimal; (3) Pada PT Citra Samudra Perkasa sistem informasi akuntansi yang berjalan
masih ada kekurangan dan tidak bisa dipertanggung jawabkan oleh yang bersangkutan
yaitu masih adanya beberapa dokumen yang bernomor urut doble sehingga informasi yang
diperoleh perusahaan tentang dokumen project ataupun juga persediaan alat dan juga
barang yang ada di gudang kurang akurat.
Keterbatasan
Keterbatasan utama yang terdapat dalam penelitian ini adalah bahwa peneliti tidak
dapat ikut terjun langsung di lapangan untuk mengikuti semua kegiatan mulai awal
kegiatan proyek sampai akhir kegiatan. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya mengikuti
semua kegiatan dari awal sampai akhir sehingga dapat lebih mengetahui lebih detail seluruh
kejadian baik di dalam kantor maupun di lapangan tempat pengerjaan proyek.
DAFTAR PUSTAKA
Bodnar, H. George, dan William S. Hopwood. 2010. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi keenam.
Jakarta. Salemba Empat.
Chariri, A. Dan Imam Hozali. 2003. Teori Akuntansi. Edisi revisi. Semarang. Badan Penerbit
Undip.
Hall, A, J. 2007. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi tiga. Jakarta. Salemba Empat.
Haryono, J. 2003. Dasar-dasar Akuntansi. Jilid 6. Yogyakarta. STIE YKPN.
Husein, F. M. 2004. Sistem Informasi Akuntansi. Cetakan pertama. Yogyakarta. Akademi
Manajemen Perusahaan YKPN.
Ibnu, S. 2000. Metodelogi Penelitian. Edisi ketiga. Yogyakarta. Akademi Manajemen
Perusahaan YKPN.
. 2003. Dasar-dasar Akuntasi. Edisi Keenam. Yogyakarta. STIE YKPN
Krismiaji. 2005. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi kedua. Yogyakarta. Akademi Manajemen
Perusahaan YKPN
Moleong J. L. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi revisi. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Edisi ketiga. Jakarta. Salemba Empat.
Narko. 2007. Sistem Akuntansi. Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama
Prianthara, I.B.T. 2010. Sistem Akuntansi Perusahaan Jasa Kontraktor. Edisi Pertama.
Yogyakarta. Graha Ilmu.
Romney, M dan P. J. Steibart. 2004. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Sembilan. Jakarta.
Salemba Empat.
. 2007. Accounting Informatio System. Buku 1. Dewi Fitriasari Penerjemah. New
Jersey : Person Education, Inc.
Sugiri. 2004. Akuntansi Biaya. Edisi ketiga. Yogyakarta.
Sularso, S. 2003. Metode Penelitian Akuntansi ; Sebuah Pendekatan Replikasi. Yogyakarta. BPFE.
Soemarso. R, S. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta : Salemba Empat.
Sunarto. 2002. Akuntansi Biaya. Yogyakarta. Pena Persada.
Widjajanto, N. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta. Erlangga.
Winarno, W. 2006. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta. UPP STIM YKPN
●●●
Download