KORELASI GENETIK By Setyo Utomo Kuliah 8 dasar pemuliaan ternak PENGERTIAN MERUPAKAN KORELASI ANTARA DUA VARIABEL ATAU PARAMETER FENOTIPE SUATU SIFAT MERUPAKAN EKSPRESI DARI GENETIK DAN LINGUNGAN TERDAPAT 3 PENGERTIAN TENTANG KORELASI, YAITU KORELASI FENOTIPIK (rp), KORELASI GENOTIPIK (rg), DAN KORELASI LINGKUNGAN (re). PEMBAHASAN TERPENTING ADALAH KORELASI GENOTIPIK, OLEH KARENA FAKTOR YANG DIWARISKAN TETUA KPD KETURUNANNYA ADALAH FAKTOR GENETIK. KORELASI GENETIK BERKAITAN DENGAN HUBUNGAN ANTARA SUATU SIFAT DENGAN SIFAT YANG LAIN SECARA GENETIK. KORELASI GENETIK SANGAT PENTING KARENA JIKA DUA SIFAT BERKORELASI SECARA GENETIK, MAKA SELEKSI UNTUK SUATU SIFAT AKAN MENYEBABKAN PERUBAHAN PADA SIFAT LAIN. KORELASI GENETIK MEMPUNYAI NILAI ANTARA -1 S/D +1. APLIKASI KORELASI GENETIK ADALAH PADA PROGRAM SELEKSI SIFAT-SIFAT KUANTITATIF. ESTIMASI NILAI KOEFISIEN KORELASI GENETIK AKAN MENGHASILKAN EMPAT KEMUNGKINAN. YAITU : 1. 2. 3. 4. APABILA KOEFISIEN KORELASI GENETIK ANTARA DUA SIFAT TERMASUK KATEGORI TINGGI DAN BERNILAI POSITIF, MAKA SELEKSI HANYA PERLU PADA PADA SIFAT PERTAMA, TIDAK PERLU MELAKUKAN SELEKSI SIFAT KE – DUA. ARTINYA SELEKSI UNTUK MENINGKATKAN PRESTAI (PRODUKTOVITAS) SIFAT YANG PERTAMA AKAN DIIKUTI OLEH PENINGKATAN PRESTASI PADA SIFAT KE-DUA. BILA KOEFISIEN KORELASI ANATARA DUA SIFAT TERMASUK TINGGI, TETAPI NEGATIF, BERARTI PADA SIFAT PERTAMA JUSTRU AKAN MENURUNKAN PRESTASI SIFAT KE-DUA. BILA KOEFISIEN KORELASI ANTARA DUA SIFAT TERMASUK RENDAH DAN BERNILAI POSITIF, BERARTI BAHWA HUBUNGAN ANTARA DUA SIFAT LEMAH, SELEKSI TERHADAP SIFAT PERTAMA HANYA MEMPENGARUHI SEDIKIT PENINGKATAN PENAMPILAN PADA SIFAT KE-DUA. BILA KOEFISIEN KORELASI ANTARA DUA SIFAT TERMASUK RENDAJH DAN NEGATIF, BERARTI BAHWA HUBUNGAN ANTARA DUA SIFAT TSB LEMAH, SEHINGGA SELEKSI TERHADAP SIFAT KE-DUA DAPAT DILAKUKAN SECARA TERPISAH. PENYEBAB TERJADINYA KORELASI GENETIK 1. GEN PLEIOTROPIK (PLEIOTROPIC GEN) 2. GEN BERANGKAI (LINKED GEN) DALAM SATU LENGAN KROMOSOME TERDAPAT BANYAK GEN-GEN YANG JUMLAHNYA TIDAK DIKETAHUI DIANTARA SEJUMLAH GEN TERSEBUT, MEMPUNYAI 3 EKSPRESI YAITU : 1. SATU GEN MENGEKSPRESIKAN SATU SIFAT 2. SATU GEN MENGEKSPRESIKAN BANYAK SIFAT 3. BEBERAPA GEN MENGEKSPRESIKAN BANYAK SIFAT GEN TUNGGAL YANG MENGEKSPRESIKAN BANYAK SIFAT DISEBUT SEBAGAI GEN PLEIOTROPIK (PLEIOTROPIC GENE) PLEIOTROPIC GENE DAN LINKED GENE DIWARISKAN DARI TETUA KEPADA KETURUNANNYA, SEHINGGA MENYEBABKAN TERJADINYA KORELASI GENETIK RANGKAIAN GEN-GEN YANG KEDUDUKANNYA BERDEKATAN SATU SAMA LAIN YANG MENGEKSPRESIKAN SIFATSIFAT BERBEDA, SEHINGGA KARENA KEDEKATANNYA SEOLAHOLAH MENJADI SATU KESATUAN DISEBUT GEN BERANGKAI (LINKED GENE) KORELASI GENETIK HASIL PENELITIAN BESARNYA NILAI DUGAAN KOEFISIEN KORELASI GENETIK TERGANTUNG PADA : 1. METODA YANG DIGUNAKAN UNTUK ANALISIS 2. JUMLAH DATA YANG DIANALISIS 3. ASAL DATA MESKIPUN JUMLAH DATA DAN ASAL DATA SAMA, TETAPI BILA METODA ANALISISNYA BERBEDA, MAKA HASIL AKHIR PENDUGAAN DAPAT SAJA BERBEDA. CONTOH : BESARNYA NILAI KORELASI GENETIK SIFAT BOBOT LAHIR DENGAN BOBOT UMUR SATU TAHUN PADA SAPI POTONG. TERNYATA GEN YANG SAMA MEMPENGARUHI DUA SIFAT DENGAN CARA YANG SAMA, KEDUA SIFAT TERSEBUT MERUPAKAN SIFAT-SIFAT PERTUMBUHAN. BANYAK GEN YANG MENGEKSPRESIKAN LAJU PERTUMBUHAN SEBELUM KELAHIRAN AKAN MENGEKSPRESIKAN JUGA LAJU PERTUMBUHAN SETELAH KELAHIRAN. SEHINGGA SECARA LOGIKA, BOBOT LAHIR DENGAN BOBOT SATU TAHUN AKAN MEMILIKI KOEFISIEN KORELASI YANG POSITIF DAN SANGAT TINGGI TABEL KORELASI GENETIK (rg) ANTARA DUA SIFAT SIFAT I SAPI PERAH PRODUKSI SUSU (PS) PROD.LEMAK SUSU (PLS) PROD. PROTEIN SUSU (PPS) PERSEN LEMAK (PL) rg DENGAN SIFAT II PLS PPS PL 0,45-0,65 0,80-0,90 -0,50 0,60-0,76 0,55 -0,15 SIFAT I SAPI POTONG BOBOT LAHIR (BL) BOBOT SAPIH (BS) PERTAMBAHAN LEPAS SAPIH (PBS) BOBOT SATU TH (BT) LAMA BUNTING (LB) UMUR PUBERTAS (UP) rg DENGAN SIFAT II BS PBS BT LB UP DOMBA BOBOT BADAN WAKTU LAHIR (BL) PERTAMBAHAN LEPAS SAPIH (PBS) KELEMBUTAN BULU (KB) OANJANG BULU (PB) PBS KB PB 0,55 0,05 -0,15 0,15 -0,20 0,35 METODA PENDUGAAN KOEFISIEN KORELASI GENETIK METODA : MENGGUNAKAN ANALISIS RAGAM DAN PERAGAM LANGKAH-LANGKAH YANG HARUS DILAKUKAN DALAM PERHITUNGAN PENDUGAAN KOEFISIEN KORELASI GENETIK ADALAH : 1. PERHITUNGAN RAGAM SIFAT DENGAN ANALISIS RAGAM (ANOVA I) 2. PERHITUNGAN RAGAM SIFAT II DENGAN ANOVA II 3. PERHITUNGAN PERAGAM UNTUK SIFAT I DAN II DENGAN ANALISIS PERAGAM (ANALYSIS OF COVARIANCE ATAU ANCOVA) PENDUGAAN NILAI PEMULIAAN (EBV) PENGERTIAN DEFINISI : EBV ADALAH NILAI SEEKOR TERNAK SEBAGAI TETUA (THE VALUE OF AN INDIVIDUAL AS PARENT) YANG DIPEROLEH DARI PERKAWINAN ACAK. NILAI PEMULIAAN MEMBERIKAN GAMBARAN TENTANG DUGAAN KEMAMPUAN MEWARISKAN SIFAT FENOTIP MERUPAKAN KOMBINASI EKSPRESI GENETIK DAN LINGKUNGAN, SERTA ADANYA INTERAKSI ANTARA GENETIK DAN LINGKUNGAN. BAGI PEMULIA TERNAK (ANIMAL BREEDER) TUGAS UTAMANYA ADALAH MENENTUKAN SEBERAPA BESAR KEUNGGULAN GENETIK (DIPANDANG SEBAGAI SUPERIORITAS ATAU INFERIORITAS) UNTUK SUATU SIFAT YANG DISEBABKAN OLEH EFEK GENETIK ADDITIF. HAL ITU SANGAT PENTING KARENA KEUNGGULAN GENETIK DIWARISKAN TETUA KEPADA ANAK-ANAKNYA MELALUI GEN YANG DIMILIKINYA. KEUNGGULAN GENETIK DAPAT DIDUGA PADA SEEKOR TERNAK SECARA RELATIF TERHADAP TERNAK-TERNAK LAINNYA PADA KONDISI, LINGKUNGAN DAN WAKTU YANG SAMA DUGAAN NP (EBV = ESTIMATED BREEDING VALUE) MERUPAKAN SALAH SATU ISTILAH YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGGAMBARKAN KEUNGGULAN. ISTILAH LAIN ; EPD = ESTIMATED PROGENY DIFFERENCE) YANG BESARNYA ½ EBV. EPD MENJADI NILAI DUGAAN PENAMPILAN KETURUNAN YANG DIBANDINGKAN DENGAN PENAMPILAN KETURUNAN DARI INDIVIDU LAINNYA PADA BANGSA YANG SAMA. INDIVIDU PEMBANDING DISEBUT CONTEMPORARY GROUP. APA BEDA NILAI GENETIK DENGAN NILAI PEMULIAAN ????????? NILAI GENETIK (GENETIC VALUE) ADALAH SUATU FUNGSI DARI GENGEN YANG DIMILIKI OLEH TERNAK UNTUK MENGEKSPRESIKAN SIFAT TERTENTU DAN MERUPAKAN RATARATA NILAI RELATIF TERHADAP KELOMPOK DASAR. SECARA UMUM NILAI GENETIK LEBIH DIKAITKAN DENGAN NILAI GENOTIPIK DAN FREKUENSI GEN SERTA FREKUENSI GENOTIPIKNYA. PENDUGAAN NILAI PEMULIAAN EBV DIDUGA DARI HASIL KALI ANTARA PEMBOBOTAN DENGAN SELISIH RATA-RATA PENAMPILAN DIRINYA TERHADAP PENAMPILAN PEMBANDINGNYA. BESARNYA PEMBOBOT TERGANTUNG PADA SUMBER INFORMASI YANG DIGUNAKAN UNTUK MENDUGA NILAI PEMULIAAN. P = G + E + I ge Ige DIASUMSIKAN NOL, ASUMSI BERDASARKAN BAHWA SELEKSI TERHADAP TERNAK-TERNAK HARUS DILAKSANAKAN PADA LINGKUNGAN YANG SAMA, SEHINGGA : P =G+ E DALAM POPULASI, DIDALAMNYA TERDAPAT SEJUMLAH INDIVIDU DALAM POPULASI TERSEBUT. DENGAN DEMIKIAN PENGGAMBARAN FENOTIP BUKAN BERASAL DARI TERNAK SECARA INDIVIDU, TETAPI SEJUMLAH INDIVIDU (POPULASI). PENAMPILAN SIFAT PADA INDIVIDU SATU DENGAN LAINNYA DALAM POPULASI TIDAKLAH SAMA, BERARTI TERDAPAT KERAGAMAN (σ) ATAS SIFAT-SIFAT TSB, SEHINGGA : σ² p = σ² G + σ² E σ² G ; σ² G A, σ² G dan σ² G I 1. Dalam suatu usaha peternakan, tujuan utamanya pasti mendapatkan keuntungan, sifat yang diperhatikan sifat yang mempunyai nilai ekonomis, dalam hal ini adalah sifat kuantitatif. Sifat ini dipengaruhi oleh aksi gen additif. Sehingga hanya gen additif saja yang mempunyai kontribusi terhadap perbedaan nilai pemuliaan. 2. Bagian ragam fenotip (σ² p) yang dikontrol oleh keragaman gen additif (σ² G A) merupakan besaran yang sangat penting dalam pemuliaan ternak. Besaramn tersebut dikenal dengan nama heritabilitas. PENDUGAAN NILAI PEMULIAAN BERDASARKAN MODEL PENGUKURAN 1. PENGUKURAN TUNGGAL DIRINYA SENDIRI PENGUKURAN TUNGGAL DILAKUKAN UNTUK MEMPEROLEH DATA DARI SIFAT KUANTITATIF TERTENTU, MISAL PRODUKSI SUSU DARI SATU MASA LAKTASI, BOBOT BADAN PEDET PADA WAKTU LAHIR, BOBOT BADAN PEDET PADA WAKTU SAPIH, DSB. - EBV = h² (Pi – Pp) Pi = produksi dari catatan tunggal pada ternak yang sedang dihitung EBV-nya Pp = rata-rata produksi dari ternak-ternak pembanding (ternak ternak lain yang berproduksi pada tempat dan waktu yang sama). KORELASI ANTARA NILAI PEMULIAAN DENGAN UKURAN FENOTIPIK DISIMBOLKAN rap DISEBUT KECERMATAN PENDUGAAN NP. KARENA NP DIGUNAKAN UNTUK KEPERLUAN SELEKSI MAKA KECERMATAN PENDUGAAN NP SERING DISEBUT KECERMATAN SELEKSI KECERMATAN SELEKSI KECERMATAN SELEKSI PENGUKURAN TUNGGAL = √h² Contoh soal : Seekor sapi perat (Tina) baru beranak pertama kali mempunyai produksi susu satu masa laktasi 230 liter diatas rata-rata pembandingnya. Heritabilitas produksi susu = 0,25. NP induk tersebut dan tingkat kecermatan pendugaan-pendugaan NP: KERJAKAN DAN KIRIM JAWABANNYA KE EMAIL PAK. SETYO