Penyakit Menular Seksual (PMS)

advertisement
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT. Tuhan seluruh alam atas rahmat dan hidayah-Nya penulis akhirnya,
dapat menyelesaikan sebuah makalah. Makalah ini telah disesuaikan dengan perkembanagan
kurikiulum terbaru khususnya pada mata pelajaran kesehatan reproduksi.
Makalah ini berisikan tentang penyakit-penyakit yang diakibatkan karena hubungan seksual,
gejala, etiologi , beserta pengobatannya.
Setelah membaca dan mempelajari makalah ini, penulis berharap pembaca dan peggunaannya
mendapatkan pengetahuan yang lebih baik. Sebagaimana yang tertera dalam tujuan belajar
setiap saat, karena makalah ini juga dapat diaplikasikan untuk mengembangkan kompetensi
pembaca.mengingat proses penulisan makalah ini, kami rasakan masih jauh dari
kesempurnaan, maka penulis selalu membuka diri untuk menerima berbagai masukan dan
kritik sehingga makalah ini kelak menjadi lebih sempurna dan bermanfaat.
Makassar, September 2011
Penyusun
Penyakit Menular Seksual (PMS)
Oleh :





Ross Diana
Rismawaty
Asmi Agnes Ramdani
Anggi Syartika Rani
Andi Ramliati
Darussalam School
Perintis Kemerdekaan Street km.9 Mks
Penyakit Menular Seksual
Penyakit menular seksual adalah salah satu penyakit menular yang paling umum, kadangkadang disebut sebagai infeksi menular seksual, karena kondisi ini melibatkan transmisi
organisme menular antara mitra seks.
Penyakit menular seksual, atau PMS adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari satu orang
ke orang yang lain melalui kontak seksual. Menurut the Centers for Disease Control (CDC)
terdapat lebih dari 15 juta kasus PMS dilaporkan per tahun. Kelompok remaja dan dewasa
muda (15-24 tahun) adalah kelompok umur yang memiliki risiko paling tinggi untuk tertular
PMS, 3 juta kasus baru tiap tahun adalah dari kelompok ini.
Penyakit menular seksual dapat menyebar melalui setiap jenis aktivitas seksual yang
melibatkan organ seks, anus, atau mulut, infeksi juga dapat menyebar melalui kontak dengan
darah selama aktivitas seksual. Namun, orang yang berbagi jarum yang tidak steril secara nyata
meningkatkan kesempatan untuk terjangkit penyakit ini.
Hampir seluruh PMS dapat diobati. Namun, bahkan PMS yang mudah diobati seperti gonore
telah menjadi resisten terhadap berbagai antibiotik generasi lama. PMS lain, seperti herpes,
AIDS, dan kutil kelamin, seluruhnya adalah PMS yang disebabkan oleh virus, tidak dapat
disembuhkan. Beberapa dari infeksi tersebut sangat tidak mengenakkan, sementara yang
lainnya bahkan dapat mematikan. Sifilis, AIDS, kutil kelamin, herpes, hepatitis, dan bahkan
gonore seluruhnya sudah pernah dikenal sebagai penyebab kematian. Beberapa PMS dapat
berlanjut pada berbagai kondisi seperti Penyakit Radang Panggul (PRP), kanker serviks dan
berbagai komplikasi kehamilan. Sehingga, pendidikan mengenai penyakit ini dan upaya-upaya
pencegahan penting untuk dilakukan.
Penting untuk diperhatikan bahwa kontak seksual tidak hanya hubungan seksual melalui alat
kelamin. Kontak seksual juga meliputi ciuman, kontak oral-genital, dan pemakaian “mainan
seksual”, seperti vibrator. Sebetulnya, tidak ada kontak seksual yang dapat benar-benar
disebut sebagai “seks aman” . Satu-satunya yang betul-betul “seks aman” adalah abstinensia.
Hubungan seks dalam konteks hubungan monogamy di mana kedua individu bebas dari IMS
juga dianggap “aman”. Kebanyakan orang menganggap berciuman sebagai aktifitas yang aman.
Sayangnya, sifilis, herpes dan penyakit-penyakit lain dapat menular lewat aktifitas yang
nampaknya tidak berbahaya ini. Semua bentuk lain kontak seksual juga berisiko. Kondom
umumnya dianggap merupakan perlindungan terhadap IMS. Kondom sangat berguna dalam
mencegah beberapa penyakit seperti HIV dan gonore. Namun kondom kurang efektif dalam
mencegah herpes, trikomoniasis dan klamidia. Kondom memberi proteksi kecil terhadap
penularan HPV, yang merupakan penyebab kutil kelamin.
Penyebab Penyakit ini :




Disebabkan oleh bakteri
Disebabkan oleh virus, contoh HIV / AIDS
Infeksi jamur
Disebabkan oleh parasit
Beberapa Penyakit Menular Seksual :
Pengobatan Penyakit Menular Seksual, pencegahan lebih baik daripada pengobatan maka cara
efektif adalah periksalah sebelum terlambat. Hubungi dokter untuk konsultasi ataupun cek z
Beberapa penyakit menular seksual:








Klamidia – klamidia adalah PMS yang sangat berbahaya dan biasanya tidak
menunjukkan gejala; 75% dari perempuan dan 25% dari pria yang terinfeksi tidak
menunjukkan gejala sama sekali.
Gonore – gonore adalah salah satu PMS yang sering dialporkan. 40% penderita
akan mengalami Penyakit Radang Panggul (PRP) jika tidak diobati, dan hal tersebut
dapat menyebabkan kemandulan.
Hepatitis B – vaksin pencegahan penyakit ini sudah ada, tapi sekali terkena
penyakit ini tidak dapat disembuhkan; dapat menyebabkan kanker hati.
Herpes Genital – terasa nyeri dan dapat hilang timbul; dapat diobati untuk
mengurangi gejala tetapi tidak dapat disembuhkan.
HIV/AIDS – dikenal pertama kali pada tahun 1984, AIDS adalah penyebab
kematian ke enam pada laki-laki dan perempuan muda. Virus ini fatal dan
menimbulkan rasa sakit yang cukup lama sebelum kemudian meninggal.
Human Papilloma Virus (HPV) & Kutil kelamin – PMS yang paling sering,
33% dari perempuan memiliki virus ini, yang dapat menyebabkan kanker serviks
dan penis dan nyeri pada kelamin.
Sifilis – jika tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan otak dan hati yang serius.
Trikomoniasis – dapat menyebabkan keputihan yang berbusa atau tidak ada
gejala sama sekali. Pada perempuan hamil dapat menyebabkan kelahiran
premature.
Klamidia
Pengertian :
klamidia adalah PMS yang sangat berbahaya dan biasanya tidak menunjukkan gejala; 75% dari
perempuan dan 25% dari pria yang terinfeksi tidak
menunjukkan gejala sama sekali.
Klamidia adalah infeksi PMS (penyakit menular seksual)
yang sangat umum. Infeksi ini dapat diobati dengan
mudah tapi jika tidak ditangani dapat menyebabkan
masalah kesehatan dan kesuburan. Klamidia
disebabkan oleh bakteri yang berkembang biak di
selaput lendir dari alat kelamin. Hal ini dapat
menyebabkan peradangan saluran kencing, dubur dan
leher rahim. Ketika infeksi terjadi pada anus, Anda
biasanya tidak merasakan gejala meskipun mungkin
merasa tidak nyaman. Kadang-kadang ada lendir,
iritasi, gatal dan nyeri. Infeksi Klamidia di tenggorokan
juga mungkin tidak memberikan gejala apapun. Jika
mata Anda terinfeksi, bakteri dapat menyebabkan
iritasi dan keluarnya cairan dari salah satu atau kedua mata Anda (konjunktivitis).
Etiologi :
Klamidia disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Bakteri ini dapat ditularkan dari satu
orang ke orang lain selama hubungan seks. Klamidia juga dapat ditularkan dari ibu yang
terinfeksi kepada bayinya selama kelahiran vagina. Bayi yang tertulari akan mengalami
peradangan
paru
(pneumonia)
atau
mata
(konjunktivitis).
Cara Penularan :
Hubungan seks vaginal dan anal.
Gejala :
Sampai 75% kasus pada perempuan dan 25% kasus pada laki-laki tidak menunjukkan gejala.
Gejala yang ada meliputi keputihan yang abnormal, dan rasa nyeri saat kencing baik pada lakilaki maupun perempuan. Perempuan juga dapat mengalami rasa nyeri pada perut bagian
bawah atau nyeri saat hubungan seksual, pada laki-laki mungkin akan mengalami
pembengkakan atau nyeri pada testis.
Diagnosis:
Selain meminta sampel urin, dokter dapat menggunakan swab (batang dengan kapas bulat kecil
seperti pembersih telinga) untuk mengambil sampel jaringan dari vagina (untuk perempuan)
atau ujung penis (untuk pria). Bila Anda merasa malu, dokter mungkin dapat memercayakan
penggunaan swab oleh Anda sendiri. Sampel urin dan jaringan dari swab tersebut akan dikirim
ke
laboratorium
untuk
pengujian.
Pengobatan :
Klamidia dapat diobati dengan antibiotik yang harus diminum dalam beberapa hari. Sangat
penting untuk mengambil dosis penuh antibiotik, bahkan meskipun gejala klamidia sudah
hilang. Menghentikan pemberian antibiotik sebelum waktunya akan membuat bakteri resisten.
Selama pengobatan, Anda harus berpantang seks atau menggunakan pelindung (kondom)
sampai
Anda
maupun
pasangan
Anda
menyelesaikan
pengobatan.
Jika Anda memiliki klamidia ketika Anda sedang hamil atau menyusui, Anda perlu memberitahu
dokter agar Anda diresepkan antibiotik yang aman untuk bayi Anda.
Konsekuensi yang mungkin terjadi pada orang yang terinfeksi :
Pada perempuan, jika tidak diobati, sampai 30% akan mengalami Penyakit Radang Panggul
(PRP) yang pada gilirannya dapat menyebabkan kehamilan ektopik, kemandulan dan nyeri
panggul kronis. Pada laki-laki, jika tidak diobati, klamidia akan menyebabkan epididymitis, yaitu
sebuah peradangan pada testis (tempat di mana sperma disimpan), yang mungkin dapat
menyebabkan kemandulan. Individu yang terinfeksi akan berisiko lebih tinggi untuk terinfeksi
HIV jika terpapar virus tersebut.
Gejala pada wanita :
Kebanyakan klamidia tidak menimbulkan gejala atau gejalanya hanya samar-samar. Kondisi
tanpa gejala in dapat berlangsung lama (bisa bertahun-tahun). Sementara itu, Anda tanpa
menyadari dapat menularkan penyakit itu. Gejala, yang mungkin mengindikasikan klamidia
adalah:
* Debit cairan lebih dari biasanya
* Nyeri saat buang air kecil
* Perdarahan abnormal di antara dua periode menstruasi atau setelah berhubungan seks
* Nyeri saat berhubungan seks
* Nyeri perut.
Kemungkinan konsekuensi bagi perempuan :
Klamidia dapat naik ke saluran tuba sehingga menyebabkan penyakit radang panggul, yang
dapat menyebar ke rongga perut. Penyakit radang panggul dapat menimbulkan demam dan
sakit perut. Dengan pengobatan antibiotik yang cepat dan tepat serta istirahat di tempat tidur,
kebanyakan radang panggul dapat benar-benar sembuh. Jika terlambat atau tidak diobati,
radang panggul dapat menyebabkan luka di saluran tuba. Hal ini dapat menyumbat tuba falopi
dan menyebabkan kemandulan atau kehamilan ektopik.
Gejala pada laki-laki :
Pria yang terinfeksi klamidia seringkali mengeluarkan cairan seperti susu dari uretra. Jumlahnya
tidak selalu banyak, biasanya setelah bangun pagi. Gejala lain adalah buang air kecil yang
menyakitkan. Sekitar 1/4 pria yang terinfeksi tidak memiliki gejala infeksi klamidia. Sementara
itu, dia dapat menularkan infeksi ke pasangannya tanpa disadari.
Kemungkinan konsekuensi bagi pria :
Infeksi klamidi pada pria juga dapat naik, meskipun kurang umum daripada pada wanita.
Bakteri dapat mencapai vas deferens ke prostat dan epididimis. Hal ini dapat mengakibatkan
epididimitis yang menyebabkan rasa sakit parah di skrotum, kadang-kadang menjalar ke
pangkal paha. Anda merasakan pembengkakan di skrotum. Kadang-kadang, buah zakar (testis)
juga ikut membengkak dan nyeri. Peradangan ini bisa disertai dengan demam dan dapat
memengaruhi kesuburan.
Klamidia pada pria juga dapat menyebabkan peradangan sendi, yang dikenal sebagai artritis
reaktif atau sindrom Reiter. Komplikasi ini jarang terjadi pada wanita.
Konsekuensi yang mungkin terjadi pada janin dan bayi baru lahir :
lahir premature, pneumonia pada bayi dan infeksi mata pada bayi baru lahir yang dapat terjadi
karena penularan penyakit ini saat proses persalinan.
Pencegahan :
Tidak melakukan hubungan seksual secara vaginal maupun anal dengan orang yang terinfeksi
adalah satu-satunya cara pencegahan yang 100% efektif. Kondom dapat mengurangi tetapi
tidak dapat menghilangkan sama sekali risiko tertular penyakit ini.
Gonorhea (Kencing Nanah)
Pengertian :
Gonore Kencing nanah atau gonore (bahasa Inggris: gonorrhea atau gonorrhoea) adalah
penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi
lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan bagian putih mata (konjungtiva)
dan ditularkan terutama melalui hubungan seksual.Bakteri ini selain menimbulkan radang pada
organ reproduksi (vagina, saluran Fallopii,epididimis,
kelenjar prostat),
juga dapat
menimbulkan radang pada saluran kemih, mata, persendian, dan selaput otak.Ka;au tidak
segera diobati,poenyakit ini dapat menimbulkan
kemandulan. Gonore bisa menyebar melalui aliran
darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan
persendian. Pada wanita, gonore bisa menjalar ke
saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam
pinggul sehingga timbul nyeri pinggul dan gangguan
reproduksi. Masa inkubasinya 3-5 hari.
Etiologi :
Bakteri Neisseria gonorrhoeae
Cara penularan :


Melalui hubungan seks vaginal, anal dan oral.
Dari seorang ibu yang terinfeksi kepada bayi yang dilahirkannya.
Symptom :
Walaupun beberapa kasus tidak menunjukkan gejala, jika gejala muncul, sering hanya ringan
dan muncul dalam 2-10 hari setelah terpapar.


discharge dari penis, vagina, atau rektum dan rasa panas atau gatal saat buang air kecil.
Terdapat nanah diujung saluran kencing.



Pada laki-laki, uretra menjadi sempit sehingga sulit buang air kecil. Pada beberapa
kasus, testis menjadi rusak sehingga orang yang bersangkutan menjadi mandul.
Pada wanita, terdapat nanah dari vagina yang mungkin dapat menyebar ke rahim dan
indung telur. Akibatnya, wanita yang bersangkutan menjadi mandul.
Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubungan seks melalui anus (anal sex)
dapat menderita gonore pada rektumnya. Penderita akan merasakan tidak nyaman di
sekitar anusnya dan dari rektumnya keluar cairan. Daerah di sekitar anus tampak merah
dan kasar, serta tinjanya terbungkus oleh lendir dan nanah.
Diagnosis :
Diagnosis penyakit gonore didasarkan pada hasil pemeriksaan mikroskopik terhadap nanah
untuk menemukan bakteri penyebab gonore. Jika pada pemeriksaan mikroskopik tidak
ditemukan bakteri, maka dilakukan pembiakan di laboratorium.
Pengobatan :
Infeksi dapat disembuhkan dengan antibiotic. Yaitu biasanya dengan suntikan tunggal
seftriakson intramuskuler (melalui otot) atau dengan pemberian antibiotik per-oral (melalui
mulut) selama satu minggu (biasanya diberikan doksisiklin). Jika gonore telah menyebar melalui
aliran darah, biasanya penderita dirawat di rumah sakit dan mendapatkan antibiotik intravena
(melalui pembuluh darah atau infus).



Gonore biasanya diobati dengan suntikan tunggal seftriakson intramuskuler (melalui
otot) atau dengan pemberian antibiotik per-oral (melalui mulut) selama 1 minggu
(biasanya diberikan doksisiklin).
Cefixime (Suprax) Dosing Interactions Contraindications Precautions Dewasa 400 mg PO
once for uncomplicated genitourinary or rectal infection Anak <45 kg: 8 mg/kg PO once;
not to exceed 400 mg >45 kg: Administer as in adults Coadministration of
aminoglycosides increase nephrotoxicity; probenecid may increase effects of cefixime
Jika gonore telah menyebar melalui aliran darah, biasanya penderita dirawat di rumah
sakit dan mendapatkan antibiotik intravena (melalui pembuluh darah, infuse).
KOMPLIKASI :


Bartolinitis, yaitu membengkaknya kelenjar Bartholin sehingga penderita sukar jalan
karena nyeri.
Komplikasi dapat ke atas menyebabkan kemandulan, bila ke rongga perut menyebabkan
radang di perut dan usus.










Selain itu baik pada wanita atau pria dapat terjadi infeksi sistemik (seluruh tubuh) ke
sendi, jantung, selaput otak dan lain-lain.
Pada ibu hamil, bila tidak diobati, saat melahirkan mata bayi dapat terinfeksi, bila tidak
cepat ditangani dapat menyebabkan kebutaan
Infeksi kadang menyebar melalui aliran darah ke 1 atau beberapa sendi, dimana sendi
menjadi bengkak dan sangat nyeri, sehingga
pergerakannya menjadi terbatas.
Infeksi melalui aliran darah juga bisa
menyebabkan timbulnya bintik-bintik merah
berisi nanah di kulit, demam, rasa tidak enak
badan atau nyeri di beberapa sendi yang
berpindah dari satu sendi ke sendi lainnya
(sindroma artritis-dermatitis).
Bisa terjadi infeksi jantung (endokarditis). Infeksi
pembungkus hati (perihepatitis) bisa
menyebabkan nyeri yang menyerupai kelainan
kandung empedu.
Komplikasi yang terjadi bisa diatasi dan jarang
berakibat fatal, tetapi masa penyembuhan
Bartolinitis.
untuk artritis atau endokarditis berlangsung
lambat.
Infeksi pada kelenjar bartolin atau bartolinitis juga dapat menimbulkan pembengkakan
pada alat kelamin luar wanita. Biasanya, pembengkakan disertai dengan rasa nyeri
hebat bahkan sampai tak bisa berjalan. Juga dapat disertai demam, seiring
pembengkakan pada kelamin yang memerah.
Bartolinitis disebabkan oleh infeksi kuman pada kelenjar bartolin yang terletak di bagian
dalam vagina agak keluar. Kuman yang menyebabkan infeksi pada bartolin ini bisa
bermacam-macam, termasul gonore. Kuman lain adalah chlamydia, dan sebagainya.
Infeksi ini kemudian menyumbat mulut kelenjar tempat diproduksinya cairan pelumas
vagina. Akibat penyumbatan ini, lama kelamaan cairan memenuhi kantong kelenjar
sehingga disebut sebagai kista (kantong berisi cairan). “Kuman dalam vagina bisa
menginfeksi salah satu kelenjar bartolin hingga tersumbat dan membengkak. Jika tak
ada infeksi, tak akan menimbulkan keluhan.”
Untuk mengatasinya, pemberian antibiotik untuk mengurangi radang dan
pembengkakan. Jika terus berlanjut, diperlukan tindakan operatif untuk mengangkat
kelenjar yang membengkak. Tak perlu khawatir vagina akan kering setelah
pengangkatan, karena pada dasarnya yang diangkat hanya salah satu penghasil
pelumas.
Konsekuensi yang mungkin timbul pada orang yang terinfeksi:
Pada perempuan jika tidak diobati, penyakit ini merupakan penyebab utama Penyakit Radang
Panggul, yang kemudian dapat menyebabkan kehamilan ektopik, kemandulan dan nyeri
panggul kronis. Dapat menyebabkan kemandulan pada pria. Gonore yang tidak diobati dapat
menginfeksi sendi, katup jantung dan/atau otak.
Konsekuensi yang mungkin timbul pada janin dan bayi baru lahir:
Gonore dapat menyebabkan kebutaan dan penyakit sistemik seperti meningitis dan arthritis
sepsis pada bayi yang terinfkesi pada proses persalinan. Untuk mencegah kebutaan, semua
bayi yang lahir di rumah sakit biasanya diberi tetesan mata untuk pengobatan gonore.
Pencegahan:
Tidak melakukan hubungan seksual baik vaginal, anal dan oral dengan orang yang terinfeksi
adalah satu-satunya cara yang 100% efektif untuk pencegahan. Kondom dapat mengurangi
tetapi tidak dapat menghilangkan sama sekali risiko penularan penyakit ini.
Hepatitis B (HBV)
Penertian :
Hepatitis adalah radang hati yang umumnya disebabkan oleh virus. Penyakit ini dapat dicegah
dengan vaksin hepatitis, menjaga kebersihan lingkungan, menghindari kontak langsung dengan
penderita hepatitis, dan tidak menggunakan jarum suntik untuk pemakaian lebih dari satu kali.
Beberapa hepatitis, antara lain hepatitis A dan B. penderita hepatitis mengalami perubahan
warna kulit dan putih mata menjadi warna kuning. Urin penderitapun berwarna kuning, bahkan
kecoklatan seperti teh.
Etiologi :
Virus DNA
Cara Penularan :
Hubungan seks vaginal, oral dan khususnya anal; memakai jarum suntik bergantian; perlukaan
kulit karena alat-alat medis dan kedokteran gigi; melalui transfusi darah.
Gejala :
Sekitar sepertiga penderita HBV tidak menunjukkan gejala. Gejala yang muncul meliputi
demam, sakit kepala, nyeri otot, lemah, kehilangan nafsu makan, muntah dan diare. Gejalagejala yang ditimbulkan karena gangguan di hati meliputi air kencing berwarna gelap, nyeri
perut, kulit menguning dan mata pucat.
Pengobatan :
Belum ada pengobatan. Kebanyakan infeksi bersih dengan sendirinya dalam 4-8 minggu.
Beberapa orang menjadi terinfeksi secara kronis.
Konsekuensi yang mungkin timbul pada orang yang terinfeksi :
Untuk orang-orang yang terinfeksi secara kronis, penyakit ini dapat berkembang menjadi
cirrhosis, kanker hati dan kerusakan sistem kekebalan.
Konsekuensi yang mungkin timbul pada janin dan bayi baru lahir :
Perempuan hamil dapat menularkan penyakit ini pada janin yang dikandungnya. 90% bayi
yang terinfeksi pada saat lahir menjadi karier kronik dan berisiko untuk tejadinya penyakit hati
dan kanker hati. Mereka juga dapat menularkan virus tersebut. Bayi dari seorang ibu yang
terinfeksi dapat diberi immunoglobulin dan divaksinasi pada saat lahir, ini berpotensi untuk
menghilangkan risiko infeksi kronis.
Pencegahan:
Tidak melakukan hubungan seks dengan orang yang terinfeksi khususnya seks anal, di mana
cairan tubuh, darah, air mani dan secret vagina paling mungkin dipertukarkan adalah satusatunya cara pencegahan yang 100% efektif mencegah penularan virus hepatitis B melalui
hubungan seks.
Kondom dapat menurunkan risiko tetapi tidak dapat sama sekali
menghilangkan risiko untuk tertular penyakit ini melalui hubungan seks. Hindari pemakaian
narkoba suntik dan memakai jarum suntik bergantian. Bicarakan dengan petugas kesehatan
kewaspadaan yang harus diambil untuk mencegah penularan Hepatitis B, khususnya ketika
akan menerima tranfusi produk darah atau darah. Vaksin sudah tersedia dan disarankan untuk
orang-orang yang berisiko terkena infeksi Hepatitis B. Sebagai tambahan, vaksinasi Hepatitis B
sudah dilakukan secara rutin pada imunisasi anak-anak sebagaimana direkomendasikan oleh
the American Academy of Pediatrics.
Herpes Genital (HSV-2)
Pengertian :
Herpes genital merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Herpes simpleks serotipe 2 dan
ditularkan melalui hubungan seksual. Virus ini selain menyerang organ-organ reproduksi lakilaki dan perempuan, juga menyerang kulit. Sekarang sudah diketahui bahwa ada hubungan
anara virus herpes dan kanker mulut rahim. Orang yang menderita penyakit ini merasakan
nyeri dan dapat hilang timbul; dapat diobati untuk mengurangi gejala tetapi tidak dapat
disembuhkan.
Etiologi :
Virus : Herpes simpleks serotype 2 virus
Cara Penularan :
Herpes menyebar melalui kontak seksual antar kulit dengan bagian-bagian tubuh yang
terinfeksi saat melakukan hubungan seks vaginal, anal atau oral. Virus sejenis dengan strain
lain yaitu Herpes Simplex Tipe 1 (HSV-1) umumnya menular lewat kontak non-seksual dan
umumnya menyebabkan luka di bibir. Namun, HSV-1 dapat juga menular lewat hubungan seks
oral dan dapat menyebabkan infeksi alat kelamin.
Gejala-gejala :
Gejala-gejala biasanya sangat ringan dan mungkin meliputi rasa gatal atau terbakar; rasa nyeri
di kaki, pantat atau daerah kelamin; atau keputihan. Bintil-bintil berair atau luka terbuka yang
terasa nyeri juga mungkin terjadi, biasanya di daerah kelamin, pantat, anus dan paha, walaupun
dapat juga terjadi di bagian tubuh yang lain. Luka-luka tersebut akan sembuh dalam beberapa
minggu tetapi dapat muncul kembali.
Pengobatan :
Belum ada pengobatan untuk penyakit ini. Obat anti virus biasanya efektif dalam mengurangi
frekuensi dan durasi (lamanya) timbul gejala karena infeksi HSV-2.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi :
Orang yang terinfeksi dan memiliki luka akan meningkat risikonya untuk terinfeksi HIV jika
terpapar sebab luka tersebut menjadi jalan masuk virus HIV.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi :
Perempuan yang mengalami episode pertama dari herpes genital pada saat hamil akan
memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya kelahiran prematur. Kejadian akut pada masa
persalinan merupakan indikasi untuk dilakukannya persalinan dengan operasi cesar sebab
infeksi yang mengenai bayi yang baru lahir akan dapat menyebabkan kematian atau kerusakan
otak yang serius.
Pencegahan :
Tidak melakukan hubungan seks secara vaginal, anal dan oral dengan orang yang terinfeksi
adalah satu-satunya cara pencegahan yang 100% efektif mencegah penularan virus herpes
genital melalui hubungan seks. Kondom dapat mengurangi risiko tetapi tidak dapat samasekali
menghilangkan risiko tertular penyakit ini melalui hubungan seks. Walaupun memakai kondom
saat melakukan hubungan seks, masih ada kemungkinan untuk tertular penyakit ini yaitu
melalui adanya luka di daerah kelamin.
HIV/AIDS
Penertian :
AIDS dikenal pertama kali pada tahun 1984, AIDS adalah penyebab kematian ke enam pada lakilaki dan perempuan muda. Virus ini fatal dan menimbulkan rasa sakit yang cukup lama
sebelum kemudian meninggal. AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immune Defeciency
Sindrome (sindrom hilangnya kekebalan karena bentikan). Penyakit ini disebabkan oleh virus
HIV (Human Immunodeficiency Virus). Sampai sekarang, penyakit mematikan ini belum ada
obatnya. Orang yang terinfeksi virus HIV tidak langsung menderita AIDS. Penyakit ini baru akan
terlihat setelah enam bulan sampai lima tahun,bergantung pada ketahanan tubuh seseorang.
Etiologi :
Virus HIV (Human immunodeficiency Virus).
Cara Penularan :
Hubungan seks vaginal, oral dan khususnya anal; darah
atau produk darah yang terinfeksi; memakai jarum
suntik bergantian pada pengguna narkoba; dan dari ibu
yang terinfeksi kepada janin dalam kandungannya, saat
persalinan, atau saat menyusui.
Gejala-gejala :
Beberapa orang tidak mengalami gejala saat terinfeksi pertama kali. Sementara yang lainnya
mengalami gejala-gejala seperti flu, termasuk demam, kehilangan nafsu makan, berat badan
turun, lemah dan pembengkakan saluran getah bening. Gejala-gejala tersebut biasanya
menghilang dalam seminggu sampai sebulan, dan virus tetap ada dalam kondisi tidak aktif
(dormant) selama beberapa tahun. Namun, virus tersebut secara terus menerus melemahkan
sistem kekebalan, menyebabkan orang yang terinfeksi semakin tidak dapat bertahan terhadap
infeksi-infeksi oportunistik.
Pengobatan :
Belum ada pengobatan untuk infeksi ini. Obat-obat anti retroviral digunakan untuk
memperpanjang hidup dan kesehatan orang yang terinfeksi. Obat-obat lain digunakan untuk
melawan infeksi oportunistik yang juga diderita.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi :
Hampir semua orang yang terinfeksi HIV akhirnya akan menjadi AIDS dan meninggal karena
komplikasi-komplikasi yang berhubungan dengan AIDS.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi :
20-30% dari bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi HIV akan terinfeksi HIV juga dan gejalagejala dari AIDS akan muncul dalam satu tahun pertama kelahiran. 20% dari bayi-bayi yang
terinfeksi tersebut akan meninggal pada saat berusia 18 bulan. Obat antiretroviral yang
diberikan pada saat hamil dapat menurunkan risiko janin untuk terinfeksi HIV dalam proporsi
yang cukup besar.
Pencegahan :
Tidak melakukan hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi, khususnya hubungan seks
anal, di mana cairan tubuh, darah, air mani atau secret vagina paling mungkin dipertukarkan,
adalah satu-satunya cara yang 100% efektif untuk mencegah penularan HIV melalui hubungan
seks. Kondom dapat menurunkan risiko penularan tetapi tidak menghilangkan sama sekali
kemungkinan penularan. Hindari pemakaian narkoba suntik dan saling berbagi jarum suntik.
Diskusikan dengan petugas kesehatan tindakan kewaspadaan yang harus dilakukan untuk
mencegah penularan HIV, terutama saat harus menerima transfusi darah maupun produk
darah.
Human Papilloma Virus (HPV)
Pengertian :
Penyakit ini akan menunjukkan dirinya melalui munculnya benjolan daging berwarna atau kutil
sekitar daerah. Kutil kelamin diketahui menyebabkan
kanker serviks pada wanita.
Etiologi :
Penyakit ini disebabkan oleh virus Human Papilloma.
Cara Penularan :
Hubungan seksual vaginal, anal atau oral.
Gejala-gejala:
Tonjolan yang tidak sakit, kutil yang menyerupai bunga
kol tumbuh di dalam atau pada kelamin, anus dan tenggorokan.
Pengobatan:
Tidak ada pengobatan untuk penyakit ini. Kutil dapat dihilangkan dengan cara-cara kimia,
pembekuan, terapi laser atau bedah.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi:
HPV adalah virus yang menyebabkan kutil kelamin. Beberapa strains dari virus ini
berhubungan kuat dengan kanker serviks sebagaimana halnya juga dengan kanker vulva,
vagina, penis dan anus. Pada kenyataannya 90% penyebab kanker serviks adalah virus HPV.
Kanker serviks ini menyebabkan kematian 5.000 perempuan Amerika setiap tahunnya.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi:
Pada bayi-bayi yang terinfeksi virus ini pada proses persalinan dapat tumbuh kutil pada
tenggorokannya yang dapat menyumbat jalan nafas sehingga kutil tersebut harus dikeluarkan.
Pencegahan:
Tidak melakukan hubungan seks secara vaginal, anal dan oral dengan orang yang terinfeksi
adalah satu-satunya cara pencegahan yang 100% efektif mencegah penularan. Kondom hampir
tidak berfungsi sama sekali dalam mencegah penularan virus ini melalui hubungan seks.
Sifilis
Pengertian :
penyakit ini disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum dan ditularkan terutama melalui
hubungan seksual. Penyakit ini terdiri dari beberapa stadium. Pada stadium lanjut, sifilis tidak
hanya menyerang organ-organ reproduksi, tetapi juga menyerang organ-organ tubuh yang lain,
misalnya hati, susunan saraf, dan otak.
Tipe:
Bakterial (Treponema pallidum)
Cara Penularan:
Cara penularan yang paling umum adalah hubungan seks vaginal, anal atau oral. Namun,
penyakit ini juga dapat ditularkan melalui hubungan non-seksual jika ulkus atau lapisan mukosa
yang disebabkan oleh sifilis kontak dengan lapisan kulit yang tidak utuh dengan orang yang
tidak terinfeksi.
Gejala-gejala:
Pada fase awal, penyakit ini menimbulkan luka yang tidak terasa sakit atau "chancres" yang
biasanya muncul di daerah kelamin tetapi dapat juga muncul di bagian tubuh yang lain, jika
tidak diobati penyakit akan berkembang ke fase berikutnya yang dapat meliputi adanya gejala
ruam kulit, demam, luka pada tenggorokan, rambut rontok dan pembengkakan kelenjar di
seluruh tubuh.
Pengobatan:
Penyakit ini dapat diobati dengan penisilin; namun, kerusakan pada organ tubuh yang telah
terjadi tidak dapat diperbaiki.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi:
Jika tidak diobati, sifilis dapat menyebabkan kerusakan serius pada hati, otak, mata, sistem
saraf, tulang dan sendi dan dapat menyebabkan kematian. Seorang yang sedang menderita
sifilis aktif risikonya untuk terinfeksi HIV jika terpapar virus tersebut akan meningkat karena
luka (chancres) merupakan pintu masuk bagi virus HIV.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi:
Jika tidak diobati, seorang ibu hamil yang terinfeksi sifilis akan menularkan penyakit tersebut
pada janin yang dikandungnya. Janin meninggal di dalam dan meninggal pada periode
neonatus terjadi pada sekitar 25% dari kasus-kasus ini. 40-70% melahirkan bayi dengan sifilis
aktif. Jika tidak terdeteksi, kerusakan dapat terjadi pada jantung, otak dan mata bayi.
Pencegahan:
Tidak melakukan hubungan seks secara vaginal, anal dan oral dengan orang yang terinfeksi
adalah satu-satunya cara pencegahan yang 100% efektif mencegah penularan sifilis melalui
hubungan seksual. Kondom dapat mengurangi tetapi tidak menghilangkan risiko tertular
penyakit ini melalui hubungan seks. Masih ada kemungkinan tertular sifilis walaupun memakai
kondom yaitu melalui luka yang ada di daerah kelamin. Usaha untuk mencegah kontak nonseksual dengan luka, ruam atau lapisan bermukosa karena adanya sifilis juga perlu dilakukan.
Trikomoniasis
Pengertian:
Penyakit yang dialami perempuan ini, dapat menyebabkan keputihan yang berbusa atau tidak
ada gejala sama sekali. Pada perempuan hamil dapat menyebabkan kelahiran premature.
Etiologi :
Berbagai parasit, antara lain jamur Cndida albicans, protozoa dari jenis Trichomonas
vaginalis,bakteri, dan virus. Candida albicans menyukai lingkungan yang mengandung gula dan
hangat. Jamur ini sering ditemukan pada perempuan hamil dan penderita diabetes mellitus.
Prevalensi:
Trikomoniasis adalah PMS yang dapat diobati yang paling banyak terjadi pada perempuan
muda dan aktif seksual. Diperkirakan, 5 juta kasus baru terjadi pada perempuan dan laki-laki.
Cara Penularan:
Trikomoniasis menular melalui kontak seksual. Trichomonas vaginalis dapat bertahan hidup
pada benda-benda seperti baju-baju yang dicuci, dan dapat menular dengan pinjam meminjam
pakaian tersebut.
Gejala-gejala:
Pada perempuan biasa terjadi keputihan yang banyak, berbusa, dan berwarna kuning-hijau.
Kesulitan atau rasa sakit pada saat buang air kecil dan atau saat berhubungan seksual juga
sering terjadi. Mungkin terdapat juga nyeri vagina dan gatal atau mungkin tidak ada gejala
sama sekali. Pada laki-laki mungkin akan terjadi radang pada saluran kencing, kelenjar, atau
kulup dan/atau luka pada penis, namun pada laki-laki umumnya tidak ada gejala.
Pengobatan:
Penyakit ini dapat disembuhkan. Pasangan seks juga harus diobati.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi:
Radang pada alat kelamin pada perempuan yang terinfeksi trikomoniasis mungkin juga akan
meningkatkan risiko untuk terinfeksi HIV jika terpapar dengan virus tersebut. Adanya
trikomoniasis pada perempuan yang juga terinfeksi HIV akan meningkatkan risiko penularan
HIV pada pasangan seksualnya.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi:
Trikomoniasis pada perempuan hamil dapat menyebabkan ketuban pecah dini dan kelahiran
prematur.
Pencegahan:
Tidak melakukan hubungan seks secara vaginal dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satu
cara pencegahan yang 100% efektif mencegah penularan trikomoniasis melalui hubungan
seksual. Kondon dan berbagai metode penghalang sejenis yang lain dapat mengurangi tetapi
tidak menghilangkan risiko untuk tertular penyakit ini melalui hubungan seks. Hindari untuk
saling pinjam meminjam handuk atau pakaian dengan orang lain untuk mencegah penularan
non-seksual dari penyakit ini.
Download