Oleh : PUSPITAHATI,STP,MP Disampaikan pada PELATIHAN PENGELOLAAN DAS (25 November 2013) KERJASAMA : FORUM DAS SUMSEL 1. Dampak apa saja yang mungkin terjadi akibat pemanfaatan lahan atau ruang dalam daerah tangkapan air? jelaskan! 2. Menurut anda apa konsep dasar yang dapat dilakukan dalam rangka perlindungan air di sebuah sistem daerah tangkapan air (permukaan dan air tanah/mata air)? Jelaskan! 3. Menurut anda langkah-langkah apa yang perlu dilakukan oleh masyarakat sehingga dalam pemanfaatan lahan dan ruang di daerah tangkapan air tidak memberikan dampak negatif terhadap sumberdaya air? Jelaskan! AKTIVITAS PEMBANGUNAN SUMBERDAYA LAHAN DAMPAK PENGGUNAAN LAHAN TATA RUANG PENGATURAN PENGGUNAAN RUANG SANGAT ERAT KAITANNYA DENGAN POTENSI SUMBERDAYA ALAM KEADAAN FAKTOR PEMBATAS AKTIVITAS MANUSIA KEGIATAN PEMBANGUNAN KEPUTUSAN POLITIK PERUBAHAN NILAI TANAH PEMILIKAN LAHAN POLA PENGGUNAAN LAHAN TATA RUANG KONFLIK PENGGUNAAN LAHAN DEGRADASI LAHAN EROSI SEDIMENTASI LONGSOR LAHAN KRITIS CONTOH PEMBEBASAN LAHAN PERUBAHAN HARGA LAHAN PERUBAHAN PEMILIKAN LAHAN PEMBANGUNAN IRIGASI PEMBANGUNAN BENDUNG PENEBANGAN VEGETASI/ TANAMAN PENGURUKAN & PENGGALIAN & PERATAAN EROSI SEDIMENTASI PENGOPERASIAN IRIGASI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERUBAHAN TATA RUANG PENGGALIAN DAN PENIMBUNAN PENGGUNAAN PERALATAN BERAT PEMADATAN TANAH EROSI SEDIMENTASI TUMBUHAN DAN VEGETASI PENCEMARAN AIR KERUSAKAN TANAH TANAH LONGSOR LAJU DEFORESTASI INDONESIA Sumber : Kementerian Kehutanan, 2012 Kemenhut, 2012 PERMASALAHAN2 DAS ? Pendapatan & Partisipasi Penduduk Rendah Degradasi hutan & lahan Pencemaran Keterpaduan Antar Sektor Lemah Konflik Kepentingan/Hulu-hilir Tanah Longsor Banjir Kekeringan Erosi – sedimentasi Dana Pemerintah Terbatas FORUM DAS SUMSEL Karakteristik Biofisik DAS 1. geomorfologi (geologi, tanah, dan topografi): kerentanan terjadinya erosi, banjir, tanah longsor dan kekeringan. 2. Iklim/curah hujan: potensial menimbulkan daya merusak lahan/tanah (erosivitas tinggi) 3. Penutupan Vegetasi: secara alami berfungsi sebagai penutupan lahan. Dinamika Sosial Ekonomi Penggunaan Lahan/Sumber daya alam KEADAAN UMUM WILAYAH BPDAS MUSI Letak : 02°00’ - 05°00’ LS dan 102°22’ - 105°12 BT Luas 8.621.371,62 Ha (12 DAS dan 40 Sub DAS / 4 Provinsi Sumsel, Bengkulu, Jambi dan Lampung) Tipe iklim A (±74,85%) Erosi : Ringan ± 94 % berada pada < 15 ton/ha/tahun Penutupan lahan : hutan 19,75% dan non hutan 80,25% Jenis tanah dominan aluvial hidromorf (± 10,49%) Topografi dominan adalah datar (± 48,84%) Lahan kritis seluas 1.231.354,303 Ha (kritis dan sangat kritis ) LUAS LAHAN KRITIS KATEGORI KRITIS DAN SANGAT KRITIS DI WILAYAH KERJA BPDAS MUSI TAHUN 2011 No Provinsi 1. Bengkulu 2. Bengkulu Total Jambi 3. Jambi Total Lampung Kab. Kepahyang Kab. Rejang Lebong Kab. Batanghari Kab. Muaro Jambi Kab. Sarolangun Kab. Tanjung Jabung Timur Kab. Lampung Barat Kab. Way Kanan Dalam Kawasan (Ha) 2.236,978 8.266,740 10.503,718 207,907 270,231 174,714 290,048 942,900 1.594,372 1.594,372 31.918,763 3.707,592 8.143,553 33.170,336 57.504,116 23.654,631 3.066,231 115.761,765 8.226,105 8.627,803 6.747,584 4.174,848 122,754 466,843 Sumsel Total 305.292,924 Grand Total 318.333,914 Sumber : Data Spasial Lahan Kritis Wilayah Kerja BPDAs Musi, Tahun 2011 4. Lampung Total Sumsel Kabupaten Kab. Banyuasin Kab. Empat Lawang Kab. Lahat Kab. Muara Enim Kab. Musi Banyuasin Kab. Musi Rawas Kab. Ogan Ilir Kab. Ogan Komering Ilir Kab. OKU Kab. OKU Selatan Kab. OKU Timur Kota Pagar Alam Kota Palembang Kota Prabumulih Kota. Lubuk Linggau Luar Kawasan (Ha) 24.858,671 35.697,773 60.556,444 2.115,627 2.763,058 222,477 5.101,162 2.187,329 2.187,329 191.980,796 12.412,897 18.654,831 72.409,286 64.861,572 23.859,671 88.647,682 168.635,744 55.826,288 15.287,272 116.324,726 2.083,343 9.581,850 4.104,291 505,205 845.175,454 913.020,389 Grand Total (Ha) 27.095,649 43.964,513 71.060,162 2.323,534 3.033,289 174,714 512,525 6.044,062 3.781,701 3.781,701 223.899,559 16.120,489 26.798,384 105.579,622 122.365,688 47.514,302 91.713,913 284.397,509 64.052,393 23.915,075 123.072,310 6.258,191 9.581,850 4.227,045 972,048 1.150.468,378 1.231.354,303 DEGRADASI LAHAN – PENEBANGAN HUTAN DEGRADASI LAHAN – BEKAS TAMBANG KEBAKARAN HUTAN DEGRADASI LAHAN – KEKERINGAN BANJIR KOTA Pengertian Degradasi Lahan ?? Faktor Penyebab Terjadinya Degradasi Lahan ?? 1. Faktor Alami ( Iklim/Curah Hujan, Lereng, Sifat Internal Tanah) 2. Faktor Manusia (Perambahan hutan; Penebangan Hutan; Peladang Berpindah, Penambangan; Pencemaran industri dan Agrokimia, sll) Dampak Akibat Terjadinya Degradasi Lahan ?? 1. Terjadinya kerusakan tanah (Erosi, Runoff) 2. Terjadinya penurunan kualitas air (sedimentasi) 3. Terjadinya banjir GLOBAL WARNING “CLIMATE CHANGE” Gas-gas rumah kaca (Green House Gases) adalah beberapa jenis gas yang terperangkap di atmosfer dan berfungsi seperti atap rumah kaca yang mampu meneruskan radiasi gelombang panjang matahari, namun menahan radiasi inframerah yang diemisikan oleh permukaan bumi. Gas-gas yang dimaksud antara lain adalah Karbon diokasida (CO2), Metan (CH4), Nitrous Oksida (N2O), Hydrofluorokarbon (HFCs), Perfluorokarbon (PFCs) dan Sulfur heksaflorida (SF6) Deforestasi dan degradasi hutan, erat kaitannya dg isu perubahan iklim. Alih fungsi hutan berpengaruh pada bertambahnya emisi GRK di atmosfer (74% di tingkat nasional, 18% di tingkat dunia) Erosi: proses hilangnya tanah oleh kekuatan angin atau air Erosi terjadi bila runoff mampu menghanyutkan tanah, yaitu bila laju CH > laju infiltrasi Erosi: •fenomena kerusakan tanah terjelek di dunia Bisa menghilangkan air, hara, dan tanah itu sendiri Mencemari / mematikan sungai, waduk , danau •Menurunkan produktifitas lahan, meningkatkan lahan kritis •Terjadi pada semua iklim: •Kering: erosi angin •Basah: erosi air Tipe erosi Air hujan melonggarkan ikatan aggregat → menghancurkan aggregat → dispersi → membawa/memindahkan partikel tanah Keilangan tanah akibat erosi dipercepat menurut USLE (Univ. Soil Loss Eqn): › A = RKLSCP A = prediksi kehilangan tanah dalam metrik ton/ha/th R = CH intensitas lebih penting dari jumlah, terutama intensitas tertinggi selama 30 menit I Ek↑, R= rainfall erosion index K = sifat tanahnya, nilainya: 0-0,6. K <0.2 normal untuk tanah pasir & tanah pasir K = 0.2-0.3 KI sedang, stabilitas aggr sedang K > 0.3 KI rendah, mudah terserosi 2 karakteristik tanah yang paling mempengaruhi erosi: Stabilitas aggregat Kapasitas infiltrasi, dipeng oleh: Tekstur - BO Jenis dan jlh liat mengembang - kedalaman tanah Penggunaan dan peruntukan lahan sudah menyimpang dari Rencana Tata Ruang Wilayah atau Rencana Tata Ruang Daerah Penggunaan lahan di DAS banyak yang tidak sesuai kemampuan lahan. Perlakuan yang diberikan pada lahan di DAS tidak memenuhi syarat yang diperlukan lahan atau tidak memenuhi kaidah konservasi tanah dan air atau teknik konservasi tanah dan air tidak memadai. Tidak adanya Undang-undang Konservasi Tanah dan Air yang mengharuskan seluruh masyarakat menerapkan teknik konservasi tanah dan air secara memadai di setiap penggunaan lahan. Kurang memadainya kesungguhan pemerintah mencegah degradasi lahan. Terlalu tinggi curah hujan untuk banjir dan terlalu rendah hujan untuk kekeringan ???? Tidak dipersalahkan Review tata ruang nasional, wilayah, dan daerah agar didasarkan pada kemampuan lahan; Pencegahan penyimpangan tata ruang yang sudah berdasarkan kemampuan lahan; penyimpangan harus ditindak tegas; Semua sumber daya lahan harus di klasifikasikan berdasarkan kemampuannya; Penggunaan lahan harus didasarkan pada kemampuan lahan yang sudah dibuat; Teknologi konservasi tanah dan air yang memadai diterapkan di setiap tipe penggunaan lahan; Undang-undang konservasi tanah dan air dipercepat pembuatannya; Kementerian terkait menjadikan program pencegahan degradasi lahan dalam prioritas utama; Pemerintah perlu memasukan materi pencegahan degradasi lahan/penerapan teknologi konservasi tanah dan air dalam kurikulum pendidikan di sekolah. Pengolahan tanah konservasi Penanaman dan pengelolaan tanah menurut kontur, strip cropping Pembuatan guludan, rorak, sengkedan, Teras gulud, teras bangku, Pemakaian mulsa sisa tanaman, penggunaan pupuk hijau, pupuk kandang, pupuk buatan, Penanaman tanaman penutup tanah, tanaman pagar, penanaman pohon; Pengembangan agroforestry dan embung untuk daerah yang sering kekeringan Jenis – Jenis Teknologi Konservasi Tanah dan Air (lanjt) Pembangunan check dam, situ-situ, embung, kolam retensi Penataan perumahan dan pembangunan sumur resapan Penataan penggunaan lahan Penataan pertambangan Penataan daerah rekreasi TEKNIK PEMETAAN PENUTUPAN LAHAN DENGAN MENGGUNAKAN GIS •Penetapan wilayah Sub DAS Karang Mumus dengan menggunakan peta RBI (Rupa Bumi Indonesia) •Batas-batas wilayah DAS yang telah ada dioverlaykan pada Landsat 7 •Pengumpulan data dan peta. Kemudian data-data tersebut diinput dengan digitasi peta dan data tabular. Digitasi peta dilakukan dengan perangkat lunak Arcview versi 3.3 diatas meja digitasi dan diexport menjadi format shape file; data tabular dengan Ms Access dan Ms Excel; •Proses editing merupakan bagian kegiatan yang dilakukan setelah digitasi peta •Pemberian kode atau kelas •Proyeksi peta digital ke dalam proyeksi geografis dan UTM •Melakukan klasifikasi penutupan lahan, curah hujan, kelerengan, jenis tanah dan klasifikasi pada jaringan sungai dan menganalisis sesuai dengan tiap Sub-sub DAS Karang Mumus. Sistem klasifikasi menggunakan klasifikasi terbimbing; •Melakukan proses analisis perubahan lahan, dengan melakukan proses tumpangsusun (overlay), dengan cara ini perubahan diidentifikasikan dengan membandingkan hasil klasifikasi citra dengan peta. •Survai lapangan •Verfikasi lapangan untuk melihat hasil interpretasi/penafsiran dengan kenyataan di lapangan; KESIMPULAN: DAMPAK PEMANFAATAN LAHAN YANG TIDAK SESUAI RTRW: • Lahan terdegradasi semakin banyak. • Global warning “CLIMATE CHANGE” • Produktivitas lahan menurun . • Banjir dan longsor menjadi fenomena rutin. • Ketersedian air menyusut akibat kekeringan TEKNIK KONSERVASI DAPAT DILAKUKAN UNTUK :Meningkatkan fungsi hidrologis DAS (Mencegah banjir dan kehilangan Air/kekeringan), Menurunkan erosi dan sedimentasi